Post on 05-Sep-2015
description
transcript
FISIOLOGI PENDENGARANBy Sawiji AmaniMobile phone: 081 328 028333E-mail: sawijiamani@gmail.com
Lecturer and ResearcherNursing Basic Science DepartmentMuhammadiyah Gombong UniversityJune 2009
ANATOMI TELINGATelinga luar (auris externa)Auricula (helix, lobulus)Canalis auditorius externus - cerumenMembrana tympaniTelinga tengah (auris media)MalleusIncusStapesTelinga dalam (auris interna)Canalis semicircularisVestibulaCochlea (35 mm, 2 lingkaran)
Tuba auditiva (Eustachius) M. tensor tympani (n. V) malleus M. stapedius (n. VII) stapes - hyperacusia Refleks tympani 40 160 ms
Telinga dalam
Labyrinthus osseus Labyrinthus membranaceus Canalis semicircularis - Ductus semicircularis Vestibulus - Utriculus - Sacculus Cochlea - Scala vestibuli - Scala media (ductus cochlearis) - Scala tympani
perilymphe endolymphe (kadar K+ tinggi)
- Helicotrema - Membrana vestibularis (membrana Reissner) - Membrana basalis
Scala vestibuli fenestra ovale Scala tympani fenestra rotunda (membrana tympani secunder) Scala media bermuatan + dibandingkan scala vestibuli & tympani
Organon Corti (organon spiralis) Sel rambut 3 baris outer hair cells (puncak tertanam di membrana tectoria; 5-10% inervasi sensoris; 90% inervasi motoris kolinergik) 1 baris inner hair cells (90-95% inervasi sensoris; sedikit inervasi motoris) Hair bundle = 30 150 stereocilia (panjang berbeda-beda); kinocilium di cochlea dewasa hilang Stereocilia terendam endolymphe Dasar sel rambut terendam perilymphe
Supporting cells/ Sustentacular cells Lamina reticularis & Membrana tectoria Cabang cochlearis n. VIII & Ganglion spiralis
Gelombang Suara
Kecepatan di udara = 344 m/detik, 20C Kecepatan seiring suhu & ketinggian Kecepatan di air tawar = 1450 m/s, 20C Kecepatan di air garam Frekuensi getaran suara = pitch Frekuensi suara terdengar: 20 20.000 Hz (biasanya 500 5000 Hz) Frekuensi bicara = 100 3000 Hz
Semakin besar intensitas (amplitudo) suara semakin keras suara Intensitas suara = decibels (dB) dB = 10 log ____Intensitas suara_______ Intensitas suara standar 0 dB ketiadaan suara 0 dB intensitas suara = intensitas suara standar Ambang pendengaran = 0 dB 1000 Hz
BunyiIntensitas Suara (dB)Gemerisik daun15Bisikan30Percakapan normal60Vacuum cleaner75Teriakan80Suara motor90Suara tak nyaman120Suara menyakitkan telinga140
Masking: Berkurangnya kemampuan seseorang untuk mendengar suara akibat hadirnya suara lain
FISIOLOGI PENDENGARAN
FISIOLOGI PENDENGARANAuricula mengarahkan gelombang suara ke meatus acusticus externus canalis auditoris externus membrana tympaniMembrana tympani bergetar (resonator) tergantung frekuensi & intensitasVibrasi malleus incus stapes (kekuatan 1,3 x) Getaran stapes fenestra ovale (20x > kuat daripada membrana tympani)Getaran fenestra ovale perilymphe scala vestibuli
6. Scala vestibuli scala tympani fenestra rotunda7. Deformasi dinding scalae membrana vestibularis8. Membrana vestibularis endolymphe (ductus cochlearis)9. Endolymphe membrana basalis10. Membrana basalis menggerakkan sel rambut terhadap membrana tectoria
Setiap bagian membrana basalis berespon maksimal terhadap gelombang suara frekuensi tertentu Membrana basalis dekat basis cochlea: sempit & kaku frekuensi tinggi (20.000 Hz) Membrana basalis dekat apex cochlea: lebar & lentur frekuensi rendah (20 Hz)
Stimulasi pada Sel Rambut Sel rambut mentransduksi getaran mekanis sinyal listrik Membrana basalis bergetar stereocilia (hair bundles) pada apex sel rambut bergeser satu sama lain
Protein tip link menghubungkan puncak tiap stereocilia dengan mechanically gated ion channels (kanal transduksi) pada stereocilia yang lebih tinggi di sebelahnya
Stereocilia menekuk ke arah stereocilia yang lebih tinggi tip links membuka kanal transduksi
Ion K+ masuk ke dalam sel rambut potensial reseptor pendepolarisasi (potensial membran -60mV -50mV) menyebar di membran plasma membuka voltage-gated Ca2+ channels di dasar sel rambut Ca2+ masuk sel rambut eksositosis vesikel sinaptik berisi neurotransmiter glutamat neuron sensoris
Tekukan stereocilia ke arah berlawanan menutup kanal transduksi repolarisasi & hiperpolarisasi neurotransmiter frekuensi impuls saraf
Emisi otoakustik: getaran outer hair cells sebagai respon gelombang suara & sinyal dari neuron motorik stapes Outer hair cells memanjang/ hiperpolarisasi memendek/ depolarisasi kekakuan membrana tectoria berubah gerakan membrana basalis respon inner hair cells Deteksi emisi otoakustik pemeriksaan gangguan pendengaran pada bayi
Jaras Auditoris Cabang cochlearis n. Vestibulocochlearis (VIII) nuclei cochlearis medulla oblongata nuclei olivarii superior pons Colliculus inferior mesencephalon nucleus geniculatum mediale thalamus area auditoris primer di gyrus temporalis superior cortex cerebri (Area Brodmann 41 & 42)
Jaras dari berbagai bagian cochlea berbeda-beda Area yang berbeda di korteks auditoris primer untuk frekuensi berbeda Gelombang suara intensitas tinggi vibrasi di membrana basalis frekuensi impuls saraf ke otak Persepsi auditoris bersifat bilateral Perbedaan timing impuls di nuclei olivarii lokalisasi suara
Konduksi Tulang dan Udara
Konduksi osikular: udara ossicula auditiva Konduksi udara: udara fenestra rotunda Konduksi tulang: via tulang cranium
Ketulian: Tuli konduksi: Sumbat pada canalis auditorius externus, penebalan membrana tympani, rigiditas stapes Tuli saraf: Kebisingan, tumor, presbycusis, aminoglycosida (streptomycin, gentamicin) obstruksi kanal stereocilia
Suara Keras & Kerusakan Sel Rambut Musik keras, suara pesawat jet, mesin pemotong rumput, vacuum cleaners merusak sel rambut
Konser rock, headphones murah 110 dB
Ketulian dimulai dari hilangnya sensitivitas terhadap suara high pitch
Kesehatan kerja pelindung telinga (> 90 dB)
Ear plugs baik dapat mengurangi 30 dB
Tes Pendengaran Rinne Test- Garpu tala di processus mastoideus telinga Normal: konduksi udara > konduksi tulang Tuli konduksi: Konduksi udara tak terdengar Tuli saraf: Konduksi udara terdengar (tuli parsial)
Weber Test Garpu tala di vertex Normal: Mendengar sama kuat Tuli konduksi: Terdengar > di telinga sakit Tuli saraf: Terdengar > di telinga normal
Schwabach test Konduksi tulang pasien : pemeriksa Tuli konduksi: Konduksi tulang > baik daripada normal Tuli saraf: Konduksi tulang > buruk daripada normal
FISIOLOGI KESEIMBANGAN Keseimbangan statis: Pemeliharaan posisi badan terhadap gravitasi Keseimbangan dinamis: Pemeliharaan posisi badan terhadap gerakan cepat (rotasi, akselerasi, deselerasi) Organ reseptor keseimbangan: Aparatus vestibularis (sacculus, utriculus, ductus semicircularis) Canalis semicircularis akselerasi rotasional Utriculus keseimbangan statis & akselerasi linear horizontal Sacculus keseimbangan statis & akselerasi linear vertikal
Organ Otolitik (Macula): Utriculus dan Sacculus Area kecil, menebal: macula Macula: Sel rambut Sel pendukung (supporting cells) > 70 Hair bundles (stereocilia) + tip links 1 kinocilium > stereocilia Membran otolitik: lapisan glikoprotein gelatinosa tebal Otolith/ Otoconia: lapisan kalsium karbonat padat
Menundukkan kepala membrana otolitik tertarik gravitasi menekuk stereocilia Duduk di mobil mobil bergerak ke depan tiba-tiba membrana otolitik tertinggal menekuk stereocilia Tekukan stereocilia meregangkan tip links membuka kanal transduksi potensial reseptor depolarisasi Tekukan ke arah berlawanan repolarisasi
Ductus Semicircularis Crista ampullaris: - Sel rambut - Supporting cells/ sustentacullar cells - Cupula: materi gelatinosa
Kepala bergerak endolymphe tertinggal deformasi cupula berlawanan arah terhadap rotasi menekuk stereocilia potensial reseptor impuls saraf Rotasi konstan cupula tegak lagi Rotasi berhenti endolymphe bergeser ke arah rotasi deformasi cupula searah rotasi
Neurotransmiter dari sel rambut neuron sensoris orde 1 (cabang vestibular n. VIII) Ganglion vestibular Neuron motoris bersinaps dengan sel rambut & neuron sensoris regulasi sensitivitas
Jaras Keseimbangan
Mayoritas cabang vestibular n. VIII nuclei vestibular medulla oblongata & pons Nuclei n. III, IV, VI, XI tractus vestibulospinalis
Sebagian cabang vestibular n. VIII peduncullus cerebelli inferior cerebellum Area motorik cerebrum
Refleks vestibulo-okular (nystagmus) Stimulasi kalorik nystagmus, vertigo, nausea
RujukanTortora GJ & Derrickson B (2006). Principles of Anatomy and Physiology, 11th ed. Chapter 15, Pages: 595 605Ganong WF (2005). Review of Medical Physiology, 22nd ed. Chapter 9, Pages 171 - 184.