Post on 25-Aug-2018
transcript
ANALISIS PERINGKAT DAYA
SAING INDONESIA 2008-2011
Herry Darwanto
Bappenas 7 Oktober 2011
www.weforum.org
IKHTISAR
1. Konsep Daya Saing
2. Pengukuran Daya Saing
3. Daya Saing Internasional dan Regional
4. Unsur2 Pembentuk Daya Saing Indonesia
5. Kendala Daya Saing
Competitiveness is a set of institutions, policies, and factors
that determine the level of productivity of a country
KONSEP DAYA SAING
The level of productivity, in turn, sets the level of prosperity that can be earned by an economy
(XAVIER SALA-I-MARTIN, et. al, 2011)
PENGUKURAN DAYA
SAING
1 Institusi
2 Infrastruktur
3 Makroekonomi
4 Kesehatan dan pendidikan dasar
5 Pendidikan tinggi
6 Efisiensi pasar barang
7 Efisiensi pasar tenaga kerja
8 Pasar keuangan
9 Kesiapan teknologi
10 Besaran pasar
11 Kecanggihan bisnis
12 Inovasi
Index Daya Saing
Sub-Index (3) 1. Persyaratan Dasar 2. Faktor Efisiensi 3. Faktor Inovasi
Pilar (12)
Indikator (113)
PENGUKURAN DAYA SAING (WEF)
Setiap Sub-Index mempunyai bobot yang berbeda sesuai
dengan tingkat kemajuan ekonomi
Indonesia termasuk ke dalam Kelompok Negara Tahap 2: Efficiency Driven Economy
• Setiap pilar dalam Sub-Index mempunyai bobot
yang berbeda
DATA:
1. Statistik (1/3): WEO (IMF)
2. Survei Opini (2/3)
Terbit pertama: 1979
Jumlah negara: 142 (2011)
10 NEGARA PALING KOMPETITIF 2011 NEGARA PERINGKAT 10
BESAR Swiss 1
Singapura 2
Swedia 3
Finlandia 4
AS 5
Jerman 6
Belanda 7
Denmark 8
Jepang 9
Inggris 10
• Didominasi negara2 Eropa
• Perubahan cukup dinamis
• Singapura: naik
• Jepang: naik walau ada tsunami
• Inggris: naik setelah krisis
• AS: bukan tertinggi
• Besar ekonomi tidak berpengaruh
• Besar penduduk tidak berpengaruh
GCR 2011-12
ASEAN 2010-11
Naik: Filipina, Malaysia
Turun: Vietnam, Indonesia, Thailand
NEGARA
PERINGKAT PERU-
BAHAN
2010 2011
Filipina 85 75 10
Malaysia 26 21 5
Singapura 3 2 1
Thailand 38 39 -1
Indonesia 44 46 -2
Vietnam 59 65 -6
BRICS+ 2010-11
NEGARA PERINGKAT PERU-
BAHAN
2010 2011
Meksiko 66 58 8
Brazil 58 53 5
Afrika Selatan 54 50 4
Turki 61 59 2 China 27 26 1
Korea Selatan 22 24 -2
Indonesia 44 46 -2 Rusia 63 66 -3 India 51 56 -5
Naik
Turun
Rata2 2006-11 Jumlah negara
>3 9
1-3 19
0-1 22
<0 59
Negara
2011
Rata2 2006-11
31 Estonia 31 -1
32 Kuwait 32 2.4
33 Czech Republic 33 -1
34 Bahrain 34 3
35 Thailand 35 -0.2
36 Poland 36 2
37 Cyprus 37 0.6
38 Spain 38 -0.8
39 Indonesia 39 1.6
40 Slovenia 40 -4
113 negara GCR 2006-11
Negara 2006-
07 2007-
08 2008-09
2009-10
2010-11 Rata2
Sri Lanka 13 -6 -2 17 9 6.2 Vietnam 13 -1 -5 16 -5 3.6 Indonesia -1 0 1 10 -2 1.6 Malaysia 5 0 -3 -1 5 1.2 Piipina 4 1 -16 4 10 0.6 Singapura -2 2 2 0 1 0.6 Thailand 6 -5 -1 -1 0 -0.2
Peringkat 31-40
Sub-Indeks 2008-2009
2009-2010
2010-2011
2008-2011
Peringkat keseluruhan 1 10 -2 9
Kelompok persyaratan dasar 6 10 7 23
Kelompok penopang efisiensi -1 -1 -5 -7
Kelompok inovasi dan kecanggihan bisnis 5 3 -4 4
INDONESIA: Perubahan Daya Saing 2008-2011
INDONESIA: PERINGKAT PILAR (1)
Kelompok Indikator 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2008-2011
INDEKS DAYA SAING 1 10 -2 9
KELOMPOK PERSYARATAN DASAR 6 10 7 23
Makroekonomi 20 17 12 49
Kesehatan dan pendidikan dasar 5 20 -2 23
Infrastruktur 2 2 6 10
Institusi 10 -3 -10 -3
KELOMPOK PENOPANG EFISIENSI -1 -1 -5 -7
Pendidikan tinggi 2 3 -3 2
Besaran pasar 1 1 0 2
Kesiapan teknologi 0 -3 -3 -6
Pasar keuangan -4 -1 -7 -12
Efisiensi pasar barang -4 -8 -18 -30
Efisiensi pasar tenaga kerja -32 -9 -10 -51
KELOMPOK INOVASI DAN KECANGGIHAN BISNIS 5 3 -4 4
Inovasi 8 3 0 11
Kecanggihan bisnis -1 3 -8 -6
INDONESIA: PERINGKAT PILAR (2)
Kelompok Indikator
2008-
2009
2009-
2010
2010-
2011
2008-
2011
1 Makroekonomi 20 17 12 49
2 Kesehatan dan pendidikan dasar 5 20 -2 23
3 Inovasi 8 3 0 11
4 Infrastruktur 2 2 6 10
5 Pendidikan tinggi 2 3 -3 2
6 Besaran pasar 1 1 0 2
7 Institusi 10 -3 -10 -3
8 Kesiapan teknologi 0 -3 -3 -6
9 Kecanggihan bisnis -1 3 -8 -6
10 Pasar keuangan -4 -1 -7 -12
11 Efisiensi pasar barang -4 -8 -18 -30
12 Efisiensi pasar tenaga kerja -32 -9 -10 -51
No INSTITUSI 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Efisiensi hukum dlm penyelesaian sengketa 69 60 52 121 69 -8 -9 52
2 Perlindungan HAKI 62 58 67 102 35 9 -4 40 3 Hak cipta 84 84 81 117 36 -3 0 33 4 Beban regulasi pemerintah 44 36 59 66 7 23 -8 22
5 Efiensi hukum dlm penegakan peraturan 61 55 87 81 -6 32 -6 20
6 Kebocoran anggaran 34 30 23 45 22 -7 -4 11 7 Kolusi pejabat 36 28 28 45 17 0 -8 9 8 Kepercayaan thd politisi 56 51 52 59 7 1 -5 3
9 Penyimpangan dana pemerintah 66 60 59 68 9 -1 -6 2
10 Kekuatan perlindungan investor 36 33 na na -3 -3
11 Ongkos bisnis dari kejahatan dan kekerasan 95 75 81 85 4 6 -20 -10
12 Kriminalitas terorganisasi 109 98 79 97 18 -19 -11 -12 13 Kehandalan polisi 88 80 102 75 -27 22 -8 -13
14 Perlindungan kepentingan pemegang saham minoritas 66 48 na na -18 -18
15 Penyuapan 103 95 66 80 14 -29 -8 -23 16 Kemampuan dewan direksi 73 54 48 na -6 -19 -25
17 Transparansi pemerintah 87 91 89 47 -42 -2 4 -40 18 Kebebasan peradilan 76 67 36 23 -13 -31 -9 -53 19 Ongkos bisnis dari terorisme 114 101 62 61 -1 -39 -13 -53
20 Kekuatan standar akuntansi dan pelaporan 94 78 32 34 2 -46 -16 -60
21 Perilaku etis perusahaan 107 99 76 27 -49 -23 -8 -80
Pilar INSTITUSI ANALISIS PER PILAR Institusi 10 -3 -10 -3
No INFRASTRUKTUR 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Kualitas infrastruktur transportasi udara 20 21 21 45 24 0 1 25
2 Kualitas jalan 83 84 94 102 8 10 1 19
3 Pelanggan telpon gerak 82 98 na na 16 16
4 Kualitas infrastruktur kereta api 52 56 60 68 8 4 4 16
5 Kualitas infrastruktur umum 82 90 96 96 0 6 8 14
6 Tempat duduk pesawat 80 69 68 80 12 -1 -11 0
7 Sambungan telpon tetap 79 82 79 45 -34 -3 3 -34
8 Kualitas infrastruktur pelabuhan 103 96 95 59 -36 -1 -7 -44
9 Kualitas pasokan listrik 98 97 96 23 -73 -1 -1 -75
Pilar INFRASTRUKTUR Infrastruktur 2 2 6 10
Pilar MAKROEKONOMI
No MAKROEKONOMI 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Neraca anggaran dan belanja pemerintah 30 41 74 84 10 33 11 54
2 Hutang pemerintah 37 51 56 63 7 5 14 26
3 Tingkat tabungan nasional 21 16 40 40 0 24 -5 19
4 Peringkat kredit negara 59 72 na na 13 13
5 Sebaran suku bunga 84 66 60 74 14 -6 -18 -10
6 Inflasi 96 92 80 79 -1 -12 -4 -17
Makroekonomi 20 17 12 49
Pilar KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DASAR
No KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DASAR 2011 2010 2009 2008
2008-09
2009-10
2010-11
2008-11
1 Tingkat partisipasi pendidikan dasar 45 52 56 48 -8 4 7 3
2 Kejadian TBC 108 105 108 109 1 3 -3 1 3 Harapan hidup 91 91 92 89 -3 1 0 -2 4 Kualitas pendidikan dasar 54 55 58 51 -7 3 1 -3 5 Persebaran HIV 55 55 54 50 -4 -1 0 -5 6 Kematian bayi 100 97 85 88 3 -12 -3 -12 7 Kejadian malaria 110 111 105 96 -9 -6 1 -14 8 Dampak bisnis malaria 112 106 97 93 -4 -9 -6 -19 9 Dampak bisnis TBC 116 102 92 86 -6 -10 -14 -30
10 Dampak bisnis HIV/AIDS 112 95 88 78 -10 -7 -17 -34
Kesehatan dan pendidikan dasar 5 20 -2 23
No PENDIDIKAN TINGGI 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Tingkat partisipasi pendidikan menengah 91 95 93 102 9 -2 4 11
2 Akses internet sekolah 49 50 59 58 -1 9 1 9
3 Tingkat partisipasi pendidikan tinggi 87 89 90 91 1 1 2 4
4 Kualitas sistem pendidikan 44 40 44 39 -5 4 -4 -5
5 Kualitas pendidikan matematika dan keilmuan 53 46 50 46 -4 4 -7 -7
6 Keberadaan pendidikan dan riset khusus 61 52 48 43 -5 -4 -9 -18
7 Kualitas sekolah manajemen 68 55 51 48 -3 -4 -13 -20 8 Cakupan pelatihan staf 52 36 33 31 -2 -3 -16 -21
Pilar PENDIDIKAN TINGGI
Pendidikan tinggi 2 3 -3 2
No EFISIENSI PASAR BARANG 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11 1 Beban prosedur kepabeanan 85 89 83 95 12 -6 4 10
2 Jumlah prosedur utk memulai bisnis 94 88 99 103 4 11 -6 9
3 Tarif perdagangan 63 48 71 66 -5 23 -15 3 4 Waktu untuk memulai bisnis 121 121 121 123 2 0 0 2 5 Keluasan dan efek perpajakan 23 17 22 16 -6 5 -6 -7 6 Impor/PDB 130 124 114 118 4 -10 -6 -12 7 Tingkat pajak total 61 60 54 46 -8 -6 -1 -15 8 Efektivitas kebijakan anti monopoli 53 35 30 29 -1 -5 -18 -24 9 Keluasan dominasi pasar 53 42 34 28 -6 -8 -11 -25
10 Ongkos kebijakan pertanian 41 22 22 15 -7 0 -19 -26 11 Kepuasan/kecanggihan pembeli 51 35 30 25 -5 -5 -16 -26 12 Tingkat orientasi konsumen 74 60 54 46 -8 -6 -14 -28 13 Dampak bisnis peraturan PMA 78 49 41 42 1 -8 -29 -36
14 Keberadaan hambatan perdagangan 78 58 38 34 -4 -20 -20 -44
15 Intensitas kompetisi lokal 89 54 47 44 -3 -7 -35 -45 16 Kepemilikan investor asing 74 54 41 24 -17 -13 -20 -50
Pilar EFISIENSI PASAR BARANG Efisiensi pasar barang -4 -8 -18 -30
No EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA 2011 2010 2009 2008
2008-09
2009-10
2010-11
2008-11
1 Partisipasi perempuan dalam ketenagakerjaan 108 109 104 102 -2 -5 1 -6
2 Pembayaran dan produktivitas 28 20 29 18 -11 9 -8 -10 3 Biaya redundansi 131 127 119 117 -2 -8 -4 -14 4 Kekakuan lapangan kerja 104 100 82 87 5 -18 -4 -17
5 Perpindahan keluar negeri tenaga terdidik 37 27 25 19 -6 -2 -10 -18
6 Kebergantungan pada manajemen profesional 70 57 55 47 -8 -2 -13 -23
7 Praktek penerimaan dan pemutusan kerja 51 38 34 19 -15 -4 -13 -32
8 Fleksibilitas penentuan upah 113 98 92 79 -13 -6 -15 -34
9 Kerjasama hubungan karyawan-pengusaha 68 47 42 19 -23 -5 -21 -49
Pilar EFISIENSI PASAR TENAGA KERJA Efisiensi pasar tenaga kerja -32 -9 -10 -51
No PASAR KEUANGAN 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11 1 Kemudahan akses pinjaman 16 14 21 65 44 7 -2 49 2 Keberadaan modal ventura 17 9 15 41 26 6 -8 24 3 Keberadaan jasa keuangan 57 59 56 72 16 -3 2 15 4 Kesehatan bank 112 92 96 121 25 4 -20 9
5 Kemampuan membayar jasa keuangan 54 59 na na 5 5
6 Pembiayaan melalui pasar saham lokal 25 13 13 19 6 0 -12 -6
7 Peraturan perdagangan saham 56 49 45 37 -8 -4 -7 -19 8 Indeks hak hukum 105 103 98 52 -46 -5 -2 -53
Pilar PASAR KEUANGAN Pasar keuangan -4 -1 -7 -12
No KESIAPAN TEKNOLOGI 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Penyerapan teknologi perusahaan 54 65 65 65 0 0 11 11
2 Pelanggan internet pita lebar 103 99 101 100 -1 2 -4 -3
3 Pita lebar internet 108 102 na na -6 -6
4 Pengguna internet 117 107 87 107 20 -20 -10 -10
5 Keberadaan teknologi terbaru 74 77 72 61 -11 -5 3 -13
6 PMA dan transfer teknologi 64 54 49 24 -25 -5 -10 -40
Pilar KESIAPAN TEKNOLOGI
Kesiapan teknologi 0 -3 -3 -6
No BESARAN PASAR 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Indeks besaran pasar domestik 16 15 16 16 0 1 -1 0
2 Indeks besaran pasar luar negeri 23 23 23 24 1 0 0 1
3 PDB (PPP) 15 15 16 16 0 1 0 1
4 Ekspor/PDB 109 102 92 91 -1 -10 -7 -18
Pilar BESARAN PASAR
Besaran pasar 1 1 0 2
No KECANGGIHAN BISNIS 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11 1 Kecanggihan proses produksi 56 52 60 72 12 8 -4 16 2 Kepanjangan rantai nilai 29 26 35 36 1 9 -3 7 3 Sifat keunggulan daya saing 41 33 34 38 4 1 -8 -3 4 Keluasan pemasaran 61 56 56 55 -1 0 -5 -6 5 Kuantitas pemasok lokal 57 43 50 50 0 7 -14 -7
6 Pengendalian distribusi internasional 43 33 39 35 -4 6 -10 -8
7 Kualitas pemasok lokal 68 61 58 57 -1 -3 -7 -11 8 Perkembangan klaster 33 24 24 18 -6 0 -9 -15
9 Kesediaan mendelegasikan kewenangan 56 32 26 28 2 -6 -24 -28
Pilar KECANGGIHAN BISNIS
Kecanggihan bisnis -1 3 -8 -6
No INOVASI 2011 2010 2009 2008 2008-
09 2009-
10 2010-
11 2008-
11
1 Lelang pemerintah utk produk teknologi maju 34 30 34 87 53 4 -4 53
2 Kapasitas inovasi 30 30 44 53 9 14 0 23
3 Kerjasama universitas-industri dalam riset 41 38 43 54 11 5 -3 13
4 Belanja riset perusahaan 31 26 28 34 6 2 -5 3 5 Paten per sejuta penduduk 86 89 87 84 -3 -2 3 -2
6 Keberadaan ilmuwan dan insinyur 45 31 31 31 0 0 -14 -14
7 Kualitas lembaga riset keilmuan 55 44 43 39 -4 -1 -11 -16
Pilar INOVASI
Inovasi 8 3 0 11
KODE INDIKATOR PERINGKAT 1 10.03 GDP (PPP) 15 2 8.04 Ease of access to loans 16 3 10.01 Domestic market size index 16 4 8.05 Venture capital availability 17 5 2.06 Available airline seat kilometers 20 6 3.02 Gross national savings 21 7 6.04 Extent and effect of taxation 23 8 10.02 Foreign market size index 23
9 8.03 Financing through local equity market 25
10 7.06 Pay and productivity 28 11 11.05 Value chain breadth 29 12 3.01 Government budget balance 30 13 12.01 Capacity for innovation 30
INDIKATOR TERBAIK (30 besar dunia)
KODE INDIKATOR PERINGKAT 1 4.01 Business impact of malaria 112 2 4.05 Business impact of HIV/AIDS 112 3 8.06 Soundness of banks 112
4 7.02 Flexibility of wage determination 113
5 1.13 Business costs of terrorism 114
6 4.03 Business impact of tuberculosis 116
7 9.04 Internet users 117
8 6.07 Time required to start a business 121
9 6.14 Imports as a percentage of GDP 130
10 7.05 Redundancy costs 131
10 INDIKATOR TERBURUK 2011
2011
1. Korupsi
2. Birokrasi pemerintah yang tidak efisien
3. Infrastruktur yang tidak memadai
4. Ketidakstabilan politik 5. Akses pada pembiayaan
6. Tenaga kerja terdidik yang tidak memadai
7. Etika kerja yang buruk 8. Ketidakstabilan pemerintah
9. Inflasi
10. Peraturan pajak
11. Tingkat pajak
12. Peraturan buruh yang membatasi
13. Kriminalitas dan pencurian
14. Kesehatan umum yang buruk
15. Peraturan mata uang asing
THE MOST PROBLEMATIC FACTORS FOR DOING BUSINESS
2008 2009 2010 2011
1 Birokrasi pemerintah
Birokrasi pemerintah
Birokrasi pemerintah
Korupsi
2 Infrastruktur Infrastruktur Korupsi
Birokrasi pemerintah
3 Korupsi
Ketidakstabilan politik
Infrastruktur Infrastruktur
4 Peraturan buruh Korupsi
Akses pembiayaan
Ketidakstabilan politik
5 Inflasi Akses pembiayaan Inflasi
Akses pembiayaan
LIMA MASALAH UTAMA PENGHAMBAT BISNIS
KESIMPULAN GCI:
Bermanfaat sbg benchmarking dengan negara lain
Banyak dipakai oleh dunia usaha
Bukan satu2nya ukuran
Mengandung kelemahan
Fokus pada daya saing, aspek lain perlu diukur
Bappenas:
mencermati indikator yg rendah/turun, menyusun program peningkatan
mempertahankan indikator yang naik/tinggi
belajar dari negara lain
melengkapi dengan indikator baru yang lebih tajam, dll