DISTRIBUTION AND ESTIMATION OF HEAVY METAL (Pb ...

Post on 25-Nov-2021

4 views 0 download

transcript

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)(Vol 9 No. 2 Tahun 2021)

DISTRIBUTION AND ESTIMATION OF HEAVYMETAL (Pb) CONTAMINATION LEVELS IN THEWATER AND SEDIMENT BONDET ESTUARY,CIREBON

Sri Wahyuningsih1 · Feti Fatimatuzzahroh2 · Arbi MeiGitarama3

Ringkasan The water and sediment ca-used by heavy metal has become a ma-jor problem in coastal areas. Heavy me-tals released into the water binds toparticulate matter, accumulate into se-diments and its predicted by the pollu-tion assessment method. The aims ofthis research was to investigate the dis-tribution and contamination levels ofPb in water and sediments of BondetEstuary. Water and sediments sampleswere collected from four stations of Bon-det Estuary in September 2020. The mo-nitoring data of water quality status,contamination factor (CF), and geo accu-mulation index (Igeo) were used to pro-vide a assessment of the Pb contami-nation. The concentration of Pb in wa-ter at all stations (0,024-0,031 mg/L)was higher than the standard surfacewater, with the status is lightly pollu-ted (class B). CF index for all stations1 ≤ CF <3 indicates moderate Pb con-tamination in the sediment, while Igeo

1) Program Studi Nautika, Akademi Maritim Cirebon(AMC), Jalan Dukuh Semar No. 1 Harjamukti Cire-bon, Indonesia 2) Fakultas Teknologi Kelautan dan Il-mu Perikanan, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU)Cirebon, Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 288 Ci-rebon, Indonesia 3)Institut Teknologi dan Sains Na-hdlatul Ulama LosarangE-mail: syuni0389@gmail.com

for each station is <0, which means nocontamination. Overall when referringto some guidelines for sediment stan-dards, Pb concentrations at all stationswere still below the standard value forsediment. This study provides a basisfor assessing future conditions and risks,so that it can contribute to the mana-gement and evaluation of heavy metalcontamination in the Bondet Estuary.

Keywords Heavy metal, contaminationfactor, geo-accumulation index, Bondet River

PENDAHULUAN

Pertumbuhan populasi dan perkembang-an industri telah sangat mempengaruhibeban pencemaran di lingkungan pesi-sir (Arifin et al., 2012). Kawasan pesi-sir menjadi ekosistem yang paling rent-an terhadap perubahan. Hal ini dikare-nakan pesisir menjadi perangkap danpenyaring bahan alami dan polutan an-tropogenik. Kontaminan beracun seper-ti logam dan polutan organik merupak-an bagian dari produk komersial danproses industri yang dibuang secara lang-sung ke sungai dan terbawa sampai per-airan pesisir (Gao et al., 2014). Ting-

924 Sri Wahyuningsih1 et al.

kat pencemaran meningkat secara sig-nifikan seiring dengan meningkatnya lim-bah industri dan limbah domestik yangmasuk ke perairan (Jose et al., 2011;Anas, 2012).

Pencemaran logam berat di pesisir te-lah menjadi permasalahan penting disejumlah negara, termasuk di Indone-sia (Arifin et al., 2012). Kontaminasilogam berat yang parah di kawasan pe-sisir sebagian besar tercatat ada di Pe-sisir Utara Pulau Jawa dan Timur Su-matera, sementara perairan Pesisir Ka-limantan dan Kepulauan Sulawesi se-cara umum relatif masih alami (Arifinet al., 2012; Nindyapuspa and Ni am,2017).

Muara Sungai Bondet menjadi salah sa-tu kawasan pesisir di Kabupaten Cire-bon yang banyak mendapat tekanan ling-kungan akibat masukan limbah dari ke-giatan industri, domestik, dan pertani-an yang terbawa melalui aliran sungai.Tercatat ada 18 aliran sungai di Kabu-paten Cirebon yang bermuara ke lautdan menjadi tempat pembuangan akhirbagi kegiatan manusia (Anas, 2012). Ber-dasarkan laporan Status Lingkungan Hi-dup Kabupaten Cirebon (SLHD) Tahun2014, perusahaan yang telah memili-ki instalasi pengolahan limbah cair ti-dak lebih dari 10%, sementara sebagi-an besar lainnya langsung membuanglimbah ke sungai. Hasil penelitian Su-dirman and Husrin (2014) berdasarkanindeks pencemaran menunjukkan kon-disi Pesisir Kabupaten Cirebon pada se-tiap lokasi pengambilan sampel dalamkondisi tercemar, termasuk Muara Bon-det.

Logam berat adalah kelompok polut-an yang memiliki signifikansi ekologistinggi (Ghrefat and Yusuf, 2006; Kha-led et al., 2006), efek toksik, akumu-

latif di perairan (Pan and Wang, 2012;Hu et al., 2013; Gotze et al., 2014), danbiokonsentrasi melalui rantai makanan(Gotze et al., 2014; Rahmanpour et al.,2014; Benson et al., 2017). Tidak se-perti polutan organik yang dapat ter-degradasi menjadi komponen yang ku-rang berbahaya melalui proses biologiatau kimia, logam berat dianggap se-bagai polutan yang tidak dapat terde-gradasi (Pan and Wang, 2012; Silam-barasan et al., 2012). Logam berat ti-dak dapat dihilangkan dari air denganpemurnian diri, tetapi terakumulasi da-lam partikulat tersuspensi dan sedimen,kemudian melalui proses jaring makan-an akan diserap oleh konsumen yanglebih tinggi (Ghrefat and Yusuf, 2006;Khaled et al., 2006; Cevik et al., 2009;Sun et al., 2011). Kontaminan ini me-nimbulkan ancaman serius terhadap eko-sistem pesisir, laut dan masyarakat, meng-akibatkan perubahan struktur dan fung-si ekosistem, eutrofikasi, penurunan ha-sil perikanan, kerugian ekonomi besar(Huang et al., 2013; Gao et al., 2014),menyebabkan efek toksik baik lethal ma-upun sub lethal, bahkan karsinogenikpada manusia yang mengkonsumsi or-ganisme yang terpapar logam berat (Sup-rapti et al., 2016).

Setelah masuk ke perairan, logam ber-at yang terlarut dalam air akan teraku-mulasi dalam sedimen (Noegrohati, 2005;Passos et al., 2011; Wulan et al., 2013),atau dapat terlepas kembali ke kolomperairan tergantung kondisi fisika, ki-mia dan biologi perairan (Sitorus, 2004;Davutluoglu et al., 2011; Silva et al.,2017). Pengukuran logam berat dalamsedimen memberikan indikator yang le-bih baik daripada bentuk terlarut. Kon-sentrasi logam berat dalam sedimen re-latif stabil dan dapat meningkat, semen-

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 925

tara konsentrasi logam berat di air sa-ngat fluktuatif, sehingga sulit untuk me-nilai tingkat pencemaran logam di areayang luas (Arifin et al., 2012).

Toksisitas dari logam berat tergantungpada jenis logam, bioavailibilitas, ting-kat penyerapan organisme, akumulasidi dalam tubuh dan tingkat ekskresi (Go-tze et al., 2014). Hasil penelitian Si-lva et al. (2017) menunjukkan bahwalogam berat Pb memiliki bioavaibili-tas paling rendah dibanding dengan lo-gam lain seperti Zn, Cr, Cu dan Cd,sehingga potensi akumulasi dalam se-dimen lebih besar. Beberapa peneliti-an lain juga dilakukan untuk mengukurtingkat pencemaran logam berat dalamsedimen (Ghrefat and Yusuf, 2006; Kha-led et al., 2006; Chen et al., 2007; Ce-vik et al., 2009; Vukovic et al., 2011;Permanawati et al., 2016; Bhuyan et al.,2017; Xu et al., 2017; Chen et al., 2019;Cui et al., 2019; Hoang et al., 2020; Is-lam et al., 2020).

Beberapa penelitian tersebut menunjukk-an bahwa kajian mengenai sebaran lo-gam berat di pesisir penting untuk di-lakukan, karena tidak hanya terkait de-ngan kondisi fisik dan biologi lingkung-an saja, tetapi kondisi tersebut juga mem-pengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tu-juan dari penelitian ini adalah untuk me-nilai status kontaminasi logam berat Pbpada air dan sedimen Muara Sungai Bon-det Cirebon. Selain itu, kajian menge-nai cemaran logam berat di pesisir jugadiperlukan sebagai latar belakang in-formasi untuk membuat kebijakan ter-kait dengan perlindungan lingkunganpesisir.

MATERI DAN METODE

Muara Sungai Bondet merupakan sa-lah satu kawasan pesisir yang terletakdi Desa Sambeng Kecamatan Gunungja-ti Kabupaten Cirebon. Hasil pengukur-an oleh SLHD Kabupaten Cirebon Ta-hun 2014 terhadap panjang Sungai Bon-det yaitu 5200 m, dengan lebar dasar37,5 m dan lebar atas 44,5 m. Adapunbeberapa kegiatan yang limbahnya di-buang di sepanjang aliran sungai sam-pai muara diantaranya berasal dari ke-giatan industri, domestik, pertanian, pe-nangkapan ikan, budidaya kerang danpengolahannya.

Empat titik lokasi pengambilan sam-pel air dan sedimen (dinyatakan seba-gai stasiun 1, stasiun 2, stasiun 3, danstasiun 4) untuk mengevaluasi konta-minasi logam berat di Muara SungaiBondet. Stasiun 1 merupakan perair-an sebelum tempat perahu-perahu ne-layan bersandar, stasiun 2 merupakanperairan dekat pemukiman dan pera-hu bersandar, stasiun 3 merupakan per-airan dekat dengan tempat pelelanganikan (TPI) Bondet mendekati muara,dengan banyak perahu bersandar, danstasiun 4 merupakan perairan sekitarmuara mendekati laut. Penelitian dila-kukan menggunakan metode survei, de-ngan penentuan lokasi pengambilan sam-pel berdasarkan metode purposive sam-pling. Pengambilan sampel air dan se-dimen dilakukan pada saat surut secarakomposit. Lokasi pengambilan sampeldisajikan dalam Gambar 1.

Sebanyak 12 sampel air permukaan dan12 sampel sedimen dikumpulkan pa-da September 2020. Sampel air diam-bil dengan menggunakan Van Dorn Wa-ter Sampler, dan disimpan dalam bo-tol amber, kemudian ditambahkan la-

926 Sri Wahyuningsih1 et al.

Gambar 1 Stasiun pengambilan sampel

rutan HNO3 sebanyak 2 mL Semen-tara untuk pengambilan sampel sedi-men menggunakan Eckman Grab dandisimpan dalam plastik. Semua sampeltersebut kemudian disimpan pada su-hu 4oC sampai analisis di Laboratori-um Produktivitas Lingkungan FakultasPerikanan Kelautan IPB Bogor denganmenggunakan metode Atomic Absorp-tion Spectrophotometry (AAS). Prose-dur pengambilan dan analisis sampeldirujuk dari pedoman pengambilan sam-pel air permukaan (APHA, 23ndEdition,3030-B,3113-B, 2017), dan pedomanpengambilan sampel sedimen (APHA,23rd Edition, 3111-B, 3030-H, 2017)dari American Public Health Associa-tion (APHA).

Metode penentuan status mutu air da-pat dihitung dengan menggunakan me-tode Storet berdasarkan skor dalam KM-NLH No. 115 Tahun 2003 (Table 1).Penentuan status mutu air menggunak-an metode Storet adalah dengan mem-bandingkan data pengukuran dan bakumutu air yang sesuai dengan peruntu-kannya. Jika hasil pengukuran meme-nuhi nilai ambang batas (NAB) air (ha-sil pengukuran < baku mutu) maka di-beri skor 0. Jika hasil pengukuran ti-dak memenuhi NAB (hasil pengukur-an > baku mutu), diberi skor -1 sampai

Tabel 1 Penentuan Sistem nilai untuk menentukanstatus mutu air

JumlahNilai

Parameter

Contoh Fisika Kimia Biologi

< 10

Maksimum -1 -2 -3

Minimum -1 -2 -3

Rata-rata -3 -6 -9

≥10

Maksimum -2 -4 -6

Minimum -2 -4 -6

Rata-rata -6 -12 -18

dengan -31 sesuai dengan kalisifikasimutu air (Gerhanae and Permanawati,2016; Permanawati et al., 2016).

Penentuan status mutu air dengan meng-gunakan sistem nilai dari US-EPA (En-vironmental Protection Agency) denganmengklasifikasikan mutu air dalam em-pat kelas, yaitu:

1. 0 = memenuhi baku mutu (Kelas A)2. -1 s/d -10 = tercemar ringan (Kelas

B)3. -11 s/d -30 = tercemar sedang (Ke-

las C)4. ≥ -31 = tercemar berat (Kelas D)

Faktor kontaminasi (CF) digunakan un-tuk menggambarkan kondisi kontami-nasi logam berat pada sedimen di suatuperairan. CF pertama kali diperkenalk-an oleh Hakanson (1980), dan dihitungberdasarkan rasio konsentrasi logam ber-at di lingkungan dan nilai referensi. CFdihitung berdasarkan persamaan beri-kut (Mulyaningsih et al., 2012; Ahmad,2013; Hidayati et al., 2014; Mulyaning-sih and Suprapti, 2016; Yona et al., 2018;Hoang et al., 2020).

CF =Csi

Cbi(1)

Dimana Csi adalah konsentrasi logamberat sampel yang terukur pada sedi-men, sementara Cbiadalah konsentra-si logam background, yang merupak-an konsentrasi logam yang secara ala-

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 927

mi ada dalam kerak bumi. Dalam pe-nelitian ini, konsentrasi Pb backgroundmengacu pada Mohiuddin et al. (2010)yaitu 12,5 mg/kg.

Interpretasi nilai CF berdasarkan refe-rensi dari Hakanson (1980), dimana ni-lai CF < 1 menunjukkan tingkat konta-minasi rendah, 1 ≤ CF < 3 menunjukk-an tingkat kontaminasi sedang, 3 ≤ CF< 6 menunjukkan tingkat kontaminasitinggi, dan CF>6 menunjukkan tingkatkontaminasi sangat tinggi.

Indeks Geoakumulasi (Igeo) digunak-an untuk menilai tingkat pencemaranlogam berat pada sedimen di suatu ling-kungan. Igeo dihitung dengan menga-likan background value dengan sebuahbilangan (konstanta) 1,5 sebagai fak-tor koreksi matriks background akibatefek litogenik (proses pembentukan batu-batuan). Nilai Igeo dihitung dengan meng-gunakan persamaan berikut (Ghrefat andYusuf, 2006; Khaled et al., 2006; Chenet al., 2007; Cevik et al., 2009; Mu-lyaningsih et al., 2012; Ahmad, 2013;Zahra et al., 2014; Mulyaningsih andSuprapti, 2016; Yona et al., 2018; Paet al., 2019; Hoang et al., 2020).

Igeo = Log2Cn

1.5 x Bn(2)

Dimana Cn adalah konsentrasi terukurlogam berat n dalam sedimen, dan Bnmerupakan konsentrasi background ge-okimia untuk logam berat n yang dapatdiukur secara langsung dalam sedimensebelum ada industri di area tersebutatau diambil dari literatur. Nilai bac-kground yang digunakan untuk men-dapatkan nilai Igeo dalam penelitian inimengacu pada Turekian and Wedepohl(1961) yaitu untuk Pb 20 mg/kg.

Interpretasi nilai Igeo mengacu pada Mu-ller (1979), dimana kelas 0 (praktis ti-dak tercemar); Igeo <0 menunjukkan

tidak terkontaminasi hingga terkonta-minasi sedang (kelas 0); 0 <Igeo <1;terkontaminasi sedang (kelas 1); 1<Igeo<2 terkontaminasi sedang hingga berat(kelas 2); 2 <I geo <3 terkontaminasicukup parah (kelas 3); 3 <Igeo <4 ter-kotaminasi parah (kelas 4); 4 <Igeo <5terkontaminasi luar biasa parah (kelas5); Igeo>5 tercemar sangat luar biasaparah (kelas 6).Data kandungan logam berat Pb yangdiperoleh dilakukan uji ANOVA untukmengetahui perbedaan kandungan lo-gam berat antar stasiun pada air dan se-dimen, kemudian dilakukan uji lanjutDuncan 5% untuk semua hasil. Anali-sis statistik data dilakukan dengan meng-gunakan paket perangkat lunak statis-tik SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji Anova menunjukkan konsen-trasi Pb pada air di setiap stasiun me-nunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05).Hasil pengelompokkan menunjukkan bah-wa konsentrasi Pb di stasiun 1 memi-liki perbedaan nyata dengan stasiun 2dan 3, namun tidak memiliki perbeda-an nyata dengan stasiun 4. Hasil pe-ngukuran konsentrasi Pb dan perbeda-an setiap stasiun disajikan dalam Gam-bar 2.

Secara umum logam Pb pada sampelair yang diukur memiliki konsentrasiantara 0,024-0,031 mg/L. Konsentrasitertinggi ada di stasiun 2 yang diang-gap memiliki banyak aktivitas masya-rakat di sekitarnya. Tingginya konsen-trasi logam Pb di stasiun 2 diduga di-pengaruhi oleh kegiatan lalu lintas dansandar perahu nelayan, sehingga me-nyebabkan banyaknya ceceran bahan ba-kar di sekitar perairan. Selain itu sta-siun ini merupakan lokasi yang paling

928 Sri Wahyuningsih1 et al.

Gambar 2 Distribusi logam Pb dalam air (keterang-an:* Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang ber-beda nyata (P <0,05))

berdekatan dengan pemukiman, sehing-ga berakibat pada tingginya masukanlimbah domestik di sekitar peraian, halini terlihat dari banyaknya tumpukansampah di stasiun 2. Hal ini sesuai de-ngan Permanawati et al. (2016), bahwasumber pencemaran logam berat khu-susnya unsur Pb sebagian berasal da-ri limbah industri, rumah tangga, dantumpahan atau bocoran bahan bakar per-ahu.

Konsentrasi Pb terendah terdapat di sta-siun 1 dan 4, yang merupakan wilayahperairan dengan sedikit aktivitas. Sta-siun 1 merupakan lokasi perairan yangcukup jauh dari kegiatan masyarakat se-perti lalu lintas dan sandar perahu. Halini sesuai dengan Ahmed et al. (2017),bahwa rendahnya konsentrasi logam ber-at di perairan salah satunya dikarenak-an tidak ada sumber antropogenik lo-gam seperti ceceran bahan bakar yangmengandung timbal. Sementara pada sta-siun 4, rendahnya konsentrasi Pb di-duga disebabkan arus dan gelombangyang kuat, sehingga menyebabkan per-gerakan dan pencampuran massa air.Menurut Sagala et al. (2014) distribu-si penyebaran logam berat dipengaru-hi oleh sirkulasi arus permukaan akibattopografi dan pola angin.

Rata-rata konsentrasi Pb dalam air (0,024-0,031 mg/L) di semua stasiun telah me-lebihi nilai ambang batas yang ditetapk-an oleh KMNLH No. 51 Tahun 2004,tentang batas maksimal cemaran logamPb dalam air yaitu sebesar 0,008 mg/L.Dengan demikian perairan Muara Su-ngai Bondet sudah tercemar logam Pb.

Konsentrasi Pb pada penelitian ini (0,024-0,031 mg/L) lebih besar jika dibandingk-an Perairan Teluk Jakarta yaitu 0,005 -0,011 mg/L (Permanawati et al. 2013),Perairan Pantai Timur Pulau Rote yai-tu <0,001 – 0,017 mg/L (Gerhanae andPermanawati (2016)), Pulau Kabaenayaitu <0,001–0,006 mg/L (Ahmad, 2010),dan hasil penelitian Sagala et al. (2014)(< 0,005 mg/L) di perairan Laut Natu-na yang masih alami dan belum terce-mar logam Pb. Namun konsentrasi Pbpada penelitian ini lebih rendah diban-dingkan penelitian sebelumnya yang te-lah dilakukan di Perairan Bondet padamusim panas, dengan konsentrasi 0,04± 0,07 mg/L (Nurhayati and Putri, 2019),dan di Perairan Segara Anakan, Cila-cap 0,12 – 0,24 mg/L (Hidayati et al.,2014).

Hasil uji Anova menunjukan bahwa kon-sentrasi Pb di setiap stasiun menunjukk-an hasil berbeda nyata, dengan nilai sig-nifikansi 0,03 (P<0,05). Hasil uji lanjutDuncan menunjukkan bahwa konsen-trasi Pb di setiap stasiun berbeda nya-ta, kecuali stasiun 1 dan stasiun 4 yangmenunjukkan hasil tidak berbeda nya-ta. Hasil pengukuran dan analisis Pbdisajikan dalam Gambar 3.

Rata-rata konsentrasi Pb dalam sedimenpada penelitian ini memiliki konsen-trasi lebih besar dibandingkan konsen-trasi Pb pada air. Hidayati et al. (2014)menyatakan bahwa logam berat cende-rung membentuk kompleks dengan par-

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 929

Gambar 3 Distribusi logam Pb di sedimen (keterang-an:* Huruf yang berbeda menunjukkan hasil yang ber-beda nyata (P <0,05))

tikel di kolom perairan, kemudian meng-endap dan terakumulasi dalam sedimen.Hal ini menyebabkan logam berat da-lam sedimen cenderung memiliki kon-sentrasi lebih tinggi dibandingkan yangterlarut dalam air. Logam berat yangdilepaskan ke perairan akan mengikatmateri partikulat, dan sedimen bertin-dak sebagai penyerap utama logam ber-at. Oleh karena itu logam berat cende-rung terakumulasi dalam sedimen (Ah-med et al., 2017; Hoang et al., 2020).

Logam Pb dalam sedimen memiliki kon-sentrasi yang relatif bervariasi dengankisaran antara 18,86-22,25 mg/L, di-mana konsentrasi Pb tertinggi ada distasiun 3 (22,25 mg/L), dan konsentra-si terendah di stasiun 2. Kondisi ini me-nunjukkan konsentrasi Pb dalam sedi-men tidak memiliki pola yang sama se-perti di permukaan air. Tingginya kon-sentrasi Pb di stasiun 3 selain karenaadanya masukan dari sejumlah besar lim-bah pertanian, industri, dan pemukim-an dari hulu sungai, juga diduga dise-babkan oleh padatnya aktivitas sandarperahu, dan bongkar muat ikan. Hal inidikarenakan stasiun 3 merupakan per-airan yang paling beredekatan denganTPI Bondet. Stasiun 3 menjadi jalur trans-portasi yang padat bagi perahu nelay-

an, sehingga menyebabkan banyaknyatumpahan dan ceceran bahan bakar disekitar lokasi perairan. Hal serupa di-sampaikan oleh Ahmed et.al (2017) bah-wa logam Pb termasuk logam antro-pogenik yang khas dan keberadaanyadi perairan dipengaruhi oleh limpasanpermukaan dan masukan limbah orga-nik dari limbah kota dan limbah padat.Selain itu, sumber antropogenik logamPb berasal dari aktivitas transportasi yangmenggunakan bahan bakar. Menurut Mo-hiuddin et al. (2010), logam Pb dapatdijadikan sebagai indikator yang baikuntuk pencemaran, terutama yang ber-asal dari penggunaan bahan bakar yangmengandung timbal.

Konsentrasi Pb terendah di stasiun 2(18,86 mg/L) menunjukkan rendahnyatingkat akumulasi Pb dalam sedimen,meskipun pada stasiun 2 ini merupak-an jalur transportasi perahu nelayan dandekat dengan pemukiman. Kondisi de-mikian diduga karena rendahnya kapa-sitas sedimen dalam deposisi partikellogam. Menurut Zhuang et al. (2018),konsentrasi logam berat dalam sedimendipengaruhi oleh kemampuan sedimendalam adsorpsi permukaan partikel, per-tukaran ion, pengendapan, dan komplek-sasi dengan bahan organik. Rendahnyakonsentrasi Pb di stasiun 2 dibandingk-an dengan stasiun lainnya juga didu-ga dipengaruhi oleh pelepasan kembalilogam dari sedimen ke kolom perairan,hal ini ditunjukkan dengan tingginyakosentrasi Pb dalam sampel air, mes-kipun hal tersebut tidak selalu ditun-jukkan dengan pola yang sama. Bebe-rapa logam yang terikat sedimen dapatdilepaskan ke kolom air melalui resus-pensi sedimen, reaksi desorpsi, reaksireduksi atau oksidasi tergantung kon-disi fisikokimia perairan (Davutluoglu

930 Sri Wahyuningsih1 et al.

et al., 2011; Silva et al., 2017; Zhuanget al., 2018).

Konsentrasi Pb dalam sedimen di per-airan daerah penelitian masih di bawahbatas baku mutu sedimen berdasarkanSediment Quality Standards, WAC 172-204-320 yaitu 450 mg/kg (Permanawa-ti et al., 2016). Sementara KMNLH (2010)menetapkan nilai ambang batas untukPb dalam sedimen yang aman bagi ke-hidupan organisme akuatik adalah 36,8mg/kg. Dengan demikian konsentrasilogam Pb dalam sedimen pada pene-litian ini masih aman untuk kehidup-an organisme perairan. Demikian pu-la jika mengacu pada pedoman mutusedimen Australian and New ZealandEnvironment and Conservation Coun-cil (ANZECC) dan Resource Manage-ment Council of Australia and New Ze-aland (ANZECC, 2000)yaitu sebesar50 mg/kg, dan Canadian Council of Mi-nistry of Environment (Ministers of theEnvironment, 2002) sebesar 30,2 mg/kg,maka konsentrasi Pb dalam sedimen diMuara Sungai Bondet ini masih aman.

Konsentrasi Pb dalam sedimen pada pe-nelitian ini (18,86-22,25 mg/kg) lebihrendah jika dibandingkan di PerairanTeluk Jakarta yaitu 14-58,10 mg/kg (Per-manawati et al., 2016), Muara SungaiWay Kuala Bandar Lampung yaitu 140,37-201,31 mg/kg (Hidayat, 2012), Sungaidi Lokasi Penambangan Emas Tradi-sional, Desa Boto, Kecamatan Jatiro-to yaitu 9-508 mg/kg (Pa et al., 2019).Sementara rata-rata konsentrasi Pb da-lam sedimen Muara Sungai Bondet le-bih besar jika dibandingkan di Perair-an Segara Anakan, Cilacap yaitu 3,96-21,99 mg/kg (Hidayati et al., 2014), Per-airan Pulau Bangka yaitu 1,682-16,516mg/kg (Ahmad, 2013), DAS Ciujung,Banten yaitu 15,87-19,14 mg/kg (Mu-

Tabel 2 Hasil perhitungan kontaminasi logam Pb da-lam air dan sedimen

Stasiun

Indeks

Air Sedimen

Status Mutu Air CF Igeo

1 -10 1,62 -0,57

2 -10 1,51 -0,67

3 -10 1,77 -0,44

4 -10 1,63 -0,56

Rerata -10 1,63 -0,56

lyaningsih et al., 2012), dan PerairanPulau Muna, Kabaena, dan Buton, Su-lawesi Tenggara yaitu 0,059-11,207 mg/kg(Ahmad, 2010).

Dalam penilaian tingkat kontaminasi lo-gam berat di perairan, penting diketa-hui apakah logam berat yang diukur te-lah memenuhi atau melampaui baku mu-tu air. Metode Storet merupakan salahsatu metode untuk menentukan statusmutu air berdasarkan ketentuan dalamKMNLH No. 115 Tahun 2003. Semen-tara untuk memperkirakan tingkat kon-taminasi sedimen dapat digunakan fak-tor kontaminasi (CF) dan Indeks geo-kumulasi (Igeo). Hasil perhitungan sta-tus mutu air, nilai CF dan Igeo disajik-an dalam Tabel 2.

Berdasarkan skor penilaian status mu-tu air Muara Sungai Bondet menggu-nakan metode Storet, nilai status mutuair di semua stasiun adalah -10 (Tabel2). Hal ini berarti kualitas air di perair-an Muara Sungai Bondet termasuk ke-las B (tercemar ringan). Data ini meng-gambarkan bahwa masukan logam Pbbaik yang berasal dari proses alami (pe-luruhan mineral logam) dan limbah ber-bagai kegiatan di hulu sungai dan seki-tar muara, belum memberikan penga-ruh yang signifikan terhadap fluktuasikonsentrasi logam Pb di Muara SungaiBondet.

Status mutu air berdasarkan konsentra-si logam Pb di Muara Sungai Bondet (-

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 931

10) berada pada level lebih tinggi jikadibandingkan dengan status mutu airdi Perairan Perairan Pantai Timur Pu-lau Rote yang termasuk kelas A (baiksekali), dengan skor 0 (Gerhanae andPermanawati, 2016). Sementara Perair-an Teluk Jakarta, status mutu air berda-sarkan logam Pb termasuk kelas B de-ngan kondisi tercemar ringan (skor -2)(Permanawati et al., 2016), sedangkanperairan Pulau Muna, Kabena dan Bu-ton termasuk kelas A yang berarti kon-disinya masih baik sekali, dengan skorpenilaian adalah 0 (Ahmad, 2010).

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahuibahwa faktor kontaminasi (CF) denganmengacu pada kriteria berdasarkan ni-lai yang ditetapkan oleh Hakanson (1980),maka seluruh stasiun pengambilan sam-pel memiliki CF antara 1 ≤ CF < 3 de-ngan rata-rata 1,63. Hasil ini menun-jukkan bahwa sedimen seluruh lokasisampling terkontaminasi sedang olehlogam Pb. Hasil serupa juga ditemuk-an di sedimen Perairan Pulau BangkaSelatan dan Timur yang menunjukkannilai faktor kontaminasi oleh logam Pb1<CF<3 di beberapa stasiun pengamat-an (Ahmad, 2013). Sementara nilai fak-tor kontaminasi <1 terdapat di sedimenPerairan Segara Anakan, Cilacap (Hi-dayati et al., 2014), dan DAS Ciujung,Banten (Mulyaningsih et al., 2012), yangartinya rendahnya atau belum adanyakontaminasi logam Pb di kedua lokasiperairan tersebut.

Indeks geoakumulasi (Igeo) digunakanuntuk pengukuran kuantitatif suatu lo-gam berat dalam sampel sedimen. Ti-dak seperti data pemantauan, Igeo mem-pertimbangkan nilai logam berat latar(background) (Hoang et al., 2020). Ha-sil perhitungan Igeo logam Pb dalampenelitian ini menunjukkan nilai yang

seragam di setiap stasiun pengambil-an sampel, dengan rata-rata -0,56 (Igeo<0) (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bah-wa sedimen Muara Sungai Bondet ter-masuk kelas 0, yang berarti tidak ter-kontaminasi logam Pb. Nilai Igeo <0juga ditemukan di sedimen Perairan Pu-lau Bangka Timur, Utara, dan Selatan(Ahmad, 2013), dan sepanjang PantaiBarat Perairan Selat Bali, Banyuwangi(Yona et al., 2018). Sementara di Su-ngai dekat lokasi penambangan emastradisional, Desa Boto, Kecamatan Ja-tiroto menunjukkan nilai Igeo sedimenuntuk logam Pb adalah 0 <Igeo <1, yangberarti sungai di lokasi tersebut tidakterkontaminasi sampai terkontaminasisedang (Pa et al., 2019). Kondisi seru-pa juga terjadi di DAS Ciujung, Ban-ten, yang menunjukkan Igeo sedimenuntuk Pb antara 0-1 (tidak terkontami-nasi hingga terkontaminasi sedang) (Mu-lyaningsih et al., 2012).

SIMPULAN

Metode penilaian seperti Storet, CF, danIgeo digunakan untuk menilai tingkatkontaminasi logam Pb di Muara SungaiBondet. Studi lapangan menunjukkanbahwa konsentrasi logam Pb telah me-lebihi NAB untuk semua stasiun pe-ngambilan sampel, dan termasuk kelasB (tercemar ringan) berdasarkan meto-de Storet. Sementara pendugaan kon-taminasi sedimen berdasarkan metodeCF dan Igeo, yaitu adanya kontaminasisedang oleh logam Pb berdasarkan CF,dan tidak terkontaminasi berdasarkanIgeo. Hasil interpretasi ini dapat sajadipengaruhi oleh penggunaan nilai bac-kground yang berbeda untuk CF danIgeo.

932 Sri Wahyuningsih1 et al.

Acknowledgements : Penelitian ini merupakan bagi-an dar Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun 2019-2020, yang didanai oleh Kemenristekdikti. Ucapan te-rima kasih diberikan kepada pihak Kemenristekdiktidan semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian.

Pustaka

Ahmad, F. (2010). Tingkat pencemar-an logam berat dalam air laut dan se-dimen di perairan pulau muna, ka-baena, dan buton sulawesi tenggara.Makara Journal of Science.

Ahmad, F. (2013). Distribution andprediction on heavy metals pollutionlevel (pb, cd, cu, zn, and ni) in sedi-ment in bangka island waters usingload pollution index and geoaccu-mulation index. Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan Tropis, 5(1).

Ahmed, M. M., Doumenq, P., Awaleh,M. O., Syakti, A. D., Asia, L., andChiron, S. (2017). Levels and sour-ces of heavy metals and pahs in se-diment of djibouti-city (republic ofdjibouti). Marine pollution bulletin,120(1-2):340–346.

Anas, P. (2012). Study on the inte-raction between fish stocks and fi-sherman poverty as a basis for coas-tal fisheries management in cirebonregency, province of west java. Mas-ter’s thesis, IPB (Bogor AgriculturalUniversity).

ANZECC, A. (2000). Australian andnew zealand guidelines for fresh andmarine water quality. Technical re-port, Australian and New ZealandEnvironment and Conservation Co-uncil and Agriculture and Resour-ce Management Council of Australiaand New Zealand, Canberra.

Arifin, Z., Puspitasari, R., and Miya-zaki, N. (2012). Heavy metal conta-mination in indonesian coastal ma-rine ecosystems: A historical pers-

pective. Coastal Marine Science,35(1):227–233.

Benson, N. U., Anake, W. U., Essien,J. P., Enyong, P., and Olajire, A. A.(2017). Distribution and risk as-sessment of trace metals in leptodiusexarata, surface water and sedimentsfrom douglas creek in the qua iboeestuary. Journal of Taibah Universi-ty for Science, 11(3):434–449.

Bhuyan, M. S., Bakar, M. A., Akhtar,A., Hossain, M. B., Ali, M. M., andIslam, M. S. (2017). Heavy metalcontamination in surface water andsediment of the meghna river, ba-ngladesh. Environmental nanotech-nology, monitoring & management,8:273–279.

Cevik, F., Goksu, M. Z. L., Derici,O. B., and Findik, O. (2009). An as-sessment of metal pollution in surfa-ce sediments of seyhan dam by usingenrichment factor, geoaccumulationindex and statistical analyses. En-vironmental monitoring and assess-ment, 152(1):309–317.

Chen, C.-W., Kao, C.-M., Chen, C.-F., and Dong, C.-D. (2007). Dis-tribution and accumulation of heavymetals in the sediments of kaohsi-ung harbor, taiwan. Chemosphere,66(8):1431–1440.

Chen, M., Li, F., Tao, M., Hu, L., Shi,Y., and Liu, Y. (2019). Distributionand ecological risks of heavy metalsin river sediments and overlying wa-ter in typical mining areas of china.Marine pollution bulletin, 146:893–899.

Cui, S., Zhang, F., Hu, P., Hough, R.,Fu, Q., Zhang, Z., An, L., Li, Y.-F.,Li, K., Liu, D., et al. (2019). Hea-vy metals in sediment from the urb-an and rural rivers in harbin city, nor-theast china. International journal

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 933

of environmental research and pu-blic health, 16(22):4313.

Davutluoglu, O. I., Seckin, G., Er-su, C. B., Yilmaz, T., and Sari,B. (2011). Heavy metal contentand distribution in surface sedimen-ts of the seyhan river, turkey. Jo-urnal of environmental management,92(9):2250–2259.

Gao, X., Zhou, F., and Chen, C.-T. A.(2014). Pollution status of the bohaisea: an overview of the environmen-tal quality assessment related tracemetals. Environment international,62:12–30.

Gerhanae, N. Y. and Permanawati, Y.(2016). Kandungan logam berat (cd,cu, pb, dan zn) dalam air laut di per-airan pantai timur pulau rote. JurnalGeologi Kelautan, 13(2):99–107.

Ghrefat, H. and Yusuf, N. (2006). As-sessing mn, fe, cu, zn, and cd po-llution in bottom sediments of wadial-arab dam, jordan. Chemosphere,65(11):2114–2121.

Gotze, S., Bose, A., Sokolova, I. M.,Abele, D., and Saborowski, R.(2014). The proteasomes of twomarine decapod crustaceans, euro-pean lobster (homarus gammarus)and edible crab (cancer pagurus), aredifferently impaired by heavy me-tals. Comparative Biochemistry andPhysiology Part C: Toxicology &Pharmacology, 162:62–69.

Hakanson, L. (1980). An ecologi-cal risk index for aquatic pollutioncontrol. a sedimentological approa-ch. Water research, 14(8):975–1001.

Hidayat, D. (2012). Kajian sebaran lo-gam berat pb pada sedimen di muarasungai way kuala bandar lampung.Jurnal Sains MIPA Universitas Lam-pung, 17(3).

Hidayati, N. V., Siregar, A. S., Sari,L. K., and Putra, G. L. (2014). Pen-dugaan tingkat kontaminasi logamberat pb, cd dan cr pada air dan se-dimen di perairan segara anakan, ci-lacap. Omni-Akuatika, 10(1).

Hoang, H.-G., Lin, C., Tran, H.-T.,Chiang, C.-F., Bui, X.-T., Cheruiyot,N. K., Shern, C.-C., and Lee, C.-W.(2020). Heavy metal contaminationtrends in surface water and sedimen-ts of a river in a highly-industrializedregion. Environmental Technology& Innovation, 20:101043.

Hu, B., Li, J., Zhao, J., Yang, J., Bai,F., and Dou, Y. (2013). Heavy me-tal in surface sediments of the lia-odong bay, bohai sea: distribution,contamination, and sources. Envi-ronmental Monitoring and Assess-ment, 185(6):5071–5083.

Huang, L., Pu, X., Pan, J.-F., andWang, B. (2013). Heavy metal po-llution status in surface sediments ofswan lake lagoon and rongcheng bayin the northern yellow sea. Chemos-phere, 93(9):1957–1964.

Islam, M. A., Das, B., Quraishi, S. B.,Khan, R., Naher, K., Hossain, S. M.,Karmaker, S., Latif, S. A., and Hos-sen, M. B. (2020). Heavy metal con-tamination and ecological risk as-sessment in water and sediments ofthe halda river, bangladesh: A natu-ral fish breeding ground. Marine Po-llution Bulletin, 160:111649.

Jose, J., Giridhar, R., Anas, A., Bha-rathi, P. L., and Nair, S. (2011).Heavy metal pollution exerts redu-ction/adaptation in the diversity andenzyme expression profile of hete-rotrophic bacteria in cochin estu-ary, india. Environmental Pollution,159(10):2775–2780.

934 Sri Wahyuningsih1 et al.

Khaled, A., El Nemr, A., and El Si-kaily, A. (2006). An assessment ofheavy-metal contamination in surfa-ce sediments of the suez gulf usinggeoaccumulation indexes and statis-tical analysis. Chemistry and Ecolo-gy, 22(3):239–252.

Ministers of the Environment, C. C. o.(2002). Canadian environmental qu-ality guidelines, volume 2. CanadianCouncil of Ministers of the Enviro-nment.

Mohiuddin, K., Zakir, H., Otomo,K., Sharmin, S., and Shikazono, N.(2010). Geochemical distribution oftrace metal pollutants in water andsediments of downstream of an urb-an river. International Journal of En-vironmental Science & Technology,7(1):17–28.

Muller, G. (1979). Schwermetalle inden sediments des rheinsveranderu-ngen seit 1971, umsch.

Mulyaningsih, T. R., AlFian, A., andSutisna, S. (2012). Distribusi logamberat dalam sedimen daerah aliransungai ciujung banten. Jurnal Tek-nologi Reaktor Nuklir Tri Dasa Me-ga, 14(3):157–169.

Mulyaningsih, T. R. and Suprapti, S.(2016). Penaksiran kontaminasi lo-gam berat dan kualitas sedimen su-ngai cimadur, banten. GANENDRAMajalah IPTEK Nuklir, 18(1):11–21.

Nindyapuspa, A. and Ni am, A. C.(2017). Distribusi logam berat tim-bal di perairan laut kawasan pesisirgresik. Al-Ard: Jurnal Teknik Ling-kungan, 3(1):1 – 5.

Noegrohati, S. (2005). Sorption-desorption characteristics of heavymetals and their availability fromthe sediment of segara anakan estu-ary. Indonesian Journal of Chemis-

try, 5(3):236–244.Nurhayati, D. and Putri, D. A. (2019).

Bioakumulasi logam berat pada ke-rang hijau (perna viridis) di per-airan cirebon beradasarkan musimyang berbeda. Akuatika Indonesia,4(1):6–10.

Pa, E. P. D., Budianta, W., and Putra,D. P. E. (2019). Kajian kandung-an logam berat pada sedimen sungaidi lokasi penambangan emas tradi-sional, desa boto, kecamatan jatiro-to. PROMINE, 7(2):48–53.

Pan, K. and Wang, W.-X. (2012). Tra-ce metal contamination in estuari-ne and coastal environments in chi-na. Science of the total environment,421:3–16.

Passos, E. d. A., Alves, J. d. P. H., Gar-cia, C. A. B., and Costa, A. C. S.(2011). Metal fractionation in sedi-ments of the sergipe river, northeast,brazil. Journal of the Brazilian Che-mical Society, 22:828–835.

Permanawati, Y., Zuraida, R., and Ibra-him, A. (2016). Kandungan logamberat (cu, pb, zn, cd, dan cr) da-lam air dan sedimen di perairan te-luk jakarta. Jurnal geologi kelautan,11(1):9–15.

Rahmanpour, S., Ghorghani, N. F.,and Ashtiyani, S. M. L. (2014).Heavy metal in water and aquaticorganisms from different intertidalecosystems, persian gulf. Enviro-nmental monitoring and assessment,186(9):5401–5409.

Sagala, M., Bramawanto, R., Kus-wardani, A., and Pranowo, W. S.(2014). Distribusi logam berat diperairan natuna distribution of hea-vy metals in natuna coastal waters.Jurnal Ilmu dan Teknologi KelautanTropis, 6(2):297–310.

Distribution of Heavy Metal Pb Bondet Estuary 935

Silambarasan, K., Senthilkumaar, P.,and Velmurugan, K. (2012). Studi-es on the distribution of heavy metalconcentrations in river adyar, chen-nai, tamil nadu. European Journalof Experimental Biology, 2(6):2192–2198.

Silva, C. A. R. E., Fonseca, E. M.,Grotto, B. W., Souza, F. E. D., andBaptista, J. A. (2017). Potentia-lly mobile of heavy metals on thesurface sediments in tropical hyper-saline and positive estuaries. Anaisda Academia Brasileira de Ciencias,89:2597–2607.

Sitorus, H. (2004). Analisis bebera-pa karakteristik lingkungan perairanyang mempengaruhi akumulasi lo-gam berat timbal dalam tubuh ke-rang darah di perairan pesisir timursumatera utara. Jurnal Ilmu-ilmuPerairan dan Perikanan Indonesia,11(1):53–60.

Sudirman, N. and Husrin, S. (2014).Status baku mutu air laut untuk ke-hidupan biota dan indeks pencemar-an perairan di pesisir cirebon padamusim kemarau [water quality stan-dards for marine life and pollutionindex in cirebon coastal area in thedry season]. Jurnal Ilmiah Perikan-an dan Kelautan, 6(2):149–154.

Sun, J., Rong, J., Zheng, Y., Ma, D.,and Lan, X. (2011). Risk assess-ment of heavy metal contaminateddagu river sediments. Procedia En-vironmental Sciences, 8:764–772.

Suprapti, N. H., Bambang, A. N.,Swastawati, F., and Kurniasih, R. A.(2016). Removal of heavy me-tals from a contaminated green mus-sel [perna viridis (linneaus, 1758)]using acetic acid as chelating agen-ts. Aquatic Procedia, 7:154–159.

Turekian, K. K. and Wedepohl, K. H.(1961). Distribution of the elemen-ts in some major units of the earth’scrust. Geological society of Americabulletin, 72(2):175–192.

Vukovic, Z., Radenkovic, M., Stanko-vic, S. J., and Vukovic, D. (2011).Distribution and accumulation of he-avy metals in the water and se-diments of the river sava. Jour-nal of the Serbian Chemical Society,76(5):795–803.

Wulan, S. P., Thamrin, and Amin, B.(2013). Konsentrasi, distribusi, dankorelasi logam berat pb, cr dan znpada air dan sedimen di perairan su-ngai siak sekitar dermaga pt. indahkiat pulp and paper perawang pro-pinsi riau. Technical report, PusatPenelitian Lingkungan Hidup Uni-versitas Riau.

Xu, F., Liu, Z., Cao, Y., Qiu, L., Feng,J., Xu, F., and Tian, X. (2017). As-sessment of heavy metal contamina-tion in urban river sediments in thejiaozhou bay catchment, qingdao,china. Catena, 150:9–16.

Yona, D., Sari, S. H. J., Kretarta, A.,Putri, C. R., Effendy, M. N. A., andAsAdi, M. A. (2018). Distribusi danstatus kontaminasi logam berat pa-da sedimen di sepanjang pantai baratperairan selat bali, banyuwangi.

Zahra, A., Hashmi, M. Z., Malik,R. N., and Ahmed, Z. (2014). Enri-chment and geo accumulation of he-avy metals and risk assessment of se-diments of the kurang nallah feedingtributary of the rawal lake reservoir,pakistan. Science of the Total Envi-ronment, 470:925–933.

Zhuang, Q., Li, G., and Liu, Z. (2018).Distribution, source and pollution le-vel of heavy metals in river sedi-ments from south china. Catena,

936 Sri Wahyuningsih1 et al.

170:386–396.

Kontribusi: Wahyuningsih, S: Mengambil data Lapang-an, analisis data, menulis manuscript; Fatimatu-zzahroh, F:Membantu pengambilan data ; Gita-rama, A. M: Mengambil data lapangan