Herpes Zoster (Shingles) and Postherpetic Neuralgia

Post on 24-Jul-2015

97 views 8 download

description

Jurnal Dermatologi

transcript

Herpes Zoster (Shingles) and Postherpetic Neuralgia

Journal Reading

Stefilla Febri Nellya 07120096

Meiustia Rahayu 07120141

Preseptor : dr. Satya Wydya Yenny, Sp.KK

•Herpes Zoster (Shingles) and Postherpetic Neuralgia

Judul

• Priya Sampathkumar, MD1; Lisa A Drage, MD2; David M. Martin, MD, Ph.D3

•Divisi Penyakit Menular1, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit2, and Departemen Anestesiologi3 Klinik Mayo, Rochester, Minnesota, Amerika Serikat

Penulis

•Mayo Clin Proc. 2009;84(3):274-280 Publikasi

Herpes Zoster

Definisi

• shingles dari bahasa Latin cingulum yang berarti sabuk

• sindrom khas yang disebabkan oleh reaktivasi virus varisela zoster (VZV).

Epide-miologi

• terjadi pada semua umur, namun jarang pada anak

• pertambahan usia, > ½ kasus = usia > 60 tahun

• lanjut usia morbiditas dan mortalitas tinggi

Komplikasi

• neuralgia pascaherpetik = nyeri menetap lebih dari 3 bulan setelah penyembuhan lesi kulit

Patogenesis

Infeksi primer

= varisela

Virus dorman di nervus sensoris kranial dan akar

ganglion posterior

Imunitas seluler

menurun akibat usia / imunosupresi

Reaktivasi virus

Manifestasi Klinis

Gejala Prodromal

Nyeri setinggi dermaton, unilateral

Erupsi Kulit

Vesikel berkelompok dengan dasar eritem, setinggi dermatom,

unilateral, tidak melewati garis tengah

Manifestasi Klinis

Makula dan papul eritem

Vesikel

7-10 hari pustul dan krusta

Manifestasi Klinis

Paling sering

• Nervus torakalis dan cabang nervus trigeminus

Herpes zoster oftalmikus

• Hutchinson sign

• dapat melibatkan seluruh mata

• menyebabkan keratitis, bekas luka, kehilangan penglihatan

Cabang 2 -3 N.trigeminus

• gejala dan lesi pada mulut, telinga, faring, atau laring

Ramsay-Hunt Syndrome

• Keterlibatan N.VII dan N.VIII

• zoster sine herpete

Diagnosis

• Sumber penularan

• Faktor predisposisi

• Gejala prodromal, perjalanan penyakit Anamnesis

• Lesi terlokalisasi setinggi dermatom dan unilateral, bentuk tak khas, susunan hepertiformis, ukuran bervariasi, efloresensi makula eritem, vesikel, bula, papul, krusta.

Status dermatologiskus

• Rutin: Tzank test

• Penunjang: PCR, pewarnaan antibodi floresensi langsung, pewarnaan immunoperoxidase, histopatologi

Pemeriksaan

Diagnosis Banding

Herpes simpleks

Impetigo

Kandidiasis Dermatitis

kontak

Erupsi obat

Pengobatan Herpes Zoster Akut

Antivirus

Famsiklovir: 3 x 250 mg oral

per hari selama 7 hari.

Valasiklovir: 3 x 1 gram oral

per hari selama 7 hari

Asiklovir 5 x 800 mg per hari

selama 7 hari

Pasien imunokompromais atau

penyakit diseminata: asiklovir

10 mg/kgBB intravena setiap 8

jam sampai terjadi resolusi lesi

kulit.

Seluruh pasien dengan lesi kulit

dalam onset 75 jam atau lebih

dari 75 jam dengan risiko

neuralgia pascaherpetik sebagai

berikut:

Umur lebih dari 50 tahun

Status imunokompromais

Nyeri yang hebat

Lesi yang berisiko tinggi

(mengenai puncak hidung

atau mata).

Glukokortikoid / Kortikosteroid

Prednison: 60 mg oral selama 7

hari, kemudian dosis diturunkan

untuk 2 minggu berikutnya.

Pasien yang lebih tua

dan/atau pasien dengan

nyeri hebat serta tidak

memiliki kontraindikasi

penggunaan

kortikosteroid.

Analgetik

Tramadol

Oksikodon / Asetaminofen

Pasien yang sangat

membutuhkan analgetik.

Neuralgia Pascaherpetik

• nyeri menetap lebih dari 3 bulan setelah penyembuhan lesi kulit Definisi

•meningkat 5% <60 tahun 10% 60-69 tahun 20% 80 tahun atau lebih

Epidemiologi

•Kerusakan nervus sensorik penurunan ambang nyeri sensitivitas

terganggu allodynia psikis Etiopatogenesis

• Pengobatan sistematis

• memberikan dosis paling rendah dan meningkatkan dosis secara bertahap sampai analgesia atau efek samping muncul.

Pengobatan

• topikal efektif pada pasien dengan allodynia

• efek samping sistemik minimal

•mekanisme : menurunkan aktifitas serat nosiseptif halus dan patch sebagai barrier pelindung dari gesekan dengan pakaian

Lidokain

• Awal penggunaan menimbulkan sensasi terbakar yang berkurang setelah penggunaan berulang/kontinu

Capsaisin

1. Agen Topikal

Pengobatan

2. Anti Depresan (TCAs)

Contoh: Nortriptyline/amitriptyline

Paling baik untuk meredakan nyeri

Dapat mengatasi gangguan tidur

Menyebabkan ngantuk, efek samping antikolinergik, berat badan bertambah, dan resiko kardiak aritmia.

3. Anti Konvulsan

Contoh: pregabalin dan gabapentin

Efektif dalam mengatasi nyeri neuropatik pada PHN

Efek samping: Pusing, somnolen, berat badan bertambah dan edema perifer

4. Opioid

Kontro-versial

• Jangka panjang : resiko sedatif, konstipasi, mental berkabut, bahkan penyalahgunaan obat

• Aman pada sistem kardiak, renal,

Contoh • oxycodone dengan acetaminophen, atau morphine

Pemberian

• Sertakan laxative profilaktif dalam meresepkan opioid

Vaksin HZ

Vaksin hidup yang telah dilemahkan, mengandung strain virus yang sama dengan vaksin varisela

Sangat efektif pada usia 60-69 tahun

Efektifitas menetap sampai paling lambat 4 tahun setelah vaksinasi

Pencegahan

Vaksin HZ

• Efek samping vaksin ringan, meliputi eritema, nyeri, dan gatal pada tempat injeksi.

• Efek samping sistemik sangat jarang, biasanya hanya berupa sakit kepala dan demam

Kesimpulan

Insiden HZ dan NPH meningkat dengan peningkatan usia pasien.

Diagnosis dini HZ dan pengobatan dengan obat antivirus mengurangi risiko NPH.

Neuralgia pascaherpetik sangat sulit untuk diobati.

Pencegahan melalui vaksin HZ baru berlisensi adalah perkembangan menarik.