Post on 02-Oct-2021
transcript
1
KOMPONEN MAKNA LEKSEM ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/ dan ررجل /rajul/
DALAM AL-QUR`AN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA Sebuah Kajian Semantik Leksikal
Rozana, Wiwin Triwinarti
Arabic Studies, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia
E-mail : rozana.dlt@gmail.com
Abstrak
Jurnal ini membahas komponen makna leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/, ررجل /rajul/ yang memiliki bentuk produktif yang bermakna suami, di dalam Al-Quran Terjemahan Bahasa Indonesia. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menelaah komponen semantik dan membahas ayat yang mengandung ketiga kata tersebut secara tekstual maupun kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan teori analisis komponen makna oleh Nida (1975). Teori analisis ini terdiri dari empat tahap yaitu (1) penamaan, (2) parafrasa, (3) pendefinisian, (4) pengklasifikasian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leksem بعل /ba’l/ yang muncul 5 kali dan 4 kali sebagai ‘suami’ merupakan padanan yang maknanya ‘suami’ yang paling produktif di dalam Al-Quran Terjemahan. Ditemukan 2 leksem ززووجج /zauj/, 4 leksem بعل /ba’l/ dan 3 leksem ررجل /rajul/ yang memiliki makna ‘suami’ dalam Al-Quran. Hasil penelitian membuktikan bahwa di dalam Al-Quran, makna pembeda leksem ززووجج /zauj/ adalah ‘pasangan’, makna pembeda leksem بعل /ba’l/ adalah ‘patung’, dan makna pembeda leksem ررجل /rajul/ adalah ‘laki-laki secara umum’. Kata Kunci : ززووجج /zauj/; بعل /ba’l/; ررجل /rajul/; suami; makna
Componential Analysis of Meaning of Words ززووجج / zauj/, بعل /ba’l/, ررجل /rajul/ in The
Quran in Indonesian Translation
Abstract
This journal article discusses about the components of the meaning of the words ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/, ررجل /rajul/ which have a productive meaning of ‘husband’ in the Quran in Indonesian translation. The purpose of this writing is to examine the semantic components and discusses the verses that contain the three words textual and contextual. To achieve these purposes, the analysis uses the theory of componential analysis of meaning by Nida. The theory insists of four stages: (1) naming, (2) paraphrasing, (3) defining, (4) classifying. The results of the analysis showed that the word بعل /ba’l/ is the most productive word for a 'husband' in the Quran in Indonesian translation. Namely, here are 2 words for ززووجج /zauj/, 4 words for بعل /ba’l/ and 3 words for ررجل /rajul/ that have the meaning of ‘husband’ in the Qur'an. Research shows that the distinctive component of ووججزز /zauj/ is ‘partner’, بعل /ba’l/ is ‘sculpture’, ررجل /rajul/ is ‘men (in general)’. Keyword : ززووجج /zauj/; بعل /ba'l/; ررجل /rajul/; husband; meaning Pendahuluan
Fenomena satu makna banyak kata dapat ditemukan bukan hanya di dalam bahasa
Arab, namun dapat ditemukan di semua bahasa. Untuk memaknai suatu hal, terdapat banyak
pilihan kata yang dapat digunakan. Fenomena ini juga terjadi dalam penggunaan bahasa Arab
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
2
di dalam Al-Qur`an. Bahasa Arab dalam Al-Qur`an diaplikasikan dengan sangat sistematis,
bahkan memiliki keindahan sastra yang tiada tara. Sebuah karya yang begitu sempurna sudah
pasti menggunakan tata bahasa yang sempurna juga. Gaya bahasa yang indah di dalam Al-
Quran menjadi salah satu faktor terjadinya fenomena satu makna tapi menggunakan banyak
kata.
Dalam jurnal ini akan dibahas komponen makna leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/, ررجل
/rajul/ yang jika dicari artinya di dalam Al-Qur`an terjemahan biasa seperti yang diterbitkan
oleh Departemen Agama RI dalam beberapa ayat dan konteks akan menghasilkan makna
yang sama yaitu ‘suami’. Mengacu pada teori tidak adanya persamaan kata yang mutlak,
dapat dikatakan kata-kata bahasa Arab yang diterjemahkan sebagai kata ‘suami’ dalam
terjemahan Al-Qur`an sebenarnya bukan mutlak memiliki persamaan makna. Artinya,
masing-masing kata tersebut memiliki makna khusus yang membuatnya berbeda satu sama
lain. Baik leksem ززووجج /zauj/, atau بعل /ba’l/, maupun ررجل /rajul/ yang terdapat dalam Al-
Qur`an memilki dalam beberapa kasus atau konteks, ketiga kata tersebut bisa saja memiliki
arti selain ‘suami’. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk
mengetahui komponen makna setiap leksem yang akan dibahas. Tujuan kedua adalah, untuk
menjelaskan kesesuaian konteks pemakaian kosakata yang memiliki ekuivalensi makna
‘suami’ dalam Al-Qur`an.
Berikut adalah dua contoh dari leksem ززووجج /zauj/ yang bermakna ‘suami’ dan yang
bermakna selain ‘suami’:
(1)
كح تن ى بعد حت ن ھه م ل ل قھها فلا تح ططل إنن ووجاف ◌ غیيرهه زز
/fa?in tallaqahā fa lā tahillu lahu mim ba’du hattā tankiḥa zaujan gairahu/
‘Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.’ (Q.S. Al-Baqarah: 230)
(2)
نت أأ كن مم ااس ا آآدد ا یي لن جك ووق نة ووززوو االج /wa qulnā ya ādamuskun anta wa zaujukal jannah/
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
3
‘Dan Kami berfirman: ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini’ (Q.S. Al-Baqarah: 35)
Tinjauan Teoritis
Dalam melakukan penelitian untuk penulisan jurnal ini, penulis menggunakan teori
yang diungkapkan oleh Nida dalam bukunya mengenai komponen makna yang terkandung
pada satu atau beberapa kata. Dalam mengidentifikasi komponen makna sebuah kata,
diperlukan analisis makna leksikal yang dikenal sebagai analisis komponen makna. Menurut
Nida (1975) dasar dari teori analisis komponen makna adalah pengidentifikasian komponen
makna di dalam sebuah medan.
Nida (1975: 232) dalam bukunya membagi tiga bentuk komponen makna yang
mendasari sebuah butir leksikal atau sebuah medan leksikal, yaitu: Pertama, komponen
makna bersama (common component), komponen bersama berfungsi untuk membentuk dan
membatasi medan makna leksikal karena sejumlah kata tersebut memiliki satuan makna
terkecil yang sama. Biasanya belum dapat digunakan untuk membedakan makna sebuah kata.
Kedua, komponen diagnostik (diagnostic component), satuan makna terkecil yang terkandung
dalam komponen diagnostik dapat dijadikan unsur untuk membedakan makna satu kata
dengan kata lain. Ketiga, komponen spesifik (spesific component) atau dapat disebut sebagai
komponen pelengkap. Merupakan satuan makna terkecil yang tidak selalu terkandung dalam
sebuah kata. Sifatnya sebagai tambahan atau pelekangkap. Komponen penjelas adalah
komponen yang keberadaannya disebabkan adanya perluasan makna kata.
Masih dari dalam buku Nida yang berjudul Componential Analysis of Meaning An
Introduction to Semantic structure (1975: 232), Nida menjelaskan beberapa langkah kerja
analisis komponen untuk menghasilkan komponen makna dari setiap kata. Langkah kerja
tersebut terdiri dari empat cara, yaitu (1) Naming (proses penamaan); (2) Paraphraasing
(proses parafrasa); (3) Defining (proses pendefinisian); (4) Classifying (proses
pengklasifikasian).
Keempat langkah ini memiliki fungsi masing-masing yang berguna untuk
memudahkan pemeliti dalam proses menganalsis komponen makna. Langkah pertama, yaitu
proses penamaan, langkah kerja yang harus dilakukan adalah adalah dengan cara
mengumpulkan kata-kata yang dimengerti dan disetujui dengan pembuktian melalui kamus.
Dalam penamaan, spesifikasi suatu kata harus diketahui secara jelas. Satu kata tidak bisa
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
4
hanya dijelaskan dengan satu makna. Jika makna di kamus terdiri dari lebih dari satu makna,
maka dalam analisis, semua makna yang muncul di kamus harus ditampilkan juga.
Langkah kedua, yaitu proses parafrasa. Parafrasa bertitik tolak dari deskripsi secara
pendek tentang sesuatu. Sebagai contoh, paman bisa diparafrasakan menjadi saudara laki-
laki ayah, atau saudara laki-laki ibu.’ Tahapan yang dilakukan saat menganalisis adalah
membuat komponen makna melalui deskripsi makna leksikal. Langkah ketiga adalah proses
pendefinisian. pendefinisian bertujuan untuk menemukan komponen makna yang lebih
spesifik, sehingga membutuhkan proses yang lebih kompleks dibandingkan proses parafrasa.
Dalam menganalisis tahap ini, makna kata diperhatikan baik secara tekstual maupun
kontekstual. Komponen makna spesifik dapat dikatakan sebagai komponen makna pembeda
(diagnostik), karena komponen makna diagnostik terbentuk dari komponen-komponen makna
yang bersifat spesifik. Komponen makna pembeda yang ada dapat dilihat melalui bentuk
potongan pernyataan dalam sebuah kalimat.
Langkah keempat adalah proses pengklasifikasian. Proses klasifikasi dilakukan
dengan tiga prosedur, yaitu (1) menyatakan unit-unit kata yang mempunyai ciri-ciri tertentu
yang umum, (2) memisahkan kata yang memiliki makna berbeda dari yang lain, (3)
menentukan dasar untuk setiap kelompok. Mengklasifikasi tidak pernah hanya merupakan
suatu proses meletakkan acuan pada konsep, tetapi juga hubungan antara makna dengan
makna harus ditentukan.
Metode Penelitian
Jurnal ini merupakan ringkasan dari skripsi yang ditulis oleh penulis yang sama, yaitu
Rozana. Penelitian yang dilakukan berupa kajian pustaka atau sering disebut sebagai library
research yang memusatkan perhatian pada kajian linguistik, tepatya semantik yang
menggunakan korpus data dari dalam ayat-ayat suci Al-Qur`an. Metode yang digunakan
adalah kualitatif, merupakan salah satu metode yang digunakan dalam ilmu sosial, ilmu
budaya, bahasa dan linguistik yang diteliti dengan cara menjadikan bagian-bagian dari
linguistik sebagai objek, seperti morfologi, sintaksis, fonologi, semantik, pragmatik dan
sebagainya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yakni
penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang memang secara empiris
hidup pada penutur suatu bahasa. (Sudaryanto, 1988:62). Penelitian dilakukan dengan
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
5
pencarian data di dalam Al-Qur`an dan Terjemahnya yang diterbitkan oleh Departemen
Agama Republik Indonesia. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan
menggunakan media teknologi dan informatika pada aplikasi Al-Qur`an untuk iOS versi 3.1
yang diproduksi oleh Kuwait Finance House. Selama proses penelitian, akan digunakan pula
kamus-kamus yang disusun oleh linguis asing yang digunakan sebagai rujukan makna kata
‘suami’, buku-buku tafsir Al-Qur`an unuk penelitian kontekstual, buku-buku linguistik dan
buku tata bahasa sebagai referensi pemaknaan kata ‘suami’ dalam Al-Qur`an.
Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan kamus dan Al-Quran. Dalam kamus, leksem ززووجج
/zauj/, بعل /ba’l/, ررجل /rajul/ mengandung makna yang cukup beragam. Leksem ززووجج /zauj/
paling umum dipahami sebagai ‘suami’, namun selain itu, leksem ززووجج /zauj/ juga memiliki
makna sebagai ‘pasangan’, ‘istri’, ‘rekan’, ‘partner’, dan ‘sepasang’ (Wehr, 1980: 67). Begitu
juga derivasi berbentuk verba dari leksem ززووجج /zauj/ yang terdiri dari beberapa pola memiliki
makna yang tidak jauh berbeda dengan makna-makna nominanya, seperti ‘memasangkan’,
‘menggandakan’, ‘menikah’, ‘menikahi’ dan ‘menikahkan’ (Wehr 1980: 67). Secara garis
besar, leksem ززووجج /zauj/ memiliki makna yang berhubungan dengan ‘pasangan’, ‘suami’ dan
‘istri’. Dalam Al-Qur`an, leksem ززووجج /zauj/ muncul dengan beberapa makna yang berbeda,
yaitu ‘suami’, ‘istri’, ‘hewan’, ‘pasangan buah’, ‘pasangan tumbuhan’, ‘pasangan manusia’,
‘harta’, ‘golongan’ dan ‘macam’.
Leksem بعل /ba’l/ dalam kamus memiliki makna ‘suami’, ‘dewa’ atau ‘tuhan’ dan
‘tanah’. Di dalam kamus Mu’jam Al-Wasīt, nomina بعل /ba’l/ memiliki derivasi berbentuk
verba dengan 7 pola. Sedangkan dalam Al-Qur`an, leksem بعل /ba’l/ muncul dengan dua
makna yang berbeda, yaitu ‘suami’ dan ‘patung’.
Leksem ررجل /rajul/ dalam kamus memiliki makna ‘laki-laki’, ‘laki-laki dewasa’,
‘suami’ dan ‘manusia’ (Wehr, 1980: 329). Selain keempat makna tersebut, dalam kamus
Mu’jam Al-Wasīt leksem ررجل /rajul/ diberi tambahan penjelasan bahwa laki-laki yang
dimaksud adalah laki-laki yang sudah sempurna kejantannya, dan bisa juga sebagai seorang
pembesar suatu kaum. Dan dalam Al-Qur`an, leksem ررجل /rajul/ muncul beberpa kali dengan
empat makna yang berbeda, yaitu ‘suami’, ‘laki-laki yang memiliki hubungan keluarga’
(ayah, paman, saudara laki-laki, anak laki-laki, dan sebagainya), ‘laki-laki’ (secara umum)
dan ‘orang-orang’.
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
6
Pembahasan
Pada sub-bab pembahasan ini, akan dijelaskan proses penlitian jurnal ini dengan
menggunakan empat langkah teori Nida seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sebelum masuk
pada langkah pertama yaitu penamaan, perlu diketahui terlebih dahulu hasil penemuan leksem
/zauj/, بعل /ba’l/ dan ررجل /rajul/ yang terdapat dalam Al-Qur`an. Hasil penemuan akan lebih
jelas jika dipaparkan menggunakan tabel klasifikasi makna sebagai berikut:
Leksem ززووجج /zauj/ berebentuk tunggal dan dualnya muncul sebanyak 22 kali di dalam
Al-Qur`an. Bentuk verba dari derivasi leksem ززووجج /zauj/ yaitu verba berbentuk pola II, ززووجج
/zawwaj/ muncul sebanyak 3 kali. Adapun bentuk jamak dari leksem ززووجج /zauj/ yaitu أأززووااجج
/?azwāj/ muncul sebanyak 47 kali dalam Al-Qur`an. Berdasarkan hasil pengumpulan data,
maka padanan leksem ززووجج /zauj/ dan أأززووااجج /?azwāj/ diklasifikasikan sebagai berikut:
No. Frekuensi Leksem
/zauj/ ززووججPadanan
1. 10 Istri
2. 6 tumbuhan dan buah-buahan yang berpasangan
3. 2 Suami
4. 2 sepasang laki-laki dan perempuan
5. 1 pasangan binatang
6. 1 berpasang-pasangan
Tabel 1: Frekuensi leksem ززووجج /zauj/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
No. Frekuensi Leksem
/zawwaja/ ززووججPadanan
1. 2 mengawinkan
2. 1 dipertemukannya jasad dan ruh
Tabel 2 : Frekuensi verba ززووجج /zawwaja/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
No. Frekuensi Leksem
/azwāj?/ أأززووااججPadanan
1. 33 Istri
2. 3 berpasang-pasangan
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
7
3. 3 binatang berpasangan
4. 2 golongan atau kumpulan
5. 2 harta-harta kekayaan
6. 2 pasangan laki-laki dan perempuan
7. 1 Perempuan
8. 1 macam-macam
9. 1 tumbuhan
Tabel 3 : Frekuensi leksem أأززووااجج /?azwāj/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
Leksem بعل /ba’l/ disebutkan sebanyak 5 kali dalam Al-Qur`an. Berdasarkan hasil
temuan leksem بعل /ba’l/ dalam Al-Qur`an, ditemukan bahwa leksem بعل /ba’l/ memiliki
padanan kata sebagai berikut:
No. Frekuensi Leksem
/ba’l/ بعلPadanan
1. 4 Suami
2. 1 patung yang disembah kaum Nabi Ilyas
Tabel 4 : Frekuensi leksem بعل /ba’l/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
Adapun leksem ررجل /rajul/ disebut sebanyak 20 kali, bentuk dualnya yaitu ررجلانن
/rajulān/ atau ررجلیين /rajulain/ sebanyak 4 kali dan bentuk jamaknya yaitu ررجالل /rijāl/ muncul
sebanyak 26 kali dalam Al-Qur`an. Dari setiap kata itu, leksem ررجل /rajul/, ررجلانن /rajulān/
dan ررجالل /rijāl/ memiliki padanan kata sebagai berikut:
No. Frekuensi Leksem
/rajul/ ررجلPadanan
1. 18 laki-laki secara umum: bermacam-macam laki-laki yang diceritakan dalam kisah-kisah di Al-Qur`an
2. 1 Suami
3. 1 laki-laki yang memiliki hubungan keluarga
Tabel 5 : Frekuensi leksem ررجل /rajul/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
8
No. Frekuensi Leksem
/rajulān/ ررجلاننPadanan
1. 4 laki-laki secara umum
Tabel 6 : Frekuensi leksem ررجلانن /rajulān/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
No. Frekuensi Leksem
/rijāl/ ررجاللPadanan
1. 16 laki-laki secara umum: bermacam-macam laki-laki yang muncul dalam Al-Qur`an
2. 4 laki-laki yang memiliki hubungan keluarga
3. 4 orang-orang (manusia)
4. 2 Suami
Tabel 7 : Frekuensi leksem ررجالل /rijāl/ dan padanannya dalam Al-Qur`an
Data tabel di atas, tabel 1 sampai dengan tabel 7 merupakan data yang didapatkan dari
hasil penemuan setiap leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/ dan ررجل /rajul/ yang muncul di dalam Al-
Qur`an. Pembagian tabel ditulis berdasarkan leksem nomina tunggal, dual, atau jamak dan
leksem verba. Setelah selesai mengumpulkan data leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/ dan ررجل /rajul/
dalam Al-Qur`an, penelitian dilanjutkan dengan penerapan teori Nida.
Langkah pertama yaitu penamaan (naming), yaitu pembuktian makna melalui kamus.
Kamus yang digunakan selama penelitian adalah kamus Arab-Inggris Hans Wehr, kamus
Arab-Arab, yaitu Mu’jam Al-Wasīṭ dan kamus Lisānul Arab. Perbandingan makna dari ketiga
kamus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Leksem Makna Kata
menurut kamus Hans Wehr
Makna Kata menurut kamus Mu’jam Al-Wasīṭ
Makna Kata menurut kamus Lisānul Arab
/zauj/ ززووجج
- suami, - istri, - pasangan
- segala sesuatu yang berpasangan,
- sepasang sesuatu yang memiliki bentuk atau jenis berlawanan,
- suami, - istri
- pasangan, - seseorang yang mempunyai
pasangan, - suami, - istri, - misal, - jenis, - macam.
/ba’l/ بعل- tuhan, tanah yang
ditumbuhi tanaman dan tidak butuh
- suami - tanah dataran tinggi, - upah penyiram pohon kurma, - suami,
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
9
pasokan air, - suami
- hubungan baik suami istri, - nama seorang raja, - patung yang terbuat dari emas, - pemberi nafkah keluarga
/rajul/ ررجل- laki-laki, - laki-laki dewasa, - suami, - manusia
- laki-laki dewasa, pembesar suatu kaum
- laki-laki, - laki-laki dewasa, - sifat kuat dan sempurna
Tabel 8 : Tabel Penamaan
Berdasarkan proses penamaan melalui pembuktian dari tiga kamus, dihasilkan data
yang dicantumkan pada tabel 4.8. Beberapa makna yang muncul dalam satu kamus ada yang
sama, mirip, atau bisa juga satu kata dari satu kamus menghasilkan makna baru yang berbeda
dari makna yang diungkapkan dua kamus yang lain.
Langkah kedua yaitu parafrasa (paraphrasing), yaitu mendeskripsikan makna leksikal
setiap leksem menggunakan deskripsi yang berbeda dari kamus. Pertama, leksem ززووجج /zauj/
‘pasangan’ mengandung makna
,’zauj l-mar?ah/ ‘suami dari seorang wanita/ ززووجج االمرأأةة (1)
,’zaujat l-rajul/ ‘istri dari seorang laki-laki/ ززووجة االرجل (2)
,’wālid l-ibn/ ‘bapak dari anak/ وواالد االابن (3)
,’wālidat l-ibn/ ‘ibu dari anak/ وواالدةة االابن (4)
,’zauj syai?in/ ‘pasangan benda/ ززووجج شيء (5)
,’zauj an’āmin/ ‘pasangan binatang/ ززووجج أأنعامم (6)
.’zauj nabātin/ dan ‘tumbuhan/ ززووجج نباتت (7)
Kata kedua, yaitu leksem بعل /ba’l/ memiliki tiga makna berbeda, makna pertama
adalah ‘suami’ mengandung makna sebagai berikut:
,’zauju l-mar?ah/ ‘suami dari seorang wanita/ ززووجج االمرأأةة (1)
.’wālidatu l-ibn/ ‘bapak dari anak/ وواالدةة االابن (2)
Makna kedua leksem بعل /ba’l/ adalah ‘tanah’ yang memiliki makna sebagai berikut:
,’al-mazra’ah/ ‘ladang/ االمزررعة (1)
,’al-arḍu l-murtafi’ah/ ‘dataran tinggi/ االأررضض االمرتفعة (2)
.’al- ḥadīqah/ ‘lahan untuk tumbuhan/ االحدیيقة (3)
Makna ketiga kata بعل /ba’l/ adalah ‘patung’ mengandung makna sebagai berikut:
االأشیياء االمعبوددةة (1) /al-?asyyā? al-ma’būdah/ ‘benda sembahan’.
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
10
Kata ketiga adalah kata ررجل /rajul/ yang memiliki makna ‘laki-laki’ mengandung
makna ضد االمرأأةة /ḍiddu -‘lmar?ah/ ‘lawan jenis perempuan’.
Langkah ketiga yaitu pendefinisian (defining), setiap kata akan dianalisis makna-
maknanya sesuai dengan apa yang terdapat di dalam Al-Qur`an. Proses pendefinisian untuk
kata yang terdapat di dalam Al-Qur`an tidak bisa terlepas dari konteks ayat yang ada dalam
Al-Qur`an. Dengan langkah tersebut nantinya akan ditemukan komponen makna umum
maupun makna diagnostik yang spesifik dari ketiga kata yang akan dianalisis melalui proses
pendefinisian. Dalam proses pendefinisian dibutuhkan tanda untuk menandai setiap
komponen makna. Tanda yang digunakan adalah pertama, tanda (+) untuk menandakan
keberadaan suatu komponen makna yang relevan, kedua, tanda (-) untuk penegasian. Setiap
komponen makna tersebut ditulis dengan huruf kapital. (Lehrer, 1974: 62-63)
Dalam proses pendefinisian, selain memperhatikan konteks ayat Al-Qur`an juga
memperhatikan posisi atau keadaan kata yang terletak di depan atau di belakang leksem yang
akan dianalisis, seperti yang sudah dijelaskan pada bab III mengenai kolokasi dalam teori
medan makna. Bahwa makna yang dihasilkan suatu kata pasti dipengaruhi oleh kata-kata
yang muncul sebelum atau sesudahnya.
a. Pendefinisian Makna Leksem ززووجج /zauj/ dalam Al-Qur`an
Pada proses pendefinisian, penulis hanya mengambil beberapa contoh ayat yang
mengandung leksem ززووجج /zauj/ dalam Al-Qur`an. Contoh pertama adalah leksem ززووجج /zauj/
yang memiliki makna leksikal umum ‘suami’ yang terdiri atas 3 ayat dalam Al-Qur`an. Salah
satu ayatnya adalah:
(1)
كح تن ى بعد حت ن ھه م ل ل قھها فلا تح ططل إنن ووجاف ◌ غیيرهه زز/fa?in tallaqahā fa lā tahillu lahu mim ba’du hattā tankiḥa zaujan gairahu/
‘Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.’ (Q.S. Al-Baqarah: 230)
Leksem ززووجا /zaujan/ dalam ayat di atas didahului oleh leksem verba نكح ت /tankiḥu/
‘menikahi’. Leksem verba تنكح /tankiḥu/ ‘menikahi’ merupakan bentuk verba imperfektif yang
memiliki morfem terikat /ta/ di awal sebagai penanda orang ketiga feminin. Sehingga dari
verba ini dapat disimpulkan leksem ززووجا /zaujan/ yang berposisi sebagai objek memiliki
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
11
makna ‘suami’. leksem ززووجج /zauj/ memiliki makna ‘suami’ dan memiliki komponen makna
berupa [+MANUSIA], [+LAKI-LAKI].
Contoh kedua adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘istri’:
(2)
ا نھه ةة ووجعل م ااحد وو فس م من ن قك ل يي خ ذ اال یيھها ززووجھهاھھھهو ن إإل سك یي ل /hua alladzīna khalaqakum min nafsin wāhidatin wa ja’ala minhā zaujaha liyaskuna ilaihā/
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa tenang kepadanya.” (Q.S. Al-A’rāf: 189)
Pada contoh (2) di atas terdapat leksem verba یيسكن /yaskuna/ ‘tenang’ yang merupakan
verba imperfektif yang diikuti morfem terikat /ya/ di awal sebagai penanda orang ketiga
maskulin. Verba yang menandakan maskulin ini menjadi penegas bahwa leksem ززووجج /zauj/
dalam ayat tersebut memiliki makna ‘istri’. Sebab, pengertian ‘dia merasa tenang’ mengacu
pada orang ketiga laki-laki. Sehingga, dapat disimpulkan leksem ززووجج /zauj/ memiliki makna
pembeda berupa ‘istri’ dan memiliki komponen makna berupa [+MANUSIA] dan
[+WANITA]
Contoh ketiga adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘pasangan hewan’:
(3)
اا ج ى إإذذ كل حت ن یيھها م ف ل م ا ااح قلن نورر االت ارر یين اء أأمرنا ووف من ززووج وو ولل ق اال یيھه سبق عل ك إإلا من ھھھهل أأ ن وو ااثنیيمن آآ
/hattā ?idzā jā?a amrunā wa fārattannūru qulnaḥmil fī hā min kulli zaujaini iṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil qaulu wa man āmana/
‘Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman’.’ (Q.S. Hūd: 40)
Berbeda dari dua ayat sebelumnya, pada contoh ayat (3) ini leksem ززووجج /zauj/ bukan
berbentuk tunggal namun berbentuk dual. Maknanya pun sesuai dengan bentuknya, yaitu
‘sepasang binatang jantan dan betina’. Jika tadi sudah ditemukan komponen makna diagnostik
pertama yaitu ‘istri’, ditemukan lagi makna baru yang spesifik yaitu ‘sepasang binatang jantan
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
12
dan betina’. Dapat disimpulkan dari contoh ayat di atas leksem ززووجج /zauj/ memiliki
komponen makna ‘pasangan binatang’ dan memiliki komponen makna berupa [+HEWAN].
Contoh keempat adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘buah yang
berpasangan’:
(4)
یيھها ااتت جعل ف االثمر یين وومن كل یين ززووج ◌ ااثن /wa min kulli ṡamarāti ja’ala fīhā zaujaini ‘ṡnaini/
‘Dan menjadikan padanya semua buah yang berpasang-pasangan.’ (Q.S: Ar-Ra’d: 3)
Sama seperti makna ‘binatang yang berpasangan’, bentuk yang digunakan untuk
‘buah-buahan’ juga berbentuk dual, bukan tunggal. Kemudian, dari struktur kalimatnya,
setelah kata ززووجیين /zaujaini/ dilanjutkan dengan kata ااثنیين /iṡnaini/, kedua kata ini menandakan
makna ‘berpasangan’. Penjelasan lebih spesifik mengenai buah-buahan yang berpasangan
yang dimaksud di dalam Al-Qur`an ini adalah pembuktian bahwa buah berasal dari hasil
persilangan antara bunga jantan dan betina. Dapat disimpulkan dari contoh ayat di atas kata
zaujan/ mengandung makna ‘buah yang berpasangan’, memiliki/ ززووجانن zaujaini/ atau/ ززووجیين
komponen makna berupa [+TUMBUHAN].
Contoh kelima adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘tumbuhan yang
berpasangan’:
(5)
ررضض االأ إإلى روواا یي لم وو كل أأ ن یيھها م ا ف نبتن م أأ ووجج ك یيم زز كر /awalam yaraū ilal arḍi kam anbatatnā fī hā min kulli zaujin karīmin/
‘Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?’ (Q.S. Ash-Shu’ara: 7)
Pada contoh (5), leksem ززووجج /zauj/ memiliki makna diagnostik ‘berbagai tumbuh-
tumbuhan’ atau ‘macam-macam tanaman’. Tanaman dan tumbuhan yang dimaksud dalam
setiap ayat itu adalah tanaman dan tumbuhan yang baik atau yang indah yang telah diciptakan
oleh Allah di bumi. Dapat disimpulkan dari kedua contoh ayat di atas leksem ززووجج /zauj/
mengandung makna ‘tumbuhan’ dan memiliki komponen makna berupa [+TUMBUHAN].
Contoh keenam adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘pasangan manusia’:
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
13
(6)
لق خ نھه أأ یين وو ثى االزووج ن كر وواالأ االذ /wa annahu khalaqa azzaujaini adz-dzakara wal unṡā/
‘Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.’ (Q.S. An-Najm: 45)
Pada contoh (6) di atas, leksem ززووجج /zauj/ berbentuk dualartinya ‘sepasang’, yang
dalam konteks kedua ayat tersebut, kata ززووجیين /zaujaini/ memiliki makna ‘sepasang laki-laki
dan perempuan’. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa leksem ززووجج /zauj/ yang
berbentuk dual dalam kedua ayat di atas mengandung makna ‘sepasang laki-laki dan
perempuan’ dan memiliki komponen makna sebagai [+MANUSIA], [+LAKI-LAKI],
[+WANITA].
Contoh ketujuh adalah leksem ززووجج /zauj/ yang memiliki makna ‘golongan’:
(7)
تم ااجاووكن وو أأزز ثة ثلا /wa kuntum ?azwājan ṡalāṡah/
‘Dan kamu menjadi tiga golongan.’ (Q.S. Al-Wāqi?ah: 7)
Pada ayat nomor (7) di atas, leksem أأززووااجج /?azwāj/ diterjemahkan menjadi ‘golongan’.
Berdasarkan hasil definisi ayat pada data (7) di atas, dapat disimpulkan bahwa kata أأززووااجج
/?azwāj/ sebagai jamak dari leksem ززووجج /zauj/ menagndung makna ‘golongan’ dan memiliki
komponen makna [+MANUSIA], [+LAKI-LAKI], dan [+WANITA].
b. Pendefinisian Makna Leksem بعل /ba’l/ dalam Al-Qur`an
Leksem بعل /ba’l/ muncul 5 kali dalam Al-Qur`an. Empat kali muncul dengan makna
‘suami’, dan satu kali muncul dengan makna ‘patung’. Contohnya terdapat dalam dua ayat
berikut ini:
(8)
من ت خاف أأةة ر اام نن لھهاووإإ ا بع لح ا ص ھهم ن یي ا ب لح جناحح علیيھهما أأنن یيص لا ااضا ف إإعر یير ◌ نشوززاا أأوو خ لح ◌ وواالص /wa in imra?atun khāfat min ba’lihā nusyūzan au i’rāḍan falā junāha ’alaihimā an yusliḥā bainahumā sulḥan, waṣṣulhu khairun/
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
14
‘Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).’ (Q.S. An-Nisa: 128)
Pada contoh (8), leksem بعل /ba’l/ muncul dalam bentuk tunggal. Leksem بعل /ba’l/
dalam ayat tersebut diartikan ‘suami’ karena dapat dilihat dari konteks ayat dan struktur
kalimat pada ayat tersebut. Sebelum kata بعلھها /ba’lihā/ ‘suaminya’, terdapat leksem أأةة اامر
/imro?atun/ yang artinya adalah ‘istri’. Dalam ayat tersebut kemudian muncul sebuah verba,
yaitu خافت /khāfat/ yang merupakan verba perfektif dengan diakhiri oleh /ta/ sebagai penanda
orang ketiga feminin. Orang ketiga yang dimaksud adalah اامرأأةة /imro?atun/ ‘seorang istri’,
yang merupakan istri dari بعل /ba’l/ ‘seorang suami’. Dapat disimpulkan bahwa leksem بعل
/ba’l/ mengandung makna ‘suami’ dan memiliki komponen makna berupa [+MANUSIA],
[+LAKI-LAKI].
(9)
ونن ع تد علا أأ یين ب ق أأحسن االخال تذرروونن وو /atad’ūna ba’lan wa tadzarūna ahsanal khāliqin/
‘Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta.’ (Q.S. Aṣ-Ṣaffāt: 125)
Hasil pencarian ayat yang mengandung leksem بعل /ba’l/ dengan makna diagnostik
yang spesifik ditemukan pada contoh (9). Pada ayat ini, leksem بعل /ba’l/ ditulis dalam bentuk
tak takrif yaitu بعلا /ba’lan/ dan hanya muncul sekali dalam Al-Qur`an. Kata بعلا /ba’lan/ di
sini memiliki makna ‘patung’. Leksem بعل /ba’l/ di dalam ayat ini merupakan nama patung
yang disembah oleh kaum Nabi Ilyas as. Menurut tafsir Aṭ-Ṭabāri, patung yang dimaksud
dalam ayat ini adalah patung berjenis kelamin laki-laki, yang disembah oleh kaum Nabi Ilyas
yang hidup di wilayah Palestina. Oleh karena itu, dari konteks ayat ini leksem بعل /ba’l/
mengandung makna ‘patung’ dan memiliki komponen makna berupa [+BENDA].
c. Pendefinisian Makna Leksem ررجل /rajul/ dalam Al-Qur`an
(10)
االھهم ◌ مو واا من أأ فق ن ا أأ بم بعض وو لى ل الله بعضھهم ع ا فض اء بم لى االنس اامونن ع قو الل ج االر
/arrijālu qawwāmūna ’alannisā?i bimā faddalallāhu ba’ḍahum ’alā ba’din wa bimā anfaqū min amwālihim/
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
15
‘Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.’ (Q.S. An-Nisa: 34)
Pada contoh (10), leksem ررجالل /rijāl/ dalam Al-Qur`an Terjemahan tidak langsung
mengartikannya sebagai ‘suami’ namun makna yang digunakan adalah ‘laki-laki’. Jika
dianalisis lagi konteks ayat ini, leksem ررجالل /rijāl/ pada ayat tersebut sebenarnya adalah
‘suami’. Alasannya adalah, terdapat verba قواا أأنف /anfaqū/ di kelanjutan ayat tersebut. Kata قواا أأنف
/anfaqū/ merupakan verba perfektif orang ketiga maskulin yang bermakna ‘mereka
menafkahkan’. Kata ‘mereka’ mengacu pada ‘suami’ yang menafkahkan sebagian hartanya
untuk istri. Dapat disimpulkan kata ررجالل /rijāl/ dalam ayat tersebut mengandung makna
‘suami’ dan memiliki komponen makna berupa [+MANUSIA], [+LAKI-LAKI].
(11)
الل ج ونن للر ب قر االأ االداانن وو تركك االو نصیيب مما /lirrijāli naṣībun mimmā tarakal wālidāni wal?aqrabūn/
‘Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya.’ (Q.S. An-Nisa: 7)
Pada contoh (11). yang dimaksud dengan ‘laki-laki’ adalah siapa pun laki-laki tersebut
di dalam sebuah keluarga. Bisa sebagai seorang kakek, bapak, paman, suami, anak kandung
laki-laki, atau saudara kandung laki-laki. Berdasarkan konteks ketiga ayat di atas, dapat
disimpulkan bahwa leksem ررجل /rajul/ mengandung makna ‘laki-laki yang memiliki
hubungan keluarga’ dan memiliki komponen makna sebagai [+MANUSIA], [+LAKI-LAKI].
(12)
عض ب لى كم ع بعض ھه ب فضل الله تمنواا ما الل ◌ ت ج واا للر سب ااكت مما ◌ نصیيب
/walā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihi ba’ḍakum ’alā ba’ḍin. lirrijāli nasību mmimmaktasabū/
‘Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan.’ (Q.S. An-Nisa: 32)
Pada ayat nomor (12), makna leksem ررجالل /rijāl/ adalah ‘laki-laki’. Adapun konteks
ayat ini adalah mengenai larangan iri terhadap laki-laki dan perempuan secara umum. Laki-
laki dalam ayat ini bisa kepada siapa saja, tidak tertuju pada orang yang lebih spesifik.
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
16
Setelah leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/, ررجل /rajul/ dianalisis dalam proses pendefinisian
a, b, dan c, ditemukan hasil yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Kriteria ززووجج /zauj/ بعل /ba’l/ ررجل /rajul/
+MANUSIA + + +
+HEWAN + – –
+TUMBUHAN + – –
+BENDA + + –
+LAKI-LAKI + + +
+WANITA + – –
Tabel 9 : Tabel Hasil Pendefinisian
Tanda (+) : kata tersebut termasuk ke dalam kriteria.
Tanda (–) : kata tersebut tidak termasuk ke dalam kriteria.
Melalui proses pendefinisian, yaitu melalui pengamatan makna kata secara tekstual
maupun kontekstual dengan menggunakan teori kolokasi, dapat disimpulkan bahwa leksem
.zauj/ bisa digunakan untuk manusia, hewan, tumbuhan, benda, laki-laki, dan wanita/ ززووجج
Leksem بعل /ba’l/ bisa digunakan untuk manusia yang pasti berjenis kelamin laki, dan bisa
juga digunakan untuk benda. Sedangkan leksem ررجل /rajul/ hanya bisa digunakan untuk
manusia dan sudah pasti berjenis kelamin laki-laki.
Langkah terakhir adalah pengklasifikasian (classifying). Dengan cara menentukan
komponen makna spesifik dari hasil pemisahan komponen makna umum dengan makna
pembeda. Makna yang digunakan dalam menentukan komponen makna spesifik adalah
makna yang ditemukan di dalam Al-Qur`an Terjemahan Bahasa Indonesia. Klasifikasi makna
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1. Nomina leksem ززووجج /zauj/ mengandung makna spesifik sebagai ‘istri’, ‘tumbuhan
yang berpasangan’, ‘buah-buahan yang berpasangan’, ‘binatang yang berpasangan
(jantan dan betina)’, ‘sepasang laki-laki dan perempuan’, ‘macam-macam’,
‘perempuan’, ‘golongan’, dan ‘harta’.
2. Leksem بعل /ba’l/ mengandung makna spesifik sebagai ‘patung yang disembah’
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
17
3. Leksem ررجل /rajul/ mengandung makna spesifik sebagai ‘orang-orang (manusia)’,
dan ‘laki-laki dalam anggota keluarga’.
Kesimpulan
Pada dasarnya, tujuan penulisan jurnal ini secara garis dibagi menjadi dua, yang
pertama adalah menjelaskan komponen makna dari tiap-tiap leksem ززووجج /zauj/, بعل /ba’l/, dan
rajul/ dalam Al-Qur`an. Kedua, menjelaskan kesesuaian konteks pemakaian kosakata/ ررجل
yang memiliki ekuivalensi makna ‘suami’ dalam Al-Qur`an. Kedua tujuan ini terjawab
setelah penulis selesai melakukan penelitian sesuai dengan prosedur analisis yang sudah
dijelaskan di atas, beberapa kesimpulan yang diperoleh, yaitu:
1. Kata yang produktif untuk kata yang bermakna ‘suami’ dalam Al-Qur`an adalah بعل
/ba’l/ kemudian diikuti oleh ززووجج /zauj/ dan ررجل /rajul/.
2. Komponen semantis leksem ززووجج /zauj/: Pertama, bermakna ‘istri’, ‘pasangan
tumbuhan’, ‘pasangan hewan’, ‘pasangan laki-laki dan perempuan’, ‘macam-macam’,
‘golongan’. Kedua, ketika leksem ززووجج /zauj/ berposisi sebagai verba, bisa bermakna
mengawinkan dan dipertemukan atau dipersatukan. Ketiga, leksem ززووجج /zauj/
memiliki komponen makna yang lebih kompleks dibandingkan dengan بعل /ba’l/ atau
.’rajul/. Keempat, lebih sering muncul sebagai ‘istri’ daripada ‘suami/ ررجل
3. Komponen semantis leksem بعل /ba’l/ : Pertama, makna pembedanya hanya ‘patung’.
Kedua, memiliki makna ‘suami’ yang lebih sempit dibanding ززووجج /zauj/ dan ررجل
/rajul/.
4. Komponen semantis kata ررجل /rajul/: Pertama, makna umumnya adalah ‘laki-laki’.
Kedua, muncul beberapa kali dalam ayat Al-Qur`an sebagai ‘laki-laki yang memiliki
hubungan keluarga’
5. Konteks pemakaian kata بعل /ba’l/, ززووجج /zauj/ dan ررجل /rajul/:
Pertama, leksem ززووجج /zauj/ bisa diaplikasikan dalam sebuah kalimat bukan hanya
berhubungan dengan [+MANUSIA], namun, bisa juga digunakan untuk [+BENDA],
[+HEWAN] dan [+TUMBUHAN].
Kedua, leksem بعل /ba’l/ termasuk dalam kriteria komponen makna [+MANUSIA] dan
[+LAKI-LAKI] ketika sebagai ‘suami’ dan [+BENDA] sebagai ‘patung’.
Ketiga, leksem ررجل sebagai ‘suami’ digunakan dalam konteks ayat yang membahas
tentang derajat suami yang lebih tinggi dibanding istri, atau menjelaskan bahwa suami
adalah pemimpin.
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
18
6. Hanya kata بعل /ba’l/ dalam Al-Qur`an yang dapat dipastikan memiliki komponen
makna sebagai [+LAKI-LAKI] dan bermakna ‘suami’ ketika konteks kalimat
membahas mengenai pasangan.
Saran
Ketika memutuskan untuk melakukan penelitian yang menggunkan Al-Qur`an sebagai
korpus data, sebaiknya peneliti harus mempersiapkan banyak sumber. Sebab, ayat Al-Qur`an
adalah ayat yang harus selalu dijaga kesucian dan kebenarannya. Ketika seseorang sudah
dapat memahami bahasa Arab, belum tentu seseorang itu dapat memahami bahasa Arab
dalam Al-Quran. Hal ini menjadi salah satu alasan penulis untuk mempersempit lingkup
penelitian dengan menggunakan Al-Qur`an terjemahan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian
dan kesimpulan bisa saja berbeda jika menggunakan Al-Qur`an terjemahan bahasa lain. Hal
lain yang harus diperhatikan ketika peneliti ingin menganalisis ayat Al-Qur`an adalah,
memilih teori yang dibuat oleh linguis Arab. Sebab teori linguistik umum seperti teori Nida
dianggap kurang representative akibat terdapat perbedaan dalam struktur linguistik Arab
dengan bahasa lain. Salah satu teori analisis komponen makna yang lebih tepat untuk
menganalisis bahasa Arab adalah teori yang diungkapkan oleh lingus Arab, Mukhtar Umar.
Daftar Referensi
Books :
Al-Qur`an Terjemahan. 1971. Madinah Al-Munawwarah: Mujamma’ Al-Malik Fahd Li Thiba’at Al-Muṣhaf.
Al-Qur`an Terjemahan Al-Bayan. 2009. Depok: Bayan Qur’an.
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Crues, D.A. 1986. Lexical Semantics. Sydney: Cambridge University Press.
Echols, John. Dan Hasan Sadily. 1997. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Holes, Clive. 1995. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. NewYork: Longman Group
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. 1974. Semantics. Middlesex: Penguin Books.
Lehrer, Adrienne. 1974. Semantic Fields and Lexical Structure. Amsterdam: North-Holand Publishing Company.
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015
19
Lyons, John. 1977. Semantics: Volume 1. Cambridge: Cambridge University Press
Manẓur, Ibnu. 2014. Lisānul Arab Cetakan Kedelapan. Beirut: Dār Ṣadir
Mustafa, Ibrahim dkk. 2004. Mu’jam Al-Wasīṭ. Kairo: Maktabah Asy-Syuruk Ad- Dauliyyah.
Nida, Eugene A. 1975. Componential Analysis of Meaning: An Introduction to Semantic Structures. The Hague: Mouton.
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudaryanto. 1998. Metode Linguistik Bagian Pertama Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Bantul: Media Perkasa
Umar, Ahmad Mukhtar. 1982. Ilmu Dilālah, Kuwait: Maktabah Dār Al-Arubahlinnasyriwa At-Tawzi’
Verhaar, J.W. M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press
Wehr, Hans. 1980. A Dictionary of Modern Written Arabic. Beirut: Librairie du Liban Publisher.
Theses, Dissertation :
Pramanik, Niken. 2005. Medan Makna Ranah Emosi Dalam Bahasa Indonesia. Depok: Universitas Indonesia; Tesis. (tidak diterbitkan).
Online Document :
Website Al-Quran beserta terjemahan ke dalam 17 bahasa termasuk bahasa Indonesia serta tafsir yang dijalankan oleh King Saud University. http://quran.ksu.edu.sa/
Komponen makna leksem ..., Rozana, FIB UI, 2015