Post on 25-Feb-2018
transcript
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
1/39
6/1/20
DAMPAK PELEDAKAN
Blast Generated NoX Gases
Reactive Ground & Hot Hole
Ground Vibration & Air blast
wihandoyo armer
1. PENGERTIAN1. PENGERTIAN
NOx adalah senyawa gas nitrat yang
berbahaya (N2O, NO, NO2, N2O4, N2O3, N2O5)
yang dibentuk dari campuran nitrogen oksida
dan nitrogen dioksida
Fumeadalah asap yang timbul setelah proses
peledakan yang mengandung gas-gas
berbahaya
2. Penyebab timbulnya asap berbahaya
gas NOx pada peledakan
2.1. Pada proses peledakan yang ideal
Menghasilkan nitrogen, karbon dioksida
dan ua air menurut reaksi se erti 1 as
tidak berwarna, yang timbul hanya uap
dan debu serta menghasilkan VOD
maksimum dan energy (H +222 kJ/kg)
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
2/39
6/1/20
jika gas-gas tidakbercampur denganuap air atau debumaka gas-gastersebut tidak akanmengeluarkan asapyang dapat dilihatdengan matatelanjang.
2.2.2.2. ProsesProses PeledakanPeledakan ygyg tidaktidak sempurnasempurna
Gas Nitrat Oksida jika bereaksi dengan oksigen di
udara akan berubah menjadi gumpalan gas Nitrogen
3. Kemungkinan Timbulnya
gas NOx
Formula Bahan Peledak
Kondisi Geologi
Desain peledakan.
Pemilihan produk bahan peledak
Pedoman Operasional dilapangan.
Kontaminasi Bahan Peledak dilubang
ledak.
4. Penanganan Pengamanan
Terhadap Asap
Melakukan tindakan untuk melindungi
personil yang berada di arah tiupan angin
agar tidak terkena oxide dari nitrogen
Pastikan ersonil men etahui warna dan
level asap yang timbul paska peledakan
serta dampaknya
Dokumentasikan dengan camera atau
video untuk keperluan analisis asap
berbahaya tersebut
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
3/39
6/1/20
Pastikan asap berbahaya hilang terlebihdahulu, baru petugas blasting melakukan
pengecekan rangkaian peledakan
Perencanaan pengaturan medikal dan
informasi mengenai penanganan
kesehatan harus disampaikan kepada
dokter yang merawat.
Pada awalnya personil mungkin saja
terlihat tidak terpengaruh apa-apa.
Observasi selama 24 jam perlu dilakukan
untuk mengetahui apabila ada efek
pulmonary oedema yang tertunda/belum
muncul.
5. Baku tingkat bahaya asap
5.1. Skala asap
5.2. Toxicologi (racun) dalam asap
Australian Exposure standards.
50 ppm NO2dan 100 ppm NO selama 30 menit.
Berbahaya terhadap kesehatan secara
langsung Badan Kesehatan Kerja- US
200 ppm selama 1 menit Lethal (mematikan)
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
4/39
6/1/20
5.3. Efek racun versi NO2
NO2(ppm)
Waktu
terpapar Respon kesehatan
0.04-5 ambang batas bau
0.3-0.5 2 jam Penurunan fungsi paru, batuk dan kering
tenggorokan dan mulut.
20 30 menit Tingkat IDLH (Immediately Dangerous to
Life or Health)*
30 40 menit Sensasi tergelitik di hidung dan
tenggorokan
30 70 min Sensasi terbakar dan batuk
30 2 jam sensasi terbakar di dalam dada, sesak
napas
80 3-5 min Dada sesak
90 40 menit Cairan di paru-paru
1. Code Of Practice Prevention And
Management Of Blast Generated
Nox Gases In Surface Blasting
Edition 2 August 2011.
Bibliografi 1. PENGERTIAN1. PENGERTIAN
Peledakan pada lubang panas dan tanah
reaktif adalah reaksi dari bahan peledak yang
dapat menyebabkan detonasi prematur di area
pada suhu tinggi atau tanah reaktif.
reaksi eksotermis spontan setelah kontak
dengan nitrat.
Hot ground adalah tanah panas bila suhunya
55o
C atau lebih tetapi kurang dari 100o
C [AS2.187,2-2.006 - Section 12.6.1].
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
5/39
6/1/20
2. LATAR BELAKANG
Empat kondisi utama elevated temperature
ground and reactive ground:
3. KASUS/INSIDEN YANG PERNAH
TERJADI :
1. Ada sejumlah insiden yang telah terjadi di
beberapa negara juga di Indonesia, di
industri pertambangan yang dikaitkan
dengan suhu tinggi dan / atau tanah reaktif.
Antara lain bahan peledak meleleh, ledakan
prematur, lubang ledak terbakar seperti
tabel berikut.
2. Kideco detonator meleleh3. Indominco Mandiri Bontang Peledakan
premateur
Table 1 Examples of known incidents caused by
elevated temperature and/or reactive Ground
Date Location Type1 Details of Incident
2006 Curragh H Two blastholes detonated due to slumped
hot material that was undetected when
drilled.
2005 Black Star HR Premature detonation.
2005 Moura H Melted rimer.
2003 Ernest Henry R Melted lead lines (2 leads in one hole).
2003 Drayton H Detonating cord caught fire on
bench surface.
2002 Collinsville R Melted primer.
2000 Parkes R Spillage fire.
1998 Century R AN spilt on the bench started to burn
several days after the shot wasfired.
1998 Ok Tedi HR Drill cuttings caught fire.
1998 Sons of Gwalia R Several holes at Jacoletti pitstarted smoking within 20 minutes of
being loadedwithheavy ANFO.
1998 Southern Cross R ANFO spillage fire.
1998 Collinsville R A hole loaded with sawdust/ANFO detonated prematurely.
1997 Minahasa U Premature detonation.
1995 Saraji R Spillage on bench reacted with drill cuttings from sulphide band
above K seam.
1995 Collinsville R Holes containing emulsion (heavy ANFO)
caught fire.
1994 New Hope H Blasthole detonated whi le blast crew and dri ll on shot due to
burning ofstringer coal seams.
1992 Mt Leyshon R Emulsion in a shot which had been sleeping for several months
detonated.
1991 USA U Paradise Peak Gold premature detonations with ANFO.
1990? Dominican Republic U Heavy ANFO caused burning and premature detonation.
1989 Mt Lyell U Explosive ejection premature detonation of
AN emulsion within 10 hours of loading.
1989 USA U Battle Mountain Gold premature detonations with ANFO.
1989/90 Faro, Canada U Premature detonation.
1987 Mt Whaleback R A hole which was lined and loaded with ANFO
detonated when the hole liner split.
1983 Mt Whaleback R A hole loaded with ANFO detonated prematurely.
1968 Russia R Gaiskii Combine copper, spontaneous detonation with AN
explosives.
1963/64/65 Mount Isa R Holes in 500 ore body became incandescent on contact with ANFO.
Premature detonations.
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
6/39
6/1/20
Note 1:H = Elevated temperature ground only.
R = Reactive ground only.
HR = Elevated temperature and reactive ground.
U = Information unavailable.
4. Indikator adanya tanah reaktif:
1. Adanya lapisan sedimen sulfida berwarna hitam.
2. Sulfida dalam batuan yang termineralisasi.
5. Elevated Temperature Blasting
5.1. Penyebab Elevated Temperature
Ground:
Pemanasan geothermal dari aktivitas gunung
api
ra en geo erma .
Terbakarnya lapisan batubara.
5.2. Risiko peledakan Elevated
Temperature Ground:
Operator dapat terpapar oleh suhu tinggi.
Operator dapat terpapar oleh uap beracun
Kontak dengan uap dari produk emulsi dan
ANFO.
Detonasi yang diikuti oleh dekomposisi
Lelehan dan dekomposisi dari bulk & package
5.3. SOP Elevated Temperature
Ground:
Mengurangi sleep time bahan peledak
Monitor suhu setiap lubang dan dicatat
posisinya
Perhatikan perubahan suhu mendadak di
suatu lubang
Untuk lubang panas pilih sleep time kecil
Lubang yang terlalu panas tidak perlu diisi
bahan peledak atau ditutup
Peralatan pengukuran harus standard
(logging) jangan gunakan infra merah
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
7/39
6/1/20
5.4. Urutan pengisian lubang
Pengisian dimulai pada lubang yang tidak
panas
segera pada kondisi yang berubah cepat
(misalnya perubahan cuaca atau sleep
time akan habis).
Lubang panas diisi paling akhir
6. Reactive Ground Blasting
Iron Sulphides + Oxygen + Water
Ferrous Ions + Sulphuric Acid
Reaksi ini exothermis menimbulkan panas pada
lubang ledak. Suhu bisa meningkat dari 2C sd
>100C.
Reaksi Kimia :
Nitrates + Iron Sulphides + Ferrous Ions +
Sulphuric Acid
Nitric Oxide + Ferric Ions + HEAT
Iron Sulphides + Nitric Oxide + Ferric Ions
Ferrous Ions + Sulphuric Acid Nitrates + Fuels (sulphides, diesel etc) + Heat
EXPLOSION
6.1. Risiko Blasting in Reactive
Ground
Premature detonasi dan timbul panas
Detonasi secara masal
Deflagrasi-lalu-detonasi di single holes
Terjadi ledakan antar lubang.
6.2. Standard Operating Procedure
Seleksi produk
Waktu peledakan tidur (sleep time)
Urutan loading
Monitor suhu lubang ledak
on tor su u permu aan
Urutan pengisian handak ke lubang
Deliniasi zona
Tumpahan produk
Stemming material
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
8/39
6/1/20
1. Code of Practice Elevated
Temperature and Reactive
Ground Version 1.1 March 2007
Bibliografi
(Australian Explosives Industry And
Safety Group Inc)
2. Peledakan Pada Tanah Yang
Reaktif Di Pit Ab PT. KPC
1. PEMBORAN DAN PELEDAKAN BAWAH1. PEMBORAN DAN PELEDAKAN BAWAH
AIR/LAUTAIR/LAUT
Kegiatan peledakan konstruksi yang
dilakukan antara lain untuk mendalamkan
dasar laut untuk emban unan derma a
pelabuhan terminal batubara atau bahan
tambang lain, pembongkaran fondasi dam
dan lainnya.
Biasanya berada disekitar hutan bakau,
atau disekitar gundukan karang yang
mungkin keberadaannya merupakan
karang laut atau biota laut yang dilindungi.
Kegiatan dekat dengan pemukiman,
seperti kegiatan peledakan bawah laut di
Pelindo II Bojonegara Merak Banten, juga
yang pernah dilakukan oleh proyek
pengembangan terminal batu bara HayPoint Coal Terminal Expansion Project
Brisbane Australia.
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
9/39
6/1/20
Instansi Kepolisian
Instansi Pelabuhan (Pelindo)
Instansi Kelautan
2. Proses Perijinan :
Instansi Kementrian Lingkungan Hidup
Instansi Hidro Oceanografi dari Angkatan
Laut
ESDM dan Instansi terkait lainnya.
Pelindo Bojonegara UWB
3. Rancangan Peledakan
di Hay Point Coal Terminal :
Metode peledakan permukaan letaknya di
dasar laut
Charge/delay antara100 kg sampai 200 kg
Peledakan masa batuan antara 150 kg
sampai 2.000 kg
Penggunaan delay adalah nonel mapun
electronic delay
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
10/39
6/1/20
Karena dikawasan terdapat kapal-kapal yang
berlabuh dan dekat pemukiman disekitar
dermaga pada jarak 2 3 km, maka jumlah
lubang dibatasi hanya 24 lubang ledak.
Getaran eledakan harus dibawah German
Standard DIN 4150 Structural Vibration Part
3: Ef fects of Vibrat ion on Structures
berhubungan dengan dermaga dan struktur
fondasi belt conveyor
Airblast atau tekanan gelombang bawah air
harus dibawah standard yang ditentukan
4. Isu kunci desain Peledakan
Tingkat fragmentasi harus baik untuk
memfasilitasi pengerukan/pembongkaran
hasil peledakan yang bisa dilakukan oleh
backhoe and grabdredge removal
(mechanical dredgers)
Meminimalkan dampak terhadap
lingkungan (terhadap kehidupan laut dan
struktur sekitarnya )
Jangka waktu keseluruhan yang diperlukan
untuk bekerja (dalam siklus pengerukan)harus ditentukan
Diameter lubang ledak adalah 80 mm dan 100
mm menggunakan alat bor a large jack-up
barge platform. (Gambar alat bor)
Jumlah lubang ledak setiap peledakan
maksimum 24 lubang
Bila diameter lubang ledak 100 mm maka
menggunakan bahan peledak kardrij dengan
diameter 80 mm, Burden 2,25 m dan Spacing
2,25 m
Dengan menggunakan single deck , pada
kedalaman 3,5 m 8 m stemming 0,5 m,
material stemming harus gravel
Hole charged antara 3 m 7,5 m berisi
antara 7,5 kardrij 18,75 kardrij dengan
jumlah bahan peledak/delay antara 15,6
kg/delay 39 kg
Berat kardrij ukuran 400 mm x 80 mm
adalah 2,08 kg (Orica powergel booster)
PF 0,88 0,96
Bila diameter lubang ledak 125 mm,
maka bahan peledak kardrij diameter 100
mm, Burden 3 m dan Spacing 3 m
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
11/39
6/1/20
Semakin besar diameter maka jumlah
handak/ delay semakin besar
Untuk ukuran kardrij 500 mm x 100 mm,
beratnya adalah 4,5 kg (Orica powergel
booster
Hole charged antara 3 m 7,5 m berisi
antara 6 kardrij 15 kardrij dengan
charge/delay antara 27 67,5 kg/delay
PF 0,86 0,94
Bila menggunakan double deckmaka
jumlah bahan peledak/delay menjadi 22.5
kg (dari 54 kg), dan menjadi 31.5 kg (dari
67.5 kg), dengan demikian muatan bahan
peledak lebih kecil dari single deck
Material stemming harus gravel
Jack-up barge platform
Underwater Blasting in Alfeciras,
Spain used to help move the
Largest Floating Dock in the
World
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
12/39
6/1/20
Skema Lubang Bor
Tabel Pola Peledakan
Gravel for stemming
Loading handak & stemming
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
13/39
6/1/20
5. ANTISIPASI DAMPAK PELEDAKAN
BAWAH AIR/LAUT
5a. Dampak Getaran Peledakan
Getaran peledakan bawah air memberikan
disekitarnya, antara lain konstruksi fondasi
belt conveyor, fondasi dermaga, pemukiman
yang berada disekitar lokasi peledakan
sampai jarak antara 1 km 2 km
Blasting Point
Hydrophone
Prediksi Getaran : PPV= k(R/Q0,5)-m
Dimana :
PPV = besar getaran (mm/s)
K = konstanta (100 5000)
R = jarak (m)
Q = jumlah bahan peledak/delay (kg)
m = (-1,6)
Bila jarak konstruksi belt conveyor/fondasi
dermaga pada jarak 200 m, Q (67 kg)
menggunakan single deck , dengan
menggunakan k = 2000, maka besar
getaran (PPV) adalah :
PPV= 2000(200/670,5)-1,6
PPV= 12.029 mm/s
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
14/39
6/1/20
Bila menggunakan double deck maka Q
(31 kg), besar getaran (PPV) adalah :
PPV= 2000(200/310,5)-1,6
PPV= 6,49 mm/s
DIN 4150,Berdasarkan grafik maupun
table DIN 4150 prediksi PPV
dengan single deck
mencapai 12,09 mm/s berarti
melebihi standard, tetapi
dengan menggunakan
double deck maka PPV
menjadi 6,49 mm/s masih
Country PPV
(mm/s)
Frequency
(Hertz)
Type of Structure
Germany 3 10 Sensitive (L3)3 - 8 10 - 50 Domistic Houses (L2)
8 - 10 50 - 100 Industrial Structural (L1)
awa am ang a as.
Berdasarkan grafik
Indonesian Standard SNI
7571:2010 prediksi PPV
dengan single deck
Indonesian Standard SNI 7571:2010
mencapa , mm s
berarti melebihi standard,
tetapi dengan
menggunakan double deck
maka PPV menjadi 6,49
mm/s masih dibawah
ambang batas.
5b. Dampak Noise Terhadap Biota Laut
Noise peledakan bawah air memberikan
dampak yang besar terhadap kehidupan biota
laut, antara lain trauma yang kuat bahkan
kematian biota laut, gangguan pendengaran
bersifat permanen (permanent threshold shift,
PTS) atau sementara (temporary threshold shift
TTS ).
Jarak aman dampak noise peledakan bawah
laut terhadap Gangguan perilaku biota laut
berdasarkan (SKM 2009) Underwater B lasting
Ecological Impact Assessment. Sinclair KnightMerz. Brisbane., berdasarkan jumlah bahan
peledak/delay
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
15/39
6/1/20
Predicted Safe Distance To Meet
Exposure Criteria for Marine Animals
6. Blasting Monitoring
a. Pra Survey Blasting
b. Pemantauan saat Peledakan
Pengukuran Getaran Peledakan
Pengukuran Noise
c. Survai Setelah Peledakan
Survai biota lautSurvai konstruksi bangunan
High tech underwater camera
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
16/39
6/1/20
Monitor migrasi mamalia didalam laut
UWB Oleh Kontraktor Lokal Banyak ikan Mati
Hydrophone
Blasting
7. PENGERUKAN MATERIAL
HASIL LEDAKAN BAWAH AIR
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
17/39
6/1/20
Tempat pembuangan material hasil ledakan
harus mendapatkan ijin dari instansi terkait,
baik dilaut dalam atau dibuang didarat seperti
contoh di Australia : theEnvironment
Protection (Sea Dumping) Act 1981
Commonwealth) and a Marine Park Permit under
the Great Barrier Reef Marine Park Act 1975.
menimbulkan efek turbulensi yang
mengakibatkan kekeruhan yang berlebihan
Pada saat pembuangan ditempat disposal tidak
boleh terlalu tebal agar tidak
mengganggu/mengubur organisme bentik
(benthic organisms).
Dredging and Blasting Environmental
Hay Point Coal Terminal Expansion Phase 3
(HPX3)
BM Alliance Coal O erations Pt Ltd.
Bibliografi
22 October 2010
GROUND VIBRATION
& AIR BLAST
DWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMERDWIHANDOYO MARMER
DINDING RETAK/ROBOH DI CIREBON ?
STABILITAS LUBANG BUKAAN TAMBANG
KUARI ANDESIT DI LAMPUNG DI TUNTUT RP, 400 JUTA?
LOKASI BLASTING DI DUDUKI MASYARAKAT DI TUBAN
& SENAKIN KALTIM
DI SANGATA LSM KLAIM 25 JT/KELUARGA KRN
KELUHAN/KLAIM MASYARAKAT
A A A A
RUMAH YG RETAK KLAIM 50 JT ?
ADANYA KORBAN JIWA AKB. FLY ROCK, (SERANG &
KALSEL)
RBH TIDAK BISA BLASTING DIKLAIM 5 DESA
PULUHAN RUMAH LONGSOR DI RUMPIN PELEDAKAN PADA JARAK KURANG DARI 300 M
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
18/39
6/1/20
Rumpin Bogor
RUMPIN
Struktur Sipil
Desa Walahir
Lokasi Retakan di depan Mushola
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
19/39
6/1/20
PERSELISIHAN
DAMPAKDAMPAK
MASYARAKATMASYARAKAT PERUSAHAANPERUSAHAAN
INDEPENDENINDEPENDENtektekMIRAMIRA
ITB, UPN DLLITB, UPN DLL
PT. DAHANA DLLPT. DAHANA DLL
ENERGI PELEDAKAN
ENERGI TERPAKAI
(HANCURKAN BATUAN)
ENERGI SISA
(GETARKAN LINGKUNGAN)
ENERGI
KEJUT
ENERGI
GAS
ENERGI
PANAS
ENERGI
SINAR
ENERGI
SUARA
ENERGI
SEISMIK
MicrophoneBlastMate III
Geophone
Minimate Plus
PARAMETER GETARANPerpindahan
Kecepatan
Percepatan
Perpindahan Simpangan yaitu
jarak gerakan partikel batuan dari
posisi yang sebelumnya
seimbang ke suatu titik yang
dikehendaki dalam waktu
tertentu, biasanya diukur dalam
satuan inci atau mm.
Kecepatan yaitu gerakan
partikel batuan ketika
meninggalkan tempat dari
kondisi semula diam,
biasanya diukur dengan
satuan inci/sec atau
mm/det.
Percepatan adalah laju pada saat
terjadi perubahan kecepatan
partikel. Tenaga yang dipakai oleh
partikel yang bergetar adalah
sebanding dengan percepatan
partikel tersebut. Percepatangravitasi (g) besarnya adalah 32,2
ft/sec2 atau 9,82 m/det2.
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
20/39
6/1/20
U. S.Bureau of Mines No.656 tahun 1971 : v =
H (D /wa )b
SD = d/W0.5
Peledakan yg aman SD = 50. Bila SD>50 atau >60 menandakan
vibrasi kecil,
Bila SD
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
21/39
6/1/20
MICROMATE
MICROMATE ISSE OR DIN
TRIAXIAL GEOPHONE & ISSE
LINIER MICROPHONE
Vibracord Spanyol
U.S. Bureau of Mines, 1971 K = 100,
DuPont deNemours & Co., 1977 (produsen bahan
peledak) K = 160
Canada Centre for Mineral and Energy
(CANMET), 1982 K antara 160 - 750
atau rata-rata 490.
Surface Mining Product and Service Reference Guide
K = 500 free face hard or hi hl structured rock
K = 1140 (free face avarage rock)
K = 5000 (free face heavyly confined)
Komponen m = -1,6
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
22/39
6/1/20
HD W/Delay K M Distance Q^0.5 (R/Q^0.5)Blast^ ^
PPV PPV
PPV =
CONTOH PREDIKSI V & AKTUAL
1,6
0,5Q
RkV
(mm) (Q) -- kgs k PPV m PPV R -- m PPV PPV
89 30,5 1140 -1, 6 690 5 ,52268 124,939 0,000441857 0,503717
89 30,5 656 -1, 6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0 ,289858
89 30,5 500 -1, 6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0 ,220928
89 30,5 2500 -1, 6 690 5 ,52268 124,939 0,000441857 1,104641
89 30,5 590 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,677077
89 30,5 700 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,803312
89 30,5 500 -1, 6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0 ,573794
89 30,5 2500 -1, 6 380 5 ,52268 68,8072 0,001147588 2,868971
89 30,5 500 -1,6 A1 Aekpinin 3080 5 ,52268 557,7 4 ,03421E-05 0 ,020171 no record
89 30,5 650 -1,6 undation pl 110 5 ,52268 19,9179 0 ,008340874 5 ,421568 no record
Monitoring/ . - .
(pred.) in Actual
(OPS) 0,293
(TSF) 0,863
PPV dari para ahli
HD W/Delay Distance K M Q^0.33 R/Q^0.33
(mm) ( Q) -- kgs R -- m k PSPL m PSPL PSPL PSPL dB(L) Pa.(L)
89 30,5 690 185 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,28076 280,7602 142,946104889 30,5 690 4 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,00607 6,070491 109,3118205
PSPL Actual
(OPS) 109,2 5,75
(R/Q^0.33) -1.2PSPL
(pred.) in
PSPL
(pred.) in
PSPL (pred.)
in dB
Blast
Monitoring
1,2
0,33Q
RkP
CONTOH PREDIKSI AIR BLAST & AKTUAL
, 4 - , , , , , , ,
89 30,5 690 100 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,15176 151,7623 137,6026724
89 30,5 380 185 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,5744 574,3996 149,1636827
89 30,5 380 2 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00621 6,209726 114,1904871
89 30,5 380 1,36 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00422 4,222613 106,490999
89 30,5 380 45 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,13972 139,7188 136,8844988
89 30, 5 SMA1 3080 2 -1,2 3, 089007 997,084051 0,00025207 0, 0005 0, 504141 122, 0098233
89 30, 5 Foundat ion 110 2 -1,2 3,089007 35, 6101447 0, 013743948 0,02749 27, 4879 ###########
no record
no record
(TSF) 105,5 3,75
PSPL in dB is ca lculated using pa. to dB converter from this site --
http://www.sengpielaudio.com/calculator-soundlevel.htm
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
23/39
6/1/20
Hasil Pengukuran 8-10 April
Analisis Scaled Distance 4 data
Grafik SD dg 75 % LineEq.
Grafik SD dg 1% Line Eq.
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
24/39
6/1/20
Membuat Grafik SD dg
Excel
Analisis Kestabilan Lereng
Parameter GeoteknikJenis Batuan
Andesit 1 Andesit 2 Gamping 1 Gamping 2
1. Bobot Isi(unit weight), MN/ m3 0,0247 0,0231 0,0238 0,0231
Input
Parameter
. ,
3. Poissons Ratio
4. Kuat tarik, MPa
5. Sudut gesek dalampuncak,
6. Sudut gesek dalam residu,
7. Kohesi puncak, MPa
8. Kohesi residu, MPa
0,34
0,5
40
35
0,75
0,09
0,35
0,5
40
35
0,7
0,1
0,23
4,49
44,9
33,6
3,94
0,32
0,22
2,3
40
31,98
1,71
0,1
Lokasi 1 Batujajar, Bandung Penampang
A-A B-B C-C
Tinggi Jenjang 20 35 m 15 -20 40
Kemiringan Jenjang 70 -80 70 - 75 70
Lebar Jenjang 15 m 15 15
Faktor Getaran
-Longitudinal : 0,4
-Tranversal : 0,2
Distribusi perpindahan Kondisi stat ik Distr ibusi perp indahan Kondisi d inamik
LIN TASAN Kond isi Sta ti k Ko nd isi Di na mi k
Lantai Toe Crest Lantai Toe C rest
B-B 0 ,0 0 28 m 0 ,0 02 8 m 0 ,0 00 4m 0 ,0 03 7m 0 ,0 04 m 0 ,0 02 5m
LIN TA SA N Kon di si St at ik Ko nd isi Di na mi k
Lantai Toe Crest Lantai Toe Crest
B-B 1,83 2,03 6,0 1,3 1,83 6,0
Faktor Keamanan kondisi statik Faktor Keamanan kondisi dinamik
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
25/39
6/1/20
Event
Microphone BlastMate III
MEKANISME PENJALARAN GETARAN & DAMPAK PELEDAKAN
Perekaman dari BlastMate III
Diproses oleh BlastWare III
Pada Notebook
Geophone
Printout GrafikHasil Monitoring
Pemasangan Geophone
Pengukuran yang dilakukan pada batuan
masif geophone cukup diletakkan
mendatar (level), atau ditutup dengan
pemberat (sand bag) agar tidak bergerak
akibat getaran
Pengukuran pada batuan yang lepas
geophone harus dipasang 3 (tiga) buah
paku berulir kemudian ditancapkan
sampai geophone tidak bergerak, atau
ditanam sedalam 50 cm.
Arah panah harus menuju titik peledakan
Pengukuran di Semen
Padang
PVS
mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s
HASIL PENGUKURAN
Muatan/Delay
maks (kg)
Jarak
(m)
T ra ns ve rs al V er ti ka l L on gi tu di na l Air Blast
dB
DATAPELEDAKANLokasi
Peledakan
Lokasi
Pengukuran
No Seri
Alat TanggalWaktu
BE10292 13:00:11 06/03/2008 Front IV 750 300 Depan front 1,83 21, 0 0, 0331 1, 78 23,0 0,0,0365 3 ,4 6 16,5 0,0 398 3,66 68,3 ( A)
BE10292 15:39:29 250 Depan front 1,60 9,4 0,0199 1,06 12,2 0,0199 1,65 12,6 0,0 199 2,11 74,3 ( A)BE10292 15:46:24 150 Depan front 17 ,6 0 14 ,0 0, 17 60 6, 75 1 3, 3 0 ,1 26 0 1 1, 90 2 0, 0 0 ,1 060 1 8, 3 1 01 ,8 ( A )
BE10292 13:23:01 0 8/ 03 /2 00 8 F r o nt I V 7 50 200 Depan front 4,67 26 0,0762 8 ,56 20 ,0 0, 1030 8,16 13,3 0,0994 9,27 104,6 ( A)BE10292 12:52:02 0 9/ 03 /2 00 8 F r o nt I V 3 50 270 Depan front 2,75 11,5 0,0331 2,86 8,5 0,0265 5,73 10,7 0,0464 6,59 91,2 (A)
650Front IV07/03/2008
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
26/39
6/1/20
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
27/39
6/1/20
Distance 50-200m range PPV 75-157mm/s
Distance 500-1000m range PPV 1-2 mm/s
PENGUKURAN GETARAN 4 ARAH
SEKALIGUS
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
28/39
6/1/20
Lokasi Pengukuran di L 600 Blok III
Monitoring getaran Sand blasting di Dev X Cut No. 4B (2)
PVS 2.166 mm/s 30 m
PVS 2.106 mm/s 30 m
W 1.6 kg
W 2.0 kg
PVS 39.4 mm/s 7 m
PVS 29.3 mm/s 7 m
PVS 10.2 mm/s 15 m
PVS 10.8 mm/s 15 m
PERSIAPAN ALAT
SOSIALISASI/PRESURVEY BLASTING
PEMBORAN & PELEDAKAN
PENGUKURAN GETARAN
BLASTING
MONITORING
& KEBISINGAN
DAMPAK GET
& KEBISINGAN
> NAB
PEDOMAN
MODIFIKASI
TEKNIK BLASTING
TIDAK
YA
KEP-48/MENLH/11/1966
(25 11 1966 )
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
KEP-49/MENLH/11/1966
(25 11 1966 )
BAKU TINGKAT GETERAN
KEP.MENLH
(UMUM)
NAB
BAKU TINGKAT GETARAN &
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
(PELEDAKAN INTERNASIONAL
TERMASUK
INDONESIAN STANDARD
SNI 7571:2010)
PELEDAKAN
(KHUSUS)
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
29/39
6/1/20
INDIA
Jumlah Standar International pada saat ini 31 buah
Bila ditambah dengan Indonesian Standard
SNI 7571: 2010 maka akan menjadi 32 buah
INTERNATIONAL STANDARDS
Indonesian Standard SNI 7571: 2 1
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
30/39
6/1/20
Indonesian Standard SNI 7571: 2010
10
100
1000
Velocity(mm/s)
Cl. 2
Cl. 3
Cl. 4
Cl. 5
254200
1
1 10 100
Frequency (Hz)
Tran: +Vert: xLong: 0
Class 1: Historical/sensitive buildings
Class 2: Bad structure for houses/ without slope
Class 3: Medium structure for houses/ with slope
Class 4: Good structure for houses/ frame structures
Class 5: Industrial buildings
Cl. 1
>From: oky [mailto:oky_ar@has-environmental.com]
>Sent: Monday, February 22, 2010 10:46 PM
>To: eric@aisys.com.sg
>Cc: Mask, Ron; Subchan; husna
>Subject: Blasting standart for Indonesia
>
Dear Eric,
How are you? just want to give you information about
the request to include a national standard for blasting
in Indonesia to the Instantel Software, for the
standard in Indonesia will be issue soon. and MrHandoyo as the formulator and friends still translate
the standard into English, I will immediately inform
you if the standard is issued.
From: "Mask, Ron"
>Date: Mon, 8 Mar 2010 15:55:19
>To: oky; eric@aisys.com.sg
>Cc: Subchan;
>husna; Turnbull,
>Bob; Clouthier, Lisa
>Subject: RE: Blasting standart for I ndonesia
>
>Hello everyone
>
>I look forward to receiving any information on the Indonesian blasting guidelines. All we
really need is the example of the frequency template, ie like the USA RI-8507 or German DIN
4550 vibration limits.
>
>Best regards
>Ron
>
>Ron Mask, Sales Manager, Instantel
>A member of The Stanley Works, 309 Legget Drive
> Ottawa , ON K2K 3A3, Canada
RE: Blasting standard for Indonesia
Thursday, 1 April, 2010, 11:25 PM
From:
"Turnbull, Bob"
View contact details
To:
"handoyo marmer"
Cc:
"Mask, Ron"
Message contains attachments
1 File (2KB)
Indonesian SNI 7571 2010.cpl
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
31/39
6/1/20
Hello Dwihandoyo,
If you save the attached file in the Blastware/system/comply
directory and then in Blastware/report options select this file
as the compliance graph see below.
Then when you view or print it will print the event data on
this graph. Let me know if you have any issues
Best Regards,
Bob Turnbull , Product Development and Service Manager
Instantel
A member of The Stanley Works
309 Legget Drive Ottawa, ON K2K 3A3, Canada
Tel: 1.613.592.4642, ext. 137Toll Free: 1.800.267.9111
1 April 2010
Indonesian
Standard
Sudah masuk
Ke
Standard
Internasional
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
32/39
6/1/20
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK
BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK
BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II
PARAMETERPARAMETER
GETARANGETARAN
KATEGORI
A
KATEGORI
A
BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik)BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik)
KATEGORI
D
KATEGORI
D
KATEGORI
B
KATEGORI
B
KATEGORI
C
KATEGORI
CSATUANSATUAN
FREKUENSI
(Hz)
FREKUENSI
(Hz)
2 -27
27 -140
>25 -130
>21-110
110
Mm/detik
Hz
Mm/detik
Hz
Kecepatan
Getaran
Frekuensi
Kecepatan
Getaran
Frekuensi
7 - 42
42
Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban
pada kasus khusus)
Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D: Rusak dinding pemikul beban
Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban
pada kasus khusus)
Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D: Rusak dinding pemikul beban
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK
BERDASARKAN JENIS BANGUNAN(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran III
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK
BERDASARKAN JENIS BANGUNAN(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran III
KELASKELAS TIPE BANGUNANTIPE BANGUNAN
KECEPATAN GETARAN (mm/detik)KECEPATAN GETARAN (mm/detik)
PADA PONDASIPADA PONDASI
FREQUENSIFREQUENSI
PADA BIDANGDATAR DILANTAI
ATAS
PADA BIDANGDATAR DILANTAI
ATAS
< 10 Hz< 10 Hz 10 -50 Hz 50 -100 HzCAMPURANFREQUENSICAMPURANFREQUENSI
4040< 10< 10 20 - 4020 -40 40 -5040 -50
151555 5 - 155 -15 15 -2015 -20
8.58.533 3 - 83 - 8 8 -108 -10
Bangunan untuk keperluan niaga,
bangunan industri dan bangunan
sejenis
Bangunan untuk keperluan niaga,
bangunan industri dan bangunan
sejenis
Perumahan dan bangunan dengan
rancangandan kegunaansejenis
Perumahan dan bangunan dengan
rancangandan kegunaansejenis
Struktur yang karena sifatnya peka
t erha da p g et aran , t id ak s ep er ti
tersebut pada no. 1 dan 2, dan
mempunyai nilaibudayatinggiseperti
bangunanyangdilestarikan
Struktur yang karena sifatnya peka
t erha da p g et aran , t id ak s ep er ti
tersebut pada no. 1 dan 2, dan
mempunyai nilaibudayatinggiseperti
bangunanyangdilestarikan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran iv
BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran iv
KELASKELAS JENIS BANGUNANJENIS BANGUNAN
Peruntukandan bangunan kunoyang mempunyainilai sejarahYang
tinggi
Peruntukandan bangunan kunoyang mempunyainilai sejarahYang
tinggi1.1.
KECEPATAN
GETARAN
MAKSIMUM
(MM/DETIK)
KECEPATAN
GETARAN
MAKSIMUM
(MM/DETIK)
22
Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-
Keretakanpada tembok
Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-
Keretakanpada tembok
Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan-
kerusakankecil seperti: plesteranyang retak
Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan-
kerusakankecil seperti: plesteranyang retak
Bangunan kuat (misalnya bangunan industri terbuat dari betonataubajaBangunan kuat (misalnya bangunan industri terbuat dari betonataubaja
2.2.
3.3.
4.4.
55
1010
10-4010-40
(SEPERTI DIN)(SEPERTI DIN)
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
33/39
6/1/20
250
300
350
/s
Major Damage
Grafik Nilai Ambang Batas Tingkat Getaran Peledakan
Kriteria Singh, P.K (2002)]
0
50
100
150
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
RMR
PPVm
Minor Damage
Safe
Struktur Sipil
Desa Walahir
Lokasi Retakan di depan Mushola
Struktur SipilDesa Walahir
KOMPENSASI GETARAN PELEDAKAN di Desa Walahir
PELEDAKAN HARUS DILAKUKAN DENGANBIDANG BEBAS. JIKA BIDANG BEBAS TIDAKTERDAPAT DI SUATU LOKASI, MAKABEBERAPA ALTERNATIF YANG DAPATDIGUNAKAN ADALAH : LINE DRILLING
SLOT DRILING
PEMBUATAN PARITAN DI AREAPELEDAKAN
DECK LOADING
METODE PELEDAKAN TUNDA
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
34/39
6/1/20
LINE DRILLING
EXCAVATION LINE
50% LOAD OF
FREE
FACE
PRIMARY HOLES
NORMALLY LOAD
PRIMARY HOLES
SLOT DRILLING
PEMBUATAN PARITAN DI AREA
PELEDAKAN
Surface Miner
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
35/39
6/1/20
HOLE1HOLE2
HOLE3
DECK
LOADINGMETODE PELEDAKAN
TUNDA
SEISMICWAVE1
SEISMICWAVE2
SEISMICWAVE3
Penyebabnya :
Tekanan Udara
Tekanan Batuan
Pelepasan Gas
Penyebabnya :
Tekanan Udara
Tekanan Batuan
Pelepasan Gas
Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah Tertentu Energi
Bahan Peledak Yang Keluar Ke Atmosfer
Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah Tertentu Energi
Bahan Peledak Yang Keluar Ke Atmosfer
AIR BLASTAIR BLAST
Pelepasan Stemming Pelepasan Stemming
Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab keluhan utama
masyarakat dibandingkan vibrasi
Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab keluhan utama
masyarakat dibandingkan vibrasi
INVERSIONS - POTENTIAL TROUBLEINVERSIONS - POTENTIAL TROUBLE
Altitude
PENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLASTPENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLAST
dBdB PsiPsi
180
170
160
150
140
180
170
160
150
140
3.0
0.95
0.30
0.095
0.030
3.0
0.95
0.30
0.095
0.030
Structural damage
Most windows break
Some windows break
OSHA maximum for impulsive sound
USBM TPR 78 maximum
Structural damage
Most windows break
Some windows break
OSHA maximum for impulsive sound
USBM TPR 78 maximum
130
120
110
100
90
80
130
120
110
100
90
80
0.0095
0.0030
0.00095
0.00030
0.000095
0.000030
0.0095
0.0030
0.00095
0.00030
0.000095
0.000030
USBM TPR 78 safe level
Threshold of pain for continuous sound
Complaints likely
OSHA maximum for 15 minutes
OSHA maximum for 8 minutes
USBM TPR 78 safe level
Threshold of pain for continuous sound
Complaints likely
OSHA maximum for 15 minutes
OSHA maximum for 8 minutes
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
36/39
6/1/20
Bruel&K
jaer
140
130
120
110
100
90
80100.000
1.000.000
10.000.000
100.000.000
Pa
Sound Pressure Sound Pressure Level
dB Threshold of Pain
Jet Engine
(25 m distance)
Heavy Truck Average Street
Traffic
Jet Take Off
(100 m distance)
Pop GroupPneumatic Chipper
SoundandEverydayEventsby
60
50
40
30
20
10
020
100
1000
10.000
Threshold of Hearing
Library
BedroomWood
Living Room
Conversation
SpeechBusiness Office
PENGUKURAN
KEBISINGAN
BOEING 737-200
SAAT LANDING
DI BANDARA
KALIMARU
BERAU
KETINGGIAN 400
M
PENGUKURAN
KEBISINGAN
BOEING 737-200
SAAT LEPAS
LANDAS DI
BANDARA
KALIMARU BERAU
PADA KETINGGIAN
400 M
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
37/39
6/1/20
Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan
dB (A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perutnahan dan Pemukiman
2. Perdagangan dan Jasa
3. Perkantoran dan Perdagangan
4. Ruang Terbuka Hijau
5. Industri
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum
55
70
65
50
70
60
Kep MenLH No: KEP-48/MENLH/11/1996)Kep MenLH No: KEP-48/MENLH/11/1996)
7. Rekreasi
8. Khusus :
- Bandar Udara
- Stasiun Kereta Api
- Pelabuhan Laut
- Cagar Budaya
70
70
60
b. Lingkungan Kegiatan1. Rumah Sakit atau sejenisnya
2. Sekolah atau sejenisnya
3. Tempat ibadah atau sejenisnya
55
55
55
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
38/39
6/1/20
Kel. Lingkungan Lantai 4
Puslitbang tekMIRADwihandoyoTectonic Earth Quake, Selat Sunda
BESAR GETARAN GEMPA DENGAN ALAT BA-8917, 15 APRIL 2005 JAM 11.14.52
GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-8917
Kel. Lingkungan Lantai 4
Puslitbang tekMIRA
Dwihandoyo
Tectonic Earth Quake, Selat Sunda
0.950 mm/s
GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-5372
7/25/2019 Pak Dwi Handoyo Marmer
39/39
6/1/20
SUMBER : HARIAN PIKIRAN RAKYAT 16 APRIL 2005