PPT Case Konjungtivitis Vernal

Post on 14-Dec-2015

98 views 20 download

Tags:

description

g

transcript

Richard Leonardo

11.2013.153

PEMBIMBING:

dr. Nanda Lessi, Sp.M

Konjungtivitis Vernalis ODS

Status OpthalmologisKETERANGAN OD OS

1. Visus 20/25 F1, PH: 20/20

F1

20/40 F2, PH: 20/20

F1

2. KEDUDUKAN BOLA MATA

- Eksoftalmus - -

- Endoftalmus - -

- Deviasi - -

- Gerakan bola mata Baik ke segala

arah

Baik ke segala

arah

2. SUPRASILIA

- Warna Hitam Hitam

- Simetris Normal Normal

2. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR

- Edema - -

- Nyeri tekan - -

- Ektropion - -

- Entropion - -

- Blefarospasme - -

- Trikiasis - -

- Sikatriks - -

- Punctum lacrimal Terbuka Terbuka

- Fissure palpebra Normal normal

- Test anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. KONJUNGTIVA TARSAL, SUPERIOR, DAN INFERIOR

- Hiperemis + +

- Folikel - -

- Papil Giant papil (+) Giant papil (+)

- Sikatriks - -

- Hordeolum - -

- Kalazion - -

6.Konjunctiva Bulbi- Sekret - -

- Injeksi konjungtiva + +

- Injeksi siliar - -

- Pendarahan subkonjungtiva - -

- Pterigium - -

- Pinguekula - -

- Nevus pigmentosus - -

- Kista Dermoid - -

2. SKLERA

- Warna Putih Putih

- Ikterik Tidak Tidak

- Nyeri tekan - -

2. KORNEA

- Kejernihan Jernih Jernih

- Permukaan Rata Rata

- Ukuran 12 mm 12 mm

- Sensibilitas Baik Baik

- Infiltrate - -

- Keratik presipitat - -

- Sikatriks - -

- Ulkus - -

- Perforasi - -

- Arcus - -

- Edema - -

- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. BILIK MATA DEPAN

- Kedalaman Dalam Dalam

- Kejernihan Jernih Jernih

- Hifema - -

- Hipopion - -

- Efek Tyndall - -

2. IRIS

- Warna Hitam Hitam

- Kripte Jelas Jelas

- Sinekia - -

2. PUPIL

- Letak Tengah Tengah

- Bentuk bulat Bulat

- Ukuran 3 mm 3 mm

- Refleks Cahaya Langsung + +

- Refleks Cahaya Tidak Langsung + +

2. LENSA

- Kejernihan Jernih jernih

- Letak Tengah Tengah

- Test Shadow - -

2. BADAN KACA

- Kejernihan Jernih Jernih

2. FUNDUS OKULI

PAPIL N II

- BatasTidak dilakukan Tidak dilakukan

- WarnaTidak dilakukan Tidak dilakukan

- Ekskavasio Tidak dilakukanTidak dilakukan

- Ratio Arteri : Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

RETINA

- EksudatTidak dilakukan Tidak dilakukan

- PendarahanTidak dilakukan Tidak dilakukan

- SikatriksTidak dilakukan Tidak dilakukan

- AblasioTidak dilakukan Tidak dilakukan

MAKULA LUTEA

- Refleks Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. PALPASI

- Nyeri tekan - -

- Massa tumor - -

- Tensi occuli N/ palpasi N/palpasi

- Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Test konfontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

PROGNOSIS OD DAN OS

TINJAUANPUSTAKA

Ket. Gambar : (1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva Forniks,

(4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis, (6) Konjungtiva Marginalis

Gambar 2. Anatomi Konjungtiva 12

Arteri oftalmika arteri karotis interna

arteri retina sentralis

arteri siliaris posterior

arteri silaris anterior

Arteri Palpebralis

arteri Lakrimalis

Arteri supra Trochlearis

Sel epitel konjungtiva sebagai sumber sekresi elektrolit dan air

Sel goblet konjungtiva sebagai sumber sekresi musin

FUNGSI

Sistem pertahanan konjungtiva terhadap infeksi

SISTEM PENYEMBUHAN LUKA PADA KONJUNGTIVA

•Fase Bekuan•Fase Proliferasi•Fase Granulasi•Fase Kolagen

Mata Mera

h

Visus Norma

lVisus Turun

Mata Tenan

g

Visus Turun

Visus Norm

al

Merah Sebagia

nMerah

Seluruh

KONJUNGTIVITIS

• Peradangan selaput bening yang

menutupi bagian putih mata dan bagian

dalam kelopak mataGejala

• Sensasi benda asing

• Sensasi penuh di sekeliling mata

• Gatal

• Fotofobia

Tanda Tanda Konjungtivitis

• Injeksi konjungtiva pelebaran a. Konjungtiva posterior

• Folikel tonjolan pada jaringan konjungtiva, warna abu-abu kemerahan, diameter 1 mm

• Cobble stone seperti batu kerikil bentuk poligonal tersusun berdekatan

• Flikten tonjolan berupa sebukan sel-sel radang kronik di bawah epitel konjungtiva atau kornea

• Membran massa putih padat yang menutupi konjungtiva

• Sikatriks garis-garis putih halus

InjeksiInjeksi Konjungtiva Injeksi Siliar

Asal A. Konjungtiva posterior A. Siliar

Memperdari Konjungtiva Bulbi Kornea segmen anterior

Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva

Warna Merah Ungu

Arah aliran/lebar Ke perifer Ke sentral

Konjungtiva digerakkan Ikut Tidak

Dengan epinefrin Menciut Tidak menicut

Penyakit Konjungtiva Kornea, iris, glaukoma

Sekret + -

Visus Normal Menurun

Etiologi

– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:

– Infeksi virus

– Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

– Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau

sinar matahari yang dipantulkan oleh salju

• Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

• Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

- Kelainan saluran air mata

- Kepekaan terhadap bahan kimia

- Pemaparan oleh iritan

- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

• Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.

Konjungtivitis Vernal• Termasuk reaksi hipersensitif musiman

• Terbanyak umur 5-25 thn

• Ada hub dg sensitivitas thd tepung sari rumput → iklim panas

inflamasi kronis pada konjungtiva (unilateral)

dan berhubungan dengan gen/herediter.

• >90% penderita dgn penyakit ini mempunyai

riwayat atopi lain spt asma,eczema atau rhinitis

alergi seasonal.

Gejala Klinis

• gatal

• kadang-kadang panas

• lakrimasi menjadi buruk pd cuaca panas dan berkurang pd cuaca

dingin

• Coble stone di konjungtiva tarsalis superior

• Sekret mukopurulen

Terapi

• Kortikosteroid lokal tetes mata

• Ulkus kornea antibiotik dan steroid oral

• Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang kuat alergi.

• Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10 tahun. Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.1

• Tipe I : Reaksi Anafilaksi• Di sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan antibodi,

dalam hal ini IgE yang terikat pada sel mast atau sel basofil dengan akibat terlepasnya histamin. Keadaan ini menimbulkan reaksi tipe cepat.

• Bentuk palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar ( Cobble Stone ) yang diliputi sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal.

• Bentuk Limbal hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.(1)

Patofisiologi

• Rx hipersensitivitas I → hiperemia & vasodilatasi difus → hiperplasia akibat proliferasi jaringan →pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali → hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva → gambaran cobblestone.

• Vasodilatasi dan hipertropi →lesi fokal → perubahan bentuk limbus konjungtiva.

Giant Papillary Conjunctivitis

• Merupakan immune mediated inflammatory.

• Gangguannya terletak pada konjungtiva

tarsal superior.

• Secara histologik terdapat gambarn giant

cell

Atopic keratoconjunctivitis

• Inflamasi pada konjungtiva dan kelopak

mata (bilateral) dan berhubungan kuat

dengan dermatitis atopic

• Merupakan reaksi hypersensitivitas type I.