Post on 23-Nov-2020
transcript
... - -·
Proceedings Seminar Nasiolil·al Olahraga 2015 Peran Olahraga dalam Era Global
'
•
DtterbitkBn Oleh. Fakultas llmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta .
dalam rm1gka Dies Natalis Ke-51
Universitas Negeri Vogyakarta tahun ,i!015
KATA PENGANTAR
Prosidmg ini disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL OLAHRAGA yang bertemakan 'Peran Olah raga dalam Era Global". Penyelengaraan sernmar ter:sebut dimaksudkan untuk mempobhkankan has ii penehnan dan karya ilmiah datam btdanq keolahragaan untukmenjawab isu-isu keolahragaan globaldan nasional.
Kegiatan Seminar Nasional dukutl peserta yang terdiri ates pakar, pene1iti, akademisi dan praktisi dalam bi dang keclahreqaan di Indonesia.
Ucapan terima kaslh kami disampaikan kepada plmplnan untversnas Negerl Yogyakarta dan Panitia Dies Natalis S 1 UNY yang tel ah membelikan kesempatan terselenggarkannya Seminar Nasional Olah raga pada tanggal 13 Mei 201 S di FIK UNY.
Selanjutnya kepada para presenter dan editor serta pelaksena seminar Nasional ini drsampeikan penghargaan dan ucapan terima kasrh etas jerih payahnya sehingga seminar dapat berlangsung dengan baiksampai tersusunnya pros1dmg ini.
Akhir kata, semoga presiding ini bermanfaat khususnya dalam bldang keolahragaan serta memberlkan rekomendasi pemiktran ilrmah dalam bidang keolahragaan di Indonesia.
Yogyakarta, 13 Mei 201 S Ketua Panitra
Drs. Amat Komari, M Si. NIP. 19620422199001 1 001
Halaman Sampul
Halaman Judul
Kata Pengantar
Oaftar 1st
Keynote Speakers
Mayjen TNI (Pur) Teno Suratman
Pembicara
Prof. DR. Sugiharto, M.Kes
GBPH H. Prabukusumo, S.PS1
Prof. DR. Hari SetiorlO, M.Pd
Pemaka1ah pendamping Yustinus Sukarmm
S1git Nugroho
Nurhadi Santoso
Su!istiyono
CH.Fajar Sri wahyuniati dkk
Cerika Rismayanthi
Heri Purwanlo
Ahmad Nasrulloh
Er.vin Setyo Kriswanto, dkk
DAFTAR 151
Sistem Pembinaan Keolahragaan Indonesia Menghadapi Era Global
Olahraga Untuk Mengatas1 Masalah Obesitas Sebagai Oampak Negatif Peradaban dan Masalah Kesehatan di Era Global
Pembinaan Prestasr KONI OIY di ERA Global
Peran Olahraga Pendidrkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional
lmplementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Srstem Keolahragaan Nasional
Peluang lndustri Olahraga Oalam Mengembangkan Pari\.visala Di Indonesia
Perbedaan Efektfvitas Antara Passing-Stopping Kaki Bagian Dalam Dan Passing-Stopping Dengan Telapak Kaki Pada Mahasiswa Pjkr B Angkatan 2013
Analysis Of Study Indonesian Football School Curriculum
Developing Aerobics Movements Package For Bhnd Children
Eating Disorders (Anorexia Nervosa) In Athletes
Perspektif Aktivitas Rltrmk Senam lrama Dan Senam Ritmik Sportif Dalam Pendidikan Jasmam Di Sekolah Dasar
Aerobic Exercise Combined With Techniques Programe Can Be Increased Groundstroke Skill Of Tennis Athlet
�mplementasi Pengajaran Pendidikan Jasmani Pendekatan Taktik (Teaching Game For Understanding) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Hal a man
II
Iii
Iv
1
17
32
39
48
59
73
91
104
121
136
152
166
A. Er1ina Listyorini
Farida Mulyanlngs1h
Dena Widyawan
Rachmah Laksmi Ambardmi
Gede Doddy Ttsna MS Yuyun Ari Wibowo
Nur Rohmah Muktiam
Tri Am Hastull
Lihk lndriharta
Abdul Mahfud1n Alim
Ngatman
Made Kumia Widiastuti Giri, Herka Maya Jatmika
Ali Satia Graha Edy Mintarto
Fathan Nurcahyo
Bambang Priyonoadi
Arclhi Mardiyanto Indra Pumomo, NurAhmad Muharram
Development Of Human Resources Through Senam Kesegaran Jasmani !nclonesia Training
The Analysis Of Angguk Gymnastic In Kulonprogo Regency Yogyakarta Special Region
The Influence Of Teaching Models Through Sientific Approach Towards The Skill Of Playing Football
Faktor Genetik, Trainabihty, Dan Performa Olahraga: Kajian Genelika Olahraga
lmplementasi Tri Hila Karana Terhadap Prestasr Alie! Wooclball Undiksha
Kompetensi Decision Making Siswa Putn Smp Negeri 2 Kretek Yang Tergabung Dalam Tim Bolavoli 02sn Kabupaten Bantul Tahun 2014
Identification Of Pencaksllal Basic Movement Impediment On Subsidised PJkr Student On Fik UNY
Moral and integrity teacher profession (the role of human resources in the future changes)
Pengembangan Soft Skills Melalui Aktivitas Jasmani 01 Sekotah
Computer Tablet As Augmented Feedback In Motor Leaming
Evaluast Anahsis Butir Soal-soal Penjaskes Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se-kecamatan Mlati. Kabupaten Sleman
Hubungan Pola Asuh Nutrisi Dan Karakter Hidup Sehat Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas Iv Sdk Karya Singaraja
Manfaat lstirahat Pada Pasca Cedera Akrbat Berolahraga
Body Mass Index (Bmi) And Body Fat Perce-uaqe Of Security Of Faculty Of Sport Science Yogyakarta State University
Teacher Of Sport And Health Physical Education As Fit, Creative, And Adaptive Sportpersonship
Masase Terapi: Aman Dan Efektif
Pengaruh pendekatan latihan sasaran tetap dan sasaran berubah ... arah terhadap ketepatan pukulan push padahoki ditinjau dari power
otot lengan.
182
191
209
227
239
253
267
284
299 314
327
343
360
371
383
401
416
Fatkurahman Al)una
Edi Mintarto, Pengaruh Masase Terhadap Modulas1 Kadar lmmunoglobulin Dan I 429 Bambang Hormon Priyonoadi
I Wayan Muliarta Subak development tubing as one 441 Mitigation system transfer function wetlands in the global era
Faidlllah Kurniawan, Pemetaan Sertifikasi Pelalih Cabang Olahraga Dari Lankor Pada 459 dkk Alumrn Maupun Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelalihan
Fakullas llmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
Yudanto Partisipasi Masyarakat Dalam Berolahraga Sebagai Wujud Peran 472 Serta Dalam Meningkalkan Pembangunan Olahraga Nasional
Yulingga Nanda Kontribusi Pendidikan Jasmani Oalam Menciplakan Sdm Yang 486 Hanief, Moch Berdaya Saing Di Era Global Nurkhobs
' Yudik Prasetyo Pemberdayaan Jamaah HaJi Dalam Bidang Kesehatan Dan 500 Kebugaran Jasmanl
Endang Rini Bentuk Tubuh (Somatotype) AUct Senam Artisl1k 510 Sukamti, Edi Mintarto
Komarudin Agrestvitas dalarn sepakbola dan upaya Unluk mengenda!ikannya 520 t..ioh. Nanang Hubungan Polimorfisme Gen Actn3 Dengan Daya Ledak Oto! Pada 537 Himawan Kusuma, Atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (Ukm) Sepak Bola Di Untversilas dkk Jenderal Soedirman
B Evi Suhartini Mengoplimalkan !nduslri O!araga Sebagai Potensi Komersial di Era 546 Globalisasi
Mansur Peningkatan Power Otot Tungkai pada Mahasiswa Prodi PKO FIK 557 Siswantoyo UNY
Audi Akid Hibatulloh Perbedaan Prestasi Belajar Anlar Kelas Umum Dan Kelas Olahraga 574 Amat Komari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orangtua Pada Kelas VII SMP N 4
Purbalingga
Ardo Yulpiko Putra The Varianc.e Of Active And Passive Recovery Effect Of Warm 568 Water On Lactate Acid Level Reduction After Submaximal Physical Activity
Muhammad The Effectiveness Of Combinations Of Physiotherapy, 603 Nurhisyam Ali Occupationa!therapy And Speech Therapy In Children With Setiawan, Wara Develop,nental Disorders Kushartanli
Zulbahri pengaruh Pendekatan Bantuan Langsung Dan Tidak Langsung 622 Terhadap Keterampilan Handstand
Gede Eka Budi Darmawan
Ardhi Mardiyanto Indra Pumomo. Nur Ahmad Muharram
Yuhngga Nanda Hanief, Moch Nurkholis
Dapan
Suprapti
Ginanjar Nugraheningsih
Perbandingan Pengaturan Waktu Latihan Terhadap Peningkatan Keterampilan Menembak (Lay-Up Shoot) Bola Basket Dtlmjau Dari Persepsi Kinestetik
Pengaruh Pendekatan Latihan Sasaran Tetap Dan Sasaran Berubah Arah Terhadap Ketepatan Pukulan Push Padahoki Drtrruau Dari Power Otot Langan
'kontnbusi pendidikan jasmani dalam menciptakan sdm yang berdaya saing di era global"
Peranan Olahraga Rekreasi Di Era G!oba!isasi
Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani
Metode Latihan Acak Dan Metode Lalihan Blok Terhadap Upaya Meningkatkan Prestasi Olahraga
'
638 I
655
668
682
692
708
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
EVALUASI ANAUSIS BUTIR SOAL-SOAL PENJASKES SEKOLAH MENENGAH PERT AMA (SMP)
SE-KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN
Oleh: Ngatman
Universitas Negeri Yogyakarta email: ngatman@uny.ac.ld
Abstrak Salah satu tugas guru pendidikan Jasmani dan kesehatan adalah
melaksanakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan terhadap anak dkhknya. Selama ini kegiatan evaluasr lerhadap anaiisis butir soa1-soal di SMP Se-Kecamatan Mlali , Kabupaten Sleman belum pemah dilakukan oleh guru penjaskes. Penelitian ini bertuuan untuk mengetahui kualitas butir soal-soal penjaskes SMP Se-Kecamatan Miah, Kabupaten Sleman.
Desain peneunao ini merupakan penelitian kuantJtatif menggunakan tcknik item analisis (ileman) butir soa1-soal penjaskes dengan melakuk.an pemaknaan terhadap buhr soal-soal !es yang terdiri dari 3 faktor. yaitu: (a) taraf kesukaran soal, (b) daya beda soal, dan (c) pola penyebaran jawaban (distraktor). Populasi dalam penelitian lni yartu seluruh siswa SMP Se Kecamatan Mlati. Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah: kelas 7A dan 78 siswa SMP Negeri 2 Mlali, Kabupalen Sleman Tahun Ajaran 2013/2014 berjumlah 71 siswa. Tekmk pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen studr dokumentasi untuk memperoleh butir soa1-soal, kunci jawaban soal, serta hasil les siswa.
HasU peneuuan menunjukkan bahwa: (1) tingkat kesukaran soal dari 35 item yaitu 18 item atau 51,43% masuk dalam kategori mudah, 14 item atau 40% masuk dalam kategori sedang, sedangkan sisanya yailu 3 item atau 8,57% masuk dalam kategori sukar. (2) daya pembeda soal dari 35 item yaitu 11 item atau 31,43% termasuk dalam kategori jelek {poor), 15 item atau 42,86% termasuk dalam kategori sedang/cukup (sat1sfacto,y), 5 tlem atau 14,29% termasuk dalam kalegori baik (good), sedangkan sisanya sebanyak 4 item atau 11,43% termasuk da!am kategori negatif/jelek sekali (very poor). (3) fungsi distraktor atau pola penyebaran jawaban dari 35 item yartu 14 item atau 40% termasuk dalam kategori batk, sedangkan sisanya 21 item atau 60% termasuk dalam kalegori belumlkurang baik. Oengan demikian dapat disimpu1kan bahwa butir soat-soal penjaskes kelas 7 semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SMP Se-Kecamatan Mlati, Kabupaton Sleman, berJ,;;ategori cukup atau sedang.
Kata kunci : Anabut, taraf kesukaran soa/, daya beda soa/, fungsi distraktor
Fokllltos llmu Kolohrogoon,Un/r,,ersitos Negeri Yogyokorto"SJAP MAJU"
Fakultat flmu Kolahrogaan,Uni�ersltas Negerl Yogyakarta"SIAP MAJU"'
Salah satu instrumen penilaian untuk peserta d1d1k datam penchdikan jasrnaru
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
Guru adalah tenaga pendidik profesiona! dengan tugas utamanya adalah:
menodlk, mengajar, membimbing, mengarahkan, me!atih, menilai, dan
mengevaluasi peserta dichk metalui jalur pendidikan formal, pendidikan mulai dari
pendidikan anak usia dini, cenoonan dasar, dan pendidikan menengah. Hal
tersebut mengandung makna bahwa salah satu tugas guru dalam dunia
pendidikan adalah bagaimana seorang guru dalam mengeva!uasi peserta
didiknya terhadap pembelajaran yang telah dibenkan.
Di dalam proses penilaian (evaluasi) guru membutuhkan instrumen
peni!aian untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik sehingga guru
dapat menentukan langkah pengambilan keputusan selanjutnya. lnslrumen
penilaian yang djpertukan oleh seorang guru pendrdikan jasrnani terort dari
instrumen penilaian yang mengukur Ranah Kogrntif, Ranah Psikomotor dan
Ranah Afektif.lnstrumen pernlaian yang dipergunakan untuk menilal ke-3 ranah
tersebul pada umumnya memihki proporsi yang berbeda unluk maslng-masing
ranah sesual dengan kebiJakan guru penclldikan jasmani.
Guru Pendldikan jasmam selain mengadakan penilaian ranah psikomotor
juga dranjurkan untuk mengadakan perulaian ranah kogrnllf untuk mengetahui
sejauh mana tingkal daya serap materi pembelajaranltingkat pengetahuan
PENDAHULUAN
mengukur Ranah Kognitif pada umumnya dipergunakan oleh guru pendidikan
jasmarn adalah menggunakan tes tertulss ba1k tes bentuk pll!han (selection)
maupun bentuk isian (supply).
Dalam menyusun tes tertulis (!es hasil belajar) yang dipergunakan untuk
mengukur ranah kognitif dalam pendidikan jasmani ada beberapa persyaratan yang harus dipenuh1.Menurut Anas Sudijono (2009 : 370), ada 3 persyaralan
utama yang harus diperhatikan clalam menyusun tes ranah kognitif (!es preslasi
belajar), yaitu: (1) derajat kesuceran ilemnya, (2) daya pembeda itemnya, (3) segi fungsi distraktomya atau pola penyebaran jawabannya. Sedangkan Linn dan
Gronlund (1995: 316-318) menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soal bukan
hanya terbatas unluk peningkatkan butir soal, tetapi sangat bermanfaat sebagai dasar. (1) diskusi kelas efisien tentang hasil tes, (2) untuk kerja remedial, (3) untuk peningkatan secara umum pembelajoran di kelas, dan (3) unluk
peningkatan ket'erampilan pada konstruksi !es.
Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PER AN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
Dari uraran tersebut dapat d1simpu!kan bahwa fungsi utama dari analisis
butir soal adalah: (1) untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi
penggunaannya. (2) unluk meningkatkan butir soal melalui liga kC>mjX)nefl
analisis yaitu tingkat kesckaran soar. daya pembeda. dan pengecoh soal, serta
meningkatkan pembelajaran melalui amblguitas soal dan keterampilan tertentu
yang menyebabkan peserta didik sulrt. ldeotifikasi terhadap seliap butir soal tes hasil belajar diherapkan akan dapat menghasilkan berbagai informasi berharga
dan dapat memberikan umpan balik (feedback) guna melakukan perbaikan,
pembenahan dan penyempurnaan kembati terhadap butir-butir soal yang telah
diujikan. Dengan perbaikan-perba1kan yang dllaktJkan oleh guru penjasorkes
maka rlstrumentltes yang disusun dapat menjalankan fungsl uklXTiya dengan
balk. Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman fungsi anatisis butir soal
dalam penyusunan tes untuk mengukur ranah kognitif (khususnya tes bentuk
pilihan berganda) tersebut, diharapkan guru pendid1kan jasmani dapat
mengaphkasikan prinsip-prinslp penyusunan soa1 tes pendidikan jasmani. Soal
tes yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan soal niscaya akan
dihasllkan sebuah instrumen penilaian yang befkualitas.Dengan butir soar yang
berkualitas oharepken dapat dipergunakan guru untuk mengukur kemampuan
peserta didik dengan tepat.
Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa sebagian besar guru
pendidikan belum mengetahui kualitas instrumen peni1aian (tes) yang
dipergunakan untuk mengukur ranah kognitif peserta didiknya. Butir soal tee yang dibuat guru pendidikan jasmanl hanya sebatas representasl dari mater! yang
diajarkan selama semester proses pembelajaran berlangsung (program
semester/promes dan program tahunanlprotap). Kebanyakan g1.n1 pendidikan
Jasmani dalam menyusun soai tes betum menyentuh pada tataran kualitas soal
yang dlbual. Butir-butir soa1 pendidikan jasmani yang dipergunakan untuk
mengukur ranah kognilif tingkat SMP Se-Kecamatan Mlall, Kabupaten Sleman. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani sebagal penyus111 soal belum pemah
melakukan analisis butlr soal ujian sekolah yang telah disusun.
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Tes, Pengukuran, dan Penilaian.
Secara koosepsional istilah tes, pengukuran dan penilaian tersebul
berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat. Morrow
(2000 : 3) menjelaskan bahwa 'tes adalah alat pengumpul data yang dirancang
secara khusus. Kekhususann tes dapat terlihat dari konstruksl butir (soal) yang
digunakan".Dalam hal ini lebih tertokus pada tes sebagai alat pengumpul data
yang tidak terbatas pada pengumpul data penilaian saja, tetapi juga dalam
prosedur evaluasLperkirokan dari seseorang adalah benar merupakan fakta, juga
adalah cara untuk menggambarkan bermacam-macam faset inl subjektif
mungkin".Dengan demikian fugsi tes adalah sebagai alat ukur. Dalam las
prestasl belajar, aspek perilaku yang hendak diukur adalah tlngkat kemampuan
peserta did1k dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.
Pengertian pengukuran, menurut Miller (2002 : 8) adalah proses
penetapan angka terhadap individu atau karakterisliknya menurut aturan tertentu.
Sedangkan menurut, WIElfSma dan Jurs dalam Zarnal Arifin (2009 : 3)
mengemukakan "technically, measurement is tha assigmenl of numerals to
objecls Of events according to rules that give numeral quantitative meaning-_
Dari beberapa pengertian tentang pengukuran yang dikemukakan d1 atas,
dapat disimpulkan batw.-a pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kUAJitas sesuatu. Dalam proses pengukuran, tentu guru harus
menggu1"18kan alat ukur (tes atau non-tes) yang standar, yaltu memlliki derajat
validitas dan reliabditas yang tinggi.
Penilalan (asessmenf) adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagal
infonnasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil
yang telah dicapar siswa". Selanjutnya Lind dan Gronlund dalam Zainal Arifin
(2009 4) mengarlikan "penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
peogumpulan, analisis, dan 1nterprestasi inforrnasildata untuK menentukan
sejauh rnana peserta did1k telah mencapai tujuan pembelajaran·.
Dengan demil<lan, dapat disimpulkan bahwa pen!laian adalah suatu
peoses atau kegiatan yang slstematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan infonnasi tentang proses dan has•I elajar peserta dldik dalam
rangka membuat keputusarl-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan '
Fcrkultos I/mu Ko/ohragoon, Univenltos Neg�rl Yogyokorto .. SIAP MAJU"
Fc,kuftos I/mu Kofohrt1gac,n, Un/11mltCJS Negerl Yogyakarta .. SIAP MAJU"
ml.Kiah
0,0 suka, '
tertentu. Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang
menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara
yang digunakan untuk menilai hasit belajar.
2. Anallsls Butlr Soal
Soal tes buatan guru pada umumnya disusun secara tergesa-gesa dan
tidak diujicobakan sebelum digunakan.Akibatnya banyak butir soal yang
digunakan dalam ujian tidak dapat menghasllkan data yang benar atau akurat
tentang hasil belajar siswa.Apabila keputusan yang diambil didasark.an pada data
yang tidak benar atau tldak akurat. yang disebabkan oleh instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data tidak disusun secara baik, make tentu saja
keputusan demikian merupakan keputusan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Aitken (1994: 63) dalam Rahmat (2010: 1), tujuan anallsis butir
soar adalah untuk mengkaji <Jan meneiaah setiap butir soal agar diperoleh soal
yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, lujuan anatlSis butir soal
juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soa1 yang tidak elektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah
mereka sudaM>elum memahami maleri yang telah diajark.an.Soal yang bermutu
adalah soal yang dapat memberikan informas1 setepat·tepatnya sesuai dengan
tujuannya d1 antaranya dapat menentukan peserta dldik mana yang sudah atau belum meoguasai materi yang diajarum guru.
Menurut Anas Sucfijono (2009 : 370), penganalisisan terhadap butir-butir
rtem tes hasU belajar dapat dllakukan dari tiga segi, yaitu:
(1) derajat kesukaran ltemnya, (2) daya pembeda ilemnya, (3) fungsi distraktomya atau pola penyebaran jawabamya.
a. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk n'IEl!lawab benar suatu soal
pads tingkat kemampuan tertentu yang blasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. lndeks tingkat kesukaran lni pada umumnya dinyatakan dalam bentuk
proporsi yang besamya berldsar 0,00 - 1,00 (Withel'ington dalam Anas Sudijooo, 2009 : 371 ).
Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarla
Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata!is Universitas Negen Yogyakarta
Semakin bosar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soat itu. Suatu soal memilikl TK= 0,00 artinya
bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00
artlnya bahwa slswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran
ini ddakukan untuk setiap nomor soal.Pada prinsipnya, skor rata--rata yang
diperoteh peserta didik pada but1r soal yang bersangkutan dinamakan tingkat
kesukaran butir soal itu.Rumus ini d1pergunakan 1.11tuk soal
obyektif.Rumusnya adalah sepertl berikul inl (Nitko, 1996: 310).
( ) L sl.ni'd menJb:wabOmar soal ara.f Knukaran TK = �-::;:::=:::::==::c.:c;;-;c::,
._________ �gmffl i.ta.ata
Dalam evaluasl biasanya hal 111i dikenalkan dalam rumus seba1,a1 berikut (Anas Sudkonc, 2009 : 372) :
P=- .}j
Dimana: P = lndeks kesukaran B "' banyaknya siswa yang rnenjawab soal itu dengan betul JS :: jumlah seluruh peserta !es
Tabel 1. Tabel xeteccrt Taraf Kesukaran Soal Besarny3 P (lndeks lnterpretasl
Kesukaranl Kura dari O 30 Terlalu Sukar 030-070 Cuku Seda Leblh dari O 70 Terlalu Mudah
(sumber. Anas Sud1JOOO, 2009 . 372)
b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yong telah menguasai materl yang ditanyakan dan siswa yang tidak//belum menguasai materi yang
ditanyakan. Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau
dengan melihat besar kecllnya angka !ndeks dlskriminast item.Angka
indeks diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan yang menu�ukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory powe,-)
yang dimihki oleh sebutir item.Discriminatory power pada dasamya dihitung atas dasar pembagian tostee ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (the higher group) - yakni kelompok testi yang
Faltultos Hmu Kolohrogoan,Un/versltas Negerf YO{Jyakarta"SIA/> MAJU"
[
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Univers,tas Negeri Yogyakarta
I lergolong pandai - dan kelompok bawah (the lower group) - yaitu
kelompok testi yang tergolong bodoh.
Adapun menentukan dua kelompok itu bervariasi ; misalnya
dapat menggunakan median sehingga pembaglan rnenjadi dua
kelompok ltu terdlri alas 50% testl kelompok alas dan 50% testi
kelompok bawah (biasanya digunakan untuk kelompok yang jumlahnya
sedikit/kecil). Oapat juga dcngan hanya rnengambil 20% dari testi ym,g
termasuk kelompok alas dan 20% lainnya diambilkan dari testi yang
termasuk dalam kelomfX)k bawah ; dapat juga menggunakan angka
presentase lainnya. Namun pada umumnya para pakar di bidang
evaluasi pendidikan lebih banyak menggunakan prosentase sebesar
27% dari testi yang termasuk kelompok alas clan 27% lainnya
diarnbilkan dari testi yang termasuk dalam kelompok bawah Hal inl
disebabkan karena berdasarkan bukll-bukll empirik pengambilan
subyek sebanyak 27% testee kelompok alas dan 27% lestee kelompok
bawah itu telah menunjukkan kesensitifannya, atau clengan kata lain
cukup dapat diandalkan (Anas Sud1jono, 2009 : 387).
lndeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga
dinyatakan dalam bentuk proporsi.Semakin tinggi mdeks daya
pembeda soar berarti semakin mampu soal yang bersangkutan
membedakan warga belajar/siswa yang telah memaham1 materi
dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi.
lndeks daya pembeda berkisar antara ·1,00 sampai deogan +1,00.
Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuaUba1k
soal ltu. Apabila sebt.'tir item angka indeks diskrimlnaslnya = 0,00
(nihil), maka hal ini menunjukkan bahwa bL1ir Item yang bersangkutan
tidak memiiiki daya pembeda sama sekali. dalam arti bahwa jumlah
tesu kekimpok alas yang jawabannya betul (atau salah) sama dengan
jum:Sh kelompok bawah yang jawabannya betul (alau salah). Jad• diantara kedua kelompok testi tersebut tidak ada perbedaannya sama
sekali, atau perbedaannya sama dengan nol.
Sedangkan apabila daya pembeda negatif (<O) berarti lebih
banyak kelompok bawah (warga belajar/peserta dldik yang tidak
memahami materi) menjawab benar soal dibandlng dengan kelompok
Fokultos I/mu Kolohrogoon,Unlvffsitos N�rl Yog)'Okorto'SIAP MAJIJ"
tinggi
1,00 Daya pembeda
0,00 ---- Daya pembeda
rend ah
alas (warga belajarfpeserta d1d1k yang memahami maten yang
diajarkan guru).
-1,00 Daya
pembeda negatif
Besarnya Angka lndeks Klasiflkssl Jnterpretasi Deskrl,r,/nssl Item /DJ
Butir yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali
e 0,20 Pao, (jelek), d1anggap tidak memiliki daya pembeda yang bark.
Bulir item yang bersangkutan
0,21 - 0,40 SatisfactOf}' telah memlliki daya pembeda yang cukup (sedang).
Butir item yang bersangkutan 0.41-0,70 Good telah mem1liki daya pembeda
vane baik. Butrr item yang bersangkutan
0,71-1,00 Excellent telah memiliki daya pembeda vane baik sekali. Butir item yang bersangkutan day a pembeclanya negatif
Bertancla negatif . (jelek sekali). Semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yaog mempunyai D negatif sebalknva dibuana saia
Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
(sumber: Anas Sudijano, 2009: 389) Untuk mengetahul besar kecilnya angka indeks diskriminasl item dapat
dipergunakan nrmus berikut ini (Anas Suclijona, 2009 : 389):
(sumber: Suharsimi Arikunto, 2013: 226) J1ka sebute item angka indeks dlsknmmasmya =0,00 (nihi!),
maka hal ini menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan tidak
memiliki daya pembeda sama sekah, dalam arti bahwa jumlah tesn
kelompok atas yang jawabannya benar (atau salah) sama dengan
jumlah testi kelompok bawah yang jawabannya betul (atau salah). Jadi
di antara kedua kelompok testi tersebut tidak ada perbedaannya sama
sekali. atau perbedaannya sama dengan nol.
Tabel 2. Tabel Kategori Daya Beda
Fokultas lfmu Kafahragaori,Uriiversltas Negerl Yog}'Qkarta"SIAP MAJU"
Pa atau Pl ini dapat di roleh dengan rumus :
B = P,=
s� = banyaknya testee kelompok atas (the higher group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
J/1,. = jumlah testee yang termasuk datam kelompok atas.
prnporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan botul butlr item yang bersangkutan (Pl adalah singkatan dari Proportion of the Lowor Group)
discriminatory power (angka indel< diskriminasi item) proporsi testee kelompok alas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. (PH adalah singkatan dari Proportion of the Higher Group). PA a tau PH ini dapat di oleh dengan rum us :
:..=PH=
dimana: 0
P.., atau PH
Oimana:
- IV-HJ
OP = daya pembeda
WL = jumlah peserta dldik yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok alas.
n, =27%1(N
Be = banyaknya testi kelompok bawah (/he lower group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan
JB = jumtah teetee yang termasuk dalam kelompok bawah.
Daya pembeda item juga dapat dihltung dengan menggunakan rumus menurut Zainal Arifin, 2009 : 273 sebagai berikut:
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
Oimana:
Fakulta1 llmu KolahroQaon,Unfttrsttos Negrrl Yogyakarto'"SIAP MAJIJ"
-
Sumber: Zalnal Anfin. 2009: 274
-
label 3. Kateoort Dava Beda Seal Index of Item Evaluation
Discrimination
0,40 and up Ve,y good items
0,30-0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0,20- 0,29 Marginal item, usually needing and being subject lo improvement.
Below-0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision.
c. Pola Jawaban Soal
Menganalisis pola penyebaran jawaban item sering
d1kenal dengan sstilah lain yaitu menganalisis fungsi disuaktor.
Adapun yang dmaksuo dengan pola penyebaran jawaban item
adalah pola yang dapat menggambarkan bagaimana testi
menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan
kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir
soall item tes. Sualu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari
keseluruhan attematif yang dipasang pada butir item tertentu
sama sekali tidak dipil!h oleh testi. Dengan kata lain, testi
menyatakan "blangko". Pernyataan blangko ini sering dikenal
dengan istilah oniel dan biasa diberi lambang dengan huruf O
Sebuah item dikatakan baik apabila omitnya (tidak menjawab)
tidak teo.h dari 10% pengikut test (Suharsimi Arikunto, 2013 · 238)
Sedangkan Menurut Zainal Arifin, 2009 : 279, indeks
Pengecoh dapat dihitung dengan rumus :
Apabila menggunakan rumus di alas maka klasrtikasinya yaitu sebagai berikut :
Keterangan : IP = mdeks pengecoh P'" = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
FokultaJ llmu Ko/ohrogaan,Un/11ersltaJ Negerl Yogyakarta"SIAP MAJU"
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Univers,tas Negeri Yogyakarla
• Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes B = jumlah peserla didik yang menjawab benar pada sehap seer n "'jumlah alternatif jawaban (opsi) 1 = bilangan tetap (konstanta)
METODE PENELITIAN
A. Oesaln Penelltlan
Penelitian lni merupakan penelitian kuantitalif, sedangkan data
peneHlian dianalisis secara kualitatif, yaitu: dengan melakukan pemaknaan
terhadap: butir soal-soalfrtem dari segl taraf kesukaran. daya pembeda, dan
pola penyebaran jawaban. Adapun sumber data dalam penelitian inl adalah
butir soal-soal semester genap tahun ajaran 2013/2014 SMP Negeri Se
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 7 SMP Se-Kecamatan Mlali,
Kabupaten Sleman tahun ajaran ajaran 2013/2014, sedangkan sampel
penelilian ini adalah 71 siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman dengan teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive
random sampel .
C. Teknlk AnaUsis Data
Tahapan analisis data dalam penelltian ini dilakukan dengan
urutan sebagai benkut:
1. Langkah pertama yang ditakukan adalah menabulasi jawaban yang telah
d1bua1 pada setiap butir soal yang meliputi berapa peserta did1k yang: (1)
menjawab benar pada setiap soal, (2) menjawab salah (option pongecoh),
(3) tidak menjawab soal.
2. Dari hasil tabulasl kita peroleh skor-skor yang belum teratur kemudian
dibuat B1Tay (urutan penyebaran), dan skor tinggi ke skor yang paling
reruiah.
3. Mengingat biaya dan waklu untuk menganalisis, setelah dirangking maka
diambil 27% skor darl kedua kulubnya, yaitu 27% teratas sebagai
kelompok alas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah
(Suharsimi, 2013: 227)
1. Hitung taraf kesukaran soal
2. Hitung,daya pembeda soal
Folcultos lfmu Kokihrogc,on,Univasltas N�rl Yogyokarta"SIAP MAJU"
Fokultos Hmu Koklhrogoo11,Universltos N�erl Yogyokorto"'SIAP MAJU"
3. Hitung pola jawaban seer
4. Membuat tabel persentase
ba ba
H U O Beda Soal
H 'I Pola P
Kategori lndeks Frskuensl Persentase
Terlalu Sukar 0,00 - 0,30 3 8,57%
Cukup 0,31 - 0,70 14 40% (Sedang) '
Terlalu Mudah 0,71-1,00 18 51.43%
r- 35 100%
a 11 ersentase as ave Kategorl lndeks Frekuensl Persentase
Poor (jelek) < 0,20 11 31,43%
Satisfactory (sedang) 0,21 - 0.40 15 42,86%
Good(baik) 0,41-0,70 5 14,29%
Excellent (baik sekali) 0.71-1,00 - 0%
Negatil(jelek sekali) bertacda 4 11,43% negatif
I::::35 100%
1 ersentase as erwe ran Jawa n
Kategorl Frekuensl Pentntase
Baik 14 40%
Belum Baik 21 60%
' r = as 100%
Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
T.beOP
B. Daya Pembeda Soal
HASIL PENEUTIAN DAN PEMBAHASAN
A.. Taraf Kesukaran Soal
1. Persentase Hasil Anallsis Taraf Kesukaran Item
Tabel 6. Persentase Hasil Taraf Kesukaran Soal
C. Pola Jawaban Soal
Tebel 2 P
• Proceedings Seminar Nasional Olahraga "PERAN OLAH RAGA DA LAM ERA GLOBAL" Dies Natalis Universitas Negeri Yogyakarta
0. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anahsis yang sudah d1lakukan, terdapat beberapa
soal yang belum memenuhf knteria baik dihhat dari taraf kesukaran soar, daya beda soal dan pola penyebaran jawabannnya. Dilihat dari anatisis
taraf kesuk.aran 35 item tes, diperoleh gambaran bahwa 18 item atau
51.43% masuk dalam kategori mudah, 14 item atau 40% masuk dalam
kategori sedang, sedangkan sisanya yailu 3 item atau 8,57% masuk dalam
kategori sukar.lingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk
memprediksi alat ukur itu send1ri (soal) dan kemampuan peserta didik
dalam memahaml materi yang diajarkan guru. Misalnya satu butir soal
termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap infonnasi ini adalah '
sepcrti berikut.
1) Pengecoh butir soal itu tidak berfungS1.
2) Sebagian besar slswa menjawab benar butir soal itu: artinya bahwa
sebagian besar slswa telah memanarm materl yang ditanyakan.
Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi
lerhadap informasi ini adalah seperti berlkut.
1) Butir soal ilu "mungkin" salah kunci jawaban.
2) Butir soal itu mempunyai 2 atau leb1h jawaban yang benar.
3) Maten yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas
pembelajarannya, sehingga kompelensi minimum yang teroe dlkuasai siswa belum tercapai.
4) Materi yang drukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan (mlsalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pihhan ganda).
5) Pemyataan atau kalimat soar terlalu kompleks dan paflang.
Dilihat dari analisis daya pembeda ilemnya, dari 35 item tes yang
diujikan belum ada satu item pun yang termasuk dalam kategori beda soal
yang sangat baik (excelont). Setelah diaoallsa, tefdapat 11 item atau
31,43% termasuk dalam kategori ,ielek (poor), 15 item atau 42,86%
termasuk dalam kategori sedang/cukup (satisfactory), 5 item atau 14,29%
termasuk dalam kategori baik (good), sedangkan slsanya sebanyak 4 item '
Fokuftrrs Hmu Kolohragoon,Universftos Negerl Yogyol..orto"SIAP MAJU"
Proceedings Seminar Nasional Ofahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Natafis Universitas Negeri Yogyakarta
atau 11,43% termasuk dalam kategori negahf/jelek sekali (very poor). Jika
item masuk dalam kategori daya bedanya maslh belum baik maka
sebaiknya item tersebut d1revisl, dan untuk item yang masuk dalam
kategori daya bedanya negatif lebih baik item tersebut dibuang atau tidak
usah dipakal lag!. Hasil negatif tersebut dikarenakan soal lebih banyak
dijawab benar oleh kelompok bawah daripada kelompok alas, sehingga
belum dapat membadakan kedua kelompok tersebut. Butir soal yang tidak
dapat membedakan kedua kemampuan siswa (kelompok atas atau
ketompok bawah), maka butir soal tersebut kemungkinannya:
a) Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.
b) Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar
c) Kompetensi yang diukur tidak jelas
d) Pengecoh yang tersedia tidak berfungsi
e) Materi yang ditanyakan terlalu sullt, sehingga banyak siswa yang salah
menebak
f) Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpiklr
ada yang salah informasi dalam butir soalnya
Berdasarkan hasll analisa pola penyebaran jawaban atau fungsi
ostraktor dari 35 item, maka yang 1ermasuk dalam kategori distraktor yang
ba1k sejumlah 14 item atau 40% dan sisanya termasuk dalam kategori
distraklor yang belum baik yaitu seiumlah 21 item atau 60%. Apabila
pengecoh dalam suatu butir soal dipilih kurang dari 5% dan dinyatakan
belum baik, maka kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut yaitu :
1. Pengecoh tidak memiliki daya tarik yang besar
2. Soal terlatu mudah ditebak oleh siswa
3. Kunci jawaban memiliki ketegasan atau daya tarik yang besar
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keslmpulan
1. Taraf kesukaran soal darl 35 item yailu 18 item atau 51.43% masuk dalam
kategori mudah, 14 Item atau 40% masuk dalam kategori sedang, sedangkan sisanya yaitu 3 item atau 8,57% masuk dalam kategori sukar.
'
Faku/Ws lfmu Ko/ahrogaan, UnfvttSitas N�ffl Yogyakorta"SIAP MAJU"'
2. Daya pembeda soal dari 35 item ya,tu 11 item atau 31,43% termasuk
dalam kategori jelek (poor), 15 item atau 42,86% termasuk dalam kategori
sedanglcukup (satisfactory). 5 item atau 14,29% termasuk dalam kategori
baik (good). sedangkan s!sanya sebanyak 4 item atau 11,43% termasuk
clalam kategori negatifijelek sekoli (ve,ypoo,).
3. Fungsl d1strakt0f' atau pola penyebaran jawaban dari 35 item yaitu 14 item
atau 40"/o termasuk dalam kategori baik, sedangkan s1sanya 21 item atau 60% termasuk datam kategori belunvkurang ba1k.
B. Saran
1. Sebaiknya setlap sekolah membuat kebijakan kepada guru untulc
menganatlsis butir soal (iteman) terlebih ciahulu sebelum d1gunakan
sebagai ala! mengukur kemampuan slswa agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan kriteria yang d1harapkan.
2. Diharapkan sekolah sering mengadakan seminar atau worl<shop khusus
un:uk mengasah keterampilan guru dalam membuat dan menganahsis
soal. 3. Untuk soal-soal yang sudah d1kalegorikan ba1k. segera dimasukkan ke
dalam bank soal untuk d�adikan bahan tes selanjutnya.
4. Butir soal yang diujikan mungkin sudah baik. namun karena kemampuan
siswa yang kurang maka setelah dianolis1s bvlir soai tersebut menjadi
belum balk. Oleh sebab itu, maka pengembangan dan penguasaan materi
oleh siswa perlu dillngkatkan melalul pembelajaran yang disampaikan.
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAH RAGA OALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
Arifin, zemer, (2009). Eva/uasi Pembelajaran.Bandung . PT Remaja Rosdakarya.
OAFTAR PUSTAKA
Arikurito, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evalussi Penc!ldikan.Jak.arta : Bumi Aksara.
Fakuftas I/mu Kolahragaan,Unfversltas N�erl Yogyakarta""'SIAP MAJU"
Linn, R. L. dan Groncllund. N. E. (1995).Maasurement and Assesment In Teaching (edis/ ke-7). Englewood Cllffs, NJ: Prentice Han.
Miller. David K. (2002). Measurement by The Physical Educator (\'WJy and How). New York: The Mc. Graw-HiH Companies, Inc.
Morrow, James R. (2000).MeasUl"ement and Evaluation in Human Performance (Second Edition). United States of America: Champaign, Human Kinetic$.
...
Proceedings Seminar Nasional 0/ahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/is Universitas Negeri Yogyakarta
Rahmat.(2010). Panduan Analisis Bulir Soal. Olakses dari http://quruoembaharu,comlhomeldo:MJloadlpanduan-analtsis-butir· soal,odf.oada tanaaal 8 Mel 2014, lam 06,38WIB,
Sudijono, Anas. (2009). Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Rajawal1 Pers.
Faku/tos //mu Kolahrugaan,Unlvnsltas Neg�rl Yogyokorta"'SIAP MAJU"'
Proceedings Seminar Nasional Ofahraga "PERAN OLAHRAGA DALAM ERA GLOBAL" Dies Nata/ts Universitas Negeri Yogyakarla
HUBUNGAN POLA ASUH NUTRISI DAN KARAKTER HIDUP SEHAT OENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMAN1 SISWA KELAS IV SOK
KARYA SINGARAJA
Oleh: Made Kumia Widiastutl Giri1
Herka Maya Jatm1ka2
Universitas Pendidikan Ganesha Universitas Negeri Yogyakarta.
emart kumiav,.;diaslulimade®vahoo.com'. iatmika herkamava@amad com2
Abstract Family is the most influential social environment in child development. Live a healthy lifestyle character is not an easy Job. II is no less difficult when parents in the family ShOUld make healthy living character as it Is embedded for the sake of family heatth endurance. Parenting healthy nutrition and (ealize the Importance of exercise is a healthy life characters that should be embedded in lhe social environment of children starting from the smallest social environment that is family. Parents admitted that if the learning outcomes of ctuldren less than satisfactory physical education is a natural thing because subjects of physical education is a subject not featured for parents The aim of this study was to determine the reiatlonship between nutrttlon and parenling healthy life character with a level physical fitness of elementary school studenls work Singaraja Class IV SOK. The method used is quantitative descriptive cross soctional l'ltudy using questionnaires and modification of Harvard Step test. Analysis of the data used is multiple logistic regression analysis.
Key words: Family, Nutrition Parenting, Healthy Character, TKJI
PENDAHULUAN Memahami faktor-laktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhi
aktiv1tas fisik anak penting daiam pengembangan intervenSI yang efeklif untuk
meningkalkan aktivttas jasmanl pada anak. Keluarga merupakan lingkungan
sosel yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak. Salah satu faktor
yang layak mendapat perhatian peoelitian adalah pengaruh pola asuh dan
perilaku hidup sehat pada kondisi kesehatan jasmani anak.
Pengaruh aktivitas jasmani orangtua, dukungan orangtua untuk aktivitas
jasmani anak, pola asuh, dan pendldikan karakter datam keluarga pada anak
metalul sebuah hasll cerenuen menunjukkan bahwa dukungan orangtua secara
konslsten mermlikl hubungan yang positif signifikan dongan akbvitas anak
(Trost,2011)
'
Fokulws lfmu Kolohrogaon, UnMrsltos N�ffl Yogyakorto"'SIAP MAJu·