Tutorial Apn

Post on 14-Feb-2016

33 views 1 download

Tags:

description

apn

transcript

Tutorial Asuhan Persalinan Normal

dr. pembimbing : dr. EDY PURWANTA, Sp.OGKEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSIJ CEMPAKA PUTIH

Annisa CarolinaM. Agies Maulana

Debi Lailatul RahmiIndana ZulfaErlyn Yulita

Sumarni ApriliaFitriya Sujatmaka

Siti Noviyanti

PendahuluanDasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.

Tujuan Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

Jenis-jenis panggul

Pintu Atas Panggul

Pintu atas panggul dinyatakan sempit bila ukuran Diameter antero-posterior terpendek < 10 cm Diameter tranversal terbesar < 12 cm

Perkiraan Diameter AP – Pintu Atas Panggul dilakukan melalui pengukuran Conjugata Diagonalis secara manual (VT) dan kemudian dikurangi 1.5 cm ; sehingga kesempitan pintu atas panggul sering ditegakkan bila ukuran CD < 11.5 cm.

Mengukur conjugata diagonalis

Pintu Tengah Panggul Bidang obstetrik Bidang Tengah Panggul terbentang dari

tepi bawah simfisis pubis melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra Sacralis 4 – 5.

Garis penghubung kedua spina ischiadica membagi Bidang Tengah Panggul menjadi bagian anterior dan bagian posterior.

Batas anterior Bidang Tengah Panggul bagian anterior adalah tepi bawah Simfisis Pubis dan batas lateralnya adalah rami ischiopubic.

Batas dorsal Bidang Tengah Panggul bagian posterior adalah sacrum dan batas lateralnya adalah ligamentum sacrospinosum.

Ukuran rata-rata Bidang Tengah Panggul : Diameter tranversal (interspinous) = 10.5 cm Diameter AP (tepi bawah SP sampai pertemuan

S4 – S5) 11.5 cm Diameter Sagitalis Posterior - DSP ( titik

pertengahan diameter interspinous dengan pertemuan S4 – S5) 5 cm

Kesempitan BTP tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti kesempitan PAP

Chen dan Huang ( 1982) : BTP diperkirakan mengalami kesempitan bila

jumlah dari Diameter Interspinous + DSP ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) kurang dari 13.5 cm. Dengan demikian maka BTP diduga mengalami penyempitan bila Ø interspinous

Dugaan adanya kesempitan BTP adalah bila pada pemeriksaan panggul teraba adanya penonjolan spina ischiadica yang menyolok.

Pintu Bawah Panggul Pintu Bawah Panggul dinyatakan sempit bila

diameter intertuberosa <8cm. Pintu Bawah Panggul berbentuk dua buah

segitiga yang memiliki satu sisi bersama ( berupa diameter intertuberous) dan tidak terletak pada bidang yang sama.

Apex segitiga anterior permukaan posterior arcus pubis.

Apex segitiga posterior ujung vertebra sacralis terakhir ( bukan ujung coccyx).

PENILAIAN KAPASITAS PANGGUL

1. Pengukuran Conjugata Diagonalis dengan pemeriksaan panggul

2. Pengukuran diameter interspinarum3. Penonjolan spina ischiadica4. Sudut arcus pubis <90 derajat5. [ Pemeriksan X-ray pelvimetri ]6. [ Computed Tomography Scanning ]7. [ Magnetic Resonance Imaging ]

Ukuran Luar Panggul Distansia Cristarum : (28-30cm)

merupakan jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan dekstra.

Distansia Spinarum : (24-26cm) merupakan jarak antara SIAS dekstra dan sinistra.

Konjugata Eksterna : 18cm merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus

spinosus lumbal

Gambar 2a 1. Distantia Cristarum2. Distantia Spinarum3. Conjugata Externa

Gambar 2bConjugata Externa

DefinisiPersalinan adalah peristiwa keluarnya janin dan plasenta dari uterus. Persalinan normal terdiri dari dua peristiwa utama yaitu proses persalinan kala I (labor) serta proses kelahiran kala II (delivery) dan kala III (persalinan plasenta.

DefinisiProses persalinan ( labor ) : proses dilatasi dan pendataran servik yang progresif akibat adanya kontraksi uterus yang berulang serta proses meneran untuk mengawali ekspulsi produk konsepsi – Kala I

Definisi

Proses kelahiran (delivery) : proses ekspulsi janin (kala II) dan plasenta (kala III).

Tanda-Tanda In Partu1.Rasa sakit oleh adanya His yg dtg lbh kuat,sering & teratur2.Keluar lendir bercampur darah (Show) yg lbh banyak krn robekan kecil pd serviks3.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya4.Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar & pembukaan telah ada

Faktor-Faktor PersalinanPower ( kontraksi uterus ) ; pada kala II, selain gangguan kontraksi uterus juga dapat disebabkan oleh gangguan kemampuan meneran.

Passage ( jalan lahir ) , jalan lahir keras ( tulang panggul ) atau jalan lahir lunak ( organ sekitar jalan lahir )

Passanger ( janin ) , besar janin, letak, posisi dan presentasi janin.

Pembagian Partus Berdasarkan Cara Persalinan

Persalinan normal Persalinan

abnormal (distosia)

• adalah peristiwa adanya kontraksi uterus yang disertai dengan kemajuan proses dilatasi dan pendataran servik.

Persalinan Normal

• adalah persalinan yang berjalan tidak normal. Seringkali pula disebut sebagai partus lama, partus tak maju, disfungsi persalinan atau disproporsi sepalo pelvic (CPD).

Persalinan Abnormal (distosia)

Stadium persalinan dibagi menjadi 4 :

• Fase Laten [ dilatasi 0-3 cm ]

• Fase Aktif [ dilatasi 3-10 cm ]

Kala I mulai saat inpartu sampai dilatasi lengkap

Kala II mulai dilatasi lengkap sampai janin lahir Kala III kala pengeluaran plasentaKala IV 2 jam pasca persalinan

KALA I Tanda dan gejala inpartu

Penipisan dan pembukaan serviks Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan

serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui

vagina

• Dimulai sejak awal berkontraksi yg menyebabkan penipisan & pembukaan serviks secara bertahap

• Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm

• Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

Fase Laten

• Frekuensi & lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 x atau lebih dalam waktu 10 menit, & berlangsung selama 40 detik atau lebih)

• Dari pembukaan 4 cm sampai lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)

• Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Fase Aktif

• berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm

Fase akselerasi

:• selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

Fase dilatasi

maksimal : • berlangsung lambat,

dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm / lengkap

Fase deselerasi

:

Pada fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu :

Perbedaan Lama Persalinan pada Primigravida dengan Multigravida

Primigravida

Kala I dapat lebih panjang (s/d 12 jam)Penipisan

serviks terjadi lebih dulu , baru kemudian diikuti

pendataran serviks

Multigravida

Kala I umumnya lebih singkat ( ±

8 jam ) Penurunan dan

pendataran serviks terjadi

hampir simultan

Posisi bersalin

Manajemen Aktif kala I

• Untuk memantau kontraksi uterus dengan cara letakan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit, gunakan jarum detik pada jam. Memantau tiap ½ jam sekali pada fase aktif.

Memantau Kontraksi Uterus

• Lakukan pengukuran pada saat uterus tidak berkontraksi menggunkan pita pengukur atau meteran pengukur. Ibu dengan posisi setengah duduk dan tempelkan ujung pita (posisi melebar) mulai dari tepi atas simpisis pubis, kemudian rentangkan pita di linea mediana dinding depan abdomen hingga ke puncak fundus. Jarak tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus.

Menentukan Tinggi fundus Uteri

Memantau Denyut Jantung Janin

Menentukan Presentasi

Menentukan Penurunan

Bagian Terbawah Janin

Periksa DalamPartograf pada kala 1 fase aktif (untuk menilai kemajuan persalinan)Kontrol tanda-tanda vital ibu tiap 4 jam

Kala II

• Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

• Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vagina

• Perineum menonjol• Vulva vagina dan sfingter ani membuka

Gejala dan tanda pada kala II persalinan adalah :

• Pembukaan serviks telah lengkap, atau• Terlihatnya bagian kepala bayi melalui

introitus vagina

Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya :

Mekanisme turunnya kepala janin: 1. Engagement (fiksasi)2. Decensus (penurunan kepala)3. Fleksi4. Internal rotation (putar paksi dalam)5. Defleksi (extensi) 6. External rotation (putar paksi luar) 7. Ekspulsi

Engagement (fiksasi) Diameter biparietal sudah melewati pintu atas

panggul.

Proses engagemen kedalam pintu atas panggul

dapat melalui proses Sinklitismus ,

Asinklitismus Anterior dan Asinklitismus

Posterior

Decensus o Penurunan kepala lebih lanjut ke dalam panggul

o Terjadi asinklitismus posterior

o Normal sinklitismus : Sutura sagitalis tepat diantara simfisis pubis dan sacrum.

o Asinklitismus anterior : Sutura sagitalis lebih dekat kearah sacrum.

o Asinklitismus posterior: Sutura sagitalis lebih dekat kearah simfisis pubis (parietal bone presentasion)

Sinklitismus Asinklitismus posteriorAsinklitismus anterior

Fleksi Akibat adanya tahanan

servik, dinding panggul dan otot dasar panggul.

Diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan desensus.

Bila ada kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi, presentasi muka).

Internal rotasi

UUK berputar ke depan dibawah symphisis

Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar paksi dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).

Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang kearah posterior).

Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul.

ekstensi Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka

gerakan ekstensi kepala harus terjadi sebelum

dapat melewati pintu bawah panggul.

Akibat proses desensus lebih lanjut, perineum

menjadi teregang dan diikuti dengan

“crowning” persalinan spontan akan segera

terjadi dan penolong persalinan melakukan

tindakan dengan Perasat Ritgen

Episiotomi tidak dikerjakan secara rutin akan

tetapi hanya pada keadaan tertentu.

Rotasi externa Kepala berputar menyesuaikan

sumbu badan

Setelah kepala lahir, terjadi putar

paksi luar (restitusi) posisi kepala

kembali pada posisi saat engagemen

terjadi dalam jalan lahir.

Gerakan ini mengikuti masuknya

bahu kedalam panggul

Pemantauan Selama Kala IINadi Ibu setiap 30 menitFrek dan lama kontraksi setiap 30

menitDJJ setiap selesai meneran atau setiap

5-10 menit sekaliPenurunan Kepala Bayi setiap 30

menit melalui pemeriksaan (pemeriksaan luar) dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat

Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah)

Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau terkemuka

Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir

Kala III

Kala III adalah kala pengeluaran

plasenta

• Perubahan bentuk dan tinggi fundus

• Semburan darah yang mendadak dan singkat

• Tali pusat memanjang

Tanda-tanda terlepasnya plasenta

• Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

• Melakukan penegangan tali pusat terkendali

• Massase fundus

Manajemen aktif kala III

Kala IV

• Massase uterus• Evaluasi tinggi fundus dengan

meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan.

• Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan

• Dengan cara melihat volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500ml dapat menampung semua darah itu. Bisa juga dengan cara tidak langsung dengan cara melalui penampakan gejala dan tekanan darah

• Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)

Pemantauan Pada Kala IV

5 Aspek dasar

Membuat keputusan klinikAsuhan sayang ibu dan

sayang bayiPencegahan infeksi

Pencatatan (dokumentasi)Rujukan

Daftar Pustaka

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Oktober 2002.

Prawirohardjo, Pror. Dr. dr. Sarwono, Sp.OG. Ilmu Kebidanan Ed. 4, Cet. 1. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.

  Sinopsis Obstetri, Jilid I Edisi 2. Jakarta : ECG, 1998

Thank You…