Post on 13-Nov-2023
transcript
MAKALAH PANGAN FUNGSIONAL
Anggota :
1. Yovy Ermawati
2. Wildan Ruskamila
3. Vellyta Kurniawati
4. Irfan Abdul Rohman
5. Ni”matus Sholihah
6. Nurul Ilma
7. Renita Khulfiana
8. Yeni Sundari
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak masyarakat perkotaan yang cenderung mengkonsumsi
makanan siap saji yang mengandung rendah karohidrat dan serat namun tinggi lemak
dan protein. Kebiasaan seperti itu dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti
kanker kolon dan juga jantung koroner. Maka dari itulah perlunya pengetahuan
tentang serat pangan (dietary fiber). Para ahli mengungkapkan bahwa serat
mempunyai efek positif bagi sistem metabolism manusia dan bukan hanya sebagai
pencahar. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang
sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Serat pangan sendiri adalah
polisakarida non pati dan lignin, yang termasuk polisakarida non pati adalah selulosa,
hemiselulosa, gluten, pectin dan
gum.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton
(ketosa) dan turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah
satu atau kedua komponen tersebut di atas. Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman
yaitu “Kohlenhydrote” dan dari bahasa Prancis “Hidrate De Carbon”. Penamaan ini
didasarkan atas komposisi unsur karbon yang mengikat hidrogen dan oksigen dalam
perbandingan 2:1. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas kehidupan
manusia disamping protein dan lemak. Di Indonesia kurang lebih 80-90% kebutuhan
energi berasal dari karbohidrat, karena makanan pokok orang Indonesia sebagian
besar mengandung karbohidrat seperti : beras, jagung, sagu, ketela pohon dll.
Beberapa zat yang termasuk golongan karbohidrat adalah gula, dekstrin pati,
selulosa, hemiselulosa, pektin, gum dan beberapa karbohidrat yang lain. Karbohidrat
dikenal dalam berbagai bentuk yang memiliki senyawa kimia berbeda-beda antara
lain: Monosakarida, Disakarida, Oligosakarida dan Polisakarida.
Oligosakarida merupakan derivative fruktosa dan galaktosa yang berperan
prebiotik dalam meningkatkan imunitas. Tidak terdegradasi oleh enzim endogenus
2
yang dihasilkan organisme inang. Tidak dicerna dan tidak diserap sehingga
menurunkan asupan energi dalam pencernaan dan menurunkan pengeluaran insulin,
akan tetapi dengan mudah difermentasi oleh Bifidobacteria yang ada dalan saluran
pencernaan dan menghasilkan SCFA yang akan menurunkan pH usus sehingga
persentase bakteri menguntungkan meningkat, sedangkan persentase bakteri
pembusuk yang merugikan menurun. Meninjau manfaat senyawa oligosakarida
sebagai bahan pangan fungsional, makalah ini membahas tentang senyawa
oligosakarida.
Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di
masyarakat adalah kerusakan sel tubuh sebagai akibat aktivitas unsur radikal bebas
yang terdapat dalam bahan makanan. Keadaan ini bisa terjadi karena kurangnya
asupan bahan-bahan aktif yang dapat mencegah reaksi autooksidasi dari radikal bebas
tersebut. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan asupan makanan, baik
berupa sayuran, buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan. Aktivitas
antioksidan dapat menangkap radikal bebas, sehingga sel-sel yang rusak dapat
dicegah ataupun diperbaiki.
Antioksidan adalah suatu zat yang dapat mencegah serta memperlambat
proses oksidasi. Antioksidan memiliki fungsi dalam memperbaiki sel tubuh yang
mengalami kerusakan dikarenakan radikal bebas. Penyebab radikal bebas sendiri
karena pola makan yang tidak baik, polusi, asap rokok dan lainnya. Mengkonsumsi
makanan dan buah yang mengandung antioksidan sangat bagus untuk kesehatan
tubuh manusia. Bahkan pakar kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang memiliki kandungan antioksidan setiap hari untuk menjaga kesehatan.
Di Indonesia banyak anak kecil yang kekurang gizi,salah satunya adalah
kekurangan terhadap asam lemak omega. Padahal kita ketahui Indonesia banyak
sekali sumber asam lemak omega salah satunya dari ikan laut. Asam lemak omega
ada berbagai jenis yaitu asam lemak omega-3,omega-6dan omega-9.
Asam lemak omega kebanyakan merupakan asam lemak yang esensial. Tubuh
manusia tidak dapat memproduksi sendiri sehingga harus di dapatkan melalui
3
makanan. Salah satu sumber asam lemak omega-3 yaitu dari ikan laut sedangakan
pada omega-6 dapat didapatkan dari bahan makanan seperti daging dan unggas.
Namun begitu tubuh juga dapat memproduksi asam lemak omega-9 dengan syarat di
dalam tubuh ada omega-3 dan omega-6 namun demikian asam lemak omega-9 juga
dapat didapatkan dari bahan makanan seperti alpukat dan minyak zaitun
Asam lemak omega ini ada berbagai manfaat sepertihalnya omega-3 untuk
memperbaiki sirkulasi dan dapat membantu pencegahan penyempitan darah dan dapat
membantu perkembangan dari awal. Omega-6 sebagai penderita artiris dan
membantu menghilangkan jerawat. Omega-9 bermanfaat dapat menurunkan
kolesterol.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain,
1. Mengetahui serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi tubuh
2. Mamahami jenis-jenis serat pangan
3. Mengetahui manfaat dan fungsi dari senyawa antioksidan
4. Mengetahui dan memahami klasifikasi senyawa antioksidan
5. Mengetahui pengertian oligosakarida
6. Mengetahui definisi oligosakarida
7. Mengetahui jenis-jenis oligosakarida
8. Mengetahui jenis-jenis asam lemak omega
9. Mengetahui beda dari asam lemak omega-3,omega-6 dan omega-9
4
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Serat
2.1.1 Definisi Serat
Serat pangan adalah sisa sel tanaman setelah dihidrolisis enzim pencernaan
manusia. Hal ini termasuk materi dinding sel tanaman seperti selulosa, hemiselulosa,
pectin dan lignin; juga polisakarida intraseluler seperti gum dan musilago. tanaman
mengandung persentase serat yang lebih besar, biasanya terdiri dari dua dinding.
Dinding yang pertama adalah pembungkus sel yang belum matang terdiri dari
selulosa. Dinding kedua terbentuk setelah sel matang yang terdiri dari selulosa dan
non selulosa (polisakarida) (Beck, 2011).
Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang
sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat telah diketahui mempunyai
banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam mencegah berbagai penyakit, meskipun
komponen ini belum dimasukkan sebagai zat gizi (Piliang dan Djojosoebagio, 1996).
Definisi terbaru serat makanan yang disampaikan oleh The American Assosiation of
Ceral Chemist adalah merupakan bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau
kabohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus
dengan fermentasi lengkap atau partial pada usus besar (Joseph, 2002).
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan
bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang
memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus
manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar (Deddy
Muchtadi, 2001). Meyer (2004) mendefinisikan serat sebagai bagian integral dari
bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman,
sayur-sayuran, sereal, buah-buahan, kacangkacangan.
Winarno (1997) menyatakan bahwa total serat yang tidak dapat larut adalah
1/5 – 1/2 dari jumlah total serat. Serat yang larut dalam air bersifat mudah dicerna,
dan yang tergolong dalam jenis serat ini seperti pektin (misalnya buah-buahan apel,
stroberi, jeruk), musilase (misalnya agar-agar dari rumput laut) dan gum (misalnya
5
biji-bijian, kacang-kacangan dan rumput laut). Sedangkan serat yang tidak larut
dalam air tidak mudah dicerna oleh tubuh, dan yang tergolong dalam serat tidak larut
ini adalah selulosa (misalnya wortel, bit, umbi-umbian, bekatul), hemiselulosa
(didapat pada kulit ari yang menutupi beras atau gandum), dan lignin (terdapat pada
batang, kulit dan daun sayur-sayuran)
2.2.2 Komponen Serat Pangan
Berdasarkan jenis kelarutannya, serat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
serat tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. Sifat kelarutan ini sangat
menentukan pengaruh fisiologis serat pada proses-proses di dalam pencernaan dan
metabolisme zat-zat gizi (Sulistijani, 2001).
1. Serat tidak larut dalam air
a. Selulosa merupakan serat-serat panjang yang terbentuk dari homopolimer
glukosa rantai linier. Rantai molekul pembentuk selulosa akan semakin panjang
seiring dengan meningkatnya umur tanaman. Di dalam tanaman, fungsi selulosa
adalah memperkuat dinding sel tanaman sedangkan di dalam pencernaan, berperan
sebagai pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut dalam air.
b. Hemiselulosa memiliki rantai molekul lebih pendek dibandingkan selulosa.
Unit monomer pembentuk hemiselulosa tidak sama dengan unit penyusun heteromer.
Unit ini terdiri dari heksosa dan pentosa. Hemiselulosa berfungsi memperkuat
dinding sel tanaman dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Sifatnya sama
dengan selulosa, yaitu mampu berikatan dengan air. Jenis ini banyak ditemukan pada
bahan makanan serealia, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
c. Lignin termasuk senyawa aromatik yang tersusun dari polimer fenil propan.
Lignin bersama-sama holoselulosa (merupakan gabungan antara selulosa dan
hemiselulosa) berfungsi membentuk jaringan tanaman, terutama memperkuat sel-sel
kayu. Kandungan lignin tidak sama, tergantung jenis dan umur tanaman. Serelia dan
kacang-kacangan merupakan bahan makanan sumber serat lignin.
6
2. Serat larut dalam air
a. Pektin terdapat dalam dinding sel primer tanaman dan berfungsi sebagai
perekat antara dinding sel tanaman. Sifatnya yang membentuk gel dapat
mempengaruhi metabolisme zat gizi. Kandungan pektin pada buah, selain
memberikan ketebalan pada kulit juga mempertahankan kadar air dalam buah.
Semakin matang buah maka kandungan pektin dan kemampuan membentuk gel
semakin berkurang.
b. Gum Komposisinya lebih sedikit dibandingkan dengan jenis serat yang lain.
Namun, kegunaannya amat penting, yaitu sebagai penutup dan pelindung bagian
tanaman yang terluka. Oleh karena memiliki molekul hidrofilik yang berkombinasi
dengan air, menyebabkan gum mampu membentuk gel. c. Musilase Stukturnya
menyerupai hemiselulosa, tetapi tidak termasuk dalam golongan tersebut karena letak
dan fungsinya berbeda. Musilase mampu mengikat air sehingga kadar air dalam biji
tanaman tetap bertahan. Selain itu, musilase juga mampu membentuk gel yang
mempengaruhi metabolisme dalam tubuh .
2.2.3 Serat dalam makanan
Serat pangan (dietary fibre) bukanlah suatu kelompok bahan pangan yang
memiliki sifat kimia yang mirip. Meskipun umumnya tergolong karbohidrat yang
komplek, namun berdasarkan sifat kimiawi sebenarnya mereka sangat heterogen. Ada
yang berasal dari polisakarida penyusun dinding sel tumbuhan (struktural), yaitu
selulosa, hemiselulosa dan pektin. Adapula yang termasuk polisakarida nonstruktural,
yaitu getah (secreted & reserve gums). Kelompok lain adalah polisakarida asal
rumput laut (agar, carrageenans & alginates). Manfaat nutrisi merupakan salah satu
manfaat serat dalam produk pangan, selain sifat fisik-kimia yang khas sehingga
secara teknologi sangat sesuai bagi industri pangan untuk mengembangkan jenis dan
bentuk produk pangan baru dan terbentuknya peluang pemanfaatan produk maupun
limbah pertanian berserat sebagai bahan pangan (Widianarko, dkk., 2000).
2.2.4 Kebutuhan makanan serat
7
Menurut National Academy of Science Iinstitute of Medicine kebutuhan serat
per harinya adalah: Umur 50 tahun Laki-laki : 30 gram Perempuan : 21 gram Umur
18 sampai 50 tahun Laki-laki : 38 gram Perempuan : 25 gram Umur dibawah 18
tahun Umur + 5 gram (Guilliams, 2005).
Titi Rahayu (1998) menunjukkan, serat makanan dalam sayuran yang dimasak
meningkat dibandingkan dengan sayuran mentah. Sayuran rebus memiliki kadar serat
paling tinggi (6,40%), disusul sayuran kukus (6,24%) sayuran dimasak santan
(5,98%), dan sayuran mentah 5,97%.
2.3 Asam Lemak
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus yang terdiri dari
jumlah atom karbon genap (4,6,8 dan seterusnya) dan diperoleh dari hasil hidrolisis
lemak. Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang rantai asam
lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer geometrisnya. Berdasarkan panjang
rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid =
SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8, asam lemak rantai sedang
mempunyai atom karbon 8 sampai 12 (medium chain fatty acid = MCFA) dan asam
lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14 atau lebih (long chain fatty acid =
LCFA). Semakin banyak rantai C yang dimiliki asam lemak, maka titik lelehnya
semakin tinggi (Silalahi dan Nurbaya, 2011).
2.3.1 Asam Lemak Omega 3
Istilah omega sendiri berasal dari Bahasa Latin, artinya “ujung netral” atau
“terakhir”. Dalam struktur kimia organik, apabila letak atau posisi ikatan rangkap
8
berada pada atom karbon ketiga terhitung dari gugus metil, asam lemak itu dinamai
omega-3.
Dalam istilah ilmiahnya omega-3 termasuk kedalam essential fatty acid atau sering
disingkat EFA.
Menurut rasyid (2003) terdapat empat kelompok besar EFA yaitu:
a. DHA (Docosahexaenoic Acid), omega-3
Terdapat di ikan (cod liver oil, salmon, sardines, dan lain-lain.), asi, hati, otak.
Berikut ini struktur dari Docosahexaenoic Acid :
Docosahexaenoic Acid
b. EPA (Eicosapentaenoic Acid), omega-3
Terdapat di ikan, cod liver oil, salmon (bukan ternakan), sardines, dan ikan
lain-lainnya, asi, hati, otak. Berikut ini struktur dari Eicosapentaenoic Acid :
Eicosapentaenoic Acid
9
c. GLA (Gamma Linolenic Acid), omega-6
Terdapat di borage oil, evening primerose oil, black currant seed oil, dan lain-
lain.
d. ALA (Alpha Linolenic Acid), omega-3
Terdapat di flax seed oil. canola oil, soybean oil, dan lain-lain yang berasal
dari biji-bijian.
Berikut ini struktur dari Alpha Linolenic Acid :
Alpha Linolenic Acid
Asam lemak omega 3 termasuk dalam kelompok asam lemak essensial. Asam
lemak ini disebut essensial karena tidak dapat dihasilkan oleh tubuh dan hanya bisa
didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003).
Asam lemak essensial yakni linoleat (18:3 ω-6) dan asam linolenat (18:3 ω-3).
Kedua jenis ini dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan fungsi normal semua
jaringan. Masing-masing mempunyai ikatan rangkap pada karbon ke-6 dan ke-3 dari
ujung gugus metil. Hewan dan manusia tidak dapat menambahkan ikatan rangkap
pada karbon ke-6 dan karbon ke-3 pada asam lemak yang ada sehingga tidak dapat
mensintesis kedua jenis asam lemak tersebut (Almatsier, 2006).
Asam lemak omega 3 merupakan asam lemak yang terdapat di ikan. Asam
lemak ini termasuk esensial yang dianggap memiliki beberapa keaktifan biologis
terutama EPA dan DHA. Minyak ikan terutama yang hidup di air dalam dan dingin
kaya akan EPA dan DHA. Plankton laut mengandung asam lemak omega 3. Ikan
dapat mengubah asam lemak linolenat mejadi EPA dan DHA (Mu’nisa, 2003).
Asam lemak omega 3 memiliki peran penting bagi kesehatan manusia. EPA
dapat memperbaiki sistem sirkulasi dan dapat membantu pencegahan penyempitan,
pengerasan pembuluh darah, dan penggumpalan keping darah. Akhir-akhir ini
10
penelitian terhadap sistem saraf pusat menunjukkan bahwa DHA penting bagi
perkembangan manusia sejak awal (Rasyid, 2003).
Menurut Innis,SM (2000) asam lemak tak jenuh omega-3, berperan penting dalam
perkembangan morfologis, biokimia, dan molekuler dari otak dan organ lainnya.
Kekurangan
asam lemak omega-3 yang disebabkan oleh asupan yang kurang atau karena
adanya penyakit yan mengurangi daya serap, dapat menghambat perkembangan otak,
kesehatan fisik dan interaksi lingkungan memiliki efek yang kuat dalam
pembentukanperkembangan kognitif.
2.3.2 Sumber-sumber Asam Lemak Omega 3
Mengkonsumsi asam lemak omega-3 bermanfaat bagi tubuh. Lemak tak jenuh
ganda (polyunsaturated fats) ini, yang memainkan peran penting dalam menjaga
fungsi sel-sel tubuh kita, telah terbukti mampu mengurangi inflamasi berbahaya yang
bisa menimbulkan penyakit jantung, menurunkan level trigliserida dan tekanan darah,
dan mencegah aritmia jantung yang fatal. Tubuh kita tidak bisa memproduksi
berbagai jenis omega-3, namun kita harus rajin-rajin mengkonsumsi makanan-
makanan yang mengandung berbagai jenis omega-3. Ternyata asam lemak ini
terdapat di dalam berton-ton makanan, seperti kacang-kacangan, minyak dan sayur-
sayuran tertentu, dan seperti yang mungkin kita sudah tahu yaitu terdapat pada
makanan laut (Velo, 2011).
Sumber utama asam lemak omega-3 yang tersedia di pasar adalah minyak
ikan , yang biasanya dikonsumsi dalam bentuk ikan yang dimasak, kapsul minyak
ikan, atau makanan dengan bahan tambahan minyak ikan (Alonso,et all 1999).
2.4 Manfaat Asam Lemak Omega 3
Menurut Velo (2011), manfaat asam lemak omega 3 antara lain :
1. Berpengaruh pada daya ingat.
Omega-3 sebagai makanan otak sangat penting untuk perkembangan
membran sel pada sistem neurologis dari otak kita dan jalur sinyal.
2. Mencegah penyakit jantung.
11
Omega-3 dapat mencegah penyakit jantung dan penyakit lain yang
berhubungan dengan jantung, hal ini dikarenakan Omega-3 meningkatkan
elastisitas arterial. Menurunkan resiko aritmia (detak jantung yang abnormal)
dan juga tekanan darah tinggi.
3. Menurunkan kadar kolesterol tinggi.
Pengkonsumsian ikan yang kaya akan Omega-3 secara teratur terbukti
meningkatkan kolesterol baik dan menurunkan kadar trigliserida (lemak
dalam darah).
4. Memerangi Nyeri
Setelah mengkonsumsi pil anti nyeri berupa pil minyak ikan, rasa sakit
bisa membaik dalam waktu 20-30 hari. Ini salah satu fungsi omega 3 yang
memiliki kemampuan untuk memerangi peradangan.
5. Omega-3 sangat baik untuk kesehatan mata dan penglihatan secara umum,
karena Omega-3 merupakan komponen utama dari retina.
6. Membantu mengurangi depresi.
Biasanya, orang yang sering mengalami depresi adalah akibat
kekurangan DHA. Dengan mengonsumsi omega-3 dapat meningkatkan
efektivitas pengobatan karena mempengaruhi otak dengan cara yang berbeda
dari antidepresan. Menggabungkan Omega-3 dengan obat antidepresan, akan
mengurangi depresi dengan cara yang berbeda
7. Mengurangi risiko pembekuan darah.
Omega-3 memiliki sifat antikoagulan yang mempengaruhi
kemampuan trombosit untuk membekukan darah, sehingga peredaran darah
menjadi lancar dan juga terhindar dari penyumbatan pembuluh darah yang
berakibat stroke.
8. Untuk wanita hamil, Omega-3 telah terbukti bahwa sangat penting dalam
perkembangan kesehatan fisik dan mental pada bayi .
9. Omega-3 dapat mengurangi nyeri haid.
Kedua jenis Omega-3 yaitu asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam
docosahexaenoic (DHA) diyakini mengurangi tingkat prostaglandin. Tingkat
12
prostaglandin yang tinggi pada wanita selama menstruasi membuat kontraksi
rahim meningkat dan kejang otot.
10. Omega-3 memiliki sifat anti-inflamasi dan juga bermanfaat untuk kondisi
seperti asma, psoriasis eksim, dan radang sendi.
11. Bermanfaat untuk diabetes. Sebuah studi penelitian menunjukkan Omega-3
dapat menurunkan trigliserida dan apoproteins, dan tidak ada efek samping
pada kontrol glikemik.
12. Omega-3 juga berperan dalam tingkat penyerapan vitamin yang larut dalam
lemak, seperti vitamin A, D, E dan vitamin K. Vitamin tersebut diperlukan
oleh tubuh kita untuk melawan infeksi, menjaga kesehatan mata dan kulit,
sirkulasi jantung, pembekuan darah dan kuat tulang.
2.4 Asam Lemak Omega 6
Setiap 1% kenaikan asam lemak dalam omega-6 akan menurunkan kolesterol
total 1,4 mg/dl. Jika asupan omega-6 terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan
meningkatnya pelepasan interleukin 1 dan 6 tumor necrosing faktor, yaitu mediator-
mediator penting yang bertanggung jawab pada penderita berat, sepsi dan lain-lain.
Disamping itu dapat terjadi pelemakan hati, gangguan difusi paru, gangguan sistem
imun (Suharto, 2004).
Sumber omega-6 terdapat pada : minyak nabati, kacang kedelai, jagung, padi-padian,
kacangkacangan dan benih gandum (Sudarmanto, 2003).
Struktur kimia omega 6
Asam linoleat 18:2 (n-6)
13
2.5 Manfaat Asam Lemak Omega 6
Seringkali peran omega-3 bekerja sinergis dan didukung oleh keberadaan
omega-6. Beberapa manfaat omega-3 didukung dan bahkan hanya bisa muncul oleh
keberadaan omega-6. Peran omega-6 menjadi penting karena sifatnya yang
mendukung fungsi omega-3. Namun, fungsi omega-6 tidak semata-mata sebagai
penyokong omega-3. Omega-6 juga memiliki kelebihan tersendiri, yang tak kalah
pentingnya dari omega-3. Omega 6 mempunyai beberapa keuntunganyaitu untuk para
binaragawan karena lemak jenis ini membantu mencegah pemecahan otot dan
meningkatkan pertumbuhan otot. Lemak ini juga mempunyai efek anti peradangan
sehingga dapat meningkatkan daya pulih bagi para binaragawan. Keuntungan
mengkonsumsi omega 6 sama dengan lemak tak jenuh tunggal ( omega 9 ) yaitu
membantu melawan penyakit jantung dan depresi (Almatsier, 2006).
2.6 Asam Lemak Omega-9
MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) atau asam lemak tak jenuh tunggal
adalah omega 9 (oleat) yang memiliki daya perlindungan yang mampu menurunkan
LDL kolesterol darah, meningkatkan HDL kolesterol yang lebih besar dibanding
omega 3 dan omega 6, lebih stabil dibanding PUFA. Dari ketiga asam lemak tak
jenuh tersebut yang sangat bermanfaat bagi tubuh adalah MUFA atau omega 9,
karena mampu menurunkan LDL dan meningkatkan HDL yang lebih besar dibanding
omega 3 dan omega 6. Konsumsi omega 6 harus diimbangi dengan konsumsi omega
3 yang cukup (winarto dan sugeng,2006)
14
BAB 3
Pembahasan
3.1 Serat Pangan ( dietary fiber )
Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang
sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat pangan tersusun dari karbohidrat
yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus
manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar. Serat
telah diketahui mempunyai banyak manfaat bagi tubuh terutama dalam mencegah
berbagai penyakit, meskipun komponen ini belum dimasukkan sebagai zat gizi.
Berdasarkan jenis kelarutannya, serat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu serat
tidak larut dalam air dan serat yang larut dalam air. Serat tidak larut dalam air adalah
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Sedangkan serat larut air adalah pectin dan gum.
Konsumsi serat dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan dan golongan serealia.
Serat pangan mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, tidak hanya sebagai
pencahar namun juga memiliki banyak peran penting dalam kesehatan. Manfaat dari
serat pangan antara lain mengontrol berat badan (obesitas), penanggulangan penakit
diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah kanker kolon, mengurangi
tingkat kolesterol dan penyakit kardiovaskuler. Kebutuhan konsumsi serat dapat
dibedakan melaluii umur seperti umur 50 tahun Laki-laki : 30 gram Perempuan : 21
gram Umur 18 sampai 50 tahun Laki-laki : 38 gram Perempuan : 25 gram Umur
dibawah 18 tahun Umur + 5 gram.
3.1.1 Sumber Serat
Menurut Wirakusumah (1994) sumber serat terbagi atas 3 macam, yaitu:
a. Sayuran sangat dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiaphari sesuai dengan jumlah
dan komposisi yang seimbang. Selain hal tersebut diatas, sayuran juga berguna
bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat-zat yang dikandungnya. Selain kaya
kandungan vitamin dan mineral, sayuranpun kaya serat. Sayuran dapat dibedakan
menjadi beberapa menjadi beberapa jenis, yaitu sayuran daun, sayuran bunga,
15
sayuran buah, sayuran umbi dan sayuran batang muda. Agar didapat serat yang
optimal pada sayur sayuran, tentunya harus dipilih sayuran yang bagus.
b. Buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, selain dikonsumsi
dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk jus melalui
suatu proses atau dihidangkan bersama sayur-sayuran
c. Golongan serealia yang merupakan bahan pangan dari tanaman famili rumput-
rumputan, diantaranya padi, gandum, jagung dan sorgum. Kulit luar biji serealia
banyak mengandung serat tak larut air yaitu selulosa dan hemi selulosa. Di bagian
dalam terdapat endosperma yang mengandung serat larut air dan tak larut air.
3.1.2 Manfaat Serat Pangan
Anik Herminingsih, 2010), mengemukakan beberapa manfaat serat pangan
(dietary fiber) untuk kesehatan yaitu :
1. Mengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas)
Serat larut air (soluble fiber), seperti pektin serta beberapa hemiselulosa
mempunyai kemampuan menahan air dan dapat membentuk cairan kental dalam
saluran pencernaan. Sehingga makanan kaya akan serat, waktu dicerna lebih lama
dalam lambung, kemudian serat akan menarik air dan memberi rasa kenyang lebih
lama sehingga mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak.Makanan
dengan kandungan serat kasar yang tinggi biasanya mengandung kalori rendah, kadar
gula dan lemak rendah yang dapat membantu mengurangi terjadinya obesitas.
2. Penanggulangan Penyakit Diabetes
Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa, sehingga
mengurangi ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan terjadinya
kompleks karbohidrat dan serat, sehingga daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan
tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan menjadikannya tetap
terkontrol.
3. Mencegah Gangguan Gastrointestinal
16
Konsumsi serat pangan yang cukup, akan memberi bentuk, meningkatkan air
dalam feses menhasilkan feces yang lembut dan tidak keras sehingga hanya dengan
kontraksi otot yang rendah feces dapat dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak
pada fungsi gastrointestinal lebih baik dan sehat.
4. Mencegah Kanker Kolon (Usus Besar)
Penyebab kanker usus besar diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam
usus besar dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta dalam waktu
yang lebih lama. Beberapa hipotesis dikemukakan mengenai mekanisme serat pangan
dalam mencegah kanker usus besar yaitu konsumsi serat pangan tinggi maka akan
mengurangi waktu transit makanan dalam usus lebih pendek, serat pangan
mempengaruhi mikroflora usus sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat
pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih
rendah.
5. Mengurangi Tingkat Kolesterol dan Penyakit Kardiovaskuler
Serat larut air menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat dapat
menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% atau lebih. Dalam saluran
pencernaan serat dapat mengikat garam empedu (produk akhir kolesterol) kemudian
dikeluarkan bersamaan dengan feses. Dengan demikian serat pangan mampu
mengurangi kadar kolesterol dalam plasma darah sehingga diduga akan mengurangi
dan mencegah resiko penyakit kardiovalkuler.
3.2 Manfaat dan Fungsi Antioksidan
Menurut Hidayat Suhartini (2006) banyak manfaat yang didapat saat kita
mengkonsumsi makanan yang mengandung Antioksidan bagi kesehatan. Antioksidan
juga mampu mengecilkan resiko terhadap kanker dan serangan jantung. Manfaat
lainnya yaitu :
17
1. Mampu Mencegah Penuaan Dini,
Dengan Anda mengkonsumsi makanan atau buah yang banyak
mengandung Antioksidan, maka Anda akan terhindar dari penuaan dini
karena Antioksidan mampu menguragi keriput pada kulit.
2. Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh,
Vitamin yang terkandung dalam Antioksida seperti vitamin C akan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda memiliki kekebalan tubuh
yang kuat, maka akan terhindar pula dari berbagai penyakit.
3. Menjaga Kesehatan Mata
Dengan Anda mengkonsumsi makanan atau buah yang banyak
mengandung Antioksidan, maka Anda akan terhindar dari penyakit mata.
3.2.1 Klasifikasi Antioksidan
Menurut Kochhar dan Rossell (1990) ada 2 macam antioksidan berdasarkan
sumber perolehannya, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik)
1. Antioksidan alami
Antioksidan alami adalah antioksidan yang diperoleh secara alami
yang sudah ada pada bahan pangan, baik yang terbentuk selama dari reaksi-
reaksi selama proses pengolahan maupun yang diisolasi dari sumber alami
yang tidak dapat dimakan dan digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
Contoh antioksidan alami antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin E,
polypenol, glutation, asam ellagic, dan sebagainya
2. Antioksidan sintetis
Antioksidan sintetis adalah antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintetis reaksi kimia dan telah diproduksi untuk tujuan komersial. Contoh
antioksidan sintetis antara lain Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi
18
Toluen (BHT), propil galat, tert-butil Hidroksi Quinon (TBHQ), Tokoferol,
dan sebagainya
Aktivitas antioksidan yang berasal dari makanan di dalam tubuh,
sangat tergantung pada ketersediaan hayatinya. Pada Tabel 1 disajikan
beberapa macam bahan pangan yang merupakan sumber antioksidan zat gizi
Tabel 1. Sumber antioksidan pada bahan pangan
Jenis Antioksidan Contoh Bahan Pangan
Vitamin A dan Karotenoid Mentega, margarin, buah-buahan berwarna kuning, sayur-sayuran hijau
Vitamin E Biji bunga matahari, biji-bijian yang mengandung kadar minyak tinggi, kacang-kacangan, susu dan hasil olahannya
Vitamin C (Asam Askorbat) Buah-buahan (jeruk, kiwi, dan lain-lain), sayur-sayuran (sebagian rusak selama pemasakan), kentang
Vitamin B2 (Riboflavin) Susu, produk hasil olahan susu, daging, ikan, telur, serealia utuh,
kacang-kacangan
S e n g ( Z n ) Bahan pangan hewani : daging, udang, ikan, susu dan hasil olahannya
Tembaga (Cu) Hati, udang, biji-bijian, serealia (kadar dalam makanan tergantung pada
konsentrasi Cu dalam tanah)
Selenium (Se) erealia, daging, ikan (kadar dalam makanan tergantung pada konsentrasi Se dalam tanah)
Protein O v a l b u m i n d a l a m t e l u r , g l i a d i n d a l a m g a n d u m
Sumber : Agustiningrum (2004)
Bahan pangan mengandung senyawa-senyawa yang tidak dikategorikan
sebagai zat gizi, tetapi mempunyai aktivitas antioksidan. Pada Tabel 2 ada beberapa
contoh senyawa antioksidan non-gizi yang terdapat dalam bahan pangan sebagai
berikut :
Tabel 2. Senyawa antioksidan non gizi yang terdapat dalam bahan pangan
No Jenis Antioksidan Contoh Bahan Pangan
1 Biogenik amin Antioksidan berdasarkan fungsi amin dan fenol,
contohnya dalam keju
19
2 Senyawa Fenol :
Tirosol, hidroksitirosol Minyak olive
Vanilin, asam vanilat Panili
Timol Minyak atsiri dari thyme
Karpakrol Minyak thyme
Gingerol Minyak jahe
Zingeron Jahe
3 Senyawa Polifenol :
Flavonoid Efektivitas sebagai antioksidan tergantung pada jumlah
dan posisi OH, senyawa polifenol banyak terdapat
dalam sayur-sayuran daun
Flavon, flavonol
Heterosida flavonoat
Kalkon auron
Biflavonoid
4 Tanin :
Asam galat, asam elagat
Proatosianidol
Komponen tetrapirolik
Klorofil Antioksidan sinar, banyak terdapat dalam sayur-sayuran
(hijau) dan ganggang
Virofeofitin
Sumber : Subeki (1998)
3.3 Pengertian Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas
beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang beriatan satu
dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah
20
trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang
terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak
terdapat dalam alam ialah disakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang
jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida.
Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya.
Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida
dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida
yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk disakarida seperti
maltosa, laktosa dan sukrosa.
Umumnya oligosaarida terdapat secara alami sebagai bagian dari tanaman. Saat
ini diproduksi secara massal dari: Sukrosa, laktosa dengan enzim dari bakteri,
glukosa, turunanpati. Gula alkohol (kecuali eritritol) diproduksi melalui hidrogenasi
mono atau disakarida seperti glukosa, maltosa, laktosa serta hidrolisis sebagai
derivatifpat.
3.3.1 Jenis-jenis Oligosakarida
a. Sukrosa atau sakarosa (C11H22O11)
Sukrosa atau sakarosa adalah oligosakarida yang tersusun dari dua
polimer monosakarida yaitu Glukosa dan Fruktosa. Sukrosa memiliki rumus
molekul yang hampir sama dengan laktosa dan maltosa tapi berbeda pada
struktur molekul. Sukrosa tidak mempunyai sifat pereduksi karena tidak
mempunyai gugus OH bebas yang reaktif.
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peranan sangat penting
dalam proses pengolahan makanan. Sukrosa diperoleh dari hasil pengolahan
tetes tebu, nira kelapa, siwalan (lontar), dll. Sukrosa juga dapat di hidrolisis
menjadi komponen penyusunnya yaitu fruktosa dan glukosa. Pada umumnya,
sukrosa berbentuk butiran-butiran kristal halus dan sedikit kasar. Tapi jika
dipanaskan dengan sedikit penambahan air, sukrosa akan terurai menjadi
glukosa dan fruktosa yang biasa di sebut dengan istilah gula invert.
b. Laktosa (C12H22O11.H2O)
21
Laktosa adalah kelompok disakarida yang terdapat dalam susu.
Laktosa merupakan disakarida yang berasal dari kondensasi antara galaktosa
dan glukosa, yang membentuk ikatan glikosida1→4-β. Nama sistematis
laktosa adalah β-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-glukosa. Laktosa bersifat
reduktif karena memiliki gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif.
Dalam proses pencernaan, laktosa akan dicerna dengan bantuan enzim
laktase hingga terurai menjadi gula sederhana penyusunnya yaitu glukosa dan
galaktosa yang dapat segera diserap oleh usus dan dirubah menjadi kalori
dalam proses metabolisme tubuh.
c. Maltosa
Maltosa atau malto biosa adalah disakarida yang terbentuk bila pati
(Amilum) di hidrolisis oleh amilase. Maltosa adalah terbentuk dari dua
molekul glukosa. ikatan yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan
atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik dan dengan demikian mempunyai sifat pereduksi.
d. Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga
molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa.
Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa,
selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada
fruktosa. Rafinosa tidak bersifat reduktif karena tidak mempunyai gugus
hidroksil bebas.
e. Selobiosa
Selobiosa adalah kelompok disakarida yang terdiri atas dua molekul
glukosa yang mempunyai ikatan glikosidik antara atom karbon 1 dengan atom
karbon 4. Selobiosa bersifat reduktif.
f. Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasaarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna,
stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan 1 molekul
22
fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat dihasilkan fruktosa dan manotriosa
suatu trisakarida. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi.
3.3.2 Fungsi oligosakarida
Oligosakarida yang terdapat dalam makanan mempunyai fungsi untuk mengatur
kinerja usus yaitu menjadi substrat bagi pertumbuhanbifidobakteriadi dalam usus.
Pertumbuhan bifidobakteria yang baik didalam usus dapat mencegah pertumbuhan
bakteri patogen seperti Salmonellaatau E . Colipatogenik. Beberapa coctoh
oligosakarida yang dapat berfungsi demikian antara lain adalah frukto-oligosakarida,
galakto-oligosakarida, isomalto-oligosakarida dan oligosakarida dari kedelai (Fardiaz,
1995). Di Jepang, oligosakarida adalah komponen makanan fungsional kedua terbesar
setelah serat makanan.
Oligosakarida, sejenis prebiotik yang memperkuat sistem kekebalan tubuh alami
bayi yang baru lahir, khususnya pada saluran cerna. Sebenarnya secara alami
oligosakarida bisa ditemukan dalam ASI (air susu ibu). Zat ini terus diproduksi pada
ASI sehingga bayi akan memperoleh kekebalan tubuh alami selama disusui oleh
ibunya.
3.4 Pembahasan omega 3
Defisiensi omega-3 yang berkepanjangan dapat berakibat fatal. Kekurangan
asam lemak omega-3 menimbulkan gangguan saraf dan penglihatan serta bisa
mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan
pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental,dan penglihatan. Pemberian lemak
yang berlebihan dapat
Menyebabkan obesitas dan penyakit jantung bahkan dapat menimbulkan keganasan,
dapat
meningkatkan kadar kolesterol, yang dapat memacu terjadinya atherosclerosis dan
penyakit jantung koroner.
23
Omega 3 ini dapat membantu kecerdasan otak karena adanya DHA.hal ini
diperkuat oleh pernyataan winarto dan sugeng(2006) Pasokan makanan sumber
omega-3, EPA, DHA dan ALA diperlukan sebagai unsur pembentuk cawan untuk
wadah rhodopsin yaitu senyawa vital penginderaan dan pengiriman balik sinyal yang
diterima mata ke otak. Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)
merupakan unsur nutrisi yang juga penting dalam tumbuh kembang dan
perkembangan saraf di otak dan membantu pembentukan jaringan lemak otak
(mylenisasi ) serta menjaga interkoneksi sel-sel syaraf otak terutama untuk
mempengaruhi perkembangan otak.
DHA dan AA adalah komponen terbesar dari long-chainpolyunsaturatedfatty
acids (LC-PUFA), merupakan bahan yang sangat penting bagi organ susunan saraf
pusat. DHA penting untuk pembentukan jaringan syaraf, sedangkan AA berperan
sebagai neurotransmitter dan sebagai suatu bentuk asam lemak yang esensiel LC-
PUFA yang harus ditambahkan pada makanan. (winarto dan sugeng,2006)
3.4.1 Omega-6
Omega 6 yang dikonsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi konsumsi
omega 3 dapat menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol, akan tetapi
HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol juga mengalami penurunan. Selain itu,
keseimbangan antara omega 3 dan omega 6 yang terganggu menyebabkan darah
mudah menggumpal. Kedua hal ini tidak menguntungkan karena rasio LDL/HDL
yang menurun dan mudahnya darah menggumpal tidak dapat mencegah terjadinya
penyakit jantung koroner, bahkan dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner.
Setiap 1% kenaikan asam lemak dalam omega-6 akan menurunkan kolesterol total
1,4 mg/dl. Jika asupan omega-6 terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan
meningkatnya pelepasan interleukin 1 dan 6 tumor necrosing faktor, yaitu mediator-
mediator penting yang bertanggung jawab pada penderita berat, sepsi dan lain-lain.
Disamping itu dapat terjadi pelemakan hati, gangguan difusi paru, gangguan sistem
imun (Suharto, 2004).
Sumber omega-6 terdapat pada : minyak nabati, kacang kedelai, jagung, padi-padian,
kacangkacangan dan benih gandum (Sudarmanto, 2003).
24
3.4.2 Omega-9
Salah satu jenis MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) atau asam lemak tak
jenuh tunggal adalah omega 9 (oleat) yang memiliki daya perlindungan yang mampu
menurunkan LDL kolesterol darah, meningkatkan HDL kolesterol yang lebih besar
dibanding omega 3 dan omega 6, lebih stabil dibanding PUFA. Dari ketiga asam
lemak tak jenuh tersebut yang sangat bermanfaat bagi tubuh adalah MUFA atau
omega 9, karena mampu menurunkan LDL dan meningkatkan HDL yang lebih besar
dibanding omega 3 dan omega 6. Konsumsi omega 6 harus diimbangi dengan
konsumsi omega 3 yang cukup.(winarto dan sugeng,2006).sehingga omega-9 sangat
bermanfaat untuk tubuh manusia karena omega 9 dapat menurunkan kolesterol lebih
banyak di bandingkan dengan asam lemak yang lain.
Selain itu asam lemak omega 9 juga baik untuk kesehatan jantung karena
adanya kandungan mufa . Asam lemak tak jenuh tunggal mulai menarik perhatian
sewaktu melihat kenyataan bahwa kejadian penyakit jantung di daerah Medotterian
cukup rendah. Hal ini diduga karena banyaknya komsumsi MUFA yang banyak
terdapat dalam minyak zaitun (Muhilal,2002).
Hasil riset menyatakan bahwa omega-6 (salah satu bentuk PUFA) dalam
bentuk tunggal memiliki sifat negatif keran berikatan dengan produksi eicosanoids
(stimulant pertumbuhan tumor pada binatang percobaan). Namun dengan adanya
omega-6 dan omega-9 dalam proporsi yang sesuai akan memiliki potensi memblokir
produk senyawa eicosanoids tersebut, sehingga omega-9 dapat mencegah stimulant
negatif omega-6 (Tien R Muchtadi, 2000).
Beberapa bahan makanan yang merupakan sumber MUFA adalah : minyak
zaitu, kacang tanah, kedelai, daging unggas, kacang kenari, butter kacang tanah dan
alpukat (Sudarmanto, 2003).
25
BAB III
KESIMPULAN
1. Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang
sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat pangan tersusun dari
karbohidrat yang memiliki sifat resistan
2. Sumber serat pangan ada tiga, yaitu sayuran, buah-buahan, dan serelia.
3. Manfaat serat pangan antara lain, mengontrol berat badan atau kegemukan
(obesitas), penanggulangan Penyakit Diabetes, mencegah Kanker Kolon
(Usus Besar), mengurangi Tingkat Kolesterol dan Penyakit Kardiovaskuler.
4. Manfaat dan fungsi antioksidan antara lain :
o Mampu mencegah penuaan dini
o Menguatkan sistem kekebalan tubuh
o Menjaga kesehatan mata
5. Antioksidan terbagi menjadi 2 yaitu amntioksidan alami dan antioksidan
sintetis
- antioksidan alami dapat diperoleh secara alami yang sudah terkandung di
dalam bahan pangan baik yang terbentuk selama dari reaksi-reaksi selama
proses pengolahan maupun yang diisolasi dari sumber alami yang tidak
dapat dimakan dan digunakan sebagai bahan tambahan makanan.
- Antioksidan sintetis dapat diperoleh antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintetis reaksi kimia dan telah diproduksi untuk tujuan komersial
6. Berdasarkan perolehannya antioksidan diklasifikasikan menjadi senyawa
antioksidan gizi dan senyawa antioksidan non-gizi
7. Oligosakarida dari kelompok rafinosa bersifat fungsional karena tidak dapat
dicerna oleh enzim-enzim pada pencernaan manusia, yaitu α–galaktosidase,
sehingga berfungsi bagi kesehatan.
8. Sumber oligosakarida yang berupa karbohidrat sederhana yaitu biji-bijian,
kacangkacangan, umbi-umbian dan dari hasil tanaman lainnya.
27
9. Jenis-jenis oligosakarida yaitu: Sukrosa atau sakarosa (C11H22O11),
Laktosa (C12H22O11.H2O), Maltosa, Rafinosa, Selobiosa, Stakiosa.
10. omega 3 salah satu asam lemak esensial yang sangat baik untuk pertumbuhan
dari awal sebagai penghambat tumbuhnya kanker karena adanya senyawa
ALA,DHA,EPA, omega 3 banyak didapatkan dari ikan laut
11. omega 6 salah satu dari lemak esensial yang dapat membantu meringankan
orang yang terkena penyakit jantung dan asma, karena pada omega 6 memiliki
senyawa AA,LA dan GLA, omega 6 ini banyak di dapatkan dari unggas
daging dan kacang-kacangan
12. omega 9 termasuk asam lemak yang non esensial karena tubuh manusia dapat
memproduksi asam lemak omega 9 ini, asam lemak ini juga dapat didapatkan
dari buah alpukat dan minyak zaitun
13. Serat pangan merupakan salah satu komponen penting makanan yang
sebaiknya ada dalam susunan diet sehari-hari. Serat pangan tersusun dari
karbohidrat yang memiliki sifat resistan
14. Sumber serat pangan ada tiga, yaitu sayuran, buah-buahan, dan serelia.
15. Manfaat serat pangan antara lain, mengontrol berat badan atau kegemukan
(obesitas), penanggulangan Penyakit Diabetes, mencegah Kanker Kolon
(Usus Besar), mengurangi Tingkat Kolesterol dan Penyakit Kardiovaskuler.
28
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi .Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Alonso, I., J. Fontacha, I. Lozada, M. J. Frage, and M. Juarez. 1999. Fatty acid
composition of caprine milk : major branched chain, and trans fatty acids J.
Dairy Sci 82 : 878- 884.
Beck, M.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet, Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk
COLLINS, M.D and G.R. GIBSON. 1999. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics:
Ppproaches for Modulating The Microbial Ecology of The Gut. Am. J. Clin.
Nutr. 69: 1052S – 1057S.
COON, C.N., K.L. LESKE, O. AKAVANICHAN and T.K. CHENG. 1990. The
Effect of Oligosaccharide-free Soybean Meal on True Metabolizable Energy
and Fiber Digestion in Adult Roosters. Poult. Sci. 69: 787 – 793.
Deddy Muchtadi. 2001. Gizi Untuk Bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Guilliams, T.G. 2005. Mananging Lipoprotein Dyslipidemias Through Lifestyle and
Innis,SM 2000 . Dietary omega 3 fatty acids and the developing brain. Brain Res
2008;1237:35–43
Joseph, G. 2002. Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. Bogor: IPB.
Mu’nisa,A. 2003. Pengaruh Diet Asam Lemak Essensial Terhadap Kadar Kolesterol
Darah dan Permasalahannya. Jakarta : Gramedia
Nurhakim, nova. 2015. Makalah oligosakaridan dan Polisakarida. Program studi
Pendidikan Biologi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Nutraceutical Therapies. The standard 7.
Oyofo, B.A., J.R. Deloach, D.E Corrier, J.O. Norman, R. L.Ziprin Dan Mollenhauer.
1989. Effecks of Carbohydrat on Salmonella Typhimurium Colonization in
Broiler Chickens. Avian Dis. 33: 531 – 534.
Perawat & Dokter. Yogyakarta : Andi.
Rahayu, W.P. 1998. Diktat Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Fakultas
Rahmelia, deskriana. 2012. Oligosakarida dan polisakarida. Jurusan pendidikan
MIPA. Universitas Tandulako.
29
Rasyid, A.2003 .Asam Lemak Omega 3 dari Minyak Ikan. Jakarta : Bidang sumber
Daya Laut-Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI
ROBERFOID, M.B., J.A.E. VANLOO Dan G. R. GIBSON. 1998. The Bifidogenic
Nature of Chicory Insulin and Its Hydrolysis Products. J. Nutr. 128: 11 – 19.
Silalahi,J dan Nurbaya, 2011 .Komponen Bioaktif Dalam Makanan dan Pengaruhnya
Bagi Kesehatan. Medan : Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Sudarmanto,D. 2003. Penuntun Diet, Bagian Gizi RSCM &Persatuan Ahli Gizi
Indonesia
Suharto, I.2004 .Serangan Jantung dan Stoke Hubungan dengan Lemak dan
Kolesterol. Jakarta : Gramedia Utama Pustaka Edisi ke II
Sulistijani, D.A dan H. Firdaus. 2001. Sehat Dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus.
Teknologi Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Widianarko, Budi.2000. Teknologi, Produk, Nutrisi &. Kemanan. Jakarta: Trubus
Winarno, F.G . 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
winarto,H dan Sugeng,T.2006. Fraksinasi Asam Lemak Omega 3,6 dan 9 dari
Daging Bekicot (Achatina fulica) Menggunakan Kolom Kromatografi.ugm.pdf
Wirakusumah. 1994. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta: Gramedia
Hidayat, N., M.C. Padaga dan S. Suhartini, 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Kochhar, S.P dan B. Rossell. 1990. Detection estimation and evaluation
ofantioxidant in food system. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food
antioxidant. London : Elvisier Appied Science.
Agustiningrum D. 2004. Isolasi dan Uji Aktifitas antioksidan senyawa bioaktif dari
daun “Ipomoea pescaprea” (Skripsi). Bogor: IPB
Subeki. 1998. Pengaruh Cara Pemasakan terhadap kandungan antioksidan
beberapa sayuran serta daya serap dan retensinya pada tikus percobaan. Tesis
Program Bogor : IPB
30