Penerapan Jarimatika di PAUD Asoka Makassar

Post on 14-May-2023

0 views 0 download

transcript

PENERAPAN METODE JARIMATIKADI TK ASOKA MAKASSAR

Mersylina L. Patintingan *)Email: echypatintingan@yahoo.co.id

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran penerapan metode Jarimatikadalam pembelajaran anak usia dini di TK Asoka Makassar;(2) Kesulitan dan kemudahan yangdiperoleh dalam menerapkan metode Jarimatika di TK Asoka Makassar.Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan yang bersifat deskriptif kualitatif.Dalam hal ini peneliti ingin mendeskripsikan hal yang berhubungan dengan penerapan MetodeJarimatika di TK Asoka Makassar. Metode pengumpulan data adalah metode observasi, metodewawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksidata, penyajian data, dan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode Jarimatika di TK AsokaMakassar melalui tiga tahapan yaitu tahap Enaktif, tahap Ikonik dan Tahap Simbolik.Untuk tahap Enaktif beberapa hal yang dilakukan guru seperti memperkenalkan bilangandan berhitung permulaan dengan menggunakan benda-benda konkret dan kejadian atauperistiwa nyata yang berada disekitar anak. Metode pembelajaran yang biasadigabungkan adalah bercerita, demonstrasi (unjuk kerja) dan eksperimen. Untuk TahapIkonik guru menampilkan pengetahuan yang dipelajari melalui gambar dan tahapSimbolik dimana guru mulai menggabungkan antara gambar yang dimaksudkan denganlambangnya. (2)Kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode Jarimatikaini ada dua yaitu a)bersumber dari guru yang meliputi:Keterbatasan guru dalammemaparkan media gambar sehubungan dengan lambang jarimatika b)penggunaanbahasa yang sederhana bagi peserta didik c) wawasan yang terbatas dalam menjawabsetiap pertanyaan dan kebutuhan peserta didik, dan yang bersumber dari peserta didik: a)minder dan tidak memiliki kepercayaan diri b) sifat egosentris anak sehingga seringkaliberebutan perhatian dan benda dengan temannya c)anak yang akt dan sulitnya untukbisa fokus dalam waktu yang lama. Kemudahan yang diperoleh guru juga meliputi 2 (dua)hal yaitu: a) yang bersumber dari guru yakni guru tidak lagi kewalahan dalammenyediakan media pembelajaran b) metode ini memberikan kesenangan dan rasaantusias pada anak sehingga guru tidak lagi kesulitan mengkondisikan anak untuk siapbelajar.Kata Kunci : Metode Jaritmatika

Abstract : This study aimed to determine (1) description of the application of the methodJarimatika in early childhood learning in kindergarten Asoka Makassar, (2) difficulty and easegained in applying the method in kindergarten Asoka Jarimatika Makassar.

Type of research is action research is descriptive qualitative. In this case the researcherwants to describe things related to the application of methods in kindergarten Asoka JarimatikaMakassar. Data collection method is a method of observation, interviews, and documentation.

Step-by-step analysis of the data, namely data collection, data reduction, data presentation, andconclusion.

The results showed that (1) the application Jarimatika (Mathfingers) method inkindergarten Asoka Makassar through three stages Enaktif stage, stage Iconic and SymbolicStage. For stage Enaktif some things that teachers do to introduce numbers and counting asstarters by using concrete objects and events or real events that were around the child. The usualmethods of learning are combined storytelling, demonstration (performance) and experiment.For Iconic Stage teacher displays knowledge learned through the images and symbolic stagewhere teachers began incorporating the image is meant by the symbol. (2) Constraints faced byteachers in implementing this method is twofold Jarimatika a) sourced from teachers include:Limitations of teachers in relation to media images presented symbol jarimatika b) the use ofplain language for students c) limited insight in answering each question and the needs oflearners, and students who come from: a) inferior and do not have the confidence b) the natureof egocentric children so often scrambling to his attention and objects c) children akt and difficultto focus for a long time. Ease obtained teacher also includes 2 (two) things: a) that comes fromthe teacher that the teacher is no longer overwhelmed in providing instructional media b) thismethod gives pleasure and enthusiasm in children the teacher is no longer difficult to conditionchildren to be ready to learn.Keywords : Jaritmatika Methode

PENDAHULUAN

Masa usia dini merupakan masayang efektif untukmengembangkan berbagai potensiyang dimiliki anak-anak.Upaya pengembangan ini dapatdilakukan dalam berbagaikegiatan dan permainan yangtidak hanya terkait dengankemampuan kognitif saja,tetapi juga menyangkutkesiapan sosial dan emosionalanak. Oleh karena itu pentinguntuk terus berupayamemikirkan bentuk kegiatanmaupun permainan yang menarik,bervariasi dan menyenangkan.

Hal ini pun didukungdengan adanya Undang-UndangSistem Pendidikan Nasional No.

20 tahun 2003 pasal 28 ayat 3tentang tujuan Pendidikan AnakUsia Dini yang membantumengembangkan berbagai potensidalam dirinya baik secarafisik maupun psikis yangsesuai dengan tahapanperkembangannya untuk siapmemasuki Sekolah Dasar.

Demikian halnya dalamPengembangan Kognitif secarakhusus yang mengarah padaLogika-Matematika Anak UsiaDini, pemberian rangsangankognitif salah satunyadilakukan melalui permainanberhitung yang bertujuan untukmenstimulasi kemampuanberpikir anak yang dirancangsesuai dengan tahapanperkembangannya. Jean Piaget

(dalam Diknas,2007:8)menyatakan bahwa kegiatanbelajar memerlukan kesiapandalam diri anak. Artinyabelajar sebagai suatu prosesyang membutuhkan aktifitasbaik fisik maupun psikis.pada anak harus disesuaikandengan tahap-tahapperkembangan mental anak,karena belajar bagi anak haruskeluar dari anak itu sendiri.Anak usia TK berada padatahapan pra-operasionalkonkrit yaitu tahap persiapankearah pengorganisasianpekerjaan yang konkrit danberpikir intuitif dimana anakmampu mempertimbangkan tentangbesar, bentuk dan benda-bendadidasarkan pada persepsi danpengalamannya sendiri.Perkembangan Kognitif anakusia 5-8 tahun menurut Copleydan Wortham (Sriningsih,2008:32) menyatakan bahwaperkembangan kognitif anakmulai berkembang dari tahappra-operasional menuju tahapoperasional konkrit ataudisebut juga masa transisi.Di usia ini anak mampumengenal lambang yang abstrak,dimana benda konkrit itu masihada dan mulai diperkenalkanbentuk lambangnya.Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan Orbon(Direktorat Pembinaan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,2007:9) menyimpulkan bahwaperkembangan intelektual padaanak berkembang sangat pesatpada kurun usia nol sampaidengan prasekolah (4-6 tahun).Oleh sebab itu, usiaprasekolah seringkali disebutsebagai masa peka belajar.Pernyataan ini didukung olehBenyamin S.Bloom yangmenyatakan bahwa 50% daripotensi intelektual anak sudahterbentuk di usia 4 tahunkemudian mencapai sekitar 80%pada usia 8 tahun. Merekasangat peka terhadaprangsangan yang diterimanyadari lingkungan. Rasa ingintahunya yang tinggi akantersalurkan apabila mendapatstimulasi/rangsangan/motivasiyang sesuai dengan tugasperkembangannya. Apabilakegiatan berhitung diberikanmelalui berbagai macampermainan tentunya akan lebihefektif karena bermainmerupakan wahana belajar danbekerja bagi anak. Diyakinibahwa anak akan lebih berhasilmempelajari sesuatu apabilayang ia pelajari sesuai denganminat, kebutuhan dankemampuannya. Agar anak usiadini dapat memahami suatukonsep Matematika secarakhusus untuk pembelajaranberhitung permulaan, guru

perlu melakukan prosespembelajaran yang ditempuhmelalui 3 (tiga) tahapan yaitutahap Enaktif, tahap Ikonikdan tahap Simbolik.

Diharapkan dengan adanyapengembangan pembelajaran yangoptimal, Anak usia dini akanmampu memahami konsepberhitung permulaan denganbaik sekaligus memberikanpengalaman menemukankesenangan dalam bermain danbelajar, mengembangkan konsepdiri (perasaan mampu danpercaya diri), melatihkedisiplinan, minatnyaterhadap sesuatu, spontanitas,inisiatif dan apresiatif. Akantetapi, berdasarkan hasilobservasi tanggal 27-31Agustus di Taman Kanak-kanakAsoka Makassar, pembelajaranberhitung permulaannya masihterbatas pada penggunaanmetode ceramah dan lembarkerja, permaianan berhitungyang tidak variatif sehinggasebagian anak terlihat bosandan tidak berminat padapembelajaran berhitung sepertimenganggu temannya, tidakaktif dalam kegiatanpermainan, dan hanya berdiamdiri saja dan tidak terlihatbersemangat. Dari hasilpengamatan selama pembelajaranmasih terlihat pula beberapaanak mengalami kesulitan dalam

memahami konsep benda yangjumlahnya lebih banyak, lebihsedikit atau sama, sulitmemahami makna angka 1 sampai10 secara berurutan maju ataumundur, belum mampu membedakansimbol dan bilangannyasehingga ini berdampak padarendahnya kemampuan anak dalammemahami konsep berhitungdasar. Hal ini diidentifikasikarena beberapa faktor antaralain:

(1) dari dalam diri anakitu sendiri,seperti :Inteligensianak yang rendah,faktor kesehatan danasupan gizi yang kurang,rasa percaya diri dankepribadian yang burukserta pengalaman pahityang menimbulkan trauma.

(2) Peranan Guru, seperti:ketidakpedulian padaperkembangan dan duniaanak, daya kreativitasyang rendah dalammenciptakan metodepembelajaran yangefektif dan inovatif.

(3) Orang tua dengan segalakesibukan dan bebankerja yang beratsehingga menaruhsepenuhnya tanggungjawab dalam mendidikanaknya ke pihaksekolah, juga tuntutan

dan harapan yang tidaksesuai dengan minat danperkembangan anak.

(4) Tuntutan kurikulum dansistem pendidikan yangmengharapkan anak usiadini harus mampuberhitung sehingga siapuntuk masuk ke jenjangsekolah Dasar.

Salah satu faktor yangsangat menentukan adalah peranguru dalam upaya perbaikankualitas pembelajaran dimulaidari merancang kurikulum,mendisain lingkungan yangkondusif, memotivasi anaktertarik untuk bermain sambilbelajar serta terus-menerusmemikirkan metode belajar yanginovatif dalam rangka memenuhikebutuhan anak didiknya sesuaiperkembangan jaman.Pembelajaran konsep berhitunganak hanya menggunakan metodekonvensional seperti: Gurumenjelaskan atau menerangkanmateri dan memberikan lembarkerja dan atau menggunakanbahan manipulatif dan memintaanak untuk mengerjakan secaramandiri tanpa pendampingandari guru secara menyeluruh.Variasi metode, strategi danpenggunaan media pembelajaransangat penting untukdipikirkan dan direncanakanoleh seorang guru dalammemaksimalkan dan membuat

proses pembelajaran menjadiberhasil dan menyenangkan.Salah satu metode pembelajaranberhitung yang saat iniseringkali digunakan padatempat kursus dan bimbinganadalah metode Jarimatika.Metode ini menggunakan jaridan dibuat menyenangkan bagianak karena memberikanvisualisasi operasi hitungpada anak.

Salah satu faktor yangsangat menentukan adalah peranguru dalam upaya perbaikankualitas pembelajaran dimulaidari merancang kurikulum,mendisain lingkungan yangkondusif, memotivasi anaktertarik untuk bermain sambilbelajar serta terus-menerusmemikirkan metode belajar yanginovatif dalam rangka memenuhikebutuhan anak didiknya sesuaiperkembangan jaman.Pembelajaran konsep berhitunganak hanya menggunakan metodekonvensional seperti: Gurumenjelaskan atau menerangkanmateri dan memberikan lembarkerja dan atau menggunakanbahan manipulatif dan memintaanak untuk mengerjakan secaramandiri tanpa pendampingandari guru secara menyeluruh.Variasi metode, strategi danpenggunaan media pembelajaransangat penting untukdipikirkan dan direncanakan

oleh seorang guru dalammemaksimalkan dan membuatproses pembelajaran menjadiberhasil dan menyenangkan.Salah satu metode pembelajaranberhitung yang saat iniseringkali digunakan padatempat kursus dan bimbinganadalah metode Jarimatika.Metode ini menggunakan jaridan dibuat menyenangkan bagianak karena memberikanvisualisasi operasi hitungpada anak.

Bertitik tolak dari latarbelakang penelitian yang telahdikemukakan di atas, makadifokuskan masalah sebagaiberikut:

1. Bagaimana gambaranpenerapan metodeJarimatika dalampembelajaran anak usiadini di TK AsokaMakassar?

2. Kendala dan kemudahanapa saja yang dihadapiguru selama penerapanmetode Jarimatika di TKAsoka Makasar?

Penelitian ini dilakukandengan tujuan untuk mengetahuigambaran penerapan metodeJarimatika dalam pembelajarananak usia dini, dan kendalamaupun kemudahan yangdiperoleh guru selamapenerapan metode Jarimatika diTK Asoka Makassar

Menurut Bruner (dalamSuwarsono,2002:26) guru perlumengetahui tahapan-tahapandalam pembelajaran berhitungpermulaan agar dapatmerencanakan kegiatanpembelajaran yang efektif,yaitu:a. Tahap enaktif, yaitu  suatu

tahap pembelajaran  sesuatupengetahuan  di manapengetahuan itu dipelajarisecara aktif, denganmenggunakan benda-bendakonkret atau menggunakansituasi yang nyata.

b. Tahap Ikonik, yaitu suatutahap pembelajaran sesuatupengetahuan di manapegetahuan itudirepresentasikan(diwujudkan) dalam bentukbayangan visual (visualimagery), gambar, ataudiagram, yang menggambarkankegiatan konkrit atausituasi konkrit yangterdapat pada tahap enaktiftersebut di atas.

c. Tahap simbolik, yaitu suatutahap pembelajaran di manapengetahuan itudirepresentasikan dalambentuk simbol-simbolabstrak (abstract symbolsyaitu simbol-simbol arbiteryang dipakai berdasarkankesepakatan orang-orangdalam bidang yang

bersangkutan), baik simbol-simbol verbal (misalnyahuruf-huruf, kata-kata,kalimat-kalimat) lambang-lambang matematika, maupunlambang-lambang abstraklainnya.

Hasil dari penelitian inidiharapkan dapat memberikankontribusi berupa bahanmasukan dan informasi barukepada guru, mengenai analisismetode pembelajaran berhitungyang dapat memberikan variasimetode pembelajaran sehinggadapat memperkaya wawasan danwacana pemikiran tentangpeningkatan kualitas guru.

METODEPenelitian ini adalah

penelitian tindakan (actionresearch) yang dimaksudkanuntuk mengembangkan metodepembelajaran atau pendekatanbaru dalam memecahkan masalahguna meningkatkan kualitaspembelajaran. Dengan demikianpenelitian ini menggambarkanatau mendekripsikan data-datafaktual yang diperoleh daripihak sekolah terkait denganpenerapan metode berhitungJarimatika

Lokasi penelitian ini akandi lakukan di Taman Kanak-kanak Asoka Makassar. Lokasiini dipilih denganpertimbangan bahwa sekolah ini

adalah salah satu lembaga PAUDTERPADU yang memiliki pesertadidik yang bervariasi.

Adapun fokus penelitianini diarahkan pada: penerapanmetode Jarimatika dalampembelajaran berhitungpermulaan di Taman Kanak-kanakserta mengetahui kendalamaupun kemudahan yangdiperoleh guru selamamelaksanakan metodepembelajaran tersebut.

Dalam penelitian iniinforman diambil secara randomdari peserta didik dan guruyang melaksanakan pembelajaranberhitung permulaan.Penekanan bahwa peserta didikberada pada tahap perkembangankognitif pra-operasionaldimana mereka sudah mampuberpikir abstrak walaupuntetap menyertakan bendakonkretnya. Informan iniadalah anak-anak di kelas B1yang berada pada lingkup diTaman Kanak-kanak AsokaMakassar.

Untuk mendapatkan datayang lengkap digunakan teknikpengumpulan data melaluiwawancara, observasi dandokumentasi. Wawancaradilakukan dengan tanya jawablangsung dengan guru kelasB1dengan menggunakan alat yangdinamakan interview guide(pedoman wawancara).

Wawancara ini dilakukan secarainformal di luar waktupembelajaran. Observasiditujukan baik kepada gurumaupun peserta didik pada saatpembelajaran berhitung denganmenggunakan metode Jarimatikaini. Sedangkan teknikinformasi dimaksudkan untukmemperoleh data tambahan yangdapat memberika informasimengenai rencana pembelajaranberhitung.

Teknik analisis datadalam penelitian ini adalahanalisis deskriptifkualitatif, yaknimenggambarkan data secarasistematis, faktual dan akuratmengenai fakta-fakta yangditerima mulai daripengumpulan data, reduksidata, penyajian data,verifikasi data danmenyimpulkan hasil penelitian.Untuk menjamin keabsahan datayang diperoleh, maka dilakukanpengujian kredibilitas datapenelitian, melalui caratrianggulasi dan member check.

HASIL DAN PEMBAHASANPelaksanaan penerapan

metode Jarimatika dilakukanpada kegiatan inti yang dibagikedalam 3 tahapan yaitu:a. Pelaksanaan Pembelajaran

dengan Metode Jarimatikapada tahap Enaktif.

Guru memperkenalkanbilangan 1-20 denganmenyebutkan namabilangannnya kepada pesertadidik sambil memperlihatkanbenda mulai dari anggotatubuh mereka yangdilanjutkan denganmemperlihatkan benda-bendayang sering mereka gunakanatau lihat setiap harinya,seperti SATU hidung, SATUtangan, SATU mata, SATUbaju, SATU sepatu danseterusnya. Hal inidimaksudkan guru untukmemudahkan anak memahamikonsep suatu bilangandengan mengaitkannya denganbenda-benda konkret yangterdapat disekitar mereka.Hal ini sesuai dengan hasilpengamatan pada tanggal 28September 2012.Dari Kegiatan pesertadidik ini disimpulkan bahwaguru juga memberikankesempatan kepada siswauntuk mengotak-atik sendiribenda manipulatif untukmengetahui konsep bilanganmelalui kegiatan permainan.Hal ini berguna untukmelatih mental danmemberikan pengalamanlangsung kepada anak.(Hasil pengamatan tanggal28 sepember 2012).

Guru juga menggunakanpermainan lainnya sepertimeminta anak menghitungjumlah anak yang ada didalam kelas dengan mulaimenyebutkan bilangan secaraberurut dari kiri ke kanan,menghitung jumlah perempuanatau laki-laki yang adadalam kelas, jumlah mejaberdasarkan warna denganmetode mencacah. Hal inidimaksudkan agar melaluivariasi permainan anakmemiliki banyak pengalamandan berbagai cara untukmemahami konsep bilangandan berhitung. Padakesempatan lain juga gurumemberikan kebebasan kepadapeserta didik untukmengotak-atik benda yangtelah dibagikan kepadamereka. Sebagai contoh:guru menyebutkan untukmengumpulkan TIGA pensil,DUA buku dan SATUpenghapus. Atau meyusunbalok di depan merekaberdasarkan jumlah danwarna kesukaan merekasambil menyebutkannya(Hasil pengamatan tanggal29 September 2012).

Guru juga sering mengajakanak untuk bermain bersama.Sambil meletakkansekeranjang balok berwarna-warni ditengah lingkaran,

guru mengatur posisi dudukanak dengan membentuklingkaran. Kemudianmenjelaskan aturan bermainserta mengingatkan pesertadidik untuk tidakberebutan. Data tersebutdiperoleh pada pengamatanyang dilakukan pada tanggal28 september 2012, terlihatsetelah guru mengaturpeserta didik untuk dudukberbentuk persegi panjangdan meletakkan beberapabalok berwarna ditengan-tengah peserta didik, gurumenyebutkan nama bilangandan warna yang harusdiambil oleh beberapa anak,secara antusias dan spontanpeserta didik berlombamengambil benda tersebut.(Data hasil pengamatantanggal 29 september 2012).

Pada kesempatan lainpula, guru juga membagipeserta didik dalambeberapa kelompok danmemberikan aturan main.Setiap kelompok akanmengambil sejumlah bendayang disebutkan guru yangterkadang ditambahkandengan penjelasan warnamaupun bentuknya. Sebagaicontoh: guru sudahmeletakkan sejumlahkepingan kayu berbentuksegitiga, bundar, persegi

dan persegi panjang denganberbagai warna, dan memintamasing-masing kelompokuntuk mengambil 3 buahkeping kayu segitiga warnabiru dan berikan kepada ibuguru. Bagi kelompok yangcepat akan diberikan hadiahsebagai penguatan danpenghargaan.

Untuk penerapanjarimatika guru juga tidakmenggunakan media gambartetapi langsungmemperagakan denganmenggunakan jari tangan,memperkenalkan simboljarimatika sambil mengajakdan memotivasi anak untukjuga turut aktifmempraktekkannya. Padapembelajaran ini anak dapatlangsung melihat prosesoperasi hitung penambahandan pengurangan melaluitangan mereka yang di otak-atik sehingga menimbulkanperasaan senang dan banggakarena dapat melihat danmenemukan sendiripengetahuan baru yangsedang dimainkannya (Datahasil pengamatan tanggal 4Oktober 2012).

Pernyataan-pernyataanyang berhasil dirangkum diatas, memberikan maknabahwa pelaksanaan metodeJarimatika di TK Asoka

Makassar pada tahapenaktif ini, dilakukandengan cara memperkenalkanbilangan kepada pesertadidik melalui benda-bendakonkrit dan kejadian atauperistiwa nyata disekitaranak. Metodepembelajarannya berupametode bercerita,demontrasi maupuneksperimen. Dalam Kegiatanbermain ini guru biasanyabermain bersama anak ataumemberikan kebebasan kepadaanak untuk mengotak-atiksendiri benda yang ada disekitarnya secara langsung.Hal ini memberikan gambaranbahwa untuk pelaksanaantahapan inti dibutuhkanperan yang sangat besardari guru dalam mengaturdan menentukan permainandan metode pembelajaran,membimbing, dan mengarahkananak dalam bermain,memberikan dampak yangbesar guna agarpelaksanaannya dapatberjalan dengan baik.

b. Pelaksanaan Pembelajarandengan Metode Jarimatikapada tahap IkonikDalam tahap ini, guru mulaimemperlihatkan sejumlahgambar yang menyerupaibenda dan kejadian yang

sering dilihat pesertadidik. Dalam kegitan iniguru tidak lagi mengajakpeserta didik untukmemanipulasi langsungobyek-obyek, melainkansudah dapat memanipulasi.Untuk pemahaman berhitungpermulaan yang diamatidari hasil observasitanggal 29 September 2012,guru mulai menampilkangambar sekumpulan benda,menyebutkan namabilangannya. Sebagaicontoh guru memperlihatkancontoh gambar dibawah inidengan mengatakan: lihatgambar ini didalamnya ada 3burung (sambil menujukgambar dan mengajak pesertadidik untuk menyebutkannyasecara bersama-sama).guru tidak lagi memberikancontoh atau mengajakpeserta didik untukmemanipulasi benda-bendakonkret atau membawa burungyang asli kedalam kelastetapi cukup denganmemperlihatkan gambarnyadan menyebutkan namabinatang tersebut anakdilatih untuk dapatmemanipulasi denganmenggunakan gambaraan dariobyek yang diperlihatkan.Untuk pengenalan simbolJarimatika, guru terlebih

dahulu menyebutkan angka1(SATU) sambilmemperlihatkan jari yangmenunjukkan simbolnya,kemudian guru mengajak anakuntuk memperagakannya.Guru memberikan bimbingandan motivasi bagi anak yangkesulitan untukmenggambarkannya. Setelahsemuanya mahir kemudianguru menggunakan mediagambar jarimatika untukmemperlihatkan bentuktangan. Pada kegiatan iniguru mulai melatih mentalanak melalui gambar ataumedia visualisasi, hal inijuga dimaksudkan jika adaanak yang tidak dapatmelihat contoh bentuk yangdiperagakan oleh guru.(Data hasil pengamatantanggal 1 Oktober 2012).

c. Pembelajaran Berhitungpermulaaan melalui tahapSimbolikUntuk tahap simbolik padapenerapan metode Jarimatikadi TK Asoka Makassar, gurumemberikan pemahamantentang lambang bilangan 1-20 dengan memperlihatkandan menyebutkan ada EMPATbuah bola sambil mengajakmenghitung bolanya kemudianmenempelkan gambar EMPATbuah bola di papan tulis

yang kemudian didekatkansambil guru menjelaskan iniadalah kumpulan 4 buah boladan memperlihatkan simbol4. Dilihat pada kegiatanpembelajaran ini Dari kegiatan ini terlihatguru menggunakan gambarandari obyek. guru sudahmemperlihatkan gambar yangdisertai dengan lambangbilangannya dan tetapmenyebutkan namabilangannya. Hal inidimaksudkan untukmemperkenalkan simbol-simbol yang mewakili konsepbilangan 4. Pada tahap iniguru mulai menampilkansimbol ataupun lambang daribilangan.(Data hasilpengamatan peneliti padatanggal 28 September 2012).Guru juga guru memberikanpemahaman tentang berhitungpermulaan (penambahan danpengurangan) dengan carabercerita. Gurumengenalkan dan memberikanpemahaman berhitungpermulaan kepada pesertadidik dengan tetapmenyebutkan namabilangannya, memperlihatkangambar yang telahdisertakan simbolnya kepadaanak.Pada tahap ini guru jugatetap memberikan permainan

dengan memisahkan gambardan simbolnya, dan pesertadidik diminta untuk maju kedepan menyusun danmemasangkan dengan benarsimbol dan sekumpulangambar dari benda yangmewakilinya (Data hasilpengamatan tanggal 29september 2012).Dalam penerapan Jarimatika,guru memberikan pemahamankepada peserta didik bahwake-10 jari tangan merekaakan digunakan sebagaisimbol dalam menghitungjumlah suatu benda. Denganpetunjuk dan penjelasanmereka mengikuti gerakanyang ditunjukkan oleh Guru.Guru mengangkat jaritelunjuk di tangan kananuntuk menunjukkan namabilangan SATU dan lambangbilangan 1, demikianseterusnya (penjelasanterdapat di modulpenelitian). Setelah itu,guru melakukan permainandan memberikan hadiahsebagai penghargaan bagisetiap peserta didik yangdapat menjawab denganbenar. Latihan ini dibagidalam 2 bentuk yaknipermainan mendengar namabilangan dan melihatlambang bilangan. Salahsatu contoh metode

pembelajaran dengan metodedemonstrasi yang dilakukanguru dalam proses penerapanjarimatika untuk operasihitung Penambahan yang padahasil pengamatan tanggal 4Oktober dimana gurumenuliskan lambang bilangan1+2 di papan tulis danmemperlihatkan dengan jaritangan kanan lambang danjari yang dimanipulatif.Dalam Kegiatan ini terlihatbahwa guru menggunakanstrategi pembelajaran yangbervariasi guna menolonganak yang memiliki beragamcara dalam belajar danmenangkap suatu materidengan mudah dan benar,juga peranan guru dalammemberikan pengarahan danpendampingan bagi pesertadidik yang masih sulitmemahami pembelajaran ini.

Dari hasil penggambarandiatas penelitimenyimpulkan bahwapelaksanaan pembelajaranberhitung dengan metodeJarimatika yang dilakukanoleh guru dilaksanakanmelalui 3 tahapanpelaksanaan yakni:memperkenalkan konsepbilangan, berhitungsederhana dan berhitungdengan menggunakan metodejarimatika dengan

memperlihatkan benda-bendakonkret dan kejadian nyatayang dapat disaksikanlangsung oleh pesertadidik.

Tahap ini disebut tahapEnaktif, kemudian jikasetelah peserta didik dapatmemahaminya guru kemudianmemperlihatkan gambar yangmewakili benda dan kejadianyang dimaksudkan. Tahapini disebut tahap Ikonik,setelah itu dilanjutkandengan pembelajaran ditahap Simbolik dimana bendakonkrit tetap diperlihatkanbeserta gambar dan kemudiandisertakan dengan simbolangka dan operasi hitungyang dimaksudkan. DalamPelaksanaannya gurumenggunakan banyak variasimetode pembelajaran, mediapembelajaran, bentukpermainan baik peroranganmaupun bersama-sama dalamkelompok dan strategipembelajaran yangdiharapkan mampumemfasilitasi masing-masingpeserta didik yang memilikicara belajar dan dayatangkap yang berbeda-bedapula. Pada tahap ini gurujuga tetap memberikanpermainan dengan memisahkangambar dan simbolnya, danpeserta didik diminta untuk

maju ke depan menyusun danmemasangkan dengan benarsimbol dan sekumpulangambar dari benda yangmewakilinya (Data hasilpengamatan tanggal 29september 2012).

Dalam penerapanJarimatika, guru memberikanpemahaman kepada pesertadidik bahwa ke-10 jaritangan mereka akandigunakan sebagai simboldalam menghitung jumlahsuatu benda. Denganpetunjuk dan penjelasanmereka mengikuti gerakanyang ditunjukkan oleh Guru.Guru mengangkat jaritelunjuk di tangan kananuntuk menunjukkan namabilangan SATU dan lambangbilangan 1, demikianseterusnya (penjelasanterdapat di modulpenelitian). Setelah itu,guru melakukan permainandan memberikan hadiahsebagai penghargaan bagisetiap peserta didik yangdapat menjawab denganbenar. Latihan ini dibagidalam 2 bentuk yaknipermainan mendengar namabilangan dan melihatlambang bilangan. Gurujuga mencoba melatih dayaingat peserta didik denganmencoba membuat ye- yel

dari simbol jarimatika.Guru melanjutkanpembelajaran ini denganmenjelaskan bahwa berhitungPenambahan dengan membukajari dan Pengurangan denganmenutup jari. SebelumnyaGuru mengajak peserta didikbernyanyi kembali lagu:“kalau kau suka hati tepuktangan”. Kemudian gurumembagi peserta didik dalam5 kelompok dan mengajakmereka bermain:“buka/tutup”. Jika ibuguru mengatakan tambahmereka harus membukajarinya, dan jika kurangmereka harus menutupjarinya. Ada 5 anak :Abi,Putra, Idris, , Eki, danRadit yan masih seringkalisalah, dikarenakan merekaterkadang bermain sendiriatau bermain dengantemannya, sesekali gurumenegur dan mengingatkankembali sambil memotivasimereka untuk kembalimemperhatikan penjelasanguru. Oleh karena sebagianbesar anak dapat mengikutiinstruksi yang diberikanoleh guru, maka kegiatandilanjutkan denganmemberikan tantangan denganmenuliskan lambangbilangan, simbol operasihitung (tambah maupun

kurang) dan memberikanhadiah bagi setiap pesertadidik yang dapat menjawabdengan tepat sambilmenunjukkan jarinya. Halini dimaksudkan guna untukmembangun semangat dankeantusiasan peserta didikdalam belajar jarimatikaini. (Data hasil pengamatantanggal 3 Oktober 2012).

Salah satu contoh metodepembelajaran dengan metodedemonstrasi yang dilakukanguru dalam proses penerapanjarimatika untuk operasihitung Penambahan yang padahasil pengamatan tanggal 4Oktober dimana gurumenuliskan lambang bilangan1+2 di papan tulis danmemperlihatkan dengan jaritangan kanan lambang danjari yang dimanipulatif.

1. Kendala dan kemudahan yangdiperoleh guru selamapelaksanaaan metodeJarimatika Fokus kedua dari

penelitian ini adalah mengenaikendala yang dihadapi maupunkemudahan yang diperoleh gurudalam menerapkan metodeJarimatika di TK AsokaMakassar. Adapun kesulitanmaupun kemudahan yang penelitidapatkan dari hasil penelitian

selama kurang lebih dua bulanyaitu 1) bersumber dari guruitu sendiri, 2) dari pesertadidik. Untuk lebih jelasnya,hal tersebut akan penelitiuraikan sebagai berikut:a. Kendala yang dialami guru

selama pelaksanaan metodeJarimatika1) Media Gambar sebagai alat

pembelajaran yang sulitdipahami oleh pesertadidik.

Dari hasilpengamatan pada tanggal 1Oktober 2012 saat guruhendak memperkenalkansimbol jarimatika kepadapeserta didik denganmenggunakan media gambar,terlihat beberapa 5 anakmengeluh dan memintabantuan guru untukmengulangi memperagakancontoh yang dimaksud. Haldikarenakan tidakmelihatnya media gambarJarimatika karena tertutupoleh sebagian tubuh dariteman-temannya. Adapulayang berteriak sambilmengatakan: ”Bu gurubagaimana caranya? Sayatidak tahu...tolong bantusaya”. Dari kejadian initerlihat adanyaketerbatasan guru dalampenggunaan mediapembelajaran yang belum

dimengerti oleh pesertadidik. Keterbatasan mediagambar sebagai alat bantupembelajaran juga diamatipeneliti pada tanggal 3Oktober 2012 dimanabeberapa trik penjumlahandan pengurangan yangmenggunakan jari sebagaisimbol dan alat manipulatifsekaligus membuat gurukesulitan dalam memberikanpemahaman yang sederhanamengapa hal tersebutterjadi. Keterbatasan mediagambar sebagai alat bantupembelajaran juga diamatipeneliti pada tanggal 3Oktober 2012 dimanabeberapa trik penjumlahandan pengurangan yangmenggunakan jari sebagaisimbol dan alat manipulatifsekaligus membuat gurukesulitan dalam memberikanpemahaman yang sederhanamengapa hal tersebutterjadi. Sebagai contoh: 1+ 2 = 3. Saat gurumenyebutkan SATU (membukadan mengacungkan jaritelunjuk sebagai simboluntuk angka 1) DITAMBAH DUA(guru langsung mengangkatjari tengah dan kelingking,yang bukan simbol untuk 2),terlihat beberapa pesertadidik hanya mengangkat jaritengah yang menjadi simbol

untuk angka 2, yangseharusnya mengangkat jaritengah dan jari manis,sebagai tanda ketidak-mengertian mereka, Guruterlihat langsung mengajakpeserta didik mengikutigerakan tangan seperti yangdiperlihatkannya saja sajaoperasi hitung untuk + 2sehingga menjadi =3.

2). Keterbatasan wawasanguru dalam memberikanpemahaman yang sesuaidengan cara berpikirpeserta didik. Pengamatan yang dilakukanpada tanggal 5 Oktober2012 memperlihatkan bahwaketerbatasan wawasan gurudalam memberikanpenjelasan sederhana yangdapat dipahami anak diusia dini juga menjadisalah satu kendala dalammelaksanakan pembelajaranberhitung. Hal initerlihat saatpembelajaran operasihitung diatas angka 5,dengan menggunakan trikteman kecil (penjelasanlebih lengkap ada padabagian modul penelitianhal. 96) anak bertanyakepada guru: “bu gurusaya tidak tahu, sayabingung”. Guru

memberikan senyuman danmemotivasi anak untukbersabar dan tetapmengikuti guru untukmengahapal teman kecil(pasangan dari setiapangka) dan memberitahukanbahwa guru dan pesertadidik akan melatihnyananti bersama-sama.Seperti contoh: temankecil 1 adalah 4, teman 2adalah 3, teman kecil 3adalah 2, dan teman kecil4 adalah 1.

4). Mendampingi danmengawasi peserta didik Hal ini terlihat darihasil pengamatan tanggal3 Oktober 2012 dimanapeserta didik R menangissaat tidak dapatmenyelesaikan tugas yangdiberikan sehingga gurumendekatinya danmemberikan pendampinganuntuk bisa berlatihberhitung. Namun saatguru memberikankesempatan setiap anakuntuk bereksperimensecara mandiri pesertadidik R kembali menangisdan merasa tidak dapatlagi mengerjakannyasendiri. Peserta didikyang terbiasa denganpendampingan guru yang

berlebihan ataupun tidakmandiri menjadi minderatau kesulitan dalammenyelesaikan soal yangdiberikan.

Beberapa pesertadidik juga ingin berebutperhatian dari guru,sehingga menimbulkankegaduhan di kelas halini terlihat saat gurumemberikan kesempatansecara mandiri untukberlatih berhitungpenjumlahan jarimatikatampak beberapa anakberebutan untuk duduk disamping guru (Data hasilpengamatan pada tanggal 5Oktober 2012).

Kondisi pesertadidik yang masih anakusia dini yang tidak bisafokus lebih lama,seringkali membuat merekaingin berpindah-pindahtempat, keluar masukruangan, dan mengangguteman yang sedangbelajar. Sebagian daripeserta didik ada yangmelakukan kegiatan laindi luar yang sedangdilakukan sepertimengotak-atik permainanbalok, lego atau buku-buku yang ada di rak.Terlihat guru menegur danmemotivasi anak untuk

kembali bermain bersama,guru juga hadirmendampingi saat merekasedang memanipulasibenda-benda untukmenghitung (Hasilpengamatan tanggal 29September 2012).

2) Kemudahan yang didapatkanguru dalam penerapan metodeJarimatikaDemikian halnya dengankemudahan yang penelitidapatkan melalui hasilpengamatan dan hasilwawancara dengan guru,adalah sebagai berikut:a. Guru tidak lagi

menyediakan mediapembelajaran yangbanyak dalammengajarkan metodeberhitung karenamenggunakan jari tanganmasing-masing, inisesuai dengan hasilwawancara dengan ibuJumiati (Guru di kelasTK B1)“Saya tidak kewalahanlagi menyiapkan mediakarena medianya sudahada melekat di badandan praktis, dan jugamenolong kami selakuguru untuk dapatmengawasi anak denganlangsung memberikancontoh yang konkret”.

b. Yel-yel sebagaistrategi pembelajaranyang menyenangkanDari hasil pengamatantanggal 1 Oktober 2012pada saat gurumemperkenalkan metodeberhitung Jarimatikaini, guru terlebihdahulu mengajak anakbernyanyi gunamemberikan semangat danmempersiapkan dirimereka untuk dapatantusias dalam belajar.

Berdasarkan hasil

penelitian, maka dalampembahasan hasil penelitianini akan diuraikan secaraberurutan mengenai: (1)gambaran pelaksanaan metodeJarimatika (2) kendala dankemudahan yang diperoleh guruselama pelaksanaan metodeJarimatika ini.

1. Gambaran Pelaksanaan MetodeJarimatika di Taman Kanak-kanak Asoka Makassar

Pelaksanaan metodeJarimatika di Taman Kanak-Kanak Asoka Makassardilakukan melalui 3 (tiga)tahapan yaitu: 1) TahapEnaktif, 2) Tahap Ikonik,3)Tahap Simbolik. TahapEnaktif yang dimaksudadalah memperkenalkan

konsep bilangan danberhitung denganmemperlihatkan benda-bendakonkrit dan kejadian nyatayang dapat disaksikanlangsung oleh pesertadidik. Setelah merekadapat memahaminya kemudianguru masuk ke tahapselanjutnya yakni 2) tahapIkonik dimana peserta didikdiberikan kesempatan untukmelihat gambar dan dilatihuntuk berpikir visualmengenai benda dan kejadianyang dipaparkan sebelumnya,dan setelah mereka pahambarulah masuk kepada tahapyang abstrak yakni 3) tahapsimbolik dimana pesertadidik diperkenalkan angkadan simbol “+” (untukpenambahan) dan “-“ (untukpengurangan).

a). Tahap EnaktifPada tahapan pembelajaranini guru memberikaninformasi atau pengetahuanmengenai angka dan caraberhitung denganmenunjukkan benda-bendakonkrit dan menggunakansituasi yang nyata, sertamemberikan kesempatankepada anak secara langsunguntuk mengamati danmengotak-atik sendiri bendayang ada disekitarnya.

Sehingga melalui alatperaga yang ditelititersebut anak akan melihatlangsung bagaimanaketeraturan dan polastruktur yang terdapatdalam benda yang sedangdiperhatikannya.Keteraturan tersebutkemudian anak hubungkandengan keterangan intuitifyang sudah melekat padadirinya. Hal ini sejalandengan teori belajar yangdikemukakan oleh Bruner(dalam Suwarsono, 2002:25)yang mengungkapkan bahwadengan memanipulasi alatperaga anak dapat belajarmelalui keaktifannya.Proses aktif inimemungkinkannya untukmenemukan hal-hal barudiluar (melebihi) informasiyang sudah diberikankepadanya. Proses aktif inimemungkinkannya untukmenemukan hal-hal barudiluar (melebihi) informasiyang sudah diberikankepadanya. Jadi, padatahap ini anak belajarsuatu pengetahuan di manapengetahuan itu dipelajarisecara aktif, denganmenggunakan benda-bendakonkrit atau menggunakansituasi yang nyata. Pada

penyajian ini anak tanpamenggunakan imajinasinyaatau kata-kata. Ia akanmemahami sesuatu dariberbuat atau melakukansesuatu.

Dalam proses perumusandan mengkonstruksi ataupenyusunan ide-ide, apabiladisertai dengan bantuanbenda-benda konkret merekalebih mudah mengingat ide-ide tersebut. Dengandemikian, anak lebih mudahmenerapkan ide dalamsituasi nyata secara tepat.Seperti yang diuraikan padapenjelasan tentang strategipembelajaran, akan lebihbaik jika para pesertadidik mula-muladiperlihatkan benda dankejadian yang konkret yangmemungkinkan untuk aktif,tidak hanya aktif secaraintelektual (mental) tetapijuga secara fisik, dankemampuan untuk berpikirsecara bebas. Pengetahuanitu bertahan lama/lamadiingat/lebih mudahdiingat, bila dibandingkandengan pengetahuan yangdipelajari dengan cara-caralain.

b). Tahap IkonikDalam tahap ini kegiatan

dilakukan berdasarkan pada

pikiran internal dimanapengetahuan disajikanmelalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yangdilakukan anak, berhubungandengan mental yangmerupakan gambaran dariobjek-objek yangdimanipulasinya.Pada tahapan ini gurumenampilkan pengetahuanyang telah dibagikanmelalui gambar-gambarvisual mengenai bendamaupun kejadian nyata yangmenggambarkan kejadiantersebut. Kegiatan padatahapan ikonik ini adalahsuatu tahap pembelajaransesuatu pengetahuan di manapengetahuan itudirepresentasikan(diwujudkan) dalam bentukbayangan visual (visualimaginery), gambar, ataudiagram, yang menggambarkankegiatan konkrit atausituasi konkrit yangterdapat pada tahapenaktif. Bahasa menjadilebih penting sebagai suatumedia berpikir. Kemudianseseorang mencapai masatransisi dan menggunakanpenyajian ikonik yangdidasarkan pada pengindraanke penyajian simbolik yangdidasarkan pada berpikirabstrak. Teori  kognitif

berpandangan bahwa belajarmerupakan suatu prosesinteraksi yang mencakupingatan, retensi,pengolahan informasi,emosi, dan aspek-aspekkejiwaan lainnya.

Kemudian seseorangmencapai masa transisi danmenggunakan penyajianikonik yang didasarkan padapengindraan ke penyajiansimbolik yang didasarkanpada berpikir abstrak.Teori  kognitifberpandangan bahwa belajarmerupakan suatu prosesinteraksi yang mencakupingatan, retensi,pengolahan informasi,emosi, dan aspek-aspekkejiwaan lainnya. Belajarmerupakan aktifitas yangmelibatkan proses berfikiryang sangat kompleks.Proses belajar terjadiantara lain mencakuppengaturan stimulus yangditerima danmenyesuaikannya denganstruktur kognitif yangsudah dimiliki danterbentuk di dalam pikiranseseorang berdasarkanpemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

c) Tahap simbolik

Dalam tahap ini bahasaadalah pola dasar simbolikdimana peserta didikmemanipulasi simbol-simbolatau lambang dari bendaataupun kejadian tertentu.Ini sejalan dengan tahapanperkembangan mereka. Brunerberpendapat proses belajarakan berlangsung secaraoptimal jika prosespembelajaran diawali dengantahap enaktif dan kemudianjika tahap belajar yangpertama ini telah dirasacukup, maka akan beralih kekegiatan belajar tahapkedua, yaitu tahap belajardengan menggunakan modusrepresentasi ikonik, danselanjutnya kegiatanbelajar itu akan diteruskandengan kegiatan belajartahap ketiga yaitu tahapbelajar dengan menggunakanmodus representasisimbolik.

Anak berusaha sendiriuntuk mencari pemecahanmasalah serta pengetahuanyang menyertainyamenghasilkan pengetahuanyang benar-benar bermakana(yaitu kegiatan belajardengan pemahaman). Dengankondisi peserta didik(subjek penelitian) yangberada pada level kognitifpra-operasional konkrit

yaitu tahap persiapan kearah cara berpikir sesuaiyang ditangkap oleh inderadan konsep telah ada dalampikiran mereka yangdidasarkan pada pengertiandan pengalaman yangdiperolehnya sendiri(persepsi sendiri), makaguru perlu tekun danbersabar dalam mendampingidan memahami kondisi yangberagam dari setiap pesertadidiknya.

Dalam pelaksanaanJarimatika sebagai salahsatu metode berhitung, gurumulai memperkenalkanbilangan TIGA dengan simbol“3” dan seterusnya,kemudian menunjukkanhimpunan benda yangdiberikan keterangan simbol3. Setelah mahir simboltersebut dihubungkan dengansimbol jarimatika. MenurutBruner (dalam Suwarsono2002:2) menyatakan bahwaproses belajar akanberlangsung optimal jikaproses pembelajarannyadimulai dengan tahapenaktif, dan kemudian jikatahap belajar tersebuttelah dirasa cukup, makapeserta didik dapatdiajarkan dengan prosesditahap ikonik danselanjutnya kegiatan

belajar itu diteruskandengan belajar ditahapketiga yaitu menggunakansimbol, sebagai contohpeserta didik melakukanpenjumlahan denganmenggunakan lambang 2+ 3 = 5.

Dengan mengamati hasilselama pelaksanaanpenerapan Jarimatika, makaada beberapa hal yang dapatpeniliti amati yaitu: 1)walaupun metode Jarimatikaini memberikan kesenanganbagi peserta didik, tetapipembelajarannya tetap harusmemperhatikan proses darisetiap tahapan perkembanganpeserta didik itu sendiri,dimana anak perlu untukmemahami bilangan danproses membilang terlebihdahulu, kemudian barudiperkenalkan denganlambang bilangan, setelahitu baru diajarkan konsepoperasi hitung dan barulahkemudian diperkenalkan caraatau metode berhitungJarimatika.

Proses belajar akanberjalan dengan baik dankreatif jika gurumemberikan kesempatankepada anak untuk menemukansuatu konsep, teori,aturan, atau pemahamanmelalui contoh-contoh yang

dijumpai dalam kehidupannyasecara sendiri.Anak berusaha sendiri

untuk mencari pemecahanmasalah serta pengetahuanyang menyertainyamenghasilkan pengetahuanyang benar-benar bermakana(yaitu kegiatan belajardengan pemahaman). Dengankondisi peserta didik(subjek penelitian) yangberada pada level kognitifpra-operasional konkrityaitu tahap persiapan kearah cara berpikir sesuaiyang ditangkap oleh inderadan konsep telah ada dalampikiran mereka yangdidasarkan pada pengertiandan pengalaman yangdiperolehnya sendiri(persepsi sendiri), makaguru perlu tekun danbersabar dalam mendampingidan memahami kondisi yangberagam dari setiap pesertadidiknya.

Dari hasil tes yangdiberikan, utamanya padaindikator menyebutkan hasilpenambahan dan pengurangandengan benda maupun simbolsampai 10, kemampuanLogika-Matematika anakberada pada ketegoritinggi, hal ini disebabkankarena sebagian besar anakdidik di kelompok B1

sebagian besar adalahpeserta didik yang telahmengikuti pelajaran sempoadan jarimatika sejak darikelas A, hanya ada 3 orangpeserta didik saja yangmasih baru yang memilikihasil belajar pada kategorisedang, sedangkan Abiadalah peserta didik yangmemiliki kondisi kemampuankognitif yang rendahdisebabkan adanya gangguanpada tahapanperkembangannya (tahunajaran 2011/2012).

Metode Jarimatikamemperkenalkan anak padametode operasi hitung yangterinspirasi dari kebiasaananak yang senang memainkanjari bila berhitung.Idenya terwujud dengan caramemindahkan metode sempoake jari tangan dengankedisiplinan ala kumon.Melalui serangkaian ujicoba dan tahapan riset,akhirnya metode Jarimatikadirumuskan menjadi metodeberhitung yang lebih cepat,efisien dan menarik.Konsep belajar dengansenang, membuat anak cepattanggap berpikir kreatif.

Metode Jarimatika iniditerima oleh anak dengansangat antusias, hal inidikarenakan alat yang

digunakan adalah bagiandari tubuh mereka sendiri,sehingga menimbulkan rasakagum dan percaya dirikarena menemukan kesenangandari proses belajar denganpengalaman yang merekaperoleh. Alatnya pun tidakdikhawatirkan untuktercecer dapat dibawakemana saja, dapatdigunakan kapan saja danmemberikan visualisasiproses berhitung karenadapat dilihat langsung dijari kita.

1. Kendala dan kemudahan yangdiperoleh guru dalamPelaksanaan metodeJarimatika.

Selama Pembelajaranberhitung denganmenggunakan metodeJarimatika di Taman Kanak-Kanak Asoka Makassar ini,guru menemui kesulitan danmendapat kemudahan di dalamproses pelaksanaannya,berikut penjelasannyayaitu:a. Kendala yang dialami

guru dalam pelaksanaanmetode Jarimatika.

1). Media gambar yangdigunakan oleh gurudalam pelaksanaanmetode Jarimatikasudah cukup menarik

namun memang perludisesuaikan dengantahap perkembangandan tingkat pemahamandari peserta didikitu sendiri. Hal inisejalan denganungkapan Azhar Arsyad(2002) tentang mediapengajaran sebagialat pembelajaranyang sulit dipahamioleh peserta didik.Media pembelajaranini merupakan elemenyang penting dalammemudahkan guruberinteraksi denganpeserta didik, gunamewujudkanpembelajaran yanglebih jelas danmenarik sertameningkatkan kualitaspemahaman yang sesuaidengan tingkat dantahapan perkembangankognitif pesertadidik. Ditambahkanoleh Sumarsono dalamAzhar Arsyad(2002:15) bahwa jikaguru perlu mengadakanpengevaluasianterhadap penggunaanmedia pembelajaran,yaitu jika media yangdigunakan terdapatsuatu kekurangan,

baik dalam halkesesuaian dengankeadaan peserta didikmaupun pencapaiantujuannya maka perludiadakan modifikasisesuai dengan pemakaidan situasi maupunkondisi yang terjadi.

2. Keterbatasanwawasan guru dalammemberikan pemahamandengan cara berpikiryang sesuai dengantingkat pemahamanpeserta didik jugamenjadi kendala yangdialami di TamanKanak-kanak TK AsokaMakassar. Secaraumum guru di TK Asokatelah memberikansudah memberikanpemahaman yangsederhana akan tetapimengingat tahapanperkembangan anakyang berada padatahap pra-operasionalkonkrit dimana anakberpikir berdasarkanapa yang sudah pernahdilihatnya dan seringdisaksikannyasehingga guru perlumemikirkan prosespembelajaran dari

tingkat rendah( melihat, mendengar,meraba dan mengotak-atik kemudianmengetahui danmengingat), ketingkat yang lebihtinggi: memilah,menghubungkan ataumemasangkan danmengaitkan.(Kamdi:2002).

3. Mendampingi danmengawasi pesertadidik. Pendampinganguru dalammelaksanakanpenerapan metodeJarimatika di TamanKanak-kanak AsokaMakassar mengalamikendala, karena padamasa ini anak inginselalu aktif baiksecara fisik maupunpsikis. Mereka akanmenuju mana sajasesuai dengan minatdan kesenangannya.Demikian halnyasecara emosionalmereka merasa perludiperhatikan danmerasa nyaman jikaada yang mendukungdan memperhatikannya.

b. Kemudahan yang diperolehselama pelaksanaan MetodeJarimatika.

Dalam menerapkan MetodeJarimatika di TamanKanak-kanak AsokaMakassar, guru jugamemperoleh kemudahanyaitu: media pembelajaranyang mudah dan praktisserta yel-yel yangmenjadi strategipembelajaran yangmenyenangkan.1). Guru tidak lagimenyediakan mediapembelajaran yang banyakdalam mengajarkan metodeberhitung. Pada dasarnyapertimbangan untukmemilih suatu mediasangatlah sederhanayakni dapat memenuhikebutuhan dan mencapaitujuan yang diinginkan.Pemilihan media ini jugasejalan dengan yangdikemukakan oleh Arstad2002 yang mengatakanbahwa: pemilihan mediapembelajaran memerlukanwawasan dan pengetahuanyang luas dari guru,juga keterampilan dalammenggunakannya sehinggakeputusan yang diambilsesuai dengan kebutuhanyang ada.

2). Yel-yel sebagaistrategi pembelajaranyang menyenangkan.Berbagai variasi yangdibuat oleh guru di TamanKanak-kanak AsokaMakassar, dalam mencapaitujuan pembelajarandiantaranya adalahpembuatan yel-yel.Pembuatan yel-yel inibertujuan untukmenumbuhkan semangatbelajar peserta didik,menciptakan suasanapembelajaran yangmenyenangkan, mewujudkanhubungan yang akrabantara guru dan pesertadidik. Hal ini sejalandengan yang dikatakandalam Depdiknas,2007:5tentang prinsippembelajaran berhitungpermulaan dimana guruperlu menyiapkan diridan suasana yangmenyenangkan bagi anakagar mereka siap menerimakegiatan dan permainanyang diberikan.

PENUTUPBerdasarkan hasil

penelitian yang telahdilakukan oleh peneliti di

Taman Kanak-kanak AsokaMakassar mengenai gambaranpelaksanaan metode Jarimatika,peneliti dapat mengambilkesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metodeJarimatika di TK Asokadalam pelaksanaannyadilakukan melalui 3(tiga) tahapan yaitu: 1)Tahap Enaktif, 2) TahapIkonik, 3)TahapSimbolik. Tahap Enaktifyang dimaksud adalahmemperkenalkan konsepbilangan dan berhitungdengan memperlihatkanbenda-benda konkrit dankejadian nyata yangdapat disaksikanlangsung oleh pesertadidik. Setelah merekadapat memahaminyakemudian guru masuk ketahap selanjutnya yakni2) tahap Ikonik dimanapeserta didik diberikankesempatan untuk melihatgambar yang mewakilibenda dan kejadian yangnyata, dan setelahmereka paham barulahmasuk kepada tahap yangabstrak yakni 3) tahapsimbolik dimana pesertadidik diperkenalkanangka dan simbol “+”(untuk penambahan) dan“-“ (untuk pengurangan).

2. Dalam menerapkanmetode Jarimatikaini guru menemuikendala dankemudahan dalammengajarkannya.Kendala dankemudahan tersebutbersumber dari guruitu sendiri maupundari peserta didik.Adapun kesulitanyang bersumber dariguru meliputi:a)penggunaan mediapembelajaran berupagambar yang belumsesuai dengantahapan perkembanganpeserta didik, 2)keterbatasan wawasanguru dalammemberikan pemahamankepada peserta didik, c) keterbatasanguru dalammemberikanpendampingan danpengawasan kepadapeserta didik.Adapun Kemudahanyang diperoleh gurudalam melaksanakanmetode Jarimatikaini terdiri dari duayaitu a) penyediaanmedia pembelajaranyang mudahditemukan, b) yel-

yel jarimatikasebagai strategipembelajaran yangmenyenangkan bagipeserta didik dalamarti memberikankesenangan danmenimbulkan rasaantusias dalam dirianak yang memudahkanguru untukmemberikan perhatiandan dorongan selamapembelajaranberhitung permulaanini.

3. Dalam menerapkanmetode Jarimatikaguru mengajarkanbilangan dan prosesberhitung sederhanaini dengan berulang-ulang tetapimenggunakan variasidan jenis permainanyang berbeda-bedaagar peserta didiktidak merasa bosanseperti; metodeceramah, metodeekperimen, metodebercerita, metodeunjuk kerja, jugapermainan yangdiberikan dalambentuk:korespondensi satu-satu, permainanpola, mencacah,

menghubungkan gambardalam bentukperkelompok maupunindividu.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2002.MediaPengajaran.Jakarta:RajaGrafindo Persada

Departemen Pendidikan danKebudayaan.2007.PedomanPembelajaran PermainanBerhitung Permulaan di TamanKanak-kanak.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional

Departemen Pendidikan danKebudayaan.2009.StandarPendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional

Departemen PendidikanNasional, DirektoratPembinaan Taman Kanak-kanak dan SekolahDasar.2009.PerangkatPedoman Kurikulum PAUD.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional

Hurlock.E.B.1990.PerkembanganAnak alih bahasa olehTjandrasa.M. Edisikeenam.Bandung:Erlangga

Kamdi Kamdi, W. 2002. MengajarBerdasarkan Model DimensiBelajar. Gentengkali: JurnalGuruan Dasar dan Menengah.

Lestari, Putri. 2011.Peningkatan KemampuanPemecahan Masalah MatematikaTerbuka Melalui Investigasi BagiSiswa Kelas V SD 4 Kaliuntu,Skripsi di aksesdari:http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_2008/IGN_Japa.pdf (diaksestanggal 25 september2011)

Madya,Suwarsih.2006.Teori danPraktek Penelitian TindakanKelas.Bandung:Alfabeta

Maryani.2009.Meletakkan Dasar-Dasar Pengalaman KonsepMatematika melalui PermainanPraktis di KelompokBermain.Jurnal PendidikanPenabur, (Online)No.15/Tahun ke-9/Desember2010(http://www.bpkpenabur.or.id/jurnal, diaksestanggal 21 Maret 2012)

Muhammad Zainuddin.2006.Handout mata kuliah Logika dan MetodaSains .

Mundiri.2000.Logika, RajawaliPress bekerjasama denganBadan Penerbitan IAINWalisongo Press, Cetakankeempat,.

Musffiroh,Tadkiroatun.2004.Bermain Sambil Belajar MengasahKecerdasan.Yogyakarta:Direktorat PembinaanPendidikan TenagaKependidikan danKetenagaan PerguruanTinggi SUBDIT PGTK danPLB.

Pitajeng.2006.PembelajaranMatematika yangMenyenangkan.Jakarta:Depdiknas.

Ruseffendi.E.T.dkk.1992.Pendidikan Matematika3.Jakarta:Departemenpendidikan dan kebudayaan(Online)http://file.upi.edu/...MATEMATIKA/HAKIKAT_MATEMATIKA.pdf ,diakses tanggal 21 Maret 2012.

Sari, Yulvia. 2001. Strategipengembangan matematikaanak usia dini. Semarang :IKIP Veteran Press

Sriningsih,Nining.2008.Pembelajaran Matematika Terpadu UntukAnak Usia Dini.Bandung:Pustaka Sebelas

Subarinah,Sri.2006.InovasiPembelajaran MatematikaSekolahDasar.Jakarta:Depdiknas.

Sudjana.MetodeStatistika.Bandung:PenerbitTarsito.

Sugihartono.Metode Jarimatikadengan cepat.(Online)(http://www.liputan6.com/view/3,139867,1,0,1175981769.html, Diakses 01Desember 2011)

Sugiyono.2009.Metode PenelitianKuantitatif dan Kualitatif danR&D.Jakarta:Alfabeta

Sunarto.1999.PerkembanganPeserta Didik.Jakarta:RinekaCipta

Suryabrata,Sumadi.2005.Metodologi Penelitian.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Suwarsono, 2002. Teori-teoriPerkembangan Kognitif danProses Pembelajaran yangRelevan Untuk PembelajaranMatematika.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional(DEPDIKNAS).

Siti Asriah.2012.MeningkatkanKemampuan Berhitung melalui

Kegiatan Bermain Alat MusikPerkusi.Skripsi SarjanaPada FIP UPI.Tidakditerbitkan

Tarigan.D.2006.PembelajaranMatematikaRealistik.Jakarta:Direktorat Pendidikan TinggiDirektorat KetenagaanDepdiknas.

Wulandari Septi Peni.JarimatikaPenambahan dan Pengurangan.Jakarta:2011.KawanPustaka.

Yuliani.N.S.2008.Bermain KreatifBerbasis KecerdasanJamak.Jakarta:PT Indeks

Aritmatika Cepat (Online)http://id.wikipedia.org/wiki/Aritmetika_cepat(diakses 1 des 2011)

http://zc-secret.blogspot.com/2011/08/jarimatika-membatu-siswa-belajar.html, (Online)diakses tanggal 01Desember 2011

http://indomath.wordpress.com/2009/05/31/how-to-do-math-in-your-head-multiplying-large-numbers-by-5 (online)