Post on 21-Feb-2023
transcript
MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PERBANDINGAN AGAMA
NAMA: YESSI OKTAVIANI
NIM: 41614310027
DOSEN PEMBIMBING:
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga saya sebagai penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulisa makalah
ini memang bukan yang pertama kalinya bagi saya. Tapi, saya sangat
berharap jika rekan-rekan yang membaca makalah ini dapat menilai
kekurangan saya, sehingga kedepannya saya bisa memperbaiki dimana
letak kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah yang berjudul “ Ilmu Perbandingan Agama serta Hubungan
Agama dan Budaya” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Saya berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi saya dan pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bekasi, 07 Desember 2012
Penulis
(Yessi Oktaviani)
3
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………………………………..…….. 1Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………………..……..2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………………….3
Bab 1 Pendahuluan 4
1.1 Latar
Belakang……………………………………………….......................................
........................................4
1.2 Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………5
1.3 Ruang Lingkup dan Pembahasan…………………………………………………………………………………..……….
…..5
Bab 2 Pembahasan 7
2.1 Dasar Hidup Manusia………………………………………………………………………………………………….…..
……….7
2.2 Tujuan Manusia………………………………………………………………………………………………………………..……10
2.3 Cara Mencapai Tujuan Hidup Manusia………………………………………………………………..
…………..…….11
Bab 3 Penutup…………………………………………………………………………………………………………………………….15
3.1 Kesimpulan 15
4
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………….……………………..
……...15
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………………………………………………16
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Banyak orang mengatakan bahwa agama itu semua sama saja. Sama-
sama baik, tidak ada agama yanh menyuru penganutnya untuk berbuat
jahat. Semua tujuan manusia dalam menganut agama sama saja, hanya
cara dan jalannya yang berbeda, banyak jalan menuju Mekkah. Tujuan
semua penganut agama yang bermacam-macam itu adalah sama yaitu
supaya mereka masuk surga serta bahagia di dunia dan di akhirat.
Pernyataan-pernyataan di atas sepintas lalu nampaknya benar dan
tidak salah. Tetapi ilmu perbandingan agama membuktikan bahwa agam-
agama itu antara satu sama lain ajarannya berbeda secara mendasar.
Kita memiliki agama dapat dimisalkan seperti orang yang memiliki
tanah. Apabila ada pemilik tanah tidak mengetahui batas-batas tanah
5
yang dimilikinya dengan tanah milik orang lain yang berbatasan
dengan tanahnya dan kemudian dia membangun beberapa bangunan rumah
di atasnya, maka kemungkinan besar dia membangun rumah-rumah
tersebut di atas tanah milik orang lain. Jika demikian halnya maka
dia tidak akan bisa terus membangun rumah-rumah di atas, tetapi
telah menjerumuskan dirinya ke dalam perkara atau dia telah membuat
dirinya berada dalam bahaya.
Demikian juga dengan orang Islam yang tidak mengetahui ilmu
perbandingan agama, ia berarti tidak mengetahui batas-batas antara
agama yang dipeluknya dan agama yang tidak di peluknya. Misalnya,
satu keluarga muslim mengalami musibah kematian, ayah anak-anak
keluarga tersebut meninggal dunia. Kemuian istri dan keluarga
almarhum menaruh genteng, piring-piring kecil dan besar, cangkir-
cangkir yang bagus serta antic di depan pintu, di atas kursi yang
segera akan di pecahkan semuanya apabila jenazah telah keluar
meninggalkan rumah. Maksud dari barang-barang tersebut di pecahkan
supaya ruh oran yang meninggal tersebut tidak kembali lagi atau
tidak menggangugu keluarga yang di tinggalkan.
Kepercayaan dan perbuatan yang seperti itu sebenarnya tidak
bersumber dari ajaran islam, tetapi di kerjakan oleh orang-orang
islam, ini di kerjakan karena tidak mengetahui mana batas ajaran
islam yang diyakini dan di peluknya dengan ajaran agamalain (agama
primitive atau kejawen) yang tidak dipeluknya. Menurut agama islam
ruh orang yang sudah meninggal dunia tidak akan kembali lagi kedunia
sebab dia sudah pergi kea lam barzah, alam yang ketiga. Adapun
kemungkinan makhluk halus yang datang, berbicara, mempunyai wajah,
perbuatan dan gerak-gerik yang persis sama dengan almarhum yang
meninggal dunia tersebut, itu mungkin saja. Sebab syetan yang
menyertai almarhum bisa mengetahui dan merekam kelakuannya mulai
dari a samapai z. Oleh karena itu syeatan tersebut bisa saja
6
kemudian menunjuk wajah, perbuatan, suara dan sebagainya yang persis
sama dengan apa yang dimiliki almarhum selama hidupnya dan keluarga
atau orang yang menyaksikannya mengira bahwa itu semua adalah
perbuatan almarhum tersebut. (QS 2 : 156 : 23 ; 99 ,100)
Ini semua dapat dikerjakan oleh syetan karena Allah telah
memberika izin dan kemampuan kepadanya untuk melakukan hal-hal yang
di luar kemampuan manusia atau yang luar biasa. (ditafsirkan dari
Al-qur’an, 38:82-83 ; 17:16-17)
1.2 Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan ini adalah:
1. Supaya pembaca dapat mengetahui dengan jelas fakta-fakta dari
berbagai agama. Apakah ajaran dasar dari bebagai agama itu
sama atau tidak?
2. Dengan fakta-fakta tersebutpembaca dapat mengetahui batas-
batas pokok agama yang dipeluknya dengan agama yang tidak
dipeluknya.
3. Supaya dapat mengadakan sikap agree in disagreement (setuju di
dalam perbedaan) atau toleransi antar umat beragama.
4. Dan yang terpenting dengan mengetahui fakta-fakta tersebut
atau dengan melihat ratna mutu menikam serta mutiara yang
terpendam selama ini diharapkan keimana dan keyakinan para
pembaca akan semakin mantap dan kokoh.
1.3 Ruang Lingkup dan Permasalahan
Mengingat luasnya ruang lingkup ilmu perbandingan agama ini maka
dalam kesempatan ini yang akan dibahas hanyalah beberapa konsep atau
7
maslah asasi hidup manusia di dalam agama Islam, Kristen dan Buddha.
Yang jadi permasalahannya adalah:
1. Apakah dasar hidup manusia, tujuan hidup manusia, dan cara
mencapai hidup manusia didalam agama Islam, Kristen dan
Buddha?
2. Manakah data dan pendapat yang cukup kuat yang menunjukkan
bahwa beberapa ajaran dasar mengenai masalah asasi hidup
manusia di atas tidak sama antara agama Islam, Kristen dan
Buddha?
Sistematik Ilmu Perbandingan Agama
1. History of Religion
Sejarah agama yang berisi data dan fakta dari berbagai macam
kitab suci, buku-buku yang ditulis oleh pendiri atau tokoh-tokoh
dari berbagai macam agama, data dan fakta sejarah lainnya dan
sebagainya.
2. Comperative Religion
Perbandingan agama membandingkan data dan fakta sejarah di atas
yang telah dikumpulkan satu sama lain. Dari perbandingan yang
dilakukan menurut kriteria ilmiah akan diambil kesimpulan.
3. Philosophy of Religion
Filsafat agama mengambil kesimpulan ilmiah yang besar dari
perbandingan diatas menurut aturan berpikir yang logis, dengan
memakai logika dan filsafat. Sebab salah satu fungsi agama yang
pokok adalah untuk membimbing akal manusia agar dia dapat berpikir
yang logis atau rasional, objektif tetapi sekaligus sebagai orang
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
8
Bab II
Pembahasan
2.1 Dasar Hidup Manusia
A. Dasar hidup manusia dalam Islam
Daftar hidup manusia ialah Sunnatullah baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, Sunnah Rasul dan Ijtihad.
Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah kalam ilahi yang mutlah benar, ilmu
Allah, petunjuk, pengingat, obat, nasehat, hikamah, hukum,
ruh, nur, pembeda baik dan buruk, benar dan salah, Yang
disucikan Allah, sebagai kebaikan yang datang dari Allah SWT
bagi orang-orang yang beriman, dalam satu kitab berbahasa Arab
9
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat
Jibril.
Al-qur’an terdiri dari 114 Surat, 6360 ayat atau 30
juz.ayatnya terdiri dari ayat Qath’I dan Zanni. Ayat Qath’i
adalah ayat yang sudah pasti jelas, dan terang apa maksudnya,
seperti ayat yang menyatakan bahwa Allah itu Maha Esa,
Muhammad itu Rasulallah, Malaikat dan Hari Akhir itu ada, babi
itu haram, berbuat baik kepada orang tua dan shalat itu wajib.
Sedangkan ayat Zanni adalah ayat yang pengertiannya masih
samar, belum jelas dan terang diketahui apa yang dimaksud oleh
ayat tersebut, seperti ayat yang mengenai ekonomi (apa
pengertian riba, para ulama berbeda pendapat), ayat mengenai
hukum pidana (hukum potong tangan terhadap pencuri, siapa yang
dimaksud pencuri disini, ulama berbeda pendapat), ayat
kedokteran (apa yang dimaksud dengan ‘alaqah, apakah sengumpal
darah apakah sesuatu yang melekat? ternyata “sesuatu yang
melekat” lebih tepat dalam ilmu kedokteran, ayat ilmu
astronomi dan fisika (mengenai penciptaan alam semesta dalam
enam masa, berapa ribu tahun itu belum jelas diketahui) dan
sebagainya.
Tebtang ayat-ayat Qath’I ini memang sangat dibutuhkan
manusia, kejelasan dan kepastiannya. Sebab jika ayat-ayat
Qath’i seperti di atas tidak jelas, tidak terang dan tidak
pasti atau tidak ada tentu dengan sendirinya agama Islam itu
tidak akan ada. Sedang mengenai ayat Zanni seperti di atas itu
membuktikan bahwa Tuhan itu memang betul-betul Maha
Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Kaya, dan sebagainya dari pada
sifat yang sempurna. Sebab seandainya semua ayat-ayat al-
qur’an itu sudah jelas, dan isinya mencangkup semua aspek
kehidupan manusia, semua bidang study, baik ilmu alam dan ilmu
social tentu tebalnya al-qur’an itu tidak terhingga dan tidak
10
mungkin dapat dibawa-bawa. Dan keadaan yang seperti itu juga
membuktikan bahwa ilmu manusia itu lebih tinggi daripada ilmu
Tuhan. Sedang ilmu manusia sendiri belum tentu dapat dipahami
oleh manusia lain seluruhnya, walaupun mereka sama-sama ahli.
Ayat Zanni tersebut juga membuktikan bahwa Islam itu adalah
agama modernisasi (pembaharuan) sebab pengertian, penafsiran
atau interprestasi terhadap ayat itu akan berkembang dan maju
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Makain tinggi sains
dan teknologi, makin baik pula penafsiran terhadap ayat-ayat
Zanni tersebut. Ayat Al-qu’an, Sunnatullah atau firman Allah
yang tertulis dapat juga dkatakan sebagai catatan terutama
mengenai alam semesta, sedang ilmu dan teknologi adalah
kenyataan, fakta dan kejadian alam semesta yang hukum-hukumnya
juga ditetapkan oleh Allah atau disenut sebagai Sunnatullah
yang tidak tertulis.
Sunnah Rasul
Sunnah Rasul ialah prilaku Nabi Muhammad SAW, yang
mencerminkan Al-qur’an. Prerilaku tersebut berupa perkataan,
perbuatan dan gerak-gerik. Ia adalah bagaikan Al-qur’an yang
hidup, menjelaskan Al-qur’an dan memiliki kehormatifan
relegius tersendiri.
Apabila dilihat kenyataan yang ada dalam sejarah, maka
kita dapat membenarkan bahwa perilaku Nabi yang mencerminkan
al-qur’an itu ada yang berjalan dan berlanjut secara diam dan
non verbal dan adapula dalam bentuk tradisi verbal (lisan)
yang informal. Menurut Fazlur Rahman, yang pertama, Sunnah
yang berjalan dan berlanjut secara diam dan non verbal ialah
prilaku Nabi yang diteladani oleh para sahabat atau generasi
sesedah Nabi dalam bentuk tradisi hidup tanpa lisan seperti
jumlah rakaat pada shalat, Rasulallah tidak mengucapkan
11
beberapa rekaat, tetapi cukup dengan perilaku atau tradisi
yang dicontohkan Rasulallah. Dan yang kedua, Sunnah yang
berjalan dan berlanjut dalam bentuk tradisi verbal informal
yaitu perilaku Nabi yang diteruskan para sahabat, generasi
sesudah Nabi dalam bentuk lisan atau dari mulut kemulut.
Tradisi verbal yang informal ini kemudian berubah menjadi
satu tradisi yang semi formal sesudah wafatnya Rasulallah SAW. Sebab
mereka menyadari betapa pentingnya tradisi tersebut untuk
generasi sesudah mereka.
Ijtihad
Endang Saifuddin Anshari berpendaat bahwa Ijtihad adalah
usaha yang sungguh-sungguh dari seseorang atau sekelompok
cendekiawan Muslim, yang memiliki syarat-syarat tertentu, pada
suatu tempat dan waktu tertentu, untuk merumuskan kepastian
dan penilaian hukum mengenai seseuatu atau beberapa perkara
yang tidak terdapat kepastian hukumnya secara tepat dan
positif, baik dalam Al-qur’an dan Hadist.
Dalam definisi ini ada dua hal yang belum jelas yaitu
mengenai pengertian hukum dan syarat-syarat yang harus
dimiliki seorang mujtahid. Yang pertama, mengenai pengertian
hukum perlu ditgaskan dan diperjelas, sebab ini menyangkut
objek dan ruang lingkup ijtihad itu sendiri. Yang kedua,
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang
mujtahid.
B. Dasar Hidup Manusia dalam Agama Kristen
Dasar hidup manusia dalam agama Kristen adalah Alkitab
atau BIbel yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian
baru. Perjanjian Lama adalah persetujuan yang dibuat di antara
Allah dan Ibrahim serta keturunannya.Allah berjanji untuk
12
memelihara ummat-Nya selama mereka masih memegang janji
mereka, yakni untuk melayani dan hanya untuk berbakti kepada
Allah saja (Kitab Keluaran 19:3-8)
Sedang Perjajian Baru adalah persetujuan yang baru antara
Allah dengan manusia melalui Yesus Kristus (1 Koristus 11:25 ;
iberani 8;8,12 V perjanjian lama kemudian diganti dengan
perjanjian baru yaitu persetujuan yang dibuat Allah dengan
setiap orang yang rela menyerahkan diri kepada yesus kristus
(surat kiriman Paulus kepada orang Ibrani, 8 :7-13).
Alkitab disebut firman Allah. Firman Allah dapat kita
kenal dalam beberapa bentuk. Datangnya allah kepada manusia
berarti firman Allah datang kepada kita, sebab firman itu dan
Allah sendiri adalah satu adanya (yahya, 1;1). Dalam
membirakan tentang Yesus kristus, tentang Alkitab dan tentang
pemberitahuan gereja, maka ternyatalah bahwa apa yang disebut
firman Allah itu telah muncul dalam Yesus Kristus, firman
Allah itu seakan-akan datang kepada kita dalam tiga bentuk:
a. Firman Allah telah muncul dalam Yesus Kritus, firman yang
telah dinyatakan. Firman yang telah menjadi daging dalam
nama Yesus Kristus, telah bersimpul sebagai sesuatu yang
Tuhan hendak katakana kepada kita.
b. Kesaksian Firman Allah yang dinyatakan itu adalah alkitab,
yang oleh pekerjaan Roh Kudus menjadi bagi kita Firman Allah
yang tertulis. firman itu menunjuk kepada pribadi Yesus
Kristus.
c. Berdasarkan Alkitab, Gereja memberi kesaksian tentang Yesus
Kristus. Roh Kudus mempergunakan pemberitaan gereja itu agar
dengan perantaraan kata-kata manusia akan kita dengar Firman
Allah, artinya bertemu dengan Yesus Kristus, maka oleh Kuasa
Roh Kudus pemberitaan gereja itu menjadi bagi kita Firman
13
Allah yang diberitakan, dengan kata lain : Firman Allah
dalam bentuk pemberitaan.
C. Dasar hidup manusia dalam agama Buddha
Dalam agama Buddha, dasar hidup manusia ialah kitab suci
Tripitaka, dikelompokkan kepada tiga kelempok, yaitu Dhamma
(Sutta) pitaka, Winaya pitaka dan Abidhama pitaka. Istilah
Pitaka (keranjang ataun kelompok atau kumpulan) menunjukkan
bahwa dalam tiap-tiap kelompok itu terdapat lebih dari satu
kitab.
Dalam penelitian yang pernah dilakukan dapat diketahui
bahwa Winayapitaka yang naska aslinya berbahasa Pali kalau
dibukukan meliputi lebih dari 1564 halaman sedangkan
Suttapitaka yang orisinilnya berbahasa Pali, memiliki lima
macam buku, Digha-Nikaya (904 halaman), Majjhima-Nikaya (1092
halaman), Samyutta-Nikaya (1686 halamn), Anguttara-Nikaya (kurang
lebih 1841 halaman) dan Khuddaka-Nikaya terdiri dari 15 buku
kecil-kecil.
Isi dari kitab Sanghyang Kamahayanikan antara lain:
a. Mantra-mantra atau lafal-lafal yang mengandung hakikat sakti
b. Ajaran mengenai ritual yang dilakukan dengan mudra (gerak-
gerik sikap tangan), sikap duduk (asana) dan tari-tarian
untuk mencapai trans sehingga dapatlah pikiran itu menunggal
dengan yang absolut, Adi Buddha.
c. Ajaran tentang bagaimana untuk mengadakan pengamatan yang
sempurna tentang hakikat Adi Buddha, Buddhi satwa dan dewi-
dewi lainnya sehingga dalam melakukan semedhi ia telah dapat
memusatkan pikirannya terarah menurut hakikat dan kebenaran
yang setepat-tepatnya.
14
2.2 Tujuan Hidup Manusia
A. Tujuan hidup manusia dalam Islam
Tujuan hidup muslim dibagi menjadi dua yaitu, tujuan
hidup muslim dalam hubungan vertical dalan dalam hubungan
horizontal. Tujuan hidup vertical atau sasaran yang akan
dicapai dalam hubungan antara seorang muslim dan Tuhan-Nya
dengan perjuangan, usaha-usaha dan ibadah yang dia lakukan
selama dia masih bernafas ialah Rodhiatan Mardhiyah. Makusdnya
yaitu setiap perilaku seorang muslim, baik dalam bentuk
perkataan, perbuatan, dan gerak-geriknya menunjukkan rasa
ridho (rasa puas, cinta dan senang) kepada Allah dan di ridhai
Allah, dalam arti disenangi, direstui, dan dicintai oleh Allah
dan bukan sebaliknya yaitu dimarahi, dirmurkai atau dikutuk
oleh Allah. (QS. 89:27-30)
Tujuan hidup muslim dalam hubungan horizontal atau
sasaran yang akan dicapai dalam hubungan dan interaksi antara
seorang muslim dan dirinya sediri, antara seorang muslim dan
muslim lainnya, antara seorang muslim dan non muslim, antar
seorang muslim dan keluarga, lingkungan, masyarakat, bangsa
serta negaranya, antara masyarakat, Negara muslim dan
masyarakat, Negara muslim lainnya, serta antara Negara muslim
dengan Negara non muslim, serta antara seorang muslim dengan
flora, fauna, benda-benda dan makhluk lainnya atau alam
semesta.
B. Tujuan hidup manusia dalam agama Kristen
Pendeta Drs. Nius Nainggolan mengatakan: “jatuhnya Adam
ke lembah dosa tidak hanya berakibat pada darinya, tetapi juga
keturunannya”. Setelah manusia jatuh firdaus menjadi tempat
yang terkulah (kejadian 3:19) tetapi juga menjadi tempat
aktivitas Allah dalam Yesus Kristus (rom, 8:18-22). Oleh
karena itu tujuan hidup manusia agama Kristen adalah hidup
15
kekal. Lepas dari dosa dan maut serta masuk surge atau
firdaus.
C. Tujuan hidup manusia dalam agama Budhha
Tujuan hidup manusia dalam agama Buddha adalah Nirwana,
lepas dari dukkha. Nirwana adalah kesunyian yang mutlak,
diliputi suasana samadi, tidak mengenal pribadi, dan tidak
mengenal perbuatan apa saja. Jadinya bebas dari karma dan
derita untuk selama-lamanya.
Sedangkan pengertian Nirwana secara literal adalah
memadamkan atau pendinginan. Memadamkan membayangkan
pemusnaan. Pendinginan tidak membayangkan pembinasaan yang
komplit, tetapi hanya pemadaman hawa nafsu yang bergejolak.
Pikiran membebaskan seperti memusnakan nyala api.
2.3 Cara mencapai tujuan hidup manusia
A. Cara mencapai tujuan hidup manusia dalam islam
Cara mencapai tujuan hidup atau yang harus dikerjakan
oleh seorang muslim selama 24 jam, atau mulai bangun tidur
sampai dia tidur lagi serta selama dia masih bernafas ialah
ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang menegaskan
bahwa manusia itu tidak disuruh kecuali untuk beribadah,
mengabdi kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kapada-Nya,
dengan penuh rasa cinta atau hanif. Allah tidak menciptakan
jin dan manusia kecuali supaya mengabdi kepada-Ku. Aku tidak
menghendaki rejeki sedikitpun dati mereka dan aku tidak
menghendaki supaya mereka beri Aku makan. Sesungguhnya Allah,
Dialah Maha Pemberi rejeki, mempunyai kekuatan yang sangat
kokoh. (QS. 98: 4-5; 51:56-58)
Daru tafsir ayat di atas kita dapat mengatakan bahwa
beribadah itu adalah perintah- perintah Tuhan. Sesuatu
perintah adalah tugas yang memiliki tujuan. Tujuannya itu16
bukan untuk Tuhan Yang Maha Kuasa melainkan untuk diri kita
sendiri.
Pengertian, Ruang Lingkup dan Kriteria Ibadah
Ibadah secara harfiah berarti mengabdi, menghambakan diri
kepada Allah. Ibadah dalam arti khas ialah segala tata cara,
acara dan upacara pengabdian langsung manusia kepada Allah,
yang segala sesuatunya secara terperinci telah digariskan oleh
Allah dan Rasul-Nya, seperti shalat, zakat, shaum, berdo’a,
haji dan lain sebagainya yang bertalian erat dengan hal-hal
tersebut.
Ibadah dalam arti luas adalah setiap perilaku baik dalam
bentuk perkataan, perbuatan ataupun gerak-gerik hamba Allah
yang memenuhi tolak ukur atau mempunyai tanda:
1. Ikhlas karena Allah sebagai titik total
2. Rodhiatan Mardhiah sebagai titik tuju
3. Amal Shaleh sebagai jalan hidup
Dengan demikian ruang lingkup ibadah itu dapat mencangkup
semua aspek kehidupan dan penghidupan manusia seperti aspek
social, ekonomi, politik, budaya, pertahanan keamanan, seni,
pendidikan, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Hubungan antara ikhlas sebagai titik tolak, Radhiatan
Mardhiah sebagai titik tuju dan amal shaleh sebagai jalan
hidup, satu sama lain ialah sangat erat bagaikan dua sisi dari
satu mata uang, yang mana tidak ada artinya bila salah satu di
antaranya tidak ada.
B. Cara mencapai tujuan hidup manusia dalam agama Kristen
Menurut Alkitab, injil kalangan Yahya dibawah ini, cara
mencapai yujuan hidup atau jalan yang harus ditempuh supaya
17
orang masuk surge, hidup kekal serta selamat dari dosa atau
maut yang kekal adalah dengan jalan percaya.
Percaya maksudnya disini adalah percaya kepada Yesus
Kristus karena tidak ada juru selamat kecuali Yesus Kristus,
tidak ada jalan, tidak ada kebenaran dan tidak ada hidup
(tidak ada penebus dosa) kecuali Yesus Kristus. Dan akhirnya
tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa (maksudna tidak
ada seorang pun yang masuk surge, karena Allah Bapa ada di
surga) kecuali melalui Yesus Kristus.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati maka kamu akan
diselamatkan karena dengan hati orang percaya an dibenarkan
dan dengan mulut orang mengaku supaya iselamatkan. Karena
kitab suci berkata: barang siapa percaya kepada Dia tidak akan
dipermalukan. Sebab tidak ada perbedaan orang yahudi dan orang
yunani. Karena Allah yang satu itu tuhan semua orang, yang
kaya bagi semua orang ysng berseru kepada-Nya. Sebab, berseru
menyeru nama tuhan akan diselamatkan.
C. Cara mencapai tujuan hidup manusia dalam agama Buddha
Dari pengalaman rohani Buddha Gautama yang sangat panjang
akhirnya beliau meyakini dan menyampaikan empat kenyataan yang
mulia itu:
1. Hidup adalah dukkha (derita)
Dunia ini penuh dengan Dhukka atau derita. Manusia lahir dan
menangis adalah derita. Sesudah dewasa atau lanjut adalah derita,
sakit dan kemudia mati adalah derita. Menemui seseorang yang tidak
disenangi atau dibenci adalah derita, berpisah dengah seseorang yang
sangat disenangi adalah derita. Itu semua adalah derita.
18
2. Dukkha mempunyai sebab
Penybaba dari ketidakpuasan dan penderitaan adalah keinginan dan
hawa nafsu yang haus akan hal-hal yang baru dan kenikmatan-
kenikmatan yang baru. Sekarang begini, besok begitu,sekarang disini,
nanti disana,pokoknya untuh kepuasan hawa nafsu, rindu akan tahta,
harta dan wnita.
3. Delapan Jalan kebenaran dan empat jalan mulia
Karena penyebab derita itu keinginan dan hawa nafsu, maka jalan
untuk menghilangkan penyebabnya itu pun tentulah dengan cara
memadamkannya. Memadamkan hawa nafsu itu disebut Nirodha melalui
delapan jalan kebenaran yaitu:
1. Berpikir yang benar
2. Berkata yang benar
3. Nernuat yang benar
4. Bercita-cita yang benar
5. Hidup yang benar
6. Ingatan yang benar
7. Mempelajari hukum yang benar
8. Semadi yang benar
4. Lenyapnya dukkha dan tercapainya Nirwana
Delapan jalan kebenaran menuju lenyapnya deritaatau tercapainya
Nirwana melalui proses:
1. Dengan menjaga kondisi badan
2. Tingkah laku dibedakan dengan luas, tingkah laku yang benar
dan membawa tingkah laku yang membawa derita.
3. Konsentrasi adalah apa yang dimaksud dengan semadi.
19
4. Siapa saja adalah murni dan mengetahui bahwa ia adalah murni,
menjadi tidak murni dan mati dengan pikiran yang tidak murni.
5. Sesudah tingkat semadi kita sampai pada prajna (pengetauan
intuisi) kita beralih kepada dyana. Dyana adalah perenungan
yang paling tinggi didalam Buddhisme.
6. Sewaktu rantai yang mengikat manusia kedunia diputuskan, ia
mencapai tujuan menjadi seorang arhat. Arhat secara harfiah
patut dihormati.
20
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari fakta dan data yang telah dipaparkan dan dibandingkan
dalam pembahasan akhirnya dapat diberikan kesimpulan dibawah ini:
1. Terdapat perbedaan yang sifatnya mendasar dan prinsip antar
agama Islam, Kristen dan Budhha khususnya mengenai dasar,
tujuan dan cara mencapai tujuan hidup manusia dalam Islam,
Kristen dan Budhha.
2. Oleh karena itu penganut agama yang setia terhadap agama yang
dipeluknya tidak akan mencampuradukkan ajaran agamanya dan
ajaran agama lain yang tidak dipeluknya.
3. Sikap penganut satu agama terhadap agama lain yang tidak
dipeluknya adalah agree indisagrement (setuju kita berbeda) dan di
dalam Al-Qur’an telah lebih dahulu ditegaskan lakum diinukum
waliyadiin (agamaku agamaku, agamamu agamamu).
4. Tetapi dalam hubungan horizontal, yaitu hubungan antara
seorang muslim dengan sesama muslim serta dengan lingkungan
dal alam semesta, ajaran Islam mewajibkan setiap penganutnya
supaya terus mendatangkan rahmat (manfaat, kebaikan,
ketenangan, keuntungan, dan faedah) atau Rahmatan lil ‘alamin.
5. Sejalan dengan ini penganut agama lain juga tentu diharapkan
demikian agar terpelihara kerukunan antar umat beragama.
3.2 Saran
Di Indonesia beragam agama yang dianut oleh pendudukan. Tapi
walaupun kita semua mempunyai agam yang berbeda, kita harus saling
menghargai perbedaan itu.
21