+ All Categories
Home > Documents > document

document

Date post: 19-Jan-2016
Category:
Upload: anggi-yudi-tiawarman
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
40
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS AKHIR (SKRIPSI) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA 1
Transcript
Page 1: document

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS AKHIR

(SKRIPSI)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG2014

1

Page 2: document

ANATOMI KARYA ILMIAH

Seorang insan ilmiah sudah seharusnya mampu menyajikan karya ilmiah dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu setiap mahasiswa perlu berlatih menuliskan hasil penelitiannya atau kegiatan ilmiah lainnya sehingga hasilnya dapat memberikan informasi yang baik bagi pembaca. Dalam bab ini akan diuraikan teknik menyusun Karya Tulis Akhir (skripsi) dengan format yang berlaku di Program Studi Teknik Kimia. Karya tulis ini merupakan tugas akhir dari program studi Diploma III.

Laporan akhir studi (skripsi) diketik menggunakan kertas HVS 70 – 80 g berukuran 21.59 cm x 27.94 cm (kuarto). Huruf yang dianjurkan ialah Times New Roman dengan font 12 (atau Arial 11) untuk teks. Judul bab menggunakan huruf dengan font Times New Roman 14 sedangkan judul sub bab dan sub-subbab dengan font seperti teks, yaitu font 12. Sesuaikan ukuran untuk tipe Arial. Semua judul dicetak tebal. Naskah diketik dengan spasi 2 pada halaman dengan margin 4 cm dari tepi kiri dan pias 3 cm dari kanan, atas, serta bawah kertas. Naskah diketik dalam satu kolom setiap awal paragraf dimulai dengan margin (rata) kiri kanan (allign text to left and right margin)

POLA UMUM

Secara umum, Karya Tulis Akhir (skripsi) yang dijelaskan dalam bab ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pembuka, tubuh tulisan, dan bagian akhir.

BAGIAN PEMBUKA

Bagian pembuka terdiri atas (1) halaman sampul, (2) abstrak, (3) halaman judul, (4) halaman pengesahan, (5) kata pengantar, (6) daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, dan (9) daftar lampiran. Nomor halaman pada bagian pembuka dinyatakan dengan ”i, ii, iii, dan seterusnya”. Nomor halaman itu tidak dicantumkan pada halaman tersebut, namun dinyatakan dalam Daftar Isi. Contoh bagian pembuka dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai 20. Di antara sampul luar dan abstrak tidak perlu diberi kertas tambahan seperti halaman yang sama dengan sampul luar dan halaman penyekat. Halaman penyekat juga tidak diperlukan di antara bab.

Daftar tabel diperlukan bila terdapat dua atau lebih tabel; demikian pula halnya gambar dan lampiran yang hanya perlu dibuatkan daftarnya bila terdapat dua atau lebih gambar dan lampiran dalam skripsi tersebut. Halaman persembahan tidak lazim terdapat dalam Karya Tulis Akhir (skripsi), tetapi jika dianggap perlu dapat diletakkan sesudah halaman abstrak. Buatlah ungkapan kalimat atau satu bait, tanpa hiasan tanpa gambar.

2

Page 3: document

Halaman Sampul. Warna sampul skripsi/hard cover (sampul kertas) berwarna hijau. Pada sampul dicetak judul skripsi, nama lengkap penulis dan nomor buku pokok, logo ATIP, nama program studi, akademi dan diberi cetakan pada punggungnya (Lampiran 3).

Judul karya tugas akhir harus menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas untuk menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul sebaiknya tidak lebih dari 12 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata depan) yang mengandung beberapa kata kunci untuk memudahkan penyamaarn pustaka. Dalam judul hindari kata-kata klise seperti penelitian pendahuluan, studi, penelaahan, pengaruh, dan kata kerja pada awal judul. Judul (lebih tepatnya ”topik”) yang menggunkan kata-kata seperti itu masih dapat diterima dalam usul penelitian. Setelah penelitian selesai, judul dapat diganti bila perlu.

Pada umumnya, judul cenderung bersifat indikatif, artinya, kadang-kadang judul dapat juga informatif, berupa ringkasan kesimpulan dalam beberapa kata. Bila sukar meringkasnya, pertimbangkan penggunaan subjudul. Contoh judul:

Evaluasi Efsiensi Pompa Pada Unit Stright Run Naphta Di UP II Dumai

Pengaruh Penurunan Temperatur Udara Terhadap Produksi Oksigen DiOksigen Plant PT. Lontar Jambi

Ringkasan. Ringkasan merupakan bagian dari skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia.

Ringkasan merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian dilaksanakan, hasil yang penting-penting, dan kesimpulan utama dari hasil kegiatan. Ringkasan disusun dalam beberapa paragraf yang diketik satu spasi. Jangan menggunakan singkatan dalam bagian ini kecuali akan disebutkan sekurang-kurangnya dua kali lagi. Contohnya, pada awal teks ”inframerah” ditulis lengkap. Akan tetapi, bila istilah ”inframerah” ini masih diperlukan dalam teks abstrak, tulislah dulu ”inframerah (IR)”, selanjutnya gunakan singkatan IR.

Dalam menyusun Ringkasan, tempatkan diri anda sebagai pembaca. Mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan anda. Jika sesudah membaca bagian ini pembaca ingin mengetahui perincian lain, mereka akan membaca karya anda selengkapnya. Penyajian ringkasan selalu informatif dan faktual. Untuk meningkatkan informasi yang diberikan, tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bagi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka. ringkasan hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel. Contoh yang kurang baik ialah pernyataan seperti

3

Page 4: document

Hasil yang diperoleh dibahas seperti pada penelitian yang sudah dipublikasikan (Badu 1998).

Ringkasan yang pendek akan diambil sepenuhnya oleh jasa layanan ringkasan (kadang-kadang disebut jurnal sari). Ringkasan yang terlalu panjang akan disunting ulang oleh lembaga seperti ini dan mungkin saja anda akan kehilangan hal-hal yang menurut anda paling penting.

Ringkasan di ketik dengan spasi satu, termasuk judul. Kata ”Ringkasan” ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dua spasi di bawah judul dan dimulai dari batas kiri, kemudian disusul judul penelitian. Huruf pertama setiap kata pada judul di ketik dengan huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung. Judul dalam bahasa Inggris diketik dengan huruf italic di dalam tanda kurung. Selanjutnya, ”Di bimbing oleh xxx” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang ditulis dalam huruf kapital. Teks ringkasan disusun seperti menyusun paragraf.

Ringkasan terletak pada halaman setelah sampul, tidak diberi nomor halaman, dan tidak dimasukakan dalam Daftar Isi.

Halaman Judul. Halaman judul merupakan halaman pertama, diberi nomor ”i” tetapi tidak perlu dicantumkan pada halaman tersebut. Sama halnya dengan pada halaman sampul dan ringkasan, nama penulis harus lengkap dan jangan sekali-kali disingkat. Kalimat-kalimat yang ditulis pada halaman judul harus simetri, dengan kata lain harus diletakkan di tengah-tengah daerah pengetikan.

Halaman Pengesahan. Halaman ini memuat judul, nama mahasiswa, nomor induk mahasiswa,nama program studi, nama dan tanda tangan pembimbing. Halaman pengesahan ditempatkan setelah halaman judul.

Kata Pengantar. Prakata dapat memuat informasi kapan dan lama penelitian dilakukan, lokasi, dan sumber dana penelitian bila biaya bukan berasal dari dana sendiri. Pada masa sekarang ini sering sekali penelitian melibatkan pihak lain. Nyatakan terima kasih atas bantuan teknis dan saran yang Anda terima. Bila seseorang telah membantu dalam hal-hal tertentu, nyatakan ini secara spesifik, misalnya saja kepada teknisi dan laboran yang telah membantu penelitian Anda. Ketua program studi dalam kapasitasnya sebagai pejabat, tidak perlu diberi ucapan terima kasih seandainya bantuan yang diberikan memang sudah menjadi kewajibannya. Hindari penomoran dan ungkapan yang berlebihan seperti ”Tanpa bantuan dan perhatian yang terus menerus dari Bapak xxx, tidaklah mungkin penelitian ini dapat diselesaikan”. Selain itu, persantunan ini perlu diungkapkan dengan serius, wajar, dengan tutur kata yang beradab, dalam gaya bahasa yang tetap

4

Page 5: document

dijaga lugas, tanpa memuji-muji siapa pun, dan tidak terkesan main-main, misalnya ”kepada mbak Ani, thanks”. Panjang prakata sebaiknya tidak lebih dari satu halaman.

Daftar Isi. Daftar isi disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat daftar tabel, daftar gambar, judul bab serta sub bab, daftar pustaka, dan lampiran. Keterangan halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam Daftar Isi. Bab maupun sub bab dapat diberi nomor dengan angka Arab atau tanpa nomor).

Judul Daftar Isi diketik dengan huruf kapital dan ditempatkan ditengah-tengah, dua spasi di bawah nomor halaman setiap bab atau subbab diketik dipinggir halaman kanan yang berakhir pada batas pinggir kanan, dua spasi di bawah kata ”Daftar Isi”. Susunan daftar isi menyusul dua spasi di bawahnya. Bila daftar isi memerlukan lebih dari satu halaman maka pengetikan diteruskan pada halaman berikutnya. Pengetikan antarbab dan antar subbab diantarai dengan dua spasi, sedangkan antar anak-bab satu spasi. Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital dan judul subbab hanya huruf pertama setiap kata yang diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung.

Daftar Tabel dan Daftar Gambar. Daftar tabel dan daftar gambar tidak selalu diperlukan, kecuali bila lebih dari dua tabel dan dua gambar dipakai dalam menyusun skripsi. Daftar tabel dan daftar gambar diketik pada halaman tersendiri dengan format seperti daftar isi. Kata ”Halaman” diketik disebelah kanan, berakhir pada batas pinggir kanan. Nomor tabel atau nomor gambar menggunakan angka arab. Nomor diketik tepat pada permulaan batas pinggir kiri, dua spasi di bawah ”Daftar Tabel”atau ”Daftar Gambar”. Judul tabel atau gambar dalam daftar tersebut harus sama dengan judul tabel atau judul gambar dalam teks. Akhir setiap judul tabel atau judul gambar dihubungkan oleh tanda titik-titik dengan nomor halaman sesuai dengan yang dijumpai dalam teks. Di dalam teks, judul yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi satu. Antara judul tabel atau judul gambar dan tabel atau gambar diberi jarak dua spasi.

Daftar Lampiran. Sama seperti daftar tabel dan gambar, lampiran tidak perlu dibuat daftarnya bila hanya ada satu dalam karya tulis Anda. Tata cara pengetikannya sama dengan Daftar Tabel dan Daftar Gambar. Tidak perlu ada pembedaan antara tabel lampiran atau gambar lampiran. Lampiran dapat berupa tabel, gambar, atau teks, dan semuanya disusun dengan nomor urut sesuai dengan urutan penyebutannya dalam tubuh tulisan.

Tubuh tulisan. Tubuh tulisan terdiri atas (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) pelaksanaan penelitian, (4) hasil & pembahasan, (5) penutup. Bab Hasil dapat digabung dari bab Pembahasan. Bila memang ada saran, judul bab terakhir dapat diubah menjadi Kesimpulan dan Saran. Setiap bab dimulai pada halaman baru (tidak

5

Page 6: document

perlu kalau penulisanya dua kolom). Judul setiap bab diketik dengan huruf kapital dan ditempatkan di tengah – tengah kertas dua spasi di bawah nomor halaman.Merancang bab merupakan hal yang tidak mudah. Batasi dua atau tiga tingkat dalam bab usahakan merata sehingga tidak ada sub bab yang menempati lebih dari 8 halaman.

Pendahuluan. Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab ini seyogianya membimbing pembaca secara halus tetapi tepat lewat sepenggal pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang di teliti dan apa yang di harapkan dari padanya. Berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan atau pembangunan.

Tujuan Penelitian. Bagian ini mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti menjajaki, gejala, konsep, atau dugaan, atau bahkan membuat suatu prototype. Dengan demikian, kata ”mengetahui” tidak layak dituliskan untuk tujuan penelitian. Tujuan penelitian tidak selalu perlu merupakan sub bab tersendiri.

Tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang diutamakan. Uraian dalam tinjauan pustaka merupakan dasar untuk menyusun kerangka atau konsep yang digunakan dalam penelitian. Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir membantu Anda mengetahui dengan jelas status penelitian di bidang tersebut. Kumpulan pustaka yang memadai pasti akan meningkatkan kepercayaan diri anda sewaktu memilih metode, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam bab pembahasan. Pengacuan pada pustaka harus sesuai dengan yang tercantum dalam daftar Pustaka, namun,penelaahan pustaka tidak perlu dimunculkan sebagai bab tersendiri dengan judul tinjauan pustaka.

Pelaksanaan Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dapat berupa analisis suatu teori, metode percobaan, atau kombinasi keduanya. Metode yang dipakai diuraikan terperinci (peubah, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, pendekatan yang digunakan, proses penafsiran hasil penelitian harus dijelaskan . akan tetapi, jika metode penelitian yang digunakan sepenuhnya mengikuti metode yang telah dipublikasikan maka uraian yang sangat lengkap tidak diperlukan. Sebagai gantinya, sebutkan saja sumber pustakanya. Bahan, alat, perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan perlu dijelaskan.

6

Page 7: document

Jika jenis bahan tidak banyak, uraiannya dapat disatukan dengan metode sehingga tidak diperlukan subbab khusus. Sumber bahan berupa perusahaan atau individu lembaga dapat dituliskan sepanjang hal itu sangat spesifik. Namun, penyebutan nama dagang perlu dihindari sebab karya ilmiah akan tampak sebagai media iklan cuma-cuma. Merk instrumen analisis utama sering kali perlu ditulis, misalnya ”alat kocok Gyrotary” atau dapat di tulis lengkap ”alat kocok Gyrotary (New Brunswick Scientific)”. Penyebutan nama pembuat alat atau tipe alat sering dimaksudkan untuk menunjukan kecanggihan atau ketelitian alat. Jangan membuat perincian dalam bentuk daftar seperti yang lazim tertera pada penuntun pratikum. Ada baiknya anda menggunakan bagan alir kalau cara penelitian dianggap rumit dan dapat membingungkan pembaca.

Kegiatan yang dilakukan ditulis dengan urutan pengoperasiannya dengan menggunakan kalimat fasif dan bukan kalimat perintah. Pernyataan ”timbang daun sesudah dikeringkan” sebaiknya ditulis ” daun dikeringkan lalu ditimbang”.

Hasil. Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem. Untuk menjelaskan dan mempersingkat uraian, berikan tabel, gambar, grafik, atau alat penolong lain. Data yang terlalu ekstensif perlu dibuat intisarinya dan diulas dengan kata–kata. Data yang terlalu rumit akan menurunkan keterbacaan dan sebaikanya dilampirkan saja. Nomor tabel dan gambar harus disebut dalam teks dan diletakan tidak jauh dari teks yang bersangkutan. Kiat membuat dan menampilkan ilustrasi ini dipaparkan pada bab tersendiri. Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atau hipotesis yang diungkapkan dalam pendahuluan.

Ada kalanya hasil penelitian digabungkan dengan pembahasan menjadi bab yang diutamakan Hasil dan Pembahasan. Pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini sangat beruntung pada keadaan data dan kedalaman pembahasanya. Bila kedua bagian ini digabungkan, pembaca sulit membedakan nama hasil pekerjaan peneliti dan nama hasil dari penyamaran pustaka. Keuntungan penyajian hasil secara terpisah ialah format akan lebih rapi dan pembaca mempersilakan mengambil kesimpulan terlebih dahulu untuk kemudian membandingkannya dengan kesimpulan penulis.

Pembahasan. Sebelum menentukan apa yang harus ditulis dalam pembahasan, penulis hendaknya membaca sekali lagi hipotesis atau tujuan penelitianya. Cocokkan harapan itu dengan hasil utama. Dalam bagian inilah dituntut kemampuan anda sebagai seorang calon ilmuwan. Jangan buang kesempatan ini dengan menciptakan alur yang berputar-putar. Membahas tidak sekedar menarasikan hasil penelitian. Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut ’argumen’, sebab Anda harus membenarkannya di hadapan segala sesuatu yang telah diketahui dalam bidang yang

7

Page 8: document

diteliti. Anda pun diminta mengemukakan keterbatasan yang ada dengan sejujurnya. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Dengan demikian, maka pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevasi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.

Setiap argumen dikembangkan dalam sebuah paragraf (alinea). Teknik untuk mengembangakan argumen sama dengan menyusun paragraf yang baik. Oleh sebab itu perlu dipikirkan untuk memecah-mecah seluruh pembahasan menjadi beberapa pokok yang dikembangkan satu per satu. Jadi, setiap paragraf pengembangan penalaran, dan kesimpulan atau ringkasan bilamana paragraf berikutnya ingin menampilkan gagasan yang berbeda.

Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukanan pendapat dan argumentasi secara bebas tetapi singkat dan logis (Rifai 1995). Pendapat orang lain yang telah diringkas dalam pendahuluan (atau tinjauan pustaka) tidak perlu diulang tetapi diacu saja seperlunya. Dengan tidak meringkas lagi hasil penelitian dalam pembahasan, ulaslah apakah hasil Anda memenuhi tujuan penelitian. Hubungkan temuan dari penelitian Anda dengan pengamatan atau hasil penelitian. Sebelumnya dengan jalan menunjukan persaman dan membahas perbedaannya. Penulis sebaiknya tidak menyatakan ”. . . kesimpulan Rifai (1995) mendukung hasil penelitian ini . . .” (sementara Anda mengulas hasil penelitian Anda pada tahun 2001), tetapi yang baik ialah . . . ” . . . penelitian ini memperkuat kesimpulan Rifai (1995) . . .”. Arti temuan perlu dibentengkan dan dijelaskan dalam memperluas cakrawala ilmu dan teknologi dengan cara mengekstrapolasi hasil, memberi implikasi pada penerapanya,, termasuk pula segi lain yang memerlukan pengkajian lebih lanjut. Spekulasi kadang-kadang tidak dapat dihindari dan muncul dalam pembahasan, namun hindari skulasi yang terlalu jauh.

Kesimpulan. Kesimpulan pokok dari keseluruhan penelitian hendaknya disusun secara hati-hati. Kesimpulan memang memerlukan kecermatan luar biasa dan dibenarkan memunculkannya tiga kali (sebaiknya dengan ungkapan yang berbeda-beda), yaitu dalam pembahasan, Kesimpulan, dan penelitian atau hipotesis. Dalam bab ini bedakan antara dugaan, temuan, dan kesimpulan. Berbeda dengan abstrak yang berupa paragraf dengan rangkaian kalimat yang terkesan ”terpotong-potong”, Kesimpulan dapat memuat uraian yang lebih luas dan mudah dibaca.

Dalam menarik kesimpulan, penulis harus kritis dengan memperhatikan apakah kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan secara lain. Cukup luaskah perempatan (generalisasi) yang digariskan berdasarkan kesimpulan hasil, pendapat, dan teori yang ada ?

8

Page 9: document

Saran. Saran yang dikemukakan seharusnya berasal dari hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan atau hasil penelitian. Ungkapan yang sering kali muncul dalam saran ”. . . agar penelitian ini dilanjutkan . . . ” barangkali dapat dipertanyakan apakah hal ini memang perlu bagi dunia pengetahuan atau hanya untuk kepuasan peneliti sendiri? Saran tidak selamanya harus ada.

Bagian AkhirBagian akhir karya ilmiah program studi adalah Daftar Pustaka (harus ada) dan lampiran (kalau ada)

Daftar Pustaka. Bab ini berupa suatu daftar dari semua artikel dan pustaka lain yang diacu secara langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan-bahan yang tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari perpustakaan.

Pencantuman pustaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain tampa merujuk sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka mudah diperoleh. Bila diperlukan, nyatakan hal ini dalam teks atau catatan kaki.

Catatan Kaki. Catatan kaki berisi keterangan ringkas atas pernyataan dalam tubuh tulisan yang kurang memadai bila dibuat dalam bentuk lampiran. Dalam beberapa bidang ilmu, catatan kaki juga dimanfaatkan untuk memuat pus taka yang diacu, namun hal ini tidak dianjurkan dalam bidang sains. Penggunaan catatan kaki, apalagi kalau banyak, akan menurunkan keterbacaan dan merusak tampilan naska.

Catatan kaki dipisahkan dari teks dengan garis mendatar sepanjang 5 cm. Gunakan lambang non-numerik (*, # , , . . ., . . ) untuk mengacunya.

Lampiran. Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN dan ditempatkan di tengah-tengan halaman. Halaman ini tidak diberi nomor (lihat halaman yang di dahului kumpulan lampiran dan pedoman ini). Lampiran merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau angka tambahan. Di dalamnya dapat di himpun cara penelitian, contoh perhitungan statistik, penurunan rumus matematika, daftar pernyataan program komputer atau bagan alirnya, spektrum senyawa, diagram rangkaian alat, tabel besar dari satu set percobaan, peta, dan sebagainya yang kalau di masukan ke dalam tubuh tulisan akan menggangu jalan cerita. Bila jumlahnya lebih dari sebuah, lampiran perlu diberi nomor. Jangan masukan informasi penting dalam lampiran karena bagian lampiran ini sering terlewatkan oleh pembaca, di dalam lampiran, judul gambar dapat dituliskan sebagai judul lampiran.

Tabel yang terlalu rumit sangat mengganggu jalanya pembahasan. Oleh sebab itu, buatlah tabel yang sederhana dan secukupnya untuk memperjelas pembahasan di

9

Page 10: document

dalam teks; informasi selebihnya dapat dimasukan kedalam lampiran. Ada kalanya data mentah dilampirkan untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Bila Anda terlalu sering meminta pembaca untuk melihat lampiran, barangkali cara pembahasan Anda perlu direkonstruksi.

Ilustrasi. Ilustrasi merupakan suatu bentuk penyajian informasi dalam bentuk tabel, grafik, diagram alir atau gambar. Dengan ilustrasi, informasi dapat disajikan lebih efektif dan penggunaan kalimat yang terlalu panjang dapat dihindari sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan lebih mudah. Prinsipnya ilustrasi harus menarik dan dapat menjelaskan tentang apa yang ingin disampaikan. Didalam tulisan karya ilmiah semua ilustrasi berupa bentuk tabel dinyatakan sebagai Tabel, sedangkan ilustrasi dalam bentuk grafik, diagram alir, foto dan gambar dinyatakan sebagai gambar.

Didalam penulisan judul dan gambar, beberapa hal yang harus diperhatikan ialah bahwa judul tabel atau gambar:

1. merupakan kalimat pernyataan tentang tabel dan gambar secara ringkas2. memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus

membaca tubuh tulisan3. menyatakan kunci-kunci informasi saja4. merupakan kalimat yang berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel atau

gambar.Bila perlu pada tabel atau gambar, sertakan satuan atau keterangan yang diperlukan.

Tabel. Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan diawali oleh huruf kapital tanpa diakhiri dengan tanda titik. Sedangkan judul gambar yang dapat berupa satu kalimat atau lebih diletakkan di bawah gambar dan diawali oleh huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik.

Tabel adakalanya memerlukan catatan kaki dan/atau keterangan. Penulisan Catatan kaki dan keterangan pada tabel dapat berupa:

a. informasi tentang keterbatasan yang ada pada datab. data bersifat nyata secara statistikc. hasil penelitian orang lain.

Petunjuk catatan kaki biasanya berupa simbol nonnumeric seperti *,│,†, ‡, £ dan lain-lain yang ditulis superskrip atau tidak superskrip. Catatan kaki dan keterangan tabel ditulis dengan font 10. Keterangan tabel biasanya berupa keterangan tambahan , misalnya untuk menjelaskan singkatan yang digunakan dalam tabel. Catatan kaki untuk menyatakan sumber data dilakukan dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun, seperti halnya dalam penulisan acuan pustaka. Kalau ada data yang disajikan

10

Page 11: document

sudah dimodifikasi atau sudah diolah maka digunakan kata ‘menurut’ atau ‘diolah dari’ atau ‘diadaptasi dari’ dan kemudian diikuti dengan nama penulis dan tahun penulisan. Catatan kaki yang merupakan sumber data tidak perlu diberi petunjuk catatan kaki.Contoh

Tabel II.2 Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat fisik dan kimia tanah dari 70

contoh tanah di Kebun Percobaan

Sifat Rata-rata Simpanagn bakuPasir (%) 47,66 23,81Lempung (%) 21,8 11,90Liat (%) 30,72 18,56C-organik (%) 0,61 0,57KTK (mek 100 g-1 tanah) 18,08 0,16KAT pada KL (g g-1) 23,62 10,18KAT pada TLP (g g-1) 11,11 9,05

Banyaknya contoh tanah 70 contohKTK = kapasitas tukar kation, KAT = kadar air tanahKL = kapasitas lapang, TLP = titik layu permanent

Gambar. Gambar dapat disajikan dalam bentuk histogram, diagram lingkar, atau grafik garis. Sama seperti pada tabel, satuan dari judul gambar dan satuan dari data pada gambar harus dapat dibedakan dengan jelas.Contoh:

11

Page 12: document

0

10

20

30

40

50

60

0 2 4 6 8 10waktu (jam)

konsentr

asi (

g/L

)model furfural tanpadekomposisi

model pentosadengan dekomposisi

Pentosa percobaan

model furfural dengandekomposisi

furfural percobaan

Gambar IV.3. Hasil pemodelan konsentrasi furfural terhadap waktu

Pengacuan PustakaPada dasarnya sumber acuan harus merupakan pustaka primer yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam tubuh tulisan karya ilmiah (skripsi), pengarang dapat mengacu pustaka mengikuti salah satu dari dua sistem pengacuan yaitu sistem nama-tahun dan sistem nama-nomor. Setiap sistem pengacuan harus digunakan secara konsisten dalam tubuh tulisan, tabel, dan gambar suatu karya ilmiah; kemudian disenaraikan pada akhir tulisan atau bab dengan judul “Daftar Pustaka”. Disini kita akan mengadop kepada Sistem Nama-Tahun.

Dalam sistem Nama-Tahun nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanyalah nama keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti tahun publikasi. Pengacuan sistem ini lebih disukai karena lebih mudah menambahkan atau mengurangi acuan dalam tubuh tulisan maupun daftar pustaka, sistem ini juga dengan cepat memberikan senarai kemutakhiran pustaka yang diacu sehingga bagi pembaca yang bahkan tidak mengetahui akan pustaka yang diacu, tahun pada acuan dapat menyampaikan sejarah yang sebenarnya mengenai perkembanagan dari konsep dan metode yang didiskusikan.

Bergantung pada susunan kalimat, cara penulisannya ialah sebagai berikut:Rifai (1995) mengemukakan bahwa pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi.

atau

12

Page 13: document

Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi (Rifai 1995).

Pengacuan pustaka yang ditulis oleh dua orang pengarang seperti “Nampiah dan Rifai MA” pada tahun 1988 diacu sebagai Nampiah dan Rifai (1988), (Nampiah dan Rifai 1988), atau (Nampiah & Rifai 1988). Untuk nama pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih maka hanya nama keluarga aatau nama akhir pengarang pertama saja yang ditulis dan diikuti kata “et al” tetap diketik dengan huruf italic.

Jika pengarang yang sama menulis pada tahun yang berbeda maka pengacuan ditulis seperti contoh: Suwandi (1988, 2000) atau (Suwandi 1988, 2000). Juga jika pengarang yang sama menulis pada tahun yang sama bisa dilihat pada contoh berikut: Suwandi (1988a, 1999b, 2000c) atau (Suwandi 1988a, 1999b, 2000c). Penambahan huruf “a”, “b” dan seterusnya didasarkan pada urutan waktu publikasi. Jika dua pengarang mempunyai nama keluarga yang sama seperti contoh berikut: Suwanto dan Suwanto (1999) atau (Suwanto dan Suwanto 1999).

Apabila nama lembaga diacu sebagai pengarang sebaiknya ditulis dengan bentuk singkatannya. Misal untuk mengacu tukisan yang diterbitkan tahun1999 oleh Biro Pusat Statistik ditulis BPS (1999) atau (BPS 1999). Untuk tulisan tanpa nama pengarang dituliskan sebagai berikut: Anonim (1999) atau (Anonim 1999) dan dalam daftar pustaka ditulis [Anonim]. Namun sebaiknya penggunaan kata anonym ini dihindari.

Penyusunan Daftar Pustaka. Pada akhir sebuah karya ilmiah terdapat daftar pustaka. Hanya pustaka yang diacu di dalam tubuh tulisan saja yang dapat dimuat dalam daftar pustaka dan dengan demikian sumber acuan yang ada dalam daftar pustaka harus ada dalam tubuh tulisan. Kepustakaan harus dinyatakan dengan lengkap agar memudahkan pembaca menelusuri kembali. Penulisan kepustakaan yang salah atau tidak lengkap tidak akan banyak gunanya dan secara tidak langsung akan menunjukkan mutu pengarangnya.

Penyusunan daftar pustaka untuk skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dengan urutan: Nama Pengarang. Tahun Terbit. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama institusi yang menganugerahkan gelar.

13

Page 14: document

LAMPIRAN

Lampiran A. Contoh halaman sampul luar skripsi

PENGEMBANGAN TEKNIK “STEAM STRIPPING” DALAM

14

Page 15: document

HIDROLISIS BIOMASSA UNTUK PRODUKSI FURFURAL

SKRIPSI

Karya tulis sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Ahli Madya dari

Akademi Teknologi Industri Padang

Oleh

ANA MELINDA

NO BP : 200512907

Program Studi Teknik Kimia

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG2014

Lampiran B. Contoh Ringksan

RINGKASAN

15

Page 16: document

PENGEMBANGAN TEKNIK STEAM STRIPPING DALAM HIDROLISIS BIOMASSA UNTUK PRODUKSI FURFURAL

OlehANA MELINDA

NO BP : 200512907Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah perkebunan kelapa sawit yang jumlahnya sekitar 30-35% dari tandan buah segar yang berpotensi untuk dijadikan berbagai bahan kimia karena mengandung tiga komponen utama yaitu selulosa (40%-massa), hemiselulosa (27%) dan lignin (18%). Upaya pemanfaatan limbah biomassa ini dicoba dengan mengkonversi hemiselulosa menjadi furfural.

Selama ini pembentukan furfural dilakukan dalam 2 tahap batch yaitu tahap pemasakan dan tahap distilasi. Furfural yang terbentuk dari tahap pemasakan melalui reaksi seri hidrolisis dan dehidrasi tidak dapat diambil dalam fasa uap secara langsung tetapi harus didinginkan dulu dalam fasa cair dalam waktu tinggal tertentu baru setelah itu didistilasi. Jika diambil dalam fasa uap, tekanan dalam digester akan terus turun sehingga suatu saat produk tidak dapat diambil lagi. Oleh karena itu dicoba alternatif teknik operasi lain yaitu menggunakan metode steam stripping.

Steam stripping merupakan injeksi uap air bertekanan kedalam digester untuk membawa furfural keluar dari sistem reaksi. Injeksi steam dimaksudkan untuk mengembalikan tekanan dan temperatur digester setelah pelepasan uap ke digester. Disamping sebagai sistem pemanas, steam ini juga digunakan sebagai cairan pemasak dan sekaligus untuk melucuti (strip) produk furfural dari campuran reaksi.

Dengan hidrolisis pada temperatur 150-170 oC selama 2-4 jam kemudian pelepasan uap perlahan-lahan menuju kolom distilasi, perolehan furfural dapat mencapai 95 g dari setiap kg bahan baku, tetapi masih memerlukan waktu pelepasan uap dari digester sampai 14 jam. Waktu proses ini tentu tidak praktis, dan masih mengakibatkan degradasi furfural. Selanjutnya dengan menggunakan metode pengambilan uap dari digester menggunakan steam dari boiler, perolehan tertinggi yang pernah didapatkan 89 g dari setiap kg bahan baku dengan waktu pelaksanaan pelepasan uap digester ke kolom distilasi lebih singkat yaitu 5 jam. Dengan demikian penggunaan metode pelepasan uap menggunakan steam lebih efisien walaupun perolehan furfural sedikit lebih kecil dari metode sebelumnya karena dari segi waktu lebih singkat.

Kata kunci : Biomassa, tandan kosong sawit, furfural, hidrolisis, steam stripping.

Lampiran C. Halaman Pengesahan

PENGEMBANGAN TEKNIK “STEAM STRIPPING” DALAM

16

Page 17: document

HIDROLISIS BIOMASSA UNTUK PRODUKSI FURFURAL

Oleh

ANA MELINDANO BP : 200512907

Program Studi Teknik Kimia

Akademi Teknologi Industri Padang

Menyetujui

Pembimbing

Tanggal…………………………………

_________________Melyani, S.T., M.T.

Lampiran D. Halaman Peruntukan

17

Page 18: document

(Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan berilah kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (rahmat)”. (Q.S. 3: 8)

Dipersembahkan Skripsi ini untuk yang terkasih ayah dan bunda,

Ya Allah... jadikanlah setiap tetesan keringat dan ketulusan do’a mereka menjadi amal shaleh dan penghapus dosa mereka.

Terima kasih kepada:

Kak Wina atas segala dukungannya.

Terima kasih kepada:Ibu Ir susilawati, MT atas dukungan moril Ibu selama ini.

Terima kasih kepada:Rekan-rekan TK 2011, sahabat sejati di Aquarius 27 atas kerjasama dan segala bantuannya, takkan terlupakan.

Lampiran E. Kata Pengantar

18

Page 19: document

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas penyelesaian

Skripsi dengan judul “ PENGEMBANGAN TEKNIK STEAM STRIPPING DALAM

HIDROLISIS BIOMASSA UNTUK PRODUKSI FURFURAL”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Melyani, S.T.,

M.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan bantuan

dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Saudara

Al Andra dan Danan Suryo Wicaksono yang telah banyak membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

Penelitian yang disajikan di dalam tesis ini merupakan bagian dari penelitian

Pemanfaatan Biomassa sebagai Sumber Bahan Kimia. Penelitian ini dapat berjalan

lancar berkat dana Riset Unggulan – ATIP, 2012/2013.

Penulis telah berusaha untuk menyajikan yang terbaik dalam tesis ini, namun sangat

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan tesis ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan kemanfaatan yang tinggi dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Padang, Januari 2014

Penulis

Lampiran F. Daftar IsiDAFTAR ISI

19

Page 20: document

RINGKASAN…………………………………………………….............. i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. ii

HALAMAN PERUNTUKAN…………………………………………. iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………… v

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI……………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………… xiii

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang……………………………………………. 1

I.2 Rumusan Masalah………………………………………… 2

I.3 Tujuan…………………………………………………….. 3

I.4 Ruang Lingkup…………………………………………… 3

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Lignoselulosa……………………………………………. 5

II.1.1 Selulosa………………………………………… 6

II.1.2 Hemiselulosa…………………………………… 6

II.1.3 Lignin…………………………………………... 8

II.2 Furfural…………………………………………………... 10

II.2.1 Kegunaan Furfural……………………………... 12

II.2.2 Spesifikasi Furfural…………………………….. 13

II.2.3 Hidrolisis……………………………………….. 13

II.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hidrolisis… 16

II.2.5 Dehidrasi.............................................................. 18

II.2.6 Proses Pembuatan Furfural.................................. 19

II.2.7 Kinetika Reaksi.................................................... 23

II.2.8 Kesetimbanagn Furfural Air................................ 27

20

Page 21: document

II.3 Teknologi Pembuatan Furfural........................................... 28

II.3.1 Proses Quaker Oat............................................... 29

II.3.2 Proses Rosenlew.................................................. 30

II.3.3 Proses Escher Wyss............................................. 32

II.3.4 Proses Supra Yield............................................ 34

II.4 Hasil Produksi Furfural Pada Digester 500 L.................... 35

Bab III Pelaksanaan Penelitian

III.1 Metodologi Penelitian....................................................... 40

III.2 Kondisi Pemasakan........................................................... 43

III.3 Kegiatan Penelitian........................................................... 44

Bab IV Hasil dan Pembahasan

IV.1 Proses hidrolisis dan Distilasi 2 Tahap batch…………... 45

IV.2 Pemodelan Kinetika Reaksi Hidrolisis…………………. 47

IV.3 Hidrolisis dan Distilasi 1 Tahap Menggunakan Teknik

Pelepasan Uap Digester Perlahan-lahan................................... 49

IV.4 Hidrolisis dan Distilasi 1 Tahap Menggunakan Teknik Steam

Stripping dengan Steam dibangkitkan dari Digester..... 52

IV.5 Hidrolisis dan Distilasi 1 Tahap Menggunakan Teknik Steam

Stripping dengan Steam dibangkitkan dari Digester..... 59

Bab V Kesimpulan dan Saran

V.1 Kesimpulan ……………………………………………... 61

V.2 Saran……………………………………………………... 61

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 62

Lampiran G. Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

21

Page 22: document

Halaman

LAMPIRAN A Sifat-Sifat Furfural ……………………………………. 64

LAMPIRAN B Kelarutan Furfural dan Air……………………………… 65

LAMPIRAN C Prosedur Percobaan ........................................................ 66

C.1 Kondisi Operasi……………………………………. 66

C.2 Alat dan Bahan……………………………………... 66

C.3 Prosedur Percobaan………………………………… 66

C.4 Analisis Data Percobaan……………………………. 67

LAMPIRAN D Data Pengamatan………………………………………. 68

D.1 Hasil percobaan distilasi batch……………………... 68

D.2 Hasil percobaan distilasi pengambilan furfural…….. 68

D.3 Hasil percobaan hidrolisis dan distilasi 1 tahap

menggunakan teknik pelepasan uap perlahan-lahan

menuju kolom distilasi............................................... 69

D.4 Hasil percobaan hidrolisis dan distilasi 1 tahap

menggunakan teknik steam stripping dengan steam

dibangkitkan dalam digester...................................... 72

D.5 Hasil percoabaan hidrolisis dan distilasi 1 tahap

menggunakan teknik steam stripping dengan steam

dibangkitkan oleh boiler........................................... 72

LAMPIRAN E Analisis Pentosan........................................................... 74

E.1 Bahan kimia ............................................................. 74

E.2 Prosedur analisa ....................................................... 74

E.3 Perhitungan .............................................................. 75

E.4 Prosedur Kalibrasi ................................................... 75

LAMPIRAN F Analisis Furfural............................................................. 76

F.1 Kurva kalibrasi furfural............................................. 76

F.2 Kondisi operasi GC .................................................. 76

22

Page 23: document

Lampiran H. Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

23

Page 24: document

Halaman

Gambar II.1 Struktur molekul selulosa………………………………… 6

Gambar II.2 Monomer-monomer hemiselulosa………………….. 7

Gambar II.3 Unit-unit pembentuk lignin................................................. 9

Gambar II.4 Rumus bangun furfural…………………………………... 11

Gambar II.5 Mekanisme hidrolisis dalam suasana asam ikatan

glikosida………………………………………………….. 14

Gambar II.6 Mekanisme dehidrasi dalam suasana asam………………. 19

Gambar II.7 Hubungan konsentrasi gula dan furfural terhadap waktu

Hidrolisis pada berbagai temperatur ……………………... 20

Gambar II.8 Mekanisme pembentukan furfural……………………….. 21

Gambar II.9 Kurva kesetimbangan uap cair furfural air……………..... 27

Gambar II.10 Diagram alir proses Quaker Oat......................................... 30

Gambar II.11 Diagram alir pembuatan furfural proses Rosenlew............. 31

Gambar II.12 Diagram alir produksi furfural Escher Wyss Process......... 33

Gambar II.13 Diagram alir produksi furfural Supra Yield Process........... 34

Gambar III.1

Gambar IV.1

Gambar IV.2

Gambar IV.3

Gambar IV.4

Gambar IV.5

Gambar IV.6

Sketsa alat............................................................................

Pengaruh waktu hidrolisis terhadap konsentrasi pentosa

dan furfural...........................................................................

Hasil pemodelan laju produksi furfural terhadap waktu.....

Hasil pemodelan konsentrasi terhadap waktu.....................

Pengaruh kondisi hidrolisis terhadap perolehan furfural....

Perbandingan perolehan furfural percobaan dengan

perolehan maksimum dari parameter kinetika reaksi.........

Hubungan perolehan furfural dengan laju alir steam

Stripping...............................................................................

42

45

48

49

49

51

53

Lampiran I. Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

24

Page 25: document

HalamanTabel II.1 Komposisi kimia tandan kosong sawit dalam berbagai

sumber………………………………………………………. 5

Tabel II.2 Komposisi hemiselulosa kayu lunak………………………... 8

Tabel II.3 Sifat kimia selulosa, hemiselulosa, dan lignin ........................ 10

Tabel II.4 Perolehan furfural dari berbagai bahan baku .......................... 11

Tabel II.5 Indikator kualitas furfural di beberapa negara ........................ 13

Tabel II.6 Sifat fisika katalis asam........................................................... 18

Tabel II.7 Konstanta laju reaksi hidrolisis pentosan (k0) dan

pembentukan furfural (k1)…………………………………… 25

Tabel II.8 Konstanta laju reaksi menggunakan Persamaan Arhenius….. 26

Tabel II.9 Parameter kinetik dan statistik furfural.................................... 27

Tabel II.10 Beberapa pabrik furfural di dunia…………………………… 29

Tabel II.11 Hidrolisis TKS dalam digester 500 L……………………….. 36

Tabel II.12 Perolehan furfural pada hidrolisis steam stripping (1)……… 38

Tabel II.13 Perolehan furfural pada hidrolisis steam stripping (2)……… 38

Tabel II.14 Perolehan furfural pada hidrolisis steam stripping (3)……… 39

Tabel III.1 Kondisi pemasakan………………………………………….. 44

Tabel IV.1 Hasil percobaan distilasi batch ……………………………... 45

Tabel IV.2 Distilasi pengambilan furfural ……………………………… 46

Tabel IV.3 Hasil analisa hidrolisis batch ……………………………….. 47

Tabel IV.4 Kondisi percobaan simulasi steam stripping ……………….. 50

Tabel IV.5 Perolehan furfural digester 2 L vs variasi waktu hidrolisis

dan laju alir …………………………………………………. 53

Tabel IV.6 Perolehan furfural digester 20 L ……………………………. 55

Tabel IV.7 Kondisi percobaan steam stripping …………………………. 59

25


Recommended