JURNAL SKRIPSI
Analisis Pengaruh Kurs Dollar USD, Poundsterling, Yen
dan Euro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia
Stock Exchange ( Periode Tahun 2006 – 2011)Sonny Agus Fridian
ABSTRACT
This study examined the effect of foreign exchange rate currency towards
IHSG (Stock Market Index). Variables used in the study consistf of the USD
exchange rate, Poundsterling exchange rate, Yen exchange rate, Euro exchange
rate towards Stock Market Index in Indonesia. By understanding which exchange
rate that affecting Stock Market Index in January 2006 to December 2011. The
result of the study is expected to be reference for investors who want to invest
their money on foreign exchange rate.
The research methodology that is conducted in the study used
multiple linear regression. Data source used both from Bank Indonesia and
Indonesia Stock Exchange. The study used a number of independent variable such
as USD exchange rate, Poundsterling exchange rate, Yen exchange rate, Euro
exchange rate toward dependent variable of Stock Market Index. The analysis
used SPSS 17. The study was supported by previous study.
The result of study shows that those independent variable affecting
Stock Market Index significantly. Both Yen and Poundsterling exchange rate have
positive impact while USD exchange rate negatively affecting Stock Market
Index. The result powered by previous research and some experts opinion. They
assert that foreign exchange rate both have and have not impact for Indonesian
economy.
Keywords: USD Exchange Rate, Poundsterling Exchange Rate, Yen Exchange
Rate, Euro Exchange Rate, Stock Market Index in Indonesia Stock
Exchange
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa,
dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainya semakin
menyempit. Kemajuan di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi
telah mendorong perusahaan multinasional yang memungkinkan perusahaan
induk memiliki anak perusahaan di beberapa negara-negara maju. Hal ini tentunya
akan mendorong dinegara-negara maju untuk berinvestasi. Seperti Amerika
serikat, Inggris, Jepang dan negara-negara Eropa lainnya untuk mengubah cara
perdaganganya berinvestasi (Romanda,2012).
Investasi menurut Sunariyah (2004:4) “investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva (kekayaan) yang dimiliki. Biasanya berjangka waktu
lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa tertentu. Investasi
adalah modal yang ditanam sekarang atau saat ini, yang diharapkan akan diterima
kembali setelah beberapa tahun kemudian. Dapat pula dikatakan bahwa investasi
meliputi semua dana (modal) yang tertanam dalam suatu perusahaan atau proyek
baik berupa harta lancar (uang tunai) atau harta tetap (harta yang bisa dipakai
dalam operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari 1 tahun)
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (Antony dan James S. Reece, 1985).
Salah satu bentuk investasi, ada di pasar modal. Pasar Modal (UURI No.8
Tahun 1995) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek. Jadi pasar modal juga menyediakan perdagangan surat – surat
berharga yang disediakan oleh saham dan obligasi. Menurut Sunariyah (2004)
suatu system keuangan yang terorganisasi, termasuk didalam bank-bank komesial
dan semua lembaga perantara dibidang keungan serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar
(tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangakan saham-saham
obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainya dengan memakai jasa perantara
efek.
Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut
efek atau sekuritas, salah satun bentuk efek atau sekuritas adalah saham. Saham
3
adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan
(Bernstein,1995). Wujud saham adalah selembar kertas, yang menerangkan bahwa
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan
tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).
Dari saham, ada angka indeks harga saham gabungan (IHSG). Menurut
Anoraga dan Pakarti (2001), IHSG merupakan indeks yang menunjukan
pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek dan menjadi
acuan tentang perkembangan kegiatan dipasar modal. Jadi suatu angka nilai
IHSG, mengikuti pergerakan harga saham yang tercatat di bursa efek IHSG bisa
digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga
saham mengalami kenaikan atau penurunan. IHSG juga melibatkan seluruh harga
saham yang tercatat di bursa efek. Menurut Sunariyah (2003:101) IHSG adalah
suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan,
sampai tanggal tertentu, dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai
pengukur kinerja suatu IHSG dibursa efek.Informasi mengenai pergerakan IHSG,
dapat dilihat melalui pergerakan IHSG dari tanggal tertentu sampai tanggal
tertentu.
Menurut Novita dan Nachrowi (2010) secara umum, ada dua pendekatan
untuk menganalisa hubungan IHSG dengan kurs. Kedua pendektan itu adalah
pendekatan pasar barang tradisional, juga dikenal sebagai model kurs berorientasi
aliran flow-oriented) yang dikembangkan (Dombusch dan fischer,1980).
Pendekatan portofolio atau stock –oriented yang dikembangkan (Branson dan
Frankel,1983). Pendetakan tradisional menyatakn pergerakan kurs (nilai
tukar( akan mempengaruhi daya saing internasional dan neraca pemabayaran.
Pendekatan portofolio berpendapat lain bahwa pasar modallah yang justru
mempengaruhi kurs melalui permintaan akan uang. Pendekatan ini menekankan
ada hubungan positif antara harga saham dan kurs, bahwa fluktuasi harga saham
dan kurs,bahwa fluktuasi harga sahamlah yang mempengaruhi fluktuasi kurs.
Harga saham yang turun akan membuat permintaan uang turun, yang pada
akhirnya menyebabkan pelemahan nilai tukar.
4
Menurut Nopirin (1996) Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai atau harga antara kedua
mata uang tersebut. Sedangkan menurut Eng, Lees dan Mauer (1995), pengertian
dari valuta asing (foreign exchange) adalah : “ Setiap kalin aset atau keuangan
dalam mata uang asing”. Menurut Abimanyu(2004) kurs valuta asing adalah
harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurs valuta asing adalah nilai
pertukaran dari mata uang suatu negara terhadap negara lainya.
Menurut Kuncoro (1996), bila kurs meningkat berarti mata uang domestic
mengalami penurunan dan mata uang asing mengalami peningkatan . sebaliknya
penurunan kurs mencerminkan terjadi peningkatan mata uang domestic dan
penurunan mata uang asing. Salah satu faktor utama sentimen negatif Eropa, bila
nilai tukar dollar menguat terhadap mata uang lain di seluruh dunia. Maka
membuat investor memborong dollar dana yang mempunyai dollar tidak mau
menjual dollar ( Difi,2012). Jadi dapat disimpulkan kurs meningkat, karena
mengalami pertumbuhan yang positif.
Dari pertumbuhan IHSG dan kurs valuta asing, dapat dilihat pertumbuhan
dari tahun 2006-2011 (Grafik 1.1). Nilai indeks IHSG tahun 2006 sampai 2011
mengalami kecenderungan peningkatan. Untuk kurs valuta asing tahun 2006
sampai 2011 mengalami kecenderungan menurun. Dari grafik IHSG dan kurs
valuta asing, dapat dilihat nilai IHSG menjadi turun bulan september 2008-
februari 2009. Sedangkan untuk nilai kurs valuta asing menjadi menguat ditahun
2008 -2009.
5
Grafik 1.1 IHSG & Kurs Valas dari bulan januari 2006 - desember 2012
Sumber : www.idx.co.id dan www.bi.go.id (data diolah)
Beberapa para ahli berpendapat mengenai penyebab nilai IHSG menjadi
turun dan nilai kurs valas menjadi menguat di tahun 2008 - 2009. Menurut Purna
(2009) IHSG turun pada bulan September 2008 hingga Februari 2009. Ada
pengaruh ketidak stabilan global terjadi pada bulan September 2008 sampai
februari 2009, yang memberi dampak signifikan pada stabilitas keuangan di
dalam negeri dan di luar negeri. Pada saat itu, sejumlah perusahaan besar dunia
ikut ambruk, termasuk perusahaan perkreditan rumah Fannie Mae dan Freddie
Mac, yang memberi garansi utang senilai US$ 5,3 trilyun atau lebih dari separuh
utang perkreditan rumah di AS. Menurut Asydhad (2010), kegagalan pembayaran
perumahan (Subprime Mortagage Default) di Amerika Serikat. Merusak sistem
perbankan, bukan hanya di Amerika Serikat namun meluas hingga ke Eropa lalu
ke Asia. Secara beruntun menyebabkan effect domino terhadap solvabilitas
(kemampuan perusahan untuk memenuhi semua kewajiban) dan likuiditas
(kemampuan perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya) lembaga-lembaga
keuangan di negara-negara tersebut. Menyebabkan kebangkrutan ratusan bank,
perusahan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian
merambat ke belahan asia terutama negara –negara jepang, china, hongkong
termasuk Indonesia yang kebetulan sudah memiliki surat-surat berharga
perusahaan-perusahaan tersebut.
Penelitian Frensidy (2009) menguji analisis pengaruh aksi beli-jual
asing,kurs dan indeks hang seng terhadap IHSG di BEI. Variabel yang digunakan
dalam penelitian adalah aliran dana, Dollar USD, indeks regional dengan proksi
hang seng dan IHSG dari januari 2006 sampai oktober 2007. Hasil penelitian
menyatakan aliran dana dan indeks regional dengan proksi hangseng secara
signifikan berpengaruh positif terhadap IHSG. Terakhir hasil penelitian
menyatakan bahwa kurs Dollar USD secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap IHSG.
6
Penelitian Maryanti (2009) menguji analisis pengaruh nilai tingkat bunga
(SBI) dan nilai kurs Dollar USD terhadap IHSG.Variable yang digunakan dalam
penelitian adalah kurs Dollar USD, suku bunga dan IHSG dari bulan januari 2007
sampai bulan desember 2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa kurs Dollar
USD secara signifikan berpengaruh negatif terhadap IHSG, untuk suku bunga
hasil penelitian menyatakan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Penelitian Tobing (2009) menguji analisis pengaruh nilai tukar, inflasi dan
suku bunga sertifikat bank Indonesia terhadap pergerakan IHSG di BEI. Variabel
yang digunakan dalam penelitian adalah kurs Dollar USD, tingkat inflasi, suku
bunga, dan IHSG dari tahun 2004 sampai bulan desember 2008. Hasil penelitian
menyatakan bahwa kurs Dollar USD secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap IHSG, untuk suku bunga hasil penelitian menyatakan secara signifikan
berpengaruh negatif terhadap IHSG. Terakhir untuk inflasi, hasil peneltian
menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Penelitian Pramushinta (2011) menguji analisis pengaruh pergerakan
indeks bursa asing, tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah
atas Dollar amerika terhadap IHSG di BEI. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indeks bursa asing, tingkat inflasi, harga minyak mentah
dunia, nilai tukar rupiah atas dollar amerika terhadap IHSG dari bulan mei 2008
sampai juni 2011. Hasil penelitian menyatakan bahwa kurs Dollar USD secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Penelitian Suci Kewal (2012) menguji pengaruh inflasi, suku bunga,, kurs
dan pertumbuhan PDB terhadap pergerakan IHSG di BEI. Variabel yang
digunakan dalam penelitian adalah kurs Dollar USD, tingkat inflasi, suku bunga,
dan IHSG dari tahun 2000 sampai bulan desember 2009. Hasil penelitian
menyatakan bahwa kurs Dollar USD secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap IHSG, untuk suku bunga hasil penelitian menyatakan secara signifikan
berpengaruh negatif terhadap IHSG. Terakhir untuk inflasi, hasil peneltian
menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Penelitian Setiawan (2012) menguji pengaurh inflasi, tingkat suku bunga
dan nilai tukar terhadap pergerakan IHSG di BEI. Variabel yang digunakan dalam
7
penelitian adalah kurs Dollar USD, tingkat inflasi, suku bunga, dan IHSG dari
tahun 2004 sampai bulan desember 2008. Hasil penelitian menyatakan bahwa
kurs Dollar USD secara signifikan berpengaruh negatif terhadap IHSG, untuk
suku bunga hasil penelitian menyatakan secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap IHSG.
Penelitian ini menguji pengaruh kurs valuta asing terhadap IHSG. Mata
uang asing digunakan adalah kurs Dollar USD, Poundsterling, Yen dan Euro
terhadap IHSG. Data IHSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
penutupan IHSG perbulan. Mata uang asing yang digunakan variable ini adalah
mata uang yang stabil, artinya di pertukaran mata asing dengan mata uang dalam
negeri tidak mengalami perubahan yang secara dratis. Untuk data kurs valuta
asing yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai kurs jual pada saat akhir
bulan kurs Dollar USD, Poundsterling, Yen dan Euro. Data IHSG dan Kurs
Valuta Asing menggunakan data jangka waktu dari tahun 2006 – 2011. Alat
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mencari bagaimana pengaruh
kurs valuta asing terhadap IHSG:
1. Bagaimana pengaruh Kurs Dollar USD terhadap IHSG?
2. Bagaimana pengaruh Kurs Poundsterling terhadap IHSG?
3. Bagaimana pengaruh Kurs Yen terhadap IHSG?
4. Bagaimana pengaruh Kurs Euro terhadap IHSG?
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah diatas, maka akan membatasi menggunakan empat
kurs valuta asing yaitu Dollar USD, Poundsterling, Yen dan Euro. Data yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah nilai penutupan IHSG tercatat di Indonesia
Stock Exchange (IDX) dan data kurs valuta asing yang digunakan adalah nilai
kurs jual kurs valuta asing tercatat di Bank Indonesia dari bulan januari 2006
sampai desember 2011.
1.4 Tujuan Penelitian
8
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kurs valuta asing ( Dollar
USD, PoundSterling, Yen dan Euro), IHSG di IDX :
1. Menguji pengaruh kurs Dollar USD terhadap IHSG?
2. Menguji pengaruh Kurs Poundsterling terhadap IHSG ?
3. Menguji pengaruh Kurs Yen terhadap IHSG?
4. Menguji pengaruh Kurs Euro terhadap IHSG?
1.5 Hipotesis Penelitian
Pengujian ini menggunakan pengaruh variabel independen terhadap
dependen :
1. H1 : Kurs Dollar USD berpengaruh negative terhadap IHSG
2. H2 : Kurs Poundsterling berpengaruh positif terhadap IHSG
3. H3 : Kurs Yen berpengaruh positif terhadap IHSG
4. H4 : Kurs Euro berpengaruh positif terhadap IHSG
4.2.3 Hipotesis Penelitian
Hasil hipotesis penelitian variabel – variabel independen :
1. H1 : Kurs Dollar USD berpengaruh negatif terhadap IHSG
Hipotesis ini menguji pengaruh kurs Dollar USD terhadap IHSG. Dengan
melihat hubungan variabel kurs Dollar USD dengan IHSG. Kurs dollar digunakan
sebagai proksi dari alat anlisis spss 17 bedasarkan tingkat pengaruh kurs Dollar
USD terhadap IHSG.
Hasil pengujian menunjukan bahwa kurs Dollar USD memiliki pengaruh
signifikan dibawah 0,05 dengan nilai signifikan kurs Dollar USD adalah sebesar
0,000. Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kurs Dollar USD angka koefisien
asli adalah sebesar -1,339. Persentase perubahan IHSG disebabkan oleh
perubahan kurs Dollar USD adalah -1,339 . Dengan demikian, setiap kenaikan
kurs Dollar USD akan menurunkan nilai IHSG.
9
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 5919.972 691.118 8.566 .000
DollarUSD -1.339 .081 -1.202 -16.542 .000
a. Dependent Variable: IHSG
Tabel 4.12 Variabel Kurs Dollar
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 17)
Hasil pengujian menyatakan bahwa pengaruh kurs Dollar USD terhadap
IHSG memiliki hubungan negatif. Artinya jika kurs Dollar USD meningkat akan
menurunkan IHSG. Hal ini mengidentifikan bahwa kenaikan kurs Dollar USD
berakibat secara signifikan menurunkan nilai IHSG. Penyebabnya kenaikan kurs
Dollar USD, yaitu dipengaruhi oleh perekonomian dalam negeri. Artinya nilai
fluktuasi kurs Dollar USD akan mempengaruhi situasi ekonomi di Indonesia.
Ketika kurs Dollar USD naik dengan konten import yang tinggi ikut naik. Hal ini
menyebabkan tingginya tingkat investasi. Situasi tersebut tidak menguntungkan
bagi para investor, sehingga terjadi kecenderungan IHSG menurun ketika nilai
kurs Dollar USD naik. Jadi nilai kurs Dollar USD bisa mempengaruhi nilai IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Fresidy (2009) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif dan memiliki
pengaruh signifikan terhadap IHSG. Data yang digunakan dalam pengujian
adalah variable kurs Dollar USD. Periode yang digunakan dalam penelitian dari
tahun 2006 sampai 2007. Hal ini menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat
akan menurunkan IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Maryati (2009) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negative dan memiliki
pengaruh signifikan terhadap IHSG. Data yang digunakan dalam pengujian
adalah variable kurs Dollar USD. Periode yang digunakan dalam penelitian dari
10
tahun 2007 sampai 2008. Hal ini menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat
akan menurunkan IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Tobing (2009) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif terhadap IHSG.
Data yang digunakan dalam pengujian adalah variable kurs Dollar USD. Periode
yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2004 sampai 2008. Hal ini
menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat akan menurunkan IHSG..
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Thobarry (2009) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif terhadap IHSG.
Data yang digunakan dalam pengujian adalah variable kurs Dollar USD. Periode
yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2000 sampai 2008. Hal ini
menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat akan menurunkan IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Pramushinta (2011) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif terhadap IHSG.
Data yang digunakan dalam pengujian adalah variable kurs Dollar USD. Periode
yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2008 sampai 2011. Hal ini
menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat akan menurunkan IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suci Kewal (2012) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif terhadap IHSG.
Data yang digunakan dalam pengujian adalah variable kurs Dollar USD. Periode
yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2000 sampai 2009. Hal ini
menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat akan menurunkan IHSG.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setiawan (2012) yang
menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki hubungan negatif terhadap IHSG.
Data yang digunakan dalam pengujian adalah variable kurs Dollar USD. Periode
yang digunakan dalam penelitian dari tahun 2006 sampai 2010. Hal ini
menjelaskan bahwa kurs Dollar USD meningkat akan menurunkan IHSG..
2. H2 : Kurs Poundsterling berpengaruh positif terhadap IHSG
Hasil pengujian menunjukan bahwa kurs Poundsterling memiliki pengaruh
signifikan dibawah 0,05 dengan nilai signifikan kurs Poundsterling adalah sebesar
11
0,005. Tabel 4.13 menunjukan bahwa variabel kurs Dollar USD angka koefisien
asli adalah sebesar 0,162. Persentase perubahan IHSG disebabkan oleh perubahan
kurs Poundsterling adalah 0,162. Dengan demikian, setiap kenaikan kurs
Poundsterling akan meningkatkan nilai IHSG.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 5919.972 691.118 8.566 .000
Poundsterling .162 .055 .346 2.939 .005
a. Dependent Variable: IHSG
Tabel 4.13 Variabel Kurs Poundsterling
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 17)
Hasil pengujian menyatakan bahwa pengaruh kurs Poundsterling terhadap
IHSG memiliki hubungan positif. Artinya jika kurs Pounsdterling meningkat akan
meningkatkan IHSG. Hal ini mengidentifikan bahwa kenaikan kurs Poundsterling
berakibat secara signifikan meningkatkan nilai IHSG. Penyebabnya kenaikan kurs
Poundsterling, yaitu dipengaruhi oleh perekonomian dalam negeri. Artinya nilai
fluktuasi kurs Poundsterling akan mempengaruhi situasi ekonomi di Indonesia.
Ketika kurs Poundsterling naik dengan konten import yang tinggi ikut naik. Hal
ini menyebabkan tingginya tingkat investasi. Situasi tersebut menguntungkan bagi
para investor, sehingga terjadi kecenderungan IHSG meningkat ketika nilai kurs
Poundsterling naik. Jadi nilai kurs Poundsterling bisa mempengaruhi nilai IHSG.
Belum ditemukan jurnal sejenis yang menguji pengaruh kurs
Poundsterling terhadap IHSG. Namun hasil dari penelitian ini, menyatakan bahwa
kurs poundsterling berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif
terhadap IHSG. Pernyatan ini diperkuat oleh Rahmat(2010) yang mengatakan
tindakan spekulatif George sosros pada pertengahan memicu terjadi krisis moneter
di asia tahun 1997-1988. Indonesia adalah negara yang paling terkena dampak
12
dari krisis tersebut. Menurut presiden Brazil Silva, dalam KTT ekonomi
menyatakan bahwa lembaga-lembaga keuangan dunia, diantaranya lembaga
keuangan milik soros, merupakan penyebab krisis di negaranya.
3. H3 : Kurs Yen berpengaruh positif terhadap IHSG
Hasil pengujian menunjukan bahwa kurs Yen memiliki pengaruh
signifikan dibawah 0,05 dengan nilai signifikan kurs Yen adalah sebesar 0,005.
Tabel 4.14 menunjukan bahwa variabel kurs Yen angka koefisien asli adalah
sebesar 61,389. Persentase perubahan IHSG disebabkan oleh perubahan kurs Yen
adalah 61,389. Dengan demikian, setiap kenaikan kurs Yen akan meningkatkan
nilai IHSG. Sebaliknya setiap kenaikan IHSG akan meningkatkan kurs Yen.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 5919.972 691.118 8.566 .000
Yen 61.389 6.653 1.128 9.228 .000
a. Dependent Variable: IHSG
Tabel 4.14 Variabel Kurs Yen
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 17)
Hasil pengujian menyatakan bahwa pengaruh kurs Yen terhadap IHSG
memiliki hubungan positif. Artinya jika kurs Yen meningkat akan meningkatkan
IHSG. Sebaliknya bila IHSG meningkat akan meningkatkan nilai kurs Yen. Hal
ini mengidentifikan bahwa kenaikan kurs Yen berakibat secara signifikan
meningkatkan nilai IHSG. Penyebabnya kenaikan kurs Yen, yaitu dipengaruhi
oleh perekonomian dalam negeri. Artinya nilai fluktuasi kurs Yen akan
mempengaruhi situasi ekonomi di Indonesia. Ketika kurs Yen naik dengan konten
import yang tinggi ikut naik. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat investasi.
13
Situasi tersebut menguntungkan bagi para investor, sehingga terjadi
kecenderungan IHSG meningkat ketika nilai kurs Poundsterling naik.
Belum ditemukan jurnal sejenis yang menguji pengaruh kurs Yen terhadap
IHSG. Namun hasil dari penelitian ini, menyatakan bahwa kurs Yen berpengaruh
signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap IHSG. Pernyatan ini diperkuat
oleh dari Damayanti (2011), Kepala Ekonomi PT. Bank Mandiri Tbk, mengatakan
pemulihan ekonomi Jepang yang lebih cepat dari perkiraan akan berdampak
positif bagi perekonomian Indonesia. Alasannya, dari tiga kawasan tujuan ekspor
Indonesia yaitu Amerika, Eropa dan Asia, Jepang adalah negara yang menjadi
tujuan ekspor terbesar Indonesia.
4. H4 : Kurs Euro berpengaruh positif terhadap IHSG
Hasil pengujian menunjukan bahwa kurs Euro tidak memiliki pengaruh
signifikan karena dibawah 0,05. Dengan nilai signifikan kurs Euro adalah sebesar
0,475. Tabel 4.15 menunjukan bahwa variabel kurs Euro angka koefisien asli
adalah sebesar 0,042. Persentase perubahan IHSG disebabkan oleh perubahan
kurs Euro adalah 0,042 Dengan demikian, setiap kenaikan kurs Euro akan
meningkatkan nilai IHSG.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 5919.972 691.118 8.566 .000
Euro .042 .059 .062 .718 .475
a. Dependent Variable: IHSG
Tabel 4.15 Variabel Kurs Euro
(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS 17)
Hasil pengujian menyatakan bahwa kurs Euro tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap IHSG, tapi memiliki hubungan positif terhadap IHSG. Artinya
jika kurs Euro meningkat akan meningkatkan IHSG. Sebaliknya bila IHSG
14
meningkat akan meningkatkan nilai kurs Euro. Hal ini mengidentifikan bahwa
kenaikan kurs Euro berakibat meningkatkan nilai IHSG. Tapi nila kurs Euro tidak
memiliki nilai pengaruh signifikan terhadap IHSG. Penyebabnya kenaikan kurs
Euro, yaitu dipengaruhi oleh perekonomian dalam negeri. Artinya nilai fluktuasi
kurs Euro tidak akan mempengaruhi situasi ekonomi di Indonesia. Ketika kurs
Euro naik dengan konten import yang tinggi ikut naik. Hal ini menyebabkan
tingginya tingkat investasi. Situasi tersebut menguntungkan bagi para investor,
sehingga terjadi kecenderungan IHSG meningkat ketika nilai kurs Euro naik.
Belum ditemukan jurnal sejenis yang menguji pengaruh kurs
Poundsterling terhadap IHSG. Namun hasil dari penelitian ini, menyatakan bahwa
kurs Euro tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap
IHSG. Pernyatan diperkuat oleh Alisjahbana (2011) menyatakan bahwa krisis
euro belum memberi berdampak yang signifikan terhadap perekonomian
indonesia. Menurut pengamat ekonomi Adityaswara (2011) menyatakan bahwa
ada dampak negative terhadap Eropa dan Euro, namun mungkin sudah tidak
signifikan. Sebab, berita ini bukan kejutan bagi pelaku pasar, melainkan sudak
diperkirakan sebelumnya”. Sebab itu dia menilai dampak lanjutanya terhadap
pasar finansial di Asia, termasuk di Indonesia, tidak akan terlalu besar. Saat ini,
nilai tukar rupiah masih cenderung stabil dan fundamental ekonomi Indonesia
masih cukup kuat menghadang dari Shock Eropa
Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Mengenai
pengaruh nilai kurs valuta asing yaitu kurs Dollar USD, kurs Poundsterling(GBP),
Yen (JPY) dan Euro terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Indonesia Exchange IDX (periode tahun 2006-2011). Maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel kurs Dollar USD, digunakan untuk menguji pengaruh
kurs Dollar USD terhadap IHSG. Hasil pengujian menunjukan kurs
15
Dollar USD berpengaruh negative terhadap IHSG. Jadi dalam
penelitian menyatakan bahwa kurs Dollar USD memiliki
berpengaruh signifikan hubunga negatif terhadap IHSG. Memiliki
pengaruh yang berlawanan antara perubahan nilai kurs Dollar USD
dengan nilai IHSG. Dengan kata lain jika kurs Dollar USD
meningkat akan menyebabkan penurunan IHSG. Sebaliknya
penurunan nilai kurs Dollar USD akan menyebabkan kenaikan
nilai IHSG. Dengan anggapan besarnya nilai kurs Dollar USD
tetap. Kurs Dollar USD secara signifikan berperngaruh negatif
terhadap IHSG.
2. Variabel kurs Poundsterling, digunakan untuk menguji pengaruh
kurs Poundsterling terhadap IHSG. Hasil pengujian menunjukan
kurs Poundsterling berpengaruh positif terhadap IHSG. Jadi dalam
penelitian menyatakan bahwa kurs Poundsterling memiliki
berpengaruh signifikan hubungan positif terhadap IHSG.
Memiliki pengaruh terhdap IHSG dan memiliki nilai yang searah
antara perubahan nilai kurs Poundsterling dengan nilai IHSG.
Dengan kata lain jika kurs Poundsterling meningkat akan
menyebabkan peningkatan IHSG. Sebaliknya penurunan nilai kurs
Poundsterling akan menyebabkan penurunan nilai IHSG. Dengan
anggapan besarnya nilai kurs Poundsterling tetap. Kurs
Poundsterling secara signifikan berperngaruh positif terhadap
IHSG.
3. Variabel kurs Yen (JPY), digunakan untuk menguji pengaruh kurs
Yen terhadap IHSG. Hasil pengujian menunjukan kurs Yen
berpengaruh positif terhadap IHSG. Jadi dalam penelitian
menyatakan bahwa kurs Yen memiliki berpengaruh signifikan
hubungan positif terhadap IHSG. Memiliki pengaruh terhadap
IHSG dan memiliki nilai yang searah antara perubahan nilai kurs
Yen dengan nilai IHSG. Dengan kata lain jika kurs Yen meningkat
akan menyebabkan peningkatan IHSG. Sebaliknya penurunan nilai
16
kurs Yen akan menyebabkan penurunan nilai IHSG. Dengan
anggapan besarnya nilai kurs Yen tetap. Kurs Yen secara
signifikan berperngaruh positif terhadap IHSG.
4. Variabel kurs Euro, digunakan untuk menguji pengaruh kurs Euro
terhadap IHSG. Hasil pengujian menunjukan kurs Euro
berpengaruh positif terhadap IHSG. Jadi dalam penelitian
menyatakan bahwa kurs Euro memiliki tidak berpengaruh
signifikan tapi memiliki hubungan positif terhadap IHSG.
Memiliki pengaruh terhadap IHSG dan memiliki nilai yang searah
antara perubahan nilai kurs Euro dengan nilai IHSG. Dengan kata
lain jika kurs Euro meningkat akan menyebabkan peningkatan
IHSG. Sebaliknya penurunan nilai kurs Euro akan menyebabkan
penurunan nilai IHSG. Dengan anggapan besarnya nilai kurs Euro
tetap. Kurs Euro tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
IHSG, tapi memiliki hubungan positif terhadap IHSG.