+ All Categories
Home > Documents > sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan...

sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan...

Date post: 02-Mar-2019
Category:
Upload: buidieu
View: 223 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
JOURNAL READING “The Association Between Obesity and Low Back Pain and Disability is Affected by Mood Disorders” Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc Disusun Oleh : Putri Wulandari 1710221015
Transcript
Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

JOURNAL READING

“The Association Between Obesity and Low Back Pain and Disability is Affected by Mood

Disorders”

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen

Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc

Disusun Oleh :

Putri Wulandari

1710221015

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

LEMBAR PENGESAHAN

KOORDINATOR KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF

JOURNAL READING

“The Association Between Obesity and Low Back Pain and Disability is Affected by Mood

Disorders”

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Departemen

Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun oleh :

Putri Wulandari

1710221015

Mengesahkan :

Koordinator Kepaniteraan Klinik Departemen Saraf

dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc

2

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN NYERI PUNGUNG SERTA DISABILITAS

DIPENGARUHI OLEH GANGGUAN MOOD

Sebuah penelitian berdesain cross sectional pada pria

Abstrak

Nyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan antara komposisi tubuh dengan nyeri

pinggang pada pria masih belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti

hubungan antara komposisi tubuh dan nyeri pinggang serta disabilitas pada populasi-

berdasarkan sampel berjenis kelamin pria, begitu juga dengan faktor yang mungkin

mempengaruhi hubungan ini.

Sebanyak sembilan ratus tujupuluh delapan peserta penelitian berjenis kelamin pria yang berasal

dari penelitian Geelong dan osteoporosis diajak untuk turut berpartisipasi pada penelitian dengan

desain “follow up” di tahun 2006. Peserta menyelesaikan kuisioner tentang status

sosiodemografi dan kesehatan. Nyeri pinggang ditentukan menggunakan kuisioner chronic back

pain grade yang sudah tervalidasi dan adanya gangguan emosional dinilai menggunakan skala

hospital anxiety depression. Komposisi tubuh dinilai menggunakan abroptiometri xray dual

energi. Sebanyak 820 responden (84% tingkat respon), 124 (15%) memiliki intensitas nyeri

punggung belakang atau disabilitas yang berat (nyeri pinggang). Nyeri punggung belakang

berkaitan dengan tingginya indeks massa tubuh (28.7 ± 0.4 vs 27.3 ± 0.2 kg/m2, p=0,02) dan

rasio pinggang-pinggul/ waist-hip ratio (0.97_0.006 vs 0.96_0.006, P=0.04), dengan

kecendrungan indeks massa lemak yang lebih tinggi (8.0 vs 7.6 kg/m2, P=0.08), tapi tidak

dengan indeks massa lemak bebas (p-0,68).

Hubungan antara nyeri pinggang dengan penilaian obesitas lebih tinggi pada mereka yang alami

gangguan emosi, khususnya pada rasio pinggang-pinggul (nilai p=0,05 untuk interaksinya) dan

indeks massa lemak (-=0,06 untuk interaksi).

Pada populasi berdasarkan pria, tingginya intensitas LBP dan atau disabilitas berkaitan dengan

tingginya tingkat obesitas, khususnya pada mereka dengan gangguan emosional. Hal ini

menciptakan bukti untuk mendukung adanya interaksi antara biopsikososial dengan gangguan

emosional serta obesitas dan nyeri pinggang.

SINGKATAN

3

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

BMI = body mass index, DXA = bone densitometry, FFM = fat-free mass, FFMI = fat-free mass

index, FM = fat mass, FMI = fat mass index, GOS = Geelong Osteoporosis Study, HADS =

Hospital Anxiety and Depression Scale, HADS-A = Hospital Anxiety and Depression Scale

(anxiety subscale), HADS-D = Hospital Anxiety and Depression Scale (depression subscale),

LBP = low back pain.

PENDAHULUAN

menurut penelitian Global Burden of Disease, nyeri punggung merupakan masalah kesehatan

masyarakat utama dan salah satu penyebab disabilitas yang terjadi di seluruh dunia. Sekitar 80%

pasien dewasa pernah mengalami setidaknya 1 kali nyeri pinggang selama hidupnya. Meskipun

tergolong masalah besar, asal muasal dari episode nyeri pinggang masih belum diketahui,

dimana korelasi antara gejala dan abnormalitas struktural nya juga masih belum jelas. Oleh

karena itu, nyeri pinggang sering disebut juga sebagai nyeri yang tidak spesifik. Untuk mengatasi

masalah ini, peneliti fokus untuk mengidentifikasi faktor resiko yang bisa dimodifikasi dari

adanya nyeri pinggang ini.

Faktor resiko potensial dari nyeri pinggang termasuk usia yang lebih tua, jenis kelamin wanita,

rendahnya status pendidikan, tuntutan aktifitas fisik yang terus meningkat, dan gangguan

emosional. Obesitas juga sering dikaitkan dengan nyeri pinggang, meskipun kajian sistematik

sebelumnya menyatakan bahwa obesitas kurang begitu bermakna dengan nyeri pinggang.

Diperkirakan sekitar 1/3 penduduk dunia yang dewasa mengalami kelebihan berat badan, yang

didefinisikan melalui pemeriksaan BMI (indeks massa tubuh). Obesitas memiliki efek

biomekanik dan efek meta imflamasi terhadap tulang belakang. Meskipun begitu, obesitas yang

dinilai berdasarkan BMI merupakan penilaian kadar adiposit secara kasar saja, sehingga tidak

bisa membedakan massa lemak dengan massa bebas lemak. Selain itu, terdapat perbedaan antara

komposisi tubuh pria dan wanita. Karena lebih tingginya massa lemak pada wanita dibandingkan

pria, dapat dijadikan alasan mengapa hasil penelitian meta analisis sering menunjukkan adanya

kaitan antara kelebihan berat badan atau obese dengan nyeri pinggang khususnya pada populasi

wanita dibandingkan dengan pria. Dimana perbedaan jenis kelamin ini berkaitan dengan obesitas

dan nyeri pinggang yang mungkin berhubungan dengan perbedaan persepsi nyeri dan pengaruh

hormonal, perbedaan pada komposisi lemak dan massa bebas lemak antara pria dan wanita juga

berperan penting. Massa lemak tampak berhubungan dengan intensitas serta disabilitas yang

4

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

diakibatkan oleh nyeri pinggang pada penelitian kohort, dimana paling sering didominasi oleh

wanita dewasa. Tetapi hal ini belum secara konfrehensif diperiksa pada pria, sehingga

menjadi relevan bila beban nyeri punggung bawah pada pria diperkirakan dapat lebih tinggi dari

pada wanita, yang dinilai berdasarkan tahun hidup kecatatan yang telah disesuaikan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah hubungan antara komposisi tubuh dan nyeri

punggung bawah serta disabilitas pada populasi sampel khususnya pria, dengan berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi hubungan ini.

METODE

Populasi penelitian

GOS adalah penelitian populasi dari australia, yang didesain untuk meneliti epidemiologi dari

osteoporosis pada dewasa. Selama penelitian yang dilakukan sejak 2001 hingga 2006, tingkatan

usia dari sampel yang berjumlah 1540 dan berjenis kelamin pria ini direkrut secara acak dari

divisi statistik Barwon menggunakan Ausralian electronic roll sebagai kerangka samplingnya.

Penelitian ini mengevaluasi peserta pria dewasa (n-978) berusia ≥ 20 tahun yang ikut

berpartisipasi pada penelitian osteoporosis Geelong selama follow up 5 tahun mulai dari tahun

2006 hingga 2010. Alasan para peserta hengkang dari kegiatan follow up ini adalah :

- 141 peserta meninggal sebelum dilakukan follow up

- 41 pindah ke daerah lain

- 16 tidak bisa diberikan inform consent

- 139 tidak bisa dihubungi

- 225 menolak untuk dijadikan sampel penelitian.

Sehingga, tersisalah 978 peserta peneliitan (81%) dari populasi penelitian yang potensial untuk

mengikuti penilaian klinik termasuk pengukuran komposisi tubuh, begitu juga dengan kuisioner

yang didesain untuk mendapatkan data demografi, status kesehatan, dan nyeri punggung bawah.

Komite etik pada manusia dari barwon health dan dari universitas Monash menyetujui penelitian

ini. Semua peserta penelitian diberikan inform consent.

PENGUMPULAN DATA

Hasil utama : nyeri punggung bawah dan disabilitas

5

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Intensitas nyeri punggung bawah dan disabilitas dalam 6 bulan terakhir dievaluasi menggunakan

kuisioner derajat nyeri penyakit kronik, yang validitasnya dilakukan pada penelitian berdasarkan

populasi ketika meneliti keparahan nyeri kronik dan disabilitas pada pelayanan kesehatan tingkat

pertama. Terdiri dari 7 pertanyaan termasuk skoring intensitas nyeri (0-100) dan skoring

disabilitas (0-6). Peserta diklasifikasikan dalam 5 kelompok berdasarkan klasifikasi derajat nyeri

kronik, dimana penilaiannya sebagai berikut :

- Tidak ada nyeri dan disabilitas (skoring intensitas nyeri=0 dan poin disabilitas=0)

- Nyeri ringan dan disabilitas ringan (skoring intensitas nyeri < 50 dan poin disabilitas <3)

- Nyeri hebat dan rendahnya disabilitas (skoring intensitas nyeri ≥50 dan skoring

disabilitas <3)

- Disabilitas berat dengan keterbatasan sedang (poin disabilitas 3 atau 4, terlepas dari

intensitas nyerinya

- Disabilitas berat dengan keterbatasan yang berat (disabilitas poin 5 atau 6, terlepas dari

intensitas nyerinya)

Peserta penelitian kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok :

1. Tidak ada atau rendahnya intensitas nyeri punggung dan disabilitas (tidak nyeri dan

disabilitas atau nyeri ringan dan disabilitas ringan)

2. Intensitas nyeri berat dan atau disabilitas (tingginya intensitas nyeri dan rendahnya

disabilitas, atau tingginya derajat disabilitas dengan keterbatasan sedang atau tingginya

disabilitas yang diserta keterbatasan berat )

DEMOGRAFI DAN KESEHATAN SECARA UMUM

informasi yang didapatkan dari laporan pasien sendiri (self-reported) diambil menggunakan

kuisioner. Pendidikan ditentukan dengan pertanyaan “apa pendidikan terakhir mu?” dengan 6

kemungkinan jawaban (tidak sekolah, lulusan SD, tidak lulus SMP, menyelesaikan/lulus SMP,

kualifikasi post sekunder (setelah SMP), lulus SMA).

Mereka yang menamatkan sekolah sekunder (setara SMP) di Australia biasanya adalah pelajar

berusia 13 hinga 18 tahun, baik yang memang menamatkan maupun yang tidak tamat SMP. Oleh

karena itu, untuk tujuan analisis, peserta dikategorikan menjadi mereka yang tamat dan tidak

tamat SMP.

6

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Derajat mobilitas ditanyakan di kuisioner dengan cara “bagaimana kamu mendeskripsikan

aktifitasmu saat ini?” dengan 7 kemungkinan jawaban, dengan deskriptor antara lain :

- Available (sangat aktif, aktif, kurang aktif, terbatas, sangat tidak aktif, hanya di kursi atau

duduk saja, dan tiduran saja)

Untuk tujuan analisis, data nominal kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok untuk

membedakan mereka yang secara fisik termasuk mobile (sangat aktif dan aktif) dan mereka

dengan mobilitas rendah (kurang aktif, terbatas, tidak aktif, hanya di kursi atau duduk saja, dan

hanya di tempat tidur saja) seperti yang diterapkan sebelumnya.

Gejala kecemasan dan depresi yang signifikan secara klinis ditentukan menggunakan skala

HADS (hospital anxiey and depression scale) yang sudah tervalidasi. Alat penilai/skala HADS

ini mengandung 7 item untuk menilai kecemasan (HADS-A) dan depresi (HADS-D),

menggunakan 4 poin berskala ordinal untuk masing masing gejala yang didefinisikan mulai dari

tidak ada hingga sangat berat (0-3). Menggunakan cut off point ≥ 8 dari seluruh total skoring

HADS untuk mengindikasikan tingginya gejala, diciptakanlah variabel biner seperti yang

sebelumnya dilakukan. Kami tidak membedakan kecemasan dari depresi, sehingga kami

mengkombinasikan skala (cemas dan atau depresi skor) untuk mengindikasikan adanya

gangguan emosional.

PENILAIAN KOMPOSISI TUBUH

Berat badan dinilai hingga mendekati 0.1 kg dan tingginya dinilai hingga mendekati 0,001 m

menggunakan stadiometer (sepatu dan bajunya dilepas). Dari data data ini, BMI (berat/tinggi->

kg/m2) dihitung. Komposisi tubuh dinilai menggunakan absorptiometri xray dual energi (DXA).

Keseluruhan lemak tubuh (massa lemak =FM) dan massa jaringan tampa lemak (massa bebas

lemak = FFM) juga ikut dihitung. Berdasarkan data data ini, FMI dinilai sebagai FMI= massa

lemak/tinggi2 dan indeks massa bebas lemak (FFMI) dinilai sebagai FFMI=massa bebas lemak/

tinggi2 (dimana massa bebas lemak=massa tampa jaringan lemak +konten mineral tulang). Rasio

antara FM dan FFM (masa lemak/masa bebas lemak) juga turut dinilai.

ANALISIS STATISTIK

Uji Test T-independen dan test X2 digunakan untuk mendeteksi perbedaan pada usia, gangguan

emosional, pendidikan, mobilitas, dan komposisi tubuh antara peserta yang tidak mengalami atau

7

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

hanya mengalami nyeri serta disabilitas ringan dengan mereka yang memiliki intensitas nyeri

dan atau disabilitas yang berat. Regresi logistik biner digunakan untuk menelaah hubungan

antara faktor demografi dengan tinggi atau rendahnya intensitas nyeri punggung bawah dan atau

disabilitas serta menentukan rata rata yang digunakan untuk menilai hubungan antara penilaian

obesitas dengan komposisi tubuh pada pasien yang mengalami nyeri punggung bawah derajat

tinggi + disabilitas dibandingkan pada mereka yang tidak mengalami nyeri atau hanya nyeri serta

disabilitas ringan. Analisis multivariat termasuk penentuan usia, gangguan emosional,

pendidikan, mobilitas dan BMI. Untuk memeriksa hubungan multivariat antara komposisi tubuh

(FM atau FFM) dan nyeri pinggang, penentuan dibuat untuk penilaian komposisi tubuh secara

bergantian, misalnya ketika massa lemak yang menjadi utama, maka analisis multivariat juga

harus disesuaikan dengna massa bebas lemak, interaksi antara faktor resiko untuk nyeri

punggung bawah dengan penilaian obesitas, termasuk penilaian komposisi tubuh, juga turut

dilakukan. Nilai P value yang < 0,05 dirujuk sebagai nilai yang signifikan secara statistik. Semua

analisis dilakukan menggunakan SPSS statistik 22.0

HASIL

Sebanyak 820 peserta (83,8%) dari semua peserta penelitian (978) berpotensi memberikan hasil

data pada penelitian ini. Tidak ada perbedaan yang ditemukan antara 158 pria yang tidak

menyelesaikan penelitian dan pada mereka yang dapat menyelesaikan penelitian hingga akhir

berdasarkan usia, gangguan emosional, pendidikan, mobilitas, dan penilaian obesitas serta

komposisi tubuh (P>0,7 untuk semua, hasil tidak ditunjukkan pada jurnal ini). Dari seluruh

peserta penelitian, sebanyak 696 (84,9%) tidak mengalami atau hanya mengalami nyeri

punggung serta disabilitas ringan, dengan 253 (30,9%) tidak mengalami nyeri maupun disabilitas

sama sekali dan 443 (54%) memiliki nyeri ringan dan disabilitas ringan. Terdapat 124 (15.1%)

yang memiliki nyeri berat namun disabilitas ringan, 22 (2,7%) memiliki disabilitas berat dengan

keterbatasan sedang, dan 17 (2,1%) memiliki disabilitas berat dengan keterbatasan yang berat

pula. Lihat gambar 1.

8

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Ciri khas pria dengan nyeri pinggang VS yang tanpa nyeri pinggang derajat berat dan atau

tingginya derajat disabilitas dibandingkan seperti yang terlihat pada tabel 1. Peserta dengan

disabilitas tinggi dan atau tingginya intensitas nyeri yang terjadi sejak lama, cenderung

mengalami gangguan emosional, sedikit sekali yang menamatkan sekolah menengah pertamanya

dan cenderung memiliki mobilitas yang buruk dari pada mereka yang tidak mengalami atau

hanya mengalami nyeri dengan disabilitas derajat sedang (P<0,002 untuk semua). Mereka juga

memiliki BMI yang cenderung lebih berat dan tinggi P=0,001 dan rasio pinggang-pinggul nya

juga termasuk besar (P=0,001). Untuk komposisi tubuh, peserta dengan nyeri berat atau tinggi

dan dengan atau disabilitas memiliki massa lemak yang lebih besar dan indeks masaa

lemak yang juga tinggi (P<0,001 untuk kedua index ini) serta rasio massa lemak/massa bebas

lemaknya yang besar (0,74 vs 0,55, P ≤0,001). Tidak terdapat perbedaan yang ditemukan pada

index massa lemak dan massa bebas lemak antara mereka dengan kelompok peserta yang tidak

mengalami nyeri serta disabilitas berat (P>0,34 untuk keduanya).

9

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Hubungan antara faktor demografi dan tingginya intensitas nyeri punggung dan atau disabilitas

berat juga dinilai, disesuaikan dengan variabel kofonding/perancu yang potensial, menggunakan

estimasi rata rata marginal (tabel 2)

Adanya gangguan emosional dan mobilitas yang berat berkaitan dengna tingginya

intensitas nyeri dan atau beratnya disabilitas (P< 0,001 untuk keduanya). Juga terdapat

kecendrungan dimana tingginya intensitas nyeri dan atau disabilitas yang terus meningkat seiring

pertambahan usia (P=0,06), pada mereka yang tidak menyelesaikan pendidikan SMP nya,

terdapat kaitan dengan penurunan odd ratio pada variabel nyeri pinggang berat dan atau

disabilitas, meskipun hal ini tidak signifikan secara statistik (P=0,06).

10

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Penilaian obesitas dan komposisi tubuh disesuaikan dengan usia, gangguan emosional, edukasi

dan mobilitas, dan dibandingkan antara pria yang memiliki intensitas nyeri pinggang dan atau

disabilitas berat VS mereka yang tidak menderita nyeri pinggang/disabilitas. Seperti yang

ditunjukkkan pada tabel 2. Pria dengan inensitas nyeri yang berat dan atau disabilitas berat

memiliki BMI yang lebih tinggi (28.7 vs 27.4 kg/m2 nilai P-0,02) dan juga rasio pinggang—

pinggul yang besar (0,97 vs 0,96 p-0,04).

Ada kecenderungan lebih berat secara signifikan (86,6 vs 83,8 kg, P¼0.05) setelah penyesuaian.

Ada kecenderungan pria dengan intensitas nyeri yang tinggi dan / atau disabilitas berat

untuk memiliki massa lemak yang lebih tinggi (24,5 vs 23,2 kg, P¼0,10) serta indeks massa

lemak yang lebih besar(8,0 vs 7,6 kg / m2, P¼0,08) dibandingkan pria tanpa atau menderita

nyeri pinggang dan disabilitas yang rendah. Indeks massa lemak dan massa bebas lemak tidak

berbeda secara signifikan antara mereka dengan nyeri VS tanpa rasa nyeri dan / atau kecacatan

yang tinggi (P> 0,68 untuk keduanya).

Kami memeriksa interaksi antara faktor resiko untuk nyeri punggung belakang dan penilaian

obesitas serta nyeri punggung belakang. Hubungan antara penilaian obesitas dan nyeri

punggung belakang cenderung lebih kuat pada mereka yang mengalami gangguan

emosional, dari pada yang tidak mengalami gangguan emosional. Tampak pada tabel 3.

Terdapat kecendrungan interaksi yang signifikan secara statistik antara keberadaan

gangguan emosional dengan rasio pinggang-pinggul maupun indeks massa lemak dengan

nyeri punggung bawah yang lebih kuat dibandingkan pada kelompok peserta yang tidak

11

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

mengalami gangguan emosional. Peserta yang mengalami gangguan emosional cenderung

memiliki penilaian yang sama dalam hal mobilitas, edukasi, dan obesitas (data tidak ditujukkan,

P>0,18), dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gangguan emosional. Tidak ada

bukti yang signifikan secara statistik antara penilaian obesitas dan umur (P>0,13 untuk semua),

edukasi/pendidikan (P>0,12 untuk semua), atau mobilitas (P>0,16 untuk semua) dan adanya

nyeri punggung bawah yang berat dengan atau tanpa disabilitas.

DISKUSI

Pada populasi berdasarkan kohort khususnya pria, tingginya BMI dan rasio pinggang-pinggul

berkaitan dengan tingginya nyeri punggung bawah dan atau disabilitas berat, setelah disesuaikan

dengan faktor kofonder/perancu seperti usia, gangguan emosional, pendidikan, dan mobilitas.

Penilaian lain dari peningkatan adiposit, seperti berat badan, indeks massa tubuh, dan rasio masa

lemak/massa bebas lemak juga cenderung berhubungan dengan nyeri punggung berat yang

disertai atau tanpa adanya disabilitas. Meskipun begitu, tidak ada bukti bahwa penilaian massa

jaringan bebas lemak, yang dinilai menggunakan massa bebas lemak, dan indeks massa lemak

cenderung berkaitan dengan nyeri pinggang Selanjutnya, hubungan antara penilaian obesitas

metabolik (rasio punggung-pinggul dan indeks massa lemak) serta nyeri pinggang lebih kuat

pada mereka yang mengalami gangguan emosional dan mereka yang tidak mengalami gangguan

emosional.

Temuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa meskipun faktor biomekanik terkait dengan

pembebanan tulang belakang berhubungan dengan nyeri punggung bawah, proses metabolik

sistemik berkaitan dengan tingginya jaringan adiposa yang mungkin memainkan peran/penyebab

nyeri punggung dan disabilitas. Obesitas sebelumnya sudah pernah dipaparkan sebagai salah satu

faktor resiko nyeri punggung bawah. Beberapa penelitian sebelumnya hanya menggunakan berat

badan, BMI dan rasio pinggang-pinggul untuk menilai obesitas.

Penilaian ini tidak menampilkan informasi mengenai komposisi tubuh. Penting untuk

mempertimbangkan peran komposisi tubuh, karena bukti yang ada menyatakan bahwa lemak

dan massa otot memiliki peran berbeda dalam patogenesis nyeri otot. Contohnya, massa

lemak tapi bukan massa otot berkaitan dengan insidensi nyeri kaki dan nyeri muskuloskletal

pada berbagai tempat juga berkaitan dengan massa lemak pada wanita, namun bukan pada pria.

Mirip dengal hal ini, kami menunjukkan data pada populasi yang lebih rendah yang didominasi

12

Page 13: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

oleh perempuan, dimana massa lemak, namun bukan massa jaringan bebas lemak, berkaitan

dengan tingginya derajat nyeri punggung bawah dan disabilitas. Oleh karena itu, penelitian ini

merupakan penelitian yang pertama mengevaluasi hubungan antara penilaian obesitas

termasuk komposisi tubuh dan nyeri punggung bawah pada sampel populasi berskala

besar dari pria. Kami menunjukkan pria yang memiliki peningkatan BMI dan rasio pinggang-

pinggul yang lebih besar ternyata berhubungan dengan tingginya derajat nyeri pinggang dan atau

disabilitas. Mungkin saja penelitian sebelumnya tidak secara adekuat mengontrol faktor

kofonding/perancu, seperti pendidikan dan kesehatan mental, atau mungkin saja hubungan-

hubungan ini berbeda antara pria dan wanita.

Secara biologis masuk akal bila ada disparitas gender dalam patofisiologi nyeri. Hal ini mungkin

berkaitan dengan perbedaan pada distribusi lemak, dimana pria memiliki distribusi lemak tipe

android, yang terkonsentrasi di abdomen dan tubuh bagian atas, dibandingkan dengan distribusi

ginekoid yang biasa ada pada wanita, lemaknya banyak di paha dan pinggul. Distribusi lemak

tipe android mungkin memiliki dampak pada biomekanis yang lebih kuat pada beban tulang

belakang sehingga menyebabkan tekanan kompresif pada struktur vetebra lumbal didalam

perkembangan nyeri pinggang.

Ketika kami meneliti hubungan antara penilaian obesitas dengan nyeri pinggang sambil

memperhitungkan kesehatan mental, kami menemukan adanya hubungan yang cenderung lebih

kuat pada mereka dengan gangguan emosional. Kami mempertimbangkan apakah hal ini terjadi

karena mereka yang obesitas lebih cenderung untuk alami depresi atau anxietas sehingga

lebih cenderung menderita nyeri pinggang. Meskipun begitu, kami tidak menemukan adanya

hubungan antara derajat obesitas antara peserta dengan gangguan emosional VS mereka yang

tidak mengalami gangguan emosional. Oleh karena itu, kami harus mempertimbangkan

bagaimana kombinasi obesitas dan adanya gangguan emosinal mungkin turut berinteraksi dan

mempengaruhi keberadaan nyeri pinggang. Obesitas, depresi, dan anxietas sekarang diakui

sebagai keadaan yang mengandung unsur peradangan/imflamasi. Jaringan adiposa, khususnya

ketika menumpuk pada distribusi lemak android disekitar batang tubuh saja tanpa

tersebar merata, mungkin bertindak sebagai organ yang aktif secara metabolik. Organ

yang aktif secara metabolik dari jaringan adiposa ini mungkin memproduksi hormon

seperti leptin, estrogen, dan resistin serta sitokin proimflamasi, seperti TNF alfa dan

interleukin 6. Adipokin-adipokin ini secara independen berkaitan dengan perkembangan

13

Page 14: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

depresi, begitu juga dengan perubahan osteoarthritis baik pada tulang belakang maupun pada

tungkai. Tingginya kadar sitokin proimflamasi berkaitan dengan progresifitas nyeri kronik

dan peningkatan kadar C-reaktif protein, sebagai penanda adanya imflamasi sistemik,

yang merupakan faktor resiko terjadinya depresi. Selain itu, disregulasi produksi sitokin

pada depresi dan anxietas juga berpotensi turut serta dalam jalur terjadinya nyeri. Orang orang

dengan gangguan emosional mungkin merasakan nyeri, yang dieksaserbasi oleh meta-imflamasi

akibat peningkatkan kadar adiposit, dinilai dengan adanya peningkatan rasio pinggang-pinggul

dan indeks massa lemak. Oleh karena itu, kombinasi dari adanya gangguan emosional dengan

obesitas mendukung adanya peran biopsikososial dalam patofisiologi nyeri pinggang. Hal ini

meningkatkan kemungkinan akan dilakukannya strategi untuk tatalaksana/manajemen nyeri

punggung yang menargetkan pengurangan kadar lemak tubuh pada mereka yang mengalami

gangguan emosional.

Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian kami. Pertama, desain cross-sectional pada

penelitian kami menghalangi untuk dilakukannya pemeriksaan pada setiap hubungan yang

mungkin ada antara massa lemak dengan nyeri punggung, oleh karena itu dibutuhkan penelitian

berjenis longitudinal di masa depan. Meskipun kuisioner derajat nyeri kronik telah valid dan

reliabel untuk menilai intensitas nyeri dan disabilitas pada populasi penelitian, dan telah

digunakan pada banyak penelitian yang utamanya meneliti kronisitas, namun tidak bisa menilai

berapa hari nyeri yang dirasakan dan atau disabilitas pada peserta yang dimana peserta itu alami

selama lebih dari 6 bulan yang lalu. Juga, kemampuan HADS dalam mendiskriminasi antara

anxietas dan depresi yang masih kontroversial;oleh karena itu, kombinasi skoring HADS lebih

sering digunakan dari pada subskala HADS. Selain itu, terdapat data yang hilang (data missing)

pada 16,2% peserta yang sesuai; meksipun begitu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara umur, gangguan emosional, pendidikan, dan penilaian obesitas antara mereka yang telah

menyelesaikan penelitian ini sampai akhir dan yang tidak. Karena kami tidak menilai aktifitas

fisik yang bisa saja menjadi faktor perancu adanya nyeri pinggang, kami pun melakukan

penilaian mobilitas sebagai indikator seberapa aktif peserta tersebut. Juga, kami tidak

menganalisis variabel lain seperti pekerjaan peserta atau sebanyak apa dan jenis penyakit apa

yang dimiliki peserta pada penelitian kami; meskipun begitu, kami mampu menentukan rasio

yahng luas dari faktor perancu seperti umur, gangguan emosional,serta mobilitas.

14

Page 15: sarafambarawa.files.wordpress.com file · Web viewNyeri punggung belakang/nyeri pinggang (LBP) dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, meskipun begitu, hubungan

Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan. Penelitian ini mengevaluaasi sampel pria berskala

besar, dimana pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan skala kecil dan didominasi oleh

wanita. Terlebih lagi, peserta GOS secara random direkrut dari australian elektoral roll dan regio

penelitian yang lebih mewakili populasi warga australia secara representatitf. Kami

menggunakan kuisioner yang sudah tervalidasi untuk menilai intensitas nyeri pinggang serta

disabilitas. Dimana beberapa penelitian sebelumnya tidak menggunakan hal seperti kami, dan

kami juga menggunakan sejumlah penilaian yang unik untuk jumlah adiposit.

Penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas berkaitan dengan tingginya derajat nyeri

pinggang dan disabilitas pada populasi kohort pria. Khususnya, pria dengan gangguan

emosional, nyeri pinggang sangat berkaitan dengan peingkatan adiposit (rasio pinggang-

pinggul dan indeks massa lemak). Temuan temuan ini menggarisbawahi pentingnya obesitas

sebagai faktor resiko yang dapat dimodifikasi untuk nyeri pinggang dan mengisyaratkan bahwa

interaksi biopsikososial antara obesitas dengan nyeri pinggang. Meskipun begitu, temuan ini

harus dikonfirmasi lagi pada penelitian desain longitudinal, karena hasil penelitian ini memiliki

dampak terhadap program pencegahan dan pengobatan nyeri pinggang serta disabilitas pada pria.

15


Recommended