+ All Categories
Home > Documents > 04. Bipedal Walking Robot Ok

04. Bipedal Walking Robot Ok

Date post: 07-Aug-2018
Category:
Upload: tommy-pranata-panjaitan
View: 219 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 7

Transcript
  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    1/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 109 

    BIPEDAL WALKING ROBOT

    Iman H. Kartowisastro 

    Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara,Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480

    [email protected]

    ABSTRACT

     Bipedal walking robot in this mobile based on microcontroller, which uses AVR

     ATMega835 to control the movement of servo motor in robot’s legs. The purpose of this research is

    to get robot characteristics in walking like a human. The research method uses in thesis compiling

    is done in two ways: library research and experimental research towards system planning result.The planning covered balance statistical analysis. From the result, it found that the four gaits (the

    way robot walks) have different movement order of servo motor. The four gaits result: gait 1 moved

    out of line or turned so it did not reach the final destination, meanwhile gait 2, 3, and 4 reach the

     final destination each 75%, 55%, and 100%. The robot of this research result could be developed

     for the future in fixing the robot structure and developing robot’s movement and other additional

    component. Based on the result, it is suggested to develop biped robot walking straight and curved.

     Keywords: Bipedal walking robot , mobile robot, ATMega8535, statistical balance, gait, servo.

    ABSTRAK

     Bipedal walking robot pada mobile ini berbasiskan mikropengendali, menggunakan AVR

     ATMega8535 yang berfungsi untuk mengatur pergerakan dari motor servo yang terdapat pada

    kaki robot. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik robot ketika

    berjalan menyerupai manusia. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini

    dilakukan dengan 2 cara, yaitu metode kepustakaan dan metode eksperimen terhadap hasil

    rancangan sistem. Perancangan dibatasi dengan analisa keseimbangan statis. Dari hasil

     penelitian didapatkan keempat gait (cara gerak jalan robot), mempunyai urutan pergerakan motor

    servo yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil percobaan yang disimpukan dari keempat gait

    tersebut ialah gait 1 bergerak menyimpang jauh atau berbelok sehingga tidak dapat mencapai

    tujuan, sedangkan gait 2, 3 dan 4 dapat mencapai tujuan dengan tingkat keberhasilan masing-masing yaitu 75%, 55%, dan 100%. Robot dari hasil penelitian ini bisa lebih dikembangkan lagi

    untuk masa mendatang, dengan memperbaiki struktur bangunannya serta pengembangan gerak

    robot dan penambahan komponen lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat

    dilakukan pengembangan biped robot yang dapat berjalan lurusan dan berbelok.

     Kata kunci: Bipedal walking robot, mobile robot, ATMega8535, keseimbangan statik, gait, servo.

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    2/14

    110 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    PENDAHULUAN

    Perkembangan robotika di Jepang mengalami kemajuan yang pesat dalam 30 tahun

    terakhir ini. Perusahaan-perusahaan elektronik berlomba melahirkan berbagai macam robot dengansegala keistimewaannya. Sebut saja Sony dengan Aibo si robot anjing, Honda dengan robot 2 kaki

    Asimo-nya yang membutuhkan waktu pengembangan sekitar 15 tahun (1986-2000), ataupun

    Toyota dengan robot peniup trompetnya. Hal ini ditandai dengan beragamnya robot-robot yang

    lahir dari riset yang dilakukan universitas di Jepang. Pemerintah Jepang juga gencar membantu dan

    mendukung baik dari segi dana maupun fasilitas untuk kemajuan robot di negeri ninja ini. Melihat

    hal-hal diatas, tidak heran Jepang berhasil mendorong dan menyamai prestasi Negara-negara barat

    seperti Amerika dan Jerman dalam kemajuan riset robot.

    Trend robot mengalami perubahan, dari yang dulunya hanya sebagai buruh di pabrik

    menjadi robot sebagai partner ataupun teman manusia. Hal ini bisa dilihat dengan munculnya

     berbagai macam robot berbentuk manusia (humanoid robot)  yang berparas lucu serta dilengkapi

    dengan kemampuan yang cukup menakjubkan. Robot-robot ini sebagian besar berfungsi sebagaientertainment  robot (robot hiburan) seperti Toyota yang membuat robot yang bisa meniup terompet

    dan menjadi dirigen, sony yang membuat robot anjing yang mempunyai 6 ragam emosi, Honda

    yang membuat robot yang bisa berlari, menaiki tangga, membantu manusia mengangkat barang

    maupun sebagai service robot seperti actroid  yang mempunyai wajah menyerupai manusia.

    Salah satu jenis yang paling intens dikembangkan adalah robot humanoid. Ada yang menjadi

    resepsionis, perawat, asisten pribadi bahkan ada yang menjadi penyelamat prajurit. Tapi, beberapa

    di antara mereka masih berukuran besar. Mungkin baru GeStream  yang bisa membuat robot

    terkecil. Tidak hanya kecil, robot itu diklaim pembuatnya sebagai yang terkecil di dunia. Sebelum

    ini, pemegang rekor robot terkecil adalah i-SOBOT. Robot buatan Tomy Takara tersebut

    mempunyai tinggi 16,5 cm. Ia pun mendapatkan penghargaan dari Guinness World Record sebagai

    robot terkecil di dunia. Sementara itu, Robot buatan GeStream mempunyai tinggi 15 cm dengan berat 250 gram. Robot mungil tersebut juga mempunyai beragam kemampuan. Ia mampu

    melakukan 65.536 gerakan layaknya manusia. Gerakan lain yang bisa dilakukan adalah push-up,

    main sepak bola, menghormat ala Jepang, dan menari.

    Penelitian pada bipedal walking robot   dilakukan karena ingin mempelajari dan memahami

     bagaimana karakteristik dari pergerakan robot dengan dua kaki, yang memerlukan keseimbangan

    semaksimal mungkin untuk dapat berdiri diantara kedua kaki tersebut, sehingga robot dapat

     bergerak atau berjalan kedepan menyerupai manusia.

    PEMBAHASAN

    Karakteristik Pada Biped Robot

    Pada biped   robot, menjaga keseimbangan badan dalam keadaan diam maupun dalam

    keadaan berjalan merupakan hal yang mendasar. Ada dua jenis keseimbangan yang dapat dimiliki

    oleh robot, pertama adalah keseimbangan statis. Pada jenis keseimbangan ini robot berhenti

    didalam melakukan pergerakan tanpa terganggu keseimbangannnya. Sedangkan pada jenis yang

    kedua, yaitu keseimbangan dinamis, robot dapat menjaga keseimbangannya selama bergerak untuk

    mencapai keadaan stabilnya dan dalam keadaan ini robot dapat kehilangan keseimbangan bila

     pergerakannya dihentikan. Perancangan bipedal walking robot   ini dilakukan dengan tujuan agar

    robot dapat berjalan menyerupai manusia, tetapi tidak untuk berlari dan dapat melakukan beberapa

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    3/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 111 

     pergerakan. Sehingga robot mampu berjalan menyeimbangkan tubuhnya ketika berjalan dan tidak

    mudah terjatuh.

    Dengan kondisi rancangan tubuh robot dibuat seperti Gambar 1, diharapkan robot dapat

    menjaga keseimbangan dan bergerak sesuai yang diinginkan. Untuk lebih jelas, struktur tubuh

    biped robot  yang akan di rancang ialah sebagai berikut:

    Gambar 1 Struktur tubuh biped robot

    Keseimbangan Robot

    Keseimbangan Robot Bertumpu pada Kedua Kaki

    Analisa keseimbangan sangat diperlukan dalam merancang sebuah robot berkaki, dan

    dalam kegiatan ini dibatasi hanya dalam keseimbangan statik. Tujuan dari analisa ini adalah

    mempelajari keseimbangan robot berdasarkan jumlah kaki yang menapak di tanah sehingga dapat

    diketahui dalam kondisi apa robot memiliki keseimbangan terbaik dan dalam kondisi apa robottidak memiliki keseimbangan. Dengan mengasumsikan badan (badan pada robot ini adalah ukuran

     pada platform pada gambar di bawah ini dalam posisi horizontal) dan kaki robot diasumsikan

    merupakan sebuah garis dimana kaki robot dianggap tidak bermasa dan badan robot diasumsikan

    memiliki distrubusi masa homogen, maka gambar rancang robot dapat disederhakan seperti berikut

    (Gambar 2):

    Gambar 2 Rancangan robot bertumpu pada dua kaki

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    4/14

    112 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    Dengan melihat Gambar 2, dapat dilihat adanya gaya-gaya yang bekerja pada tubuh robot,

    antara lain NA dan NB merupakan gaya normal dari setiap kaki untuk menahan beban tubuh robot.

    W merupakan berat dari tubuh robot (titik P merupakan titik pusat massa tubuh robot), L

    merupakan panjang dari titik A ke titik B (lebar robot). Dengan menggunakan parameter-parameter

    diatas dan rumusan momen gaya maka dapat ditentukan persamaan matematis keseimbangan dari

    tubuh robot, yaitu jumlah momen gaya terhadap sumbu X yang bekerja pada setiap kaki sama

    dengan nol.

    Persamaan 1:

    Persamaan 2:

    Dari kedua persamaan diatas didapat bahwa:

    Persamaan diatas menggambarkan bahwa kedua kaki menerima beban yang sama. Untuk

    dapat meningkatkan kesetimbangan, maka titik pusat masa diusahakan serendah mungkin dengan

     batasan fisik yang ada, namun diusahakan agar titik pusat masa dapat serendah mungkin. Kondisi

    ini merupakan kondisi yang ideal karena seperti layaknya manusia ketika berdiri tegak merasa

    lebih seimbang dari pada berdiri dengan mengangkat kaki satu. Dilihat dari segi keseimbangan

    ketika robot bertumpu pada kedua kaki lebih baik karena besar beban yang dihasilkan di setiap kaki

    sama.

    Keseimbangan Robot Bertumpu pada satu Kaki

    Saat robot ini berjalan, titik tumpu berada pada salah satu kaki sementara kaki yang

    satunya mengangkat (tidak menapak sehingga tidak memiliki gaya normal), sehingga seolah-olahrobot berdiri dengan 1 kaki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3:

    Gambar 3 Rancangan robot bertumpu pada satu kaki

    L

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    5/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 113 

    Persamaan 3:

    ∑   ≠= 02

    1.  LW  M  A  

    Sehingga bila keadaan robot seperti Gambar 3 maka yang akan terjadi adalah robot berada

     pada posisi tidak seimbang, dikarenakan ∑MA ≠  0. hal ini disebabkan kerena tidak ada gaya

    normal pada titik B (kaki tidak menapak). Agar robot dapat seimbang, maka jarak sepanjang sumbu

    X dari titik A ke pusat masa P perlu dibuat nol. Keadaan ini dapat diperoleh apabila robot memiliki

     postur sebagai terlihat pada Gambar 4.

    Pada posisi diatas robot dapat menjaga keseimbangannya hal ini di sebabkan P (pusat

    massa) berada segaris dengan NA (gaya normal pada titik A). Didapat persamaan  N  A = W dan N  B=

    0 (gaya normal pada titik B). Untuk itu joint yang terdapat pada telapak kaki dibuat bergerak kekanan dan ke kiri untuk dapat menyeimbangkan tubuh robot ketika melangkah.

    Perancangan Mekanik

    Perancangan mekanik ini dibuat untuk menentukan bagaimana bentuk robot yang akan

    dibuat dalam hal ini biped  robot. Pada tahap-tahap penelitian ini ditentukan posisi kaki. Posisi kaki

    yang di maksud tataletak dan arah dari pergerakan servo agar robot dapat berjalan sesuai yang

    diinginkan. Pada perancangan robot berkaki dua ini terdapat 6 buah motor servo yang berfungsi

    sebagai sendi atau joint dan terhubung oleh 7 link   (termasuk telapak kaki), ketujuh link tersebut

    menghubungkan Servo 1 hingga Servo 6. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 berikut

    ini:

    Gambar 4 Rancangan seimbang robot bertumpu pada satu kaki

    Gambar 5 Perancangan mekanik robot

    Adapun posisi motor servo (S) yang dipasang pada robot dengan dihubungkan oleh link

    (L) menurut gambar diatas, antara lain:

    •  S1 (Joint 1) dan S6 (Joint 6) berfungsi untuk bergerak ke kiri dan ke kanan juga dapat

    digunakan sebagai keseimbangan ketika robot akan melangkah atau berjalan. Selain itu S1

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    6/14

    114 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    (Joint 1) dan S6 (Joint 6) merupakan titik yang paling berat menahan gaya yang dihasilkan

     pada setiap robot melakukan gerakan.

    •  S2 (Joint 2) dan S5 (Joint 5) berfungsi untuk menggerakkan lutut robot, selain itu juga dapat

     berfungsi menahan gaya yang dihasilkan oleh S3 (Joint 3) dan S4 (Joint 4) ketika sedang

    melakukan gerakan.• 

    S3 (Joint 3) dan S4 (Joint 4) merupakan base dari masing masing kaki sehingga pergerakannya

    mempengaruhi pada perubahan posisi dari S1 (Joint 1), S2 (Joint 2), S5 (Joint 5), S6 (Joint 6).

     Platform Elektronik

    Platform elektronik dirancang sebagai tempat menampung komponen-komponen

    elektronik yang terdapat pada modul on-board controller   beserta baterai. Bentuk rancangan

     platform ini menggunakan persegi panjang karena untuk bisa mendapatkan posisi pada kedua kaki

    dengan cara menarik garis dari masing-masing sudut persegi panjang (diagonal).

    Gambar 6 Rancangan platform elektronik

    Perancangan Elektronik

    Perancangan elektronik dibuat sesuai dengan fungsi masing-masing komponen yang ada

     pada modul. Adapun Gambar 7 blok diagram sistem keseluruhan dari robot berkaki dua ini sebagai

     berikut:

    Gambar 7 Diagram sistem keseluruhan robot berkaki dua

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    7/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 115 

    On-Board Controller

    Modul pengendali pada robot yang akan terhubung langsung dengan servo penggerak

    didasarkan pada penggunaan ATMEGA8535 yang memiliki 40 pin. Dalam perancangan ini output

    yang digunakan hanya 6 pin, yaitu PORTD.0 sampai PORTD.4 dan PORTD.6 yang digunakanuntuk mengontrol pergerakan servo melalui pemberian pulsa PWM. Berdasarkan pin PORTD

    sebagai output controller, jika dihubungkan dengan motor servo sebagai joint dapat dilihat pada

    Tabel 1:

    Sedangkan input yang digunakan sebanyak 5 pin, yaitu PORTC.0 sampai PORTC.4 yang

    di hubungkan dengan push button, berfungsi sebagai pemilihan pergerakan yang telah terprogram

    di dalam on-board controller . Untuk lebih jelas skematik dapat dilihat pada Gambar .

    Tabel 1 Hubungan pin output controller  dengan joint  robot

    JOINT PORTD

    1 PD.12 PD.23 PD.44 PD.65 PD.36 PD.0

    Gambar 8 Skematik On-Board Controller  

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    8/14

    116 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    Perancangan Software 

    Perancangan software  menggunakan program CodeVisionAVR. Program ini merupakan

     program yang ada di dalam mikropengendali ATmega8535 dan berfungsi mengolah sinyal PWM.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut (Gambar 9).

    Gambar 9 Flowchart On-Board Controller

    Pengujian Pola Berjalan

    Pola pengujian lintasan dilakukan untuk mengetahui batasan-batasan yang akan diukur

     pada setiap percobaan, terdapat dua kategori dalam pengujian lintasan berdasarkan Gait yang akan

    diuji. Lintasan pertama digunakan untuk menguji Gait 1, Gait 2, Gait 3 dan Gait 4 yang merupakan

    Gait berjalan lurus sehingga dapat diperoleh hasil berupa waktu dan simpangan yang terjadi jika

    robot berjalan tidak lurus. Dengan kondisi lintasan yang datar dan memiliki panjang 100 cm 

    Gait 1

    Setelah dilakukan percobaan robot ini dengan menggunakan lintasan pertama, data yang

    didapat bahwa pada Gait ini robot tidak dapat mencapai tujuan (100 cm) seperti yang diinginkan,

    dikarenakan robot menyimpang terlalu jauh dari garis normal. Oleh karena itu, pada saat percobaan

    robot dibiarkan bergerak terus-menerus dengan cara memberikan workspace pergerakan dari robot

    terhadap area pengujian. Setelah robot di biarkan berjalan terus-menerus ternyata robot membentuk

    sebuah elips, dari 10 kali percobaan data yang akan diambil ialah diameter maksimum dan

    diameter minimum dari sebuah elips. Pada Gambar 10, gambar lintasan yang dihasilkan oleh robot

    dengan menggunakan Gait 1 dan Tabel 2 data yang diperoleh saat melakukan pengujian:

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    9/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 117 

    Gambar 10 Bentuk lintasan yang dihasilkan gait  1

    Berdasarkan Gambar 10 lintasan yang dihasilkan Gait 1, h adalah tinggi maksimum dari

    garis start, garis y adalah garis normal sumbu y yang diukur saat bertemu dengan garis x, dan garis

    x itu sendiri di ukur dari titik temu saat robot melintas.

    Tabel 2 Percobaan Gait 1

    Berdasarkan hasil percobaan pada Tabel 2,  pada pengambilan data percobaan ke 8, 9 dan

    10, nilai ‘y’ tidak mendapatkan data, dikarenakan pada percobaan gait  1 tersebut robot keluar dari

    lintasan sehingga pengukuran yang dilakukan pada lintasan elips yaitu diameter maksimum dan

    diameter minimum tidak memiliki nilai. Jika dilihat dari hasil persentase percobaan tabel di atas,

    tingkat keberhasilan robot membentuk lintasan elips sebesar 70 % dari 10 kali percobaan. 30 %

    dari tabel percobaan robot dianggap gagal.

    Gait 2

    Berdasakan data yang telah dikumpulkan untuk Gait 2 dapat dihasilkan sebuah grafik

    seperti Gambar 11.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 1 2 1 3 14 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0

    Percobaan Ke

         S     I    m    p    a    n    g    a    n     (     D    e    r    a     j    a    t     )

     

    Gambar 11 Grafik simpangan (derajat)

    Percobaan

    Tinggi (cm)

    Jarak

    Simpangan

    (cm)

    Waktu

    (menit)

    Diameter (cm) Baterai

    (V)y h X t D min D max

    1 85 104 69 6.54 76 104 6.90

    2 66 80.5 44 7.35 89 124 6.85

    3 92 106.5 61 7.22 93 104 6.67

    4 85 104 69 6.54 76 104 6.46

    5 2 53 1.5 5.20 82.5 111 6.30

    6 76 104 53.5 6.42 83 105 6.26

    7 68.5 79 66.5 5.44 61 85 6.23

    8 - 43 68.5 5.38 - - 6.20

    9 - 42 50 4.36 - - 6.16

    10 - 20 37 4.08 - - 6.16

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    10/14

    118 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    Gambar 11 menunjukkan grafik percobaan robot secara keseluran. Dapat dilihat pada

     percobaan ke 16 hingga percobaan ke 20 bentuk grafk menanjak tajam. Hal ini di sebebkan kondisi

     batrai yang mulai melemah sehingga servo sudah tidak lagi mampu bergerak secara maksimal.

    Gambar 12 menunjukkan grafik perubahan tegangan pada baterai motor servo.

    5.40

    5.60

    5.80

    6.00

    6.20

    6.40

    6.60

    6.80

    7.00

    7.20

    7.40

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Percobaan Ke

         B    a    t    e    r    e     (     V    o     l    t     )

     

    Gambar 12 Grafik perubahan tegangan Gait 2

    Grafik diatas menujukan bahwa pada gait   ini robot banyak memerlukan  power   sehingga

     perubahan tegangan pada setiap percoban terlihat besar.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 13 14 15 16 17 18 1 9 20

    Percobaan ke

         S     i    m    p    a    n    g    a    n     (     D    e    r    a     j    a    t     )

     

    Gambar 13 Grafik simpangan (bagi yang berhasil)

    Grafik diatas menujukan keberhasilan robot berjalan mencapai tujuan, sebesar 25%

    ketidakberhasilan robot mancapai lokasi yang di tentukan.

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    11/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 119 

    Gait 3

    Berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk gait   3 dihasilkan sebuah grafik sepertti

    Gambar 14.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 12 1 3 14 1 5 1 6 1 7 18 1 9 2 0

    Percobaan  Ke

         S     I    m    p    a    n    g    a    n     (     D    e    r    a     j    a    t     )

     

    Gambar 14 Grafik simpangan gait  3 (seluruh percobaan)

    Grafik di atas menunjukkan percoban Gait 3 secara keseluruhan, pada kenyataannya pada

    Gait ini tidak lebih baik dari pada Gait 2, yang tingkat keberhasilanya hanya sebesar 55% dari 20

     percobaan yang dilakukan pada Gait ini. Grafik pada Gambar 15 menunjukkan perubahan

    tegangan.

    5.40

    5.60

    5.80

    6.00

    6.20

    6.40

    6.60

    6.80

    7.00

    7.20

    7.40

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Percobaan 

    Ke

         B    a    t    e    r    e     (     V    o     l    t     )

     

    Gambar 15 Perubahan tegangan Gait 3

    Bila dilihat perubahan tegangan, gait  ini tidak memerlukan power  yang besar seperti pada

    gait  2.

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    12/14

    120 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13 1 4 15 1 6 1 7 18 19 20

    Percobaan ke

         S     i    m    p    a    n    g    a    n     (     D    e

        r    a     j    a    t     )

     

    Gambar 16 Grafik simpangan (bagi yang berhasil)

    Penyimpangan terbesar pada percobaan ini terdat pada percobaan ke 15 dimana

    simpangannya sebesar 15°. Bila dilihat berdsarkan data yang dikumpulkan bahwa pada Gait   ini,

     penyimpangan yang terjadi bukan karena kondisi batrai yang tidak mampu manggerakan servo

    secara maksimal melainkan pada Gait   ini sendiri, sehingga pada beberapa percobaan tidak dapat

    mencapai tujuan.

    Gait 4

    Berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk gait   4, dihasilkan sebuah grafik pada

    Gambar 17.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 1 3 14 1 5 1 6 1 7 18 1 9 2 0

    Percobaan ke

         S     i    m    p    a    n    g    a    n     (     D    e    r    a     j    a    t     )

     

    Gambar 17 Grafik simpangan gait  4

    Grafik di atas menujukkan pada gait   ini merupakan gait   yang baik bila dibandingkan

    dengan gait-gait  sebelumnya. Dalam 20 kali percobaan robot dapat mencapai tujuan.

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    13/14

    Bipedal Walking Robot (Iman H. Kartowisastro) 121 

    5.40

    5.60

    5.80

    6.00

    6.20

    6.40

    6.60

    6.80

    7.00

    7.20

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Percobaan Ke

         B    a    t    e    r    e     (     V

        o     l    t     )

     

    Gambar 18 Grafik perubahan tegangan

    Pada Gait ini perubahan tegangan dari kondisi maksimal hingga percobaan terkhir terlihattidak mangalami perubahan yang besar pada setiap percobaan. Bila di bandingkan dengan Gait 3

     perubahan tegangan pada Gait ini relatif sama.

    PENUTUP

    Penelitian walking robot   merupakan topik yang terus berkembang karena masih banyak

    ruang untuk melakukan perbaikan untuk dapat menyerupai makhluk hidup.  Bipedal walking robot  

    dalam penelitian ini masih belum sempurna. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk

     pengembangan cara berjalan (gait ) berikutnya. Dari penelitian bipedal walking robot   ini dapat

    diambil simpulan, yaitu: pertama struktur mekanik mempengaruhi simpangan gerak berjalan.Kedua, cara berjalan mempengaruhi kecepatan, keseimbangan, dan simpangan robot dalam

     berjalan. Dalam proses pembuatan robot, sebelumnya melakukan perancangan secara menyuluruh

    dan hasil dari perancangan tersebut sangat membantu dalam proses akhir. Saran untuk penelitian

     berikutnya yaitu pembuatan mekanik sebaiknya dikerjakan kepada ahlinya sehingga assumsi

    distribusi massa homogen dapat ditercapai.

    DAFTAR PUSTAKA

    Design Robot, 29 Mei 2008, http://lecturer.eepis-its.edu/~epit/modules.php?name=News&file=article&sid=19

    GeStream, 23 Mei 2008, www.iluvgadget.com/robotics/gestream-debuts-the-worlds-smallest-

    humanoid-robot

    Guan, Xu; Zheng, Haojun; Zhang, Xiuli (2004).  BIOLOGICALLY INSPIRED QUADRUPED

     ROBOT BIOSPOT: MODELLING, SIMULATION AND EXPERIMENT. Tsinghua

    University, Beijing.

    Humanoid Robots, www.robotmatrix.org/humanoidrobot.htm

  • 8/20/2019 04. Bipedal Walking Robot Ok

    14/14

    122 Jurnal Teknik omputer Vol. 18 No. 2 Agustus 2008: 109 - 122  

    Septiarini, Zweisty; Budiono, Isnan; Indrapramasto, Jati (2007).  Holonomic Walking Robot.

    Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

    Seattle Robotics Society, 25 Mei 2008, www.seattlerobotics.org/guide/ servos.html

    Sulistyowati, Fransiska; Suhandi; Kurniadhi, Yosafat (2006). Walking Robot dengan Servo.

    Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

    Rudianto, Aan; Lumban Raja, Denny (2002). Pengembangan Walking Robot.  Universitas Bina

     Nusantara, Jakarta.


Recommended