MediaFarmasi
Poltekkes Kemenkes MakassarJurusan Farmasi
ISSN : 0216-2083
Vol. XII. No. 2, November 2016
Diterbitkan Oleh:
ii
MEDIA FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
Penasehat : Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Penanggung Jawab : Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar
Dewan Redaksi
Ketua : Drs. Jumain, M.Kes, Apt
Anggota : Muhammad Saud, SH, S.Farm, M.Kes
Drs. H. Tahir Ahmad, M.Kes, Apt
Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes, Apt
Drs. Rusli, Sp.FRS, Apt
Mitra Bestari : DR. Suharjono, MS, Apt (Fak. Farmasi Univ. Airlangga)
DR. Hj. Nurisyah, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)
DR. Sesilia Rante Pakadang, M.Si, Apt (Poltekkes Makassar)
DR. H. Asyhari Asyikin, S.Farm, M.Kes (Poltekkes Makassar)
Redaksi Pelaksana
Ketua : Santi Sinala, S.Si, M.Si, Apt
Wakil Ketua : Raimundus Chaliks, S.Si, M.Sc, Apt
Sekretaris : Rusdiaman, S.Si, M.Kes, Apt
Anggota : Tajuddin Abdullah, ST, M.Kes
Dra. Hiany Salim, M.MKes, Apt
Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt
H. Sultan, S.Farm, M.MKes
Humas : Mispari, SH, S.Farm, M.Kes
Arisanty, S.Si, M.Si, Apt
Ratnasari Dewi, S.Si, M.Kes
Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc, Apt
Sirkulasi : St. Ratnah, S.Si, M.Kes
Hendra Stevani, S.Si, M.Kes, Apt
Alfrida Monica S, S.Si, M.Kes
Dwi Rachmawaty Daswi, S.Farm, M.Kes
Alamat Redaksi : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar
Jl. Baji Gau No.10 Makassar
Telp. 0411-854021, 830883 Fax. 0411-830883
e-mail : [email protected]
website : http//www.farmasi.poltekkes-mks.ac.id
Kode pos 90134
ISSN No. 0216-2083
iii
EDITORIAL
Pembaca yang budiman, ucapan syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan anugerahNya sehingga penerbitan Vol. XII No.2,
November 2016 MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR dapat
terlaksana dan telah mendapat legalitas sebagai media resmi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dengan nomor penerbitan ISSN No. 0216-2083.
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar merupakan suatu wadah dalam
menampung aspirasi ilmiah sehingga dapat menggugah motivasi dan inovasi dari dosen di
lingkup Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar serta artikel dari simpatisan untuk
melakukan kajian ilmiah.
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar diterbitkan 2 kali dalam setahun yaitu
pada bulan April dan November. Sebagai majalah ilmiah, Media Farmasi mengembangkan
misi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan khususnya di bidang
farmasi
Akhirnya redaksi sangat berharap bahwa semua artikel yang disajikan dalam edisi ini
dapat memberi apresiasi keilmuan di bidang kesehatan bagi kita semua. Oleh karena itu
kritikan dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan edisi-edisi selanjutnya.
Selamat membaca
Makassar , November 2016
Redaksi
iv
Studi Interaksi Obat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan di
RSUD Labuang Baji Makassar
H. Asyhari Asyikin ............................................................................ 1
Aktivitas Antibakteri Infusa Daun Jamblang (Eugenia cumini Merr.) terhadap
Pertumbuhan Streptococcs pyogenes dan Escherichia coli
Darwis, Sesilia R.Pakadang, Suherman B ............................................. 10
Pola Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
Dan Anak Pertiwi (RSKDIA) Makassar
Rusli, Raimundus Chaliks, Nurul Putri Sakinah ...................................... 19
Perbandingan Daya Hambat Beberapa Sediaan Obat Kumur Terhadap
Pertumbuhan Mikroba dalam Rongga Mulut
Hiany Salim .................................................................................... 25
Uji Efek Rebusan Daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L) sebagai Antidiare
Pada Mencit (Mus musculus)
H. Sultan, Alwardhatullatifah .............................................................. 31
Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Lenglengan
(Leucas lavandulifolia Smith) terhadap Streptococcus mutans
Jumain, Asmawati, Iin Idayati ............................................................. 36
Pengaruh Ektrak Daun Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)
Terhadap Peningkatan Berat Badan, Kwalitas Leukosit Dan Eritrosit Pada
Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Dwi Rachmawaty Daswi, Sesilia R. Pakadang, Hiany Salim ..................... 43
Penentuan Total Polifenol Dan Total Flavonoid Serta Uji Aktivitas Daya
Hambat Ekstrak Etanol Propolis Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
Santi Sinala .................................................................................... 50
Evaluasi Terapi Sulih Antibiotik Pasien Pneumonia Komunitas Rawat Inap
DAFTAR ISI
v
Di RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar
Estherina Allo Pajung ........................................................................ 56
Uji Cemaran Escherichia coli Pada Beberapa Makanan Yang dijual Oleh
Penjual Makanan di Sekitar Kampus Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar
St. Ratnah ...................................................................................... 66
Uji Kestabilan Fisik Sediaan Krim Perasan Buah Mentimun (Cucumis sativus L. )
Dwi Rachmawaty Daswi .................................................................... 72
Formulasi Masker Krim Wajah Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.)
Rusmin .......................................................................................... 77
Analisis Logam Timbal (Pb) Pada Kopi Robusta Bubuk Yang Beredar Di
Kabupaten Toraja Utara secara Spektrofotometri Serapan Atom
Hj. Nurisyah .................................................................................... 85
Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L)
Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Propionibacterium acnes
Alfrida Monica Salasa ....................................................................... 91
Uji Efek Hemostatik Perasan Daun Andong Merah (Cordyline fruticosa L.)
terhadap Mencit (Mus musculus)
Agust Dwi Djajanti, Arief Azis, Akbar .................................................... 96
Formulasi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras zapota L)
Asal Maros
Arisanty, Muhammad Saud, Amelia Karmila .......................................... 100
Pembuatan Dan Uji Daya Desinfeksi Ekoenzim Hasil Pengolahan Sampah
Dapur Organik
Ida Adhayanti .................................................................................. 108
Identifikasi Kelengkapan Resep Narkotika Di Apotek Rawat Inap
RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa
Ratnasari Dewi ................................................................................ 115
vi
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L)
Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil)
Syarifuddin KA, Yusriyani .................................................................. 121
Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Penggunaan Antibiotik Secara Swamedikasi
Pada Masyarakat Di Desa Mangeloreng Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros
Raimundus Chaliks, Rusli, Syamsinar .................................................. 128
Pengaruh Kombinasi Perasan Buah Pare (Momordica charantia L.) Dan Buah
Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit
Jantan (Mus musculus)
Sisilia Teresia Rosmala Dewi ............................................................. 133
Uji Daya Hambat Perasan Daun Pandan Wangi (Pandanus amrylliolius Roxb)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Hendra Stevani, Irmawati, Adriani Kadir. ............................................... 141
MEDIA FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN
7
MAKASSAR
Sekretariat : Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Farmasi Jl. Baji Gau No. 10 Makassar Telp. (0411) 854021 Fax (0411) 830883
Media Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar menerima tulisan hasil penelitian, survey, kajian pustaka yang erat kaitannya dengan bidang kesehatan. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar terbit setiap dua kali setahun. Naskah dikirim ke alamat sekretariat redaksi.
PEDOMAN PENULISAN
1. Naskah ditulis dengan program pengolah kata
Microsoft Word, dengan jenis huruf Times New Roman , 10 pt, satu spasi. Untuk rumus struktur kimia dapat digunakan program chemdraw ultra. Untuk foto dan gambar dapat digunakan format jpg/jpeg dan untuk grafik dapat digunakan excel.
2. Naskah dikirim dalam bentuk file CD, disket atau e-mail dan satu exsampler hasil cetakan pada kertas putih ukuran kwarto (21,59 X 27,94 cm), dengan margin 2 cm kanan, 2.5 cm bawah, 3 cm atas, dan 4 cm kiri.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia disusun dengan urutan sebagai berikut : a. JUDUL ditulis dengan huruf kapital ( maksimum
12 kata) b. Nama penulis tanpa gelar, nama depan ditulis
dengan huruf kecil semua kecuali huruf pertama ditulis sedangkan nama akhir huruf besar, ditulis dengan huruf besar semua, ditulis di bawah judul, beserta nama lengkap instansi penulis. Jika para penulis berasal dari instansi yang berbeda, maka gunakan tanda *),**),***) dan seterusnya di belakang nama masing-masing penulis. Kontak person penulis yang menjadi alamat korespondensi dan alamat instansi harus tercantum dengan lengkap beserta alamat e-mail (jika ada).
c. ABSTRAK dalam bahasa Indonesia atau dan
bahasa Iggris, maksimal 200 kata. d. Key words; 1 – 4 kata e. PENDAHULUAN, Berisi latar belakang, tinjauan
pustaka/ teori yang mendasari penelitian, masalah, tempat, metode, tujuan dan manfaat penelitian.
f. METODE DAN BAHAN
Disain penelitian instrumen dan metodologi yang digunakan bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian.
g. HASIL DAN PEMBAHASAN h. UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada pihak-pihak yang berperan dalam penelitian tetapi tidak masuk sebagai penulis
i. DAFTAR PUSTAKA
(Lihat cara penulisan daftar pustaka) 4. Tabel dan keterangan tabel ditulis di bagian atas
tabel dengan nomor urut angka arab. 5. Gambar termasuk grafik serta keterangan ditulis di
bagian bawah dengan nomor urut angka arab. 6. Pustaka dalam naskah ditunjukkan dengan nama
akhir penulis diikuti tahun. Bila pustaka lebih dari satu penulis ditulis nama akhir penulis utama diikuti dengan et. al., (dkk.,), tahun. Contoh sebagai berikut : Chi-Hua Sun, Hui-Po Wang, 1998, Methods in
Preparation of Diphennylglycine-Containing Cefotaxime Double Esters, J. Food and Drug Analysis, School of
Pharmacy, National Taiwan University, Taiwan, 447 -484
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979,
Materia Medika Indonesia, Jilid III,
Jakarta, 6 – 8 ............. 1992, Farmakope Indonesia , Edisi IV,
Direktoral Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, 23 -29
Gennaro, A.R, 2000, Remington : The Science
and Practice of Pharmacy, 20th edition,
Mack Publishing Co, Easton, Pensylvania, U.S.A, 986 – 994.
Katzung, B.G., 1989, Farmakologi Dasar dan
Klinik, edisi ketiga, Ahli bahasa Binawati
Kotualubun dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 47 – 484.
Morey,S.S, 2000, Guidelines on Migraine: Part 3.
Recommendations for Individual Drug,- http://www.aafp.org/clinical/migraine
Tjay H.T, Rahardja, K, 2002, Obat-obat Penting,
Khasiat Penggunaan dan Efek-efak Sampingnya, Edisi Kelima, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 231 -244.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 36
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN
LENGLENGAN (Leucas lavandulifolia Smith) TERHADAP Streptococcus mutans
Jumain*), Asmawati*), Iin Idayati**)
*) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
**) Universitas Indonesia Timur Makassar
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang “Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun
Lenglengan (Leucas lavandulifolia Smith) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri sediaan obat kumur ekstrak daun Lenglengan
dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan variasi konsentrasi masing-masing
ekstrak 1%, 2%, 4%, kontrol positif dan kontrol negatif. Pengujian efektivitas antibakteri
dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar untuk menentukan diameter zona hambat
terhadap Streptococcus mutans dengan menggunakan paperdisk pada medium Manitol Salt Agar
(MSA) kemudian diinkubasi selama 24 jam didapatkan rata-rata zona hambat untuk konsentrasi
1% yaitu 6,8 mm, konsentrasi 2% yaitu 8,2 mm, konsentrasi 4% yaitu 12,3 mm, kontrol negatif 6
mm, sedangkan untuk kontrol positif (klorhexidin glukonat 0.2%) sebesar 14,8 mm. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada formula dengan konsentrasi 4% yang efektif dalam
menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
Kata kunci : Efektivitas, Obat Kumur, Daun Lenglengan (Leucas Lavandulifolia Smith),
Streptococcus mutans.
PENDAHULUAN
Gigi merupakan salah satu bagian
terpenting dalam rongga mulut, karena
adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan,
antara lain untuk mengunyah makanan
sehingga membantu pencernaan, untuk
berbicara dan untuk menunjang penampilan.
Jika terjadi gangguan atau penyakit pada
gigi tentu dapat mempengaruhi kesehatan
anggota tubuh lainnya, sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari
(Nurhidayat, 2012). Penyakit gigi dan mulut
yang banyak diderita masyarakat Indonesia
adalah penyakit jaringan penyangga dan
karies gigi. Karies gigi diawali dengan
adanya plak pada gigi. Plak adalah lapisan
tipis yang melekat erat dipermukaan gigi
serta mengandung kumpulan bakteri
(Hastuti, 2010).
Karies gigi adalah kerusakan pada
jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivasi jasad renik dengan cara meragikan
karbohidrat dalam mulut. Tandanya adalah
adanya demineralisasi bahan-bahan
anorganik yang diikuti oleh kerusakan bahan
organik dari email dan dentin.
Demineralisasi jaringan keras tersebut
bersifat lokal, progresif dan terjadi pada
bagian mahkota yaitu pada email dan dentin
serta bagian akar (Taringan, 1990).
Menurut Rosenberg (2010),
penyakit karies menduduki urutan kedua
setelah common cold. Pengalaman karies
gigi sangat bervariasi antar Negara,
tergantung pada faktor prilaku, usia, keadaan
sosial-ekonomi dan pola hidup serta pola
makan masyarakatnya. Karies terjadi akibat
adanya plak dipermukaan gigi, sukrosa
(gula) dari sisa makanan dan bakteri
berproses menempel pada waktu tertentu
yang berubah menjadi asam laktat yang akan
menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5)
yang menyebabkan demineralisasi email,
dan akan berlanjut menjadi karies gigi. Plak
pada permukaan gigi terbentuk karena
adanya pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans dan spesies Streptococcus lainnya
pada permukaan gigi. Spesies Streptococcus
mutans ini mampu menempel pada
permukaan gigi (Pratiwi, 2008).
Streptococcus mutans merupakan
bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak
bergerak). Bakteri ini tumbuh secara optimal
pada suhu sekitar 18-400C dan biasanya
ditemukan pada rongga gigi manusia serta
menjadi bakteri yang paling kondusif
menyebabkan karies untuk email gigi.
Streptococcus mutans ini mempunyai suatu
enzim yang disebut glukosil transferase yang
dapat membentuk alfa glukosa yang sangat
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 37
lengket, sehingga tidak larut air. Hal ini
dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus
mutans untuk berkembang dan membentuk
plak gigi (Jannata, 2014).
Karies gigi harus ditanggulangi
dengan berbagai upaya kesehatan yang
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Usaha-usaha untuk mengatasi karies gigi
salah satunya dapat menggunakan bahan
alam. Penggunaan bahan alam sebagai obat
alternatif dalam penyembuhan penyakit
semakin meningkat. Hal ini disebabkan efek
terapeutik dari bahan alam bersifat
kontrunstif, efek samping yang ditimbulkan
sangat kecil sehingga bahan alam relatif
lebih aman daripada bahan kimiawi
(Hembing, 1998).
Salah satu bahan alam yang dapat
digunakan dalam pengobatan adalah
Lenglengan (Leucas lavandulifolia Smith).
Bagian yang digunakan dari tanaman ini
adalah daun yang berkhasiat untuk
menghilangkan plak pada gigi. Senyawa
aktif yang terkandung dalam daun
Lenglengan adalah flavonoid. Meskipun
daun Lenglengan mempunyai banyak
kegunaan, eksplorasi tentang manfaat daun
Lenglengan masih belum optimal.
Penggunaan daun Lenglengan sebagai
sediaan obat kumur merupakan salah satu
usaha dalam mengeksplorasi manfaat daun
Lenglengan.
Definisi obat kumur
(gargarisma/gargle) menurut Farmakope
Indonesia III adalah sediaan berupa larutan,
umumnya pekat yang harus diencerkan
dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan
untuk digunakan sebagai pencegahan atau
pengobatan infeksi tenggorokan. Selain itu,
obat kumur daun Lenglengan akan dapat
menggantikan obat kumur komersial dengan
kandungan alkohol yang cukup tinggi.
Penggunaan obat kumur yang mengandung
alkohol sebesar 25% atau lebih, akan
meningkatkan resiko timbulnya kanker
mulut, tenggorokan dan faring sekitar 50%
(Febriana, 2011).
Berdasarkan uraian diatas maka
yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana efektivitas
antibakteri sediaan obat kumur ekstrak daun
lenglengan dalam menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans dan pada konsentrasi
berapa yang efektif dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus mutans.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektivitas antibakteri
sediaan obat kumur ekstrak daun lenglengan
dalam menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans.
Manfaat penelitian ini adalah
memperoleh data ilmiah tentang bahan alam
yang dapat diformulasikan dalam sediaan
obat kumur dan sebagai bahan masukan bagi
industri obat modern atau obat tradisional
dalam pembuatan obat kumur dengan
menggunakan bahan alam yaitu ekstrak daun
lenglengan.
METODE DAN BAHAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian secara eksperimen laboratorium.
Desain penelitian ini yaitu sampel daun
lenglengan yang dibuat ekstrak kental
kemudian diformulasi dalam bentuk sediaan
gargarisma (obat kumur). Formula obat
kumur yang dibuat masing-masing terdiri 4
formula dengan kontrol negatif (formula 1)
yaitu formula tanpa kandungan zat aktif, dan
3 formula lainnya mengandung zat aktif
masing-masing dengan konsentrasi 1%, 2%
dan 4% kemudian dilakukan pengujian
efektifitas Streptococcus mutans.
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Juli s/d. November 2016 di
Laboratorium Teknologi Farmasi dan
Mikrobiologi Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Makassar.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat
maserasi, autoklaf, batang pengaduk, cawan
petri, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,
inkubator, jarum ose, labu ukur, laminar air
flow, oven, penangas air, paperdisk, pinset,
rotary evaporator, sendok tanduk, timbangan
analitik, dan timbangan kasar.
Bahan yang digunakan adalah
aluminium foil, aquadest, biakan
Streptococcus mutans, etanol 70%, ekstrak
daun Lenglengan gliserin, kertas saring,
menthol, pH meter, dan sakarin.
Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah
daun lenglengan segar yang diperoleh dari
kota Makassar Sulawaesi Selatan.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 38
Pengolahan Sampel
Sampel penelitian berupa daun
lenglengan yang diambil, dicuci bersih
kemudian dirajang atau dipotong-potong
kecil sesuai dengan derajat halusnya (4/18).
Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan dicuci
bersih dengan deterjen lalu dibilas dengan
air. Untuk peralatan gelas disterilkan dalam
oven pada suhu 1800 C selama 2 jam,
sedangkan peralatan yang dapat rusak oleh
panas dan bahan-bahan yang akan
digunakan disterilkan menggunakan autoklaf
pada suhu 1210 C dengan tekanan 2 atm
selama 15 menit. Jarum ose disterilkan
dengan cara dipijarkan menggunakan api
langsung (Pratiwi, 2008).
Ekstraksi Daun Lenglengan
Daun lenglengan segar yang telah
dirajang, ditimbang sebanyak 300 gram,
kemudian dimasukkan ke dalam bejana
maserasi dan ditekan dengan batang
pengaduk hingga rata permukaannya,
dimasukkan cairan penyari etanol 70%
sampai serbuk daun terendam sempurna.
Bejana maserasi tersebut ditutup rapat,
kemudian disimpan selama 5 hari pada
tempat yang terlindung dari cahaya sambil
sesekali diaduk. Ekstrak cair yang diperoleh
dari proses maserasi ini kemudian diuapkan
dengan rotary evaporator sampai diperoleh
ekstrak kental.
Formulasi Sediaan Obat Kumur (Gargarisma)
Tabel 1. Formulasi sediaan obat kumur
Bahan Formula
I II III Iv
Ekstrak daun lenglengan - 1 % 2 % 4%
Sakarin 0,1 % 0,1 % 0,1 % 0,1 %
Menthol 0,05% 0,05 % 0,05 % 0,05 %
Gliserin 3 % 3 % 3 % 3 %
Air ad 100% 100 % 100 % 100 %
(Formularium Indonesia, 1987)
Keterangan :
I = Formula Obat Kumur Kontrol
II = Formula Obat Kumur Konsentrasi 1%
III = Formula Obat Kumur Konsentrasi 2%
IV= Formula Obat Kumur Konsentrasi 4%
Pembuatan Obat Kumur Ekstrak Daun
Lenglengan
Pembuatan obat kumur pada tahap
penelitian ini sebanyak 50 ml pada masing-
masing formula. Adapun langkah-langkah
yang akan dilakukan sebagai berikut :
Dikalibrasi wadah obat kumur lalu
ditimbang semua bahan baku (sakarin,
menthol, gliserin) dan bahan aktif (ekstrak
daun Lenglengan). Dimasukkan 10 ml air
pada beaker glass lalu dipanaskan pada
penangas air bila mendidih dimasukkan
sakarin lalu diaduk sampai larut. Setelah
sakarin larut beaker glass diangkat dari
penangas air kemudian ditambahkan gliserin
aduk sampai larut dan homogen kemudian
dimasukan mentol aduk sampai homogen.
Dimasukkan bahan aktif ekstrak daun
lenglengan aduk sampai homogen kemudian
tambahkan sisa aquades. Dimasukkan ke
dalam wadah yang sudah dikalibrasi dan lalu
diaduk sampai homogen. Diulangi perlakuan
dengan penambahan ekstrak daun
lenglengan dengan konsentrasi 1%, 2%, dan
4%.
Uji Mutu Fisik Sediaan Obat Kumur
Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan
dengan mengamati sediaan obat kumur yang
meliputi bentuk, rasa, bau, dan warna
(Anief, 2010).
Uji pH Sediaan Obat Kumur
Penentuan pH sediaan dilakukan
dengan menggunakan indikator universal.
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 39
Uji Efektivitas Antibakteri Sediaan Obat
Kumur Ekstrak Daun Lenglengan
Pembuatan Medium
Timbang Manitol Salt Agar (MSA)
dengan menggunakan neraca analitik
sebanyak 10 gram, kemudian tambahkan
aquades sebanyak 100 ml ke dalam labu
erlenmeyer. Panaskan labu erlenmeyer pada
penangas air sampai MSA larut, kemudian
sterilkan dengan menggunakan autoklaf
pada temperatur 1210C selama 15 menit.
Penyiapan Bakteri Uji
1. Peremajaan Kultur Murni Mikroba Uji
Streptococcus mutans diinkubasi
dengan cara digoreskan secara aseptis
pada medium dalam tabung reaksi,
kemudian diinkubasikan selama 1 x 24
jam pada suhu 370C.
2. Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
Bakteri hasil peremajaan yang telah
diinkubasi selanjutnya dibuat suspensi
bakteri NaCl 0.9%.
3. Pengujian Sampel Terhadap Bakteri Uji
Medium dituang secara aseptik kedalam
cawan petri steril sebanyak 10 ml
kemudian ditambahkan 1 ml biakan
suspensi bakteri Streptococcus mutans
dengan baik supaya bakteri terdistribusi
secara merata. Kemudian paperdisk
dicelupkan kedalam masing-masing
larutan sampel uji obat kumur dengan
konsentrasi 1%, 2%, 4%, kontrol negatif
dan kontrol positif (Klorheksidin
glukonat 0,2%). Paperdisk yang telah
dicelupkan kedalam masing-masing
sampel uji diletakkan pada permukaan
media yang telah memadat secara
aseptis dengan menggunakan pinset
steril, dengan jarak 2-3 cm dari pinggir
cawan petri, diinkubasi pada suhu 370C
selama 1 x 24 jam. Daerah hambatan
yang terbentuk diukur dengan mistar
geser. Perlakuan ini dilakukan sebanyak
3 kali dan diambil rata-ratanya.
Pengamatan dan Pengukuran Diameter
Hambatan
Pengamatan dan pengukuran
diameter hambatan dilakukan setelah masa
inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 370 C dengan
menggunakan mistar geser.
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari
pengukuran diameter hambatan ditabulasi
kemudian dirata-ratakan lalu dianalisis
menggunakan Analisis Varian Satu Arah
(ANOVA).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
Hasil esktrak Kental daun
lenglengan yang didapatkan setelah
diuapkan dengan rotary evaporator
sebanyak 35,9 gram. Hasil organoleptis
ekstrak daun lenglengan dapat dilihat pada
tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Organoleptis Ekstrak Daun Lenglengan:
Organoleptis Hasil Pengamatan
Bentuk Kental
Rasa Hambar
Warna Hijau tua
Bau Bau khas
Hasil pengamatan organoleptis sediaan obat kumur ekstrak daun lenglengan dengan
beberapa variasi konsentrasi
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptis Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Lenglengan
Uji
Organoleptis 1% 2% 4% kontrol negative
Warna Hijau muda Hijau agak tua Hijau tua Bening seperti
air
Bau Mint Mint Mint Mint
Bentuk Cair Cair Cair Cair
Rasa Manis Manis Manis Manis
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 40
Hasil pengukuran pH sediaan obat kumur ekstrak daun lenglengan dengan beberapa variasi
konsentrasi
Tabel 4. Hasil Pengukuran pH Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Lenglengan
Hasil pengukuran zona hambatan (mm) uji efektivitas sediaan obat kumur ekstrak daun
lenglengan terhadap Streptococcus mutans
Tabel 5. Hasil Pengukuran Zona Hambatan (mm)
Replikasi
Diameter zona hambat (mm)
Formula Obat Kumur
I (kontrol -) II (1%) III (2%) IV (4%) V (kontrol +)
1 6,0 6,7 8,2 12,0 15,0
2 6,0 6,9 8,4 12,5 14,5
3 6,0 6,7 7,9 12,5 14,8
Jumlah (∑) 18,0 20,3 24,5 37,0 44,3
Rata- rata 6,0 6,8 8,2 12,3 14,8
Pembahasan
Daun lenglengan yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Makassar
dalam bentuk segar. Metode ekstraksi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
maserasi. Metode maserasi dipilih karena
metode ini murah dan mudah dilakukan,
selain itu dikhawatirkan senyawa yang
terkandung pada daun lenglengan
merupakan senyawa yang tidak tahan
terhadap panas, sehingga metode maserasi
dinilai lebih sesuai untuk digunakan. Serbuk
daun lenglengan segar sebanyak 300 gram
dimasukkan kedalam bejana maserasi lalu
direndam dengan penyari etanol 70% dan
disimpan selama lima hari terlindung dari
cahaya, sambil sesekali diaduk.
Tahap selanjutnya adalah
pemekatan hasil maserasi, hasil maserasi
dipekatkan dengan cara menguapkan cairan
penyari menggunakan penguap putar
(rotatory evaporator) pada temperatur 70%
karena merupakan suhu minimal yang sudah
dapat menguapkan etanol 70 %.
Sebagai bakteri uji digunakan
bakteri Streptococcus mutans karena
Streptococcus mutans merupakan bakteri
yang paling banyak dirongga mulut serta
dapat menyebabkan karies. Pengujian
terhadap bakteri ini menggunakan media
selektif untuk pertumbuhan Streptococcus
mutans. media selektifnya adalah Manitol
Salt Agar. Media ini mengandung kadar
garam tinggi sehingga mikroba akan dapat
dihambat pertumbuhannya sedangkan,
Streptococcus mutans cukup tahan terhadap
kadar garam tinggi sehingga dapat tumbuh
dengan warna kuning keemasan dan untuk
membedakan Streptococcus mutans dengan
mikroba lain pun tidak sulit. Perubahan
warna kuning yang terjadi pada media
Manitol Salt Agar karena kandungan dari
media MSA sendiri yaitu manitol dimana
akan mengalami fermentasi oleh bakteri
Streptococcus mutans sehingga berubah dari
warna merah muda menjadi warna kuning.
Hasil pengukuran pH sediaan obat
kumur ekstrak daun lenglengan untuk
formula IV sebagai kontrol negatif tanpa
kandungan zat aktif didapatkan pH 6,
Formula I dengan konsentrasi 1%
didapatkan pH 6 , sedangkan formula II dan
Konsentrasi Ph
Obat Kumur 1% 6
Obat Kumur 2% 7
Obat Kumur 4% 7
kontrol Negatif 6
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 41
III dengan konsentrasi masing-masing, 2%
dan 4% didapatkan pH 7. Kemudian
dilanjutkan dengan uji efektivitas terhadap
Streptococcus mutans.
Pengujian efektivitas sediaan obat
kumur ekstrak daun lenglengan terhadap
Streptococcus mutans dilakukan pada
konsentrasi 1%, 2%, dan 4% menggunakan
metode difusi agar untuk mengetahui
diameter zona hambatannya. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan
obat kumur ekstrak daun lenglengan
mempunyai kemampuan menghambat
bakteri Streptococcus mutans. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya zona bening
disekitar paperdisk. Sediaan kontrol negatif
tidak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri karena tanpa zat aktif sedangkan
kontrol positif (klorhexidin glukonat 0,2%)
menghambat pertumbuhan bakteri.
Penggunaan kontrol positif sebagai
parameter hambatan maksimal dalam
menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans.
Pada hasil uji efektivitas sediaan
obat kumur ekstrak daun Lenglengan
memiliki daya hambat rata-rata terhadap
Streptococcus mutans yaitu konsentrasi 1 %
diameter hambatannya 6,8 mm, konsentrasi
2% diameter hambatannya 8,2 mm,
konsentrasi 4% diameter hambatannya 12,3
mm sedangkan zona hambatan untuk kontrol
negatif 6 mm dan kontrol positif
(klorheksidin glukonat 0,2%) diameter
hambatannya 14,8 mm.
Berdasarkan hasil analisa statistik
dengan menggunakan analisis varians
terhadap data hasil perhitungan zona
hambatan sediaan obat kumur dari ekstrak
daun lenglengan dengan beberapa variasi
konsentrasi bermakna signifikan
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
sediaan obat kumur ekstrak daun lenglengan
tersebut dari konsentrasi yang digunakan
terhadap bakteri Streptococcus mutans. hal
ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar
(582,154) lebih besar dari Ftabel 3,48 pada
taraf kepercayaan 95%.
Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pada sediaan obat
kumur dengan konsentrasi 4% yang efektif
dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans hal ini disebabkan
oleh semakin tinggi konsentrasi zat aktif
yang terkandung dalam sediaan obat kumur
ekstrak daun lenglengan maka semakin
tinggi pula dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembehasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sediaan obat kumur ekstrak daun
lenglengan dengan konsentrasi 1%, 2%
dan 4% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans.
2. Berdasarkan analisis statistik
menunjukkan terdapat perbedaan yang
bermakna (α =0,05 ) terhadap diameter
zona hambat pada masing-masing
konsentrasi sediaan obat kumur ekstrak
daun lenglengan.
3. Konsentrasi yang efektif dalam
menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans yaitu pada
konsentrasi 4%.
Saran
Disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk meningkatkan konsentrasi
ekstrak daun lenglengan sebagai obat kumur
serta menentukan Konsentrasi Hambat
Minimum dan Konsentrasi Bunuh Minimum
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2010. Ilmu Meracik Obat Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Departemen Kesehatan R.I. 1979.
Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Devi Kelana Indira dan Suropati Untung
Agus. 2010. Herbal Indonesia
Berkhasiat. Vol. 8. Depok : PT.
Trubus Swadaya.
Ditjen POM R.I., 1987. Formularium
Indonesia. Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Febriana, Nurul Catur. 2010. Pemamfaatan
Gambir (Uncaria gambir Roxb)
Sebagai Sediaan Obat Kumur.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Bogor :
IPB. (Online),
Media Farmasi Vol. XII. No. 2. November 2016 42
(http://www.pustaka.ipb .ac.id,
diakses 16 Sept 2015).
Hastuti, S. dan Annisa, A. 2010. Perbedaan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Gigi Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Kesehatan
Gigi Pada Anak di SD Negeri 2
Sambi Kecamatan Sambi
Kabupaten Boyolali, (online) vol.7,
No.2, (http://poltekes-
surakarta.ac.id/jurnal/20%kesehata
n, diakses 17 Sept 2015).
Hembing, W.K. 1998. Tanaman Berkhasiat
Obat di Indonesia. Edisi IV.
Jakarta: Pustaka Kartini.
Jannata, R.H., Achmad, G. & Tantin, E.
2014. Daya Antibakteri Ekstrak
Kulit Apel Manalagi (Malus
sylvestris Mill.) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus
mutans, (online) vol. 2, No. 1,
(http://e-
journal.unej.ac.id/edu/index php,
diakses 15 Sept 2015).
Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s. 2005.
Mikrobiologi Kedokteran. Jilid II.
Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Nahak, Maria Martina. 2012. Ekstrak Etanol
Daun Beluntas (Pluchea indica L.)
Dapat Menghambat Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus mutans.
Skripsi tidak diterbitkan.
Denpasar:Universitas Udayana.
(Online), (http://www.unud .ac.id,
diakses 6 Sept 2015).
Nurhidayat, Oki., Eram, T. & Bambang, W.
2012. Perbandingan Media Power
Point Dengan Flip Chart Dalam
Meningkatkan Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut, (online)
vol.1, No.1,
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index
.php/ujph, diakses 15 Sept 2015)
Octaviani, Rima. 2010. Profil Kromatografi
dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Rimpang Lempuyang Gajah
(Zingeber zerumber Smith)
terhadap Bakteri Streptococcus
mutans secara In vitro. Skripsi
tidak diterbitkan. Semarang :
Universitas Diponegoro,(Online),
(http://www.library-undip.ac.ad,
diakses 3 januari 2016)
Pratiwi, T. Sylvia. 2008. Mikrobiologi
Farmasi. Jakarta : Erlangga
Pelczar. M.J. dan E.C.S. Chan. 2012. Dasar-
Dasar Mikrobiologi. Jilid II.
Jakarta : UI Press.
Rosenberg, J.D. 2010. Dental Cavities.
Article. (Online)
(http://www.nlm.nih.gov/medlinepl
us/ency/ article/oo1055.pdf.,
diakses 1 Sept 2015).
Rowe, Raymond.C., Sheskey, P.J., and
Owen, S.C. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. USA: Pharmaceutical
Press.
Sagarin, E dan S. D. Gershon. 2001.
Cosmetic, Science and Technology,
2nd Edition. Volume 1. New York:
John Wiley and Sons, Inc.
Susilowati. 2014. Efek Antibakteri Ekstrak
Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix)
Terhadap Bakteri Streptococcus
mutans (in vitro). Skripsi tidak
diterbitkan. Makasar:Universitas
Hasanuddin. (Online),
(http://www.unhas.ac.id, diakses 1
Sept 2015).
Taringan, R. 1990. Karies Gigi. Jakarta :
Hipocrates.
Volk, W.A dan Wheeler, M.F. 1990.
Mikrobiologi Dasar. Jakarta :
Erlangga.