Date post: | 18-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | benz-zodiazepin |
View: | 34 times |
Download: | 0 times |
of 35
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
1/35
REAKSIHIPERSENSITIFITAS
dr Zulfian SpPK
akultas KedokteranUniversitas Malahayati
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
2/35
Pendahuluan:
Respons imun non-spesifik maupun spesifik berfungsi
protektif Tetapi adakalanya menimbulkan efek yg tdk diinginkan dan
dpt menimbulkan penyakit hipersensitifitas
Komponen yg menimbukan hipersensitifitas sama dg
komponen yg bekerja pd sistem proteksi Hipersensitifitas yaitu reaksi imun yang patologik sbg akibat
reaksi imun berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh
Menurut Gell dan Coombs reaksi hipersensitifitas dibagi 4tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yg
terjadi
Reaksi ini dapat terjadi sendiri sendiri tetapi di klinik sering
2 atau lebih jenis reaksi tersebut bersamaan
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
3/35
Faktor yg menguntungkan Faktor yg tdk menguntungkan
R
E
S
P
O
N
S
IM
U
N
Pengendalian pertumbuhan kanker
Alergi
Penyakit autoimun
Proteksi terhadap infeksi/
Benda asing
Eritoblastosis
fetalis
Penolakan Graft
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
4/35
Reaksi hipersensitifitas dapat terjadi bl :
Manifestasi klinis dan patologik sangat heterogen, hal inidisebabkan :
Jenis respons imun yg mengakibatkan kerusakan jaringan
Sifat dan lokasi antigen yg menginduksi atau yg merupakan
sasaran dan respons imun tsb
1. bljumlah Ag yg masuk >>>
2. atau status imunitas seseorgbaik seluler maupun humoral
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
5/35
NON-SPESIFIK
SISTEM IMUN
FISIK/MEKANIK SELULER
SPESIFIK
HUMORAL
- Sel B
-IgD-IgM
-IgG
-IgE
-IgABiokimia
- Asam Lambung
- Lisozim
- As neuraminik
- Sekresi sebaseus
Humoral
- Komplemen
- Interferon
- C Reactive Protein
LARUT
Fagosit
- MNL
- PMNL
Natural Killer Cell
Sel Mast
Basofil
- Kulit
-Selaput Lendir-Silia
-Batuk
-Bersin
SELULER-Sel T
- Th1
- Th2
- Ths
- Tdth
- Tc
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
6/35
Tipe anifestasi ekanismeI
II
III
IV
Reaksi Hipersensitifitas cepat
Hipersensitifitas diper antarai
antibodi terhadap sel
Kompleks Ag-Ab
Reaksi Hipersensitifitas lambat
( hipersensitifitas diperantarai
sel T)
Biasanya IgE
IgG atau Ig M (thdp
Ag permukaan sel
atau matriks ekstraseluler
IgG >>> /IgM (dlm
sirkulasi)
Sel T yg disensitisasi
Manifestasi dan Mekanisme reaksi hipersensitifitas
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
7/35
Disebut juga Reaksi cepat atau Reaksi anaphylactic atauReaksiAlergi
Timbul segera setelah sesudah tubuh terpajan dengan alergen Istilah alergipertama sekali dipakai oleh Von Pirquet
(1906)yg berarti reaksi pejamu berubahbl terpajan denganalergen yg sama utk kedua kalinya atau lebih
Ana = jauh dariphylaxis = perlindungan Istilah ini
bertolak belakang dengan profilaksis yg berarti perlindungan Urutan kejadian reaksi tipe I1. Fase sensitisasi yu waktu dibutuhkan utk pembentukkan IgE
sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pd permukaan sel mastatau basofil
2. Pengikatan IgE oleh sel B pd reseptor Fc yg terdapat pd permukaansel mastosit dan basofil
3. Interaksi antara antigen paparan kedua dgn IgE pd paparan keduadgn IgE pd permukaan sel yang mengakibatkan
4. aktifasi sel bersangkutan dan pelepasan berbagai mediator ygtersimpan dalam granula sitoplasma sel tersebut
Manifestasi klinis dan keadaan patologi reaksi hipersensitifitas tergantungdisebabkan aksi mediator-mediator tersebut.
I. Reaksi Hipersensitifitas tipe I
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
8/35
50-60% individu membentuk IgE thdp Ag yg masuk ke
dlm tubuh melalui mukosa misalnya selaput lendir
hidung, paru, dan konjungtiva tetapi 10-20% yg mende
rita rhinitis alergika, 3-10% menderita asma bronkhial
IgE dibetuk dalam jumlah kecil dan segera diikat oleh
sel mast/basofil
IgE yg melekat pd mast/ basofil menetap untukbeberapa minggu.
Sensitisasi dpt tejadi secara pasif bila serum(darah) org
alergi dimasukkan kedlm kulit/sirkulasi orang normal,
reaksi terjadi dapat berupa whealdanflare (yaitu
kemrahan karena vasodiltasi) dan edema karena
masuknya serum kedalam jaringan
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
9/35
B sel
antigen
Produksi IgE
AsmaRhinitisDermatitisUrtikariaAnafilaksis
Th
Produksi IgE
Mastosit
sensitisasi mastosit
Mediator
degranulasi
Reaksi Tipe I
antigen
mencetuskan
antigen
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
10/35
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
11/35
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
12/35
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
13/35
Efek fisologi Gejala klinis Darurat
Bocor kapilerUrtikariangio EdemaEdema laringHypotensi sfiksiaSyok
Edema mukosa Edema laringRhinitissma
sfiksiaGgn pernafasan
Kontraksi ototpolos smaNyeri abdomen Ggn pernafasan
Efek dari mediator yang dihasilkan oleh sel mas/basofil
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
14/35
Reaksi Sitotoksitas yang memerlukan antibodi IgG dan IgM
Ditujukan thdp antigen yg tdpt pd permukaan sel atau jaringan tertentu, utk
membedakan reaksi tipe III yg ditujukan thdp antigen larut dalam serum IgG dan IgM mengaktifkan sel memiliki yang reseptor Fc-R
Sel NK dpt berperan sbg sel efektor yg menyebabkan kerusakan melalui
mekanisme ADCC (Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity)
Ikatan Ag-Ab dpt mengaktifakn komplemen melalui reseptor C3b memudahkan
fagositosis atau menimbulkan lisis
Antibodi dlm serum bereaksi dgn ag permukaan suatu sel atau yg merupakan
komponen membran sel tertentu yg menampilkan antigen tersebut
Substansi tersebut dapat berupa mikroba, dan molekul-molekul kecil lain atau
hapten, melekat pd permukaan sel dan bersifat sebagai antigen
Pd umumnya antibodi yg ditujukan kpd antigen permukaan sel dianggap sbg
patogen, shg kompleks Ag-Ab pd permukaan sel sasaran akan di han curkan
oleh sel efektor, misalnya oleh makrofag maupun neutrofil dan monosit, atau
limfosit Tc dan sel NK akibatnya terjadi kerusakan sel tersebut
Dalam kondisi seperti ini sulit membedakan reaksi imun normal dgn reaksihipersensitifitas
I. Reaksi Hipersensitifitas tipe II
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
15/35
A n t i b o d i
C1q
jalur lisis
jalur klasik
s
lN
K
M M
a o
k n
r o
o sf i
a t
g
T
r
o
m
bo
s
I
t
N
e
u
t
ro
f
i
l
E
o
s
i
no
f
i
l
IgG IgM
C3 diaktifkan
kerusakan membran
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
16/35
Contoh-contoh reaksi hipersensitifitas tipe II
Reaksi transfusi, destruksi sel darah merah
Antigen Rhesus , bayi baru lahir dg Rh+dari ibu Rh-
Anemia hemolitik autoimun
Reaksi obat
Obat bersifat sbg hapten diikat pd permukaan eritrosit
Menginduksi pembentukkan Ig
Menyebabkan sitotksik, terhadap eritrosit lekosit dantrombosit, menyebabkan anemia, lekopenia,
trombositopenia
Kerusakan melalui komplemenatau fagositosis, melaluiresep tor untuk Fc atau C3b
Sindroma Goodpasteur
Antibodi mengendap di ginjal dan paru
Menyebabkan glomerulonefritis dan perdarahan paru
Perjalanan penyakit fatal
Sering ditemukan setelah infeksi streptokokus
Myasthenia Gravis
Pempigus ( Penyakit kulit dan mukosa)
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
17/35
Reaksi transfusi :
Gol darah A mgdg antibodi thdp anti B berupa IgM
Gol darah B mgdg antibodi thdp anti A berupa IgM
Gol darah AB tdk mengandung antibodi
Gol darah O mgdg antibodi IgM dan IgG
Bentuk paling sederhana dari reaksi sitotoksis terlihat ketidak
cocokan tranfusi golongan darah golongan ABO sistem.
IgM sangat efisien dalam mengaktifkan komplemen dan
aktifasi C5,6,7,8,9 atau menghancurkan eritrosit dalam
vaskuler
Ada 3 jenis reaksi transfusi yaitu hemolitik, reaksi panas, dan
reaksi alergi seperti urtikaria, syok, dan asma
Kerusakan ginjal dapat terjadi akibat dinding eritrosit
menimbun dan efek toksis dari kompleks haem yang dilepas
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
18/35
Antigen Rhesus
Terjadi pada bayi Rh(+) dan ibu Rh(-) Bayi akan melepaskan eritrositnya kedalam sirkulasi
si ibu pd waktu partus
Bila sensitasi cukup ibu akan membentuk anti Rh darikelas IgG
IgG diikat pada permukaan eritrosit foetus, biasanyabelum menimbulkan aglutinasi atau lisis
Sel yang ditutupi oleh Ig tersebut mudah dirusakakibat interaksi dengan reseptor Fcpada fagosit
akhirnya terjadi kerusakan eritrosit fetus bayi barulahir
Transfusi pengganti dapat menyelamatkan bayi
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
19/35
Partus pertama Post Partus Kehamilan berikutnya
Rh(+) fetus
Anti-RhD
Rh(+) fetus
Sdm RhD(-)
Anti-RhD
sdm lisis
Terjadinya lisis ibu Rh(-) dan bayi Rh(+)
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
20/35
Reaksi obat:
Obat befungsi sebagai hapten diikat pd permukaan eritrosit ygmenimbulkan pembentukan IgG dan kerusakan sitotoksis
Kloramphenicol dapat mengikat lekosit, penacetin dan klorpromazin
mengikat eritrosit akibatnya adalah agranulositosis dan anemiahemolitik
Anemia hemolitik dapat ditimbulkan oleh penisilin, kina, sulfonamid
Sindroma Goodpasture
Antibodi bereaksi dengan membran basal glomerulus dan paru Ciri sindroma tersebut adalah glomerulonefritis proliferatif yang diffus
dan perdarahan paru
Prognosis fatal
Sering ditemukan setelah infeksi streptokokus
Myasthenis Gravis :
Penyakit kelemahan otot disebabkan ggn transmisi neuromuskuler disebabkan autoantibodi terhdp reseptor asetilkolin
Pemfigus :
Ggn pada kulit
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
21/35
IgG thdp obatAg dlm sel
Obat/metabolit
diabsorbsi
Komplemen
Komplemen
Lisis
Lisis
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
22/35
Disebut juga reaksi kompleks imun
Reaksi terjadi bl kompleks Ag-Ab ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/dinding pembulh darah dan mengaktifkan komplemen
Jenis antibodi IgG atau IgM
Komplemen yg diaktifkan kemudian melepas Macrophage Chemotactic
Factor (C3a dan C5a) menyebabkan macrophage dikerahkan ke tempat
tersebut melepas berbagai mediator antara lain enzim-enzim yg dpt merusakjaringan sekitarnya
Antigen dapat berasal dari kuman kuman patogen (malaria), bahan terhirup
(spora jamur yg menimbulkan alveolitis alergk ekstrinsik) atau jaringan sen
diri (auto imun)
Infeksi dt disertai antigen dalam jumlah berlebihan, tetapi tanpa respons antibodi yg efektif
Komplemen menyebabkan lisis sel bl mengendap dijaringan
I. Reaksi Hipersensitifitas tipe III
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
23/35
Penyakit kompleks imun : sebab, antigen dan
tempat kompleks mengendap
Sebab Antigen Tempat kompleks mengendap
Infeksi
persisten
Autoimun
Ekstrinsik
Mikroba
Autoantigen
Antigen
lingkungan
Organ yg terinfeksi ginjal
Ginjal, sendi, pembuluh
darah
Paru
Reaksi disertai dengan kompleks imun :
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
24/35
Reaksi disertai dengan kompleks imun:
1. Demam rheuma :
Diawali dgn infeksi streptokokus gol A menimbulkan kerusakan sendi, ginjal,jantung
Berbagai antigen dalam membran streptokokus bereaksi silang dg antigen otot
jantung, tl rawan, dan membran glomerulus
2. Artritis Reumatoid
Faktor reumatoid (FR) adlh anti IgG yg berupa IgM yg dpt mengikat fraksi Fc dariIgG(Fc)
Kompleks menimbulkan inflamasi disendi dan kerusakan yg khas
3. Infeksi lain
Infeksi malaria, virus, lepra, antigen mengikat Ig dan membentuk kompleks yangdiendapkan dibeberapa tempat
4. Penyakit akibat kerja
Farmers Lung disease. Terbentuk IgG thdp actinomycete membentuk kompleksAg-Ab mengendap di paru.
5. LES (SLE)
Tubuh membentuk antibodi autoimunthdp berbagai komponen tubuh dan
menimbulkan manifestasi sistemik
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
25/35
Kompleks imun patologik
Komplemen diikat oleh kompleks imundan diaktifkan
Aktifasi komplemen
Sel polimorfonuklear dikerahkan dan
melepaskan mediator inflamasi
Kompleks imun berukuran kecil
Kompleks imun menembus dinding
pembuluh darah dan mengendap
di membrana basalis
Kompleks imun menetap dlm sirkluasi
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
26/35
Bentuk Reaksi
Mempunyai 2 bentuk
1. Reaksi Arthus (Reaksi Lokal )
2. Reaksi Serum Sickness (Bentuk sistemik)
Reaksi yg disertai kompleks imun
Demam Rheuma disebabkan oleh streotococcus hemolitik
Artritis Rheumatoid
Infeksi lain misalnya malaria, virus, leprae Ag mengikatIg dan membentuk kompleks imun yg diendapkan dibeberapa tempat
Penyakit akibat kerja misalnya Farmer Lung Disease,org tertentu memproduksi IgG spesifik thdp
actinomycetestermofilik dan memben tuk kompleks antigen dan antibodi mengendap diparu
Lupus Eritromatosus Sistemik, tubuh membentukan antibodi terhadap berbagai komponen tubuh dan menimbulkan gejala penyakit
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
27/35
Disebut juga Delayed Type Hypersensitivity
Berbeda dgn reaksi tipe I,II, III krn tdk melibatkan antibodi tetapi melibatkansel limfosit T
Hipersensitifitas tipe ini tdk dpt dipindahkan dari satu binatang satu kpd
binatang lainnya dgn memimdahkan serum
Pemindahan hipersenitifitas hanya dpt terjadi dgn memindahkan limfosit T
yg spesifik dan pd permukaannya mempunyai berbagai reseptor antigen
baik utk antigen jaringan maupun molekul molekul kecil yg melekat pd
membran sel yg bersifat sbg antigen
Timbul setelah 12 jam setelah pemaparan dgn antigen
Dikenal 3 jenis :
Reaksi kontak (Contact Hyperesensitivity)
Reaksi Tuberkulin
Reaksi Granulomatosa
I. Reaksi Hipersensitifitas tipe IV
Reaksi type IV
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
28/35
Sel T
Antigen akrofag teraktifasiReaksi type IV
akrofag
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
29/35
Reaksi Kontak
Ditandai reaksi eksim pd tempat terjadinya kontak dg
alergenberupa hapten misalnya logam, zat warna atau zat kimia
lainnya Hapten merupakan bahan degn molekul terlalu kecil sbg antigen
ttp pd hipersensitifiti dpt menembus epidermis kmd mengikat
protein carrier protein
Kemudian dikenal oleh sel T spesifik dalam lapisan epidermis
Segera setelah diabsorbsi kompleks hapten dan protein ditangkap
oleh sel Langerhanskmd bergerak melalui pembuluh getah
bening menuju bgn parakortikal kelenjar limfe
Pd fase elitasi terjadi de-granulasi dan dgn pelepasan sitokin oleh
sel mastosit segera setelah kontak Pelepasan sitokin lokal merupakan sinyal sel MNL utk bermigrasi
ke kulit dan menimbulkan reaksi kontak
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
30/35
Reaksi Tuberkulin
Reaksi ini mencapai puncaknya 48-72 jam setelah pemaparan
Reaksi ini diikuti dgn reaksi yg lebih lambat ditandai dgn agregasi danproliferasi makrofag membentuk granuloma yg menetap selama bebera
pa minggu Merupakan reaksi imunologik seluler yg paling patologis
Reaksi GRANULOMA :
Merupakan bentuk reaksi hipersensitifitas jenis lambat yg paling penting,krn dpt menyebabkan berbagai keadaaan patologis pd penyakitpenyakit
yg melibatkan respons imunseluler Makrofag tdk mampu menyingkirkan mikroorganisme partikel yg ada
dlmnya shg partikel menetap
Dpt juga disbbkan oleh benda asing misalnya silikon, atau partikel lain
Contoh klasik : tuberkulin positif pd uji Mantoux, dermatitis kontak dan
reaksi penolakan jenis lambat Bbrp peny kronis merupakan manifestasi klinis reaksi hipersensitifitas
tipe lambat krn rangsangan kuman patogen secara terus menerus dan berkelanjutan
Pd tbc pembentukkan granuloma menyebbkan kerusakan jaringan dan
pembentukkan kavitasi
Tuberkulin
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
31/35
Tuberkulin
Kulit0 jam
Proses
SitokinPresentasi
Sel Dendritik
48-72 jam
Sel T
Makrofag
Cairan
Pembuluh darah
Radang & edem
Sel T
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
32/35
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
33/35
The End
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
34/35
Reseptor Fc
5/27/2018 1 Reaksi Alergi Hipersensitifitas
35/35
Komplemen
Sel NK