+ All Categories
Home > Documents > 12-Profil Muka Air

12-Profil Muka Air

Date post: 03-Feb-2016
Category:
Upload: ahmad-tri-purnomo
View: 12 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
yuyt
26
prepared by : suripin program magister teknik sipil PROFIL MUKA AIR (PERUBAHAN MUKA AIR DI SEPANJANG SALURAN)
Transcript
Page 1: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

PROFIL MUKA AIR(PERUBAHAN MUKA AIR DI SEPANJANG SALURAN)

Page 2: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN(Gradually Varied Flow = GVF)

Aliran berubah lambat laun pada saluran terbuka:

kedalaman air pada saluran berubah secara gradual terhadap jarakperubahan kecepatan terjadi secara gradual terhadap jarak sehingga pengaruh percepatan pada aliran antara dua potongan yang berdekatan dapat diabaikan perhitungan profil muka air dapat dilakukan berdasarkan prinsip energi

Page 3: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

TOTAL HEAD

Asumsi yang digunakan:Kemiringan dasar saluran kecil (kurang dari 5%)Saluran adalah prismatik dan tidak terjadi inflow lateral dan outflow dari saluranDistribusi tekanan pada potongan saluran adalah hidrostatikKehilangan head pada aliran berubah lambat laun dapat ditentukan dengan persamaan kehilangan head pada aliran seragam

Page 4: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Total head/ Total Energi pada suatu potongan saluran (Cross Section) :

2

22

22 gA

QhzEatau

g

VhzE

dxgA

Qd

dx

dh

dx

dz

dx

dE 21

2

of Sdx

dzS

dx

dE ,dimana:

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)Total head (lanjutan)

E = TOTAL HEAD = ENERGIh = Kedalaman AliranZ = Ketinggian/Elevasi DasarS0= Kemiringan Dasar Sal.Sf= Kemiringan Garis Energi

= Perubahan Muka Air di sepanjang Salurandx

dh

Page 5: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

3

2

1gATQ

SS

dx

dh of

2r

fo

F1

SS

dx

dh

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)Total head (lanjutan)

= Perubahan Muka Air di sepanjang Saluran atau Profil Muka Airdx

dh

222

2

2

3

2

Frgd

V

gA

TV

AgA

TQ

gA

TQ

Penyelesaian persamaan Diatas dapat dilakukan dengan pendekatan : kemiringan energi pada aliran lambat laun untuk dua titik yang berdekatan (x kecil) dapat didekati dengan rumus aliran seragam.

Untuk menyederhanakan penurunan rumus, mari kita tinjau saluran berbentuk persegi panjang sangat lebar, dimana :

A = b.h; R = h; dan Q = b.q.

Page 6: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Berdasarkan rumus Manning kita peroleh:

310

34 2

22

2

22

hb

Qn

AR

QnS

dx

dEf

Kemiringan dasar saluran So dapat juga kita nyatakan serupa, dengan asumsi aliran yang terjadi adalah aliran seragam, sehingga dasar saluran sejajar dengan garis energi (So//Sf). Dengan memberi indeks N untuk aliran seragam

(aliran Normal), maka :

N2

22

2

22

o310

34

hb

Qn

AR

QnS

dx

dz

310

h

hSS Nof

32

32

cgb

Q

g

qh

b

gAbghQ

3c23

c2

Kedalaman Aliran Kritis Untuk Saluran Persegi

Syarat Kedalaman Aliran Kritis untuk Saluran Tampang Sembarang

Page 7: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

33

32

1

310

hgb

Thgb

h

hSS

dx

dh

c

Noo

3

c

N

o

h

h1

h

h1

Sdx

dh

3

10

Untuk aliran persegi B = T, persamaan menjadi :

Persamaan Profil Muka Air Berubah Lambat Laun (Gradually Varied Flow, GVF) untuk Saluran Persegi dengan Menggunakan Persamaan Manning

Page 8: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

3

c3

3n

3

ohh

hhS

dx

dh

Untuk bentuk persegi, dengan rumus Chezy

3

c

3

N

o

h

h1

h

h1

Sdx

dh

Persamaan Profil Muka Air Berubah Lambat Laun (Gradually Varied Flow, GVF) untuk Saluran Persegi dengan Menggunakan Persamaan CHEZY

Page 9: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)Klasifikasi profil muka air

Saluran datar (Horizontal) : So = 0 & hn Saluran landai (Mild) : So < Sc & hn > hc

Saluran kritis (Critical) : So = Sc & hn = hc

Saluran terjal (Steep) : So > Sc & hn < hc.Saluran menanjak (Adverse) : So< 0

CDL

NDL1

3

2

Zona untuk klasifikasi profil muka air

Page 10: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)Klasifikasi profil muka air

Drawdown

Backwater

h > hn

h > hc

h < hn

h < hc

h < hn

h > hc

h > hn

h < hc

Terjadi di zone 1 Aliran subkritis :

Terjadi di zone 3 Aliran super kritis :

Terjadi di zone 2 Aliran subkritis :

Terjadi di zone 2 Aliran superkritis :

dx

dh

0dx

dh

0dx

dh

Page 11: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)profil muka air

H2

H3hc

hn =

Zone 3

Zone 2

CDL

Aliran superkritis (h < hc)

Aliran subkritis (h > hc)

So = 0

Profil muka air pada kurva H (Horizontal channel)

M2

M3hc

hn

Zone 3

Zone 2

Aliran superkritis (h < hc)

Aliran subkritis (h > hc)

CDL

Aliran subkritis (h > hc)M1

Zone 1

NDL

So

Profil muka air pada kurva M (Mild channel)

NDL : Normal Depth Line = Kedalaman Aliran Normal (Hasil dari Rumus Manning atau Chezy)CDL : Critical Depth Line = Kedalaman Aliran Kritis

Page 12: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)profil muka air

Profil muka air pada kurva C (Critical channel)

Profil muka air pada kurva S (Steep channel)

C1

C3

hn = hc

Zone 3

Aliran superkritis (h < hc)

Aliran subkritis (h > hc)

CDL=NDL

Zone 1

C2 = aliran kritis

So

Aliran superkritis (h < hc)

S2

S3

hcr

hn

Zone 3

Zone 2

Aliran superkritis (h > hc)

NDL

Aliran subkritis (h > hc)

S1

Zone 1

CDL

So

Page 13: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

ALIRAN BERUBAH LAMBAT LAUN (GVF)profil muka air

A2

A3

hcr

Zone 3

Aliran superkritis (h < hc)

Aliran subkritis (h > hc)

CDL

Zone 2

So

hn =

Profil muka air untuk kurva A (Adverse slope)

Page 14: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

SKET PROFIL MUKA AIR

Buat sket profil muka air yang menghubungkan 2 reservoir, seperti padsa gambar. Kemiringan dasar berubah dari steep ke mild.

CDL

NDL

NDLreservoir

reservoir

Page 15: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

SKET PROFIL MUKA AIR

Hitung kedalaman kritis dan kedalaman normal untuk masing-masing segmen saluran, kemudian plot pada gambar

CDL

NDL

NDLreservoir

reservoir

Loncat airS2

M2

Page 16: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

LATIHAN KECAKAPAN

S = 0,0S = 0,025

q = 10 m3/dt/m

C = 63 m1/2/dt

q = 10 m3/dt/m

C = 60 m1/2/dt

C = 55 m1/2/dt

S = 1/150

20,0 m

0, 50 m

Tinggi energi di hulu pintu pada kanal seperti bawah adalah 20.0 m. Kedalaman air sedikit dibelakang pintu adalah 0,5 m. Kehilangan energi pada pintu dapat diabaikan. Sket dan berilah label profil muka airnya.

Saluran persegi-empat mengalami perubahan kemiringan dasar seperti pada samping. Sket dan berilah label profil muka air pada kondisi tersebut!

Page 17: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

LATIHAN KECAKAPAN

1,20 m

q = 20 m3/dt/m

C = 60 m1/2/dtS = 0,02

1,50 mwaduk

Debit sebesar q = 20 m3/dt/m mengalir dari waduk hulu melalui kanal ke waduk hilir. Pintu pengendali dipasang di tengah panjang kanal, kedalaman air dihilr pintu 1,20 m . Jika kehilangan air di pintu dapat diabaikan. Sket dan beri label profil muka air.

S = 0,000125

S = 0,05q = 5 m3/dt/m

C = 50 m1/2/dt

Page 18: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

q = 20 m3/dt/mC = 50 m1/2/dt

C = 65 m1/2/dt

C = 65 m1/2/dtS = 1/750

S = 1/100S = 1/1750

q = 50 m3/dt/mC = 60 m1/2/dt

C = 65 m1/2/dt

C = 65 m1/2/dt

S = 1/2500

S = 1/150

S = 1/50

C = 60 m1/2/dtS = 0,00025

1,00 mS = 0,0001q = 30 m3/dt/m

S = 1/25

S = 0,0

q = 10 m3/dt/mC = 50 m1/2/dtwaduk

1,2 m

LATIHAN KECAKAPAN

Page 19: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

PERHITUNGAN PROFIL MUKA AIR

Metoda Integrasi Grafis, Metoda Bresse, Metoda Deret, Metoda Flamant, Metoda Tahapan Langsung (Direct

Step Method), Metoda Tahapan Standard (Standard

Step Method)

Page 20: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Metoda tahapan langsung (direct step method)

f

22

22

21

11 hg2

Vhz

g2

Vhz

f

E

22

2

E

21

1 hg2

Vhz

g2

Vh

21

XSEXSE f2o1

fo SS

EEX

12

221 ff

f

SSS

3

4

RA

nQS

2

22

f RAC

QS

22

2

f

hf = Sf . X

h2

X

g2

V 21

h1

z = SoX So

Sf

g2

V 2

2

• Nilai Nilai yang sudah diketahui :

z1, h1, V1 dan z2

• Nilai Nilay yang perlu dicari :

h2, V2, hf

Manning

Chezy

Page 21: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Prosedur Hitungan Direct Step method

Prosedur perhitungannya dimulai dengan kedalaman yang diketahui h1, yang diperoleh dari hubungan kedalaman – debit (discharge rating curve) atau dari data atau dari kondisi kontrol (ada terjunan atau ada pintu air),

kemudian ambil (asumsikan/coba) kedalaman berikutnya h2, baik di hulu atau di hilirnya tergantung pada jenis aliran subkritis atau superkritis,

hitung jarak X antara kedua kedalaman tersebut dengan persamaan :

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, direkomendasikan untuk mengambil harga h2 sedekat mungkin dengan h1, sehingga harga X yang diperoleh tidak terlalu jauh.

fo SS

EEX

12

Page 22: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Contoh : Direct Step Method

Contoh 8-1 Suatu saluran berbentuk trapesium dengan kemiringan

dinding 1: 1, lebar dasar 3,0 m dan kemiringan dasar saluran 0,0015. Pemasangan bangunan pintu pengontrol menyebabkan kenaikan kedalaman air di hulu pintu menjadi 4,0 m pada debit 19,0 m3/dt. Jika angka kekasaran Manning n = 0,017. Hitung dan gambarkan profil muka air yang terjadi.

Sehingga Data Data nya adalah : m=1 B = 3,0 m S0 = 0,0015 h awal = 4,0 m (di hulu Pintu) Q = 19,0 m3/dtk n = 0,017

Page 23: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Kedalaman Normal (hn) dihitung dengan persamaan Manning :

Kedalaman Kritis (hc) dihitung dengan persamaan :

Dengan cara coba-coba diperoleh hc = 0,546 m.

Karena h >hN > hc : profil alirannya adalah M1 (Mild Slope pada Zona 1)

21

32

oSRn

1AQ

2

13

2

0015,02h23

hh3

017,0

hh319

Melalui metoda coba-coba kita peroleh hN = 1,726 m

B

A

g

Q 32

3

hh3

81,9

19 32

Page 24: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Kolom 1, h. Kedalaman yang HARUS mendekati kedalaman normal secara asimptotis sampai pada jarak tak terhingga. Oleh karena itu, perhitungan profil muka air dihentikan jika kedalaman air pada kisaran 1 % bedanya dengan kedalaman normal.

Kolom 2, A. Luas potongan melintang (Cross Section) dengan kedalaman pada kolom 1.

Kolom 3, R. Jari-jari hidraulik, R = A/P, dimana P = keliling basah untuk kedalaman air pada kolom 1.

Kolom 4, V2/2g. Tinggi kecepatan, dimana kecepatan, V, dihitung dengan membagi debit, Q, dengan luas penampang melintang, A, dari kolom 2.

Kolom 5, E. Energi spesifik, E, dihitung dengan menjumlahkan kedalaman air, h, pada kolom 1, dengan tinggi kecepatan, V2/2g, pada kolom 4.

Kolom 6, E=E2 – E1. Kolom ini diperoleh dari mengurangkan harga E pada kedalaman yang bersangkutan dengan E untuk kedalaman sebelumnya.

Kolom 7, Sf. Dengan menggunakan angka kekasaran Manning, n, tertentu, maka dengan persamaan Manning, harga Sf dapat dihitung.

Kolom 8, . Rata-rata Sf pada kedalaman yang bersangkutan dan kedalaman sebelumnya. Kolom ini dibiarkan kosong untuk baris pertama, karena disini belum ada kedalaman sebelumnya.

Kolom 9, Harga pada kolom ini diperoleh dari mengurangkan pada kolom 8 terhadap harga So.

Kolom 10, X = X2-X1. Pertambahan jarak dihitung dari persamaan (3-125), yaitu dengan membagi kolom (6) dengan kolom (9).

Kolom 11, X. Merupakan jarak dari titik kontrol sampai kedalaman yang ditinjau, dan merupakan akumulasi dari X dari kolom 10.

Page 25: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

h, m A, m2 R, m v2/2g, m E, m E, m Sf Sf rata-rata So- Sfrata X, m X, m

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)4,00 28,000 1,956 0,023 4,023 5,44E-05 0

0,099 5,74E-05 1,44E-03 68,86 68,863,90 26,910 1,918 0,024 3,924 6,05E-05

0,098 6,39E-05 1,44E-03 68,23 137,093,80 25,840 1,880 0,026 3,826 6,74E-05

0,098 7,13E-05 1,43E-03 68,43 205,533,70 24,790 1,841 0,028 3,728 7,52E-05

0,098 7,97E-05 1,42E-03 68,67 274,193,60 23,760 1,802 0,031 3,631 8,43E-05

0,097 8,94E-05 1,41E-03 68,94 343,133,50 22,750 1,764 0,034 3,534 ……… 9,46E-05 ……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ……… ……… 0,075 9,53E-04 5,47E-04 136,80 1666,191,90 9,310 1,112 0,194 2,094 1,05E-03

0,070 1,16E-03 3,37E-04 206,80 1872,991,80 8,640 1,068 0,224 2,024 1,28E-03

0,004 1,32E-03 1,78E-04 20,03 1893,031,77 8,443 1,055 0,250 2,020 1,36E-03

0,010 1,39E-03 1,07E-04 88,93 1981,961,75 8,313 1,046 0,261 2,011 1,42E-03

0,012 1,45E-03 4,62E-05 254,02 2235,981,73 8,183 1,037 0,269 1,999 1,48E-03

fS fS

h, m A, m2 R, m v2/2g, m E, m E, m Sf Sf rata-rata So- Sfrata X, m X, m

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)4,00 28,000 1,956 0,023 4,023 5,44E-05 0

0,099 5,74E-05 1,44E-03 68,86 68,863,90 26,910 1,918 0,024 3,924 6,05E-05

0,098 6,39E-05 1,44E-03 68,23 137,093,80 25,840 1,880 0,026 3,826 6,74E-05

0,098 7,13E-05 1,43E-03 68,43 205,533,70 24,790 1,841 0,028 3,728 7,52E-05

0,098 7,97E-05 1,42E-03 68,67 274,193,60 23,760 1,802 0,031 3,631 8,43E-05

0,097 8,94E-05 1,41E-03 68,94 343,133,50 22,750 1,764 0,034 3,534 ……… 9,46E-05 ……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ……… ……… 0,075 9,53E-04 5,47E-04 136,80 1666,191,90 9,310 1,112 0,194 2,094 1,05E-03

0,070 1,16E-03 3,37E-04 206,80 1872,991,80 8,640 1,068 0,224 2,024 1,28E-03

0,004 1,32E-03 1,78E-04 20,03 1893,031,77 8,443 1,055 0,250 2,020 1,36E-03

0,010 1,39E-03 1,07E-04 88,93 1981,961,75 8,313 1,046 0,261 2,011 1,42E-03

0,012 1,45E-03 4,62E-05 254,02 2235,981,73 8,183 1,037 0,269 1,999 1,48E-03

Page 26: 12-Profil Muka Air

prepared by : suripinprogram magister teknik sipil

Direct Step Method

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

05001000150020002500

Jarak, m

Keti

nggia

n, m


Recommended