Date post: | 28-Dec-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | wisnurendra |
View: | 49 times |
Download: | 4 times |
CASE 6 2010 (Hipoparatiroid)
PENULIS :
1. Ayulita Hana Fadhila (121 0211 046)
2. Annisa Chastalla (121 0211 049)
3. Dika Febby Larasati (121 0211 069)
4. Paramita Affandi (121 0211 095)
5. Lisprapikasari (121 0211 121)
6. Fritta Aulia Sari (121 0211 146)
A. Overview Case
B. Interpretasi Kasus
C. Patofisiologi Kasus
D. Penatalaksanaan
E. Anatomi, Histologi, Embriologi
F. Fisiologi
G. Hipoparatiroidisme
H. Hiperparatiroidisme
BASIC SCIENCE TERKAIT
Anatomi
- Paratiroid
Histologi
- Paratiroid
Embriologi
- Paratiroid
Fisiologi
- Paratiroid
A. OVERVIEW CASE
Ny ANGGIE,45 Tahun
KU :
KERAM
KT :
-LEMAS
-KESEMUTAN
-BAB TIDAK LANCAR
-TIDAK TERATUR
RPO:
(+)
TIROIDEKTOMI
RPK:
(-)
HIPOTESIS :
GANGGUAN HORMON
GANGGUAN PENCERNAAN
ANEMIA
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum :kompos mentis
TB : 155 CM
BB : 50
TD : 110/70 mmhg
S : 37.5 C
N : DBN
RR : 20X/menit
Jantung : DBN
Paru : DBN
Abdomen : bising usus
+,chovtek’s sign +
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
a)Pemeriksaan Lab :
TSH : Tinggi
fT4 : rendah
ft3 : rendah
fosfat : DBN
fosfor : tinggi
kalsium : rendah
DIAGNOSA :
HIPOPARATIROID ET CAUSA TIROIDEKTOMI
B. INTERPRETATION CASE
Anamnesis Wanita 42 tahun
1. KELUHAN UTAMA : keram mendukung hipotesis hipoparatiroid karena menunjukan
adanya penurunan kadar kalsium darah akibat tiroidektomi yang menyebabkan sekresi PTH
menurun dan meningkatkan iritabilitas sistem neuromuskuker dan menyebabkan kontraksi
otot meningkat hingga akhirnya menimbulkan keram.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Kesemutan : mendukung hipotesis hipoparatiroid karena ini merupakan salah satu manifestasi
klinis dari gelaja hipoparatiroid yang disebabkan karena aktivitas spontan saraf
tiroidkesemutan
BAB tidak lancar&tidak teratur
3. Hipotesis
Gangguan pencernaan : Hipotesis ini didapat karena pasien mengalami masalah saat BAB.
Gangguan fungsi hormon : Hipotesis ini didapat karena riwayat pasien yang pernah mengalami
tiroidektomi, yang memungkinkan terjadi gangguan fungsi hormon yang terkait tindakan
tersebut.
4. Pemeriksaan Fisik
kesadaran umum : kompos mentis
artinya pasien masih dalam keadaan sadar, dapat berorientasi secara sempurna (ada respon
yang sempurna dari pasien)
vital sign
TB : 155 CM
BB : 50 KG
TD : 110/70 MMHG
RR : 20x/menit normal (untuk mengetahui penyakit ini sudah mengganggu sistem lain
atau tidak)
S : 37.5 C
N : DBN
Jantung : DBN
Paru : DBN karena paru normal RR normal penyakit ini tidak menyebabkan adanya
gangguan pada paru-paru sehingga tidak ada gangguan respirasi.
Abdomen : chovtek’s sign (+)
BMI : 20,81NORMAL
5. Pemeriksaan lab
TSH meningkat, FT3&FT4 menurun: karena pasien ini pernah menjalani tiroidektomi, dimana
tiroidektomi ini kenyebabkan kel tiroid mengalami kerusakan sehingga sekresi hormon tiroid
pun akan berkurang tetapi TSH meningkat.
Fosfor tinggi,kalsium rendah :
Tiroidektomi menyebabkan kelenjar paratiroid ikut terangkat sehingga sekresi PTH menurun
reabsorpsi ca2+ di ginjal & diusus, mobilisasi ca2+ ditulang menurun kalsium plasma
menurun/hipokalasemia
6. Dagnosis
Hipoparatiroid Et Causa Tiroidektomi
C. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Patogenesis :
Gangguan Leher Bagian Anterior / Kelainan Kelenjar Tiroid
Pembedahan / Eksplorasi Leher Bagian Anterior
Kelenjar Paratiroid Ikut Terbedah (Sengaja / Tidak)
Pasokan Darah Ke Kelenjar Paratiroid Terganggu
Sekresi Hormon Paratiroid (PTH) Terganganggu
HIPOPARATIROIDISME
Patofisiologi :
PTH ↓
Iritabilitas sistem neuromuskuler
Tetanus
Ca↓, Fosfat ↑dalam darah
Kejang Risiko cedera
Nyata Laten
Ekstremitas kaku,
kesemutan, kram ( Tanda
Traouseau & Chvostek +)
Intoleransi
aktivitas
Bronkospasme Disfagia
Gangguan
pola nutrisi
Gangguan pola
napas
D. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan ini bertujuan untuk memperbaiki kadar kalsium dan fosfat serum
senormal mungkin yaitu 9-10 mg/dl. Pada umumnya kebutuhan kalsium elemental adalah 1
g/hari.
1) Preparat kalsium dan vitamin D.
- Hipokalsemia ringan ( Ca serum 7,5-8,5 mg/dl) yang asimptomatik : Kalsium
oral 500-1000 mg tiap 6 jam disertai pengawasan ketat.
- Bila terdapat tetani atau kadar Ca serum <7,5 mg/dl : Kalsium intravena.
Pemberian kalsium glukonat lebih disukai daripada kalsium sitrat karena tidak iritatif.
Mula-mula dapat diberikan 1-2 ampul kalsium glukonat dalam 50-100 ml dektsrosa
5% dan diberikan per infus 5-10 menit. Dosis dapat diulang jika masih didapatkan
hipokalsemia.
- Hipokalsemia yang berat dan persisten : Kalsium intravena. Melarutkan 10 ampul
kalsium glukonat dalam 1 liter dekstrosa 5% dan diinfus dengan kecepatan 50 ml/jam
(45 mg kalsium elemental/jam).
Dengan membaiknya kadar kalsium plasma, maka hiperkalsiura akan bertambah karena
efek PTH di ginjal tidak ada.
2) Diuretik Tiazid. Ini diberikan jika hiperkalsiura tetap terjadi dan kadar kalsium plasma
tidak dapat mencapai kadar 8 mg/dl.
3) Antasid yang tidak diabsorbsi. Tujuannya untuk mengurangi hiperfosfatemia dan
mencegah kalsifikasi metastatik, diberikan jika kadar kalsium sudah normal sedangkan
kadar fosfat serum tetap di atas 6 mg/dl.
4) Diet makanan ↑ kalsium, ↓ fosfor. Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis
ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui. Meskipun susu, produk susu dan
kuning telur merupakan makanan tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena
kandungan fosfor yang tinggi. Bayam juga perlu dihindari karena mengandung oksalat
yang akan membentuk garam kalsium yang tidak laut.
E. ANATOMI, HISTOLOGI, EMBRIOLOGI PARATIROID
KELENJAR PARATIROID
A)Anatomi
Kelenjar paratiroid terdiri atas 4 kelenjar kecil
Ukuran kelenjar tiroid : 6x3x2 mm
Berat : 0,4 gr
Letak : permukaan posterior kelenjar tiroid& dipisahkan dari kelenjar tiroid
oleh kapsul-kapsul jaringan ikat
vaskularisasi : -arteri paratiroid inferior-superior
-vena-vena paratiroid
B) Histologi
Ada 2 jenis sel pada kelenjar paratiroid :
a) Sel principal/sel utama/chief cell
Sel poligonal kecil dengan inti bulat & sitoplasma pucat yang sedikit
asidofilik.Sitoplasma terisi dengan granula yang ukurannya tidak beraturan &
berdiameter 200-400 mm.Granula ini mengandung polipeptida hormon paratiroid(PTH)
yang berfungsi sebagai regulator utama kadar kalsium darah.
b) Sel oksifil
Sel asidofil berbentuk poligonal dan lebih besar daripada sel utama dan ditandai dengan
sitoplasma asidofilik yang terisi dengan mitokondria yang berbentuk abnormal. Sel
oksifil merupakan “modifikasi(sisa)” sel utama yang tidak lagi mensekresikan hormon.
2 kelenjar tiroid superior
2 kelenjar tiroid inferior
C)Embriologi
kelenjar paratiroid berkembang dari kantung faringjaringan endoterm
kelenjar inferior berasal dari kantung ke 3
kelenjar superior berasal dari kantung ke 1
F. FISIOLOGI PARATIROID
Fisiologi Kelenjar Paratiroid
Fisiologi kelenjar paratiroid berhungan dengan hormon paratiroid, kalsitonin, vitamin D dan remodelling
tulang yang dikaitkan dengan kalsium dan fosfat.
Hormon Paratiroid
Hormon paratiroid (PTH) adalah hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, empat
kelenjar seukuran bulir padi yang terletak dipermukaan belakang kelenjar tiroid, satu disetiap sudut.
Hormon paratiroid berfungsi untuk mengatur konsentrasi kalsium dan fosfat ekstrasel lewat pengaturan
reabsorbsi usus, ekskresi ginjal dan pertukaran ion-ion.
Sifat kimia hormon paratiroid
Efek hormon paratiroid terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel
1. Hormon paratiroid meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat dari tulang
2. Hormon paratiroid menurunkan eksresi kalsium dan meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal
3. Hormon paratiroid meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat diusus
Pengaturan sekresi paratiroid
Pengaturan sekresi paratiroid oleh ion kalsium yang paling sedikitpun dalam cairan ekstrasel akan
menyebabkan kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya. Sebaliknya, keadaan-keadaan
yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium diatas normal akan menyebabkan berkurangnya aktivitas
dan ukuran kelenjar paratiroid. Beberapa keadaan tsb meliputi:
1. Jumlah kalsium yang berlebihan dalam diet
2. Meningkatnya vitamin D dalam diet
3. Absorbsi tulang yang disebabkan oleh faktor-faktor selain PTH .
Kalsitonin
Suatu hormon peptida yang di sekresikan oleh sel C kelenjar tiroid yang memiliki pengaruh kadar
kalsium dalam plasma. Tetapi cenderung untuk menurunkan kadar konsentrasi kalsium dalam plasma
dan efeknya berlawanan dengan efek yang dihasilkan oleh PTH. Sintesis dan sekresi kalsitonin terjadi di
sel-sel parafolikel atau sel-sel C yang terdapat dalam jaringan interstisial diantara folikel kelenjar tiroid.
Kalsitonin mempunyai 2 efek pada tulang:
Preprohormon (rantai polipeptida yang terdiri dari 110 asam amino) prohormon (90 asam amino)
hormon (84 asam amino) oleh retikulum endoplasma dan aparatus golgi dibentuk dalam
granula-granula sekretorik didalam sitoplasma.
1. Dalam jangka pendek, kalsitonin menurunkan perpindahan kalsium dari cairan tulang kedalam
plasma
2. Dalam jangka panjang, kalsitonin menurunkan reabsorbsi ulang dengan menghambat aktivitas
osteoklas.
Umpan balik negatif yang mengontrol sekresi hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin
Vitamin D
Vitamin D memiliki efek yang poten untuk meningkatkan absorbsi kalsium dari usus. Vitamin ini juga
memiliki efek yang pentimg bagi pembentukan dan absorbsi tulang. Akan tetapi, untuk mencapai fungsi
tersebut vitamin D harus diubah melalui serangkaian proses dihati dan diginjal untuk membentuk
produk akhir yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol, yang juga disebut 1,25(OH)2D3. Prosesnya yaitu:
1. Kolekalsiferol (vitamin D) dibentuk dikulit.
2. Kolekalsiferol diubah di hati menjadi 25-hidroksikolekalsiferol.
3. Pembentukan 1,25-dihidrksikolkalsiferol di ginjal dan pengaturannya oleh hormon paratiroid.
4. Konsentrasi ion kalsium mengatur pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol.
Kerja vitamin D
Ca2+ plasma
kalsitonin
Ca2+ plasma
PTH
Kelenjar paratiroid Sel C tiroid
Ca2+ plasma Ca2+ plasma
Bentuk aktif vitamin D yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol memiliki sejumlah efek terhadap usus, ginjal
dan tulang yang meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat kedalam cairan ekstrasel. Efeknya yaitu:
1. Efek “hormonal” vitamin D untuk meningkatkan absorbsi kalsium
1,25 dihidroksikolekalsiferol berfungsi sebagai suatu jenis “hormon” yang meningkatkan
absorbsi kalsium diusus yaitu dengan meningkatkan pembentukan protein pengikat kalsium di
epitel usus.
2. Vitamin D meningkatkan absorbsi fosfat oleh usus.
Masuknya fosfat melalui saluran cerna akan diperkuat oleh vitamin D yang terjadi akibat efek
langsung dari 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang tidak langsung berpengaruh terhadap absorbsi
kalsium dan bertindak sebagai mediator transpor untuk fosfat.
3. Vitamin D mengurangi ekskresi kalsium dan fosfat.
Fungsi ini dilakukan oleh sel epitel tubulus ginjal, sehingga cenderung mengurangi ekskresi zat-
zat dalam urin
4. Efek vitamin D terhadap tulamng dan hubungannya dengan aktivitas hormon paratiroid.
Kulit
kolekalsiferol (vitamin D)
Hati
25-hidroksikolekalsiferol
Ginjal
1,25-dihidroksikolekalsiferol
Epitel usus
inhibisi
Aktivasi vitamin D3 untuk membentuk 1,25 dihidroksokolekalsiferl dan peran vitamin D dalam mengatur
konsentrasi kalsium plasma.
Remodelling tulang
Tulang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium. Tulang adalah suatu jaringan hidup yang terdiri
dari matriks ekstrasel organik yang dibubuhi oleh kristal hidroksiapit yang terutama terdiri dari endapan
garam kalsium fosfat. Meskipun tulang tampak seperti benda mati namun diperbaharui secara terus
menerus. Pengendapan tulang (pembentukan) dan resorpsi tulang (pengeluaran) dalam keadaan normal
Konsentrasi ion kalsium
dalam plasma
Absorbsi kalsium
oleh usus
Alkalin
fosfatase
ATPase terstimulasi
kalsium
Protein pengikat
kalsium
Hormon paratiroid
berlangsung bersamaan sehingga tulang secara terus menerus mengalami remodelling. Remodelling
tulang memiliki 2 tujuan:
1. Menjaga tulang agar tetap efektif dalam fungsi mekanisnya
2. Membantu mempertahankan kadar kalsium plasma
Di dalam tulang terdapat 3 jenis sel tulang:
1. Osteoblas : mengeluarkan matriks organik ekstrasel tempat mengendapnya kristal Ca3(PO4)2
2. Osteosit : “pensiunan” osteoblas yang terperangkap didalam dinding bertulang yang
diendapkannya sendiri.
3. Osteoklas : menyerap tulang sekitar dengan mengeluarkan asam yang melarutkan kristal
Ca3(PO4)2 dan enzim yang menguraikan matriks organik.
Osteoblas dan osteoklas berasal dari sumsum tulang, osteoblas berasal dari sel stroma, sejenis
sel jaringan ikat di sumsum tulang sedangkan osteoklas berdiferensiasi dari makrofag, yaitu
turunan monosit yang berada dijaringan. Dalam suatu sistem komunikasi, osteoblas dan
prekursor-prekursor menghasilkan 2 sinyal kimiawi yang mengatur perkembangan dan aktivitas
osteoklas dalam cara yang berlawanan-ligan RANK dan osteoprotegrin
Ligan RANK (RANKL)
Meningkatkan aktivitas osteoklas. (ligan adalah molekul kecil yang berikatan dengan
molekul protein yang lebih besar). Ligan RANK akan berikatan dengan RANK, suatu protein
reseptor dipermukaan membran makrofag sekitar. Pengikatan ini memicu makrofag untuk
berdiferensiasi menjadi osteoklas dan membantunya hidup lebih lama denganmenekan
apoptosis. Akibatnya resorpsi tulang diringankan dan massa tulang berkurang.
Osteoprotegrin (OPG)
Menekan perkembangan dan aktivitas osteoklas. OPG disekresikan ke dalam matriks dan
berfungsi sebagai reseptor pengecoh yang berikatan dengan RANKL. Dengan memperdayai
RANKL dan menyebabkan tidak dapat berikatan dengan reseptornya yang sejati yaitu RANK.
OPG mencegah RANK untuk mengaktifkan aktivitas osteoklas meresorpsi tulang, akinbatnya
osteoblas penghasil tulang mengalahkan osteoklas penyerap tulang sehingga massa tulang
bertambah. Karenanya, keseimbangan antara RANKL dan OPG adalah penentu penting
dalam densitas tulang.
Jika osteoblas menghasilkan banyak RANKL maka aktivitas osteoklas meningkat dan massa
tulang berkurang. Jika osteoblas lebih banyak menghasilkan OPG maka aktivitas osteoklas
berkurang dan massa tulang bertambah.
Stres mekanis mendorong pengendapan tulang
Sewaktu anak tumbuh, pembentuk tulang berjalan lebih cepat dari pada penghancur tulang dibawah
pengaruh GH dan IGF-1. Stres mekanis menggeser keseimbangan ke arah pengendapan tulang,
menyebabkan massa tulang bertambah dan tulang menjadi lebih kuat. Faktor mekanis yang
menyesuaikan kekuatan tulang sebagai respon terhadap beban yang dihadapinya. Semakin besar stres
dan tekanan fisik yang diterima oleh suatu tulang, semakin tinggi kecepatan pengendapan tulang .
PTH meningkatkan Ca2+ plasma dengan menarik Ca2+ dari bank tulang
PTH menggunakan tulang sebagai “bank” untuk menarik Ca2+ sesuai kebutuhan agar kadar kalsium
plasma dapat dipertahankan. Hormon paratiroid memiliki 2 efek besar pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi kalsium plasma.
1. Hormon ini memicu efluks cepat kalsium ke dalam plasma dari cadangan labil kalsium yang
jumlahnya tebatas dari tulang.
2. Dengan merangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong perpindahan kalsium dan PO43-
secara perlahan dari cadangan stabil mineral tulang didalam tulang itu sendiri ke dalam plasma.
Akibatnya remodelling tulang akan bergeser ke arah resorspsi tulang dibandikan pengendapan
tulang.
Hubungan PTH dengan kalsium
1. Efek langsung PTH adalah mendorong pemindahan kalsium dari cairan tulang kedalam plasma
2. Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi lokal tulang untuk mebebaskan kalsium kedalam
plasma
3. PTH secara tidak langsung mendorong penyerapan kalsium dan PO43- oleh usus
4. Regulator utama sekresi PTH adalah konsentrasi kalsium bebas
G. HIPOPARATIROIDISME
DEFINISI
Hipoparatiroid adalah keadaan dimana kelenjar paratiroid tidak adekuat dalam memproduksi
hormon paratiroid (PTH).
Atau kekurangan produksi hormon paratiroid.
ETIOLOGI
Dalam kelainan hipoparatiroidisme terdapat 3 penyebab utama, yaitu :
a) Hipoparatiroidisme pembedahan
Kelainan terjadi setelah adanya tindakan pembedahan, yaitu saat leher bagian
anterior di eksplorasi (contoh: tiroidektomi, pengangkatan kelenjar paratiroid
abnormal, eksisi lesi keganasan di leher).
Hipotiroidisme pembedahan ini terjadi diduga akibat pasokan darah ke kelenjar
paratiroid telah diputuskan.
b) Hipoparatiroidisme idiopatik
Hipoparatiroidisme idiopatik merupakan kelainan hipoparatiroid yang masih
belum jelas penyebab-penyebabnya.
Pada hipoparatiroidisme jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Terjadi pada umur muda.
- Terjadi pada umur tua.
Faktor-faktor pendorong terjadinya hipoparatiroidisme namun idiopatik :
- Awitan kandidiasis hipoparatiroid terjadi 4 tahun setelahnya.
- Penyakit addison hipoparatiroid terjadi sekitar 5 tahun setelahnya.
Namun penyebab destruksi kelenjar paratiroid pada kasus ini masih
belum diketahui.
c) Hipoparatiroidisme fungsional
Hipoparatiroidisme fungsonal dapat disebabkan karena kegagalan hormon untuk
bekerja secara normal pada jaringan targetnya.
Hipoparatiroidisme fungsional terjadi pada pasien yang telah lama mengalami
hipomagnesia (kekurangan magnesium).
Ini terjadi karena :
- Magnesium dibutuhkan untuk melepaskan hormon paratiroid dari
kelenjarnya.
- Magnesium dibutuhksn untuk kerja perifer hormon paratiroid.
KLASIFIKASI
Hipoparatiroid di klasifikasikan ke dalam 5 kategori, terutama berdasarkan pada konsentrasi
kalsium serum. Pembagian ini yaitu :
Derajat 1 dan 2 :
Pasien tanpa hipokalsemia dan pasien dengan hipokalsemia spontan yang tidak konstan.
Derajat 3, 4, 5 :
Pasien yang kadar serum nya dibawah 8,5 mg /dL, 7,5 mg /dL, dan 6,5 mg /dL.
Manifestasi klinis hipoparatiroidisme bergantung pada keparahan dan kronisitas hipokalsemia.
MANIFESTASI KLINIS
A. Manifestasi Neuromuskular
Kecepatan penurunan kadar kalsium menjadi penentu utama perkembangan komplikasi
neuromuskular. Manifestasi neuromuskular utama adalah munculnya tetani.
Saraf yang terkena kalsium dalam kadar rendah akan memperlihatkan :
- Penurunan ambang eksitasi.
- Respon yang berturut-turut terhadap satu rangsangan.
- Penurunan akomodasi.
- Aktivitas yang terus menerus.
Manifestasi dari peningkatan kelainan neuromuskular adalah :
1) Parestesia
Rasa kesemutan yang terjadi di sekelilig mulut, ujung-ujung jari, dan terkadang di
kaki.
2) Tetani
Dimulai dengan gejala prodromal parestesia dan di ikuti spasme-spasme
otot-otot ekstremitas dan wajah.
Tangan, lengan bawah, kaki (jarang) berubah bentuk yang khas.
3) Hiperventilasi
Akibat dari kepanikan tetani, pasien dapat mengalami hiperventilasi dan
mensekresi epinefrin dalam jumlah berlebih.
Hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnia dan alkalosis.
Hiperventilasi berkepanjangan pada orang dewasa dapat menyebabkan
penurunan ion kalsium plasma dan menimbulkan tetani.
4) Gejala-gejala adnergenik
Peningkatan epinefrin lebih jauh dapat menimbulkan anxietas, takikardi,
berkeringat, kepucatan perifer, sirkumoral.
5) Kejang
Hipoparatiroidisme dapat menimbulkan kejang. Kejang lebih sering menyerang
orang muda dengan penyakit tetani. Ada 2 tipe yaitu :
a. Bentuk tetani yang lebih generalisata di ikuti spasme tonik
berkepanjangan.
b. Kejang epilepriform yang lebh khas disertai gambaran epilepsi.
6) Tanda-tanda tetani lain
a. Tanda chvostek:
Dengan mengetuk nervus fasialis tepat di sebelah anterior daun telinga,
tepat dibawah arkus zigomatikus dan sudut mulut. Jika ada kontraksi
lebih luas dapat menandakan adanya tetani.
b. Tanda trousseau:
Dilakukan dengan menset sfigmomanometer. Setelah di pompa selama 2
menit kemudian tangan diawasi untuk melihat adanya spasme karpus
yang khas atau tidak.
7) Tanda-tanda ekstrapiramidal
Dapat dilihat dengan terjadinya parkinsonisme (otot tremor) klasik atau tidak.
B. Manifestasi Klinis Lain
Dapat juga terjadi manifestasi lain dari hipotiroidisme, diantara nya yaitu :
1) Katarak lensa posterior
2) Manifestasi jantung
resistensi terhadap digitalis, hipotensi, dan gagal jantung kongestive.
3) Manifestasi gigi
kelainan pembentukan enamel, erupsi gigi yang terlambat, terganggunya
pembentukan akar gigi
4) Sindroma malabsorpsi
DIAGNOSIS
1) Biokimia
Hipokalsemia ( Kalsium ↓)
Hiperfosfatemia ( Fosfat ↑)
PTH ↓ atau tidak terdeteksi
Kadar 1,25(OH)2D ↓
Untuk membedakan dengan PTH yang resisten atau disebut pseudohipoparatiroidisme
(PHP), dapat dilakukan tes Ellsworth-Howard, yaitu dengan pemberian PTH bioaktif dan
akan tampak peningkatan ekskresi cAMP urin dan fosfat urin ( cAMP dan fosfat ↑ di urin).
2) Radiologi dan CT Scan Kepala
Tampak kalsifikasi basal ganglia.
3) EKG
Tampak aritmia yang ditandai dengan QT interval memanjang.
KOMPLIKASI
1) Rikets dan Osteomalasia
2) Addison disease
3) Katarak
4) Parkinson disease
5) Anemia pernisiosa
6) Terlalu banyak pengobatan dengan vitamin D dan kalsium dapat menyebabkan hypercalcemia
(kalsium darah tinggi) dan kadang-kadang dapat mengganggu fungsi ginjal.
7) Hipoparatiroidisme pada anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk, gigi normal,
perkembangan mental dan lambat.
PROGNOSIS
Hasilnya mungkin akan baik jika diagnosis dibuat lebih awal. Namun, perubahan dalam gigi, katarak, dan
kalsifikasi otak tidak dapat diperbaiki lagi.
H. HIPERPARATIROIDISME
Suatu sindroma atau kumpulan gejala yang disebabkan karena hipersekresi dari kelenjar paratiroid
hormon (PTH) yang berlebih oleh satj atau lebih kelenjar hormon. Dengan tanda biokimiawi utama
ada;ah hiperkalsemia dan tanda klasik berupa nefrolitiasis (keadaan adanya batu ginjal), osteitis
(peradangan tulang), fibrosasistika (hyperplasia dan peradangan fibrosa putih)
a. Etiologi
Penyababnya masih belum diketahui secara pasti, namun banyak yang mengatakan bahwa
kelainan ini disebabkan karena
Primer :
secaran autosomal dominan
pasien yang pernah mengalami radiasi di bagian leher
kelainan titik acuan kadar kalsium
sekunder :
gagal ginjal
b. Manifestasi Kilinis
a. Penurunan eksitabilitas saraf otot
b. Mual mutah
c. Konstipasi
d. Sering BAK
e. Sering haus
f. Aritmia jantung
c. Patofisiologi
Peni
ngka
tan p
H
bika
rbon
atur
ia
↑ pa
ratir
oid h
orm
on
hipe
rkals
emia
Depo
sisi k
alsiu
m pd
jar. lu
nak De
fisien
si vit
.D
Peni
ngka
tan
degr
adas
i PTH
As
idos
is
hipe
rklo
rem
ik
Peni
ngka
tam
cAM
P di u
rin
Oste
itis
fibro
sa ki
stika
Men
ingk
atka
n
peny
erap
an
kalsi
um da
ri us
us,
ginjal
, tul
ang
Hipe
rkals
iura
Infe
ksi
salu
ran
kenc
ing
↓re
abso
rpsi
fosfa
t tub
ulus
hipe
rfosfa
tiura
hipo
fosfa
tem
ia
Kalsi
fikas
i ten
dini
tis
kond
roka
lsino
sis
reum
atol
ogis
↑ ko
nver
si 25
0HD3
men
jadi
1,25(
OH)2
D3
oste
omala
sia
↑ se
kres
i
calsi
toni
n
↓ io
n hid
roge
n dala
m
urin
↑ ek
sresi
bikar
bona
t
↓ ke
mam
puan
albu
min
men
gikat
ion k
alsiu
m
Diso
lusi
min
eral
tulan
g
↑Ra
ngsa
n trh
dp
ginjal
↑fo
sfata
se al
kalis
dlm
seru
m
Eksk
resi
hidr
oksip
rolin
↑ m
iner
alisa
si
tulan
g
d. Diagnosis
Kalsium serum meningkat
iPTH serum rendah Normal/rendah
Tinggi atau tidak sesuai
HIPERPARATIROIDISME PRIMER
Penderita telah dievaluasi
lengkap
Evaluasi lebih lanjut
sebab – sebab non
paratiroid
Mencari kanker
Hasil negatif
Follow up 6 bulan
Pemeriksaan
leher atau
follow up lebih
lanjut
Hasil negatif
Kalsium serum <11mg/dl tidak
ada komplikasi Kalsium serum >11mg/dl tidak
ada komplikasi
Eksplorasi leher
Eksplorasi leher Follow up
Setiap tahun dilakukan anamnesis Dilarang konsumsi kalsium Batasi asupan kalsium dan oksalat abnormal Yakini asupan fosfat adekuat Tingatkan asupan cairan Program latihan fisk
Berkembangnya
komplikasi
Bersihan kreatinin Kalsium urin 24jam Sonografi renalis dan nefrtomogram Foto rontegen tangan dan lateral tulang belakang Pengukuran desintas vertebrae dengan CT scan Ultrasonografi regio leher
e. Tatalaksana
a. Farmakologi
i. Pada wanita, diberi etinilestradiol 30-50 μg/hari
ii. Estrogen terkonjugasi 1,25-2,5 mg/hari
iii. Noretindron 5 mg/hari
iv. Fosfat oral (kecuali pada manula)
b. Non-farmakologi
i. Paratiroidektomi
Indikasi:
a. pasien simptomatik dengan kadar kalsium serum > 12 mg/dL
b. pasien asimptomatik dengan kadar kalsium serum < 11 mg/dL
lebih dari satu dasawarsa
Kontra-indikasi: kadar kalsium serum < 12 mg/dL
f. Komplikasi
a. Gagal ginjal
b. Neuropati
c. Konstipasi
Efek:
Mengurangi kalsium serum
Mengurangi ekskresi kalsium urin
Mengantagonisir efek skeletal dari PTH