Date post: | 14-Apr-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | nurvita-tri-kurniawati |
View: | 26 times |
Download: | 3 times |
i
REVISI LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR
KEKERUHAN, DO (DISSOLVED OXYGEN), pH,
EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY), ORP (OXICATION REDUCTION
POTENTIAL) DAN SUHU AIR PERPIPAAN (PDAM)
DI JALAN MULYOREJO UTARA GANG 3 NO 10 C SURABAYA
oleh:
Nurvita Tri Kurniawati 101211132025
Peminatan Kesehatan Lingkungan 2012
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air dan Air Bersih ............................................................. 3
2.2 Air Perpipaan PDAM .......................................................................... 3
2.3 Syarat Kualitas Air Bersih .................................................................. 3
2.4 Parameter Kualitas Fisik dan Kimia Air ............................................. 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 10
3.3 Prosedur Kerja ..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................... 14
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18
5.2 Saran .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Parameter Syarat Fisik Kualitas Air ......................................................... 4
Tabel 2.2 Parameter Syarat Kimia (Kimia Anorganik) Kualitas Air ....................... 4
Tabel 2.3 Parameter Syarat Kimia (Kimia Organik) Kualitas Air ........................... 5
Tabel 2.4 Parameter Syarat Mikrobiologi Kualitas Air ........................................... 5
Tabel 2.5 Parameter Syarat Radioaktif Kualitas Air ................................................ 6
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Air ................................................................... 14
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Koordinat Pengambilan Sampel Air .................................................... 9
Gambar 3.2 Lima Liter Sampel Air ......................................................................... 10
Gambar 3.3 Akuades ................................................................................................ 10
Gambar 3.4 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan Turbidimeter ......................... 12
Gambar 3.5 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan DO Meter .............................. 12
Gambar 3.6 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan MM 150 ................................ 13
Gambar 4.1 Hasil Turbidimeter ............................................................................... 15
Gambar 4.2 Hasil DO Meter .................................................................................... 15
Gambar 4.3 Hasil MM 150 ...................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salh satu aspek penting dalam kehidupan. Hal ini
dikarenakan manusia tidak bisa hidup tanpa air. Air berperan penting dalam
setiap kegiatan manusia, misalnya air digunakan untuk minum, mandi,
memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Pentingnya peran air dalam
kehidupan manusia ini membuat kualitas air harus tetap sesuai dengan
peruntukannya. Air yang bersih dan aman merupakan air yang dibutuhkan
oleh manusia untuk mendukung kehidupannya. Apabila kualitas atau mutu air
ini berada di luar ketentuan yang sudah ditetapkan maka dikhawatirkan akan
menimbulkan dampak negatif ke kesehatan, dan lain sebagainya.
PDAM Surabaya merupakan distributor air yang memberikan
pelayanannya untuk masyarakat Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.
Jumlah pelanggan PDAM Surabaya meningkat dari tahun ke tahunnya, yaitu
390.354 pada tahun 2008, 403.263 pada tahun 2009, 434.018 pada tahun
2010, 458.489 pada tahun 2011, 485.169 pada tahun 2012 dan 507.557 pada
tahun 2013 (PDAM, t.t).
Melihat banyaknya jumlah pelanggan yang dimiliki oleh PDAM Surabaya
maka air yang disalurkan haruslah terpenuhi kualitasnya. Kualitas air dapat
dijaga dengan melakukan pengujian kualitas air. Pengujian perlu dilakukan
untuk melihat apakah air sudah meemnuhi persyaratan yang ditetapkan.
Pengujian yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melihat kualitas
fisik dan kimia air meliputi Oxidation Reducion Potencial (ORP), Electrolyte
Conductivity (EC), Dixolved Oxygen (DO), pH dan kekeruhan menggunakan
alat Turbidimeter, DO Meter dan MM150.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran parameter fisik dan kimia kualitas
air ( Oxidation Reducion Potencial (ORP), Electrical Conductivity (EC),
Dissolved Oxygen (DO), pH dan kekeruhan) pada sampel air perpipaan
(PDAM)?
2. Bagaimana analisis terhadap hasil pengukuran parameter fisik dan kimia
kualitas air (Oxidation Reducion Potencial (ORP), Electrical Conductivity
(EC), Dissolved Oxygen (DO), pH dan kekeruhan) pada sampel air
perpipaan (PDAM)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan pengujian kualitas air perpipaan (PDAM) yang meliputi
pengukuran pH, suhu, EC (Electrical Condutivity), ORP (Oxygen
Reduction Potential), kekeruhan dan DO (Dissolved Oxygen).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mempelajari cara penggunaan alat pengukur parameter fisik dan kimia
kualitas air (Oxidation Reducion Potencial (ORP), Electrical Conductivity
(EC), Dixolved Oxygen (DO), pH dan kekeruhan) pada sampel air
perpipaan (PDAM);
2. Menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengukuran parameter fisik
dan kimia kualitas air (Oxidation Reducion Potencial (ORP), Electrolical
Conductivity (EC), Dixolved Oxygen (DO), pH dan kekeruhan) pada
sampel air perpipaan (PDAM).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air dan Air Bersih
Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air
adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali
air laut dan air fosil. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, air
adalah air minum, air bersih, air kolam renang dan air pemandian umum.
Selain itu, dalam peraturan ini air bersih didefinisikan sebagai air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
2.2 Air Perpipaan PDAM
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan
dengan berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di
daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem
perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem non perpipaan di kelola oleh
masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Sistem jaringan
perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu sehingga
kebutuhan air lebih cepat tersalurkan dan terpenuhi. Walaupun begitu, air
yang disalurkan harus memenuhi syarat-syarat kualitas air yang telah
ditetapkan agar mutu atau kualitas air tetap terjaga (Pratama, 2011).
2.3 Syarat Kualitas Air Bersih
Air bersih memiliki persyaratan baik fisik, kimia, mikrobiologis dan
radiologi yang harus dipenuhi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416
4
Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Parameter
dari masing-masing syarat terdapat pada lampiran peraturan. Adapun
parameter dari masing-masing syarat adalah sebagai berikut:
1. Syarat Fisik
Tabel 2.1 Parameter Syarat Fisik Kualitas Air (Sumber: Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air)
No. Parameter Satuan Kadar Maksimun
Yang Diperbolehkan
Keterangan
1 Bau - - Tidak Berbau
2 Jumlah zat padat
terlarut (TDS)
Mg/L 1000 -
3 Kekeruhan Skala
NTU
5
4 Rasa - - Tidak Berasa
5 Suhu 00 C Suhu Udara 3
0C -
6 Warna Skala
TCU
15 -
2. Syarat Kimia
a. Kimia Anorganik
Tabel 2.2 Parameter Syarat Kimia (Kimia Anorganik) Kualitas Air
(Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air)
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
Yang
Diperbolehkan
Keterangan
1 Air raksa Mg/L 0,0001 -
2 Arsen Mg/L 0,05 -
3 Besi Mg/L 1,0 -
4 Fluorida Mg/L 1,5 -
5 Kadmium Mg/L 0,0005 -
6 Kesadahan Mg/L 500 -
7 Klorida Mg/L 600 -
8 Kronium, valensi 6 Mg/L 0,05 -
9 Mangan Mg/L 0,5 -
10 Nitrat, sebagai N Mg/L 10 -
11 Nitrit, sebagai N Mg/L 1,0 -
12 pH Mg/L 0,05 -
13 Selenium Mg/L 0,01 -
14 Seng Mg/L 15 -
15 Sianida Mg/L 0,1 -
16 Sulfat Mg/L 400 -
5
17 Timbal Mg/L 0,05 -
b. Kimia Organik
Tabel 2.3 Parameter Syarat Kimia (Kimia Organik) Kualitas Air (Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air)
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
Yang Diperbolehkan
Ket.
1 Aldrin dan dieldrin Mg/L 0,0007 -
2 Benzene Mg/L 0,01 -
3 Benzo (a) pyrene Mg/L 0,00001 -
4 Chloroform (total
isomer)
Mg/L 0,007 -
5 Chloroform Mg/L 0,03 -
6 2.4-D Mg/L 0,10 -
7 DDT Mg/L 0,03 -
8 Detergen Mg/L 0,5 -
9 1,2-Dicloroethene Mg/L 0,01 -
10 1,1-Dicloroethene Mg/L 0,0003 -
11 Heptachlor dan
heptachlor epoxide
Mg/L 0,003 -
12 Hexachlorobenzene Mg/L 0,00001 -
13 Gamma-HCH (Lindane) Mg/L 0,004 -
14 Methoxychlor Mg/L 0,10 -
15 Pentachloropenol Mg/L 0,01 -
16 Pestisida total Mg/L 0,10 -
17 2,4,6-trichorophenol Mg/L 0,01 -
18 Zat organik (KmnO4) Mg/L 10 -
3. Syarat Mikrobiologi
Tabel 2.4 Parameter Syarat Mikrobiologi Kualitas Air (Sumber: Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air)
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
Yang
Diperbolehkan
Keterangan
1 Total Koliform (MPN) Jumlah
per 100
ml
0 Bukan air pipa
2 Koliform tinja belum
diperiksa
Jumlah
per 100
ml
0 Bukan air pipa
6
4. Syarat Radioaktif
Tabel 2.5 Parameter Syarat Radioaktif Kualitas Air (Sumber: Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air)
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum
Yang
Diperbolehkan
Ket.
1 Aktivitas Alpha (Gross
Alpha Activity)
Bg/L 0,1
2 Aktivitas Beta (Gross
Beta Activity)
Bg/L 1,0
2.4 Parameter Kualitas Fisik dan Kimia Air
Pada uji paramater kualitas fisik dan kimia air, paramater yang akan diuji
adalah Dissolved Oxygen (DO), pH, suhu, kekeruhan, electric conductivity,
dan Oxidation Reducion Potential (ORP).
2.4.1 Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang
berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi
tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel
kecil yang tersuspensi (Suryana, 2013).
2.4.2 Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut menunjukkan jumlah
oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil fotosintesa
dan absorbsi atmosfer. Semakin tinggi jumlah oksigen terlarut maka mutu air
semakin baik. Penurunan DO dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang
mengandung bahan organik sehingga menyebabkan organisme air terganggu.
Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi
(Suryana, 2013). Proses penguraian bahan organik yang dilakukan oleh
mikroorganisme pada perairan dapat membantu mengurangi beban
pencemaran dalam air sehingga keberadaan konsentrasi oksigen terlarut
merupakan faktor penting di air (Sitanggang dkk, 2013).
7
2.4.3 pH
pH menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu cairan. Air
sebaiknya memiliki pH netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya
pelarutan logam berat dan korosi jaringan saat distribusi air. Air adalah bahan
pelarut yang baik sekali, jika dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat
melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya (Suryana, 2013).
Kadar pH optimal dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
adalah berkisar 6,5 – 8,5.
2.4.4 Electric Conductivity (EC) atau Daya Hantar Listrik
EC atau DHL adalah kemampuan air untuk menghantarkan/meneruskan
aliran listrik. Semakin banyak garam – garam terlarut yang dapat terionisasi,
semakin tinggi pula nilai DHL (Susiloputri, 2009).
2.4.5 Oxidation Reducion Potential (ORP)
Oxidation Reduction Potential (ORP) adalah tegangan dimana oksidasi
terjadi pada anoda (positif) dan reduksi terjadi pada katoda (negatif) pada sel
elektrokimia. ORP diukur dengan satuan volt (V) atau millivolt (mV). Secara
sederhana untuk mikroorganisme, reaksi oksidasi menggambarkan elektron
meninggalkan membran sel, hal ini menyebabkan sel tidak stabil dan rusak
sehingga membran sel akan mati. ORP merupakan cara yang dikembangkan
untuk memonitor kandungan mikroorganisme yang ada dalam air. Menurut
Suslow (2004, dalam Hazmi dkk, 2012), semakin tinggi ORP semakin mudah
reaksi oksidasi terjadi dan semakin banyak membran sel yang rusak dan mati.
Sehingga semakin tinggi ORP di air, semakin pendek waktu yang diperlukan
untuk membunuh bakteri E. Coli dan Salmonella sp.
8
2.4.6 Suhu
Suhu air akan mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama
apabila suhu sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ±3ºC suhu
udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat
atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air.
Disamping itu, suhu air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya
bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus (Suryana,
2013).
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu pelaksanaan
Pengambilan sampel untuk uji pemeriksaan kualitas fisik dan kimia air ini
dilakukan pada hari Senin, 23 Maret 2015 pada pukul 07.51 WIB. Sedangkan
praktikum dilakukan pada hari yang sama yaitu Senin, 23 Maret 2015.
3.1.2 Tempat pelaksanaan
a. Tempat pengambilan sampel
Pengambilan sampel air PDAM dilakukan di Jalan Mulyorejo Utara
Gang 3 No. 10 C Surabaya pada koordinat:
S 07o15.804’
E 112o46.881’
Gambar 3.1 Koordinat Pengambilan Sampel Air (Sumber: Pribadi)
b. Tempat praktikum
Praktikum dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan FKM
Universitas Airlangga.
10
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Empat botol kosong (total ukuran lima liter);
2. Kamera/handphone;
3. Tisu
4. Turbidi Meter;
5. DO Meter;
6. MM 150
7. Alat tulis;
8. GPS Essential.
Bahan :
1. Sampel air perpipaan (PDAM) 5 L;
2. Akuades.
Gambar 3.2 Lima Liter Sampel Air Gambar 3.3 Akuades
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengambilan Sampel Air
Terdapat tiga cara pengambilan air sampel, yaitu (Anis, 2011):
1. Sampel sesaat (grab sample)
Sampel diambil langsung dari badan air yang sedang dipantau,
sehingga sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat
pengambilan sampel.
11
2. Sampel komposit (composite sample)
Sampel campuran dari beberapa waktu pengamatan. Sampel dapat
diambil secara manual maupun otomatis. Pengambilan otomatis dilakukan
untuk mengetahui kualitas air secara terus menerus.
3. Sampel gabungan tempat (integrated sample)
Sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat,
dengan volume yang sama.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada praktikum ini adalah
grab sample atau pengambilan sesaat. Sehingga hasil praktikum ini hanya
menggambarkan kualitas air pada saat hari pengambilan sampel.
Adapun prosedur pengambilan sampelnya adalah:
1. Cuci bersih botol yang akan digunakan untuk menyimpan sampel air;
2. Nyalakan kran air, biarkan menyala ± 1 menit;
3. Ambil air dengan mengarahkan mulut botol ke kran sampai terisi penuh;
4. Segera tutup botol dengan rapat.
3.3.2 Langkah Pengujian
a. Turbidimeter
1. Isi gelas sampel sampai batas putih;
2. Bersihkan gelas sampel yang sudah terisi sampel air dengan tisu;
3. Masukkan gelas sampel ke dalam turbidimeter;
4. Tekan ON untuk mengaktifkan;
5. Tunggu hingga menunjukkan angka nol;
6. Tekan tombol READ, tunggu sampai angka berhenti atau stabil;
7. Baca dan catat hasil;
8. Matikan alat. Bersihkan alat uji.
12
Gambar 3.4 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan Turbidimeter (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
b. DO Meter
1. Gelas sampel diisi sampel air sebanyak 50 ml;
2. Cuci probe dengan akuades;
3. Masukkan probe ke dalam gelas sampel yang telah berisi sampel air;
4. Tekan tombol power on hingga menunjukkan angka nol;
5. Tekan tombol centang;
6. Tunggu pembacaan hingga stabil. Setelah stabil, baca hasil yang
tampak di layar dan catat hasilnya;
7. Probe dicuci kembali menggunakan akuades. Letakkan seperti posisi
awal.
Gambar 3.5 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan DO Meter (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
13
c. MM 150
1. Gelas sampel diisi sampel air sebanyak 50 ml;
2. Cuci probe dengan akuades;
3. Masukkan probe ke dalam gelas sampel yang berisi sampel air
tersebut;
4. Tekan tombol power on hingga menunjukkan angka nol;
5. Tekan tombol centang;
6. Tunggu hingga angka yang muncul di layar menjadi stabil, lalu baca
dan catat hasilnya;
7. Cuci probe menggunakan akuades. Kembalikan alat seperti semula.
Gambar 3.6 Skema Prosedur Pengujian Air Dengan MM 150 (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel dibawah ini merupakan hasil pengukuran parameter kualitas fisik
dan kimia air yang dibandingkan dengan standar peraturan yang berlaku yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air serta Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. Nilai pH, suhu, EC dan ORP diperoleh dari MM150, DO
diperoleh dari DO meter dan kekeruhan diperoleh dari turbidimeter.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Air (Sumber: Pribadi)
No. Variabel Hasil
Batas
Maksimum/
Minimum
Landasar Peraturan
1. Kekeruhan 0,61 NTU Maksimum 25
NTU Permenkes Nomor 416 Tahun 1990
2. DO 121,7% Minimum 6
mg/L
Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001
3. pH 7,92 6,5 – 9 Permenkes Nomor 416 Tahun 1990
4. EC 37,0
µs/cm
Maksimum
1000 mg/L
Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001
5. ORP 219 Mv - -
6. Suhu 27,5oC
Suhu udara
(25oC) ± 3
oC
Permenkes Nomor 416 Tahun 1990
15
Gambar 4.1 Hasil Turbidimeter Gambar 4.2 Hasil DO Gambar 4.3 Hasil
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Meter (Sumber: MM 150 (Sumber:
Dokumentasi Pribadi) Dokumentasi Pribadi)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kekeruhan
Kekeruhan menjadi penting untuk dilihat karena mempengaruhi kualitas
fisik airnya. Air yang keruh berarti air tersebut mengandung banyak partikel
bahan yang tersuspensi sehingga air tersebut menjadi kotor.
Hasil pengujian kekeruhan air menggunakan turbidimeter menunjukkan
hasil bahwa kekeruhan air PDAM di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10 C
Surabaya sebesar 0,61 NTU, sedangkan dalam Permenkes Nomor 416 Tahun
1990 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air disebutkan bahwa batas
maksimum kekeruhan air untuk kekeruhan air adalah maksimum 25 NTU.
Hasil ini menunjukkan bahwa air PDAM di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No
10 C Surabaya masih dibawah kadar maksimum kekeruhan yang telah
ditetapkan.
4.2.2 Dissolved Oxygen (DO)
DO menunjukkan jumlah oksigen terlarut dalam air. Jika nilai DO dalam
air semakin tinggi, maka dapat dikatakan kualitas air juga semakin baik.
Dalam Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air disebutkan
16
bahwa batasan minimum kandungan DO dalam air bersih (dalam hal ini air
PDAM masuk air kelas I karena air PDAM dapat digunakan untuk air baku
air minum) adalah 6 mg/L. Dari hasil uji DO menggunakan DO meter,
diketahui kandungan DO dalam air sampel PDAM di Jalan Mulyorejo Utara
Gang 3 No 10 C Surabaya adalah 121,7 %. Hasil pengukuran dinyatakan
dalam % sehingga harus disetarakan menggunakan rumus:
= 10,52 Keterangan:
Actual DO : Hasil pengukuran DO dalam %
Saturated DO : 11.56853
Dari hasil pensetaraan tersebut diperoleh hasil nilai DO-nya adalah 10,52
mg/L. Jika dibandingkan dengan batas minimum DO dalam air, maka hasil
DO air PDAM di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10 C Surabaya memenuhi
standar karena nilainya melebihi 6 mg/L.
4.2.3 pH
Air tidak boleh terlalu asam maupun terlalu basa untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan saat distribusi air. Jika air
memiliki pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang
dilaluinya. Pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air diatur pH dalam air rentangnya 6,5 – 9. Setelah dilaukan uji, diketahui
bahwa pH air sampel PDAM adalah 7,92. Hal ini menunjukkan bahwa pH air
sampel PDAM masih di dalam rentang pH yang ditentukan oleh peraturan
sehingga pH air PDAM di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10. C Surabaya
masih tergolong aman.
17
4.2.4 Electrical Conductivity (EC)
EC atau DHL adalah kemampuan air untuk menghantarkan/meneruskan
aliran listrik. Semakin banyak garam – garam terlarut yang dapat terionisasi,
semakin tinggi pula nilai DHL. Dalam uji diketahui EC air PDAM di Jalan
Mulyorejo Utara Gang 3 No 10 C Surabaya adalah 37,0 µs/cm. Besaran DHL
dapat dikonversikan menjadi TDS (mg/l), yaitu 1000 μS/cm = 1.0 mS/cm =
1.0 dS/cm = 640 mg/L. Untuk mencari nilai TDS maka EC dikalikan 0,64.
Sehingga dapat dihitung nilai EC dari hasil uji 37,0 μS/cm x 0,64 = 23,68
mg/L. Jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
yang menyebutkan bahwa batas maksimum TDS yaitu 1000 mg/L, air PDAM
ini masih memenuhi standar air bersih. Sedangkan untuk nilai EC ini
dipengaruhi oleh banyaknya garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi.Semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, maka
nilai konduktivitas semakin besar.
4.2.5 Oxidation Reduction Potential (ORP)
Oxidation Reduction Potential (ORP) adalah kemampuan air untuk
melakukan reaksi oksidasi-reduki dalam air. Nilai ORP dari hasil uji adalah
219 mV. Semakin tinggi ORP semakin mudah reaksi oksidasi terjadi dan
semakin banyak membran sel yang rusak dan mati. Sehingga semakin tinggi
ORP di air, semakin pendek waktu yang diperlukan untuk membunuh bakteri
E. Coli dan Salmonella sp.
4.2.6 Suhu
Hasil pengukuran menunjukkan suhu air adalah 27,5oC. Bila
dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas
Air yaitu suhu ruang sebesar 25oC ± 3
oC maka maka suhu air perpipaan
(PDAM) di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10 C Surabaya masih
tergolong aman.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum pengujian kualitas fisik dan kimia air ini sampel yang
dipakai adalah air perpipaan (PDAM) di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10
C Surabaya dengan teknik pengambilan sampel grab sample atau sampel
sesaat. Alat yang digunakan adalah Turbidimeter untuk mengukur kekeruhan
air, DO Meter untuk mengkur DO dalam air dan MM 150 untuk mengukur
pH, EC, ORP dan suhu air.
Adapun hasil yang diperoleh untuk pengukuran kekeruhan air perpipaan
(PDAM) di Jalan Mulyorejo Utara Gang 3 No 10 C Surabaya adalah 0,61
NTU yang mana masih dibawah kadar maksimum kekeruhan air yang
ditetapkan; Kandungan DO air adalah 10,52 mg/L yang masih berada diatas
batas minimum kandungan DO dalam air; nilai pH hasil uji adalah 7,92 yang
masih berada di rentang pH yang ditetapkan yaitu 6,5-9; nilai EC hasil uji
adalah 37,0 μS/cm yang dikonversikan menjadi TDS adalah 23,68 mg/L
dimana hasil ini masih memenuhi standar; niali ORP 219 Mv; dan suhu air
adalah 27,5oC yang masih aman sesuai standar.
5.2 Saran
Berdasarkan pengukuran aspek kualitas fisik dan kimia (kekeruhan, DO,
pH, EC, ORP dan suhu) yang diukur masih tergolong aman. Namun
sebaiknya pihak PDAM mempertahankan dan lebih meningkatkan
kualitas pengolahan airnya, agar selalu berada di bawah baku mutu.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Z. 2011. Penentuan Kadar Silika Dalam Treated Water Secara Spektrofotometri
Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia, SKRIPSI. Universitas Sumatera Utara.
Hazmi, A., Reni D., Eka P. W., Arief H dan Darwinson. 2012. “Penghilangan
Mikroorganisme dalam Air Minum dengan Dielectric Barrier Discharge”
dalam Jurnal Rekayasa Elektrika, Vol. 10., No. 1, April. Universitas Andalas.
PDAM. T.t. Jumlah Pelanggan Tahunan. [Online] Diperoleh dari http://www.pdam-
sby.go.id/page.php?get=jumlah_pelanggan_tahunan&bhs=0. Diakses pada
Sabtu, 30 Mei 2015 pukul 15.00 WIB.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.
Pratama, S. 2011. Evaluasi Debit Air Dan Diameter Pipa Distribusi Air Bersih Di
Perumahan Kampung Nelayan Kelurahan Nelayan Indah Belawan, SKRIPSI.
Universitas Sumatera Utara.
Sitanggang, E.P.O., R. Purnaini dan K. P. Utomo. 2013. “Pola Sebaran Konsentrasi
Oksigen Terlarut Pada Parit Tokaya” dalam Jurnal Mahasiswa Teknik
Lingkungan, Vol. 1 No. 1. Universtitas Tanjungpura Pontianak.
Suryana, R. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan Biringkanayya
Kota Makassar, TUGAS AKHIR. Universitas Hasanuddin Makassar.
Susiloputri, Santi dan Farida Q, Savitri Nur. 2009. Pemanfaatan Air Tanah Untuk
Memenuhi Air Irigasi Di Kabupaten Kudus Jawa, SKRIPSI. Universitas
Diponegoro.