of 77
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
1/77
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
2/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA, berkantor di Jalan Trunojoyo No.3,
Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai :
…….............................................................…. TURUT
TERGUGAT I ;
4 WAKIL KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDO- NESIA, berkantor di Jalan
Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan. Selanjuntnya disebut
sebagai …......................................…... TURUT
TERGUGAT II;
5 INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
berkantor di Jalan Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan.,
Selanjutnya disebut sebagai: .......... TURUT
TERGUGAT III ;
6 KEPALA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
berkantor di Jalan Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan.
Selanjutnya disebut sebagai :
……………………..............................………..
TURUT TERGUGAT IV ;
7 KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL, beralamat di
Tirtayasa VII No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
SElanjutnya disebut sebagai :………………..........................................……. TURUT
TERGUGAT V ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
3/77
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
4/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tidaknya sulit tertagihnya aset sebesar US$ 28 juta, sehingga hal ini juga
menyebabkan kerugian bagi pemegang saham CMNP, termasuk PENGGUGAT
(Vide Bukti P-5).
6 Bahwa karena NCD bertentangan dengan hukum, menurut pertimbangan
Mahkamah Agung dalam Putusan No. 376PK/PDT/2008 tanggal 19 Desember
2008, Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Keuangan c.q. Gubernur Bank
Indonesia maupun BPPN tidak bertanggungjawab membayar NCD, sehingga
secara hukum yang bertanggungjawab adalah penjual dan arranger , dalam hal ini
BHAKTI INVESTAMA (dengan Direktur Utama HARY TANOESOEDIBJO,
konglomerat media, pemilik Media Group) dan DROSOPHILA yang direkturnya
adalah istri HARY TANOESOEDIBJO, yaitu LILIANA TANAJA.
7 Bahwa berdasarkan hal tersebut, CMNP telah melaporkan secara pidana perkaratersebut pada Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (MABES
POLRI) sebagaimana Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl.
31 Agustus 2009 atas dugaan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh HARY
TANOESOEDIBJO dkk. (Vide Bukti P-6).
8 Bahwa dengan demikian, selaku pemegang saham, PENGGUGAT berpendapat
bahwa CMNP sebagai perusahaan publik telah melakukan upaya hukum dengan
benar dan patut ( proper ) untuk melindungi aset serta kepentingan pemegang
sahamnya, yaitu melalui gugatan dan laporan polisi. Namun yang membuat
kepentingan PENGGUGAT tidak terlindungi justru karena perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I dalam proses penyidikan NCD fiktif
Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009.
9 Bahwa dalam perkara ini, PENGGUGAT tidak mengajukan gugatan terhadap
CMNP oleh karena upaya dan tindakan hukum yang dilakukan oleh CMNP telah
cukup melindungi kepentingan PENGGUGAT selaku pemegang saham, tapi
TINDAKAN PARA TERGUGAT dalam proses penyidikanlah yang telah
merugikan PENGGUGAT secara nyata.
PERBUATAN MELAWAN HUKUM OLEH PENGUASA (ONRECHTMATIGE
OVERHEIDSDAAD) YANG DILAKUKAN TERGUGAT I :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
5/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Bahwa inti gugatan ini adalah TERGUGAT I telah melakukan perbuatan
melawan hukum dalam proses penyidikan Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/
VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 yang diajukan oleh CMNP selaku
perusahaan publik, yang mana akibat tindakan TERGUGAT I tersebut telah
merugikan PENGGUGAT selaku pemegang saham CMNP. Adapun uraian
mengenai hal tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
2 Bahwa atas Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus
2009, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) mengeluarkan Surat Perintah
Penyidikan No.Pol.: SP.Sidik/82/IX/2009/Dit II Eksus tgl. 2 September 2009
(Vide Bukti P-7).
3 Akan tetapi dalam perjalanan waktu, penyidikan atas Laporan Polisi No.Pol.:
LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 ternyata tidak ditindaklanjutioleh Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I dengan benar sesuai dengan
aturan hukum, hal mana diuraikan sebagai berikut :
a Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak menerbitkan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Kejaksaan :
a.1 Bahwa atas hal tersebut kuasa CMNP telah menanyakan kepada
TERGUGAT I melalui surat Ref. No. 0073MD1001 tgl. 17 Januari 2011,
perihal : “Mohon Kepastian Proses Hukum”, tapi sama sekali tidak
ditanggapi dan hingga saat ini Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I
tidak menerbitkan SPDP, padahal surat perintah penyidikan sudah ada
sejak tahun 2009.
a.1 Bahwa tidak dibuatnya SPDP kepada Kejaksaan oleh Bareskrim yang
dipimpin TERGUGAT I padahal telah ada penyidikan kasus ini
merupakan perbuatan melawan hukum dan telah acapkali terjadi di
Institusi Kepolisian yang selalu dikeluhkan masyarakat, bukan hanya pada
kasus NCD fiktif.
b Perkara NCD fiktif ini telah disidik lebih dari 1,5 tahun oleh Bareskrim yang
dipimpin TERGUGAT I tapi hingga saat ini penyidikan perkara tersebut tidak ada
kejelasannya sehingga tidak memberikan kepastian hukum :
Halaman 5 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
6/77
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
7/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
NCD yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP jo. Pasal 55.56
KUHP” (Vide Bukti P-9).
c.2.2 Surat No. 191/MT/VIII/2010 tgl. 6 Agustus 2010 dari Hotma
Sitompoel & Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP
kepada Direktur II Ekonomi Khusus Mabes Polri, perihal :
“Mohon Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan” (Vide
Bukti P-10).
c.3 SP2HP tidak memuat rencana tindakan selanjutnya sehingga tidak ada
ketidakpastian kapan Terlapor HARY TANOESOEDIBJO akan diperiksa,
Bareskrim hanya menyampaikan “.sedang dalam proses menyusun
pembuktian terhadap unsur-unsur pasal yang dipersangkakan berdasarkan fakta-fakta penyidikan”.
Kata-kata tersebut jelas merupakan kata-kata kosong/basa-basi yang
“menggantung” karena tidak masuk akal proses mengumpulkan bukti memakan
waktu hingga lebih dari 1,5 tahun. Terlihat jelas Bareskrim yang dipimpin oleh
TERGUGAT I memang sengaja membuat penyidikan kasus NCD fiktif TIDAK
TUNTAS dan TIDAK MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM.
d TERGUGAT I diskriminatif (tidak menerapkan kesamaan di muka hukum)
terhadap Terlapor HARY TANOESOEDIBJO (konglomerat media, pemilik
MNC Group). Hal itu dibuktikan dari saksi-saksi yang terlibat dalam perkara ini
telah selesai diperiksa, tetapi Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak
menghendaki dilakukan pemanggilan terhadap HARY TANOESODIBJO. CMNP
selaku Pelapor harus memohon-mohon terlebih dahulu agar TERGUGAT I sudi
dan berkenan memanggil Terlapor HARY TANOESOEDIBJO melalui beberapa
surat-surat sebagai berikut:
d.1 Surat No. 226/MT/IX/2010 tgl. 21 September 2010 dari Hotma Sitompoel& Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Direktur II
EKonomi Khusus Mabes Polri, perihal : “Mohon Tindak Lanjut Proses
Penyidikan Dan Perhatian Khusus Atas Laporan Polisi Dengan Tanda
Halaman 7 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
8/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bukti Lapor No.Pol : TBL/247//VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31
Agustus 2009” (Vide Bukti P-11).
d.2 Surat No. 248/MT/X/2010 tgl. 18 Oktober 2010 dari Hotma Sitompoel &
Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Kepala Badan
Reserse Kriminal Mabes Polri (TERGUGAT I), perihal : “Mohon
Perhatian Khusus Kabareskrim Terhadap Proses Penyidikan Laporan
No.Pol : TBL/247//VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31 Agustus 2009”
(Vide Bukti P-12).
d.3 Surat No. 249/MT/X/2010 tgl. 19 Oktober 2010 dari Hotma Sitompoel &
Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Wakil Kepala
Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, perihal : “Mohon Perhatian Khusus
Wakabareskrim Terhadap Proses Penyidikan Laporan No.Pol : TBL/247// VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31 Agustus 2009” (Vide Bukti P-13).
d.4 Surat Ref. No. 0073MD1001 tgl. 17 Januari 2011 dari NSMP Law Office
selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Kepala Badan Reserse Kriminal
Mabes Polri (TERGUGAT I), perihal : “Mohon Kepastian Proses Hukum”
(Vide Bukti P-14).
Keengganan TERGUGAT I untuk memeriksa Terlapor HARY TANOESODIBJO dkk,
justru menjadi sumber masalah tidak tuntasnya pemeriksaan kasus aquo.
Bahwa PENGGUGAT selaku pemegang saham juga telah menanyakan perihal
penyidikan kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim
tanggal 31 Agustus 2009 kepada TERGUGAT I melalui surat tgl. 16 Februari 2011,
perihal : “Perkembangan Kasus NCD Bodong US$ 28 juta”, tapi hingga gugatan ini
diajukan, PENGGUGAT tidak juga mendapat tanggapan dari TERGUGAT I (Vide
Bukti P-15)
ATURAN-ATURAN HUKUM YANG DILANGGAR TERGUGAT I :
Berdasarkan uraian perbuatan melawan hukum oleh TERGUGAT I di atas, berikut ini
adalah aturan-aturan hukum yang dilanggar TERGUGAT I, sebagai berikut:
A PELANGGARAN KARENA TERGUGAT I TIDAK MENERBITKAN SPDP
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
9/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
5 Bahwa sampai saat ini Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak
menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), padahal
Surat Perintah Penyidikan sudah terbit pada tanggal 2 September 2009.
6 Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah
melanggar Pasal 109 ayat (1) KUHAP dan Pasal 34 ayat (1) Peraturan Kapolri
Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan Dan Pengendalian Penanganan
Perkara Pidana Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia
(“Perkap No.12”) sebagai berikut :
Pasal 109 ayat (1) KUHAP :
“ Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang
merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut
umum”.
Pasal 34 ayat (1) Perkap No.12 :
“Penyidik yang telah mulai melakukan tindakan penyidikan wajib membuat
SPDP”.
B PELANGGARAN JANGKA WAKTU PENYIDIKAN
7 Bahwa penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/
VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009 oleh Bareksrim yang dipimpin
TERGUGAT I telah melampaui batas waktu penyidikan dan berlangsung
tidak efektif dan tidak efisien.
8 Bahwa berdasarkan Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) Perkap No.12, batas waktu
untuk menyelesaikan perkara dihitung dari Surat Perintah Penyidikan adalah :
Pasal 31 ayat (1) Perkap No.12 :
“ Batas waktu penyelesaian perkara ditentukan berdasarkan kriteria tingkat
kesulitan atas penyidikan :
a sangat sulit;
b sulit;
c sedang; atau
d mudah”.
Halaman 9 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
10/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pasal 31 ayat (2) Perkap No.12 :
“ Batas waktu penyelesaian perkara dihitung mulai diterbitkannya Surat
Perintah Penyidikan meliputi :
a 120 (seratus dua puluh) hari untuk penyidikan perkara sangat sulit;
b 90 (sembilan puluh) hari untuk penyidikan perkara sulit;
c 60 (enam puluh) hari untuk penyidikan perkara sedang; atau
d 30 (tiga puluh) hari untuk penyidikan perkara sangat mudah”.
9 Bahwa waktu penyidikan dapat diperpanjang dengan diterbitkannya surat
perintah dengan mencantumkan waktu perpanjangan sebagaimana diatur
dalam Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12, sebagai berikut:
Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12 :
“ Dalam hal diberikan perpanjangan waktu penyidikan maka diterbitkan surat
perintah dengan mencantumkan waktu perpanjangan”.
10 Bahwa penyidikan harus dilakukan secara efektif dan efisien sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12, sebagai berikut:
Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12 :
“Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta
pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas kepolisian
menggunakan asas-asas sebagai berikut :
(g) efektivitas dan efisiensi waktu penyidikan, yaitu dalam proses penyidikan,
setiap penyidik wajib menjunjung tinggi efektivitas dan efisiensi waktu
penyidikan sebagaimana diatur dalam peraturan ini”.
11. Bahwa seandainya kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/
Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 ini termasuk perkara sangat sulit, maka
seharusnya ada perpanjangan dengan suatu surat perintah karena penyidikan
sendiri telah berlangsung LEBIH DARI 550 HARI, hal mana surat perintah
perpanjangan tersebut tidak pernah diterima oleh CMNP selaku pelapor.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
11/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
12. Bahwa proses penyidikan NCD fiktif yang telah berlangsung 550 hari tanpa
kepastian benar-benar merupakan penyidikan yang berlarut-larut dan tidak
jelas ujungnya serta melanggar aturan jangka waktu penyidikan yang
seharusnya tidak boleh terjadi karena laporan polisi yang diajukan pelapor
didasarkan pada bukti putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan
hukum tetap (in kracht ) (Vide Bukti P-4).
13. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah
melanggar Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12, Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) serta
Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12.
C PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP KEPASTIAN HUKUM
14. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah “menggantung”
penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/
Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 sampai 550 hari sehingga tidak ada kepastian
hukum.
15. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I tidak memberikan kepastian
kapan penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/
VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 akan selesai. Sampai kapanpun
penyidikan aquo TIDAK TUNTAS jika Bareskrim yang dipimpin
TERGUGAT I melakukan penyidikan yang melanggar hukum termasuk
ketidakinginan memeriksa Terlapor HARY TANOESOEDIBJO.
16. Bahwa jasa kepolisian (termasuk di dalamnya penyidikan tindak pidana)
termasuk ke dalam jasa publik sebagaimana diatur dalam Penjelasan 5 ayat (4)
huruf (a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
sbb.:
Penjelasan 5 ayat (4) huruf (a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik :
“ Jasa publik dalam ketentuan ini sebagai contoh, antara lain … pelayanan
keamanan (jasa kepolisian)...”.
17. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I melakukan
perbuatan melawan hukum melanggar Pasal 4 huruf (b) dan (k) Undang-
Halaman 11 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
12/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Pasal 2 huruf (c)
Perkap No.12 sbb.:
Pasal 4 huruf (b) dan (k) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik :
“Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepastian hukum dan
ketepatan waktu”.
Pasal 2 huruf (c) Perkap No.12 :
“Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta
pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas
kepolisian menggunakan asas-asas sebagai berikut :
(c) kepastian hukum, yaitu setiap tindakan penyidik dilakukan untuk
menjamin tegaknya hukum dan keadilan”.
D PELANGGARAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERBITAN SP2HP
18. Bahwa selama berlangsungnya penyidikan atas kasus NCD Laporan Polisi
No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009, CMNP selaku
pelapor hanya 1 kali menerima SP2HP, padahal seharusnya minimal 1 kali
setiap 1 bulan penyidik wajib memberikan SP2HP kepada CMNP selaku
Pelapor.
19. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I tidak memastikan SP2HP
memberikan informasi yang cukup kepada CMNP karena dalam SP2HP tidak
memuat rencana tindakan termasuk tentang kapan Terlapor HARY
TANOESOEDIBJO akan diperiksa.
20. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I melakukan
pelanggaran Pasal 39 ayat (1) Perkap No.12 dan Pasal 40 ayat (1) Perkap No.12,
sebagai berikut:
Pasal 39 ayat (1) Perkap No.12 :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
13/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
“ Dalam hal menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan, penyidik
WAJIB memberikan SP2HP kepada pihak pelapor baik diminta atau tidak
diminta secara berkala paling sedikit 1 kali setiap 1 bulan”.
Pasal 40 ayat (1) Perkap No.12 :
“SP2HP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) sekurang-kurangnya
memuat tentang :
a pokok perkara;
b tindakan penyidikan yang telah dilaksanakan dan hasilnya;
c masalah/kendala yang dihadapi dalam penyidikan;
d rencana tindakan selanjutnya; dan
e himbauan atau penegasan kepada pelapor tentang hak dan
kewajibannya demi kelancaran dan keberhasilan penyidikan”.
E PELANGGARAN KARENA BARESKRIM YANG DIPIMPIN TERGUGAT I
DISKRIMINATIF (TIDAK MENERAPKAN KESAMAAN DI MUKA
HUKUM) TERHADAP TERLAPOR (HARY TANOESOEDIBJO) DAN
TIDAK MELINDUNGI KEPENTINGAN UMUM
21. Bahwa TERGUGAT I diskriminatif (tidak menerapkan kesamaan di muka
hukum) terhadap Terlapor (HARY TANOESOEDIBJO) dan sebaliknya tidak
melindungi kepentingan umum dalam penyidikan atas kasus NCD fiktif
Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009. Hal
ini terlihat karena Pelapor harus memohon-mohon agar Bareskrim yang
dipimpin TERGUGAT I melakukan pemanggilan terhadap Terlapor HARY
TANOESOEDIBJO. Tidak jelas mengapa Bareksrim yang dipimpin
TERGUGAT I sangat enggan untuk memanggil Terlapor, padahal semua warga
negara sama kedudukannya di hadapan hukum. Keengganan TERGUGAT I
memanggil Terlapor telah merugikan kepentingan umum karena Pelapor
(CMNP) adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang penyedia jalan tol.
22. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah
melanggar Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 amandemen ke-4, Pasal 34 huruf (a,
Halaman 13 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
14/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
d, e, m dan o) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
dan Pasal 2 huruf (d) Perkap No. 12, sbb.:
Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 amandemen ke-4 :
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”.
Pasal 34 huruf (a, d, e, m dan o) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik :
“Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus berperilaku
sebagai berikut :
a adil dan tidak diskriminatif;
b tegas, andal dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;
c professional;
d tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;
e tidak menyimpangi dari prosedur ”.
Pasal 2 huruf (d) Perkap No. 12 :
“Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta
pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas kepolisian
menggunakan asas-asas :
kepentingan umum, yaitu setiap penyidik POLRI lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan/atau golongan”.
F PELANGGARAN KEPATUTAN OLEH BARESKRIM YANG DIPIMPIN
TERGUGAT I
23. Bahwa selain perbuatan melawan hukum, perbuatan TERGUGAT I juga
melanggar kepatutan karena :
a Menggantung proses penyidikan;
b Pelapor harus memohon-mohon baru kemudian Bareskrim yang dipimpin
TERGUGAT I melakukan action;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
15/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
c TERGUGAT I menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya dengan tidak
memberikan kepastian hukum atas Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/
Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009.
d TERGUGAT I tidak memperhatikan kepentingan CMNP, perusahaan publik
yang dimiliki masyarakat, termasuk PENGGUGAT.
G TANGGUNG JAWAB TERGUGAT II
24. Bahwa oleh karena TERGUGAT I dalam melaksanakan jabatannya telah
melakukan perbuatan melawan hukum, maka TERGUGAT II selaku pemegang
jabatan TERGUGAT I bertanggungjawab secara pribadi atas segala kerugian
yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukannya.
H UNSUR KERUGIAN
25. Bahwa akibat perbuatan melanggar hukum PARA TERGUGAT, CMNP
mengalami kerugian nyata, yaitu tidak tertagihnya 28 NCD, senilai total US$ 28
juta sehingga PENGGUGAT sebagai pemegang 8.500 lembar saham dari total
2.000.000.000 lembar saham yang dikeluarkan CMNP, demi hukum mengalami
kerugian sebesar sebagai berikut :
(8.500/2.000.000.000) x US$ 28 juta = US$ 119 (seratus sembilan belas dollar
Amerika Serikat), ditambah biaya korespondensi, biaya-biaya hukum, serta
kerugian imateriil, yang akan diuraikan pada bagian selanjutnya dari gugatan
ini.
I UNSUR - UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERPENUHI
26. Bahwa unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata
adalah sebagai berikut:
a Adanya perbuatan melawan hukum;
b Adanya kesalahan;
c Adanya kerugian;
d Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian.
Perbuatan melawan hukum dianggap terjadi dengan melihat adanya perbuatan
yang melanggar undang-undang, bertentangan dengan hak orang lain,
Halaman 15 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
16/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku, bertentangan dengan kesusilaan
dan ketertiban umum, kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
27. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.838K/Sip/1970 tgl. 3
Maret 1971, untuk menentukan suatu perbuatan melanggar hukum oleh
Penguasa (onrechmatige overheidsdaad ) harus diukur dengan : (Vide Bukti
P-15)
a Undang-undang;
b Peraturan-peraturan formil yang berlaku;
c Kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi oleh Penguasa;
28. Bahwa berdasarkan uraian di atas, terbukti PARA TERGUGAT telah melakukan
perbuatan melawan hukum ,yaitu melanggar undang-undang, tidak melakukan
perbuatan yang menjadi kewajiban hukum PARA TERGUGAT dan melakukanperbuatan yang tidak patut.
29. Bahwa oleh karena PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan
hukum dan harus bertanggungjawab baik dalam jabatan maupun pribadi, maka
PARA TERGUGAT haruslah dihukum membayar ganti rugi kepada
PENGGUGAT, dengan perincian sebagai berikut:
No.
KETERANGAN NILAI
1. Kerugian material CMNP atas tidak
tertagihnya NCD senilai US$ 28 juta (Saham
PENGGUGAT sebanyak 8.500 lembar dari
total 2.000.000.000 lembar saham yang
dikeluarkan CMNP)
(8.500/2.000.000.000) x US$ 28
juta = US$ 119 (seratus sembilan
belas dollar Amerika Serikat)
2. Biaya korespondensi Rp. 50.000,- (lima puluh ribu
rupiah)
3. Biaya untuk upaya hukum dan pengacara Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah)
4. Kerugian immaterial diakibatkan hilangya
waktu, tenaga dan pikiran serta kepercayaan
PENGGUGAT kepada institusi Kepolisian
Negera Republik Indonesia karena Laporan
Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2008/Bareskrim
Rp. 100.000.000.,- (seratus juta
rupiah)
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
17/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tgl. 31 Agustus 2009 berlangsung berlarut-
larut, bahkan “digantung” tanpa kejelasan.
30. Bahwa untuk memastikan PARA TERGUGAT mentaati putusan ini, patut
kiranya PARA TERGUGAT dihukum membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari jika tidak melaksanakan
putusan ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap.
31. Bahwa oleh karena ada kekhawatiran PARA TERGUGAT mengalihkan harta
kekayaannya, maka untuk menjamin agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir ),
patut bila PENGGUGAT mohon agar diletakkan sita jaminan (conservatoir
beslag), antara lain atas:
• Harta kekayaan TERGUGAT II baik bergerak maupun tak bergerak, baik yang
ada sekarang maupun yang ada di kemudian hari, di antaranya sebidang tanah dan
bangunan yang terletak di Perumahan Tanjung Mas Raya Estate, Jl. Cendrawasih
Mas V, Blok A4, No.9, Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
32. Bahwa gugatan ini didasarkan bukti-bukti otentik, sehingga sangat patut bila
PENGGUGAT mohon agar putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih
dahulu, meskipun ada upaya hukum perlawanan, banding, maupun kasasi
(uitvoerbaar bij voorraad ).
33. Bahwa karena perkara ini timbul akibat kesalahan PARA TERGUGAT, patut
kiranya bila PENGGUGAT mohon agar biaya perkara ini dibebankan kepada
PARA TERGUGAT.
34. Bahwa PARA TURUT TERGUGAT selaku atasan maupun pelaksana fungsi
pengawasan terhadap PARA TERGUGAT haruslah dihukum untuk mematuhi
putusan perkara ini.
PERMOHONAN (PETITUM):
Halaman 17 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
18/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon Bapak Ketua Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan memutus sebagai berikut :
1 Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2 Menyatakan PARA TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
3 Memerintahkan TERGUGAT I untuk membuat dan mengirimkan Surat Perintah
Dimulainya Penyidikan (SPDP) pada Kejaksaan Republik Indonesia;
4 Memerintahkan TERGUGAT I untuk melaksanakan penyidikan Laporan Polisi
No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009 sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Peraturan Kepolisian
Negara Republik Indonesia No. 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, termasuk melakukan pemanggilan dan pemeriksaan
terhadap Terlapor serta menetapkan Tersangka;
5 Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar ganti rugi kepada
PENGGUGAT dengan perincian sebagai berikut :
No.
KETERANGAN NILAI
1. Kerugian material CMNP atas tidak
tertagihnya NCD senilai US$ 28 juta
(Saham PENGGUGAT sebanyak
8.500 lembar dari total 2.000.000.000
lembar saham yang dikeluarkan
CMNP)
(8.500/2.000.000.000) x US$ 28 juta =
US$ 119 (seratus sembilan belas dollar
Amerika Serikat)
2. Biaya korespondensi Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
3. Biaya untuk upaya hukum dan
pengacara
Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
4. Kerugian immaterial diakibatkan Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
19/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
hilangya waktu, tenaga dan pikiran
serta kepercayaan PENGGUGAT
kepada institusi Kepolisian Negera
Republik Indonesia karena Laporan
Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2008/
Bareskrim tgl. 31 Agustus 2009berlangsung berlarut-larut, bahkan
“digantung” tanpa kejelasan.
T O T A L
Rp. 200.050.000,- (dua ratus juta lima
puluh ribu rupiah)
Dan
US$ 119 (seratus Sembilan belas
dollar Amerika Serikat
6 Menghukum PARA TERGUGAT membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari jika tidak melaksanakan putusan
dalam perkara ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap;
7 Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag);
8 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada upaya
hukum perlawanan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);
9 Menghukum PARA TURUT TERGUGAT untuk mematuhi putusan ini;
10 Menghukum PARA TERGUGAT membayar biaya perkara.
ATAU :
Apabila Bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang terhormat berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Penggugat
datang menghadap kuasanya tersebut di atas, sedangkan Tergugat I, Tergugat II, Turut
Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV dan Turut Tergugat
Halaman 19 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
20/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
V diwakili oleh kuasanya : Drs. MUDJIWALUYO, SH.,MM, Dan kawan-kawan,
kesemuanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Mei 2011;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung No.1
Tahun 2008 tentang Mediasi, maka terhadap perkara tersebut telah dilakukan mediasi
dengan mediator : SITI SURYATI, SH.MH, Hakim pada Pengadilan Negeri tersebut,
namun setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, ternyata upaya mediasi tidak berhasil ;
Menimbang, bahwa oleh karena upaya mediasi tidak berhasil maka pemeriksaan
perkara dimulai dengan pembacaan surat gugatan, yang isinya tetap dipertahankan oleh
Penggugat ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Kuasa Para Tergugat
dan Para Turut Tergugat telah menyampaikan surat jawabannya tertanggal 30 Juni 2011,
yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
Terlebih dahulu PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT menyatakan
menolak dengan tegas dalil-dalil yang dikemukakan PENGGUGAT dalam Surat
Gugatannya tertanggal 14 Maret 2011, kecuali yang nyata-nyata diakui kebenarannya
oleh PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT;
Selanjutnya PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT tidak akan menjawab
satu persatu dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, akan tetapi PARA TERGUGAT dan
PARA TURUT TERGUGAT akan menjawab dalam suatu bentuk Jawaban yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya yang
sekaligus merupakan bentuk bantahan PARA TERGUGAT dan PARA TURUT
TERGUGAT terhadap dalil-dalil gugatan PENGGUGAT. Demikian halnya terhadap
dalil-dalil gugatan PENGGUGAT lainnya yang tidak relevan atau sama sekali tidak
menyangkut aspek yuridis juga tidak akan PARA TERGUGAT dan PARA TURUT
TERGUGAT tanggapi, namun tidak berarti PARA TERGUGAT dan PARA TURUT
TERGUGAT membenarkan dalil-dalil gugatan PENGGUGAT tersebut ;
DALAM EKSEPSI
A KOMPETENSI ABSOLUT
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
21/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
MAJELIS HAKIM PERDATA TIDAK BERWENANG MENGADILI DAN
MEMERIKSA PERKARA A QUO
1 Bahwa essensi dari gugatan Penggugat adalah mengenai
masalah Tergugat I tidak menindaklanjuti prosespenyidikan atas Laporan Polisi No. Pol. : LP/497/
VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 dan tidak
menerbitkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan) serta tidak menerbitkan SP2HP (Surat
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan)
sebagaimana diatur dalam KUHAP dan Perkap No. 12
Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Polri;
2 Bahwa dari alur dalil-dalil fundamentum gugatan tampak
jelas bahwa Penggugat mengakui kedudukan hukum
Tergugat I maupun Para Turut Tergugat selaku Pejabat
Tata Usaha Negara (TUN) dalam ketentuan hukum Publik
ic Hukum Pidana, sedangkan apa yang dipersengketakan
dalam gugatan adalah sesuatu yang tunduk pada Hukum
Acara Perdata (Perdata Formil) dan Hukum Acara Perdata
Materiil;
3 Bahwa karena kualitas Tergugat I dan Para Turut Tergugat
tidak sebagai perseorangan yang dalam kedudukan hukum
bukan sebagai masyarakat bebas/person, tetapi sebagai
institusi maka tanpa melihat persyaratan hukum lebih
dalam, secara gambling apa yang didalilkan dalam
fundamentum gugatan tunduk pada ketentuan Pasal 53 ayat
2 UU No. 5 Tahun 1986 tentang PERATUN, sehingga
tindakan Tergugat I dan Para Tergugat yang dimaksud
dalam gugatan adalah tindakan Pejabat Tata Usaha Negara;
4 Bahwa gugatan Penggugat adalah upaya menggunakan
baju (format) perdata vide Pasal 1365 KUH Perdata dalam
jurisdiksi hukum privat tetapi isi dari apa yang menjadi
Halaman 21 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
22/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
persengketakan adalah menyangkut raung lingkup hukum
hukum publik yaitu hukum pidana;
5 Bahwa ajaran hukum telah membedakan antara penguasa
sebagai penguasa (qua talis) dengan penguasa yang
bertindak sebagai orang pribadi yang berperan bersama-
sama dengan norma-norma hukum publik dengan norma-
norma hukum perdata yang pada dasarnya menyatakan
bahwa tindakan penguasa yang berkenaan dengan Hukum
Publik tidak dapat dinilai atau diproses menurut hukum
perdata (Indro Harto, SH, Usaha Memahami Undang-
Undang tentang PERATUN, Buku I, Pustaka Sinar
Harapan, 2004, halaman 53 s/d 55;
6 Bahwa jika tindakan pejabat public atau pejabat TUN
dinilai telah melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatige Overheids Daad/OOD), maka terhadap
tuntutan ganti rugi dengan dasar OOD haruslah ada putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
untuk membuktikan adanya Onrechtmatige Overheids
Daad/OOD tersebut;
7 Bahwa hanya dengan dasar adanya putusan pengadilan
TUN barulah tuntutan ganti rugi dapat diajukan, akan tetapi
dalam gugatan Penggugat tidak didasarkan atas suatu
putusan yang membuktikan adanya Onrechtmatige
Overheids Daad/OOD, maka yang tengah dipersengketakan
tentang Onrechtmatige Overheids Daad/OOD bukanlah
wewenang Hakim Perdata sebagaimana Majelis Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan yang menyidangkan perkara ini
secara perdata yang menunjuk Majelis Hakim Perdata;
8 Bahwa gugatan Penggugat secara keseluruhan adalahmempermasalahkan perkara pidana yang diberi baju
perdata/menggunakan format perdata yang ternyata dari
alur fundamentum gugatan mempermasalahkan tidak
ditindaklanjutinya proses penyidikan atas Laporan Polisi
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
23/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
No. Pol. : LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus
2009 dan tidak menerbitkan SPDP (Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan) serta SP2HP (Surat
Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) dalam
perkara pidana atas nama Terlapor Hary Tanoesoedibyo,
yang jika demikian halnya quad non haruslah diuji dalam
ruang lingkup Hukum Publik/Hukum Acara Pidana yang
member peluang untuk menguji kebenaran materiil atas
setiap tuduhan atau sangkaan yang demikian;
9 Bahw aselain dari apa yang didalilkan dalam fundamentum
gugatan sebagai sesuatu hal dalam ruang lingkup Hukum
Pidana, juga terlihat dari tuntutan Penggugat pada petitum
gugatan angka 3 : “Memerintahkan Tergugat I untukmembuat dan mengirimkan Surat Perintah Dimulainya
Penyidikan (SPDP) pada Kejaksaan Republik Indonesia”
dan angka 4: “Memerintahkan Tergugat I untuk
melaksanakan penyidikan Laporan Polisi No. Pol. :
LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009
seseuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku, termasuk
tetapi tidak terbatas pada KUHAP dan Perkap No. 12
Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Penangan Perkara Pidana di Lingkungan Polri, termasuk
melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap
Terlapor serta menetapkan Tersangka” sebagai bahagian
yang fundamental merupakan jurisdiksi hukum pidana
yang tidak dapat diuji melalui mekanisme forum acara
perdata;
10 Bahwa tentang pelaksanaan Hukum Pidana, dengan kata
lain gugatan Penggugat bertujuan agar perkara pidana
dalam hal ini proses penyidikan, penerbitan SPDP dan
SP2HP yang dilakukan oleh Tergugat I untuk dinyatakan
tidak berdasar hukum haruslah ditolak karena Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan dengan Majelis Hakim Perdata yang
Halaman 23 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
24/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mengadili perkara perdata yang muatannya tentang
pelaksanaan Hukum Pidana;
11 Bahwa sekalipun didalilkan secara perdata tetapi karena hal
yang dipermasalahkan berada dalam ruang lingkup Hukum
Pidana, maka Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
mengadili perkara ini secara perdata haruslah menyatakan
tidak berwenang mengadili perkara ini;
12 Bahwa baik ajaran atau doktrin hukum yang dimiliki oleh
bangsa-bangsa eropa yang tunduk pada azas legalitas
sebagai sumber hukum dan ajaran hukum yang dianut di
Indonesia, tidak terdapat satu ajaran hukum yang
membenarkan prosedur perdata sebagai alat untuk
mengoperasionalkan Hukum Pidana, karena undang-undang dan ajaran hukum tidak mengenal prosedur
beracara yang demikian maka gugatan Penggugat haruslah
ditolak karena pengadilan tidak berwenang mengadili
perkara pdana dengan menggunakan prosedur perdata;
Berdasarkan uraian tersebut diatas, mengingat gugatan yang diajukan oleh
Penggugat bukan merupakan kewenangan Peradilan Perdata dan Eksepsi yang diajukan
PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT adalah mengenai KOMPETENSI
ABSOLUT (Kewenangan Pengadilan), maka PARA TERGUGAT dan PARA TURUT
TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
untuk terlebih dahulu memutuskan dalam suatu Putusan Sela sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI :
1 Menyatakan menerima dan mengabulkan Eksepsi yang menyangkut
Kewenangan Pengadilan (Kompetensi Absolut) dari PARA TERGUGAT dan
PARA TURUT TERGUGAT;
2 Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim
Perdata tidak berwenang mengadili dan memeriksa perkara a quo;
3 Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
25/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
B GUGATAN ERROR IN PERSONA BERUPA DISKUALIFIKASI IN
PERSON
1 Bahwa PENGGUGAT tidak mempunyai kapasitas atau
tidak mempunyai hak untuk mengajukan gugatan dalam
perkara ini, karena PENGGUGAT bukanlah Pelapor dalam
perkara Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/
Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 tentang dugaan tindak
pidana penipuan yang dilakukan oleh HARY
TANOESOEDIBJO;
2 Bahwa pihak yang melaporkan HARY
TANOESOEDIBJO, sebagaimana Laporan Polisi No. Pol.:
LP/497/VIII/2009/ Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009
kepada TERGUGAT I adalah PT. Citra Marga Nusaphala
Persada (CMNP),Tbk (Pelapor). Dengan demikian antara
PENGGUGAT dengan PARA TERGUGAT dan PARA
TURUT TERGUGAT tidak ada hubungan hukum sehingga
tidak akan ada obyek yang disengketakan.
Berdasarkan fakta di atas jelas menunjukkan bahwa gugatan PENGGUGAT
mengandung cacat formil, karena PENGGUGAT bukanlah orang yang tepat
mengajukan gugatan tersebut, sehingga dalam hal ini PENGGUGAT dapat
dikategorikan error in persona berupa diskualifikasi in person, demikian
pendapat M. YAHYA HARAHAP, SH dalam bukunya “Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”,
penerbit Sinar Grafika, Jakarta 2004, halaman 111). Oleh karena PENGGUGAT
masuk dalam kategori diskualifikasi in person yang berakibat gugatannya
mengandung cacat formil, maka untuk itu gugatan PENGGUGAT haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima.
C GUGATAN SALAH ALAMAT/SASARAN
1 Bahwa jika PENGGUGAT menganggap sebagai pemegang 8.500 (delapan
ribu lima ratus) lembar saham PT. Citra Marga Nusaphala Persada (PT.
CMNP) sebagaimana dalil gugatan PENGGUGAT butir 1 halaman 2, maka
Halaman 25 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
26/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
hubungan hukum itu hanya ada antara PENGGUGAT dengan PT. CMNP.
Dengan demikian PENGGUGAT tidak dapat melakukan perbuatan hukum
yang bersifat mewakili kepentingan PT. CMNP;
2 Bahwa dari fakta di atas sudah jelas antara PENGGUGAT dengan PARA
TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT tidak ada hubungan hukum
dan juga tidak ada obyek yang disengketakan, apalagi terhadap TERGUGAT
II selaku pribadi TERGUGAT I adalah mengada-ada dan tidak berdasar
hukum. Sehingga tidak perlu diragukan lagi dengan ditariknya PARA
TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT sebagai pihak dalam perkara
a quo, maka gugatan PENGGUGAT dapat dikategorikan salah sasaran atau
salah alamat;
Berdasarkan fakta di atas sudah selayaknya gugatan PENGGUGAT harus
dinyatakan tidak dapat diterima, karena salah sasaran atau salah alamat.
D GUGATAN KURANG PIHAK (Plurium Litis Concortium)
1 Bahwa jika memperhatikan latar belakang dan alasan
gugatan PENGGUGAT ada beberapa pihak lain yang justru
lebih menyentuh kepentingan PENGGUGAT, misalnya PT.
CMNP, dimana PENGGUGAT merupakan salah satu pihak
pemegang saham PT. CMNP, sehingga secara hukum erat
sekali hubungannya;
2 Disamping itu ada pihak lain lagi yang justru lebih penting
yaitu Drosophila Enterprise Pte.Ltd dan PT. Bakti
Investama dan merupakan pihak yang paling bertanggung
atas kerugian yang diderita oleh PT. CMNP;
Oleh karena tidak ditariknya PT. CMNP, Drosophila Enterprise Pte.Ltd
dan PT. Bakti Investama oleh PENGGUGAT sebagai pihak dalam perkara a quo,
maka gugatan PENGGUGAT sudah dapat dikategorikan tidak lengkap karena
kurang pihak (Plurium Litis Concortium), sehingga haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
27/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Dari uraian-uraian tersebut diatas, sudah cukup alasan bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak
dapat diterima, karena error in persona berupa diskualifikasi in person atau salah
sasaran/salah alamat atau kurang pihak (Plurium Litis Concortium).
DALAM POKOK PERKARA
1 Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam bagian eksepsi di atas mohon
dianggap termasuk dalam Pokok Perkara.
2 Bahwa PARA TERGUGAT (TERGUGAT I dan II) menolak dengan tegas
seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, kecuali yang benar-benar diakui secara
tegas oleh PARA TERGUGAT.
3 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 1, 2, 8 dan 9 halaman 2 dan 3 adalah
persoalan PENGGUGAT dengan PT. CMNP yang tidak ada kaitannya dengan
TERGUGAT I dan faktanya memang demikian, hal itu sebagaimana telah
disampaikan dalam bagian Eksepsi di atas yang pada pokoknya TERGUGAT I
tidak mempunyai hubungan hukum dengan PENGGUGAT, untuk itu dalil
PENGGUGAT ini haruslah dikesampingkan.
4 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 3, 4, 5 dan 6 adalah merupakan
persoalan perdata antara PT. CMNP dengan DROSOPHILA ENTERPRISE dan
PT. BHAKTI INVESTAMA, yang juga tidak ada kaitannya dengan
PENGGUGAT, sehingga TERGUGAT I tidak merasa perlu untuk
menanggapinya.
5 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 1 halaman 3 yang menganggap
TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam proses
penyidikan Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31
Agustus 2009 yang dilaporkan oleh pihak PT CMNP tentang tindak pidana
penipuan yang diduga dilakukan oleh HARI TANOESOEDIBJO (vide butir 7
gugatan PENGGUGAT halaman 2) adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum,
karena TERGUGAT I telah menindaklanjuti Laporan Polisi tersebut denganmelakukan proses penyidikan sesuai dengan mekanisme hukum sebagaimana
diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
berdasarkan alat-alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP, antara
lain :
Halaman 27 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
28/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
a Keterangan saksi-saksi :
1 PONCO ATMONO (pelapor)
2 Drs HENDRA HUTAMA, Ak
3 TITO SULISTIO, SE, MAF
4 TEDDY KHARSADI, MBA
5 YAYUK SUTYOWATI, SE
6 SULISTIOWATI, SH
7 Drs. JAROT BASUKI
8 Drs. WINTEN PARADIKA,
Ak, MM
9 I GEDE UPADANA, SE, MM
10 HM. JUSUF HAMKA
ANDI KRISNAWAN SANTOSO
11 DANEIL GOEN
RESO
12 REZA HE
SURJANINGRAT
13 FERNANDO J
SITOHANG
14 HUDAYA ARRY
SUMADHIJA
15 Drs. HARM
TANIDJAJA
16 IDA ZURAIDA
17 FIRDAUS ALIFA
SE
18 HARY DJAYA
19 YONO HARYON
Bahwa para saksi di atas terdiri dari beberapa kelompok dan keterangan
saksi dari masing-masing kelompok tidak saling bersesuaian atau tidak
berkesinambungan (vide Pasal 85 ayat (6) huruf a KUHAP).
b Keterangan Terlapor atas nama HARI TANOESOEDIBJO juga tidak sejalan
dengan keterangan para saksi di atas (vide Pasal 85 ayat (6) huruf b KUHAP);
c Keterangan Ahli atas nama :
1 DR. MUZAKKIR, SH, MH (staf pengajar Hukum Pidana Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia), yang pada pokoknya menyatakan bahwa
perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor telah memenuhi unsur-unsur
pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP), karena Terlapor dianggap
telah mengetahui adanya pelanggaran terhadap peraturan BI (Bank
Indonesia) tentang NCD tersebut.
2 DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH (staf pengajar Hukum Pidana Fakultas
Hukum Universitas Muhammadyah), yang pada pokoknya menyatakan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
29/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
bahwa perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor telah memenuhi
unsur-unsur pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP);
3 Prof. DR. INDRIARTO SENO ADJI, SH, MH (Guru Besar Hukum
Pidana Universitas Indonesia), yang pada pokoknya menyatakan bahwa
perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor tidak memenuhi unsur-unsur
pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP), karena perbuatan Terlapor
masuk dalam ranah hukum perdata yaitu perbuatan ingkar janji
(wanprestasi);
4 DR. RUDY SATRIYO MUKANTARDJO, SH, MH (staf pengajar pada
Fakultas Hukum Universitas Indonesia), yang pendapatnya senada dengan
Prof. DR. INDRIARTO SENO ADJI, SH, MH di atas.
Bahwa dari hasil pemeriksaan alat-alat bukti di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a Walaupun proses penyidikan perkara yang dilaporkan
PENGGUGAT sebagaimana Laporan Polisi No. Pol.:
LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009
telah dilakukan dengan memeriksa Pelapor
(PENGGUGAT), Terlapor (HARI TANOESOEDIBJO)
dan saksi-saksi lainnya sebagaimana tersebut di atas,
tetapi belum ditemukan adanya bukti permulaan yang
cukup, sehingga Terlapor (HARI TANOESOEDIBJO)
statusnya belum dapat ditingkatkan menjadi tersangka.
b Bahwa berkaitan dengan tindak pidana yang
dituduhkan sebagaimana dimaksud Pasal 378 KUHP,
DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH dan DR.
MUZAKKIR, SH, MH menyampaikan pendapatnya
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaanmasing-masing, yang pada pokoknya seperti
disampaikan di atas, yaitu perbuatan yang dituduhkan
kepada Terlapor telah memenuhi unsur-unsur pasal
yang dituduhkan (Pasal 378 KUHP).
Halaman 29 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
30/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
c Bahwa pendapat DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH dan
DR. MUZAKKIR, SH, MH berbeda dan bertolak
belakang dengan pendapat Prof. DR. INDRIARTO
SENO ADJI, SH, MH dan DR. RUDY SATRIYO
MUKANTARDJO, SH, MH sebagaimana tertuang
dalam Berita Acara Pemeriksaan masing-masing
berpendapat yang pada pokoknya menyatakan bahwa
perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor tidak
memenuhi unsur-unsur pasal yang dituduhkan itu
(Pasal 378 KUHP), karena perbuatan Terlapor masuk
dalam ranah hukum perdata yaitu perbuatan ingkar janji
(wanprestasi);
d Bahwa berdasarkan fakta di atas TERGUGAT I telahbeberapa kali melaksanakan gelar perkara (5 kali) dan
yang terakhir tanggal 5 Mei 2011 yang dihadiri oleh
Penyidik, Pengawas Penyidik dan pejabat-pejabat
dari satuan kerja terkait di lingkungan Mabes Polri,
dengan materi Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/
VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 a.n.
pelapor PONCO ATMONO (bertindak mewakili PT.
CMNP) dengan terlapor HARI TANOESOEDIBJO
yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana
dimaksud Pasal 378 KUHP. Hasil gelar perkara
tersebut sebagaimana tertuang dalam Kesimpulan
dengan suatu Rekomendasi, sebagai berikut :
Kesimpulan :
1 Bahwa perkara tentang tindak pidana penipuan dengan Terlapor
HARI TANOESOEDIBJO berdasarkan fakta-fakta hasil
penyidikan dan analisis yuridis pasal yang dipersangkakan tidak
memenuhi unsur Pasal 378 KUHP;
2 Bahwa terhadap perkara tersebut bukan merupakan perbuatan
pidana;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
31/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Rekomendasi :
1 Bahwa perkara yang dilaporkan sesuai Laporan Polisi No. Pol.:
LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 tentang tindak
pidana penipuan, berdasarkan fakta-fakta hasil penyidikan dan analisis
yuridis pasal yang dipersangkakan tidak memenuhi unsur Pasal 378
KUHP dan bukan merupakan perbuatan pidana;
2 Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan
terlapor serta dokumen pendukungnya belum ditemukan tindak
pidana/dalam ranah keperdataan, maka penyidikan terhadap perkara
penipuan dengan terlapor HARI TANOESOEDIBJO dengan Laporan
Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009
dihentikan penyidikannya.
d Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara tersebut di atas dan dengan berpedoman
pada ketentuan Pasal 109 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP), TERGUGAT I mengambil langkah hukum yaitu menghentikan
penyidikan perkara Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal
31 Agustus 2009, dan penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan masih
dalam proses. Kewajiban TERGUGAT I untuk melimpahkan hasil penyidikan
kepada penuntut umum hanya dapat dilakukan apabila ternyata peristiwa yang
disangkakan adalah merupakan suatu tindak pidana dan semua unsur- unsur
tindak pidana yang disangkakan telah terpenuhi secara sempurna.
6 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 3 halaman 3 – 5 yang menganggap
TERGUGAT I tidak menindaklanjuti Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/
Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 dengan benar, adalah tidak berdasar hukum,
dan berkaitan dengan dalil ini TERGUGAT I mensomasi PENGGUGAT agar
membuktikannya dalam persidangan ini. Jika PENGGUGAT tidak dapat
membuktikannya atau dalil PENGGUGAT tersebut tidak terbukti, maka sesuai
dengan hukum yang berlaku PENGGUGAT akan dilaporkan secara pidana karena
telah mencemarkan nama baik TERGUGAT I.
7 Bahwa sebagaimana telah disampaikan dalam bagian eksepsi di atas, antara
PENGGUGAT dengan PARA TERGUGAT tidak mempunyai hubungan hukum,
sehingga tuntutan ganti kerugian yang ditujukan kepada PARA TERGUGAT
adalah salah kaprah dan tidak berdasar hukum, karena kerugian yang diderita
Halaman 31 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel
32/77
a
k a m a h
A g u n
g R e
p u
k a m
a h A g u n
g R e
p u b l i k
I n d o n
e s i
h A g u
n g R e p u b
l i k I n d o n
e s
i k I n d o
n e
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PENGGUGAT (pemegang 8.500 lembar saham PT. CMNP) adalah persoalan lain
yang terjadi sebelumnya antara PT. CMNP dengan Terlapor dalam perkara
Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009,
dan PARA TERGUGAT tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas
kerugian yang diderita PENGGUGAT tersebut. Untuk itu karena tuntutan ganti
kerugian yang diajukan PENGGUGAT tidak berdasar hukum dan salah kaprah,
maka haruslah ditolak atau dikesampingkan.
8 Bahwa PENGGUGAT telah keliru memaknai pengertian perbuatan melawan
hukum sebagaimana dimaksud Pasal 1365 KUH Perdata, karena dalam perkara a
quo jelas terlihat bahwa unsur perbuatan dan kesalahan sebagaimana didalilkan
PENGGUGAT dalam gugatannya tidak bersinergi dengan unsur kerugian yang
diderita oleh PENGGUGAT, hal ini juga dapat dikatakan bahwa tidak ada
hubungan kausalitas antara perbuatan dan kerugian. Dengan demikian sudahsangat jelas bahwa unsur-unsur Pasal 1365 KUH Perdata tidak terpenuhi, oleh
karenanya tuntutan ganti kerugian yang diajukan oleh PENGGUGAT haruslah
dikesampingkan.
9 Bahwa berkaitan dengan tuntutan uang paksa (dwangsom), permohonan sita
jaminan (conservatoir beslag) dan putusan agar dilaksanakan terlebih dahulu
(uitvourbaar bij voorraad) sebagaimana didalilkan PENGGUGAT dalam
gugatannya butir 30, 31 dan 32 halaman 12 adalah tidak beralasan hukum, oleh
karenanya haruslah ditolak atau dikesampingkan.
PERMOHONAN
Berdasarkan pada uraian-uraian tersebut di atas, mohon berkenan Bapak Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo memutus dengan amar putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
1 Menyatakan menerima dan mengabulkan eksepsi PARA TERGUGAT dan
PARA TURUT TERGUGAT;2 Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim
Perdata tidak berwenang mengadili dan memeriksa perkara a quo
3 Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.
Dalam hal Anda menemukan inakur