+ All Categories
Home > Documents > 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

Date post: 05-Jul-2018
Category:
Upload: rizki
View: 219 times
Download: 1 times
Share this document with a friend

of 77

Transcript
  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    1/77

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    2/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

    INDONESIA, berkantor di Jalan Trunojoyo No.3,

    Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai :

    …….............................................................…. TURUT 

    TERGUGAT I ;

    4 WAKIL KEPALA KEPOLISIAN NEGARA

    REPUBLIK INDO- NESIA, berkantor di Jalan

    Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan. Selanjuntnya disebut

    sebagai …......................................…... TURUT 

    TERGUGAT II; 

    5 INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM

    KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

    berkantor di Jalan Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan.,

    Selanjutnya disebut sebagai: .......... TURUT 

    TERGUGAT III ;

    6 KEPALA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN

    KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

    berkantor di Jalan Trunojoyo No.3, Jakarta Selatan.

    Selanjutnya disebut sebagai :

    ……………………..............................………..

    TURUT TERGUGAT IV ;

    7 KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL, beralamat di

    Tirtayasa VII No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    SElanjutnya disebut sebagai :………………..........................................……. TURUT

    TERGUGAT V ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    3/77

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    4/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    tidaknya sulit tertagihnya aset sebesar US$ 28 juta, sehingga hal ini juga

    menyebabkan kerugian bagi pemegang saham CMNP, termasuk PENGGUGAT

    (Vide Bukti P-5).

    6 Bahwa karena NCD bertentangan dengan hukum, menurut pertimbangan

    Mahkamah Agung dalam Putusan No. 376PK/PDT/2008 tanggal 19 Desember

    2008, Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Keuangan c.q. Gubernur Bank

    Indonesia maupun BPPN tidak bertanggungjawab membayar NCD, sehingga

    secara hukum yang bertanggungjawab adalah penjual dan arranger , dalam hal ini

    BHAKTI INVESTAMA (dengan Direktur Utama HARY TANOESOEDIBJO,

    konglomerat media, pemilik Media Group) dan DROSOPHILA yang direkturnya

    adalah istri HARY TANOESOEDIBJO, yaitu LILIANA TANAJA.

    7 Bahwa berdasarkan hal tersebut, CMNP telah melaporkan secara pidana perkaratersebut pada Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (MABES

    POLRI) sebagaimana Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl.

    31 Agustus 2009 atas dugaan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh HARY

    TANOESOEDIBJO dkk. (Vide Bukti P-6).

    8 Bahwa dengan demikian, selaku pemegang saham, PENGGUGAT berpendapat

    bahwa CMNP sebagai perusahaan publik telah melakukan upaya hukum dengan

    benar dan patut ( proper ) untuk melindungi aset serta kepentingan pemegang

    sahamnya, yaitu melalui gugatan dan laporan polisi. Namun yang membuat

    kepentingan PENGGUGAT tidak terlindungi justru karena perbuatan melawan

    hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT I dalam proses penyidikan NCD fiktif

    Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009.

    9 Bahwa dalam perkara ini, PENGGUGAT tidak mengajukan gugatan terhadap

    CMNP oleh karena upaya dan tindakan hukum yang dilakukan oleh CMNP telah

    cukup melindungi kepentingan PENGGUGAT selaku pemegang saham, tapi

    TINDAKAN PARA TERGUGAT dalam proses penyidikanlah yang telah

    merugikan PENGGUGAT secara nyata.

    PERBUATAN MELAWAN HUKUM OLEH PENGUASA (ONRECHTMATIGE

    OVERHEIDSDAAD) YANG DILAKUKAN TERGUGAT I :

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    5/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1 Bahwa inti gugatan ini adalah TERGUGAT I telah melakukan perbuatan

    melawan hukum dalam proses penyidikan Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/ 

    VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 yang diajukan oleh CMNP selaku

    perusahaan publik, yang mana akibat tindakan TERGUGAT I tersebut telah

    merugikan PENGGUGAT selaku pemegang saham CMNP. Adapun uraian

    mengenai hal tersebut sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

    2 Bahwa atas Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus

    2009, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) mengeluarkan Surat Perintah

    Penyidikan No.Pol.: SP.Sidik/82/IX/2009/Dit II Eksus tgl. 2 September 2009

    (Vide Bukti P-7).

    3 Akan tetapi dalam perjalanan waktu, penyidikan atas Laporan Polisi No.Pol.:

    LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 ternyata tidak ditindaklanjutioleh Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I dengan benar sesuai dengan

    aturan hukum, hal mana diuraikan sebagai berikut :

    a Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak menerbitkan Surat

    Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Kejaksaan :

    a.1 Bahwa atas hal tersebut kuasa CMNP telah menanyakan kepada

    TERGUGAT I melalui surat Ref. No. 0073MD1001 tgl. 17 Januari 2011,

    perihal : “Mohon Kepastian Proses Hukum”, tapi sama sekali tidak

    ditanggapi dan hingga saat ini Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I

    tidak menerbitkan SPDP, padahal surat perintah penyidikan sudah ada

    sejak tahun 2009.

    a.1 Bahwa tidak dibuatnya SPDP kepada Kejaksaan oleh Bareskrim yang

    dipimpin TERGUGAT I padahal telah ada penyidikan kasus ini

    merupakan perbuatan melawan hukum dan telah acapkali terjadi di

    Institusi Kepolisian yang selalu dikeluhkan masyarakat, bukan hanya pada

    kasus NCD fiktif.

    b Perkara NCD fiktif ini telah disidik lebih dari 1,5 tahun oleh Bareskrim yang

    dipimpin TERGUGAT I tapi hingga saat ini penyidikan perkara tersebut tidak ada

    kejelasannya sehingga tidak memberikan kepastian hukum :

    Halaman 5 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    6/77

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    7/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    NCD yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP jo. Pasal 55.56

    KUHP” (Vide Bukti P-9).

    c.2.2 Surat No. 191/MT/VIII/2010 tgl. 6 Agustus 2010 dari Hotma

    Sitompoel & Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP

    kepada Direktur II Ekonomi Khusus Mabes Polri, perihal :

    “Mohon Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan” (Vide

    Bukti P-10).

    c.3 SP2HP tidak memuat rencana tindakan selanjutnya sehingga tidak ada

    ketidakpastian kapan Terlapor HARY TANOESOEDIBJO akan diperiksa,

    Bareskrim hanya menyampaikan “.sedang dalam proses menyusun

     pembuktian terhadap unsur-unsur pasal yang dipersangkakan berdasarkan fakta-fakta penyidikan”.

    Kata-kata tersebut jelas merupakan kata-kata kosong/basa-basi yang

    “menggantung” karena tidak masuk akal proses mengumpulkan bukti memakan

    waktu hingga lebih dari 1,5 tahun. Terlihat jelas Bareskrim yang dipimpin oleh

    TERGUGAT I memang sengaja membuat penyidikan kasus NCD fiktif TIDAK

    TUNTAS dan TIDAK MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM.

    d TERGUGAT I diskriminatif (tidak menerapkan kesamaan di muka hukum)

    terhadap Terlapor HARY TANOESOEDIBJO (konglomerat media, pemilik

    MNC Group). Hal itu dibuktikan dari saksi-saksi yang terlibat dalam perkara ini

    telah selesai diperiksa, tetapi Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak

    menghendaki dilakukan pemanggilan terhadap HARY TANOESODIBJO. CMNP

    selaku Pelapor harus memohon-mohon terlebih dahulu agar TERGUGAT I sudi

    dan berkenan memanggil Terlapor HARY TANOESOEDIBJO melalui beberapa

    surat-surat sebagai berikut:

    d.1 Surat No. 226/MT/IX/2010 tgl. 21 September 2010 dari Hotma Sitompoel& Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Direktur II

    EKonomi Khusus Mabes Polri, perihal : “Mohon Tindak Lanjut Proses

    Penyidikan Dan Perhatian Khusus Atas Laporan Polisi Dengan Tanda

    Halaman 7 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    8/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bukti Lapor No.Pol : TBL/247//VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31

    Agustus 2009” (Vide Bukti P-11).

    d.2 Surat No. 248/MT/X/2010 tgl. 18 Oktober 2010 dari Hotma Sitompoel &

    Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Kepala Badan

    Reserse Kriminal Mabes Polri (TERGUGAT I), perihal : “Mohon

    Perhatian Khusus Kabareskrim Terhadap Proses Penyidikan Laporan

    No.Pol : TBL/247//VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31 Agustus 2009”

    (Vide Bukti P-12).

    d.3 Surat No. 249/MT/X/2010 tgl. 19 Oktober 2010 dari Hotma Sitompoel &

    Associates Law Office selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Wakil Kepala

    Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, perihal : “Mohon Perhatian Khusus

    Wakabareskrim Terhadap Proses Penyidikan Laporan No.Pol : TBL/247// VIII/2009/Bareskrim Tertanggal 31 Agustus 2009” (Vide Bukti P-13).

    d.4 Surat Ref. No. 0073MD1001 tgl. 17 Januari 2011 dari NSMP Law Office

    selaku Kuasa Hukum CMNP kepada Kepala Badan Reserse Kriminal

    Mabes Polri (TERGUGAT I), perihal : “Mohon Kepastian Proses Hukum”

    (Vide Bukti P-14).

    Keengganan TERGUGAT I untuk memeriksa Terlapor HARY TANOESODIBJO dkk,

     justru menjadi sumber masalah tidak tuntasnya pemeriksaan kasus aquo.

    Bahwa PENGGUGAT selaku pemegang saham juga telah menanyakan perihal

    penyidikan kasus NCD fiktif   Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim

    tanggal 31 Agustus 2009 kepada TERGUGAT I melalui surat tgl. 16 Februari 2011,

    perihal : “Perkembangan Kasus NCD Bodong US$ 28 juta”, tapi hingga gugatan ini

    diajukan, PENGGUGAT tidak juga mendapat tanggapan dari TERGUGAT I (Vide

    Bukti P-15)

    ATURAN-ATURAN HUKUM YANG DILANGGAR TERGUGAT I :

    Berdasarkan uraian perbuatan melawan hukum oleh TERGUGAT I di atas, berikut ini

    adalah aturan-aturan hukum yang dilanggar TERGUGAT I, sebagai berikut:

    A PELANGGARAN KARENA TERGUGAT I TIDAK MENERBITKAN SPDP

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    9/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    5 Bahwa sampai saat ini Bareskrim yang dipimpin oleh TERGUGAT I tidak

    menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), padahal

    Surat Perintah Penyidikan sudah terbit pada tanggal 2 September 2009.

    6 Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah

    melanggar Pasal 109 ayat (1) KUHAP dan Pasal 34 ayat (1) Peraturan Kapolri

    Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan Dan Pengendalian Penanganan

    Perkara Pidana Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia

    (“Perkap No.12”) sebagai berikut :

    Pasal 109 ayat (1) KUHAP :

    “ Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang

    merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut

    umum”.

    Pasal 34 ayat (1) Perkap No.12 :

    “Penyidik yang telah mulai melakukan tindakan penyidikan wajib membuat

    SPDP”.

    B PELANGGARAN JANGKA WAKTU PENYIDIKAN

    7 Bahwa penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/ 

    VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009 oleh Bareksrim yang dipimpin

    TERGUGAT I telah melampaui batas waktu penyidikan dan berlangsung

    tidak efektif dan tidak efisien.

    8 Bahwa berdasarkan Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) Perkap No.12, batas waktu

    untuk menyelesaikan perkara dihitung dari Surat Perintah Penyidikan adalah :

    Pasal 31 ayat (1) Perkap No.12 :

    “ Batas waktu penyelesaian perkara ditentukan berdasarkan kriteria tingkat

    kesulitan atas penyidikan :

    a sangat sulit;

    b sulit;

    c sedang; atau

    d mudah”.

    Halaman 9 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    10/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Pasal 31 ayat (2) Perkap No.12 :

    “ Batas waktu penyelesaian perkara dihitung mulai diterbitkannya Surat

    Perintah Penyidikan meliputi :

    a 120 (seratus dua puluh) hari untuk penyidikan perkara sangat sulit;

    b 90 (sembilan puluh) hari untuk penyidikan perkara sulit;

    c 60 (enam puluh) hari untuk penyidikan perkara sedang; atau

    d 30 (tiga puluh) hari untuk penyidikan perkara sangat mudah”.

    9 Bahwa waktu penyidikan dapat diperpanjang dengan diterbitkannya surat

    perintah dengan mencantumkan waktu perpanjangan sebagaimana diatur

    dalam Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12, sebagai berikut:

    Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12 :

    “ Dalam hal diberikan perpanjangan waktu penyidikan maka diterbitkan surat

     perintah dengan mencantumkan waktu perpanjangan”.

    10 Bahwa penyidikan harus dilakukan secara efektif dan efisien sebagaimana

    diatur dalam Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12, sebagai berikut:

    Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12 :

    “Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta

     pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas kepolisian

    menggunakan asas-asas sebagai berikut  :

    (g) efektivitas dan efisiensi waktu penyidikan, yaitu dalam proses penyidikan,

    setiap penyidik wajib menjunjung tinggi efektivitas dan efisiensi waktu

     penyidikan sebagaimana diatur dalam peraturan ini”.

    11. Bahwa seandainya kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/ 

    Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 ini termasuk perkara sangat sulit, maka

    seharusnya ada perpanjangan dengan suatu surat perintah karena penyidikan

    sendiri telah berlangsung LEBIH DARI 550 HARI, hal mana surat perintah

    perpanjangan tersebut tidak pernah diterima oleh CMNP selaku pelapor.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    11/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    12. Bahwa proses penyidikan NCD fiktif yang telah berlangsung 550 hari tanpa

    kepastian benar-benar merupakan penyidikan yang berlarut-larut dan tidak

     jelas ujungnya serta melanggar aturan jangka waktu penyidikan yang

    seharusnya tidak boleh terjadi karena laporan polisi yang diajukan pelapor

    didasarkan pada bukti putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan

    hukum tetap (in kracht ) (Vide Bukti P-4).

    13. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah

    melanggar Pasal 2 huruf (g) Perkap No.12, Pasal 31 ayat (1) dan ayat (2) serta

    Pasal 32 ayat (3) Perkap No.12.

    C PELANGGARAN TERHADAP PRINSIP KEPASTIAN HUKUM

    14. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah “menggantung”

    penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/ 

    Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 sampai 550 hari sehingga tidak ada kepastian

    hukum.

    15. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I tidak memberikan kepastian

    kapan penyidikan atas kasus NCD fiktif Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/ 

    VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009 akan selesai. Sampai kapanpun

    penyidikan aquo TIDAK TUNTAS jika Bareskrim yang dipimpin

    TERGUGAT I melakukan penyidikan yang melanggar hukum termasuk

    ketidakinginan memeriksa Terlapor HARY TANOESOEDIBJO.

    16. Bahwa jasa kepolisian (termasuk di dalamnya penyidikan tindak pidana)

    termasuk ke dalam jasa publik sebagaimana diatur dalam Penjelasan 5 ayat (4)

    huruf (a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

    sbb.:

    Penjelasan 5 ayat (4) huruf (a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

    tentang Pelayanan Publik :

    “ Jasa publik dalam ketentuan ini sebagai contoh, antara lain … pelayanan

    keamanan (jasa kepolisian)...”.

    17. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I melakukan

    perbuatan melawan hukum melanggar Pasal 4 huruf (b) dan (k) Undang-

    Halaman 11 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    12/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Pasal 2 huruf (c)

    Perkap No.12 sbb.:

    Pasal 4 huruf (b) dan (k) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

    Pelayanan Publik :

    “Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepastian hukum dan

    ketepatan waktu”.

    Pasal 2 huruf (c) Perkap No.12 :

    “Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta

     pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas

    kepolisian menggunakan asas-asas sebagai berikut :

    (c)  kepastian hukum, yaitu setiap tindakan penyidik dilakukan untuk

    menjamin tegaknya hukum dan keadilan”.

    D PELANGGARAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERBITAN SP2HP

    18. Bahwa selama berlangsungnya penyidikan atas kasus NCD Laporan Polisi

    No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009, CMNP selaku

    pelapor hanya 1 kali menerima SP2HP, padahal seharusnya minimal 1 kali

    setiap 1 bulan penyidik wajib memberikan SP2HP kepada CMNP selaku

    Pelapor.

    19. Bahwa Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I tidak memastikan SP2HP

    memberikan informasi yang cukup kepada CMNP karena dalam SP2HP tidak

    memuat rencana tindakan termasuk tentang kapan Terlapor HARY

    TANOESOEDIBJO akan diperiksa.

    20. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I melakukan

    pelanggaran Pasal 39 ayat (1) Perkap No.12 dan Pasal 40 ayat (1) Perkap No.12,

    sebagai berikut:

    Pasal 39 ayat (1) Perkap No.12 :

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    13/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    “ Dalam hal menjamin akuntabilitas dan transparansi penyidikan, penyidik

    WAJIB memberikan SP2HP kepada pihak pelapor baik diminta atau tidak

    diminta secara berkala paling sedikit 1 kali setiap 1 bulan”.

    Pasal 40 ayat (1) Perkap No.12 :

    “SP2HP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) sekurang-kurangnya

    memuat tentang :

    a pokok perkara;

    b tindakan penyidikan yang telah dilaksanakan dan hasilnya;

    c masalah/kendala yang dihadapi dalam penyidikan;

    d rencana tindakan selanjutnya; dan

    e himbauan atau penegasan kepada pelapor tentang hak dan

    kewajibannya demi kelancaran dan keberhasilan penyidikan”.

    E PELANGGARAN KARENA BARESKRIM YANG DIPIMPIN TERGUGAT I

    DISKRIMINATIF (TIDAK MENERAPKAN KESAMAAN DI MUKA

    HUKUM) TERHADAP TERLAPOR (HARY TANOESOEDIBJO) DAN

    TIDAK MELINDUNGI KEPENTINGAN UMUM

    21. Bahwa TERGUGAT I diskriminatif (tidak menerapkan kesamaan di muka

    hukum) terhadap Terlapor (HARY TANOESOEDIBJO) dan sebaliknya tidak

    melindungi kepentingan umum dalam penyidikan atas kasus NCD fiktif

    Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009. Hal

    ini terlihat karena Pelapor harus memohon-mohon agar Bareskrim yang

    dipimpin TERGUGAT I melakukan pemanggilan terhadap Terlapor HARY

    TANOESOEDIBJO. Tidak jelas mengapa Bareksrim yang dipimpin

    TERGUGAT I sangat enggan untuk memanggil Terlapor, padahal semua warga

    negara sama kedudukannya di hadapan hukum. Keengganan TERGUGAT I

    memanggil Terlapor telah merugikan kepentingan umum karena Pelapor

    (CMNP) adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang penyedia jalan tol.

    22. Bahwa dengan demikian Bareskrim yang dipimpin TERGUGAT I telah

    melanggar Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 amandemen ke-4, Pasal 34 huruf (a,

    Halaman 13 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    14/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    d, e, m dan o) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

    dan Pasal 2 huruf (d) Perkap No. 12, sbb.:

    Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 amandemen ke-4 :

    “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

    hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”.

    Pasal 34 huruf (a, d, e, m dan o) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

    tentang Pelayanan Publik :

    “Pelaksana dalam menyelenggarakan pelayanan publik harus berperilaku

    sebagai berikut :

    a adil dan tidak diskriminatif;

    b tegas, andal dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;

    c professional;

    d tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;

    e tidak menyimpangi dari prosedur ”.

    Pasal 2 huruf (d) Perkap No. 12 :

    “Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian penanganan perkara serta

     pelaksanaan penyidikan perkara tindak pidana di lingkungan tugas kepolisian

    menggunakan asas-asas :

    kepentingan umum, yaitu setiap penyidik POLRI lebih mengutamakan

    kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan/atau golongan”.

    F PELANGGARAN KEPATUTAN OLEH BARESKRIM YANG DIPIMPIN

    TERGUGAT I

    23. Bahwa selain perbuatan melawan hukum, perbuatan TERGUGAT I juga

    melanggar kepatutan karena :

    a Menggantung proses penyidikan;

    b Pelapor harus memohon-mohon baru kemudian Bareskrim yang dipimpin

    TERGUGAT I melakukan action;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    15/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    c TERGUGAT I menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya dengan tidak

    memberikan kepastian hukum atas  Laporan Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2009/ 

    Bareksrim tgl. 31 Agustus 2009.

    d TERGUGAT I tidak memperhatikan kepentingan CMNP, perusahaan publik

    yang dimiliki masyarakat, termasuk PENGGUGAT.

    G TANGGUNG JAWAB TERGUGAT II

    24. Bahwa oleh karena TERGUGAT I dalam melaksanakan jabatannya telah

    melakukan perbuatan melawan hukum, maka TERGUGAT II selaku pemegang

     jabatan TERGUGAT I bertanggungjawab secara pribadi atas segala kerugian

    yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukannya.

    H UNSUR KERUGIAN

    25. Bahwa akibat perbuatan melanggar hukum PARA TERGUGAT, CMNP

    mengalami kerugian nyata, yaitu tidak tertagihnya 28 NCD, senilai total US$ 28

     juta sehingga PENGGUGAT sebagai pemegang 8.500 lembar saham dari total

    2.000.000.000 lembar saham yang dikeluarkan CMNP, demi hukum mengalami

    kerugian sebesar sebagai berikut :

    (8.500/2.000.000.000) x US$ 28 juta = US$ 119 (seratus sembilan belas dollar

    Amerika Serikat), ditambah biaya korespondensi, biaya-biaya hukum, serta

    kerugian imateriil, yang akan diuraikan pada bagian selanjutnya dari gugatan

    ini.

    I UNSUR - UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERPENUHI

    26. Bahwa unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata

    adalah sebagai berikut:

    a Adanya perbuatan melawan hukum;

    b Adanya kesalahan;

    c Adanya kerugian;

    d Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian.

    Perbuatan melawan hukum dianggap terjadi dengan melihat adanya perbuatan

    yang melanggar undang-undang, bertentangan dengan hak orang lain,

    Halaman 15 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    16/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku, bertentangan dengan kesusilaan

    dan ketertiban umum, kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.

    27. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.838K/Sip/1970 tgl. 3

    Maret 1971, untuk menentukan suatu perbuatan melanggar hukum oleh

    Penguasa (onrechmatige overheidsdaad ) harus diukur dengan : (Vide Bukti

    P-15)

    a Undang-undang;

    b Peraturan-peraturan formil yang berlaku;

    c Kepatutan dalam masyarakat yang seharusnya dipatuhi oleh Penguasa;

    28. Bahwa berdasarkan uraian di atas, terbukti PARA TERGUGAT telah melakukan

    perbuatan melawan hukum ,yaitu melanggar undang-undang, tidak melakukan

    perbuatan yang menjadi kewajiban hukum PARA TERGUGAT dan melakukanperbuatan yang tidak patut.

    29. Bahwa oleh karena PARA TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan

    hukum dan harus bertanggungjawab baik dalam jabatan maupun pribadi, maka

    PARA TERGUGAT haruslah dihukum membayar ganti rugi kepada

    PENGGUGAT, dengan perincian sebagai berikut:

    No.

    KETERANGAN NILAI

    1. Kerugian material CMNP atas tidak

    tertagihnya NCD senilai US$ 28 juta (Saham

    PENGGUGAT sebanyak 8.500 lembar dari

    total 2.000.000.000 lembar saham yang

    dikeluarkan CMNP)

    (8.500/2.000.000.000) x US$ 28

     juta = US$ 119 (seratus sembilan

    belas dollar Amerika Serikat)

    2. Biaya korespondensi Rp. 50.000,- (lima puluh ribu

    rupiah)

    3. Biaya untuk upaya hukum dan pengacara Rp. 100.000.000,- (seratus juta

    rupiah)

    4. Kerugian immaterial diakibatkan hilangya

    waktu, tenaga dan pikiran serta kepercayaan

    PENGGUGAT kepada institusi Kepolisian

    Negera Republik Indonesia karena Laporan

    Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2008/Bareskrim

    Rp. 100.000.000.,- (seratus juta

    rupiah)

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    17/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    tgl. 31 Agustus 2009 berlangsung berlarut-

    larut, bahkan “digantung” tanpa kejelasan.

    30. Bahwa untuk memastikan PARA TERGUGAT mentaati putusan ini, patut

    kiranya PARA TERGUGAT dihukum membayar uang paksa (dwangsom)

    sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari jika tidak melaksanakan

    putusan ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap.

    31. Bahwa oleh karena ada kekhawatiran PARA TERGUGAT mengalihkan harta

    kekayaannya, maka untuk menjamin agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir ),

    patut bila PENGGUGAT mohon agar diletakkan sita jaminan (conservatoir

    beslag), antara lain atas:

    • Harta kekayaan TERGUGAT II baik bergerak maupun tak bergerak, baik yang

    ada sekarang maupun yang ada di kemudian hari, di antaranya sebidang tanah dan

    bangunan yang terletak di Perumahan Tanjung Mas Raya Estate, Jl. Cendrawasih

    Mas V, Blok A4, No.9, Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

    32. Bahwa gugatan ini didasarkan bukti-bukti otentik, sehingga sangat patut bila

    PENGGUGAT mohon agar putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih

    dahulu, meskipun ada upaya hukum perlawanan, banding, maupun kasasi

    (uitvoerbaar bij voorraad ).

    33. Bahwa karena perkara ini timbul akibat kesalahan PARA TERGUGAT, patut

    kiranya bila PENGGUGAT mohon agar biaya perkara ini dibebankan kepada

    PARA TERGUGAT.

    34. Bahwa PARA TURUT TERGUGAT selaku atasan maupun pelaksana fungsi

    pengawasan terhadap PARA TERGUGAT haruslah dihukum untuk mematuhi

    putusan perkara ini.

    PERMOHONAN (PETITUM):

    Halaman 17 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    18/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon Bapak Ketua Pengadilan Negeri

    Jakarta Selatan memutus sebagai berikut :

    1 Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

    2 Menyatakan PARA TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;

    3 Memerintahkan TERGUGAT I untuk membuat dan mengirimkan Surat Perintah

    Dimulainya Penyidikan (SPDP) pada Kejaksaan Republik Indonesia;

    4 Memerintahkan TERGUGAT I untuk melaksanakan penyidikan Laporan Polisi

    No.Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareksrim tanggal 31 Agustus 2009 sesuai dengan

    prosedur dan ketentuan yang berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada Kitab

    Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Peraturan Kepolisian

    Negara Republik Indonesia No. 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan

    Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Kepolisian Negara

    Republik Indonesia, termasuk melakukan pemanggilan dan pemeriksaan

    terhadap Terlapor serta menetapkan Tersangka;

    5 Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar ganti rugi kepada

    PENGGUGAT dengan perincian sebagai berikut :

    No.

    KETERANGAN NILAI

    1. Kerugian material CMNP atas tidak

    tertagihnya NCD senilai US$ 28 juta

    (Saham PENGGUGAT sebanyak

    8.500 lembar dari total 2.000.000.000

    lembar saham yang dikeluarkan

    CMNP)

    (8.500/2.000.000.000) x US$ 28 juta =

    US$ 119 (seratus sembilan belas dollar

    Amerika Serikat)

    2. Biaya korespondensi Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

    3. Biaya untuk upaya hukum dan

    pengacara

    Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

    4. Kerugian immaterial diakibatkan Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    19/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    hilangya waktu, tenaga dan pikiran

    serta kepercayaan PENGGUGAT

    kepada institusi Kepolisian Negera

    Republik Indonesia karena Laporan

    Polisi No.Pol.: LP/497/VIII/2008/ 

    Bareskrim tgl. 31 Agustus 2009berlangsung berlarut-larut, bahkan

    “digantung” tanpa kejelasan.

      T O T A L

    Rp. 200.050.000,- (dua ratus juta lima

    puluh ribu rupiah)

    Dan

    US$ 119 (seratus Sembilan belas

    dollar Amerika Serikat

    6 Menghukum PARA TERGUGAT membayar uang paksa (dwangsom) sebesar

    Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per hari jika tidak melaksanakan putusan

    dalam perkara ini, terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap;

    7 Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag);

    8 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada upaya

    hukum perlawanan, banding maupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);

    9 Menghukum PARA TURUT TERGUGAT untuk mematuhi putusan ini;

    10 Menghukum PARA TERGUGAT membayar biaya perkara.

    ATAU :

    Apabila Bapak Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang terhormat berpendapat

    lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

    Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Penggugat

    datang menghadap kuasanya tersebut di atas, sedangkan Tergugat I, Tergugat II, Turut

    Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV dan Turut Tergugat

    Halaman 19 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    20/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    V diwakili oleh kuasanya : Drs. MUDJIWALUYO, SH.,MM, Dan kawan-kawan,

    kesemuanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Mei 2011;

    Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung No.1

    Tahun 2008 tentang Mediasi, maka terhadap perkara tersebut telah dilakukan mediasi

    dengan mediator : SITI SURYATI, SH.MH, Hakim pada Pengadilan Negeri tersebut,

    namun setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, ternyata upaya mediasi tidak berhasil ;

    Menimbang, bahwa oleh karena upaya mediasi tidak berhasil maka pemeriksaan

    perkara dimulai dengan pembacaan surat gugatan, yang isinya tetap dipertahankan oleh

    Penggugat ;

    Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Kuasa Para Tergugat

    dan Para Turut Tergugat telah menyampaikan surat jawabannya tertanggal 30 Juni 2011,

    yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

    Terlebih dahulu PARA TERGUGAT  dan PARA TURUT TERGUGAT menyatakan

    menolak dengan tegas dalil-dalil  yang dikemukakan PENGGUGAT dalam Surat

    Gugatannya tertanggal 14 Maret 2011, kecuali yang nyata-nyata diakui kebenarannya

    oleh PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT;

    Selanjutnya PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT tidak akan menjawab

    satu persatu dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, akan tetapi PARA TERGUGAT dan

    PARA TURUT TERGUGAT akan menjawab dalam suatu bentuk Jawaban yang

    merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya yang

    sekaligus merupakan bentuk bantahan PARA TERGUGAT dan PARA TURUT

    TERGUGAT terhadap dalil-dalil gugatan PENGGUGAT. Demikian halnya terhadap

    dalil-dalil gugatan PENGGUGAT lainnya yang tidak relevan atau sama sekali tidak

    menyangkut aspek yuridis juga tidak akan PARA TERGUGAT dan PARA TURUT

    TERGUGAT tanggapi, namun tidak berarti PARA TERGUGAT dan PARA TURUT

    TERGUGAT membenarkan dalil-dalil gugatan PENGGUGAT tersebut ;

    DALAM EKSEPSI

    A KOMPETENSI ABSOLUT

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    21/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    MAJELIS HAKIM PERDATA TIDAK BERWENANG MENGADILI DAN

    MEMERIKSA PERKARA A QUO

    1 Bahwa essensi dari gugatan Penggugat adalah mengenai

    masalah Tergugat I tidak menindaklanjuti prosespenyidikan atas Laporan Polisi No. Pol. : LP/497/ 

    VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 dan tidak

    menerbitkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya

    Penyidikan) serta tidak menerbitkan SP2HP (Surat

    Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan)

    sebagaimana diatur dalam KUHAP dan Perkap No. 12

    Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian

    Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Polri;

    2 Bahwa dari alur dalil-dalil fundamentum gugatan tampak

     jelas bahwa Penggugat mengakui kedudukan hukum

    Tergugat I maupun Para Turut Tergugat selaku Pejabat

    Tata Usaha Negara (TUN) dalam ketentuan hukum Publik

    ic Hukum Pidana, sedangkan apa yang dipersengketakan

    dalam gugatan adalah sesuatu yang tunduk pada Hukum

    Acara Perdata (Perdata Formil) dan Hukum Acara Perdata

    Materiil;

    3 Bahwa karena kualitas Tergugat I dan Para Turut Tergugat

    tidak sebagai perseorangan yang dalam kedudukan hukum

    bukan sebagai masyarakat bebas/person, tetapi sebagai

    institusi maka tanpa melihat persyaratan hukum lebih

    dalam, secara gambling apa yang didalilkan dalam

    fundamentum gugatan tunduk pada ketentuan Pasal 53 ayat

    2 UU No. 5 Tahun 1986 tentang PERATUN, sehingga

    tindakan Tergugat I dan Para Tergugat yang dimaksud

    dalam gugatan adalah tindakan Pejabat Tata Usaha Negara;

    4 Bahwa gugatan Penggugat adalah upaya menggunakan

    baju (format) perdata vide Pasal 1365 KUH Perdata dalam

     jurisdiksi hukum privat tetapi isi dari apa yang menjadi

    Halaman 21 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    22/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    persengketakan adalah menyangkut raung lingkup hukum

    hukum publik yaitu hukum pidana;

    5 Bahwa ajaran hukum telah membedakan antara penguasa

    sebagai penguasa (qua talis) dengan penguasa yang

    bertindak sebagai orang pribadi yang berperan bersama-

    sama dengan norma-norma hukum publik dengan norma-

    norma hukum perdata yang pada dasarnya menyatakan

    bahwa tindakan penguasa yang berkenaan dengan Hukum

    Publik tidak dapat dinilai atau diproses menurut hukum

    perdata (Indro Harto, SH, Usaha Memahami Undang-

    Undang tentang PERATUN, Buku I, Pustaka Sinar

    Harapan, 2004, halaman 53 s/d 55;

    6 Bahwa jika tindakan pejabat public atau pejabat TUN

    dinilai telah melakukan perbuatan melawan hukum

    (Onrechtmatige Overheids Daad/OOD), maka terhadap

    tuntutan ganti rugi dengan dasar OOD haruslah ada putusan

    pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap

    untuk membuktikan adanya Onrechtmatige Overheids

    Daad/OOD tersebut;

    7 Bahwa hanya dengan dasar adanya putusan pengadilan

    TUN barulah tuntutan ganti rugi dapat diajukan, akan tetapi

    dalam gugatan Penggugat tidak didasarkan atas suatu

    putusan yang membuktikan adanya Onrechtmatige

    Overheids Daad/OOD, maka yang tengah dipersengketakan

    tentang Onrechtmatige Overheids Daad/OOD bukanlah

    wewenang Hakim Perdata sebagaimana Majelis Pengadilan

    Negeri Jakarta Selatan yang menyidangkan perkara ini

    secara perdata yang menunjuk Majelis Hakim Perdata;

    8 Bahwa gugatan Penggugat secara keseluruhan adalahmempermasalahkan perkara pidana yang diberi baju

    perdata/menggunakan format perdata yang ternyata dari

    alur fundamentum gugatan mempermasalahkan tidak

    ditindaklanjutinya proses penyidikan atas Laporan Polisi

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    23/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    No. Pol. : LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus

    2009 dan tidak menerbitkan SPDP (Surat Pemberitahuan

    Dimulainya Penyidikan) serta SP2HP (Surat

    Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) dalam

    perkara pidana atas nama Terlapor Hary Tanoesoedibyo,

    yang jika demikian halnya quad non haruslah diuji dalam

    ruang lingkup Hukum Publik/Hukum Acara Pidana yang

    member peluang untuk menguji kebenaran materiil atas

    setiap tuduhan atau sangkaan yang demikian;

    9 Bahw aselain dari apa yang didalilkan dalam fundamentum

    gugatan sebagai sesuatu hal dalam ruang lingkup Hukum

    Pidana, juga terlihat dari tuntutan Penggugat pada petitum

    gugatan angka 3 : “Memerintahkan Tergugat I untukmembuat dan mengirimkan Surat Perintah Dimulainya

    Penyidikan (SPDP) pada Kejaksaan Republik Indonesia”

    dan angka 4: “Memerintahkan Tergugat I untuk

    melaksanakan penyidikan Laporan Polisi No. Pol. :

    LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009

    seseuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku, termasuk

    tetapi tidak terbatas pada KUHAP dan Perkap No. 12

    Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian

    Penangan Perkara Pidana di Lingkungan Polri, termasuk

    melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap

    Terlapor serta menetapkan Tersangka” sebagai bahagian

    yang fundamental merupakan jurisdiksi hukum pidana

    yang tidak dapat diuji melalui mekanisme forum acara

    perdata;

    10 Bahwa tentang pelaksanaan Hukum Pidana, dengan kata

    lain gugatan Penggugat bertujuan agar perkara pidana

    dalam hal ini proses penyidikan, penerbitan SPDP dan

    SP2HP yang dilakukan oleh Tergugat I untuk dinyatakan

    tidak berdasar hukum haruslah ditolak karena Pengadilan

    Negeri Jakarta Selatan dengan Majelis Hakim Perdata yang

    Halaman 23 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    24/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    mengadili perkara perdata yang muatannya tentang

    pelaksanaan Hukum Pidana;

    11 Bahwa sekalipun didalilkan secara perdata tetapi karena hal

    yang dipermasalahkan berada dalam ruang lingkup Hukum

    Pidana, maka Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang

    mengadili perkara ini secara perdata haruslah menyatakan

    tidak berwenang mengadili perkara ini;

    12 Bahwa baik ajaran atau doktrin hukum yang dimiliki oleh

    bangsa-bangsa eropa yang tunduk pada azas legalitas

    sebagai sumber hukum dan ajaran hukum yang dianut di

    Indonesia, tidak terdapat satu ajaran hukum yang

    membenarkan prosedur perdata sebagai alat untuk

    mengoperasionalkan Hukum Pidana, karena undang-undang dan ajaran hukum tidak mengenal prosedur

    beracara yang demikian maka gugatan Penggugat haruslah

    ditolak karena pengadilan tidak berwenang mengadili

    perkara pdana dengan menggunakan prosedur perdata;

    Berdasarkan uraian tersebut diatas, mengingat gugatan yang diajukan oleh

    Penggugat bukan merupakan kewenangan Peradilan Perdata dan Eksepsi yang diajukan

    PARA TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT adalah mengenai KOMPETENSI

    ABSOLUT (Kewenangan Pengadilan),  maka PARA TERGUGAT dan PARA TURUT

    TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

    untuk terlebih dahulu memutuskan dalam suatu Putusan Sela sebagai berikut:

    DALAM EKSEPSI :

    1 Menyatakan menerima dan mengabulkan Eksepsi yang menyangkut

    Kewenangan Pengadilan (Kompetensi Absolut) dari PARA TERGUGAT dan

    PARA TURUT TERGUGAT;

    2 Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim

    Perdata tidak berwenang mengadili dan memeriksa perkara a quo;

    3 Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    25/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    B GUGATAN  ERROR IN PERSONA BERUPA  DISKUALIFIKASI IN

    PERSON 

    1 Bahwa PENGGUGAT tidak mempunyai kapasitas atau

    tidak mempunyai hak untuk mengajukan gugatan dalam

    perkara ini, karena PENGGUGAT bukanlah Pelapor dalam

    perkara Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/ 

    Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 tentang dugaan tindak

    pidana penipuan yang dilakukan oleh HARY

    TANOESOEDIBJO;

    2 Bahwa pihak yang melaporkan HARY

    TANOESOEDIBJO, sebagaimana Laporan Polisi No. Pol.:

    LP/497/VIII/2009/ Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009

    kepada TERGUGAT I adalah PT. Citra Marga Nusaphala

    Persada (CMNP),Tbk (Pelapor). Dengan demikian antara

    PENGGUGAT dengan PARA TERGUGAT dan PARA

    TURUT TERGUGAT tidak ada hubungan hukum sehingga

    tidak akan ada obyek yang disengketakan.

    Berdasarkan fakta di atas jelas menunjukkan bahwa gugatan PENGGUGAT

    mengandung cacat formil, karena PENGGUGAT bukanlah orang yang tepat

    mengajukan gugatan tersebut, sehingga dalam hal ini PENGGUGAT dapat

    dikategorikan error in persona  berupa diskualifikasi in person, demikian

    pendapat M. YAHYA HARAHAP, SH dalam bukunya “Hukum Acara Perdata

    tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan”, 

    penerbit Sinar Grafika, Jakarta 2004, halaman 111). Oleh karena PENGGUGAT

    masuk dalam kategori diskualifikasi in person  yang berakibat gugatannya

    mengandung cacat formil, maka untuk itu gugatan PENGGUGAT haruslah

    dinyatakan tidak dapat diterima.

    C GUGATAN SALAH ALAMAT/SASARAN

    1 Bahwa jika PENGGUGAT menganggap sebagai pemegang 8.500 (delapan

    ribu lima ratus) lembar saham PT. Citra Marga Nusaphala Persada (PT.

    CMNP) sebagaimana dalil gugatan PENGGUGAT butir 1 halaman 2, maka  

    Halaman 25 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    26/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    hubungan hukum itu hanya ada antara PENGGUGAT dengan PT. CMNP.

    Dengan demikian PENGGUGAT tidak dapat melakukan perbuatan hukum

    yang bersifat mewakili kepentingan PT. CMNP;

    2 Bahwa dari fakta di atas sudah jelas antara PENGGUGAT dengan PARA

    TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT tidak ada hubungan hukum

    dan juga tidak ada obyek yang disengketakan, apalagi terhadap TERGUGAT

    II selaku pribadi TERGUGAT I adalah mengada-ada dan tidak berdasar

    hukum. Sehingga tidak perlu diragukan lagi dengan ditariknya PARA

    TERGUGAT dan PARA TURUT TERGUGAT sebagai pihak dalam perkara

    a quo, maka gugatan PENGGUGAT dapat dikategorikan salah sasaran atau

    salah alamat;

    Berdasarkan fakta di atas sudah selayaknya gugatan PENGGUGAT harus

    dinyatakan tidak dapat diterima, karena salah sasaran atau salah alamat.

    D GUGATAN KURANG PIHAK (Plurium Litis Concortium)

    1 Bahwa jika memperhatikan latar belakang dan alasan

    gugatan PENGGUGAT ada beberapa pihak lain yang justru

    lebih menyentuh kepentingan PENGGUGAT, misalnya PT.

    CMNP, dimana PENGGUGAT merupakan salah satu pihak

    pemegang saham PT. CMNP, sehingga secara hukum erat

    sekali hubungannya;

    2 Disamping itu ada pihak lain lagi yang justru lebih penting

    yaitu Drosophila Enterprise Pte.Ltd dan PT. Bakti

    Investama dan merupakan pihak yang paling bertanggung

    atas kerugian yang diderita oleh PT. CMNP;

    Oleh karena tidak ditariknya PT. CMNP,  Drosophila Enterprise Pte.Ltd

    dan PT. Bakti Investama oleh PENGGUGAT sebagai pihak dalam perkara a quo,

    maka gugatan PENGGUGAT sudah dapat dikategorikan tidak lengkap karena

    kurang pihak (Plurium Litis Concortium), sehingga haruslah dinyatakan tidak

    dapat diterima;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    27/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Dari uraian-uraian tersebut diatas, sudah cukup alasan bagi Majelis Hakim yang

    memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak

    dapat diterima, karena error in persona  berupa diskualifikasi in person  atau salah

    sasaran/salah alamat atau kurang pihak (Plurium Litis Concortium).

    DALAM POKOK PERKARA

    1 Bahwa segala sesuatu yang telah diuraikan dalam bagian eksepsi di atas mohon

    dianggap termasuk dalam Pokok Perkara.

    2 Bahwa PARA TERGUGAT (TERGUGAT I dan II) menolak dengan tegas

    seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, kecuali yang benar-benar diakui secara

    tegas oleh PARA TERGUGAT.

    3 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 1, 2, 8 dan 9 halaman 2 dan 3 adalah

    persoalan PENGGUGAT dengan PT. CMNP yang tidak ada kaitannya dengan

    TERGUGAT I dan faktanya memang demikian, hal itu sebagaimana telah

    disampaikan dalam bagian Eksepsi di atas yang pada pokoknya TERGUGAT I

    tidak mempunyai hubungan hukum dengan PENGGUGAT, untuk itu dalil

    PENGGUGAT ini haruslah dikesampingkan.

    4 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 3, 4, 5 dan 6 adalah merupakan

    persoalan perdata antara PT. CMNP dengan DROSOPHILA ENTERPRISE dan

    PT. BHAKTI INVESTAMA, yang juga tidak ada kaitannya dengan

    PENGGUGAT, sehingga TERGUGAT I tidak merasa perlu untuk

    menanggapinya.

    5 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 1 halaman 3 yang menganggap

    TERGUGAT I telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam proses

    penyidikan Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31

    Agustus 2009 yang dilaporkan oleh pihak PT CMNP tentang tindak pidana

    penipuan yang diduga dilakukan oleh HARI TANOESOEDIBJO (vide butir 7

    gugatan PENGGUGAT halaman 2) adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum,

    karena TERGUGAT I telah menindaklanjuti Laporan Polisi tersebut denganmelakukan proses penyidikan sesuai dengan mekanisme hukum sebagaimana

    diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP),  

    berdasarkan alat-alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 184 KUHAP, antara

    lain :

    Halaman 27 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    28/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    a Keterangan saksi-saksi :

    1 PONCO ATMONO (pelapor)

    2 Drs HENDRA HUTAMA, Ak 

    3 TITO SULISTIO, SE, MAF

    4 TEDDY KHARSADI, MBA

    5 YAYUK SUTYOWATI, SE

    6 SULISTIOWATI, SH

    7 Drs. JAROT BASUKI

    8 Drs. WINTEN PARADIKA,

    Ak, MM

    9 I GEDE UPADANA, SE, MM

    10 HM. JUSUF HAMKA

    ANDI KRISNAWAN SANTOSO

    11 DANEIL GOEN

    RESO

    12 REZA HE

    SURJANINGRAT

    13 FERNANDO J

    SITOHANG

    14 HUDAYA ARRY

    SUMADHIJA

    15 Drs. HARM

    TANIDJAJA

    16 IDA ZURAIDA

    17 FIRDAUS ALIFA

    SE

    18 HARY DJAYA

    19 YONO HARYON

    Bahwa para saksi di atas terdiri dari beberapa kelompok dan keterangan

    saksi dari masing-masing kelompok tidak saling bersesuaian atau tidak

    berkesinambungan (vide Pasal 85 ayat (6) huruf a KUHAP).

    b Keterangan Terlapor  atas nama HARI TANOESOEDIBJO juga tidak sejalan

    dengan keterangan para saksi di atas (vide Pasal 85 ayat (6) huruf b KUHAP);

    c Keterangan Ahli atas nama :

    1 DR. MUZAKKIR, SH, MH (staf pengajar Hukum Pidana Fakultas Hukum

    Universitas Islam Indonesia), yang pada pokoknya menyatakan bahwa

    perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor telah memenuhi unsur-unsur

    pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP), karena Terlapor dianggap

    telah mengetahui adanya pelanggaran terhadap peraturan BI (Bank

    Indonesia) tentang NCD tersebut.

    2 DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH (staf pengajar Hukum Pidana Fakultas

    Hukum Universitas Muhammadyah), yang pada pokoknya menyatakan

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    29/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    bahwa perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor telah memenuhi

    unsur-unsur pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP);

    3 Prof. DR. INDRIARTO SENO ADJI, SH, MH (Guru Besar Hukum

    Pidana Universitas Indonesia), yang pada pokoknya menyatakan bahwa

    perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor tidak memenuhi unsur-unsur

    pasal yang dituduhkan itu (Pasal 378 KUHP), karena perbuatan Terlapor

    masuk dalam ranah hukum perdata yaitu perbuatan ingkar janji

    (wanprestasi);

    4 DR. RUDY SATRIYO MUKANTARDJO, SH, MH (staf pengajar pada

    Fakultas Hukum Universitas Indonesia), yang pendapatnya senada dengan

    Prof. DR. INDRIARTO SENO ADJI, SH, MH di atas.

    Bahwa dari hasil pemeriksaan alat-alat bukti di atas, dapat disimpulkan sebagai

    berikut :

    a Walaupun proses penyidikan perkara yang dilaporkan

    PENGGUGAT sebagaimana Laporan Polisi No. Pol.:

    LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009

    telah dilakukan dengan memeriksa Pelapor

    (PENGGUGAT), Terlapor (HARI TANOESOEDIBJO)

    dan saksi-saksi lainnya sebagaimana tersebut di atas,

    tetapi belum ditemukan adanya bukti permulaan yang

    cukup, sehingga Terlapor (HARI TANOESOEDIBJO)

    statusnya belum dapat ditingkatkan menjadi tersangka.

    b Bahwa berkaitan dengan tindak pidana yang

    dituduhkan sebagaimana dimaksud Pasal 378 KUHP,

    DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH dan DR.

    MUZAKKIR, SH, MH menyampaikan pendapatnya

    sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaanmasing-masing, yang pada pokoknya seperti

    disampaikan di atas, yaitu perbuatan yang dituduhkan

    kepada Terlapor telah memenuhi unsur-unsur pasal

    yang dituduhkan (Pasal 378 KUHP).

    Halaman 29 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    30/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    c Bahwa pendapat DR. CHAIRUL HUDA, SH, MH dan

    DR. MUZAKKIR, SH, MH berbeda dan bertolak

    belakang dengan pendapat Prof. DR. INDRIARTO

    SENO ADJI, SH, MH dan DR. RUDY SATRIYO

    MUKANTARDJO, SH, MH sebagaimana tertuang

    dalam Berita Acara Pemeriksaan masing-masing

    berpendapat yang pada pokoknya menyatakan bahwa

    perbuatan yang dituduhkan kepada Terlapor tidak

    memenuhi unsur-unsur pasal yang dituduhkan itu

    (Pasal 378 KUHP), karena perbuatan Terlapor masuk

    dalam ranah hukum perdata yaitu perbuatan ingkar janji

    (wanprestasi);

    d Bahwa berdasarkan fakta di atas TERGUGAT I telahbeberapa kali melaksanakan gelar perkara (5 kali) dan

    yang terakhir tanggal 5 Mei 2011 yang dihadiri oleh

    Penyidik, Pengawas Penyidik dan pejabat-pejabat

    dari satuan kerja terkait di lingkungan Mabes Polri,

    dengan materi Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/ 

    VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 a.n.

    pelapor PONCO ATMONO (bertindak mewakili PT.

    CMNP) dengan terlapor HARI TANOESOEDIBJO

    yang diduga melakukan tindak pidana sebagaimana

    dimaksud Pasal 378 KUHP. Hasil gelar perkara

    tersebut sebagaimana tertuang dalam Kesimpulan

    dengan suatu Rekomendasi, sebagai berikut :

    Kesimpulan :

    1 Bahwa perkara tentang tindak pidana penipuan dengan Terlapor

    HARI TANOESOEDIBJO berdasarkan fakta-fakta hasil

    penyidikan dan analisis yuridis pasal yang dipersangkakan tidak

    memenuhi unsur Pasal 378 KUHP;

    2 Bahwa terhadap perkara tersebut bukan merupakan perbuatan

    pidana;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30 

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    31/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Rekomendasi :

    1 Bahwa perkara yang dilaporkan sesuai Laporan Polisi No. Pol.:

    LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 tentang tindak

    pidana penipuan, berdasarkan fakta-fakta hasil penyidikan dan analisis

    yuridis pasal yang dipersangkakan tidak memenuhi unsur Pasal 378

    KUHP dan bukan merupakan perbuatan pidana;

    2 Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan

    terlapor serta dokumen pendukungnya belum ditemukan tindak

    pidana/dalam ranah keperdataan, maka penyidikan terhadap perkara

    penipuan dengan terlapor HARI TANOESOEDIBJO dengan Laporan

    Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009

    dihentikan penyidikannya.

    d Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara tersebut di atas dan dengan berpedoman

    pada ketentuan Pasal 109 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

    Pidana (KUHAP), TERGUGAT I mengambil langkah hukum yaitu menghentikan

    penyidikan perkara Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal

    31 Agustus 2009, dan penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan masih

    dalam proses. Kewajiban TERGUGAT I untuk melimpahkan hasil penyidikan

    kepada penuntut umum hanya dapat dilakukan apabila ternyata peristiwa yang

    disangkakan adalah merupakan suatu tindak pidana dan semua unsur- unsur

    tindak pidana yang disangkakan telah terpenuhi secara sempurna.

    6 Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT butir 3 halaman 3 – 5 yang menganggap

    TERGUGAT I tidak menindaklanjuti Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/ 

    Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 dengan benar, adalah tidak berdasar hukum,

    dan berkaitan dengan dalil ini TERGUGAT I mensomasi   PENGGUGAT agar

    membuktikannya dalam persidangan ini. Jika PENGGUGAT tidak dapat

    membuktikannya atau dalil PENGGUGAT tersebut tidak terbukti, maka sesuai

    dengan hukum yang berlaku PENGGUGAT akan dilaporkan secara pidana karena

    telah mencemarkan nama baik TERGUGAT I.

    7 Bahwa sebagaimana telah disampaikan dalam bagian eksepsi di atas, antara

    PENGGUGAT dengan PARA TERGUGAT tidak mempunyai hubungan hukum,

    sehingga tuntutan ganti kerugian yang ditujukan kepada PARA TERGUGAT

    adalah salah kaprah dan tidak berdasar hukum, karena kerugian yang diderita

    Halaman 31 dari 77 Putusan No. 151/Pdt.G/2011/PN.JKT.Sel.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

  • 8/16/2019 151_Pdt.G_2011_PN.JKT.Sel

    32/77

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    PENGGUGAT (pemegang 8.500 lembar saham PT. CMNP) adalah persoalan lain

    yang terjadi sebelumnya antara PT. CMNP dengan Terlapor dalam perkara

    Laporan Polisi No. Pol.: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009,

    dan PARA TERGUGAT tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas

    kerugian yang diderita PENGGUGAT tersebut. Untuk itu karena tuntutan ganti

    kerugian yang diajukan PENGGUGAT tidak berdasar hukum dan salah kaprah,

    maka haruslah ditolak atau dikesampingkan.

    8 Bahwa PENGGUGAT telah keliru memaknai pengertian perbuatan melawan

    hukum sebagaimana dimaksud Pasal 1365 KUH Perdata, karena dalam perkara a

    quo  jelas terlihat bahwa unsur perbuatan dan kesalahan sebagaimana didalilkan

    PENGGUGAT dalam gugatannya tidak bersinergi dengan unsur kerugian yang

    diderita oleh PENGGUGAT, hal ini juga dapat dikatakan bahwa tidak ada

    hubungan kausalitas antara perbuatan dan kerugian. Dengan demikian sudahsangat jelas bahwa unsur-unsur Pasal 1365 KUH Perdata tidak terpenuhi, oleh

    karenanya tuntutan ganti kerugian yang diajukan oleh PENGGUGAT haruslah

    dikesampingkan.

    9 Bahwa berkaitan dengan tuntutan uang paksa (dwangsom), permohonan sita

     jaminan (conservatoir beslag) dan putusan agar dilaksanakan terlebih dahulu

    (uitvourbaar bij voorraad)  sebagaimana didalilkan PENGGUGAT dalam

    gugatannya butir 30, 31 dan 32 halaman 12 adalah tidak beralasan hukum, oleh

    karenanya haruslah ditolak atau dikesampingkan.

    PERMOHONAN

    Berdasarkan pada uraian-uraian tersebut di atas, mohon berkenan Bapak Ketua

    Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

    perkara a quo memutus dengan amar putusan sebagai berikut :

    DALAM EKSEPSI

    1 Menyatakan menerima dan mengabulkan eksepsi PARA TERGUGAT dan

    PARA TURUT TERGUGAT;2 Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan cq. Majelis Hakim

    Perdata tidak berwenang mengadili dan memeriksa perkara a quo

    3 Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima.

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakur