+ All Categories
Home > Documents > 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Date post: 01-Feb-2016
Category:
Upload: rickyagungkurniawan
View: 224 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
Description:
fisiologi
Popular Tags:
44
FISIOLOGI KULIT FUNGSI SENSORIS SISTEM SARAF By: Bagian Ilmu Faal (DR Hera Maheshwari) 30 april 2012
Transcript
Page 1: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

FISIOLOGI KULITFUNGSI SENSORIS SISTEM

SARAFBy: Bagian Ilmu Faal

(DR Hera Maheshwari)

30 april 2012

Page 2: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Anatomi & Histologi Integumen

Page 3: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Function Protection: chemical, physical, biological Insulation + fat storage prevents water loss from deeper tissues regulates body temperature

houses sensory receptors sensitive to pain, temperature, touch, pressure

makes biochemicals such as vitamin D excretes some waste Blood reservoir – has an extensive vascular

supply

Page 4: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Prinsip UmumKesadaran akan dunia dalam dan dunia

luar tubuh dimungkinkan oleh adanya mekanisme saraf yang memproses informasi.

Page 5: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

1 bit (binary digit) adalah unit informasi (1 byte= 8 bits). Rata-rata informasi di dalam satu

halaman buku mengandung 100 bits dan gambaran TV menyiarkan lebih dari106

bits/detik

• Dengan adanya indra kita menerima sejumlah besar informasi dari sekeliling kita

• Hanya sebagian kecil diterima secara sadar dan sisanya di proses secara tidak disadari atau tidak diproses sama sekali

• Sebaliknya kita menghantarkan informasi ke lingkungan melalui aktifitas motorik seperti ekspresi wajah atau bicara

Page 6: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

– Rangsang yang mengenai tubuh terdapat dalam berbagai bentuk energi:

– Elektromagnetik (rangsang visual) atau mekanik (rangsang taktil)

– Berbagai reseptor sensoris atau “sensor” untuk rangsang tersebut terletak di:

• Lima organ sesoris yang kita kenal (mata, telinga, kulit, lidah dan hidung) pada permukaan tubuh

• Atau dalam tubuh seperti proprioseptor dan organ vestibuler.

• Reseptor sensoris disebut sensor untuk membedakan dengan “binding sites” bagi hormon atau neurotransmitter

Page 7: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Sistem sensoris memiliki 4 elemen rangsang

• Modalitas• Intensitas• Durasi• lokalisasi

Page 8: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Setiap jenis sensor spesifik untuk suatu rangsang yang unik atau adekuat yang membangkitkan modalitas sensoris spesifik seperti:– Penglihatan, bunyi, sentuh/rabaan, getaran,

suhu, nyeri, kecap, hidu, maupun posisi tubuh atau gerak

– Setiap modalitas mempunyai beberapa submodalitas: misalnya kecap bisa manis, pahit dll.

Page 9: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Jenis sensor

• Sensor sekunder (yaitu sensor dan serat aferen terpisah oleh sinaps – Sensor gustatory dan auditory

• Sensor primer: mempunyai serat aferen sendiri– Sensor olfactory & nocisensors

Page 10: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Kelompok receptor didasarkan atas jenis rangsang

• Mechanoreceptor (pressure or stretch)• Thermoreceptor (cold & warmth)• Photoreceptor (light wavelength)• Chemoreceptor (smell, taste, blood pH & O2

concentration)• Nociceptor (panas ekstrim atau kerusakan

jaringan)

Page 11: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Suatu rangsang membangkitkan perubahan potensial sensor (transduksi) yang menyebabkan depolarisasi sebagian besar sel sensor atau hiperpolarisasi pada sensor retina.

• Makin kuat rangsang makin besar amplitudo potensial sensor

• Bila potensial sensor melampaui ambang, akan diubah menjadi potansial aksi (PA)

Page 12: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Penyandian sinyal

• Rangsang di-kode atau disandikan dalam bentuk frekuensi potensial aksi

• Semakin besar potensial sensor semakin tinggi frekuensi PA

Page 13: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Informasi yang disandikan akan diurai pada sinaps berikutnya

Informasi yang disandikan akan diurai pada sinaps berikutnya

Page 14: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Makin tinggi frekuensi dari PA yang sampai, makin besar EPSP

Bila EPSP melampaui ambang akan terbentuk PA yang baru oleh neuron postsinaps

EPSP

Page 15: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Penyandian signal: frekuensi potensial aksi

• Merupakan cara yang lebih dapat diandalkan untuk penghantaran informasi untuk jarang yang jauh dibandingkan ‘penyandian-ampli-tudo’– Yang lebih mudah mengalami perubahan (dan

pemalsuan isi informasi)• Pada sinaps signal harus diperkuat (oleh saraf

lain) yang lebih mudah diterima dengan kode amplitudo.

Page 16: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 17: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Faktor yang mempengaruhi potensial reseptor

• Kekuatan rangsang• Kecepatan perubahan kekuatan rangsang• Sumasi temporal reseptor potensial• Adaptasi:

– pengurangan sensitifitas reseptor yang menyebabkan pengurangan frekuensi potensial aksi pada saraf aferen meskipun kekuatan rangsang tetap konstan adanya

Page 18: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Adaptasi

• Pada perangsangan yang konstan sebagian besar sensor beradaptasi, yaitu frekuensi PA menurun.

• Rsensor tersebut menginderai berbagai perubahan dari intensitas rangsang

Page 19: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Sensor yang ber-adaptasi cepat berespon hanya pada saat “onset” dan akhir dari rangsang.

Sensor yang ber-adaptasi lambat: menjadi proporsional dengan intensitas rangsang

Page 20: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Stimulation of an afferent neuron with a receptor ending

Page 21: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Proses di Sentral

• Pada tahap awal, impuls penghambatan dan perangsangan dihantarkan ke pusat saraf di-integrasikan untuk meningkatkan kontras dari rangsang (mempertajam kesan)

• Impuls eksitasi yang berasal dari reseptor disebelahnya/disamping akan dikurangi dalam proses penyampaian sinyal/informasi (inhibisi lateral)

Page 22: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Contrast

Page 23: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Lateral Inhibition

Is the most important mechanism enabling the location of a stimulus site

Page 24: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Pada tahap kedua, impresi sensoris dari rangsang misalnya hijau atau manis menempati bagian bawah korteks sensoris.

• Ini adalah langkah pertama dari fisiologi sensoris, dan untuk itu dibutuhkan kesaradan.

• Impresi sensoris akan diikuti oleh interpretasi.

• Hasil akhirnya adalah persepsi yang didasarkan pada pengalaman,emosi, kepribadian, latar belakang sosial, alasan tertentu dan hal itu sangat individual

• Impresi mendengar kata hijau dapat membangkitkan persepsi ada pohon

Page 25: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Contoh:

• Impresi: kuning dalam bentuk bendera

• Memicu persepsi: ada orang meninggal

Page 26: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 27: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Tr. Somato sensoris

Page 28: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 29: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 30: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Fungsi sensoris dari kulit

• Sensibilitas somatovisera adalah istilah kolektif bagi semua input sensoris dari reseptor atau sensor tubuh

• (Berbeda dengan organ sensoris di kepala).• Termasuk didalamnya:

– Propriosepsi– Nosisepsi– Sensitifitas permukaan atau kulit

Page 31: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Sensasi raba atau sentuhan atau taktil penting untuk mem-persepsi ukuran, bentuk, sifat ruang (stereognosis).

• Sensor taktil terutama terdapat pada telapak tangan, khususnya ujung jari, lidah dan kavum oral

• Persepsi stereognosis dari suatu obyek membutuhkan fungsi integrasi PSS dari reseptor yang berdampingan ke dalam pola spasial (ruang) dan mengkoordinasikan dengan fungsi motorik taktil

Page 32: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 33: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Korpus Meisner:– terdiri atas lapisan sel lamelar tempat

dimana ujung akson berbentuk gada.– Bagian ini mewakili sensor tekanan yang

beradaptasi dengan cepat– Berespon terhadap perubahan tekanan– Sensor spesifik terhadap sentuhan atau

rabaan (indentasi kulit) dan getaran frekuensi rendah

Page 34: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Badan Rufini: – berbentuk kumparan sebagian membungkus

cabang akson aferen– Merupakan sensor yang beradaptasi dengan

lambat– Sensor sensitif terhadap tekanan.– Semakin besar tekanan pada kulit: kedalaman

indentasi kulit atau berat obyek, semakin besar frekuensi potansial aksi.

Page 35: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012
Page 36: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Korpus atau Badan Pacini – dipersarafi oleh

akson sentral– Beradaptasi sangat

cepat – Berespon terhadap

kecepatan perubahan tekanan misalnya akselerasi dan menginderai getaran dengan frekuensi tinggi

– Frekuensi PA sebanding dengan frekuensi fibrasi

Page 37: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Sel Merkel:– bersinaps dengan akson terminal berbetuk

meniskus atau cakram.• Kompleks ini adalah sensor yang peka terhadap

tekanan• Frekuensi PA bergantung pada:

– Intensitas tekanan dan– kecepatan perubahan tekanan

Page 38: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Respons Sensor Kulit terhadap Sentuhan (Touch)

Page 39: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Sensor suhu di kulit• Sensor dingin bagi suhu <36°C• Makin rendah suhu (20-36°C), makin tinggi

frekuensi PA dari reseptor dingin

• Sensor suhu panas menginderai suhu >36°C• Makin tinggi suhu 36-43°C makin tinggi frekuensi

PA.

Suhu berkisar antara 20-40°C mengalami adaptasi dengan cepat sehingga suhu dirasakan nyaman

Page 40: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Penginderaan suhu

Page 41: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Air yang dihangatkan menjadi 25°C mula-mula terasa dingin, setelah itu netral.

• Suhu yang lebih ekstrim, akan diinderai sebagai panas dan dingin– Hal ini membantu mempertahankan suhu inti

dan mencegah kerusakan kulit.• Kepadatan reseptor suhu lebih tinggi di

mulut dan bibir (oleh sebab itu sering digunakan untuk merasakan suhu).

Page 42: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Sensor kulit

Page 43: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

• Reseptor Folikel Rambut berespon terhadap pem-bengkokan rambut pada kulit yang berambut.

Page 44: 2. Fisiologi Dr Herawati - Faal Kulit 2012

Ringkasan

• Informasi aferen dipengaruhi mekanisme reseptor sensoris dan proses penyampain informasi sepanjang perjalanannya ke pusat saraf.

• Agar muncul persepsi maka tiga proses terlibat:– Transduksi energi rangsang menjadi PA oleh reseptor– Menghantarkan data melalui sistem saraf– Interpretasi data


Recommended