Date post: | 02-Dec-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | teguh-widianto |
View: | 217 times |
Download: | 0 times |
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar Real Estate
Pengenalan Real Estate
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Perencanaan dan Desain
Arsitektur
02MK12034 Mona Anggiani, ST, MT
Abstract KompetensiThis module is containing how the real estate property in Indonesia (cas study in Jakarta city),
The goal in this chapter is student could understand what is real estate and the products of real estate.
Pengertian Real EstatePerkembangang Perumahan
Perkembangan perumahan pada masa awal kemerdekaan RI hingga tahun 1960-an, masih
berbentuk rumah tinggal dengan bentuk landed housing. Perumahan penduduk bagi warga
kelas menengah ke atas, tersebar di beberapa wilayah Jakarta seperti di Menteng,
Senayan, Kebayoran Baru, Pejompongan. Rumah di tahun ini masih didominasi oleh rumah-
rumah peninggalan kolonial Belanda dengan bentuk khas-nya.
Pada tahun 1960-an, perumahan di sekitar area Senayan dipindahkan ke area yang lain,
mengingat lokasi tersebut dijadikan sebagai area gedung parlemen dan juga pusat olahraga.
Adapun relokasi perumahan tersebut adalah sebagian area ke daerah Tebet dan juga ada
yang dipindahkan ke daerah Palmerah. Wilayah-wilayah (Tebet dan Palmerah) tersebut
memang sebelumnya adalah kawasan perumahan penduduk local Jakarta.
Di tahun 1974 mulailah dibentuknya badan pemerintah yang bernama Perumahan Nasional
(PERUMNAS), yang pendiriannya bertujuan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan
perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah secara teorganisir dengan
baik. Produk PERUMNAS diawal berdirinya adalah antara lain : Perumnas Depok (1976),
menyusul kemudian Perumnas Klender, Perumnas Tangerang, dan lain-lainnya. Semenjak
badan Perumnas didirikan, mulai juga produk yang dihasilkan adalah produk perumahan
vertical housing. Hal ini terbukti dengan didirikannya rumah susun Klender, rumah susun
Tanah Abang, rumah susun Kebon Kacang, rumah susun Kemayoran dan rumah susun
Pulo Gadung.
Sekitar tahun 1980-an, mulai juga berkembang beberapa perumahan yang dikembangkan
oleh pengembang developer swasta yang berada di areal sub-urban, yaitu daerah Serpong.
‘13 2
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Perumahan di kawasan Menteng(sumber: http://www.frewaremini.com)
Perumahan di kawasan Menteng(sumber: http://www.frewaremini.com)
Dan mulai di dekade ini, beberapa pengembang besar sudah mulai membangun perumahan
dengan bentuk perumahan system cluster. Summarecon, pengembang besar mulai
mengembangkan wilayah Kelapa Gading sebagai wilayah perumah yang berintegrasi juga
dengan pusat perbelanjaan.
Memasuki tahun 1990-an, beberapa pengembang sudah mulai melirik lahan bisnis
perumahan dengan bentuk perumahan vertikal. Beberapa produk perumahan vertikal yang
dibangun oleh pengembang swasta pada dekade ini adalah Apartment Park Royale –
Semanggi, Apartment Permata Hijau, Apartment Brawijaya – Kebayoran Baru.
Di tahun 1990-an ini, pengembang swasta sudah mulai membentangkan sayap bisnis
mereka lebih jauh dan besar lagi. Booming properti perumahan pada tahun ini sangat
dirasakan. Landed-housing dan vertical-housing terjadi kenaikan jumlah yang sangat
signifikan. Di tahun ini juga, lokasi perumahan sudah mulai bergeser ke arah pinggiran kota
Jakarta, mengingat harga lahan yang ada di pusat kota semakin meningkat. Daerah
Serpong, Tangerang, Bekasi, Depok menjadi incaran para pengembang untuk
merealisasikan bisnis perumahan yang mereka kembangkan.
Di tahun akhir-akhir abad ke 19 ini, mulai berkembangan bentuknya perumahan yang
digabungkan dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya dalam skala besar (perbelanjaan,
perkantoran dan kadang ada juga industri) yang menjadikan kawasan kota mandiri.
‘13 3
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Apartemen Park Royal, Semanggi
(sumber: http:// www.skyscrapercity.com)
Apartemen Brawijaya, Kebayoran Baru
(sumber: http:// kebayoranbaru.blogspot.com)
Master Plan Bumi Serpong Damai City(http://www.bsdcity.com)
Perkembangan Bangunan Komersial
Awal mula pusat perdagangan di Jakarta (dulu bernama Sunda Kelapa, kemudian menjadi
Batavia) berada di pelabuhan Sunda Kelapa. Kegiatan berdagang dan jual beli terpusat di di
pelabuhan ini pada sekitar abad 14. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan berdagang
tersebut diakomodasikan dengan adanya pasar, toko, dan ruang untuk melakukan transaksi
jual beli. Dari yang awalnya berada di pelabuhan Sunda Kelapa, menjadi bergeser ke arah
selatan Jakarta (area sekitar Jakarta Kota, Hayam Wuruk, Pasar Baru, dan sekitarnya).
Pusat komersial pada saat itu memang banyak berkembang di daerah tersebut dikarenakan
sungai Ciliwung yang melintas di daerah tersebut digunakan sebagai alat transportasi untuk
mendistribusikan barang-barang dagangan.
Pada tahun 1967 di zaman kepresidenan Sukarno, bangunan pusat perbelanjaan dengan
konsep yang lebih modern di Jakarta pertama kali dibangun dengan bangunan high-rise
‘13 4
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Pelabuhan Sunda KelapaSumber : http://luk.staff.ugm.ac.id
Pusat Dagang GlodokSumber : http://id.wikipedia.org
Pusat Bisnis HarmoniSumber : www.jakartavenue.com
building adalah perbelanjaan Sarinah yang berada di Jl. MH. Thamrin. Bangunan 15 lantai
ini berada di pusat kota Jakarta, namu masih berada di dalam alur ke arah selatan Jakarta.
Hingga saat ini, Sarinah masih menjadi pusat perbelanjaan.
Di tahun 1970-an, pusat komersial Jakarta berada di daerah Senen, Jakarta Pusat. Area ini
pun masih berada dalam wilayah yang tidak jauh dari pelabuhan Sunda Kelapa. Keradaan
Pasar Senen sudah ada dari tahun 1930-an, di masa penjajahan Belanda. Pasar Senen
sempat direvitalisasi pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. Booming pusat
komersial di daerah Senen ini dapat dirasakan hingga tahun 1990-an.
Pusat komersial selanjutnya yang sempat menjadi area komersial ternama adalah kawasan
Kebayoran Baru, yaitu area sekitar Melawai. Pada sekitar tahun 1985, para pelaku bisnis
sempat menjadikan area ini sebagai tujuan dari pembangunan kantor atau tempat mereka
berdagang.
Kawasan komersial yang berkembang selanjutnya adalah kawasan komersial dan bisnis di
sepanjang Jl. Sudirman – Jl. Thamrin, Jl. Jend. Gatot Subroto dan Jl. HR. Rasuna Said.
Kawasan yang dinamakan sebagai kawasan segitiga emas ini hingga saat ini masih
dijadikan sebagai pusat kawasan komersial dan dapat dikatakan sebagai prime area untuk
area bisnis. Harga sewa ruang kantor dan perbelanjaan di area ini sudah pasti berada di
atas jika dibandingkan dengan harga sewa pertokoan dan pusat perbelanjaan di area luar
wilayah ini. Selain memang karena lokasi yang berada di pusat kota, bangunan-bangunan
komersial yang berada di wilayah ini juga mempunyai layanan yang berada di atas
bangunan di luar area ini.
Pengembang yang melakukan pengembangan properti di area ini adalah antara lain
pengembang Danayasa Arthatama (SCBD), Bakrie Properti.
‘13 5
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Ketika memasuki era millennium baru, pengembangan untuk perkantoran, mulai bergeser ke
area selatan Jakarta, yaitu area Jl. TB Simatupang dan sekitarnya. Perpindahan beberapa
perkantoran ke area ini disebabkan antara lain adalah karena harga sewa ruang kantor di
area Jl Sudirman – Jl . MH. Thamrin sudah semakin tinggi, namun di satu sisi lain, di daerah
tersebut juga terbatas akan akses untuk pencapaiannya (terkendala mengingat adanya
system three in one). Didukung kemudian oleh kawasan perumahan yang bergeser ke arah
selatan, sehingga mendekatkan antara perumahan dengan tempat bekerja, maka
pengembangan perkantoran di daerah selatan Jakarta ini cukup pesat pembangunannya.
Pernyataan tentang pengembangan properti di area selatan Jakarta, demikian yang
disampaikan oleh Nanda Widya, Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, kepada
esq.com, “Kawasan-kawasan elite yang ada sebelumnya seperti kawasan di Jalan Jenderal
Sudirman dan kawasan Kuningan sudah terlalu jenuh bagi pembangunan properti”.
Perkembangang Bangunan Komersial
Bangunan pabrik di Jakarta, pada awalnya dilakukan individual oleh tiap-tiap perusahaan.
Setiap ada perusahaan yang membutuhkan lahan untuk pabrik, maka akan dikembangkan
oleh perusahaan tersebut. Contoh bangunan industrial pabrik di Jakarta adalah di daerah
Senayan, yaitu pabrik pemintalan. Namun pada tahun 1993, keberadaan pabrik ini
dipindahkan ke daerah Cakung.
Bangunan industrial pada umumnya tidak akan menghasilkan bisnis yang menjanjikan
selayaknya dengan bisnis properti komersial (perkantoran dan retail). Maka dari itu,
keberadaan pabrik di tengah kota, yang mana harga lahan di pusat kota adalah sangat
‘13 6
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Kawasan Segitiga Emas Jakarta (sumber : google earth)
Perkantoran di Kawasan Jl. TB. SImatupang(sumber : http://esq-news.com)
tinggi, sangat tidak dianjurkan. Dengan harga lahan yang tinggi, sepatutnya mendatangkan
keuntungan yang besar pula.
Perkembangan kawasan industri pada akhirnya memasuki tahap dimana pengembangan
kawasan industri. Kawasan industri di awal-awalnya berada di wilayah Pulo Gadung. Namun
diawal kawasan Pulo Gadung ini berdiri, bukan dikembangkan sebagai sebagai kawasan
industri sebagai mana kawasan industri yang berkembang di akhir-akhir ini.
Kawasan industri yang dibangun oleh pengembang antara lain adalah Kawasan Industri MM
2100, Kawasan Industri Jababeka, Kawasan Industri Kota Bukit Indah, dan lain-lain.
Kawasan industri yang dikembangkan oleh pengembang swasta ini tdak hanya dibangun
oleh pengembang tersebut, namun juga dikelola oleh pengembang tersebut.
Jababeka, kawasan industri MM 2100, kawasan industri bukit Indah, dan lain-lainnya.
Adapun pengembangan kawasan ini dilakukan oleh pengembang swasta dan untuk
pengelolaannya pun dilakukan oleh pihak kawasan.
Tidak hanya pabrik yang didirikan sebagai suati kawasan industrial oleh pengembang,
namun juga pusat pergudangan didirikan. Pergudangan dengan system sewa ini, banyak
dikembangkan oleh pengembang mengingat bisnis ini sudah banyak demand-nya.
Perkembangan kawasan industry tidak hanya sebagai kumpulan beberapa pabrik atau
gudang saja, namun di akhir-akhir ini, beberapa kawasan industry juga bekerjasama dengan
pemerintah dan membangun kawasan berikat. Kawasan berikat merupakan Kawasan
Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor dan/atau barang
yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna diolah atau digabungkan, yang
hasilnya terutama untuk diekspor. Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
‘13 7
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Kawasan Industri Jababeka
(sumber: http:// www. nararadoi.blogspot.com)
untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah
pabean guna diolah atau digabungkan, yang hasilnya terutama untuk diekspor.
Perkembangang Perumahan
Perkembangan bangunan yang didirikan sebagai special purpose building tidak banyak
mengalami perkembangan yang berarti di dalam perjalanannya. Secara fisik, tidak banyak
terjadi perubahan, namun banyak terjadi perubahan secara bisnisnya.
Sebagai salah satu contoh kasus adalah hotel. Pengembang hotel sebelum tahun 2000,
sibuk berlomba untuk membangun hotel dengan tingkat layanan setara bintang lima. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, saat ini banyak bermunculan hotel-hotel dengan
layanan berstandard setara bintang dua atau bintang tiga.
Daftar PustakaGrijns, Kees. 2000. Jakarta : Socio Cultural Essay. Netherland : Royal Institute of
Linguistic and Anthropolgy.
‘13 8
Pengantar Real EstatePusat Bahan Ajar dan eLearning
Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id