+ All Categories
Home > Documents > 27 3 15 Hepatitis

27 3 15 Hepatitis

Date post: 07-Sep-2015
Category:
Upload: shafira-nur-aditya
View: 217 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
ghhnm
Popular Tags:
28
HEPATITIS TUTORIAL KLINIK 27 Maret 2015
Transcript

TUTORIAL KLINIK

HEPATITISTUTORIAL KLINIK

27 Maret 2015

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn Z

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 39 tahun

Alamat : Belokan 7/6 Bawen

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Pernikahan : Sudah menikah

Anamnesa

KU :

Kulit dan bola mata pasien berwarna kuning

RPS :

Kulit dan bola mata pasien berwarna kuning, serta BAK seperti teh sejak 3 hari yang lalu

Demam sjk 5 hari yll, hilang timbul, menggigil (-), lemas (+), pusing (+), mual (-)

Nyeri ulu hati sejak 3 hari yll

BAK lancar, nyeri saat BAK (-), jumlah dan frekuensi BAK tidak ada kelainan

BAB seperti bubur dan berwarna putih sejak 3 hari yang lalu, frekuensi BAB 3-4 kali sehari, BAB berdarah (-). keluhan seperti ini baru pertama kali pasien alami.

RPD :

blm pnh mengalami sakit spt ini sblmnya, DM (-), HT (-)

RPK :

Tidk ada keluarga yg malami sakit spt pasien

RPO (-)

Riwayat Sosial dan Kebiasaan

Pemakaian jarum suntik dan tato (-)

Pergi ke daerah endemik (-)

Konsumsi alkohol (-)

Tidak ada riwayat tranfusi darah

Pemeriksaan fisik

Kesadaran: CM

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 81 x/mnt

RR : 21 x/mnt

Suhu : 36 0C

Kepala

Rambut: Rambut hitam, distribusi normal

Mata: Sklera ikterik +/+, konjungtiva anemis -/-

Hidung : Tak tampak deviasi septum nasi, sekret (-)

Mulut : Sianosis (-)

Leher

Pembesaran KGB (-), JVP (DBN), tiroid (DBN)

Jantung

Inspeksi: iktus cordis tak tampak

Palpasi: iktus kordis kuat angkat

Perkusi: Batas

Auskultasi: Reguler, S1>S2, S3 (-), S4 (-)

Paru

Inspeksi: Normochest, simetris, retraksi intercostal (-)

Palpasi: Pegerakan simetris, taktil fremitus (ka=ki)

Perkusi: Sonor (+/+)

Auskultasi: SDV (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut cembung, turgor kulit (+), striae (-)

Auskultasi : Bising usus (+)

Palpasi : Supel, hepar teraba membesar 3 cm dibawah

kostofrenikus, permukaan licin, rata tidak berbenjol

benjol nyeri tekan (+)

Perkusi timpani, CVA -/-

+

Superior dekstra

Pitting Edema (-), kuku pucat (-), clubing finger (-), palmar eritema (+), palmar ikterik (+), capillary refil 12 tahun : 100 mg 1 x sehari.

-Anak usia 2 11 tahun : 3 mg/kg 1 x sehari (maksimum 100 mg/hari)

Efek samping : diare, nyeri perut, ruam, malaise, lelah, demam, anemia, neutropenia, trombositopenia, neuropati, jarang pankreatitis

Perhatian : pankreatitis, kerusakan ginjal berat, penderita sirosis berat, hamil dan laktasi.

Interaksi obat : Trimetroprim

Penatalaksanaan :

Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir pengobatan selama 1tahun dan kemudian setiap 3 -6 bulan.

Durasi pengobatan optimal untuk hepatitis B belum diketahui, tetapi pengobatan dapat dihentikan setelah 1 tahun jika ditemukan adanya serokonversi HBeAg

Pengobatan lebih lanjut 3 6 bulan setelah ada serokonversi HBeAg untuk mengurangi kemungkinan kambuh.

Monitoring fungsi hati selama paling sedikit 4 bulan setelah penghentian terapi dengan Lamivudine

Adefovir

Merupakan analog nukleosida asiklik dari AMP (adenosine monophosphate).

Entecavir

Merupakan analog nukleosida dari guanosin.

Telbivudine

Merupakan analog nukleosida spesifik HBV.

Mekanisme kerja: menghambat polimerase DNA HBV.

Dosis: 10 mg/hari selama 1 tahun

Mekanisme kerja: menghambat polimerase HBV.

Lebih poten daripada lamivudine dan efektif pada HBV resisten lamivudine.

Dosis: 0,5 mg/hari atau 1 mg/hari pada pasien dengan HBV resisten lamivudine

Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif DNA polimerase.

Lebih poten daripada lamivudine.

Efek samping: ISPA

HEPATITIS C

Terapi nonfarmakologi

Vaksin anti hepatitis A dan B

Diet gizi seimbang

Hindari alkohol

Berhenti merokok

Olahraga teratur

Terapi farmakologi

Standar terapi: injeksi PEG-IFN 1x seminggu dan Ribavirin oral 1x sehari

Ribavirin merupakan analog guanosin sintetis, mekanisme kerja belum diketahui.

Indikasi Ribavirin:

Hepatitis C kronik pada pasien penyakit hati >18 tahun yang mengalami kegagalan de ngan monoterapi Interferon -2a atau -2b

Tujuan terapi: menyembuhkan infeksi HCV dan memulihkan kondisi jaringan tubuh


Recommended