+ All Categories
Home > Documents > (4): 27-32

(4): 27-32

Date post: 12-Jan-2022
Category:
Upload: others
View: 3 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
7
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/331257060 Pilocytic Astrocytoma Cerebellum Article · December 2018 CITATIONS 0 READS 1,727 3 authors: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: disc diseases View project Bambang Priyanto University of Mataram 19 PUBLICATIONS 17 CITATIONS SEE PROFILE Rohadi Muhammad Rosyidi University of Mataram 29 PUBLICATIONS 25 CITATIONS SEE PROFILE Bayu Firdaus Siradz University of Mataram 2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Rohadi Muhammad Rosyidi on 21 February 2019. The user has requested enhancement of the downloaded file.
Transcript

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/331257060

Pilocytic Astrocytoma Cerebellum

Article · December 2018

CITATIONS

0READS

1,727

3 authors:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

disc diseases View project

Bambang Priyanto

University of Mataram

19 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Rohadi Muhammad Rosyidi

University of Mataram

29 PUBLICATIONS   25 CITATIONS   

SEE PROFILE

Bayu Firdaus Siradz

University of Mataram

2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rohadi Muhammad Rosyidi on 21 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Jurnal Kedokteran Unram 2018, 7 (4): 27-32ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

Pilocytic Astrocytoma CerebellumBambang Priyanto, Rohadi, Bayu Fidaus Siradz

AbstrakTumor intrakranial dapat timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorialmaupun infratentorial. Mayoritas tumor di fossa poserior adalah medulloblastoma, astrocytomacerebellum, glioma batang otak, atau ependymoma. Sekitar 15-20% tumor otak pada orang dewasaterjadi pada fosa posterior. Penyebab tumor otak hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.Pasien anak perempuan, umur 12 tahun, rujukan RSUD Sumbawa dengan keluhan sakit kepala danlemas sejak 1,5 bulan lalu. Pasien mengeluh nyeri kepala dan kadang pusing ketika beraktivitas.Pasien memiliki riwayat tumor dan operasi pengangkatan tumor 3 tahun lalu. Pasien dengan keadaanumum baik, GCS E4V5M6, tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 76 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit,suhu 36.9oC. Refleks cahaya +/+, pupil isokor, dengan diameter 3 mm/3 mm, bentuk bulat, visuspasien Visus OD 1/60 – OS ≥2/60, intentional tremor (+). Pemeriksaan refleks fisiologis +/+, reflekspatologis. Didapatkan truncal ataxia, pemeriksaan koordinasi tes Romberg tidak dapat dilakukanpasien, tes telunjuk-hidung tidak normal, tes tumit-lutut tidak normal. Dari hasil pemeriksaan CT Scankepala dengan kontras dan MRI Kepala, didapatkan massa solid pada fossa posterior di cerebellumdextra dengan area kistik di sekelilingnya, didapatkan mural nodul, mengesankan suatu pilocyticastrocytoma. Dilakukan eksisi total tumor dengan guiding mikroskopik, pasca operasi kondisi membaik.Astrocytoma merupakan neoplasma yang berasal dari sel-sel astrosit dan merupakan tipe tumorotak yang paling banyak ditemukan pada anak-anak. Diagnosis dini terhadap astrositoma pentingkarena jika ditemukan pada stadium awal, astrocytoma dapat diterapi melalui eksisi total melaluipembedahan. Pilocytic astrocytoma tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan disekitarnya.Tumor ini biasa terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Dapat disembuhkan secara tuntasdengan pembedahan. Tatalaksana tumor cerebellum berupa tindakan Operatif, target dari tindakanoperatif berbeda tergantung dari patologi tumor otak yang akan diambil. Pada tumor fossa posterior,reseksi total dapat dilakukan pada tumor astrocytoma. Pilocytic astrocytoma merupakan grade 1 dariastrocytoma dan tidak memerlukan radioterapi dan kemoterapi.

KatakunciTumor Fossa Posterior, Pylocytic astrocytoma, total eksisi

1Fakultas Kedokteran Universitas Mataram*e-mail: [email protected]

1. PendahuluanTumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplas-ma atau proses desak ruang (space occupying lessionatau space taking lession) yang timbul di dalam rong-ga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentori-al maupun infratentorial. Di dalam hal ini mencakuptumor-tumor primer pada korteks, meningens, vaskular,kelenjar hipofisis, epifisis, saraf otak, jaringan penyang-ga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya.Tumor otak dapat bersifat maligna (ganas) ataupun be-nigna (jinak).1

Permukaan bagian dalam dari basis kranii memiliki3 lekukan yang membagi ruang intrakranial menjadi 3bagian, yaitu fossa anterior, medial dan posterior. Fo-sa posterior adalah daerah kecil otak yang dikelilingidi sisi-sisinya oleh kranium dan dibatasi di bagian atasoleh tentorium. Daerah dibawah tenorium disebut jugainfratentorial. Perluasan massa di daerah infratentorialdapat menyebabkan disfungsi batang otak atau cerebe-llum, sering dikaitkan dengan penyumbatan ventrikel

dan hidrosefalus ventrikel keempat.2

Meskipun banyak jenis tumor yang berbeda mung-kin timbul pada fosa posterior dan mempengaruhi ba-tang otak, cerebellum, dan ventrikel keempat, mayoritasadalah medulloblastoma, astrocytoma cerebellum, gli-oma batang otak, atau ependymoma. Jenis tumor lain,yang mungkin timbul lebih jarang meliputi glioma cere-bellum, papilla choroid plexsus, germ cell tumour danlesi dermoid.2

Di Amerika Serikat, berdasarkan data statistik dariCentral Brain Tumor Registry of United State angka ke-jadian tumor otak adalah 14,8 per 100.000 populasi pertahun, dimana wanita lebih banyak (15,1) dibandingkandengan pria (14,5). Sedangkan di negara-negara lain-nya angka kejadian tumor otak berkisar antara 7-13 per100.000 populasi per tahun (Jepang 9 per 100.000 po-pulasi per tahun, Swedia 4 per 100.000 per tahun).2

Untuk tumor fossa posterior, lebih sering terjadi padaanak-anak dibanding orang dewasa. Antara 54-70% darisemua tumor otak masa kanak-kanak berasal dari fos-sa posterior. Sekitar 15-20% tumor otak pada orang

28 Priyanto, dkk.

Gambar 1. CT Scan Kepala + Kontras : Pilocytic Astrocytoma

dewasa terjadi pada fosa posterior.3

2. Paparan Kasus

Pasien anak perempuan, umur 12 tahun, rujukan RSUDSumbawa dengan keluhan sakit kepala dan lemas sejak1,5 bulan lalu. Pasien mengeluh nyeri kepala dan kadangpusing ketika beraktivitas. Tidak ada riwayat trauma.Tidak ada riwayat mual dan muntah. Tidak ada riwayatdemam. Tidak ada riwayat kejang. Pasien memilikiriwayat tumor dan operasi pengangkatan tumor 3 tahunlalu.

Pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, kesadarancompos mentis, GCS E4V5M6, tekanan darah 100/80mmHg, Nadi 76 x/menit, teratur, kuat angkat, freku-ensi napas 20 x/menit, teratur, tipe pernapasan torako-abdominal, suhu 36,9◦C. Tidak didapatkan adanya de-formitas pada kepala, refleks cahaya +/+, pupil isokor,dengan diameter 3 mm/3 mm, bentuk bulat, visus pa-sien Visus OD 1/60 – OS ≥2/60, intentional tremor(+). Pemeriksaan refleks fisiologis +/+, refleks pato-logis -/-, rangsang meningeal (-). Didapatkan truncalataxia, pemeriksaan koordinasi tes Romberg tidak dapatdilakukan pasien, tes telunjuk-hidung tidak normal, testumit-lutut tidak normal.

Dari hasil pemeriksaan penunjang berupa CT Scankepala dengan kontras, didapatkan massa solid padafossa posterior di cerebellum dextra dengan area kistikdi sekelilingnya, didapatkan mural nodul, mengesankansuatu pilocytic astrocytoma.

Dari hasil MRI Kepala tampak lesi kistik denganbatas tegas berukuran 6,7x5,2cm (panah merah) denganmural nodul didalamnya berukuran 1,9x2,3cm (panahkuning) dengan mural pada region midline cerebellum.

3. PembahasanTumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplas-ma atau proses desak ruang (space occupying lessionatau space taking lession) yang timbul di dalam rong-ga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentori-al maupun infratentorial. Di dalam hal ini mencakuptumor-tumor primer pada korteks, meningens, vaskular,

kelenjar hipofisis, epifisis, saraf otak, jaringan penyang-ga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya.Tumor otak dapat bersifat maligna (ganas) ataupun be-nigna (jinak).1 Perluasan massa di daerah infratentorialdapat menyebabkan disfungsi batang otak atau cerebe-llum, sering dikaitkan dengan penyumbatan ventrikeldan hidrosefalus ventrikel keempat.2

Meskipun banyak jenis tumor yang berbeda mung-kin timbul pada fosa posterior dan mempengaruhi ba-tang otak, cerebellum, dan ventrikel keempat, mayoritasadalah medulloblastoma, astrocytoma cerebellum, gli-oma batang otak, atau ependymoma. Jenis tumor lain,yang mungkin timbul lebih jarang meliputi glioma cere-bellum, papilla choroid plexsus, germ cell tumour danlesi dermoid.2

Penyebab tumor otak hingga saat ini masih belumdiketahui secara pasti. Banyak penelitian yang telahdilakukan dan didapatakan beberapa faktor yang dapatmenjadi penyebab tumor otak : 1. Genetik yang dikaitk-an dengan sindrom keturunan tertentu seperti sklerosistuberous, neurofibromatosis tipe 1 dan 2, sindrom karsi-noma nevoid basal cell, dan sindrom yang melibatkanpolip adenomatosa. 2. Radiasi, jaringan dalam sistemsaraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalamiperubahan degenerasi, 3. Sisa-sisa Sel Embrional (Em-bryonic Cell Rest), ada kalanya sebagian dari bangunanembrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas danmerusak bangunan di sekitarnya. 4. Virus, inokula-si virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukandengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virusdalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga sa-at ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virusdengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.EBV, adenovirus tipe 12, papovavirus, dan retrovirus. 5.Substansi-substansi karsinogenik seperti methylcholan-throne, nitroso-ethyl-urea.

Klasifikasi tumor otak sebagian besar didasarkanpada konsep histogenesis bahwa tumor dapat diklasifi-kasikan menurut kesamaan mikroskopis dengan sel pu-tatif asalnya dan tingkat diferensiasinya. Astrocytomamerupakan neoplasma yang berasal dari sel-sel astro-sit dan merupakan tipe tumor otak yang paling banyakditemukan pada anak-anak.3 Diagnosis dini terhadapastrositoma penting karena jika ditemukan pada stadi-um awal, astrocytoma dapat disembuhkan melalui eksisi

Jurnal Kedokteran Unram

Pilocytic Astrocytoma Cerebellum 29

Gambar 2. MRI Kepala + Kontras : Pilocytic Astrocytoma

bedah lengkap. Gamabaran histologis dari astrositomapilocytic terdiri dari fasikel berkerumun dari astrosit ne-oplastik bipolar yang tersusun memanjang (pilocyte se-cara harfiah berarti ”sel rambut”) yang diselingi dengansel yang aseluler, seringkali microcystic, pada daerahastrosit stellata.14

Astrocytoma ialah neoplasma yang berasal dari sel-sel astrosit dan merupakan tipe tumor otak yang palingbanyak ditemukan pada anak-anak.3 Diagnosis dini ter-hadap astrositoma penting karena jika ditemukan padastadium awal, astrocytoma dapat disembuhkan melaluieksisi bedah lengkap. Gamabaran histologis dari as-trositoma pilocytic terdiri dari fasikel berkerumun dariastrosit neoplastik bipolar yang tersusun memanjang (pi-locyte secara harfiah berarti ”sel rambut”) yang diselingidengan sel yang aseluler, seringkali microcystic, padadaerah astrosit stellata.4

Astrositoma, secara umum dan yang paling banyakdipakai, menurut WHO dibagi dalam beberapa tipe dangrade sebagai berikut.4 Astrositoma Pilositik (Grade I)bersifat tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringandi sekitarnya. Tumor ini biasa terjadi pada anak-anakdan dewasa muda. Dapat disembuhkan secara tuntasdengan pembedahan. Astrositoma Difusa (Grade II)juga tumbuh lambat, namun menyebar ke jaringan se-kitarnya. Beberapa dapat berlanjut ke tahap berikutnya.Kebanyakan terjadi pada dewasa muda. Tipe dari astrosi-toma difusa: Fibrillary, Gemistocytic, dan ProtoplasmicAstrocytoma. Astrositoma Anaplastik (Grade III) atausering disebut sebagai astrositoma maligna mempunyaiciri tumbuh dengan cepat dan menyebar ke jaringan se-kitarnya. Sel-sel tumornya terlihat berbeda dibandingdengan sel-sel yang normal. Rata-rata pasien yang men-derita tumor jenis ini berumur 41 tahun. Tipe keempatadalah Gliobastoma multiforme (Grade IV). Tipe initumbuh dan menyebar secara agresif. Sel-selnya sa-ngat berbeda dari yang normal. Menyerang pada orang

dewasa berumur antara 45 sampai 70 tahun.Dari perspektif bedah, tumor cerebellar bisa memili-

ki konsistensi padat atau kistik. Tumor kistik terdiri daritiga jenis, 1)Tumor kistik yang paling umum terdiri darinodul mural dengan kista yang dilapisi oleh membranglial, 2)Tumor kistik palsu memiliki nodul mural dengandinding kista yang juga dilapisi oleh tumor. 3)Variasi la-in adalah dinding kista yang dilapisi tumor tanpa nodulmural.5

Gejala tumor cerebellum dapat timbul gejala gang-guan koordinasi seperti intentional tremor (tremor saatmelakukan aktivitas), dismetria (kegagalan mendeteksipergerakan dan posisi benda), dysdiadokokinesia (kega-galan koordinasi saat melakukan gerakan mendadak),dissinergia (kegagalan koordinasi kelompok otot), pasi-en kesulitan untuk berdiri tegak (astasia) dan sulit ber-jalan (abasia), muncul gait seperti orang mabuk (truncalataxia), pasien mengalami gangguan artikulasi (disar-tria dan disartroponia) , pada mata pasien megalaminystagmus, dan dapat juga terjadi penurunan tonus otot.

Diagnosis awal dapat ditegakkan dengan anamnesisdan pemeriksaan fisik neurologi yang teliti. Pada anam-nesis didapatkan nyeri kepala yang hebat, adanya mualdan muntah, dan biasanya di sertai penurunan berat bad-an, nafsu makan berkurang. Pada pemeriksaan fisik bisadidapatkan adanya gejala-gejala tertentu tergantung pa-da lokasi tumor.6 Perubahan personalitas atau gangguanmental biasanya menyertai tumor-tumor yang terletakdi daerah frontal, temporal, dan hipotalamus, sehinggasering kali penderita tersebut diduga sebagai penyakitnonorganik atau fungsionil.7 Penegakan diagnosis kerjadari tumor otak dibantu oleh pemeriksaan penunjang,seperti Computed Tomography (CT) dan Magnetic Re-sonance Imaging (MRI).

Tatalaksana tumor cerebellum berupa tindakan ope-ratif, target dari tindakan operatif berbeda tergantungdari patologi tumor otak yang akan diambil. Pada tumor

Jurnal Kedokteran Unram

30 Priyanto, dkk.

Tabel 1. Tatalaksana pada tumor fossa posterior4,11,12,9

Operatif Radioterapi KemoterapiMedulloblastoma Memberikan hasil terbaik bi-

la tumor hilang atau ham-pir hilang tanpa bukti depo-sit metastasis. DiperlukanVP-shunt permanen pada 30-50% anak.

Disesuaikan dengan patolo-gis tumornya. Tumor ini se-cara klasik menyebar melaluijalur aliran CSF sehingga di-butuhkan iradiasi kraniospi-nalis mencakup keseluruhanruang subarachnoid.

Respon sensitif terhadap ke-moterapi, tetapi hanya mem-berikan hasil yang sedang.

Ependymoma Outcome-nya sebagian besarsebanding dengan tingkat re-seksi bedah yang dilakukan.Pasien dengan tumor yang di-reseksi total cenderung me-miliki prognosis lebih baik.Jika ependymoma bebas darilantai ventrikel keempat dantidak bercampur dengan sa-raf kranial, ependymoma da-pat direseksi total.

Iradiasi pasca operasi meru-pakan prosedur standar. Ji-ka hanya dilakukan operasi,kelangsungan hidup jangkapanjang jarang terjadi sehing-ga dibutuhkan tambahan ra-dioterapi.

Peran kemoterapi dalam pe-ngobatan ependymoma ku-rang jelas walaupun sejum-lah terapi obat telah dico-ba. Bagi pasien dengan epen-dymoma residif, kemoterapihanya berfungsi paliatif kecu-ali didahului dengan reseksiulang total.

Astrocytoma Pada pilocytic astrocytomacerebellum normalnya dapatdilakukan reseksi total. Ke-kambuhan akan terjadi ke-tika pada diagnosis, astro-cytoma infiltratif kistik kelirudengan astrositoma pilositikkistik dan bagian dinding tu-mor kista tertinggal. Setelahreseksi total, sebagian besaranak tidak memerlukan pera-watan lebih lanjut, dan 90%sampai 95% diharapkan da-pat sembuh.

Efektivitas radioterapi untukastrocytoma cerebellum ti-dak terbukti berpengaruh. Ti-dak ada bukti untuk mendu-kung penggunaan radiotera-pi pada anak-anak dengantumor yang diangkat total.Meskipun terdapat juga be-berapa laporan menunjukkanbahwa radioterapi memper-panjang tingkat kelangsung-an hidup pasien yang hanyadilakukan reseksi tumor par-sial.

Tidak ada bukti bahwa kemo-terapi memiliki peran seba-gai pengobatan adjuvant un-tuk anak-anak dengan tumoryang direseksi total atau un-tuk anak-anak dengan tumoryang direseksi parsial.

Brainstem glioma Diindikasikan pada gliomabatang otak yang exoftik. Ti-dak diindikasikan pada glio-ma intrinsik difus. Koreksihidrosefalus dibutuhkan pa-da glioma fokal di mesense-falon atau yang menyebab-kan hambatan aliran cairanserebrospinal di ventrikel ke-empat.

Radioterapi terus menjadi pe-ngobatan utama bagi sebagi-an besar orang dewasa dananak-anak dengan glioma ba-tang otak. Sebagian besar pa-sien dengan glioma intrinsikdifus akan diobati dengan ra-dioterapi hiperfraksinasi kon-vensional atau dosis tinggi.

Respon terhadap berbagaiobat pada glioma batangotak telah banyak dilapork-an, termasuk cisplatin, car-boplatin, ifosfamide, CC-NU (1- [2-sikloheksil] -l-nitrosourea), dan beberapakombinasi obat.

fossa posterior, reseksi total dapat dilakukan pada tumorastrocytoma, pada kasus pilocytic astrocytoma radiasidan kemoterapi tidak diperlukan. Pada kasus ini, dila-kukan tindakan operatif tanpa radiasi dan kemoterapi.

Persiapan tindakan operatif pada pasien dengan tu-mor otak adalah evaluasi awal. Evaluasi awal pasiendengan tumor otak mencakup anamnesis yang rinci, pe-meriksaan umum dan pemeriksaan neurologis yang sek-sama, dan evaluasi pencitraan radiologi yang tersedia.Beberapa hari sebelum operasi juga pasien dapat diberik-an steroid apabila terdapat edema otak atau efek massayang simptomatis.8

Persiapan prabedah, penanganan pembiusan, teknik

operasi dan penanganan paska bedah sangat berperanpenting dalam menentukan keberhasilan penangananoperatif terhadap tumor otak. Khusus pada kasus-kasusdengan gejala peninggian tekanan intracranial, ahli be-dah harus waspada terhadap kemungkinan terjadinyaherniasi otak pada waktu mulai dilakukan induksi anes-tesi.8 Target dari tindakan operatif berbeda tergantungdari patologi tumor otak yang akan diambil. Pada tumorfossa posterior, reseksi total dapat dilakukan pada tumorjenis ependymoma dan astrocytoma, sedangkan padasebagian besar kasus meduloblastoma hanya dilakukanreseksi subtotal.8

Radioterapi untuk tumor-tumor susunan saraf pusat

Jurnal Kedokteran Unram

Pilocytic Astrocytoma Cerebellum 31

kebanyakan menggunakan sinar x dan sinar gamma di-samping juga radiasi lainnya seperti: proton, partikelalfa, neutron, dan pimeson. Kedua sinar atas (sinar Xdan gamma) merupakan bagian dari spectrum elektro-magnetik yang mempunyai sifat-sifat fisik yang samadan dapat menimbulkan efek biologis yang dihantarkanmelalui produksi bangkitan ion dan radikal bebas padatarget. Basis biologis terapi radiasi merupakan hal yangcukup rumit. Tujuan dari terapi ini adalah menghan-curkan tumor dengan dosis yang masih dapat ditoleransioleh jaringan yang ditembusnya.8

Pada tumor fossa posterior, indikasi penggunaan ra-dioterapi berbeda tergantung jenis dari tumornya. Padakista cerebellar astrocytoma, tumor dapat direseksi totalmelalui tindakan operatif tetapi apabila setelah operasididuga terdapat residual tumor, radioterapi lokal dapatdilakukan. Pada meduloblastoma dan ependimoma, se-telah dilakukan reseksi subtotal atau near-total diikutidengan radioterapi karena kecenderungan dari tumornyauntuk menyebar pada ruang subaraknoid. Radioterapimerupakan terapi utama pada glioma batang otak.9

Peranan kemoterapi tunggal untuk tumor fossa pos-terior masih belum mempunyai nilai keberhasilan yangbermakna. Saat ini yang menjadi titik pusat perhati-an modalitas terapi ini adalah medulloblastoma danependymoma. Terutama bagi anak usia kurang dari3 tahun yang dipertimbangkan untuk menerima radi-oterapi.9 Medulloblastoma sensitive terhadap banyakregimen kemoterapi. Ada beberapa kemoterapi untuktumor ganas otak yang saat ini beredar di kalangan me-dis yaitu:HU (hidroksiurea), 5-FU (5-fluorourasil), PCV(prokarbazin, CCNU, Vincristine), nitrous urea (PCNU,BCNU/karmustin, CCNU/lomustin, MTX (metrotrexat),DAG (dianhidrogalaktitol) dan sebagainya.8,10

Untuk terapi tumor fossa posterior, beberapa tumorspesifik pada fossa posterior memiliki tatalaksana ope-ratif, radioterapi, dan kemoterapi yang berbeda, seleng-kapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Prognosis dari tumor fossa posterior bergantung pa-da jenis tumor spesifik serta staging dari tumor tersebut.Pada sebagian besar kasus tumor jinak, pasien memilikiprognosis yang baik tetapi sebaliknya pada tumor ga-nas. Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melaluipembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka keta-hanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60%dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survi-val) berkisar 30-40%. Pada kasus pilocytic astrocytomacerebellum, 25-years survival rate mencapai 94%.2

4. KesimpulanPasien anak perempuan, umur 12 tahun, rujukan RSUDSumbawa dengan keluhan sakit kepala dan lemas se-jak 1,5 bulan lalu. Anamnesis dan pemeriksaan fisikmengarah pada adanya kelainan intrakranial. Dari hasilpemeriksaan CT Scan kepala dengan kontras dan MRIKepala, didapatkan massa solid pada fossa posterior dicerebellum dextra dengan area kistik di sekelilingnya,

didapatkan mural nodul, mengesankan suatu pilocyticastrocytoma. Dilakukan eksisi total tumor dengan gui-ding mikroskopik, pasca operasi kondisi membaik.

Daftar Pustaka1. McKinney P. Brain tumours: incidence, survival,

and aetiology. Journal of Neurology, Neurosur-gery & Psychiatry. 2004;75(suppl 2):ii12–ii17. Ava-ilable from: http://jnnp.bmj.com/cgi/doi/10.1136/jnnp.2004.040741.

2. Cook L, Freedman J. Brain tumor: UnderstandingBrain Disease and Disorder. China: Rosen Publi-shing Group. 2011;.

3. Louis DN, Perry A, Reifenberger G, Von DeimlingA, Figarella-Branger D, Cavenee WK, et al. The2016 World Health Organization classification oftumors of the central nervous system: a summary.Acta neuropathologica. 2016;131(6):803–820.

4. Packer RJ, Friedman HS, Kun LE, Fuller GN.Tumors of the brain stem, cerebellum and fourthventricle BT - Cancer in the nervous system.Cancer in the nervous system,. 2010;6:171–192.Available from: http://books.google.com.br/books?id=v4FrAAAAMAAJ&q=inauthor:levin+tumors&dq=inauthor:levin+tumors&hl=&cd=8&source=gbs_api_papers2://publication/uuid/21441BFF-CDF1-4F41-A1B5-A3940F199D6D.

5. Grimm SA, Chamberlain MC. Brainstem gli-oma: a review. Current neurology and ne-uroscience reports. 2013;13(5):346. Availa-ble from: http://link.springer.com/10.1007/s11910-013-0346-3.

6. Baehr M, Frotscher M. Duus’ Topical Diagnosis inNeurology Anatomy· Physiology· Signs· Symptoms4th completely revised edition. Thieme New York.ISBN1-58890-215-3; 2005.

7. Mabray MC, Barajas RF, Cha S. Modernbrain tumor imaging. Brain tumor researchand treatment. 2015;3(1):8–23. Availablefrom: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4426283&tool=pmcentrez&rendertype=abstract.

8. Winn H Richard. Youmans Neurological SurgerySixth Edition. Elsevier Philadephia. 2011;.

9. Cinalli G, Maixner W, Sainte-rose C. Pos-terior Fossa Tumors in Children. Cham:Springer International Publishing. 2015;Availa-ble from: http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-11274-9.

Jurnal Kedokteran Unram

32 Priyanto, dkk.

10. Gottardo NG, Gajjar A. Chemotherapy formalignant brain tumors of childhood. Journalof child neurology. 2008;23(10):1149–1159.Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18952581\protect\leavevmode@ifvmode\kern+.1667em\relaxhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC2695990.

11. Rasalkar DD, Chu WCw, Paunipagar BK, ChengFW, Li C. Paediatric intra-axial posterior fos-sa tumours: pictorial review. Postgraduatemedical journal. 2013;89(1047):39–46. Ava-ilable from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22977284.

12. Klimo P. Apparent Diffusion Coefficien-ts for Differentiation of Cerebellar Tu-mors in Children. Yearb Neurol Neuro-surg. 2007;6:210–211. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0513511708701443.

Jurnal Kedokteran Unram

View publication statsView publication stats


Recommended