25
4. DESAIN SISTEM PERANCANGAN DAN PENGENDALIAN
MANUFAKTUR
4.1. Sistem Produksi PT. E-T-A Indonesia
PT. E-T-A Indonesia adalah anak perusahaan E-T-A GmbH Germany
yang didirikan di Indonesia pada tanggal 10 Maret 1997. PT. E-T-A Indonesia
yang terletak di kawasan berikat Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER)
Pasuruan - Jawa Timur bergerak dalam industri manufaktur yang memproduksi
mini circuit breaker. Adapun mini circuit breaker yang dihasilkan dikelompokkan
dalam tiga kelompok produk, yaitu kelompok produk 1160, 1658 dan 8340.
Masing-masing kelompok produk masih memiliki tipe-tipe yang berbeda. Setiap
kelompok produk yang ada memiliki material penyusun yang berbeda serta
lintasan manufaktur yang berbeda sehingga tidak terkait sama sekali.
4.1.1. Proses Produksi
PT. E-T-A Indonesia memiliki tiga garis perakitan (assembly line) yaitu
garis perakitan kelompok produk 1160, 1658 dan 8340. Ketiga garis perakitan
tidak mempunyai keterkaitan sama sekali, karena tidak terdapat peralatan atau
mesin dan atau material yang sama digunakan antar kelompok produk. Gambar
4.1., 4.2., dan 4.3. menunjukkan proses produksi di PT. E-T-A Indonesia untuk
masing-masing kelompok produk.
4.1.2. Sumber Daya Manusia
PT. E-T-A Indonesia memperkerjakan kurang lebih 176 karyawan tetap,
dan 17 karyawan kontrak. Sub-bagian Production Planning and Control sendiri
terdiri dari 4 (empat) orang karyawan, yaitu 1 (satu) orang kepala bagian dan 3
(tiga) orang staff yang masing-masing ditempatkan pada satu bagian kelompok
produk.
26
Start
Beri Pastapada Kontaktuntuk Bimetal
Beri Pastapada Kontakt
untukAnschluss
Las KontaktdenganBimetal
Las Kontaktdengan
Anschluss
Cuci dankeringkanBimetal
BersihkanKontakt
End.
Verifikasilihat
InspeksiQC 1160
Proses Produksi Kelompok Produk 1160
Gambar 4.1. Proses Produksi Kelompok Produk 1160
27
Hand Rivet
Montage Housing
Test Uji 200%(sortir)
Uji AQL
Adjustment cepat +lambat
SondernNumber?
T
Labelling
Y Potong Anschluss
Tekuk Anschluss 90derajat
Pesanan P13 Y
T
Packing
Start
End.
Proses Produksi Kelompok Produk 1658
Gambar 4.2. Proses Produksi Kelompok Produk 1658
28
Proses Produksi
Baugruppe
Proses Produksi
Tampoprint
Proses Produksi
Gulung Draht
Proses Produksi
Frais ujung Draht
Proses Produksi
Tambahkan Gulungan
Proses Produksi
Press Gulung Draht
Proses Produksi
Solder Magnetjoch
Proses Produksi
Klappanker
Proses Produksi
Stellklappankerkraf
Proses Produksi
Montage Kontaktarm
Proses Produksi
Stellklappanker
Proses Produksi
Komplet Montage
Proses Produksi
Endkontrol
Proses Produksi
Kelling (Nieten)
Proses ProduksiSerah - terima Produksi -
R.Uji
Proses Produksi
R.Uji
Proses Produksi
Adjusment
Proses Produksi
Labeling
Proses ProduksiKontrol Gudang
kerusakan
Proses ProduksiPasang Diztanz /Spanhuelse (Y/T)
Proses Produksi
Packing
Proses Produksi Kelompok Produk 8340
Start
End.
Gambar 4.3. Proses Produksi Kelompok Produk 8340
29
4.1.3. Struktur Organisasi
PT. E-T-A Indonesia dipimpin oleh direktur utama dan seorang wakil
direktur. Wakil direktur secara langsung membawahi enam departemen yaitu
departemen administrasi, logistik, HRD, Produksi, Perawatan dan Quality
Assurance. Masing-masing departemen masih membawahi sub-sub bagian seperti
sub bagian keuangan, order handling, purchasing dibawah departemen
administrasi. Bagan struktur organisasi PT. E-T-A Indonesia terdapat pada
gambar 4.4.
PG 1160
PG 1658
PG 8340
PPCQC
Ruang Uji I
OrderHandling
PG Plastik
PT. E-T-A Indonesia
Wakil Direktur
Administrasi Logistik HRD PerawatanProduksiQuality
Assurance
Purchasing
KeuanganGudang
Hold
GKSB
Adm GBBdan GSE
CleaningService
KeamananRuang Uji II
PerawatanFasilitas
Bag.Penerimaan
Bag.Penghitungan
Bag.Pengeluaran
Barang
Bag.Pencatatan
Mutasi
Bag. Ekspor
KalibrasiIntern
KalibrasiEkstern
Direktur Utama
Gambar 4.4. Struktur Organisasi PT. E-T-A Indonesia
30
4.2. Aliran Material dan Aliran Informasi
Aliran material dimulai dari kedatangan material import, penyimpanan
material, proses produksi (work-in-process), produk jadi, sampai eksport produk
jadi. Sedangkan aliran informasi dimulai dari penerimaan order, kemudian pada
persiapan produksi, proses produksi, pengendalian inventori, dan pembelian
material. Aliran material dan aliran informasi PT. E-T-A Indonesia terdapat pada
gambar 4.5.
Eksport
Produksi
ImportPenyimpanan Material dan atau
Produk Jadi
Observasi
PenerimaanOrder
PersiapanProduksi
PengendalianInventori
Pembelian
Keterangan:= Aliran Material
= Aliran Informasi
Gambar 4.5. Aliran Material dan Informasi manufaktur PT. E-T-A Indonesia
4.3. Sistem Manufaktur PT. E-T-A Indonesia
4.3.1. Strategi Respons terhadap Permintaan Konsumen
Dalam memenuhi permintaan konsumen, strategi respons yang selama ini
diterapkan oleh PT. E-T-A Indonesia adalah assemble-to-order dimana
PT. E-T-A Indonesia hanya mulai merakit produk jadi (finished good) hanya
ketika order datang disertai dengan segala spesifikasi yang diperlukan.
31
Dengan strategi assemble-to-order, tentu saja PT. E-T-A Indonesia
memiliki inventori material dan subassemblies dalam jumlah cukup besar
mengingat waktu tunggu untuk memesan material sampai pada kedatangannya
cukup lama dibandingkan dengan waktu tunggu manufakturing (manufacturing
lead time) yang sangat pendek yaitu kurang lebih 3 (tiga) bulan.
Meskipun dalam perakitan produk jadi harus menunggu kedatangan
order, perakitan subassemblies yang bersifat umum (common) tetap dapat
dilakukan di PT. E-T-A Indonesia, yang mana selama ini kelompok subassemblies
tersebut biasa disebut dengan istilah baugruppe.
4.3.2. Strategi Proses Manufakturing
Proses produksi atau manufakturing di PT. E-T-A Indonesia terdiri dari
stasiun-stasiun kerja (work stations) dalam suatu urutan operasi manufaktur,
dimana setiap kelompok produk memiliki langkah-langkah sekuensial yang sama
dan mempunyai pola standar. Oleh karena itu strategi proses manufaktur di
PT. E-T-A Indonesia dapat dikelompokkan sebagai line flow. Apabila dijabarkan
lebih spesifik lagi, maka strategi proses manufaktur di PT. E-T-A Indonesia
adalah small batch line flow karena produk yang dihasilkan tidak sama terus-
menerus (ada perbedaan tipe) dan diproduksi dalam jumlah batch kecil.
4.4. Identifikasi dan Analisa Tugas dan Fungsi Perencanaan dan
Pengendalian Produksi di PT. E-T-A Indonesia
Pada dasarnya PT. E-T-A Indonesia telah mempunyai sub bagian
Production Planning and Control (PPC) yang seharusnya memiliki tugas dan
fungsi perencanaan dan pengendalian produksi.
4.4.1. Tugas dan Fungsi Sub Bagian Production Planning Control
Sub bagian Production Planning and Control (PPC) yang telah ada di
PT. E-T-A Indonesia berada dibawah departemen Produksi memiliki deskripsi
kerja sebagai berikut:
a. memeriksa pemenuhan permintaan pesanan (tipe, komponen, kapasitas
produksi);
32
b. memberikan informasi kembali atas permintaan pesanan;
c. menerima dan memeriksa kartu order yang diturunkan;
d. mempersiapkan proses produksi sesuai dengan instruksi kerja masing-masing;
e. ikut memantau waktu pengiriman pesanan;
f. menyerahkan semua hasil dan sisa produksi ke bagian Logistik;
g. menyiapkan laporan WIP setiap akhir bulan;
h. menyimpan laporan produksi dan hasil produksi beserta rekamannya;
i. membantu kepala bagian untuk memastikan validitas dokumen produksi yang
beredar di bagian produksi;
j. mempersiapkan labeling;
k. mencampur silikon oil (untuk PG 8340);
l. mengisi ulang (refill) lot-paste;
m. persiapan dokumen ekspor.
Deskripsi kerja bagian PPC menunjukkan adanya tumpang tindih
(overlapping) kerja bagian PPC dengan administrasi produksi, terutama juga
masih belum jelasnya tugas dan fungsi yang berkaitan dengan perencanaan dan
pengendalian produksi.
4.4.2. Identifikasi Tugas dan Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Tugas dan fungsi perencanaan dan pengendalian yang telah ada di
PT. E-T-A Indonesia adalah:
a. verifikasi sumber daya manufakturing seperti material, kapasitas, dan
peralatan;
b. pengeluaran pesanan ke produksi;
c. melakukan penyesuaian-penyesuaian apabila menemukan kekurangan sumber
daya manufakturing dengan sebelumnya melakukan usaha pengadaan sumber
daya;
d. pencatatan aktivitas material;
e. memberikan informasi terperinci tentang aturan-aturan prioritas penempatan
tugas ke pusat kerja.
33
4.4.3. Analisa Tugas dan Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Pengamatan dan wawancara berkaitan dengan tugas dan fungsi
perencanaan dan pengendalian yang terdapat di PT. E-T-A Indonesia dilakukan
guna melakukan evaluasi dan analisa terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut. Berikut ini adalah evaluasi dan analisa pelaksanaan tugas dan fungsi
perencanaan dan pengendalian yang terdapat di PT. E-T-A Indonesia:
a. Verifikasi sumber daya manufakturing yang selama ini dilaksanakan oleh
bagian PPC mencakup kebutuhan material dan kapasitas. Dalam
pelaksanaannya, pemeriksaan ketersediaan material dilakukan secara manual.
Hal ini ternyata cukup menimbulkan kesulitan karena data material tidak
tersedia pada saat yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan data material tidak di
update setiap ada transaksi sehingga rekapitulasi material tidak menunjukkan
keadaan yang sebenarnya.
b. Kebutuhan material seringkali tidak dapat dipenuhi karena material tidak
tersedia pada saat harus produksi. Terutama pemenuhan kebutuhan material
untuk order Jerman yang datangnya sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi,
sedangkan dilain sisi waktu tunggu pemesanan material jauh lebih lama dari
pada jangka waktu yang diberikan untuk produksi.
c. Pemeriksaan ketersediaan kapasitas dilaksanakan dengan mengelompokkan
order berdasarkan waktu yang ditetapkan (due dates) sehingga tidak ada
perhitungan pasti apakah kapasitas yang ada memenuhi kebutuhan atau tidak.
Selain itu, metode pemeriksaan ketersediaan akan memberikan fenomena
bahwa pada jangka waktu tertentu terdapat kapasitas kosong sedangkan
keadaan sesungguhnya tidak. Contoh: perusahaan mendapat order untuk
dikirim pada minggu kelimabelas, bagian PPC melihat bahwa pada minggu
tersebut tidak terdapat order dan mengambil keputusan bahwa permintaan
dapat dipenuhi. Tetapi ternyata kapasitas yang ada tidak mencukupi, karena
minggu kelima belas ternyata sudah digunakan untuk produksi permintaan
dengan jatuh tempo (due dates) minggu ketujuh belas yang ternyata sangat
banyak.
34
d. Penjadwalan produksi dilakukan oleh sub bagian PPC bersama dengan kepala
sub bagian kelompok produk (Produk Gruppe/PG) yang bersangkutan. Pada
kenyataannya terkadang tidak dapat sesuai dengan jadwal.
e. Proses pengeluaran pesanan ke produksi dilakukan dengan membuat form
Daftar Permintaan Komponen yang sekaligus merupakan form untuk
mengambil material dari gudang yang berarti bahwa produksi untuk pesanan
tersebut dapat dimulai. Waktu pengeluaran pesanan biasanya didiskusikan
dengan kepala departemen produksi dan kepala bagian kelompok produk (PG)
yang bersangkutan.
f. Penyesuaian-penyesuaian terhadap spesifikasi pesanan, seperti tanggal jatuh
tempo (due dates), jumlah pesanan, dan spesifikasi produk, dilakukan setelah
sumber daya yang mengalami kekurangan telah dapat dipastikan dipenuhi.
Penyesuaian yang seringkali dilakukan adalah dengan melakukan kerja
lembur, memesan material dengan cepat menggunakan airfreight (rush order)
dan terkadang dengan mengubah spesifikasi produk. Penyesuaian ini tentu
saja dilaksanakan dengan kesepakatan dengan pihak pembeli.
g. Setiap pengeluaran dan penerimaan material selalu dicatat dalam dokumen
tersendiri, sehingga keberadaan material dapat ditelusuri. Tetapi metode yang
digunakan dalam pencatatan agak tumpang tindih antara bagian yang satu
dengan yang lain, contoh: bagian PPC memberikan form Daftar Permintaan
Komponen kepada gudang untuk barang tersebut dikeluarkan, tetapi barang
diterima oleh kepala PG. Contoh lain adalah bahwa ketika bagian PPC telah
menyerahkan produk jadi kepada gudang, bagian PPC masih mengurus ekspor
produk tersebut.
h. Informasi terperinci yang selama ini dibuat oleh bagian PPC diberikan kepada
ruang uji ketika terjadi penumpukan material di bagian ruang uji. Hal ini
dilakukan secara insidentil tetapi cukup sering mengingat ruang uji adalah satu
pusat kerja yang potential mengalami bottle neck.
i. Batasan antara tanggung-jawab PPC dan produksi masih belum jelas, sehingga
terkadang menimbulkan overlapping.
35
j. Pembuatan laporan Work-In-Process (WIP) memakan waktu yang cukup
lama, karena PPC harus menelusuri satu-persatu penerimaan dan pengeluaran
material untuk dapat mengetahui data WIP.
4.5. Desain Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Sesuai dengan karakteristik strategi respons terhadap permintaan
konsumen dan strategi desain proses manufakturing yang ada di
PT. E-T-A Indonesia, maka strategi sistem perencanaan dan pengendalian
manufakturing yang dapat diterapkan di PT. E-T-A Indonesia adalah Material and
Capacity Requirement Planning (M&CRP) – Manufacturing Resource Planning
System (MRP II) sebagai major applicability dan atau sistem Just-in-Time sebagai
minor applicability.
Dikarenakan waktu lead time pemesanan material yang lebih panjang
dibanding lead time manufakturing dan struktur produk yang tidak terlalu
panjang, sistem Just-in-Time dan Material Requirement Planning (MRP) tidak
dapat digunakan. Oleh karena itu akan digunakan sistem MRP II dengan
Inventory System sebagai pengganti MRP.
Pada dasarnya, desain sistem perencanaan manufakturing berdasarkan
MRP II akan berfokus pada gambar sistem Manufacturing Resources Planning
seperti pada gambar 2.1.
Desain sistem perencanaan dan pengendalian produksi akan banyak
berkaitan dengan perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas, maka gambar
sistem MRP II dikaitkan dengan perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas
akan tampak seperti gambar 2.2. Dari gambar 2.2. dapat terlihat bahwa terdapat
empat tingkat hierarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas dalam
sistem manufakturing antara lain:
a. Tingkat perencanaan strategik, yaitu Perencanaan Produksi dan Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya
b. Tingkat perencanaan taktikal, yaitu Penjadwalan Produksi Induk dan Rough
Cut Capacity Planning
c. Tingkat perencanaan operasional, yaitu Perencanaan Kebutuhan Material dan
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas.
36
d. Tingkat pelaksanaan dan pengendalian, yaitu Pengendalian Aktivitas Produksi
dan Pengendalian Kapasitas.
Dari hasil analisa dan evaluasi tugas dan fungsi perencanaan dan
pengendalian produksi yang ada di PT. E-T-A Indonesia, diketahui bahwa seluruh
tugas dan fungsi tersebut berada pada tingkat pelaksanaan dan pengendalian. Oleh
karena itu, akan lebih baik apabila desain perencanaan dan pengendalian produksi
dimulai dari tingkat pelaksanaan dan pengendalian, kemudian tingkat-tingkat
diatasnya.
4.5.1. Tingkat Pelaksanaan dan Pengendalian
Pada tingkat pelaksanaan dan pengendalian, untuk perencanaan prioritas
digunakan metode Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC) atau Shop Floor
Control sedangkan perencanaan kapasitas digunakan Operations Sequencing dan
Pengendalian Input/Output. Desain perencanaan dan pengendalian pada tingkat
pelaksanaan dan pengendalian yang sesuai dengan kondisi di PT. E-T-A Indonesia
terdapat pada tabel 4.1.
37
Tabel 4.1. Aktivitas Pelaksanaan dan Pengendalian
Aktivitas Perencanaan dan Pengendalian ProduksiPengendalian Aktivitas Produksi
a. Membuat jadwal dan rencana terperinci √b. Mengeluarkan pesanan produksi ke bagian produksi dengan
sebelumnya melakukan verifikasi terhadap kebutuhan sumber dayamanufakturing seperti material, kapasitas, peralatan.
c. Memeriksa kebutuhan dan ketersediaan material √d. Memeriksa kebutuhan dan ketersediaan kapasitas √e. Memeriksa kebutuhan dan ketersediaan peralatan √f. Melakukan penyesuaian-penyesuaian apabila menemukan
kekurangan sumber daya manufakturing√
g. Memberikan umpan balik tentang biaya-biaya, efisiensi, utilisasi,dan performansi jadwal dengan membuat laporan produksi tentangkemajuan produksi, aktivitas material dan sumber daya kapasitas
h. Memantau kemajuan produksi yang mencakup informasi kuantitasyg diselesaikan, penyelesaian setiap tugas/ operasi.
√
i. Memantau aktivitas material yang mencakup informasipenerimaan, pengeluaran, penyesuaian, dan location transfertermasuk juga Work in Process (WIP) dan hasil.
j. Memantau sumber daya kapasitas yang mencakup informasimengenai performansi, masalah-masalah, dan kondisi-kondisikhusus yang mempengaruhi kapasitas dan sumber daya lain.
k. Memantau dan membuat laporan produktivitas yang terdiri dariefisiensi dan utilisasi sumber daya manusia dan peralatan.
l. Membuat laporan performansi jadwal dengan menghitung tugas-tugas yang diselesaikan tepat waktu dibandingkan total tugas yangdiselesaikan pada periode waktu tertentu.
Pengendalian Input-Outputa. Membuat perencanaan range performansi input dan output yang
dapat diterima per periode waktub. pengukuran dan pelaporan input dan output aktualc. analisa laporan pengendalian input/output untuk mengidentifikasi
masalah dan melakukan perbaikan terus-menerus terhadap situasiyang berada di luar pengendalian
Operations Sequencinga. Memberikan informasi terperinci tentang aturan-aturan prioritas
untuk penempatan tugas-tugas ke pusat kerja beserta susunan/urutan operasi yang dikerjakan pada setiap pusat kerja
√
Keterangan:
A = Availability, dengan tanda (√√) menunjukkan bahwa aktivitas telah dilakukan
pada sistem lama.
38
Dari tabel 4.1. terlihat bahwa beberapa aktivitas yang memang sudah
dilakukan di PT. E-T-A Indonesia termasuk dalam tingkat pelaksanaan dan
pengendalian. Desain perencanaan dan pengendalian pada tingkat pelaksananaan
memiliki alur kerja yang dapat dilihat pada gambar 4.6.
Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Tingkat Pelaksanaan dan Pengendalian
KeteranganDokumenPPC Produksi GudangOH
Yes
No
No
Yes
Yes
Tidak
PemantauanKemajuanProduksi
PemantauanSumber Daya
Kapasitas
PemantauanProduktivitas
Materialtersedia??
KapasitasTersedia??
Usulanpenambahan
kapasitas
PemesananMaterial (rush
order)
PenyesuaianJadwal
PengeluaranPesanan danDokumentasi
PengeluaranMaterial dari
Gudang
Penjadwalanulang
(rescheduling)
Peralatankhusus
tersedia??
ProsesProduksi
ProsesProduksiSelesai??
PenerimaanOrder
Pengadaanperalatankhusus
No
Ya
Kartu Order
Bill of Material
JadwalProduksi
JadwalProduksi
Instruksi KerjaProses
FormProduktivitas
FormKemajuanProduksi
A/2
FormProduktivitas
Form Produktivitas terdapatpada tiap-tiap pusat kerja
Form Kemajuan Produksimenjadi satu dalam shopinformation packet yang
akan beredar untuk setiapnomor order
Data Teknis
Disertai dokumen lain yangtergabung dalam shop
information packet
InventoryRecord
Data Kalibrasi,dll
Form AktivitasMaterial
B/1
B/1
Informasi hasil verifikasidiikutkan dalam karu order
Gambar 4.6a. Diagram Alir Fungsi Pelaksanaan dan Pengendalian Produksi
39
Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Produksi pada Tingkat Pelaksanaan dan Pengendalian
KeteranganDokumenGudangProduksiPPCOH
PenerimaanProduk
FormPengendalianInput-Output
Pencatataninput/output
aktual
PenyusunanLaporan-laporan
pengendalian
A/1
End.
Form AktivitasMaterial
B/1 Ekspor
Rekap. Materialdi Gudang
Rekap. Materialdi Gudang
Gambar 4.6b. Diagram Alir Fungsi Pelaksanaan dan Pengendalian Produksi
(lanjutan)
4.5.1.1. Verifikasi Kebutuhan dan Ketersediaan Material
Tujuan:
§ Memperoleh kepastian bahwa material yang dibutuhkan untuk produksi
pesanan dapat dipenuhi atau tersedia
§ Mencari solusi dan melakukan tindakan korektif sehingga kekurangan
material dapat teratasi dan tidak menghambat jalannya produksi.
Input:
§ Informasi jenis dan jumlah pesanan.
§ Informasi stok material dari gudang.
§ Daftar material yang dibutuhkan per unit produk, Bill of Material
Proses:
§ Menerima informasi berkenaan dengan jenis dan kuantitas pesanan.
§ Menentukan jenis material dan menghitung kuantitas yang dibutuhkan untuk
memproduksi pesanan.
40
§ Cross check jumlah material yang dibutuhkan dengan stok material dari
gudang.
Output:
§ Memperoleh kepastian bahwa material yang dibutuhkan untuk produksi
pesanan dapat dipenuhi/tersedia atau tidak
§ Jumlah material yang kurang atau lebih
Verifikasi kebutuhan dan ketersediaan material dilakukan dengan:
a. Menerima Kartu Order yang berisi spesifikasi order terutama jenis dan
jumlah pesanan
SAP No. : KW:
Art. No :Tipe Produk :
Kunde :Menge Stck :
Auftr. Datum : LT :
Kartu Order
No Artikel Nama Jumlah On-Hand
Ya TidakTipe :
Ya TidakMaterial :
Ya TidakKapasitas :
Ya TidakPeralatan Khusus
Overtime : jam
Nama Jumlah Keterangan
Usulan Liefertermin :
Gambar 4.7. Kartu Order
b. Menentukan dan menghitung kebutuhan material
Kebutuhan material dihitung dengan memperhatikan jenis (tipe produk) dan
jumlah pesanan (order quantity) dan bill of material dari jenis produk yang
41
dipesan. Contoh: Pesanan mini circuit breaker tipe 1658-G21-02-P10-8A
sebanyak 1000 buah. 1658-G21-02-P10-8A memiliki bill of material seperti
tertera pada gambar 4.8.
Blank Disk 8AY 303 159 02
Moveable ContactY 302 298 01
S(4)ASemi Tubulat Rivet
Y 302 293 01Anschluss P10 Kon 102
Y 302 292 01
S(3)AAnschluss P10 Kon B
X 210 457 02
Stationery Contact-CuY 302 299 02
Anschluss P10 Kon 102Y 302 292 01
Geh. Sockel 090Y 306 764 00
S(2)AEyelett
Y 300 003 13
Feder (spring)Y 303 004 87
Knopf Druck 166Y 306 766 03
Geh. Gew 244 (G21)Y 306 765 01
SA
1658-G21-02-P10-8A
11 1 1
1
111
1 1 1
11
1 1
2
Gambar 4.8. Bill of Material 1658-G21-02-P10-8A
Maka, jenis dan jumlah material yang dibutuhkan adalah seperti material
yang terdapat pada bill of material dengan kuantitas sebesar kuantitas
pesanan dikalikan kuantitas material yang dibutuhkan per unit produk.
Sebagai tindakan preventif terhadap kecacatan pihak manajemen
menggunakan 3% sebagai toleransi kecacatan. Oleh karena itu masih perlu
ditambah 3% dari jumlah kuantitas yang dibutuhkan. Untuk itu, material
yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan 1658-G21-02-P10-8A sebanyak
1000 buah tersebut adalah seperti terdapat pada tabel 4.2.
Dengan struktur produk yang modular, PT. E-T-A Indonesia mempunyai
sub-assemblies yang bersifat regular (common modules) yang biasa disebut
sebagai baugruppe. Baugruppe dapat dirakit terlebih dahulu tanpa harus
menunggu pesanan datang, sehingga dapat memperpendek waktu tunggu
manufakturing. Oleh karena itu, apabila baugruppe Anschluss P10 Kon B
42
tersedia, maka permintaan material yang dibutuhkan adalah seperti terdapat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.2. Daftar Material Penyusun 1658-G21-02-P10-8A
Nomor Artikel Nama Material Jumlah
Y 303 159 02 Blank Disk 8 A 1030
Y 302 298 01 Moveable Contact 1030
Y 302 293 01 Semi Tubular Rivet 1030
Y 302 299 02 Stationery Contact-Cu 1030
Y 302 299 01 Anschluss P10 Kon 102 2060
Y 306 764 00 Geh Sock 090 1030
Y 300 003 13 Eyelett 2060
Y 300 024 84 Preassure Spring 1030
Y 306 766 03 Knopf Druck 166 1030
Y 306 765 01 Gehouse Gew 244 1030
Tabel 4.3. Daftar Material dan Baugruppe Penyusun 1658-G21-02-P10-8A
Nomor Artikel Nama Material Jumlah
Y 303 159 02 Blank Disk 8 A 1030
Y 302 298 01 Moveable Contact 1030
Y 302 293 01 Semi Tubular Rivet 1030
Y 210 457 02 Anschluss P10 Kon B 1030
Y 302 299 01 Anschluss P10 Kon 102 1030
Y 306 764 00 Geh Sock 090 1030
Y 300 003 13 Eyelett 2060
Y 300 024 84 Preassure Spring 1030
Y 306 766 03 Knopf Druck 166 1030
Y 306 765 01 Gehouse Gew 244 1030
43
c. Menerima laporan ketersediaan material dari gudang
Informasi yang dibutuhkan dari gudang adalah informasi on-hand stock,
allocated stock, dan available stock untuk masing-masing material. Contoh
format laporan inventori terdapat pada gambar 4.9. Informasi yang akurat
sangat dibutuhkan dalam menunjang verifikasi material, sehingga dibutuhkan
perhatian khusus dalam penanganan material. Untuk itu penanganan aktivitas
material akan dibahas pada sub bab 4.1.6.7 tentang pemantauan aktivitas
material.
Order No. Expected ReceiveDate QuantityQuantity
No Artikel Nama Material On-Hand Stock Allocated Stock Available Stock
PT. E-T-A INDONESIA Inventory Record
Kelompok Produk : Tanggal :
On-Order Material
Gambar 4.9. Laporan Inventory Record
Informasi dari gudang sehubungan dengan ketersediaan material digunakan
untuk verifikasi apakah material yang ada mampu memenuhi kebutuhan
material untuk pesanan tersebut.
d. Membandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan material
Dalam melakukan verifikasi antara kebutuhan dan ketersediaan, maka yang
harus diperhatikan adalah available-stock, apakah available-stock yang ada
dapat memenuhi kebutuhan material (jumlah mencukupi) atau tidak. Tetapi
apabila ternyata available-stock tidak mencukupi, dapat diambilkan dari
material yang sudah dialokasikan (allocated stock) asalkan dapat dijamin
bahwa material tersedia pada saat dibutuhkan.
e. Menuliskan hasil verifikasi dan informasi kekurangan (apabila ada) pada
kartu order
Informasi kekurangan yang perlu disampaikan adalah nomor artikel, nama
material, jumlah dan on-hand stock dari material yang kurang. On-hand stock
44
dicantumkan untuk juga diinformasikan kepada departemen logistik terkait
dengan perencanaan material. Sehingga apabila dilakukan tindakan korektif
dengan membeli material tambahan, maka tidak hanya dibeli sejumlah
kekurangannya, tetapi juga memperhitungkan perencanaan material.
f. Melakukan penyesuaian terhadap kekurangan material
Penyesuaian terhadap kekurangan material perlu dibuat sehingga tidak
menghambat jalannya produksi. Penyesuaian yang mungkin dilakukan dalam
kasus kekurangan material adalah:
§ Meminjam material yang telah dialokasikan
§ Melakukan pemesanan material secepatnya (rush order)
§ Melakukan subsitusi material setelah mengubah spesifikasi produk
§ Mengubah tenggat waktu pengiriman (due dates)
Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penyesuaian terhadap
kekurangan material, tetap perlu dipertimbangkan keinginan pembeli
sehingga akan lebih baik apabila langkah penyesuaian yang diambil
merupakan hasil kesepakatan dengan pihak pembeli.
4.5.1.2. Verifikasi Kebutuhan dan Ketersediaan Kapasitas
Tujuan:
§ Memperoleh kepastian bahwa kapasitas yang dibutuhkan untuk produksi
sesuai pesanan dapat dipenuhi oleh kapasitas yang tersedia
§ Memperoleh informasi kapasitas yang tersedia
§ Mencari solusi dan melakukan tindakan korektif sehingga kekurangan
kapasitas dapat teratasi dan tidak menghambat jalannya produksi
Input:
§ Waktu standar pengerjaan produk atau kapasitas produksi.
§ Informasi berkenaan dengan kebutuhan kapasitas (diperoleh dari hasil
perhitungan pesanan yang dikonversikan dalam jam kerja)
§ Keadaan-keadaan khusus yang belum diperhitungkan yang dapat
mempengaruhi kebutuhan kapasitas, misalnya order yang belum
diperhitungkan.
§ Informasi berkenaan dengan ketersediaan kapasitas.
45
§ Keadaan-keadaan khusus yang mempengaruhi ketersediaan kapasitas, seperti
downtime mesin dan peralatan, jam tenaga kerja yang tidak berada pada
tingkat yang direncanakan, dan lain-lain.
Proses:
§ Menerima informasi berkenaan dengan jenis dan kuantitas pesanan.
§ Menghitung jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan.
Output:
§ Informasi tentang kapasitas yang dibutuhkan untuk produksi pesanan dapat
dipenuhi atau tidak.
§ Informasi kapasitas yang tersedia
§ Informasi waktu yang tersisa atau kurang
Informasi waktu standar pengerjaan produk diperoleh dari waktu baku
pada setiap pusat kerja di masing-masing kelompok produk. Data waktu baku
diperoleh dari penelitian tugas akhir Anita Caroline, 2003. Data waktu baku dapat
dilihat pada tabel 4.4. untuk kelompok produk 1160, tabel 4.5. untuk kelompok
produk 1658, dan tabel 4.6. untuk kelompok produk 8340.
Untuk memperoleh waktu standar pengerjaan produk, data waktu baku
yang tersedia perlu untuk dihitung, yaitu dengan mengambil nilai waktu baku
terbesar sebagai waktu standar yang dibutuhkan untuk pengerjaan produk dengan
tipe yang bersangkutan. Tabel perhitungan waktu standar pengerjaan produk
terdapat pada tabel 4.7. sampai tabel 4.12.
Verifikasi kapasitas berhubungan langsung dengan penjadwalan produksi
yang mana informasi ketersediaan kapasitas akan diperoleh dari hasil penjadwalan
produksi. Pembahasan lebih lanjut mengenai verifikasi kapasitas dapat dilihat
pada penelitian Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
46
Tabel 4.4. Data Waktu Baku untuk Kelompok Produk 1160
Standard Hours for 1160 25A 30APengerjaan Time/ unit Time/ Unit
Las Kontak Anschluss 6.054 s 1 6.054 s 1
Cuci Kontak Anschluss 1.600 s 1 1.600 s 1
Las Kontak Bimetal 7.075 s 1 7.075 s 1
Gulung
Gulung Manual 32.566 s 1 32.566 s 1
Gulung Manual 17.992 s 1 17.992 s 1
Abisolasi 4.480 s 1 4.480 s 1
Las Draht Bimetal 10.094 s 1 10.094 s 1
Gulung Semi Automatic 38.510 s 1 38.510 s 1
Gulung Automatic 18.254 s 1 18.254 s 1
Las Bimetal Anschluss 10.025 s 1 10.025 s 1
Las Draht Anschluss 7.932 s 1 7.932 s 1
Pra Uji 13.543 s 1 13.543 s 1
Ruang Uji
Sortir Uji 13.000 s 180 22.000 s 180
UL 3600 s 120 3600 s 120
DL 3600 s 120 3600 s 120
Montage Kappe 3.959 s 1 3.959 s 1
Gosok Kappe 30.246 s 4 30.246 s 1
Labelling 2.061 s 1 2.061 s 1
Keterangan: data diperoleh dari penelitian Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.5. Data Waktu Baku untuk Kelompok Produk 1658
47
Standard Hours for 1658 <= 8A > 8APengerjaan run time unit time/ Unit
Cuci Bimetal 1200 s 2000 1200 s 2000
Oven Bimetal 1200 s 1000 7200 s 1000
Press Bimetal 4.261 s 1 4.221 s 1
Las Kontakt – Bimetal 4.920 s 1 4.920 s 1
Keling Bimetal – Anschluss 5.559 s 1 5.559 s 1
Keling Kontakt – Anschluss 4.530 s 1 4.530 s 1
Montage Sockel 5.860 s 1 5.860 s 1
Eyeletting Anschluss – Sockel
Eyeletting Mesin 4.657 s 1 4.657 s 1
Eyeletting Manual 14.383 s 1 14.383 s 1
Montage Feder 4.286 s 1 4.286 s 1
Montage Druckknopf 5.917 s 1 5.917 s 1
Montage Housing 4.861 s 1 4.861 s 1
Ruang Uji
Sortir Uji 3600 s 180 3600 s 180
Uji UL 3600 s 120 3600 s 120
Uji DL 3600 s 50 3600 s 50
Labeling 2.011 s 1 2.011 s 1
Keterangan: data diperoleh dari penelitian Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.6. Data Waktu Baku untuk Kelompok Produk 8340
Standard Hours for 8340 < 25A >= 25A
48
Pengerjaan time/ unit time/ Unit
Las
Las Anschluss 8.411 s 1 10.732 s 1
Las Kontaktarm 17.063 s 1 17.063 s 1
Schaltschloss 26.788 s 1 26.788 s 1
Spulen
Tang, frais, timah, putar 19.368 s 1
Press Spulen 2.911 s 1 71.752 s 1
Tabung
Pembersihan, oven, uji 21.099 s 1 21.099 s 1
Isi silikon dan press 20.932 s 1 20.932 s 1
Montage Solder 88.488 s 1 88.488 s 1
Montage Klappanker 23.021 s 1 23.021 s 1
Kontrol Kekuatan 3.810 s 1 3.810 s 1
Montage Kontaktarm 19.010 s 1 19.010 s 1
Stell Klappanker 34.830 s 1 34.830 s 1
Komplet Montage 111.347 s 1 111.347 s 1
Kontrol Terakhir 28.709 s 1 28.709 s 1
Keling 16.987 s 1 16.987 s 1
Labelling 2.313 s 1 2.313 s 1
Keterangan: data diperoleh dari penelitian Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.7. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
1160 <= 25A
Standard Hours for 1160 25A unit to produce 7000
49
Pengerjaan time/ unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Las Kontak Anschluss 6.054 s 1 1 1 11.772 11.772 7000 12.72%
Cuci Kontak Anschluss 1.600 s 1 1 1 3.111 3.111 7000 3.36%
Las Kontak Bimetal 7.075 s 1 1 2 6.878 13.756 7000 7.43%
Gulung
Gulung Manual 32.566 s 1 1 2 7.724 15.449 1708 8.35%
Gulung Manual 17.992 s 1 1 1 8.535 8.535 1708 9.22%
Abisolasi 4.480 s 1 1 1 2.125 2.125 1708 2.30%
Las Draht Bimetal 10.094 s 1 1 1 4.788 4.788 1708 5.17%
Gulung Semi Automatic 38.510 s 1 1 1 7.724 7.724 722 8.35%
Gulung Automatic 18.254 s 1 1 3 7.724 23.173 4570 8.35%
Las Bimetal Anschluss 10.025 s 1 1 3 6.497 19.492 7000 7.02%
Las Draht Anschluss 7.932 s 1 1 2 7.712 15.424 7000 8.33%
Pra Uji 13.543 s 1 1 3 8.778 26.333 7000 9.48%
Ruang Uji
Sortir Uji 13.000 s 180 1 1 0.140 0.140 7000 0.15%
UL 3600 s 120 5 1 11.667 58.333 7000 12.61%
DL 3600 s 120 5 1 11.667 58.333 7000 12.61%
Montage Kappe 3.959 s 1 1 1 7.698 7.698 7000 8.32%
Gosok Kappe 30.246 s 4 1 3 4.901 14.703 7000 5.30%
Labelling 2.061 s 1 1 1 4.008 4.008 7000 4.33%
Standard/Labor Hours 11.772 294.898 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.00168 0.04213 hour
Standard/Labor required per unit 6.0540 151.66 second
Keterangan:
§ Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.8. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
1160 30A
Standard Hours for 1160 30A unit to produce 7000
50
Pengerjaan time/ unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Las Kontak Anschluss 6.054 s 1 1 1 11.772 11.772 7000 4.86%
Cuci Kontak Anschluss 1.600 s 1 1 1 3.111 3.111 7000 1.29%
Las Kontak Bimetal 7.075 s 1 1 1 13.756 13.756 7000 5.68%
Gulung
Gulung 32.566 s 1 1 1 17.446 17.446 1929 7.21%
Gulung Manual 17.992 s 1 1 1 9.638 9.638 1929 3.98%
Abisolasi 4.480 s 1 1 1 2.400 2.400 1929 0.99%
Las Draht Bimetal 10.094 s 1 1 1 5.407 5.407 1929 2.23%
Gulung Semi Automatic 38.510 s 1 1 1 17.446 17.446 1631 7.21%
Gulung Automatic 18.254 s 1 1 1 17.446 17.446 3441 7.21%
Las Bimetal Anschluss 10.025 s 1 1 1 19.492 19.492 7000 8.05%
Las Draht Anschluss 7.932 s 1 1 1 15.424 15.424 7000 6.37%
Pra Uji 13.543 s 1 1 1 26.333 26.333 7000 10.88%
Ruang Uji
Sortir Uji 22.000 s 180 1 1 0.238 0.238 7000 0.10%
UL 3600 s 120 5 2 5.833 58.333 7000 2.41%
DL 3600 s 120 5 2 5.833 58.333 7000 2.41%
Montage Kappe 3.959 s 1 1 1 7.698 7.698 7000 3.18%
Gosok Kappe 30.246 s 1 1 1 58.811 58.811 7000 24.29%
Labelling 2.061 s 1 1 1 4.008 4.008 7000 1.66%
Standard/Labor Hours 58.811 347.092 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.008 0.050 hour
Standard/Labor required per unit 30.246 178.504 second
Keterangan:
Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.9. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
1658 <= 8A
Standard Hours for 1658 <= 8A unit to produce 4000
51
Pengerjaan run time Unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Cuci Bimetal 1200 s 2000 1 1 0.667 0.667 4000 0.93%
Oven Bimetal 1200 s 1000 1 1 1.333 1.333 4000 1.85%
Press Bimetal 4.261 s 1 1 1 4.734 4.734 4000 6.58%
Las Kontakt – Bimetal 4.920 s 1 1 1 5.467 5.467 4000 7.60%
Keling Bimetal - Anschluss 5.559 s 1 1 1 6.177 6.177 4000 8.59%
Keling Kontakt - Anschluss 4.530 s 1 1 1 5.033 5.033 4000 7.00%
Montage Sockel 5.860 s 1 1 1 6.511 6.511 4000 9.05%
Eyeletting Anschluss - Sockel
Eyeletting Mesin 4.657 s 1 1 1 3.909 3.909 3022 5.44%
Eyeletting Manual 14.383 s 1 1 1 3.909 3.909 978 5.44%
Montage Feder 4.286 s 1 1 1 4.762 4.762 4000 6.62%
Montage Druckknopf 5.917 s 1 1 1 6.574 6.574 4000 9.14%
Montage Housing 4.861 s 1 1 1 5.401 5.401 4000 7.51%
Ruang Uji
Sortir Uji 3600 s 180 5 1 4.444 22.222 4000 6.18%
Uji UL 3600 s 120 5 1 6.667 33.333 4000 9.27%
Uji DL 3600 s 50 5 2 8.000 80.000 4000 11.12%
Labeling 2.011 s 1 1 1 2.234 2.234 4000 3.11%
Standard/Labor Hours 8.000 192.268 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.00200 0.04807 hour
Standard/Labor required per unit 7.2000 173.04 second
Keterangan:
Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.10. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
1658 > 8A
Standard Hours for 1658 > 8A unit to produce 4000
52
Pengerjaan time/ unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Cuci Bimetal 1200 s 2000 1 1 0.667 0.667 4000 0.85%
Oven Bimetal 7200 s 1000 1 1 8.000 8.000 4000 10.19%
Press Bimetal 4.221 s 1 1 1 4.690 4.690 4000 5.97%
Las Kontakt - Bimetal 4.920 s 1 1 1 5.467 5.467 4000 6.96%
Keling Bimetal - Anschluss 5.559 s 1 1 1 6.177 6.177 4000 7.86%
Keling Kontakt - Anschluss 4.530 s 1 1 1 5.033 5.033 4000 6.41%
Montage Sockel 5.860 s 1 1 1 6.511 6.511 4000 8.29%
Eyeletting Anschluss - Sockel 0.00%
Eyeletting Mesin 4.657 s 1 1 1 3.909 3.909 3022 4.98%
Eyeletting Manual 14.383 s 1 1 1 3.909 3.909 978 4.98%
Montage Feder 4.286 s 1 1 1 4.762 4.762 4000 6.06%
Montage Druckknopf 5.917 s 1 1 1 6.574 6.574 4000 8.37%
Montage Housing 4.861 s 1 1 1 5.401 5.401 4000 6.88%
Ruang Uji 0.00%
Sortir Uji 3600 s 180 5 1 4.444 22.222 4000 5.66%
Uji UL 3600 s 120 5 1 6.667 33.333 4000 8.49%
Uji DL 3600 s 50 5 2 8.000 80.000 4000 10.19%
Labeling 2.011 s 1 1 1 2.234 2.234 4000 2.85%
Standard/Labor Hours 8.000 198.890 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.00200 0.04972 hour
Standard/Labor required per unit 7.2000 179.00 second
Keterangan:
Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.11. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
8340 < 25A
Standard Hours for 8340 < 25A unit to produce 1000
53
Pengerjaan time/ unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Las
Las Anschluss 8.411 s 1 1 1 2.336 2.336 1000 3.88%
Las Kontaktarm 17.063 s 1 1 1 4.740 4.740 1000 7.88%
Schaltschloss 26.788 s 1 1 2 3.721 7.441 1000 6.18%
Spulen 1000 0.00%
Tang, frais, timah, putar 19.368 s 1 1 1 5.380 5.380 1000 8.94%
Press Spulen 2.911 s 1 1 1 0.809 0.809 1000 1.34%
Tabung 1000 0.00%
Pembersihan, oven, uji 21.099 s 1 1 1 5.861 5.861 1000 9.74%
Isi silicon dan press 20.932 s 1 1 1 5.814 5.814 1000 9.66%
Montage Solder 88.488 s 1 1 4 6.145 24.580 1000 10.21%
Montage Klappanker 23.021 s 1 1 2 3.197 6.395 1000 5.31%
Kontrol Kekuatan 3.810 s 1 1 1 1.058 1.058 1000 1.76%
Montage Kontaktarm 19.010 s 1 1 3 1.760 5.281 1000 2.93%
Stell Klappanker 34.830 s 1 1 2 4.838 9.675 1000 8.04%
Komplet Montage 111.347 s 1 1 6 5.155 30.930 1000 8.57%
Kontrol Terakhir 28.709 s 1 2 1 3.987 7.975 1000 6.63%
Keling 16.987 s 1 1 1 4.719 4.719 1000 7.84%
Labelling 2.313 s 1 1 1 0.643 0.643 1000 1.07%
Standard/Labor Hours 6.145 123.635 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.00615 0.12364 hour
Standard/Labor required per unit 22.1220 445.0871 second
Keterangan:
Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
Tabel 4.12. Perhitungan Waktu Standar dan Labor Hour untuk Kelompok Produk
8340 >= 25A
Standard Hours for 8340 >= 25A unit to produce 350
54
Pengerjaan Time/ unit parareljumlah
mesin
standard
hours
Labor
hours
unit to
producepercentage
Las
Las Anschluss 10.732 s 1 1 1 1.043 1.043 350 4.00%
Las Kontaktarm 17.063 s 1 1 1 1.659 1.659 350 6.36%
Schaltschloss 26.788 s 1 1 2 1.302 2.604 350 4.99%
FlachDraht 71.752 s 1 1 1 6.976 6.976 350 26.74%
Tabung 0.00%
Pembersihan, oven, uji 21.099 s 1 1 1 2.051 2.051 350 7.86%
Isi silicon dan press 20.932 s 1 1 1 2.035 2.035 350 7.80%
Montage Solder 88.488 s 1 1 4 2.151 8.603 350 8.24%
Montage Klappanker 23.021 s 1 1 2 1.119 2.238 350 4.29%
Kontrol Kekuatan 3.810 s 1 1 1 0.370 0.370 350 1.42%
Montage Kontaktarm 19.010 s 1 1 3 0.616 1.848 350 2.36%
Stell Klappanker 34.830 s 1 1 2 1.693 3.386 350 6.49%
Komplet Montage 111.347 s 1 1 6 1.804 10.825 350 6.91%
Kontrol Terakhir 28.709 s 1 2 1 1.396 2.791 350 5.35%
Keling 16.987 s 1 1 1 1.652 1.652 350 6.33%
Labelling 2.313 s 1 1 1 0.225 0.225 350 0.86%
Standard/Labor Hours 6.976 48.308 hours 100.00%
Standard/Labor Hours required per unit 0.01993 0.13802 hour
Standard/Labor required per unit 71.7524 496.8818 second
Keterangan:
Data run time per satuan unit (kolom run time dan unit) didapat dari penelitian
Tugas Akhir Anita Caroline, 2003
4.5.1.3. Verifikasi Kebutuhan dan Ketersediaan Peralatan Khusus
Tujuan:
§ Memperoleh kepastian bahwa peralatan khusus yang dibutuhkan untuk
produksi sesuai pesanan tersedia
§ Mencari solusi dan melakukan tindakan korektif sehingga kekosongan
peralatan dapat teratasi dan tidak menghambat jalannya produksi
Input:
§ Informasi spesifikasi pesanan
§ Informasi ketersediaan peralatan-peralatan khusus seperti peralatan pembuatan
tipe khusus, peralatan untuk pengujian, dan lain-lain.
§ Informasi peralatan khusus yang dibutuhkan untuk produksi pesanan
Proses:
55
§ Memeriksa apakah peralatan-peralatan yang dibutuhkan tersedia
Output:
§ Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi tersedia.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk verifikasi kebutuhan dan
ketersediaan peralatan khusus dilakukan adalah:
a. Menentukan kebutuhan peralatan khusus
Kebutuhan peralatan khusus dapat ditentukan dengan memperhatikan lembar
data teknis, cara-cara pembuatan material, cara pengujian dan lain-lain.
Peralatan khusus yang biasanya dibutuhkan adalah alat uji, lembar data
pengujian seperti lembar AQL dan Prufbescheinigung.
b. Memeriksa ketersediaan peralatan khusus
Peralatan khusus yang dibutuhkan perlu diperiksa ketersediaannya dengan
menghubungi bagian-bagian yang berhubungan, misalnya bagian Quality
Control, Ruang Uji, Perawatan dan lain-lain.
c. Melakukan penyesuaian terhadap kokosongan peralatan
Dalam kasus terjadi kekosongan peralatan khusus yang dibutuhkan maka
langkah penyesuaian yang dapat dilakukan adalah:
§ Penggunaan peralatan alternatif (alternate tooling)
§ Menyewa peralatan pengujian
§ Menyediakan peralatan pengujian
4.5.1.4. Membuat Jadwal dan Rencana Terperinci
Tujuan:
§ Membuat jadwal penempatan tugas ke pusat-pusat kerja
§ memberikan informasi terperinci tentang aturan-aturan prioritas untuk
penempatan tugas-tugas ke pusat kerja beserta susunan/ urutan operasi yang
dikerjakan pada setiap pusat kerja
Input:
§ Informasi batas waktu pengiriman (due date/lieferdatum) yang terdapat pada
Kartu Order.
§ Jumlah pesanan yang tertera pada Kartu Order
56
§ Waktu operasi standar (standard manufacturing time) hasil perhitungan
verifikasi kapasitas
Proses:
§ Menghitung dan menetapkan prioritas pembagian tugas ke pusat kerja
Output:
§ Informasi terperinci tentang prioritas untuk pembagian tugas-tugas ke pusat
kerja
Penjadwalan produksi digunakan untuk menempatkan order yang harus
diproduksi terlebih dahulu sehingga dapat ditemukan jadwal yang optimal untuk
produksi. Penjadwalan produksi yang baik diharapkan mampu mencegah/
meminimalkan adanya keterlambatan. Pembahasan lebih lanjut mengenai
penjadwalan produksi terdapat pada penelitian Tugas Akhir Anita Caroline, 2003.
4.5.1.5. Mengeluarkan Pesanan Produksi ke Bagian Produksi
Tujuan:
§ Memberikan instruksi kerja kepada produksi berkenaan dengan satu pesanan
tertentu beserta informasi yang dibutuhkan mengenai spesifikasi pesanan.
Input:
§ Informasi spesifikasi pesanan seperti tipe produk, jumlah pesanan, tanggal
tenggat waktu (due dates), terdapat pada Kartu Order
§ Bill of Material
§ Waktu mulai dan batas waktu selesai produksi hasil penjadwalan produksi
Proses:
§ Memberikan dokumen instruksi kerja produksi yang terdiri dari informasi
spesifikasi pesanan dan material yang dibutuhkan.
Output:
§ Dokumen instruksi kerja produksi
§ Form Aktivitas Material (lihat sub bab 4.6.1.7.)
§ Form Kemajuan Produksi (lihat sub bab 4.6.1.6.)
§ Produksi dapat mulai dijalankan
Proses pengeluaran pesanan kepada produksi dilakukan dengan
menggunakan dokumen Instruksi Kerja Produksi yang berisi instruksi kerja dan
57
informasi kepada produksi mengenai spesifikasi pesanan, serta waktu pesanan
dapat mulai diproduksi. Form instruksi kerja produksi tertera pada gambar 4.10.
Sebagai data record bagi PPC sendiri diperlukan rekapitulasi order yang telah
dikeluarkan. Form rekapitulasi order tertera pada gambar 4.11.
PT. E-T-A INDONESIA Instruksi Kerja Proses
Tangal :
No. SAP :Tipe Produk :Jumlah :Kunde :Waktu Standar :
Total Manufacturing Time : Start Time :
Finish Time :
Overtime :
Released,
PPC
Gambar 4.10. Form Instruksi Kerja Produksi
Rekapitulasi Order
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAP Tipe Produk Jumlah KundeLiefer
Termin
Expt.StartTime
Expt.FinishTIme
AktualStartTime
AktualFinishTime
OnSchedule?
Pengeluaran Instruksi Produksi Penyelesaian Produksi
Gambar 4.11. Buku Rekapitulasi Order
58
4.5.1.6. Memantau Kemajuan Produksi
Tujuan:
§ Mengetahui perkembangan produksi sehingga dapat digunakan untuk
mempertahankan jadwal produksi.
Input:
§ Informasi waktu manufaktur yang dibutuhkan
§ Informasi jumlah pesanan
§ Informasi penyelesaian setiap tugas
Proses:
§ Membandingkan kuantitas yang diselesaikan dengan jumlah pesanan terhadap
waktu penyelesaian yang dijadwalkan
§ Estimasi waktu penyelesaian yang dibutuhkan terhadap waktu yang telah
ditetapkan.
Output:
§ Informasi perkembangan kemajuan produksi untuk setiap order dibandingkan
dengan waktu yang diharapkan
§ Laporan kemajuan produksi
Laporan kemajuan produksi digunakan untuk mengetahui perkembangan
produksi sehingga fungsi pengendalian dalam mempertahankan jadwal dapat
dijalankan. Informasi yang harus diperhatikan adalah kuantitas produk yang
diselesaikan dibanding terhadap pesanan manufakturing, penyelesaian setiap tugas
atau operasi, dan pergerakan tugas atau operasi. Pengumpulan data berkenaan
dengan kemajuan produksi menggunakan satu form yang disebut form kemajuan
produksi yang akan terdiri dari langkah-langkah produksi untuk kelompok produk
tertentu. Form kemajuan produksi akan disertakan menjadi satu dalam shop
information packet yang akan beredar di lantai produksi. Form kemajuan produksi
dapat dilihat pada gambar 4.12.
59
Form Kemajuan Produksi
Order No. : Jumlah Permintaan :
Pusat Kerja Tgl. ControlNo. OprtJumlahJamMulai
JamSelesai KeteranganExp. Processing
time
Total Manufacturing Time :
Exp. CompletionTime
Control Control
PT. E-T-A INDONESIA
PG :
Gambar 4.12. Form Kemajuan Produksi
4.5.1.7. Memantau Aktivitas Material
Tujuan:
§ Mengetahui setiap aktivitas material menyangkut keberadaan material,
kuantitas on-hand, dan yang berada dalam proses, termasuk didalamnya
kuantitas scrap, rework, dan kehilangan.
§ Mencatat informasi penerimaan, pengeluaran, penyesuaian, dan location
transfer material termasuk juga Work in Process (WIP) dan hasil.
Input:
§ Informasi keberadaan material yang berada dalam proses, termasuk juga detil
spesifikasi material.
§ Data-data penerimaan, pengeluaran, penyesuaian material antar bagian
Proses:
§ Kalkulasi penerimaan, pengeluaran, penyesuaian material
Output:
§ Jenis dan jumlah Work in Process pada satu periode waktu tertentu
§ Jenis dan jumlah produk baik dan cacat yang ada di gudang
§ Jenis dan jumlah material yang terdapat di gudang
60
Aktivitas material perlu dicatat guna mengetahui setiap pergerakan
material sehingga lokasi material dapat diidentifikasikan. Pencatatan aktivitas
material diikut-sertakan dalam form instruksi proses, dimaksudkan untuk dapat
memperhatikan material dan produk secara bersama-sama.
Selain dalam form instruksi kerja, sebenarnya bagian paling penting
dalam pencatatan aktivitas material adalah rekapitulasi penerimaan dan
pengeluaran serta penyesuaian material pada masing-masing bagian (location)
sehingga dapat ditelusuri keberadaan tiap material dan atau produk. Untuk itu
diperlukan rekapitulasi penerimaan, pengeluaran dan penyesuaian sehingga
informasi Work-in-process yang ada pada bagian/lokasi tertentu dapat diketahui
dengan cepat. Rekapitulasi pada bagian-bagian yang berkenaan dengan aktivitas
material yaitu gudang, produksi, ruang uji dan packing terdapat pada tabel 4.14.,
4.15., 4.16. dan 4.17.
Sebagaimana telah disebutkan pada sub-bab 4.6.1.1. mengenai verifikasi
material, telah dijelaskan bahwa informasi ketersediaan material sangat penting
untuk diketahui, sehingga diperlukan sistem pencatatan material yang mudah
penggunaannya, tetapi dapat menunjukkan informasi yang diperlukan. Untuk itu
disediakan form material record dan finish good record yang dapat memudahkan
terjadinya update data sehingga informasi dapat segera diketahui. Tabel 4.18. dan
4.19. menunjukkan form material record dan finish good record.
61
Form Aktivitas Material
PT. E-T-A INDONESIA
No. Artikel Nama Material Unit RequireTotal
Requirement
SAP No. : Tipe Produk :
Rusak Hilang Lebih
Jumlah Pesanan:
Permintaan Material
Material Ke Gudang Kerusakan
Released,
PPC
Received,
Kepala PG
Received,
GudangKerusakan
Tgl Jam Dari BagusCacat/rusak
Total Keterangan TT Penerima
ProduksiRuang Uji
Ruang UjiProduksi
ProduksiPacking
PackingGudang
Work-in-Process Movement
No. Permintaan :
Gambar 4.13. Form Aktivitas Material
62
Rekapitulasi Aktivitas Material di Gudang
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAP JumlahTT
ProduksiNo. Intern
JumlahProduk
JadiTgl
JumlahProdukCacat
JumlahMaterialRusak
No.Intern
Tgl TTJumlah
Bulan :
Pengeluaran Material Penerimaan Produk Eksport
Gambar 4.14. Buku Rekapitulasi Aktivitas Material di Gudang
Rekapitulasi Work-in-Process di Produksi
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAP TglNo Intern.Jumlah
BaikJumlah TglJumlah
CacatTotalTglTT Ruang
UjiJumlah TT PAcking
Bulan :
Penerimaan Material Pengeluaran Produk Penerimaan Produk Pengeluaran Produk
Gambar 4.15. Buku Rekapitulasi Location Transfer di Produksi
63
Rekapitulasi Work In Process di Ruang Uji
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAP JumlahTT
Ruang UjiNo Intern. Jumlah BaikTgl TT Produksi
JumlahCacat
Total
Bulan :
Penerimaan Produk Pengeluaran Produk
Gambar 4.16. Buku Rekapitulasi Work-In-Process di Ruang Uji
Rekapitulasi Work In Process di Packing
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAP JumlahBaik
TotalNo Intern.Jumlah
BaikTgl TT GudangJumlahCacat
TotalJumlahcacat
Bulan :
Penerimaan Produk Pengeluaran Produk
Gambar 4.17. Buku Rekapitulasi Work-In-Process di Packing
64
Material Record
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl Keterangan In Allocated Out On-Hand Stock Available Stock
Nama Material :
No. Artikel :
Kelompok Produk :
Gambar 4.18. Form Material Record
Finish Good Record
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl Keterangan In Allocated Out On-Hand Available
Tipe Produk :
Gambar 4.19. Form Rekapitulasi Sisa Baik
4.5.1.8. Memantau Sumber Daya Kapasitas
Tujuan:
§ Mengetahui performansi, masalah, dan kondisi khusus yang mempengaruhi
kapasitas dan sumber daya lain, seperti downtime mesin dan peralatan, jam
tenaga kerja yang tidak berada pada tingkat yang direncanakan, dan lain-lain.
§ Mengetahui besarnya pengaruh setiap kondisi yang ada terhadap ketersediaan
kapasitas dan sumber daya lain.
Input:
§ Data waktu down time mesin
§ Data perubahan staffing level
65
Proses:
§ Rekapitulasi waktu down time mesin dan perubahan staffing level untuk
periode waktu lalu
§ Estimasi waktu down time mesin dan perubahan staffing level untuk periode
waktu ke depan
§ Analisa waktu down time mesin dan perubahan staffing level dalam bentuk
pengurangan kapasitas dan melakukan tindakan korektif.
Output:
§ Estimasi besarnya kapasitas yang tereduksi sebagai akibat downtime mesin
dan perubahan staffing level.
§ Sumber daya kapasitas perlu diperhatikan untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi yang dapat mengubah besarnya kapasitas yang ada.
Perubahan terhadap sumber daya kapasitas dapat digunakan sebagai umpan
balik yang memberikan informasi guna penjadwalan produksi.
4.5.1.9. Memantau Produktivitas Sumber Daya Manusia dan Peralatan.
Tujuan:
§ Mengetahui produktivitas sumber daya manusia serta peralatannya
Input:
§ Data waktu efektif yang digunakan operator untuk menghasilkan produk
§ Data waktu yang tersedia
Proses:
§ Menghitung efisiensi sumber daya manusia dengan cara membandingkan data
waktu efektif yang digunakan dengan waktu yang tersedia.
§ Analisa efisiensi sumber daya manusia
Output:
§ Efisiensi sumber daya manusia sebagai parameter produktivitas tenaga kerja
dan tolak ukur pembuatan jadwal produksi.
Data yang dibutuhkan dalam pemantauan dan penyusunan produktivitas
sumber daya manusia dan peralatan dikemas dalam form yang disebut form
produktivitas. Form produktivitas dapat dilihat pada gambar 4.20.
66
Form Produktivitas
PT. E-T-A INDONESIA
Tgl No. SAPJamMulai
JamSelesai
Jumlah NoOperator Waktu Keterangan TT PG. Efisiensi Utilisasi
Pusat Kerja :
Bulan :
Standard Setup Time :
Standard Manufacturing Time : /unit
Average :
Gambar 4.20. Form Produktivitas
Produktivitas yang diwakili dengan nilai efisiensi dan utilisasi akan
dihitung satu bulan sekali, dan untuk itu digunakan form rekapitulasi
produktivitas untuk semua pusat kerja. Rekapitulasi produktivitas dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat produktivitas masing-masing kelompok produk dalam
jangka waktu satu bulan terakhir, dan sebagai masukan bagi kepala bagian serta
manajemen puncak. Form rekapitulasi produktivitas dapat dilihat pada gambar
4.21.
Laporan Produktivitas Bulanan
PT. E-T-A INDONESIA
No. Pusat Kerja Total NonProductive Time Keterangan Efisiensi Utilisasi Keterangan
Produk Gruppe
Bulan : Total Workhours :
Keterangan :
TOTAL
Gambar 4.21. Laporan Produktivitas Bulanan
67
4.5.1.10. Membuat Laporan Performansi Jadwal
Tujuan:
§ Mengetahui performansi jadwal yang telah dibuat guna mengetahui ketepatan
jadwal dalam kondisi aktual.
Input:
§ Jumlah tugas/order yang diselesaikan tepat waktu pada periode waktu tertentu
§ Jumlah tugas/order yang diselesaikan pada periode waktu yang sama
Proses:
§ Menghitung parameter performansi jadwal dengan membandingkan jumlah
tugas yang diselesaikan tepat waktu waktu dan total tugas yang diselesaikan
pada periode waktu tertentu.
§ Analisa performansi jadwal
§ Melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap jadwal sesuai dengan laporan
performansi jadwal yang ada.
Output:
§ Performansi jadwal sebagai parameter ketepatan jadwal yang telah dibuat dan
tolak ukur pembuatan jadwal produksi.
Laporan Performansi jadwal perlu dibuat untuk mengetahui persentase
jumlah order yang selesai sesuai jadwal dan tidak. Untuk itu diperlukan
rekapitulasi jumlah order tersebut selama periode waktu tertentu. Format laporan
performansi jadwal terdapat pada gambar 4.22.
Laporan Performansi Jadwal
PT. E-T-A INDONESIA
Bulan :
Jumlah Order SelesaiTepat Waktu
Jumlah OrderSelesai Terlambat Total OrderKelompok Produk
1160
1658
8340
KeteranganPerformansiKetepatan Jadwal
Gambar 4.22. Format Laporan Performansi Jadwal
68
4.5.1.11. Melakukan Pengendalian Input/Output
Tujuan:
§ Mengendalikan jumlah output yang diinginkan, Work in Process, dan waktu
tunggu manufakturing (lead time manufacturing).
Input:
§ Data planned input-output untuk setiap stasiun kerja
§ Data actual input-output untuk setiap stasiun kerja
Proses:
§ Membuat perencanaan range performansi input dan output yang dapat
diterima per periode waktu
§ Pengukuran dan pelaporan input dan output aktual
§ Analisa laporan pengendalian input/output untuk mengidentifikasi masalah
dan melakukan perbaikan terus-menerus terhadap situasi yang berada di luar
pengendalian
Output:
§ Laporan pengendalian input/output
Untuk menyusun laporan pengendalian input-output dibutuhkan suatu
form yang didesain untuk mencatat data-data yang dibutuhkan serta pembuatan
peta kontrol aktual. Form pengendalian input-output dapat dilihat pada gambar
4.23.
69
Pengendalian Input-Output
PT. E-T-A INDONESIA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Planned InputActual InputCumulative DeviationPlanned OutputActual OutputCumulative DeviationPlanned BacklogActual Backlog
Desired Backlog :Cum. Dev.Tolerance :
Minggu
Produk Gruppe :
Jam
Sta
ndar
(U
nit)
Periode Waktu (Minggu)
1000
2000
3000
0 5 10
1 Januari 2003
PG. 8340
Peta Kontrol Backlog
15 20
Gambar 4.23. Form Pengendalian Input-Output
Setiap metode/alat yang digunakan dalam tingkat pelaksanaan dan
pengendalian, sebenarnya terkait satu sama lain. Terdapat satu sistem informasi
yang terkait diantara setiap metode tersebut. Data flow diagram dari sistem
perencanaan dan pengendalian tingkat pelaksanaan dan pengendalian dapat dilihat
pada gambar 4.24. Data flow diagram dibuat untuk menunjukkan arus data yang
mengalir dalam tingkat pelaksanaan dan pengendalian di shop floor. Data flow
diagram dengan tingkat level lebih rendah dapat dilihat pada lampiran 1. Entry
Kamus Arus Data dan Entry Kamus Struktur Data dibangun untuk melengkapi
70
data flow diagram dan lebih memperjelas data yang terdapat didalamnya. Entry
Kamus Arus data dan Entry Kamus Struktur Data terdapat pada lampiran 2.
1.Penerimaan
Order
OrderHandling
Order
Gudang
Informasi stok materialOpen order
2.Penjadwalan
ProduksiOpen Order
ProduksiInstruksi Kerja
3.Pengendalian
Produksi
order+jadwal
Umpan balik
Gambar 4.24. Data Flow Diagram Pelaksanaan dan Pengendalian Produksi
4.5.2. Tingkat Perencanaan Operasional
Dikarenakan waktu lead time pemesanan material yang lebih panjang
dibanding lead time manufakturing dan struktur produk yang tidak terlalu
panjang, metode Material Requirement Planning (MRP) tidak dapat digunakan.
Oleh karena itu sebagai fungsi perencanaan prioritas pada tingkat perencanaan
operational akan digunakan sistem distribusi inventori sebagai pengganti MRP.
71
4.5.2.1. Klasifikasi ABC
Karena material penyusun untuk setiap kelompok produk memiliki
kuantitas dan frekuensi pemakaian yang berbeda, maka diperlukan suatu
perlakuan yang berbeda terhadap setiap jenis material tersebut. Dan dengan
jumlah material yang sangat banyak, akan sangat merepotkan sekali apabila setiap
material harus diperhatikan satu-persatu. Untuk itu diperlukan adanya suatu
pengelompokan dari setiap material ke dalam beberapa kelompok dimana
perbedaan perlakuan diberikan terhadap masing-masing kelompok.
Pengelompokan material disusun berdasarkan kuantitas penggunaan
material per tahun (annual usage) untuk masing-masing kelompok produk,
mengingat kuantitas penjualan setiap kelompok produk berbeda dalam jumlah
yang cukup signifikan.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang diambil dalam
mengelompokkan material inventori kedalam kelas A, B dan C:
a. Membedakan material yang umum dipakai (common material) dan material
yang digunakan hanya pada tipe-tipe tertentu (custom material), hal ini
dimaksudkan untuk mengelompokkan material yang umum dipakai tersebut
dimana seringkali mempunyai satuan unit yang berbeda (bukan satuan unit,
tapi gram).
b. Membagi data kuantitas penggunaan pertahun untuk tiap material dengan
total kuantitas penggunaan pertahun untuk mendapatkan persentase
penggunaan material tersebut.
c. Mengurutkan material sesuai dengan besarnya persentase penggunaan
pertahun.
d. Mengklasifikasikan material inventori ke dalam kelas A, B, dan C dengan
kriteria material dengan jumlah penggunaan ± 80% dimasukkan dalam kelas
A, material dengan jumlah penggunaan ±15% dimasukkan dalam kelas B dan
material dengan jumlah penggunaan ± 5% dimasukkan dalam kelas C.
Hasil perhitungan klasifikasi material inventori dari kelompok produk 1160, 1658
dan 8340 terdapat pada lampiran 3.
72
4.5.2.2. Sistem Distribusi Inventori
Sistem distribusi inventori dibutuhkan dalam usaha untuk memastikan
bahwa setiap material penyusun dan perlengkapan yang dibutuhkan tersedia
dalam jumlah yang mencukupi. Sistem distribusi inventori yang digunakan adalah
sistem tarik terdesentralisasi dengan teknik periodic review system.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan sistem distribusi
inventori adalah:
a. mengambil data pemakaian material masa lalu.
Data masa lalu yang dipakai adalah pemakaian material satu tahun yang lalu,
yaitu tahun 2002.
b. Menghitung rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviasi), dan
penggunaan material satu tahun.
c. Menentukan periode peninjauan (review period) untuk pemesanan material.
Periode peninjauan pemesanan material yang digunakan adalah satu bulan.
Karena biaya pemesanan material hanya terdiri dari variable cost, maka
semakin pendek periode peninjauan yang digunakan akan semakin
memperkecil biaya inventori. Tetapi, dengan pertimbangan bahwa periode
peninjauan yang terlalu pendek akan menyita banyak perhatian dan
membutuhkan banyak tenaga kerja, maka periode peninjauan yang terlalu
pendek juga tidak efisien.
d. Menentukan lead time pemesanan.
Lead time pemesanan yang ada adalah 3 bulan untuk pengiriman dengan sea
freight dan 1 minggu dengan air freight. Pengiriman dengan sea freight
adalah yang biasanya dipakai, sehingga lead time untuk sistem distribusi
inventori adalah tiga bulan.
e. Menentukan tingkat pelayanan yang diinginkan (policy of satisfying) bagi
masing-masing material, dengan memperhatikan kepentingan masing-masing
material.
Tingkat pelayanan yang diinginkan ditentukan berdasarkan kepentingan
material yang untuk itu ditentukan untuk masing-masing kelas pada
klasifikasi ABC. Tingkat pelayanan untuk common material dan kelas A
adalah 99,99%, untuk kelas B adalah 97%, dan untuk kelas C adalah 90%.
73
f. Menghitung nilai z untuk setiap tingkat pelayanan.
g. Menentukan stok pengaman (safety stock) untuk masing-masing material.
Stok pengaman untuk masing-masing material didapat dari hasil perkalian
nilai z dengan simpangan baku dari permintaan.
h. Menentukan permintaan rata-rata selama waktu tunggu.
Permintaan rata-rata (average demand) selama waktu tunggu didapat dari
perkalian rata-rata (mean) permintaan dengan waktu lead time. Karena
periode peninjauan lebih pendek dari lead time pemesanan, maka digunakan
permintaan rata-rata yang merupakan hasil perkalian antara waktu lead time
pemesanan dengan rata-rata (mean) permintaan.
i. Mengambil data material on-hand.
Data material on hand didapat dari laporan material dari gudang.
j. Menghitung kuantitas order yang harus dipesan.
Kuantitas order yang harus dipesan didapat dari penjumlahan safety stock
dan permintaan rata-rata (average demand) dikurangi kuantitas on-hand.
Hasil perhitungan sistem inventori dengan menggunakan metode periodic review
period ini dapat dilihat pada lampiran 4.
Analisa terhadap sistem inventori yang diusulkan perlu untuk dilakukan
guna mengetahui perbandingan efektifitas dan efisiensi sistem inventori yang
lama dan yang diusulkan. Untuk itu dihitung inventory balance dengan kondisi
aktual dibandingkan dengan keseimbangan inventori apabila menggunakan sistem
inventori yang baru tetapi dengan data penggunaan aktual. Tabel perhitungan
analisa sistem inventori dapat dilihat pada lampiran 5.
Pada tabel perhitungan analisa tersebut dapat terlihat bahwa sistem
inventori memberikan nilai inventori balance yang lebih kecil pada sebagian besar
material. Hal ini menunjukkan bahwa sistem inventori yang diusulkan
memberikan efisiensi yang lebih besar sehingga dapat mengurangi biaya
inventori.
Tetapi tetap masih terlihat nilai inventory balance yang justru semakin
besar, hal ini perlu untuk dicermati lebih lagi. Ada beberapa kemungkinan yang
dapat menyebabkannya, antara lain terjadi kesalahan dalam klasifikasi ABC yang
dibuat sebelumnya, terjadi penumpukkan penggunaan material pada bulan-bulan
74
tertentu, terdapat pergantian penggunaan material, atau justru memang sistem baru
tidak sesuai dengan keadaan material tersebut dan berbagai kemungkinan lainnya.
Untuk itu perhitungan inventori balance mulai bulan Februari sampai Mei 2003
dibuat sehingga dapat menunjukkan perbedaan inventori sebelum dan setelah
penerimaan material dengan penggunaan sistem inventori baru. Hasil perhitungan
menunjukkan adanya tanda bahwa sistem inventori baru mungkin dapat menekan
nilai inventori balance.
Perlu dicermati pula bahwa ada beberapa material yang mempunyai nilai
inventori akhir atau inventori balance kurang dari nol (negatif). Hal ini tidak
selalu menunjukkan bahwa telah terjadi stockout, tetapi perlu dicermati ulang.
Karena apabila material tersebut adalah produksi lokal, maka nilai negatif yang
dihasilkan dikarenakan tidak adanya data masuk beli, tetapi pada data masuk
intern dan tidak terdapat pada tabel perhitungan analisa tersebut.
4.5.2.3. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
Tujuan:
§ Menyediakan kapasitas jangka pendek sesuai dengan kebutuhan untuk
produksi output jangka pendek yang ditetapkan.
Input:
§ Target output jangka pendek
§ Data jumlah mesin
§ Data jumlah pekerja
§ Data waktu baku
Proses:
§ Menentukan total labor hour yang dibutuhkan untuk periode waktu tersebut.
§ Menentukan labor hour yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang ada.
§ Menentukan usulan jumlah labor untuk memenuhi jumlah labor hour yang
dibutuhkan
§ Menentukan jumlah overtime yang diperlukan untuk memenuhi labor hours
yang dibutuhkan dengan jumlah tenaga kerja yangs sudah ada
Output:
§ Output laporan perencanaan kapasitas
75
§ Jumlah overtime dan tenaga kerja bantu yang dibutuhkan
Perencanaan kebutuhan kapasitas adalah satu bentuk output yang
dihasilkan oleh penjadwalan produksi. Perencanaan kebutuhan kapasitas ditujukan
untuk kebutuhan jangka pendek, yang mana dari perencanaan ini dapat diketahui
besarnya beban (load) yang ada dibandingkan dengan kapasitas tersedia, apakah
mengalami kekurangan beban (underload) atau kelebihan beban (overload).
Dengan demikian besarnya kapasitas atau waktu yang dibutuhkan untuk overtime
juga akan diketahui apabila ternyata terjadi kelebihan beban.
4.5.3. Tingkat Perencanaan Taktikal
Karena perencanaan prioritas untuk tingkat operasional yaitu Material
Requirement Planning tidak digunakan dalam desain sistem perencanaan dan
pengendalian produksi di PT. E-T-A Indonesia, maka perencanaan prioritas untuk
tingkat taktikal yaitu Master Production Schedule juga tidak dapat digunakan.
Selain itu untuk tingkat taktikal tidak terlalu perlu digunakan perencanaan
prioritas dan kapasitas, karena akan terakomodir dengan perencanaan tingkat
strategik.
4.5.4. Tingkat Perencanaan Strategik
Pada tingkat perencanaan strategik, untuk perencanaan prioritas
digunakan Perencanaan Produksi Agregat (Aggregate Production Planning) dan
untuk perencanaan kapasitas digunakan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
(Resources Planning). Perencanaan produksi agregat didapat dari manajemen
permintaan yang akan dibahas terlebih dahulu.
4.5.4.1. Manajemen Permintaan
Manajemen permintaan digunakan dengan tujuan mengelola semua
permintaan produk untuk menjamin bahwa semua permintaan produk diketahui.
Sehingga perencanaan dan pengendalian terhadap pemenuhan permintaan dapat
dilakukan, dan perencanaan terhadap kebutuhan sumber daya jangka panjang
dapat diperhitungkan. Dengan manajemen permintaan yang baik, perencanaan
produksi dapat terealisasi dengan baik dan dapat menghasilkan penjadwalan
76
produksi yang baik. Pada dasarnya manajemen permintaan terdiri dari dua macam
yaitu Peramalan Permintaan (Demand Forecasting) dan Pelayanan Permintaan
(Order Service).
a. Pelayanan Permintaan
Pelayanan pesanan di PT. E-T-A Indonesia dilakukan untuk menangani
pesanan yang biasanya datang pada akhir tahun untuk satu tahun kedepan.
Pesanan ini biasaya diperoleh dari U-S-A yang terdiri dari semua permintaan
produk untuk satu tahun ke depan dengan tenggang waktu yang sudah ditentukan.
Contoh data order yang telah datang dapat dilihat pada lampiran 6.
Pesanan yang sudah pasti akan dijadwalkan sehingga tidak terjadi
keterlambatan dan juga dapat segera dialokasikan material yang dibutuhkan
sehingga dapat diperhatikan oleh departemen logistik. Form pengalokasian
material dapat dilihat dari gambar 4.25.
Pada pelaksanaannya, PPC tetap akan perlu melakukan penyesuaian
terhadap pengalokasian material seiring dengan berubahnya jadwal produksi yang
dibuat PPC baik yang disebabkan faktor re-scheduling karena order datang
maupun faktor penghambat yang membuat produksi tidak dapat berjalan tepat
waktu. Form penyesuaian alokasi material dapat dilihat pada gambar 4.26.
77
Form Pengalokasian Material
PT. E-T-A INDONESIA
No. Artikel Nama Material Unit Require
SAP No. : Tipe Produk :
Jumlah Pesanan:
___________ ,2003
PPC
KeteranganExpected Use
DateTotal
Requirement
Gambar 4.25. Form Pengalokasian Material
Form Penyesuaian Alokasi Material
PT. E-T-A INDONESIA
No. Form :
No. SAPExpected Use
DateKeteranganBatal
JumlahPesanan No. Artikel Lama No. Artikel Baru
Perubahan Material
____________, 2003
PPC
Gambar 4.26. Form Penyesuaian Alokasi Material
78
b. Peramalan Permintaan
Peramalan di PT. E-T-A Indonesia dilakukan guna memperkirakan
besarnya penjualan dan penggunaan produk di masa yang akan datang. Variabel
peramalan yang digunakan adalah jumlah permintaan berdasarkan data historis
permintaan yaitu satu tahun dengan interval waktu satu minggu. Data historis
tidak diambil terlalu panjang, karena justru akan semakin banyak terjadi
perbedaan dengan kondisi saat ini. Untuk itu diambil data permintaan masa lalu
yaitu tahun 2002 untuk setiap kelompok produk yaitu 1160,1658 dan 8340.
Data permintaan yang harus diambil adalah data permintaan untuk setiap
kelompok produk untuk tiap satu interval waktu yaitu per satu minggu.
Pengambilan satuan minggu adalah karena satuan waktu bulan terlalu panjang,
dan selain itu satuan minggu adalah satuan waktu yang selama ini dipergunakan di
PT. E-T-A Indonesia dalam penentuan waktu (contoh: waktu ekspor, waktu
impor, dll).
Karena data permintaan yang ada masih memiliki interval waktu yang
berbeda, maka interval waktu permintaan data tersebut perlu disamakan. Untuk
itu, langkah yang diambil adalah dengan membagi setiap permintaan dengan
jangka waktu (dalam minggu) order diterima sampai waktu pengiriman
(duedates). Selanjutnya, permintaan untuk tiap minggu akan dikumulatifkan untuk
mengetahui jumlah permintaan untuk satu minggu tersebut. Data permintaan
dapat dilihat pada lampiran 7.
Data permintaan tersebut diramalkan untuk satu tahun kedepan yaitu 52
(lima puluh dua) minggu. Adapun metode peramalan yang digunakan adalah
metode double exponential smoothing. Dasar pemilihan metode ini adalah karena
metode ini memiliki nilai indikator akurasi peramalan yang paling kecil, yang
berarti bahwa akurasi peramalannya semakin tinggi, dibandingkan dengan tiga
metode peramalan lainnya, yaitu moving average, single exponential smoothing
dan winters’ multiplicative model.
79
Tabel 4.13. Tabel Perbandingan Indikator Akurasi Peramalan
Moving average Single Exponential
Smoothing
Double Exponential
Smoothing
Winters'
multiplicative model
Data 1160
Length 41.0000
NMissing 0
Moving Average
Length: 4
Accuracy Measures
MAPE: 25
MAD: 5113
MSD: 47155775
Data 1160
Length 41.0000
NMissing 0
Smoothing Constant
Alpha: 0.878562
Accuracy Measures
MAPE: 14
MAD: 2790
MSD: 26196310
Data 1160
Length 41.0000
NMissing 0
Smoothing Constants
Alpha (level):
0.925412
Gamma (trend):
0.058405
Accuracy Measures
MAPE: 14
MAD: 2853
MSD: 27822576
Data 1160
Length 41.0000
NMissing 0
Smoothing Constants
Alpha (level): 0.2
Gamma (trend): 0.2
Delta (seasonal): 0.2
Accuracy Measures
MAPE: 26
MAD: 5199
MSD: 58237930
Dari tabel 4.13. dapat terlihat bahwa sebenarnya yang memiliki nilai
indikator akurasi paling kecil adalah single eksponential smoothing, tetapi perlu
diperhatikan bahwa single eksponential smoothing kurang mampu menunjukkan
variasi permintaan. Sehingga dengan analisa lebih lanjut dari segi kuantitatif dan
kualitatif ditentukan bahwa double exponential smoothing lebih mampu
mengakomodir kebutuhan peramalan di PT. E-T-A Indonesia. Hasil peramalan
untuk tiap kelompok produk dapat dilihat pada tabel 4.14.
80
Tabel 4.14. Hasil Peramalan Permintaan untuk Tahun 2003
Demand Forecast for 2003
1160 1658 8340
Kw Demand Forecast Demand Forecast Demand Forecast
1 0 25379 2500 4682.72 1 4365.12
2 67 25594 6067 4683.69 12 4435.12
3 67 25810 4117 4684.67 758 4505.12
4 267 26025 9842 4685.64 49 4575.11
5 3 26241 4075 4686.61 205 4645.11
6 0 26456 125 4687.59 1327 4715.11
7 0 26672 875 4688.56 1328 4785.11
8 0 26887 3521 4689.54 1949 4855.11
9 3000 27103 4193 4690.51 1067 4925.11
10 242 27318 4018 4691.48 1068 4995.11
11 8535 27534 2929 4692.46 1727 5065.11
12 17068 27749 1250 4693.43 1855 5135.11
13 16717 27965 5867 4694.41 2486 5205.11
14 16667 28180 467 4695.38 2122 5275.11
15 16667 28396 1208 4696.35 2123 5345.11
16 16667 28611 1542 4697.33 1084 5415.1
17 18957 28826 1667 4698.3 227 5485.1
18 31432 29042 83 4699.28 18 5555.1
19 31432 29257 83 4700.25 19 5625.1
20 31432 29473 83 4701.22 20 5695.1
21 39826 29688 2684 4702.2 2854 5765.1
22 39286 29904 2621 4703.17 2255 5835.1
23 30952 30119 1208 4704.15 1316 5905.1
24 30266 30335 1400 4705.12 2917 5975.1
25 16414 30550 657 4706.09 3628 6045.1
26 16164 30766 477 4707.07 5902 6115.1
27 15897 30981 1607 4708.04 4019 6185.1
28 15917 31197 857 4709.02 4400 6255.09
29 23629 31412 657 4709.99 3901 6325.09
30 23663 31628 1899 4710.96 2899 6395.09
31 23673 31843 2077 4711.94 2500 6465.09
32 23473 32059 1277 4712.91 1737 6535.09
33 22635 32274 777 4713.89 5053 6605.09
34 22890 32490 1027 4714.86 5213 6675.09
35 22890 32705 1277 4715.83 5068 6745.09
36 22636 32921 2152 4716.81 5069 6815.09
37 30329 33136 702 4717.78 3245 6885.09
38 23196 33352 1942 4718.76 1246 6955.09
39 23186 33567 2400 4719.73 1247 7025.09
40 23186 33783 895 4720.7 748 7095.08
41 23236 33998 1275 4721.68 4349 7165.08
81
Tabel 4.14. Hasil Peramalan Permintaan untuk Tahun 2003 (lanjutan)
42 23939 34214 1755 4722.65 6520 7235.08
43 23689 34429 1030 4723.63 5026 7305.08
44 23077 34645 3100 4724.6 4027 7375.08
45 23077 34860 3594 4725.57 2845 7445.08
46 15385 35076 2594 4726.55 3663 7515.08
47 15685 35291 2044 4727.52 6812 7585.08
48 15385 35507 219 4728.5 1169 7655.08
49 15385 35722 219 4729.47 1170 7725.08
50 7692 35938 219 4730.44 1171 7795.08
51 25251 36153 4868 4731.42 4391 7865.08
52 25251 36369 4868 4732.39 4375 7935.07
18007.216 30873.596 2094.0465 4707.555 2503.4835 6150.096
4.5.4.2. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dilakukan untuk perencanaan jangka panjang,
untuk menetapkan tingkat output manufakturing secara keseluruhan guna
memenuhi tingkat penjualan yang direncanakan. Perencanaan produksi agregat ini
akan diintegrasikan dengan perencanaan kebutuhan sumber daya. Pengambilan
keputusan dalam perencanaan produksi aggregat dilakukan oleh manajemen
puncak dengan mempertimbangkan masukan dari departemen PPC.
Perencanaan Produksi Agregat merupakan perencanaan jangka panjang,
yang akan dilaksanakan untuk periode satu tahun kedepan. Sebagai dasar
pertimbangan perencanaan produksi agregat diperlukan data dari manajemen
permintaan dan perencanaan kebutuhan sumber daya.
Perhitungan perencanaan produksi dilakukan dengan menggunakan
strategi chase, dimana nilai inventori sama dengan nol. Hal ini dikarenakan
produksi baru hanya dapat dimulai ketika pesanan sudah datang sesuai dengan
strategi respons terhadap permintaan pelanggan yang dimiliki perusahaan yaitu
job order. Sehingga, besarnya rencana produksi setiap bulan adalah hasil
penjumlahan order yang telah datang dan hasil peramalan. Perencanaan produksi
dibuat untuk masing-masing kelompok produk.
Dengan data order yang telah datang dan hasil peramalan yang telah
dibuat dapat dibuat perencanaan produksi untuk satu tahun kedepan yaitu tahun
2003 dengan satuan interval satu bulan. Perhitungan perencanaan produksi dapat
dibuat dengan menjumlahkan permintaan yang telah datang (order USA) dengan
82
hasil peramalan permintaan. Tabel perencanaan produksi dapat dilihat pada tabel
4.15.
Tabel 4.15. Perencanaan Produksi Tahun 2003
PG. 1160 PG. 1658 PG. 8340
Month
Demand
Forecast Order
Total
Demand
Demand
Forecast Order
Total
Demand
Demand
Forecast Order
Total
Demand
January 129048 0 129048 23423 58000 81423 22526 0 22526
February 107117 0 107117 18756 58000 76756 19280 0 19280
March 110565 0 110565 18772 58000 76772 20400 0 20400
April 143055 0 143055 23487 86333 109820 27076 0 27076
May 118323 0 118323 18807 86333 105140 22920 0 22920
June 121771 0 121771 18822 86333 105156 24040 0 24040
July 157062 0 157062 23550 85000 108550 31625 0 31625
August 129528 0 129528 18857 85000 103857 26560 0 26560
September 132976 0 132976 18873 85000 103873 27680 0 27680
October 171069 0 171069 23613 0 23613 36175 0 36175
November 140734 0 140734 18908 0 18908 30200 0 30200
December 144181 0 144181 18924 0 18924 31320 0 31320
Total 1605427 932793 319805
4.5.4.3. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya manufaktur digunakan untuk memastikan
bahwa perencanaan produksi aggregat dapat dipenuhi oleh sumber daya yang
tersedia.
Pada dasarnya terdapat dua kebutuhan sumber daya yang krusial untuk
direncanakan di PT. E-T-A Indonesia, yaitu kebutuhan tenaga kerja dan jam
mesin, meskipun sebenarnya masih banyak sumber daya lain yang juga
digunakan, seperti fasilitas peralatan, ruang penyimpanan (warehouse space),
energi, dan sumber daya keuangan.
4.5.4.4. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Tujuan:
§ Guna menetapkan tingkat output manufacturing secara keseluruhan guna
memenuhi permintaan
Input:
83
§ Hasil ramalan permintaan
§ Order yang telah datang untuk satu periode
§ Data labor hours yang dibutuhkan untuk masing-masing produk
§ Jumlah pekerja aktual
Proses:
§ Menentukan total labor hour yang dibutuhkan untuk periode waktu tersebut.
§ Menentukan labor hour yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang ada.
§ Menentukan usulan jumlah labor untuk memenuhi jumlah labor hour yang
dibutuhkan
§ Menentukan jumlah overtime yang diperlukan untuk memenuhi labor hours
yang dibutuhkan dengan jumlah tenaga kerja yangs sudah ada
Output:
§ Usulan penambahan/pengurangan tenaga kerja
§ Perhitungan jumlah overtime
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja direncanakan secara agregat untuk
semua kelompok produk (product group) yang ada di PT. E-T-A Indonesia, hal
ini dikarenakan hampir setiap tenaga kerja produksi dapat dialih-fungsikan untuk
kelompok produksi yang lain.
Langkah-langkah yang dibuat dalam membuat Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Tenaga Kerja adalah:
a. Memperoleh rencana Produksi
b. Menentukan Struktur Produk
Pembuatan struktur produk didasarkan pada sub kelompok produk yang
membutuhkan waktu pengerjaan dan sumber daya yang sama, yaitu yaitu
1160 25A, 1160 30A, 1658 <= 8A, 1658 > 8A, 8340 < 25A, dan 8340 >=
25A.
c. Menentukan Bill of Labor
Untuk menentukan Bill of Labor dibutuhkan data waktu pekerja yang
dibutuhkan untuk membuat setiap unit produk (laborhours required per
unit). Data waktu pekerja yang dibutuhkan per unit produk didapat dari
kumulatif data waktu baku untuk setiap pekerjaan dalam produksi pembuatan
84
satu unit produk. Perhitungan data waktu pekerja terdapat pada tabel 4.7.,
4.8., 4.9., 4.10., 4.11. dan 4.12.
Tabel 4.16. Perhitungan Struktur Produk untuk Kelompok Produk
Productgruppe Jumlah Permintaan Tahun 2002
PG Tipe Order Jerman Order USA TotalPercentage
1160 25 A 52155 0 52155 5%
30 A 1084787 0 1084787 95%
1658 <= 8A 17362 93000 110362 17%
> 8A 102169 442750 544919 83%
8340 < 25A 130881 52500 183381 82%
>= 25A 14000 26000 40000 18%
Dari data waktu baku yang diambil, diketahui bahwa waktu baku untuk
membuat setiap jenis kelompok produk berbeda dan selain itu untuk setiap
kelompok produk masih mempunyai beberapa perbedaan waktu baku untuk
tipe jenis tertentu, yaitu 1160 25A, 1160 30A, 1658 <= 8A, 1658 > 8A, 8340
< 25A, dan 8340 >= 25A. Hal ini tentu saja akan berlaku pada data waktu
standar.
Untuk itu, perhitungan laborhours per unit required dihitung untuk setiap
perbedaan yang ada, untuk kemudian dikalikan dengan struktur produk yang
telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Hasil perhitungan rata-rata waktu
pekerja yang dibutuhkan untuk setiap kelompok produk dapat dilihat pada
tabel 4.17.
d. Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja Total
Rata-rata waktu pekerja yang dibutuhkan untuk setiap unit produk tersebut
dikalikan dengan jumlah permintaan (hasil peramalan dan pelayanan
pesanan) untuk mengetahui jumlah total waktu pekerja yang dibutuhkan.
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja total dapat dilihat pada tabel 4.18.
85
Tabel 4.17. Bill of Labor untuk masing-masing Kelompok Produk
Productgruppe
PG Tipe
Laborhours
requiredPercentage
Average of Laborhours
required
1160 25 A 0.04213 5% 0.001932632
30 A 0.04958 95% 0.047305614
Total 100% 0.049238246
1658 <= 8A 0.04873 17% 0.008207075
> 8A 0.04806 83% 0.039965766
Total 100% 0.048172841
8340 < 25A 0.12364 82% 0.101500248
>= 25A 0.13802 18% 0.024714725
Total 100% 0.126214973
Tabel 4.18. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Total
Required Labor Hours for Each Aggregate Product Group
ProdukGruppe Required Labor Hours per unit
1160 0.049238
1658 0.048173
8340 0.126215
Demand, units Labor Hours Required Total Labor
Month 1160 1658 8340 1160 1658 8340 Requirement
January 129048 81423 22526 6216.6 3922.4 2843.1 12982.1
February 107117 76756 19280 5160.1 3697.6 2433.5 11291.2
March 110565 76772 20400 5326.2 3698.3 2574.8 11599.4
April 143055 109820 27076 6891.4 5290.3 3417.3 15599.0
May 118323 105140 22920 5699.9 5064.9 2892.9 13657.7
June 121771 105156 24040 5866.0 5065.7 3034.3 13965.9
July 157062 108550 31625 7566.1 5229.2 3991.6 16786.9
August 129528 103857 26560 6239.7 5003.1 3352.3 14595.2
September 132976 103873 27680 6405.8 5003.9 3493.7 14903.4
October 171069 23613 36175 8240.9 1137.5 4565.9 13944.3
November 140734 18908 30200 6779.5 910.9 3811.7 11502.1
December 144181 18924 31320 6945.6 911.6 3953.1 11810.3
Total 1605427 932793 319805 77338 44935 40364 162637
86
e. Mengevaluasi rencana produksi yang telah dilakukan
Evaluasi rencana produksi dilakukan untuk memperhatikan tingkat efisiensi
tenaga kerja berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Untuk itu total waktu pekerja yang dibutuhkan akan dibandingkan dengan
ketersediaan waktu pekerja yang didapat dengan mengkalikan jumlah jam
kerja selama satu bulan dengan jumlah pekerja. Sebagai fungsi perbandingan
akan diberikan perhitungan dengan beberapa variasi jumlah pekerja.
Perhitungan perbandingan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya dapat
dilihat pada tabel 4.19. dan 4.20.
Tabel 4.19. Perhitungan Ketersediaan Tenaga kerja dengan Beberapa Variasi
Jumlah Pekerja
Current Capacity with one shift of full time workers
Regular Hours Available
Month Working Days per worker 60 workers 75 workers 80 workers
January-03 21 168 10080 12600 13440
February-03 20 160 9600 12000 12800
March-03 21 168 10080 12600 13440
April-03 20 160 9600 12000 12800
May-03 20 160 9600 12000 12800
June-03 19 152 9120 11400 12160
July-03 23 184 11040 13800 14720
August-03 20 160 9600 12000 12800
September-03 22 176 10560 13200 14080
October-03 21 168 10080 12600 13440
November-03 19 152 9120 11400 12160
December-03 21 168 10080 12600 13440
Total 247 1976 118560 148200 158080
Perencanaan kebutuhan sumber daya akan membantu manajemen puncak
untuk menetapkan jumlah tenaga kerja jangka panjang yang akan
dipekerjakan untuk memenuhi perencanaan produksi. Sejatinya perencanaan
kebutuhan sumber daya direncanakan satu tahun sekali, tetapi tidak menutup
kemungkinan apabila ternyata ada kenaikan permintaan yang cukup
87
signifikan, maka departemen PPC dapat membuat perencanaan produksi dan
kebutuhan sumber daya untuk diajukan kepada manajemen puncak.
Tabel 4.20. Perhitungan Jumlah Overtime dengan Beberapa Variasi Ketersediaan
Tenaga Kerja
Current Capacity with one shift of full time workers and overtime
60 workers 75 workers 80 workers
less hours overtime less hours overtime less hours overtime
2903 7 days 383 1 days 0 days
1692 4 days 0 days 0 days
1520 4 days 0 days 0 days
6000 13 days 3600 8 days 2800 6 days
4058 9 days 1658 4 days 858 2 days
4846 11 days 2566 6 days 1806 4 days
5747 12 days 2987 7 days 2067 5 days
4996 11 days 2596 6 days 1796 4 days
4344 10 days 1704 4 days 824 2 days
3865 9 days 1345 3 days 505 2 days
2383 5 days 103 1 days 0 Days
1731 4 days 0 days 0 Days
44077 92 days 14437.4 31 days 4557.4 10 days
4.6. Penyusunan Kelengkapan Departemen Production Planning Control
4.6.1. Fungsi dan Tanggung Jawab
Fungsi departemen Production Planning and Control yang terkait
dengan desain sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang telah dibuat
adalah:
1. Perencanaan produksi jangka panjang untuk memastikan bahwa segala
kebutuhan sumber daya jangka panjang dapat tersedia.
2. Persiapan produksi dan penyusunan segala kelengkapannya guna memenuhi
pesanan produksi yang datang di PT. E-T-A Indonesia
3. Pengorganisasian dan pengendalian terhadap jalannya seluruh aktivitas
produksi dalam usaha memenuhi pesanan produksi yang datang di
PT. E-T-A Indonesia.
88
Tanggung Jawab departemen Production Planning and Control yang
terkait dengan desain sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang telah
dibuat adalah:
1. Bertanggung jawab untuk membuat perencanaan produksi dan kebutuhan
sumber daya satu tahun untuk diajukan kepada pimpinan manajemen sebagai
masukan dan pertimbangan dalam penetapan perencanaan strategik.
2. Bertanggung jawab untuk pengorganisasian ketersediaan bahan baku,
kapasitas dan peralatan khusus guna memenuhi order yang datang di
PT. E-T-A Indonesia
3. Bertanggung jawab untuk perencanaan, penjadwalan dan penjadwalan ulang
(scheduling and re-scheduling) dalam menangani setiap order yang datang di
PT. E-T-A Indonesia
4. Bertanggung jawab untuk pengeluaran pesanan kepada produksi dan
penyusunan shop information packet guna memenuhi permintaan produksi
5. Bertanggung jawab untuk pemantauan kemajuan produksi guna
mempertahankan jadwal produksi dan mencegah keterlambatan dalam proses
produksi
6. Bertanggung jawab untuk pemantauan produktivitas sumber daya manusia dan
peralatannya serta masalah dan kondisi khusus yang mempengaruhinya.
7. Bertanggung jawab untuk rekapitulasi performansi jadwal guna mengetahui
ketepatan jadwal produksi pada kondisi aktual
8. Bertanggung jawab untuk pengendalian input-output manufakturing guna
mengendalikan jumlah output, work-in-process, dan waktu tunggu
manufakturing yang diinginkan.
4.6.2. Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang departemen Production Planning Control disusun
dengan mengacu pada fungsi dan tanggung jawabnya yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian produksi. Tugas dan wewenang tersebut adalah:
1. Melakukan verifikasi kebutuhan dan ketersediaan material, kapasitas dan
peralatan khusus untuk setiap pesanan yang datang dan memberikan informasi
89
kepada bagian Order Handling berkaitan dengan verifikasi yang telah
dilakukan
2. Menyusun jadwal produksi dan rencana yang terperinci serta memberikan
instruksi kerja produksi kepada departemen produksi
3. Memantau kemajuan produksi yang sedang berjalan dan memberikan
masukan kepada produksi guna mempertahankan jadwal produksi
4. Membuat laporan keberadaan material di produksi yaitu Work in Process
5. Membuat laporan rekapitulasi sumber daya kapasitas sebagai salah satu tolak
ukur penentuan kapasitas
6. Membuat laporan performansi jadwal yang telah dibuat setiap satu periode
7. Memantau dan mengendalikan input/output produksi serta memberikan
masukan kepada produksi berkenaan keadaan aktual yang terjadi
8. Meramalkan permintaan dan membuat perencanaan produksi untuk jangka
satu tahun produksi
9. Membuat perhitungan perencanaan kebutuhan tenaga kerja untuk perencanaan
produksi yang telah dibuat
4.6.3. Struktur Organisasi Departemen
Struktur organisasi departemen production planning control disusun
berdasarkan tiga kelompok besar fungsi dan tanggung jawabnya, sehingga
didalam departemen production planning control akan terdapat tiga bagian yaitu
bagian perencanaan produksi, persiapan produksi dan pengendalian produksi.
DepartemenProduction
Planning Control
PerencanaanProduksi
PersiapanProduksi
PengendalianProduksi
Gambar 4.27. Struktur Departemen Production Planning Control
90
4.6.4. Deskripsi Kerja
Deskripsi kerja departemen perencanaan dan pengendalian produksi
disusun berdasarkan tugas dan wewenangnya. Deskripsi kerja departemen
perencanaan dan pengendalian produksi dapat dilihat pada lampiran 8.
4.6.5. Prosedur Kerja
Prosedur kerja departemen production planning and control disusun
berdasarkan tugas dan wewenangnya untuk masing-masing bagian dalam
departemen. Prosedur kerja dapat dilihat pada lampiran 9.
4.6.6. Sumber Daya Manusia
Dengan desain departemen Production Planning and Control yang baru
maka dibutuhkan 4 sumber daya manusia yang terdiri dari:
1. satu orang kepala departemen sekaligus menjalankan fungsi perencanaan
produksi
2. tiga orang pada bagian persiapan dan pengendalian produksi yang akan dibagi
untuk masing-masing kelompok produk.