+ All Categories
Home > Documents > 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Date post: 07-Mar-2016
Category:
Upload: pt-visi-anugerah-indonesia
View: 288 times
Download: 22 times
Share this document with a friend
Description:
Apakah apresiasi secara rutin dikomunikasikan di tempat kerja Anda? Apakah Anda benar-benar merasa dihargai oleh orang-orang yangbekerja dengan Anda? Jika Anda mengekspresikan apresiasi dengan cara yang tidak berarti bagi rekan kerja Anda, mereka mungkin merasa sama sekali tidak dihargai. Penyebabnya adalah karena Anda berbicara dengan bahasa yang berbeda. Dalam 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja, Dr. Gary Chapman dan Dr. Paul White akan membantu Anda:Mengekspresikan apresiasi yang tulus terhadap rekan kerja dan staf—bahkan dengan bujet yang ketat.Menaikkan loyalitas pekerja dan relawan dalam organisasi Anda.Mengurangi sinisme dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.Memperbaiki kemampuan Anda untuk menunjukkan apresiasi bagi kolega yang sulit.Mengekspresikan apresiasi Anda yang bersifat sangat pribadi dengan berbicara menggunakan bahasa yang benar.Menyampaikan bahasa sentuhan tubuh dengan cara yang tepat.
Popular Tags:
22
Transcript
Page 1: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja
Page 2: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja
Page 3: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja
Page 4: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Copyright © 2011 by Gary Chapman and Paul WhiteOriginally Published in English under the title The 5 Languages of Appreciation in the Workplace: Empowering Organizations by Encouraging Peopleby Moody Publishers,820 N. LaSalle Boulevard, Chicago, IL 60610, U.S.AAll rights reserved

Pengalih bahasa : Slamat Parsaoran SinambelaPenyunting : James YanuarDesain cover & layout : Felly MeilindaProf reader : David Januar Lie

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854Email : [email protected]

ISBN : 978-602-8073-76-9Cetakan pertama, September 2012Indonesian Edition © Visipress 2012

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 5: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Ini bukan sekadar “buku bagus,” namun sarana yang hebat—yang di-pikirkan secara mendalam, diteliti dengan baik, dan aplikasi sumber

daya penuh arti untuk memberdayakan para pekerja Anda, meningkatkan rasa kesatuan dan produktivitas, dan mengurangi turnover karyawan. Se-usai membaca buku ini saya ingin melakukan retret staf dan memberikan buku ini ke tangan departemen SDM kami. Saya sangat merekomendasi-kannya.

Chip Ingram – Pengarang Holy Ambition,

Presiden dan Pendeta Pengajar di Living on the Edge

Jika wawasan dan kebijaksanaan yang ditawarkan Chapman dan White dipraktikkan di dalam dunia kerja, gereja, dan organisasi sukarela-

wan, akan terjadi revolusi yang gemilang dalam hubungan antarmanusia.Lyle W. Dorsett – Profesor Penginjilan Billy Graham,

Beeson Divinity School, Samford University

Harga diri dan penghargaan diri selalu menjadi ciri khas dari nilai-nilai yang dibutuhkan bagi hubungan yang langgeng dalam bisnis

dan kehidupan. Saya menyukai apa yang telah dikerjakan Gary dan Paul, dan, sama seperti semua yang luar biasa, buku ini benar-benar apa yang kita butuhkan pada masa kini atas dasar sejarah bangsa kita dan tekanan pada bisnis serta keluarga kita. Bisnis kita benar-benar organisme—bukan mekanisme—yang mem-butuhkan perhatian dan diberi “makan”. Buku ini akan “memberi makan” individu-individu yang sungguh-sungguh menghargai bagaimana mem-perlakukan orang dan mereka yang ingin membangkitkan komitmen me-reka untuk melakukan hal yang benar, bukan hanya bagi bisnis mereka tetapi juga bagi para pekerja dan komunitas yang mereka layani.

Peter Strople – CEO pada Zero 2 Holdings, Mantan Eksekutif Dell

Wawasan dalam buku ini sangat bernilai apakah Anda seorang pemberi kerja, pekerja, atau relawan, Prinsip-prinsip yang penulis

jelaskan memelihara sebuah lingkungan yang sehat, menyenangkan, dan memotivasi. Saya sudah siap memberi tahu teman-teman saya, “Dapatkan buku ini!”

Norm Wakefield – Profesor Emeritus Phoenix Seminary

Page 6: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Saya tidak mengerti! Ada lima bahasa apresiasi berbeda, dan kita tidak berbicara dengan bahasa yang sama? Setelah saya baca buku ini dan

memikirkannya, hal itu menjadi sangat jelas bagi saya. Keahlian manaje-men motivasi penting bagi kesuksesan tim dalam jangka panjang. Setelah membaca 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja, saya kini lebih diper-lengkapi untuk membangkitkan kinerja maksimal dari staf saya dengan mengaplikasikan metodologi yang sangat bijaksana, sederhana dan bersi-fat pribadi dalam menunjukkan apresiasi saya yang sejati untuk kerja yang berkualitas.

Jane Corwin – Senior Associate Director Princeton University

– Office of Gift Planning

Untuk memberdayakan organisasi, Anda harus memberdayakan para pekerjanya. Untuk memberdayakan pekerja, para pemimpin harus

menunjukkan apresiasi dengan cara yang membawa pengaruh maksimal bagi setiap individu. Dalam 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja, Dr. Chapman dan Dr. White mengajari kita konsep yang memiliki potensi un-tuk mengubah lingkungan kerja dan budaya organisasi di seluruh dunia. Sebuah buku yang wajib dibaca setiap manajer yang mementingkan relasi.

George W. Hester – Chairman/CEO Navitas. Ltd.

Saya benar-benar telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengapresiasi rekan kerja yang tersebar di seantero Amerika. Na-

mun, proses dan sarana sederhana ini telah memberikan saya pencerahan untuk tahun-tahun mendatang. Buku ini akan banyak sekali membantu Anda dalam hubungan dan produktivitas Anda sebagai pemimpin.

Ken Humpreys – Chairman, American Health Partners

Hubungan yang saling memercayai adalah lem yang merekatkan perdagangan tetap utuh. Mereka lebih penting daripada keahlian

atau pengetahuan. Buku ini menunjukkan bagaimana membangun ke-percayaan pada tingkat personal di tempat kerja, dan prinsip-prinsipnya yang bisa dugunakan bagi banyak jenis organisasi.

Tom Nicholson – Executive Director, HR People & Strategy

Page 7: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Setiap bagian manajemen menyoroti nilai apresiasi, namun meng-apresiasi saya dengan cara yang tidak cocok dengan diri saya, rasanya

hampir sama dengan tidak diapresiasi. Persis seperti 5 Bahasa Kasih yang memampukan pasangan merasakan dicintai dengan cara yang mereka pahami, demikian pula 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja memastikan bahwa staf tersebut memahami kalau mereka diapresiasi. Buku ini adalah sebuah kontribusi penting untuk membuat tempat kerja menjadi lingkungan yang lebih menyenangkan di mana para pekerja merasa diapresiasi—sebuah prasyarat untuk lebih produktif.

Ian Mann – Direktur Gateways Business Consultants

Terlalu banyak tempat kerja yang jauh lebih mengutamakan hasil daripada orang-orang yang bekerja di dalamnya. Gary Chapman dan

Paul White mencoba membuat perbedaan. Dalam buku yang mutlak wajib dibaca ini, mereka menggerakkan pendulum seni mengapresiasi. Dengan cara yang kreatif namun praktis, mereka menunjukkan bagaimana mengapresiasi setiap pribadi dalam pekerjaan, yang akan secara otomatis membangkitkan kepercayaan diri pekerja dan produktivitasnya. Buku ini memegang kunci untuk mengubah semua lingkungan kerja menjadi wilayah yang aman dan efektif, tempat dimana para pekerja merasa dihargai lagi.

Stephan Joubert – Konsultan kepemimpinan internasional dan

penulis lebih dari 40 judul buku

Saya senang Dr. Gary Chapman dan Dr. Paul White menulis buku yang tepat pada waktunya. Saya tidak mengenal angkatan kerja yang

lebih bermartabat dan efektif dalam bekerja, mereka yang bekerja atas dasar harga diri, integritas, dan keyakinan sehebat mereka yang unggul dalam menyampaikan penghargaan kepada sesamanya. Buku ini akan membantu Anda mengubah angkatan kerja dengan nilai yang unggul dan pendekatan sederhana “Manusia yang diutamakan Dahulu!”

Tan Sri Francis Yeoh – Managing Director, YTL Group of Companies

Primus Inter Pares (First Emong Equal), Honoree of the 2010 Oslo

Business for Peace Award

Page 8: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

Buku ini bukan hanya membahas kebutuhan akan penghargaan yang membangkitkan kehidupan yang diperlukan oleh kita semua, namun

juga membawa kita melewati proses untuk menemukan hal itu bagi diri kita sendiri dan bagi rekan-rekan kerja kita. Setiap orang yang membaca buku ini pasti akan diperlengkapi dengan lebih baik untuk menciptakan sebuah atmosfer apresiasi dalam lingkungan pengaruh mereka di mana pun berada.

Lynn Smith – Director of Leadership Development,

NextLEVEL Leadership Canada

Page 9: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

D a f t a r I s I

Kata Pengantar 11

Pendahuluan 15

BagIan 1: LanDasan

Bab 1—Memotivasi dengan Apresiasi: Konsep 21

Bab 2—Bagi Para Pemimpin Bisnis: Memahami Tingkat Pengembalian

Investasi (ROI) dari Apresiasi dan Dorongan Semangat 31

BagIan 2: LIma Bahasa apresIasI

Bab 3—Bahasa Apresiasi #1: Kata-Kata Penghargaan 47

Bab 4—Bahasa Apresiasi #2: Waktu Berkualitas 63

Bab 5—Bahasa Apresiasi #3: Tindak Pelayanan 79

Bab 6—Bahasa Apresiasi #4: Hadiah Nyata 93

Bab 7—Bahasa Apresiasi #5: Sentuhan Fisik 105

BagIan 3: menerapkan konsep DaLam kehIDupan seharI-harI

Bab 8—Temukan Bahasa Apresiasi Primer Anda: Inventaris

Memotivasi Dengan Apresiasi (MBA Inventory) 119

Bab 9—Bahasa Apresiasi Anda yang Paling Tidak Bermakna:

Blind Spot Potensial Anda 131

Bab 10—Perbedaan antara Penghargaan dan Apresiasi 143

Bab 11—Memotivasi dengan Apresiasi di Berbagai Macam

Sektor Industri 153

Bab 12—Karakteristik yang Unik dalam Tatanan Relawan 169

Page 10: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

BagIan 4: mengatasI hamBatan-hamBatan umum

Bab 13—Apakah Bahasa Apresiasi Seseorang Berubah dari

Waktu ke Waktu? 183

Bab 14—Memotivasi dengan Apresiasi: Mengatasi Tantangan-

tantangan Anda 201

Bab 15—Apresiasi Otentik: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anda

Tidak Mengapresiasi Para Anggota Tim Anda 219

Kesimpulan: Sekarang Saatnya Giliran Anda 235

Catatan 243

Sarana Apresiasi: Sumber-sumber Artikel untuk Digunakan dan

Dibagikan dengan Orang Lain 247

• Membaca Isyarat Samar dari Para Kolega Anda yang

Membutuhkan Perasaan untuk Diapresiasi 248

• Bagaimana Caranya Memberikan Hadiah kepada Para Relawan 251

• Seni Memberi Hadiah tanpa Membeli “Barang” 254

• Dapatkah Pujian Menjadi Sebuah Masalah? 256

• Mengapa Bahasa Apresiasi yang Paling tidak Berharga bagi Anda,

dapat Sangat Memengaruhi Karier Anda 259

• Mengakui dan Berhubungan dengan “Faktor Keanehan” 261

• Lelaki Sejati tidak Membutuhkan Dorongan Semangat (Salah) 263

• Bagaimana Caranya Menghargai Karyawan Anda tanpa

Menghabiskan Banyak Perubahan 266

• Sepuluh Cara yang Paling Mudah untuk Menyatakan

Apresiasi kepada Hampir Semua Orang 269

Inventaris Memotivasi Dengan Apresiasi 271

Page 11: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

11

k a t a p e n g a n t a r

Ketika saya menulis buku The Five Love Languages: The Secret

to Love That Lasts (Lima Bahasa Kasih: Rahasia Mengasihi

yang Langgeng) saya tak membayangkan buku tersebut terjual

enam juta kopi untuk versi bahasa Inggrisnya. Bahkan kemudian

buku itu diterjemahkan pula ke empat puluh bahasa di seluruh dunia.

Namun saat itu saya sangat yakin, konsep lima bahasa kasih berpotensi

meningkatkan kualitas pernikahan secara menakjubkan. Pada masa

awal karir saya sebagai konselor, saya melihat bahwa apa yang membuat

seseorang merasa dikasihi, tidak secara otomatis membuat orang lain

juga merasa demikian. Banyak pasangan secara tulus mengungkapkan

rasa kasihnya, tapi secara emosional tak terhubung sama sekali.

Kenapa? Karena mereka gagal untuk saling berbicara dengan bahasa

kasih primer mereka.

Karena saya menjadi narasumber dalam banyak seminar per-

nikahan di seluruh negara bagian, setiap minggu banyak pasangan

suami-istri bercerita kepada saya, “Kami sudah merencanakan per-

ceraian. Untungya, seseorang memberikan kepada kami buku Anda,

karya tulis tersebut menyelamatkan bahtera pernikahan kami.”

Kebutuhan emosional akan kasih memang hal mendasar untuk

mencecap kebahagiaan dalam sebuah perkawinan. Ketika kebutuhan

itu tak terpenuhi maka hubungan pernikahan cenderung menjadi

dingin. Di sisi lain, tatkala kedua pasangan merasa dikasihi, hubungan

ini menjadi lebih positif dan berdampak pula pada aspek kehidupan

lainnya.

Page 12: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

12

Dalam 15 tahun terakhir, banyak orang berbagi kisah dengan saya.

Yakni, bagaimana mereka menerapkan konsep Lima Bahasa Kasih

dalam lingkup pekerjaan tertentu. Seorang supervisor bercerita, “Kami

tak menyebutnya bahasa kasih. Kami menamainya bahasa apresiasi.

Tapi konsepnya sama dan ternyata memang sangat mujarab. Secara

menakjubkan dapat menunjang suasana kerja di kantor kami. Kar-

yawan kami jadi lebih bahagia dan semakin produktif.”

Kemudian, banyak orang meminta saya menulis sebuah buku ten-

tang bahasa apresiasi di tempat kerja, termasuk dampaknya terhadap

kepuasan kerja karyawan dan peningkatan produktifitas. Tapi, karena

pengalaman saya selama ini hanya dalam lingkup keluarga dan sepu-

tar pernikahan, saya ingin mencari rekan penulis yang memiliki kredi-

bilitas akademis dan pengalaman bisnis. Ketika saya bertemu Dr. Paul

White, saya tahu telah menemukan orang yang tepat. Selama beberapa

tahun terakhir, Dr. White mengkhususkan diri menangani bisnis yang

dimiliki keluarga secara efektif dan diwariskan secara turun-temurun

kepada generasi selanjutnya. Dalam usahanya tersebut, beliau berinter-

aksi dengan banyak pemimpin dengan beragam jenis organisasi.

Selama tiga tahun terakhir, kami juga bekerjasama dalam

Motivating by Appreciation Project (Proyek Memotivasi dengan

Apresiasi, selanjutnya akan disingkat MDA—penerj.). Kami meng-

awalinya dengan mendirikan MBA Inventory (Inventaris MDA).

Tujuannya, untuk memfasilitasi para karyawan menemukan bahasa

kasih primer mereka, bahasa sekunder, dan bahasa yang kurang

berguna bagi mereka. Dengan menggunakan inventaris tersebut,

Dr. White berhasil memajukan proyek awal untuk beraneka ragam

kegiatan bisnis. Umpan baliknya juga sangat mendorong semangat.

Kami jadi menyadari bahwa sebenarnya yang membuat seorang

karyawan merasa diapresiasi bukanlah apa yang membuat karyawan

lain merasa diapreasiasi. Namun ketika seorang supervisor atau sesama

karyawan belajar berbicara dengan bahasa kasih primer dari individu

lain, ternyata, hasilnya begitu signifikan. Oleh sebab itu, dengan penuh

suka cita kami mempersembahkan buku ini, The Five Languages of

5 Ba h a s a ap r e s i a s i d a l a m du n i a Ke r j a

Page 13: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

13

Appreciation in the Working Place (5 Bahasa Apresiasi di Tempat

Kerja).

Kami berharap buku ini dan Inventaris MDA dapat berguna

dan membantu ribuan pemimpin bisnis. Sehingga mereka dapat

menciptakan suasana kerja yang lebih positif meningkatkan produk-

tifitas para karyawan mereka, dengan belajar berbicara menggunakan

bahasa apresiasi primer mereka.

Kami yakin buku yang Anda baca ini akan memudahkan Anda

untuk menciptakan lingkungan kerja dimana setiap individu di dalam-

nya merasa diapresiasi secara tulus–para individu juga akan merespons

apresiasi yang diterima dengan loyalitas tinggi dan komitmen baru

untuk menyukseskan perusahaan Anda.

Gary D. Chapman, Ph.D

Kata Pengantar

Page 14: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja
Page 15: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

15

p e n D a h u L u a n

Apakah Anda merasa diapresiasi oleh rekan-rekan kerja Anda?

Jika demikian, maka Anda mungkin menikmati pekerjaan

Anda setiap hari. Namun, apabila Anda merasa tidak diapre-

siasi, maka pekerjaan Anda mungkin menjadi sarana mencari nafkah

belaka. Kita semua mengharapkan bayaran akan pekerjaan yang kita

lakukan kecuali kalau kita menjadi sukarelawan. Sebagian besar kar-

yawan upahan ingin menghasilkan lebih banyak uang. Namun faktor

utama dalam kepuasan kerja bukanlah jumlah bayarannya melainkan

apakah individu merasa diapresiasi dan dihargai atas pekerjaan yang

mereka lakukan atau tidak. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh De-

partemen Tenaga Kerja Amerika Se-

rikat, 64 persen orang Amerika yang

meninggalkan pekerjaan mereka

mengatakan, kalau mereka melaku-

kannya karena merasa tidak diapre-

siasi.1 Hal ini benar adanya bagi para

karyawan di dewan direksi, dari CEO

sampai karyawan urusan rumah tangga. Sesuatu yang ada dalam jiwa

manusia berteriak meminta apresiasi. Ketika kebutuhan tersebut tidak

dipenuhi, maka kepuasan kerja akan berkurang.

Berikut ini adalah beberapa komentar dari tiga orang karyawan

yang bekerja dalam tatanan yang sangat berbeda – namun memiliki

Faktor utama dalam

kepuasan kerja bukanlah

jumlah bayarannya melainkan

apakah individu merasa

diapresiasi dan dihargai

atas pekerjaan yang mereka

lakukan atau tidak.

Page 16: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

16

5 Ba h a s a ap r e s i a s i d a l a m du n i a Ke r j a

hasrat yang sama untuk merasa dihargai.

“Saya tidak akan keluar dari tempat saya bekerja kalau saya tahu

bahwa mereka menghargai pekerjaan yang saya lakukan,” kata Dave.

Dave ialah seorang asisten kepala bagian keuangan berusia tiga puluh

tahun yang bekerja di sebuah perusahaan real estate komersial. Ia telah

bekerja bagi perusahaan tersebut selama lima belas bulan dan awalnya

ia tertarik dengan kesempatan untuk mengembangkan karier dan pro-

fesinya dalam jabatan yang dipegangnya. Namun dari waktu ke waktu,

Dave mengalami kekecewaan yang mendalam.

Dave bercerita kalau ia ingin mengundurkan diri dari posisinya

di bidang akuntansi saat ini dan pindah ke perusahaan yang berbeda.

“Ini bukanlah tentang uang. Ini hanya masalah sepele, tidak peduli apa

yang saya lakukan—seberapa lama saya bekerja atau apa yang saya

capai—saya tidak pernah mendengar satu hal pun yang positif. Kalau

saya melakukan kesalahan, saya segera mendengarnya, tapi kalau saya

melakukan pekerjaan saya dengan baik, saya tidak mendengar apa

pun.”

*****

Di dalam sebuah sesi yang kami adakan dengan staf perusahaan

yang sukses, Cindy terkekeh, “Itulah saatnya!”

“Apa?” tanya salah seorang staf lainnya kepada Cindy.

Kami baru saja membagikan kepada para staf hasil Inventaris

Memotivasi dengan Apresiasi (Inventaris MDA) (dalam buku

aslinya Motivating by Appreciation (MBA) Inventory), dan

mereka membaca seluruh laporan tersebut sebelum kami mendiskusi-

kan hasilnya dalam satu kelompok. Hasil MDA Cindy menunjukkan

bahwa bahasa apresiasi primernya adalah tindak pelayanan (acts of

service). Cindy ialah tipe pribadi yang terdorong ketika para rekan ker-

janya membantunya menyelesaikan tugas-tugasnya, terutama ketika

beban kerja Cindy sedang berat.

Page 17: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

17

Pendahuluan

Cindy kebetulan menjadi seorang executive assistant bagi kepala

keluarga dan CEO perusahaan milik keluarga. Ia telah bekerja pada

orang itu selama lebih dari dua puluh tahun, dan mengenalnya sama

seperti orang lain. Meskipun Mr. Stevens, yang sekarang berusia tujuh

puluhan tahun, hanya bekerja paruh waktu, Cindy memiliki banyak pe-

kerjaan yang harus dilakukan untuk Mr.Stevens—merencanakan per-

jalanan panjangnya, mengatur urusan pribadinya, dan terus memberi-

kan perkembangan terkini mengenai bisnisnya.

Dalam laporan MDA-nya Cindy menyatakan bahwa apabila para

koleganya (atau supervisornya) ingin memberikan apresiasi, mereka

dapat menyatakannya dengan membantunya menyelesaikan pekerjaan

yang ada apabila Cindy merasa kewalahan. Cindy berkata, “Kalau Mr.

Stevens sedikit membantu saya, saya akan kaget setengah mati.” Ia ber-

canda—tapi humor itu ada batasannya.

Kami tahu, sebagaimana halnya dengan para koleganya, ka-

lau Cindy telah memutuskan untuk “mengulur waktunya.” Ia memi-

liki bayaran yang lumayan (ia dilaporkan sebagai executive assistant

dengan bayaran tertinggi di komunitas tersebut) dan mendekati usia

pensiun. Dan meskipun ia merupakan salah satu dari karyawan yang

sangat tidak puas dan paling kesal, Cindy mungkin tidak ingin segera

pensiun—sungguh mengecewakan para koleganya.

*****

“Aku senang bekerja di sini!” seru Tammy. “Aku tidak dapat me-

mikirkan tempat lain untuk bekerja selain tempat Dr. Jones,” lanjut

Tammy, yang berbagi pemikirannya sembari tersenyum. “Sekarang,

jangan salah paham denganku. Dr. Jones seorang penuntut. Dia meng-

harapkan Anda untuk melakukan pekerjaan Anda dengan baik. Kami

bekerja keras, melihat banyak pasien, dan kami semuanya dianggap

dapat bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan kami dengan

tingkat perawatan berkualitas tertinggi bagi para pasien kami.”

Kami telah mendengar dari sumber-sumber lainnya bahwa Dr.

Page 18: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

18

5 Ba h a s a ap r e s i a s i d a l a m du n i a Ke r j a

Jones, seorang ahli kacamata, bekerja keras,

secara efisien, dan memberikan perawatan

berkualitas bagi para pasiennya. Dan kami

telah mendengar bahwa para asisten medis

(medical assistant) mengantri untuk bekerja

padanya.

“Mengapa Anda sangat senang be-

kerja di sini?” tanya saya (Paul).

“Karena ia memperlakukan kami dengan sangat baik. Meskipun

pekerjaan di sini sangat padat dan cepat, ia selalu melakukan beberapa

hal guna memastikan kalau kami merasa diperhatikan.”

Saya merasa tertarik dengan pernyataan Tammy tentang merasa

diperhatikan. “Benarkah? Seperti apa misalnya? Bagaimana Dr. Jones

menyampaikan perhatiannya kepada Anda dan seluruh staf?”

“Pertama-tama, kami memiliki rapat staf mingguan di mana

kami membahas apa yang sedang terjadi di kantor—apa yang berjalan

dengan baik, dan area-area yang menciptakan tantangan bagi kita. Dan

kami membahas bagaimana caranya membuat segalanya menjadi lebih

baik.

Sekali dalam sebulan beliau memesan makan siang bagi para

karyawan (kami mengambil waktu tambahan selama setengah jam

untuk waktu makan siang ini). Kadang-kadang ia akan membagikan

riset yang baru atau teknik yang baru dengan kami dalam bidang ini

selama waktu makan siang. Dan pada waktu Perayaan Hari Natal

beliau memberikan kami gaji satu hari penuh dan kartu belanja sebesar

seratus dolar untuk digunakan di mal. Namun dari semuanya, beliau

itu sosok yang positif bagi kami dan selalu mendukung kami. Beliau

sering mengatakan kepada kami kalau kami melakukan pekerjaan yang

baik—baik secara individual maupun sebagai satu tim.

“Anda tidak dapat menyuruh saya pindah bekerja ke kantor lain-

nya, tidak peduli seberapa besar Anda membayar saya.”

*****

“Anda tidak dapat

menyuruh saya pindah

bekerja ke kantor

lainnya, tidak peduli

seberapa besar Anda

membayar saya.”

Page 19: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

19

Pendahuluan

Lima Bahasa Kasih dalam Dunia Kerja

Berikut ini merupakan tiga contoh dalam kehidupan nyata tentang

dampak dari merasa dihargai atau tidak dihargai di tempat kerja. Sen-

timen ini terjadi berulang-ulang, ribuan kali, di berbagai macam du-

nia kerja. Kenyataannya adalah bahwa

apa yang membuat seseorang merasa

dihargai tidaklah membuat orang

lain merasa dihargai. Jadi, bahkan

dalam perusahaan di mana pengakuan

sangatlah penting, usaha dalam me-

nyatakan apresiasi sering kali tidak

efektif.

Sebagai hasil dari dampak signifikan yang dimiliki Lima Bahasa

Kasih pada jutaan hubungan pribadi dan pentingnya komunikasi

yang efektif dalam memberi apresiasi dan dorongan di dunia kerja,

kami telah mengejar penerapan konsep ini dalam hubungan berbasis

pekerjaan. Tujuan buku ini adalah:

• Untuk memberitahukan kepada Anda mengenai konsep bahasa

apresiasi, yang secara praktis menggambarkan apa konsep itu dan

seperti apakah konsep itu dalam kehidupan sehari-hari;

• Untuk membantu Anda mengidentifikasi bahasa apresiasi primer

dan sekunder Anda serta bahasa apresiasi Anda yang paling sedikit

berarti (dengan menggunakan Inventaris Memotivasi dengan

Apresiasi);

• Untuk membantu Anda di dalam melihat bagaimana bahasa

apresiasi dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan di

tempat kerja dalam berbagai macam konteks.

• Untuk memberi Anda saran dan sarana bagi penerapan prinsip-

prinsip ini dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Mari kita mulai pembahasan ini pertama-tama dengan memahami

konsep apresiasi di tempat kerja dan pentingnya mengembangkan serta

mempertahankan hubungan berbasis pekerjaan yang positif.

Kenyataannya adalah

bahwa apa yang membuat

seseorang merasa dihargai

tidaklah membuat orang lain

merasa dihargai.

Page 20: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

20

Bagian satu

Landasan

Page 21: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

21

memotivasi dengan apresiasi:

Konsep

Saya (Gary) sedang makan malam dengan seorang teman yang

merupakan karyawan tetap sebuah organisasi nirlaba yang

besar. Saya bercerita dengannya bahwa Dr. White dan saya

sedang mengerjakan Proyek Memotivasi dengan Apresiasi (Motivating

by Appreciation Project). Ketika saya selesai menyampaikan ikhtisar

singkat saya, saya berkata kepadanya, “Bolehkah saya mengajukan

pertanyaan pribadi mengenai pekerjaan Anda?” “Tentu saja,” katanya.

Saya melanjutkan pertanyaan saya, “Pada skala 0-10, seberapa

jauhkah Anda merasa diapresiasi oleh supervisor yang langsung

membawahi Anda?” “Sekitar 5,” katanya. Saya dapat mendeteksi sedikit

kekecewaan dalam suaranya ketika ia mengatakan 5.

Kemudian, saya mengajukan pertanyaan yang kedua. “Pada skala

0-10, seberapa jauhkah Anda merasa diapresiasi oleh para rekan kerja

Anda?” “Sekitar 8,” katanya. “Seberapa banyak orang yang bekerja

dekat dengan Anda?” tanya saya. “Dua,” jawab Gary. Kemudian, saya

bertanya, “Apakah Anda merasa kedua teman Anda memberikan

apresiasi yang sama?” “Tidak,” jawabnya. “Yang satu kira-kira memiliki

skala 6 dan yang lain memiliki skala 9. Itulah alasannya mengapa saya

mengatakan sekitar 8.”

Riset mengindikasikan bahwa para karyawan menyukai penga-

kuan dari para manajer dan supervisor dengan margin 2-1, diban-

dingkan pengakuan dari para rekan kerja.1 Namun, sebagian besar dari

kita akan setuju bahwa apabila kita merasa diapresiasi oleh para rekan

#1

Page 22: 5 Bahasa Apresiasi dalam Dunia Kerja

22

5 Ba h a s a ap r e s i a s i d a l a m du n i a Ke r j a

kerja kita, maka hidup ini menjadi jauh lebih menyenangkan. Apakah

Anda seorang pemilik bisnis, CEO, supervisor, atau rekan kerja, buku

ini ditulis untuk membantu Anda menyampaikan apresiasi dalam suatu

cara yang akan bermakna bagi para individu yang bekerja sama dengan

Anda.

Mengapa merasa dihargai itu sangat penting dalam dunia kerja?

Karena masing-masing dari kita ingin mengetahui bahwa apa yang

sedang kita lakukan itu diperhitungkan. Tanpa rasa dihargai oleh

para supervisor dan kolega, para pekerja mulai merasa seperti sebuah

mesin atau sebuah komoditas. Apabila tidak ada seorang pun yang

memperhatikan komitmen seseorang untuk

melakukan pekerjaannya dengan baik, maka

motivasi cenderung berkurang dari waktu ke

waktu. Steven Covey, penulis buku 7 Habits

of Highly Effective People, merasakan ke-

butuhan masyarakat yang sangat kuat akan

apresiasi sampai ia menulis pernyataan

sebagai berikut: “Setelah keberlangsungan fisik, kebutuhan terbesar

seorang manusia adalah keberlangsungan psikologis, untuk dipahami,

untuk diakui, untuk disahkan, untuk dihargai atau diapresiasi.”2

Ketika hubungan tidak dipupuk oleh rasa apresiasi, maka hasilnya

dapat diprediksi:

• Anggota tim akan mengalami kekurangan keterhubungan dengan

anggota lainnya dan dengan misi organisasi.

• Para pekerja akan cenderung kehilangan semangat, merasa “Selalu

saja ada yang harus dikerjakan dan tidak ada seorang pun yang

menghargai apa yang saya lakukan.”

• Sering kali para karyawan akan mulai mengeluhkan pekerjaan

mereka, para kolega mereka, dan supervisor mereka.

• Pada akhirnya, anggota tim mulai berpikir secara serius tentang

meninggalkan organisasi tersebut dan mereka mulai mencari lo-

wongan pekerjaan lainnya.

Masing-masing dari

kita ingin mengetahui

bahwa apa yang

sedang kita lakukan

itu diperhitungkan.


Recommended