+ All Categories
Home > Documents > 656_4.pdf

656_4.pdf

Date post: 18-Jan-2016
Category:
Upload: relly-setiawan
View: 23 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
37
LAPORAN AKHIR MODIFIKASI DAN UJI KINERJA MESIN OLAH TANAH, TANAM DAN SIANG (MOTASI) PADA USAHATANI KEDELAI UNTUK MENEKAN BIAYA KERJA 25% DENGAN KAPASITAS OLAH TANAH $16 JAM/HA, TANAM $18 JAM/HA DAN PENYIANGAN $18 JAM/HA. PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN Fokus Bidang Prioritas : Ketahanan Pangan Kode Produk Target: 1.02 Kode Kegiatan : 1.02.01 Peneliti Utama : lr. Marsudi, MSi Anggota: lr. Marsudi, Msi Dr. H. Trip Alihamsyah, MSc lr. Gatot Suharto Abdul Fatah,MP Dr. Teguh Wikan Widodo, MSc lr. MJT. Budiastuti, MSi Ahmad Asari, STP Sakimun Abdurahman , Agung Budiarto Jumadi Andang Mustapa BALAI·BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2010
Transcript
Page 1: 656_4.pdf

LAPORAN AKHIR

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA MESIN OLAH TANAH, TANAM DAN SIANG (MOTASI) PADA USAHATANI KEDELAI UNTUK MENEKAN

BIAYA KERJA 25% DENGAN KAPASITAS OLAH TANAH $16 JAM/HA, T ANAM $18 JAM/HA DAN PENYIANGAN $18 JAM/HA.

PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN

• Fokus Bidang Prioritas : Ketahanan Pangan

Kode Produk Target: 1.02

Kode Kegiatan : 1.02.01

Peneliti Utama : lr. Marsudi, MSi

Anggota :

lr. Marsudi, Msi Dr. H. Trip Alihamsyah, MSc

lr. Gatot Suharto Abdul Fatah,MP Dr. Teguh Wikan Widodo, MSc

lr. MJT. Budiastuti, MSi Ahmad Asari, STP

Sakimun Abdurahman

,

Agung Budiarto Jumadi

Andang Mustapa

BALAI ·BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTRIAN PERTANIAN 2010

Page 2: 656_4.pdf

1. Judul Penelitian

2. Nama Unit Kerja

3. Diusulkan melalui

4. Sifat usulan penelitian

5. Jenis kegiatan penelitian

6. Nama Penanggung Jawab

7. Personalia

B. Jangka Waktu Penelitian

9. Tahun dimulai kegiatan

10. Total Biaya (tahun 2010)

11. Jangka waktu pelaksanaan

Menyetujui,

Dr. Trip Alihamsyah, MSc

NIP. 19540502 198203 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

,

Modifikasi dan Uji Kinerja Mesin Olah Tanah, Tanam dan Siang (motasi) pada Usahatani Kedelai untuk Menekan Biaya Kerja 25% dengan Kapasitas Olah tanah .::_16 jam/ha, Tanam .::_18 jam/ha dan Penyiangan .::. 18 jam/ha.

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan).

Anggaran tahun 2010

( ) Lanjutan ( X ) Baru

Laboratorium dan Lapang

lr. Marsudi, MSi

1. lr. Marsudi, MSi,

2. Dr. H. Trip Alihamsyah. MSc. 3. lr. Gatot Suharto Abdul Fatah, MP

4. Dr. Teguh Wikan W, MEng

5. lr. Maria J.T Budiastuti, MSi 5. Ahmad Asari, STP

6. Sakimun

7. Abdurahman 8. Agung Budiarto

9. Jumadi 10. Andang Mustofa

1 ( satu ) tahun

Tahun Anggaran 2010

Rp. 175.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah)

Awal Febuari - Desember 2010

Penanggung Jawab,

lr. Marsudi, MSi

NIP. 19590524 199103 1 001

11

Page 3: 656_4.pdf

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME bahwa atas rahmat dan petunjuk Nya,

sehingga penyusunan Laporan Akhir Kegiatan dari penelitian yang berjudul "Modifikasi dan

Uji Kine~a Mesin Olah Tanah, Tanam dan Siang (motasi) pada Usahatani Kedelai untuk

Menekan Biaya Ke~a 25% dengan Kapasitas Olah tanah ~16 jam/ha, Tanam ~18 jam/ha

dan Penyiangan ~ 18 jarn/ha" ini dapat kami selesaikan.

Kegiatan rekayasa ini bertujuan menyempurnakan desain motasi yang ada dan

melakukan uji kinerja prototipe hasil modifikasi. Laporan ini memuat tahapan kegiatan yang

telah dilaksanakan dan hasil-hasil yang dapat dicapai hingga awal Nopember 2010. Secara

umum, kegiatan perekayasaan ini telah berjalan dan beberapa tahapan kegiatan telah

dilakukan, meliputi presentasi proposal dihadapan tim evaluator, identifikasi prototipe motasi

kedelai, konsultasi teknis, perancangan komponen modifikasi, melakukan uji pendahuluan

prototipe motasi di lahan kedelai di Jawa Timur dalam rangka validasi capaian sebelumnya.

Pad a pertengahan bulan Juni 2010 hingga awal September, te~adi kevakuman pendanaan

dan pelaksanaan kegiatan menjadi tersendat, sehingga kegiatan difokuskan pada

pemantapan desain modifikasi. Namun demikian karena prototipe Motasi kedelai ini terdiri

dari banyak komponen yang pemasangannya satu dengan lainnya harus tertentu dan

presisi, sehingga penyelesaiannya membutuhkan waktu yang relatif lama. Usaha maksimal

telah dilakukan, namun waktu yang hanya tersedia dua bulan efektif, menjadikan

penyelesaian kegiatan ini terkesan kurang rasional untuk suatu kegiatan rancang bangun

prototipe.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan Litbang

Pertanian yang telah mempercayakan kegiatan ini untuk dilaksanaken, terima kasih dan

penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusinya dalam kegiatan penelitian ini.

Akhirnya, saran serta kritik membangun sangat kami harapkan, dan semoga dalam

kurun waktu yang masih te'rsedia ini. pendanaan dapat kembali lancar sehingga target

penyelesaian penelitian ini dapat terpenuhi.

~

Page 4: 656_4.pdf

TA PENGANTAR

DAFTAR TABEL

'AFTAR GAMBAR

1AFTAR LAMPIRAN

INGKASAN

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

I. TUJUAN DAN MANFAAT

DAFTAR lSI

Halaman

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

1

2

6

PERUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

METODOLOGI

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. KESIMPULAN

AFTAR PUSTAKA

lAMP IRAN

?

7

14

20

21

22

v

Page 5: 656_4.pdf

DAFTAR TABEL Halaman

-abel 1. Hasil uji kine~a motasi kedelai di KP Muneng . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16

-abel 2. Hasil uji olah tanah menggunakan motasi di KP Muneng . . . . . . . . . . . . . . 16

-abel 3. Hasil uji tanam dan penyiangan kedelai dengan motasi di KP. Muneng 16

~

VI

Page 6: 656_4.pdf

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Prototipe motasi kedelai desain Balitkabi 2009 8

Gam bar 2. Alur nalar pelaksanaan kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

Gambar 3. Layout petak uji di lahan pengujian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

Gambar 4. Pola lintasan alsin penggaruan, tanam dan penyiangan . . . . . . . . . . . . . 17

Gambar 5. Skematik prototipe motasi kedelai hasil modifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

Gam bar 6. lmplemen olah tanah dan tanam kedelai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

"

vii

Page 7: 656_4.pdf

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

IL.ampiran 1. Spesifikasi teknis prototipe motasi kedelai hasil modifikasi . . . . . . . . . 22

_arnpiran 2. Hasil analisis data uji olah tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

_ampiran 3. Hasil analisis data uji penanaman kedelai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27

_a'llpiran 4. Karakteristik lahan kedelai di KP. Muneng . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

piran 5. Foto dokumentasi pelaksanaan kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

,

viii

Page 8: 656_4.pdf

I. PENDAHULUAN

LA TAR BELAKANG

Upaya pemerintah mencanangkan program swasembada kedelai tahun 2014

seringkali terkendala karena penanganan pra dan pasca panen yang belum optimal,

!<hususnya pada pertanaman kedelai di lahan kering. Salah satu masalah yang dihadapi

adalah tingginya kebutuhan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut.

Dalam usahatani kedelai, kegiatan penanaman dan penyiangan kedelai memerlukan

•enaga dan biaya yang cukup tinggi, yakni mencapai lebih dari 50% dari total biaya produksi.

egiatan menanam dan menyiang kedelai dengan cara manual baik tenaga kerja pria

aupun wanita memerlukan tenaga sampai dengan 55 HOK (Abidin dan Prastowo, 1989).

ercatat ongkos tenaga kerja untuk pengolahan tanah untuk budidaya kedelai di Jawa Timur

encapai Rp.450.000.-/ha, tanam Rp.600.000.-/ha dan penyiangan Rp.500.000.-/ha.

Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Serpong telah merekayasa mesin tanam biji-bijian

andaka, 2001), selanjutnya pada tahun 2006 merekayasa alat tanam yang dapat

..,engikuti kontur tanah (Pitoyo, 2007), namun masih belum optimal untuk diterapkan di lahan

ering petani karena untuk mengoperasikannya diperlukan traktor tang an atau traktor em pat

·oda sebagai penariknya.

Tahun 2007-2008 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

5alitkabi) telah merekayasa mesin penyiang dan mesin tanam, kemudian pada tahun 2009

.....,esin tersebut disempurnakan dengan menambah implemen pengolah tanah (bajak singkal

::!an garu). Dilaporkan bahwa prototipe telah diuji dan mampu beke~a dengan baik pada

ahan kedelai dengan kondisi tanah bertekstur ringan. Kapasitas olah tanah menggunakan

=x~jak singkal sebesar 23,68 jamlha, garu 7,93 jam/ha, tanam 2 baris 12,30 jam/ha dan

::>enyiangan sebesar 11,13 jam/ha masing-masing dengan kecepatan maju alsin 2,2 km/jam,

3.1 km/jam, 1,6 km~am dan 2,3 km/jam. Slip roda pada saat pengolahan tanah dilaporkan

sebesar 31,33%.

Berdasarkan hasil uji tersebut, secara implisit diketahui bahwa masih terdapat

·elemahan terutama pada sistem transmisi daya dan desain roda gerak serta jenis bajak

.·ang dlgunakan. Keglatan ini bertujuan melakukan penyempurnaan desain komponen

--ototipe motasi desain Balitkabi tersebut agar dapat meningkatkan kapasitas kerjanya.

c-~~~-~ ~~•-~ :~ ~ --~~~:~- ~~~~-: '"-~- :• -~..1:~•-~- : ..1 :..1 .... --:- ---- 1~1..a ... -· • ..1,..1.. ..1 : ~~~---:1, ,..~ vCvctl ct LCI'.III>:> !J! ULVUjJC II !Vlct;:)l I !ct;:)ll IIIVUI! !I'.Gt;:)l UIUC;:)ctl!! <:!~ ell IClJ!II 1111..1\..lct! I I .. IIV!JCI <:t;:)!!'I.Cl l !

~an mampu beke~a efektif dengan kapasitas kerja ~ 50 jam/ha (olah tanah < 16 jam/ha,

·aiiam < 18 jam/ha dan penyiangan < 18 jam/ha). Motasi dengan motor penggerak 5,5 HP

3erta bobot < .90 kg ini diharapkan dapat dibuat secara lokal sehingga harga relatif

1 ~

Page 9: 656_4.pdf

te~angkau petani/kelompok tani serta biaya operasi motasi .:5. Rp.800.000.-/ha. Berdasarkan

desain kapasitas tersebut, maka penggunaan mesin motasi ini dipastikan akan lebih

menghemat waktu dibanding dengan cara manual yang membutuhkan tenaga olah tanah 25

HOK/ha, tanam 30 HOK/ha dan penyiangan 25 HOK/ha. Dengan kemampuan kerja yang

ernyata lebih baik, prototipe ini tentu akan menjadi terobosan besar dalam mengatasi

masalah kesulitan tenaga kerja dan menekan biaya produksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Produksi palawija mempunyai peluang untuk ditingkatkan, mengingat kebutuhannya

lJga terus meningkat. Upaya peningkatan produksi ini menghadapi kendala antara lain

eterbatasan tenaga ke~a terutama pada kegiatan usahatani yang membutuhkan banyak

curahan tenaga.

2.1 Alsin pengolah tanah

Tujuan pengolahan tanah secara sederhana adalah a) menyiapkan lahan sebagai

~edia tumbuh tanaman. yang baik, b) menekan pertumbuhan gulma dan c) memperbaiki

·ekstur dan struktur tanah. Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan

·a:1ah I (Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage) . Kegiatan pengolahan

·a1ah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi bongkahan­

c::mgkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari guna proses pelapukan

sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma dan siap untuk masuk ke

oengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan dan mencampur bongkah tanah

• ang telah matang secara mesra (proses penghancuran & pembusukan) agar menjadi ?

'"1edia tumbuh tanaman yang baik.

Pada pengolahan tanah lahan kering secara mekanis, implemen yang umum

:ligunakan adalah bajak singkal atau bajak piringan untuk pengolahan tanah I dan bajak

~tari atau garu untuk pengolahan tanah II. Tiga aspek penting yang perlu mendapat

oertimbangan didalam desain/rancang bangun suatu alsintan adalah :: (a) aspek Teknis, (b)

aspel< Ekonomis, dan (c) aspek Sosial Budaya.

Menurut Yatsuk (1981), dalam merancang bangun pengolah tanah rotari harus dipenuhi

persyaratan, yakni::

I Alsin mempunyai manuverabilitas tinggi sesuai dengan kondisi kerja yang lembab/basah.

2. Alsin mampu mengolah tanah dengan kedalaman yang cukup untuk membenamkan sisa

tanaman dan mencampur lapisan tanah atas secara vertikal.

Disain rotari dilengkapi pengatur guna mengatasi tanah basah dan sisa tanaman.

2

Page 10: 656_4.pdf

Permukaan tanah hasil kerja rata, tanpa terbentuknya alur-alur atau gundukan tanah.

Alsin mempunyai ketahanan ke~a. kekuatan konstruksi dan pelindung bagian-bagian

penting terhadap benturan benda keras.

Pengolahan tanah dengan rotari menghasilkan kualitas penghaneuran dan

campuran yang sempurna antara cacahan gulma/sisa tanaman dengan tanah. Gulma

s1sa tanaman yang terbenam dalam tanah tersebut akan membusuk dan menjadi pupuk

rganik. Pengolahan tanah dengan rotari juga dinilai sebagai cara terbaik dalam

enghasilkan pelumpuran, media tumbuh yang optimum dan menekan pertumbuhan gulma.

Bilah pisau tipe C sesuai untuk lahan kering maupun sawah, karena dapat memotong

-sa2 tanaman (Satoh R., 1940. Patent No.Shou - 15 - 15990 Japan). Disain bilah pisau

:-'eiibatkan tahapan yang rumit, meliputi penempaan, pembentukan bilah sesuai kurva sudu

ras.onal agar sisa-sisa tanaman tidak mengkait. Ketebalan pisau C berkisar 9,0 - 10 mm

_cagian leher) dan 4,5-5,0 mm (bagian tengah dan ujung) dengan sisi ketajaman tunggal.

Pada pengolahan tanah dangkal pada tanah ringan, bilah pisau rotari dapat berukuran

kecil. Pisau rotari sisi ketajaman tunggal, proses keausannya cenderung

-::."Tlpertahankan bentuk aslinya, berlawanan dengan pisau bersisi ganda sebagai akibat

'":: r;anan gesekan yang lebih kecil. Komposisi bahan pisau rotari terdiri dari : C (0.56 - 0.64

Mn (0.7- 1.0%), Si (1.5-1 .8%) dan P (< 0.035%) dengan kekerasan bahan bagian

-er HRC 43-48 dan bag ian tengah dan ujung HRC 55 - 60.

Pengo!ah tanah rotari dengan Iebar kerja 60 em, akan memakai 12 - 15 bilah pisau

:-:~an urutan kerja membentuk sudut 45° (Yatsuk et al, 1981 ). Kedalaman olah bervariasi

-ara 10 - 20 em, dan pengalaman di lapangan berkisar 10 - 15 em terutama pad a Ia han

_ .gan ketersediaan air irigasi eukup. , Pavlov dalam Yatsuk et al, 1981 menyatakan bahwa kualitas peneampuran pada

-golahan tanah menggunakan rotari tidak hanya tergantung pada sifat tanah, juga

e~patan putar rotari, bentuk dan posisi dari pelindung rotari kaitannya dengan lemparan

->a"tkel tanah. Kecepatan putar rotari untuk pengolahan tanah 150 - 400 rpm tergantung

a sifat tanah (Jun et al., 1998):

( rpm ) Kondisi tanah

150-200 : Tanah pasir; gembur basah

200-300 : Tanah biasa; Tanah lengket

300 - 400 : T anah sang at lengket ;

Tanah kering dan keras

Kee. Maju (m/s)

0,5-0,7

0,3-0,5

0,2-0,3

kecepatan maju diperkeeil dan

putaran rotari ditingkatkan.

3

Page 11: 656_4.pdf

2.2. Alsin tanam biji-bijian

Berdasarkan hasil pengukuran di lapang menunjukkan bahwa rata-rata permukaan

~anah bergelombang/tidak rata yang memiliki perbedaan tinggi antara 5- 10 em per 20 m.

-.ai ini akan sangat berpengaruh terhadap alsin pada pembukaan alur dan penanaman

:oe'lih sehingga kedalaman benih tidak sesuai dengan ketentuan penanaman dan akan

........ rpengaruh terhadap pertumbuhan benih

Pada kegiatan penanaman, prototipe harus mampu menanam kedelai 2 baris tanam

=engan kapasitas kerja ~ 18 jam/ha dengan keluaran benih 2-3 biji/lubang tanam dan

edalaman tanam 1-2 em. Jarak tanam teratur 30 x 30 em dan benih dalam kondisi

·ertimbun tanah penutup. lmplemen penanam juga harus dapat bekerja dengan baik

..,engikuti kontur permukaan tanah yang bergelombang.

sin Penyiang

Kegiatan penyiangan dan pembubunan pada lahan palawija Oagung, kedelai dan

a~ng tanah) harus dilakukan petani guna menghindari resiko penurunan produksi sebesar

·- - 22 % akibat gulma (Kasno dalam arief H, dkk, 1992). Pendangiran dilakukan 2 - 3 kali

a am satu musim dan dimulai segera setelah munculnya semaian di permukaan tanah.

Pada prinsipnya pendangiran adalah pengolahan tanah ringan (kedalaman olah 3- 5

yang terdiri dari pemotongan, penghancuran dan pembalikan tanah permukaan guna

-::e'Tiperbaiki kondisi tanah di sekitar perakaran tanaman, sehingga membantu pertumbuhan

; _.,aman yang dibudidayakan.

S.:nlth, H.P and Wilkes, L.H, 1976 menyatakan tujuan pendangiran adalah a) Memperbaiki

aeasi tanah, b) Mempertahankan lengas tanah dengan mengurangi pertumbuhan gulma

·-a- menahan air hujan, c) Meningkatkan kegiatan mikro organisme tanah dan d) ~

e'lgembangkan bahan makanan tanaman dalam tanah.

Pada umumnya petani telah menggunakan alat bantu penyiangan/pendangiran, antara

..c:- berupa alat tradisional tajak dan cangkul, atau bajak singkal tunggal, bajak singkal dua

_._s pisau "V' atau pisau piringan mulai dari yang ditarik ternak sampai ditarik traktor besar.

- ementara di Indonesia, petani masih menggunakan cangkul atau bajak yang ditarik ternak

a~ena sampai saat ini belum dijumpai alsin penyiangan yang memuaskan.

Tipe dan ukuran alat pendangir yang dibutuhkan dan efektif digunakan bergantung

1:.ada luas lahan, jenis tanaman budidaya, tipe dan kondisi tanah serta jenis daya yang

-:-"Sedia. Lebar pisau pendangir tipe V biasanya berukuran 2,5 - 3 em, sedang tipe bajak

'--e,punyai ukuran 15 - 20 em. Pemasangan pisau pendangir sedemikian sehingga

e:1dangiran dapat efektif, khusus tipe bajak, maka titik terluar sayap harus 3 - 6 mm lebih

;ggi dari titik terdepan mata pisau. '

4

Page 12: 656_4.pdf

2.3. Tenaga penggerak dan sistem transmisi daya

Dalam penggunaannya di lapangan, besamya kebutuhan daya tergantung pada

perubahan kecepatan kerja karena menentukan besamya beban tahanan tanah. Kebutuhan

daya diperhitungkan berdasarkan Iebar dan kedalaman pemotonan tanah, berat beban

spesifik tanah,dan efisiensi kerja. Dengan demikian perubahan dimensi kerja, jenis dan

lengas tanah serta jenis roda gerak yang digunakan akan sebanding dengan perubahan

kebutuhan daya total yang dibutuhkan. Kecepatan ke~a rata-rata pendangir dengan tenaga

ternak atau traktor roda dua dan traktor roda empat sebesar 3 - 4 km/jam dan 4,2 - 5,8

km/jam (Smith, H.P dan Wilkes, L. H, 1976). Beban tenaga untuk pengolahan tanah

bervariasi tergantung pada jenis tanah maupun kedalaman olah. Namun secara aman dapat

diatasi oleh traktor dengan tenaga penggerak 8,5 HP. Selama operasi pengolahan tanah,

diindikasikan adanya reduksi gerak maju (-)yang diakibatkan oleh gaya tahanan pengolahan

tanah, yakni adanya tenaga balik (return power) dari motor ke rotari kembali ke motor lagi.

Beberapa produk menggunakan rantai-gigi (chain-sprocket) dan worm-gear untuk

penyaluran daya motor ke pisau rotari. Rantai-gigi untuk menghindari reduksi putaran,

sedang worm gear dengan perbandingan reduksinya dapat memberikan kecepatan putar

yang diperlukan. Posisi rumah transmisi ditengah poros pisau akan memberikan kestabilan

kerja mesin selama operasi. Tipe penggerak tengah ini sesuai untuk rotari tiller dengan

penggerak sampai 8,5 HP dengan pertimbangan masalah struktural yang bersifat relatif

terhadap sifat cantilever poros dan masalah pengolahan tanah di bagian bawah rumah gigi.

Torsi pada traksi menjadi (-) selama operasi dan roda gerak tidak lagi secara langsung

digerakkan oleh motor, tapi oleh gaya tahanan pengolahan tanah yang bekerja pada pisau,

sehingga ban traktor selama operasi bukanlah sebagai penggerak, tapi sebagai pengerem,

dengan demikian kecepatan tnaju dipertahankan menjadi konstan.

Teknologi mekanis yang ada saat ini bersifat single purpose yaitu untuk melakukan satu

jenis pekerjaan saja, antara lain berupa mesin olah tanah, mesin tanam dan mesin penyiang.

Prototipe yang akan direkayasa diharapkan dapat bersifat multii purpose (mengolah tanah,

menanam dan menyiang). Dengan demikian ongkos operasional ketiga kegiatan tersebut

dapat diefis.ienkan melalui peningkatan kapasitas ke~a dibanding cara tradisional yang

mencapai 80 HOK/Ha.

5

Page 13: 656_4.pdf

Ill. TUJUAN DAN MANFAAT

3.1 Tujuan

Tujuan jangka pendek

Melakukan modifikasi dan uji kinerja mesin olah tanah, tanam dan siang (motasi) pada

usahatani kedelai untuk menekan biaya ke~a 25% dengan kapasitas olah tanah _:::16

jam/ha, tanam _:::18 jam/ha dan penyiangan .:::_ 18 jam/ha.

Tujuan jangka panjang

Mengembangkan penerapan teknologi olah tanah, tanam dan penyiangan kedelai

secara mekanis di tingkat petani dalam rangka mengatasi kendala kesulitan tenaga

kerja.

3.2. Manfaat

Terbukanya peluang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas kerja, mengatasi kendala tenaga kerja dan meningkatkan penghasilan.

IV. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan laporan hasil uji terdahulu, diketahui bahwa kinerja prototipe motasi

ersebut masih dapat ditingkatkan dengan cara menyempurnakan fungsi komponen

·erutama sistem tiansmisi daya, desain roda gerak, center of gravity unit penggerak dan

jenis bajak pengolah tanah yang digunakan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guna

mewujudkan tujuan tersebut antara lain :

Sistem transmisi daya

Sistem transmisi daya yang ada menggunakan reduction gear dan rantai, masalahnya

adalah bahwa 1) gear reduction yang digunakan sebenarnya khusus untuk keperluan

mesin-mesin tidak bergerak atau stasioner dan tidak banyak goncangan, 2) rasio

reduksi putaran pada gear tipe ini pun terbatas sehingga bisa saja kurang sesuai

dengan kebutuhan sebenamya dan apabila dipaksakan untuk digunakan maka akan

te~adi kehilangan daya yang cukup besar. Solusinya adalah menggunakan sistem

transmisi daya yang terbukti efisien seperti pada mini tiller , mampu mengurangi

kehilangan daya dari motor sampai ke roda, sehingga prototipe yang dihasilkan diyakini

akan mampu bekerja baik pada lahan kedelai bertekstur tanah ringan maupun sedang.

2. Desain rosa gerak

Slip roda yang tinggi menyebabkan efisiensi kerja rendah dan konsumsi bahan bakar

meningkal Slip roda yang te~adi da .33% dapat disebabkan oleh kondisi

6

Page 14: 656_4.pdf

tanah maupun desain roda gerak yang belum tepat, kaitannya dengan bentuk dan

ukuran sirip roda, sudut pemasangan sirip dan diameter roda.

3. lmplemen bajak singkal

Bajak singkal yang digunakan yaitu dengan Iebar kerja 20 em eukup efektif untuk

mengolah tanah Ia han kedelai dengan kedalaman 8 - 10 em, namun kapasitas kerjanya

masih rendah yakni 23 jam/ha. Guna meningkatkan kapasitas kerja, maka Iebar kerja

harus diperbesar, demikian pula keeepatan majunya. Dengan sistem transmisi daya

yang tepat, maka penggunaan bajak rotari dengan Iebar kerja 40 - 60 em akan mampu

meningkatkan kapasitas kerja menjadi ~ 12 jam/ha.

4. Prototipe motasi yang ada tidak menggunakan sistem kopling, sehingga

pengoperasiannya di lapangan agak merepotkan operator. Sistem kopling diperlukan

guna mengurangi kesulitan operator mengendalikan alsin di lapangan.

5. Sistem penakar benih menggunakan silinder vertikal berputar dengan pengatur dosis,

sistem ini konstruksinya paling sederhana namun kelemahannya adalah saat

penjatuhan benih yang sering tidak bersamaan dan benih yang lolos melewati kuas

penahan.

6. Pembuat alur tanah yang ada berupa roda besi berukuran kecil (diameter sekitar 10 em)

mudah mengalami masalah karena pada kondisi lahan yang sebagian basah, dapat

mengakibatkan tanah lengket pada roda serta kondisi lahan umumnya yang masih

ban yak seresah .. Maka pembuat alur tipe piringan terbukti efektif pad a tanah ring an dan

dilengkapi dengan scraper dan penutup alur tanah menjadi pilihan.

7. Penyiangan dilakukan dengan memanfaatkan pengolah tanah rotari diikuti dengan

ridger berupa bajak singkal keeil dua sisi untuk membumbun tanaman di kedua sisi " baris tanaman.

Hipotesis

V. METODOLOGI

Berkurangnya biaya pengolahan tanah, penanaman dan penyiangan pada

usahatani kedelai dengan menggunakan Motasi (mesin olah tanah, tanam

dan penyiangan) dapat memaeu petani kedelai lahan kering untuk

meningkatkan pendapatan usahataninya

5.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurun waktu Januari - Desember tahun

anggqran 2010 dan bekerjasama dengan Balitkabi Malang dalam rangka

7

Page 15: 656_4.pdf

menyempurnakan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2009. Sebagai

langkah awal kegiatan, dilakukan pembahasan teknis dengan Balitkabi untuk mendalami

prototipe motasi yang ada dan mendiskusikan langkah-langkah yang akan yang akan

dilakukan bersama. Konsultasi teknis dan validasi capaian teknis kinerja olah tanah,

tanam dan penyiangan kedelai di lapangan (agroteknis dan biaya) dilakukan di sentra

kedelai di Jawa Timur. Adapun uji fungsional dilakukan di laboratorium/soi/ bin di

BBPMP Serpong dan uji lapang akan dilaksanakan di lahan kedelai terpilih di Jawa

Timur.

5.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang dibutuhkan terdiri dari bahan kelengkapan ldentifikasi dan pengumpulan

data, portable toolkit (instrumen ukur), bahan rekayasa, bahan penunjang, bahan uji

fungsional dan lapang serta bahan keperluan komputer. Sedangkan Peralatan yang

dibutuhkan meliputi prototipe mesin olah tanah, tanam dan penyiang kedelai (Gam bar 1)

untuk keperluan validasi capaian, peralatan untuk rekayasa, aparatus uji lab di soil bin

dan instrumen ukur untuk pengujian.

Gam bar 1. Prototipe"' mesin olah tanah dan tan am untuk kedelai des a in Balitkabi.

Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan secara skematis seperti ditunjukkan pada

Gambar2.

8

Page 16: 656_4.pdf

~ Perencanaan Umum

Review jumal , Uji pendahuluan , Analisis - Evaluasi Data hsl uji /Info,

Konsultasi teknis

I Parameter desain

Agroteknis , Fabrikasi dan Finansial j

Kaji ulang dan Modifikasi Komponen:

Unit penggerak , Sistem transmisi daya Roda gerak , Rangka utama , implemen Bajak , Penakar be nih , Pembuka & penutup alur

Penyalur benih , Komponen penyiang

?

Perancangan Unit Mesin Penggabungan komponen

Fabrikasi Komponen alsin

Analisis dan Evaluasi Hasil Uji

Tidak

Tidak

Gam bar 2. Alur nalar pelaksanaan kegiatan

9

Page 17: 656_4.pdf

3.3 Tahapan Pelaksanaan

1. Persiapan

Kegiatan meliputi perencanaan umum dan pengorganisasian keseluruhan kegiatan

untuk mengoptimalkan pengerahan SDM (sesuai dana yang tersedia), penyusunan

matrik kerja dan jadwal palang kegiatan yang meliputi: Uji pendahuluan, studi

literatur dan konsultasi teknis, perancangan, penyempurnaan rancangan (modifikasi),

fabrikasi, uji fungsional dan lapang alsin hasil modifikasi, evaluasi dan pelaporan.

Penelusuran hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengolahan tanah untuk

usahatani kedelai lahan kering, tanam benih dan penyiangan serta masalah

agronomisnya. Kegiatan ini dilaksanakan melalui studi pustaka, penelusuran internet

maupun konsultasi dengan nara sumber dalam rangka pendalaman teknis budidaya

kedelai di daerah.

2. Pelaksanaan

a. Uji Pendahuluan

Berdasarkan informasi awal tentang kinerja prototipe yang ada dan masalah

sesungguhnya di lapangan, maka perlu dilakukan uji pendahuluan, meliputi uji

fungsional maupun lapang guna membuktikan kebenaran akan hal tersebut.

Pengujian dilakukan di lahan usahatani kedelai dengan kondisi atau tipe lahan

yang dominan. Hasil analisis dan evaluasi data hasil uji serta informasi terkini dari

narasumber maupun petani ini selanjutnya dipakai sebagai bahan utama

pengembangan desain . Uji pendahuluan juga dilakukan dalam rangka lebih

mendalami bagian-bagian yang harus dimodifikasi/ disempurnakan maupun

pengamatan terha_pap karakteristik fisik lahan seperti kekerasan tanah pada

kondisi lahan siap olah.

Uji kinerja prototipe Motasi dilakukan di lahan seluas 0,25 ha dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Mengolah tanah dengan implemen bajak dan garu

b. Menanam kedelai dengan menggunakan implemen penanam dan mengamati

jumlah populasi tanaman setelah tanaman berumur 2 minggu

c. Menyiang kedelai pada umur 3 - 4 minggu setelah tanam dengan menggunakan

implemen penyiang

d. Masing-masing kegiatan uji tersebut dilakuka

dengan tiga kali ulangan serta satu peta

... a., o<eoe•a

0

Page 18: 656_4.pdf

e. Melakukan analisis data hasil uji kine~a pengolahan tanah, penanaman dan

penyiangan dan analisis finansialnya masing-masing kegiatan tersebut.

Sebagai kontrol dilakukan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan sebagaimana

cara yang dilakukan petani. Analisis data hasil uji lapang motasi dan analisis finansialnya

dilakukan dengan bantuan program Excel Spreadsheet.

Skema petak uji lapang Motasi di lahan kedelai dapat digambarkan sebagai berikut :

B

~ 20rn- 1

L A. Jcnis tanah ringa~-- ~Jems ta~a~~~d~ng~ra-~----Gambar 3. Layout petak uji di lahan kedelai

Untuk menghitung kapcrl)itas lapang pengolahan tanah, penanaman dan penyiangan

digunakan rumus sederhana sebagai berikut :

K=W/L (1)

Dimana, K = Kapasitas kerja efektif Oam/ha)

W = Waktu pengoperasian mesin Oam)

L = Luas lahan (ha)

Berdasarkan data teknis kapasitas pengoperasian mesin, dilakukan analisis

kelayakan finansial (asumsi umur ekonomis 3 tahun), yang meliputi perhitungan: biaya

pokok (BP), titik impas (BEP), waktu pengembalian modal (PBP), nilai Keuntunaa

sekarang (NPV), nisbah keuntungan dengan biaya (B/C) da"

Page 19: 656_4.pdf

modal (IRR) (Tastra, 1995; Manilay, 1987). Motasi dinilai layak untuk diterapkan di

tingkat petani apabila NPV>O, B/C>1,0 dan IRR> tingkat bunga bank (12%/tahun).

Adapun rumus untuk menghitung kelayakan finansial adalah sebagai berikut:

BP = (BPT + BT) I (X* KE)

BEP = BT I (OP - BTT I (X* KE)

PBP = M I KU

t = 5 NPV = :L (Bt- Ct) I (1 + i)t) - M

t = 1

t = 5 :L (Bt I (1 + i)t)

t = 1 BIC = ------­

t = 5 :L (Ct I (1 + i)t ) + M

t = 1

IRR = DFP + (PVP* (DFN - DFP) I (PVP - PVN))

di mana,

BTT =

BT =

OP =

X =

M =

KU =

Bt =

Ct =

t = =

DFP =

DFN = PVP = PVN = KE = BP = BEP = PBP = NPV = 8/C = IRR =

Biaya tidak tetap (Rp/tahun)

Biaya tetap (RP/tahun)

Ongkos sewa motasi (Rp/ha)

Jam kerja efektif uam/tahun)

Harga Motasi (Rp/unit)

Keuntungan tiap tahun (Rp/tahun)

Keuntungan pada tahun ke t (Rp)

Biaya pad a tahun ke t (Rp) ?

Umur ekonomis (tahun)

Tingkat bunga (%/tahun)

Tingkat bunga yang menghasilkan PVP (%)

Tingkat bunga yang menghasilkan PVN (%)

Nilai keuntungan sekarang positif (Rp)

Nilai keuntungan sekarang negatif (Rp)

Kapasitas efektif olah, tanam dan siang (ha/hari)

Biaya pokok pengoperasian Motasi (Rp/ha)

Titik impas pengoperasian Motasi (t/tahun)

Waktu pengembalian modal (tahun)

Nilai keuntungan sekarang (Rp)

Nisbah keuntungan dengan biaya ( - )

Tingkat pengembalian modal(%)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

12

Page 20: 656_4.pdf

3. Parameter yang diukur

a. Kine~a Motasi :

Parameter desain dan uji kinerja prototipe motasi :

No Parameter Olah Tanah Penanaman Penyiangan

1 Lebar kerja aktual, em v v v 2 Kedalaman ke~a. em v v v 3 Keeepatan maju, km/jam v v v 4 Kapasitas kerja, jam/ha v v v 5 Tilt index tanah v - -6 Jumlah benih per lubang - v -7 Jarak tanam, em - v -8 Missing hill, % - v -9 Persentase penyiangan, % - - v

10 Kerusakan tanaman, % - - v 11 Efisiensi kerja, % v v v 12 Bobot implemen, kg v v v

Tilt Index adalah tingkat kehalusan tanah hasil olah tanah. Hal ini penting meng ingat

benih membutuhkan media tumbuh dengan tingkat kehalusan tanah tertentu. Untuk

tujuan ini, maka kombinasi keeepatan maju dan keeepatan putar rotari yang tepat

perlu diupayakan.

Untuk menghitung kapasitas lapang pengolahan, penanaman dan penyiangan K,

dalam jam/ha diguhakan rum us sederhana sebagai berikut :

K=W/L (1)

Dimana, K = Kapasitas kerja efektif Uam/ha)

W = Waktu pengoperasian mesin Uam)

L = Luas lahan (ha)

b. Tingkat kelayakan finansial Motasi :

• Biaya pokok (BP, Rp/kg)

• Titik lmpas (BEP, ton)

• Waktu Pengembalian Modal (PBP, tahun)

• Nisbah keuntungan dengan biaya (8/C, - )

• Tingkat pengembalian modal (IRR, %)

13

Page 21: 656_4.pdf

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan yang telah dilakukan sampai dengan bulan Juni 2010, yaitu:

1. Penyusunan Program Manual

2. Presentasi proposal pada Workshop Koordinatif (Maret 201 0)

3. ldentifikasi teknis prototipe MOTASI Balitkabi

4. Review hasil-hasil penelitian

5. Uji lapang pendahuluan Motasi kedelai (validasi capaian)

6. Perancangan modifikasi prototipe motasi

Program manual berisi informasi lengkap mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan

(sebagaimana yang termuat dalam suatu proposal kegiatan) yang disusun mengikuti format

acuan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dalam rangka keperluan

penilaian jabatan fungsional perekayasaan di BBP Mektan.

Rencana pelaksanaan kegiatan penelitian ini telah dipresentasikan pada Workshop

Koordinatif di Malang, Jawa Timur pada 22 Maret 2010. Beberapa masukan dari evaluator

diantaranya agar pendekatan-pendekatan ilmiah dalam metodologi ditambahkan dan agar

kegiatan modifikasi ini tidak menyimpang dari tujuan semula yaitu menghasilkan prototipe

yang sederhana dan murah.

ldentifikasi teknis motasi telah dilakukan guna mengetahui fisik prototipe secara

langsung maupun mekanisme kerja dan diskripsi teknisnya. Demikian pula review hasil-hasil

penelitian tentang motasi dan penelitian lain yang mendukung telah dilakukan baik melalui

pustaka, internet maupun wawancara/konsultasi.

Uji lapang pendahuluan motasi telah dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Balitkabi di ?

Probolinggo, Jawa Timur pada 24-26 Mei 2010. Lokasi tersebut dipilih atas pertimbangan

bahwa kegiatan ini dilaksanakan bersama instansi Balitkabi dan kondisi lahan yang ada

sesuai dengan tipe lahan kedelai yang dominan di Jawa Timur, selain juga keberadaan

prototipe motasi yang akan diuji. Berdasarkan pengamatan pada uji pendahuluan ini, secara

keseluruhan :

1. Prototipe mampu bekerja pada lahan kedelai yang ada yang merupakan lahan dengan

tekstur yang dominan untuk tanaman kedelai di Jatim. Artinya, sudah sesuai dengan

tujuan desain awal berupa prototipe untuk lahan dengan tipe tanah ringan.

2. Masih terbuka peluang untuk meningkatkan kinerjanya di lapangan, hal ini terkait

dengan beberapa kekurangan yang dijumpai, yaitu :

a. Pengendalian alsin olah tanah masih berat, mata bajak cenderung masuk lebih

dalam, akibat konstruksi yang kurang tepat, dalam hal ini penentuan titik center of •

gravity unit penggerak.

14

Page 22: 656_4.pdf

b. Roda gerak dengan sudut sirip 90° (searah dengan jari-jari roda), menyebabkan slip

roda tinggi (>30% ) -7 perlu modifikasi roda gerak dengan sudut optimal pemasangan

sirip 35-40° (Hendriadi, 2001 ).

c. Kerja sistem transmisi daya sesekali bermasalah (rantai transmisi daya lepas),

sehingga operator harus berhenti sementara untuk pemasangannya kembali.

d. Operator merasakan berat ketika harus mengangkat implemen tanam di ujung

lintasan, hal ini terkait dengan penentuan center of gratify unit penggerak yang masih

kurang tepat.

e. Perlu modifikasi roda gerak agar dapat dilakukan penyiangan ke II (kaitannya

dengan tinggi tanaman yang mencapai 30 em dan ruang antar baris tanaman yang

semakin sempit).

f. Setiap kali operator harus mengurangi kecepatan maju di ujung lintasan untuk

berbalik arah, karena prototipe ini tidak dilengkapi dengan sistem kopling.

Dampaknya adalah kapasitas kerja optimal menjadi tidak tercapai.

Hasil uji pendahuluan dalam rangka validasi capaian prototipe motasi, selengkapnya seperti

ditunjukkan pada Tabel1, 2 dan Tabel 3.

Tabel 1. Hasil uji kinerja motasi di Kebun Percobaan Muneng, 2009.

No. Parameter yang diukur Bajak Garu Tanam Siang

1. Keeepatan maju (m/detik) 0,61 b 0,86 a 0,45 e 0,64 d

2. Lebar kerja (em) 20,83 d 120,1 7 a 40, 17 b 31,67 e

3. Kedalaman kerja (em) 12,3 3 a 7,50 e 2,17 d 9,83 b

4. Konsumsi bahan bakar (1/jam) 0,87 a 0,7 8 e 0,7 3 b 0,81 d

5. Slip roda penarik (%) 31,33 a 18,67 e 15, 67 d 21,33 b

6. Kapasitas (jam /ha) 23,68 a 7,93 d 12,30 b 11,13 e

*) Angka dalam baris yang didampingi huruf yang berbeda, menunjukkan perbedaan yang nyata pada tarat uji p < 0, 05.

15

Page 23: 656_4.pdf

Tabel 2. Hasil uj i olah tanah menggunakan prototipe motasi di KP. Muneng (201 0).

No. Parameter Nilai rata-rata Singkal Garu

1 Lebar kerja, em 23,50 126,00

2 Kedalaman kerja, em 7,31 6,88

3 Keeepatan maju, km/jam 2,31 (2,2) 2,85 (3, 1)

4 Slip,% 25,65 (31,33) 16,47

5 Kapasitas kerja, jam/ha 19,77 (23,68) 4,30 (7,93)

6 Konsumsi bahan bakar, 1/jam 0,67 (0,87) 0,63 (0,78)

Konsumsi bahan bakar, 1/ha 13,33 2,72

7 Efisiensi kerja, % 90,20 55,89

Ket. : Angka dalam kurung, menunjukkan hasil uji terdahulu.

Tabel 3. Hasil uji Tanam dan penyiangan menggunakan prototipe motasi kedela i di KP.

Muneng (201 0).

Nilai rata-rata

No. Parameter Penanaman Penyiangan

1 Lebar kerja, em 80,00 19,96 2 Kedalaman kerja, em - 4,44 3 Jarak tanam antar baris 40,80 -4 Jarak tanam dalam baris 11,90 -5 Kedalaman benih, em 1-2 -6 Keeepatan maju, km/jam 2,06 (1 ,6) 1,74 (2,3) 7 Slip,% 7,37 5,24 8 Kapasitas kerja, jam/ha 7,19 (12,30) (11 ,33) 9 Kebutuhan benih, kg/ha 33,60 -10 Konsumsi bahan bakar, 1/jam 0,58 0,88

Konsumsi .bahan bakar, 1/ha 4,16 15,08 11 Efisiensi kerja, % 70,07 69,23

Berdasarkan hasil identifikasi teknis maupun uji pendahuluan prototipe motasi yang telah

dilakukan, maka rancangan modifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Unit penggerak motasi berupa mini traktor berukuran 5-6,5 Hp dengan gear box khusus

traktor dan dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan letak center of gravity

(COG), sehingga konstruksi menjadi lebih kompak dan sesuai dengan analisis beban

dinamis di lapangan.

2. Unit penggerak dilengkapi dengan sistem kopling tipe tension puffey vano selama i

terbukti efektif, sehingga akan memudahkan operate,.

lapangan. Sistem transmisi daya mengguna"<a~ ·..-.~e

umumnya traktor roda dua dan dilengkapi denga- penga

Page 24: 656_4.pdf

mundur, serta 2 tingkat kecepatan (H-L). Dua sistem ini yang tidak ada pada prototipe

motasi kedelai sebelumnya.

3. Bajak singkal dengan Iebar ke~a 20 em untuk olah tanah diganti dengan bajak rotari

dengan Iebar kerja 40-60 em untuk meningkatkan kapasitas kerja. Pertimbangan lain

bahwa dari pengalaman di lapangan, bajak rotari mampu mengolah tanah tekstur

sedang sampai kedalaman 12 em (kedalaman olah tanah untuk kedelai 9-10 em).

4. Roda gerak untuk keperluan tanam, berupa roda karet standar berdiameter 400 mm

(semula roda besi 420 mm). Roda karet standar traktor telah teruji sesuai untuk operasi

lapang selain pengolahan tanah. Pertimbangan lain adalah selain roda karet traktor

mampu digunakan untuk menarik implemen tanam, juga untuk keperluan mobilitas.

Pembuat alur tanah pada implemen tanam dibuat dengan bentuk piringan ganda

berputar dilengkapi scraper di kedua sisi. Pembuat alur tipe ini terbukti lebih efektif

pada kondisi tanah lembab sekalipun. Guna mengatasi kondisi lembab dan kandungan

silika pada tanah, maka piringan maupun scraper dibuat dari bahan baja SS yang tahan

korosi sekaligus lebih menarik dari segi penampilan.

5. Komponen penakar benih berupa silinder vertikal berlubang, diganti dengan piringan

(plate) berlubang dan posisi bersudut terhadap horizontal (inclined type) dengan ruang

hopper bersusun untuk mengatasi pemadatan benih. Sistem transmisi daya pemutar

penakar dibuat lebih lambat agar kesempatan benih terambil penakar semakin besar.

6. lmplemen olah tanah ke II (garu) dan penyiang dimodifikasi sedemikian, sehingga

konstruksinya lebih sederhana namun juga kuat. Terutama di bagian titik gandeng, yaitu

menggunakan desain titik gandeng yang dapat digunakan untuk keduanya.

7. Penanaman dan penggaruan dilakukan menggunakan pola lintasan berikut (Gambar 4):

I I. I I I

?

1 ! I t ~

j .. ..

f . .

.

r -1 1 I I I

Gam bar 4. Pola lintasan alsin penggaruan, tanam dan penyiangan.

17

Page 25: 656_4.pdf

Prototipe Motasi kedelai hasil modifikasi secara fisik berupa satu unit penggerak

bermotor dengan tiga implemen yang mampu melakukan tiga fungsi yang berbeda,

pengolahan tanah, penggaruan, penanaman dan penyiangan (Gam bar 6).

~;3~

'

'

~1!-'---

~ .. =~ .. ~·~·~ (.----eiJI,.. ·~j

~~J

. ·, , . ··,· .. , .

,. ~ .. ~

'~ '...---#-.....

~~.<;;:· ~-l 0'-r--r~ · ···~. 1

·~~\\1~

~ · . • ()! . •

\ · ·~ :' ~ ' . ___ _ .. ·

Gambar 5. Skematik prototipe motasi kedelai hasil modifikasi

Pada kegiatan pengolahan tanah, prototipe harus mampu mengolah tanah pada lahan

kedelai dengan kapasitas kerja ~ 16 jam/ha dan kedalaman olah 10-12 em. , Pengolahan tanah kedua menggunakan garu dimaksudkan untuk menghaneurkan

bongkahan tanah merijadi berukuran lebih keeillhalus sebagai kondisi siap tanam. Dengan

pengolahan tanah ini, maka variasi kendala kerataan permukaan dan pereampuran struktur

tanah untuk tanam benih menjadi dipersempit. Kapasitas penggaruan satu kali lintasan ~ 7

jam/ha.

Berdasarkan hasil pengukuran di lapang menunjukkan bahwa rata-rata permukaan tanah

bergelombang/tidak rata yang memiliki perbedaan tinggi antara 5 - 10 em per 20 m. Hal ini

berpengaruh terhadap alsin pada pembukaan alur dan penanaman benih sehingga

kedalaman benih tidak sesuai dengan ketentuan penanaman dan berpengaruh terhadap

pertumbuhan benih

Pada kegiatan penanaman, prototipe menanam kedelai 2 baris tanam dengan '

kapasitas ke~a ~ 18 jam/ha dengan keluaran benih 2-3 biji/lubang tanam dan kedalaman

18

Page 26: 656_4.pdf

tanam 1-2 em. Jarak tanam teratur 30 x 30 em dan benih dalam kondisi tertimbun tanah

penutup. lmplemen penanam juga harus dapat beke~a dengan baik mengikuti kontur

permukaan tanah yang bergelombang.

Prototipe menyiang gulma di sekitar tanaman budidaya dan membumbun tanpa merusak

tanaman. Prototipe yang beke~a dengan kapasitas penyiangan < 18 jam/ha ini dilengkapi

dengan komponen pembumbun tanah.

Prototipe motasi hasil modifikasi dengan sumber penggerak berupa motor bensin 5,5 Hp ini

mampu bekerja lebih baik dengan kapasitas kerja keseluruhan 40 - 50 jam/ha dibanding

dengan prototipe yang ada (55 jam/ha).

Gambar 6. lmplemen olah tanah dan tanam kedelai yang direneanakan

Keterangan :

• Metering tipe incline disk dipilih karena pertimbangan mudah dikontruksi dan untuk tujuan pengaturan dosis eukup dengan mengganti piringan penakar benih.

• Foor bar Link System- sistem suspensi yang terbukti mampu menyesuaikan kontur lahan, Kedataman penanaman relatif seragam dan Menekan kerusakan terutama pada lahan berbatu.

19

Page 27: 656_4.pdf

• Transmisi tipe sproket - chain dan bevel gear dipilih agar mudah dilakukan pengaturan jarak tanam ( dengan mengganti sprocket), 1 metering digerakkan 1 roda, sekaligus sebagai roda pemadat dan Jarak antar baris tanaman dapat diatur 30 - 80 em.

• Pembuka alur tipe double disk dari bahan stainless steel dilengkapi scraper mempunyai keunggulan yaitu dapat beroperasi pada lahan berseresah.

Dengan penyempurnaan desain komponen tersebut di atas, secara teknis telah dapat

memperbaiki kine~a prototipe motasi kedelai sebelumnya, antara lain kapasitas kerja (olah

tanah, tanam dan penyiangan) yang mencapai 40- 50 jam/ha, sehingga. target penurunan

biaya ke~a 25% dari biaya ke~a secara manual dapat dicapai.

Menurut Gatot (2009), Pengolahan tanah membutuhkan biaya Rp 400.000,-/ha, tanam

kedelai dengan cara manual membutuhkan tenaga cukup besar, yakni 30 HOK atau Rp

600.000,-/ha. Adapun penyiangan kedelai dengan cara manual membutuhkan tenaga 25

HOK atau Rp 500.000,- pada tingkat upah Rp 20.000,-/orang/hari.

VII. KESIMPULAN

1. Secara umum, kegiatan perekayasaan ini telah berjalan dan beberapa tahapan kegiatan

telah dilakukan, meliputi presentasi proposal dihadapan tim evaluator, identifikasi

prototipe motasi kedelai, konsultasi teknis, melakukan uji pendahuluan prototipe motasi

yang ada dalam rangka validasi capaian sebelumnya, perancangan komponen

modifikasi dan fabrikasi komponen.

2. Prototipe Motasi kedelai hasil modifikasi secara fisik akan berupa satu unit penggerak

bermotor dengan tiga .l'implemen yang diharapkan mampu melakukan tiga fungsi yang

berbeda, yakni olah tanah menggunakan bajak rotari, tanam menggunakan seeder 2

baris tanam dan penyiangan menggunakan ridger 1 baris tanam.

3. Penyempurnaan beberapa komponen yang telah dilakukan, secara teknis telah

memperbaiki kine~a prototipe sebelumnya yakni kapasitas kerja ~ 50 jam/ha dan cara

pengoperasian yang lebih mudah. Dibandingkan dengan cara manual yang

membutuhkan tenaga 80 HOK/ha (olah tanah 25 HOK/ha, tanam 30 HOK/ha dan

penyiangan 25 HOK/ha), maka penghematan biaya kerja 25% akan terpenuhi melalui

pengoperasian prototipe motasi kedelai hasil modifikasi ini.

4. Pada pertengahan bulan Juni hingga akhir Agustus 2010, terjadi kevakuman

pendanaan, dan pelaksanaan kegiatan menjadi agak tersendat, sehingga kegiatan

difokuskan pada pemantapan desain modifikasi.

20

Page 28: 656_4.pdf

VIII. DAFT AR PUST AKA

Fatah, G. S. A. Dan I.K. Tastra. 2002. Peluang penerapan alat tanam kedelai tipe tarik untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi kedelai setelah padi sawah. Presiding Seminar Nasional Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA). Sistem Pertanian yang Efisien dalam Perspektif Keteknikan Pertanian Memasuki AFTA 2003. Universitas Brawijaya. Malang.

Fatah, G. S. A. 2009. Evaluasi kine~a mesin olah, tanam dan siang mendukung budidaya kedelai di lahan kering. Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Kacang­kacangan dan Umbi-umbian Malang.

Handaka. 2001. lnovasi Alat dan Mesin Pertanian. Prosiding Ekspose dan Seminar lnovasi Alat dan Mesin Pertanian untuk Agribisnis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Ismail, I. G. dan S. Effendi. 1985. Pertanaman kedelai pada lahan kering. Dalam Somaatmadja, S., lsmunadji M., Sumarno, Syam, M., Manurung S.O., Yuswadi, (penyunting), 1985, Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Manilay, A. A. 1987. Project analysis in the grain post-harvest system. The ACPHP Technical Paper Series No.2. ACPHP, Manila, Philippines.

Pitoyo, J. dan N. Sulistyosari. 2007. Rekayasa dan uji kinerja alat tanam biji-bijian. Laporan tahunan. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Pusposutardjo, S. 1991. Status Perkembangan Alat dan Mesin Pertanian di Indonesia. Dalam Lokakarya "Pengembangan Alat dan Mesin Menunjang lndustri Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Roesmiyanto, S. Yuniastuti, Suhardjo, S. Rusmarkam, Suyamto, F. Kasiadi, G. Effendi dan Suwarno. 2004. Pengkajian Sistem Usahatani Perbenihan Kedelai Berwawasan Agribisnis di Jawa Timur. Prosiding. Prospek Sub Sektor Pertanian Menghadapi Era Afta Tahun 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian d~n Pengembangan Pertanian. Bogor.

Sinar Tani, 2009. Swasembada kedelai segera akan dicapai http://www.sinartani.com/nusantara/swasembada-kedelai-segera-akan-dicapai-1252901635.htm, diakses tanggal29-09-2009.

Situs Hijau, 2009. Peningkatan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian. http://www.situshijau.eo.id/tulisan.php?act=detail=id kolom=2, diakses 21-07-2009.

Smith Harris Pearson A E, Lambert Henry Wilkes M.S., 1976. Farm Machinery and Equipment, McGraw Hill, Inc. I Tri Purwadi, Gembong Tjitrosoepomo, 1990: Mesin dan Peralatan Usaha Tani, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sutarto lg. V. , Harnoto, Sri Astuti Rais, 1988. Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.

Crossley, C. Peter, 1983, Small farm Mechanization for Developing Countries , John Wiley and Sons L:td

Bill, W.R and G.E. Vanden Berg (1968). Soil Dynamics in Tillage and Tractor.

21

Page 29: 656_4.pdf

LAMPl RAN

Lampiran 1. Spesifikasi teknis prototipe motasi kedelai hasil modifikasi

DESKRIPSI TEKNIS

Unit Penggerak

Jenis penggerak Model motor

Displacement Daya rata-rata Daya maksimum Bahan bakar Kapasitas tangki BB Sistem pendinginan Sistem start Transmisi daya J umlah kecepatan Kopling utama Kopling belok

Imp Iemen

1. Dimensi ~

No Uraian

1 Unit traktor dengan - Rodakaret

Implemen 2 - ridger

- rear rotary - roda karet

Motor bensin RobinEY20 B

183 cc 2,57 kW ( 3,5 HP)/ 1800 rpm 3,67 kW ( 5,0 HP)/ 2000 rpm Premium 7,0 lt Udara Engkol tarik Roda gigi & rantai 4 maju 2 mundur Puli penegang Tidak ada

Pengolah .tanah rotari (Rotary axle) Batang penahan (Bar resistance)

Garu Penanam benih kedelai Penyiang tipe ridger

Panjang Lebar Tinggi Diameter (mm) (mm) (mm) (mm)

1472 495 1003

400 350 410

Bobot (kg)

74,44

7 12,48

7

22

Page 30: 656_4.pdf

(lanjutan)

2. Skema Dimensi Cultivator dan Titik Gandeng

~ ~ .!!:!

Dimensi traktor

panjang

Unit Penggerak:

Tampakatas

~

Tampak sam ping

Ground clearence (G) : 150 rnrn ( dengan roda karet) Jarak renggang roda (K): 400-500 rnrn ( dengan roda karet) Tinggi penggandeng (M): 350 rnrn ( dengan roda karet)

-,

Penggandeng (hitching)

Jumlah lubang pin Jarak antara lubang pin (b) Diameter pin (d) J arak renggang (h) Tebal bahan (k) Panjang penggandeng (p) Lebar penggandeng (L) Tinggi penggandeng (t) Jarak lubang pin ke dinding

1 buah

16 rnrn 89 rnrn

6 rnrn 50 rnrn

: 121 rnrn : 100 rnrn : 200 rnrn

'"0, C»l

,.E ! :1- 1

.....

Dimensi titik penggandeng

Tampak atas --.-

...J

..0

J. I q==p I __,L ~

FTampak sam ping

+ I =- ---- ! =t:Ll

Page 31: 656_4.pdf

8,0

7,0

6,0

~ 5,0

~ ... ~ 4,0 E ~ n 0 3,0

2,0

1,0

0,0

1900

_._oaya poros -Torsi poros t -.-BBM SPS

-~ ~

~I ~

) .......

\\ v

\ ~

1950 2000 2050 2100

Putaran motor (rpm)

1200

1050

900 E' "' ~ 'S

750 .9 .::.: (/)

c.. en ::::!:

600 m m oiS

'E' ~

450 (/) 0

0 c..

"' >.

300 "' a

150

0

2150

Gambar: Grafik unjuk kerja poros roda mini tiller YANMAR Te 550n, ROBIN EY-208.

,.

-""t

Page 32: 656_4.pdf

Lampiran 2. Hasil analisis data uji olah tanah

lbsil IJji U•jllk Kcrja IA.(ta~ P~ Tan• de .. Bajak Robri pada [.am Kcri•l!:·

Tanggal nji TL"tllp:dnji

Namamesin Motor Penggcrak

Posi.<>i gigi

: 02-QJ Nopcmber2010

: KP. BBP Mel-tan, SclpOIIg, Tangcmng, BanJm

: Pcngolah lanah mini (Mini tiller) tipc rotari

: ROBINEY-20ll,Da~ mah-irnrun 3,67kW (5,0Hp) /2000tpm.

: Maj11 F-4 ( pnbran awal motor 1968 rpm ).

Ktt.: Kondi'>i tJnah :_:J.ng keras d:m sisa S(>mak rumput Yang a&L maka ptngolah tamth rotari digunakan sebagai pengo1ahan tanah IL

: . -- -[;~;~--~ n·:~, .... ~~~ -.fiastl-r:e,~---- --_ -. r.l;:J;;;~s. io;:·?.ilg --- ---i:.R<'e_t_l,"li<l!! "~.-~-. -H. .•. ·• -I;,;~~bl;r;;;;').ah~-.1"-. ---:. I ,, , . --:=------------,-------,~-~~ ' E"st-·1sr · • .,...------·

·' 01'101 · p/01uji ! kmjo I · L'bar Daiam . . f

0 • • [ , ke1]a i 11

.:·' · • 0 0 ' I

i_• ul.mg<m. . 00 I . ·. ! .· . . 1!1" /1(1111 1 .. ha'-jam l jamina o) '• . I t'O'j' mi!ptor fi;Jaml· lilw l 1 im- 1 ! rmelllfl i lcm,J (em} ' 1 .• ! . lrarL:/(1/11} . • , . ,

, __ !c_ ___ ~·~P~~ 43.~ 1.3,70 716,42 1 0,072 ~ 13,96 1,71 ! 102,21 j 200 0,72 1 10,00

I 2 200,00 ! 21,25 I 44067 14,05 516,B ! 0,052 I 19,38 1,64 i 73,64 300 0,77 I 15,00 . I I ' I I I ! ~-2~-t--~>1_1_~ -~ ~~~~~-___12~ --~--t--93,40 I 25o __ --~~ \ Rcra.b ! 43.,83 13,84 ! 0,06.'l 16,20 1,63 ! 89,75 i 250,00 0,77 I 12.,50

! SD (%) t 0,74 0,19 0,01 2,83 0,()9 i 14,63 I 0,05 I 2y)0

i cv (%) I o,o2 o,o1 l o,t6 o,t7 o,os i o,t.6 i o,oo I o,2o

Lebar kerj:tlcoritis Kapasitt..<: l::crja troritis

O;t3 m

701 m2/jam

Ha~l Uji U•j•k Kerja L"Pn~ re~~gsi.D:ua Tua• tlsr:;m ~ pad a L.Du Kaia~

Tanggal uji : 04 Nopm1ba-2010 T em(U: uji : KP .. BBP Mekt.an, Sapong, Tanga-aog, Bantm

Nama mesin : Pt:ngolah oo.m mini (Mim lillflT) tipe rtU:i

MotocPmgga-ak. : R.OBINEY-20B,Dayamalcimnm 3,67kW(5,0Hp)/2000qm ..

PD:Ii!i gigi : Maju F-4 ( potaran awal motoc 1972 qm ) ..

h:et. : h:ondisi tanah tekstur ;edang danlahan bersih dari si sa semabllm put --.> pen golah tanah rotan digunakan sejakpengolahan tanah I.

L:ws Trakn1 *Yo1nor plot Z{i! ke}ja ' wangan

(m " ' (n:e; :i{J

1 120,00

2 200,00

3 240,00

Ren.b

SD(%)

CV(%)

Lebar ktr-ja troritis

~ ktr-ja ll!oritis

5,70

7,60

9,28

~ Hasil ,l.:q;:fa

Lebm· Daiam

ICIII} (C!111

100,78 -

97,14 -

97,80 -

~ -

1,94 -

0,()2 00

1.00 m 2100 m2/jillll

-~fCC:i:l[Q>; Komumsi baha11 bakm-Kapmitas iapa;;g \-p::a Efis~~ris:·

m · jarn hajam jam;la Pc.1 ml:p/ot !.Jam [./:a f~J:.'p;:r

1263,16 0,126 7,92 2,01 60,15 100 1,05 8,33

1578,95 0,158 6,33 2,13 75,19 120 0,95 6,00

1551,72 0,155 6,44 2,.16 73,89 130 0,84 5,42

t)S ",. 2,lt "·74 ll',67 t,95 ',58 0,02 0,88 0,08 s;n 0,11 1,54

0,12 0.13 0.04 0.12 0,00 0.23

25

Page 33: 656_4.pdf

(lanjutan)

E1asi 0 ji (Jnjnt Kerj• bp.ng P-mgobbn huh deng.n Baj•k Rotui .,-da uhlln Kentg.

Tanggal uji T !'Ir{lal u ji Nama II1Clin

Motor Pcnggeralc Pu,;~gir,i

. 01 N<lJmibcr 2010

· Thi. Situr;tlbng, Koc. P..~gedl.nean, Tangerang, Bantcn · Pmgob h tanah mini ( &r uri til.4'T ) tipc rWri

· ROBINEY-20B, D:ryamaksimwn 3,67kW(5,0IIp)/20!Xhpm · Maju 1•· -4 ( pular.m awal motor 1963 tpm )

Ke1. K.ondisi tanah tcks:ur ;edang dan lah3n lh."rsill dan st::-a sema..l;: nrmpur --> pengo!ah iJ.!lJh mtari digunakau sejak pen!!"oiahan Lnta.h l

i '.'r··· .. , ! 11U5 i rrd:r:; ~ Has•i k~o:r;a iT --~'!J!'1S1f[JS iaprul:: r KeCi'jMI.1111 [' 's'e·rc• ~___!i::::_s•;,~:_:!!!''(lr:J'!..ik.ar - I ; • ' ci/1 Ut I I • ' D ' I I / I I L.. fi ' I~- I --1 I . p!ul Uj: i:O:JU [,?/><11 <l<CIJI: , l . . •<'IJ<l , · c I . , I I ;umgan , j ·n · ',an: ! •:a)CD'. j(:JI:,~·w . 1 I o) .1.:1/J:a ! .1;{[)•1 t1u I 1 1111' 1 I 1 •llt''II'J twO/ fc,J:J · 1 j IKm ;w;:J f- · t

t--1 120;-i 9,77 --:;:~ 10,61 j 736,95 ! o,074 I 13.57 . - ;05 ·-1 83,20 --~~-~ o:n - --;;:~ t __ 2__j 200,00 I 17,3"1 ~4,58 I 10,46 I lf.Jl.,84 I O,OCfJ I 1·1 ;1:0__~_1_!8,22_ 1--2~ I 0,87 !__E2<l_J l 3 l 2·10,00 : 20,46 I 114,79 l 11 ,20 I 703,81 I 0,070 I l4 ,21 I 2,13 ! 79,45 280 I 0,82 l 11 ,67 .

f I I I I I I I I i

~Rent» I · _______ 44,29 I J0,7!j__ __ ~_.!j_ J4,CJ7-+-2,06 --~1,29 -1- 226,6?_~--~-_l~~~ i SD (%) 0,70 0,39 ' , 0,00 ! 0,-15 0,06 I 2.59 1 0 ,05 , . 0,48

~".Yr~>L _ ;_ _____ I __ ~~2_J o,o..!__j _______ j ___ Q,_~.n _j__o,m]. _!_l,m ___ L_~!..ol _ _l __ o~~-_.L ______ l o,~ __ J

I-IDar lccrja t<~it.is K~~;ii;IS kcr_fl tmritis

0,43 m 886 m2/ja.m

lb .. <il Uji f.lnjut Kt~• U(ll¥lg l'mgolllhlln 'hnlllh dm.g1111 g~~ru Jllld• r.lllum Ktrilg.

Tangp.,al uji

Tt'Jl~ttuji

Naman:l( ... '<;in

Molor l'crJ!\glnk

1'1~-isi gigi

· 01 Nopcrri1cr 20 LO

Ds Silur,adunr,. Kec J>o-eemng;m, T;mgcr:mg, R;mt,-, 1\•ngolah tanah minj (Mini til.li:r) l~e mtari

. ROUIN EY -2fHJ, J>.ry-.t mah;mum. 3,67k W (5,0 Up) I 'l()(XJ rpm.

Mtju F-4 ( putar.m :rwal motor 1984 rpm)

K~t Kond t·;i l1nJh ~..)ksret sf\.iJ .l lQ dan !Jh~! ber~th dari ;;;iSJ selil:l .. ~ !Ultiput .... > pengL'lJh t:uuh roln.ri di~uuJk;.UI sej:ll: pengol:Uun tauJh l

I r ------ . --------; ; . l! LUI.iS rr:.:k:-ti I Ha:;u j cna Kmo:EiW .. ' 1UJXI1if' -11 f..:a:epnu· - . j l~ i.;;;:g,·:;: lh1:~v bak1t l: ''·•·r·r . r- -=------~-~--- '"''""··;, -- --1 ·' "' p'•x 1!1' I k"l7·< Lebar Da.'(l''i ! . . .. ~~oja -: ·~,~ .. ~- ., ! . . . 1 •i!(l}',ga;l I . 1 .. , I ;;;-;1am 1· ;:a]m. ;aautw l , , t'<;l I n;~p.'r.' 1 ::JmJ; 1 'i;a 1 1_ I ru. · 1 Pi11''1!:i I IUill _j' (cnl} · , · 1 ll\ll"/ai1il j · : · 1 f---i---+---- . -- !_......:.__ : ·------·-----·-- ---~ --- ~~- -·-~ -- ---·

I 1 l no,<JO i 11,87.........l-97,51. 1 - 1478,H l 0,148 6,76 1

2,16 7Ul8 ; 100 ' 1,23 8,33 I I , I i ---'----1- I I. I I I 2 ' 200,(]() . 6,3& i 99,61 I 1880,88 I 0,188 5,32 I IY')1 90,43 I 100 I 0,'}1 5,00 I

3 I 240,00 : 8,87 I 1.00,60 i 1623,45 ! 0, 162 6,16 ! 2,14 78,05 i 130 0,88 5,~ I 1 i I I :

I ! Rcrd11 i i 99,24 I 0,17 6,011 I 2,011 I 79,1{) ••o,oo I 1,02 I 6,25 I

SD(%) I

1.,57 I 0,02 I I o,TJ ! o,ri--T-9,80 ! I 0,19 I 1.,82

CV(%) I ! 0,02 i i 0,12 0, 12 I O,if> I 0, 12 i 0,00 ' I 0,29 !

J ,(mr k!~rja tmritis -- 1,00 m K~~tts kcrja mitis = 2080 m213ll'l

26

Page 34: 656_4.pdf

Lampiran 3. Hasil analisis data uji penanaman

Uji Lapang Prototipe Penanam Kedelai

Tanmal uji Lobsi uji

lmplemeo

.Ienis lahan

: 10 Nopember 2010

: KP. BOP Mektan : Alat tanam Kedelai

: Kering

I

RPM engine 1040

Versneling 2

PETAK WI

Panjang{m) 20

Lebar{m) 5

tuas, m2 100

Konsumsi BBM {ml) 110

wattu total {menit) 5'14"

5,23

Kaps. kerja {m2/jam) 1.146

Kaps. kerja {ha/jam) 0,115

Kaps. k~rja {jam/ha) 8,72

Kec.. Maju {km/jam) 1,79

Lebar kerja {m) 0,80

Kaps. Kerja teoritis {m2/jam) 1.432

Kaps. Kelja teoritis {ha/jam) 0,143

Efisiensi kerja {%) 80,06

Konsumsi BBM {mVplot) 1,10

Konsumsi BBM {It/jam) 1,26

Konsumsi BBM (lt/ha) 11,00

I II

1080 1082

2 2

20 20

5 5

100 100

90 75

5'03" 5'01"

5,05 5,02

1.188 1.196

0,119 0,120

8,42 8,36

1,92 2,05

0,80 0,80

1536 1.640

0,154 0,164

77,35 72,93

0,90 0,75

1,07 0,90

9,00 7,50

27

Page 35: 656_4.pdf

(lanjutan) Data h~l per1gulwran

No Wattu tempuh {dtt/10 m) Kec. tanam {tm/jam) Jarak tanam dalam bar is (em)

I II Ill I II Ill I II Ill

1 23,20 19,76 17,43 1,6 1,8 2,1 18 22 20

2 21,18 10,15 17,76 1,7 1,8 1,0 19 10 21

3 10,30 19,67 15,84 1,8 1,8 2,3 10 10 10

4 20,76 17,61 15,34 1,7 2,0 2,3 11 19 11

5 20,98 17,66 16,88 1,7 2,0 2,1 16 22 19

6 20,15 19,92 17,86 1,8 1,8 1,0 19 10 19

7 21,10 17,48 20,44 1,7 1,1 1,8 2.3 10 16

8 16,10 11,80 10,48 1,1 1,7 1,8 11 10 10

9 20,00 18,09 17,91 1,8 1,0 1,0 11 10 10

10 18,81 16,96 17,11 1,9 1,1 1,1 19 19 19

11 22 11 11

11 18 22 17

Rerata 19,1 18,6 19,0 1,79 1, 92 2,05 19,8 20,4 20.2

No Jumlah benih/lubang{biji) Kedalaman benih {em)

I II Ill I II Ill

1 3 1 1 6 5,5 6

2 1 1 1 5 6 6

3 1 1 1 5 5 4 4 3 3 1 4,5 4,5 5 5 1 3 1 5 5 6

6 1 3 1 6 4,5 5 7 3 2 2 3,5 5,5 5 8 3 1 2 4 5 5 9 2 1 3 3,5 6 4

10 2 2 2 4 4,5 4 11 5 5 4

12 4 5 5 '\erata 2,3 2,1 1,7 4,9 5,3 4,9

"

Page 36: 656_4.pdf

Lampiran 4

Tabel. Karakteristik lahan kedelai di K P Muneng

Uraian Keterangan

Lahan sawah (ha) 11,9 Lahan tegal (ha) 6 Elevasi (m dpl) 10 Jenis Tanah Alfisol

Tipe iklim (Oldman) E1 Curah hujan (mm/tahun) 2000 Jumlah hari hujan (hari/tahun) 100-138 Suhu udara minimal (0 C} 23-25 Suhu udara maksimal (0 C) 32-36 Fraksi liat/clay (%) 22 Fraksi debu/silt (%) 36 Fraksi pasir/sand (%) 42 Klas tekstur Lempung pH-H20 6,6 N-total (5) 0,13 C-org . (%) 0,7-1,46 P-Bray 1 (ppm P) 8,1-30,5 K-dd (me/1 00 g) 0,65 so4 (ppm S04) 40 KTK (me/1 00 g) 43,4

Sumber: Noerwijati, dkk., dalam Fatah (2009)

"

29

Page 37: 656_4.pdf


Recommended