Date post: | 29-Nov-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | nurma-listyana-ayu |
View: | 25 times |
Download: | 0 times |
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata khusus Sengketa Konsumen pada tingkat kasasi telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) KANTOR CABANG
PADANG, berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said No. 3 Padang,
dalam hal ini diwakili oleh Dadang Sulaksana, Desrizal, Erwin, Ardi
Chandra NS dan Yossi Istanto, masing-masing dan semuanya adalah
Pegawai PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Padang,
berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said No. 3 Padang, berdasarkan
surat kuasa khusus tertanggal 10 Mei 2011 ;
Pemohon Kasasi dahulu Pelawan/Pembantah/Tergugat;
m e l a w a n:
1. RIDWAN S, -------bertempat tinggal di Perumahan Monang Indah
Garden Blok N No. 09 Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan
Koto Tangah, Kota Padang ;
Termohon Kasasi I dahulu Terlawan I/Terbantah I/Penggugat;
2. BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)
KOTA PADANG, -berkedudukan di Jalan Khatib Sulaiman No. 67
Padang, dalam hal ini memberi kuasa kepada Yul Tama, Anggota
Sekretaris/Panitia BPSK, berkantor di Jln. Khatib Sulaiman No. 67
Padang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 Juni 2012 ;
Termohon Kasasi II dahulu Terlawan II/Terbantah II;
3-- PT. MONANG INDAH NUGRAHA, yang dahulunya
berkedudukan di Jalan Raden Saleh No. 21 Padang dan sekarang
tidak diketahui alamatnya ;
Termohon Kasasi III dahulu Terlawan III/Terbantah III;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon
Kasasi I dahulu sebagai Terlawan I/Terbantah I/Penggugat telah mengajukan keberatan
Hal. 1 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen No.26/P3K/ Pts/A/IV/2012,
tanggal 24 April 2012 yang amarnya sebagai berikut:
1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
2 Menghukum Tergugat untuk menyerahkan sertifikat rumah yang menjadi hak
Penggugat yang terletak di Perumahan Monang Indah Garden Blok N
No. 09, Kelurahan Batipuh Panjang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang ;
3 Menghukum Tergugat membayar ganti rugi sebesar Rp 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) apabila Tergugat tidak menyerahkan sertifikat pada Penggugat ;
4 Menyatakan menolak gugatan selebihnya ;
bahwa terhadap amar putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut,
Pemohon keberatan telah mengajukan keberatan di depan persidangan Pengadilan
Negeri Padang yang pada pokoknya sebagai berikut :
I DALAM EKSEPSI
1 Bahwa dalam pertimbangan hukum tentang kewenangan mengadili berkaitan
dengan domisili hukum (kompetensi absolut) Majelis Hakim Arbitrase
berpendapat bahwa ”antara Penggugat dengan Tergugat telah dilakukan
pemilihan tempat tinggal hukum (domisili) baru yaitu pada saat pra sidang di
BPSK Kota Padang, dimana Penggugat dan Tergugat telah sepakat untuk
memilih cara penyelesaian melalui Arbitrase dengan pemilihan arbiter oleh
para pihak pada Tanggal 13 Maret 2012 di BPSK Kota Padang sehingga eksepsi
Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat di tolak”.
Majelis Hakim Arbitrase jelas-jelas dan nyata-nyata telah salah menafsirkan
sendiri mengenai prosedur dalam pola penyelesaian arbitrase yang terdiri dari 3
(tiga) mekanisme, yaitu : Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase, adapun Tergugat
memilih metode penyelesaian melalui Arbitrase adalah karena Tergugat akan
menyampaikan eksepsi dalam suatu acara persidangan dengan menggunakan
hukum acara perdata dan hal ini didahului dengan tahapan pemilihan Arbiter, hal
ini bukan berarti Penggugat telah memilih domisili hukum baru.
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Padang tidak berwenang
memeriksa dan memutus perkara a quo berdasarkan Kompetensi Absolut sebagai
berikut :
1.1 Bahwa klausula Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan ”Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
membuatnya” hal ini menimbulkan konsekwensi hukum bahwa antara pihak
Penggugat dan pihak Tergugat menyatakan untuk terikat dan tunduk pada
2
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
klausula-klausula dalam perjanjian kredit Nomor : 72541.K.128.N yang
telah ditanda tangani pada tanggal 13 Februari 1996 berlaku sebagai undang-
undang bagi para pihak (pacta sunt servanda) dan hal ini berlaku sebagai lex
specialist terhadap ketentuan hukum perjanjian yang bersifat umum. Hal ini
juga disebutkan dalam klausula Pasal 17 yang berbunyi: ”Atas Perjanjian
ini, baik mengenai pelaksanaannya maupun mengenai penafsirannya berlaku
hukum perdata sebagaimana termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata di Indonesia”.
1.2 Bahwa dalam perjanjian kredit pemilikan rumah antara Penggugat dan
Tergugat Nomor : 72541.K.128.N yang telah ditanda-tangani pada Tanggal
13 Februari 1996 dan berdasarkan ketentuan dan syarat-syarat umum
Perjanjian Kredit KPR disebutkan sebagai berikut:
”Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kredit dan segala akibatnya kedua
belah pihak memilih tempat tinggal hukum (domisili) pada Kepaniteraan
Pengadilan Negeri di tempat Cabang Bank Tabungan Negara yang
bersangkutan berdomisili”.
Dalam ketentuan syarat-syarat umum Perjanjian Kredit KPR tersebut
secara eksplisit sudah jelas bahwa segala akibat hukum yang timbul dari
pelaksanaan perjanjian kredit antara pihak Penggugat dan Tergugat bukan
menjadi kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Padang untuk memeriksa, mengadili serta memutusnya.
3 Bahwa selanjutnya dalam Pasal 10 Pengikatan Untuk Jual Beli No.
327 Tanggal 13 Februari 1996 menyebutkan ”Tentang pengikatan untuk jual
beli ini dengan segala pelaksanaannya, kedua belah pihak memilih tempat
tinggal tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di
Padang”, klausula ini juga jelas menentukan hukumnya bahwa pelaksanaan
perjanjian jual beli antara pihak Penggugat dengan PT. Monang Indah
Nugraha bukan menjadi kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kota Padang untuk memeriksa, mengadili serta
memutusnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat
memohon agar Ketua Pengadilan Negeri Padang melalui Majelis Hakim
yang memeriksa perkara ini menyatakan hukumnya bahwa Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Padang tidak berwenang
memeriksa dan mengadili serta memutus perkara a quo.
3
Hal. 3 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2. Bahwa dalam eksepsinya Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat mengenai
Penggugat salah menentukan subyek gugatan (Error In Persona), Majelis Hakim
Arbitrase melalui pertimbangan hukumnya berpendapat bahwa ”karena
berdasarkan perjanjian kredit Pemilikan Rumah No 72541.K.128.N serta
pengakuan hutang, kuasa memasang hipotik dan kuasa untuk menjual yang dibuat
dihadapan Notaris Zamri,SH adalah antara Penggugat selaku konsumen sebagai
debitur dan tergugat selaku pelaku usaha sebagai kreditur”, dalam hal ini Majelis
Hakim Arbitrase telah salah menafsirkan perbuatan hukum antara Terlawan I/
Terbantah I dahulu Penggugat selaku debitur, Pelawan/Pembantah dahulu
Tergugat selaku kreditur dan PT. Monang Indah Nugraha selaku Pengembang
Perumahan sebagai Penjual Rumah sebagai berikut :
2.1. Bahwa dalam operasionalnya Pelawan/Pembantah, salah satu usahanya
adalah pemberian kredit sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam pemberian kredit itu diperlukan
suatu perangkat hukum yang namanya perjanjian kredit yang
mencerminkan hubungan hukum antara kreditor dan debitor yang dalam
kaitannya terikat pula hubungan hukum yang mendahului.
Hubungan hukum yang mendahului, adalah jual beli rumah antara
pengembang (Developer) dalam hal ini PT. Monang Indah Nugraha
dengan pihak Penggugat sekarang Terlawan I/Terbantah I sebagaimana
tertuang dalam Akta Pengikatan Untuk Jual Beli No. 327 Tanggal
13 Februari 1996 (vide bukti T.1)
2.2 Bahwa dalam faktanya pihak Pelawan/Pembantah telah menghubungi
berkali-kali kepada pihak PT. Monang Indah Nugraha untuk menanyakan
dan atau komplain perihal sertifikat tanah dan bangunan berdasarkan akta
Pengikatan Untuk Jual Beli No. 327 Tanggal 13 Februari 1996.
2.3 Bahwa memang benar kewajiban menyimpan dan kemudian
menyerahkan kembali sertifikat Terlawan I/Terbantah I dahulu Penggugat
adalah pihak Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat selaku Pemberi Kredit
(Kreditur), hal tersebut dilandasi oleh hubungan hukum perkreditan antara
Kreditur dengan Debitur, karena dalam menyalurkan kredit ke konsumen
Kreditur dituntut oleh Bank Indonesia untuk memberikan kredit secara
Prudent atau menganut azas-azas perkreditan yang sehat. Oleh karena itu
setiap penyaluran kredit bagi Penggugat harus dilengkapi dengan agunan
beserta dokumennya, dalam hal ini sertifikat tanah.
4
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2.4 Sehingga status menyimpan dan kemudian menyerahkan sertifikat dalam hal
ini adalah sebagai akibat adanya Perjanjian Kredit antara Kreditur dengan
Debitur setelah adanya jual beli antara konsumen (Penggugat) dengan pihak
Pengembang (PT. PT. Monang Indah Nugraha), sehingga perbuatan hukum
menyerahkan sertifikat PT. Monang Indah Nugraha kepada Tergugat
mendahului dari perbuatan hukum Tergugat kepada Penggugat. Dan dalam
faktanya PT. Monang Indah Nugraha belum menyerahkan sertifikat sebagai
agunan kepada pihak Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat selaku Kreditur.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelas bahwa gugatan Terlawan/
Terbantah dahulu Penggugat No. 22/P3K/II/ /2012 Tanggal 17 Februari
2012 telah salah dalam penentuan subyek gugatan (ERROR IN
PERSONA).
3. Bahwa Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat dalam eksepsinya tentang gugatan
Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat bertentangan dengan azas retroaktif,
Majelis Hakim Arbitrase berpendapat bahwa ”gugatan Penggugat yang
mendasarkan atas kepada Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen tidak bertentangan dengan azas retroaktif karena yang
dipergunakan adalah azas hukum bahwa hukum yang digunakan adalah hukum
yang berlaku saat ini”. Majelis Hakim Arbitrase dalam pertimbangan hukumnya
tersebut telah salah menginterpretasikan Azas hukum retroaktif karena dengan
Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat menggunakan materi gugatan ketentuan
normatif Undang – Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
yang diundangkan pada tanggal 20 April 1999, padahal dalam faktanya akad
kredit yang dilakukan antara Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat dan
Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat dilakukan pada tanggal 13 Februari 1996.
Hal tersebut sangat bertentangan dengan azas hukum retroaktif, yaitu bahwa
ketentuan hukum tidak boleh berlaku surut karena dapat menimbulkan
ketidakpastian dalam hukum.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat memohon
agar Ketua Pengadilan Negeri Padang melalui Majelis Hakim yang memeriksa perkara
ini menyatakan hukumnya bahwa eksepsi Pelawan/Pembantah diterima.
II. DALAM POKOK PERKARA
Bahwa dalam pokok perkara Majelis Hakim Arbitrase telah memutuskan untuk
menghukum Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat untuk menyerahkan sertifikat atas
nama Penggugat atas tanah dan rumah di Perumahan Monang Indah Garden Blok N No.
5
Hal. 5 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah Padang kepada Terbantah/
Terlawan dahulu Penggugat segera dan seketika, dalam pertimbangannya Majelis
Hakim Arbitrase telah salah menerapkan hukum dalam hal ini hukum perkreditan
sebagai berikut :
1 Bahwa antara Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat (Kreditur) dengan Terlawan/
Terbantah dahulu Penggugat (Debitur) telah mengikatkan diri dan
menandatangani Akta Perjanjian Kredit Nomor : 72541.K.128.N yang telah
ditanda-tangani pada tanggal 13 Februari 1996 yang telah dilegalisasi oleh
Notaris Zamri, SH No. 12.999/1996, dengan saldo hutang sebesar Rp
7.500.000,- (Tujuh juta lima ratus ribu rupiah), suku bunga awal 17 % (Tujuh
belas persen) per tahun, jangka waktu kredit yang diberikan adalah 15 (Lima
belas) tahun (vide bukti T.2).
2 Bahwa pemberian kredit yang diberikan kepada Terlawan/Terbantah dahulu
Penggugat adalah kredit perumahan sederhana melalui subsidi pemerintah, yang
tercermin dari suku bunga dan jangka yang panjang, yaitu 15 (lima belas) tahun,
karena dilandasi oleh kemampuan keuangan masyarakat. Namun dalam proses
pemberian kredit dimaksud, pihak Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat belum
dapat mendokumentasikan agunan atas nama masing-masing debiturnya,
berhubung masih berupa sertifikat induk an. PT. Monang Indah Nugraha yang
segera akan dipecah-pecah ke atas nama pembeli, dalam hal ini adalah Terlawan/
Terbantah dahulu Penggugat.
3 Bahwa dalam kenyataannya penerbitan splitzing/pecahan sertifikat induk atas
nama Pengembang, yaitu PT. Monang Indah Nugraha ke atas nama masing-
masing debitur tidak dapat dilakukan dengan cepat oleh Pengembang/Developer,
karena harus melalui prosedur pemecahan tersebut, yaitu oleh beberapa instansi
terkait seperti Notaris/PPAT dan pihak BPN.
4 Bahwa dalam permasalahan tersebut pihak Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat
selaku Kreditor yang mengutamakan melindungi kepentingan para debiturnya
(salah satunya Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat) dengan itikad baiknya,
telah melakukan teguran dan peringatan kepada Pengembang, yaitu PT. Monang
Indah Nugraha untuk menyelesaikan proses sertifikasi dan splitzing atas tanah,
salah satunya milik Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat sesuai bukti berupa
surat teguran untuk penyelesaian sertifikat :
a Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT.
Monang Indah Nugraha No. 421/Pd.I/LA/1997 tanggal 01 Juli
6
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1997 perihal Kepastian Penyelesaian Sertifikat Jaminan KPR
(vide bukti T.3).
b Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT.
Monang Indah Nugraha No. 423/Pd.II/SPLK/1998 tanggal 10
Agustus 1998 perihal Kepastian Penyelesaian Sertifikat Jaminan
KPR (vide bukti T.4).
c Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT.
Monang Indah Nugraha No. 458/Pd.II/SPLK/1998 tanggal 21
Oktober 1998 perihal Penyelesaian pemecahan sertifikat atas
nama pembeli (vide bukti T.5).
d Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT.
Monang Indah Nugraha No. 07/Pd.II/Adm.K/2003 tanggal 31
Desember 2003 perihal Penyelesaian Sertifikat LAT (vide bukti
T.6).
e Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT.
Monang Indah Nugraha No. 172/Pd.II/Adm.K/2004 tanggal 10
April 2004 perihal Penyelesaian Sertifikat LAT (vide bukti T.7).
f Berita Acara Penyerahan Sertifikat Induk dari Bank BTN
Kantor Cabang Padang kepada Notaris Syamsuhardi, SH No.
04/SPLK/HT-KPR/2001 tanggal 13 Desember 2001 untuk
proses pemecahan atas nama masing-masing debitur KPR-BTN
konsumen PT. Monang Indah Nugraha (vide bukti T.8).
g Tanda Terima Dokumen dari Bank BTN Kantor Cabang Padang
kepada Notaris Yenita Asmawel, SH tanggal 07 Agustus 2008
untuk penerbitan sertifikat atas nama Ridwan S (vide bukti T.9).
h Sertifikat Pecahan Kavling Blok N No. 9 Komplek Monang
Indah Garden SHGB No. 1286 SU No. 02331/2008 tanggal 9
September 2008 seluas 82 m² atas nama PT. Monang Indah
Nugraha (vide bukti T.10)
5 Bahwa Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat dalam hal ini adalah Kreditor
adalah membawa misi Pemerintah RI untuk memudahkan masyarakat
mendapatkan rumah melalui fasilitas kredit dengan suku bunga rendah dan
angsuran terjangkau. Dan hal tersebut telah dipenuhi dengan melalui pengikatan
kredit oleh Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat.
7
Hal. 7 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6 Bahwa jual beli rumah yang dilakukan oleh Terlawan/Terbantah dahulu
Penggugat dengan PT. Monang Indah Nugraha merupakan satu kesatuan antara
tanah, bangunan dan dokumen dalam bentuk sertifikat atas nama Penggugat,
seperti tercantum dalam Akta Jual Beli (AJB).
7 Bahwa sebab akibat yang terjadi, sehingga mengakibatkan keterlambatan
penerbitan sertifikat secara formal bukan merupakan kewajiban Pelawan/
Pembantah dahulu Tergugat, karena secara material pencairan dana yang telah
ditutup dan diserahkan oleh Pelawan/ Pembantah dahulu Tergugat kepada PT.
Monang Indah Nugraha selaku Pembuat dan Penjual Rumah sudah menjadi
keharusan dan kewajibannya untuk menerbitkan pecahan sertifikat induk ke atas
masing-masing unit rumah, di bawah ini kami sampaikan kepada Majelis yang
terhormat mengenai hubungan hukum dalam Tripartit Perjanjian Kredit sebagai
berikut :
1. Dalam Perjanjian Kredit (PK) yang mencerminkan hubungan hukum antara
Kreditor dan Debitor yang dalam kaitannya terikat pula hubungan hukum
yang mendahului dan hubungan hukum yang merupakan akibat.
• Hubungan hukum yang mendahului, adalah jual beli rumah antara
pengembang dengan calon debitur (konsumen) dalam hal KPR, dalam hal
kredit umum (konstruksi) antara pemilik tanah dan pengembang (debitor
kredit konstruksi).
• Hubungan hukum yang merupakan akibat, adalah kewajiban bank untuk
membayar sisa harga rumah yang ditutup melalui kredit kepada
pengembang (dalam hal KPR) atau bank kepada pemilik tanah (dalam hal
KP lahan).
Apabila digambarkan, maka tripartit tersebut akan berbentuk segitiga atau
piramida sbb :
BTN (Kreditor)
S I P K
(III) (II)
Pengembang AJB (I) Debitor
(Pemilik lahan)
8
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Dari gambar tersebut dapat diketahui pihak-pihak yang mempunyai
hubungan hukum, yaitu :
• Hubungan hukum antara Pengembang/Pemilik tanah dengan Debitor,
ditandai adanya Akta Jual Beli (AJB)
• Hubungan hukum antara BTN (Kreditor) dengan Debitor, ditandai
adanya Perjanjian Kredit.
• Hubungan hukum antara BTN dengan Pengembang/Pemilik lahan tanah,
ditandai adanya Standing Instruction (SI), yaitu surat perintah membayar
dari hasil akad kredit
Dari ketiga hubungan hukum satu sama lainnya saling berkaitan dan masing-
masing hubungan hukum tersebut pada prinsipnya harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum perikatan.
Adanya hubungan hukum dalam perjanjian tersebut, karena ada perikatan
yang terjadi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, mewajibkan
pihak yang satu untuk berprestasi dan memberi hak kepada pihak lain untuk
menerima prestasi;
• Di dalam Akta Jual Beli (AJB) ada hubungan hukum jual beli, yaitu
tanah dan segala benda di atasnya, yang di dalamnya di atur apa yang
menjadi hak dan kewajiban masing-masing pihak; pihak yang membeli
berkedudukan sebagai Pembeli (konsumen) dan pihak penjual
berkedudukan sebagai Penjual.
• Di dalam Perjanjian Kredit ada hubungan hukum hutang piutang, pihak
yang berhutang disebut debitor dan pihak yang memberi hutang disebut
kreditor.
• Di dalam Standing Instruction (SI), ada hubungan hukum berupa perintah
kepada bank untuk melaksanakan transfer dana oleh pihak yang berhak
menerima kepada rekening yang ditunjuk.
Dari uraian mengenai hubungan hukum dalam perjanjian tersebut dapat
disimpulkan adanya prestasi dari para pihak yang mengadakan perjanjian,
karena pemenuhan prestasi adalah hakekat dari perikatan.
Menurut ketentuan Pasal 1234 KUH Perdata disebutkan “Setiap perikatan
adalah untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu”.
9
Hal. 9 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2 Timbulnya Perikatan
Menurut ketentuan Pasal 1233 KUH Perdata, perikatan dapat timbul baik
karena Perjanjian maupun karena Undang-Undang; dari ketentuan pasal
tersebut dapat diketahui bahwa sumber atau timbulnya perikatan adalah
karena adanya perjanjian para pihak yang dapat mengikat layaknya Undang-
Undang (Pasal 1339 KUH Perdata).
3 Aspek-Aspek Perikatan
Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam Bahasa Belanda
“Verbintenis” yang artinya, hal yang mengikat orang satu terhadap orang
lain, yang dalam prakteknya dapat berupa perbuatan, peristiwa dan keadaan.
Hal yang mengikat itu selalu ada di dalam masyarakat, sehingga oleh
pembuat Undang-Undang atau oleh masyarakat diakui dan diberi akibat
hukum yang secara lazim disebut dengan Hubungan Hukum.
bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pelawan/Pembantah dahulu
Tergugat mohon kepada Pengadilan Negeri Padang agar memberikan putusan sebagai
berikut:
1 Membatalkan putusan Majelis Hakim Arbitrase BPSK Kota Padang dalam
putusannya No. 26/P3K/PTS/A/IV/2012 Tanggal 24 April 2012.
2 Menyatakan bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Padang
telah salah dalam menerapkan hukum dalam putusannya 26/P3K/PTS/A/IV/2012
Tanggal 24 April 2012.
3 Menyatakan bahwa Majelis Hakim Arbitrase BPSK Kota Padang tidak
berwenang untuk memeriksa dan memutus gugatan Terlawan/Terbantah dahulu
Penggugat.
bahwa terhadap keberatan tersebut di atas Pengadilan Negeri Padang telah
memberi putusan No. 67/PDT.G/2012/PN.PDG. tanggal 3 Juli 2012 yang amarnya
sebagai berikut:
1 Menolak bantahan Pelawan/Pembantah ;
2 Menguatkan putusan BPSK Kota Padang No.26/P3K/PTS/A/IV/2012 tertanggal
24 April 2012 ;
3 Membebankan biaya perkara ini kepada Pelawan/Pembantah sebesar
Rp 551.000,- ( lima ratus lima puluh satu ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Padang tersebut telah diucapkan
dengan hadirnya Pelawan/Pembantah/Tergugat pada tanggal 3 Juli 2012 kemudian
terhadap putusan tersebut, Pelawan/Pembantah/Tergugat melalui kuasanya berdasarkan
10
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
surat kuasa khusus tanggal 10 Mei 2011 mengajukan permohonan kasasi pada tanggal
19 Juli 2012 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 67/Pdt.G/BPSK/
2011/PN.PDG. jo. Akta No. 32/2012/PDG. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Padang, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 1 Agustus 2012;
Bahwa, setelah itu, oleh Terlawan I/Pembantah I/Penggugat yang pada tanggal
2 Agustus 2012 telah disampaikan salinan memori kasasi dari Pemohon Kasasi/
Pelawan/Pembantah/Tergugat, diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang pada tanggal 7 Agustus 2012;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Pelawan/Pembantah/Tergugat pada pokoknya sebagai berikut:
1 Bahwa Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat menolak dengan tegas
seluruh Putusan Pengadilan Negeri Padang Reg. No. 67/PDT.G/ BPSK/2012/
PN.PDG Tanggal 3 Juli 2012, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI :
1 Menolak bantahan Pelawan/Pembantah;
2 Menguatkan putusan BPSK Kota Padang No. 26/P3K/PTS/A/IV/2012 Tanggal
24 April 2012;
3 Membebankan biaya perkara ini kepada Pelawan/Pembantah sebesar Rp
551.000,- (lima ratus lima puluh satu ribu rupiah);
2 Bahwa Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat menolak dengan tegas
Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang No. 26/
P3K/Pts/A/IV/2012 Tanggal 24 April 2012, yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2 Menghukum Tergugat untuk menyerahkan sertifikat rumah yang menjadi hak
Penggugat yang terletak di Perumahan Monang Indah Garden Blok N No. 09,
Kelurahan Batipuh Panjang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang;
3 Menghukum Tergugat membayar ganti rugi sebesar Rp 100.000.000,- (seratus
juta rupiah) apabila Tergugat tidak menyerahkan sertifikat Penggugat;
4 Menyatakan menolak gugatan selebihnya;
11
Hal. 11 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
3 Bahwa alasan yang dijadikan dasar Permohonan Kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat merupakan alasan-alasan yang
ditentukan oleh ketentuan Pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 jo.
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung yang
menyatakan :
“Mahkamah Agung dalam tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan
pengadilan-pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena:
a Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan”
4 Bahwa putusan dan pertimbangan hukum Judex Facti BPSK Kota Padang
adalah tidak benar, berat sebelah dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Sehingga Judex Facti Pengadilan Negeri Padang telah salah dalam
menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku dan telah lalai
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.
Oleh karenanya Putusan Pengadilan Negeri Padang jo. Putusan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen a quo haruslah dibatalkan.
5 Bahwa Judex Facti Pengadilan Negeri Padang telah tidak memberikan
pertimbangan hukum yang cukup dalam mengambil Putusan sebagaimana
pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Padang “tentang Pertimbangan
Hukum” pada halaman 22 alinea kedua yang berbunyi :
“Menimbang, bahwa dalam pernyataan Pelawan/Pembantah sendiri mengakui
memilih metode penyelesaian melalui arbitrase adalah karena Tergugat akan
menyampaikan eksepsi dalam suatu acara persidangan dengan menggunakan
hukum acara perdata, hal ini didahului dengan tahapan pemilihan arbiter, hal ini
bukan berarti Penggugat telah memilih domisili hukum baru;
Menimbang, bahwa sengketa antara Pelawan/Pembantah dengan Terlawan I/
Terbantah I adalah sengketa konsumen, dimana kedua belah pihak telah sepakat
memilih penyelesaian melalui arbiter PSK Kota Padang, maka klausula yang dibuat
oleh Pelawan/Pembantah dengan Terlawan I/ Terbantah I dalam perjanjian kredit
Nomor : 72541.K.128.N yang ditanda tangani tanggal 13 Februari 1996 dapat
dikesampingkan dengan adanya kesepakatan Pelawan / Pembantah dengan
12
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Terlawan I / Terbantah I memilih penyelesaian melalui arbiter BPSK Kota Padang
tersebut.”
1 Bahwa Judex Facti dalam memberikan pertimbangannya telah tidak
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini Judex Facti Pengadilan Negeri Padang yang dalam
putusannya sama sekali tidak mempertimbangkan Memori Bantahan
Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat dan hanya mengambil oper
seluruh pertimbangan hukum dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK) Kota Padang adalah telah tidak memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
2 Bahwa Judex Facti Pengadilan Negeri Padang dalam memeriksa perkara ini,
yang begitu saja mengambil oper segala pertimbangan hukum Judex Facti
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang adalah
bertentangan dengan Jurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 951 K/
Sip.1973 tanggal 9 Oktober 1973, karena seharusnya Majelis Hakim
memeriksa kembali perkara dalam keseluruhannya baik mengenai fakta
maupun mengenai penerapan hukumnya.
3 Oleh karenanya Putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Padang yang hanya
menyetujui putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota
Padang a quo tanpa memberikan pertimbangan hukum yang tepat dan hanya
mengandung persetujuan haruslah dinyatakan tidak cukup. Putusan
Pengadilan yang demikian bertentangan dengan Jurisprudensi Mahkamah
Agung RI No. 9 K.Sip/1972 tanggal 19 Maret 1972.
4 Bahwa Majelis Hakim Arbitrase BPSK Kota Padang dan Pengadilan Negeri
Padang dalam perkara a quo jelas-jelas dan nyata-nyata telah salah
menafsirkan sendiri mengenai prosedur dan tata cara dalam mengajukan
jawaban gugatan atas gugatan dari Konsumen di BPSK. Pemohon Kasasi/
Pelawan/Pembantah/Tergugat memilih metode penyelesaian melalui
Arbitrase adalah karena Pemohon Kasasi/ Pelawan/Pembantah/Tergugat
akan dan hanya menyampaikan eksepsi dalam suatu acara persidangan
dengan menggunakan hukum acara perdata dan hal ini didahului dengan
tahapan pemilihan arbiter, hal ini bukan berarti Penggugat telah memilih
domisili hukum baru. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara
Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat mengajukan eksepsi
kompetensi absolut kalau bukan dalam persidangan di BPSK Kota Padang ?
13
Hal. 13 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Apakah dapat Jawaban Gugatan yang dalam hal ini substansinya adalah
mengenai Eksepsi Kompetensi Absolut disampaikan ke BPSK Kota Padang
melalui surat, atau bahkan tidak perlu hadir pada saat dipanggil untuk
menjawab gugatan???.
5 Bahwa jelas-jelas dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) antara
Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat dengan Termohon Kasasi/
Terlawan I/Terbantah I /Penggugat Nomor : 72541. K.128.N yang telah
ditanda-tangani pada Tanggal 13 Februari 1996 dan berdasarkan ketentuan
dan syarat-syarat umum Perjanjian Kredit KPR disebutkan sebagai berikut :
”Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kredit dan segala akibatnya kedua
belah pihak memilih tempat tinggal hukum (domisili) pada Kepaniteraan
Pengadilan Negeri di tempat Cabang Bank Tabungan Negara yang
bersangkutan berdomisili”.
6 Dalam ketentuan syarat-syarat umum Perjanjian Kredit KPR tersebut secara
eksplisit sudah jelas bahwa segala akibat hukum yang timbul dari
pelaksanaan perjanjian kredit antara pihak Kreditur dan Debitur bukan
menjadi kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Padang untuk memeriksa, mengadili serta memutusnya.
7 Bahwa klausula Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan ”Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang
membuatnya” hal ini menimbulkan konsekwensi hukum bahwa antara pihak
Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/ Tergugat dengan Termohon Kasasi/
Terlawan I/Terbantah I/Penggugat menyatakan untuk terikat dan tunduk pada
klausula-klausula dalam perjanjian kredit Nomor: 72541.K.128.N yang
telah ditanda tangani pada tanggal 13 Februari 1996 berlaku sebagai undang-
undang bagi para pihak (pacta sunt servanda) dan hal ini berlaku sebagai lex
specialis terhadap ketentuan hukum perjanjian yang bersifat umum. Hal ini
juga disebutkan dalam klausula Pasal 17 yang berbunyi : ”Atas Perjanjian
ini, baik mengenai pelaksanaannya maupun mengenai penafsirannya berlaku
hukum perdata sebagaimana termaktub dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata di Indonesia”.
6 Bahwa selanjutnya dalam Pasal 10 Pengikatan Untuk Jual Beli
No. 327 tanggal 13 Februari 1996 menyebutkan ”Tentang pengikatan untuk jual
beli ini dengan segala pelaksanaannya, kedua belah pihak memilih tempat
tinggal tetap dan seumumnya di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Padang”,
14
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
klausula ini juga jelas menentukan hukumnya bahwa pelaksanaan perjanjian
jual beli antara pihak Penggugat dan PT. Monang Indah Nugraha bukan menjadi
kewenangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang
untuk memeriksa, mengadili serta memutusnya.
7 Bahwa Judex Facti Pengadilan Negeri Padang telah salah menafsirkan dalam
memberikan pertimbangan hukum yang cukup dalam mengambil Putusan
sebagaimana pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Padang “tentang
Pertimbangan Hukum” pada halaman 23 alinea pertama yang berbunyi :
”Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P.13 (Putusan BPSK Kota Padang
Nomor: 26/P3K/PTS/A/IV/2012) mengenai pertimbangan hukumnya bahwa
eksepsi tersebut tidaklah dapat diterima karena berdasarkan perjanjian kredit
Nomor: 72541.K.128.N serta surat pengakuan hutang, kuasa memasang hipotik
dan kuasa untuk menjual yang dibuat dihadapan Notaris Zamri, SH adalah
antara penggugat selaku Konsumen sebagai Debitur dan Tergugat selaku
Pelaku Usaha sebagai Kreditur, oleh karena itu gugatan Penggugat bukanlah
error in persona”. Menimbang bahwa pertimangan BPSK Kota Padang tersebut
sudah tepat dan benar, apalagi dari pengakuan Pelawan/Pembantah untuk
menyimpan kemudian menyerahkan kembali sertipikat Terlawan I/ Terbantah I
karena dilandasi hubungan hukum perkreditan antara Kreditur (Pelawan/
Pembantah) dengan debitur (Terlawan I/Terbantah I)”.
1 Bahwa dalam operasionalnya Pembantah/Pelawan, salah satu usahanya
adalah pemberian kredit sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam pemberian kredit itu diperlukan suatu
perangkat hukum yang namanya perjanjian kredit yang mencerminkan
hubungan hukum antara kreditor dan debitor yang dalam kaitannya terikat
pula hubungan hukum yang mendahului.
Hubungan hukum yang mendahului, adalah jual beli rumah antara
pengembang (Developer) dalam hal ini PT. Monang Indah Nugraha
dengan pihak Penggugat sekarang Terlawan I/Terbantah I sebagaimana
tertuang dalam Akta Pengikatan Jual Beli No. 327 tanggal 13 Februari
1996 (vide bukti T.1).
2 Bahwa dalam faktanya pihak Terlawan/Terbantah telah menghubungi
berkali-kali kepada pihak PT. Monang Indah Nugraha untuk menanyakan
dan atau komplain perihal sertifikat tanah dan bangunan berdasarkan akta
Pengikatan Untuk Jual Beli No. 327 tanggal 13 Februari 1996 Dari fakta
15
Hal. 15 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tersebut sangat jelas bahwa Penggugat memahami, klaim tersebut diarahkan
kepada PT. Monang Indah Nugraha sebagai pihak penjual dan Penggugat
sebagai pembeli dan hubungan hukum yang terjadi adalah Perjanjian Jual
Beli.
3 Bahwa memang benar kewajiban menyimpan dan kemudian menyerahkan
kembali sertifikat Termohon Kasasi/Terlawan I/ Terbantah I dahulu
Penggugat adalah pihak Pemohon Kasasi/ Pelawan/Pembantah dahulu
Tergugat selaku Pemberi Kredit (Kreditur), hal tersebut dilandasi oleh
hubungan hukum perkreditan antara Kreditur dengan Debitur. Namun
sebelum terjadi hubungan kredit antara Kreditur dengan Debitur telah terjadi
jual beli antara Termohon Kasasi/Terlawan I/Terbantah I/Penggugat dengan
pihak Pengembang (PT. PT. Monang Indah Nugraha), sehingga perbuatan
hukum menyerahkan sertipikat PT. Monang Indah Nugraha kepada Tergugat
mendahului dari perbuatan hukum Tergugat kepada Penggugat . Dan dalam
faktanya PT. Monang Indah Nugraha belum menyerahkan sertifikat sebagai
agunan kepada pihak Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat selaku Kreditur.
4 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelas bahwa gugatan Pemohon Kasasi/
Terlawan/Terbantah/Penggugat No. 22/P3K/II/ / 2012 Tanggal 17 Februari
2012 telah salah dalam penentuan subyek gugatan (ERROR IN PERSONA).
8 Bahwa Judex Facti Pengadilan Negeri Padang telah salah menafsirkan dalam
memberikan pertimbangan hukum yang cukup dalam mengambil Putusan
sebagaimana pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Padang “tentang
Pertimbangan Hukum” pada halaman 24 alinea pertama yang berbunyi :
“Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim gugatan Terlawan I/ Terbantah I
tidak bertentangan dengan azas retroaktif, karena dasar hubungan hukum
antara Terlawan I/Terbantah dengan Pelawan/ Pembantah benar perjanjian
kredit tertanggal 13 Februari 1996 yang berakhir dengan dilunasinya hutang
Terlawan I/Terbantah I kepada Pelawan/Pembantah tanggal 27 September
2010, dengan dilunasinya hutang oleh Terlawan I/Terbantah I ternyata
Terlawan I/Terbantah I sebagai konsumen Pelawan/Pembantah tidak
mendapatkan hak atas pengembalian sertifikat sebagai jaminan kredit Terlawan
I/Terbantah I, maka dengan demikian telah berlaku ketentuan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”.
1 Bahwa Majelis Hakim Arbitrase dan Pengadilan Negeri Padang dalam
pertimbangan hukumnya tersebut telah salah menginterpretasikan Azas
16
16
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
hukum retroaktif karena dengan Pemohon Kasasi/Terlawan/Terbantah/
Penggugat menggunakan materi gugatan ketentuan normatif Undang –
Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
diundangkan pada tanggal 20 April 1999, padahal dalam faktanya akad kredit
yang dilakukan antara Termohon Kasasi/Terlawan I/Terbantah I/ Penggugat
dengan Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/ Tergugat dilakukan pada
tanggal 13 Februari 1996. Hal tersebut sangat bertentangan dengan azas
hukum retroaktif, yaitu bahwa ketentuan hukum tidak boleh berlaku surut
karena dapat menimbulkan ketidakpastian dalam hukum.
9 Bahwa Judex Facti Pengadilan Negeri Padang telah salah menafsirkan dalam
memberikan pertimbangan hukum yang cukup dalam mengambil Putusan
sebagaimana pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri Padang “tentang
Pertimbangan Hukum” pada halaman 25 alinea kedua yang berbunyi :
“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas dihubungkan bukti surat
P.13 putusan BPSK Kota Padang Nomor : 26/P3K/PTS/A/IV/2012) mengenai
pertimbangan hukumnya halaman terakhir sudah tepat dan benar bahwa
Tergugat dalam hal ini Pelawan/ Pembantah sebagai Bank Pemerintah
seharusnya melindungi kepentingan konsumen dengan prinsip kehati-hatian
dalam pemberian kredit sudah sepatutnya sebelum kredit dicairkan kepada
pengembang untuk diteliti sertifikat pengembang apakah nanti dapat dipecah
atau tidak ke atas nama konsumen, tetapi tidak dilakukan oleh pihak Tergugat
dalam hal ini Pelawan/Pembantah sehingga sertipikat atas Terlawan I/
Terbantah I tidak terbit, sedangkan sertifikat konsumen lain di komplek yang
sama telah keluar, maka Tergugat dalam hal ini Pelawan/ Pembantah telah lalai
melakukan kewajibannya sebagai pelaku usaha”.
1 Bahwa pemberian kredit yang diberikan kepada Terlawan/ Terbantah dahulu
Penggugat adalah kredit perumahan sederhana melalui subsidi pemerintah,
yang tercermin dari suku bunga dan jangka yang panjang, yaitu 15 ( lima
belas ) tahun, karena dilandasi oleh kemampuan keuangan masyarakat.
Namun dalam proses pemberian kredit dimaksud, pihak Pemohon Kasasi/
Pelawan/ Pembantah/Tergugat belum dapat mendokumentasikan agunan atas
nama masing-masing debiturnya, berhubung masih berupa sertifikat induk
an. PT. Monang Indah Nugraha yang segera akan dipecah-pecah ke atas
nama pembeli, dalam hal ini adalah Termohon Kasasi/Terlawan/Terbantah/
Penggugat.
17
Hal. 17 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
2 Bahwa dalam permasalahan tersebut pihak Pelawan/Pembantah dahulu
Tergugat selaku Kreditor yang mengutamakan melindungi kepentingan para
debiturnya (salah satunya Terlawan/Terbantah dahulu Penggugat) dengan
itikad baiknya, telah melakukan teguran dan peringatan kepada Pengembang,
yaitu PT. Monang Indah Nugraha untuk menyelesaikan proses sertifikasi dan
splitzing atas tanah, salah satunya milik Terlawan/Terbantah dahulu
Penggugat sesuai bukti berupa surat teguran untuk penyelesaian sertifikat :
1 Surat dari Bank BTN Kantor Cabang kepada PT Monang Indah Nugraha
No.421/Pd.I/LA/1997 tanggal 01 Juli 1997 Perihal Kepastian Penyelesaian
Sertifikat Jaminan KPR (vide bukti T.3).
2 Surat dari Bank BTN Kantor Cabang kepada PT Monang Indah Nugraha
No.423/Pd.II/SPLK/1998 tanggal 10 Agustus 1998 perihal Kepastian
Penyelesaian Sertifikat Jaminan KPR (vide bukti T.4).
3 Surat dari Bank BTN Kantor Cabang kepada PT Monang Indah Nugraha
No.458/Pd.II/SPLK/1998 tanggal 21 Oktober 1998 perihal Penyelesaian
Pemecahan Sertifikat atas nama pembeli (vide bukti T.5).
4 Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT. Monang Indah
Nugraha No. 07/Pd.II/Adm.K/2003 tanggal 31 Desember 2003 perihal
Penyelesaian Sertifikat LAT (vide bukti T.6).
5 Surat dari Bank BTN Kantor Cabang Padang kepada PT. Monang Indah
Nugraha No. 172/Pd.II/Adm.K/2004 tanggal 10 April 10 April 2004 perihal
Kepastian Penyelesaian Sertifikat LAT (vide bukti T.7).
3 Bahwa Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat dalam hal ini adalah
Kreditor adalah membawa misi Pemerintah RI untuk memudahkan
masyarakat mendapatkan rumah melalui fasilitas kredit dengan suku bunga
rendah dan angsuran terjangkau. Dan hal tersebut telah dipenuhi dengan
melalui pengikatan kredit oleh Pelawan/Pembantah dahulu Tergugat.
4 Bahwa jual beli rumah yang dilakukan oleh Termohon Kasasi / Terlawan I/
Terbantah I/Penggugat dengan PT. Monang Indah Nugraha (Termohon
Kasasi III/Terlawan III/Terbantah III) merupakan satu kesatuan antara tanah,
bangunan dan dokumen dalam bentuk sertifikat atas nama Penggugat, seperti
tercantum dalam Akta Jual Beli (AJB).
5 Bahwa sebab akibat yang terjadi, sehingga mengakibatkan keterlambatan
penerbitan sertifikat secara formal bukan merupakan kewajiban Pemohon
Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat, karena secara material pencairan dana
18
18
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
yang telah ditutup dan diserahkan oleh Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/
Tergugat kepada PT. Monang Indah Nugraha (Termohon Kasasi III/
Terlawan III/ Terbantah III ) selaku Pembuat dan Penjual Rumah sudah
menjadi keharusan dan kewajibannya untuk menerbitkan pecahan sertipikat
induk ke atas masing-masing unit rumah, di bawah ini kami sampaikan
kepada Majelis yang terhormat mengenai hubungan hukum dalam Tripartit
Perjanjian Kredit sebagai berikut :
• Hubungan hukum yang mendahului, adalah jual beli rumah antara
pengembang dengan calon debitur (konsumen) dalam hal KPR, dalam hal
kredit umum (konstruksi) antara pemilik tanah dan pengembang (debitor
kredit konstruksi).
• Hubungan hukum yang merupakan akibat, adalah kewajiban bank untuk
membayar sisa harga rumah yang ditutup melalui kredit kepada
pengembang (dalam hal KPR) atau bank kepada pemilik tanah (dalam hal
KP lahan).
Apabila digambarkan, maka Tripartit tersebut akan berbentuk segitiga atau
piramida sbb :
BTN (Kreditor)
S I P K
(III) (II)
Pengembang A J B (I) Debitor
(Pemilik lahan)
1 Dari gambar tersebut dapat diketahui pihak-pihak yang mempunyai
hubungan hukum, yaitu :
• Hubungan hukum antara Pengembang/Pemilik tanah dengan Debitor,
ditandai adanya Akta Jual Beli (AJB) menimbulkan hak dan kewajiban
antara penjual dan pembeli (termasuk kewajiban penjual menyelesaikan
splitzing sertifikat per debitur
19
Hal. 19 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Hubungan hukum antara BTN (Kreditor) dengan Debitor, ditandai
adanya Perjanjian Kredit.
• Hubungan hukum antara BTN dengan Pengembang/Pemilik lahan tanah,
ditandai adanya Standing Instruction (SI), yaitu surat perintah membayar
dari hasil akad kredit
Dari ketiga hubungan hukum satu sama lainnya saling berkaitan dan
masing-masing hubungan hukum tersebut pada prinsipnya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum perikatan.
Adanya hubungan hukum dalam perjanjian tersebut, karena ada perikatan
yang terjadi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, mewajibkan
pihak yang satu untuk berprestasi dan memberi hak kepada pihak lain
untuk menerima prestasi;
• Di dalam Akta Jual Beli (AJB) ada hubungan hukum jual beli, yaitu
tanah dan segala benda di atasnya, yang di dalamnya diatur apa
yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing pihak; pihak yang
membeli berkedudukan sebagai Pembeli (konsumen) dan pihak penjual
berkedudukan sebagai Penjual.
• Di dalam Perjanjian Kredit ada hubungan hukum hutang piutang, pihak
yang berhutang disebut debitor dan pihak yang memberi hutang disebut
kreditor.
• Di dalam Standing Instruction (SI), ada hubungan hukum berupa perintah
kepada bank untuk melaksanakan transfer dana oleh pihak yang berhak
menerima kepada rekening yang ditunjuk.
Dari uraian mengenai hubungan hukum dalam perjanjian tersebut
dapat disimpulkan adanya prestasi dari para pihak yang mengadakan
perjanjian, karena pemenuhan prestasi adalah hakekat dari perikatan.
Menurut ketentuan Pasal 1234 KUH Perdata disebutkan “Setiap perikatan
adalah untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu”.
1 Menurut ketentuan Pasal 1233 KUH Perdata, perikatan dapat timbul baik
karena Perjanjian maupun karena Undang-Undang; dari ketentuan pasal
tersebut dapat diketahui bahwa sumber atau timbulnya perikatan adalah
karena adanya perjanjian para pihak yang dapat mengikat layaknya Undang-
Undang (Pasal 1339 KUH Perdata).
20
20
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9 Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam Bahasa Belanda “Verbintenis”
yang artinya, hal yang mengikat orang satu terhadap orang lain, yang dalam
prakteknya dapat berupa perbuatan, peristiwa dan keadaan.
Hal yang mengikat itu selalu ada di dalam masyarakat, sehingga oleh
pembuat Undang-Undang atau oleh masyarakat diakui dan diberi akibat
hukum yang secara lazim disebut dengan Hubungan Hukum.
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
mengenai alasan kasasi ke 1 s/d 9:
bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan karena Judex Facti/
Pengadilan Negeri tidak salah dalam menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai
berikut:
Bahwa karena sengketa a quo adalah sengketa konsumen, dan kedua belah pihak
telah sepakat memilih penyelesaian melalui Arbiter Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK) Kota Padang (Berita Acara Pemilihan Arbiter oleh para pihak
tanggal 13 Maret 2012), dengan demikian Perjanjian Kredit a quo dapat
dikesampingkan dengan adanya kesepakatan dimaksud;
Bahwa dalam perjanjian kredit bukti P-3=T-6 tidak tercantum “Choice of
Forum” sehingga Pengadilan Negeri tidak salah menerapkan hukum;
Bahwa hal-hal lain yang menjadi alasan kasasi telah dipertimbangkan dengan
tepat dan benar serta merupakan penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan
tentang suatu kenyataan yang tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada
tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan
kesalahan penerapan hukum, pelanggaran hukum yang berlaku, atau kelalaian dalam
memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam pelanggaran itu dengan batalnya putusan, atau bila hakim tidak berwenang
atau melampaui batas wewenang sebagaimana dimaksud Pasal 30 Undang-Undang No.
14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata bahwa putusan
Pengadilan Negeri Padang No. 67/PDT.G/2012/PN.PDG. tanggal 3 Juli 2012 dalam
perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: PT. BANK TABUNGAN
NEGARA (Persero) KANTOR CABANG PADANG tersebut harus ditolak;
21
Hal. 21 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Pelawan/
Pembantah/Tergugat ditolak, maka Pemohon Kasasi/ Pelawan/Pembantah/Tergugat
harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini;
Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan;
M E N G A D I L I:
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. BANK TABUNGAN
NEGARA (Persero) KANTOR CABANG PADANG tersebut;
Menghukum Pemohon Kasasi/Pelawan/Pembantah/Tergugat untuk membayar
biaya perkara yang dalam tingkat kasasi ditetapkan sebesar Rp 500.000,00
(lima ratus ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari Selasa tanggal 22 Januari 2013 oleh Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, SH.,MA.
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
Dr. Nurul Elmiyah, SH.,MH. dan H. Mahdi Soroinda Nasution, SH. M.Hum.
Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Hakim-
Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Ferry Agustina Budi Utami, SH.,MH.
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
Ttd./ Ttd./Dr. Nurul Elmiyah, SH.,MH. Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, SH.,MA.
Ttd./H. Mahdi Soroinda Nasution, SH. M.Hum.
Panitera Pengganti
Ttd./Ferry Agustina Budi Utami, SH.,MH.
Biaya-biaya :
1 Meterai ………………… Rp 6.000,- 2 Redaksi ……………….. Rp 5.000,- 3 Administrasi kasasi ….. Rp 489.000,- +
22
22
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Jumlah ………………… Rp 500.000,-
Untuk SalinanMAHKAMAH AGUNG RI
an. PANITERA Panitera Muda Perdata Khusus
( RAHMI MULYATI, SH.MH. )NIP : 19591207 1985 12 2 002
23
Hal. 23 dari 23 hal. Put. No. 833 K/Pdt.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23