Page 1 of 21
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN SHOPKEEPER
TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DISTRO BABY BANDUNG
Ferien Marshela1)
, Pipin Sukandi2)
[email protected] , [email protected]
Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama
ABSTRACT
In this study the authors take the title "The Effect of Service Quality Satisfaction Level Of
Baby Bones Distro Bandung". The purpose of the research by the author was to determine the
response of consumers over the quality of service that has been done by the distros Baby
Bones and how the quality of service response distributions Baby Bones the eyes of
consumers, as well as determine the influence of the quality of service to visitor satisfaction
conducted by distributions outlet of Baby Bones.
Quality of service is an aspect of the company that must be considered to determine how much
satisfaction on the quality of visitors that have been provided by the company. Many things
can be done in the company in maintaining quality of service, for example the company gives
a sense of security and comfort to visitors when they visit his place of business, this can lead
to satisfaction in the end.
This research was conducted in Bandung distributions outlet of Baby Bones. The purpose of
this study was to analyze the effect caused by the variable quality of service to visitor
satisfaction distributions outlet of Baby Bones Bandung. To achieve these objectives, the
research conducted using a sample of 100 respondents. The sampling method conducted
accidental sampling, where samples were made respondents in this study is the distribution
outlet of Baby Bones visitors who met by chance at the time of this study. To measure and
analyze the relationship between the two variables over the method used in this research is
descriptive and well done Validity and Reliability Test, Spearman Rank Correlation
Coefficient, Coefficient of Determination, and hypothesis testing.
From the results of research that consumer responses to service quality on distributions outler
of Baby Bones is good, which is indicated by the aggregate value of 4.05, which means either
because they are in the interval 3.40 to 4.19. Responder can be said about the visitors
satisfaction both in the amount of 4.03 since being on the 3.40 to 4.19 interval relationship of
service quality and satisfaction of visitors value of 0.799 was obtained which included a
strong category. The magnitude of the effect of service quality on visitor satisfaction by
63.84%. This means that the quality of care affect visitor satisfaction by 63.84%. The results
of hypothesis test results obtained > = 13.145> 1.660. So rejected and accepted, this shows a
positive effect on service quality visitor satisfaction. This means that there is a "positive
influence between Service Quality Satisfaction Level Of Shopkeeper Distro Bandung Baby
Bones.". Acceptable
Keyword : quality service, customer satisfaction
Page 2 of 21
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan gaya atau style berpakaian bukan hanya menjadi sekedar kebutuhan
sendiri tetapi kepada gaya atau lifestyle hidup remaja di kota Bandung. Dimana pada sejumlah
distro yang berada di kota Bandung, kebutuhan akan berpakaian lebih meningkat. Hal ini
dapat dilihat dengan jumlah pengunjung wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
yang mengunjungi beberapa distro di kota Bandung.
Semakin menyebarnya distro di kota Bandung, dapat dikatakan menarik karena ragam
produk yang ditawarkan distro menarik para pengunjung wisatawan khususnya di dalam
wisata berbelanja. Contohnya banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara banyak
tertarik dengan produk di kota Bandung termasuk pakaian yang mereka bilang harga relatif
murah dengan kualitas yang baik. Tawaran yang diberikan distro yaitu barang impor
contohnya pakaian, dompet, celana dan sebagainya dengan harga murah dan kualitas yang
baik mempengaruhi minat konsumen untuk mengunjungi dan melihat-lihat barang apa saja
yang ada di dalamnya. Dapat terlihat keramaian dari distro itu biasanya dikunjungi dalam
akhir pekan dan hari libur lainnya. Dilihat dari pengunjung yang mengunjungi ke beberapa
factory outlet di kota Bandung, factory outlet di Bandung lebih banyak dikunjungi oleh remaja
masa kini khususnya kaum wanita. Distro yang berada di kota Bandung pun tidak hanya
dikunjungi oleh wisatawan nusantara dalam negeri saja, tetapi
wisatawan mancanegara pun banyak tertarik minat dalam hal mengunjungi dan berbelanja di
dalamnya.
Berikut adalah data angka jumlah wisatawan yang berwisata di kota Bandung
berdasarkan data dari Dinas Pariwisata kota Bandung 2009 s/d 2011:
TABEL 1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata di Kota Bandung
Tahun Wisatawan
Mancanegara
Wisatawan
Domestik Jumlah
2009 25.071 1.376.589 1.401.660
2010 34.375 1.859.843 1.894.218
2011 142.575 3.774.815 3.917.300
(Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik jalan Suci kota Bandung)
Tabel diatas menjelaskan, bahwa wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara ke kota Bandung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat menjadi
tolak ukur, bahwa kota Bandung mempunyai daya tarik untuk dinikmati para wisatawan.
Bandung merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang memiliki daya tarik,
meliputi :pegunungan, kawah, gua, seni budaya, sejarah, museum dan khususnya mengunjungi
beberapa distro maupun factory outlet di kota Bandung. Sehingga banyak para wisatawan baik
domestik dan mancanegara ingin melakukan kunjungan ke kota Bandung dan dapat dilihat
dari aktivitas turis seperti berbelanja, wisata kuliner dan sebagainya. Hal ini menjadi
fenomena, pembukuan suatu distro yang gencar dengan promosi besar-besaran dan di imbangi
Page 3 of 21
dengan kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gejala konsumen berkunjung ke distro, apakah merupakan gejala sementara atau
sudah menjadi kebiasaan tetap konsumen dan mengetahui sikap konsumen terhadap factory
outlet. Karena luasnya penelitian dan objek penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan
obyek yang diteliti adalah factory outlet yang terletak di daerah Bandung tengah meliputi
Herritage, Cascade, maupun distro yang ada di sekitar jalan Sultan Agung dan Trunojoyo
Bandung khususnya distro Baby Bones.
TABEL 2
Data Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri Pakaian Sedang dan Besar
Tahun Jumlah Perusahaan
2009 94 Unit
2010 128 Unit
2011 192 Unit
(Sumber : Kantor BPS Kota Bandung)
Distribution Outlet (distro) ini merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang
garment yang mayoritas banyak dikelola oleh anak muda. Distribution Outlet (distro) adalah
istilah yang dibuat oleh para pendirinya untuk membedakan usaha garment lainnya seperti
Factory Outlet (fo), karena pada distro, pakaian dibuat dengan sistem limited edition (jumlah
terbatas) untuk menjaga keistimewaan. Pada awal muncul dan terbentuknya distro ini adalah
ide para anak muda untuk membuat pakaian yang ditujukan untuk para peminat olahraga skate
boarding dan surfer ini hanya dapat diperoleh dan barang impor yang harganya mahal seperti
Billabong, Rusty, dan lain-lainnya, jadi ide tersebut datang untuk membuat pakaian dengan
ciri khas komunitas tersebut dengan harga relatif terjangkau, tetapi dalam perkembangan
pakaian ini juga banyak dikonsumsi oleh para remaja yang menyukai desain unik.
Bandung yang dikenal sebagai pemimpin dalam dunia kreatif mode di Indonesia pada
saat ini melahirkan inovasi baru dengan membuat toko-toko yang dikenal dengan nama distro
atau clothing.
Pada awalnya, pemikiran untuk memproduksi baju dengan merek lokal timbul dari
suatu komunitas yang ada di kota Bandung, dengan mengeluarkan ide-ide mereka supaya
produk yang ada berbeda darfi produk yang lainnya terutama apabila barang yang diproduksi
itu termasuk barang yang jumlahnya terbatas. Menyadari ide dan peluang yang timbul untuk
menjual produk yang dihasilkan, produk ini mulai dipasarkan ke konsumen lain walaupun
jumlahnya tetap terbatas agar tidak menjadi pasaran.
Perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian seperti halnya distro, banyak
menawarkan berbagai kebutuhan trend anak muda seperti t-shirt, kemeja, jaket, sweater, topi,
sendal, sabuk dan merchandise lainnya dengan mengedepankan keunikan dan ciri khas
tersendiri dan selalu terkini dengan mengikuti perubahan trend anak muda dan sampai saat ini
cukup banyak konsumen yang berkunjung ke distro yang ada di kota Bandung.
Buruknya kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan mengakibatkan banyak
kerugian. Dari survey yang dilakukan Technical Assitance Research Program (TARP) di
Page 4 of 21
Washington D.C., yang disadur oleh Rambat Lupiyoadi (2001;VII) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pemasaran Jasa, diperoleh beberapa temuan berikut :
Pelanggan yang kecewa terhadap pelayanan perusahaan 96% nya akan diam dan
beralih kepada perusahaan lain, sedangkan 4% nya akan mengajukan keluhan
(complaint). Ini berarti jika ada satu pelanggan yang mengajukan keluhan sebenarnya
ada 24 pelanggan lain juga kecewa terhadap pelayanan yang diterima namun diam saja
dan kemudian berpindah ke pesaing.
Diperlukan biaya sebesar lima kali lipat untuk memperoleh satu pelanggan baru (new
customer) dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada (existing
customer). Ini berarti biaya mempertahankan pelanggan yang salah satunya dapat
dilakukan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas jauh lebih murah daripada
biaya untuk mencari pelanggan baru.
Pelanggan yang kecewa umumnya akan menceritakan ketidakpuasaan mereka kepada
sekitar 15 orang, sedangkan pelanggan yang terpuaskan akan menceritakan
pengalaman tersebut paling banyak sekitar 5 orang. Ini berarti jika ada satu pelanggan
kecewa kemungkinan akan ada 15 orang baik pelanggan ataupun calon pelanggan yang
mengetahui ketidakpuasan tersebut sehingga dapat menyebabkan pelanggan tersebut
berpindah kepada pesaing atau calon pelanggan tersebut mempertimbangkan ulang
untuk menggunakan produk jasa yang ditawarkan perusahaan.
Identifikasi Masalah
Perlu diadakan perumusan ruang lingkup permasalahannya. Dalam hal ini penulis
merumuskan pada masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas pelayanan pada distro baby bones dapat berpengaruh terhadap
kepuasan pengunjung distro baby bones di kota Bandung
2. Bagaimana kepuasan pengunjung distro baby bones dapat berpengaruh terhadap
kepuasan pengunjung distro baby bones di kota Bandung
3. Berapa besar pengaruh kualitas pelayanan shopkeeper baby bones terhadap kepuasan
pada pengunjung distro baby bones di kota Bandung
Tujuan Penelitian
Berikut adalah tujuan peneliti dalam mempereoleh hasil temuan seberapa besar pengaruh
pelayanan terhadap kepuasan pengunjung distro baby bones di Bandung :
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada distro baby bones dapat berpengaruh
terhadap kepuasan pengunjung distro baby bones di kota Bandung
2. Untuk mengetahui kepuasan pengunjung distro baby bones dapat berpengaruh
terhadap kepuasan pengunjung distro baby bones di kota Bandung
3. Untuk mengetahui besar pengaruh pengaruh kualitas pelayanan shopkeeper baby bones
terhadap kepuasan pada pengunjung distro baby bones di kota Bandung
Page 5 of 21
Rangkuman Kajian Teoritik
Perubahan yang pesat dalam teknologi informasi dan telekomunikasi membuat dunia
menjadi desa yang besar (the great village). Berbagai perkembangan dan kemajuan yang
terjadi di belahan dunia yang lain dapat dengan cepat diketahui dan diimplementasikan di
belahan dunia lainnya. Salah satu dampak perubahan ini terhadap dunia bisnis adalah
meningkatnya skala persaingan, dimana persaingan yang terjadi bukan saja antar perusahaan
dalam suatu wilayah atau negara namun juga antar negara.
Selain meningkatnya skala persaingan, perubahan di atas juga berepengaruh terhadap
keunggulan bersaing (competitive advantage) suatu perusahaan yang didasarkan pada unjuk
kerja (performance) dan kualitas produk yang ditawarkan. Keunggulan tersebut dengan mudah
dapat ditiru bahakan dikembangkan lebih lanjut oleh pesaing sehingga menghasilkan unjuk
kerja dan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Dengan memeperhatikan kenyataan di atas, perusahaan kemudian berupaya menciptakan
suatu keunggulan bersaing yang tidak mudah ditiru. Keunggulan tersebut adalah kemampuan
perusahaan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memberikan pelanggan dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas. Dengan kemampuan ini perusahaan berharap untuk
mendapatkan pelanggan yang terpuaskan (satisfied cutstomer) sehingga pelanggan tersebut
akan loyal terhadap perusahaan. Loyalitas pelanggan pada gilir selanjutnya akan berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profit) dimana dalam
jangka panjang berarti berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Lovelock & Wirtx (2011:74) Kepuasan adalah suatu sikap yang dipusatkan
berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Sedangkan menurut Oliver (1992) sebagaimana
dikutip Tjiptono & Chandra (2011:94) kepuasan adalah fenomena rangkuman atribut
bersama-sama dengan emosi konsumsi lainnya.
Kepuasan pada dasarnya merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika
pelanggan menganggap kinerja produk atau layanan dibawah harapannya maka pelanggan
tidak puas. Jika sesuai dengan harapan pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan maka
pelanggan akan merasa sangat puas. Kesan timbul pada saat dan setelah pelanggan
menggunakan atau mengkonsumsi produk ataupun layanan yang ditawarkan perusahaan.
Pembentukan harapan pelanggan dipengaruhi beberapa faktor berikut : pengalaman pembelian
sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Zeithamlh, Berry dan Parasuraman dalam jurnal berjudul Serqual : A Multiple-Item
Scale For Measuring Consumer Perception Of Service Quality yang disadur oleh Rambut
Lupiyoadi (2001:148) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa, mengungkapkan :
Kualitas pelayanan (service quality) adalah perbandingan antara persepsi
pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan
yang sesungguhnya diharapkan / diinginkan (expected service).
Menurut Kotler and Keller (2008;56). Terdapat lima faktor utama yang menentukan
kualitas jasa :
Page 6 of 21
1. Realibility (Keandalan)
Mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk
dipercaya (dependability). Hal ini berarti memeberikan jasanya secara tepat semenjak
saat pertama. Selain itu juga, perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya,
misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Responsiveness (Daya Tanggap)
Yaitu kemampuan atau kesiapan para karyawan untuk memebrikan jasanya seusai
dengan jadwal yang disepakati.
3. Tangible (Berwujud)
Bukti fisik dari jasa yang bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan,
representasi fisik dari jasa.
4. Assurance (Kepastian)
Yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
5. Empathy (Empati)
Yaitu kesediaan untuk peduli, memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan berupa
kemudahan komunikasi dan pemahaman kebutuhan pelanggan.
Baik tidaknya kualitas pelayanan pada distro tergantung pada tingkat respon yang
diperoleh dari pengunjung, respon utama adalah melakukan transaksi yang ditawarkan oleh
suatu distrim kemudian kepuasan yang dirasakan oleh pengunjung yang nantinya akan
menciptakan kepuasan para pengunjung.
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan maka layanan dapat dikatakan berkualitas.
Sedangkan, jika kenyataan kurang dari yang diharapkan maka layanan dikatakan tidak
berkualitas. Dan apabila kenyataan sama dengan yang diharapkan maka layanan disebut
memuaskan. Dengan demikian kualitas pelayanan dapat dikatakan sebagai perbedaan antara
kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau diperoleh. Harapan
pelanggan atas layanan yang diterima terbentuk berdasarkan informasi yang disampaikan dari
mulut ke mulut, kebuthan pribadi, pengalaman dimasa lampau, dan komunikasi eksternal.
Bagi perusahaan yang beregerak dalam bidang bisnis barang, pelayanan yang
ebrkualitas merupakan salah satu faktor pendukung untuk mencapai keberhasilan perusahaan,
namutersebut merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kebrhasilan perusahaan.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk adalah distro. Dalam bisnis
ini inovasi untuk menghasilkan berbagai pelayanan dilakukan dalam lingkupan pengaturan
(regulasi) yang ketat sehingga layanan dari shopkeeper pada dasarnya hampir sama dan
mudah ditiru. Keunggulan bersaing di bisnis ini terutama berasal dari kemampuan pengelola
distro untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara memuaskan dengan menggunakan
pelayanan yang berkualitas. Pelayanan untuk bisnis distro ini menggunakan pula E-Commerce
dimana era perkembangan zaman yang semakin maju pesat, pemakaian jasa internet pun lebih
memudahkan pengelola distro dalam memperkenalkan produknya ke masyarakat melalui
website, facebook, twitter, dan sosial media lainnya. Dengan pelayanan yang baik dan terlatih
Page 7 of 21
sebelumnya untuk para shopkeeper yang ada di distro tersebut yang dapat meningkatkan
kepuasan pengunjungnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Deskriptif, menurut Nazir (2005:54) dalam bukunya Metode Penelitian adalah :
”Metode Penelitian Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelempok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah masyarakat, serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan, sifat sesuatu yang berlangsung pada saat penelitian
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu serta menggambarkan
hubungan antara variabel.
Populasi dan Sampel
Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif perlu
diambil sampel dari populasi. Mengenai jumlah sampel yang akan diambil, penulis mengutip
pendapat dari Singarimbun dan Effendi (2007 : 155) yaitu :
“ Jumlah sampel minimal yang harus diambil untuk penelitian yang
menggunakan teknik analisa korelasi adalah tidak kurang dari 10 % “.
Metode ini menerangkan bahwa semua elemen dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama, bebas dan seimbang untuk dipilih menjadi sampel.
Menurut Singarimbun (2007 : 171) menyatakan bahwa :
“ Bilamana analisa yang dipakai adalah teknik korelasi, maka sampel yang harus
diambil minimal 30 sampel, dengan mempertimbangkan jumlah minimal sampel,
sah atau tidaknya kuesioner, serta keterbatasan waktu dan biaya”.
Pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif perlu diambil
sample dari populasi yang ada. Menurut sugiono (2010:115) mengatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pengunjung pada distro Baby Bones
Bandung.
Sedangkan pengertian sampel itu sendiri menurut Sugiyono (2010:116) adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi tersebut. Sampel merupakan
bagian terkecil dari suatu populasi (Umar,2008:107).
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah pengunjung pada distro Baby
Bones Bandung. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah sebagian pengunjung distro
Baby Bones Bandung yang dapat mewakili populasi.
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan sampling yaitu non probability
sampling dengan teknik sampling aksidental, menurut Sugiyono (2008:207) dalam bukunya
“Metode Penelitian Bisnis” menyatakan teknik sampling aksidental adalah sebagai berikut :
Page 8 of 21
“Teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data”.
Pengertian pengambilan sampel menurut Sekaran (2011:123) adalah sebagai berikut:
“Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman
tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi”.
Dalam menentukan sample, penulis menggunakan teknik sampling yaitu non
propability sampling dengan teknik sampling aksidental, Menurut Simamora (2004 ; 207)
menyatakan teknik sampling aksidental adalah sebagai berikut:
”Teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan dimana peneliti langsung mengumpulkan data unit sampel yang
ditemui”.
Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan deskriptif dan analisis korelasi
maka perlu diambil sampel dan populasi. Populasinya yaitu konsumen dari distro Baby Bones
karakteristik usia 20 - 50 tahun dan sebagian besar pelajar/mahasiswa, pegawai swasta,
pegawai negeri, wiraswasta populasi nya terdiri dari Pria dan wanita. Dalam penelitian ini,
kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti dilapangan sehingga dapat memperoleh
responden yang sesuai dengan karakteristik yang peneliti butuhkan.
Sampel yang diambil sebanyak 100 orang, hal ini di dasari pendapat, Singarimbun
(1995;171) menyatakan bahwa:
”Bilamana analisa yang dipakai adalah teknik korelasi maka sampel yang harus
diambil minimal 30 sampel”.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara :
1. Penelitian kepustakaan (Research Library)
Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur
wajib, catatan kuliah, media cetak maupun internet yang memiliki hubungan dengan
masalah yang akan dibahas
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan, yang dilakukan dengan
teknik sebagai berikut :
Penelitian lapangan yang dilakukan secara langsung ke konsumen yang dipilih sebagai
objek penelitian untuk mengumpulkan data primer dengan cara mengadakan :
Kuisioner secara tertutup
Yaitu suatu lembar dengan isian berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Kuisioner tersebut diberikan pada pengunjung distro berupa pertanyaan
pilihan (multiple choice).
Page 9 of 21
Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:31) definisi variabel adalah :
“Variabel sebagai suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.”
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas ( Variabel Independent)
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah kualitas pelayanan.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah kepuasan pengunjung.
Adapun operasinalisasi variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3
Operasionalisasi Variabel Kualitas Pelayanan
Variabel
Penelitian
Definisi
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Variabel
Indpenden :
Kualitas Jasa
(X)
Kualitas jasa
adalah evaluasi
kognitif jangka
panjang
konsumen
terhadap
penyerahan jasa
suatu perusahaan
LovelockWright
(2007;96)
Tangibles
(Bukti
Langsung)
1. Peralatan yang
mendukung
2. Fasilitas yang
mendukung
(tempat parkir, tv,
dan bacaan)
Ordinal
Empaty
(Perhatian)
1. Tanggap dalam
menyelesaikan
keluhan konsumen
2. Secara khusus
memberikan
perhatian kepada
setiap konsumen
3. Berkomunikasi
yang baik dengan
konsumen
Ordinal
Realibility
(Kehandalan)
1. Janji yang
ditawarkan sesuai
2. Tidak membeda-
bedakan
pemberian
Ordinal
Page 10 of 21
pelayanan
3. Pemberian hadiah
kepada konsumen
yang bernilai
Responsiveness
(Daya Tangap)
1. Tanggap melalui
telepon
2. Kesigapan
karyawan dalam
menyelesaikan
masalah
3. Pemberian hadiah
kepada konsumen
yang bernilai
Ordinal
Assurance
(Jaminan)
1. Karyawan dalam
melayani
konsumen dengan
kesopanan
2. Memberikan rasa
aman yang dapat
dipercaya
3. Para karyawan
yang handal
Ordinal
Tabel 4
Operasionalisasi Variabel Kepuasan
Variabel Definisi
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Variabel
Dependent :
Kepuasan
Pengunjung
(Y)
Kepuasan
adalah perasaan
senang atau
kecewa
seseorang yang
muncul setelah
membandingkan
kinerja (hasil)
terhadap
kepuasan yang
dibentuk
Kotler
(2007;177)
a. Sistem
keluhan
dan saran
Tersedianya
kotak saran
dalam
menanggapi
konsumen
Tersediannya
kartu komentar
yang bisa di isi
sebagai keluhan
konsumen
Menyediakan
saluran telepon
khusus untuk
Ordinal
Page 11 of 21
menanggapi
konsumen
b. Survei
Periodik
Perusahaan
memberikan
perhatian khusus
untuk setiap
konsumen
Perusahaan
menanggapi
langsung bagi
konsumen dalam
setiap keluhan
Tersedianya
jaminan untuk
menanggulangi
keluhan kepada
setiap konsumen
Ordinal
c. Pembeli
Misterius
Perusahaan akan
melakukan uji
banding terhadap
perusahaan
lainnya
khususnya
keluhan pada
setiap konsumen
Ordinal
Pengujian Instrumen
Kuesioner merupakan penjabaran dari indikator variabel yang digunakan sebagai
instrumen pengumpulan data. Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data di
lapangan, terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas dan realibilitasnya.
Sugiyono (2003 : 114) dan Singarimbun (2005 : 124-140) mengemukakan bahwa :
”Validitas menunjukkan sejauh mana instrumen dapat digunakan untuk
mengukur sesuatu yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan
sejauh mana instrumen tersebut dapat dipercaya dan diandalkan.”
Oleh karena itu, setelah instrumen itu valid dan reliabel, maka instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan.
Page 12 of 21
Pengujian Validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan, terlebih dahulu
harus diuji validitasnya kepada responden dengan menggunakan rumus teknik korelasi
Product Moment (Singarimbun, 1995 : 137), sebagai berikut :
))()()((
)()(
2222 YYNXXN
YXXYNr
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh dari subyek tiap item
X = Jumlah skor dalam distribusi X
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
X2
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
Y2
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = Jumlah responden
Koefisien validitas dianggap Valid jika rhitung > rtabel pada = 5%
Pengujian Reliabilitas
Teknik yang digunakan untuk pengujian reliabilitas pada penelitian ini akan dilakukan
dengan menggunakan teknik test re-test.
Sugiyono (2003 : 120) mengemukakan bahwa :
”Test re-test yaitu pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan cara
percobaan instrumen dua kali kepada responden yang sama dengan waktu yang
berbeda.
Sugiyono (2003;122) mengemukakan bahwa :
”Pengujian reliabilitas instrumen secara internal dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik belah dua (split half) yaitu pengujian reliabilitas internal
yang dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi dua kelompok
(ganjil dan genap), kemudian ditotal, dicari korelasinya, dan kemudian dianalisis
dengan rumus koefisien Sperman Brown.”
Adapun rumus koefisien Spearman Brown adalah sebagai berikut :
b
bj
r
rr
1
.2
Keterangan :
rj = Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = Korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap
Koefisien Reliabilitas dianggap reliabel jika rhitung > rtabel pada = 5%
Page 13 of 21
Metode Analisis
Setelah penulis memperoleh data, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Dimana data yang dapat dianalisis secara dekriptif, yaitu dengan menemukan fakta-
fakta dari pengumpulan data yang cukup diperoleh selama penelitian, untuk
selanjutnya dianalisis dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang ada.
2. Analisis Kuantitatif
Merupakan metode untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dan data yang
diperoleh melalui uji statistik. Lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung.
Teori statistik yang akan digunakan dalam pengujian uji hipotesis adalah statistic
nonparametic, yaitu teori yang sangat sesuai dengan rata-rata yang berhubungan dengan ilmu
sosial dan dalam perhitungan yang sederhana, serta dapat digunakan untuk skor eksak, dalam
arti bahwa simbol yang serupa angka hanya menunjukkan jenjang atau rank. Angket atau
kuesioner yang diajukan kepada responden adalah pernyataan mengenai pengaruh kualtas
pelayanan terhadap kepuasan pengunjung.
Setiap jawaban responden mempunyai skor tertentu berdasarkan skala likert. Dimana
skor terendah diberi nilai 1 (satu) untuk jawaban negatif dan skor tertinggi diberi nilai 5 (lima)
untuk jawaban positif, adapun urutan jawaban yang akan dicantumkan dalam penelitian ini
adalah :
Tabel 5
Pembobotan Skala Likert
No Keterangan Skor
Nilai
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Cukup Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Koefisien Korelasi Rank Spearman
Koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk menentukan kekuatan korelasi
dan arah antara variabel-variabel.
Rumus koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut :
𝐫𝐬 = 𝟏 −𝟔 𝒅𝒊𝟐𝒏
𝒊=𝟏
𝒏𝟐 − 𝒏
Dimana :
rs = Rank Spearman
di2 = jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada
variabel X dan variabel Y
n = jumlah responden
Page 14 of 21
Apabila terdapat banyak data variabel yang memiliki rank sama, rumus Spearman
perlu mendapat perubahan. Rumus koefisien Rank Spearman yang telah dimodifikasi
sebenarnya bertujuan untuk mengurangi dampak jumlah data variabel yang sama terdapat
hasil hitung rs dimana rumusnya adalah sebagai berikut :
rs = 𝒙𝟐+ 𝒚𝟐− 𝒅𝟐
𝟐 𝒙𝟐 𝒚𝟐
Dimana :
𝒙𝟐 =𝒏𝟐−𝒏
𝟏𝟐− 𝑻𝒙 𝒚𝟐 =
𝒏𝟐−𝒏
𝟏𝟐− 𝑻𝒚
Besarnya T di dalam perumusan di atas merupakan faktor koreksi bagi tiap kelompok
yang sama dan dirumuskan sebagai berikut :
Tx = Ty = 𝒕𝟐−𝒕
𝟏𝟐
Dimana :
t = banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman menurut Kendall seharusnya terletak antara -1
dan +1 atau keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y dinyatakan dengan
nilai -1 ≤ rs≥ + 1
Tanda (-) menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan tanda (+) menunjukkan
searah.
Apabila :
Rs = +1 atau mendekati + 1, ada hubungan yang erat antara variabel X dan
variabel Y dan hubungan searah.
Rs = 0 atau mendekati 0, hubungannya lemah atau tidak ada hubungan sama
sekali.
Rs = - 1 atau mendekati - 1, hubungan kuat antara variabel X dan variabel Y,
tetapi hubungannya berlawanan.
Metode Analisis Data
Menurut sifat data yang diperoleh, data dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Data kualitatif
Yaitu data yang disajikan dalam bentuk bukan angka/non numerik. Data ini dijabarkan
untuk mendukung penelitian sehingga dapat menyatakan kebenaran.
2. Data kuantitatif
Yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka/numerik yang dapat menjawab hipotesis
yang digunakan.
Data yang terkumpul kemudian diproses dan dianalisis. Analisis itu sendiri dapat
dibagi dua cara yaitu ;
1) Analisis secara kualitatif
Yaitu dengan cara mendeskriptifkan jawaban responden.
Page 15 of 21
2) Analisis secara kuantitatif
Yaitu dengan menggunakan alat bantu statistik sehingga mempermudah penafsiran
data-data yang telah diperoleh.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada ketentuan menurut Sugiyono (2003 :
216), yang tertera pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6
Skala Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Tafsirannya
0,00 - 0.199 + dan - Hubungan sangat lemah
0,20 – 0,399 + dan - Hubungan yang lemah
0,40 – 0,599 + dan - Hubungan yang cukup kuat
0,60 – 0,799 + dan - Hubungan yang kuat
0,80 – 1,000 + dan - Hubungan yang sangat kuat
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis,
maka digunakan model statistik uji untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) antara
variabel X (kualitas pelayanan) dengan variabel Y (kepuasan pengunjung), dengan rumus
statistik uji t.
- Ho : rs ≤ 0, yaitu kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
kepuasan pengunjung.
- Ha : rs > 0, yaitu kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap
kepuasan pengunjung.
Pengujian hipotesa ini menggunakan model statistik uji t, dengan rumus sebagai
berikut
𝐭 = 𝐫𝐬 𝐧 − 𝟐
𝟏 − 𝐫𝐬𝟐
Dimana :
t = distribusi t
rs = koefisien korelasi
n = jumlah data
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan
antara t hitung dengan t tabel.
Kriteria pengujian :
Jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak.
Dalam menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka harus dicari nilai dari
tabel dengan menggunakan degree of freedom (df) atau derajat kebebasan. Rumus derajat
kebebasan tersebut adalah :
Page 16 of 21
df = n – (k + 1)
Tingkat kekeliruan (α) yang digunakan adalah 5% (0,05).
Dimana : n = Jumlah data responden
k = Variabel independent
1 = Variabel dependent
Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pengunjung digunakan analisis koefisien determinasi.
Rumus :
Kd = (rs)2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien determinasi
(rs)2
= Koefisiensi korelasi Rank Spearman
Ukuran tersebut tidak lain adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini
dinyatakan dalam persentasi (%).Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesisnya akan disajikan
dalam gambar berikut ini :
Gambar 1
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Dengan Uji Dua Pihak
Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel dependen dan sebaliknya Apabila Ho
ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variable independen mempunyai hubungan yang
signifikan dengan variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan shopkeeper terhadap kepuasan
pengunjung pada distro Baby Bones Bandung perlu dilakukan uji korelasi (hubungan).
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel independen (X) dengan
variable dependen (Y).
1.660 0
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
(t hitung) (t tabel)
Page 17 of 21
Tabel 7
Korelasi Rank Spearman
Correlations
kualitaspel
ayanan
kepuasanp
engunjung
Spearman's
rho
Kualitaspelayan
an
(X)
Correlation
Coefficient
1.000 .799**
Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
Kepuasanpengu
njung
(Y)
Correlation
Coefficient
.799**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhtungan korelasi Rank Spearman, maka rs sebesar 0.799 atau
7.99% kuat, karena nilai rs berada diantara 0.600-0.7999 maka hubungan antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan pengunjung pada distro Baby Bones dapat dikatakan kuat dan
searah seperti yang tersaji dalam tabel di bawah ini :
Tabel 8
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.000-0.199 Sangat Lemah
0.200-0.399 Lemah
0.400-0.599 Cukup Kuat
0.600-0.799 Kuat
0.800-1.000 Sangat Kuat
(Sumber : Riduwan, dasar-dasar stastistika 2003:288)
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung
dalam bentuk persentase, maka digunakan perhitungan koefisen determinasi dengan rumus
sebagai berikut :
Kd = rs² x 100%
= (0.799)² x 100%
= 63.84%
Besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung adalah sebesar
63.84% dan sisanya 36.16% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.
Page 18 of 21
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji satu t satu
pihak dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : rs ≤ 0, Artinya tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan shopkeeper terhadap
kepuasan pengunjung pada distro Baby Bones Bandung.
Ha : rs > 0, Artinya ada pengaruh antara kualitas pelayanan shopkeeper terhadap kepuasan
pengunjung pada distro Baby Bones Bandung.
Kemudian, hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang kriterianya adalah sebagai
berikut :
Jika thitung ≤ ttabel : Terima Ho dan tolak Ha berarti tidak ada pengaruh antara kedua
variabel.
Jika thitung > ttabel : Terima Ho dan tolak Ha berarti ada pengaruh antara kedua variabel.
Degree of freedom atau derajat kebebasan yang digunakan adalah :
Df = n – (k+1)
Df = 100 – (1+1)
= 100-2 = 98
Untuk menentukan nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut :
t = rs 𝑛 − 2
1 − 𝑟𝑠²
t = 0.799 100 − 2
1 − 0.799²
t = 13.145
T tabel = (alpha ; df)
= (0.05 ; 98)
= 1.660
Dari perhitungan di atas diperoleh
thitung = 13.145
ttabel = 1.660
Berdasarkan perhitungan di atas, menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu
(13.145 > 1.660). Artinya kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
pengunjung. Bahwa hipotesis diterima, maka teori-teori yang digunakan sebagai kerangka
pemikiran adalah relevan dengan fakta-fakta yang diperoleh dari lapangan dengan hal ini
penulis percaya akan fakta-fakta tersebut sebesar 95%. Untuk memperjelas pengujian
hipotesis ini, maka akan disajikan dalam gambar yaitu :
Page 19 of 21
Gambar 2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dalam Pengujian Hipotesis
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui analisa data statistik dari kuesioner
yang disebarkan, observasi dan wawancara maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebijakan kualitas pelayanan pada distro Baby Bones Bandung, yaitu :
a. Daya tanggap (Responsiveness), meliputi : shopkeeper mudah menerima dan
memberi solusi terhadap keluhan pengunjung.
b. Jaminan (Assurance), meliputi : memberikan keamanan dan kenyamanan kepada
pengunjung.
c. Empati (Emphaty), meliputi : komunikasi yang baik dan cepat tanggap dalam
menanggapi keluhan pengunjung.
d. Bukti langsung (Tangibles), meliputi : lokasi distro strategis dan mudah ditemukan
pengunjung, fasilitas parkir yang memadai sehingga dapat membuat pengunjung
merasa nyaman.
e. Keandalan (Reliability), meliputi : fokus dan melayani pengunjung dengan sesuai
dengan apa yang diharapkan pengunjung.
2. Tanggapan pengunjung mengenai kualitas pelayanan dari shopkeeper distro Baby
Bones Bandung berdasarkan hasil rata-rata yaitu 4.05 artinya kualitas pelayanan yang
dilaksanakan pada distro Baby Bones Bandung dinilai baik, karena nilai rata-rata
berdasarkan pernyataan sebesar 4.05 berada pada interval 3.40-4.19.
3. Tingkat kepuasan pengunjung distro Baby Bones Bandung sebesar 4.03 artinya
kepuasan pengunjung distro Baby Bones Bandung dapat dikatakan baik, karena nilai
rata-rata keseluruhan pernyataan sebesar 4.03 berada pada interval 3.40-4.19.
4. Pengaruh kualitas pelayanan shopkeeper terhadap kepuasan pengunjung distro Baby
Bones Bandung berdasarkan hasil perhitungan korelasi spearman, diperoleh nilai rs
sebesar 0.799, maka hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung
dapat dikatakan kuat, besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pengunjung dengan menggunakan koefisien determinasi adalah sebesar 63.84% dan
sisanya 36.16% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil uji hipotesis
thitung lebih besar dari ttabel (13.145 > 1.660), maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung.
1,660 0
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
13.145
Page 20 of 21
Sedangkan saran yang mungkin sekiranya bermanfaat bagi perusahaan, adalah :
1. Meskipun sebagian besar dari responden merasa puas terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan perusahaan, namun masih banyak hal yang cukup rendah, pada sector-sektor
tersebut dapat dilakukan beberapa perbaikan untuk lebih meningkatkan kepuasan
pengunjung.
2. Fasilitas parkir distro Baby Bones yang kurang memadai diakibatkan lokasi distro
Baby Bones yang masih satu lingkungan dengan distro pesaing, sehingga lahan parkir
pun terbatas dan perlu dibenahi misalnya dengan penataan tata letak parkir yang lebih
baik dan terutama rapih sehingga pengunjung merasa nyaman.
3. Pihak distro Baby Bones dapat memberikan hal yang berkesan bagi para pengunjung
agar senantiasa mengingatkan mereka kepada perusahaan misalnya dengan pemberian
souvernir-souvernir (contoh : stiker) yang lebih bervariasi lagi sehinggap para
pengunjung pun merasa lebih puas dan senang atas pemberiannya tersebut sehingga
pengunjung yang telah berkunjung bersedia menceritakan kelebihan distro Baby Bones
dari distro pesaing.
Page 21 of 21
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono (2004), Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi, Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong (2008), Prinsip- Prinsip Pemasaran .Edisi 12. Jilid .Jakarta:
Erlangga
Kotler (2007), Manajemen Pemasaran, Cetakan Keenam.Bogor: Ghalia Indonesia.
Moh. Nazir (2003), Metode Penelitian, cetakan Kelima ,Jakarta.Ghalia Indonesia.
Moh. Nazir (2007), Methode Penelitian, Jakarta .Ghalia Indonesia.
Shimp, Terence A., (2000), Advertising, Promotion, Supplemental Aspect of Integrated
Marketing Comunications, Edisi kelima,Orlando ; Harcourt College Publisher.
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV Alfabeta.
Rossiter, Jhon R., Larry Percy (1998), Advertising Comunication and Promotion
Management,Edisi Kedua,Singapura ; Mcgraw-Hill.
Uma, Sekaran (2006) Research Methods for Business, Jakarta, Salemba Empat.
Sumber lain:
Biro Pusat Statistik Bandung