+ All Categories
Home > Documents > repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view...

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view...

Date post: 26-Feb-2020
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
89
PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN CUMI-CUMI (Loligo Sp) BERDASARKAN PERBEDAAN KOMBINASI WARNA UMPAN BUATAN PADA ALAT TANGKAP HAND LINE DI PERAIRAN MOROWALI SULAWESI TENGAH SKRIPSI K A S M U D I N L231 06 013 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN
Transcript
Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN CUMI-CUMI (Loligo Sp) BERDASARKAN PERBEDAAN KOMBINASI WARNA UMPAN BUATAN

PADA ALAT TANGKAP HAND LINE DI PERAIRAN MOROWALI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

K A S M U D I NL231 06 013

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANANJURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Morowali adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi

Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak di Bungku, memiliki luas wilayah

14.489,62 km² dan berpenduduk sebanyak 179.649 jiwa (2009). Adapun luas

Lautannya adalah 29.962,88 km2 atau sekitar 22,776% dari luas sulawesi tengah

(68.33,00 km2 ). Panjang garis pantai Kabupaten Morowali mencapai 804,7 Km .

Diantara 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Morowali ada sebelas (11)

Kecamatan yang memiliki garis pantai (atau yang termasuk wilayah pesisir).

Sehingga hampir 80% Wilayah Morowali berpotensi untuk perikanan, khususnya

perikanan tangkap itu sendiri. Lembaga Penelitian Perikanan Laut (LPPL 2009)

Potensi dan produksi sumberdaya perikanan Morowali bertumpuh pada

perairan Teluk Tolo. Ditahun 2009 jumlah produksi perikanan tangkap di

Kabupaten Morowali mencapai 52.936,48 ton dengan nilai produksi perikanan

tangkap 278,371 juta rupiah (BPS, 2010). LPPL tahun 2007 perikanan tangkap

Kabupaten Morowali belum sepenuhnya diperhatiakan, ketersediaan

sumberdaya perikanan yang cenderung konstan. Dengan demikian, jumlah

produksi perikanan Kabupaten Morowali baru mencapai 11,34% dari potensi

yang ada dan masih tersedia sekitar 88.66% yang belum termanfaatkan.

Cumi-cumi merupakan salah satu potensi sumberdaya perikanan di

Kabupaten Morowali, sebab populasi cumi-cumi di Kabupaten Morowali

khususnya di Kepulauan Salabangka semakin hari kian terancam keberadaanya,

mengingat kini makin meningkat intensitas pencemaran limbah dan pabrik di

Kecamatan Bungku Selatan dan kerusakan lingkungan di laut akibat pemboman

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

3

dan pembiusan. Hal ini sangat pengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan,

keresahan nelayan yang menangkap sudah sangat jauh dari jarak penangkapan

yang dulunya hanya disekitar pulau, sekarang sudah jauh keluar menangkap

akibat kurangnya ikan yang mereka dapat. Selain itu pengaruh limbah tersebut

juga merusak ekosistem laut terutama cumi-cumi yang tergolong hewan yang

amat peka terhadap pencemaran. Sedikit saja terjadi perbedaan kualitas air akan

menghindar dari kawasan perairan tersebut. (LPPL 2009)

Adapun jenis-jenis alat tangkap yang umumnya di gunakan masyarakat

nelayan Morowali untuk menangakap cumi-cumi yaitu Payang, Bagan rambo,

pole and line serta alat tangkap hand line ( pancing tangan), dimana di perairan

Morowali lebih dikenal dengan sebutan pancing cumi-cumi, merupakan alat

tangkap yang digunakan untuk menangkap cumi-cumi di sekitar perairan

Morowali letaknya yaitu wilayah Bungku Tengah Kepulauan Salabangka.

Usaha Masyarakat dalam memanfaatkan potensi tersebut ditempuh

dengan mengoperasikan berbagai macam alat tangkap dengan umpan buatan

yang beragam jenis serta penggabungan warna yang tidak merata, dengan alat

pemikat Atraktor yang didesain sedemikian rupa untuk menarik perhatian cumi-

cumi untuk bertelur di atraktor tersebut. Dengan prinsip kerja yaitu dengan

mengaitkan pancing pada jig serta memasang mata kail yang berduri sehingga

cumi tangkapan tidak mudah terlepas pada udang yang telah di modofikasi

dengan warna pilihan yaitu merah biru dan hijau dengan 3 bahan pemikat yang

berbeda yaitu umpan udang palsu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian, “Perbandingan Hasil Tangkapan Cumi-Cumi (Loligo Sp)

Berdasarkan Perbedaan Kombinasi Warna Umpan Buatan Pada Alat Tangkap

Hand Line Di Perairan Morowali Sulawesi Tengah”

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

4

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

- Mengetahui respon cumi-cumi terhadap penggunaan kombinasi warna

umpan buatan yang berbeda.

- Menentukan efektifitas hasil tangkapan cumi-cumi berdasarkan

perbedaan kombinasi warna umpan.

- Mendeskripsikan Teknologi Penangkapan Hand Line cumi-cumi.

Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu Untuk menentukan warna

kombinasi umpan buatan yang paling evektif pada hasil tangkapan cumi-cumi

serta Merekomendasikan penggunanan kombinasi warna umpan Merah Silver

kepada nelayan, pada pengoprasian hand line untuk efektivitas penangkapan

cumi-cumi.

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Biologis Cumi-cumi

Secara umum, family Loligonidae merupakan kelompok Cephalopoda

yang mendiami semua dasar selat dan lautan di dunia yang agak berbentuk

lereng, kecuali laut yang berhubungan dengan kutub (Roper dkk, 1984). Jenis

cumi-cumi adalah satu jenis yang dijumpai disetiap perairan yang tidak jauh dari

pantai, hidupnya bergerombol atau soliter, baik ketika sedang berenang maupun

istirahat di dasar laut dan tertarik oleh cahaya pada malam hari (Barnes, 1974).

a. Siklus hidup dan ukuran ekonomis

Cumi-cumi termaksud pelagik, tetapi terkadang di golongkan sebagai

organismeh demersal, karena sering berada di dasar (Barnes, 1974). Cumi-cumi

melakukan distribusi vertical pada malam hari, dimana cumi-cumi bergerak

kearah permukaan untuk mencari makan, sedangkan pada siang hari berada

didasar perairan. Adapun ukuran ekonomis yang sesuai dengan kriteria ramah

lingkungan di seuaikan dengan berat bobot dan panjang tubuh. (Chikuni, 1983

dalam Bakrie, 1985).

b. Kebiasaan makan serta mekanisme penyebarannya

Makanan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan suatu

organisme Hasil penelitian Prawirodihardjo (1967), Bahwa di dalam lambung

cumi-cumi ditemukan tidak hanya ikan-ikan kecil saja, tetapi kelompok organisme

lain seperti rebon (mysdacea), protozoa dan larva kepiting. Perbedaan jenis

makanan ini tidak tergantung dari besarnya cumi-cumi. Sedangkan Rahardjo dan

Bengen (1984), mengemukakan bahwa ikan-ikan kecil dan crustacea merupakan

makanan utama cumi-cumi, Sedangkan Bacillariophyceae, protozoa dan

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

6

Chlorophyceae merupakan makan dari ikan-ikan kecil dan krustacea yang

dimangsa olehnya.

Genus Sepioteuthis mulai makan 40 jam setelah menetas dengan jenis

pakan terbaik adalah larva udang (Yamaguchi, 1991). Makanan utama cumi-cumi

adalah crustacea hidup dan dapat berupa udang atau kepiting, dan ikan-ikan

rucah (Roper dkk, 1984). Sedangkan Suwignyo (1989) mengemukakan bahwa

mangsa cumi-cumi tergantung dari masing-masing ukuran jenis cumi-cumi

sehingga dalam lambungnya terdapat berbagai jenis makanan. Adapun

keterangan organ-organ tubuh Cumi Seperti ditunjukan pada gambar `1 :

Gambar 1 : Deskripsi Organ cumi-cumi (loligo sp)

Bentuk umum dari cumi-cumi adalah tubuhnya berbentuk skoci bila

berenang dalam air, dimna bagian ventral terletak di bagian enterior (Roper dkk

1984). Kaki cumi-cumi (loligo sp) ada 10 jerat, dimana 8 jerat berfungsi sebagai

tangan dan 2 jerat berfungsi sebagai tentakel. Cumi-cumi dalam melindungi

tubuhnya dari serangan musuh atau predator dilakukan dengan merubah warnah

tubuhnya,dimana kadang-kadang berwarnah putih kebiruan, bintik-bintik merah

dan coklat, serta bila diserang akan mengeluarkan cairan atau tinta berwarnah

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

7

hitam, untuk mengaburkan serangan musuhnya (Barnes, 1874, Rahardjo dan

Bangen, 1984).

Siklus cumi-cumi sering juga ditemukan mulai dari perairan pantai yang

dangkal sampai perairan yang agak dalam yaitu perairan Atlantik, sepanjang

pantai Eropa, pantai Barat lautan Pasifik dan lautan Indonesia (Bakrie 1985).

Penyebaran cumi-cumi di Indonesia ditemukan pada semua perairan, seperti laut

Jawa, selat Makassar,laut Maluku, laut Seram, laut Flores, perairan Morowali

Sulawesi Tengah dan laut Arafuru (Hamsiah, 1990).

2.2 Respon cumi-cumi terhadap warna

Perbedaan warna mata pancing mampu memberikan pengaruh yang

berbeda pula pada hasil tangkapan, karena semakin besar panjang gelombang

dari suatu warna maka akan semakin besar cahaya yang dipantulkannya. Dari

proses timbulnya persepsi terhadap suatu warna tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa factor yang terpenting adalah kemampuan memantulkan

sinar dari warna benda yang disinari tersebut, disamping besarnya radian energi

yang dihasilkan oleh sumber cahaya. Maka dari penelitian ini akan di cari salah

satu warna yang terbaik, dari ketiga warna yang terpilih merah,hijau dan biru.

(Wibowo B. H, 1991)

2.3 Alat tangkap cumi-cumi

Umumnya Beberapa jenis alat tangkap cumi-cumi yang terdapat di

perairan Morowali yaitu Payang, bagan rambo, pole and line dan hand line

semua jenis alat penangkapan cumi-cumi tersebut meiliki kontruksi yang

berbeda-beda tetapi memiliki alat bantu pemikat yang sama yaitu energi cahaya

untuk menarik perhatian cumi-cumi untuk berkumpul, sebagai mana cumi-cumi

memiliki sifat Phototaxis yaitu tertarik pada semua jenis cahaya.

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

8

Pancing cumi-cumi hand line adalah pancing yang mempunyai bentuk

atau kontruksi yang khusus yang berlainan dengan bentuk-bentuk pancing

lainnya. Bentuk pancing cumi-cumi ini seperti cakar keliling dan bertingkat-

tingkat. Pada bagian atas pancing dan demikian juga di bagian bawahnya di beri

lubang (mata) yang gunanya untuk mengikatkan tali pancing. Pancing cumi-cumi

ini diikat secara berantai dalam satu utas tali yang di hubungkan melalui lubang

bagian atas dan bawah pancing. Pancing cumi-cumi ini biasanya digulung pada

suatu gelok atau gulungan kayu yang dimodifikasi oleh nelayan sesuai kenyaman

mereka pada saat menggulung, umumnya berbentuk elips atau lingkaran yang

digulung atau diulur secara manual.

Pancing (jigs) terdiri dari badan/batang (stem) plastik yang berwarna

dengan panjang sekitar 6 cm dan dilengkapi dengan dua lingkaran kait (rings of

hooks) yang masing-masing berjumlah 16 kait. Warna batang pancing yang dijual

dipasaran terdiri dari warna orange, biru tua, biru langit, hujau, putih, kuning dan

merah. Adapun jenis-jenis umpan udang buatan yang umum nya ada dipasaran

seperti ditunjukan pada gambar 2 :

Gambar 2. Beberapa jenis umpan udang buatan ( jig )

123

4

Keterangan : 1.Swivel/ kili-kili 2. Badan umpan buatan 3. Mata kail berkait/ berduri 4. Bulu-bulu kail

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

9

Mata Pancing (jigs) tersebut dirangkaikan dengan tali nylon monofilament.

Jarak antara mata pancing yang biasa digunakan nelayan Jepang adalah 30 cm

(Benyami, M.1976). sedangkan menurut Jameson, JP (1979) nelayan Austaralia

biasa menggunakan jarak mata pancing 100 cm. Rangkaian pancing tersebut

akan digulung oleh penggulung kayu berbentuk elips secara manual

2.4 Metode pengoprasian

Pengoprasian pancing cumi (hand line) memerlukan perahu atau kapal

yang selalu bergerak di depan gerombolan cumi sasaran, dengan menggunakan

bantuan cahaya untuk memfokuskan sasaran tepat di sekitar kapal. Sebelum

melakukan pengoprasian terlebih dahulu menentukan wilayah fishing ground

cumi-cumi, maka dilakukan pendekatan yang berdasarkan pada pengalaman

teknis nelayan cumi-cumi setempat, dimana mereka biasanya melakukan

pemancingan cumi-cumi di wilayah sekitar tempat nelayan menurunkan atraktor

pemikat cumi-cumi untuk bertelur di perairan Pulau Salabangka, yang berjarak

dari fishing base antara 1,5 km – 2 km dari pesisir pantai Pulau Salabangka.

Pertama-tama memasang lampu fokus Petromaks disudut masing-masing

kapal, untuk menarik perhatian cumi naik ke permukaan perairan setelah itu

menyiapkan alat tangkap yang telah digulung pada kayu yang berbentuk elips

dengan umpan udang buatan yang telah di ikat pada senar pancing. Setelah itu

dilakukan pelemparan umpan buatan sejauh mungkin sesuai dengan kekuatan

pemancing, setelah itu di ulur dengan sentakan-sentakan halus sedikit-demi

sedikit dengan menggulung senar pada sebuah gelok kayu yang telah

dimodifikasi sesuai dengan kenyaman masing-masing nelayan. didalam perairan

pancing tersebut bergerak keatas melewati gerombolan cumi-cumi yang berada

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

10

di sekitar pancing, cumi-cumi yang sudah terkait pancing akan terangkat keatas

dan terus di tarik keatas permukaan sampai kekapal dan Begitu seterusnya..

(Wibowo B. H, 1991).

Sampai saat ini, seluruh produksi cumi-cumi di Indonesia berasal dari

hasil tangkapan di alam. Hal ini berarti bahwa produksi yang berasal dari

pembudidayaan belum ada. Jika hanya mengandalkan usaha dari hasil

penangkapan semata, bukan tidak mungkin bahwa suatu saat akan terjadi over

fishing. Melihat kondisi demikian, maka usaha penangkapan perlu dibarengi

dengan kegiatan lainnya yang dapat mendukung peningkatan populasi cumi-

cumi tersebut. 

Di samping aspek pembudidayaan, salah satu usaha yang dapat

dilakukan untuk peningkatan populasi adalah melalui rekayasa daerah pemijahan

cumi-cumi dengan melakukan penempatan rumpon dasar (atraktor) di perairan

pantai untuk menarik cumi-cumi meletakkan telurnya pada atraktor tersebut. 

Teknik ini didasarkan pada pemanfaatan tingkah laku cumi-cumi yang "senang"

meletakkan/mengaitkan telurnya bergelantungan pada benda-benda tertentu di

dasar perairan.  Penelitian bersama tentang  pengembangan teknik dan metode

stok enhancement cumi-cumi dengan menggunakan berbagai rancangan dan

konstruksi rumpon dasar (atraktor)  diusulkan untuk dilakukan dalam 2 (dua)

tahun, melibatkan Pusat Riset Perikanan Tangkap, BRKP-DKP dan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

11

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2011 di perairan

Kabupaten Morowali. Lokasi fishing base terletak di Kepulauan Salabangka

Kecamatan Kaleroang dan lokasi fishing ground di sekitar Perairan Pantai bagian

selatan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Berjarak + 15 menit dengan

menggunakan kapal oprasi.(Gambar 3).

Gambar 3. Peta Sulawesi dan Kabupaten Morowali serta titik Fishing

ground wilayah penelitian di Perairan Kepulauan

Salabangka.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

12

B. Alat dan Bahan

No Alat & Bahan Deskripsi Keterangan

1 alat tangkap Pancing cumi (hand line)

- Penggulung berbentuk elips secara manual, berbahan kayu

- Tali pancing monofilamen no 18, panjang 30m

- Kili-kili

Masing-masing 3 buah

2 Umpan Buatan-Terbuat dari bahan viber -panjang 6 cm-jumlah hooks 12 jerat - kombinasi(merah.S, hijau S, biru S)

terdiri dari 3 unit

3 Timbangan Ketelitian (5000gr)untuk mengetahui berat (kg) hasil tangkapan

1 Buah

4 Mistar Ukur Ketelitian (250 mm)

Pengukuran panjang mantel

1 Buah

5 GPS (merek Garmin type) Pengambilan titik lokasi penelitian (fishing ground)

1 Unit

6 Kamera Digital Dokumentasi 1 Unit 7 Ember Wadah pemisah hasil

tangkapan Cumi3 Buah

8 Lampu petromaks - Bahan bakar minyak tanah

- Sumbu kaos lampu 2 buah

B. Bahan

1 Sampel Cumi-cumi (loligo Sp)

30 trip Selama penelitian

Sesuai jumlah trip

2 Buku identifikasi ikan Referensi 1 buah

3 Buku ikhtiologi Referensi 1.buah

C. Metode dan operasional penangkapan

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

13

Adapun Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi uji coba

dengan melakukan pengamatan langsung pada pengoprasian hand line yang

ada dilokasi penelitian, kemudian melakukan pengamatan langsung terhadap

jenis dan warna umpan yang digunakan, serta melakukan wawancara langsung

dengan nelayan pancing cumi-cumi yang dioperasikan diperairan Kepulauan

Salabangka. Metode yang digunakan dalam pemilihan warna yaitu sesuai

dengan kondisi dilapangan, kebanyakan nelayan Kepulauan Salabangka

menggunakan wana umpan yang lebih terang seperti warna silver merah, silver

biru dan silver hijau dengan campuran warna yang beragam pada setiap umpan

buatan.

Dalam penelitian ini perahu penangkap terdapat 3 orang pemancing cumi

yang masing-masing menggunakan 3 unit mata pancing cumi, dengan warna

umpan buatan yang berbeda-beda sesuai dengan perlakuan warna yang di

cobakan yaitu merah silver, biru silver dan Hijau silver dengan masing-msing

umpan buatan yang digunakan berukuran seragam.

Dengan beberapa Metode yang diamati pada lokasi penelitian yaitu :

1. Metode penangkapan

Metode penangkapan dengan alat tangkap pancing (hand line) adalah

dengan melempar serta menawarkan umpan udang buatan yang terpasang pada

mata pancing, dengan sentakan-sentakan halus yang dilakukan oleh nelayan

akan memberikan respon kepada cumi yang akan di tangkap. jika di makan oleh

cumi atau hewan air lainnya yang tertarik, Maka mata pancing akan juga

termakan. Selanjutnya dengan tali pancing, cumi atau hewan air tersebut akan di

angkat dari mata pancing dan begitu seterusnya. Dengan menggunakan lampu

Petromaks sifat Phototaxis yang dimiki hewan air tersebut akan menambah daya

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

14

tarik cumi yang berada didasar perairan, khususnya cumi yang menetap dan

bertelur di Atraktor akan terangsang untuk naik ke permukanan. Adapun

keterangan gambar 4 dibawah ini menunjukan keterangan dan proses

penangkapan pada saat dilapangan :

Gambar 4. Ilustrasi oprasi penangkapan selama penelitian

2. Operasi penangkapan

Pada penelitian ini, operasi penangkapan yang dilakukan membutuhkan

3 nelayan pemancing cumi yang sudah dipilih berdasarkan pengalaman serta

kemampuan skill dan teknik penagkapan yang sama. Ketiga nelayan ini yang

menentukan wilayah titik penangkapan yang baik, seperti pada gambar 4 di atas

posisi penempatan nelayan serta metode pelemparan umpan sesuai apa yang

dilakukan sewaktu di lapangan. Pemancing cumi-cumi ini dipilih berdasarkan

Dasar perairan

Permukaan perairan

15 M

Keterangan : 1. 3 Org Nelayan Pemancing 2. Pancing Hand line 3. Cahaya Lampu Petromax 4. Umpan buatan (merah,hijau,biru) 5. Rumpon (Atraktor) Pemikat Cumi. 6. Jangkar. 7. Panjang Tali pancing dari penggulung ke umpan 3,5 M

1

2

3

5

4

6

7

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

15

ketrampilan dan skill yang sama. Penelitian dilakukan sebanyak 30 trip, dengan

rata-rata oprasi 3-4 kali/minggu. Dengan total waktu yang dibutuhkan yaitu

selama 2 bulan 9 hari.

3. Daerah penangkapan

Penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini , mulai dari

pantai sampai laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu

meter (Hamabe, M et al. 1982). Pendapat ini di dukung oleh Hickman,p (1973)

bahwa cumi-cumi yang aktif banyak di temukan di laut terbuka (the open sea).

Spesies loligo spp. termasuk cumi-cumi neritic (neritic squids). yaitu hidup di

daerah parairan di atas continental shelf. Cumi-cumi neritic mempunyai ciri-ciri

yaitu melakukan pergerakan di urnal. Selain itu cumi-cumi juga melakukan

migrasi musiman untuk mencari makanan dan bertelur.

Adapun wilayah fishing ground yang telah ditentukan yaitu diwilayah

dimana nelayan Pulau Salabangka menurunkan atraktor cumi-cumi, yaitu

sebagai bahan pemikat cumi-cumi untuk bertelur, dengan kedalaman perairan

antara 15 sampai dengan 30 meter dengan jarak tempuh dari fishing base ke

wilayah fishing ground yaitu 10 menit saja. Umumnya masyarakat nelayan Pulau

Salabangka hampir setiap tahunya menurunkan atraktor baru antara 3 sampai 5

buah atraktor sebagai pengganti kerusakan atraktor didasar perairan, sehingga

cumi yang telah menetap tidak lari atau berpindah dari titik DPL yang telah di

tentukan oleh nelayan setempat yaitu disekitar terumbu karang tepatnya

diwilayah berpasir antara perbatasan terumbu karang dan pasir (sand), Kegiatan

ini merupakan Program Desa tahunan yang disebut PTDN atau program tahunan

desa nelayan Pulau Salabangka.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

16

Parameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh

pada faktor pertumbuhan dan perkembang biakan cumi-cumi diwilayah perairan

Morowali, sebab dengan Parameter yang dilakukan yaitu mengukur keadaan

suhu perairan, mengukur salinitas air laut, serta mengukur kecepatan arus dapat

mengetahui tingkat penyebaran cumi-cumi serta waktu percepatan bertelur dan

laju pertumbuhan cumi-cumi, karna semua itu termaksud salah satu faktor

pendukung, dengan data oseanografi yang akan diambil dari data sekunder

khususnya wilayah Kabupaten Morowali.

4. Pengumpulan Data

Adapun pengambilan data Berdasarkan dengan perlakuan jumlah trip

dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 30 trip selama kurang lebih 2 bulan di

wilayah perairan Kepulauan Salabangka. Jumlah Hasil tangkapan yang

terkumpul di hitung berdasarkan Jumlah (ekor), Berat (kg) dan Panjang Mantel

(cm) hasil tangkapan, berdasarkan masing-masing trip.

5. Analisis data

Untuk mengetahui perbandingan jumlah, berat dan panjang mantel cumi-

cumi hasil tangkapan pada masing-masing umpan buatan yang di cobakan,

maka digunakan statistik atau uji t-student. Sebelum dilakukan uji t-student,

terlebih dahulu di lakukan uji normalitas ragam data yang diperoleh dengan

menggunakan uji kenormalan Liliefors (Sudjana, 1989).

Dimana X1¸X2..........Xn Di jadikan bilangan baku Z1, Z2........Zn dengan rumus

Z1 = X1 – X2 S

( X merupakan rata-rata simpangan baku sampel dan S Standar deviasi )

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

17

Formulasi uji t-student yang digunakan untuk menganalisis perbedaan

jumlah, berat dan panjang mantel cumi-cumi pada masing-masing warna umpan

Buatan,adalah sebagai berikut :

t hitung =

Sgab

Dimana :

X1, X2 = Nilai rata-rata hasil tangkapan warna umpan buatan ke-1 dan ke-2

N1, N2 = Banyak nya trip pada warna umpan buatan ke-1 dan ke-2

S12, S2

2 = Ragam data pada warna umpan buatan ke-1 dan ke-2

Gambar cumi-cumi beserta keterangan gambar :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 n1

X1 – X2 Sgab = (n1- 1)S1

2+ (n2-1) S12

(n1 + n2) - 2+ 1

n2

Panjang Mantel

Panjang Total

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

18

A. Deskripsi Alat tangkap Pancing Cumi

Alat tangkap pancing tangan (Hand line) yang digunakan selama

penelitian di Perairan Kabupaten Morowali Kepulauan Salabangka terbagi atas

beberapa bagian yaitu penggulung tali pancing, tali pancing, mata pancing dan

kili-kili (swivel) yang biasa disebut oleh nelayan Salabangka anting-anting. Pada

pancing tangan (Hand line) mata pancing yang digunakan yaitu berbentuk kait

berduri yang bersusun dua, yang di modifikasi khusus untuk umpan udang

buatan penangkap cumi-cumi dan terdiri dari beberapa warna umpan yaitu

merah silver, biru silver dan hijau silver.

Pancing tangan (Hand line) ini disebut kokabi oleh nelayan setempat.

Jenis pancing ini dilengkapi dengan beragam warna yang ada di pasaran dengan

bahan dasar yang terbuat dari kayu dan fiber glas, khusus untuk menangkap

cumi-cumi. Nelayan Pulau Salabangka umum nya kebanyakan menggunakan

umpan yang berwarna biru, yang katanya warna biru lebih banyak membawa

keberuntungan dengan banyaknya hasil tangkapan cumi-cumi yang mereka

peroleh. Umpan buatan ini biasa disebut oleh nelayan setempat Ura-ura dalam

arti udang-udang yaitu alat bantu penangkapan yang diberi warna cerah untuk

menarik perhatian cumi-cumi pada saat di oprasikan.

Didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh (Soselisa, 1986).

Menyatakan bahwa umpan udang buatan terdiri dari bahan fiber glas yang

diwarnai dengan warna yang cerah atau menyala untuk menari perhatian cumi

naik ke permukaan. Umpan udang buatan dilengkapi dengan mata kail berkait

terbalik yang di atur sedemikian rupa dengan bentuk melingar dan bersusun dua.

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

19

Adapun Gambar dan keterangan deskriftif alat tangkap yang digunakan

selama penelitian yaitu :

Gambar 5. Deskripsi alat tangkap pancing cumi (Hand line) yang digunakan oleh

nelayan di perairan Kepulauan Salabangka adalah terdiri dari :

1. Penggulung Tali Pancing

Penggulung tali pancing yang digunakan selama penelitian di perairan

Kepulauan Salabangka berbentuk elips bundar, yang terbuat dari bahan kayu

yang berukuran 15 cm dengan lebar lingkaran 8 cm. Pada penggulung tali inilah

tali pancing dililitkan untuk memudahkan pengoperasian dari alat tangkap

pancing tangan (Hand line). Ukuran penggulung tali pancing cumi tergantung

nomor dan panjang tali pancing.

2. Tali Pancing

Pada penelitian ini tali pancing yang dipilih yaitu tali pancing cumi yang

terbuat dari bahan Monofilament, yang biasa mereka sebut tasi atau tali utama

dengan panjang total tali yaitu masing-masing 30 m serta ukuran tasi yang

digunakan yaitu nomor 18, disesuaikan dengan umpan udang buatan yang

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

20

digunakan adalah berukuran sedang. Untuk menjaga keseimbangan dan olah

gerak umpan udang pada saat dioprasikan..

3. Umpan buatan

Umumnya umpan udang buatan yang beredar di pasaran yaitu berukuran

beragam antara ukuran besar dengan diameter 9 cm, sedang 6 cm dan kecil

berukuran 4 cm. Dengan bahan dasar yang terbuat dari kayu dan fiber glas.

Nelayan pulau salabangka khususnya pemancing cumi kebanyakan

menggunakan umpan udang buatan yang terbuat dari bahan fiber glas yang

berukuran sedang, disamping harganya murah juga nelayan mengatakan lebih

efektif dan keseimbangan nya lebih baik ketimbang yang terbuat dari bahan kayu

pada saat dioprasikan. Disamping itu nelayan setempat mengatakan target

tangkapan yang ada disekitar fishing ground yaitu kebanyakan jenis cumi-cumi

(loligo sp) yang berukuran sedang pula sehingga mereka lebih ke umpan yang

sedang.

Jenis umpan udang buatan yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri

dari bahan fiber glas dengan ukuran panjang yaitu 6 cm dengan berat umpan

udang yaitu 30 g, Yang dilengkapi dengan bulu kail dibagian sirip,serta kili-kili

(swivel) yang diset khusus di mulut umpan sebagai penghubung antara tali

utama dan badan umpan, Dengan beragam warna campuran pada umpan

buatan yang saya pilih dari warna pasaran yaitu merah-silver, biru-silver dan

hijau-silver. Ketiga warna tersebut yang lebih dominan paling besar pada

campuran warna dari ketiga umpan masing-masing merah, biru dan hijau, serta

diberi kail yang berkait dan berduri dibagian ekor umpan dengan jumlah 16

hooks sebagai tempat terkait nya cumi agar tidak mudah terlepas. Seperti pada

gambar 5 dibawah ini :

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

21

Gambar 6. Umpan udang buatan yang digunakan selama penelitian

Dengan gambar desain Umpan udang buatan yang digunakan pada alat tangkap pancing cumi (hand line) di Perairan Kepulauan salabangka.

Gambar 7. Desain Umpan Yang Di gunakan Selama Penelitian

Umpan yang digunakan Selama Penelitian yaitu Merupakan jenis Umpan

Buatan Yang beredar d pasaran, dengan beragam ukuran dan warna kombinasi.

Adapun jenis bahan umpan yang digunakan selama penelitian yaitu terbuat dari

bahan fiber glas, dengan berat umpan yang digunakan yaitu 30 gr, serta panjang

keseluruhan badan umpan yang sama yaitu 6 cm. Umumnya masyarakat

nelayan pulau salabangka menggunakan umpan berwarna Silver Biru. Olehnya

Merah Silver

Hijau Silver

Biru Silver

6 cm1,5cm

16 hooks

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

22

itu pada penelitian kali ini Silver Biru menjadi kontrol untuk penelitian kali ini,

dengan warna cobaan yaitu Silver Biru, Silver Hijau dan Silver Merah.

4. Kili-kili (Swivel)

Swivel adalah bagian dari satu unit pancing tangan yang berfungsi agar

tali pancing tidak saling mengikat dengan badan umpan. Kili-kili yang diset

khusus pada mulut umpan ini berfungsi juga untuk menjaga keseimbangan

badan umpan pada saat di tarik berlahan-lahan secara manual. Disamping itu

memberikan olah gerak yang baik pada saat berada di perairan, sehingga cumi

target melihat persis pergerakan yang menarik seperti udang sungguhan pada

saat di tarik-tarik. Adapun swivel yang diguakan berukuran panjang yaitu 1,5 cm.

seperti gambar 6. Dibawah ini :

Gambar 8. Gambar dan desain Kili-kili (Swivel) yang digunakan pada alat tangkap pancing (hand line)

B. Alat Bantu Pengoprasian

Beberapa jenis alat bantu yang digunakan selama penelitian yaitu seperti

Perahu, lampu petromaks, Tenaga kerja dan alat penentu titik fishing ground

atau GPS.

1,5 cm

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

23

1. Perahu penangkapan

Umumnya nama kapal yang digunakan khususnya diwilayah perairan

Morowali yaitu nama lokal Kating-ting. Nelayan Morowali menggunakan kapal

Kanting-ting ini selain sebagai kapal penangkapan cumi-cumi juga sebagai alat

Transportasi untuk menyebrang dari Pulau satu ke Pulau yang lain.

erahu yang digunakan dalam penangkapan cumi-cumi adalah perahu

dengan ukuran kecil dengan kapasitas 3 – 4 orang, dengan tenaga penggerak

yaitu mesin tempel dengan kekuatan 40 Pk dan dilengkapi dengan sepasang

dayung. Adapun ukuran dari perahu yang digunakan selama pengoprasian yaitu

panjang total 4,5 m, dengan lebar yaitu 125 cm dan tinggi 85 cm. Adapun

gambar perahu yang digunakan selama pengoprasian dapat dilihat seperti

dibawah ini :

Gambar 9. Perahu Penangkap yang digunakan selama Penelitian

Adapun ilustrasi Ukuran Perahu penangkap yang digunakan selama penelitian dapat di lihat dibawah ini :

Ganbar 10. ilustrasi Perahu Penangkap yang digunakan Selama Penelitian

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

24

2. Lampu petromaks

Pada penelitian ini pengoprasian penangkapan cumi-cumi di perairan

Kepulauan Salabangka dilakukan pada malam hari,yaitu dengan menggunakan 2

buah lampu petromaks dengan daya tahan bahan bakar selama 5 jam, dengan

sumbu kos lampu penerang nya khusus dibeli dipasaran satu set dengan kaca

lensa penerang atau kaca pelindung angin, kekuatan kaca yang digunakan

hanya bertahan selama 2 bulan, tergantung pemakaian setiap malam nya.

Lampu petromaks selain untuk penggunaan penerang didalam rumah,

masyarakat pulau juga menggunakan lampu sebagai tehknologi penerang ketika

berada di tengah laut. Disamping itu lampu petromaks juga membantu untuk

menarik perhatian cumi-cumi yang berada didasar perairan. Dengan

menggunakan lampu petromaks nelayan dengan mudah memfokuskan cumi

ketitik cahaya disekitar perahu penagkap. Adapun gambar lampu petromaks

yang digunakan oleh nelayan pada saat melakukan penangkapan di malam hari,

dapat dilihat seperti gambar 9 dibawah ini :

Gambar 11. Lampu Petromaks yang digunakan selama penelitian

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

25

3. Tenaga kerja

Pada penelitian ini digunakan 3 orang nelayan pemancing, yang masing-

masing nelayan menggunakan pancing yang berukuran seragam dengan

kemampuan skill dan teknik yang sama, perbedaan dari ketiga nelayan ini yang

membedakan hanya pada warna umpan saja, yang masing-masing nelayan

menggunakan satu jenis umpan buatan yang telah ditentukan, yaitu warna

Merah, Biru dan Hijau. Dimana Nelayan satu yaitu menggunakan jigs Merah,

Nelayan dua menggunakan jigs Biru dan Nelayan tiga menggunakan jigs Hijau.

Begitulah seterusnya hingga akhir penelitian.

4. GPS

Penentuan wilayah fishing ground pada penelitian ini dengan

menggunakan GPS dengan merek Garmin dengan type. yang diambil dari titik

fishing base hingga ke titik fishing ground dimana nelayan menurunkan atraktor

cumi yang berada didasar perairan, pada penelitian kali ini penentuan daerah

penangkapan atau daerah fishing ground diambil 2 titik penangkapan, yang

mana nelayan sering melakukan oprasi penangkapan setiap malamnya. Adapun

gambar GPS yang digunakan pada pengambilan titik fishing ground di

Kepulauan Salabangka dapat dilihat seperti gambar 12 dibawah ini :

Gambar 12. GPS Penentu Titik Lokasi fishing ground Penelitian

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

26

C. Metode pengoprasian dan waktu penangkapan.

Pengoprasian alat tangkap pancing cumi dengan menggunakan umpan

buatan, dilakukan pada malam hari sekitar pukul 20.30 – 23.00 wita. Sebelum

dilakukan pengoprasian alat tangkap, terlebih dahulu disiapkan peralatan dan

dilakukan penentuan titik dengan menggunakan GPS.

1. Persiapan

Dari fishing base semua kebutuhan darat sudah di persiapkan, bekal

maupun bahan bakar serta alat-alat pancing. Perahu kemudian di dayung

terlebih dahulu ketempat yang agak dalam lalu dinyalakan mesinnya agar tidak

kandas dan kemudian bergerak menuju fishing ground. Setibanya diwilayah titik

pengoprasian nelayan melempar jangkar keperairan, guna untuk menghindari

pergerakan kapal agar tidak berpindah tempat.

2. Setting dan Hauling

Setelah mesin di matikan dan jangkar diturunkan lalu dipersiapkan

untuk menyalakan lampu petromaks, dengan dua buah lampu yang diset

masing-masing di setiap sudut tengah bagian kanan dan kiri kapal. Setelah itu

pancing kemudian dipersiapkan untuk diturunkan, masing-masing nelayan satu,

dua dan tiga mempersiapakan umpanya dengan warna yang telah ditentukan

yaitu Nelayan 1 menggunakan jigs Silver Merah, Nelayan 2 menggunakan jigs

Silver Biru dan Nelayan 3 menggunakan jigs Silver Hijau.

Setelah pancing dilemparkan secara bersamaan kemudian nelayan mulai

menarik (hauling) dan menggulung berlahan-lahan dengan sentakan sentakan

halus sampai mendekati kapal kemudian diangkat dan dilempar kembali seperti

biasa, sampai nelayan merasakan cumi yang melekat pada jigs umpan kemudian

ditarik dan diangkat keatas kapal. Kemudian hasil tangkapan masing-masing

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

27

nelayan dipisahkan dalam tiga wadah ember yang sudah disediakan untuk

nelayan Satu, Dua dan Tiga. Hingga sampai waktu yang telah ditentukan dan

begitu seterusnya.

D. Jumlah Hasil Tangkapan

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih 2

bulan, maka diperoleh rataan Jumlah, Berat dan Panjang Mantel cumi-cumi hasil

tangkapan di perairan Kepulauan Salabangka dengan menggunakan umpan

buatan yang berbeda warna, antara Jigs Silver Merah, Jigs Silver Biru dan Jigs

Silver Hijau. Dengan perlakuan yang diperoleh sampai dengan 30 kali trip antara

Pukul 20.30 – 23.30 wita seperti ditampilkan pada tabel 2, 3 dan 4 dibawah ini,

Adapun Hasil tangkapan cumi yang diperoleh dan di ukur berdasarkan jumlah,

berat dan panjang mantel hasil tangkapan seperti dilihat pada Gambar hasil

tangkapan dibawah ini :

Gambar 13 : Jumlah hasil tangkapan, berat dan panjang mantel

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

28

Tabel 2. Matriks Statistik Uji t-Student Perbandingan Jumlah, Berat dan Panjang Mantel Hasil tangkapan cumi-cumi Terhadap Kombinasi warna Umpan Buatan

Warna Umpan t-hitung Silver Biru Siver Merah Silver Hijau T-tabel

(ᾰ 0,05 ) Jmlh tangkapan 5,4233* 0,0296 0,0296

S.B Berat 0,0296 0,4588 0,4588 Panjang mantel -0,4607≠ -0,6017 -0.6017 Jmlh tangkapan 5,4233* 4,6005* 5,4233

S.M Berat 0,0296 4,1824 0,0296 Panjang mantel -0,4607≠ -1,1062≠ -0.4607 Jmlh tangkapan 0,0296 4,6005* 4,6005

S.H Berat 0,4588 4,1824 4,1824 Panjang mantel -0,6017 -1,1062≠ -1,1062

Keterangan :- BS = Biru Silver > Merah Silver = Berbeda nyata- MS = Merah Silver < Hijau Silver = Berbeda nyata- HS = Hijau Silver < Biru Silver = tidak berbeda nyata

● ( T tabel = (0,05) = 2,048 )

Penjelasan Matriks : Tabel diatas menunjukan perhitungan hasil statistik

uji t- sdtudent berdasarkan perbandingan jumlah hasil tangkapan, berat hasil

tangkapan dan panjang mantel. Dimana terlihat terlihat bahwa merah silver

menunjukan jumlah hasil tangkapan yang lebih baik ketimbang dua warna yang

lain. Sedangkan warna hijau silver menunjukan berat hasil tangkapan yang lebih

baik. Dengan panjang mantel yang nilainya (≠) signifikan tidak merata. Dalam

artian bahwa merah silver memberikan jumlah tangkapan yang lebih banyak,

sedangkan pada hijau silver memberikan berat hasil tangkapan yang lebih

besar.

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

29

Tabel 3. Perbandingan Jumlah, Berat dan Panjang Mantel Hasil Tangkapan.

trip

Nelayan 1 Nelayan 2 Nelayan 3jigs merah jigs Biru jigs Hijau

Jumlah berat (Kg)

panjang (cm) Jumlah Berat

(Kg)panjang

(cm) Jumlah Berat (Kg)

Panjang (cm)

1 15 1.4 10.5 9 0.8 12.5 12 1.3 15.52 18 1.9 12.5 13 1.5 14.5 16 1.7 153 29 3.8 16.5 17 1.5 10.5 22 2.5 15.54 24 2.5 15 12 1 15.2 8 0.6 13.55 26 2.5 13.5 21 2.3 15.5 18 1.9 12.56 17 1.5 10.5 10 0.9 10.5 13 1.8 157 19 1.8 14 12 1.2 15.5 16 1.9 148 16 1.7 15 11 1 15.5 9 0.8 12.59 22 2.4 15.5 19 1.7 10.5 19 1.8 12.5

10 14 1.5 12 12 0.9 15 10 0.9 1111 19 1.7 10.5 19 1.5 10 11 1 15.512 9 0.8 12.5 13 1.8 15.5 16 1.8 14.513 18 1.9 12 20 2.2 15 22 2.4 14.514 11 1 15.5 14 1.7 15.5 11 0.9 10.515 28 3.5 16.5 22 2.5 15.5 18 2 13.516 25 2.6 15 16 1.8 13.5 21 2.2 1517 14 1.5 12.5 11 1.4 15 14 1.9 15.518 24 2.5 15 19 1.8 12 21 2.5 1519 9 0.8 12.5 7 0.5 12.5 7 0.5 1320 11 1.2 15.5 6 0.5 13.5 9 0.8 13.521 15 1.4 10.5 8 0.9 13.5 6 0.5 13.522 12 1 14.5 9 1 15 13 1.2 1523 9 0.8 12.5 7 0.5 12.5 9 1 14.524 16 1.9 14.5 11 1.2 15 14 1.7 15.525 21 2.4 15 17 1.5 10.5 11 1 13.526 19 1.9 12.5 10 1.4 15 12 1 12.527 8 0.7 11.5 5 0.3 13.5 5 0.3 13.528 13 1.5 14.5 6 0.5 13.5 12 1.2 14.529 15 1.5 13.5 9 0.8 13 14 1.2 12.530 19 2 14 16 1.7 15 16 1.9 14.5

jumlh 507 53,6 416,5 376 38,3 409,7 397 42,2 411,5Rataan 17 1,7 14,5 12 1,2 13,5 13 1,4 14STDV 5,6607 0,7528 1,6954 4,7395 0,5716 1,8256 4,8285 0,6307 1,3437Kisara

n 8-29 0,7-3,8 10-16 5-22 0,8-2,5 10-15 5-22 0,3-2,5 10-15

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

30

Secara deskriptif Rataan jumlah cumi-cumi hasil tangkapan pada setiap

warna umpan buatan menunjukan jumlah tangkapan cumi-cumi tertinggi

didapatkan dengan penggunaan umpan buatan warna Merah (17 ekor/trip),

disusul warna Hijau (13 ekor/trip) dan terendah diperoleh warna biru

(12 ekor/trip). Hasil uji statistik terhadap jumlah tangkapan cumi-cumi dapat

dilihat pada ( Lampiran 13, 14, dan 15) Menunjukan bahwa penggunaan umpan

buatan warna Merah berbeda nyata dibanding umpan buatan warna Biru dan

tidak berbeda nyata terhadap umpan buatan warna Hijau. Sedangkan umpan

buatan warna Biru dan hijau keduanya tidak memperlihatkan adanya perbedaan

yang nyata. Hal ini menunjukan bahwa umpan buatan warna Merah berpengaruh

terhadap peningkatan jumlah tangkapan cumi-cumi. Seperti dapat di lihat pada

Grafik 1. hubungan antara warna umpan dan jumlah hasil tangkapan di bawah

ini :

merah Silver Biru Silver Hijau Silver0

100

200

300

400

500

600

507

376 397

Series1

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

,

Warna umpan

Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )Ju m la h h as il ta n g k a p a n (e k or )

a

b b

Gambar 14. Hubungan antara warna umpan dengan hasil tangkapan (ekor) Selama Penelitian.

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

31

Grafik diatas menunjukan hubungan antara warna umpan dengan jumlah

hasil tangkapan, dengan jumlah yang tertinggi di peroleh warna Merah yaitu 507

ekor dengan rataan 17 ekor/trip dan Standar deviasi untuk nilai ( a, b dan b )

dalam artian b <> b untuk keterangan tidak berbeda nyata. yang di peroleh yaitu

5,6607. Kemudian disusul warna Hijau yaitu 397 ekor, dengan rataan jumlah

yaitu 13 ekor/trip dan Standar deviasi di peroleh yaitu 4,8285. Dan yang terakhir

yaitu warna Biru dengan jumlah total 376 ekor dengan rataan 12 ekor/trip dan

standar deviasi yang di peroleh yaitu 3,7395.

0

5

10

15

20

25

30

35

Merah SilverBiru SilverHijau Silver

J u m l a h h a s il t a n g k a p a n ( e k o r )

Jumlah Trip ke-i

Gambar 15. Hubungan antara jumlah hasil tangkapan dengan trip penangkapan Selama Penelitian.

Grafik diatas menunjukan Jumlah keseluruhan total hasil tangkapan pada

30 trip, Dengan rataan yang diperoleh yaitu, dengan masing-masing jumlah

diperoleh nilai tertinggi untuk warna merah denganl total hasil tangkapan 8 – 29

ekor pada trip 1 – 30. Setelah itu disusul oleh warna Hijau dengan Jumlah

tangkapan antara 5 - 22 ekor pada trip 1-30, dengan total tangkapan keseluruhan

yaitu 397 ekor/30 trip, setelah itu di posisi Terakhir yaitu disusul oleh warna Biru

dengan rataan Panjang Mantel yaitu 5 - 22 ekor pada trip 1 - 30. Dengan jumlah

total hasil tangkapan yaitu 376 ekor/30 trip.

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

32

Berat hasil tangkapan pancing cumi dengan umpan buatan warna Merah

mampu menangkap cumi-cumi dengan rataan Berat (1,7 Kg/ekor/trip), disusul

umpan buatan warna Hijau dengan rataan Berat (1,4 Kg/ekor/trip) dan yang

terendah diperoleh umpan buatan warna Biru dengan rataan (1,2 Kg/ekor/trip)

dapat dilihat pada (Tabel 3). Secara statistik (Lampiran 17, 18 dan 19), rataan

Berat hasil tangkapan umpan buatan warna Merah dan hijau memberikan

perbedaan yang nyata dibanding umpan warna Biru. Hal ini menjukan bahwa

penggunaan umpan buatan warna Merah dan Hijau berpengaruh terhadap

peningkatan Berat cumi-cumi hasil tangkapan. Seperti dapat di lihat pada Grafik

hubungan antara warna umpan dan Berat hasil tangkapan di bawah ini :

merah biru hijau0

10

20

30

40

50

60

53.6

38.3 42.2Series1

J u m la h h a si l ta n g k a p a n ( k g )

Warna umpan

b

J u m la h h a si l ta n g k a p a n ( k g )

Warna umpan

a

b

Gambar 16. Hubungan antara warna umpan dengan berat (kg) hasil tangkapan Selama Penelitian.

Grafik diatas ini menunjukan Perbandingan antara warna umpan yang

digunakan, dengan jumlah Berat (Kg) hasil tangkapan yang dilakukan yaitu 30

trip/2 bln. Dimana berat hasil tangkapan yang di peroleh yaitu warna Merah

dengan berat total yaitu 53,6 Kg, Kemudian disusul oleh warna Hijau dengan

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

33

berat hasil tangkapan yaitu 42,2 Kg, Kemudian yang terendah disusul oleh warna

biru yaitu berat 38,3 Kg. Dengan nilai ( a, b dan b ) yaitu standar deviasi untuk

berat hasil tangkapan, dalam artian b <> b untuk keterangan tidak berbeda

nyata.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

● Merah● Biru● Hijau

Jumlah Trip ke-i

Jum

lah

Bera

t ta

ngka

pan

(kg)

Gambar 17. Hubungan antara jumlah hasil tangkapan (kg) dengan trip penangkapan Selama Penelitian.

Grafik diatas menunjukan Berat (Kg) hasil tangkapan pada 30 trip,

Dengan rataan yang diperoleh yaitu Berat hasil tangkapan (Kg), dengan masing-

masing hasil tangkapan diperoleh nilai tertinggi yaitu untuk warna merah dengan

berat total hasil tangkapan 1,7 - 3,8 Kg pada trip 10 – 30. Setelah itu disusul oleh

warna Hijau dengan berat 1,4 – 2,5 Kg pada trip 10-30, setelah itu di posisi

Terakhir yaitu disusul oleh warna Biru dengan rataan Berat yaitu 1,2 – 2,5 Kg

pada trip 5 -30. Grafik membuktikan bahwa warna Merah sangat mempengaruhi

total Berat hasil tangkapan yang paling baik.

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

34

Rataan panjang Mentel cumi-cumi hasil tangkapan dengan

memanfaatkan pancing cumi dengan umpan buatan warna Merah diperoleh hasil

tertinggi yaitu (14,5 Cm/ekor/trip), disusul umpan warna Hijau dengan rataan

panjang Mantel (14 Cm/ekor/trip) dan yang terendah diperoleh umpan buatan

warna Biru dengan rataaan panjang Mantel (13,5 Cm/ekor/trip). Dapat dilihat

pada (Tabel 4), Berdasarkan analisis t-Student (Lampiran 21, 22 dan 23),

penggunaan umpan buatan warna Merah dan Hijau memberikan perbedaan

yang nyata dibandingkan umpan buatan warna Biru. Dengan nilai ( a, b dan b )

yaitu standar deviasi panjang mantel hasil tangkapan, dalam artian b <> b untuk

keterangan tidak berbeda nyata. untuk Hal ini menujukan bahwa penggunaan

umpan buatan warna Merah dan Hijau berpengaruh nyata terhadap panjang

mantel cumi-cumi hasil tangkapan.

Seperti dapat di lihat pada Gambar Grafik hubungan antara warna umpan dan

Panjang Mantel (cm) hasil tangkapan di bawah ini: :

merah biru hijau406

408

410

412

414

416

418

14,5

13,514

Series1

P a nj a n g M a nt el

c u m i ( C m )

Warna umpan

a

b

Warna umpan

Warna umpan

b

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

35

Gambar 18. Hubungan antara warna umpan dengan rataan Panjang mantel (cm) hasil tangkapanSelama Penelitian.

Gambar 19. Hubungan antara rataan Panjang Mantel (Cm) dengan trip penangkapan Selama Penelitian.

Grafik diatas menunjukan Panjang Mantel (Cm) hasil tangkapan pada 30

trip, Dengan rataan yang diperoleh yaitu Panjang Mantel hasil tangkapan (Cm),

dengan masing-masing Ukuran Terpanjang diperoleh nilai tertinggi yaitu untuk

warna merah dengan Panjang Mantel total hasil tangkapan 10,5 - 16,5 Cm pada

trip 1 – 30. Setelah itu disusul oleh warna Hijau dengan Panjang Mantel 10,5 –

15,5 Cm pada trip 1-30, setelah itu di posisi Terakhir yaitu disusul oleh warna

Biru dengan rataan Panjang Mantel yaitu 10,0 - 15,5 Kg pada trip 1 - 30. Grafik

membuktikan bahwa warna Merah sangat mempengaruhi total panjang mantel

yang paling baik.

Adanya perbedaan Jumlah, Berat dan panjang Mantel hasil tangkapan

pancing cumi dengan warna umpan Buatan Merah dan Hijau yang lebih baik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293002468

1012141618

P a nj a n g M a nt el

C u m i ( C m )

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

36

dibandingkan dengan umpan buatan berwarna Biru, diduga erat pengaruh

kaitannya dengan pengaruh warna umpan buatan dan Pemangsaan cumi-cumi

pada daerah terang dan gelap. Penggunaan warna umpan buatan yang lebih

terang (Merah) cenderung lebih disukai dan mudah dideteksi atau dilihat dalam

air oleh cumi-cumi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada saat umpan Udang

Buatan berada pada daerah bayang-bayang perahu atau daerah terang akibat

sinar cahaya lampu petromaks, maka umpan Udang buatan akan mengeluarkan

Kilau atau Kerlip Cahaya dalam air, sehingga sifat phototaxis cumi-cumi akan

menarik perhatian yang berada pada daerah bayang-bayang perahu akan

segera memangsa dan menangkap umpan udang buatan tesebut. Dengan

adanya pemangsaan cumi-cumi tersebut, pemancing dapat segera melakukan

penyentakan agar cumi-cumi dapat terkait dan ikut keatas.

Sebaliknya pada penggunaan umpan buatan berwana Biru silver, jumlah

cumi-cumi hasil tangkapan cenderung lebih rendah dibandingkan kedua warna

umpan Udang buatan lainya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada saat umpan

buatan warna Biru silver berada dalam air pada daerah terang, akan kurang

memantulkan cahaya atau kilau cahaya yang dapat dilihat atau dideteksi oleh

cumi-cumi, sehingga upaya pemangsaan oleh cumi-cumi cenderung lebih sedikit

dibandingkan kedua warna umpan buatan lainya, Gunarso (1985).

Dengan demikian terlihat pula bahwa umpan berwarna biru silver dan

hijau silver mempunyai hasil tangkapan yang lebih rendah di bandingkan umpan

berwarna merah silver, ini disebabkan karena umpan berwarna biru silver dan

hijau silver mempunyai daya tarik lebih rendah dibandingkan umpan yang

berwarna merah silver. Menurut Mahsun dan Soeyoeti (1976), Sesudah warna

merah, warna hijau pun menghasilkan jumlah tangkapan yang baik. Hasil

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

37

tangkapan dengan mempergunakan sinar merah adalah efektif dan kemudian

disusul oleh hasil tangkapan sinar hijau dan Biru (Hamzah, 1990).

Hasil penelitian lainnya yang di jadikan bahan perbandingan adalah

penelitian yang dilakukan Kuwanto (1959) dalam Gunarso (1985) mengatakan

bahwa warna cahaya yang paling efektif adalah cahaya biru dan kuning.

Sedangkan hasil penelitian Indra (2005) justru menunjukkan warna putih, merah

dan kuninglah yang paling efektif.

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Penggunaan umpan Buatan warna Merah Silver memberikan Jumlah

hasil tangkapan yang nyata lebih baik dengan jumlah total 507 (ekor), terbukti

bahwa warna silver merah lebih mengeluarkan energi cahaya yang lebih terang

ketika berada di perairan, dengan bantuan dari cahaya lampu petromaks.

dibandingkan dengan umpan yang berwarna Biru Silver dengan jumlah total 376

(ekor) dan Hijau Silver dengan julah hasil tangkapan yaitu 397 (ekor) tidak

memberikan evek yang baik seperti merah silver.

B. Saran

Peneliti menyarankan agar perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

membandingkan antara umpan buatan yang digunakan dengan Atraktor pemikat

cumi-cumi, untuk melihat pengaruh respon cumi-cumi pada kedua alat tersebut.

Sebaiknya nelayan cumi-cumi menggunakan umpan buatan yang ada

dipasaran dengan warna kombinasi Merah Silver saja.

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

39

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, 1982. Teknik penangkapan ikan. Yayasan sri. BogorBakrie, Z., 1985. Analisis usaha penangkapan cumi-cumi dengan pancing.

Skripsi. Jurusan perikanan fakulatas perikanan kelautan UNTAD Palu. Sulawesi tengah

Barnes, R.D., 1974 Invertebrata Zoology. W.B. Saunders Company. Philadeklphia, London, Toronto

Hamsiah, 1990. Beberapa aspek biologi cumi-cumi sepioteuthis lessosiana leson di peraiaran pulau panaikang Kabupaten Dati II Barru, Sulawesi Selatan Skripsi. Jurusan perikanan Fakultas peternakan, UNHAS. Ujung Pandang, 31 hal.

Halver, J. E., 1972. Fish Nutrition. Academic Press. New YorkLPPL, 2007. lembaga penelitian perikanan laut.www potensi sumberdaya

kabupaten morowaliMarsuki, S dab T. Sujasman, 1986. Tinjauan sebaran cumi-cumi Loligo sp diselat

alas dengan metode Acautic. Jurnal penelitian laut. Bali ( 42 ) : 74 - 78 hal.

Nomura, M., and T. Yamazaki., 1977. Fishing Techniques. Compilation of Transcrip of Lecture Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan Internation Corporation Agency. Tokyo

Prawirodihardjo, S., 1967. Jenis-jenis Makanan Cumi-cumi. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 13 hal.

Rahardjo, S. Dan D.G. Bengen, 1984. Studi Beberapa Aspek Biologi Cumi-cumi Loligo sp. Di perairan Gugus kepulauan Seribu. Fakultas Perikanan IPB. Bogor, 34 hal.

Roper, C.F.E., M.J. Sweeney dan C.E. Nauen, 1984. Chephalopoda of the Word. Annotated and llustrated Catalogue of Spesies of Interest of Fisheries. FAO Spesies Catalogue (125) Vol. 33: 277p

Ridwan,M.B.A 1997. Dasar-dasar Statistika. Bandung AlfabetaSudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik penangkapan ikan. Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta.Sima, U., 1996. Pengaruh substrat terhadap daya tetas cumi-cumi sepioteutis

lessosiana. Skripsi. Budidaya perairan, Fakultas Perikanan Universitas Muslim Indonesia. Ujung pandang.

Soselisa, J., 1986. Produksi dan musim penangkapan cumi-cumi di Lombok, NTB. Jurnal penelitian laut, (34) : 79-90 hal.

Sudjana, 1989. Desain dan Analisis Experimen. Tarsoto, Bandung.

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

40

Suwignyo, S., 1989. Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi, Fakultas perikanan, IPB. Bogor, hal 110-123 hal.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke 5. Penerbit Tarsito Bandung. 508 Hal.

Trihendradi.C, 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Munggunakan SPSS 17, Penerbit C.V Andi Offset , Yogyakarta

Taslim, 1994. Pengaruh Pergantian Air pada Pembenihan Cumi-cumi loligo sp. Skripsi. Fakultas perikanan, Universitas Muslim Indonesia. Ujung pandang.

Wibowo, B. H, 1991. Studi Tentang Pengaruh Jarak dan Warna Mata pancing Jigger Dengan Intensitas Cahaya Yang Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Cumi-cumi (Loligo Sp) Diperairan Paciran Kabupaten Lamongan. Universitas Brawijaya. Fakultas Perikanan. Malang.

Wudianto, Mahasiswa dan A.P. Anung, 2003. Memancing diperairan tawar dan Laut. Cetakan X. Penebar Swadaya. Jakarta, 125 hal.

Yamaguchi, M., 1991. Broadclub Cutllefish Sepia latimanus, p. 288-298. Dalam Shokita, S., K. Kakazu, A. Tomoro dan T. Tomo (eds) : Aquaculture in Tropical area. Midoro Shobo Co. Ltd. Jepang, 360 p.

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

41

Lampiran 2. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Cumi-cumi (ekor) dengan alat tangkap pancing Cumi (Hand line) yang menggunakan umpan warna Merah Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 15 -1,4985 0,0670 0,0333 0,03372 18 -1,4985 0,0670 0,0667 0,00033 29 -1,4985 0,0670 0,1000 -0,03304 24 -1,1452 0,1261 0,1333 -0,00735 26 -1,1452 0,1261 0,1667 -0,04066 17 -0,9686 0,1664 0,2000 -0,03367 19 -0,7919 0,2142 0,2333 -0,01918 16 -0,6152 0,2692 0,2667 0,00259 22 -0,6152 0,2692 0,3000 -0,0308

10 14 -0,4386 0,3305 0,3333 -0,002911 19 -0,4386 0,3305 0,3667 -0,036212 9 -0,4386 0,3305 0,4000 -0,069513 18 -0,2619 0,3967 0,4333 -0,036614 11 -0,2619 0,3967 0,4667 -0,070015 28 -0,0853 0,4660 0,5000 -0,034016 25 0,0914 0,5364 0,5333 0,003117 14 0,0914 0,5364 0,5667 -0,030318 24 0,2680 0,6057 0,6000 0,005719 9 0,2680 0,6057 0,6333 -0,027720 11 0,2680 0,6057 0,6667 -0,061021 15 0,2680 0,6057 0,7000 -0,094322 12 0,6213 0,7328 0,7333 -0,000523 9 0,7980 0,7876 0,7667 0,020924 16 1,1513 0,8752 0,8000 0,075225 21 1,1513 0,8752 0,8333 0,041926 19 1,3280 0,9079 0,8667 0,041227 8 1,5046 0,9338 0,9000 0,033828 13 1,8579 0,9684 0,9333 0,035129 15 2,0346 0,9791 0,9667 0,012430 19 -3,0884 0,0010 1,0000 -0,1090

y = 17,4827 Lo = -0,1090S= 5,6607 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

42

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).Lampiran 3. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Cumi-cumi (ekor) dengan

alat tangkap pancing Cumi (hand line) yang menggunakan umpan warna Biru Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 9 -1,4697 0,0708 0,0333 0,03752 13 -1,4697 0,0708 0,0667 0,00423 17 -1,2587 0,1041 0,1000 0,00414 12 -1,2587 0,1041 0,1333 -0,02935 21 -1,0477 0,1474 0,1667 -0,01936 10 -0,8367 0,2014 0,2000 0,00147 12 -0,8367 0,2014 0,2333 -0,03208 11 -0,8367 0,2014 0,2667 -0,06539 19 -0,6257 0,2658 0,3000 -0,0342

10 12 -0,6257 0,2658 0,3333 -0,067611 19 -0,4147 0,3392 0,3667 -0,027512 13 -0,4147 0,3392 0,4000 -0,060813 20 -0,4147 0,3392 0,4333 -0,094214 14 -0,2037 0,4193 0,4667 -0,047415 22 -0,2037 0,4193 0,5000 -0,080716 16 -0,2037 0,4193 0,5333 -0,114017 11 0,0073 0,5029 0,5667 -0,063818 19 0,0073 0,5029 0,6000 -0,097119 7 0,2183 0,5864 0,6333 -0,046920 6 0,6403 0,7390 0,6667 0,072321 8 0,6403 0,7390 0,7000 0,039022 9 0,8512 0,8027 0,7333 0,069323 7 0,8512 0,8027 0,7667 0,036024 11 1,2732 0,8985 0,8000 0,098525 17 1,2732 0,8985 0,8333 0,065226 10 1,2732 0,8985 0,8667 0,031927 5 1,4842 0,9311 0,9000 0,031128 6 1,6952 0,9550 0,9333 0,021629 9 1,9062 0,9717 0,9667 0,005030 16 -2,7356 0,0031 1,0000 -0,1069

y = 12,9655 Lo = -0,1140

S= 4,7395 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

43

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).Lampiran 4. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Cumi-cumi (ekor) dengan

alat tangkap pancing Cumi (Long line) yang menggunakan umpan warna Hijau Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 12 -1,6981 0,0447 0,0333 0,01142 16 -1,4772 0,0698 0,0667 0,00313 22 -1,2564 0,1045 0,1000 0,00454 8 -1,0356 0,1502 0,1333 0,01695 18 -1,0356 0,1502 0,1667 -0,01656 13 -1,0356 0,1502 0,2000 -0,04987 16 -0,8148 0,2076 0,2333 -0,02578 9 -0,5939 0,2763 0,2667 0,00969 19 -0,5939 0,2763 0,3000 -0,0237

10 10 -0,5939 0,2763 0,3333 -0,057111 11 -0,3731 0,3545 0,3667 -0,012112 16 -0,3731 0,3545 0,4000 -0,045513 22 -0,3731 0,3545 0,4333 -0,078814 11 -0,1523 0,4395 0,4667 -0,027215 18 -0,1523 0,4395 0,5000 -0,060516 21 -0,1523 0,4395 0,5333 -0,093917 14 0,0685 0,5273 0,5667 -0,039318 21 0,0685 0,5273 0,6000 -0,072719 7 0,0685 0,5273 0,6333 -0,106020 9 0,5102 0,6950 0,6667 0,028421 6 0,5102 0,6950 0,7000 -0,005022 13 0,5102 0,6950 0,7333 -0,038323 9 0,9518 0,8294 0,7667 0,062724 14 0,9518 0,8294 0,8000 0,029425 11 1,1726 0,8795 0,8333 0,046226 12 1,6143 0,9468 0,8667 0,080127 5 1,6143 0,9468 0,9000 0,046828 12 1,8351 0,9668 0,9333 0,033429 14 1,8351 0,9668 0,9667 0,000130 16 -3,0230 0,0013 1,0000 -0,1087

y = 13,6896 Lo = -0,1087

S= 4,5285 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

44

Zi= Yi− y

S Lo > L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).Lampiran 5. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Berat (Kg) dengan alat

tangkap pancing Cumi (hand line) yang menggunakan umpan warna Merah Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi) F(zi)-S(Zi)1 1.4 -1,44349 0,0744 0,0333 0,04112 1.9 -1,31066 0,0950 0,0667 0,02833 3.8 -1,31066 0,0950 0,1000 -0,00504 2.5 -1,31066 0,0950 0,1333 -0,03835 2.5 -1,04498 0,1480 0,1667 -0,01876 1.5 -1,04498 0,1480 0,2000 -0,05207 1.8 -0,77931 0,2179 0,2333 -0,01548 1.7 -0,51364 0,3038 0,2667 0,03719 2.4 -0,51364 0,3038 0,3000 0,0038

10 1.5 -0,3808 0,3517 0,3333 0,018311 1.7 -0,3808 0,3517 0,3667 -0,015012 0.8 -0,3808 0,3517 0,4000 -0,048313 1.9 -0,3808 0,3517 0,4333 -0,081714 1 -0,3808 0,3517 0,4667 -0,115015 3.5 -0,11513 0,4542 0,5000 -0,045816 2.6 -0,11513 0,4542 0,5333 -0,079217 1.5 0,017712 0,5071 0,5667 -0,059618 2.5 0,150548 0,5598 0,6000 -0,040219 0.8 0,150548 0,5598 0,6333 -0,073520 1.2 0,150548 0,5598 0,6667 -0,106821 1.4 0,150548 0,5598 0,7000 -0,140222 1 0,283385 0,6116 0,7333 -0,121823 0.8 0,814733 0,7924 0,7667 0,025724 1.9 0,814733 0,7924 0,8000 -0,007625 2.4 0,947569 0,8283 0,8333 -0,005026 1.9 0,947569 0,8283 0,8667 -0,038327 0.7 0,947569 0,8283 0,9000 -0,071728 1.5 1,080406 0,8600 0,9333 -0,073329 1.5 2,275938 0,9886 0,9667 0,021930 2 2,674448 0,9963 1,0000 -0,0037

y = 1,7867 Lo = -0,1402

S= 0,7528 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

45

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).

Lampiran 6. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Berat (Kg) dengan alat tangkap pancing Cumi (hand line) yang menggunakan umpan warna Biru Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 0.8 -0,8340 0,2021 0,0333 0,16882 1.5 -0,4841 0,3142 0,0667 0,24753 1.5 -0,4841 0,3142 0,1000 0,21424 1 -0,4841 0,3142 0,1333 0,18085 2.3 -1,7088 0,0437 0,1667 -0,12296 0.9 -1,3589 0,0871 0,2000 -0,11297 1.2 -1,3589 0,0871 0,2333 -0,14628 1 -1,3589 0,0871 0,2667 -0,17969 1.7 -1,3589 0,0871 0,3000 -0,2129

10 0.9 -0,8340 0,2021 0,3333 -0,131211 1.5 -0,6590 0,2549 0,3667 -0,111712 1.8 -0,6590 0,2549 0,4000 -0,145113 2.2 -0,6590 0,2549 0,4333 -0,178414 1.7 -0,1341 0,4466 0,4667 -0,020015 2.5 -0,1341 0,4466 0,5000 -0,053416 1.8 0,2158 0,5854 0,5333 0,052117 1.4 0,2158 0,5854 0,5667 0,018818 1.8 0,3907 0,6520 0,6000 0,052019 0.5 0,3907 0,6520 0,6333 0,018720 0.5 0,3907 0,6520 0,6667 -0,014721 0.9 0,3907 0,6520 0,7000 -0,048022 1 0,7407 0,7706 0,7333 0,037223 0.5 0,7407 0,7706 0,7667 0,003924 1.2 0,7407 0,7706 0,8000 -0,029425 1.5 0,9156 0,8201 0,8333 -0,013326 1.4 0,9156 0,8201 0,8667 -0,046627 0.3 0,9156 0,8201 0,9000 -0,079928 0.5 1,6155 0,9469 0,9333 0,013629 0.8 1,7904 0,9633 0,9667 -0,003430 1.7 2,1403 0,9838 1,0000 -0,0162

y = 1,2767 Lo = 0,2475

S= 0,5716 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

46

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).

Lampiran 7. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Berat (Kg) dengan alat tangkap pancing Cumi (hand line) yang menggunakan umpan warna Hijau Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 1.3 -1,7544 0,0397 0,0333 0,00632 1.7 -1,4374 0,0753 0,0667 0,00863 2.5 -1,4374 0,0753 0,1000 -0,02474 0.6 -1,2788 0,1005 0,1333 -0,03295 1.9 -0,9618 0,1681 0,1667 0,00146 1.8 -0,9618 0,1681 0,2000 -0,03197 1.9 -0,8032 0,2109 0,2333 -0,02248 0.8 -0,8032 0,2109 0,2667 -0,05579 1.8 -0,6447 0,2596 0,3000 -0,0404

10 0.9 -0,6447 0,2596 0,3333 -0,073811 1 -0,6447 0,2596 0,3667 -0,107112 1.8 -0,6447 0,2596 0,4000 -0,140413 2.4 -0,3276 0,3716 0,4333 -0,061714 0.9 -0,3276 0,3716 0,4667 -0,095115 2 -0,3276 0,3716 0,5000 -0,128416 2.2 -0,1691 0,4329 0,5333 -0,100517 1.9 0,4650 0,6790 0,5667 0,112418 2.5 0,4650 0,6790 0,6000 0,079019 0.5 0,6236 0,7335 0,6333 0,100220 0.8 0,6236 0,7335 0,6667 0,066921 0.5 0,6236 0,7335 0,7000 0,033522 1.2 0,7821 0,7829 0,7333 0,049623 1 0,7821 0,7829 0,7667 0,016324 1.7 0,7821 0,7829 0,8000 -0,017125 1 0,7821 0,7829 0,8333 -0,050426 1 0,9406 0,8266 0,8667 -0,040127 0.3 1,2577 0,8957 0,9000 -0,004328 1.2 1,5748 0,9423 0,9333 0,009029 1.2 1,7333 0,9585 0,9667 -0,008230 1.9 1,7333 0,9585 1,0000 -0,0415

y = 1,4066 Lo = -0,1404

S= 0,6307 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

47

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(data menyebar normal).

Lampiran 8. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Panjang mantel (Cm) Cumi dengan alat tangkap pancing (Hand line) yang menggunakan umpan warna Merah Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 10.5 -0,8454 0,1990 0,0333 0,16562 12.5 -0,8454 0,1990 0,0667 0,13233 16.5 0,3342 0,6309 0,1000 0,53094 15 0,3342 0,6309 0,1333 0,49765 13.5 0,9240 0,8223 0,1667 0,65566 10.5 0,9240 0,8223 0,2000 0,62237 14 0,9240 0,8223 0,2333 0,58898 15 0,9240 0,8223 0,2667 0,55569 15.5 0,9240 0,8223 0,3000 0,5223

10 12 0,9240 0,8223 0,3333 0,488911 10.5 -1,7301 0,0418 0,3667 -0,324912 12.5 -1,7301 0,0418 0,4000 -0,358213 12 -1,7301 0,0418 0,4333 -0,391514 15.5 -1,7301 0,0418 0,4667 -0,424915 16.5 -1,1403 0,1271 0,5000 -0,372916 15 -0,5505 0,2910 0,5333 -0,242317 12.5 -0,5505 0,2910 0,5667 -0,275718 15 -0,5505 0,2910 0,6000 -0,309019 12.5 -0,5505 0,2910 0,6333 -0,342320 15.5 -0,5505 0,2910 0,6667 -0,375721 10.5 -0,5505 0,2910 0,7000 -0,409022 14.5 0,0393 0,5157 0,7333 -0,217723 12.5 0,0393 0,5157 0,7667 -0,251024 14.5 0,6291 0,7354 0,8000 -0,064625 15 0,6291 0,7354 0,8333 -0,098026 12.5 0,6291 0,7354 0,8667 -0,131327 11.5 1,2189 0,8886 0,9000 -0,011428 14.5 1,2189 0,8886 0,9333 -0,044829 13.5 1,2189 0,8886 0,9667 -0,078130 14 1,2189 0,8886 1,0000 -0,1114

y = 13,4333 Lo = 0,6556

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

48

S= 1,6954 L kritis : (0.05) = 0,250

Zi= Yi− y

S Lo > L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(Data tidak menyebar normal).

Lampiran 9. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Panjang mantel (Cm) Cumi dengan alat tangkap pancing (Hand line) yang menggunakan umpan warna Biru Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 0.8 -2,0030 0,0226 0,0333 -0,01072 1.5 -1,7291 0,0419 0,0667 -0,02483 1.5 -1,7291 0,0419 0,1000 -0,05814 1 -1,7291 0,0419 0,1333 -0,09145 2.3 -1,7291 0,0419 0,1667 -0,12486 0.9 -0,9075 0,1821 0,2000 -0,01797 1.2 -0,6336 0,2632 0,2333 0,02988 1 -0,6336 0,2632 0,2667 -0,00359 1.7 -0,6336 0,2632 0,3000 -0,0368

10 0.9 -0,3597 0,3595 0,3333 0,026211 1.5 -0,0858 0,4658 0,3667 0,099112 1.8 -0,0858 0,4658 0,4000 0,065813 2.2 -0,0858 0,4658 0,4333 0,032514 1.7 -0,0858 0,4658 0,4667 -0,000915 2.5 -0,0858 0,4658 0,5000 -0,034216 1.8 0,4619 0,6779 0,5333 0,144617 1.4 0,7358 0,7691 0,5667 0,202418 1.8 0,7358 0,7691 0,6000 0,169119 0.5 0,7358 0,7691 0,6333 0,135720 0.5 0,7358 0,7691 0,6667 0,102421 0.9 0,7358 0,7691 0,7000 0,069122 1 0,7358 0,7691 0,7333 0,035723 0.5 0,7358 0,7691 0,7667 0,002424 1.2 0,8454 0,8010 0,8000 0,001025 1.5 1,0097 0,8437 0,8333 0,010326 1.4 1,0097 0,8437 0,8667 -0,023027 0.3 1,0097 0,8437 0,9000 -0,056328 0.5 1,0097 0,8437 0,9333 -0,089729 0.8 1,0097 0,8437 0,9667 -0,123030 1.7 1,0097 0,8437 1,0000 -0,1563

y = 13,6566 Lo = 0,2024

S= 1,8256 L kritis : (0.05) = 0,250

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

49

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(Data menyebar normal).

Lampiran 10. Tabel uji normalitas hasil tangkapan Panjang mantel (Cm) Cumi dengan alat tangkap pancing (Hand line) yang menggunakan umpan warna Hijau Silver.

No Yi Zi F(Zi) S(Zi)F(zi)-S(Zi)

1 15.5 -2,5550 0,0053 0,0333 -0,02802 15 -2,1829 0,0145 0,0667 -0,05213 15.5 -1,0666 0,1431 0,1000 0,04314 13.5 -1,0666 0,1431 0,1333 0,00975 12.5 -1,0666 0,1431 0,1667 -0,02366 15 -1,0666 0,1431 0,2000 -0,05697 14 -1,0666 0,1431 0,2333 -0,09038 12.5 -0,6946 0,2437 0,2667 -0,02309 12.5 -0,3225 0,3735 0,3000 0,0735

10 11 -0,3225 0,3735 0,3333 0,040211 15.5 -0,3225 0,3735 0,3667 0,006912 14.5 -0,3225 0,3735 0,4000 -0,026513 14.5 -0,3225 0,3735 0,4333 -0,059814 10.5 0,0496 0,5198 0,4667 0,053115 13.5 0,4217 0,6634 0,5000 0,163416 15 0,4217 0,6634 0,5333 0,130017 15.5 0,4217 0,6634 0,5667 0,096718 15 0,4217 0,6634 0,6000 0,063419 13 0,4217 0,6634 0,6333 0,030020 13.5 0,7938 0,7863 0,6667 0,119721 13.5 0,7938 0,7863 0,7000 0,086322 15 0,7938 0,7863 0,7333 0,053023 14.5 0,7938 0,7863 0,7667 0,019724 15.5 0,7938 0,7863 0,8000 -0,013725 13.5 1,1659 0,8782 0,8333 0,044826 12.5 1,1659 0,8782 0,8667 0,011527 13.5 1,1659 0,8782 0,9000 -0,021828 14.5 1,1659 0,8782 0,9333 -0,055229 12.5 1,1659 0,8782 0,9667 -0,088530 14.5 0,4217 0,6634 1,0000 -0,3366

y = 13,9333 Lo = -0,3366

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

50

S= 1,3437 L kritis : (0.05) = 0,250

Zi= Yi− y

S Lo < L kritis pada tingkat kepercayaan 0.05.

(Data Tidak menyebar normal).

Lampiran 11. Uji t-student jumlah Hasil Tangkapan (ekor) Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Biru Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 11,3214+ (30−1 ) 9,4790

30+30−2

= 10,4002

S = √10,4002= 3,2249

t = 17,4827−12,9655

3,2249√ 130

+ 130

= 4,51720,8329

= 5,4233

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Merah berbeda nyata dengan

umpan berwarna Biru.

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

51

Lampiran 12. Uji t-student jumlah Hasil Tangkapan (ekor) Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 11,3214+ (30−1 ) 9,0587

30+30−2

= 10,1905

S = √10,1905= 3,1922

t = 17,4827−13,6896

3,1922√ 130

+ 130

= 3,79310,8245

= 4,6005

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Merah berbeda nyata dengan

umpan berwarna Hijau.

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

52

Lampiran 13. Uji t-student jumlah Hasil Tangkapan (ekor) Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Biru Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 9,4790+ (30−1 ) 9,0587

30+30−2

= 9,2688

S = √9,2688= 3,0444

t = 12,9655−13,6896

3,0444√ 130

+ 130

= −72410,7863

= -0,9208

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Biru tidak berbeda nyata dengan

umpan berwarna Hijau.

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

53

Lampiran 14. Uji t-student jumlah berat (Kg) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Biru Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 15056+(30−1 )1,1432

30+30−2

= 4455,2816

S = √4455,2816= 66,7479

t = 1,786−1,2767

66,7479√ 130

+ 130

= 0,5117,2342

= 0,0296

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Berat hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Merah tidak berbeda nyata dengan

umpan berwarna Biru.

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

54

Lampiran 15. Uji t-student jumlah berat (Kg) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 1,5056+(30−1 )1,2614

30+30−2

= 1,3835

S = √1,3835= 1,1762

t = 1,7867−1,4066

1,1762√ 130

+ 130

= 1,27020,3037

= 4,1824

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Berat hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Merah berbeda nyata dengan

umpan yang berwarna Hijau.

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

55

Lampiran 16. Uji t-student jumlah berat (Kg) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Biru Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 1,1432+ (30−1 ) 1,2614

30+30−2

= 1,2023

S = √1,2023= 1,0965

t = 1,2767−1,4066

1,0965√ 130

+ 130

= ¿0,1299

0,2831

= 0,4588

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Berat hasil tangkapan antara pancing Hand line yang

menggunakan umpan berwarna Biru tidak berbeda nyata dengan

umpan berwarna Hijau.

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

56

Lampiran 17. Uji t-student jumlah Panjang Mantel (Cm) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Biru Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 3,3908+(30−1 )3,6512

30+30−2

= 3,5210

S = √3,5210= 1,8764

t = 13,4333−13,6566

1,8764√ 130

+ 130

= ¿0,2233

0,4846

= -0,4607

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Panjang Mantel hasil tangkapan antara pancing Hand line

yang menggunakan umpan berwarna Biru tidak berbeda nyata

dengan umpan berwarna Hijau.

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

57

Lampiran 18. Uji t-student jumlah Panjang Mantel (Cm) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Merah Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 3,3908+(30−1 )2,6874

30+30−2

= 3,0391

S = √3,0391= 1,7433

t = 13,4333−13,9333

1,7433√ 130

+ 130

= ¿0,5

0,4502

= -1,1062

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Panjang Mantel hasil tangkapan antara pancing Hand line

yang menggunakan umpan berwarna Merah tidak berbeda nyata

dengan umpan berwarna Hijau.

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

58

Lampiran 19. Uji t-student jumlah Panjang Mantel (Cm) hasil tangkapan Cumi antara pancing hand line yang menggunakan umpan warna Biru Silver dengan umpan warna Hijau Silver.

t = X 1−X 2

S √ 1n 1

+ 1n 2

S2 = ¿¿¿

= (30−1 ) 3,6512+ (30−1 ) 2,6874

30+30−2

= 3,1693

S = √3,1693= 1,7802

t = 13,6566−13,9333

1,7802√ 130

+ 130

= −0,27670,4598

= -0,6017

T tabel = (0,05) = 2,048

Jadi t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.

Kesimpulan : Jumlah Panjang Mantel hasil tangkapan antara pancing Hand line

yang menggunakan umpan berwarna Biru tidak berbeda nyata

dengan umpan berwarna Hijau.

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 415... · Web view repository.unhas.ac.idParameter oseanografi pada daerah penagkapan sangat berpengaruh pada faktor

59

Lampiran 20. Gambar Cumi-cumi (Loligo sp) Hasil Tangkapan


Recommended