+ All Categories
Home > Documents > A. Middle Range Theories

A. Middle Range Theories

Date post: 04-Dec-2015
Category:
Upload: dyah
View: 411 times
Download: 16 times
Share this document with a friend
Description:
middle
Popular Tags:
68
TUGAS CRITICAL THINKING KONSEP MIDDLE RANGE THEORY Oleh: KELOMPOK 3 DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA 131141044 ERNA MELASTUTI 131141037 FARIDA JUANITA 131141040 MARGARETA KEWA LAMAK 131141050 RONI SUSANTO 131141053 TERESIA ELFI 131141004
Transcript
Page 1: A. Middle Range Theories

TUGAS CRITICAL THINKING

KONSEP MIDDLE RANGE THEORY

Oleh:

KELOMPOK 3

DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA 131141044

ERNA MELASTUTI 131141037

FARIDA JUANITA 131141040

MARGARETA KEWA LAMAK 131141050

RONI SUSANTO 131141053

TERESIA ELFI 131141004

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2011

Page 2: A. Middle Range Theories

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan

kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan

spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses

keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh

pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa

penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan

keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung

oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan

diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam

menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang

dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah

dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat

beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,

implimentasi tindakan, dan evaluasi.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari

meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-

teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai

dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai

yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah

teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti

“perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan

merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang

suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam

Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual keperawatan dikembangkan

oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir

Page 3: A. Middle Range Theories

perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka

konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.

Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan

akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.

1.2 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range

theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa

tokoh keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam makalah ini akan dibahas:

Definisi Middle Range Theories

Perbandingan dengan Level Teori yang lain

Pengelompokan Teori

Ciri Middle Range Theory

Perkembangan middle range theory

Penggunaan middle range theory

Tokoh-tokoh middle range theory

Page 4: A. Middle Range Theories

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Middle Range Theories

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/

gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas

yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).

Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan

dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat

dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman

dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu

keperawatan.

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang lain

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup

spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada

populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset

dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand

theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan

penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut

Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam

disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa

mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara

normal yang nampak dalam grand teori.

Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah

diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle

Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi

dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji

secara langsung.

Page 5: A. Middle Range Theories

Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan

lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan

fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.

Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih

konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range

theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting

dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.

Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan

mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:

a. ruang lingkupnya lebih sempit

b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik

c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit

d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/

terbatas

e. lebih dapat diuji secara empiris

f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

Berikut adalah beberapa contoh middle range theory yang diturunkan

dari grand theory:

2.3 Pengelompokan Teori

Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory

dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut:

Page 6: A. Middle Range Theories

1. Peterson & Bredow (2004)

mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :

a. Tipe fisiologis

b. Tipe kognitif

c. Tipe emosional

d. Tipe sosial

e. Tipe integrative

2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:

a. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)

b. Tidal Model (Phil Barker, 2001)

c. Comfort (Kolcaba, 1992)

d. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory

a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :

1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi

2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori

3. Tanpa indikator pengukuran

4. Masih cukup abstrak

5. Konsep dan proposisi yang terukur

6. Inklusif

7. Memiliki sedikit konsep dan variabel

8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji

9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik

10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara

induktif menggunakan studi kualitatif

11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak

merupakan hal ilmiah yang menarik

12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.

13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori

14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.

Page 7: A. Middle Range Theories

b. Menurut Meleis, A. I. (1997) :

1. Ruang lingkup terbatas,

2. Memiliki sedikit abstrak,

3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan

4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

c. Menurut Whall (1996) :

1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan

2. Mudah diterapkan

3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi

4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5 Perkembangan middle range theory

Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range

theory bersumber pada proses intelektual yang meliputi:

a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset

b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory

c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan

d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi

e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

Beberapa teori keperawatan yang sudah berkembang, telah

dikombinasikan dengan teori dari disiplin ilmu lain untuk membentuk middle

range theory. Sebagian besar Middle range theory bersumber pada penemuan

dari penelitian yang telah terpublikasi.

2.6 Penggunaan middle range theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan

penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran

rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan

pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu

praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan

memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

Page 8: A. Middle Range Theories

Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan

mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian

keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori

berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan

seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur

penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan

teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25

penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya

menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari

ilmu psikologi.

2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori

Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas.Disisi lain ,Chenitz,

seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status

Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini., sedangkan yang

lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis dasar

Middle Range Teori “ Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah

merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang

jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun

juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan.Untuk

mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu

teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam

teori tersebut.

Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian

banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi

middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand

Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –logis.

Page 9: A. Middle Range Theories

2.8 Tokoh-tokoh middle range theory

1. Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual

keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role

Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah

gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu

dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi

pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan

lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi,

memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan,

memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan

perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi

baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir

masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa

sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi

baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu

dapat diamati dari pola perilaku bayi.

Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer

dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan

bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu (dapat

dilihat gambar di bawah).

Page 10: A. Middle Range Theories

a. Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T.

Mercer

Keperawatan

Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi

yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah

kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan

untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk

memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian

selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien,

menyediakan layanan pada klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan

pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat dirinya

sendiri.

Page 11: A. Middle Range Theories

Manusia

Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep

manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri

sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat

berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari

manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan

membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia

terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orang lain

yang berarti saling mempengaruhi.

Kesehatan

Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai

persepsi kesehatan mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang

kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang

kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan

bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi

oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang

sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan

bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama

perawatan persalinan dan proses kelahiran.

Lingkungan

Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari

definisi Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori

awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi

bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan

individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial

dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai peran maternal dan

paternal serta perkembangan anak.

Page 12: A. Middle Range Theories

b. Pencapaian Peran Ibu : Mercer’s Original Model

Maternal Role Attainmen yang dikemukakan oleh Mercer merupakan

sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini

dikembangkan oleh Mercer sejalan pengertian yang dikemukakan

Bronfenbrenner’s, yaitu :

a. Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu

terjadi. Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan

ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan

stressor bayi baru lahir yang dipandang sebagai individu yang melekat

dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga

dipandang sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan

pengawasan yang lebih antar perubahan sengan sistem keluarga dan sistem

lainnya.

b. Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di

mikrosistem. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah,

tempat kerja, tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam

masyarakat.

c. Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu.

Makrosistem terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan

dan kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran

ibu.

Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap

penguasaan peran, yaitu :

1. Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup

data sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap

peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan

mulai memainkan peran.

2. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses

pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi

petunjuk formal, harapan konseptual yang lain dalam sistem sosial ibu.

3. Informal : merupakan tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan

atau cara khusus yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari

Page 13: A. Middle Range Theories

sistem sosial. Wanita membuat peran barunya dalam keberadaan

kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke

depan.

4. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita

terhadap perannya. Pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya

diri, kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian peran ibu.

Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan

dan perkembangan bayi baru lahir Respon perkembangan bayi sebagai respon

terhadap perkembangan peran ibu adalah:

a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam

b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu

c. Perilaku interaksi tang konsisten dengan ibu

d. Becoming a Mother Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.

c. Model Revisi pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role

attainment menjadi a becoming mother.

Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah

sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan (dapat dilihat

dalam gambar di bawah).

Page 14: A. Middle Range Theories

Dalam model ini dijelaskan variabel lingkungan keluarga dan teman meliputi

dukungan sosial, nilai dari keluarga, budaya, fungsi keluarga dan stressor.

Lingkungan komunitas meliputi perawatan sehari-hari, tempat kerja, sekolah,

rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat kebudayaan. Lingkungan yang lebih

besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan perempuan dan

anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan reproduksi,

budaya terapan dan program perawatan kesehatan nasional.

d. Kelemahan Teori

Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi

yang berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif

dalam menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama

pemenuhan kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu

dimodifikasi dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.

Page 15: A. Middle Range Theories

2. Katharine Kolcaba

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran

logis antara lain :

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang

diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh

melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan

keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan

konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung

praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta

untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut

sangatlah mudah.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan

spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya

dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan

teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep

lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan

diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba

lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk

menyatukan  kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang

penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan

kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi

dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat

untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan

diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia

sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada

pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada

pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol

masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset

Page 16: A. Middle Range Theories

hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar

teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan

selaras dengan hasil yang diinginkan.

Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama

beserta definisinya, antara lain :

1. Health Care Needs

Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu

kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan

kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support

system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual,

sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan

verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan

parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta

kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.

2. Comfort

Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat

dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami

oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang

immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan

keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat

terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik,

psikospiritual, sosial dan lingkungan.

Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki

pemenuhan kebutuhan yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas

masalahnya.

Page 17: A. Middle Range Theories

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal

berikut :

a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi

harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan

terhadap kebutuhan lebih tinggi.

c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.

d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan

sosial

3. Comfort Measures

Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang

didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan

oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,

lingkungan, dan intervensi fisik.

4. Enhanced Comfort

Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,

mengacu pada teori comfort ini.

5. Intervening variables

Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi

persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi

pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system,

prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.

6. Health Seeking Behavior (HSBs)

Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang

berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien

saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal

(aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi

imun,dll.)

7. Institusional integrity

Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari

organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada

Page 18: A. Middle Range Theories

sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan

umum, agensi home care, dll.

Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah

dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar

dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan.

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,

psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek

tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil

dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian

hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

1. Vulnerability

Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable

meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di

dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik,

kelahiran, dan pengasuhan.

2. Self-Transcendence

Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,

suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik

menjadi lebih baik.

HealthCareNeed

Nursing interventions

over timeIntervening

variables+Health

Seekingbehavior

Institutionalintegrity

Bestpractices

PeacefulDeath

Externalbehaviors

+Enhanced comfort

Over time

Internalbehaviors

Bestpolicies

Page 19: A. Middle Range Theories

Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai

pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :

Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap

pengalaman- pengalaman yang telah dialami.

Outwardly (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan

lingkungannya.

Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu

sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa depan.

3. Well-Being

Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,

psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu

kesejahteraan dan keadan yang baik.

4. Moderating-Mediating Factors

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang

berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin,

kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan

sosial, dan riwayat masa lalu.

5. Point of Intervention

Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.

Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber

yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri

Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan

kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri

dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan

baik/sehat.

Asumsi Mayor

1) Health

Sehat, didefinisikan secara mutlak sebagai proses kehidupan dari dua hal

yaitu pengalaman negatif dan positif, dimana individu menciptakan

lingkungan dan nilai-nilai unik yang mendukung kesejahteraan (well- being).

Page 20: A. Middle Range Theories

2) Nursing

Peran keperawatan adalah untuk mendampingi orang-orang (persons) melalui

proses interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya dengan

membutuhkan keterampilan untuk mendukung kesehatan (health) dan

kesejahteraan (well-being).

3) Person

Person dipahami sebagai perkembangan masa kehidupannya dalam

berinteraksi dengan orang lain dan perubahan lingkungan yang kompleks

yang dapat berkontribusi secara positif dan negative terhadap kesehatan dan

keadaan baik.

4) Environment

Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan

yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat

mempengaruhinya dengan mengatur interaksi yang terapeutik antara individu

dan aktivitas keperawatan.

Pernyataan Teoritis

Model teori self transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :

1) Peningkatan vulnerability dihubungkan dengan peningkatan self

transcendence.

2) Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (well-

being).

3) Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara

vulnerability dengan self transcendence dan antara self transcendence dan

well- being.

Page 21: A. Middle Range Theories

Vulnerability + Self-transcendence + Well-Being

+ -

+ -

+ Factor-faktor personal danKontextual

yang berhubungan dengan secara

media atau hubungan moderate

Point intervensi + -

untuk meningkatkan self

Transcedence

Skema 2 : Teori Model Self-Trancendence

Terdapat 3 dalil yang berkembang menggunakan tiga konsep dasar tersebut,

antara lain :

1) Dalil Pertama, self transcendence merupakan kehebatan seseorang saat

menghadapi akhir dari kehidupan dibanding ia tidak mengalaminya, atau

dengan pengalaman-pengalaman lain yang meningkatkan kesadaran akan

kematian.

2) Dalil yang kedua yaitu batasan-batasan konseptual yang dihubungkan dengan

kesejahteraan (well-being), yang secara fluktuasi akan mempengaruhi secara

positif atau negatif well being sepanjang masa kehidupan.

Contoh : Peningkatan penampilan dan perilaku self transcendence diharapkan

berkaitan secara positif dengan kesehatan mental sebagai indicator

well-being seseorang, sedang pengaruh negative seperti

ketidakmamapuan untuk mencapai atau menerima orang lain

(berteman) akan mengarah pada depresi sebagai indicator kesehatan

mental.

Dalil yang ketiga adalah proses person dengan lingkungan, yang berfungsi

sebagai korelasi, moderator, atau mediator yang menghubungkan antara

vulnerable, transendensi diri dan keadaan sejahtera (well being).

Page 22: A. Middle Range Theories

4. Carolyn L Wiener

a. KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS

(WIENER DAN DODD)

Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada

kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk

membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan

dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama

(major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran

perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya

merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.

Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh adalah

elemen kunci dalam konteks biografi sebagai berikut:

Identity : Pembentukan diri sendiri yang memberikan waktu utnuk

menyatukan multtipel aspek dari diri dan situasi didalam tubuh kita.

Temporality : Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran

kehidupan terhadap pembelajaran kejadian, persepsi masa lalu,saat

ini dan masa depan untuk membentuk diri

Body : Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi

berdasarkan pada tubuh.

Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi

oleh karena itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih

berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan

ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1)

melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan

orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi

sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu

dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan

kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total

organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun

semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total

organisasi.

Page 23: A. Middle Range Theories

Tipe pekerjaan yang diorganisasikan meliputi 4 line dari lintasan

kerja yang dibentuk oleh pasien dan keluarganya :

1. Illness related work : diagnostic, manajemen gejala,regimen

perawatan dan pencegahan krisis

2. Everyday life work :Aktifitas sehari, kegiatan rumah tangga,

mempertahankan suatu kemampuan kerja, hubungan yang

berkesinambungan dan rekreasi.

3. Biografikal work :Pertukaran informasi,ekspresi dari emosi,

divisi tugas,termasuk interaksi dengan total organisasi

4. Uncertainty abatement work: aktifitas berlaku untuk mengurangi

dampak ketidakpastian temporality,body dan identity.

Keseimbangan dalam tipe kerja adalah responsive dan

dinamis,fluktuatif seiring waktu,situasi,persepsi dan beberapa variasi

player dalam total organisasi dalam rangka mengatasi masalah

ketidakseimbangan. Semua itu saling mempengaruhi tipe kerja membentuk

tekanan yang ditandai dengan bagian yang paling dominan dari tipe

kerja.Diseluruh lintasan.Ingatlah, meskipun konteks biografi bersumber

dari tubuh,perubahan tubuh melalui perjalanan penyakit dan

penanganannya,kapasitas untuk membentuk kepastian tipe kerja

mengharuskan satu identitas telah terbentuk.

Itulah yang membuat strategi mempengaruhi pembentukan diri termasuk

dipantau respon lain terhadap strategi ketika mereka mencoba untuk

mengatur kehidupan seseorang yang menderita penyakit.

Illnes Trajectory : Kondisi ketidakpastian

DOMAIN SUMBER KETIDAKPASTIAN DIMENSI

KETIDAKPASTIAN

Page 24: A. Middle Range Theories

Uncertain tempotaly… -Hidup adalah penerimaan untuk

kondisi yang konstan at flux

berhubungan dengan sakit dan

pengobatannya

-Diri pada saat lampau dipandang

berbeda (jalan untuk

mencapainya)

-Harapan saat ini dipengaruhi oleh

kesakitan dan pengobatannya

-Antisipasi dimasa depan

meningkat

-Kehilangan dari temporality

Durasi:berapa lama

Pace :seberapa cepat

Frekuensi: berapa

sering pengalaman

waktu yang

terdistorsi(berbaring,

terpaksa,dibatasi)

Uncertain Body :

Perubahan Berhubungan

dengan penyakitnya dan

penanganan berfokus pada

satu kemampuan untuk

membentuk aktifitas

biasa,melibatkan

penampilan,fungsi

fisiologis dan respon

terhadap pengobatan

-Guncangan jiwa (kegagalan

tubuh)

-Konsepsi dari pembentukan

tubuh(cara penggunaannya)

datang dengan perubahan status

tubuh saat ini dan harapan berubah

bagaimana melakukan di masa

depan.

Ambigu dalam

membaca tanda tubuh

Perhatian terhadap

sekeliling:

-Apa yang akan terjadi

terhadap tubuh

-Membahayakan resistensi

tubuh

-Keberhasilan dan resiko

pengobatan

-Penyakit yang berulang

Uncertain Identity :

Interpretasi dari diri

terdistorsi sebagai tubuh

yang gagal untuk

melakukan kegiatan

seperti biasa dan harapan

yang berhubungan dengan

kejadian

(temporality)yang berubah

karena sakit dan

-Kegagalan tubuh dan kesulitan

membaca pengaturan tubuh

membentuk konsepsi diri

-Skewed temporality merubah

kehidupan yang diharapkan.

-Kehidupan yang diharapkan

telah hancur

-Bukti yang diperoleh dalam

membaca tubuh tidak mampu

ditafsirkan dalam kerangka

pemahaman biasa

-Harapan adalah suatu yang

berkesinambungan meskipun

terjadi perubahan keadaan

Page 25: A. Middle Range Theories

pengobatan.

Uncertainty Abatemen Work/Ketidakpastian penurunan kerja

Tipe aktifitas Perilaku yang muncul

-Pacing -Berbaring atau perubahan aktifitas rutin

Menjadi pasien professional -Menggunakan istilah-istilah berhubungan

dengan sakit dan pengobatan

-Melakukan perawatan diri langsung

-Mengembangkan kemampuan dengan

supermedikalisasi

-Mencari dan memperkuat perbandingan -Membandingkan diri dengan orang lain yang

kondisinya lebih buruk untuk meyakinkan diri

baha tidak akan menjadi lebih buruk.

Terlibat dalam tinjauan/review -Melihat kebelakang untuk

menginterpretasikan gejala atau kondisi

emergency dan interaksi dengan yang lain

dalam organisasi.

Menetapkan tujuan -Melihat jauh kedepan untuk membangkitkan

gairah hidup

Menutupi/covering up -Menutupi kondisi sakit atau emosi

-Bucking up untuk mencegah stigma atau

melindungi yang lain

Mencari tempat yang aman untuk melepaskan -Mengemukakan tempat dimana,atau siapa

orangnya, emosi yang sesungguhnya dan

perasaan harus bisa diekspresikan dengan

suasana yang mendukung

Memilih jaringan pendukung -Selektif dalam memilih seorang yang mampu

mendukung secara positif

Mengambil tanggung jawab -menegaskan hak untuk menjalankan

pengobatan

Asersi Teori/Pernyataan Teori

Page 26: A. Middle Range Theories

Fokus dalam konteks sosial untuk bekerja dan hubungan sosial

mempengaruhi kehidupan seseorang dalam teori Illness Trajectori

berdasarkan seminal kerja dari Corbin dan Strauss(1988).Sebagai pekerj

sentral,aksi diambil oleh seseorang yang mengatur dampak dari seorang

yang sakit,termasuk Biografi(Concept of self) dan sosiologi ( interaksi

dengan orang lain).Dari perspektif ini mengatur gangguan yang muncul

(Koping ketidakpastian) mempengaruhi beberapa pemain yang berperan

dalam organisasi sebaik kondisi sosial. Adanya kompleksitas termasuk

interaksi multi konteks dan dengan pengalaman pemain yang berperan

dalam trajectory Illnes, koping merupakan proses yang sangat bervariasi

dan dinamis.

Secara alami hal ini diantisipasi bahwa lintasan kehidupan pada

seseorang dengan kanker memiliki fase yang bisa dilihat atau tingkatan

yang mungkin diidentifikasi oleh pergeseran utama,keluhan yang

dilaporkan,tantangan dan aktifitas.Hal ini secara rasional dilihat dari data

kualitatif tiga point selama pengobatan kemoterapi.

Konsep penulis ketidak pastian dengan kehilangan control

menjelaskan sebagai masalah utama dalam kondisi sakit kanker(Wiener

dan Dodd.1993 hal.18). Asersi teorinya adalah merefleksikan lebih jauh

dalam mengidentifikasi core sosial-psikologi proses kehidupan dari

penderita kanker mentoleransi ketidakpastian yang berkaitan dengan

penyakit.Faktor yang mempengaruhi derajat ekspresi ketidakpastian oleh

pasien dan keluarga berdasarkan teori kerangka kerja dari total organisasi

dan kondisi eksternal sosial termasuk dukungan alami keluarga, sumber

keuangan dan kualitas bantuan dari petugas kesehatan.

Logical Form

Bentuk logis utama yang menghasilkan teori dasar adalah induktif.

Membaca anlisis dari interview untuk mengidentifikasi proses utama yang

menyatukan pernyataan teori : toleransi ketidakastian. Sistematik koding

proses yang digunakan untuk melakukan kesepakatan dengan penyakit dan

konsekuensinya dan kemudian memberi wawasan karena diuji dalam

Page 27: A. Middle Range Theories

pengembangan teori dan ditulis untuk pengembangan pemahaman dari

Trajectory Illnes untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Penerimaan Dari Komunitas Keperawatan

Pentingnya teori Illnes Trajectory untuk keperawatan praktis

dikembangkan dalam kerangka kerja untuk memahami bagaimana pasien

kanker mampu bertoleransi terhadap kondisi ketidakpastian yang

memunculkan seuatu kehilangan control.Identifikasi tipe ketidakpastian

khususnya dapat digunakan untuk strategi pasien onkologi untuk

memanage hidupnya secara normal dan sebisa mungkin bangkit dari

ketidakpastian akibat diagnose kanker. Kesadaran atas kondisi ini

berhubungan dengan managemen strategi untuk pasien dan keluarga yang

sedang mendapat pengobatan kemoterapi.

5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory

Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut . Beliau

telah menerima berbagai penghargaan seperti Eastern Nursing Research

Society's Distinguished Researcher Award, the Distinguished Alumna

Award from Yale University and the Connecticut Nurses' Association's

Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian keperawatan.

Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya

pada upaya pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan

gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan

metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan temuan dari

beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah mengembangkan Skala

Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Screening Scale

(PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.

Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan

lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa topik seperti depresi

postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena

melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan

Page 28: A. Middle Range Theories

instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian

Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek

DHA pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum

Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.

Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis

sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita

dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak

terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan

masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan

depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya

dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko,

intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas

tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi

postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari

kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala

bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.

Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi

postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang

diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)

Understanding (pemahaman)

Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)

Spirituality (spiritualitas)

Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan

dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa

berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini

harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

Page 29: A. Middle Range Theories

6. Merle Helaine Mishel.

Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh

Merle Helaine Mishel.

  Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD

dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan

dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki

keahlian dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis

serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga mengembangkan

instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap

penyakit yaitu Uncertainty in Illness Scale—Community Form(MUIS-C).

Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk

mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah mendapatkan pengakuan

nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa

meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada

pasien kanker prostat dan kanker payudara.

Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi

kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam

hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna

kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat

yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.

Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit

akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur sebagai stressor kognitif,

rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan

keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan

dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman

yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap

penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan

toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap

penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang

lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan

terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas

Page 30: A. Middle Range Theories

menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian

terhadap nyeri.

Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan

netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi

kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang

terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu

pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif,

mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan

kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien harus dipahami sebagai

karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat

akut atau kronis berbagai penyakit.

7. Phil Barker

Tidal Model of Mental Health Recovery Oleh Phil Barker

Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi

kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy

Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model berfokus pada

proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk

mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya

suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini

bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya

sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.

Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh

penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan

kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker dan Stevenson di

Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000, model ini telah

dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.

Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai

teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.

Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:

a. keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif

Page 31: A. Middle Range Theories

b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada

masalah, kekurangan atau kelemahan

c. menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik

d. penerimaan paradoks krisis sebagai peluang

e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang

f. keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin

harus dicari

Proses keterlibatan (engagement process)

Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakan Tidal model,

hal-hal yang perlu diperhatikan:

a.bahwa pemulihan mungkin terjadi

b.bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap

c.bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka

d.bahwa orang memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk

memulai

perjalanan pemulihan

e.bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi adalah

muridnya

f. bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai rasa ingin

tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan untuk membantu

seseorang

Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan kesusahan

terjadi dalam tiga domain atau dimensi. Dengan Tidal model, praktisi

mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di saat ini

dan menentukan apa yang harusnya terjadi sekarang.

a. Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan pengalaman

mereka. Ada penekanan untuk membuat orang merasa lebih aman dan

praktisi membantu mengembangkan “rencana keamanan” atau security

plan untuk mengurangi ancaman terhadapnya atau orang lain di

sekitarnya.

b. Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada kisah

mereka. Praktisi Tidal model menggunakan cara khusus untuk

Page 32: A. Middle Range Theories

mengeksplorasi cerita ini bersama-sama, mengungkapkan makna yang

tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan untuk

mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk membantu pemulihan.

c. Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai hubungan

yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang dan masa depan,

tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga anggota lain dari tim

perawatan kesehatan dan sosial, teman, keluarga dan pendukung

lainnya.

Kekuatan metafora

Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan

menjelaskan bagaimana orang-orang dalam kesusahanatau distress bisa

menjadi rapuh secara emosional , fisik dan spiritual. Filosofi ini memandang

pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan sebuah fenomena yang

stabil, dan kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang dilakukan di lautan

pengalaman. Filosofi ini menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang

terkait dengan krisis kejiwaan, bisa beragam serta kumulatif. Dengan

berprinsip pada filosofi ini, perawat atau tenaga penolong lainnya akan

mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi yang saat itu sedang

dihadapi seseorang dan perlunya suatu perubahan. Dengan ini, praktisi atau

tenaga penolong, seiring berjalannya waktu, akan dibimbing untuk merawat

atau mengasuh seseorang mulai dari awal perjalanan mereka hingga

terdampar, tenggelam atau sebaliknya dicampakkan oleh permasalahan

hidup mereka. Eksplorasi kemudian dapat dilakukan untuk mengetahui apa

yang sebenarnya menyebabkan badai dan apa yang perlu dilakukan segera

untuk dapat berlayar lagi.

Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang

perlu diperhatikan:

1. Value the voice (menghargai suara)

Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.

2. Respect the language (hormati bahasa)

Page 33: A. Middle Range Theories

Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan

mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan

bahasa mereka sendiri.

3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)

Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang

tersebut.

4. Become the apprentice (menjadi apprentice)

Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil

hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).

5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)

Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam

menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga

penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan

kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses

pemulihannya.

6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)

Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada

dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri,

dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan

membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang

sebenarnya sedang dilakukannya.

7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)

Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui

sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses

pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.

8. Craft the step beyond (menentukan langkah)

Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien membangun

sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan

"sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.

9. Give the gift of time (berikan waktu)

Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan

praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan

Page 34: A. Middle Range Theories

bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan

"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".

10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah

konstan)

Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.

Konsep mayor dan definisi

Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:

1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam

komunitas.

Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah

satu dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka.

Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk

mengembalikan mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga

mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup mereka.

2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan

Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak

menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan

ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil

apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi

hidupnya.

3. Kekuatan terletak pada proses asuhan

Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat

lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta

pengalaman yang didapatnya.

4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari

dalam sebuah tarian.

8. Kristen Swanson

Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang

dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang

memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko

Page 35: A. Middle Range Theories

dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk

perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).

Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup

caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi

spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.

Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori

keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak

hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia

seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi

keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson,

1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa

Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming

tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak

hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra

dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).

Tingkat dan Ruang Lingkup Teori

Tingkat dan ruang lingkup teori memerlukan segala sesuatu baik

hubungan antara pasien dan perawat, maupun keseluruhan hubungan antara

profesi keperawatan dan masyarakat. Hal ini karena konsep Swanson

tentang “person” tergantung pada tingkat analisis dan disposisi yang sedang

dilakukan perawat dalam merawat pasien. Dalam beberapa kasus, "person"

dapat diartikan hanya satu orang saja yaitu pasien, sementara dalam kasus

lain bisa diartikan juga anggota keluarga yang secara langsung sangat erat

terlibat. Menurut Swanson, yang lain bahkan bisa menjadi konsep dan ideal

yang harus diperjuangkan perawat, termasuk hak asasi manusia, akses ke

perawatan kesehatan, dan keadilan sosial.

Konsep Mayor dan Definisi

1. Caring

Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan

tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).

Page 36: A. Middle Range Theories

2. Knowing

Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa

yang terjadi dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus

pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang

memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing”

atau pengenalan (Swanson,1991).

3. Being with

Dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional

termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan

orang tersebut (Swanson,1991).

4. Doing for

Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain

termasuk memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang

tersebut (Swanson,1991).

5. Enabling

Yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam

hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada

peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa

yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan memberikan

feedback / umpan balik (Swanson,1991).

6. Maintaining belief

Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa

hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa

depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain,

menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil

hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi

apa pun.

Asumsi Teori

Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang

dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang

terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini

sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan

Page 37: A. Middle Range Theories

siklik, dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk

membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.

Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat

membantu klien mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat

mendorong pasien dan membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi

kesulitan saat ini. Hal ini sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien

menghadapi penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang

sangat traumatis seperti keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).

Sebagai pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk

mempertahankan keyakinan, adalah "knowing". Dalam proses “knowing”,

perawat berusaha untuk memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini bagi

pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat, yang

menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan

psikologis dapat mempengaruhi seseorang secara keseluruhan. Dengan

mengetahui apa yang dialami pasien, perawat kemudian dapat melanjutkan proses

"do for", ada untuk memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses

“do for”, diikuti dengan proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk

mencapai kesehatan dan kesejahteraannya.

9. SHIRLY M. MOORE

Teori Hidup damai di akhir

Sumber Teoritis

Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah

kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians

struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian,

dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL,

pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua

orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada

unit rumah sakit perawatan akut.

Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang

dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:

(1) bebas dari rasa sakit,

Page 38: A. Middle Range Theories

(2) mendapatkan penghiburan,

(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,

(4) Berada dalam kedamaian dan

(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang

peduli.

Penggunaan Bukti Empiris

Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari

kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara

menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart

perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang

diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif

relaxation.

Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis

untuk teori mereka sebagai berikut:

1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi

farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman

pasien tidak sakit.

2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,

memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah

komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.

3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan

keputusan tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan

martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap

pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi

berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.

4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan

pasien menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan

inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan

bimbingan dalam masalah-masalah praktis dan memberikan

kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan

untuk pengalaman pasien merasa damai.

Page 39: A. Middle Range Theories

5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien,

empati kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan

memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain

yang signifikan atau orang yang peduli.

6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa

hormat yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan

atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup

damai.

Pengembangan Lebih Lanjut

Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan

sumber asli dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah

langkah dapat digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa

mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga

conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal

yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis.

Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan jika

beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep

(nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :

1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa

sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan non

phramlocological)

2. kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan

menghilangkan ketidaknyamanan fisik)

3. proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi

kebutuhan obat anti ansietas).

4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau

relaksasi) yang berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna

untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik

secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan

Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore

(1996).

Page 40: A. Middle Range Theories

10. Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic

Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada

dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar

dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998).

Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar

bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.

Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren,

Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip

pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan

kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai

deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al,

1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari

anak-anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan

yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang

tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai

proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan,

kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al,

1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam

konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan

pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al,

1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis

didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan

progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).

NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha

untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan

Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode

manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al,

1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang

mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen.

Strategi koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian

Page 41: A. Middle Range Theories

kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range

Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam

situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.

Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis

Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang

dihasilkan dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala

kesedihan berulang secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.

Kerugian

Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata

atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak

dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.

Pemicu Kejadian

Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan

atau kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Metode manajemen

Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan

kronis. Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi

perawatan kesehatan atau orang lain yang intervensi)

Manajemen yang tidak efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan

individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.

Manajemen Efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan

kenyamanan individu yang terkena.

Page 42: A. Middle Range Theories

BAB III

ANALISA KELOMPOK

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range

teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada

Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari

disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan

diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya

terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena

abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,

memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-

Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.

Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan

bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.

Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand

Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat

kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit

antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range

teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara

langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range

lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam

hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada

pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini

penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.

Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range

teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable

yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener

dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus

penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori

pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.

Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu

keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek

Page 43: A. Middle Range Theories

keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana

penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri

intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan

orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang,

dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik

realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,

salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji

dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan

ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.

Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek

yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada

lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas

mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik

klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat

kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang

menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu

diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun

lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.

Page 44: A. Middle Range Theories

DAFTAR PUSTAKA

Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s

guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers

Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual &

Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing

Company.

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh

tanggal 30 September 2011, jam 21.10

McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation

specific theories in nursing research and practice. New York:

SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and

nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories,

Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott

William & Wilkins.

Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory

Development Using King’s Conceptual System. New York: Springer

Publishing Company .

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd

ed. New York: Springer Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto:

The CV Mosby Company St. Louis


Recommended