+ All Categories
Home > Documents > Abstrak - · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh...

Abstrak - · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh...

Date post: 01-Feb-2018
Category:
Upload: doancong
View: 228 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
25
1 Karakterisasi Mekanik Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Padang Abstrak Characterization is something that is important in determining the properties of a material. One characterization is used the mechanical characterization. This paper describes the mechanical characterization of a material. Mechanical characterization is a trait that related with elastic or non-elastic properties of a material, if given a stress, such as stress, strain, hardness, etc. Each material has mechanical properties that are different. Some mechanical properties of such materials, stress, strain, hardness, ductility, toughness, elastic modulus, creep, fatigue, etc. Each of the mechanical properties of the material can be determined through standarized testing. Tests commonly performed is tensile test, hardness test, creep test, fatigue test and impact test. Testing is done through existing methods, and assisted with machine tools that support. Keywords: Mechanical characterization 1. Pendahuluan Banyak material yang terdapat di alam, dan telah menjadi bagian dari pola berpikir manusia. Material yang terdapat di alam merupakan bagian dari alam semesta. Setiap material memiliki sifat-sifatnya khas yang dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk, seperti logam, keramik, semikonduktor, polimer, gelas, dielektrik serat, kayu, pasir, batu dan berbagai komposit lainnya. [11] Penentuan karakter struktural material, baik dalam bentuk pejal atau partikel, kristalin atau mirip gelas, merupakan kegiatan inti dari ilmu material. Berbagai cara yang digunakan oleh ilmuwan untuk menentukan karakter suatu material. Salah satu yang digunakan melalui sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh material. [1] 1.1. Definisi Karakterisasi Mekanik Karakterisasi mekanik adalah sesuatu yang berhubungan dengan sifat elastis maupun plastis dari suatu material terhadap pembebanan yang diberikan. Ilmu metalurgi dari material membahas tentang sifat-sifat mekanik dari suatu material, bagaimana bentuknya atau terbentuknya material tersebut, serta proses untuk mengetahui sifat-sifat mekanik material tersebut. Sumber yang lainya menyebutkan, bahwa karakterisasi mekanik adalah suatu sifat yang berhubungaan dengan sifat elastis atau non elastis dari suatu material, apabila diberikan suatu
Transcript
Page 1: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

1

Karakterisasi Mekanik

Rifani Magrissa

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Padang, Padang

Abstrak

Characterization is something that is important in determining the properties of a material.

One characterization is used the mechanical characterization. This paper describes the

mechanical characterization of a material. Mechanical characterization is a trait that related with

elastic or non-elastic properties of a material, if given a stress, such as stress, strain, hardness,

etc. Each material has mechanical properties that are different. Some mechanical properties of

such materials, stress, strain, hardness, ductility, toughness, elastic modulus, creep, fatigue, etc.

Each of the mechanical properties of the material can be determined through standarized testing.

Tests commonly performed is tensile test, hardness test, creep test, fatigue test and impact test.

Testing is done through existing methods, and assisted with machine tools that support.

Keywords: Mechanical characterization

1. Pendahuluan

Banyak material yang terdapat di alam, dan telah menjadi bagian dari pola berpikir

manusia. Material yang terdapat di alam merupakan bagian dari alam semesta. Setiap material

memiliki sifat-sifatnya khas yang dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk,

seperti logam, keramik, semikonduktor, polimer, gelas, dielektrik serat, kayu, pasir, batu dan

berbagai komposit lainnya. [11]

Penentuan karakter struktural material, baik dalam bentuk pejal atau partikel, kristalin atau

mirip gelas, merupakan kegiatan inti dari ilmu material. Berbagai cara yang digunakan oleh

ilmuwan untuk menentukan karakter suatu material. Salah satu yang digunakan melalui sifat-sifat

mekanik yang dimiliki oleh material. [1]

1.1. Definisi Karakterisasi Mekanik

Karakterisasi mekanik adalah sesuatu yang berhubungan dengan sifat elastis maupun

plastis dari suatu material terhadap pembebanan yang diberikan. Ilmu metalurgi dari material

membahas tentang sifat-sifat mekanik dari suatu material, bagaimana bentuknya atau

terbentuknya material tersebut, serta proses untuk mengetahui sifat-sifat mekanik material

tersebut.

Sumber yang lainya menyebutkan, bahwa karakterisasi mekanik adalah suatu sifat yang

berhubungaan dengan sifat elastis atau non elastis dari suatu material, apabila diberikan suatu

Page 2: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

2

tekanan, seperti tegangan, regangan, kekerasan, dll. Beberapa dari sifat tersebut berhubungan

dengan tegangan dan regangan, elastisitas, kekuatan, ductility, malleability, kekerasan, kerapuhan,

creep dan ketangguhan. Penentuan karakteristik mekanik dari material diperlukan pengujian

melalui metode-metode yang sering diterapkan. Berbagai tes dan alat yang digunakan untuk

menentukan sifat mekaniknya. Tes tersebut seringkali bersifat destruktif yang nantinya dapat

merusak spesimen yang diuji. [2]

1.2. Jenis-jenis Karakterisasi Mekanik

Suatu material, mempunyai sifat-sifat mekanik yang beragam. Penentuan sifat tersebut

dilakukan melalui karakterisasi mekanik berdasarkan sifat-sifat yang ingin ditentukan. Berikut

jenis-jenis karakterisasi mekanik yang dilakukan untuk memberikan informasi mekanik material.

1.2.1. Kekuatan Tarik

Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength) adalah nilai yang

paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang

bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan material. Untuk logam ulet, kekuatan tariknya

harus berkaitan dengan beban maksimum, dimana logam dapat menahan beban sesumbu untuk

keadaan yang sangat terbatas. Pada tegangan yang lebih kompleks, kaitan nilai tersebut dengan

kekuatan logam, kecil sekali kegunaannya. Kecenderungan yang banyak ditemui adalah,

mendasarkan rancangan statis logam ulet pada kekuatan luluhnya. Tetapi karena jauh lebih praktis

menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak

dipakai. Kekuatan tarik adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang

awal benda uji.

Kekuatan tarik sangat erat hubungannya dengan elastisitas, tegangan, regangan, serta

plastisitas. Umumnya, untuk menentukan sifat-sifat itu dibutuhkan suatu pengujian. Pengujian

dilakukan menggunakan alat melalui uji tarik.

Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat

sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika

dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan akan segera

diketahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana

material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkraman

(grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara

lain adalah Shimadzu, Instron dan Dartec.

Pada uji tarik, kedua ujung benda uji dijepit; salah satu ujung dihubungkan dengan

perangkat pengukur beban dari mesin uji dan ujung lainnya dihubungkan ke perangkat peregang.

Regangan diterapkan melalui kepala-silang yang digerakkan motor dan elongasi benda uji

ditunjukkan dengan pergerakan relatif dari benda uji. Beban yang diperlukan untuk menghasilkan

regangan tersebut ditentukan dari defleksi elastis suatu balok atau proving ring, yang diukur

dengan menggunakan metode hidrolik, optik, atau elektromekanik.

Tegangan (beban per satuan luas, P/A) terhadap regangan (perubahan panjang per satuan

panjang, dl/l) dapat diperoleh setelah mengetahui dimensi benda uji. Pada tegangan rendah

deformasi bersifat elastis, mampu balik (reversible), dan mengikuti hukum hooke, yaitu tegangan

berbanding lurus dengan regangan. Konstanta proporsional yang mengaitkan tegangan dengan

regangan disebut modulus elastisitas dan dapat berupa (a) modulus elastisitas atau modulus Young,

E, (b) kekakuan atau modulus geser, µ, atau (c) modulus curah, K, bergantung apakah regangan

Page 3: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

3

bersifat tarik, geser, atau kompresi hidrostatik. Hubungan dari ketiga modulus serta rasio Poisson

v untuk tegangan tarik uniaksial, mempunyai hubungan sebagai berikut:

𝑲 = 𝑬

𝟐(𝟏−𝟐𝒗) , µ =

𝑬

𝟐(𝟏+𝟐𝒗) , 𝑬 =

𝟗𝑲µ

𝟑𝑲+ µ ....( 1 )

Umumnya, limit elastis bukan merupakan definisi tegangan yang jelas, tetapi pada besi-

tidak-murni dan baja-karbon-rendah, titik awal terjadinya deformasi plastis ditandai dengan

penurunan beban secara tiba-tiba yang menunjukkan adanya titik luluh atas dan titik luluh bawah.

Prilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis logam, khususnya yang memiliki struktur

bcc dan mengandung sejumlah kecil elemen larut. Untuk material yang tidak memiliki titik luluh

yang jelas, berlaku definisi konvensional mengenai titik awal deformasi plastis, yaitu tegangan uji

0,1 %. Di sini ditarik garis sejajar dengan bagian elastis kurva tegangan-regangan dari titik dengan

regangan 0,1 %.

Spesimen tarik juga memberikan informasi mengenai jenis perpatahan yang terjadi.

Biasanya logam polikristalin mengalami perpatahan transgranular (yaitu permukaan

perpatahannya menembus butir) dan tipe perpatahan “cup and cone” sering dijumpai pada logam

ulet, seperti tembaga. Pada tipe perpatahan ini, perpatahan benda uji dimulai di pusat daerah yang

mengalami penciutan dan mula-mula tumbuh tegak lurus pada sumbu tarik. Dengan demikian

terbentuk “cup”, akan tetapi mendekati permukaan luar, perpatahan berubah menjadi “cone” dan

permukaan patahan membentuk sudut 45o dengan sumbu tarik. Kadang-kadang terjadi perpatahan

interkristalin, dan seringkali tidak diiringi deformasi yang berarti. Tipe perpatahan ini biasanya

ditimbulkan oleh fasa presipitasi kedua yang getas di sekitar batas butir, seperti yang dialami

tembaga yang mengandung bismut atau antimon. [9]

Dari bahan yang diuji dibuat sebuah batang coba dengan ukuran yang distandarisasikan,

dieratkan pada sebuah mesin renggut dan dibebani gaya tarik yang dinaikkan secara perlahan-

lahan sampai ia putus. Selama percobaan diukur terus menerus beban dan regangan batang. Skala

tegangan menunjukkan tegangan dalam daN/mm2 dengan berpatokan pada penampang batang

semula, sedangkan skala mendatar menyatakan regangan (perpanjangan) yang bersangkutan

dalam persentasi panjang awalnya. [11]

Page 4: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

4

Grafik 1. Tegangan-Regangan pada Uji Tarik [11]

Gambar 1. Alat Uji Tarik [4]

Page 5: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

5

Gambar 2. Bagian Alat Uji Tarik [6]

Pertama-tama lengkungan memperlihatkan garis lurus miring, ini berarti bahwa tegangan

dan regangan naik sebanding. Pada batas kesebandingan jika beban terus ditingkatkan, maka akan

dicapai batas elastisitas dengan tegangan. Jika pada saat batang dilepaskan dari tegangan, maka

akan kembali pada kedudukan awalnya tanpa meninggalkan bentuk yang berarti. Jika beban

dinaikkan melampaui batas elastisitas, maka regangan membesar relatif lebih pesat dan

lengkungan segera menunjukkan sebuah tekukan yang akan tampil semakin jelas, semakin ulet

bahan itu. Pada pembebanan yang ditingkatkan lebih lanjut, maka tegangan akan mencatat titik

puncaknya sekaligus mempercepat regangan batang. Apabila bahan telah mencapai pada

pembebanan tertinggi, maka akan terjadinya penyusutan dan terus meregang hingga putus pada

batas titik z.

Pada pengujian tarik, pengukuran dilaksanakan berdasarkan tegangan yang diperlukan

untuk menarik benda uji dengan penambahan tegangan konstan. Bila suatu logam dibebani dengan

beban tarik, maka akan mengalami deformasi. Deformasi adalah perubahan ukuran atau bentuk

karena pengaruh beban yang dikenakan kepadanya. Deformasi ini dapat terjadi secara elastis atau

plastis. Melalui kurva dari uji tarik dapat didapatkan sifat-sifat mekanik dari suatu material seperti

kekuatan, yield point, ductility,elongation, dan modulus elastisitas. [11]

Kekuatan tarik dapat dihitung dengan persamaan:

𝝈𝒄 = 𝑭

𝑨𝒐 ....( 2 )

Page 6: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

6

Dimana:

𝜎𝑐 = tegangan teknik (Mpa)

F = beban (N)

𝐴𝑜 = luas penampang awal (mm2)

Regangan dapat dihitung melalui persamaan:

𝜺𝒄 = 𝑳− 𝑳𝒐

𝑳𝒐=

∆𝑳

𝑳𝒐 ....( 3 )

Sehingga, modulus elastis dapat ditentukan melalui persamaan:

𝑬𝒄 = 𝝈

𝜺𝒄 ....( 4 ) [12]

Uji tarik dilakukan untuk mengetahui:

a. Kekuatan maksimum logam (kg/mm2 atau N/mm2) terhadap beban yang bekerja

pada logam tersebut.

b. Regangan (%) yang dicapai dari logam sewaktu mendapat beban dari luar.

c. Ketangguhan logam, dinilai dari dan

Batang uji tarik yang biasa dipakai merupakan sebuah batang yang bundar, dengan ujung-

ujung tebal untuk pemasangan pada mesin tarik. Ditengah-tengah batangnya (bagian yang lebih

kecil) terdapat bagian pengukuran yang sebenarnya, dimana panjang pengukurannya dinyatakan

dengan dua tanda pengenal. Panjang lo dari daerah ukur ini mempunyai perbandingan tertentu

diameter do dari batang itu, yang banyak dipakai ialah perbandingan lo

do= 10 atau 5. Batang yang

memenuhi syarat perbandingan tetap disebut dengan batang uji tarik proporsional. [11]

Gambar 3. Bentuk Batang Uji Tarik [11]

Page 7: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

7

Stress (Tegangan)

Stress didefinisikan sebagai perubahan gaya terhadap luas penampang daerah yang dikenai gaya

tersebut. Dalam satuan internasional, stress memiliki lambang S dan satuan N/m. Gaya yang

bekerja pada benda menyebabkan terjadinya perubahan ukuran benda. Pengaruh vektor gaya

terhadap sumbu x menghasilkan besaran tensile stress dengan lambang 𝜎. Strain (Regangan)

Strain atau regangan didefinisikan sebagai perbandingan perubahan panjang benda terhadap

panjang mula-mula akibat suatu gaya dengan arah sejajar perubahan panjang tersebut. Dalam

satuan internasional, strain memiliki lambang e dengan satuan mm/mm atau %

Kekuatan Luluh

Kekuatan luluh menyatakan besarnya tegangan yang dibutuhkan tegangan untuk berdeformasi

plastis material. Pengukuran besarnya tegangan pada saat mulai terjadi deformasi plastis atau batas

luluh, tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar material mengalami

perubahan sifat dari elastis menjadi plastis, yang berlangsung sedikit demi sedikit dan titik saat

deformasi plastis mulai terjadi, sukar ditentukan secara teliti. Sehingga kekuatan luluh sering

dinyatakan sebagai kekuatan luluh offset, yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Kekuatan luluh offset ditentukan

tegangan pada perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis sejajar dengan

kemiringan kurva pada regangan tertentu.

Modulus Elastisitas

Gradien bagian linear awal kurva tegangan-regangan adalah modulus elastisitas atau modulus

Young. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Makin besar modulus elastisitas

makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.

Kelentingan

Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu berdeformasi

secara elastis dan kembali ke bentuk awal apabila bebannya dihilangkan. Kelentingan biasa

dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yaitu energi regangan tiap satuan volume yang

dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh.

Keuletan (ductility)

Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu bahan, yang secara umum

pengukurannya dilakukan untuk memenuhi tiga kepentingan, yaitu:

a. Menyatakan besarnya deformasi yang mampu dialami suatu material, tanpa terjadi patah.

Hal ini penting untuk proses pembentukan logam seperti pengerolan dan ekstruksi.

b. Menunjukkan kemampuan logam untuk mengalir secara plastis sebelum patah Keuletan

logam yang tinggi menunjukkan kemungkinan yang besar untuk berdeformasi secara

lokal tanpa terjadi perpatahan.

c. Sebagai petunjuk adanya perubahan kondisi pengolahan.

Ukuran keuletan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas suatu bahan walaupun tidak ada

hubungan langsung antara keuletan dengan perilaku dalam pemakaian bahan. Cara untuk

menentukan keuletan yang diperoleh dari uji tarik adalah regangan teknis pada saat patah (e), yang

biasa disebut perpanjangan dan pengukuran luas penampang pada patahan (q). Kedua sifat ini

Page 8: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

8

didapat setelaah terjadi patah, dengan cara menaruh uji kembali, kemudian diukur panjang akhir

benda uji (Lf) dan diameter pada patahan (D), untuk menghitung luas penampang patahan (A). [7]

Plastisitas

Plastisitas adalah sifat yang dimiliki oleh suatu material, yaitu ketika beban yang diberikan kepada

suatu benda/ material hingga mengalami perubahan bentuk kemudian dihilangkan lalu benda tidak

bisa kembali sepenuhnya ke bentuk semula. Peningkatan pembebanan yang melebihi kekuatan

luluh (yield strength) yang dimiliki mengakibatkan aliran deformasi permanen yang disebut

plastisitas. [9]

Elastisitas

Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya

perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Tetapi apabila tegangan

melampaui batas maka perubahan bentuk akan terjadi walaupun beban dihilangkan. [8]

Prinsip pengujian adalah dengan memberikan gaya satu arah atau uniaxial pada sampel uji

yang memiliki bentuk dan dimensi tertentu. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mesin

tarik. Sampel ditarik dengan gaya yang membesar secara kontinu. Akan terjadi perpanjangan

bahan logam pada setiap penambahan gaya yang diberikan. Uji dilakukan sampai sampel putus.

[1]

Data yang diperoleh dari hasil uji tarik adalah:

1. Kekuatan (kekuatan luluh dan kekuatan tarik)

2. Keuletan (perpanjangan dan reduksi penampang)

3. Modulus elastisitas

4. Modulus kelentingan

5. Modulus ketangguhan [8]

Uji tarik terhadap logam dilakukan dalam beberapa metoda pembebanan di antaranya tarik

(tension), tekan (compression), geser (shear), dan puntir (torsion), uji torsion digunakan untuk

mengukur tenaga putaran suatu material. Beberapa logam mempunyai kekuatan tarik dan tekan

yang berdekatan, tetapi logam besi mempunyai kekuatan tarik yang rendah dibandingkan kekuatan

tekan. Kekuatan geser untuk logam lebih rendah dari kekuatan tarik pada faktanya untuk semua

logam. [2]

(a) (b) (c) (d)

Gambar 4. (a) Tension (b) Compression (c) Shear (d) Torsion [2]

Page 9: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

9

Gambar 5. Alat Torque Testing [2]

Tabel 1. Kekuatan Material [2]

Allowable Working Unit Stress

Material Modulus

Elastisitas

Tarik

(tension)

Tekan

(compression)

Geser (shear) Extreme

Fiber in

Bending

Cast iron 15,000,000 3,000 15,000 3,000

Wrought iron 25,000,000 12,000 12,000 9,000 12,000

Steel Structural 29,000,000 20,000 20,000 13,000 20,000

Tungsten carbide 50,000,000

Elastic Limit (PSI) Limit Strength (PSI)

Material Tarik

(tension)

Tekan

(compression)

Tarik

(tension)

Tekan

(compression)

Geser (shear)

Cast iron 6,000 20,000 20,000 80,000 20,000

Wrought iron 25,000 25,000 50,000 50,000 40,000

Steel Structural 36,000 36,000 65,000 65,000 50,000

Tungsten carbide 80,000 120,000 100,000 400,000 70,000

1.2.2. Kekerasan Kekerasan logam, didefinisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, dan memberikan

indikasi cepat mengenai prilaku deformasi. Alat uji kekerasan menekankan bola kecil, piramida,

atau kerucut ke permukaan logam dengan beban tertentu, dan bilangan kekerasan (Brinell atau

piramida intan Vickers) diperoleh dari diameter jejak. Kekerasan dapat dihubungkan dengan

kekuatan luluh atau kekuatan tarik logam, karena sewaktu indentasi, material di sekitar jejak

mengalami deformasi plastis mencapai beberapa persen regangan tertentu. Bilangan kekerasan

Vickers (VPN) didefinisikan sebagai beban dibagi dengan luas permukaan jejak piramida dan

dinyatakan dalam satuan kgf/mm2; dan besarnya sekitar tiga kali tegangan luluh untuk material

yang tidak mengalami pengerasan-kerja yang berarti. Bilangan kekerasan Brinell (BHN)

Page 10: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

10

didefinisikan sebagai tegangan P/A, dalam satuan kgf/mm2, dimana P adalah beban dan A adalah

luas permukaan kutub bola yang membentuk indentasi. Jadi:

𝑩𝑯𝑵 = 𝑷/ { 𝝅

𝟐𝑫𝟐} {𝟏 − [𝟏 − (𝒅/𝑫)𝟐]𝟏/𝟐} ....( 5 )

Dimana d adalah diameter jejak dan D adalah diameter indentor. Agar diperoleh hasil yang

konsisten maka rasio d/D harus kecil dan diusahakan agar tetap konstan. Dengan kondisi seperti

ini maka nilai BHN dan VPN untuk material lunak adalah sama. Pengujian-kekerasan penting,

baik untuk pengendalian kerja maupun penelitian, khususnya diperlukan informasi mengenai

material getas pada temperatur tinggi. [9]

Uji kekerasan yang menggunakan tekanan dan suatu penetrasi atau identasi secara luas

digunakan untuk aplikasi di industri karena mudah dalam pengoperasiannya. Alat seperti Rockwell

dan Brinell umum digunakan. Microhardness testers yang area pengujian lebih luas dengan sebuah

mikroskop yang sering digunakan dalam laboratorium matalurgi. [2]

Kekerasan adalah ukuran ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis lokal. Nilai

kekerasan tersebut dihitung hanya pada tempat dilakukannya pengujian tersebut (lokal),

sedangkan pada tempat lain bisa jadi kekerasan suatu material berbeda dengan tempat lainnya.

Tetapi nilai kekerasan suatu material adalah homogen dan belum dipanaskan secara teoritik akan

sama untuk tiap-tiap titik.

Pengujian kekerasan sering sekali dilakukan karena mengetahui kekerasan suatu material

maka secara umum juga dapat diketahui beberapa sifar mekanik lainnya, seperti kekuatan. Pada

pengujian kekerasan dengan metoda penekanan, penekanan kecil ditekankan pada permukaan

bahan yang akan diuji dengan penekanan tertentu. Kedalaman atau hasil penekanan merupakan

fungsi dari nilai kekerasan, makin lunak suatu bahan makin luas dan makin dalam akibat

penekanan tersebut, dan makin rendah nilai kekerasannya. [11]

Metode Pengujian Kekerasan

1. Metode Gores

Metode ini tidak banyak digunakan dalam dunia metalurgi, tetapi masih dalam dunia

mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu dengan membagi kekerasan material

di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudian dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi

dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh material talk, hingga

skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohs

urutan nilai kekerasan material di dunia ini diwakili oleh:

Tabel 2. Urutan Nilai Kekerasan Skala Mohs [11]

Prinsip pengujian: bila suatu mineral mampu digores oleh Orthoclase (no. 6) tetapi tidak

mampu digores oleh Apatite (no. 5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6.

1. Talc 2. Gipsum

3. Calcite 4. Fluorite

5. Apatite 6. Orthoclase

7. Quartz 8. Topaz

9. Corundum 10. Diamond (Intan)

Page 11: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

11

Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini memiliki kekurangan utama berupa

ketidakakuratan nilai kekerasan suatu material. Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan

metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilai berkisar 1-9 saja, sedangkan 9-10 memiliki rentang yang

besar.

2. Metode Elastik/Pantul (Rebound) Dengan metode ini, kekerasan suatu material ditentukan oleh alat scleroscope yang

mengukur tinggi pantulan suatu pemukul (hammer) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari

suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi pantulan yang dihasilkan mewakili

kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan oleh dial pada alat

pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.

3. Metode Indentasi Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor

dengan gaya dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh dalam

ataupun luas area indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian).

Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Metode Brinell Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada tahun 1900. Pengujian

kekerasan dilakukan dengan beban dan waktu indentasi tertentu. Pengukuran nilai kekerasan suatu

material ditentukan melalui rumus pada persamaan (5).

Gambar 6. Skema Prinsip Indentasi dengan Metode Brinell [11]

Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10 mm dan beban

3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non-ferrous.

Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi biasanya sekitar 10 detik sementara untuk logam-

logam non-ferrous sekitar 30 detik. Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi

untuk setiap material dapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatu

material yang dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan angka di belakangnya menyatakan kondisi

pengujian. Contoh 75 HB 10/500/30 menyatakan nilai kekerasan Brinell sebesar 75 dihasilkan

oleh suatu pengujian dengan indentor 10 mm, pembebanan 500 kg selama 30 detik.

Page 12: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

12

Gambar 7. Hasil Indentasi Brinell Berupa Jejak Lingkaran [11]

2) Metode Vickers

Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o. Prinsip

pengujian adalah sama dengan metode Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan berbentuk bujur

sangkar berdiagonal. Panjang diukur dengan skala pada mikroskop pengukur jejak. Nilai

kekerasan suatu material diberikan oleh:

𝑽𝑯𝑵 = 𝟏𝟖𝟓𝟒 𝑷

𝒅𝟐 ....( 6 )

dimana d adalah panjang diagonal rata-rata dari jejak berbentuk bujur sangkar.

Gambar 8. Skema Prinsip Indentasi dengan Metode Vickers [11]

Page 13: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

13

Gambar 9. Alat Uji Vickers [11]

3) Metode Rockwell

Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung (directreading).

Metode ini banyak dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Variasi dalam beban

indentor yang digunakan membuat metode ini memiliki banyak macamnya. Metode yang paling

umum dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja berdiameter 1/6 inci dan beban 100

kg) dan Rockwell C (dengan indentor intan dengan beban 150 kg). Walaupun demikian metode

Rockwell lainnya juga biasa dipakai. Oleh karenanya skala kekerasan Rockwell suatu material

harus dispesifikasikan dengan jelas. [11]

Tabel 3. Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell [11]

Page 14: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

14

Gambar 10. Alat Uji Rockwell [11]

Pengujian kekerasan ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh harga kekerasan suatu logam

2. Untuk mengetahui perubahan sifat dan perubahan suatu kekerasan dari logam

setelah perlakuan pemanasan

3. Untuk mengetahui kekerasan baja terhadap kecepatan pendinginan

4. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan yang disebabkan oleh media pendingin [15]

Tabel 4. Skema Uji Keras [9]

Page 15: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

15

1.2.3. Ketangguhan (Impak)

Ketangguhan (impak) merupakan ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang

membedakan pengujian impak dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan

dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk

mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan

transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan

melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil saat terjadinya

tumbukan kecelakaan. [11]

Gambar 11. Ilustrasi Skematis Uji Impak [11]

Page 16: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

16

(a) (b)

Gambar 12. (a) Pendulum Impact Tester HIT50P; (b) Charpy Spesimen Tested [3]

Pada pengujian ini beban diayunkan dari ketinggian tertentu dan mengenai benda uji,

kemudian diukur energi disipasi pada patahan. Pengujian ini bermanfaat untuk memperlihatkan

penurunan keuletan dan kekuatan impak material berstruktur bcc pada temperatur rendah. Sebagai

contoh, baja karbon memiliki temperatur transisi ulet-getas yang relatif tinggi. Oleh karena itu,

baja jenis ini dapat digunakan dengan aman pada temperatur di bawah nol hanya jika temperatur

transisi diturunkan dengan cara menambahkan paduan yang sesuai atau dengan memperluas

ukuran butir. [9]

Temperatur transisi adalah temperatur yang menunjukkan transisi perubahan jenis

perpatahan suatu bahan bila diuji pada temperatur yang berbeda-beda. Pada pengujian dengan

temperatur yang berbeda-beda maka akan terlihat bahwa pada temperatur tinggi material akan

bersifat ulet (ductile) sedangkan pada temperatur rendah material akan bersifat rapuh atau getas

(brittle). Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom bahan pada temperatur yang berbeda

dimana pada temperatur kamar vibrasi itu berada dalam kondisi kesetimbangan dan selanjutnya

akan menjadi tinggi bila temperatur dinaikkan. Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu

penghalang terhadap pergerakan dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak dari luar.

Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi menjadi relatif sulit sehingga

dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda uji. Sebaliknya pada temperatur di

bawah 0o C, vibrasi atom relatif sedikit sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasi

menjadi lebih mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan dengan energi yang relatif

lebih rendah.

Informasi mengenai temperatur transisi menjadi demikian penting bila suatu material akan

didesain untuk aplikasi yang melibatkan rentang temperatur yang besar, misalanya dari temperatur

di bawah 0o C hingga temperatur tinggi di atas 100oC, contoh sistem penukar panas (heat

exchanger). Hampir semua logam berkekuatan rendah dengan struktur kristal fcc seperti tembaga

dan alumunium bersifat ulet pada semua temperatur sementara bahan dengan kekuatan luluh yang

Page 17: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

17

tinggi bersifat rapuh. Hampir semua baja karbon yang dipakai pada jembatan, kapal, dan jaringan

pipa bersifat rapuh pada temperatur rendah.

Grafik 2. Efek Temperatur Uji Impak [11]

Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya

perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Pada pengujian

impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan Joule dan dibaca

langsung pada skala (dial) penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji.

Harga impak (HI) suatu bahan yang diuji dengan metode Charpy diberikan oleh:

𝑯𝑰 = 𝑬

𝑨 ....( 7 )

dimana E adalah energi yang diserap dalam satuan Joule dan A luas penampang di bawah takik

dalam satuan mm4. Secara umum benda uji impak dikelompokkan ke dalam dua golongan sampel

standar yaitu: batang uji Charpy banyak digunakan di Amerika Serikat dan batang uji Izod yang

lazim digunakan di Inggris dan Eropa. Benda uji Charpy memiliki luas penampang lintang bujur

sangkar (10 x 10 mm) dan memiliki takik (notch) berbentuk V dengan sudut 45o, dengan jari-jari

dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Perbedaan cara pembebanan antara metode Charpy dan Izod,

yaitu:

Gambar 13. Ilustrasi Skematik Pembebanan Impak Uji Charpy dan Izod [11]

Page 18: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

18

Serangkaian uji Charpy pada satu material umumnya dilakukan pada berbagai temperatur

sebagai upaya untuk mengetahui temperatur transisi. Sementara uji impak dengan metode Izod

umumnya dilakukan hanya pada temperatur ruang dan ditujukan material-material yang didesain

untuk berfungsi sebagai cantilever, takik (notch) dalam benda uji standar ditujukan sebagai suatu

konsentrasi tegangan sehingga perpatahan diharapkan akan terjadi di bagian tersebut. Selain

berbentuk V dengan sudut 45o, takik dapat pula dibuat dengan bentuk lubang kunci. Pengukuran

lain yang biasa dilakukan dalam pengujian impak Charpy adalah penelaahan permukaan

perpatahan untuk menentukan jenis perpatahan (fracografi) yang terjadi. Secara umum

sebagaimana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik maka perpatahan impak digolongkan

menjadi 3 jenis, yaitu:

Perpatahan Berserat

Melibatkan mekanisme pergeseran bidang-bidang kristal di dalam bahan (logam) dan ulet

(ductile). Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap

cahaya dan berpenampilan buram.

Perpatahan Granular/Kristalin

Dihasilkan oleh mekanisme pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang

rapuh (brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar dan mampu memberikan daya

pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).

Perpatahan Campuran

Kombinasi dua jenis perpatahan di atas. [11]

1.2.4. Fatik

Fatik merupakan ketahanan suatu material menerima pembebanan dinamik. Benda yang

tidak tahan terhadap fatik akan mengalami kegagalan pada kondisi pembebanan dinamik (beban

berfluktuasi). Mengalami kegagalan (patah) pada tegangan jauh di bawah tegangan diperlukan

untuk membuatnya patah pada pembebanan tunggul (statis). Kegagalan fatik biasanya terjadi pada

tempat yang konsentrasi tegangannya besar, seperti pada ujung yang tajam atau notch. Tidak ada

indikasi awal terjadinya patah fatik dan retakan fatik yang terjadi bersifat halus, maka patah fatik

sulit untuk dideteksi dari awal. [11]

Gambar 14. Permukaan Patahan Fatik dari Ujung yang Tajam dari Tempat Pasak [11]

Page 19: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

19

Gambar 15. Benda Alat Uji Fatik Standar ASTM E 466 [10]

Faktor-faktor Penyebab Patah Fatik

Berdasarkan penyebab utamanya, yaitu beban (tegangan) yang bekerja, patah fatik

tergantung pada:

1. Besarnya tegangan maksimum yang bekerja

2. Fluktuasi tegangan yang bekerja, yaitu besarnya amplitudo dari tegangan-tegangan yang

bekerja.

3. Siklus tegangan yang bekerja, yaitu banyaknya periode pembebanan yang terjadi

Selain tegangan, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya patah fatik, antara lain:

1. Konsentrasi tegangan pada suatu bagian benda

2. Terdapatnya porositas

3. Korosi akibat lingkungan dan penyelesaian permukaan benda [5]

Kondisi lingkungan dapat menimbulkan terjadinya retakan-retakan pada permukaan

benda. Sedangkan proses penyelesaian permukaan seperti coating yang dapat melindungi

permukaan juga dapat mempengaruhi terjadinya retakan-retakan. Kedua hal tersebut dapat

mempengaruhi nilai kekuatan fatik dari material.

Untuk menentukan kefatikan suatu material, dilakukan suatu pengujian fatik. Tujuan dari

uji fatik adalah untuk mengetahui karakteristik material yang berhubungan dengan beban dinamis

yaitu kekuatan fatik atau fatik limit. Kegunaan dari uji fatik adalah hasil dari pengujian nantinya

akan digunakan dalam perancangan produk, yaitu sebagai faktor pertimbangan dalam memilih

material yang tepat untuk suatu rancangan. [11]

Metode standar untuk mempelajari fatik diawali dengan mempersiapkan sejumlah besar

spesimen cacat, dan dilaksanakan pengujian dengan rentang tegangan, S yang berbeda untuk setiap

kelompok spesimen. Jumlah siklus tegangan N, yang dibebankan dengan level tegangan tertentu

pada setiap spesimen dicatat dan digambar. Pada material ferrous tertentu yang digunakan dalam

lingkungan bebas korosi dibenarkan untuk menerapkan tentang tegangan kerja yang aman. Tetapi

hal ini tidak berlaku untuk material non-ferrous dan baja dalam lingkungan korosif, untuk logam

ini tidak dapat ditentukan batas ketahanan fatik. [9]

Page 20: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

20

1.2.5. Creep

Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap. Meskipun

sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan yang mampu

mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai kompensasi terhadap pengurangan penampang

benda uji. Pada temperatur yang relatif tinggi, creep terjadi pada semua level tegangan, tetapi pada

temperatur tertentu laju creep bertambah dengan meningkatnya tegangan. Untuk pengkajian sifat

creep dengan teliti, maka spesimen harus berada pada temperatur konstan, dan perubahan dimensi

yang relatif kecil harus dapat diukur. Pengukuran dimensi memerlukan kehati-hatian, karena

dengan peningkatan temperatur beberapa persepuluh derajat sudah terjadi penggandaan laju creep.

[9]

Logam-logam yang berada pada suhu tinggi, mengalami sejumlah deformasi sekunder.

Proses ini terdiri dari proses pergelinciran ganda, pembentukan pita gelincir yang sangat kasar,

pita-pita tertekuk, pembentukan lipatan pada batas-batas butir dan migrasi batas-batas butir.

Mekanisme deformasi mulur utama dapat dikelompokkan, sebagai berikut:

1. Pergelinciran dislokasi yang mencakup pergerakan dislokasi sepanjang bidang slip

dan melintasi hambatan oleh energi aktivasi.

2. Mulur dislokasi mencakup pergerakan dislokasi yang dapat melampaui hambatan

oleh mekanisme termal termasuk difusi kekosongan.

3. Mulur difusi mencakup aliran kekosongan dan interstisi melalui kristal di bawah

pengaruh tegangan luar. [5]

Tabel 5. Creep Strength for Several Alloys [2]

Creep Strength (PSI)

Alloy 70o F

Tensile

Strength

800o Stress for 1%

Elongation per 10,000

Hr

1200o F Stress for 1%

Elongation per 10,000

Hr

1500o F

Stress to

Failure

20% Carbon Steel 62,000 35,100 200 1,500

50% Molybdenum

0,8%-20% Carbon steel

64,000 39,000 500 2,600

1% Chromium

60% Molybdenum

20% Carbon steel

75,000 40,000 1,500 3,500

304 Stainless steel

19% Chromium

9% Nickel

85,000 28,000 7,000 15,000

Page 21: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

21

Grafik 3. Kurva Creep yang Lazim Dijumpai [9]

Gambar 16. Alat Uji Creep [2]

Page 22: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

22

2. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai karakterisasi mekanik, maka dapat diambil

kesimpulan, yaitu:

1. Karakterisasi mekanik adalah suatu sifat yang berhubungan dengan sifat elastis atau

non elastis dari suatu material, apabila diberikan suatu tekanan, seperti tegangan,

regangan, kekerasan, dll.

2. Setiap material memiliki sifat-sifat mekanik, diantaranya:

a) Kekuatan (strength)

b) Keuletan (ductility)

c) Modulus Elastisitas

d) Modulus Kelentingan

e) Modulus Ketangguhan

f) Kekerasan (hardness)

g) Impak

h) Fatik

i) Creep

3. Untuk Mengetahui sifat mekanik dari material, maka dilakukan beberapa pengujian,

yaitu:

a) Pengujian Tarik

b) Pengujian Kekerasan

c) Pengujian Impak

d) Pengujian Fatik

e) Pengujian Creep

Ucapan Terimakasih

Alhamdulillah segala syukur diberikan kepada Allah SWT karena memberikan kemudahan

untuk menyelesaikan tugas paper ini. Terimakasih kepada Rahadian, M.Si, Ph.D selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga paper ini terselesaikan.

Tidak lupa terimakasih kepada rekan-rekan jurusan kimia yang telah membantu dalam proses

pengerjaan paper ini.

Page 23: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

23

Referensi

[1] Ardra, http://ardra.biz.wordpress.com, "Karakteristik Sifat Material Bahan Logam".

[2] Bruce, R Gregg, dkk. (1987), Modern Materials and Manufacturing Processes, Second

Edition, USA, Prentice Hall International Inc, Hal 53-63.

[3] Camelia Cerbu. (2014), Mechanical Characterization of The Flex/Epoxy Composite

Material, Romania, ELSEVIER.

[4] D.T Disalvo, E.E Sackett, RE Johnston, D. Thomson, P. Andrews, M.R. Bache. (2015),

Mechanical Characterisation of a Fibre Reinforced Oxide/Oxide Ceramic Matrix

Composite, United Kingdom, ELSEVIER.

[5] Poppy, EP. (1996), Mekanika Bahan, Jakarta, Erlangga, Hal 30-35.

[6] Salindeho, Robert Denti, Jan Soukota, Rudy Poeng. (2005), Pemodelan Pengujian Tarik

untuk Menganalisis Sifat Material, Sulawesi, Universitas Sam Ratulangi.

[7] Sastranegara, Azhari. (2007), Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam, Jakarta,

Universitas Indonesia, Hal 1-6.

[8] Sihombing, Suhardy. (2007), Pengaruh Proses Pemanasan dan Pendinginan Terhadap

Sifat Mekanik Logam, Medan, Universitas HKBP Nommensen, Hal 7-17.

[9] Smallman, RE dan R.J Bishop. (2000), Metalurgi Fisik Modern & Rekayasa Material,

Jakarta, Erlangga, Hal 214-218.

[10] Sugiarto, Teguh, Zulhanif, Sugiyanto. (2013), Analisis Uji Ketahanan Lelah Baja Karbon

Sedang AISI 1045 dengan Heat Treatment dengan Menggunakan Alat Rotary Bending,

Lampung, Universitsas Negeri Lampung.

[11] Surdia Tata. (1989), Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta, PT. Pradian Paramita, Hal 1-11.

[12] Yeremias M.Pell. (2012), Pengaruh Fraksi Volume Terhadap Karakterisasi Mekanik

Green Composite Widuri-Epoxy, Kupang, Universitas Negeri Nusa Cendana.

Page 24: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

24

Soal Pertanyaan dan Solusi

1. Apakah yang dimaksud dengan karakterisasi mekanik pada material?

Solusi: karakterisasi mekanik adalah suatu sifat yang berhubungaan dengan sifat elastis

atau non elastis dari suatu material, apabila diberikan suatu tekanan, seperti tegangan,

regangan, kekerasan, dll (Sumber: Bruce, R Gregg, dkk. (1987), Modern Materials and

Manufacturing Processes, Second Edition, USA, Prentice Hall International Inc, Hal 53-

63.)

2. Suatu material memiliki sifat-sifat mekanik yang dapat ditentukan melalui pengujian.

Salah satu pengujian yang dapat dilakukan terhadap material adalah kekerasan. Jelaskanlah

metode-metode yang digunakan dalam metode indentasi!

Solusi:

1) Metode Brinell

Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A. Brinell pada tahun 1900. Pengujian

kekerasan dilakukan dengan beban dan waktu indentasi tertentu. Pengukuran nilai

kekerasan suatu material ditentukan melalui rumus. Prosedur standar pengujian

mensyaratkan bola baja dengan diameter 10 mm dan beban 3000 kg untuk pengujian

logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non-ferrous. Untuk logam-

logam ferrous, waktu indentasi biasanya sekitar 10 detik sementara untuk logam-logam

non-ferrous sekitar 30 detik. Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu

indentasi untuk setiap material dapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji.

Nilai kekerasan suatu material yang dinotasikan dengan ‘HB’ tanpa tambahan angka di

belakangnya menyatakan kondisi pengujian. Contoh 75 HB 10/500/30 menyatakan

nilai kekerasan Brinell sebesar 75 dihasilkan oleh suatu pengujian dengan indentor 10

mm, pembebanan 500 kg selama 30 detik.

2) Metode Vickers

Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o.

Prinsip pengujian adalah sama dengan metode Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan

berbentuk bujur sangkar berdiagonal. Panjang diukur dengan skala pada mikroskop

pengukur jejak. Nilai kekerasan suatu material diberikan oleh:

𝑽𝑯𝑵 = 𝟏𝟖𝟓𝟒 𝑷

𝒅𝟐 ....( 6 )

dimana d adalah panjang diagonal rata-rata dari jejak berbentuk bujur sangkar.

3) Metode Rockwell

Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung

(directreading). Metode ini banyak dipakai dalam industri karena pertimbangan

praktis. Variasi dalam beban indentor yang digunakan membuat metode ini memiliki

banyak macamnya. Metode yang paling umum dipakai adalah Rockwell B (dengan

indentor bola baja berdiameter 1/6 inci dan beban 100 kg) dan Rockwell C (dengan

indentor intan dengan beban 150 kg). Walaupun demikian metode Rockwell lainnya

juga biasa dipakai. Oleh karenanya skala kekerasan Rockwell suatu material harus

dispesifikasikan dengan jelas. (Sumber:Surdia Tata. (1989), Pengetahuan Bahan

Teknik, Jakarta, PT. Pradian Paramita, Hal 1-11.)

Page 25: Abstrak -   · PDF filePrilaku luluh ini merupakan karakteristik berbagai jenis ... Pengaruh vektor gaya ... Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu

25

3. Sebutkan data yang diperoleh setelah melakukan uji tarik suatu bahan!

Solusi:

1) Kekuatan (kekuatan luluh dan kekuatan tarik)

2) Keuletan (perpanjangan dan reduksi penampang)

3) Modulus elastisitas

4) Modulus kelentingan

5) Modulus ketangguhan (Sumber: Sihombing, Suhardy. (2007), Pengaruh Proses

Pemanasan dan Pendinginan Terhadap Sifat Mekanik Logam, Medan, Universitas

HKBP Nommensen, Hal 7-17.)


Recommended