5. Persamaan wage determination dan price determination
Wage Determination
Wages, Prices, and Unemployment
The aggregate nominal wage, W, depends on three factors:
§The expected price level, Pe
§The unemployment rate, u
§A catchall variable, z, that stands for all other variables that may affect the outcome of wage setting - tingkat output/pertumbuhan ekonomi, tingkat kemanusiaan, kolektivitas serikat buruh, dsb
Price Determination
v Dalam jangka pendek, modal dan tanah merupakan input tetap bagi produksi. Penggunaannya berlaku konstan dan karena itu satu-satunya faktor variabel dalam produksi hanyalah tenaga kerja.Fungsi produksi agregat dapat dinyatakan sebagai :
Y = output N = employment A = labor productivity, or output per worker
Further, assuming that one worker produces one unit of output—so that A = 1, then, the production function becomes:
Firms set their price according to:
The term m is the markup of the price over the cost of production. If all markets were perfectly competitive, m = 0, and P = W.
6. Teori yang mendasar bentuk kurva dalam SR
Kurva IS didapatkan dari kurva yang bernama keynesian cross. Keynesian cross merupakan kurva yang mengukur seberapa banyak output pada sektor riil dihasilkan (C+I+G+NX). Kemudian kurva LM didapatkan dari kurva money supply-money demand (kurva yang menggambarkan seberapa banyak bank sentral mencetak uang dengan berapa tingkat interest yang ada saat itu). Kurva IS dan LM tersebut dipadukan akan menjadi IS-LM Model. IS-LM Model ini digunakan untuk menganalisis aggregate
demand yang kemudian bisa digunakan untuk menjelaskan bagaimana fluktuasi jangka pendek yang terjadi dalam suatu perekonomian.
7. Mekanisme kenaikan output dan menigkatkan harga
Important properties of AS relation.
● Kenaikan tingkat output menyebabkan kenaikan tingkat harga, berasal dari o Kenaikan output akan meningkatkan employment (karena Y = N) ❏ Kenaikan employment akan menurunkan unemployment ❏ Penurunan unemployment akan meningkatkan upah nominal, W (karena u dan W berbanding
terbalik) ❏ Kenaikan upah nominal akan meningkatkan harga yang ditetapkan perusahaan sehingga akan
meningkatkan juga tingkat harga (karena P = (1+µ)W) ● Kenaikan ekspektasi tingkat harga, harga aktual, P. Berasal dari P e , akan mempengaruhi kenaikan
tingkat ❏ Ketika orang yang menentukan upah berekspektasi bahwa harga akan naik, mereka akan
meningkatkan upah nominal. ❏ Kenaikan upah nominal akan menaikkan tingkat harga aktual
Penjelasan Grafik:
- Pada tingkat ekspektasi harga tertentu, kenaikan output akan menaikkan tingkat harga aktual.
- Ketika output berada pada tingkat natural, Yn , tingkat harga aktual akan sama dengan ekspektasi tingkat harga
8. Harga memengaruhi investasi
Ketika P turun > Maka dirumus Ms = M/P, Ms-nya naik > r nya turun (lihat kurva) > dalam fungsi I = f(r, Y, z), ketika r turun Investasi naik > LM bergeser ke kanan > Y naik, digambarkan dari sni:
9. Kebijakan fiskal dalam Islam a. Peran Negara:
■ Setiap orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kebutuhan hidup ■ Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengutilisasi sumber daya ■ Memastikan pasar tetap diawasi demi keadilan ■ Adanya redistribusi dari orang yang mampu ke kurang mampu ■ Adanya distribusi yang adil untuk generasi selanjutnya
b. Fungsi Pemerintah:
■ Kebijakan: memastikan kepentingan pribadi dan public > Maslahah > Maqasid ■ Pengawasan: mengimplementasikan struktur insentif untuk mendorong kepatuhan
hukum, kordinasi, dan kerja sama kebijakan pemerintah.
c. Kebijakan Pemerintah, demi mengurngai fluktuasi business cycle (Stabilitas ekonomi, full employ, price stability) dengan kebijakan Moneter dan Fiskal.
d. Kebijakan Fiskal EKONOMI ISLAM:
■ Pengentasan kemiskinan ■ Kesenjangan yang tolerable ■ Safety net memadai ■ Distribusi sumber daya secara merata kesetiap individu dan next generasi
Pilar-pilar kebijakan fiskal ekonomi Islam:
● Zakat (diwajibkan oleh peraturan Allah) ● Pajak (dikenakan jika zakat gak cukup) (diwajibkan oleh peraturan pemerintah) ● Flat Income Tax (untuk semua tingkat income sama taxnya) ● Wealth Tax (dikenakan sesuai dengan kemampuan) ● Wakaf (instrument tambahan)
e. Keuangan Publik EKONOMI ISLAM:
Struktur pengeluaran publik secara umum: 1. Current Expenditure – dibiayai pajak 2. Social Expenditure – dibiayai pajak dan zakat 3. Investment/Capital Expenditure – dibiayai utang pemerintah (konven) dan sukuk (syariah) 4. Capital Expenditure & Market – didanai melalui equity shares sehingga memperluas pasar
modal, mengurangi ketergantungan anggaran, mengikutsertakan masyarakat sebagai pemilik public projects.
f. Kebijakan Fiskal Melalui BOT (Build, Operate, Transfer) sebagai SUKUK Model Baru Sederhananya, pemerintah meminta sektor swasta utk melakukan pembangunan projek publik. Misalnya pembangunan jalan raya oleh swasta yang kemudian setelah jalannya jadi, pihak swasta tersebut akan menjadikan jalan tersebut jalan tol untuk mengembalikan modal pembangunan proyek publik tersebut. Namun seiring berjalan waktu, ada kesepakatan dari pihak swasta dengan pemerintah bahwa pada setelah masa tertentu dioperasikan oleh swasta, barang publik tersebut harus ditransfer kepada pemerintah. Misalnya setelah 20 tahun jalan dioperasikan sebagai jalan tol, dengan asumsi bahwa investor sudah balik modal
10. Proses evolusi konsep ekonomi pembangunan kontemporer sampai dengan konsep yang terakhir
Fase 1
Pengertian ekonomi pembangunan yang seperti diatas merupakan hasil dari revisi berulang kali dari para ekonom tentang arti pembangunan itu sendiri dalam kurun waktu satu abad terakhir. Pada tahun 1950an, pembangunan diartikan sebagai sebatas kemampuan negara untuk tumbuh diatas 5% per tahun. Jadi jika ada negara yang tumbuh dibawah 5% per tahun saat itu, artinya di negara tersebut tidak terjadi pembangunan ekonomi. Konsepnya pembangunan saat itu sekaligus masih diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi.
Fase 2
Kemudian definisi ekonomi pembangunan tahun 1970an, terjadi perubahan paradigma dari yang sebelumnya pembangunan disamakan dengan pertumbuhan, pada tahun ini konsep pembangunan beralih kepada pemikiran adanya kepada penekanan redistribusi pendapatan dibandingkan hanya sebatas pertumbuhan dan juga beberapa penekanan indikator non-ekonomi seperti kesehatan dan pendidikan. Secara umum ekonomi pembangunan berhubungan dengan pemberantasan kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran.
Fase Sen’s “Capabilities” Approach: 1985
Tahun 1985, Amartya Sen memberikan konsep tentang Kapabilitas Fungsi yang dikenal sebagai Sen’s Capabilities. Menurutnya tujuan dari semua pembangunan ekonomi adalah manusianya itu sendiri. Sen’s capability atau aslinya bernama capability to function (kapabilitas untuk berfungsi) diartikan sebagai kemampuan (capability) seseorang untuk menggunakan (function) komoditas yang dimiliki. Jadi misalnya dua orang masingmasing memiliki notebook. Orang pertama menggunakannya untuk bermain games, menonton film, mengerjakan projek desain, membuat artikel kolom opini dan membuat cerpen. Sedangkan orang kedua menggunakannya hanya untuk bermain game dan menonton film, karena dia tidak memiliki kemampuan lain.
Meskipun notebook-nya sama persis, tetapi orang kedua dikatakan lebih miskin dari orang pertama. Karena dia tidak bisa menggunakan fitur-fitur lain yang ada pada notebook-nya. Itu lah mengapa menurut Sen kemiskinan harus diartikan lebih luas dari sekedar kepemilikan terhadap sesuatu, melainkan harus mengikutkan fungsi yang bisa dilakukan dengan kepemilikannya tersebut. (Lebih lanjut baca Todaro, Michael. Economic Development halaman 18).
Fase 3
Definisi ekonomi pembangunan tahun 1990an menjadi definisi yang dipakai hingga sekarang. Ekonomi pembangunan berkaitan dengan 3 hal: 1) Kesehatan, yang diukur dengan tingkat harapan hidup, 2) Pendidikan, yang diukur dengan angka melek huruf dan partisipasi sekolah, dan 3) Pendapatan, yang diukur dengan GDP atau ketiga hal tersebut dirangkum dalam satu konsep bernama Human Development Index. Artinya pembangunan dikatakan berhasil jika HDI suatu negara meningkat. HDI tersebut secara berkala setiap tahun dipublikasikan hasilnya oleh UNDP (United Nations Development Programme).
Fase 4
Konsep paling baru yang diluncurkan pada 2015 terkait dengan ekonomi pembangunan adalah Sustainable Development Goals (SDG), kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDG). SDG menekankan adanya faktor lingkungan dalam setiap aktivitas pembangunan yang berarti fokus utamanya adalah keberlanjutan.
11. Teori pembangunan Ibn Khaldun
Model pembangunan Ibnu Khaldun dapat ditunjukkan dalam hubungan fungsional berikut:
G = f (S, N, W, g, j)
G = Otoritas politik
S = Implementasi Syariah
N = Kesejahteraan rakyat
W = Distribusi pendapatan
g = Pembangunan
j = Penegakan keadilan
G menjadi variabel dependent karena fokus analisis Ibnu Khaldun adalah menjelaskan jatuh bangun-
nya sebuah negara atau peradaban. Menurut Ibnu Khaldun, kekuatan dan kelemahan suatu pemerintahan bergantung pada kekuatan dan kelemahan otoritas politik (wazi’) yang dikandungnya. Dalam jangka panjang, otoritas politik (G) harus menjamin kesejahteraan rakyat (N) dengan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pembangunan (g), distribusi pendapatan (W), dan penegakan keadilan (j) melalui implementasi syariah (S).
12. SDG dan pembangunan Islam
Pembangunan Ekonomi Islam?
Tujuan utama ekonomi pembangunan dalam Islam adalah memberikan kesejahteraan dan menghilangkan beban dari setiap individu yang direpresentasikan dengan merealisasikan maqashid syariah. Apa yang membedakan ekonomi pembangunan dalam Islam dengan konvensional mungkin adalah adanya konsep keseimbangan dan keberlanjutan baik dalam aspek material dan non-material manusia. Pembangunan sendiri dilihat sebagai proses yang multidimensi yang melibatkan peningkatan kesejahteraan, reorganisasi dan reorientasi dari seluruh sistem ekonomi dan sosial yang selaras dengan nilai dan norma Islam. Jika kesejahteraan dalam Islam tersebut dituliskan dalam bentuk fungsi, maka persamaannya akan seperti ini:
𝑊 = 𝑓(𝑊𝑡, 𝑊𝑝)
dimana: W = kesejahteraan; Wt = kesejahteraan sementara (temporary welfare); Wp = kesejahteraan permanen (permanent welfare).
Kesejahteraan dalam Islam merupakan fungsi dari kesejahteraan sementara/temporary welfare (Wt), kesejahteraan yang didapatkan di dunia, dan kesejahteraan permanen/permanent welfare (Wp), kesejahteraan di akhirat. Sedangkan kesejahteraan sementara dan kesejahteraan permanen juga memiliki fungsi, berikut:
𝑊𝑡 = 𝑓(𝐷, 𝑋𝑡) 𝑊𝑝 = 𝑓(𝐷, 𝑋𝑝)
dimana: D = variabel ekonomi pembangunan; Xt = variabel non-ekonomi pembangunan yang berpengaruh terhadap kesejahteraan temporer; Xp = variabel non-ekonomi pembangunan yang berpengaruh terhadap kesejahteraan permanen.
Artinya dalam ekonomi pembangunan Islam mengakui bahwa kesejahteraan masing- masing baik dunia maupun akhirat selalu dipengaruhi oleh 2 variabel, yakni variabel ekonomi pembangunan dan variabel non-ekonomi pembangunan.
Upah dan faktor-faktor yang mempengaruhi:
● Tingkat Upah Ekonomi konvensional: tingkat upah dipengaruhi oleh faktor-faktor terutama tingkat .
● Harga, tingkat pengangguran, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Islam: mementingkan juga faktor kemanusiaan.
● Faktor tingkat harga, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi (pada keseimbangan pasar tenaga kerja) Mempertimbangkan juga man to man brotherly relationship dan basis nishab sebagai batas upah minimum.
SEMANGAT YA UAS NYA BESOK
SALAM DARI PEMIMPIN KITA
RANGKUMAN
MAKROIS AFTER UTS (UAS)
Kuliah 8 dan 9: Keseimbangan Pasar Barang dan Pasar Uang
Maksud dari keseimbangan dari pasar barang dan pasar uang (keseimbangan umum)
adalah suatu kondisi saat keseimbangan di pasar uang (tempat uang diperjualbelikan) bisa
seimbang pula dengan keseimbangan yang ada di pasar barang (terjadi keseimbangan dari
2 keseimbangan). Analisis keseimbangan ini digambarkan dalam suatu kurva yang
bernama kurva IS-LM. IS berarti (Investment and Saving) yang mewakili pasar
barang/sektor riil dan LM (Liquidity and Money) yang mewakili pasar uang/sektor
finansial.
Gambaran umum keseimbangan pasar barang dan pasar uang secara konvensional
ditunjukkan oleh gambar berikut.
Kurva IS didapatkan dari kurva yang bernama keynesian cross. Keynesian cross
merupakan kurva yang mengukur seberapa banyak output pada sektor riil dihasilkan
(C+I+G+NX). Kemudian kurva LM didapatkan dari kurva money supply-money demand
(kurva yang menggambarkan seberapa banyak bank sentral mencetak uang dengan berapa
tingkat interest yang ada saat itu). Kurva IS dan LM tersebut dipadukan akan menjadi IS-
LM Model. IS-LM Model ini digunakan untuk menganalisis aggregate demand yang
kemudian bisa digunakan untuk menjelaskan bagaimana fluktuasi jangka pendek yang
terjadi dalam suatu perekonomian.
Pasar Barang dan Hubungannya dengan IS
Keseimbangan dalam pasar barang terjadi saat produksi (Y) sama dengan permintaan
terhadap barang (aggregate expenditure). Sehingga secara matematis dapat digambarkan
dengan:
Y = C + I + G
Kemudian untuk membuat persamaan tersebut menjadi lebih nyata, maka ditambahkan
juga variabel-variabel yang mempengaruhinya. Dimana jumlah yang bisa dikonsumsi (C)
merupakan pendapatan (Y) setelah dikurangi pajak (T). Kemudian Investasi (I)
pergerakannya dipengaruhi oleh pendapatan (Y) dan tingkat bunga (i) yang berlaku saat
itu. Kemudian pengeluaran pemerintah (G) dianggap exogenous (tidak pengaruhi oleh
variabel apa-apa), karena jumlahnya tergantung seberapa banyak anggaran yang disetujui
oleh parlemen. Sehingga persamaannya akan berbentuk seperti ini:
Y = C(Y − T) + I(Y, i) + G
Total produksi (Y) sama dengan konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah dalam
asumsi closed economy (tidak melibatkan peran luar negeri). Kemudian untuk membuat
kurva keynesian cross dan menurunkan menjadi kurva IS, begini mekanismenya:
Ketika interest rate naik, akan membuat permintaan terhadap terhadap barang akan turun
yang kemudian membuat output turun. Logikanya adalah interest rate akan menurunkan
investasi yang kemudian penurunan investasi akan membuat aggregate expenditure juga
turun. Keadaan ini digambarkan dari perubahan kurva C+I+G menjadi C1+I1+G1.
Keseimbangan di pasar barang pun turun dari titik A ke titik B pada kurva atas. Kemudian
untuk melihat bagaimana dampaknya pada keseimbangan pasar uang dan pasar barang,
penurunan permintaan pada pasar barang yang dipengaruhi oleh faktor interest rates akan
membuat kurva IS moving along the curve dari titik A ke titik B pada kurva bagian bawah.
Ingat bahwa jika perubahan dipengaruhi oleh faktor yang ada pada sumbu y, yang dalam
kurva IS-LM ini adalah interest rates maka perubahannya adalah moving along the curve.
Jadi hubungan antara interest rates dan output dalam kurva IS adalah negatif.
Jika tadi karena interest rates kurva IS akan moving along the curve, kemudian apa faktor-
faktor yang bisa membuat IS shifting? Secara sederhana semua faktor selain interest rate
akan membuat perubahan kurva IS shifting, seperti pajak dan pengeluaran pemerintah.
Kemudian dalam kerangka Islam, ada instrumen zakat yang berfungsi mempengaruhi
konsumsi (C) menjadi lebih dinamis. Hal ini terjadi karena zakat diambil dari muzakki
𝑠
(pembayar pajak) untuk langsung disalurkan kepada mustahiq (penerima zakat).
Mustahiq secara logika pasti memiliki MPC yang besar bahkan mendekati 1 (artinya
setiap tambahan pendapatan dari mustahiq, hampir seluruhnya digunakan untuk konsumsi
dan hampir tidak mungkin mereka melakukan saving karena untuk memenuhi konsumsi
saja terkadang masih kurang). Sehingga tambahan konsumsi dari kelompok mustahiq
tersebut dapat mendorong perekonomian dalam Islam menjadi lebih tinggi dan lebih
cepat berputar.
Lalu kerangka Investasi dalam Islam, karena tidak diperbolehkan sistem riba, maka
fungsi investasi akan dipengaruhi 2 hal berikut:
𝐼 = 𝑓(𝑟, 𝜇)
dimana: I = investasi; r = rasio bagi hasil (SI/SE penjelasannya pada PPT sebelum
UTS); μ = penalti untuk aset tidak produktif (zakat).
Semakin besar rasio imbal hasil yang diberikan kepada mudharib maka demand investasi
dalam Islam akan meningkat. Kemudian penalti terhadap aset produktif yang dimaksud
adalah adanya ketentuan zakat terhadap aset yang tidak digunakan secara produktif dalam
perekonomian. Sehingga seharusnya tingkat investasi dalam Islam lebih stabil daripada
tingkat investasi pada ekonomi konvensional karena tidak dipengaruhi oleh faktor interest
rate. Juga investasi dalam Islam secara logika juga seharusnya lebih tinggi karena adanya
ketentuan penalti terhadap aset yang didiamkan (Lebih lanjut dijelaskan dalam Resume
Kuliah 13 Bagian Kebijakan Moneter).
Peran Pasar Uang dalam Perekonomian
Pasar uang dalam perekonomian diturunkan dari The Theory of Liquidity Preference
milik Keynes yang intinya bahwa interst rate dipengaruhi oleh seberapa banyak money
demand dan money supply dalam suatu perekonomian. Keseimbangan akan terjadi saat
money supply sama dengan money demand.
Fungsi money supply dilambangkan dengan persamaan dibawah yang berarti bahwa real
money supply (ada faktor P sebagai pembagi dibawah).
(𝑀⁄𝑃) = (𝑀⁄𝑃)
Seberapa banyak money supply dalam perekonomian ditentukan oleh bank sentral.
Sedangkan bank sentral sendiri merupakan lembaga independen yang dalam menentukan
seberapa banyak uang beredar memang didasarkan atas keputusan pada Rapat Dewan
Gubernur. Sehingga fungsi money supply tersebut adalah exogenous yang berarti
banyaknya money supply tidak ditentukan oleh faktor lain.
Lalu fungsi money demand digambarkan dalam persamaan berikut,
(𝑀⁄𝑃)
= 𝐿
(𝑟)
Money demand yang dimaksud juga real money demand. Lalu lambang dari money
demand adalah L yang berarti adalah likuiditas di masyarakat. Faktor yang
𝑑
mempengaruhi adalah tingkat suku bunga berlaku saat itu (r). Semakin tinggi tingkat suku
bunga yang berlaku maka orang akan cenderung tidak memegang uang (likuiditas) karena
ada opportunity cost yang tinggi dari memegang uang, yang kemudian membuat money
demand turun. Mekanismenya juga sebaliknya saat interest rate turun yang akan
membuat money demand meningkat karena opportunity cost memegang uang rendah.
Sehingga keseimbangannya antara money supply dan money demand digambarkan dalam
persamaan berikut:
(𝑀⁄𝑃) = 𝐿(𝑟)
Atau jika dalam bentuk kurva, bentuknya menjadi:
Keseimbangan pada money supply dan money demand tersebut yang selanjutnya
digunakan untuk mencari bentuk kurva LM. Derivasi dari kurva diatas dapat menentukan
bagaimana kurva LM didapatkan. Mekanismenya seperti ini:
Dalam kurva LM, semakin tinggi tingkat suku bunga akan berbanding positif dengan
kenaikan pendapatan nasional. Jika faktor perubahan dalam kurva LM dipengaruhi oleh
interest rate maka kurva LM akan moving along the curve sedangkan jika dipengaruhi
oleh faktor selain suku bunga (ekspektasi profit, peningkatan pendapatan, dll) maka kurva
LM bergeraknya akan shifting.
Uang dalam Pandangan Islam
Secara alamiah, uang dalam perspektif Islam memiliki beberapa karakteristik:
1. Uang diakui sebagai unit of account (satuan hitung) untuk menentukan harga relatif
antar barang dan jasa.
Misalkan harga sebuah buku setara dengan 2 buah bolpen, kemudian sebuah bolpen
setara dengan 2 buah penghapus. Maka sebuah buku akan berharga 4 buah penghapus.
Dalam hal ini mudah untuk menentukan harga karena hanya ada 3 buah barang dan
sangat jelas harga relatifnya. Namun jika barang yang ada dipasaran sangat banyak
maka akan sangat susah. Misalkan menentukan satu buah buku dibandingkan dengan
jasa pendidikan. Berapa harga relatifnya? Sangat susah ditentukan. Maka uang
mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan harga relatif tiap barang,
misalnya buku 4 dollar, bolpen 2 dollar, penghapus 1 dollar, jasa pendidikan 20 dollar.
2. Sebagai medium of exhange bukan sebagai store of value.
Uang difungsikan sebagai medium of exchange bukan sebagai store of value. Jika uang
difungsikan sebagai store of value maka orang cenderung banyak yang akan hoarding
(menimbun) uang.
3. Seluruh unit uang 100% setara jika dinominasikan dengan barang lain.
4. Hanya memiliki kegunaan untuk ditukarkan dengan real assets dan services.
5. Uang tidak bisa diperjualbelikan.
Uang vs Komoditas
Secara sederhana perbedaan antara keduanya adalah uang tidak memiliki nilai intrinsik
sedangkan komoditas memiliki nilai intrinsik (perbedaan lebih banyak ada pada kuliah
13 bagian kebijakan moneter). Kemudian juga komoditas bisa memiliki kualitas yang
berbeda-beda antar jenis komoditas tersebut sedangkan uang tidak mengakui adanya
perbedaan kualitas. Uang yang sudah kusam akan sama harganya dengan uang yang baru
dicetak jika nilai nominalnya sama.
Syariah memperlakukan berbeda antara uang dan komoditas dalam 2 alasan:
1. Uang bukan merupakan objek yang bisa diperjualbelikan seperti komoditas.
2. Jika uang ditukarkan dengan uang atau dipinjamkan untuk suatu alasan. Maka
pembarayannya harus setara tanpa tambahan apapun. Misalkan ada tambahan harus
ada alasan khusus tambahan tersebut digunakan untuk memproduksi apa.
Time Value of Money?
Time value of money merupakan konsep yang menyatakan bahwa uang memiliki nilai
berdasarkan waktu yang dilewatinya. Berarti bahwa uang di masa sekarang lebih berharga
daripada uang di masa depan. Dampaknya uang pada masa sekarang lebih disukai
daripada uang di masa depan. Maka sebagai bentuk kompensasi seseorang menunda
penggunaan uangnya saat ini untuk dipinjamkan kepada orang lain, maka peminjam harus
memberikan interest.
Lalu bagaimana pendangan dalam Islam?
Ada semacam kesalahpahaman tentang konsep time value of money dalam Islam. Karena
dianggap Islam melarang adanya riba pada pinjaman, maka Islam menolak konsep time
value of money ini. Islamic scholars mengakui bahwa dalam dunia saat ini memang time
value of money ada, uang di masa sekarang memang lebih berharga daripada uang di masa
akan datang akibat adanya faktor inflasi (terlepas dari permasalahan inflasi yang ada saat
ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh pertambahan uang yang cepat akibat riba). Maka
juga harus ada kompensasi terhadap penundaan penggunaan uang. Namun yang
membedakan konsep dalam Islam dan konvensional adalah kompensasi yang diberikan
dalam konsep time value of money Islam tersebut ada pembatasan. Kompensasi tidak
boleh diberikan dalam rangka memberi pinjaman, hanya boleh diberikan dengan alasan
adanya produksi yang diciptakan dalam sektor riil.
Permintaan Uang dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif kovensional permintaan uang menurut Keynes dipengaruhi 3 faktor, 1)
Motivasi Transaksi; 2) Motivasi Berjaga-jaga; 3) Motivasi Spekulasi. Namun karena
Islam melarang adanya spekulasi/perjudian. Maka motivasi permintaan uang dalam Islam
(mengapa seseorang mau memegang uang dalam jumlah tertentu) hanya dipengaruhi oleh
2 faktor; 1) Motivasi Transaksi, seberapa kira-kira uang yang dia pakai untuk membeli
kebutuhannya, 2) Motivasi Berjaga-jaga, seberapa banyak kira-kira uang yang disimpan
(dipegang) untuk berjaga-jaga jika ada kejadian yang tidak diinginkan (QS. 43:32).
Termasuk motivasi berjaga-jaga ini adalah perkiraan untuk membantu orang lain jika
membutuhkan bantuan kita. Sehingga berjaga-jaga ini dimensinya bukan hanya
individual namun juga sosal dalam Islam.
Sedangkan uang yang dipegang sebagai bentuk spekulasi, misalnya karena rupiah sedang
berfluktuasi terhadap dollar maka akan lebih banyak memegang uang (permintaan uang
meningkat) untuk mendapatkan gain dari fluktuasi tersebut, tidak akan terjadi dalam
Islam karena memang tidak diperbolehkan.
Kemudian secara matematis, permintaan uang dalam Islam bisa dituliskan sebagai
berikut:
MD = f(Y; r; u)
Jadi permintaan terhadap uang dalam persamaan diatas itu dipengaruhi oleh 1)
Pendapatannya dia (Y), semakin tinggi pendapatan maka semakin banyak transaksi yang
dilakukan, maka permintaan uang (Md) naik; 2) return dari aset keuangan (r), semakin
tinggi return dari aset keuangan maka permintaan terhadap uang (Md) akan turun, orang
akan lebih memilih investasi daripada melakukan konsumsi; 3) penalty terhadap kegiatan
hoarding uang (u) atau bisa diterjemahkan menjadi zakat, adanya faktor ini akan
membuat permintaan uang benar-benar sebatas yang akan digunakan transaksi dan untuk
berjaga-jaga, tidak untuk ditimbun yang bisa saja dimaksudkan untuk spekulasi.
Keseimbangan Pasar Uang dalam Islam
Keseimbangan yang terjadi di pasar uang terjadi saat penawaran uang (Ms) sama dengan
perminaat uang (Md). Walaupun bentuk kurva LM yang digunakan untuk menganalisis
keseimbangan pasar uang antara Islam dengan konvensional sama, namun ada perbedaan
pada hubungan kurva yang dibangun. Jika konvensional hubungannya antara i dengan Y,
maka dalam Islam karena melarang adanya i, yang digunakan adalah hubungan antara r
(rasio profit sharing) dengan Y. Juga investasi dalam Islam juga mempertimbangkan
sikap altruistic (menjadikan kebahagiaan orang lain sebagai bagian kebahagiaan diri
sendiri).
Kuliah 10: Pasar Tenaga Kerja dan Kurva Penawaran Agregat
Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja merupakan pasar yang mempertemukan demand tenaga kerja yang
berasal dari perusahaan dengan supply tenaga kerja yang berasal dari rumah tangga.
Beberapa konsep yang harus dipahami sebelum lebih jauh membahas pasar tenaga kerja,
antara lain:
1) Angkatan Kerja
Penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang bekerja, belum bekerja, maupun
sedang mencari pekerjaan. Jika di Indonesia rentang usianya antara 15 tahun sampai
64 tahun. Penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk
kelompok angkatan kerja. (Contoh: ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa,
pensiunan.)
2) Pengangguran
Pengangguran merupakan angkatan kerja yang memang berniat untuk mendapatkan
pekerjaan namun belum berhasil terserap dalam lapangan pekerjaan. Beberapa jenis
pengangguran antara lain:
Berdasarkan sifat
1. Pengangguran terbuka: angakatan kerja yang memang tidak memiliki pekerjaan
sama sekali.
2. Setengah pengangguran: angkatan kerja yang sebenarnya sudah terserap dalam
lapangan pekerjaan (bekerja), namun jam kerjanya tidak optimal seperti tenaga
kerja pada umumnya. Dalam seminggu mungkin hanya bekerja selama 7 jam.
3. Pengangguran terselubung: angkatan kerja yang secara formalitas terlihat
memiliki pekerjaan, namun pekerjaannya tidak optimum karena jumlah tenaga
kerja pada pekerjaan tersebut jauh lebih banyak dari kebutuhan. Misalkan dalam
menggarap sawah hanya dibutuhkan 3 orang saja dalam sepetak sawah, namun
pekerjaan tersebut diisi oleh 10 orang. Artinya sebenarnya ada 7 orang yang
menganggur dalam perekonomian, namun dimasukkan dalam pekerjaan yang
sebenarnya juga tidak terlalu membutuhkan tenaganya. Sehingga sebenarnya
walaupun 7 orang tersebut bekerja, esensinya mereka tetap menganggur
(terselubung).
Berdasarkan penyebab
1. Pengangguran struktural: disebabkan oleh perubahan struktur perekonomian.
Contoh: dari agraris menjadi industri.
2. Pengangguran friksional: disebabkan oleh perubahan demand dan supply tenaga
kerja.
3. Pengangguran musiman: disebabkan oleh perubahan musim. Contoh: buruh
akan menganggur setelah masa panen selesai.
4. Pengangguran voluntary: disebabkan oleh tenaga kerja yang berhenti bekerja
dengan suka rela. (Contoh: voluntary early retirement).
5. Pengangguran teknologi: disebabkan oleh penggantian tenaga manusia dengan
tenaga mesin (mekanisasi)
6. Pengangguran siklikal: disebabkan oleh perubahan kondisi perekonomian.
Tingkat Upah
Ekonomi konvensional: tingkat upah dipengaruhi oleh faktor-faktor terutama tingkat
harga, tingkat pengangguran, dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Islam:
mementingkan juga faktor kemanusiaan
Faktor tingkat harga, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi (pada
keseimbangan pasar tenaga kerja)
Mempertimbangkan juga man to man brotherly relationship dan basis nishab
sebagai batas upah minimum.
Penetapan Upah
W Pe
F(u, z)
Tingkat upah nominal, W, ditentukan oleh:
Expected price level, Pe
Unemployment rate, u (berbanding terbalik dengan W)
Variabel z, variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat upah (berbanding lurus
dengan W)
o Pertumbuhan ekonomi
o Tingkat kemanusiaan
o Kolektivitas buruh
Penetapan Harga
Y = AN
Dalam jangka pendek, modal dan tanah merupakan input tetap (konstan) dalam produksi
karena dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa dengan cepat menyesuaikan jumlah
modal dan tanah yang diperlukan. Sehingga, faktor variabel dalam produksi hanya tenaga
kerja.
Y = total output
N = employment
A = labor productivity
(diasumsikan = 1, satu pekerja menghasilkan satu output)
Sehingga, Y = N
Perusahaan menetapkan harga menurut:
P = (1+μ)W
μ adalah markup harga terhadap biaya produksi. Jika seluruh pasar perfectly competitive,
μ = 0, dan P = W
Wage-setting Relation: hubungan antara tingkat upah riil dengan unemployment rate
Diasumsikan upah nominal dipengaruhi oleh actual price level, bukan expected price
level. Maka,
W = P F(u,z)
Sehingga, tingkat upah riilnya (upah nominal terhadap tingkat harga) adalah
W F (u, z) P
a. Price-setting relation:
Persamaan penetapan harga: P = (1+μ)W
Untuk menyatakan persamaan penetapan harga sebagai persamaan upah riil:
P (1
)
W
W
1
P (1 )
b. Wages, prices, and natural rate of unemployment
Natural rate of unemployment:
tingkat pengangguran saat
tingkat upah riil dari wage-
setting sama dengan tingkat
upah riil dari price-setting.
(Titik A).
c. Equilibrium:
F (u, z)
1
(1 )
natural rate of unemployment
Karena ekuilibrium natural rate of employment dipengaruhi oleh z dan μ yang
dipengaruhi oleh struktur ekonomi, maka nama yang lebih tepat untuk natural rate of
employment adalah structural rate of employment.
3) Tenaga Kerja
u U
L
L N
L
1 N
L
- Employment: N L(1 u)
u = unemployment rate - Natural employment:
U = unemployment
L = labor force
N = employment
Kurva Penawaran Agregat
Nn L(1 un )
Penawaran agregat melihat efek output terhadap tingkat harga, diturunkan dari
hubungan upah dan harga.
2 faktor yang menentukan penawaran agregat:
Keseimbangan pasar tenaga kerja: dari wage-setting behavior
Fungsi produksi: dari price-setting behavior
Step 1. Eliminasi nominal wage
Dari persamaan
W Pe
F(u, z) dan P = (1+μ)W
Menjadi,
P (1 )(PeF(u, z))
P Pe (1 )F(u, z)
Artinya, tingkat harga dipengaruhi oleh ekspektasi tingkat harga
dan unemployment rate. Diasumsikan μ dan z konstan.
Step 2. Unemployment rate dengan menggunakan output
Dari persamaan
u U
L
L N
L
1 N
L
dan Y = N
Menjadi,
u 1 Y
L
Artinya, dengan jumlah labor force tertentu, semakin tinggi
output maka unemployment rate semakin rendah.
Step 3. Ubah u pada Step 1 menjadi persamaan unemployment rate dari
Step 2. Menjadi,
P Pe
(1 )F (1 Y
, z)
L
Artinya, tingkat harga dipengaruhi oleh ekspektasi tingkat harga
dan tingkat output. (μ, L, dan z dianggap konstan)
2 important properties of AS relation.
Kenaikan tingkat output menyebabkan kenaikan tingkat harga, berasal dari
o Kenaikan output akan meningkatkan employment (karena Y = N)
o Kenaikan employment akan menurunkan unemployment
o Penurunan unemployment akan meningkatkan upah nominal, W (karena
u dan W berbanding terbalik)
o Kenaikan upah nominal akan meningkatkan harga yang ditetapkan
perusahaan sehingga akan meningkatkan juga tingkat harga
(karena P = (1+μ)W )
Kenaikan ekspektasi tingkat harga,
harga aktual, P. Berasal dari P
e , akan mempengaruhi kenaikan tingkat
o Ketika orang yang menentukan upah berekspektasi bahwa harga akan
naik, mereka akan meningkatkan upah nominal.
o Kenaikan upah nominal akan menaikkan tingkat harga aktual
- Pada tingkat ekspektasi
harga tertentu, kenaikan
output akan menaikkan
tingkat harga aktual.
- Ketika output berada pada
tingkat natural, Yn , tingkat
harga aktual akan sama
dengan ekspektasi tingkat
harga.
Kuliah 11: Kebijakan Fiskal
Peran Negara
Islamic rule-based system:
Negara mengatur, mengawasi, dan menyediakan struktur insentif untuk kepatuhan hukum
dalam kerangka yang dituliskan dalam Al-Qur’an dan Sunah.
5 tujuan utama negara menurut ekonomi Islam
- Setiap orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kebutuhan
hidup
- Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengutilisasi sumber daya
(termasuk pendidikan, skill, dan teknologi)
- Pasar diawasi supaya keadilan dalam pertukaran dapat tercapai
- Ada redistribusi dari orang yang mampu kepada orang yang kurang mampu sesuai
dengan hukum syariah
- Ada distribusi yang adil untuk generasi selanjutnya termasuk dari hukum waris
Fungsi Pemerintah:
- Fungsi kebijakan: memastikan kepentingan pribadi tidak melenceng terlalu jauh
dari kepentingan publik >> Maslahah >> Maqashid Syariah
- Fungsi institusional/pengawasan: merancang dan mengimplementasikan struktur
insentif untuk mendorong kepatuhan hukum, koordinasi, dan kerja sama
Kebijakan Pemerintah
- Kebijakan: keputusan pemerintah untuk mengambil langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tertentu
- Kebijakan makroekonomi: dirancang untuk mencapai tujuan sistem ekonomi dan
mengurangi fluktuasi dari business cycle
o Stabilitas ekonomi
o Full employment
o Pertumbuhan
o Pembangunan ekonomi
Tipe-tipe Kebijakan Pemerintah
- Kebijakan moneter: menggunakan instrumen moneter (terutama suku bunga)
untuk meningkatkan atau mengurangi money supply yang akan mempengaruhi
pengeluaran dan produksi dalam perekonomian
- Kebijakan fiskal: menggunakan kekuasaan pemerintah untuk mengenakan pajak
dan melakukan pengeluaran untuk mempengaruhi aggregate demand dan tingkat
aktivitas ekonomi
Kebijakan-kebijakan ini dilakukan, secara independen atau gabungan, ketika ada shock
dalam perekonomian untuk kembali menstabilkan dan mengarahkan kepada full
employment dan price stability
Peran Kebijakan Fiskal
Sejarah Kebijakan Fiskal
- Sebelum Great Depression 1930, ekonom percaya bahwa kebijakan fiskal yang
tepat untuk pemerintah adalah dengan menjaga balanced budget
- Keynes: kebijakan fiskal harus digunakan secara berlawanan arah supaya
pemerintah dapat mengurangi fluktuasi dari ekspansi dan kontraksi dalam siklus
bisnis
o Anggaran (budget) harus defisit ketika ekonomi sedang kontraksi
o Anggaran harus surplus ketika ekonomi sedang booming
Tipe Kebijakan Fiskal (AD = C+I+G+X-M)
- Ekspansif: menambah pengeluaran pemerintah atau mengurangi pajak untuk
meningkatkan aggregate demand
- Kontraktif: mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pajak untuk
menurunkan aggregate demand
Instrumen Kebijakan Fiskal
- Pajak langsung dan tidak langsung
- Pengeluaran pemerintah
- Utang pemerintah
Efek pengeluaran pemerintah terhadap penetapan pendapatan
Pengeluaran pemerintah menambah
total spending dalam perekonomian
setelah konsumsi dan investasi.
Sehingga akhirnya tingkat pendapatan
nasional (GNP) adalah pada
GNP = C + I + G
Efek pajak terhadap konsumsi
Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Islam
Penurunan pajak akan meningkatkan
konsumsi
Tujuan kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam lebih luas daripada konvensional, berada
di bawah satu hukum yang mencapai maqashid syariah dan memastikan keadilan sosial
- Pengentasan kemiskinan
- Kesenjangan yang tolerable antara yang kaya dan yang miskin
- Safety net yang memadai
- Pengalokasian sumber daya yang lebih luas, sebagai hak dari setiap individu di
semua generasi
Pilar-pilar kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam
- Zakat dan pajak
Bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan memastikan bahwa
sumber daya negara dapat digunakan secara adil oleh masyarakat
Perbedaan zakat dan pajak
o Pendistribusian zakat hanya kepada kelompok orang tertentu (8 asnaf),
pajak dikumpulkan untuk mendanai penyediaan barang dan jasa publik
serta pembangunan
o Zakat diwajibkan oleh divine law, sedangkan pajak diatur oleh kebijakan
pemerintah
Menurut muslim scholars, pemerintah memiliki kewenangan untuk
mengumpulkan pajak jika zakat tidak mencukupi
Pajak: kebijakan pajak yang baik adalah yang dapat menyeimbangkan simplicity
dengan efisiensi, keadilan, dan kecukupan pendapatan
o Sistem perpajakan yang simple akan menarik lebih banyak orang untuk
membayar pajak
o Menyederhanakan sistem pajak akan mengurangi biaya untuk pemerintah
dan pembayar pajak, serta dapat memberikan kepastian kepada investor
tentang pajak yang harus dibayarkan
Menurut ekonomi Islam, selain zakat, pajak yang berpotensi ideal adalah flat tax
yang terdiri dari komponen income tax dan wealth tax
o Flat income tax: simple dan adil, karena hanya ada satu tax rate untuk
seluruh tingkat income (sesuai nishab)
Strength: meningkatkan kepatuhan bayar pajak, mengurangi
pengelakan bayar pajak, meningkatkan pendapatan pajak
o Wealth tax: ada pendapat yang mengatakan bahwa besarnya pajak harus
dikenakan sesuai dengan kemampuannya
Strength: memperbesar basis pajak (wealth lebih besar daripada
income), meningkatkan produktivitas (mendorong orang supaya
memproduktifkan hartanya)
o Waqaf sebagai instrumen fiskal tambahan
Keuangan Publik
Struktur pengeluaran publik secara umum
- Current expenditure – dibiayai pajak
- Social expenditure – dibiayai pajak dan zakat
- Investment/capital expenditure – dalam konvensional, dibiayai dari instrumen utang
pemerintah berbasis bunga
Dalam perekonomian Islam, negara dapat menggunakan sukuk untuk membiayai
investment/capital expenditure (untuk infrastruktur). Jadi sukuk dapat menjadi salah satu
instrumen kebijakan fiskal.
Selain sukuk, instrumen lain yang bisa digunakan untuk kebijakan fiskal adalah
mekanisme BOT (Build, Operate, Transfer) yang merupakan inovasi dari Turki
Build-Operate-Transfer (BOT)
Sederhanya adalah pemerintah meminta sektor swasta untuk melakukan pembangunan
para sebuah proyek publik (bisa jembatan, jalan raya, pelabuhan, dll). Pemerintah dalam
posisi tidak sebagai debitur dalam proyek ini. Artinya swasta tersebut akan memperoleh
keuntungan dari investasi dengan mengoperasikan proyek publik tersebut. Misalnya
pembangunan jalan raya oleh swasta yang kemudian setelah jalannya jadi, pihak swasta
tersebut akan menjadikan jalan tersebut jalan tol untuk mengembalikan modal
pembangunan proyek publik tersebut. Namun seiring berjalan waktu, ada kesepakatan
dari pihak swasta dengan pemerintah bahwa pada setelah masa tertentu dioperasikan oleh
swasta, barang publik tersebut harus ditransfer kepada pemerintah. Misalnya setelah 20
tahun jalan dioperasikan sebagai jalan tol, dengan asumsi bahwa investor sudah balik
modal, maka jalan tersebut diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan sebagai jalan
umum.
Keuntungannya:
o Tujuan untuk memasukkan kepentingan swasta dalam proyek sektor publik dapat
tercapai sehingga menjamin operasional proyek yang lebih baik
o Keikutsertaan pemerintah berkurang menjadi hanya sebagai pengawas, fasilitator,
dan pelindung yang tidak bisa dilakukan oleh swasta
o Kontraktor tidak dapat memiliki kontrol penuh terhadap proyek dan sumber daya
kecuali jika sesuai dengan arahan pemerintah, sehingga risiko kontrol sumber daya
negara oleh asing dapat dikurangi
o Transfer teknologi dimungkinkan tanpa immediate foreign exchange involvement
Capital expenditure and capital market
- Dapat didanai melalui equity shares, keuntungannya adalah memperluas dan
memperdalam pasar modal, mengurangi ketergantungan anggaran terhadap utang,
berpotensi meningkatkan kualitas pemerintahan dengan mengikutsertakan
masyarakat sebagai pemilik public projects
o Isunya adalah menetapkan rate of return yang sesuai jika tidak ada
benchmark dari interest rate
o Rate of return ditentukan dari real sector return
o Mirakhor: referensi rate dari real sector return dapat diperkirakan dengan
menghitung cost of capital menggunakan Tobin’s q
Isu-isu Kontemporer
Efektivitas kebijakan fiskal
- Inside lag vs. Outside lag
o Inside lag: waktu yang dibutuhkan kebijakan fiskal dari waktu dikeluarkan
sampai ke pengimplementasian (perlu waktu untuk mendapat persetujuan
dll)
o Outside lag: waktu yang dibutuhkan kebijakan fiskal yang telah
diimplementasikan untuk mempengaruhi perekonomian
- Dampak jangka panjang terhadap perekonomian
o Kebijakan fiskal ekspansif yang bertujuan meningkatkan output (dalam
jangka pendek), dalam jangka panjang hanya akan mempengaruhi harga
saja, tidak mempengaruhi tingkat output.
- Kebijakan fiskal dan pajak yang akan datang
o Kebijakan fiskal ekspansif sekarang akan membebani generasi selanjutnya
(debt trap)
Kebijakan stabilisasi
- Dalam konvensional, kebijakan stabilisasi (fiskal dan moneter) penting untuk
memoderasi fluktuasi ekonomi dan menjaga employment
- Ketika pengeluaran pemerintah meningkat tetapi penerimaan pemerintah tidak
mencukupi, pemerintah dapat membiayai dengan utang, peningkatan pajak, atau
keduanya
- Mencetak uang (kebijakan moneter) adalah pilihan, tetapi bukan pilihan terbaik
- Harus diingat bahwa kebijakan stabilisasi pemerintah tidak hanya fiskal dan
moneter, tetapi juga dalam perindustrian, perdagangan, nilai tukar, dan kebijakan
pendapatan.
Kuliah 12: Ekonomi Pembangunan
Apa itu Ekonomi Pembangunan?
Sebelum membahas lebih jauh tentang ekonomi pembangunan, coba bayangkan konsep
antara pertumbuhan dan pembangunan dalam ekonomi. Pertumbuhan ekonomi semata-
mata hanya mengejar pertambahan GDP tanpa melihat pemerataannya. Sedangkan
pembangunan ekonomi selain melihat pertambahan GDP juga melihat bagaimana GDP
itu didistribusikan secara merata. Jadi sederhananya ekonomi pembangunan merupakan
cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang pembangunan suatu negara.
Sedangkan pembangunan sendiri diartikan sangat luas seperti pemerataan, peningkatan
kesehatan, peningkatan pendidikan, keberlanjutan lingkungan, dll.
Oleh karena hal yang ingin dicapai dalam ekonomi pembangunan bukan hanya pada sisi
ekonomi melainkan multidisplin seperti kesehatan, pendidikan, dll. Maka scope dari
ekonomi pembangunan juga hanya pada bidang ekonomi, namun juga melibatkan unsur
sosial dan politik.
Pengertian ekonomi pembangunan yang seperti diatas merupakan hasil dari revisi
berulang kali dari para ekonom tentang arti pembangunan itu sendiri dalam kurun waktu
satu abad terakhir. Pada tahun 1950an, pembangunan diartikan sebagai sebatas
kemampuan negara untuk tumbuh diatas 5% per tahun. Jadi jika ada negara yang tumbuh
dibawah 5% per tahun saat itu, artinya di negara tersebut tidak terjadi pembangunan
ekonomi. Konsepnya pembangunan saat itu sekaligus masih diartikan sebagai
pertumbuhan ekonomi.
Kemudian definisi ekonomi pembangunan tahun 1970an, terjadi perubahan paradigma
dari yang sebelumnya pembangunan disamakan dengan pertumbuhan, pada tahun ini
konsep pembangunan beralih kepada pemikiran adanya kepada penekanan redistribusi
pendapatan dibandingkan hanya sebatas pertumbuhan dan juga beberapa penekanan
indikator non-ekonomi seperti kesehatan dan pendidikan. Secara umum ekonomi
pembangunan berhubungan dengan pemberantasan kemiskinan, ketimpangan dan
pengangguran.
Tahun 1985, Amartya Sen memberikan konsep tentang Kapabilitas Fungsi yang dikenal
sebagai Sen’s Capabilities. Menurutnya tujuan dari semua pembangunan ekonomi adalah
manusianya itu sendiri. Sen’s capability atau aslinya bernama capability to function
(kapabilitas untuk berfungsi) diartikan sebagai kemampuan (capability) seseorang untuk
menggunakan (function) komoditas yang dimiliki. Jadi misalnya dua orang masing-
masing memiliki notebook. Orang pertama menggunakannya untuk bermain games,
menonton film, mengerjakan projek desain, membuat artikel kolom opini dan membuat
cerpen. Sedangkan orang kedua menggunakannya hanya untuk bermain game dan
menonton film, karena dia tidak memiliki kemampuan lain. Meskipun notebook-nya
sama persis, tetapi orang kedua dikatakan lebih miskin dari orang pertama. Karena dia
tidak bisa menggunakan fitur-fitur lain yang ada pada notebook-nya. Itu lah mengapa
menurut Sen kemiskinan harus diartikan lebih luas dari sekedar kepemilikan terhadap
sesuatu, melainkan harus mengikutkan fungsi yang bisa dilakukan dengan
kepemilikannya tersebut. (Lebih lanjut baca Todaro, Michael. Economic Development
halaman 18).
Definisi ekonomi pembangunan tahun 1990an menjadi definisi yang dipakai hingga
sekarang. Ekonomi pembangunan berkaitan dengan 3 hal: 1) Kesehatan, yang diukur
dengan tingkat harapan hidup, 2) Pendidikan, yang diukur dengan angka melek huruf dan
partisipasi sekolah, dan 3) Pendapatan, yang diukur dengan GDP atau ketiga hal tersebut
dirangkum dalam satu konsep bernama Human Development Index. Artinya
pembangunan dikatakan berhasil jika HDI suatu negara meningkat. HDI tersebut secara
berkala setiap tahun dipublikasikan hasilnya oleh UNDP (United Nations Development
Programme).
Konsep paling baru yang diluncurkan pada 2015 terkait dengan ekonomi pembangunan
adalah Sustainable Development Goals (SDG), kelanjutan dari Millenium Development
Goals (MDG). SDG menekankan adanya faktor lingkungan dalam setiap aktivitas
pembangunan yang berarti fokus utamanya adalah keberlanjutan.
Evolusi Pemikiran Ekonomi Pembangunan
Beberapa ekonom yang secara khusus pernah memberikan pendapat tentang ekonomi
pembangunan:
1. Adam Smith
Dalam bukunya The Theory of Moral Sentiments (1759), Smith percaya bahwa
memang ada sifat egois dalam diri manusia, yang sebutkan dalam bukunya dengan
istilah self-love. Namun sifat tersebut bisa dibatasi dengan adanya rasa simpati
terhadap orang lain yang “diarahkan (guided)” oleh ‘invisible hands’.
Smith menekankan adanya batasan peran negara terhadap perekonomian yang
sebatas penjaminan terhadap hak kepemilikan, menciptakan kondisi yang
memungkinkan adanya pertukaran bebas dan sukarela, dan memastikan bahwa
setiap kontrak akan dijalankan.
Ide Smith tersebut berpengaruh terhadap ekonom klasik dan neoklasik yang
akhirnya menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan ekonomi
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi tergantung oleh tingkat modal, tenaga
kerja, dan teknologi.
2. John Maynard Keynes
Keynes dalam bukunya The Theory of Employment, Interest, and Money (1936)
membuka sebuah diskusi baru tentang keharusan peran pemerintah dalam
melakukan intervensi ketika ekonomi sedang tidak berada dalam level naturalnya.
Pembangunan ekonomi masih diartikan sebagai pertumbuhan namun berbeda
dengan Adam Smith, Keynes juga menekankan adanya peran negara yang aktif
dalam perekonomian.
3. Douglass North
North, yang merupakan Noble Prize in Economics 1993, mengungkapkan
walaupun kemajuan dalam ekonomi dapat dijelaskan melalui peningkatan
produktivitas yang dihasilkan oleh pembagian kerja, spesialisasi, kemajuan
teknis, dan pasar yang kompetitif, namun kunci dari performa yang baik tersebut
adalah rendahnya biaya transaksi (low transaction cost) yang dihasilkan dari
sistem kelembagaan yang sudah berkembang selama 250 tahun. North kemudian
memberikan gagasan struktur kelembagaan yang secara ideal mampu
memberikan performa baik terhadap perekonomian antara lain: 1) institusi yang
mampu menciptakan serangkaian hak, 2) struktur yang stabil dalam hubungan
pertukaran, 3) Kredibilitas pemerintah dalam menegakkan peraturan, 4)
Kepatuhan terhadap peraturan baik elalui kesadaran maupun paksaan, 5) institusi
ekonomi yang mampu menciptakan insentif dalam aktivitas produksi, 6) hak
kepemilikan dan sistem harga yang efektif sehingga mampu menciptakan biaya
transaksi yang rendah dalam produksi, pertukaran, maupun distribusi.
4. Mahbub Ul-Haq
Mahbub Ul-Haq merupakan orang dibalik terciptanya Human Development Index
(HDI). Dia bersama Amartya Sen, yang merupakan temannya di Cambridge
University, mengonsepkan pembangunan ekonomi yang kemudian diajukan
kepada UN Economic Security Council. Kemudian idenya disetujui dengan
diadakannya pengukuran terhadap HDI.
5. Amartya Kumar Sen
Sen, yang merupakan Noble Prize in Economics 1998, memberikan kontribusi
yang banyak sekali terhadap perkembangan welfare economics. Menurut Sen,
pembangunan adalah proses untuk mendorong kesejahteraan manusia. Kemudian
prosesnya melalui capability to function yang telah dijelaskan sebelumnya.
6. Widjojo Nitrisastro
Merupakan ekonom FEUI lulusan UC, Berkeley. Dia merupakan arsitek ekonomi
utama pada masa Orde Baru. Salah satu konsep pembangunan ekonomi yang
paling terkenal adalah program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
yang menjadi kebijakan ekonomi berkelanjutan di masa Orde Baru.
Perspektif Islam dalam Pembangunan dalam Kerangka Maqashid Syariah
Tujuan utama ekonomi pembangunan dalam Islam adalah memberikan kesejahteraan dan
menghilangkan beban dari setiap individu yang direpresentasikan dengan merealisasikan
maqashid syariah. Apa yang membedakan ekonomi pembangunan dalam Islam dengan
konvensional mungkin adalah adanya konsep keseimbangan dan keberlanjutan baik
dalam aspek material dan non-material manusia. Pembangunan sendiri dilihat sebagai
proses yang multidimensi yang melibatkan peningkatan kesejahteraan, reorganisasi dan
reorientasi dari seluruh sistem ekonomi dan sosial yang selaras dengan nilai dan norma
Islam.
Jika kesejahteraan dalam Islam tersebut dituliskan dalam bentuk fungsi, maka
persamaannya akan seperti ini:
𝑊 = 𝑓(𝑊𝑡, 𝑊𝑝)
dimana: W = kesejahteraan; Wt = kesejahteraan sementara (temporary welfare); Wp =
kesejahteraan permanen (permanent welfare).
Kesejahteraan dalam Islam merupakan fungsi dari kesejahteraan sementara/temporary
welfare (Wt), kesejahteraan yang didapatkan di dunia, dan kesejahteraan
permanen/permanent welfare (Wp), kesejahteraan di akhirat.
Sedangkan kesejahteraan sementara dan kesejahteraan permanen juga memiliki fungsi,
berikut:
𝑊𝑡 = 𝑓(𝐷, 𝑋𝑡)
𝑊𝑝 = 𝑓(𝐷, 𝑋𝑝)
dimana: D = variabel ekonomi pembangunan; Xt = variabel non-ekonomi pembangunan
yang berpengaruh terhadap kesejahteraan temporer; Xp = variabel non-ekonomi
pembangunan yang berpengaruh terhadap kesejahteraan permanen.
Artinya dalam ekonomi pembangunan Islam mengakui bahwa kesejahteraan masing-
masing baik dunia maupun akhirat selalu dipengaruhi oleh 2 variabel, yakni variabel
ekonomi pembangunan dan variabel non-ekonomi pembangunan.
Kemudian jika membahas tentang teori ekonomi pembangunan dalam Islam, maka tidak
bisa dilepaskan pada teori ekonomi pembangunan yang digagas oleh Ibnu Khaldun dalam
bukunya Muqaddimah. Jauh sebelum Ilmu Ekonomi modern muncul, Ibnu Khaldun
sudah berbicara tentang faktor-faktor yang membuat maju atau mundurnya suatu
peradaban. Faktor-faktor tersebut antara lain: Pemerintahan (G), Syariah/Aturan (S),
Manusia (N), Kekayaan/Sumber Daya (W), keadilan (j), dan pembangunan (g).
Diagram sirkular diatas dinamakan Dynamic Model yang diciptakan oleh Umer Chapra
dengan mengintisarikan pemikiran Ibnu Khaldun tentang faktor-faktor dalam ekonomi
pembangunan dalam bukunya Muslim Civilization: The Causes of Decline and the Need
for Reform (lebih lanjut baca dalam buku tersebut mulai halaman 18).
Cara memahami model: 6 faktor ekonomi pembangunan (G, S, N, W, j&g) saling
berinteraksi satu sama lain dalam untuk menciptakan kemajuan peradaban (pembangunan
ekonomi). Akan ada satu faktor, bisa faktor yang mana saja, yang bisa menjadi menjadi
pemicu pada faktor lain. Makanya antara faktor-faktor tersebut ada arah pergerakannya
yang dilambangkan dengan panah, baik di lingkaran luar, lingkaran dalam, maupun dalam
bintang. Artinya satu faktor tersebut bisa mempengaruhi faktor mana saja. Misalnya G
sebagai pemicu (munculnya pemerintahan yang baik dan amanah), bisa mempengaruhi
langsung ke S (hukum syariah ditegakkan dengan baik dan tanpa pandang bulu), atau bisa
mempengaruhi langsung ke N (masyarakat bekerja lebih produktif karena percaya ada
pemerintahan yang amanah yang tidak akan berbuat sewenang-wenang mengambil
harta), atau bisa mempengaruhi langsung ke W (sumber daya alam dimanfaatkan dengan
efektif dan efisien), atau juga bisa mempengaruhi ke j&g (pembangunan fisik yang merata
diseluruh negeri). Sehingga hanya karena satu faktor sebagai pemicu, sangat mungkin
untuk mempengaruhi faktor-faktor lain yang akhirnya tercipta pembangunan ekonomi.
Namun juga perlu diketahui bahwa adanya pemicu salah satu faktor tersebut bukan hanya
menyangkut hal-hal baik saja, melainkan bisa juga hal-hal buruk dari satu faktor
kemudian menyebar kepada faktor lain dengan mekanisme sama seperti diatas, yang
kemudian bisa membuat kemunduran ekonomi.
Kuliah 13: Kebijakan Moneter dalam Islam (Kuliah Tamu)
Inflasi dan Dampaknya kepada Perekonomian
Gambar diatas merupakan dampak adanya riba dalam perekonomian. Riba membuat uang
yang seharusnya sepenuhnya bisa digunakan untuk investasi pada sektor riil, sebagian
atau malah sebagian besar, hanya diperdagangkan dalam pasar uang untuk mendapatkan
return tanpa risiko. Ditambah lagi dengan munculnya spekulasi (maysir), penyuapan
(risywah), dan korupsi. Sektor riil akan semakin kurus karena uang digunakan untuk
kegiatan-kegiatan tidak produktif tersebut. Hasilnya pada gambar diatas akan berbentuk
seperti pada bagian kanan dimana gambar biru yang menggambarkan sektor riil terlihat
tidak terlalu besar dibandingkan gambar kiri.
Kemudian hubungannya GDP, bunga, dan investasi. Digambarkan dalam grafik dibawah
ini:
Dalam kerangka ekonomi konvensional, pertumbuhan ekonomi akan mendorong adanya
investasi, dengan melihat adanya expected profit di masa mendatang. Sehingga hubungan
kurva economic growth dengan investment adalah positif. Ketika economic growth berada
pada Go, investasi berada pada titik Io, peningkatan economic growth menjadi G1 juga
meningkatkan investasi pada I1. Namun perlu diingat bahwa economic growth hampir
selalu diikuti dengan peningkatan inflasi. Meningkatkan inflasi pasti membuat interest
rate naik. Sedangkan peningkatan interest rate ini yang membuat disinsentif untuk
melakukan investasi (gambar kanan menunjukkan kurva slope negatif yang berarti kalau
interest rate tinggi tingkat investasi rendah). Sehingga berkebalikan dengan pemikiran
ekonomi akan tumbuh secara berkelanjutan.
Berbeda dengan kerangka pertumbuhan ekonomi dalam Islam. Peningkatan ekonomi juga
pasti akan mendorong peningkatan investasi akibat meningkatnya expected return.
Namun karena biaya investasi ini bukan lah didasarkan dari interest, sehingga
peningkatan inflasi sebagai dampak pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap
penurunan investasi karena baik return-nya tinggi atau rendah akan ditanggung bersama.
Sehingga hasil akhir dari pengaruh inflasi dalam kerangka konvensional dan Islam sangat
berbeda. Dalam konvensional, inflasi akan meningkatkan interest yang pada akhirnya
menurunkan tingkat investasi, namun dalam kerangka Islam, peningkatan inflasi tidak
akan berpengaruh terhadap bagi hasil karena bagi hasil tidak didasarkan dari interest
melainkan dari expected return.
Uang dan Time Value of Money
Dalam pandangan ekonomi Islam, masa depan itu tidak pasti dan tidak dapat dipastikan.
Sehingga jelas memastikan return di masa depan melalui sistem riba tidak boleh.
Sedangkan jalan untuk meningkatkan kesejahteraan hanya ada 3 cara: 1) menjual barang;
2) menyediakan jasa; 3) melakukan investasi. Inti dari ketiga aktivitas tersebut adalah
semua profit harus berasal dari sektor riil.
Fungsi utama uang adalah sebagai medium of transaction/exchange (media pertukaran).
Uang merupakan barang publik yang tidak boleh ditimbun oleh suatu pihak.
Mendapatkan profit dari menjual uang disebut sebagai riba.
Time Value of Money
Penjelasan mengapa harus ada time value of money (TVM) ada di resume pertemuan 8.
TVM adalah kompensasi nilai uang masa datang atas nilai uang di masa kini.
Rumusnya: 𝑃𝑉 = 𝐹𝑉
(1+𝑟)
Beberapa hal yang membalikkan pernyataan ekonom konvensional tentang keharusan
adanya TVM versi mereka:
1. Dalam Islam harta hanya boleh bertambah melalui 3 hal: 1) trading aset riil; 2)
investasi; 3) memberikan jasa.
2. Fiat money (uang kertas) tanpa underlying asset sebenarnya adalah riba. Sebenarnya
uang adalah bentuk hutang bank sentral terhadap masyarakat. Adanya pencetakan
uang harus didahui adanya penambahan pada sisi aset. Namun jika pada sisi aset tidak
ada tambahan aset (underlying asset) untuk mencetak uang, maka uang tersebut akan
memberikan manfaat kepada bank sentral berupa penambahan kekayaan sebesar
selisih harga kertas dengan nilai nominal yang dicetak (seignorage).
3. Setiap uang harus digunakan kepada sektor riil, artinya tidak dimungkinkan adanya
perdagangan antar uang.
4. Tidak ada decoupling, perbedaan nilai sektor riil dan keuangan.
5. Kondisi di masa mendatang bisa lebih baik atau lebih buruk dari sekarang, bisa inflasi
maupun deflasi. Jadi menetapkan tingkat pengembalian tertentu di masa mendatang
atas dasar terjadinya inflasi tidak dibenarkan.
6. Sehingga konsep opportunity cost memegang uang hanya diperkenankan melalui
transaksi sektor riil atau dengan demikian, tidak ada konsep sepenuhnya risk-free
seperti pada ekonomi konvensional.
𝑛
Uang Barang/Komoditas
Berfungsi sebagai perantara. Tidak pernah disepakati sebagai
perantara keuangan, medium of exchange.
Tidak memiliki nilai khusus yang
ditetapkan diluar besarnya bahan
pembuatannya. Hanya merepresentasikan
nilai dari barang.
Memiliki nilai yang direpresentasikan
dengan uang.
Diterima semua pihak kaena mudah
disimpan, mudah dipecah-pecah nilainya,
mudah dibawa, nilainya stabil.
Tidak dapat difungsikan sebagai uang
karena berat, nilai tidak stabil, tidak dapat
dipecah nilainya, sulit disimpah, mudah
rusak.
Tidak boleh diperjualbelikan. Boleh diperjualbelikan.
Peran Kebijakan Moneter dan Ekonomi
Beberapa kebijakan moneter BI dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian antara
lain:
1. Kebijakan suku bunga (BI Rate) mengarahkan suku bunga pada tingkat tertentu
untuk menjaga pergerakan inflasi mendekati dengan target yang telah diumumkan
(inflation targeting framework/ITF).
2. Kebijakan nilai tukar dan arus modal untuk menjaga keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran).
3. Kebijakan makroprudensial mengendalikan likuiditas di pasar uang dan loanable
funds agar tetap searah dengan perkiraan makroekonomi yang telah ditetapkan.
Instrumennya melalui penetapan Giro Wajib Minimum (porsi cadangan bank yang
wajib disimpan pada bank sentral) dan penetapan Loan to Value (porsi kredit yang
boleh diberikan oleh bank dibandingkan dengan collateral yang diberikan oleh
nasabah).
4. Penguatan koordinasi dengan pemerintah mengendalikan harga dari sisi supply,
5. Penguatan komunikasi kebijakan moneter.
Untuk menjalankan semua kebijakan tersebut, bank sentral tidak bekerja sendirian dalam
menjalankan kebijakan ekonomi. Pihak lain yang juga memiliki kewenangan dalam
kebijakan ekonomi adalah Otoritas Jasa Keuangan (menjaga stabilitas dari sisi
mikroprudensial) dan pemerintah (menjaga stabilitas melalui kebijakan fiskal). Berikut
gambar koordinasi kebijakan antara ketiga badan tersebut.
Kebijakan Moneter dan Ekonomi dalam Islam
Seperti biasa bahwa tujuan setiap kebijakan dalam Islam, baik moneter atau fiskal adalah
5 komponen maqashid syariah. Contoh nyata penerapannya sendiri seperti pendidikan
gratis (menjaga akal), kesehatan gratis (menjaga jiwa), perlindungan terhadap
keberlangsungan lingkungan (menjaga keturunan), dll.
Dalam teori Irving Fisher,
𝑀𝑉 = 𝑃𝑇
Artinya terjadi keseimbangan antara pasar uang (MV) dengan pasar barang barang (PT).
Titik sentral kebijakan moneter dalam kerangka konvensional adalah mengatur jumlah
uang yang beredar, sehingga model Irving Fisher tersebut menjadi,
𝑀 = 𝑃𝑇
𝑉
Otoritas moneter fokus untuk menaik-turunkan jumlah uang beredar (M) untuk memacu
atau menghambat perekonomian. Sehingga salah satu instrumen perantara yang
digunakan adalah interest. Ketika bank sentral akan menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar, maka hal pertama yang terpengaruh adalah interest yang selanjutnya
akan mempengaruhi kepada faktor lain seperti tabungan, investasi, nilai tukar, dll.
Namun dalam Islam, dengan adanya larangan riba dan jumlah uang sebenarnya harus
mengacu kepada jumlah komoditas yang menjadi back-up (biasanya emas), maka otoritas
moneter tidak bisa dengan leluasa mengatur jumlah uang yang beredar seperti pada
kerangka konvensional. Maka kebijakan moneter Islam, fokusnya mengacu kepada
kecepatan uang (V). Fungsinya menjadi,
𝑉 = 𝑃𝑇
𝑀
Setiap kebijakan bank sentral arahnya bagaimana mempercepat atau memperlambat V,
seperti bank sentral mengeluarkan sukuk untuk membiayai suatu proyek. Sehingga uang
dengan cepat bisa berpindah ke sektor lain yang lebih produktif dan pendapatan nasional
(dilambangkan dengan Y atau T) tetap bisa meningkat tanpa mempengaruhi perubahan
harga.
Dalam Teori IS-LM, sedikit mengulangi bahwa IS yang merupakan representasi
keseimbangan dalam pasar barang dikontrol oleh kebijakan fiskal (pemerintah) dan LM
representasi dari keseimbangan dalam pasar uang yang dikontrol dengan kebijakan
moneter (bank sentral).
Dalam konsep IS-LM konvensional, memang dengan mendorong pertumbuhan uang
dalam jangka pendek akan menciptakan peningkatan pendapatan nasional. Namun dalam
jangka panjang akibat kebijakan moneter yang berbasis interest tersebut akan
menciptakan inflasi. Lambat atau cepat terjadinya krisis ekonomi bergantung kepada
seberapa sering dan kuatnya kebijakan moneter konvensional diterapkan.
Namun dalam konsep IS-LM Islam, yang lebih mendorong velocity daripada jumlah uang
yang beredar. Akan mendorong pertambahan barang dan jasa (dengan tidak adanya
interest, maka lebih cepatnya uang yang beredar pasti diikuti dengan lebih banyaknya
barang yang ditransaksikan) dan tidak akan berpengaruh terhadap inflasi seperti dalam
konvensional yang didorong oleh interest.
Kebijakan Ekonomi dalam Perspektif Syariah
Malarang perdagangan uang tanpa adanya kebutuhan ekonomi pada sektor riil. Uang
tidak menjadi bahan spekulasi antar uang sekaligus cara untuk selalu menghubungkan
sektor moneter dengan sektor riil.
Melarang spekulasi uang dalam bentuk apapun seperti emas, valas, atau pun instrumen
derivatif.
Mengganti skema utang baik dalam negeri maupun luar negeri dengan model investasi.
Menggunakan instrumen sukuk untuk dapat mempercepat transmisi kebijakan kepada
sektor riil.
Menerapkan hedging yang sesuai prinsip syariah (Fatwa DSN MUI No. 96 tahun
2015).
Kemudian beberapa instrumen moneter bank sentral (dalam kasus Bank Indonesia) untuk
mengatasi likuiditas. Perlu diingat bahwa sebelumnya dikatakan bahwa sebenarnya fokus
kebijakan moneter dalam Islam adalah fokus kepada velocity, akan tetapi dalam kondisi
saat ini, fokus terhadap velocity tersebut belum bisa diterapkan karena berbagai
keterbatasan. Sehingga instrumen yang akan dijelaskan dibawah ini tetap berfokus
mempengaruhi jumlah uang yang beredar, akan tetapi sedapat mungkin caranya
dilakukan dengan menggunakan akad-akad yang diperbolehkan secara syariah.
Open Market Operation (Kebijakan Pasar Terbuka)
Dalam fungsinya untuk mengurangi jumlah yang yang beredar (Absorption) BI
memiliki beberapa instrumen antara lain:
1. Surat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS) Instrumen semacam SBI yang
dijual oleh BI kepada bank umum untuk mengurangi jumlah uang yang beredar,
yang diperjualbelikan dengan akad Jualah’(Fatwa DSN No. 63&64). Jualah
diberikan sebagai hadiah atas dasar logika bank umum telah membantu kerja bank
sentral untuk menyukseskan kebijakan moneternya.
2. Selling SBSN Outright penjualan SBSN secara lepas tanpa, adanya kewajiban
untuk membeli kembali.
3. Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI)/Islamic Term Depost bank sentral
memberikan instrumen kepada bank umum untuk menempatkan dananya di bank
sentral sebagai cara untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Akad yang
digunakan adalah Jualah. Sedangkan
4. Reverse Repo SBSN Transaksi reverse repo SBSN merupakan transaksi
pembelian SBSN oleh bank Umum dari bank sentral, dengan janji penjualan
kembali oleh bank umum sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati
dengan akad Jualah. Transaksi ini dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pengurangan likuiditas bank atau kontraksi moneter.
5. Forex Intervention intervensi bank sentral dengan menjual valasnya pada pasar
valas untuk menaikkan nilai tukar pada level yang diinginkan.
Dalam fungsinya untuk menambah jumlah yang yang beredar (Injection) BI memiliki
beberapa instrumen antara lain:
1. Repo, Buying SBSN Outright pembelian SBSN kepada bank umum untuk
menambah jumlah uang yang beredar tanpa ada kewajiban untuk membeli kembali
(outright) atau dengan kewajiban membeli kembali (repo).
2. Forex Intervention intervensi bank sentral dengan membeli valasnya pada pasar
valas untuk menurunkan nilai tukar pada level yang diinginkan.
Standing Facility
Standing Facility merupakan kegiatan penyediaan dana rupiah (lending facility) dari
bank sentral kepada bank umum dan penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh
bank umum dalam rangka operasi moneter. Kegiatan ini dilakukan dalam pasar uang,
atau jika dalam istilah Ekonomi Moneter dalam Reserve Market.
1. Islamic Deposit Facilities atau jika dalam kasus Bank Indonesia bernama Fasilitas
Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS) fasilitas bagi bank yang memiliki
kelebihan likuiditas dengan cara menempatkan dana yang dimilikinya kepada Bank
Indonesia.
2. Islamic Lending Facilities atau jika dalam kasus Bank Indonesia bernama Repo
O/N (overnight) fasilitas bagi bank yang mengalami kesulitan likuiditas dengan
cara merepokan SBI/SDBI/SBN yang dimilikinya kepada Bank Indonesia. [MCF]