+ All Categories
Home > Documents > ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

Date post: 09-Oct-2015
Category:
Upload: fathoer-tusem
View: 68 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:

of 82

Transcript
  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    1/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    ANALISA JEMBATAN COMPOSITE

    GELAGAR KAYU LANTAI BETON

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

    syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

    Disusun oleh

    070 424 004

    LEA CHRISTINA SEMBIRING

    PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION

    FAKULTAS TEKNIK

    DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    2/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    LEMBAR PENGESAHAN

    ANALISA JEMBATAN COMPOSITEGELAGAR KAYU LANTAI BETON

    Disusun Oleh:

    070 424 004

    LEA CHRISTINA SEMBIRING

    Disetujui Oleh:

    Dosen Pembimbing

    NIP.19520901 198112 1 001

    Ir. Sanci Barus, MT

    Dosen Penguji Dosen Penguji Dosen Penguji

    Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan Ir. Besman Surbakti,MT Ir. Syahrir ArbeynSiregar

    NIP.19561224 198103 1 002 NIP.19541012 198003 1 004 NIP.19490928 198103 1

    001

    Koordinator PPE Mengetahui/Menyetujui

    Departemen Teknik Sipil FT USU Ketua Departemen Teknik Sipil

    Ir. Faizal Ezeddin, MS____

    NIP. 19490713 198003 1 001 NIP. 19561224 198103 1 002

    Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    3/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

    melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penyusunan laporan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh

    Ujian Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

    Medan.

    Adapun judul tugas ini adalah ANALISA JEMBATAN COMPOSITE

    GELAGAR KAYU LANTAI BETON agar kita dapat mengetahui besarnya

    beban yang bekerja pada jembatan dan kuat lentur komposit beton-kayu.

    Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal

    ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.

    Sehubungan dengan hal tersebut, dengan segala kerendahan hati penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna

    perbaikan dari laporan ini.

    Laporan ini terwujud berkat bantuan, bimbingan , serta petunjuk dari

    berbagai pihak. Maka dari itu penulis menghaturkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Ir. Sanci Barus, MT, sebagai Pembimbing yang telah banyak

    membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik

    Sipil Universitas Sumatera Utara..

    3. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS selaku Koordinator Program Pendidikan

    Sarjana Ekstension Fakutas Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    4/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    4. Bapak Ir. Teruna Jaya , MSc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil

    Universitas Sumatera Utara.

    5. Bapak dan Ibu Dosen yang mendidik kami selama perkuliahan.

    6. Orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan

    restunya serta membangkitkan semangat penulis hingga tugas akhir ini

    selesai.

    7. Handai taulan, rekan mahasiswa-i dan semua pihak yang tidak dapat kami

    sebut satu persatu yang turut memberikan dorongan dalam menyelesaikan

    tulisan ini.

    Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

    Medan, Desember 2009

    Hormat saya,

    Penulis

    NIM : 070 424 004

    Lea Christina Sembiring

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    5/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    ABSTRAK

    Jembatan adalah sarana transportasi yang menghubungkan dua bagianjalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,alur sungai, saluran irigasi dan pembuang, jalan yang melintang tidak sebidang,dan lain-lain.

    Salah satu jenis jembatan adalah jembatan komposit. Biasanya jembatankomposit yang banyak digunakan sebagai konstruksi jembatan adalah memakaigelagar baja. Dalam tugas akhir ini mengambil judul Analisa Jembatan KompositGelagar Kayu Lantai Beton dengan perantara alat sambung geser ,sehinggamampu bereaksi terhadap beban kerja sebagai satu kesatuan.

    Maksud dari perencanaan jembatan ini adalah untuk menentukan fungsistruktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai, efisien serta mempunyai fungsiestetika. Dalam hal ini penting pula bagi kita bila sebelum melakukan analisis

    perhitungan struktur jembatan untuk mencermati beban-beban yang akan bekerjadisesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

    Pengetahuan akan teknik jembatan dan pengalaman praktis di lapanganjuga memiliki nilai masukan yang sangat berarti. Sesederhana apapun strukurdalam perencanaan dan pembuatannya perlu memperhatikan ilmu gaya(mekanika), beban yang bekerja, kelas jembatan beserta peraturan teknis dansyarat-syarat kualitas (checking).

    Dari hasil analisa dan perhitungan jembatan komposit ini akan diperoleh

    beban maksimal yang dapat ditahan oleh balok komposit kayu beton, teganganlentur yang terjadi akibat adanya beban maksimum , dan juga untuk mengetahui

    besarnya lendutan.Kata kunci: Komposit Kayu Beton, Penghubung Geser, dan Pembebanan yang

    disesuaikan dengan peraturan yang berlaku yakni StandarPembebanan Untuk Jembatan R-SNI T- 02- 2005.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    6/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    DAFTAR NOTASI

    = Tegangan (kg/cm2)

    = Tegangan izin (kg/cm2)

    = Tegangan geser (kg/cm2)

    L = Panjang bentang (m)

    B = Lebar lantai kendaraan(m)

    beff = Lebar efektif (cm)

    beq = Lebar equivalent (cm)

    tb = Tebal plat beton (cm)

    Mbs = Momen akibat berat sendiri (ton meter)

    Mbg = Momen akibat muatan bergerak (ton meter)

    Mbt = Momen akibat beban tambahan (ton meter)

    W = Tahanan momen (cm3)

    Ix = Inersia tampang (cm4)

    Ew = Modulus elastisitas kayu (kg/cm2)

    Ec = Modulus elastisitas beton (kg/cm2)

    n = Rasio modulus elastisitas

    D = Gaya lintang (kg)

    M = Momen (kg cm)

    S = Statis Momen (cm3)

    bw = Lebar penampang kayu (cm)

    hw = Tinggi penampang kayu (cm)

    N = Jumlah penghubung geser

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    7/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kelas Kekuatan Kayu ... ......................... 16

    Tabel 2.2 Tegangan yang diperkenankan untuk kayu............................ 17

    Tabel 2.3 Modulus Kekenyalan Kayu . ... 19

    Tabel 2.4 Harga tegangan leleh 24

    Tabel 2.5 Nilai Faktor Air Semen ................................27

    Tabel 2.6 Nilai-nilai Slump...............................32

    Tabel 2.7 Kelas dan mutu beton .. 33

    Tabel 2.8 Berat isi untuk beban mati ... 44

    Tabel 2.9 Jumlah jalur lalu lintas rencana 45

    Tabel 2.10 Modulus Elastisitas Young (E) dan Koefisien Panjang ..49

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    8/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunak 22

    Gambar 2.2 Penentuan Tegangan Leleh . 24

    Gambar 2.3 Grafik Faktor Air Semen .30

    Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan untuk beton dalam tekan 33

    Gambar 2.5 Hubungan antara beban, geser dan diagram momen .. 37

    Gambar 2.6 a. Pembebanan struktur 38

    Gambar 2.6 b. Diagram gaya lintang balok 38

    Gambar 2.7 a. Distribusi tegangan geser balok untuk bentang38

    Gambar 2.7 b. Nilai gaya geser pada zone 1 dan zone 2 38

    Gambar 2.8 Penampang Lantai Komposit Kayu-Beton Type Balok T... 40

    Gambar 2.9 Garis Netral Tampang . 42

    Gambar 2.10 Bagan Alir Untuk Perencanaan Jembatan. 43

    Gambar 2.11 Distribusi beban D yang bekerja pada jembatan... 46

    Gambar 2.12 Penyebaran pembebanan pada arah melintang . 47

    Gambar 2.13 Distribusi beban pada gelagar memanjang dan melintang 52

    Gambar 3.1 Penampang Melintang Jembatan 56

    Gambar 3.2 Garis Netral sebelum dan setelah terjadi aksi komposit.. 57

    Gambar 3.3 Tampak Atas Shear Connector Baut Arah Memanjang.. 63

    Gambar 3.4 Tampak Depan Shear Connector Baut 63

    Gambar 3.5 Tampak Atas Shear Connector Paku Arah Memanjang. 66

    Gambar 3.6 Tampak Depan Shear Connector Paku 66

    Gambar 3.7 Penulangan Pada Pelat .69

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    9/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN i

    KATA PENGANTAR . ii

    ABSTRAK iv

    DAFTAR NOTASI... v

    DAFTAR TABEL. vi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................... vii

    DAFTAR ISI ... viii

    BAB I. PENDAHULUAN . 1

    1.1 Umum . 1

    1.2 Latar Belakang dan Permasalahan . 4

    1.3 Tujuan 4

    1.4 Pembatasan Masalah .. 4

    1.5 Metodologi.. 7

    BAB II. STUDI KEPUSTAKAAN 8

    2.1 Sifat Bahan Struktur 8

    2.1.1 Sifat Bahan Kayu 8

    2.1.1.1 Pengenalan Sifat-Sifat Kayu .. 9

    2.1.1.2 Tegangan-tegangan yang diperkenankan 17

    2.1.2 Sifat Bahan Baja. 20

    2.1.2.1 Baja Tulangan .... 25

    2.1.3 Sifat Bahan Beton .. 28

    2.1.4 Sifat Bahan Komposit . 34

    2.2 Penghubung Geser (Shear Connector) . 36

    2 3. Analisis Balok Komposit Beton dan Kayu 39

    2.3.1 Lebar Efektif 40

    2.3.2 Rasio Modular(n) dan Lebar Eqivalen (beq) .. 41

    2.3.3 Garis Netral Tampang Balok ...................... 42

    2.4 Peraturan Pembebanan Jembatan 43

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    10/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.4.1 Persyaratan.. 43

    2.4.2 Beban Mati . 43

    2.4.3 Beban Hidup ... 45

    2.4.3.1 Lantai Kendaraan dan jalur lalu lintas . 45

    2.4.3.2 Beban D ... 46

    2.4.3.3 Beban T. 48

    2.4.4 Beban Kejut . 49

    2.5 Gelagar (Rasuk) .. 50

    2.6 Lantai Kendaraan 51

    2.7 Tiang Sandaran dan Trotoar 53BAB III. PEMBAHASAN . 54

    3.1 Pendahuluan ... 54

    3.2 Batasan Stabilitas 54

    3.3 Contoh Analisis Perancangan Jembatan . 55

    BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 70

    4.1Kesimpulan .... 70

    4.2 Saran ... 71

    DAFTAR PUSTAKA... 72

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    11/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Umum

    Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi

    tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga menjadi suatu

    bahan studi yang menarik. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya

    untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah.

    Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jika

    jembatan itu berada diatas jalan lalu lintas dinamakan viaduct.

    Konstruksi jembatan dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek yang

    berbeda, seperti jenis material dari konstruksi (beton, kayu, baja, komposit,

    dan lain-lain); bentuk struktur (rangka, gelagar, dinding penuh, dan lain-lain);

    tipe perletakan (gelagar sederhana, overhang, menerus, dan lain-lain); lalu

    lintas kendaraan (jembatan jalan raya, jembatan kereta api, dan lain-lain);

    letak lantai kendaraan (lantai di atas, lantai di bawah, lantai di tengah atau

    kombinasi ketiganya); jembatan permanen atau sementara; dapat atau tidak

    dapat digerakkan dan sebagainya.

    Terlepas dari pengklasifikasian tersebut diatas, adapun bentuk-bentuk

    dari konstruksi jembatan umumnya dapat kita bedakan :

    1. Bangunan bawah, ialah bagian-bagian yang menjadi penupang dan

    dasar dari bangunan atas, yaitu kepala jembatan, tiang-tiang dan

    pemikul jembatan. Beban-beban diteruskan oleh bangunan bawah ke

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    12/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    tanah bawah. Bahan-bahannya adalah kayu, batu atau beton, sekali-

    kali baja. Kadang-kadang pancang-pancangnya merupakan satu

    kesatuan dengan konstruksi yang langsung mendukung lalu lintas,

    sehingga yang termasuk bangunan bawah tinggal terbatas pada

    landasan dari titik tumpu.

    2. Bangunan atas yang pada umumnya terdiri atas:

    a.Gelagar-gelagar induk, terbentang dari t itik tumpu ketitik tumpu

    b.Konstruksi tumpuan diatas pangkal jembatan kuk atau pancang

    c.Konstruksi dari lantai kendaraan dengan apa yang diperlukan

    untuk itu pemikul lintang dan pemikul memanjang yang

    disambung dengan gelagar-gelagar induk.

    Bangunan atas menerima beban dari lalu lintas, kadang-kadang

    dengan tambahan banting dan tekanan angin, dan diteruskan pada

    bangunan bawah, ditambah dengan berat konstruksinya.

    Suatu bagian struktur komposit adalah terdiri dari dua jenis bahan yang

    berbeda, yang bekerja secara parallel dengan menumpu sebuah beban. Semua

    bagian struktur beton yang diberi penulangan merupakan komposit dari beton

    dan baja yang bekerja sama untuk menahan tegangan-tegangan lentur pada

    balok dan kolom. Di daerah perkotaan biasanya sering kita jumpai jembatan

    komposit dengan gelagar baja yang dihubungkan dengan shear connector

    untuk memikul beban yang bekerja. Pada kesempatan ini, penulis ingin

    menganalisa suatu jembatan komposit gelagar kayu.

    Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam konstruksi

    bangunan ini yaitu kayu, baja dan beton. Dari masing-masing bahan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    13/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    bangunan tersebut mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang tidak

    dimiliki oleh bahan lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan

    dan harga relatif murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang

    tinggi dan kelebihan pada beton yaitu mempunyai kuat tekan yang tinggi.

    Untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut maka dibuat perpaduan

    pada ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit dengan

    gelagar kayu. Dengan demikian dapat diperoleh sifat gabungan yang lebih

    baik dari komponen penyusunnya. Berat jenis kayu lebih ringan bila

    dibanding baja ataupun beton. Ditinjau dari segi struktur, kayu cukup baik

    dalam menahan gaya tarik, tekan dan lentur. Ditinjau dari segi arsitektur,

    bangunan kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi.

    Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan

    di suatu wilayah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan

    tropis tentunya akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan dari

    kayu. Elemen kayu biasanya mempunyai potongan melintang berbentuk

    persegi sehingga paling mudah untuk dianalisis. Jembatan dari kayu hampir

    tidak pernah digunakan, kecuali sebagai perancah dan sebagai jembatan

    sementara. Pada umumnya jembatan dari kayu digunakan untuk lalu lintas

    biasa pada bentangan kecil/sederhana. Untuk jembatan berat dengan bentang

    yang sangat panjang, tentunya jembatan dari kayu sudah tidak ekonomis lagi

    karena dibatasi oleh panjang dan kemampuan bahan.

    Sebelum melakukan analisis perhitungan struktur jembatan seorang

    perencana harus mencermati beban-beban yang akan bekerja yang disesuaikan

    dengan peraturan yang berlaku . Di Indonesia peraturan tentang pembebanan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    14/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    jembatan jalan raya telah dikemas dalam Standar Pembebanan Untuk

    Jembatan R-SNI T- 02- 2005.

    1.2Latar Belakang dan Permasalahan

    Menempatkan jembatan, pertama-tama harus diingat tentang keamanan

    lalu lintas karena jembatan yang dibikin untuk keperluan lalu lintas dan

    bukan asal ada jembatan saja. Biasanya penggunaan jembatan dari kayu ini

    banyak terdapat didaerah pedesaan karena lalu lintasnya yang masih sedikit

    terutama bagi yang memiliki kendaraan, dalam laporan ini penulis ingin

    menganalisa jembatan komposit gelagar kayu lantai beton agar kita dapat

    memprediksi cara struktur menahan beban dengan membahas gaya-gaya

    yang alami yang bekerja pada strukur tersebut.

    1.3

    Tujuan

    Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah agar kita mengetahui

    bagaimana menganalisa atau mendesain suatu struktur jembatan komposit

    dengan gelagar kayu lantai beton oleh karena itu kita harus dapat memastikan

    suatu tingkat keamanan agar tidak terjadi kegagalan dalam struktur.

    1.4

    Pembatasan Masalah

    Pada bagian pendahuluan secara umum telah disinggung jenis

    jembatan yang akan dibahas. Tetapi mengingat parameter-parameter yang

    harus diperhitungkan sehingga diperlukan beberapa batasan sebagai berikut:

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    15/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    1.Konstruksi jembatan ditumpu diatas dua perletakan dengan panjang bentang

    dan gelagar jembatan berupa bahan kayu yang akan mendukung semua

    beban yang bekerja.

    2. Lantai kendaraan terbuat dari beton.

    3.Jenis kayu yang dipakai untuk gelagar adalah kayu damar laut, dimana

    termasuk dalam kayu kelas I menurut PKKI 1961 yang memiliki berat jenis

    0.96 gr/cm3;lt=150kg/cm2 ;tk //=130 kg/cm

    2;tk= 40 kg/cm2;//=20 kg/cm2.

    4.Penghubung Geser/Shear Connectordengan menggunakan baut/paku.

    5.Adapun beban-beban yang bekerja/muatan yang disesuaikan dengan

    peraturan yang berlaku adalah:

    - Beban Primer:

    1.Beban mati

    Dalam menentukan besarnya beban mati tersebut, harus digunakan berat

    isi untuk bahan- bahan bangunan tersebut,antara lain:

    Beton bertulang 2,50 t/m3

    Kayu .. 1,00 t/m3

    2.Beban hidup

    Beban hidup pada jembatan dinyatakan dalam dua macam, yaitu :

    - beban D atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu

    lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar q ton per meter

    panjang perjalur dan beban garis P ton per jalur lalu lintas tersebut.

    - Beban T yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan.

    - Beban pada trotoir, kerb dan sandaran .

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    16/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar

    500 kg/m2

    Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan

    untuk dapat menahan satu beban horizontal ke arah melintang jembatan

    sebesar 500 kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan

    pada tinggi 25 cm diatas permukaan lantai kendaraan apabila kerb yang

    bersangkutan lebih tinggi 25 cm,

    Tiang-tiang sandaran pada tepi trotoir harus diperhitungkan untuk dapat

    menahan beban horizontal sebesar 100kg/m, yang bekerja pada tinggi

    90 cm diatas lantai trotoir.

    3.Beban kejut

    Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan

    pengaruh-pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis

    P harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil

    maksimum, sedangkan beban merataqdan beban T tidak dikalikan

    dengan koefisien kejut.

    - Beban Sekunder, terdiri dari : beban angin, gaya akibat perbedaan suhu

    karena adanya perubahan bentuk akibat perbedaan suhu antara bagian-

    bagian jembatan, gaya rem, gaya akibat gempa.

    - Beban khusus, terdiri dari gaya sentrifugal, gaya dan beban selama

    pelaksanaan.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    17/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    1.5

    Metodologi

    Metodologi yang dipergunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah

    dengan menggunakan literatur yang berhubungan dengan perencanaan

    jembatan komposit gelagar kayu lantai beton dengan cara penghitungan

    beban-beban yang bekerja dan tegangan-tegangan yang terjadi sehingga kita

    dapat membatasi tegangan yang bekerja yang disebabkan oleh beban aktual

    sejauh tegangan yang diijinkan.

    Tiang sandaran

    trotoir

    Gelagar Kayu

    Tebal lantai beton

    B (lebar lantai kendaraan)

    Gambar: Penampang Melintang Jembatan Composite

    aspal

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    18/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    BAB II

    STUDI KEPUSTAKAAN

    2.1 Sifat Bahan Struktur

    Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam konstruksi

    bangunan yaitu kayu, baja dan beton. Dari masing-masing bahan bangunan

    tersebut mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bahan

    lain. Kelebihan pada kayu yaitu ringan, mudah dikerjakan dan harga relatif

    murah. Kelebihan pada baja yaitu mempunyai kuat tarik yang tinggi dan

    kelebihan pada beton yaitu mempunyai kuat tekan yang tinggi.

    Untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan tesebut maka dibuat

    perpaduan ketiga jenis bahan bangunan yaitu menjadi balok komposit baja beton

    dengan gelagar kayu. Dengan demikian kita perlu mengetahui sifat-sifat yang

    umum dari bahan struktur yang dimaksud.

    2.1.1 Sifat bahan kayu

    Kayu mempunyai kuat tarik dan kuat tekan relatif tinggi dan berat

    yang relatif rendah, mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan

    listrik, dapat dengan mudah dikerjakan, relatif murah, dapat mudah diganti dan

    bisa didapat dalam waktu singkat (Felix,1965).

    Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering

    dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang

    tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    19/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang

    berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau

    penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan

    yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik) serta

    macam penggunaannya.

    2.1.1.1 Pengenalan Sifat-Sifat Kayu

    Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan

    barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang

    tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk

    suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-

    sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan

    sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam

    penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan

    penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat

    secara kontinu atau terlalu mahal.

    Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang

    berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-

    beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada

    beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :

    1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam - macam dan

    susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan

    hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    20/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang

    berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan

    tangensial).

    3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap

    atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan

    kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.

    4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama

    dalam keadaan kering.

    A. Sifat Fisik Kayu

    1. Berat dan Berat Jenis

    Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan

    zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan

    BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara

    BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya

    makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.

    2. Keawetan

    Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur

    perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu

    tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan

    unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat

    kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu

    teras lebih awet dari kayu gubal.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    21/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    3. Warna

    Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna

    dalam kayu yang berbeda-beda.

    4. Tekstur

    Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu

    digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll),

    kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur

    kasar (contoh: kempas, meranti dll).

    5. Arah Serat

    Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.

    Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat

    berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

    6. Kesan Raba

    Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan

    kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis

    kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat

    ekstraktif dalam kayu.

    7. Bau dan Rasa

    Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara

    terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk

    menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang

    umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    22/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    kamper (kapur) dsb.

    8. Nilai Dekoratif

    Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur,

    dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar

    ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

    9. Higroskopis

    Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin

    lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai

    tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi

    kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut

    kandungan air keseimbangan (EMC =Equilibrium Moisture Content).

    10.Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :

    a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan

    erat dengan elastisitas kayu.

    b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya

    gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,

    sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik

    (kulintang, gitar, biola dll).

    11.Daya Hantar Panas

    Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk

    membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber

    panas.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    23/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    12.Daya Hantar Listrik

    Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran

    listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar

    air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya

    apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya

    hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

    B. Sifat Mekanik Kayu

    1. Keteguhan Tarik

    Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

    berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :

    a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan

    b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.

    Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah

    serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada

    kekuatan tarik sejajar arah serat.

    2. Keteguhan tekan / Kompresi

    Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan

    muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :

    a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan

    b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.

    Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada

    keteguhan kompresi sejajar arah serat.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    24/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    3. Keteguhan Geser

    Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

    membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di

    dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :

    a. Keteguhan geser sejajar arah serat

    b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan

    c. Keteguhan geser miring

    Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan

    geser sejajar arah serat.

    4. Keteguhan lengkung (lentur)

    Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya

    yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati

    maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan

    yaitu :

    a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang

    mengenainya secara perlahan-lahan.

    b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang

    mengenainya secara mendadak.

    5. Kekakuan

    Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau

    lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    25/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    6. Keuletan

    Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang

    relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan

    yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta

    mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

    7. Kekerasan

    Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat

    takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,

    kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan

    kayu.

    8. Keteguhan Belah

    Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

    berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik

    dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang

    tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya

    kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah

    tangensial.

    Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau

    sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi

    dua kelompok :

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    26/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    a.Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan,

    pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga

    perusak kayu.

    b.Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring

    dsb.

    Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas kekuatan kayu

    didasarkan kepada berat jenis, keteguhan lengkung mutlak dan keteguhan tekan

    mutlak, dan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

    TABEL 2.1 KELAS KEKUATAN KAYU

    Kelas Kayu Berat Jenis Keteguhan lengkung

    mutlak (kg/cm2)

    Keteguhan tekan

    mutlak (kg/cm2)

    I 0,90 1100 650

    II 0,60 -

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    27/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.1.1.2 Tegangan tegangan yang diperkenankan

    Untuk mengetahui suatu konstruksi kayu perlu diketahui tegangan-

    tegangan yang diizinkan untuk jenis kayu yang akan dipergunakan dalam

    konstruksi tersebut.

    Adapun besarnya tegangan tersebut menurut PKKI adalah sebagai berikut:

    a. Tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu A

    Tabel 2.2 Tegangan yang diperkenankan

    Kelas Kuat Jati

    (Tectona

    grandis)I II III IV V

    lt(kg/cm2)

    tk//= tr//(kg/cm2)

    tk (kg/cm2)

    // (kg/cm2)

    150

    130

    40

    20

    100

    85

    25

    12

    75

    60

    45

    8

    50

    45

    10

    5

    -

    -

    -

    -

    130

    110

    30

    15

    Berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan menahan beban tetap.

    Untuk kayu yang bermutu B harga tersebut di atas di kurangi 25%.

    b. Korelasi tegangan yang diperkenankan untuk mutu A.

    lt = 170g (kg/cm2)

    tk//= tr// = 150g (kg/cm2)

    tk = 40g (kg/cm2)

    // = 20g (kg/cm2)

    Disini g = berat jenis kering udara

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    28/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    lt = tegangan izin untuk lentur

    tk// = tegangan izin sejajar serat untuk tekan

    tr// = tegangan izin sejajar serat untuk tarik

    tk = tegangan izin tegak lurus serat untuk tekan

    // = tegangan izin sejajar serat untuk geser

    Angka-angka diatas tetap berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan

    yang menahan muatan tetap.

    - Yang disebut dengan konstruksi terlindung, ialah konstruksi yang

    dilindungi dari perubahan udara yang besar, dari hujan dan

    matahari, sehingga tidak akan menjadi basah dan kadar lengasnya

    tidak akan berubahubah banyak.

    - Yang dimaksudkan muatan tetap ialah: muatan yang berlangsung

    lebih dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau

    terus-menerus seperti berat sendiri, tekanan tanh, tekanan air,

    barang-barang gudang, kendaraan diatas jembatan, dan sebagainya.

    - Yang dimaksudkan dengan muatan tidak tetap ialah: muatan yang

    berlangsung kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat

    tidak tetap atau tidak terus-menerus, seperti berat orang yang

    berkumpul , tekanan angin, dan sebagainya.

    - Tegangan akibat perubahan suhu boleh diabaikan.

    Untuk kayu bermutu B, angka-angka di atas di gandakan dengan faktor

    0.75.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    29/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Pengaruh keadaan konstruksi dan sifat muatan terhadap tegangan yang

    diperkenankan diperhitungkan sebagai berikut:

    a. Tegangan-tegangan diatas harus digandakan dengan:

    - Faktor 2/3 untuk konstruksi yang selalu terendam air dan untuk

    konstruksi yang tidak terlindung dan kemungkinan besar kadar

    lengas kayu akan selalu tinggi.

    - Faktor 5/6 untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu

    dapat mongering dengan cepat.

    b. Tegangan-tegangan diatas bolehdigandakan dengan 5/4 untuk:

    - Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh

    muatan tetap dan muatan angin.

    - Bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh

    muatan tetap dan tidak tetap.

    Dalam perhitungan perubahan bentuk elastis, maka modulus kekenyalan

    kayu sejajar serat dapat diambil dari tabel 2.3 sebagai berikut:

    Kelas Kuat Kayu E sejajar serat (kg/cm2)

    I 125.000

    II 100.000

    III 80.000

    IV 60.000

    Sebagai bahan konstruksi, kayu juga memiliki keuntungan dan kerugian

    sebagai berikut:

    - Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah,

    mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    30/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    listrik, dapat mudah dikerjakan,adalah relatif murah, dapat mudah

    diganti, dan bisa didapat dalam waktu singkat.

    - Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacat-

    cacat alam seperti arah serat yang berbentuk menampang, spiral

    dan diagonal, mata kayu, dan sebagainya. Beberapa kayu bersifat

    kurang awet dalam keadaan-keadaaan tertentu.

    Kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan

    kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan

    berjangka lama sesuatu balok, akan terdapat lendutan yang relative

    besar.

    Sifat-sifat karakteristik ini memperlihatkan perbedaan-perbedaan

    penting antara kayu dan bahan lain yang untuk analisa matematis

    dalam Ilmu Kekuatan biasanya diidealisir sebagai bahan yang

    sempurna akan homogenitas dan elastisitasnya.

    2.1.2 Sifat Bahan Baja

    Sifat baja yang terpenting dalam penggunaannya sebagai bahan

    konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan dengan bahan lain

    seperti kayu, dan sifat keliatannya, yaitu kemampuan untuk berdeformasi secara

    nyata baik dalam tegangan baik dalam regangan maupun dalam kompresi sebelum

    kegagalan, serta sifat homogenitas yaitu keseragaman yang tinggi.

    Baja merupakan bahan campuran besi (Fe), 1,7 % zat arang atau

    karbon (C), 1,65 % mangan (Mn), 0,6% tembaga (Cu), 0,6 % Silikon (Si). Baja

    dihasilkan dengan menghaluskan bijih besi dan logam besi tua bersama-sama

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    31/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    dengan bahan tambahan pencampur yang sesuai, dalam tungku temperature tinggi

    untuk menghasilkan massa-massa besi yang besar, selanjutnya dibersihkan untuk

    menghilangkan kelebihan zat arang dan kotoran-kotoran lain.

    Berdasarkan persentase zat arang yang dikandung, baja dapat

    dikategorikan sebagai berikut:

    1. Baja dengan persentase zat arang rendah (low carbon steel)

    yakni lebih kecil dari 0.15%

    2. Baja dengan persentase zat arang ringan (mild carbon steel)

    yakni 0.15 0.29%

    3. Baja dengan persentase zat arang sedang (medium carbon steel)

    yakni 0.30 0.59%

    4. Baja dengan persentase zat arang tinggi (high carbon steel)

    yakni 0.60 1.7%

    Baja untuk bahan struktur termasuk ke dalam baja yang persentase zat

    arang ringan (mild carbon steel),semakin tinggi kadar zat arang yang terkandung

    di dalamnya, maka semakin tinggi nilai tegangan lelehnya. Sifat-sifat bahan

    struktur yang paling penting dari baja adalah sebagai berikut:

    1. Modulus Elastisitas (E) berkisaran antara 193000 Mpa sampai

    207000Mpa. Nilai untuk design lazimnya diambil 210000 Mpa.

    2. Modulus geser (G) dihitung berdasarkan persamaan;

    G = E/2(1+)

    Dimana: = angka perbandingan poisson

    Dengan mengambil = 0.30 dan E = 210000 Mpa, akan memberikan G =

    810000 Mpa

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    32/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    3. Koefisien ekspansi ( ), diperhitungkan sebesar:

    = 11.25 x 10-6per 0C

    4. Berat jenis baja (), berat jenis baja diambil 7.85 t/m3

    Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan regangan pada baja

    dapat dilakukan dengan uji tarik di laboratorium. Sebagian besar percobaan atas

    baja akan menghasilkan bentuk hubungan tegangan dan regangan seperti dalam

    gambar 2.1:

    Gambar 2.1 Hubungan tegangan regangan untuk uji tarik pada baja lunakKeterangan gambar:

    = tegangan baja

    = regangan baja

    A = titik proporsional

    A= titik batas elastis

    B = titik batas plastis

    M = titik runtuh

    C = titik putus

    AA'

    B

    M

    C

    0

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    33/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sampai titik A hubungan

    tegangan dengan regangan masih linier atau keadaan masih mengikuti hukum

    Hooke. Kemiringan garis OA menyatakan besarnya modulus elastisitas E.

    Diagram regangan untuk baja lunak umumnya memiliki titik leleh atas (upper

    yield point), yudan daerah leleh datar. Secara praktis, letak ttik leleh atas ini, A

    tidaklah terlalu berarti sehingga pengaruhnya sering diabaikan. Titik A sering

    juga disebut titik batas elastis. Sampai batas ini bila gaya tarik dikerjakan pada

    batang maka batang tersebut akan berdeformasi. Selanjutnya bila gaya itu

    dihilangkan maka batang akan kembali kebentuk semula. Dalam hal ini batang

    tidak mengalami deformasi permanen.

    Bila beban yang bekerja bertambah, maka akan terjadi pertambahan

    regangan tanpa adanya pertambahan tegangan. Sifat pada daerah AB inilah yang

    disebut sebagai keadaan plastis. Lokasi titik B, yaitu titik batas plastis tidaklah

    tetapi sebagai perkiraan dapat ditentukan yakni terletak pada regangan 0.014.

    Daerah BC merupakan daerah strain hardening, dimana pertambahan

    regangan akan diikuti dengan sedikit pertambahan tegangan. Di samping itu,

    hubungan tegangan dengan regangannya tidak lagi bersifat linier.Kemiringan

    garis setelah titik B ini didefenisikan sebagai Ez. Di titik M, yaitu regangan

    berkisar antara 20% dari panjang batang, tegangannya mencapai nilai maksimum

    yang disebut sebagai tegangan tarik batas (ultimate tensile strength).Akhirnmya

    bila beban semakin bertambah besar lagi maka titik C batang akan putus.

    Tegangan leleh adalah tegangan yang terjadi pada saat baja mulai

    meleleh. Dalam kenyataannya, sulit untuk menentukan besarnya tegangan leleh,

    sebab perubahan dari elastisitas menjadi plastis seringkali besarnya tidak tetap.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    34/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Sebagai standar menentukan besarnya tegangan leleh dihitung dengan menarik

    garis sejajar dengan sudut kemiringan elastisitasnya, dari regangan sebesar 0.2 %

    (Gambar 2.2)

    Dari titik regangannya 0.2% ditarik garis sejajar dengan garis OB sehingga

    memotong grafik tegangan regangan sehingga memotong sumbu tegangan.

    Tegangan yang diperoleh ini disebut dengan tegangan leleh. Tegangan-tegangan

    leleh dari bermacam-macam baja bangunan diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

    Tabel 2.4 Harga tegangan leleh

    Macam baja Tegangan leleh

    Kg/cm2 Mpa

    BJ 34

    BJ 37

    BJ 41

    BJ 44

    BJ 50

    BJ 52

    2100

    2400

    2500

    2800

    2900

    3600

    210

    240

    250

    280

    290

    360

    D

    CD// OBB

    C

    Gambar 2.2 Penentuan tegangan leleh

    0.0020 0.004

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    35/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan

    dalam perhitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh (fy) dan

    modulus elastisitas (Es).

    Baja memiliki beberapa kelebihan sebagai bahan konstruksi, diantaranya:

    1. Nilai kesatuan yang tinggi per satuan berat

    2. Keseragaman bahan dan komposit bahan yang tidak berubah terhadap

    waktu

    3. Dengan sedikit perawatan akan didapat masa pakai yang tidak terbatas

    4. Daktilitas yang tinggi

    5. Mudah untuk diadakan pengembangan strukur

    Disamping itu baja juga mempunyai kekurangan dalam hal:

    1. Biaya perawatan yang besar

    2. Dibandingkan dengan kekuatannya kemampuan baja melawan tekuk

    kecil

    3. Nilai kekuatannya akan berkurang, jika dibebani secara

    berulang/periodik, hal ini biasa disebut dengan lelah/fatigue.

    Dengan kemajuan teknologi, perlindungan terhadap karat dan kebakaran

    pada baja sudah ditemukan, hingga akibat buruk yang mungkin terjadi

    bisa dikurangi/dihindari.

    2.1.2.1 Baja Tulangan

    Besi tulangan berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan lentur akibat

    momen yang berkerja pada konstruksi beton. Agar dapat menjadi baja tulangan

    dalam konstruksi, maka besi tersebut tidak boleh menunjukkan retak-retak,

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    36/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    bergelombang, lipatan dan lain-lain dalam jangka waktu mengerjakan

    pengangkutan, pembengkokan maupun pemotongan. Beton kuat terhadap tekan,

    tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu, perlu tulangan untuk menahan gaya

    tarik untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton. Tulangan baja

    tersebut perlu untuk beban-beban berat dalam hal untuk mengurangi lendutan

    jangka panjang. Dalam hal ini beton bertulang komposit yang mampu menahan

    tarik maupun gaya tekan.

    Untuk mengikat tulangan besi di lapangan, dipakai kawat beton yang

    elastis yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm. Baja tulangan

    di dalam berkas tidak boleh mempunyai diameter minimal selisihnya satu sama

    lain 3 mm pada setiap penampang dan harus diikat erat dengan kawat beton

    dengan jarak pengikatan tidak lebih dari 24 kali diameter pengenal batang

    terkecil.

    Dalam pemasangan tulangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan

    sesuai dengan peraturan yang dipergunakan, diantaranya tentang pembengkokan

    tulangan, pemutusan, jarak antar tulangan, selimut, panjang penyaluran, dan

    sebagainya. Pada penyambungan tulangan-tulangan baja dibedakan atas

    penyambungan pada tulangan baja dengan profil polos dan baja dengan profil

    ulir. Untuk sambungan baja polos, sambungan lewatan harus lebih besar sama

    dengan 40 kali diameter baja dengan pembengkokan tulangan sepanjang 5 kali

    diameter atau 4-5 cm. Untuk sambungan baja profil ulir, sambungan lewatan

    harus lebih besar sama dengan 40 kali diameter baja tulangan tanpa adanya

    pembengkokan pada ujung-ujung tulangan yang terputus. Baja tulangan harus

    dipasang dengan seksama pada tempat yang telah ditentukan, diikat dengan kuat

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    37/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    dan tetap dipertahankan ditempatnya dengan menggunakan kait-kait, sengkang,

    ganjal atau penahan, kawat pengikat dan alat-alat lainnya selama dilaksanakan

    pengecoran beton.

    Selimut beton atau penutup adalah jarak minimum antara sisi luar dari

    tulangan termasuk sengkang, kawat pengikat dan tulangan spiral dan permukaan

    permanen terdekat dari beton. Dari elemen-elemen beton yang teratur, selimut

    beton tidak boleh kurang dari 40 mm untuk kolom, 25 mm untuk balok dan 20

    mm untuk tembok pelat, apabila elemen-elemen beton tersebut terpasang di

    tempat-tempat terbuka, dan harus ditambahkan dengan 35 40 mm untuk

    komponen-komponen utama, atau 45 mm untuk tembok dan pelat lantai jika tanah

    dipergunakan sebagai acuannya.

    Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik pada umumnya

    setiap pabrik mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku

    di negara yang bersangkutan. Namun demikian, pada umumnya baja tulangan

    yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum

    dalam daftar berikut:

    Mutu Sebutan

    Tegangan ulur karakterstik (au) atau

    tegangan karakteristik yang

    memberikan regangan tetap 0.2 %

    (0.2) dalam kg/cm 2

    U 22

    U 24

    U 32

    U 39

    U 48

    Baja Lunak

    Baja Lunak

    Baja Sedang

    Baja Keras

    Baja Keras

    2.200

    2.400

    3.200

    3.900

    4.800

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    38/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Yang dimaksud dengan tegangan ulur karakteristik dan tegangan

    karakteristik yang memberikan regangan tetap 0.2% adalah tegangan yang

    bersangkutan, dimana dari sejumlah besar hasil pemeriksaan, kemungkinan

    adanyan tegangan yang kurang dari tegangan tersebut terbatas sampai 58% saja.

    Tegangan ulur minimum dan tegangan minimum yang memberikan

    regangan tetap 0.2% yang dijamin oleh pabrik pembuatannya dengan sertifikat,

    dapat dianggap sebagai tegangan karakteristik bersangkutan.

    2.1.3 Sifat Bahan Beton

    Beton dapat dipakai dengan mencampurkan bahan-bahan agregat halus

    dan kasar yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan

    menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu

    guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton

    berlangsung. Semen berfungsi sebagai pengikat, agregat sebagai bahan pengisi,

    serta air sebagai bahan penyatu bahan-bahan tersebut.

    Semen Portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak

    dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang penting. Semen Portland

    dipergunakan dalam semua jenis struktural seperti tembok, lantai, jembatan,

    terowongan dan sebagian yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan.

    Menurut SNI 15-2049-1994, (1994), Semen Portland diklasifikasikan

    dalam lima jenis, yaitu :

    1. Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan

    persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain,

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    39/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2. Jenis II : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

    terhadap sulfat atau kalori hidrasi sedang,

    3. Jenis III : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan

    tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi,

    4.Jenis IV: Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalori

    hidrasi rendah, dan

    5. Jenis V : Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan

    tinggi terhadap sulfat .

    Kekuatan beton tergantung dari banyak faktor, seperti:

    - Proporsi campuran

    - Kondisi temperatur dan kelembaban dari tempat dimana campuran

    ditempatkan dan mengeras

    -

    Jumlah air yang relatif terhadap semen serta cara pengolahannya.

    Faktor air semen (fas) sangat mempengaruhi kekuatan beton, fas

    merupakan perbandingan antara berat air dengan semen dalam adukan beton.

    Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai fas, semakin rendah mutu

    kekuatan beton. Namun fas yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa

    kekuatan beton semakin tinggi. Nilai fas yang rendah akan menyebabkan

    kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya akan menyebabkan

    mutu beton menurun. Umumnya nilai fas minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan

    maksimum 0,65. Ratarata ketebalan lapisan yang memisahkan antara partikel

    dalam beton sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dan

    kehalusan butir semennya.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    40/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Gambar 2.3 Grafik Faktor Air Semen

    Di bawah ini ditunjukkan nilai faktor air semen yang ditetapkan menurut

    PBBI tahun 1971

    Tabel 2.5

    Jumlah semen

    Minimum per m3

    Beton (kg)

    Nilai Faktor AirSemen Maksimun

    Beton di dalam ruang bangunan:

    a) Keadaan keliling korosif

    b) Keadaan keliling korosif disebabkan

    oleh kondensasi atau uap-uap korosif

    Beton di luar ruang bangunan:

    a) Tidak terlindung dari hujan dan terik

    matahari langsung

    b) Terlindung dari hujan dan terik matahari

    langsung

    Beton yang masuk ke dalam tanah:

    a) Mengalami keadaan basah kering

    berganti-ganti

    b) Mendapat pengaruh sulfat alkali dari

    tanah atau air tanah

    Beton yang kontinu berhubungan dengan air:

    a) Air tawar

    b) Air laut

    275

    325

    325

    275

    325

    375

    275

    375

    0.60

    0.52

    0.6

    0.6

    0.55

    0.52

    0.57

    0.52

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    41/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Air untuk pembuatan campuran beton tidak boleh mengandung

    minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik atau bahan-bahan lain yang

    dapat merusak beton. Untuk itu apabila ada keraguan mengenai air, maka harus

    diadakan pemeriksaan zat-zat yang terkandung air tersebut. Adapun pH air yang

    diperkenankan adalah berkisar antara 6.8 -7.2 ,demikian pH air yang harus

    bersifat netral agar tidak merusak tulangan pada beton.

    Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton, harus disesuaikan

    dengan proporsi campuran beton tersebut. Akibat air yang terlalu banyak akan

    menyebabkan beton keenceran dan akan merembesnya air pada cetakan beton

    (bleeding) dan setelah mengeras akan timbul retak-retak. Hal ini disebabkan

    karena fungsi air untuk memberikan reaksi terhadap semen. Dan apabila

    kekurangan air akan menyebabkan beton rapuh karena banyaknya lubang-lubang

    udara atau rongga-rongga udara pada campuran beton tersebut karena campuran

    tidak homogen.

    Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump

    untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau encer. Pengujian ini

    menggunakan kerucut terpancung (kerucut Abrams) dengan diameter atas 10 cm,

    diameter bawah 20 cm dan dengan tinggi 30 cm. Adukan yang telah selesai

    diaduk sebagian sebagai sample dan dimasukkan ke kerucut Abrams dengan

    mengikuti kriteria aturan yang ada.

    Nilai slump yang didapat harus sesuai dengan perencanaan mutu beton

    yang diinginkan dimana nilainya telah ditetapkan dalam daftar seperti pada tabel

    2.6 dibawah ini.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    42/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Tabel 2.6Nilai nilai Slump

    Uraian Nilai slump maksimum Nilai slump

    minimum- dinding, plat pondasi dan

    pondasi telapak bertulang

    - pondasi telapak tidak

    bertulang, konstruksi di

    bawah tanah, kaison

    - plat, balok, kolom,

    dinding

    - pengerasan jalan

    - pembetonan masal

    12.5

    9.0

    15.0

    7.5

    7.5

    5.0

    2.5

    7.5

    5.0

    2.5

    Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan perbandingan

    semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis bahan campur. Kekuatan

    beton cukup tinggi, dengan pengolahan khusus dapat mencapai 700 kg/cm2

    . Kuat

    tekan beton relatif tinggi dibanding dengan kuat tariknya, yaitu kuat tarik beton

    antara 9 15 % kuat tekannya. Selain itu, beton merupakan bahanyang bersifat

    getas .

    Berbeda dengan baja, maka modulus elastisitas beton adalah berubah-

    ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung kepada umur beton,

    sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dari

    benda uji. Selanjutnya, karena beton memperlihatkan deformasi yang tetap

    (permanent) sekalipun dengan bahan yang kecil, maka dikenal beberapa macam

    definisi untuk modulus elastisitas. Untuk penetapan modulus elastisitas beton,

    penerapannya digunakan rumus rumus empiris yang menyertakan besaran berat

    disamping kuat tekan beton. SK SNI T 15 1991 03 memberikan nilai

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    43/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    modulus elastisitas beton tersebut, yaitu untuk beton ringan dan beton normal

    (Istimawan, 1994).

    Gambar 2.4 menunjukkan suatu hubungan tegangan regangan khusus untuk

    beton, diperlihatkan modulus awal, modulus tangent dan modulus secan.

    Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam mutu-mutu dan kelas-kelas

    sebagai berikut:

    Tabel 2.7

    Kelas dan mutu beton ( menurut PBI 1971):

    Kelas Mutu 'bk(kg/cm2)

    bmdgn s = 46(kg/cm2)

    tujuan Pengawasanterhadap

    mutuagregat

    kekuatantekan

    I Bo - - nonstrukturil

    ringan tanpa

    II B1K125K175K225

    125175225

    200250300

    strukturilstrukturilstrukturilstruklturil

    sedangketatketatketat

    tanpacontinuecontinuecontinue

    III K>225 >225 >300 strukturil ketat continue

    Tegangan Awal

    Tan-1 Et (modulus tangent)

    Tan-1 (modulus secan)

    Gambar 2.4 Kurva tegangan regangan untuk beton dalam tekan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    44/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Sebagai bahan konstruksi beton juga memiliki kelebihan dan

    kekurangan. Kelebihan beton sebagai bahan konstruksi adalah:

    - kekuatan lawan tekan yang tinggi

    - dampak terhadap iklim kecil tidak membutuhkan perawatan yang

    khusus dapat dibentuk sesuai dengan perencanaan yang diinginkan.

    Kekurangannya antara lain:

    - kekuatan terhadap tarik yang relative rendah

    -

    relative mahal dalam hal pengadaan

    - daya tahan terhadap api rendah

    2.1.4 Sifat Bahan Komposit.

    Bahan konstruksi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah balok

    komposit kayu dengan beton. Komponen struktur komposit adalah gabungan dua

    macam atau lebih bahan bangunan yang sama atau berbeda, yang mampu beraksi

    terhadap beban kerja secara satu kesatuan, sehingga kelebihan sifat masing

    masing bahan yang membentuk komponen struktur komposit tersebut dapat

    dimanfaatkan secara maksimal. Komponen struktur lantai komposit kayubeton

    adalah komposit yang terbentuk dari bahan kayu dan beton bertulang, yang

    digabungkan menjadi satu kesatuan dengan perantara alat sambung geser,

    sehingga mampu bereaksi terhadap beban kerja sebagai satu kesatuan.

    Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan

    bahan bangunan, yaitu dengan cara menggabungkan kayu dan beton dalam satu

    kesatuan struktur komposit. Untuk tujuan ini, diperlukan alat sambung geser

    dengan memanfaatkan kelebihan sifat mekanik masingmasing bahan secara

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    45/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    maksimal, akan didapat struktur gabungan yang lebih kuat dibandingkan dengan

    masingmasing bahan penyusunnya. Lantai komposit kayu beton dapat juga

    dimanfaatkan untuk bangunan sederhana seperti rumah tinggal, rumah susun,

    kantor, gedung sekolah, dan lainlain. Lapis beton merupakan sayap (flens) pada

    struktur komposit tersebut, berfungsi sebagai bagian yang menahan gaya desak,

    sedangkan kayu merupakan bagian badan yang dimanfaatkan untuk menahan gaya

    tarik. Kedua bahan tersebut merupakan satu kesatuan struktur komposit yang

    kaku. Kekakuan dan kelakuan struktur dinyatakan dalam hubungan antara beban

    dan lendutan yang terjadi. Angka kekakuan (EI) penampang komposit banyak

    ditentukan oleh faktor mutu bahan pembentuk komposit, kuat tekan beton serta

    modulus elastisitas kayu dan beton. Nilai modulus elastisitas beton mendekati

    sama dengan nilai modulus elastisitas kayu. Modular rasio (n) menyatakan

    perbandingan antara modulus elastisitas keduanya tergantung dari konfugarisi

    penampang lantai komposit, khususnya suatu lajur balok T komposit yang

    ditinjau.

    Apabila kita perbandingkan dengan beton, pelaksanaan dengan

    menggunakan balok-balok komposit mempunyai beberapa keuntungan disamping

    kerugian kerugian tertentu:

    Kerugian-kerugian:

    a. Untuk bentang yang panjang harga jembatan menjadi sangat mahal, jadi tidak

    ekonomis.

    b. Diperlukan pemeliharaan (maintenance) yang periodik dimana kekuatan kayu

    akan berkurang, sejalan dengan lebih membasahnya keadaan/pengaruh

    pergantian cuaca.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    46/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    c. Diperlukan pengawasan dan ketelitian yang tinggi dalam hal pekerjaan

    sambungan, pengecatan,dll.

    Keuntungan-keuntungan:

    a. Sesuai dengan bentang-bentang pendek, untuk gelagar sederhana

    b. Berat konstruksi menjadi ringan.

    c. Waktu pelaksanaan lebih cepat dan cara pelaksanaannya lebih mudah.

    2. 2 Penghubung Geser (Shear Connector)

    Penghubung geser adalah alat sambung mekanik yang berfungsi

    memikul beban geser yang timbul pada bidang kontak kedua material tersebut,

    sehingga pada keadaan komposit kedua material bekerja sama sebagai satu

    kesatuan.

    Alat penghubung geser yang kita kenal ada bermacam-macam

    diantaranya terdiri dari paku, baut dan pasak. Dalam hal kekuatan sambungan

    tidak dibedakan apakah itu sambungan desak atau sambungan tarik, yang

    menetukan kekuatan sambungan bukan kekuatankekuatan tarik dan geser

    melainkan kuat desak pada lubang serta kekuatan alat penghubung geser tersebut.

    Biasanya dalam analisis tegangantegangan dalam arah sambungan maupun pada

    penampang penghubung geser dianggap rata.

    Beton dan kayu merupakan dua bahan bangunan yang berbeda sifat

    mekanis dan fisiknya. Beton merupakan bahan konstruksi anorganis material yang

    kuat menahan gaya desak tetapi lemah terhadap gaya tarik, sedangkan kayu

    merupakan organis material yang peka terhadap lembab atau kadar air yang

    dikandungnya, dan mempunyai kuat tarik dan tekan yang hampir sama.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    47/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Bila dua bahan tersebut yakni beton dan kayu disatukan dengan cara

    tertentu, yaitu dengan menggunakan penghubung geser yang sesuai, maka

    keduanya akan menyatu dan mampu bereaksi sebagai komponen struktur

    komposit. Agar aksi komposit dapat tercipta dengan sempurna, maka pada bidang

    kontak antara kedua bahan tersebut tidak boleh terjadi geser dan atau pemisahan.

    Pada dasarnya alat penghubung geser ditempatkan menurut gaya geser

    yang bekerja, dengan demikian pada daerah yang gesernya besar akan memiliki

    alat penghubung geser yang lebih banyak dibandingkan daerah lainnya.

    Gambar 2.5 Hubungan antara beban, geser dan diagram momen

    Untuk menghitung jumlah kebutuhan penghubung geser, dapat dijelaskan sebagai

    berikut pada gambar berikut:

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    48/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Gambar 2.6. (a) Pembebanan struktur.

    (b) Diagram gaya lintang balok.

    Gambar 2.6 (b) memperlihatkan diagram gaya lintang (SFD) balok yang dibebani

    dengan beban beban terpusat seperti terlihat pada Gambar 2.6 (a).

    Tegangan geser yang terjadi pada balok lentur komposit, dihitung dengan :

    =bwI

    SD

    .

    .

    dengan D, S, I dan bw berturut turut menyatakan gaya lintang balok, statis

    momen yang ditinjau, momen inersia dan lebar balok.

    Gambar 2.7. (a) Distribusi tegangan geser balok untuk bentang.

    (b) Nilai gaya geser pada zone 1 dan zone 2.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    49/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Distribusi tegangan geser balok yang memikul beban seperti yang ditunjukkan

    pada Gambar 2.6 (a), disajikan pada Gambar 2.7 (untuk bentang).

    Gaya geser tiap zone (V), merupakan volume tiap zone seperti ditunjukkan pada

    Gambar 2.7 (b), sehingga :

    Vi= i. Li.bw

    dengan Liadalah panjang zone 1, i adalah tegangan geser zone 1 dan b

    wadalah

    lebar badan balok.

    Dari Gambar 2.7 tampak bahwa besar tegangan geser ataupun gaya

    geser nilainya sama sepanjang L1

    dan L2. Apabila jumlah beban terpusat semakin

    bertambah sepanjang bentang, maka nilai tegangan geser ataupun gaya geser

    mengarah kebentuk garis lurus sepanjang bentang. Dari tumpuan ke arah

    pertengahan bentang, tegangan dan gaya geser nilainya semakin kecil, sehingga

    jumlah penghubung geser yang dibutuhkan juga semakin kecil.

    2.3Analisa Balok Komposit Beton dan Kayu

    Komposit struktur lantai komposit dapat di asumsikan sebagai deretan

    balok T, dengan gaya tarik ditahan oleh kayu, gaya tekan ditahan oleh pelat beton

    dan gaya geser pada bidang kampuh kayu-beton ditahan oleh sejumlah konektor

    geser, yang dimensi, jenis dan jumlahnya ditentukan sesuai dengan nilai gaya

    geser yang bekerja pada bidang kontak.

    Akibat adanya pembebanan tetap yang dialami balok komposit, mak

    balok akan menahan lentur yang disebabkan momen lentur. Lentur balok

    merupakan akibat dari adanya regangan yang timbul akibat beban luar. Apabila

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    50/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    pembebanan bertambah, maka balok terjadi deformasi dan regangan tambahan

    yang dapat mengakibatkan timbulnya retak lentur di sepanjang bentang balok.

    Dalam hal ini termasuk kekuatan plat beton dan kapasitas interaksi alat

    penghubung geser yang menghubungkan kayu dengan plat beton.

    Komponen struktur lantai komposit diperhitungkan sebagai lantai satu

    arah Struktur Lantai Komposit Kayu-Beton.

    Tipe Balok T diperlihatkan pada Gambar 3.2. berikut :

    Gambar 2.8 Penampang Lantai Komposit Kayu-Beton Tipe Balok T

    Penampang komposit betonkayu diperlihatkan pada Gambar 3.2 seperti diatas,

    bE

    merupakan lebar efektif, h adalah tinggi total penamapng, t tebal beton, hw

    tinggi kayu dan bw

    adalah lebar kayu

    2.3.1 Lebar Efektif

    Menurut SK SNI T-15-1991-03 memberikan pembatasan lebar sayap

    efektif untuk balok T dan diambil nilai terkecil dari :

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    51/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    (1) bEL/4

    (2) bE bo

    (3) bEb

    w+ 16t

    dengan L adalah panjang bentang, bo

    adalah jarak pusat ke pusat antar balok, bw

    merupakan lebar kayu dan t adalah tinggi sayap beton, apabila tidak diketahui

    jarak antar balok (bo), maka yang adalah dipakai persamaan (1) dan (3).

    2.3.2 Rasio Modular (n) dan Lebar Eqivalen (beq

    )

    Rasio modular (n) adalah nilai rasio antara modulus elastisitas kayu

    dengan modulus elastisitas beton. Menghitung lebar eqivalen dengan cara

    membagikan lebar efektif dengan menggunakan rasio modular (n), sehingga:

    n =Ec

    Ew .. .. (pers.1)

    dengan Ec

    modulus elastisitas beton dan Ew

    modulus elastisitas kayu. Persamaan

    (1) merupakan persamaan tahap elastis.

    Lebar eqivalen (beq) dari bahan beton menjadi bahan kayu, didapat dengan

    membagikan lebar efektifnya dengan persamaan 1 diatas,sehingga :

    beq =n

    beff ....................................... (pers.2)

    bahan dianggap homogen sehingga dapat langsung dihitung statis momen/garis

    netral dan inersia tampang.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    52/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.3.3 Garis Netral Tampang Balok

    Garis netral tampang balok dapat dicari dengan cara menghitung statis

    momen tampang (lihat gambar 2.9)

    Gambar 2.9 Garis netral tampang

    Statis Momen apabila dihitung dari serat tepi terbawah:

    Yb = hwbw

    hwhwbw

    .

    2

    1.

    Ya = h Yb

    Zb =tbbeqhwbw

    tbhtbbeqhhwbw

    ..

    2

    1.

    2

    1.

    +

    ++

    Za = h Zb

    Persamaan tersebut menunjukkan letak garis netral tampang diukur dari serat tepi

    terbawah.

    Dengan mengetahui letak garis netral ini, maka dapat dihitung inersia penampang

    komposit ( I ), maka :

    Ixc =1/12.bw.tw3

    + (beq.tb(h-1/2tb-Zb)2)+(bw.hw(Zb-Yb)

    2)+1/12.tb

    3.beq

    hYa

    Yb

    beff

    Za

    Zb

    b

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    53/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.4. Peraturan Pembebanan Jembatan

    2.4.1 Persyaratan

    KETAHUI AKSI-AKSI YANGTERKAIT

    TIDAK APAKAH AKSI-AKSI TERCANTUM

    DALAM PERATURAN

    HITUNG AKSI DAN PILIH

    FAKTOR BEBAN YA

    CEK TERHADAP BEBERAPAPENGARUH YANG SIFATNYAMENGURANG

    UBAH AKSI NOMINAL KEDALAM AKSI RENCANA

    MENGGUNAKAN FAKTOR BEBAN

    AKSI RENCANA

    ULTIMIT

    AKSI RENCANA

    DAYA LAYAN

    KOMBINASI BEBAN

    KOMBINASI RENCANAAKHIR

    Gambar 2.10: Bagan Alir untuk Perencanaan Beban Jembatan

    2.4.2 Beban Mati

    Dalam menentukan besarnya beban mati , harus digunakan nilai berat

    isi untuk bahan-bahan bangunan tersebut dibawah ini:

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    54/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Tabel 2.8 Berat isi untuk beban mati (KN/m3)

    No Bahan Berat/Satuan Isi

    (KN/M3

    )

    Kerapatan Massa

    (kg/m3

    )1 Campuran aluminium 26.7 2720

    2 Lapisan permukaan beraspal 22.0 2240

    3. Besi tuang 71.0 7200

    4 Timbunan tanah dipadatkan 17.2 1760

    5 Kerikil dipadatkan 18.8 22.7 1920 -2320

    6 Aspal beton 22.0 2240

    7 Beton ringan 12.25 -19.6 1250-2000

    8 Beton 22.0 25.0 2240-2560

    9 Beton prategang 25.0 26.0 2560-2640

    10 Beton bertulang 23.5 25.5 2400-2600

    11 Timbal 111 11400

    12 Lempung lepas 12.5 1280

    13 Batu pasangan 23.5 2400

    14 Neoprin 11.3 1150

    15 Pasir kering 15.7 17.2 1600 -1760

    16 Pasir basah 18.0 -18.8 1840 - 1920

    17 Lumpur lunak 17.2 1760

    18 Baja 77.0 7850

    19 Kayu (ringan) 7.8 800

    20 Kayu (keras) 11.0 1120

    21 Air murni 9.8 1000

    22 Air garam 10.0 1025

    23 Besi tempa 75.5 7680

    Apabila bahan bangunan setempat memberikan nilai berat isi yang

    jauh menyimpang dari nilai- nilai yang tercantum di atas, maka berat ini harus

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    55/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    ditentukan tersendiri dan nilai yang didapat, setelah disetujui oleh berwenang,

    selanjutnya digunakan dalam perhitungan.

    2.4.3 Beban hidup

    Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dinyatakan dalam dua

    macam, yaitu beban T yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan

    dan beban D yang merupakan beban jalur untuk gelagar.

    2.4.3.1

    Lantai Kendaraan dan jalur lalu lintas

    Jalur lalu lintas mempunyai lebar minimum 2,75 meter dan lebar

    maksimum 3,75 meter. Lebar jalur minimum ini harus dugunakan untuk

    menentukan beban D per jalur.

    Tabel 2.9 Jumlah lajur lalu lintas rencana

    Tipe Jembatan (1) Lebar Jalur Kendaraan (m) (2) Jumlah Lajur Lalu lintasRencana (m)

    Satu lajur 4.0 -5.0 1

    Dua arah, tanpa median 5.5 8.25

    11.3 -15.0

    2 (3)

    4

    Banyak arah 8.25 -11.25

    11.3 15.015.1- 18.7518.8 22.5

    3

    456

    CATATAN 1). Untuk jembatan type lain jumlah lajur lalu lintas rencana harus ditentukanoleh instansi yang berwenang

    CATATAN 2). Lebar jalur kendaraan adalah jarak minimum antara kerb atau rintanganuntuk satu arah atau jarak antara kerb/rintangan/median dengan medianuntuk banyak arah.

    CATATAN 3). Lebar minimum yang aman untuk dua jalur kendaraan adalah 6.0 m. Lebarjembatan antara 5.0 m sampai 6.0 m harus dihindari oleh karena hal iniakan memberikan kesan kepada pengemudi seolah-olah memungkinkanuntuk menyiap

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    56/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Jumlah jalur lalu lintas untuk lantai kendaraan dengan lebar 5,50 meter atau lebih

    ditentukan menurut Tabel 2.9.

    2.4.3.2 Beban D

    Untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar harus digunakan beban

    D. Beban D atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu

    lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar q ton per meter panjang per

    jalur, dan beban garis P ton per jalur lalu lintas tersebut.

    Besar q ditentukan sebagai berikut:

    q = 2,2 t/m , untuk L < 30 m

    q = 2,2 - 60

    1,1x(L 30) t/m , untuk 30 m < L < 60 m

    q = 1,1x

    +L

    301 t/m , untuk L > 60 m

    dengan L adalah panjang meter, ditentukan oleh tipe konstruksi jembatan.

    Ketentuan penggunaan beban D dalam arah melintang jembatan adalah sebagai

    berikut:

    Gambar 2.11: Distribusi beban D yang bekerja pada jembatan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    57/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    a. untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 0.50

    meter, beban D sepenuhnya (100%) harus dibebankan pada seluruh lebar

    jembatan

    b. untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,5 meter

    sedang selebihnya hanya separuh beban D (50%), seperti pada gambar

    dibawah ini;

    Dalam menentukan beban hidup (beban terbagi rata dan beban garis) perlu

    diperhatikan ketentuan bahwa:

    a. panjang bentang (L) untuk muatan terbagi rata pada sub bab 3.6.3.2

    adalah sesuai dengan ketentuan dalam perumusan koefisien kejut,

    b. beban hidup per meter lebar jembatan menjadi sebagai berikut :

    P terpusat =

    +

    %50

    75,2

    5,5

    75,2

    5,5 B P garis = . ton

    q gerak =

    +

    %5075,2

    5,5

    75,2

    5,5 B

    q = . t/m

    Gambar 2.12 : Penyebaran pembebanan pada arah melintang

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    58/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    dimana:

    B = lebar lantai kendaraan

    Angka pembagi 2,75 meter di atas selalu tetap dan tidak tergantung

    pada lebar jalur lalu lintas.

    Beban D tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga

    menghasilkan pengaruh terbesar dengan pedoman sebagai berikut ini;

    a. Dalam menghitung momen-momen maksimum akibat beban hidup (beban

    terbagi rata dan beban garis) pada gelagar menerus di atas beberapa

    perletakan digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

    Satu beban garis untuk momen positif yang menghasilkan pengaruh

    maksimum

    Dua beban garis untuk momen negative yang menghasilkan pengaruh

    maksimum

    Beban terbagi rata ditempatkan pada beberapa bentang/bagian bentang

    yang akan menghasilkan momen maksimum

    b. Dalam menghitung momen maksimum positif akibat beban hidup (beban

    terbagi rata dan beban garis) pada gelagar dua perletakan digunakan beban

    terbagi rata sepanjang bentang gelagar dan satu beban garis.

    2.4.3.3 Beban T

    Beban T adalah beban yang merupakan kendaraan truk yang

    mempunyai roda ganda sebesar 10 ton dengan ukuran-ukuran serta kedudukan.

    Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau system lantai kendaraan

    jembatan, harus digunakan beban T.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    59/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.4.4 Beban Kejut

    Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan

    pengaruh-pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban garis P

    harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil maksimum,

    sedangkan beban merataq dan beban T tidak dikalikan dengan koefisien

    kejut.

    Koefisien kejut ditentukan dengan rumus:

    k = 1 +

    +L50

    20

    dengan: K = koefisien kejut, dan L : panjang bentang dalam meter, ditentukan

    oleh tipe konstruksi jembatan (keadaan statis) dan kedudukan

    muatan garis P

    Untuk perhitungan tegangan-tegangan dan pergerakan pada jembatan/

    bagian-bagian jembatan / perletakan akibat perbedaan suhu dapat diambil nilai

    modulus elastis Young (E) dan koefisien muai panjang () sesuai tabel berikut di

    bawah ini:

    Tabel 2.10 : Modulus Elastisitas Young (E) dan koefisien panjang ()

    Jenis Bahan E (kg/cm2) / 0C

    Baja

    Beton

    Kayu

    - sejajar serat

    - tegak lurus serat

    2.1 x 106

    2 4 x 105*)

    1.0 x 10 5*

    1.0 x 104*

    12 x 10-6

    10 x 10-6

    5 x 10 -6

    50 x 10-6

    *)tergantung pada mutu bahan

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    60/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.5

    Gelagar (Rasuk)

    Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada

    jembatan bahan gelagar kayu dan atau profil baja berupa kanal, profil H atau I.

    Bila menggunakan bahan baja, tentunya akan memberikan kekuatan struktur yang

    lebih baik dibandingkan bahan kayu. Akan tetapi, bila kondisi tidak

    memungkinkan dapat digunakan bahan kayu, yang berupa balok tunggal dan atau

    balok susun, tergantung perencanaannya.

    Penggunaan beban kayu untuk konstruksi jembatan mempunyai

    keuntungan-keuntungan pada umumnya antara lain:

    - bahan ringan

    - bahan murah terutama di daerah daerah hutan

    - bahan mudah dikerjakan sehingga biaya pembangunan juga rendah

    -

    penyusunan bagian-bagian mudah, juga penggantiannya

    -

    pelaksanaan cepat dan dapat dikerjakan oleh tenaga yang terdapat dimana

    saja.

    - Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton

    Dan kerugiannya dalam penggunaan konstruksi jembatan adalah :

    - kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam

    - cacat-cacat pada kayu

    - mudah terbakar

    - dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban

    - terjadinya lendutan yang cukup besar.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    61/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.6

    Lantai kendaraan

    Yang dimaksud dengan lantai kendaraan adalah seluruh lebar bagian

    jembatan dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Lantai kendaraan terdiri dari

    sejumlah jalur lalu lintas, tergantung kelas jalan dimana jalan itu berada. Jalur lalu

    lintas adalah lebar lantai kendaraan yang dipergunakan oleh satu deretan

    kendaraan.

    Lebar lalu lintas minimal 2,75 m dan maksimum 3,75 m. Untuk jalan

    utama dua jalur, Peraturan Geometrik Jalan Raya No.13/1970 (PGJL)

    mensyaratkan lebar jalur minimum (2 x 3,75m) = 7,5m dan lebar seluruh lantai

    jembatan (B) menjadi : B = Lebar lantai kendaraan + Median + Trotoar

    Konstruksi lantai kendaraan terbuat dari beton cor yang komposit dengan gelagar

    memanjang dan gelagar melintang.

    Berat sendiri lantai kendaraan terdistribusi pada gelagar memanjang dan gelagar

    melintang.

    1) Gelagar Memanjang

    Gelagar memanjang berfungsi untuk meneruskan beban lantai kepada gelagar

    melintang. Beban-beban yang dipikul umumnya berupa momen dan gaya

    lintang. Jarak gelagar memanjang direncanakan sedemikian rupa sehingga

    pelat lantai dapat dianggap mengalami defleksi yang sama pada saat beban-

    beban bekerja.

    Sisi atas gelagar memanjang dan gelagar melintang dibuat sama, hal ini perlu

    karena sifat lantai yang komposit terhadap gelagar memanjang maupun

    melintang.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    62/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2. Gelagar Melintang

    Gelagar yang letaknya transversal terhadap sumbu jembatan disebut gelagar

    melintang. Gelagar ini berfungsi meneruskan beban-beban yang diterimanya

    kepada gelagar induk. Gaya-gaya yang bekerja pada gelagar melintang berupa

    momen dan gaya lintang.

    Gelagar melintang harus ditempatkan pada titik buhul dari gelagar induk,

    sehingga jarak gelagar melintang tergantung pada perencanaan gelagar induk.

    Gambar 2.13: Distribusi beban pada gelagar memanjang

    dan gelagar melintang

    Gelagar

    memanjang

    Gelagarmelintang

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    63/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    2.7

    Tiang Sandaran dan Trotoar

    Tiang sandaran merupakan kelengkapan jembatan yang berfungsi untuk

    keselamatan sekaligus untuk membuat struktur lebih kaku. Sedangkan trotoar bisa

    dibuat dan bisa juga tidak, tergantung perencanaan. Secara umum, lebar trotoar

    minimum adalah simpangan 2 orang ( 100 150 cm). Tiang sandaran umumnya

    direncanakan/dibuat dengan tinggi 90 100 cm dari muka trotoar, dan trotoar

    dibuat lebih tinggi 20 25 cm dari lantai jembatan.

    Trotoar berguna untuk dilalui oleh pejalan kaki, umumnya trotoar

    tersebut ditinggikan terhadap lantai kendaraan. Disepanjang sisi luar trotoar

    tersebut dipasang sandaran-sandaran yang berfungsi untuk memberikan

    kenyamanan bagi pejalan kaki. Pada pelaksanaannya, trotoar dapat dicor sekaligus

    dengan lantai kendaraan atau dipasang kendaraan mengeras.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    64/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Pendahuluan

    Pada proses desain, beban-beban yang bekerja telah diketahui, dan yang

    akan ditentukan elemen-elemen struktur agar mempunyai kekuatan yang cukup.

    Kadang dalam menentukan ukuran elemen-elemen struktur tersebut, perencanan

    dihadapkan pada masalah desain struktur dengan dimensi besar yang berarti tidak

    ekonomis dan dengan dimensi kecil yang berarti tidak aman. Dalam hal ini

    diinginkan design yang tepat memenuhi kekokohan minimum agar tercapai

    desain yang optimum. Untuk itu ada beberapa faktor yang mesti ditinjau dalam

    desain optimum, dan yang terpenting adalah:

    1. Berat material total minimum

    2. Dipenuhi batasan stabilitas terhadap tegangan ijin

    Desin optimum mengendalikan faktor-faktor tersebut agar diperoleh suatu

    struktur dengan biaya total minimum.

    3.2 Batasan Stabilitas

    Gelagar komposit memanjang dan melintang harus memenuhi syarat

    stabilitas terhadap tegangan ijin yaitu:

    =Wcomp

    MbtMbgMbs ++ ijin

    dimana :

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    65/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    : Tegangan (kg/cm2)

    Mbs : Momen akibat berat sendiri (kg cm)

    Mbg : Momen akibat muatan bergerak (kg cm)

    Mbt : Momen akibat beban tambahan (kg cm)

    Wcomp : Tahanan Momen komposit elastis (cm3)

    3.3 Contoh Analisis Perancangan Jembatan

    Agar bisa lebih memahami analisis perancangan jembatan komposit

    gelagar kayu lantai beton ini, berikut ini diberikan contoh analisis dan

    perancangan jembatan. Perancangan meliputi : balok lantai, dan gelagar kayu.

    Dalam analisis hitungan balok lantai , adapun beban-beban yang mungkin bekerja

    antara lain:

    -

    beban merata;

    -

    lapis aus aspal (qaspl)

    -

    berat sendiri balok lantai (qbs)

    - beban terpusat

    - tekanan roda (P)

    Diketahui data-data perencanaan jembatan sebagai berikut:

    Suatu jembatan komposit kayu - beton terletak diatas sendi rol dengan

    panjang 12 m dan lebar lantai kendaraan 6 m, tebal lantai beton 20 cm trotoar as

    1 m kiri dan kanan.

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    66/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    Pembahasan:

    - Panjang jembatan L = 12 m

    - Lebar jembatan 6 m, trotoar kiri dan kanan masing-masing 1 m

    - Tebal lantai kendaraan 20 cm

    - Mutu beton diambil K175 bk = 175 kg/cm2

    - Jarak as ke as gelagar =

    5

    6m= 1,2 m = 120 cm ( 6 gelagar)

    - Ratio modulus elastisitas (n) =

    Ew

    Ec=

    5

    5

    101

    102

    x

    x= 2

    - Gelagar kayu dengan ukuran 40/60

    Dimana:

    b = 40 cm

    h = 60 cm

    Tiang sandaran

    Trotoir 1 m

    Gelagar

    Kayu

    Tebal lantai beton =20 cm

    B (lebar lantai kendaraan) =6m

    Gambar: Penampang Melintang Jembatan

    1,2 m

    b

    h

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    67/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    - Wx =

    6

    1b.h2=

    6

    1.40.602= 24000 cm

    3

    - Ix =

    12

    1.b.h3=

    12

    1.40.603= 720000 cm4

    - Fpr = 40 x 60 = 2400 cm2

    - btr= 2 x 120 = 240 cm

    - Ftr= 240 x 20 = 4800 cm2

    - Ya = Yb = 30 cm

    - Zb =7200

    )70(4800)30(2400 += 56.67 cm

    - Za = 80 56.67 = 23.33 cm

    - Akibat berat sendiri (qbs):

    Beton 8 x 0,2 x 2,4 = 3.84 t/m

    Gelagar kayu. 6 x 0.4 x 0.6 x 1

    qbs : 5.28 t/m

    = 1.44 t/m+

    Mbs = 2

    8

    1ql = 04,951228,5

    8

    1 2 =x tm

    40 cm

    60 cm

    As. Comp.

    G.N

    Zb

    Za

    Yb

    sebelum terjadiaksi komposit

    setelah terjadiaksi komposit

    akayu

    b kayu

    Bef

    20 cm Za

    a btn

  • 5/19/2018 ANALISA JEMBATAN COMPOSITE.pdf

    68/82

    Lea Christina Sembiring : Analisa Jembatan Composite Gelagar Kayu LantaiBeton, 2010

    - Akibat beban bergerak:

    =1 +l+50

    20= 1 +

    1250

    20

    += 1.32

    P = 24 + (6-5,5)/2,75 x 6 = 25.09 t

    q = 2.2 t/m ; L < 30 m

    - Mbg = ).(8

    1

    8

    1

    4

    1 22lqtrotqlPL +

    +

    =

    22

    )12(1.8

    1

    32.1)12(2.2.8

    1

    )12(09.25(4

    1+

    +

    = 169.63 TM

    - Mbt =

    8

    1. (q aspal+q sand.).l2=

    8

    1(0.6+0.2)122= 19.8 TM

    dimana: q


Recommended