+ All Categories
Home > Documents > ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT...

ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT...

Date post: 09-Mar-2019
Category:
Upload: lamnguyet
View: 257 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
66
ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT GRADER KOMATSU GD825A-2 DI PT. JHONLIN BARATAMA SITE SUNGAI DUA TUGAS AKHIR OKTAVIAN MADA NIM : 150309264591 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT BALIKPAPAN 2018
Transcript
Page 1: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT

PADA UNIT GRADER KOMATSU GD825A-2

DI PT. JHONLIN BARATAMA SITE SUNGAI DUA

TUGAS AKHIR

OKTAVIAN MADA

NIM : 150309264591

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT

BALIKPAPAN

2018

Page 2: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

i

ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT

PADA UNIT GRADER KOMATSU GD825A-2

DI PT. JHONLIN BARATAMA SITE SUNGAI DUA

TUGAS AKHIR

KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

OKTAVIAN MADA

NIM : 150309264591

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT

BALIKPAPAN

2018

Page 3: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

ii

Page 4: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Oktavian Mada

Tempat/Tgl Lahir : Toraja, 09 Oktober 1995

NIM : 150309264591

Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul ”ANALISA PENYEBAB

ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT GRADER KOMATSU GD825A-2 DI

PT. JHONLIN BARATAMA SITE SUNGAI DUA“ adalah bukan merupakan

hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam

kutipan yang kami sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Page 5: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Karya Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

Ibunda dan Ayahanda tercinta Martha Mada dan Balelle, untuk kasih saying, doa

dan segalanya yang telah mereka berikan hingga selesainya tugas akhir ini

Teman-teman seperjuangan TMAB angkatan 2015 yang berbaik hati

Dosen pembimbing Drs.Syaeful Akbar, M.T yang senantiasa memberikan

bimbingan tanpa mengenal waktu

Almamater Politeknik Negeri Balikpapan

Page 6: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Oktavian Mada

NIM : 150309264591

Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat

Judul TA : Analisa Penyebab Engine Lacks Out-put pada unit Grader

KOMATSU GD825A-2 di PT. Jhonlin Baratama site

Sungai Dua

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan

hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih

media atau format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Page 7: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

vi

ABSTRACT

When the researcher did on the job training (OJT) at PT. United Tractors site

Batu Licin, the researcher found a problem that occurred in komatsu grader

GD825A-2 unit that was engine lacks out-put at PT. Jhonlin Baratama site Sungai

Dua that caused the unit could not operate and it could harm the company. This

made the researcher interested to find the cause of the problem. The data analysis

ware are done by observation method which was to observe directly the problems

that occurred in GD825A-2 unit, by performing dust indicator air cleaner, and

measurement blow by engine, engine RPM, and oil machine sampling. The

researcher also took the data by documentation of collecting PAP data of engine

oil, Emergency Trouble Report (EIR), daily breakdown, and hystorical unit.

Besides to photos when conducted checks or measurements. The researcher also

interviewed directly with the operator to find out what trouble was happened.

When identifying the problem, it was known that the unit experienced engine lacks

out-put and frequent oil additions. Based on the examination data, the

measurement and results of PAP data indicate that high engine oil consumption

was caused by oil wasted through the breather hose because the blow by pressure

was too high so that the engine oil in the cyilinder block is pushed out through the

hose air breather. The height of the blow by engine was caused by compression

leakage caused by extreme wear of the piston ring and liner due to the entry of

dust into the engine which then damaged the engine components. It was caused it

did not carry out maintenance according to the standard that the air cleaner was

not replaced for more than one year. In addition, when examined the condition of

the dirty air cleaner both the outer and inner elements, the seal washer was stiff

and worn and the inner element nut loose so there was a gap where dust could

enter the system without being filtered at all which could cause extreme wear on

the inner engine parts. Based on the above discussion, it could be concluded that

engine lacks out-put was caused by dust into the system because it did not change

the air cleaner for less than one year, thus damaging the inner parts of the engine

components caused high blow by and increasing the compression pressure so that

engine rpm could not reach the standard. In order for the problems would not

happen anymore, the modification was done by adding a sponge to the filter water

so that dust filtering was expected to be better. Then, there needs to be special

attention when performing periodic maintenance at 250 hour intervals to check,

clean and change according to OMM GD825A-2.

Key word : Engine lacks out-put, Grader Komatsu GD825A-2, Maintenance

Page 8: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

vii

ABSTRAK

Saat penulis melakukan on the job training (OJT) di PT. United Tractors site Batu

Licin, penulis menemukan masalah yang terjadi pada unit Komatsu Grader

GD825A-2 yaitu engine lacks out-put di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua

yang menyebabkan unit tidak beroperasi sehinggga dapat merugikan perusahaan.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mencari dan menemukan penyebab

masalah tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi yaitu

melakukan pengamatan langsung permasalahan yang terjadi pada unit GD825A-2,

dengan melakukan pemeriksaan dust indicator, air cleaner, dan pengukuran blow

by engine, RPM engine, serta pengambilan sampel oli mesin. Penulis juga

mengambil data dengan dokumentasi yaitu mengumpulkan data PAP oli mesin,

Emergency Trouble Report (ETR), daily breakdown, hystorical unit. Selain itu

mengambil foto. Pada saat melakukan pemeriksaan maupun pengukuran. Penulis

juga melakukan wawancara langsung ke pada operator untuk mengetahui trouble

yang sedang terjadi. Pada saat mengidentifikasi masalah, diketahui bahwa unit

mengalami engine lacks out-put dan sering terjadi penambahan oli. Berdasarkan

data hasil pemeriksaan, pengukuran dan hasil data PAP menunjukan bahwa

konsumsi oli mesin tinggi di sebabkan oli terbuang melewati hose breather karena

tekanan blow by yang terlalu tinggi sehingga oli mesin pada cyilinder block

terdorong ke luar melalui hose air breather. Tingginya blow by engine di

sebabkan adanya kebocoran kompresi yang disebabkan keausan ekstrim dari ring

piston dan liner karena masuknya debu kedalam engine yang kemudian merusak

komponen dalam engine. Hal ini dikarenakan tidak melakukan perawatan sesuai

dengan standar yakni air clenaer tidak diganti kurang/lebih selama satu tahun.

Selain itu pada saat pemeriksaan kondisi air cleaner kotor baik outer maupun

inner element, seal washer kaku dan aus dan nut inner element kendor sehingga

ada celah dimana debu bisa masuk ke sistem tanpa tersaring sama sekali yang

dapat menyebabkan keausan ekstrim pada inner part engine. Berdasarkan hasil

pembahasan disimpulkan bahwa engine lacks out-put disebabkan oleh debu yang

masuk kedalam sistem karena tidak melakukan pergantian air cleaner selama

kurang/lebih satu tahun sehingga merusak komponen inner part engine yang

menyebabkan blow by tinggi dan naiknya tekanan kompresi sehingga rpm engine

tidak mencapai standar. Agar permasalahan yang sama tidak terulang kembali

maka dilakukan modifikasi dengan menambah sponge pada air filter sehingga

diharapkan penyaringan debu akan lebih baik. Kemudian perlu adanya perhatian

khusus saat melakukan perawatan berkala interval 250 jam untuk melakukan

pengecekan, pembersihan dan pergantian sesuai dengan OMM GD825A-2.

Kata kunci: Engine lacks out-put, Grader Komatsu GD825A-2, Maintenance

Page 9: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas rahmat serta Kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan judul “Analisa Penyebab Engine Lacks Out-put Pada Unit Grader

KOMATSU GD825A-2 Di PT. Jhonlin Baratama Site Sungai Dua”.

Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Ibu dan ayah tercinta, segenap keluarga yang selalu mendukung selama

berada di Politeknik Negeri Balikpapan hingga selasainya tugas akhir ini.

2. Drs.Syaeful Akbar, M.T sebagai pembimbing 1, yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir ini.

3. Mohamad Amin, S,Pd.T., M.Pfis sebagai pembimbing 2, yang telah

memberikan waktunya untuk mengarahkan selama penyusunan tugas akhir

4. Zulkifli, S.T., M.T sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin

5. Seluruh teman angkatan 2015 Teknik Mesin yang telah banyak membantu

selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

6. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang

telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna,

dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan

masukan yang membangun sangat diharapkan.

Page 10: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................... v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

1.5 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah...................................................................... 2

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Grader .............................................................................................................. 4

2.2 Engine .............................................................................................................. 5

2.2.1 Komponen Utama Engine.............................................................................. 6

2.2.3 Sistem Pemasukan Udara dan Pembuangan Gas ......................................... 12

2.3 Perawatan (Maintenance) ............................................................................... 17

2.3.1 Pengertian Perawatan................................................................................... 17

2.3.2 Tujuan Perawatan ........................................................................................ 18

2.3.3 Jenis – Jenis Perawatan ................................................................................ 19

2.3.6 Metode Perawatan ....................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 30

Page 11: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

x

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 30

3.4 Studi Literatur ................................................................................................ 30

3.5 Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 31

3.5.1 Identifikasi Masalah..................................................................................... 31

3.5.2 Tahap Pengumpulan Data ............................................................................ 32

3.5.3 Hasil dan Pembahasan ................................................................................. 32

3.5.4 Kesimpulan dan Saran ................................................................................. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 33

4.2 Pengumpulan Data ......................................................................................... 34

4.2.1 Pengumpulan Data Unit ............................................................................... 34

4.2.2 Pemeriksaan dan Pengukuran ...................................................................... 35

4.2.3 Data Analisa Pelumas .................................................................................. 38

4.3 Hasil dan Pembahasan ................................................................................... 38

4.4 Upaya Perbaikan ............................................................................................ 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 42

5.2 Saran .............................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

Page 12: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 KOMATSU GD825A-2 ...................................................................... 4

Gambar 2.2 Arti kode KOMATSU GD825A-2 ...................................................... 5

Gambar 2.3 Engine alat berat ................................................................................. 5

Gambar 2.4 Cylinder head ...................................................................................... 6

Gambar 2.5 Cylinder block ..................................................................................... 7

Gambar 2.6 Penampang cylinder liner ................................................................... 8

Gambar 2.7 Struktur piston ..................................................................................... 8

Gambar 2.8 Compression ring ................................................................................ 9

Gambar 2.9 Connecting rod .................................................................................. 10

Gambar 2.10 Crankshaft ....................................................................................... 10

Gambar 2.11 Struktur flywheel ............................................................................. 11

Gambar 2.12 Balancer shaft ................................................................................. 12

Gambar 2.13 Camshaft ......................................................................................... 12

Gambar 2.14 Flowchart Intake dan exhaust system.............................................. 13

Gambar 2.15 Air cleaner ....................................................................................... 14

Gambar 2.16 Filter paper element ........................................................................ 14

Gambar 2.17 Operation of viscous type element .................................................. 15

Gambar 2.18 Oil bath type air cleaner ................................................................. 16

Gambar 2.19 Combination type air cleaner .......................................................... 17

Gambar 2.20 Diagram perawatan ......................................................................... 19

Gambar 2.21 Program analisa pelumas (PAP) ...................................................... 24

Gambar 2.22 Program Pemeriksaan Mesin (PPM) ............................................... 25

Gambar 2.23 Blow by tester .................................................................................. 26

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ...................................................................... 31

Gambar 4.1 Komatsu GD825A-2 ......................................................................... 34

Gambar 4.2 Hours meter unit ............................................................................... 35

Gambar 4.3 Pengukuran blow by engine............................................................... 36

Gambar 4.4 Outer air cleaner ............................................................................... 36

Gambar 4.5 Inner element ..................................................................................... 37

Gambar 4.6 Housing air cleaner ........................................................................... 37

Page 13: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

xii

Gambar 4.7 Seal washer air cleaner ..................................................................... 37

Gambar 4.8 Nut inner air cleaner ......................................................................... 38

Gambar 4.9 Turbocharger .................................................................................... 38

Gambar 4.10 Hasil analisa pelumas ...................................................................... 38

Gambar 4.11 Sponge air filter ............................................................................... 40

Gambar 4.12 Contoh pemasangan sponge pada air filter..................................... 41

Page 14: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Periodic service ............................................................................................ 21

Tabel 4.1 Data unit ......................................................................................................... 35

Page 15: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I ....................................................................................................................... 44

Lampiran II ..................................................................................................................... 47

Lampiran III .................................................................................................................... 51

Page 16: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Grader merupakan alat yang dibuat khusus untuk pekerjaan

membentuk kemiringan dan meratakan permukaan tanah secara mekanis.

Grader digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu

pekerjaan tanah, terutama pada tahap finishing agar di peroleh hasil

pekerjaan dengan kerataan dan ketelitian yang optimal, di samping itu

dapat pula digunakan untuk membuat kemiringan tanah atau badan jalan

atau slope dan bisa juga digunakan untuk membuat parit-parit kecil.

Dengan fungsi grader yang begitu penting, komponen utama yang

menggerakkan grader tersebut adalah komponen engine.

Engine merupakan komponen yang berperan vital pada grader.

Engine menggerakkan grader dengan memanfaatkan energi panas menjadi

energi gerak untuk beroperasi. Dengan peran engine yang begitu besar

maka performance suatu engine harus diperhatikan dengan melakukan

perawatan dengan benar dan sesuai dengan Standard operational

procedure (SOP).

Maintenance atau perawatan adalah usaha-usaha atau tindakan-

tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan

performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan performance

dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya perawatan

yang serendah-rendahnya

Saat penulis melakukan on the job training (OJT) di PT. United

Tractors site Batu Licin, penulis menemukan masalah yang terjadi pada

unit komatsu Grader GD825A-2 yaitu engine lacks out-put di PT. Jhonlin

Baratama site Sungai Dua yang menyebabkan unit tidak beroperasi unit

tidak beroperasi sehinggga merugikan perusahaan. Hal ini yang membuat

penulis tertarik untuk menemukan penyebab masalah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini yaitu:

Page 17: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

2

1. Apa yang menyebabkan engine lacks out-put?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

permasalahan yang sama?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah agar tidak meluasnya pembahasan tugas akhir ini

adalah tidak melakukan pengetesan tekanan injector Karena keterbatasan

alat.

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja penyebab engine lacks out-put pada unit

GD825A-2?

2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang harus dilakukan agar penyebab

engine lacks out-put tidak terjadi lagi.

1.5 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan sebagai bahan perbandingan

untuk penelitian dan pengerjaan selanjutnya agar terhindar dari

permasalahan serupa.

2. Dapat dijadikan saran atau masukan untuk melakukan perawatan yang

sesuai dengan standar pada unit GD85A-2.

1.6 Sistematika Penulisan

Agar mempermudah pembaca dan lebih terarah dalam membaca laporan

tugas akhir ini, maka penulis menyusuntugas akhir ini dalam 5 (lima) bab,

sistematika penulisan dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika.

BAB II : LANDASAN TEORI

Merupakan uraian-uraian pendukung yang berhubungan dengan proses

pengolahan data dan dalam usaha pemecahan masalah tugas akhir ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Page 18: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

3

Di dalam bab ini disajikan secara sederhana menguraikan variabel

penelitian dan defenisi secara operasional, penentuan sampel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis yang

digunakan dalam penelitian.

BAB VI : HASIL DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini disajikan kesimpulan berdasarkan hasil analisa yang

merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada dan saran yang

dapat digunakan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar-daftar referensi yang digunakan penulis dalam menyusun

tugas akhir.

LAMPIRAN

Berisi lampiran-lampiran data.

Page 19: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grader

Grader dari kata asal grade = kemiringan (permukaan), adalah alat yang

dibuat khusus untuk pekerjaan membentuk kemiringan permukaan tanah secara

mekanis. Grader digunakan untuk mengupas, memotong, meratakan suatu

pekerjaan tanah, terutama pada tahap finishing agar di peroleh hasil pekerjaan

dengan kerataan dan ketelitian yang optimal, di samping itu dapat pula digunakan

untuk membuat kemiringan tanah atau badan jalan atau slope dan bisa juga

digunkan untuk membuat parit-parit kecil. pada gambar 2.1 merupakan unit

Grader yang diambil penulis pada saat melakukan penelitian lapangan.

Gambar 2.1 KOMATSU GD825A-2

Blade dari motor grader ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga

fungsinya bisa dirubah menjadi angle dozer, bulldozer, atau tilting dozer, ini jelas

lebih flexible dari pada jenis dozer. Variasi posisi blade ini tidak berati bahwa

motor grader adalah variasi bentuk dari jenis dozer, karena dalam pekerjaan

penggusuran tanah, bulldozer jauh lebih efektif dari pada grader, hal ini

disebabkan tenaga yang tesedia dan juga letak centroid (titik berat) pada blade

bulldozer.

Arti kode pada model KOMATSU GD825A-2:

Arti kode pada KOMATSU GD825A-2 dapat di lihat pada gambar 2.2.

Page 20: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

5

Gambar 2.2 Arti kode KOMATSU GD825A-2

Sumber: https://www.scribd.com/doc/124636316/Product-Knowledge

2.2 Engine

Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi

panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak. Berdasarkan

fungsinya engine pada biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak

utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun

berbagai macam peralatan industri. Engine pada bab ini lebih

mengkhususkan pada internal combustion engine jenis diesel, karena lebih

banyak digunakan pada alat berat dibanding jenis motor bensin. Pada gambar 2.3

menjelaskan tentang engine.

Gambar 2.3 Engine alat berat

Sumber: https://www.ebay.com/itm/KOMATSU-6D140-1-Series

Page 21: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

6

2.2.1 Komponen Utama Engine

1. Cylinder Head

Cylinder head dipasang pada bagian atas dari engine yang berfungsi untuk

menahan tekanan pembakaran, mengendalikan panas, tempat duduknya

mekanisme valve dan mekanisme injeksi bahan bakar. Cylinder head harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Dapat menahan tekanan pembakaran dan konsentrasi panas.

b. Mempunyai efek pendinginan yang tinggi.

c. Dapat mencegah kebocoran tekanan pembakaran secara keseluruhan.

d. Dapat mengalirkan udara intake dan exhaust dengan lancar.

e. Dapat mencampur udara dengan bahan bakar secara sempurna.

Selain itu juga, cylinder head akan membentuk ruang bakar bersama-sama

dengan cylinder dan piston. Komponen ini terbuat dari besi cor (cast iron).

Terdapat juga cylinder head yang terbuat dari bahan alloy cast iron dengan

paduan nickel, chrome, molybdenum dan lain-lain untuk digunakan pada

supercharged engine yang tahan pada temperatur tinggi. Pada gambar 2.4

menjelaskan tentang cylinder head.

Gambar 2.4 Cylinder head

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

Page 22: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

7

2. Cylinder Block

Cylinder block terbuat dari besi cor (cast iron) dan pembuatannya di

lakukan dengan proses casting (pengecoran). Cylinder block merupakan rangka

utama dari engine. Semua komponen engine diletakan pada cylinder block. Pada

komponen ini terdapat lubang untuk pemasangan cylinder liner dan tempat

dudukan crankshaft.

Cylinder block harus cukup kuat menahan gaya yang ditimbulkan dari

hasil pembakaran engine di dalam ruang bakar. Selain itu, cylinder head juga

harus mampu menahan gaya inersia yang dihasilkan oleh putaran crankshaft.

Untuk alasan tersebut, maka antara cylinder block dan crankcase biasanya

memiliki struktur satu kesatuan (monoblock structure). Komponen cylinder block

dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Cylinder block

Sumber: Engine diesel 1, UT school : 2009

3. Cylinder Liner

Cylinder liner merupakan komponen combustion chamber yang

berhubungan dengan tekanan tinggi, dan beban gesek yang besar sebagai akibat

gerak naik turun piston. Cylinder liner harus tahan terhadap temperatur

tinggi,tidak mudah aus dan mampu menerima gaya yang besar dari piston. Ukuran

cylinder liner harus sesuai dengan ukuran piston dan piston ring. Cylinder liner

harus mempunyai kemampuan menyerap panas dan mentransfer seluruh panas

dari permukaan dalam liner ke permukaaan luar liner. Liner harus tahan karat

karena pada permukaan bagian luar berhubungan langsung dengan air pendingin.

Untuk menjamin efisiensi pendingin yang tinggi, ketebalan liner lebih kurang 5 -

10mm. Pada gambar 2.6 menjelaskan tentang cylinder liner.

Page 23: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

8

Gambar 2.6 Penampang cylinder liner

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

4. Piston

Piston adalah komponen yang langsung berhubungan dengan gas

pembakar dan menerima beban berat yang disebabkan tekanan pembakaran.

Piston berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang dibangkitkan dari proses

pembakaran ke crankshaft melalui connecting rod. Selain tiu juga, piston

bersama-sama dengan komponen lainnya bekerja untuk menghasilkan lang hisap,

ekspansi, dan langkah buang.

Piston haruslah mempunyai ekspansi termal yang rendah meskipun saat

menerima temperatur pembakaran yang cukup tinggi (sekitar 1000°C), hal ini

penting karena jangan sampai piston tidak dapat bergerak (macet) pada saat

menerima panas yang cukup tinggi. Selain itu piston juga harus cukup kuat untuk

menahan tekanan pembakaran sebesar kurang lebih 80 kg/cm2) agar dapat

menyalurkan tekanan ke crankshaft dengan tepat. Untuk lebih detail dapat di lihat

pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Struktur piston

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

Page 24: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

9

5. Ring Piston

Piston ring berfungsi untuk menahan tekanan gas kompresi di dalam

cylinder, menjaga ketebalan oil film pada dinding cylinder dan mentransfer panas

dari piston ke cylinder liner. Ring bagian atas disebut ring kompresi untuk

mencegah kebocoran gas kompresi, dan ring bagian bawah disebut oil ring yang

bekerja menjaga ketebalan oil film. Tekanan gas kompresi akan mempercepat

keausan piston ring dan mengurangi tenaga engine. Kebocoran pada piston ring

akan meningkatkan konsumsi oli. Komponen ring piston dapat di lihat pada

gambar 2.8.

Gambar 2.8 Compression ring

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

6. Connecting Rod

Connecting rod menghubungkan piston dengan crankshaft yang berfungsi

untuk merubah gerak bolak-balik (reciprocating) dari piston menjadi gerakan

putar pada crankshaft. Connecting rod harus kuat menahan tekanan kompresi,

tekanan pembakaran, tegangan beban yang berulang-ulang dan beban bengkok

yang disebabkan inertia dari piston dan connecting rod pada putaran tinggi. untuk

memenuhi kebutuhan diatas, connecting rod dibuat dari special baja tempa dan

mempunyai kekuatan special dalam batas kelelahan material. Saat memasang

connecting rod hati–hati jangan sampai terdapat guratan (cacat) khusus pada

daerah melintang atau daerah lekukan connecting rod, karena connecting rod

selalu bekerja berat, beban yang berulang-ulang dan konsentrasi stress

menyebabkan connecting rod mudah rusak. Untuk lebih datail dapat di lihat pada

gamabar 2.9.

Page 25: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

10

Gambar 2.9 Connecting rod

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

7. Crankshaft

Crankshaft merupakan komponen yang menerima tenaga gerak dari

piston. Crankshaft bersama dengan connecting rod berfungsi untuk merubah

gerakan naik/turun piston menjadi gerak putar. Hal ini berarti juga merubah

tekanan yang diterima oleh piston menjadi gaya putar engine (engine torque).

Gambar 2.10 menjelaskan tentang komponen crankshaft.

Gambar 2.10 Crankshaft

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

8. Flywheel

Flywheel merupakan sebuah plat bulat yang terbuat dari baja cor kelas

tinggi dan diikatkan pada bagian belakang dari crankshaft. Hal ini akan membuat

putaran engine yang dihasilkan dari tekanan piston ke bawah yang diterima oleh

crankshaft menjadi lebih halus.

Page 26: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

11

Sebuah engine menghasilkan tenaga hanya pada saat melakukan langkah

ekspansi (power) saja. Engine akan mengalami kecenderungan untuk berhenti

berputar pada saat melakukanlangkah hisap, langkah kompresi, dan langkah

buang. Maka dari itu dibutuhkan gaya untuk memutar crankshaft selama langka-

langkah tersebut. Flywheel digunakan untuk memfungsikan hal tersebut. Struktur

flywheel dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Struktur flywheel

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

9. Balancer Shaft

Balancer shaft salah satu komponen yang digunakan sebagai peredam

getaran engine. Balancer shaft berupa dua buah yang ditempatkan sejajar di kanan

dan kiri crankshaft dan putaranya dua kali putaran crankshaft. Balancer shaft

digunakan, untuk menghaluskan suara engine. Konstruksi Balancer shaft terdiri

dari dua shaft yang dipasang di bagian sisi bawah dari cylinder block yang

didukung beberapa bushing. Tenaga penggerak dari balancer shaft diambil dari

crankshaft gear dan diteruskan oleh idler gear dan diteruskan ke balancer gear.

Balancer shaft bearing selalu mendapatkan beban gesek yang eksentrik dari shaft

dan berputar dua kali lebih besar dari crankshaft. Pemasangan shaft kanan atau

shaft kiri harus menyesuaikan tanda pada gear shaft jika terjadi kesalahan akan

memperbesar getaran pada engine. Untuk lebih jelas komponen balancer shaft

dapat dilihat pada gambar 2.12.

Page 27: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

12

Gambar 2.12 Balancer shaft

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

10. Camshaft

Camshaft merupakan sebuah komponen yang diputar oleh crankshaft

melaui hubungan roda gigi. Camshaft berfungsi untuk menyalurkan tenaga ke

valve system (mekanisme membuka dan menutupnya intake dan exhaust valve).

Pada cummin engine camshaft-nya dilengkapi dengan injector cam yang berfungsi

sebagai mekanisme penggerak dari injektor bahan bakar. Gambar 2.13

menjelaskan tentang komponen camshaft.

Gambar 2.13 Camshaft

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

2.2.3 Sistem Pemasukan Udara dan Pembuangan Gas

Sistem saluran pemasukan udara dan pembuangan gas (intake and exhaust

system) merupakan salah satu sistem pada diesel engine yang bekerja untuk

menyalurkan udara segar/bersih ke dalam ruang bakar engine dan mengeluarkan

gas hasil pembakaran ke udara bebas. Sistem ini memiliki beberapa komponen

utama, seperti: pre cleaner, air cleaner, intake and exhaust manifold, mufller.

Selain itu juga terdapat komponen-komponen penunjang, seperti: turbo charge,

after cooler, dust indicator, dan lain-lain. Gambar 2.14 menunjukkan gambaran

umum dari sebuah sistem pemasukan udara dan pembuangan gas:

Page 28: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

13

No

yes

Gambar 2.14 Flowchart Intake dan exhaust system

Pada saat piston bergerak ke bawah guna melakukan langkah hisap (intake

stroke), udara masuk kedalam ruang bakar dengan terlebih dahulu disaring oleh

pre cleaner dan air cleaner. Untuk menambah jumlah udara yang masuk ke ruang

bakar, maka pada sistem pemasukan udara dan pembuangan gas dilengkapi

dengan turbocharger dan aftercooler. Turbocharger berfungsi untuk memompa

udara, sedangkan aftercooler berfungsi untuk mendinginkan udara agar

kerapatannya bertambah.

Setelah terjadi pembakaran di dalam ruang bakar, maka akan timbul gas

hasil pembakaran. Gas hasil pembakaran tersebut dikeluarkan ke udara bebas

melalui saluran pembuangan gas (intake manifold) dan muffler.

.

Aftercooler

Clean/replace

Turbocherger

Pre cleaner

Air cleaner

Intek manifold

Ruang bakar

Exhaust manifold

Muffler

Page 29: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

14

1. Air cleaner

Air cleaner berfungsi sebagai alat pembersih udara, sehingga debu, pasir

dan kotoran yang berukuran sangat kecil dapat dipisahkan terlebih dahulu

sebelum masuk ke ruang bakar. Kotoran, debu dan pasir yang ada di atmosfir

merupakan substansi keras yang akan menyebabkan kerusakan pada silinder dan

piston pada engine dimana debu keras tersebut terhisap bersama-sama dengan

udara. Beberapa variasi tipe dari air cleaner tersedia yang disesuaikan dengan

kondisi dan fungsinya masing-masing. Terdapat berbagai macam tipe air cleaner,

diantaranya sebagai berikut:Dry type, Viscous type, Oil bath type, Cyclone type,

dan Combination type. Komponen air cleaner dapat dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Air cleaner

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

a. Air cleaner tipe kering (Dry type air cleaner)

Untuk memperoleh area penyaringan yang besar, lembaran kertas (filter

paper element) atau kain (Unwooven cloth element) digunakan sebagai elemen

pada air cleaner tipe ini. Elemen harus dilakukan pembersiahan dan penggantian

pada interval waktu yang telah ditentukan. Air cleaner tipe kering dapat dilihat

pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Filter paper element

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

Page 30: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

15

2. Viscous type air cleaner

Kertas filter yang mengandung oli (oli melekat pada permukaan kertas)

digunakan sebagai elemen penyaring pada air cleaner tipe ini. Viscous type air

cleaner pada dasarnya sama dengan air cleaner tipe kering. Kotoran-kotoran dari

luar akan menempel pada dinding-dinding kertas filter yang mengandung oli.

Jumlah kotoran yang dapat tersaring oleh filter tipe ini lebih banyak dibandingkan

dengan filter tipe kering. air cleaner tipe ini menggunakan elemen yang bebas

peawatan (free maintenance element), tidak perlu dilakukan pembersihan seperti

pada air cleaner tipe kering. Tetapi pada jangka waktu tertentu harus dilakukan

penggantian, untuk lebih detail dapat dilihat pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Operation of viscous type element

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

3. Oil bath type air cleaner

Air cleaner tipe ini memilki sebuah penampung oli di dalamnya. Udara

yang terhisap masuk ke dalam air cleaner memukul permukaan oli, dan oli

“menagkap” kurang lebih 90% kotoran yang terdapat pada udara. Pada waktu

yang bersamaan oli ikut tersembur ke elemen penyaring, hal ini menyebabkan

kotoran-kotoran yang ikut di dalam udara menempel pada elemen tersebut. Air

cleaner ini dapat digunakan secara terus-menerus karena elemennya tidak pernah

rusak. Cocok digunakan pada daerah yang berdebu. Oil bath type air cleaner dapat

dilihat pada gambar 2.18.

Page 31: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

16

Gambar 2.18 Oil bath type air cleaner

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

4. Cyclone type air cleaner

Air cleaner type Cyclone, bekerja memisahkan anatara kotoran dan udara

bersih dengan cara memanfaatkan gaya sentrifugal dari udara yang dihasilkan

oleh bentuk yang spesial (cyclone) dari air cleaner. Air cleaner type cyclone ini

digunakan sebagai pre cleaner. Pre cleaner merupakan saringan udara awal dari

lingkungan sekitar yang akan disalurkan ke air cleaner dan selanjutnya menuju

ruang bakar. Dikarenakan pre cleaner tersebut merupakan saringan awal, maka

partikel-partikel yang dapat disaringpun berukuran relatif lebih besar jika

dibandingkan dengan partikel-partikel yang nanti tersaring pada air cleaner.

Partikel-partikel yang dapat merusak komponen-komponen engine, seperti debu,

pasir, dan partikel-partikel abrasif lainnya akan dibuang ke luar oleh pre cleaner

ini.

Pre cleaner tipe ini memilki berbagai macam variasei/tipe, dimana salah

satunya adalah tipe multi-cyclone pre cleaner with dust discharge. Pre cleaner

tipe ini di dalamnya terdiri dari beberapa komponen pemutar udara (cyclone). Saat

udara akan masuk ke dalam ruang bakar akan diputar oleh komponen tersebut.

Udara yang diputar tersebut akan mengakibatkan kotoran-kotoran yang ada akan

terlempar ke luar dan tertampung di bagian bawah daripada pre cleaner. Pre

cleaner dihubungkan dengan muffler melalui sebuah pipa penghisap, jadi pada

saat engine mengeluarkan gas buang melalui muffler, debu-debu tersebut akan

ikut keluar bersama gas buang.

5. Combination type air cleaner

Air cleaner tipe kombinasi ini merupakan gabungan anatara pre cleaner

yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. dan main cleaner (dry type, viscous

Page 32: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

17

type atau oil bath type). Efisiensi untuk air cleaner tipe ini sangat tinggi, hingga

mencapai 99,9%. Dengan adanya pre cleaner, maka kerja dari elemen pada main

cleaner cukup ringan, sehingga akan memperpanjang umur dari elemen. Pada air

cleaner tipe kombinasi ini dilengkapi dengan evacuator valve yang berfungsi

untuk membuang kotoran. Kotoran akan tertampun pada evacuator selama engine

hidup dan akan dibuang ke luar pada saat engine berhenti. Combination type air

cleaner dapat dilihat pada gambar 2.19.

Gambar 2.19 Combination type air cleaner

Sumber : Engine diesel 1, UT school : 2009

2.3 Perawatan (Maintenance)

2.3.1 Pengertian Perawatan

Pengertian perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi

dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang

atau memperbaikinya, sampai pada suatu kondisi yang bisa diterima.

Pengertian lain dari perawatan adalah kegiatan menjaga fasilitas – fasilitas dan

peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau pemyesuaian yang

diperlukan agar tercapai suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan

dan sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan manajemen perawatan

(maintenance management) adalah pengorganisasian perawatan untuk

memberikan pandangan umum mengenai perawatan fasilitas produksi.

Industri tidak hanya harus memproduksi barang yang dapat dijual

namun juga harus dapat menandingi persaingan pasar dengan membuat

produk yang berkualitas dengan harga yang pantas dan diserahkan kepada

konsumen dalam waktu yang tepat. Untuk mewujudkan hal tersebut antara lain

Page 33: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

18

menerapkan proses – proses baru, mengadakan inovasi produk baru dan

menemukan metode baru. Hal ini merupakan tantangan untuk bagian

perawatan agar dapat terus berkembang dan mendukung kesiapan serta

keandalan pabrik.

Maintenance adalah semua kegiatan yang berhubungan untuk

mempertahankan suatu unit agar tetap dalam kondisi siap untuk beroperasi,

dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin/unit tersebut

dapat dikembalikan pada kondisi yang baik. Peranan Perawatan baru akan sangat

terasa apabila sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat

dioperasikan lagi. (Kostas N. D, 1981) Perawatan juga merupakan salah satu

fungsi utama usaha, diamana fungsi - fungsi lainnnya seperti pemasaran,

produksi, keuangan dan sumber daya manusia. Fungsi perawatan perlu

dijalankan secara baik, karena dengan dijalankannya fungsi tersebut fasilitas

- fasilitas produksi akan terjaga kondisinya dan memberikan pengaruh yang

besar bagi kesinambungan operasi suatu industri, dapatlah dijelaskan bahwa

pengertian dari manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan

perawatan dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian

serta pengendalian operasi perawatan untuk memberikan performasi

mengenai unit. Secara objektif tujuan maintenance adalah mendapatkan tingkat

kesiapan alat yang tinggi, memiliki daya guna yang maksimal, biaya

perbaikan yang hemat dan ketepatan kesiapan.

2.3.2 Tujuan Perawatan

Kegiatan perawatan peralatan dan fasilitas mesin tentu memiliki

tujuan. Tujuan – tujuan tersebut adalah : (Corder, 1992)

Berdasarkan pengertiannya, tujuan maintenance dibagi atas:

a. Tujuan perawatan dalam arti sempit.

Tujuannya adalah suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga

peralatan/mesin dalam kondisi dapat beroperasi dengan kestabilan

produksi dan bebas dari penurunan mutu baik peralatan/mesin maupun

produk yang dihasilkan.

Page 34: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

19

b. Tujuan perawatan dalam arti luas

Tujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang

kelancaran produksi dan menyempurnakan peralatan/mesin.

1. Menyempurnakan mutu produk.

2. Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu.

3. Meningkatkan efisiensi dan biaya perawatan yang ekonomis.

4. Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja.

Perawatan bila dilihat dari segi teknik :

a. Memelihara keberadaan peralatan dan mesin agar siap pakai dalam kurun

waktu tertentu (availability)

b. Menjaga kemampuan peralatan dan mesin demi melaksanakan fungsinya

dalam keadaan dan waktu tertentu.

c. Mengontrol biaya perbaikan dan perawatan yang lebih baik dan terencana

dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien.

2.3.3 Jenis – Jenis Perawatan

Jenis – jenis perawatan dapat dilihat pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Diagram perawatan

Sumber : assauri, 2014

1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan

untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat.

Perawatan ini dilakukan tanpa perlu menunggu tanda-tanda atau terjadinya

kerusakan. Preventive maintenance terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Periodic Maintenance

Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah

alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam operasi ini adalah

Page 35: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

20

sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh pencatat jam operasi (service meter)

yang ada pada alat tersebut.

Periodic maintenance terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Periodic Inspection

Periodic inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily – 10

hours) dan mingguan (weekly – 50 hours) sebelum unit dioperasikan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan.

Pada pelaksanaan pemeriksaan harian (daily) dapat menggunakan beberapa alat

bantu, diantaranya :

• Check sheet, yaitu suatu form (daftar) yang digunakan untuk mencatat

hasil operasi dari tiap-tiap alat dalam satu hari operasi.

• Daily check, yaitu suatu form (daftar) seperti halnya check sheet namun

berbeda pada ukurannya (pocket size), sehinggga operator atau mekanik

akan dengan mudah mencatatnya.

2. Periodic service

Periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan

pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan interval

pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM).

Perawatan alat atau machine secara teratur (berkala) adalah sangat penting demi

menjamin pengoperasian alat yang bebas dari kerusakan. Selain itu, dengan

melaksanakan perawatan alat secara teratur, umur alat dapat mencapai atau sesuai

umur yang direkomendasikan oleh factory.

Waktu (time) dan uang (cost) yang dikeluarkan untuk melaksanakan

periodic service (perawatan berkala) akan dikompensasi dengan umur alat yang

panjang dan berkurangnya ongkos perbaikan alat. Pada kondisi operasi yang

berat, jadwal waktu perawatan perlu dipersingkat dari ketentuan yang terdapat

pada shop manual. Tabel 2.1 menunjukkan periodic service yang harus

dilaksanakan berdasarkan jumlah jam kerja (operating hours) yang tertera pada

service meter/hour meter (HM).

Page 36: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

21

Tabel 2.1 Periodic service

Sumber : Besic course 1, UT school 2008

Hours Meter (HM) Periodic Servis (PS)

250 250 + (additional)

500 250 + 500

1000 250 + 500 + 1000

2000 250 + 500 + 1000 + 2000

4000 250 + 500 + 1000 + 2000 + 4000

Every 250 hours meter:

• Lubricating

• Change Oil in Engine Pan, Replace Engine Oil Filter Catridge

• Check Oil Level in Transmission Case, add Oil

• Check Oil Level in Final Drive Case, Add Oil

• Check Oil Level in Tandem Drive Case, Add Oil

• Check Oil Level Oil in Circle Reverse Gear Case, Add Oil

• Check Oil Level in Hydraulic Tank, Add Oil

• Check Level of Battery Elektrolit

• Check Ball Joint Clereance, Adjust

• Check and Tighten Wheel Hub Nut and Hub Ball

• Check Fan Belt Tension, Adjust

• Check Alternator Belt Tension, Adjust

• Check Air Conditioner Belt Tension, Adjust

• Check, Adjust Foot Brake

Every 500 hours meter:

• Replace Fuel Filter Catridge

• Clean, Check Radiator Fins

• Check Circle guide clearance, adjust

• Check Parking brake level stroke, adjust

• Check, adjust slip load for dry-type clutch for blade rotation gear

Every 1000 hours meter:

• Grase drive shaft

Page 37: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

22

• Grase fan pulley and tension pulley

• Replace transmission oil filter element

• Change oil in transmission case, clean strainer

• Change oil in final drive case, clean strainer

• Replace return filter element and clean suction strainer in

hydraulic tank

• Change oil in hydraulic tank

• Check loosseness in drawbar front ball joint and ball stud

• Check toe-in, adjust

• Check front wheel bearing play, adjust

• Replace corrosion resistor cartridge

• Check for loose rops mount bolts

• Replacing air dryer desiccant

Every 2000 hours meter:

• Check oil in front wheel bearing

• Check oil in circle reverse gear case

• Change oil in tandem drive case

• Clean engine breather element

• Clean breather

• Clean and inspect inching potentiometer sensor

• Check alternator, starting motor

• Check engine valve clearance, adjust

• Check all tightening parts of turbocharger

• Check play of turbocharger rotor

• Clean, check turbocharger

Every 4000 hours meter:

• Check Water Pump

• Check Vibrator Dunp

• Check Fan Pulley and Tension Pulley

b. Schedule overhaul

Schedule overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval

tertentu sesuai dengan standard overhaul masing-masing komponen yang ada.

Page 38: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

23

Schedule overhaul dilaksanakan untuk merekondisi machine atau komponen agar

kembali ke kondisi standard sesuai dengan standard factory. Interval waktu yang

telah ditentukan dipengaruhi oleh kondisi yang beraneka ragam seperti kondisi

medan operasi, pelaksanaan periodic service, keterampilan operator dan lain

sebagainya.

Overhaul dilaksanakan secara terjadwal tanpa menunggu machine atau

komponen tersebut rusak. Pada pelaksanaannya, kadang kala terjadi sesuatu

yang merubah jadwal/schedule overhaul.

Macam-macam overhaul diantaranya adalah : Engine top overhaul, Engine

overhaul, Torque conventer overhaul, Transmission overhaul, Steering overhaul,

Final drive overhaul, General overhaul, Others.

c. Condition Based Maintenance

Condition based maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan

berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP),

Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U)

atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Condition based maintenance juga

dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN) atau modification

program yang dikeluarkan oleh factory.

Program Analisa Pelumas (PAP)

Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu sistem perawatan yang

dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sedini

mungkin keausan dan gejala kerusakan pada komponen yang disebabkan oleh

keausan yang tidak wajar tanpa harus membongkar komponen tersebut.

Program ini dilaksanakan dengan mengambil contoh minyak pelumas

(sample) pada alat yang dilakukan secara berkala. Setiap contoh minyak

pelumas yang diambil akan dianalisa di laboratorium untuk mengetahui jenis

serta kadar logam yang terdapat di dalam minyak pelumas tersebut, sehingga

dapat diketahui kemungkinan kerusakan yang akan terjadi. Sebagai contoh,

Page 39: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

24

dapat diketahui keausan yang tidak wajar pada bearing, sleeve, piston,

crankshaft, hydraulic pump atau valve.

Melalui Program Analisa Pelumas (PAP), dapat diketahui juga gejala

penurunan kemampuan engine, masalah-masalah pembakaran, kebocoran air

pendinginan atau bahan anti freeze dan kotoran-kotoran yang bercampur

dengan oil. Dengan demikian kerusakan yang berakibat fatal dapat diketahui

secepatnya. Selain itu, dengan melaksanakan Program Analisa Pelumas

(PAP), juga akan membantu perencanaan perawatan yang lebih ekonomis,

sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada gambar 2.21

Gambar 2.21 Program analisa pelumas (PAP)

Sumber: Besic course 1, UT school 2008

Program Pemeriksaan Mesin (PPM)

Program Pemeriksaan Mesin (PPM) merupakan bagian dari program total

service PT. United Tractors, tbk. Tujuan dari pemeriksaan mesin secara

teratur dan terencana adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai

kondisi unit, melalui metode pengukuran dan instrument diagnostic.

Berdasarkan data tersebut, rekomendasi yang diperlukan dapat diberikan

untuk memperbaiki keadaan mesin menuju kondisi operasi yang optimum.

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam sistem manajemen

mesin untuk dicatat umur pemakaian mesin, biaya perbaikan, dibuat jadwal

Page 40: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

25

overhaul, juga sebagai historical dari mesin. Untuk lebih detail PPM dapat

dilihat pada gambar 2.22.

Gambar 2.22 Program Pemeriksaan Mesin (PPM)

Sumber: Besic course 1, UT school 2008

Blow by pressure

Gas yang mengalir melalui celah diantara piston (piston ring) dan cylinder

dan menyembur ke dalam crank case dinamakan blow-by gas. Gas ini

mengadung bahan beracun berupa hydrocarbons (HC), meskipun demikian

hydrocarbon yang terkandung di dalam blow-by gas pada diesel engine

sangat rendah dibandingkan dengan yang terdapat pada gasoline engine.

a. Faktor – faktor penyebab blow by:

1. Kebocoran ring piston engine / liner.

2. Kebocoran seal pada sisi turbin didalam turbo charge.

3. Engine breather buntu.

b. Cara mengukur blow by pressure

Alat yang digunakan untuk mengukur blow by pressure yaitu blow by

tester yang di pasang melalui hose air breather. Alat tersebut dapat

dilihat Pada gambar 2.23.

Page 41: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

26

Gambar 2.23 Blow by tester

1. Pasang peralatan E1, E4 ke blow-by hose [1] dan hubungkan peralatan E3

dan E2.

2. Hidupkan engine sampai mencapai temperatur kerja.

3. Posisikan kecepatan transmisi pada kecepatan tertinggi.

4. Release parking brake lever.

5. Injak pedal brake dengan kuat.

6. Naikkan kecepatan putar engine sampai torque converternya mengalami

stall.

7. Ukur tekanan blow-by pada saat kondisi torque converter stall.

2. Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance)

Perawatan Perbaikan (Corrective Maintenance) yaitu kegiatan perawatan

hanya melaksanakan perawatan perbaikan saja. yang dilakukan setelah sistem

mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Kegiatan

perawatan ini sering juga disebut sebagai kegiatan reparasi atau perbaikan

(Repair Maintenance), yang biasanya terjadi karena kegiatan perawatan

pencegahan tidak dilakukan sama sekali. Secara sepintas, biaya perawatan

perbaikan akan lebih kecil daripada mengadakan perawatan pencegahan. Hal

ini benar selama kerusakan tidak terjadi pada saat fasilitas atau peralatan

produksi sedang dioperasikan, karena apabila kerusakan terjadi saat operasi

berlangsung maka selain biaya perbaikan kerusakan, perlu juga

diperhitungkan biaya penundaan produksi. Kerusakan tersebut juga akan

memberikan andil terhadap umur peralatan dalam jangka waktu yang panjang.

Oleh karena itu, perawatan pencegahan dianggap lebih menguntungkan daripada

Page 42: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

27

hanya melaksanakan perawatan perbaikan saja.

Corrective maintenance tidak hanya berarti memperbaiki, akan tetapi juga

mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan serta mempelajari cara-cara

mengatasinya dengan cepat, tepat, dan benar, sehingga bisa tercegah terulangnya

kembali kerusakan yang serupa. Untuk mencegah terulangnya kerusakan yang

serupa ini perlu dipikirkan sesuatunya dengan mantap dan seksama.

Pencatatan riwayat unit produksi yang dirawat perlu dilakukan untuk

memantau perkembangan dan kondisi unit produksi dari waktu ke waktu. Adapun

tujuan pencatatan riwayat unit produksi secara umum adalah :

a. Dengan hystorical record yang baik akan menghasilkan kerja yang lebih

efektif karena kondisi unit produksi dapat termonitor.

b. Bila menggunakan metode inspeksi dengan program-program yang ketat

akan mengasilkan hasil yang baik dengan biaya relative cukup

murahdibandingkan dengan nilai perbaikan dari sebuah kerusakan yang

terjadi.

c. Siklus overhaul unit produksi dapat diprakirakan dengan baik bila

data hystorical record diperoleh dengan lengkap.

d. Usaha untuk memperpanjang siklus overhaul akan berhasil bila data

dari hystorical record lebih ketat.

Makin akurat penentuan diagnosis kerusakan pada unit produksi

maka biaya preventive maintenance semakin ekonomik.

3. Prediksi Perawatan (Predictive Maintenance)

Disamping dilakukan Perawatan dengan perencanaan dan

penjadwalan yang matang, didalam preventive maintenance dikenal pula

kegiatan yang sering disebut dengan perawatan prediktif (predictive

maintenance) yang dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana

pelaksanaannya didasarkan pada kondisi unit produksi itu sendiri. Jadi

predictive maintenance adalah merupakan bentuk baru dari planned

maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan

lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan. Untuk membantu

melaksanakan predictive maintenance terdapat suatu diagram analisa

predictive yang sering digunakan yang mengacu pada kondisi unit. Dalam

Page 43: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

28

predictive maintenance terdapat beberapa metode dalam memantau atau

monitoring kondisi dari suatu unit produksi, antara lain :

a. Monitoring minyak pelumas dengan cara mengambil sample oli dari

unit produksi untuk mengecek kekentalannya atau melihat kuantitas oli

yang masih tersimpan di tangki oli sesuai dengan anjuran dari manual

book mesin merupakan cara-cara untuk monitoring minyak pelumas.

b. Monitoring visual, metode ini menggunakan panca indera yang

meliputi lihat, rasa, dengar guna mengetahui kondisi mesin. Untuk

lebih akurat bisanya digunakan alat bantu.

c. Monitoring kinerja, merupakan teknik monitoring kondisi unit

produksi dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja dan

kemudian dibandingkan dengan standarnya.

d. Monitoring geometris, diharapkan penyimpangan geometris yang

terjadi

e. Pada unit produksi dapat diketahui dan kemudian dilakukan

kegiatan meliputi pengukuran leveling dan pengukuran posisi (alignment).

f. Monitoring getaran, monitoring ini memeriksa dan mengukur letak

getaran secara rutin dan terus menerus sehingga getaran yang akan

mengakibatkan kerusakan unit produksi lebih lanjut dapat dicegah.

2.3.6 Metode Perawatan

Dalam menentukan perawatan sebuah unit memberlakukan dua buah

konsep perbaikan untuk komponen yaitu, Repaire After Failure (RAF) dan

Repaire After Failure (RAF). Kedua buah konsep ini memiliki perbedaan yang

sangat signifikan dalam banyaknya biaya yang akan dikeluarakan.

a. Repaire After Failure (RAF) yaitu sebuah perbaikan yang dilakukan pada

unit setelah unit tersebut mengalami kerusakan hingga unit itu

memiliki frekuensi breakdown yang akan sangat lama akibat parahnya

kerusakan yang dialami, dan biaya spareparts yang mahal akibat

banyaknya yang harus diganti, serta pertimbangan banyaknya

man-power dalam pengerjaanya.

b. Repaire After Failure (RAF) yaitu perbaikann yang dilakukan sebelum

unit itu mengalami kerusakan berdasarkan hystorical record unit

Page 44: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

29

tersebut.

Jadi dengan menggunakan konsep ini unit tersebut akan di

perkirakan kapan harus dilakukannya perbaikan terhadap komponen-

komponen sehingga unit tersebut akan memilik frekuensi breakdown yang

relatif lebih pendek, serta biaya spare parts yang masih relatif terjangkau.

Konsep RBF termasuk dalam Predict maintenance yang

merupakan bentuk baru dari planned maintenance, dimana penggantian

komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya

kerusakan

Page 45: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian

yang dilakukan melalui pengumpulan data primer atau informasi yang baru dan

terkait dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi

deskripsi melalui observasi (George Allen & Unwin, 1984). Observasi lapangan

yang di lakukan adalah dengan melakukan penelitian mencari faktor penyebab

engine lacks out-put pada unit GD825A-2 pada saat penulis melakukan OJT.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di PT. Jhonlin Baratama site Sungai Dua,

Kalimantan Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai

dengan 31 November 2017.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Berikut beberapa metode yang dilakukan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Observasi: Penulis melakukan pengamatan langsung pada unit

GD825A-2, untuk melakukan pemeriksaan dust indicator, air cleaner,

dan pengukuran rpm engine, dan engine blowby.

2. Dokumentasi: Penulis mengumpulkan data PAP oli mesin, Emergency

Trouble Report (ETR) dan hystorical unit. Selain itu mengambil foto

pada saat melakukan pemeriksaan maupun pengukuran guna mencari

penyebab engine lacks out-put.

3. Wawancara: Penulis melakukan wawancara langsung ke operator

untuk mendapatkan informasi awal mengenai trouble yang terjadi.

3.4 Studi Literatur

Studi literatur digunakan sebagai upaya penulis untuk mendapatkan

informasi dari shop manual dan Operation Maintenance Manual (OMM)

GD825A-2.

Page 46: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

31

3.5 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir atau flowchart untuk lebih memudahkan penulis dalam

menyelesaikan masalah yang diangkat dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

3.5.1 Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah, Penulis melakukan wawancara langsung

kepada operator untuk mendapatkan informasi awal mengenai trouble yang

Mulai

Identifikasi

masalah

Studi

lapangan

Studi

literatur

dokumentasi observasi

Buku literatur

internet

Hasil penelitian dan

pembahasan

Kesimpulan dan saran

selesai

pengumpulan data

Page 47: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

32

terjadi. Selanjutnya melakukan observasi lapangan untuk melakukan pemeriksaan

air induction system, pengukuran RPM engine dan blow by engine.

3.5.2 Tahap Pengumpulan Data

Setelah mengidentifikasi masalah, penulis melakukan pengumpulan

sumber data yaitu studi lapangan dan studi literatur. Untuk studi lapangan,

penulis melakukan pengamatan langsung pada unit, untuk melakukan

pemeriksaan air induction system, melakukan pengukuran rpm engine dan blow

by engine serta pengambilan data hasil PAP oli mesin. Sedangkan studi literatur,

penulis melakukan mengumpulkan data berupa dokumen ETR, dan referensi dari

shop manual dan OMM GD825A-2.

3.5.3 Hasil dan Pembahasan

Pada tahap ini penulis melakukan proses analisa dan pembahasan dari data

yang telah diambil, selanjutnya membandingkan data tersebut dengan standar

yang ada pada shop manual apakah hasil pengukuran sesuai standar atau tidak.

Jika pengukuran tersebut tidak sesuai dengan standar, maka perlu dilakukan

penelitan lebih lanjut untuk mencari akar dari permasalah dengan menggunakan 8

langkah troubleshooting.

3.5.4 Kesimpulan dan Saran

Tahap ini, penulis menyimpulkan hasil dari analisa dan pembahasan yang

telah dilakukan, kemudian memberi saran perbaikan agar permasalahan yang

sama tidak terulang lagi.

Page 48: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah

Diketahui masalah dari salah satu customer PT. United tractors site batu

licin, yaitu PT. Jhonlin Baratama yang melaporkan salah unit komatsu GD825A-2

mengalami trouble yaitu unit mengalami engine lacks out-put dan sering terjadi

penambahan oli. Oleh karena itu, pihak PT. United Tractors site Batu licin selaku

company service customer produk Komatsu mengirim tim mekanik untuk

melakukan penanganan pada unit tersebut. Pada saat mekanik melakukan

pemeriksaan secara visual, ketahui oli keluar melalui hose air breather. Dengan

demikian maka unit harus breakdown. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan lebih

lanjut untuk mengetahui penyebab dari masalah tersebut.

Kegiatan yang dilakukan pertama kali adalah mengumpulkan data-data

keterangan pada unit tersebut dengan menggunakan metode wawancara.

Wawancara dilakukan kepada operator untuk mengetahui kondisi unit sebelum

terjadi trouble. Dari hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Pada saat beroperasi engine mengalami lacks out-put

2. Sering terjadi penambahan oli (terakhir penambahan oli 18 liter setelah

beroperasi selama 18 jam).

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada operator, maka penulis

menggunakan troubleshooting chart (lampiran III) untuk memecahkan masalah

tersebut. Berikut kemungkinan penyebab yang terjadi berdasarkan

troubleshooting chart yaitu:

1. Air cleaner buntu

2. Fuel filter buntu

3. Oli engine bocor

4. Perawatan tidak sesuai standar

Page 49: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

34

Flow chart engine lacks out-put

4.2 Pengumpulan Data

4.2.1 Pengumpulan Data Unit

Data terkait informasi unit alat berat grader yang telah di peroleh adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.1 Komatsu GD825A-2

Piston ring dan

cylinder aus

Air cleaner

buntu

Piston ring dan

cylinder aus

Penyebab engine

lacks output

Blow by tinggi

Oli mesin lebih

sering di tambah

Oli mesin

bocor

Tekanan kompresi

menurun

Tekanan

Injector lemah

Air cleaner

buntu

Fuel filter

buntu

Perawatan tidak sesuai standar

Spring Injector

lemah

Fatigue/life

time Oil Pan

/Seal bocor

Page 50: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

35

Pada gambar 4.1 adalah gambar yang penulis dapatkan pada saat melakukan

penelitian lapangan.

Tabel 4.1 Data unit

No Uraian Keterangan

1 Customer PT. Jhonlin Baratama

2 Mhacine Model GD825A-2

3 Mhacine Serial No. 121697

4 Engine Model S6D140E-2

5 Engine Number DA40202

6 Hours Meter 16574

Data terkait dengan unit dapat dilihat pada tabel 4.1, sedangkan data terkait HM

unit dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hours meter unit

4.2.2 Pemeriksaan dan Pengukuran

Setelah unit breakdown, maka dilakukan program pemeriksaan mesin

(PPM), pemeriksaan air induction dan fuel system. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengetahui data aktual yang akan di bandingkan dengan standar yang ada pada

shop manual. kegiatan pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Pengukuran RPM engine

Hasil pengukuran RPM engine:

a. Low idle : 580 RPM (standar 750 – 800 RPM)

b. High idle : 2194 RPM (standar 2600 – 2700 RPM)

2. Pengukuran blow by engine.

Data yang di dapat pada saat melakukan pengukuran blow by engine yaitu

terdapat pada gambar 4.3.

Page 51: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

36

Gambar 4.3 Pengukuran blow by engine

Hasil pengukuran blow by engine :

a. low idle : 500mmHg

b. High idle : <600mmHg

c. Standar : max 100mmHg pada rated speed

3. Air cleaner

a. Outer elemen

Pada gambar 4.4 Menunjukkan kondisi air cleaner outer element

mengalami kebuntuan akibat partikel yang menempel pada permukaan

air cleaner sehingga air cleaner tidak berfungsi sebagai penyaring

partikel yang berukuran kasar.

Gambar 4.4 Outer air cleaner

b. Inner element

Pada gambar 4.5 Menunjukkan kondisi air cleaner inner element

terdapat partikel-pertikel yang menempel pada permukaan filter

dikarenakan penyaringan di outer element tidak berfungsi.

Page 52: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

37

Gambar 4.5 Inner element

c. Housing air cleaner

Housing air cleaner terdapat tumpukan debu, kondisi

menunjukkan banyaknya debu yang menempel pada permukaan air

cleaner seperti pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Housing air cleaner

d. Seal washer air cleaner

Seal washer air cleaner aus dan karet mengeras, kemungkinan

tidak di ganti pada saat pergantian air cleaner sehingga partikel kasar

masuk ke ruang bakar. Komponen dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Seal washer air cleaner

e. Nut inner air cleaner

Nut inner air cleaner kendor sehingga debu masuk melalui celah

tersebut langsung ke engine tanpa penyaringan seperti pada gambar 4.8

Page 53: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

38

Gambar 4.8 Nut inner air cleaner

4. Turbocharger

Pemeriksaan yang dilakukan secara visual pada turbocharger yaitu

komponen tidak mengalami kebocoran atau kondisi turbocharger normal

seperti pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Turbocharger

4.2.3 Data Analisa Pelumas

Gambar 4.10 Hasil analisa pelumas

Dari hasil analisa pelumas menunjukkan nilai indeks Si, Al, Cr, Fe, Pb,

Cu, Sn, Ni, K, Ca meningkat secara signifikan seperti yang ada pada gambar 4.10,

yang menunjukkan keausan terjadi di dalam engine yang menyebabkan

kontaminasi ekstrim pada oli.

4.3 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data yang didapat pada saat malakukan pemeriksaan dan

pengukuran, bahwa hasil pengukuran RPM engine menunjukan pada saat low idle

Page 54: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

39

yaitu 580 RPM sedangkan standar pada shop manual adalah 750 -800 RPM dan

hasil pengukuran RPM pada high idle adalah 2.194 RPM sedangkan standar pada

shop manual yaitu 2.600 – 2.700 RPM, hal ini menunjukkan bahwa engine

mengalami lacks out-put.

Langkah selanjutnya, penulis melakukan pengukuran engine blow by dan

hasilnya pada saat low idle dan high idle yaitu >500mm.Hg. sedangkan standar

yang ditentukan adalah max 100mm.Hg Pada ratet speed, ini menunjukkan

adanya kebocoran kompresi akibat dari piston ring dan silinder mengalami

keausan. Dan ketika dilakukan pemeriksaan air induction pada komponen air

cleaner ditemukan adanya pertikel yang menumpuk pada permukaan outer

maupun inner element, kondisi dari seal washer aus dan kaku dan nut inner

element kendor sehingga udara yang masuk ke ruang bakar tidak tersaring pada

komponen air cleaner. Berdasarkan hystorical unit (lampiran II) komponen air

cleaner tidak pernah di ganti selama kurang/lebih satu tahun terakhir, hal ini yang

membuat komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik.

Dari hasil analisa pelumas menunjukkan nilai indeks silika/Si yang

mencapai 1.643 meningkat secara signifikan yang menyebabkan keausan terjadi

di dalam engine yang menyebabkan kontaminasi ekstrim pada oli.

Berdasarkan data hasil pemeriksaan, pengukuran dan laboratorium sampel

oli diatas menunjukan bahwa konsumsi oli mesin tinggi di sebabkan oli terbuang

melewati hose breather karena tekanan blow by yang terlalu tinggi sehingga oli

mesin pada cylinder blok terdorong ke luar melalui hosa air breather. Tingginya

blow by engine di sebabkan adanya kebocoran kompresi yang disebabkan keausan

ekstrim dari ring piston dan liner. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisa

pelumas dimana terdapat kontaminasi besar pada oli mesin yang berasal dari

material inner part engine, seperti piston ring dan cylinder liner.

Penyebab keausan ekstrim pada inner part engine adalah masuknya debu

kedalam engine (nilai Si/silika yang mencapai 1.643) yang kemudian merusak

komponen dalam engine. Penyebab masuknya debu kedalam engine karena tidak

melakukan perawatan yang sesuai dengan standar (tidak ada pergantian air

Page 55: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

40

cleaner selama kurang/lebih salama satu tahun) seperti yang ditemukan pada saat

pemeriksaan yaitu kondisi air cleaner kotor baik outer maupun inner element,

seal washer kaku dan aus dan nut inner element kendor sehingga ada celah

dimana debu bisa masuk ke sistem tanpa tersaring sama sekali yang dapat

menyebabkan keausan ekstrim pada inner part engine.

Jadi yang menyebabkan engine lacks out-put adalah perawatan yang tidak

sesuai dengan SOP, seperti yang telampir (hystorical unit) bahwa komponen air

cleaner tidak di ganti selama kurang/lebih satu tahun sehingga pada saat

melakukan pemeriksaan ditemukan kondisi air cleaner kotor baik outer maupun

inner element, seal washer kaku dan aus dan nut inner element kendor sehingga

udara yang masuk kedalam sistem tidak tersaring sama sekali yang dapat merusak

komponen inner part yang kemudian mengacu pada kebocoran kompresi yang

menyebabkan blow by engine tinggi sehingga RPM engine tidak tercapai atau

engine lacks out-put.

4.4 Upaya Perbaikan

Berdasarkan analisa diatas bahwa akar masalah terjadinya engine lacks

out-put disebabkan oleh debu yang masuk ke sistem tidak tersaring dengan

sempurna, sehingga debu tersebut merusak komponen inner part pada engine.

Untuk itu perlu adanya upaya perbaikan dengan menambah komponen pre

cleaner berupa sponge pada air filter sehingga diharapkan proses penyaringan

debu pada air filter akan lebih baik. Komponen sponge air filter dapat dilihat pada

gambar 4.11.

Gambar 4.11 Sponge air filter

Page 56: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

41

Gambar 4.12 Contoh pemasangan sponge pada air filter

Dengan adanya sponge yang berfungsi sebagai pre cleaner maka debu

yang masuk kedalam sistem (partikel kasar maupun partikel halus), dapat di

saring dengan maksimal. Contoh pemasangan sponge air filter dapat dilihat pada

gambar 4.12.

Page 57: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dalam bab IV bahwa yang menyebabkan engine

lacks out-put adalah tidak malakukan perawatan yang sesuai dengan prosedur,

terutama pada komponen air cleaner yang tidak di ganti kurang/lebih selama satu

tahun sehingga saat melakukan pemeriksaan ditemukan adanya pertikel yang

menumpuk pada permukaan outer maupun inner element, dan kondisi dari seal

washer aus dan kaku serta nut inner element kendor, sehingga ada celah dimana

debu bisa masuk ke sistem tanpa tersaring sama sekali. Hal ini menyebabkan

keausan ekstrim pada komponen inner part pada engine yang kemudian

menyebabkan kebocoran kompresi, dan naiknya tekanan blow by sehingga rpm

engine tidak tercapai atau engine lacks out-put.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya perhatian khusus untuk memastikan dilaksakanannya

perawatan berkala interval 250 jam dan melakukan pergantian komponen

air cleaner setelah enam kali pembersihan sesuai yang ada pada OMM

GD825A-2.

2. Agar permasalahan yang sama tidak terulang kembali, maka perlu adanya

modifikasi pada air filter seperti penambahan komponen berupa sponge

pada air filter agar dapat menyering debu dengan maksimal.

.

Page 58: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

43

DAFTAR PUSTAKA

Budi (2013) : Product Knowledge

Corder, A (1992) : Teknik Pemeliharaan. Erlangga. Jakarta

KOMATSU : Operation Maintenance Manual GD 825A-2

Nurhadi, Kulo Edi (2017) : Analisa Produktivitas Alat Berat Untuk Pekerjaan

Pembangunan Jalan. Universitas Sam Ratualangi. Manado

UT SCHOOL (2008) : Basic Course 1

UT School (2009) : Engine Diesel 1

Page 59: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

44

LAMPIRAN

Lampiran I

PT UNITED TRACTORS Tbk

REPORT NO. MACHINE MODEL GD 825A-2

REPORT DATE 20 Feb 17 MACHINE SERIAL NO. 121697

BRANCH / SITE BATULICIN ENGINE MODEL S6D140E-2

CUSTOMER BUSINESS MINING ENGINE NUMBER DA40202

CUSTOMER NAME PT JHONLIN BARATAMA SMR./HRS. 16.574

MACHINE LOCATION SUNGAI DUA DELIVERY DATE

TSR NO TROUBLE DATE

STATUS WARRANTY LIFETIME COMPONENT

CORRECTED DATE

COMP PRODUCT KRA / UTR / KLTD /

UT OTHERS ACCIDENT PREMATURE FAILURE

Comment : Nilai Indeks PQ,CR,PB,FE,Si,Cu,dan Al meningkat secara signifikan,kotoran masuk ke dalam engine. Keausan terjadi pada PUMP,Liners

Piston,Rings,Cranckshaft,Cam shaft,atau bearing.Segera hentikan unit untuk menemukan sumber masalah,temukan sumber masuknya

kotoran,Periksa kerusakan seal,gasket,dan inspeksi system pemasukan udara.Bersihkan / ganti air filter,Lakukan perbaikan,segera ganti

oli dan filter,buka potongan filter,dan ispeksi adanya pertikel besar.Ambil sampel kembali setelah 50 Jam.Bilas kompartment untuk meng-

Dari Hasil pengukuran dan laboraturium oil sampel diatas menunjukan bahwa konsumsi oli engine tinggi di sebabkan oli terbuang melewati hose breather

karena tekanan blow by yang terlalu tinggi sehingga oli engine di oil pan terdorong ke luar melalui breather

Tingginya blow by engine di sebabkan adanya kebocoran kompressi yang di sebabkan keausan extrim dari ring piston dan liner,Hal ini di tunjukkan dengan

hasil analisa pelumas dimana terdapat kontaminasi besar pada engine oil yang berasal dari material inner part engine,seperti piston,ring,liner crancshaft

bushing,bearing dll.

Low Idle : 580 Rpm

High Idle: 2194 Rpm

Hydraulic relief : 2142 Rpm

Analysis:

Standard: Max 100 mmH2O Pada rated speed

7. Hasil pengukuran Engine oil pressure :

Low Idle: 2,6 Kg/cm² ( STD: Min 1 Kg/cm² )

High Idle: 5,1 Kg/cm² ( STD: 3,0 - 5,1 Kg/cm² )

8. Hasil Pengukuran Engine RPM :

hilangkan kontaminasi.

6. Hasil pengukuran Blow by Engine :

Low idle: 500 mmH2O

High Idle : > 600 mmH2O

5. Hasil analisa pelumas tanggal terakir menunjukan kontaminasi extrem pada oli engine sbb:

DATA:

1. HM Unit 16574

2. Engine ex KRA,di pasang pada tanggal 19 Januari 2015 HM: 13096

3. Umur engine 3478 Hrs

4. Terjadi trouble penambahan oli yang extrim mencapai 1 liter/jam, (terakir penambahan oli 18 liter setelah operasi 18 Jam)

FAILURE ( Crack, Dent, Worn, Scratch, Short Circuit, Burn, Bend, Loose, Rusty, Pitting, Broken, etc )

PISTON GROUP & LINER WORN OUT

MAIN PART CAUSING THE PROBLEM (PART NO.)

ENGINE

COUSED ANALISYS (Describe detail of failure, analysis the cause, operating condition & ATTACHED PHOTOGRAPHS or Drawing)

EMERGENCY TROUBLE REPORT

NOT WARRANTY

INFORMATIAN : REDO TROUBLE SHOOTING

SYMPTOM

ENGINE OIL CONSUMPTION TO HIGH

Page 60: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

45

* kondisi air cleaner kotor,seal washer air cleaner outer yang sudah aus ( tidak di ganti saat penggantian air cleaner )

* Inner air cleaner kotor yang mengindikasikan debu masuk ke inner tanpa di saring oleh outer air cleaner ( seharusnya inner air cleaner tidak bisa kotor

atau buntu karena debu kasar akan tersaring di outer dan tidak bisa mencapai inner)

* Nut & seal washer inner air cleaner kendor sehingga ada celah dimana debu bisa masuk ke engine tanpa tersaring sama sekali.

Berikut fot dari hasil pemeriksaan:

komponen dalam engine.

Setelah di lakukan pemeriksaan lebih lanjut di dapati penyebab masuknya debu ke engine karena MISMAINTENANCE, yakni ditemukan:

COUSED ANALISYS (Describe detail of failure, analysis the cause, operating condition & ATTACHED PHOTOGRAPHS or Drawing)

Penyebab keausan extrim di inner part engine adalah masuknya debu ke dalam engine ( Nilai Si/Silica yang mencapai 1643) yang kemudian merusak

Foto Unit : MGK 01 OIl filter dan fuel filter UT PARTS Unit serial number : 121697

Engine serial number : DA-40202 SMR HM : 16574 Kondisi turbo charger normal

Blow by engine mencapai 500 mmH₂O,saat low idle

Pengukuran engine oil pressure saat low idle (2,6 Kg/cm²)

Pengukuran engine oil pressure saat High idle (5,1 Kg/cm²)

Bekas kebocoran oli engine melalui hose breather

Kondisi air compressor normal (setelah compressor di unload,blow by engine tetap tinggi indikasi tidak ada kerusakan compressor

Oli engine keluar melalui breather saat pengukuran blow by

Page 61: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

46

REPORTED BY CHECKED / APROVAL BY

( Mochamad Arif ) ( )

COUSED ANALISYS (Describe detail of failure, analysis the cause, operating condition & ATTACHED PHOTOGRAPHS or Drawing)

Seal washer air cleaner aus & karet keras,kemungkinan tidak di ganti saat penggantian air cleaner

Kondisi air cleaner outer buntu Kondisi air cleaner inner buntu (seharusnya tidak mungkin karena debu kasar tersaring di outer)

Nut inner air cleaner kendor sehingga debu kasar masuk melalui celah tersebut langsung ke engine tanpa panyaringan

Housing air cleaner kotor,banyak tumpukan debu

Dust indikator tidak mendeteksi buntu walaupun aktualnya air cleaner buntu karena ada kebocoran di saluran hisap/air cleaner.

Page 62: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

47

Lampiran II

Page 63: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

48

Page 64: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

49

Page 65: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

50

Page 66: ANALISA PENYEBAB ENGINE LACKS OUT-PUT PADA UNIT …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/150309264591_2018.pdf · jurusan teknik mesin alat berat balikpapan 2018. i analisa penyebab engine

51

Lampiran III


Recommended