+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya...

Date post: 03-Mar-2019
Category:
Upload: ngothuan
View: 228 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA The Cause Delay Factors Analysis of Project Construction Implementation Influence for CostSKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh: HASOLOAN BENGET SIANIPAR NIM I 0107086 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Transcript
Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN

PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI PENGARUHNYA

TERHADAP BIAYA

“The Cause Delay Factors Analysis of Project Construction Implementation Influence for Cost”

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh:

HASOLOAN BENGET SIANIPAR NIM I 0107086

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

HASOLOAN BENGET SIANIPAR, 2012, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Pengaruhnya Terhadap Biaya, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Suatu proyek cenderung akan mengalami keterlambatan apabila perencanaan dan pengendalian tidak dilakukan dengan tepat. Berbagai hal dapat terjadi dalam proyek konstruksi yang dapat menyebabkan bertambahnya waktu pengerjaan sehingga peyelesaian proyek menjadi terlambat. Tujuan dilakukan penelitian adalah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di wilayah karasidenan Surakarta serta menerangkan hubungan faktor keterlambatan tersebut terhadap pemakaian biaya.

Pengolahan data ini menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00. teknik analisis data menggunakan uji validitas, reliabiliitas, teknik analisis faktor, uji asumsi klasik, dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini yaitu 3 faktor baru yang diperoleh dari hasil ekstraksi analisis faktor adalah: Perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan (Xb1), Koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja (Xb2), Sistem evaluasi dan perencanaan (Xb3) serta menghasilkan satu model persamaan linier berganda untuk menerangkan hubungan ketiga faktor di atas dengan biaya.

Kata kunci : Analisis Faktor, keterlambatan proyek konstruksi, biaya.

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

HASOLOAN BENGET SIANIPAR, 2012, The Cause Delay Factors Analysis of Project Construction Implementation Influence for Cost, Thesis, Civil Engineering Faculty, Surakarta Sebelas Maret University.

A construction project tendency will get delay if palnning and controlling did not do appropriately. Many thing could be happen in construction project that caused increase doing time, so project implementation would be late. Objective of the research is to identify and to classify the cause delay factors of implementation construction project in Surakarta residency area and to explain the caused delay factors with cost relationship.

Data procession done using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 17.00. a technique of analizing data used are validity, reliability, analysis factor technique, assumption classic test, and multiple linier regretion.

The result From of the Research found that 3 new factors that get it from extraction result of analysis factor technique are : Scope and contract document exchange (Xb1), Koordination, Resource transportation, and employee skill (Xb2), avalution and planning system (Xb3) and produced a equation model of multiple linier regretion to explain relation factors third above with cost.

Keyword : factor Analysis, construction project delay, cost.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena dengan berkat

dan anugerahNya aruh Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi

Pengaruhnya terhadap Biaya”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dai berbagai pihak, banyak

kendala yang sulit untuk peneliti pecahkan hingga terselesaikannya penuyusunan

skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin ucapkan terima kasih kepada :

1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret beserta staf.

2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakrta beserta Staf.

3. Widi Hartono, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I.

4. Ir. Suyatno K, MT selaku Dosen Pembimbing II.

5. Dr.techn.Ir. Sholihin As’ad, MT selaku Pembimbing Akademik.

6. Ir. Delan Soeharto, MT dan Ir. Sugiyarto, MT selaku Dosen Penguji.

7. Rekan-rekan masiswa teknik sipil angkatan 2007 dan semua pihak yang

telah membantu penulis secara langsung dan tidak langsung yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

8. Segenap Staf Pengajar dan Staf Administrasi Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak

yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri.

Surakarta, September 2012

Penulis

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4

2.2. Dasar Teori .................................................................................... 7

2.2.1. Keterlambatan Proyek ....................................................... 7

2.2.2. Penyebab Keterlambatan ................................................... 8

2.2.3. Jenis-Jenis Keterlambatan (Type of Delays) ...................... 10

2.2.4. Dampak Keterlambatan ..................................................... 11

2.2.5. Pertanggungjawaban Keterlambatan (Delay Responsibility) 15

2.2.6. Komponen Biaya Proyek Konstruksi ................................ 15

2.2.6.1. Biaya Langsung Proyek Konstruksi ................... 17

2.2.6.2. Biaya Tidak Langsung Proyek Konstruksi .......... 17

2.2.7. Penelitian Sejenis ............................................................... 21

2.2.8. Analisis Faktor (Factor Analysis) ...................................... 22

2.2.9. Tahapan Analisis Faktor .................................................... 23

2.2.10. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 26

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2.2.11. Statistik ............................................................................. 27

2.2.12. SPSS (Statistical Product and Service Solution) ............... 31

2.2.13. Rancangan Kuisoner .......................................................... 32

2.2.14. Populasi dan Sampel Serta Jumlah Sampel ....................... 36

2.2.14.1. Populasi ................................................................... 36

2.2.14.2. Sampel ..................................................................... 36

2.2.14.3. Jumlah Sampel ........................................................ 36

2.2.15. Metode Pengumpulan Data................................................ 37

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 40

3.2. Responden .................................................................................... 42

3.3. Objek Penelitian ............................................................................ 42

3.4. Data Primer ................................................................................... 42

3.5. Profil Responden, Profil Proyek, dan Persepsi Responden ........... 42

3.6. Perancangan Kuisioner .................................................................. 43

3.7. Metode Analisis Data .................................................................... 44

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinjauan Umum ............................................................................. 46

4.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 47

4.3. Deskripsi Responden ..................................................................... 47

4.3.1. Karekteristik Responden Berdasarkan Jabatan

dalam Perusahaan ............................................................... 49

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

dalam Perusahaan ............................................................... 50

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ............................................................................... 51

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................ 52

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 53

4.4. Deskripsi Proyek............................................................................ 54

4.4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Proyek Konstruksi ............................................................... 54

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4.4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Kontrak

Proyek Konstruksi ............................................................... 55

4.4.3. Karakteristik Apakah dalam Pelaksanaan Proyek

Konstruksi Sering Mengalami Keterlambatan .................... 56

4.5. Analisis Data.................................................................................. 57

4.5.1. Uji Validitas dan Realibilitas............................................... 59

4.5.1.1. Uji Validias ................................................................. 59

4.5.1.2. Uji Realibilitas ............................................................ 60

4.5.2. Analisis Faktor..................................................................... 61

4.5.2.1. Uji KMO dan Bartlett’s Test .................................. 61

4.5.2.2. Ekstraksi Faktor (Factor Extructed) ...................... 62

4.5.2.3. Rotasi Faktor .......................................................... 63

4.5.3. Uji Asumsi Klasik / Analisis Ekonometrik ......................... 66

4.5.4. Regresi Linier Berganda ...................................................... 72

4.5.5. Koefisien Determinasi Berganda ......................................... 73

4.5.6. Pembahasan ......................................................................... 74

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................... 76

5.2. Saran .............................................................................................. 77

PENUTUP ...................................................................................................... xiv

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xv

LAMPIRAN ................................................................................................... xvii

Lampiran A Kuisioner Penelitian .................................................................. L-1

Lampiran B Tabel R dab Hasil Uji SPSS ...................................................... L-2

Lampiran C Surat-Surat Skripsi ..................................................................... L-3

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

LAMPIRAN

xvii

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengingat begitu rumit dan kompeksnya proyek konstruksi maka diperlukan

fungsi manajemen yang baik yaitu kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan,

dan kegiatan pengendalian. Suatu proyek dikategorikan sukses apabila tepat

biaya/anggaran, tepat mutu, dan tepat waktu. Ketiga kendala (constraint) ini

merupakan tolok ukur keberhasilan suatu proyek konstruksi.

Suatu proyek cenderung akan mengalami keterlambatan apabila perencanaan dan

pengendalian tidak dilakukan dengan tepat. Berbagai hal dapat terjadi dalam

proyek konstruksi yang dapat menyebabkan bertambahnya waktu pengerjaan,

sehingga peyelesaian proyek menjadi terlambat. Menurut Suyatno (2010) terjadi

keterlambatan peyelesaian proyek Pasar Kleco di wilayah Ska disebabkan

menurunnya produktivitas tenaga kerja karena bertepatan dengan bulan puasa,

butuhnya waktu untuk relokasi pedagang ke pasar darurat habis lebaran. Begitu

pula dengan keterlambatan yang terjadi pada proyek pembangunan di UNS yang

disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek

UNS dan DPU Surakarta tahun 2009).

Proyek sering mengalami keterlambatan. Jeleknya, keterlambatan proyek sering

berulang pada aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi karena

pelaku proyek sering menganggap remeh keterlambatan proyek dan tidak

menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran dan pengalaman penting dalam

pelaksanaan proyek berikutnya. Keterlambatan proyek akan berdampak pada

aspek lain dalam proyek. Sebagai contoh, meningkatnya biaya untuk usaha

mempercepat pekerjaan dan betambahnya biaya overhead proyek. Dampak lain

yang juga sering terjadi adalah penurunan kualitas karena pekerjaan terpaksa

dilakukan lebih cepat dari yang seharusnya sehingga memungkinkan beberapa hal

teknis dilanggar demi mengurangi keterlambatan proyek

1

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Menurut Praboyo (1999), keterlambatan pelaksanaan proyek umumnya selalu

menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor karena

dampak keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang

menjadi penyebab, juga tuntutan waktu, dan biaya tambah.

Keterlambatan pelaksanaan proyek memberikan pengaruh yang cukup berarti

terhadap biaya. Tambahan biaya yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa baik

berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung merupakan suatu keharusan

untuk mengejar keterlambatan pelaksanaan proyek demi nama baik sebuah

perusahaan. Tidak jarang ditemukan suatu proyek yang terkadang biaya tidak

langsungnya lebih besar dari biaya langsung. Biaya tidak langsung ini merupakan

biaya overhead, baik yang berkaitan dengan proyek atau kantor pusat.

Pada penelitian ini akan dianalisis mengenai faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi serta mengetahui

pengaruhnya terhadap biaya di wilayah kota Surakarta. Analisis terhadap faktor-

faktor penyebab keterlambatan ini penting supaya Penyedia Jasa dan pihak-pihak

yang terkait dalam jasa konstruksi dapat mengambil langkah dan solusi yang tepat

untuk mengatasi problem keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang sering

berulang dan berakibat pada peningkatan biaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan

pekerjaan proyek konstruksi?

2. Bagaimana pengaruh dari faktor-faktor tersebut pada poin 1 terhadap

penggugunaan biaya?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut :

1. Penelitian hanya dilakukan terhadap Peyedia Jasa dalam hal ini kontraktor

yang berada di wilayah kota Surakarta dan terdaftar sebagai anggota GAPENSI

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Surakarta serta sudah pernah mengerjakan proyek pembangunan gedung

bertingkat dan proyek jalan.

2. Metode pengumpulan data dengan cara kuisioner dan tanya jawab.

3. Jumlah responden yg dibutuhkan yaitu 4 atau 5 kali jumlah faktor yang

dianalisis.

4. Analisis data menggunaan teknik Analisis Faktor dan Analisis Regresi Linier

Berganda dengan bantuann program SPSS v.17.00

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi

2. Menerangkan keterkaitan faktor keterlambatan tersebut terhadap biaya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan pengetahuan paling tidak informasi mengenai faktor-faktor

penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi serta

pengaruhnya terhadap penggunaan biaya. Dengan demikian diharapkan dapat

memberikan peluang bagi pengembangan penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang

terjadi berulang kali dan berefek pada penambahan biaya. Dengan demikian

diharapkan para praktisi jasa konstruksi dalam hal ini kontraktor menyadari

pentingnya mengetahui faktor-faktor tersebut agar dapat menemukan solusi yg

tepat sehingga pelaksanaan proyek selanjutnya tidak mengalami keterlambatan.

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Mehzer et al,1998 mengenai faktor

penyebab keterlambatan proyek konstruksi di Lebanon dari persepsi owner,

kontraktor dan perusahaan konsultan/arsitektur menemukan bahwa owner lebih

berfokus pada persoalan keuangan sedangakan kontraktor dengan permasalahan

kesepakatan kontrak dan konsultan menjadikan manajemen proyek sebagai

persoalan yang paling penting.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Kuwait melalui wawancara terhadap 450

perusahaan owner dan pengembang secara acak menyimpulkan bahwa faktor

utama penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi adalah perubahan

rencana, masalah pembayaran oleh owner, dan kurangnya pengalaman owner

(Koushki et al, 2005).

Beberapa peneliti sudah menyelidiki dampak dari keterlambatan penyelesaian

proyek konstruksi dan menyimpulkan bahwa peningkatan biaya adalah dampak

utama dari keterlambatan (Sambasivan et al., 2007 ; Aibinu et al., 2002 ; Faridi et

al., 2006 ; Kaliba et al., 2009).

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek serta melibatkan banyak

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan banyaknya pihak

yang terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat

besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik

yang cukup tinggi (Wulfram I. Ervianto, 2005 : 11).

4

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Odeh et al, 2002 menyatakan kontraktor dan konsultan setuju bahwa campur

tangan owner, kontraktor yang kurang berpengalaman, masalah keuangan dan

pembayaran, produktifitas pekerja, pengambilan keputusan yang lambat,

perencanaan yang tidak tepat, dan subkontraktor yang tidak kualifikasi merupakan

sepuluh penyebab utama keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di Joran.

Assaf dan Al-Heiji (2006) mendiskusikan faktor keterlambatan dalam banyak

proyek konstruksi di Arab Saudi. Terdapat 73 faktor penyebab utama yang

teridentifikasi selama penelitian. Mereka menyimpulkan bahwa faktor utama

penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi menurut persepsi owner,

kontraktor dan konsultan yaitu perubahan perencanaan.

Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur,

utamanya digunakan untuk mereduksi data atau mengklasifikasikan, dari variable

yang banyak diubah menjadi sedikit variabel baru yang disebut faktor dan masih

memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original

variable) (J. Supranto, 2010 : 114).

Menurut Alifen et al, 2000 (Dalam I.A.Rai Widhiawati, 2009), keterlambatan

proyek seringkali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemiik dan

kontraktor, sehingga akan menjadi sangat mahal nilainya baik ditinjau dari sisi

kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan

kontrak, disamping itu kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead

selama proyek masih berlangsung. Dari sisi pemilik, keterlambatan proyek akan

mambawa dampak pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian

fasilitasnya

Perkiraan biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating)

kemingkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan

atas informasi yang tersedia pada waktu itu (National Estimating Society-USA

dalam Imam Soeharto, 1995).

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Menurut AACE (The American Association of Cost Engineer) cost engineering

adalah area dari kegiatan engineering dimana pengalaman dan pertimbangan

engineering dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan di

dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya (Imam Soehatro, 1995)

Keterlambatan dari penyelesaian proyek konstruksi berpengaruh terhadap biaya

langsung proyek. Dalam kasus proyek pembangunan gedung dan fasilitas,

kesulitan meningkat ketika owner berasal dari pihak pemerintah. Dampak

keterlambatan dalam kasus ini termasuk dalam kekacauan peraturan rencana

pengembangan umun, gangguan terhadap rencana pencairan anggran dana pada

pemerintah dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keterlambatan proyek

terhadap masyarakat. Keterlambatan yg terjadi dari sisi kontraktor menyebabkan

waktu penyelesaian proyek menjadi lebih lama, meningkatnya biaya overhead dan

menyebabkan kontraktor terjebak dalam proyek tersebut (Al-Kharashi dan

Skitmore, 2009).

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2.2 Dasar Teori

2.2.1. Keterlambatan Proyek

Keterlambatan proyek konstruksi berarti betambahnya waktu pelaksanaan

penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen

kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan

dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan

mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan

langsung mapun tidak langsung. Peran aktif manajemen merupakan salah satu

kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek

diperlukan untuk menentukan langkah perubahan mendasar agar keterlambatan

penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi.

Menurut Levis dan Atherley, 1996 (dalam Suyatno, 2010), jika suatu pekerjaan

sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena

suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan pekerjaan itu

menglami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada perencanaan semula serta

pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek

konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatnya biaya maupun

keduanya. Adapun dampak keterlambatan pada klilen atau owner adalah

hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain,

meningkatkan biaya langsung yang dikeluarkan yang berarti bahwa bertambahnya

pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan dan lain sebagainya serta

mengurangi keuntungan.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2.2.2. Penyebab Keterlambatan

Menurut Kraiem dan Dickmann (dalam Praboyo, 1999), penyebab-penyebab

keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dapat dikategorikan dalam 3 kelompok

besar yakni:

(1) Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delay),

yakni keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan

pemilik proyek.

(2) Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non-Excusable Delay), yakni

keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan

pemilik proyek.

(3) Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delay), yakni keterlambatan

yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik pemilk maupun

kontraktor.

Sedangkan menurut Ahmed et al, 2003 penyebab keterlambatan dibagi menjadi

dua kategori, yaitu ;

(1) Faktor Eksternal

(2) Faktor Internal

Faktor keterlambatan internal timbul dari empat pihak yang terlibat dalam proyek

pengadaan jasa konstruksi. Pihak-pihak tersebut yaitu owner, kontraktor,

konsultan perencana, dan konsultan pengawas sedangkan faktor keterlambatan

eksternal disebabkan pihak diluar keempat pihak tadi antara lain pemerintah,

supplier, dan cuaca.

Ahmed et al (2003) dan Alaghbari (2005) menyebutkan faktor-faktor penyebab

keterlambatan yang terjadi pada proyek-proyek konstruksi di Malaysia.

(1) Faktor yang disebabkan oleh kontraktor

a. Keterlambatan pengiriman material ke lokasi proyek

b. Kekurangan material di lapangan

c. Kesalahan dan cacat dalam pekerjaan

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

d. Tenaga kerja yang minim akan keahlian dan pengalaman

e. Kurangnya area kerja di lapangan

f. Produktivitas rendah

g. Masalah keuangan

h. Kurangnya koordinasi

i. Subkontraktor yang kurang ahli

j. Kekurangan peralatan di lapangan

k. Seitem manajemen yang lemah

(2) Faktor yang disebabkan oleh konsultan

a. Kurangnya tenaga ahli profesional

b. Kurangnya pengalaman konsultan

c. Kurangnya pengalaman dan keahlian di bidang manajemen dan

pengawasan

d. Lambat dalam pengawasan dan pengambilan keputusan

e. Dikumen yang tidak lengkap

f. Lambat dalam memberikan perintah

(3) Faktor yang disebkan oleh owner

a. Belum menguasai bidang pekerjaan

b. Lambat dalam membuat keputusan

c. Kurangnya koordinasi dengan kontraktor

d. Perubahan kontrak (adanya pruabahan rencana dan spesifikasi)

e. Masalah keuangan (keterlambatan pembayaran, kesulitan keuangan, dan

masalah ekonomi)

(4) Faktor Eksternal

a. Tidak tersedianya material/bahan di pasar

b. Tidak tersedianya peralatan

c. Kondisi cuaca yang buruk

d. Lokasi/area proyek yang buruk

e. Keadaan ekonomi yang buruk (inflasi, nilai mata uang melemah, dll)

f. Perubahan peraturan dari pemerintah

g. Mobilisasi yang lambat

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2.2.3. Jenis-Jenis Keterlambatan (Type of Delays)

Menurut Ahmed et al, 2003 keterlambatan dikelompokkan menjadi tiga kategori

sesuai dengan kesepakatan kontrak, yaitu :

(1) Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non-excusable delays)

(2) Keterlambatan yang dapat dimaafkan tetapi tidak layak mendapat ganti rugi

(excusable non-compensable delays)

(3) Keterlambatan yang dapat dimaafkan dan layak mendapat ganti rugi

(excusable compensable delays), dan

(4) Keterlambatan yang terjadi bersamaan (concurrent delays)

Secara umum, keterlambatan dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu :

(1) Keterlambatan yang tidak dapat dan dapat dimaafkan (excusable and non-

excusable delays)

(2) Keterlambatan yang layak dan tidak layak mendapat ganti rugi (compensable

and non-compensable delays), dan

(3) Keterlambatan yang terjadi bersamaan (concurrent delays)

Compensable Delays

Compensable delays pada umumnya disebabkan oleh owner dan perwakilannya.

Penyebab yang paling utama dari compensable delays yaitu ketidaksesuaian

gambar dan spesifikasi, compensable delay dapat juga timbul karena kegagalam

owner dalam memberikan gambar kerja secara tepat, perubahan desain dan

material oleh owner. Kontraktor berhak mendapatkan tambahan biaya dan waktu

sebagai akibat dari compensable delay oleh owner (Alaghbari, 2005).

Non-Excusable Delays

Keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor, subkontraktor dan supplier

bukan owner. Kontraktor berhak mendapat kompensasi ganti rugi dari

subkontraktor dan supplier bukan dari owner. Oleh kerna itu, non-excusable

delays tidak mendapat biaya dan waktu tambahan dari pihak owner (Alaghbari,

2005).

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Excusable Delays

Excusable delays dikenal juga sebagai “force majeure” delays yang merupakan

jenis keterlambatan yang ketiga. Keterlambatan ini juga sering disebut “act of

God”.Pada kontrak sering dinyatakan bahwa kontraktor berhak mendapatkan

tambahan waktu dalam penyelesaian proyek jika keterlambatan disebabkan oleh

excusable delays tapi tidak mendapat tambahan biaya (Alaghbari, 2005).

Concurrent Delays

Yaitu keterlambatan yang disebabkan oleh beberapa penyebab secara bersamaan

dan faktor keterlambatan ini identik. Oleh karena keterlambatan ini terjadi

bersamaan dalam suatu periode waktu maka menyebabkan kesulitan untuk

menghitung jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan sebagai dampak dari

keterlambatan ini (Alaghbari, 2005).

2.2.4. Dampak Keterlambatan

Menurut Levis dan Atherley, 1996 (dalam Suyatno, 2010), keterlambatan akan

berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan.

Keterlamabatan dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi

proyek atau meningkatnya biaya maupun keduanya. Adapun dampak

keterlambatan pada owner adalah hilangnya potensial income dari fasilitas yang

dibangun tidak sesuai waktu yang ditetepkan, sedangkan pada kontraktor adalah

hilangnya kesempatan untuk mendapatkan sumber dayanya ke proyek lain,

meningkatnya biaya tidak langsung (indirect cost) karena bertambahnya

pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan serta mengurangi keuntungan.

Obrien JJ, 1976 (dalam Suyatno, 2010), menyimpulkan bahwa dampak

keterlambatan menimbulkan kerugian :

1. Bagi pemilik, keterlambatan menyebabkan kehilangan penghasilan dari

bangunan yang seharusnya sudah bisa digunakan atau disewakan.

2. Bagi kontraktor, keterlambatan penyelesaian proyek berarti naiknya overhead

kerena bertambah panjang waktu pelaksanaan, sehingga merugikan akibat

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kemungkinan naiknya harga karena inflasi dan naiknya upah buruh, juga akan

tertahannya modal kontraktor yang kemungkinan besar dapat dipakai untuk

proyek lain.

3. Bagi konsultan, keterlambatan akan mengalami kerugian waktu, karena

dengan adanya keterlambatan tersebut konsultan yang bersangkutan akan

terhambat dalam mengagendakan proyek lainnya.

Berdasarkan hasil laporan (proceeding) konferensi sains mengenai keterlambatan

peyelesaian proyek konstruksi di Malaysia menyimpulkan bahwa terdapat enam

dampak/efek yang diakibatkan dari keterlambatan penyelesaian proyek tersebut.

Keenam dampak/efek itu antara lain (1) Tambahan Waktu (Time Overrun), (2)

Tambahan Biayan (Cost Overrun), (3) Perselisihan (Dispute), (4) Arbitrasi

(Arbitration), (5) Proses Pengadilan (Litigation), (6) Keadaan tertinggal

(Abandonment) (Mohammad Abedi, PhD., Professor. Dr. Mohammad Fadhil

Mohamad., Dr. Mohammad Syazli Fathi).

(1) Time Overrun

Murali et al (2007) mengungkapkan bahwa faktor keterlambatan yang

berhubungan dengan kontraktor dan owner seperti kurangnya pengalaman

kerja kontraktor dan banyaknya campur tangan owner sehingga menimbulkan

peningkatan durasi/waktu pengerjaan proyek. Di samping itu, Aibinu dan

Jagboro (2002) mempelajari dan menyimpulkan bahwa dampak utama dari

keterlambatan proyek adalah bertambahnya durasi.

(2) Cost Overrun

Mengenai cost overrun Koushki et al.,(2005) mengidentifikasi tiga peyebab

utama keterlambatan proyek, yaitu masalah intern kontraktor, masalah

material, masalah keuangan oleh owner sedangkan Wiguna dan Scott (2005)

mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan keterlambatan, yaitu

inflasi/kenaikan harga material, perubahan desain oleh owner, cuaca buruk,

keterlambatan pembayaran oleh owner.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

(3) Disputes

Perselisihan atau sengketa merupakan dampak utama dari keterlambatan

penyelesaian proyek konstruksi yang bisa disebabkan oleh berbagai pihak

seperti kontraktor, konsultan, owner, maupun pihak luar. Kurangnya

komunikasi menyebabkan perbedaan persepsi, konflik,dan perselisihan. Oleh

karena itu sebagai seorang mamajer proyek harus memiliki kemempuan

komunikasi yang baik dalam menjalankan sebuah proyek. Menurut Murali et

al.,(2007) factor kurangnya komunikasi yang baik antara berbagai pihak,

kondisi lapangan yang tak terduga, keterlambatan pembayaran untuk

penyelesaian pekerjaan, metode konstruksi yang kurang tepat, keterlambatan

yang disebabkan oleh subkontraktor dan ketidak sesuaian dengan isi dokumen

kontrak akan menimbulkan perselisihan antar berbagai pihak. Selanjutnya

apabila perselisihan tidak dapat diselesaiakan secara damai dapat

menyebabkan arbitrasi dan penyelesaian melalui proses pengadilan.

(4) Arbitration

Menurut Murali et al., (2007) keterlambatan yang disebabkan oleh pihak

kontraktor maupun owner yang meliputi perubahan rencana, kesalahan atau

ketidak sesuaian dengan isi dokumen kontrak dan kurangnya komunikasi

antara berbagai pihak dapat menimbulkan perselisihan yang akan

diselesaiakan melalui proses arbitrasi. Untuk keadaan ini dibutuhkan pihak

ketiga yang dapat menyelasaiakan perselisihan secara damai tanpa harus

proses pengadilan.

(5) Litigation

Menurut Murali et al., (2007) ketika keterlambatan yang disebabkan oleh

owner, kontraktor, pekerja, eksternal, dan hubungan kontrak misalnya

keterlambatan dalam pembayaran penyelesaian pekerjaan, masalah kondisi

lapangan, dan kurangnya tenaga kerja yang menimbulkan perselisihan dan

harus diselesaikan melalui proses pengadilan. Pihak-pihak yang terlibat pada

proyek konstruksi menggunakan proses pengadilan sebagai alternatif terakhir

dalam penyelesaian perselisihan.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(6) Abandonment

Dampak yang paling merugikan dari keterlambatan penyelesaian proyek

adalah abondemen yang dapat terjadi sementara atau bila kondisi proyek

memburuk bisa terjadi selama proses konstruksi. Penyebab utamanya adalah

berbagai pihak yang terlibat dalam proyek dan menjadi dampak utama dari

keterlambatan proyek. Aibinu dan Jagboro (2002) mempelajari dampak dari

keterlambatan penyelesaian proyek pada industry konstruksi di Nigeria.

Mereka menyimpulkan bahwa total abandonment merupakan dampak utama

dari keterlambatan peyelesaian proyek.

Kesimpulan (Finding)

Dari semua ulasan literature di atas didapat enam dampak dari keterlambatan

penyelesaian proyek yang digambarkan dalam diagram tulang ikan di bawah ini.

Gambar 2.1 Diagram Tulang Ikan Dampak Keterlambatan Penyelesaian

Proyek

Time Overrun Cost Overrun Dispute

Abandonment Litigation Arbitration

Effect of Delays

Fish-Bone Diagram of six effect of the construction delays

Sumber : Aibinu and Jagboro (2002)

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2.2.5. Pertanggungjawaban Keterlambatan (Delay Responsibility)

Menurut Ahmed et al, 2003 pertanggungjawaban keterlambatan berhungungan

dengan kinerja kontraktor yang layak mendapat apresiasi atau seballiknya

kontraktor harus dikenakan biaya dan waktu tambahan untuk menyelesaiakan

proyek sebagai dampak keterlambatan yang disebabkannya.

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dikategorikan menjadi :

(1) Tanggung jawab owner (pemilik) : kontraktor berhak atas tambahan waktu

dan biaya

(2) Tanggung jawab kontraktor dan subkontraktor : kontraktor harus

melakukan perbaikan atas kegagalan fisik bangunan atas kinerjanya dan

bisa mendapat penalty.

(3) Pihak lain (Act of God) : kontraktor akan mendapatkan tambahan waktu

untuk menyelesaikan proyek tetapi tidak untuk biaya. Serta kegagalan fifik

yang disebabkan oleh “act of God” tidak menyebabkan penalty bagi

kontraktor.

2.2.6. Komponen Biaya Proyek Konstruksi

Pada perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, komponen yang

terkait di dalamnya adalah biaya, mutu, dan waktu. Ketiga komponen tersebut

merupakan suatu batasan yang harus dipenuhi oleh kontraktor. Ketiga batasan

diatas disebut sebagai kendala (triple constraint) (Ahuja ; Dozzi ; Abourizk,

1994). Terkait dengan penjelasan di atas, komponen terpenting dari ketiga batasan

di atas adalah biaya. Hal ini berkaitan langsung dengan terlaksana atau tidaknya

suatu proyek. Dalam proses pelelangan pun kontraktor harus dapat mengestimasi

biaya proyek sebaik mungkin agar dapat bersaing dengan kontraktor lainnya.

Setelah proyek konstruksi dimenangkan, maka langkah selanjutnya yang harus

dilakukan oleh kontraktor adalah mengupayakan pengawasan dan pengendalian

anggaran biaya yang telah ditetapkan dalam kontrak konstruksi sesuai dengan

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

perencanaan sebelumnya. Rekayasa biaya konstruksi (cost engineering) adalah

area dari kegiatan engineering dimana pengalaman dan pertimbangan engineering

dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan dalam masalah

perkiraan biaya, rencana bisnis dan pengetahuan manajemen, analisa keuangan,

manajemen proyek, perencanaan dan penjadwalan (AACE International, 1992).

Dalam melakukan estimasi biaya proyek secara keseluruhan tentunya memiliki

komponen-komponen yang menentukan besaran total biaya proyek tersebut.

Menurut AACE International tahun 1992, struktur dari biaya konstruksi terdiri

dari dua komponen utama, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak

langsung (indirect cost).

Menurut Direktorat Bina Marga dalam Panduan Analisis Harga Satuan (PAHS)

(2006), komponen estimasi biaya konstruksi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Diagram Estimasi Biaya Konstruksi

Dari kedua jenis struktur biaya konstruksi, terdapat perbedaan yang mencolok.

Pada struktur estimasi biaya yang dimiliki oleh AACE memperlihatkan lebih

A : Biaya Langsung A : Biaya Tidak Langsung

Bahan Tenaga Kerja Alat B1 : Biaya Umum (Over Head)

B2 : Keuntungan

Analisis Produktivitas

Metode Kerja, HSD Bahan, Alat dan Tenaga Kerja,

Lokasi, dan Spesifikasi

(A + B)

Harga Satuan Pekerjaan = (A + B) + PPN

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

detail jika dibandingkan dengan PAHS. Terlihat pada komponen-komponen biaya

tidak langsung, yaitu adanya pemisahan antara komponen overhead dan kondisi

umum (general condition). Sedangkan pada PAHS biaya umum masuk ke dalam

overhead.

2.2.6.1. Biaya Langsung Proyek Konstruksi

Biaya langsung proyek konstruksi adalah komponen biaya yang berkaitan

langsung dengan volume pekerjaan yang tertera dalam item pembayaran atau

komponen hasil akhir proyek berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknis

dalam kontrak konstruksi. Komponen biaya langsung terdiri dari biaya upah

tenaga kerja, operasi peralatan, material, dan semua biaya yang berada di bawah

kendali sub-kontraktor (AACE, 19092)

Biaya langsung adalah semua biaya yang menjadi komponen permanen hasil akhir

proyek, terdiri dari biaya material, biaya peralatan, biaya upah tenaga kerja dan

biaya subkontraktor (Oberlender dan Peurifoy, 2002)

2.2.6.2. Biaya Tidak Langsung Proyek Konstruksi

Biaya tidak langsung proyek konstruksi adalah biaya yang tidak berkaitan secara

langsung dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Biaya tidak langsung

dialokasikan untuk pekerjaan yang berdasarkan pada beberapa komponen biaya

langsung seperti waktu penyelesaian pekerjaan, biaya material atau keduanya

(AACE, 1992).

Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) biaya tidak langsung adalah semua

biaya yang mendukung pekerjaan tetapi tidak tercantum dalam mata pembayaran

seperti biaya overhead (general overhead dan project overhead), contingencies

dan keuntungan (profit).

Komponen-komponen biaya tidak langsung menurut AACE International-the

Association for the Advancement of Cost Engineering Tahun 1992 adalah sebagai

berikut :

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Pajak (Taxes)

Pajak yang termasuk dalam komponen biaya tidak langsung bermacam-

macam, yaitu pajak material, pajak peralatan, pajak pekerja, dsb. Nilai pajak

bervariasi secara signifikan tergantung dari lokasi dan status pajak owner. Pada

umumnya mereka mempunyai catalog secara terpisah untuk memfasilitasi

kegiatan keuangan.

2. Kondisi Umum (General Condition)

Persyaratan umum kontrak menetapkan dan mendefinisikan hak dan kewajiban

dari tiap pihak yang terlibat dalam kontrak dan membuat peraturan-peraturan

proyek yang bersifat non teknis atau administratif. Peraturan ini masih bersifat

umum dan tergantung dari karakteristik proyek.

Hal yang termasuk ke dalam kondisi umum adalah pekerjaan yang tidak

terdapat dalam dokumen kontrak yang harus dilaksanakan oleh kontraktor guna

menunjang kegiatan konstruksi yang akan dilakukan sesuai dengan dokumen

kontrak. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan jalan akses menuju

lokasi proyek. Jika terdapat di dalam spesifikasi pekerjaan dalam dokumen

kontrak, maka pekerjaan pembangunan jalan akses tersebut masuk ke dalam

kondisi umum. Selain itu yang termasuk ke dalam kondisi umum salah satunya

adalah eskalasi. Eskalasi adalah kenaikan biaya dari suatu barang dan jasa yang

diakibatkan karena faktor inflasi. Eskalasi berpengaruh pada biaya proyek dan

pada umumnya dihitung dengan rumus tertentu sesuai dengan peraturan yang

ada dan telah disepakati sebelumnya oleh kontraktor dan owner.

3. Biaya Risiko (Risk)

Elemen risiko terdiri dari dua kategori, yaitu :

a. Keuntungan (Profit)

Keuntungan adalah sejumlah uang yang oleh kontraktor dimasukkan ke

dalam harga sebagai kompensasi risiko, upaya, dan usaha untuk

menjalankan sebuah proyek, keuntungan sebenarnya adalah “sisa” dari uang

yang tersisa setelah kontraktor telah memenuhi semua biaya ( baik

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

langgsung maupun tidak langsung) pada suatu proyek. Jumlah keuntungan

yang akan ditambahkan adalah sangat subjektif dan tergantung pada

pertimbangan seperti kompetisi, seberapa penting proyek, pasar kerja,

kondisi pasar lokal dan ekonomi.

b. Biaya Tak Terduga (Contigency Fee)

Biaya tak terduga adalah sejumlah nilai yang dimasukkan ke dalam estimasi

bilamana terjadi perubahan atau penambahan biaya proyek yang diperlukan

berdasarkan pengalaman. Biaya tak terduga dapat dihitung melalui analisis

statistic proyek dimasa lalu dengan menerapkan biaya atau pengalaman

yang diperoleh pada proyek-proyek sejenis. Hal ini biasanya tidak termasuk

perubahan kejadian tidak terduga yang besar seperti pemogokan atau gempa

bumi. Biaya tak terduga mencakup biaya yang mungkin disebabkan oleh

disain yang tidak lengkap, kondisi yang tak terduga, atau ketidakpastian

dalam lingkup proyek yang ditetapkan. Jumlah kontigensi akan tergantung

pada status desain, pengadaan, dan konstruksi serta kompleksitas dan

ketidakpastian dari bagian komponen proyek. Menurut Kamus Besar Bahas

Indonesia (2011), contingency adalah tak terduga, kemungkinan atau

ketidaktentuan. Sedangkan contingency fee adalah biaya tak terduga.

Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) dalam Estimating Construction

Cost, contingency adalah komponen yang diperlukan dalam suatu estimasi.

Contingency dimasukkan ke dalam estimasi berdasarkan pada

ketidakpastian (uncertainty) seperti harga satuan, eskalasi/kenaikan jadwal,

kelalaian, dan kesalahan dakam pelaksanaan proyek. Dalam pengertian

sederhana, contingency adalah sejumlah uang yang ditambahkan ke dalam

estimasi awal yang bertujuan untuk memperoleh prediksi biaya total proyek

yang lebih baik (Oberlender dan Peurifoy, 2002).

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002), komponen biaya tidak langsung dalam

estimasi biaya konstruksi pada estimasi secara rinci, yaitu:

1. Biaya Overhead, dibagi atas:

a. General Overhead/Overhead Kantor

Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan ke

dalam paket pekerjaan seperti sewa kantor, gaji dan segala tunjangan

direksi, karyawan (fasilitas karyawan, asuransi), biaya utilitas (listrik, air,

telepon, retribusi lainnya), pemasaran, depresiasi.

b. Project Overhead/Overhead Proyek

Merupakan biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk keperluan proyek

dan dialokasikan proporsional terhadap paket pekerjaan seperti biaya untuk

melakukan estimasi, biaya mengikuti tender, biaya untuk jaminan proyek

(Bid Bond, Performance Bond), biaya asuransi tenaga kerja, peralatan,

material, perijinan, biaya utilitas proyek.

2. Contingencies (Kontijensi)

Biaya ini dialokasikan untuk mengantisipasi atas kekurangan informasi dan

kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh sehingga

menimbulkan suatu ketidakpastian (uncertainty). Hal ini dapat menjadi salah

satu risiko yang akan dihadapi dalam pelaksanaan nantinya. Sebaiknya

pengalokasian biaya kontijensi diminimalkan dengan melakukan estimasi

dengan sebaik-baiknya dengan melengkapi ketidakjelasan atau kekurangan

informasi tersebut dengan menyatakan langsung kepada untuk mendapatkan

nilai-nilai penawaran yang tetap.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Keuntungan (Profit)

Tujuan estimator dalam menganalisis keuntungan adalah mengharapkan

keuntungan yang maksimal. Keuntungan dapat diartikan sebagai suatu yang

diperoleh atas risiko yang dihadapi. Besarnya nilai keuntungan dapat

ditambahkan pada nilai estimasi yang dibuat.

2.2.7. Penelitian Sejenis

Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan yaitu oleh Budiman Praboyo.,

1999 ; I.A. Rai Widhiawati., 2009 ; Suyatno., 2010.

(1) Penelitian yang dilakukan oleh Budiman Praboyo (1999) bertujuan untuk

menemukan faktor-faktor yang sangat berperan atau mendominasi sebagai

penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di wilayah

Surabaya, dengan maksud agar proses perencanaan dan penjadwalan

proyek konstruksi dapat dilakuakan dengan lebih lengkap dan cermat,

sehingga keterlambatan sedapat mungkin dihindarkan atau dikendalikan.

(2) I.A. Rai Widhiawati (2009) bertujuan untuk mengetahui penyebab utama

dari keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi yang berada di

Kotamadya Denpasar.

(3) Suyatno (2010) bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

keterlambatan penyelesaian proyek yang berada di Kotamadya Surakarta

dan untuk mengetahui peringkat (rangking) menurut persepsi penyedia

jasa terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.2.8. Analisis Faktor (Faktor Analysis)

Analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk

mereduksi dan mengklasifikasikan data. Istilah yang digunakan dalam analisis

faktor antara lain:

1. Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel

dengan seluruh variabel lainnya dalam abalisis. Bisa juga disebut proporsi

atau bagian varian yang dijelaskan oleh common faktor atau besarnya

sumbangan suatu faktor terhadap vrian seluruh variabel.

2. Eigenvalue merupakan jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor.

3. Factor loadings ialah korelasi sederhana antara variabel dengan factor.

4. Factor loading plot adalah suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan

factor loading sebagai koordinat.

5. Faktor matrix yang memuat semua factor loading dari semua variabel dari

semua factor extracted.

6. Faktor scores merupakan skor komposit yang disetimasi untuk setiap

responden pada factor turunan (derived factors)

7. Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) measure of sampling adequacy merupakan suatu

indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor

8. Percentage of varience merupakan persentse varian total yang disumbangkan

oleh setiap faktor.

9. Residuals merupakan perbedaan antara korelasi yang terobservasi berdasrkan

input correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diperkirakan oleh

matriks faktor .

10. Scree plot merupakan plot dari eigen value sebagai sumbu tegak (vertical)

dan banyaknya factor sebagai sumbu datar, untuk menentukan banyaknya

factor yang bisa ditarik.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2.2.9. Tahapan Analisis Faktor

Langkah-langkah yang diperlukan di dalam analisis faktor antara lain:

Sumber : Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi,

Prof. J. Supranto, M.A, APU, 2010

Gambar 2.3 Diagram Prosedur Analisis Faktor

Merumuskan Masalah

Interpretasikan Faktor

Lakukan Rotasi

Bentuk Matriks Korelasi

Tentukan Metode Analisis Faktor

Pilih Variabel Surrogate

Hitung Skor Faktor

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam analisis faktor yaitu:

1. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah meliputi beberapa kegiatan. Pertama, tujuan analisis

faktor harus dikenali. Variabel yang tercakup dalam analisis harus

disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnya (past

research), teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Variabel harus

benar-benar diukur secara tepat diukur pada skala interval atau rasio.

Besarnya sampel harus tepat. Sebagai petunjuk umum besarnya sampel (n)

paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel.

2. Bentuk Matriks Korelasi

Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar-variabel.

Pendalaman yang berharga dapat diperoleh dari suatu pengkajian pada

matriks korelasi ini. Agar anlisis faktor bisa menjadi tepat, variabel-

variabel yang dikumpulkan harus berkorelasi. Kalau korelasi antar-

variabel memang kecil (hubungan lemah) analisis faktor menjadi tidak

tepat. Kita juga mengharap bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai

korelasi tinggi antar variabel dan korelasi yang tinggi dengan factor-faktor.

Statistik formal tersedia untuk menguji ketepatan model faktor. Bartlett’s

test of sphericity bisa digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel

tak berkorelasi di dalam populasi. Uji statistik untuk sphericity didasarkan

pada suatu transformasi Kaiskwer (chi-square) dari determinan matriks

korelasi. Uji statistik lainnya yang berguna adalah the Kaiser-Mayer Olkin

(KMO) mengukur sampling adequacy. Indeks ini membandingkan

besarnya nilai koefisien korelasi yang dihitung (the observed correlation

coefficients) dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Nilai KMO yang

kecil menunjukkan bahwa korelasi antara pasangan variabel tidak bisa

diterangkan oleh variabel lain dan analisis factor menjadi tidak tepat.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Tentukan Metode Analisis Faktor

Ada dua metode dalam analisis faktor dan salah satu harus dipilih atau

keduanya dipergunakan untuk perbandingan. Kedua metode itu yaitu

principal component analysis dan common factor analysis. Di dalam

principal component analysis (PCA) the total variance di dalam data yang

diperhatikan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap elemennya sebesar 1

(satu) dan full variance dipergunakan untuk dasar pembentukan factor,

yaitu variabel-variabel baru sebagai pengganti variabel-variabel lama,

yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak lagi berkorelasi satu sama lain,

seperti variabel-variabel asli yang memang saling berkorelasi. PCA

dianjurkan kalau tujuannya akan memperkecil jumlah variabel asli

(variabel awal) dan akan dipergunakan untuk membuat analisis

multivariate lainnya, misalnya untuk membuat analisis regresi linear

berganda atau analisis diskriminan.

4. Lakukan Rotasi

Output terpenting dari analisis faktor ialah matrix factor atau matriks

faktor pola (factor pattern matrix). Matriks faktor membuat koefisien yang

dipergunakan untuk mengekpresikan variabel yang dibakukan dinyatakan

dalam faktor (used to express the standardized variables in term of the

factors). Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien

korelasi antara faktor dengan variabel. Koefisien dengan nilai mutlak

(absolute) yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel sangat

terkait (closely related). Koefisien dari matriks faktor dapat dipergunakan

untuk menginterpretasi faktor.

Walaupun matriks faktor (komponen) awal atau yang belum dirotasi

menunjukkan hubungan antara faktor (komponen) dengan variabel secara

individu, akan tetapi masih sulit diambil kesimpulannya tentang

banyaknya faktor yang bisa diekstraksi, hal ini disebabkan karena faktor

(komponen) berkorelasi dengan banyak variabel atau sebaliknya variabel

tertentu masih berkorelasi dengan banyak faktor.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

5. Interpretasi Faktor

Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali

(mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada

faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian bisa diinterpretasikan menurut

variabel-variabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor

tersebut. Bantuan di dalam interpretasi yang berguna lainnya adalah

mengeplot variabel dengan menggunakan factor loading sebagai titik

koordinat.

6. Pilih Variabel Surrogate dan Hitung Skor Faktor

Surrogate variable merupkan suatu subset variabel asli/awal yang dipilih

untuk dipergunakan di dalam analisis multivariate lebih lanjut. Jadi, kalau

peneliti tidak menggunakan faktor/komponen sebagai variabel baru, bisa

menggunakan variabel surrogate sebagai penggantinya di dalam analisis

regresi linier berganda dan analisis diskriminan.

Kalau analisis faktor akan dilanjutkan menjadi analisis regresi linier

berganda, dirasa perlu untuk menghitung factor scores untuk setiap

responden (objek penelitian) akan tetapi kalau tujuan analisis faktor hanya

untuk mereduksi, dari banyak variabel asli/awal menjadi sedikit variabel

yang disebut faktor atau komponen, maka perhitungan nilai/skor tidak

diperlukan.

2.2.10. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu

faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi (X)

terhadap variabel dependen yaitu faktor penggunaan biaya akibat keterlambatan

tersebut (Y) dengan rumus : 实贡迷十贡)骀) 十贡弥骀弥十贡米骀米十⋯十贡构骀构十⋯贡购骀购十勾 …………...(1)

(J Supranto, 2010 : 57)

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dimana :

.

2.2.11. Statistik

a) Uji Validitas

Menurut Azwar, 1994 : 118 (dalam Agus Winarno, 2011), validitas adalah

seberapa cermat suatu kuisioner melakukan fungsi ukurnya. Sebuah kuisioner bisa

dikatakan valid jika kuisioner tersebut benar-benar mengukur apa yang harus

diukur. Pengukuran validitas ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara

total jawaban responden terhadap setiap pertanyaan. Pengolahan data dengan

menggunkan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

versi 19.00

Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi, dengan

rumus :

实 梗∑骀 能纵∑骀邹纵∑ 邹瞬誓梗∑骀弥能纵∑骀邹弥嗜誓梗∑ 弥能纵∑ 邹弥嗜 ………..……….………...(2)

Dimana :

r = Koefisien korelasi setiap variabel

N = Jumlah sampel

Y = Faktor penggunaan biaya akibat keterlambatan

X1,X2,X3,…Xk = Faktor-faktor penyebab keterlambatan

b0 = Konstanta

b1,b2,b3,…bk = koefisien regresi variabel X1,X2,X3,…Xk

e (epsilon) = kesalahan penggangu (disturbence’s error)

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

X = Skor masing-masing item

Y = Skor total

Kriteria uji validitas secara singkat adalah (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi

sudah lebih besar dari 0,3 maka kuisioner atau pertanyaan yang dibuat

dikategorikan sahih/valid. (Bambang Setiaji, 2008 : 25)

b) Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Selain itu, juga untuk

memastikan bahwa responden cukup konsisten dalam memberikan jawaban

(reliabilitas). Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-

butir pertanyaan dalam mengungkap indicator. Reliabilitas test dapat

diestimasikan dengan menggunakan analasis Alpha Cronbach, dengan rumus

(Husein, 2003 : 96)

)) 实族羹羹能)祖族)石足∑么贡弥么姑弥卒祖……………………………...….(3)

Menurut Santoso dan Ashari (2005 : 251) bahwa penelitian responden dianggap

reliabel jika mencapai alpha lebih besar dari 0,6. Pengolahan data dengan

menggunakan bantuan program SPSS versi 19.00

Dimana :

r11 = Reabilitas yang dicari

K = Banyaknya butir pertanyaan

∑αb2 = Jumlah varian butir

∑αt2 = Varian total

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Analisis Ekonometrik (Pengujian Model) pada Regresi Linier Berganda

Setelah model kita peroleh, maka kita harus menguji moel tersebut sedah termauk

BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. Suatu model dikatakan BLUE

bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Linieritas

Untuk menguji linieritas hubungan 2 variabel maka kita harus membuat diagram

pencar (scatter plot) antara 2 variabel tersebut. Dari sini bisa terlihat apakah titik-

titik data membentuk pola linier atau tidak.

Ada satu metode lagi yang dapat menguji kelinieran model yang terbentuk, yaitu

membuat plot residual terhadap harga-harga prediksi. Jika grafik antara harga-

harga prediksi dan harga-harga residual tidak membentuk suatu pola tertentu

(parabola, kubik, dan sebagainya) maka asumsi linieritas terpenuhi. Jika asumsi

linieritas terpenuhi maka residual-tresidual akan didistribusikan secara random

dan akan terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui titik 0.

2. Heterokedastisitas (Perbedaan Varians)

Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Asumsi

heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak

sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah satu

asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang

tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari

residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala

heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu

metode visual untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat

penyebaran dari varians residual.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel

dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri

sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai

variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson

(DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL & du).

Aturan pengujiannya adalah:

d<dL : Terjadi masalah autokorelasi yang positif yang perlu perbaikan

dL<d<du : ada maaslah autokorelasi positif tetapi lemah, dimana perbaikan

akan lebih baik

du<d<4-du : tidak ada masalah autokorelasi

4-du<d<4-dL : masalah autokorelasi lemah, dimana dengan perbaikan akan lebih

baik

4-dL<d : masalah auotkorelasi serius

4. Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang “sempurna” (pasti) di antara

beberapa atau semua variabel independent dari model regresi. Gejala

multikolinieritas adalah gejala korelasi antarvariabel independen. Apabila terjadi

gejala multikolinierita, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah

dengan menghilangkan variabel dari model regresi, sehingga bisa dipilih model

yang paling baik. Untuk memperoleh model yang terbaik ini kita bisa melakukan

langkah pemilihan variabel seperti dengan metode Stepwise, Forward, dan

Backwise.

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Normalitas

Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan plot Probabilitas Normal.

Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai

harapan dari distribusi normal, dan apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar

garis lurus. Selain plot normal ada satu plot lagi untuk menguji normalitas, yaitu

Detrend Normal Plot. Jika sampel berasal dari populasi normal, maka titik-titik

tersebut seharusnya terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui 0 dan tidak

mempunyai pola. Meskipun plot probabilitas menyediakan dasar yang nyata untuk

memeriksa kenormalan, uji hipotesis juga sangat diperlukan. Dua buah uji yang

sering digunakan adalah uji Shapiro-Wilks dan uji Liliefors.

2.2.12. SPSS (Statistical Product and Service Solution)

Pada dasarnya komputer berfungsi mengolah data menjadi informasi yang

berguna bagi pengguna komputer. Data yang diolah dimasukkan sebagai input,

kemudian dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa

informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Berikut ini sedikit gambaran tentang cara

kerja komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

dalam mengolah data.

Gambar 2.4 Diagram Prosedur SPSS

INPUT DATA Dengan

Data Editor

PROSES DATA Dengan

Data Editor

OUTPUT DATA Dengan

Output Navigator

· Pivot Table Editor · Text Output Editor · Chart Editor

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Keterangan :

1. Data dimasukkan melalui data editor yang otomatis muncul di layar SPSS

pada saat SPSS dibuka.

2. Data yang telah diinput kemudian diproses melalui data editor.

3. Hasil pengolahan data muncul di layar window yang lain dari SPSS, yaitu

output navigator. Lalu tampilannya dapat berupa :

a. Tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan

dan lainnya) yang berhubungan dengan output berupa teks dapat

dilakukan melalui menu text output Editor.

b. Tabel

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat dilakukan

melalui menu pivot table editor.

c. Grafik

Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan melalui

menu chart editor.

2.2.13. Rancangan Kuisioner

Tujuan pokok pembuatan kuisioner adalah untuk :

1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

2. Memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas yang tinggi.

Kuisioner dirancang dalam tiga kelompok seperti dijelaskan di bawah ini : 1. Data Pribadi

Adalah pertanyaan terhadap responden mengenai kedudukan atau jabatan,

lama pengalaman responden bekerja pada bidang konstruksi, serta pendidikan

responden.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Data Proyek

Sumber data proyek berupa tempat artinya sumber data yang menyajikan

tampilan berupa keadaan diam dan brgerak, diam contohnya luas bangunan

proyek sedangkan bergerak contohnya jenis pekerjaan, biaya.

3. Faktor Keterlambatan

Penelitian mengenai faktor keterlambatan penyelesaian proyek yang sudah

dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Budiman Praboyo (1999) dalam

tesisnya yang berjudul Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Dan Peringkat

Dari Peyebab-Peyebabnya untuk proyek yang ada di wilayah Surabaya, I.A.

Rai Widhiawati (2009) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi untuk proyek-

proyek yang ada di wilayah Bali, dan Suyatno (2010) dalam tesisnya yang

berjudul Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Peyelesaian Proyek

Gedung (Aplikasi Model Regresi) untuk proyek yang ada di wilayah

Surakarta. Setiap peneliti mempunyai faktor-faktor keterlambatan yang

berbeda yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Penelitian Sejenis Mengenai Faktor Penyebab Keterlambatan

No Peneliti Tahun Faktor-Faktor Keterlambatan

1 Budiman

Proboyo

1999 1. Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya

2. Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan

3. Sistem Organisasi, Koordinasi dan

Komunikasi

4. Lingkup dan Dokumen Pekerjaan

5. Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi

Pekerjaan

6. Aspek lain-lain

2 I.A. Rai

Widhiawati

2009 1. Keahlian Tenaga Kerja

2. Perubahan Desain/Detail Pekerjaan Pada

Waktu Pelaksanaan

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Keterlambatan Pengiriman Bahan

4. Tidak Lengkapnya Identifikasi Jenis

Pekerjaan

5. Lamanya Waktu Proses Persetujuan

Contoh Bahan Oleh Pemilik

6. Keterlambatan Penyediaan Peralatan

7. Akses ke Lokasi Proyek

8. Komunikasi antara Perncanaan dan

Kontraktor

9. Keterlambatan Pembayaran Oleh

Pemilik

10. Intensitas Curah Hujan

3 Suyatno 2010 1. Kekurangan Tenaga Kerja

2. Kesalahan Dalam Perencanaan dan

Spesifikasi

3. Cuaca Buruk/Hujan Deras/Lokasi

Tergenang

4. Produktivitas Tidak Optimal Oleh

Kontraktor

5. Kesalahan Pengolahan Material

6. Perubahan Scope Pekerjaan Oleh

Konsultan

Tabel 2.2 lanjutan

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berbagai faktor yang dikemukakan dari hasil penelitian terdahulu di atas dijadikan

sebagai dasar pertimbangan memilih faktor-faktor keterlambatan penyelesaian

proyek pada penelitian ini. Faktor-faktor penyebab keterlambatan yang menjadi

poin pembahasan pada penelitian ini dibedakan menjadi 10 faktor, yaitu:

Tabel 2.3 Sepuluh faktor Penyebeb Keterlambatan

No Variabel Peneliti

1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu

pelaksanan

Budiman Praboyo; I.A.

Rai Widhiawati; Suyatno

2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Budiman Praboyo

3 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan

yang lama

Budiman Praboyo & I.A.

Rai Widhiawati

4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu

pelaksanaan

Budiman Praboyo &

Suyatno

5 Kurangnya keahlian tenaga kerja Budiman Praboyo & I.A.

Rai Widhiawati

6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik Budiman Praboyo; I.A.

Rai Widhiawati; Suyatno

7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga

kerja) yang lambat

Budiman Praboyo & I.A.

Rai Widhiawati

8 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai

dengan aktivitas yang ada

Suyatno & Budiman

Praboyo

9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan

yang harus ada

I.A. Rai Widhiawati &

Budiman Praboyo

10 Akses ke lokasi proyek sulit Suyatno; Budiman

Praboyo; I.A. Rai

Widhiawati

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2.2.14. Populasi dan Sampel Serta Jumlah Sampel

2.2.14.1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek, 1998 : 130, menyatakan bahwa populasi adalah

keseluhan subyek penelitian, sedangkan Sutrisno Hadi dalam bukunya yang

berjudul Metodologi Research, Jilid I, 1981: 77, menyatakan bahwa populasi

adalah sejumlah produk atau individu yang mempunyai sifat sama.

2.2.14.2. Sampel

Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Research, Jilid

I, 1981: 77, menyatakan sampel adalah bagian individu yang diselidiki,

sedamgkan menurut Suharsimi Arikunto dalam ikunya yang berjudul Presedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 1981: 131, sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat

dinyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang representatif yang

menjadi subyek penelitian yang sesungguhnya.

2.2.14.3. Jumlah Sampel

Menurut Sri Rahayu dalam bukunya yang berjudul Materi Metodologi Penelitian,

2005: 30, menyatakan sebagai pedoman umum dalam pengambilan sampel yang

representative adalah jika populasi dibawah 100 dipergunakan sampel sebesar

50% dan jika di atas 100 maka diambil sebesar 15-20% sampel atau jumlah

sampel yang dianjurkan dalam pengertian SPSS adalah 50 sampai 100 baris

(antara 50 sampai 100 sampel). Selanjutnya jika variabel yang dipergunakan

dalam penelitian itu banyak maka ukuran sampelnya minimal 10 kali atau lebih

dari jumlah faktor atau variabel yang digunakan dalam penelitian

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2.2.15. Metode Pengumpulan Data

Meteode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian data yang dibutuhkan untuk dianalisis

adalah data yang sesuai dengan persoalan yang dihadapi, artinya data yang

dikumpulkan itu berkaitan dan tepat. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi dan kuisioner tertulis angket, yaitu kumpulan

pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seorang responden, dan cara

menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis.

Untuk studi lapangan (pengamatan langsung pada proyek) dengan cara :

1) Kuisioner

Metode pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan sesuai

dengan yang diteliti kepada responden. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek, 1998: 55, Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Dipandang dari cara menjawab

a) Kuisioner terbuka, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab dalam

kalimatnya sendiri.

b) Kuisioner tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan

a) Kuisioner langsung, yaitu jika daftar pertanyaannya diserahkan

pada responden agar menjawab tentang dirinya.

b) Kuisioner tak langsung, yaitu jika daftar pertanyaan diserahkan

kepada respunden agar menjawab tentang orang lain.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Dipandang dari bentuknya

a) Kuisioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuisioner tertutup,

responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b) Kuisioner isian yaitu sama dengan kuisioner terbuka, responden

diberi kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

c) Chek lilst yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal

menghubungkan tanda chek (v) pada kolom yang sesuai.

d) Rating scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-

kolom yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat baik

sampai sangat kurang baik.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data menurut Singaribun, 1995 (dalam Suyatno, 2010). Ada tiga persyaratan

penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :

1. Sistematis, apabila penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu, dari

yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara

efektif dan efisien.

2. Berencana, apabila penelitian dengan adanya unsur kesengajaan dan

sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

3. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan

penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip

memperoleh ilmu pengetahhuan.

Metode penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara penelitian untuk

menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganlisis dan menguji

kebenarannya, dikerjakan dengan hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu

pengetahuan dengan metode ilmiah. Pada peneltian ini pengumpulan data

dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan

dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa

kuisioner yang disusun oleh peneliti.

Berkaitan dengan apa yang dipaparkan di atas, maka dapat dijelaskan dengan

bagan alir dari flow chart berikut ini :

39

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3.1. Bagan Alir Penellitian

Adapun tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini,

disajikan dalam bentuk bagan alir berikut ini :

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan dalam Penelitian

Mulai

Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah

Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Penyusunan, Pembagian, dan Pengumpulan Kuisioner

Analisis Data Deskriptif (SPSS)

1. Analisis validitas dan reliabilitas 2. Analisis faktor 3. Analisis regresi linier berganda

Pembahasan

Mereduksi (Mengelompokkan) Faktor Penyebab Keterlambatan

Menentukan Pengaruh Faktor Penyebab Keterlambatan Terhadap

Biaya

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berikut penjelasan tahapan dalam penelitian :

1. Latar belakang, perumusan masalah, dan batasan masalah:

a. Memilih masalah yang diteliti.

b. Merumuskan, membatasi masalah, menentukan tujuan dan manfaat,

kemudian melakukan studi pendahuluan.

2. Tinjauan pustaka dan landasan teori:

a. Menyajikan kajian pustaka/refrensi untuk mendukung teori utama.

b. Menguji sebuah teori yang telah mapan.

3. Penyusunan, pembagian, dan pengumpulan kuisioner:

a. Menentukan populasi dan sampel yang akan diteliti

b. Menetapkan, merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data

c. Menetapkan dan mengumpulkan sampel serta mengklasifikasikan data

4. Analisis data deskriptif dengan menggunakan program komputer Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 19, yaitu:

a. Analisis validitas dan reliabilitas.

b. Analisis faktor.

c. Analisis regresi linier berganda

5. Pembahasan

Melakukan analisis untuk mengelompokkan factor-faktor penyebab

keterlambatan pekerjaan poryek konstruksi dan menganalisis factor

keterlambatan tersebut terhadap biaya.

6. Menarik kesimpulan

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3.2. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah individu yang berpengalaman sebagai

pelaksana pada proyek konstruksi di wilayah karesidenan Surakarta atau pada

proyek studi kasus dan pernah memegang jabatan sebagai pemimpin kegiatan,

manajer proyek dan manajer lapangan.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah mengkaji faktor-faktor penyebab keterlambatan dalam

pelaksanaan proyek konstruksi di wilayah karesidenan Surakarta.

3.4. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuisioner responden dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti yang diisi oleh pihak

kontraktor.

3.5. Profil Responden, Profil Proyek dan Persepsi Responden

Untuk memudahkan, hasil penelitian yang diperoleh dari kuisioner dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu : Profil responden, profil proyek dan persepsi responden.

a. Profil responden.

1. Profil responden dipisahkan sesuai dengan jabatan responden, yaitu :

manajer proyek dan manajer lapangan

2. Pengalaman responden dikelompokkan menjadi dua yaitu :

pengalaman 1 s.d 5 tahun dan lebih besar 5 tahun

3. Pendidikan responden terakhir dikelompokkan menjadi lima yaitu :

sederajat SMA, diploma, S1, S2, dan S3.

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Profil proyek

1. Nilai proyek dikelompokkan manjadi empat yaitu : 0-50 juta, 51-100

juta, 101 juta - 1 milyar dan di atas 1 milyar

2. Jenis proyek dikelompokkan menjadi dua yaitu : proyek gedung dan

proyek jalan

c. Persepsi responden

1. Jawaban responden terhadap pertanyaan”Apakah dalam pelaksanaan

proyek konstruksi di wilayah kotya Surakarta sering mengalami

keterlambatan yaitu : Ya / Tidak

2. Persepsi responden terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan

penyelesaian proyek-proyek konstruksi di wilayah karesidenan Ska.

3.6. Perancangan Kuisioner

Kuisioner dirancang dalam tiga kelompok.

1. Data responden.

Pada bagian ini dikumpulkan data mengenai Jabatan responden,

Pengalaman responden, Jenis proyek konstruksi di wilayah karesidenan

Ska yang telah dikerjakan/ditangani.

2. Data proyek.

Pada bagian ini akan didapat data mengenai jenis proyek konstruksi dan

nilai proyek yang pernah dikerjakan oleh responden, kemudian pengaruh

terhadap biaya yang telah direncanakan.

3. Data persepsi responden terhadap penyebab keterlambatan proyek. Bagian

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor keterlambatan proyek

tersebut berpengaruh pada keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi di

wilayah karesidenan Surakarta.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3.7. Metode Analisis Data

Tujuan analisis data menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasi. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik karena

memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data. Pengukuran

kuisioner dilakukan dengan skala linkert dimana responden diberi pilihan (obtion)

yang kemudian tinggal memilih derajat kesetujuan/ketidaksetujuannya atas

pertanyaan yang diajukan.

Nilai dari skala linkert tersebut adalah :

a. Jawaban sangat berpengaruh diberi nilai 4

b. Jawaban berpengaruh diberi nilai 3

c. Jawaban agak berpengaruh diberi nilai 2

d. Jawaban tidak berpengaruh diberi nilai 1

1. Mereduksi (Mengelompokkan) Faktor

Faktor-faktor penyebab keterlambatan yang telah ditentukan kemudian akan

direduksi atau dikelompokkan menjadi factor baru yang jumlahnya lebih

sedikit dari faktor asli/awal. Pengelompokkan ini akan dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis faktor. Di dalam teknik analisis faktor metode

yang dipergunakan dalam menganalisis faktor yaitu principal components

analysis. Kemudian setelah faktor-faktor asli/awal direduksi atau

dikelompokkan maka langkah berikutnya yaitu pemberian nama baru

terhadap faktor-faktor hasil reduksi tersebut.

2. Menentukan Pengaruh Faktor Penyebab Keterlambatan Terhadap

Biaya

Setelah diperoleh faktor-faktor baru yang tidak saling berkorelasi

(uncorrelated factor) hasil dari analisis faktor maka langkah selanjutnya yang

menjadi penting untuk dilakukan dalam penelitian ini adalah menetukan

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pengaruh dari faktor-faktor penyebab keterlambatan yang baru tadi terhadap

biaya. Metode atau cara yang dipilih untuk menentukan pengaruh tersebut

yaitu analisis linier berganda.

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinjauan Umum

Dalam bab ini disajikan gambaran umum obyek penelitian serta hasil yang telah

diperoleh, beserta interpelasi data. Analisis data ini merupakan bagian terpenting

dari penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang

merupakan gambaran jawaban dari masalah yang dikemukakan pada pendahuluan

di depan. Dalam penelitian ini terdapat 10 faktor penyebab terjadinya

keterlambatan penyelesaian proyek yang diperoleh dari beberapa refrensi

penelitian sejenis. Faktor-faktor tersebut ditampilkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek

No Variabel Peneliti 1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu

pelaksanan Budiman Praboyo; I.A. Rai Widhiawati; Suyatno

2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Budiman Praboyo 3 Proses permintaan dan persetujuan contoh

bahan yang lama Budiman Praboyo & I.A. Rai Widhiawati

4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan

Budiman Praboyo & Suyatno

5 Kurangnya keahlian tenaga kerja Budiman Praboyo & I.A. Rai Widhiawati

6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik Budiman Praboyo; I.A. Rai Widhiawati; Suyatno

7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat

Budiman Praboyo & I.A. Rai Widhiawati

8 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktivitas yang ada

Suyatno & Budiman Praboyo

9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada

I.A. Rai Widhiawati & Budiman Praboyo

10 Akses ke lokasi proyek sulit Suyatno; Budiman Praboyo; I.A. Rai Widhiawati

46

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Berdasarkan tabel di atas, ke-10 variabel akan dijadikan menjadi variabel bebas

untuk analisis faktor. Faktor tersebut adalah perubahan desain/detail pekerjaan

pada waktu pelaksanaan (X1), Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah (X2),

Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan yang lama (X3), Perubahan

lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan (X4), Kurangnya keahlian tenaga kerja

(X5), Keterlambatan pemayaran oleh pemilik (X6), Moilisasi sumber daya

(bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat (X7), Jumlah perkerja yang kurang

memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada (X8), Tidak lengkapnya

identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada (X9), Akses ke lokasi proyek sulit

(X10). Sesuai dengan tahapan penelitian yang telah diutarakan pada bab

sebelumnya setelah didapatkan data primer yang dibutuhkan, kemudian

dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban

dari rumusan yang ada. Analisis data ini dikerjakan dengan bantuan program

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00.

4.2. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan data dilakukan pada perusahaan-perusahaan penyedia jasa

konstruksi yang tergabung dalam persatuan GAPENSI Surakarta yaitu di wilayah

Solo raya.

4.3. Deskripsi Responden

Populasi dalam penilitian ini adalah 40 responden yaitu dari pihak kontraktor dan

pihak perencana. Di bawah ini penulis tampilkan karakteristik responden

berdasarkan jabatan dalam perusahaan, lama bekerja dalam perusahaan,

pendidikan terakhir, umur, jenis kelamin, jenis proyek yg dikerjakan, rata-rata

nilai kontak proyek, dan persepsi keterlambatan proyek.

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4.2 Nama Kontraktor

No Nama Kontraktor Nama Responden 1 PT. WIDOROKANDANG Ir. Sukarno 2 PT. WIDOROKANDANG Ir. Sartono 3 PT. WIDOROKANDANG Ir. Sularto 4 PT. WIDOROKANDANG Ir. Amshori 5 PT. WIDOROKANDANG Ir. Supriyanto 6 PT. MEKAR LIMA PUTRA Dhalia Indri Astuti, S.psi 7 CV. BANU Ir. H Bambang Nusantoro, MM 8 CV. DIAS KARYA Ir. Agus Sarjoko 9 PT. TATA ANALISA MULTIMULYA Ir. Sudrajat Pramusinto 10 PT. KANDHI ARTHA ABADI Idoe Ranny Fajar N, ST 11 PT. SETYA DARMA Yosep Yauhansa, ST 12 PT. NADA KONSTRUKSI Ari Nugroho, ST 13 PT. MANIRA ARTA RAMA MANDIRI Tri Wibowo, ST 14 PT. RUDI PERSADA NUSANTARA Umar Seno Hadi 15 PT. JATI AGUNG ARSITAMA Ir. Chrisna 16 PT. PANCADARMA PUSPAWIRA Deddi K, Amd 17 CV. ADI PURA Budi Purwanto 18 CV. PUTRA KALINGGA Riyanto Amin Nugruho, ST 19 CV. AGUNG REJEKI JAYA Subagyo 20 CV. GITTA PERSADA Ir. Sri Hertadi 21 CV . SENA PRATAMA JAYA Ir. H. Dwi Awan Ruhananto, MT 22 PT. SUMBER REJO Awan Supriadi, ST 23 CV. WAHYU PONCO MULYO Hardimah, Amd 24 CV. REJO AGUNG Rudy Setiono, ST 25 PT. PUTRA SANTOSA Subur Subiyanto, ST 26 CV. PILAR KENCANA Taufik Andreas 27 CV. PANCA KARYA UTAMA Ir. Suyamto 28 PT. MULYO AGUNG SOLO Sri Mulyono, ST 29 CV. MITRA ANDA Mutiara Dewi Ariani, S.MM 30 CV. MITRA DANANJAYA Teni Dewi, SH 31 CV. MAKARTI UTAMA Dra. Rini Murniwati 32 CV. LUHUR Agung Tirto, SH.MKN. 33 CV. KURNIA KARYA Suprapti, ST 34 CV. KAROMAH BRILIAN Ir. H. Suparmi, H.S 35 CV. KIAT JAYA Ir. H. Sri Haryono, MT. 36 PT. KANDHI ARTHA ABADI Abdul Hadi, SE 37 PT. KARYA KENCANA MUKTI Ir. H. Setiyo Budiyanto, MM. 38 PT. HUTAMA KARYA MEMBANGUN H. Marimin, ST. MT. 39 PT. AGUNG WASKITA Arditya Heri Waskita, ST 40 PT. ADI NUGROHO KONSTRUKSINDO H. Bambang Noesantoro, ST

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan

Proyek konstruksi dikategorikan proyek yang kompleks dan rumit karena item

pekrjaan nya cukup banyak sehingga dalam operasionalnya membutuhkan banyak

tenaga ahli. Dalam suatu proyek akan ditemukan berbagai jabatan/posisi sesuai

dengan tanggungjawab pekerjaannya. Responden dalam penelitian ini meliputi

jabatan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan

No Jabatan dalam Perusahaan Jumlah Responden Persentase (%) 1 Manajer Proyek 9 22,50 2 Manajer Lapangan 14 35,00 3 Site Engineer 7 17,50 4 Supervisor (Pengawas Lapangan) 8 20,0 5 Estimator/QC 2 5,00 Total 40 100,00

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam

Perusahaan

Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jabatan dalam perusahaan

didominasi oleh kelompok manajer yaitu manajer proyek dan manajer lapangan

dengan persentase lebih dari 50% kemudian disusul olek kelompok supervisor

20%, site engineer 17,5% dan estimator/QC 5%.

22.50%

35.00% 17.50%

20.00%

5.00%

Jabatan dalam Perusahaan

Manajer Proyek

Manajer Lapangan

Site Engineer

Supervisor

Estimator/QC

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja dalam

Perusahaan

Keakuratan jawaban seorang responden tergantung dari keahlian yang dimiliki.

Keahlian tersebut diperoleh dari pengalaman kerja di lapangan. Dapat dikatakan

bahwa semakin lama bekerja maka keahlian juga akan semakin tinggi. Oleh karena

itu peneliti mengelompokan responden berdasarkan lamanya bekerja dalam suatu

perusahaan seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja dalam

Perusahaan

No Lama Bekerja dalam Perusahaan Jumlah Responden Persentase (%) 1 1-5 Tahun 16 40,00 2 > 5 Tahun 24 60,00 Total 40 100,00

Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

dalam Perusahaan

Berdasarkan tabel di atas dapat dicermati bahwa dari 40 responden terdapat

sebanyak 60 % memiliki pengalaman > 5 tahun bekerja. Dengan pengalaman

tersebut diharapkan jawaban yang diberikan oleh responden menjadi reliabel dan

akurat sehingga data yang diperoleh lebih dapat dipercaya.

40.00%

60.00%

Lama Bekerja dalam Perusahaan

1-5 Tahun

> 5 Tahun

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan responden sangat berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan suatu

tindakan dan ini menjadi penilaian terhadap kematangan emosional responden

tersebut. Tingkat pendidikan responden tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%) 1 Sederajat SMA 3 7,50 2 Diploma 3 5 12,50 3 S1 25 62,50 4 S2 7 17,50 5 S3 0 0 Total 40 100,00

Gambar 4.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dilihat bahwa responden secara keseluruhan

berasal dari kalangan tingkat pendidikan S1 dengan persentase mencapai 62,5%

dan disusul S2 17,5%. Melihat persentase tersebut bisa dikatakan bahwa tingkat

kematangan emosional responden dalam memutuskan suatu tindakan yang harus

dilakukan dalam suatu proyek akan lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat

pendidikan diploma 3 dan sederajat SMA.

7.50% 12.50%

62.50%

17.50% 0.00%

Pendidikan Terakhir

Sederajat SMA

Diploma 3

S3

S2

S3

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Pengelompokan usia responden dimaksudkan untuk mengetahui persebaran

kelompok usia responden. Dalam penelitian ini usia responden dikelompokkan

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%) 1 20-35 Tahun 10 25,00 2 35-55 Tahun 23 57,50 3 > 55 Tahun 7 17,50 Total 40 100,00

Gambar 4.6 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari tabel dan grafik di atas dilihat bahwa lebih dari 50% responden didominasi

oleh kalangan responden dengan usia 35-55 tahun, kemudian responden dengan

usia 20-35 tahun sebanyak 25% dan kelompok yang paling kecil yaitu responden di

atas 50 tahun. Melihat persentase tersebut bahwa responden tergolong ke dalam

usia produktif.

25.00%

57.50%

17.50%

Usia Responden

20-35 Tahun

35-55 Tahun

> 55 Tahun

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik berikut ini yaitu berdasarkan jenis kelamin. Tujuan dari peneliti yaitu

ingin melihat perbandingan pria dan wanita yang berprofesi di bidang kostruksi

untuk wilayah karasidenan Surakarta.

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%) 1 Pria 36 90,00 2 Wanita 4 10,00 Total 40 100,00

Gambar 4.7 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Melihat tabel dan grafik di atas dari 40 responden dengan jelas dapat diperhatikan

bahwa profesi sebagai kontraktor dan konsultan perencana dalam bidang

konstruksi masih didominasi oleh pria dengan rasio pria : wanita yaitu 9:1 untuk

wilayah karasidenan Surakarta.

90.00%

10.00%

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4.4. Deskripsi Proyek

4.4.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Proyek Konstruksi

Setiap jenis proyek mempunyai keunikan masing-masing dalam hal kendala yang

ditemui. Tidak ada proyek yang benar-benar identik sehingga metode kerja yang

akan digunakan juga berbeda.

Tabel 4.8 Karakteristik Berdasarkan Jenis Proyek Konstruksi

No Berdasarkan Jenis Proyek Konstruksi

Jumlah Responden Persentase (%)

1 Proyek Gedung 27 67,50 2 Proyek Jalan 13 32,50 Total 40 100,00

Gambar 4.8 Diagram Karakteristik Berdasarkan Jenis Proyek Konstruksi

Berdasarkan tabel dan grafik di atas disimpulkan bahwa jenis proyek yang paling

banyak dikerjakan oleh responden yaitu proyek gedung bila dibandingkan dengan

proyek jalan.

67.50%

32.50%

Berdasarkan Jenis Proyek Konstruksi

Proyek Gedung

Proyek Jalan

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4.4.2. Karakteristik Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek Konstruksi

Nilai kontrak proyek yang dapat diikuti oleh suatu kontraktor tergantung dari gred

perusahaan. Semakin tinggi gred perusahaan menunjukkan semakin besar

perusahaan tersebut sehingga proyek yang akan ditangani juga termasuk ke dalam

proyek skala besar.

Tabel 4.9 Karakteristik Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek Konstruksi

No Nilai Kontrak Proyek Jumlah Responden Persentase (%) 1 0-50 juta 0 0 2 50-100 juta 7 17,50 3 100 juta- 1 milyar 15 37,50 4 >1 milyar 18 45,00 Total 40 100,00

Gambar 4.9 Diagram Karakteristik Berdasarkan Nilai Kontrak Proyek

Konstruksi

Dari tabel dan grafik di atas dicermati bahwa nilai kontrak proyek yang dikerjakan

oleh responden untuk wilayah karasidenan Surakarta lebih banyak bernilai antara

100 juta – 1 milyar yaitu 45% dan kemudian disusul proyek dengan nilai di atas 1

milyar sebanyak 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kontraktor yang

berada di wilayah Surakarta masih tergolong kontraktor dengan gred sedang yaitu

antara gred 3-5.

0.00% 17.50%

37.50%

45.00%

Nilai Kontrak Proyek

0-50 Juta

50-100 Juta

100 Juta - 1 Milyar

> 1 Milyar

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4.4.3. Karakteristik Apakah dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi sering

Mengalami Keterlambatan

Melihat banyaknya pihak yang terkait dan banyaknya sumber daya yang harus

dikelolah dalam suatu proyek konstruksi maka diperlukan perencanaan dan

penjadwalan yang akurat supaya klaim keterlambatan dapat dihindarkan. Dibawah

ini merupakan persepsi responden mengenai keterlambatan yang dialami dalam

mengerjakan proyek konstruksi.

Tabel 4.10 Karakteristik Apakah dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi

sering Mengalami Keterlambatan

No Apakah dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi sering

Mengalami Keterlambatan Jumlah Responden Persentase (%)

1 Ya 24 60,00 2 Tidak 16 40,00 Total 40 100,00

Gambar 4.10 Diagram Karakteristik Apakah dalam Pelaksanaan Proyek

Konstruksi sering Mengalami Keterlambatan

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa proyek konstruksi

yang berjalan di wilayah karasidenan Surakarta sering mengalami keterlambatan

dalam penyelesaiannya. Persepsi jawaban responden mencapai persentase 60%

yang menjawab bahwa proyek mengalami keterlambatan.

60.00%

40.00%

Apakah dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi sering Mengalami Keterlambatan

Ya Tidak

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4.5. Analisis Data

Selanjutnya untuk menguji kuisioner digunakan analisis uji validitas dan

reliabilitas.

Tabel 4.11 Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek

Konstruksi di Wilayah Karasidenan Surakarta

No Pertanyaan Kode 1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan X1 2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah X2 3 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan yang lama X3 4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan X4 5 Kurangnya keahlian tenaga kerja X5 6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik X6 7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang

lambat X7

8 Jumlah perkerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada X8

9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada X9

10 Akses ke lokasi proyek sulit X10 11 Faktor-faktor tersebut di atas bagaimana pengaruhnya

terhadap biaya Y

Tabel 4.12 Rekapitulasi Berdasarkan Pengisian Kuisioner

No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 1 Ir. Sukarno 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 2 Ir. Sartono 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 Ir. Sularto 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 Ir. Amshori 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 5 Ir. Supriyanto 3 2 3 3 4 3 1 3 4 3 6 Dhalia Indri Astuti,

S.psi 4 3 2 3 2 3 1 3 4 3

7 Ir. H Bambang Nusantoro, MM

2 3 4 4 3 4 3 3 4 3

8 Ir. Agus Sarjoko 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 9 Ir. Sudrajat

Pramusinto 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3

10 Idoe Ranny Fajar N, ST 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4

11 Yosep Yauhansa, ST 4 3 2 3 2 3 1 3 4 3 12 Ari Nugroho, ST 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 13 Tri Wibowo, ST 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

14 Umar Seno Hadi 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 15 Ir. Chrisna 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 16 Deddi K, Amd 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 17 Budi Purwanto 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 18 Riyanto Amin

Nugruho, ST 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4

19 Subagyo 4 3 4 4 3 2 4 3 4 4 20 Ir. Sri Hertadi 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 21 Ir. H. Dwi Awan

Ruhananto, MT 3 2 3 3 4 3 3 1 3 3

22 Awan Supriadi, ST 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 23 Hardimah, Amd 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 24 Rudy Setiono, ST 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 25 Subur Subiyanto, ST 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 26 Taufik Andreas 2 2 1 2 3 3 1 2 3 4 27 Ir. Suyamto 2 2 3 2 4 1 3 3 2 2 28 Sri Mulyono, ST 2 3 3 2 1 3 2 3 2 3 29 Mutiara Dewi Ariani,

S.MM 3 3 1 4 3 2 3 2 2 2

30 Teni Dewi, SH 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 31 Dra. Rini Murniwati 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 32 Agung Tirto,

SH.MKN. 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3

33 Suprapti, ST 3 2 3 3 4 3 3 1 3 3 34 Ir. H. Suparmi, H.S 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 35 Ir. H. Sri Haryono,

MT. 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3

36 Abdul Hadi, SE 2 2 1 3 2 1 2 3 2 4 37 Ir. H. Setiyo

Budiyanto, MM. 3 2 3 2 4 3 2 3 1 2

38 H. Marimin, ST. MT. 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 39 Arditya Heri

Waskita, ST 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3

40 H. Bambang Noesantoro, ST

2 3 4 4 3 4 3 3 4 3

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.5.1.1. Uji Validitas

Untuk mengetahui kevalidtannya, dari ke-10 faktor yang diberikan dalam bentuk

kuisioner yang disampaikan kepada responden dilakukan uji validitas terhadap

setiap faktor dalam kelompok variabel dengan menggunakan program SPSS Versi

17.00. Hasil tes validitas dapat dilihat pada kolom Correlated Item Total

Correlation (lihat tabel). Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah

0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 maka kuisioner/pertanyaan yang

dibuat dikatakan sahih/valid.

Tabel 4.13 Uji Validitas

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

X1 17.63 20.087 .440

X2 17.70 19.446 .474

X3 17.70 17.292 .690

X4 17.85 20.131 .509

X5 17.72 20.512 .375

X6 17.78 19.717 .405

X7 17.53 18.922 .577

X8 17.55 19.946 .361

X9 17.72 19.589 .399

X10 17.68 19.251 .546

Dari tabel 4.13 setelah pengujian seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid.

Koefisien korelas (r hitung) terdapat pada kolom “Corrected Item Total

Correlation” dapat diketahui bahwa nilai koefisien kofrelasi (r hitung) lebih besar

dari nilai r tabel 0,312 (n=40,痸 实觅%). R tabel dapat dilihat dalam lampiran.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4.5.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur

yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan andal (reliable) apabila

memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Hasil tes reliabilitas dapat dilihat pada

kolom Cronbach’s Alpha If Item Delected (lihat tabel).

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X1 .786

X2 .784

X3 .741

X4 .780

X5 .804

X6 .789

X7 .771

X8 .798

X9 .792

X10 .775

Dari tabel 4.14 seluruh item pertanyaan penelitian dinyatakan reliabel. Koefisien

reliabilitas seluruh item lebih besar dari koefisien alpha yang sesuai dengan

jumlah butir peranyaan yang diskoring yaitu untuk 11 butir nilai koefisien nya

0,34. Tabel nilai koefisien alpha dapat dilihat pada lampiran.

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4.5.2. Analisis Faktor (Factor Analysis)

Analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk

mereduksi dan meringkas data. Agar analisis faktor bisa tepat dipergunakan

variabel-variabel yang akan dianalisis harus berkorelasi. Apabila koefisien

korelasi antar-variabel terlalu kecil, hubungan lemah, analisis faktor tidak tepat.

Peniliti mengharapkan selain variabel asli berkorelasi dengan sesame variabel

lainnya, juga berkorelasi dengan faktor sebagai variabel baru yang disaring dari

variabel-variabel asli. Banyaknya factor lebih sedikit daripada banyaknya

variabel. Faktor-faktor diekstraksi (extracted) sedemikian rupa sehingga factor

yang pertama menyumbang (memberikan andil) terbesar terhadap seluruh varian

dari seluruh variabel asli, factor kedua menyumbang terbesar yang kedua, factor

ketiga menyumbang terbesar ketiga, dan begitu seterusnya sehingga proses

pencarian faktor dihentikan setelah sumbangan terhadap seluruh varian variabel

dari faktor yuang sudah berhasil diakstraksi sudah mencapai 60% atau lebih.

4.5.2.1. Uji KMO dan Bartlett’s Test

Uji statistik KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) digunakan untuk mengukur kecukupan

sampling (sampling adequacy). Indeks ini membandingkan besarnya koefisien

korelasi terobservasi dengan koefisien korelasi parsial. Nilai KMO yang kecil

menunjukkan bahwa korelasi antar-pasangan variabel tidak bisa diterangkan oleh

variabel lainnya dan analisis faktor mungkin tidak tepat. Analisis faktor akan

menajdi tepat apabila nilai KMO yang diperoleh > 0,50. Untuk menguji ketepatan

model faktor tersedia statisitik formal yaitu bartlett’s test of sphericity bahwa

variabel tak berkorelasi di dalam populasi.

Tabel 4.15 KMO dan Bartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .651

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 131.363

df 45

Sig. .000

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Berdasarkan hasil tabel di atas seluruh variabel dapat diterangkan oleh variabel

lainnya atau korelasi antar variabel tinggi. Nilai KMO 0,651 menunjukkan bahwa

variabel-variabel tersebut memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk analsis

faktor.

4.5.2.2. Ekstraksi Faktor (Factor Extructed)

Dalam teknik analisis faktor terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk

mengekstraksi atau meruduksi faktor. Pada penelitian ini peneliti memakai

metode principal component analysis dengan menggunakan program SPSS v.17.

Hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.16 Hasil Ekstraksi Faktor

Total Variance Explained

Compo

nent

Initial Eigenvalues Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 3.626 36.259 36.259 2.432 24.317 24.317

2 1.465 14.647 50.905 2.079 20.787 45.103

3 1.429 14.286 65.191 2.009 20.088 65.191

4 .933 9.326 74.517

5 .695 6.947 81.464

6 .561 5.610 87.073

7 .472 4.724 91.797

8 .390 3.898 95.695

9 .247 2.465 98.160

10 .184 1.840 100.000

Dari tabel xxx penentuan banyaknya faktor yang diekstraksi ditentukan

berdasarkan Eigenvalues. Di dalam pendekatan ini, hanya faktor dengan

eigenvalues lebih dari 1 (satu) yang dipertahankan, kalau lebih kecil dari satu,

faktornya tidak diikutsertakan dalam model. Suatu eigenvalues menunjukkan

besarnya sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh variabel asli. Dari tabel di

atas dapatdilihat bahwa terdapat 3 (tiga) faktor yang eigenvaluesnya lebih besar

dari satu sehingga ada tiga faktor baru yang terbentuk.

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

4.5.2.3. Rotasi Faktor

Rotasi faktor digunakan untuk mengubah (mentransformasi) matrix factor

menjadi matrix yang lebih sederhana yang lebih mudah untuk diinterpretasi

(disimpulkan). Metode rotasi yang paling banyak dipergunakan dalam teknik

analisis faktor ialah varimax procedure, yang menghasilkan faktor yang tidak

berkorelasi, bebas dari multicollinerity.

Tabel 4.17a Hasil sebelum Rotasi Faktor Tabel 4.17b Hasil setelah Rotasi Faktor

Dari tabel 4.17 yang belum dirotasi menunjukkan hubungan antar-faktor masing-

masing variabel, jarang menghasilkan faktor yang bisa diinterpretasikan (diambil

kesimpulannya), oleh karena factor-faktor tersebut berkorelasi atau terkait dengan

banyak variabel lain (lebih dari satu) sebagai contoh, dari tabel 4. 17a, faktor 1

(Xb1), berkorelasi hampir dengan seluruh variabel, 10 variabel akan tetapi setelah

dirotasi, matriks factor diubah (to be transformed) ke dalam matriks yang lebih

sederhana, sehingga mudah diinterpretasi (disimpulkan). Sebagai contoh, dari

tabel 4.17b dapat dilihat dengan jelas bahwa fakor 1 (Xb1) terdiri dari variabel X9,

Component Matrixa

Component

1 2 3

X3 .786 .340

X7 .714 -.435

X10 .710

X4 .654 -.436

X1 .563 -.395

X6 .509 .357

X5 .400 .729

X9 .559 -.646

X2 .549 .702

X8 .466 .567

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3

X9 .809

X10 .744

X4 .673 .431

X1 .659

X5 .838

X7 .391 .802

X3 .648 .485

X2 .892

X8 .739

X6 .560

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

X10, X4, dan X1. Faktor 2 (Xb2) terdiri dari variabel X5, X7 dan X3. Factor 3

(Xb3) terdiri dari variabel X2, X8 dan X6.

Tabel 4.18 Variabel Asli dan Faktor Ekstraksi

Variabel Asli Simbol Faktor Baru Simbol Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada X9

Perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan Xb1

Akses ke lokasi proyek sulit X10 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan X4

Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan X1

Kurangnya keahlian tenaga kerja X5 Koordinasi, dan

transportasi sumber daya serta keahlian tenaga

kerja

Xb2 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat X7

Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan yang lama X3

Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah X2

Sistem evaluasi dan perencanaan Xb3

Jumlah perkerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada

X8

Keterlambatan pembayaran oleh pemilik X6

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.11 Diagram Variabel Asli (X) dan Faktor Baru (Xb)

Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada (X9)

Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan (X1)

Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan (X4)

Faktor-faktor tersebut di atas bagaimana pengaruhnya terhadap biaya (X10) Perubahan lingkup dan dokumen

pekerjaan (Xb1)

Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah (X2)

Jumlah perkerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktivitas

pekerjaan yang ada (X8)

Keterlambatan pembayaran oleh pemilik (X6)

Sistem evaluasi dan perencanaan (Xb3)

Kurangnya keahlian tenaga kerja (X5)

Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat (X7)

Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat (X3)

Koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja (Xb2)

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4.5.3. Uji Asumsi Klasik / Analisis Ekonometrik

Dalam regresi linier berganda terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi

sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika digunakan untuk

memprediksi. Penggunaan asumsi ini merupakan konsekuensi dalam menghitung

persamaan regresi linier. Beberapa asumsi tersebut meliputi asumsi data yang

terdistribusi secara normal, asumsi multikolinieritas, asumsi autokorelasi, asumsi

heterokedastisitas, dan asumsi linieritas. Dalam buku-buku statistik asumsi ini

disebut analisis ekonometrik. Berikut uji asumsi yang harus dilakukan terhadap

model regresi tersebut, yaitu :

1. Uji Normalitas

Pengujuian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Yang

dimaksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti

bentuk distribusi normal dimana data akan memusat pada nilai rata-rata dan

median. Cara yang paling sering digunakan dengan melihat histrogam residual

akan mengikuti pola distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk

loceng. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan data terdistribusi

secara normal atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja. Ada cara

lain untuk menentukan data terdistribusi secara normal atau tidak dengan

menggunakan rasio skewness (kemencengan) dan rasio kurtosis (keruncingan).

Aturan dalam rasio skewness dan kurtosis jika nilai rasio berbeda antara minus

dua (-2) dan plus dua (+2). Sedangkan jika rasio berada dibawah -2 maka dapat

dinyatakan grafik terdistribusi miring ke kanan. Jika rasio berada diatas +2 maka

dapat dinyatakan grafik distribusi miring ke kiri. (Purbayu dan Ashari, 2005 :235)

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17 dapat

dilihat pada tabel.

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas

Faktor N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Perubahan lingkup dan

dokumen pekerkerjaan 40 .576 .374 1.168 .733

Koordinasi dan transportasi

sumber daya serta keahlian

tenaga kerja

40 1.208 .374 1.353 .733

Sistem evaluasi dan

perencanaan 40 .272 .374 -.869 .733

Valid N (listwise) 40

Faktor perubahan lingkup dan dokumen pekerkerjaan skewness kurva adalah

0,576 dengan standar eror 0,374 dan kurtosis kurva adalah 1,168 dengan standar

eror 0,733. Rasio skewness = 0,576/0,374 = 1,540. Rasio kurtosis = 1,168/0,733 =

1,594. Faktor koordinasi dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja

skewness kurva adalah 1,208 dengan standar eror 0,374 dan kurtosis kurva adalah

1,353 dengan standar eror 0,733. Rasio skewness = 1,208/0,374 = 3,229. Rasio

kurtosis = 1,353/0,733 = 1,845. Faktor sistem evaluasi dan perencanaan skewness

kurva 0,272 dengan standar eror 0,374 dan kurtosis kurva -0,869 dengan standar

eror 0,733. Rasio skewness = 0,272/0,374 = 0,727 dan rasio kurtosis = -0,869/0,

733 = -1,185. Dari rasio tersebut terlihat bahwa Rasio skewness dan Rasio

kurtosis berada pada kisaran -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan distribusi

data adalah normal.

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi

linier berganda menyatakan bahwa variabel terikat harus terbebas dari gejala

multikolinieritas. Gejala multikolinieritas adalah gejala korelasi yang signifikan

antar variabel terikat. Hasil uji multikolinieritas dengan mengugnakan bantuan

program SPSS versi 17 dapat dililhat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinieritas

Terlihat pada tabel 4.20 hasil uji multikolinieritas terletak pada kolom VIF, semua

variabel bebas untuk variabel terikat biaya hasil uji multikolinieritas bernilai

kurang dari 5, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Model t Sig.

Collinearity

Statistics

Tolerance VIF

1(Constant) 16.362 .000

Perubahan lingkup dan

dokumen pekerjaan -.526 .002 .748 1.375

Koordinasi dan transportasi

sumber daya serta keahlian

tenaga

1.627 .024 .407 2.644

Sistem evaluasi dan

perencanaan 1.907 .045 .736 1.430

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel

dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri

sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai

variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson

(DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL & du).

Aturan pengujiannya adalah:

d<dL : Terjadi masalah autokorelasi yang positif yang perlu perbaikan

dL<d<du : ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah

du<d<4-du : tidak ada masalah autokorelasi

4-du<d<4-dL : masalah autokorelasi lemah, tetapi perbaikan akan lebih baik

4-dL<d : masalah auotkorelasi serius

Tabel 4.21 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square Durbin Watson

1 .824a .716 .683 1.471

Hasil analisis menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,471. Untuk menguji

harus dicari nilai dL dan du pada tabel Durbin-Watson, dengan n=40 dan jumlah

variabel terikat (k) = 3 didapat nilai dL = 1,3384 dan du = 1,6589. Karena 1,3384

< 1,471 < 1.6589 maka dapat disimpulkan terjadi masalah autokorelasi positif

tetapi lemah.

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

4. Heterokedastisitas (Perbedaan Varians)

Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Asumsi

heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak

sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah satu

asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang

tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari

residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala

heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu

metode visual untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat

penyebaran dari varians residual. Salah satu cara pengujian heterokedastisittas

yaitu dengan melihat penyebaran dari residual yang dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 4.12 Diagram Heterokedastisitas

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

5. Uji Linieritas

Pengujian linieritas ini perlu dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan

merupakan model linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan

curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara variabel X dengan

variabel Y. pengujian menggunakan bantuan programSPSS versi 17. Jika nilai

pada tabel ANOVA sig f > 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan

linier dengan Y.

Tabel 4.22 Hasil Uji Linieritas

Variabel Bebas Nilai Sig f

Perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan

0,178 Koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja

Sistem evaluasi dan perencanaan

Dari tabel 4.22 di dapat dari perhitungan menggunakan bantuan program SPSS

versi 17. Dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas perubahan lingkup dan

dokumen pekerjaan, koordinasi dan transportasi sumber daya serta keahlian

tenaga kerja, sistem evaluasi dan perencanaan memiliki hubungan linieritas

terhadap variabel terikat biaya.

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4.5.4. Regresi Linier Berganda

Regresi linier bergandan digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

bebas perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan, koordinasi dan transportasi

sumber daya serta keahlian tenaga kerja, sistem evaluasi dan perencanaan

terhadap variabel terikat pemakaian biaya. Program SPSS menyediakan beberapa

metode untuk mengetahui besarnya tingkat pengaruh dari variabel bebas tersebut,

antara lain metode enter, metode stepwise, metode backward, metode forward,

dan metode remove. Metode-metode tersebu diigunakan untuk pemilihan variabel

dalam regresi sehingga hasil persamaan regresi memberikan kemampuan prediksi

yang baik. Pada penelitian ini digunakan metode enter untuk memprediksi

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.809 .582 6.547 .000

Perubahan lingkup dan

dokumen pekerjaan .079 .185 -.257 -1.511 .002

Koordinasi dan transportasi

sumber daya serta keahlian

tenaga kerja

.172 .130 .224 1.318 .001

Sistem evaluasi dan

perencanaan .013 .017 .122 .767 .000

a. Dependent Variable: Biaya

Dari perhitungan dengan menggunakan metode enter SPSS 17 menghasilkan

suatu model persamaan regresi Y = 3,809 + 0,079 Xb1 + 0,172 Xb2 + 0,013 Xb3.

Hasil pengujian menggunkan uji t terlihat bahwa nilai Sig untuk semua variabel

bebas lebih kecil dari alpa (< 0,05) sehingga dapat dikatakan signifikan secara

statistic dan bisa digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Konstanta 3,809 artinya apabila tidak ada perubahan

lingkup dan dokumen pekerjaan, koordinasi, dan transportasi sumber daya serta

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

keahlian tenaga kerja, sistem evaluasi dan perencanaan, maka pemakaian biaya

akan berada pada 3,809 poin. Koefisien 0,079 X1 artinya apabila ada perubahan

lingkup dan dokumen pekerjaan sebesar 1 poin, maka pemakaian biaya akan

mengalami kenaikan sebesar 0,079 poin. Koefisien 0,71 X2 artinya apabila ada

keterlambatan yang disebabkan oleh koordinasi, dan transportasi sumber daya

serta keahlian tenaga kerja sebesar 1 poin, maka akan mengalami kenaikan

pemakaian biaya sebesar 0,71 poin. Koefisien 0,013 X3 artinya apabila ada

keterlambatan yang disebabkan oleh sistem evaluasi dan perencanaan yang kurang

tepat sebesar 1 poin, maka akan terjadi pula kenaikan biaya sebesar 0,013 poin.

4.5.5. Koefisien Determinasi Berganda

Koefisien determinasi berganda yang diperoleh dari uji regresi linier berganda

yaitu sebesar R2 = 0,716. Hal ini beerarti bahwa 71,6% pemakaian biaya

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan,

koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja, sistem

evaluasi dan perencanaan. Sedangkan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain

yang belum disebutkan pada penelitian ini.

Tabel 4.24 Hasil Koefisien Determinasi Berganda

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin Watson

1 .824a .716 .683 .320 1.258

a. Predictors : (constant), perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan, koordinasi,

dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja, sistem evaluasi dan

perencanaan

b. Dependent Variable : Biaya

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

4.6. Pembahasan

Setelah penelitian ini dianalisa maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Dari analisis validitas dapat diketahui bahwa 10 butir pertanyaan mengenai

factor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi menyatakan

valid yaitu nilai Corrected Item Total Correlation > 0,3, artinya kesepuluh

butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi atau hubungan yang kuat

terhadap faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi di wilayah

karasidenan Surakarta.

2. Dari analisis reliabilitas dapat diketahui bahwa semua butir pertanyaan

mengenai factor penyebab keterlambatan proyek konstruksi di wilayah

karasidenan Surakarta menunjukkan nilai yang reliabel karena nilai

Cronbach’s Alpha if Item Delected > 0,60, artinya 40 responden dalam

pengisian kuisioner 11 butir pertanyaan tersebut akurat, stabil dan konsisten.

3. Dari teknik analisis faktor 10 variabel asli diekstraksi menjadi 3 faktor baru.

Penentuan variabel baru tersebut berdasarkan eigenvalues dan persentase

komulatif, hanya variabel dengan eigenvalues lebih dari 1 (satu) yang

dipertahankan serta memiliki persen komulatif lebih dari 60%, yaitu :

v Faktor 1 (Xb1) : Perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan

v Faktor 2 (Xb2) : Koordinasi, dan transportasi sumber daya serta

keahlian tenaga kerja

v Faktor 3 (Xb3) : Sistem evaluasi dan perencanaan

4. Dari uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolinieritas, autokeralasi,

heterokedastisitas, dan linieritas terhadap ketiga faktor baru tersebut

memenuhi syarat. Untuk uji normalitas terlihat bahwa Rasio skewness dan

Rasio kurtosis berada pada kisaran -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan

distribusi data adalah normal. Semua variabel hasil uji multikolinieritas

bernilai kurang dari 5 pada kolom VIF, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

gejala multikolinieritas. Terjadi autokerelasi positif tetapi lemah karena nilai

Durbin-Watson memenuhi syarat dL<d<du. Dari diagram pecar dapat dilihat

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bahwa tidak membentuk pola tertentu sehingga uji heterokedastisitas

memenuhi syarat. Begitu juga dengan uji linieritas dapat dilihat dari nilai sig f

>0,05 sehingga syarat linieritas terpenuhi.

5. Dari uji regresi linier berganda diperoleh satu persamaan yaitu Y = 3,809 +

0,079 Xb1 + 0,172 Xb2 + 0,013 Xb3. Dari persamaan tersebut dapat dikatakan

bahwa ketiga variabel bebas mempunyai pengaruh positif terhadap pemakaian

biaya artinya meningkatnya salah satu dari ketiga variabel bebas akan

menyebabkan meningkat pula pemakaian biaya.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang telah dilakukan dalam

penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari teknik analisis faktor dihasilkan 3 (tiga) faktor baru penyebab

keterlambatan penyelesaian proyek di wilayah kota Surakarta yang

merupakan hasil ekstraksi dari sepuluh faktor asli. Penentuan variabel baru

tersebut berdasarkan eigenvalues dan persentase komulatif, hanya variabel

dengan eigenvalues lebih dari 1 (satu) yang dipertahankan serta memiliki

persen komulatif lebih dari 60%. Tiga faktor baru tersebut sebagai berikut:

§ Perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan (Xb1)

§ Koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja

(Xb2)

§ Sistem evaluasi dan perencanaan (Xb3)

2. Dari uji regresi linier berganda diperoleh satu persamaan yaitu Y = 3,809

+ 0,079 Xb1 + 0,172 Xb2 + 0,013 Xb3. Dari persamaan tersebut dapat

dikatakan bahwa ketiga variabel bebas mempunyai pengaruh positif

terhadap pemakaian biaya artinya meningkatnya salah satu dari ketiga

variabel bebas akan menyebabkan meningkat pula pemakaian biaya.

76

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN …/Analisis... · disebabkan oleh terlambatnya material, perubahan gambar/detail (Data Proyek UNS dan DPU Surakarta tahun 2009). Proyek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan yaitu :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang

konstruksi untuk dapat menghindari keterlambatan penyelesaian proyek

konstruksi

2. Sebagai masukan unutk pemerintah Surakarta dalam mengawasi proyek

konstruksi agar tidak terjadi keterlambaan penyelesaian proyek.

3. Dalam penelitian berikutnya diharapkan melakukan survey kembali setelah

diperoleh faktor yang baru untuk memperoleh data yang lebih akurat.


Recommended