Date post: | 11-Mar-2019 |
Category: |
Documents |
Upload: | nguyendieu |
View: | 225 times |
Download: | 0 times |
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN LQ 45 PERIODE 2005-2010
Holong Jecson Manullang
Drs. A. Mulyo Haryanto, M.Si
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Based on the results showed that during the period of study is partially negative and
significant liquidity effect, firm size has positive but insignificant. The variable growth of
companies and assets structure influence positive and significant, while the profitability
negatively affects the capital structure. Magnitude of these effects is 0.459 or 45.9%. While
the remaining 44.1% are influenced by other factors outside of research or out of the
regression equation.
Keywords: capital structure, liquidity, firm size, firm growth, asset structure, and
profitability.
2
1.1 PENDAHULUAN
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam
kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi hutang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh
perusahaan. Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam
perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan
tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang
harus ditanggung perusahaan.
Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko
keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban–kewajibannya dan
kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan.
Berikut ini disajikan data Debt to Equity Ratio perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2005–2010.
Tabel 1.1
Debt to Equity Ratio Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005–
2010
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Astra Agro Lestari Tbk. 0.19 0.24 0.28 0.23 0.18 0.23
Aneka Tambang (Persero) Tbk. 1.11 0.70 0.37 0.26 0.21 0.20
Astra International Tbk. 1.81 1.41 1.17 1.21 1.00 1.07
International Nickel Indonesia Tbk. 0.29 0.26 0.36 0.21 0.29 0.44
Indofood Sukses Makmur Tbk. 2.33 2.13 2.62 3.11 2.45 2.20
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 1.57 0.02 0.02 0.00 0.01 0.01
Indosat Tbk. 1.28 1.24 1.72 1.95 2.05 2.16
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 0.38 0.35 0.40 0.51 0.40 0.37
Holcim Indonesia Tbk. 2.98 2.37 2.19 2.02 1.19 0.86
Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.40 1.39 1.16 1.38 1.22 1.09
United Tractors Tbk. 1.58 1.44 1.26 1.05 0.76 0.77
3
S
u
mber : ICMD 2007, ICMD 2009, Laporan keuangan perusahaan, data diolah
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa besarnya nilai rata–rata debt to equity (DER)
pertahun perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010. Dengan
nilai DER yang berada diatas satu berarti perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih
besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal
yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar
daripada modal sendiri. Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan
modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu
yang besarnya kurang dari satu. Karena jika DER lebih besar dari satu berarti risiko yang
ditanggung oleh investor menjadi meningkat.Hal tersebut menggambarkan fenomena
DER perusahaan yang dapat dijadikan data penelitian ini mengenai kondisi yang
sebenarnya.
Berdasarkan jurnal dari peneliti terdahulu, penelitian ini menguji pengaruh
likuiditas (I.G.K.A Ulupui, 2005), ukuran perusahaan (Saidi, 2004), pertumbuhan
perusahaan (Titman dan Wessel, 1988), struktur aktiva (Ali Kesuma, 2009), profitabilitas
(Wiwit Apit Sulistyowati, 2009) terhadap Debt to Equity Ratio. Data dari kelima rasio
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Rata–Rata Variabel Rasio Keuangan pada Perusahaan LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005–2010
Variabel 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Likuiditas 2.17 2.79 2.07 4.43 2.45 2.61
Ukuran Perusahaan 11.71 12.78 16.78 20.46 20.61 17.66
Pertumbuhan Perusahaan 0.20 0.04 0.44 0.22 0.06 0.20
Struktur Aktiva 0.52 0.50 0.47 0.46 0.47 0.46
Profitabilitas 15.26 19.06 19.96 14.83 8.38 14.82
Struktur Modal 1,52 1,18 1,41 1,32 1,08 1,03
Sumber : ICMD 2007, ICMD 2009, Laporan keuangan perusahaan 2010, data diolah
Berlian Laju Tanker Tbk. 2.94 1.62 4,38 3.24 3.04 2.65
Perusahaan Gas Negara Tbk. 1.83 1.61 2.11 2.47 1.35 1.38
Bakrie Sumatera Plantations Tbk. 1.54 1.78 0.81 0.90 0.90 0.92
4
Berdasarkan fenomena yang terjadi, diukur dari rasio–rasio keuangan yang masih
fluktuatif, maka perlu diuji pengaruh dari kelima variabel independen (Likuiditas,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas) dalam
mempengaruhi DER pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat
inkonsistensi hasil penelitian.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mutamimah (2003), likuiditas
dinyatakan positidf dan signifikan terhadap DER, tetapi hasil penelitian yang berbeda
yang dilakukan oleh Ozkan (2001) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap DER
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bram Hadianto (2008) ditemukan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Namun hasil dari
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy
Soebiantoro (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap DER.
Penelitian yang dilakukan Sekar Mayang sari (2001) menemukan bahwa variabel
pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal,
tetapi penelitian ini berbeda dengan penelitian Ali Kesuma (2009) yang menemukan
bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal
Hasil dari penelitian Ali Kesuma (2009) dan Wahidahwati (2002) menyatakan
bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DER. Hasil penelitian
yang berbeda dikemukakan oleh Bram Hadianto (2008) yang menyatakan bahwa struktur
aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004), Mutamimah (2003), dan
I.G.K.A Ulupui (2005) dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap DER, hal ini menunjukkan, semakin tinggi rasio profitabilitas, maka
semakin tinggi DER perusahaan. Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wiwit Apit Sulistyowati (2009) dan Ali Kesuma (2009) menyatakan
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap DER.
Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian
(research gap) mengenai faktor–faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor–faktor apakah yang berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–
5
2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas yang diuji
pengaruhnya terhadap struktur modal.
Berdasarkan fenomena gap dan research gap yang diuraikan di atas, maka perlu
diteliti atau dilakukan penelitian tentang “Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan LQ 45 Periode 2005–2010”. Penelitian ini mencoba untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh masing–masing variabel terhadap struktur modal
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang harus
diambil untuk kelangsungan usaha.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan LQ 45
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010 ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010?
3. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010 ?
4. Apakah struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010?
5. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan LQ
45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010?
6. Bagaimana pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
struktur aktiva, profitabilitas secara simultan terhadap struktur modal perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010?
TELAAH PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Dalam landasan teori dijabarkan teori–teori yang mendukung hipotesis serta
sangat membantu dalam analisis penelitian nantinya. Landasan teori berisi tentang
penjabaran teori dan argumentasi yang disusun sebagai tututan dalam memecahkan
masalah penelitian serta perumusan hipotesis.
6
2.1.1 Manajemen Keuangan
Pengaturan kegiatan keuangan di dalam suatu organisasi sering disebut
sebagai manajemen keuangan. Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan,
analisis dan kegiatan pengendalian kegiatan keuangan. Manajemen keuangan suatu
perusahaan berbeda dengan perusahaan lain, tetapi semuanya memiliki dasar yang sama.
Riyanto (2001) mendefinisikan manajemen keuangan sebagai keseluruhan aktivitas yang
berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau
mengalokasikan dana tersebut. Pelaksana dari manajemen keuangan adalah manajer
keuangan. Sebagai contoh perusahaan memerlukan berbagai kekayaan atau aktiva untuk
operasinya. Untuk itu perusahaan perlu mencari dana untuk membiayai kebutuhan
operasional tersebut.
Fungsi utama dari manajer keuangan adalah merencanakan, mencari dan
memanfaatkan dana dengan berbagai cara untuk memaksimumkan efisiensi operasi
perusahaan. Hal ini memerlukan pengetahuan akan pasar uang, darimana modal
diperoleh, bagaimana keputusan–keputusan yang tepat di bidang keuangan harus dibuat,
dan efisiensi dalam operasi perusahaan dapat digalakkan. Manajer harus
mempertimbangkan berbagai sumber keuangan yang luas dan bagaimana cara
memanfaatkan uang tersebut .
Tujuan manajemen keuangan telah terlihat dalam proses penilaian yag
dilakukan oleh pasar uang. Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimumkan
kekayaaan pemegang saham. Tingkah laku pasar keuangan harus dipakai dalam
menentapkan tujuan–tujuan perusahaan yang bersifat membela kepentingan pemegang
saham.
Menurut Suad Husnan (2000), Manajemen keuangan dalam kegiatannya harus
mengambil keputusan tentang:
1. Penggunaan dana, disebut sebagai keputusan investasi
2. Memperoleh dana, disebut sebagai keputusan pendanaan
3. Pembagian laba, disebut kebijakan deviden.
Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan
demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara
aktiva lancar dan aktiva tetap. Sebaliknya keputusan pendanaan dan kebijakan dividen
akan tercermin dalam sisi pasiva perusahan. Apabila hanya memperhatikan dana yang
tertanam dalam jangka waktu lama maka perbandingan itu dikatakan sebagai struktur
modal.
7
2.1.2 Teori Struktur Modal
Dalam dunia keuangan, definisi dari struktur modal biasanya mengacu
pada bagaimana sebuah perusahaan mengelola pendanaan untuk aset–asetnya
melalui berbagai kombinasi dari dari modal sendiri (equity), utang (debt), serta
melalui hybrid securities. Struktur modal perusahaan kemudian adalah komposisi atau
struktur dari utang–utang yang dimilikinya. Sebagai contoh, perusahaan yang menjual
US$ 20 miliar dalam equity serta US$ 80 miliar dari utang dikatakan memiliki 20%
equity–financed dan 80% debt–financed. Rasio debt to total financing sebesar 80%
di dalam contoh ini dinamakan dengan leverage perusahaan. Pada prakteknya,
struktur modal dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks.
Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang
keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1992),
rasio hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (long time debt to equity ratio)
menggambarkan struktur modal perusahan dan rasio hutang terhadap modal akan
menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan.
Menurut Riyanto(2001), pengertian struktur modal berbeda dengan struktur
keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang
mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur
keuangan mencerminkan perimbangan seluruh hutang (baik jangka pendek maupun
jangka panjang) dengan modal sendiri.
Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga
menjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai
jumlah dan komposisi modal dari tiap–tiap perusahaan, tetapi padadasarnya pengaturan
terhadap struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas
finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan. Dari pengertian–pengertian
yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan
atau perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau disebut
(long–term debt to equity ratioatau leverage.). Keuangan yang digunakan perusahaan
dalam mencapai stabilitas finansial dan kelangsungan hidup perusahaan.
Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang
terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai
jenis saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang
8
tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menentukan besarnya leverage
keuangan yang digunakan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing/hutang jangka
panjang dalam struktur modal perusahaan, akan semakin besar pula risiko kemungkinan
terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta
bunganya pada tanggal jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan
dana yang mereka tanamkan di dalam perusahaan juga dihadapkan pada risiko kerugian
kerugian yang besar.
a. Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang
tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak dapat ditentukan lamanya. Modal
sendiri berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal di
dapat dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber eksternal
berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen modal sendiri
terdiri dari:
1) Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu
Perseroan Terbatas (P.T), dimana modal saham terdiri dari :
a) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang
ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki
saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko
sebesar dana yang ditanamkan.
b) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang
merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka
panjang.
2) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai
deviden.
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang
dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian–kerugian
lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk
pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang
9
jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, setiap
perusahaan harus mempunyai modal minimum yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan perusahaan.
Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan
dan diperhitungkan untuk memelihara kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan
dari risiko kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling
tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan pada investasi–
investasi yang menghadapi resiko kerugian/kegagalan yang relatif besar karena suatu
kerugian/kegagalan dari investasi tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup
perusahaan.
Ada beberapa teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa ahli,
antara lain The Modigliani–Miller Model, The Trade off Model, Balancing Theory,
Pecking Order Theory, Agency Theory, Signaling Theory, dan Debt to equity ratio
(DER).
2.1.2.1 The Modigliani–Miller Model
Modigliani dan Miller (MM) (dikutip dari Husnan, 1998), menyebutkan bahwa
dimungkinkan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai
perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang,
akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi
yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang
sama dengan tingkat resiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar modal sempurna dan
tidak ada pajak, MM merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan berperilaku sebagai
berikut : Ke = Keu + (Keu– Kd ) ( B/S )
Ke = biaya modal sendiri
Keu = biaya modal sendiri pada saat perusahaan tidak menggunakan
hutang
Kd = biaya hutang
B = nilai pasar hutang
S = nilai modal sendiri
Dengan demikian MM menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal
sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya
penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak yang sama bagi
kemakmuran pemilik perusahaan. Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa
keputusan pendanaan menjadi tidak relevan. Karena pada umumnya bunga yang
10
dibayarkan dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak
(bersifat tax deductible). Dengan kata lain apabila ada dua perusahaan yang memperoleh
laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang sedangkan yang satunya
tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang
lebih kecil. Penghematan membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan,
maka sudah tentu nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada
perusahaan yang tidak menggunakan hutang.
Pada Brigham et al(1999) terdapat berbagai kritik berkenaan dengan
pendekatan MM ini, anatara lain :
a) Pendekatan MM mengasumsikan bahwa tidak adanya biaya transaksi,
maka poses arbitrase boleh dikatakan tanpa biaya, namun dalam realita
bahwa komisi untuk para broker itu cukup tinggi.
b) Pada awalnya MM mengasumsikan bahwa investor dan perusahaan
memiliki akses yang sama terhadap lembaga keuangan. Akan tetapi para
investor besar dimungkinkan memperoleh hutang dengan bunga yang lebih
rendah sedangkan investor individu mungkin harus meminjam dengan
tingkat bunga yang tinggi.
c) MM juga mengasumsikan tidak ada konflik antar pihak dalam perusahaan
atau agency problem yang dapat menimbulkan agency cost yang sangat
besar .
d) Tidak adanya pertimbangan adanya financial distress yang mungkin
dihadapi perusahaan.
2.1.2.2 Pecking Order Theory
Saidi (2004) menyatakan bahwa teori ini pertama kali dikenalkan oleh
Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan Pecking order theory dilakukan
oleh Myers (1984). Menurut Myers (1984), perusahaan lebih menyukai penggunaan
pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan
dan depresiasi.
Menurut Myers(1984) Pecking Order theory, mengasumsikan bahwa
perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham.
Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari internal, retained earning,
kemudian hutang berisiko rendah dan terakhir ekuitas.
11
Pecking order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal
didasarkan pada defisit pendanaan internal Shyam–Sunder dan Myers(1999).
Susi Indriyani (2006) menyatakan bahwa Pecking order theory memberikan
banyak pengaruh dengan memberikan pandangan bahwa teori ini sesuai dengan
banyaknya fakta yang terjadi tentang penggunaan external finance yang dilakukan
oleh perusahaan–perusahaan. Adapun keunggulan dari Pecking ordertheoryitu sendiri
dianggap masih dapat mengorganisir bukti–bukti yang ada dan menjelaskan dengan
baik beberapa aspek dalam perilaku pendanaan perusahaan yang diobservasi.
Kemudian didapati bahwa terdapat banyak bukti empiris dari berbagai survei yang
mendukung model ini disebabkan karena model ini mempunyai bentuk model yang
sederhana dengan ketersediaan perangkat parameter pengujian model. Adapun salah
satu keterbatasan yang dimiliki Pecking order adalah teori ini mengabaikan
pentingnya agency theory yang akan muncul jika perusahaan memelihara financial
slack dalam jumlah besar.
Kontra terhadap Trade off theory, maka yang paling penting dari The pecking
order theory menurut Myers (1984) adalah:
1. Perusahaan akan lebih mengutamakan internal financing, karena pecking
order theory membedakan ekuitas yang diperoleh dari laba ditahan dan
penerbitan saham baru karena urutan pilihan atau prioritas sumber
pendanaan menempatkan laba ditahan pada posisi yang paling atas,
sedangkan penerbitan saham baru berada pada urutan terbawah.
2. Perusahaan menyesuaikan target pembayaran dividen terhadap peluang
investasi. Hal ini membawa implikasi bahwa kebijakan dividen lebih
relevan dengan keputusan investasi daripada dengan keputusan
pendanaan. Kebijakan manajemen meningkatkan deviden hanya dilakukan
bila mereka memiliki keyakinan akan data menjaga stabilitas deviden
pada masa yang akan datang agar tetap sticky.
3. Kebijakan deviden bersifat sticky, sehingga dampak fluktuasi profitabilitas
dan peluang pada aliran kas internal bisa lebih besar atau lebih kecil dari
pengeluaran investasi.
4. Bila dana eksternal dibutuhkan, maka barulah perusahaan memilih sumber
dana dari utang karena dipandang lebih aman dari ekuitas. Ekuitas
merupakan pilihan terakhir dari Pecking order theory sebagai sumber
untuk memenuhi kebutuhan investasi.
12
Penelitisan lebih lanjut kembali dilakukan oleh Lakhsmi Shyam–Sunder and
Stewart C. Myers pada 1992. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa dalam bentuk
yang paling sederhana, pecking order model dalam pendanaan perusahaan
menjelaskan bahwa ketika arus kas internal perusahaan tidak cukup untuk mendanai
investasi real dan deviden, perusahaan akan menerbitkan hutang. Saham tidak akan
pernah diterbitkan, kecuali biaya financial distrees perusahaan tinggi dan perusahaan
hanya dapat menerbitkan junk debt.
2.1.2.3 Debt to equity ratio (DER)
DER mencerminkan besarnya proporsi antara total hutang (total debt) dan
total modal sendiri (total shareholder’s equity).
Total hutang merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang); sedangkan total modal sendiri merupakan total modal saham disetor
dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi dari
total hutang terhadap total ekuitas. Menurut Ang (1997), semakin tinggi DER
menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal
sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar
(kreditur).
2.1.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Menurut McCue dan Ozcan (dikutip dari Saidi, 2004) struktur modal
dipengaruhi oleh struktur aktiva (asset structure), pertumbuhan aktiva (asset growth),
kemampulabaan (profitability), risiko (risk), ukuran perusahaan (size), pajak (tax shield),
struktur kepemilikan perusahaan (ownership/system affiliation), sistem pembayaran dari
konsumen (payment system), dan kondisi pasar (market conditions).
Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana. Di
dalam melakukan tugas tersebut, manajer keuangan dihadapkan adanya suatu variasi
dalam pembelanjaan, dalam arti, terkadang perusahaan lebih baik menggunakan dana
yang bersumber dari hutang (debt), terkadang perusahaan lebih baik menggunakan dana
yang bersumber dari modal sendiri (equity). Oleh karena itu, manajer keuangan dalam
operasinya perlu berusaha untuk memenuhi suatu sasaran tertentu mengenai
perimbangan antara besarnya hutang jumlah modal sendiri yang tercermin dalam struktur
modal perusahaan, perlu diperhitungkan faktor–faktor yang mempengaruhi struktur
modal, yang dapat diuraikan antara lain:
13
2.1.3.1 Struktur Aktiva
Menurut Riyanto (1997), kebanyakan industri dimana sebagian besar
modalnya tertanam di dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya
sebagi pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial
konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling
sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen.
Perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri atas aktiva lancar, akan mengutamakan
kebutuhan dananya dengan hutang. Jadi, dapat dikatakan bahwa struktur aktiva
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
2.1.3.2 Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Bigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan
yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil.
Penelitian empiris yang telah dilakukan antara lain oleh Krishnan,
Bhaduri,Moh`d, dan Majumdar (dikutip dari Saidi, 2004) menunjukkan bahwa
pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan salah satu variabel yang berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan.
2.1.3.3 Tingkat Pertumbuhan Aktiva
Weston dan Brigham (1986) mengatakan, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang cepat, harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal.
Floating cost pada emisi saham biasa, lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi.
Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, cenderung lebih
banyak menggunakan hutang (obligasi) dibandingkan dengan perusahaan yang lambat
pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Krishnan dan Isaac (dikutip dari Saidi,
2004) terhadap industri di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva
berpengaruh pada struktur modal.
2.1.3.4 Profitabilitas
Brigham dan Houston (2001), mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar
kebutuhan pendanaan, dengan dana yang dihasilkan secara internal.
14
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan, khususnya penelitian empiris yang
telah dilakukan oleh Krishnan, Bhaduri, Moh`d, dan Majumdar (dikutip dari Saidi, 2004)
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
2.1.3.5 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi resiko
bisnis, semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar variasi keuntungan akibat
perubahan pada penjualan perusahaan dan mengakibatkan semakin besar resiko bisnis
perusahaan. Pada tingkat resiko yang tinggi, sebaiknya struktur modal dipertahankan
atau menggunakan hutang yang lebih besar.
2.1.3.6 Likuiditas
Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa apabila jumlah modal yang dibutuhkan
sangat besar, maka dirasa perlu bagi perusahaan tersebut mengeluarkan berbagai
golongan securities secara bersama–sama, sedangkan bagi perusahaan yang
membutuhkan modal yang tidak terlalu besar, cukup hanya mengeluarkan satu golongan
securities saja (Riyanto, 2001)
2.2 Kerangka Pemikiran
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen yang berupa struktur modal perusahaan.
Variabel independen dalam penelitian ini berupa likuiditas (current ratio), ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan (growth), struktur aktiva (STA), dan profitabilitas
(net profit margin) sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.
2.3 Hipotesis
Atas dasar kerangka pemikiran teoritis tersebut diajukan 6 (enam) hipotesis
alternatif (Ha) sebagai berikut:
1. Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Debt to
Equity Ratio)
2. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal (Debt to Equity
Ratio)
3. Pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Debt
to Equity Ratio)
4. Struktur aktiva (STA) berpengaruh positif terhadap struktur modal (Debt to Equity
Ratio)
5. Profitabilitas (Net Profit Margin) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (Debt
to Equity Ratio)
15
6. Likuiditas, ukuran perusahaan , pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan
profitabilitas secara bersama–sama berpengaruh terhadap struktur modal (Debt to
Equity Ratio)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.1.1 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Struktur Modal
Struktur modal menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total hutang
(total debt) berdasarkan total modal sendiri (total shareholder equity). Dengan ukuran
variabel yang digunakan adalah total hutang dan total modal sendiri.
3.1.2 Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Likuiditas
Likuiditas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan current ratio (CR). Current
ratio (CR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
didalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar.
2. Ukuran perusahaan
Likuiditas
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan
Perusahaan
perusahaan
Struktur Aktiva
Struktur Modal
Perusahaan
Profitabilitas
16
Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari net
sales (Harjono, 2002), hal tersebut dilakukan mengingat besarnya net sales
perusahaan yang berbeda sehingga agar hasilnya tidak menimbulkan bias maka
dilakukan log natural (ln) dari net sales.
3. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan yang diberi simbol GROW akan diukur dengan selisih total
aktiva tahun ke–t dengan total aktiva tahun ke–t–1 kemudian dibagi dengan total aktiva
tahun ke–t–1.
4. Struktur aktiva
Struktur aktiva yang diberi simbol STA akan diukur dengan menggunakan hasil bagi
antara aktiva tetap dengan total aktiva. Apabila aktiva perusahaan cocok untuk
dijadikan agunan kedit, perusahaan tersebut cenderung menggunakan banyak hutang.
5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu dihasilkan perusahaan
dalam menjalankan operasinya. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Profitabilitas perusahaan dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan rasio Net Profit Margin yang menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu.
Ringkasan variabel penelitian dan definisi operasi dalam penelitian ini,
sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Ringkasan Variabel Penelitian dan Definisi Operasi Penelitian
Variabel Defenisi Skala Pengukuran
Struktur Modal
Kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi total
hutang (total debt)
berdasarkan total
modal sendiri (total
shareholder equity)
Rasio
Likuiditas
Kemampuan
perusahaan didalam Rasio
17
membayar hutang
jangka pendek dengan
aktiva lancar.
Diproksikan dengan
current ratio (CR)
Ukuran
perusahaan
Menggambarkan besar
kecilnya suatu
perusahaan yang
ditunjukkan oleh total
penjualan
Diproksikan dengan
log natural (ln) dari
net sales.
Rasio
Pertumbuhan
perusahaan
Perbandingan antara
nilai pasar sekarang
dan tahun
sebelumnya. Dan juga
pertumbuhan
sekarang
dengan tahun
sebelumnya
Rasio
Struktur aktiva
Hasil bagi antara
aktiva tetap dengan
total aktiva
Rasio
Profitabilitas
Menghitung sejauh
mana kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba
yang bersih pada
tingkat penjualan
tertentu. Diproksikan
dengan Net Profit
Margin
Rasio
18
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam
indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010. Jumlah populasi
perusahaan yang pernah masuk dalam indeks LQ 45 periode tahun 2005–2010 sebanyak
54 perusahaan.
3.2.2 Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan
yang masuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan penarikan
sampel yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan pendekatan dengan
metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan penetapan sampel
menggunakan kriteria (pertimbangan) tertentu, dengan dengan kriteria:
1. Perusahaan yang selalu masuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
secara konsisten selama periode tahun 2005–2010
2. Perusahaan yang selalu menyajikan laporan keuangan selama periode
pengamatan 2005–2010
3. Perusahaan yang memiliki data harga saham yang lengkap selama periode
pengamatan 2005–2010
Dari populasi sebanyak 54 perusahaan yang pernah masuk dalam indeks LQ 45,
diperoleh sebanyak 14 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel.
Alasan pemilihan sampel tersebut karena indeks LQ 45 memiliki tingkat
kesalahan prediksi yang lebih kecil dibandingkan IHSG. Oleh sebab itu indeks LQ 45
dapat dikatakan lebih tepat digunakan untuk mewakili pasar saham.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan suatu perusahaan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan
perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory dan Indonesia Stock Exchange Statistics.
19
Dari data laporan keuangan tahunan masing–masing perusahaan, dipilih data
likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas,
dan struktur modal. Data tersebut diolah lebih lanjut untuk memperoleh suatu nilai yang
menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian ini
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode :
1. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka dan mengkaji
berbagai literatur pustaka seperti buku, jurnal dan sumber–sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian.
2. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji
data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan yang masuk dalam
indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005–2010 yang termuat
dalam Indonesia Capital Market Directory dan Indonesia Stock Exchange
Statistics.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan hasil dari analisa data berdasarkan pengamatan
sejumlah variabel yang dipakai dalam model regresi. Sebagaimana yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan satu variabel dependen yaitu
struktur modal dan 5 variabel independen yaitu likuiditas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas. Urutan pembahasan secara
sistematis adalah sebagai berikut: (1) deskripsi objek penelitian, (2) pengujian asumsi
klasik, (3) pengujian hipotesis, (4) pembahasan tentang pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Dari seluruh emiten yang terdaftar di BEI tidak semua dijadikan sampel
penelitian, karena dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang
selalu masuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama
periode tahun 2005–2010. Dari 54 perusahaan yang selalu masuk ke dalam indeks LQ 45
hanya 14 perusahaan yang memenuhi semua syarat penelitian untuk dijadikan sampel.
Beberapa sampel digugurkan karena tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah daftar nama perusahaan LQ 45 yang dijadikan sebagai sampel
dalam penelitian ini :
Tabel 4.1
20
Daftar Sampel Perusahaan Yang
Masuk Indeks LQ 45
Selama Tahun 2005–2010
No Perusahaan
1 Astra Agro Lestari Tbk.
2 Aneka Tambang (Persero) Tbk.
3 Astra International Tbk.
4 International Nickel Indonesia Tbk.
5 Indofood Sukses Makmur Tbk.
6 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
7 Indosat Tbk.
8 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
9 Holcim Indonesia Tbk.
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk.
11 United Tractors Tbk.
12 Berlian Laju Tanker Tbk.
13 Perusahaan Gas Negara Tbk.
14 Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
Sumber : ICMD 2007, ICMD 2009, Laporan keuangan perusahaan,
data diolah
4.2 Analisis Data
4.2.1 Statistik Deskriptif
Skripsi ini menggunakan data–data yang berasal dari 14 perusahaan dalam
periode pengamatan selama 6 tahun dengan menggunakan satu variabel dependen serta
lima variabel independen sehingga bila dilihat secara keseluruhan jumlah observasi
yang ada di dalam penelitian ini mencapai 84 sampel. Selanjutnya dapat dilihat nilai
minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan standar deviasi (σ) dari masing–masing
variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
21
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 84 .00 3.24 1.2190 .87445
CURRENT RATIO 84 .12 8.86 2.0456 1.83172
LNNET_SLS 84 9.54 18.41 15.7675 1.83826
GROW 84 –.99 1.97 .1805 .33427
STR_AKT 84 .01 .86 .4786 .24758
NPM 84 –46.23 50.43 15.3839 13.74536
Valid N (listwise) 84
Sumber : Output SPSS 16.0
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan
regresi berganda dapat digunakan dalam analisis. Adapun uji yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.8
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .701a .492 .459 .64306
a. Predictors: (Constant), NPM, STR_AKT,
LNNET_SLS, GROW, CURRENT RATIO
Pada model regresi diperoleh nilai adjusted R2
yang menunjukkan proporsi
variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai adjusted
R2 maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa variabel
bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar. Adjusted R2
pada model bernilai
0.459 berarti bahwa pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
struktur aktiva, dan profitabilitas terhadap struktur modal adalah sebesar 45%, sedangkan
55% lainnya dipengaruhi oleh variabel–variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
4.2.2.2 Hasil Secara Simultan (Uji F)
Tabel 4.9
22
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31.212 5 6.242 15.096 .000a
Residual 32.255 78 .414
Total 63.467 83
a. Predictors: (Constant), NPM, STR_AKT, LNNET_SLS, GROW, CURRENT
RATIO
b. Dependent Variable: DER
Pada model regresi diperoleh nilai F = 15.09 dengan signifikansi 0.00 pada
tingkat signifikansi α = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi tidak
sama dengan nol, karena signifikasi kurang dari 5%. Sehingga dapat dikatakan data
mendukung hipotesis penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
4.2.2.3 Hasil Secara Parsial (Uji t)
Dari hasil pengujian analisis regresi diketahui nilai t hitung sebagai berikut :
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) –.063 .736 –.085 .932
CURRENT
RATIO –.116 .044 –.242 –2.617 .011
LNNET_SLS .071 .043 .150 1.648 .103
GROW .520 .218 .199 2.386 .019
STR_AKT 1.416 .297 .401 4.774 .000
NPM –.025 .005 –.387 –4.682 .000
a. Dependent Variable: DER
23
4.2.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Dari hasil statistik diperoleh hasil nilai hitung t sebesar –2.617
sedangkan nilai signifikasinya sebesar 0.011 lebih kecil dari taraf signifikasi α = 0.05. Ini
berarti likuiditas mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap struktur
modal. Dalam hal ini hipotesis 1 ditolak. Hasil tersebut berlawanan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mutamimah (2003) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
4.2.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai hitung t sebesar 1.648 dengan nilai
signifikasinya sebesar 0.103 jauh lebih besar dari taraf signifikasi α = 0.05. Hal ini
berarti variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
perusahaan. Sehingga dapat dikatakan data sampel tidak mendukung hipotesis penelitian.
Dalam hal ini hipotesis 2 diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya, Titman and Wessel (1988), Saidi (2004), dan Sujoko dan Ugy Soebiantoro
(2007).
4.2.5 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
Dari hasil statistik diperoleh hasil nilai hitung t sebesar 2.386 sedangkan nilai
signifikasinya sebesar 0.019 jauh lebih kecil dari taraf signifikasi α = 0.05. Ini berarti
pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Sehingga dapat dikatakan data sampel mendukung hipotesis penelitian dan dapat
disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini perlu
diperhatikan. Dalam hal ini hipotesis 3 diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Titman
dan Wessel (1988) dan penelitian Wiwit Apit Sulistyowati (2009) juga menunjukkan
hasil yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal.
4.2.6 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai hitung t sebesar 4.774 sedangkan
nilai signifikasinya sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikasi α = 0.05 berarti
profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Sehingga dapat
dikatakan data sampel mendukung hipotesis penelitian dan dapat disimpulkan bahwa
variabel pertumbuhan perusahaan pada penelitian ini perlu diperhatikan. Dalam hal ini
hipotesis 4 diterima. Hasil yang positif tersebut sejalan dengan penelitian Bram Hadianto
(2008) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
24
4.2.7 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai hitung t sebesar –4.682 sedangkan
nilai signifikasinya sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikasi α = 0.05. Hal ini berarti
variabel profitabilitas atau net profit margin (NPM) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap struktur modal perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan data mendukung
hipotesis penelitian, dan variabel ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
membuat keputusan hutang. Dalam hal ini hipotesis 5 diterima. Hasil regresi di atas tidak
mendukung hasil penelitian yang dilakukan para ahli sebelumnya, seperti penelitian
Wiwit Apit Sulistyowati (2009) terhadap seluruh perusahaan industri manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007 dan juga penelitian Saidi (2004).
4.2.8 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Keenam
Hasil pengujian pada tabel 4.9 menunjukkan nilai uji F untuk data sampel
diperoleh sebesar 15.096 dengan signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi
tidak sama dengan nol. Karena signifikansi kurang dari 5%, dapat disimpulkan likuiditas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas secara
bersama–sama berpengaruh terhadap struktur modal (Debt to Equity Ratio). Maka dalam
hal ini hipotesis 6 diterima.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
Penelitian ini mengambil judul “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan LQ 45 Periode 2005-2010”.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisi pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas terhadap struktur modal
perusahaan LQ 45 periode 2005-2010.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa hasil penelitian ini terbatas pada
pengamatan yang relatif pendek, yaitu selama 6 tahun, sehingga data yang diambil
memiliki kemungkinan kurang mencerminkan kondisi perusahaan dalam jangka panjang.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara
bersama-sama hanya sebesar 45% terhadap variabel dependen, sehingga perlu dicari
variabel lain yang mempengaruhi struktur modal di luar model ini.
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
25
1. Manajemen perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan likuiditas,
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas suatu perusahaan
dalam pengambilan keputusan tentang struktur modalnya, karena dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan LQ 45.
2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 2005-2010, periode
ini cukup pendek, sehingga dalam penelitian selanjutnya digunakan perode
penelitian yang lebih panjang untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh
variabel-variabel independen tersebut terhadap struktur modal.
3. Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah variabel
lain yang mungkin berpengaruh terhadap struktur modal sebagai variabel
independen misalnya ditambah dengan variabel faktor pasar atau dengan
variabel kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia
Atmaja, Lukas Setia. 1999. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Andi.
Bhaduri, Saumitra N. 2002. "Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the
Indian Corporate Structure", Journal of Economics and Finance, Summer
Brealey & Myers. 1991. Principles of Corporate Finance. Fourth Edition. US.
Brealey, Richard, Stewart C Mayers. 1991. Principles of Corporate Finance, Second Edition.
The United State of America: McGraw-Hill Company.
Brigham, Eugene F. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
Gitman, Lawrence J., 1994, Principles of Managerial Finance, Seventh Edition, New York:
Harper Collins College Publishers.
Gujarati, Damodar. (2004). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Harris, M. and A. Raviv. 1991. The theory of capital structure. Journal of Finance
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar manajemen keuangan. Yogyakarta : UUP AMP YKPN.
Masulis, R. and Korwar, A. 1986. “Seasoned Equity Offerings : An Empirical
Investigation”. Journal of Financial Economics.
Mayangsari, Sekar, 2001, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan
Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hypothesis”, Media Riset
Akuntansi, Auditing Dan Informasi. Vol.1,No.3, Desember 2001:1-26.
Mutamimah. 2003.”Analisis Struktur Modal pada Perusahaan-perusahaan non finansial
yang go public di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Bisnis Strategi. Vol.11,Tahun
VIII,Juli 2003: 71-81.
Mc.Cue, Michael J. and Yasar A. Ozcan. 1992. “Determinants of Capital Structure” , Journal
of Healthcare Management, 37,3, p.333.
Myers, S, 1984, „The Capital Structure Puzzle”, Journal Of Finance, Vol.39. July, 1984
Ozkan, Aydin, 2001, “Determinants of capital Structure and Adjusment to long Run Target:
Evidence from UK Company Panel Data”, Journal of Business Finance and
Accounting, 28(1) and (2), January/March, 2001.
Riyanto, Bambang. 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan
Ketujuh, Yogyakarta : BPFE.
Ross. 1977. “The Determination of Financial Structure, The Incentive & Signalling
Approach”. Bell Journal of Economics
27
Saidi. 2004. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Go Publik di BEJ tahun 1999 – 2004”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Vol.11,No.1,Maret 2004, Hal: 44-58.
Titman, S dan R. Wessels. 1988. The Determinan of Capital Structure Choice. Journal of
Finance 43, Hal 1-19.
Van Horne, J.C., and John M. Wachowicz Jr. 1998. Prinsip-prinsip manajemen keuangan,
Jilid 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat.
Wahidahwati, 2000. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Pada
Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 5, No. 1, Januari: 1 – 16.
Weston, J. Fred and Copeland, Thomas E. 1992. Manajemen Keuangan Jilid 1. Edisi
Kedelapan. Jakarta : Erlangga
Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E. 1992. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Weston, dan Eugene F.Brigham. 1997. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Yuhasril. 2006. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi
yang Go Public di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bulletin. No.09 Tahun 2006:1-11.
28
LAMPIRAN
A. Data Sampel Penelitian Tahun 2005-2010
DER
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI 0.19 0.24 0.28 0.23 0.18 0.23
ANTM 1.11 0.70 0.37 0.26 0.21 0.20
ASII 1.81 1.41 1.17 1.21 1.00 1.07
INCO 0.29 0.26 0.36 0.21 0.29 0.44
INDF 2.33 2.13 2.62 3.11 2.45 2.20
INKP 1.57 0.02 0.02 0.00 0.01 0.01
ISAT 1.28 1.24 1.72 1.95 2.05 2.16
PTBA 0.38 0.35 0.40 0.51 0.40 0.37
SMCB 2.98 2.37 2.19 2.02 1.19 0.86
TLKM 1.40 1.39 1.16 1.38 1.22 1.09
UNTR 1.58 1.44 1.26 1.05 0.76 0.77
BLTA 2.94 1.62 2.20 3.24 3.04 2.65
PGAS 1.83 1.61 2.11 2.47 1.35 1.38
UNSP 1.54 1.78 0.81 0.90 0.90 0.92
STRUKTUR AKTIVA
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI 0,41 0,44 0,33 0,31 0,32 0,32
ANTM 0,60 0,46 0,25 0,28 0,29 0,26
ASII 0,19 0,22 0,22 0,01 0,25 0,22
INCO 0,72 0,57 0,66 0,73 0,68 0,63
INDF 0,41 0,40 0,27 0,24 0,27 0,27
INKP 0,68 0,25 0,36 0,41 0,40 0,40
ISAT 0,66 0,73 0,67 0,74 0,81 0,77
PTBA 0,16 0,13 0,09 0,06 0,05 0,05
SMCB 0,83 0,84 0,79 0,73 0,75 0,73
TLKM 0,74 0,74 0,75 0,78 0,78 0,76
UNTR 0,41 0,46 0,43 0,42 0,48 0,47
BLTA 0,66 0,72 0,76 0,83 0,78 0,79
PGAS 0,57 0,86 0,81 0,69 0,60 0,56
UNSP 0,22 0,19 0,17 0,16 0,14 0,20
NPM
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI 23.45 20.95 33.11 32.24 22.37 21.47
ANTM 26.37 27.58 42.74 14.26 6.94 16.59
ASII 9.30 6.69 9.29 9.47 10.19 10.90
29
INCO 30.25 38.38 50.43 27.38 22.40 34.68
INDF 1.34 3.01 3.52 2.67 5.59 7.94
INKP 10.41 28.44 25.81 21.88 (33.67) (6.05)
ISAT 14.25 11.52 12.38 10.07 8.15 3.58
PTBA 16.27 13.74 18.43 23.67 30.48 23.55
SMCB 7.67 5.88 4.51 5.88 15.07 14.45
TLKM 10.36 21.46 21.63 17.50 17.54 17.14
UNTR 8.32 6.78 8.22 9.54 13.06 10.64
BLTA 25.41 39.21 20.84 22.24 (46.23) 7.43
PGAS 16.72 28.54 17.87 4.95 34.56 32.18
UNSP 13.50 14.64 10.60 5.92 10.87 12.94
GROWTH
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI -0,06 0,10 0,53 0,22 0,16 0,12
ANTM 0,06 0,14 0,65 -0,15 -0,03 0,06
ASII 0,56 -0,05 0,10 0,27 0,10 0,21
INCO 0,15 0,18 -0,07 0,14 -0,05 0,05
INDF -0,06 0,09 0,83 0,34 0,02 0,06
INKP 0,03 -0,99 0,05 0,01 -0,01 -0,01
ISAT 0,18 0,04 0,32 0,14 0,06 0,02
PTBA 0,19 0,09 0,26 0,55 0,32 0,02
SMCB -0,03 -0,04 0,02 0,06 -0,05 0,01
TLKM 0,10 0,21 0,09 0,11 0,07 0,03
UNTR 0,57 0,06 0,16 0,76 0,07 0,14
BLTA 0,81 0,04 1,52 0,21 -0,06 0,02
PGAS 0,14 0,20 0,35 0,26 0,12 0,06
UNSP 0,11 0,43 1,42 0,09 0,08 1,97
Ukuran Perusahaan
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI 3.370.936 3.757.987 5.960.954 8.161.217 7.424.283 5.721.620
ANTM 3.251.236 5.629.401 12.008.202 9.591.981 8.711.370 5.728.863
ASII 61.731.635 55.508.135 70.182.960 97.064.000 98.526.000 95.034.000
INCO 8.709.256 12.073.058 21.907.257 14.367.462 7.178.060 8.451.813
INDF 18.764.650 21.941.558 27.858.304 38.799.279 37.140.830 28.308.902
INKP 13.915 39.833 80.885 70.791 26.880 20.842
ISAT 11.589.791 12.239.407 16.488.495 18.659.133 18.393.016 14.843.079
PTBA 2.998.686 3.533.480 4.123.855 7.216.228 8.947.854 5.901.728
SMCB 3.017.599 2.993.197 3.754.906 4.803.377 5.943.881 4.287.117
TLKM 41.807.184 51.294.008 59.440.011 60.689.784 64.596.635 52.122.352
UNTR 13.281.246 13.719.567 18.165.598 27.903.196 29.241.883 27.813.500
BLTA 2.617.192 3.073.788 3.641.773 7.005.851 5.832.858 2.994.311
PGAS 5.433.740 6.632.006 8.801.822 12.793.849 18.024.279 14.581.870
UNSP 883.309 1.180.622 1.949.018 2.931.419 2.325.282 1.896.126
30
CR
Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010
AALI 1,68 0,87 1,60 1,94 1,83 1,32
ANTM 2,68 0,46 0,67 0,57 0,55 0,57
ASII 0,74 0,78 0,91 1,32 1,37 1,26
INCO 3,65 4,60 2,53 4,89 7,24 6,84
INDF 1,47 1,19 0,92 0,90 1,16 0,12
INKP 3,09 1,51 8,44 3,96 8,86 1,03
ISAT 1,39 0,83 0,93 0,90 0,55 0,79
PTBA 4,51 5,44 4,43 3,66 4,91 5,97
SMCB 1,68 1,23 1,33 1,68 1,27 1,49
TLKM 0,76 0,68 0,77 0,54 0,61 0,79
UNTR 1,55 1,34 1,34 1,64 1,66 1,59
BLTA 1,46 1,53 0,70 0,71 0,76 1,10
PGAS 3,59 1,45 1,17 2,18 2,48 2,94
UNSP 2,09 3,55 3,17 1,49 1,01 1,38
B. Data SPSS 16 Sampel Penelitian
Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .701a .492 .459 .64306
a. Predictors: (Constant), NPM, STR_AKT, LNNET_SLS, GROW, CURRENT RATIO
Uji Statistik F ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 31.212 5 6.242 15.096 .000a
Residual 32.255 78 .414
Total 63.467 83
a. Predictors: (Constant), NPM, STR_AKT, LNNET_SLS, GROW, CURRENT RATIO
b. Dependent Variable: DER
Uji Statistik t Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.063 .736 -.085 .932
STR_AKT 1.416 .297 .401 4.774 .000
31
GROW .520 .218 .199 2.386 .019
CURRENT RATIO -.116 .044 -.242 -2.617 .011
LNNET_SLS .071 .043 .150 1.648 .103
NPM -.025 .005 -.387 -4.682 .000
a. Dependent Variable: DER
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
a. Coefficienta
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.924 1.082
.940 1.064
.761 1.314
.785 1.274
.952 1.051
Coefficient Correlations
a
Model NPM STR_AKT LNNET_SLS GROW CURRENT
RATIO
1 Correlations NPM 1.000 -.053 -.161 -.048 -.196
STR_AKT -.053 1.000 .007 .201 .189
LNNET_SLS -.161 .007 1.000 -.113 .433
GROW -.048 .201 -.113 1.000 .047
CURRENT RATIO
-.196 .189 .433 .047 1.000
Covariances NPM 2.771E-5 -8.199E-5 -3.661E-5 -5.502E-5 -4.557E-5
STR_AKT -8.199E-5 .088 8.861E-5 .013 .002
LNNET_SLS -3.661E-5 8.861E-5 .002 -.001 .001
GROW -5.502E-5 .013 -.001 .047 .000
CURRENT RATIO
-4.557E-5 .002 .001 .000 .002
a. Dependent Variable: DER
b. R2 utama = 0.492
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .275a .076 .029 .24399
a. Predictors: (Constant), NPM, GROW, CURRENT RATIO, LNNET_SLS
Model Summary
32
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .245a .060 .013 .33217
a. Predictors: (Constant), STR_AKT, NPM, LNNET_SLS, CURRENT RATIO
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .489a .239 .200 1.63809
a. Predictors: (Constant), GROW, NPM, LNNET_SLS, STR_AKT
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .464a .215 .175 1.66960
a. Predictors: (Constant), CURRENT RATIO, GROW, NPM, STR_AKT
33
33
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .220a .048 .000 13.74431
a. Predictors: (Constant), LNNET_SLS, STR_AKT, GROW, CURRENT RATIO
2. Uji Autokolerasi
a. N=84; k=5; Nilai DW=2.194; du (N=85)=1.774; 4-1.774=2.226 Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .701a .492 .459 .64306 2.129
a. Predictors: (Constant), NPM, STR_AKT, LNNET_SLS, GROW, CURRENT RATIO
b. Dependent Variable: DER
b. Uji Breusch-Godfrey
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .327 .801 .408 .684
STR_AKT .025 .301 .010 .083 .934
GROW .005 .221 .003 .024 .981
CURRENT RATIO .001 .045 .002 .012 .990
LNNET_SLS -.022 .049 -.065 -.452 .653
NPM .001 .005 .022 .188 .851
RES_2 -.120 .136 -.119 -.880 .381
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
34
34
c. Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.02640
Cases < Test Value 42
Cases >= Test Value 42
Total Cases 84
Number of Runs 43
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Median
3. Uji Heteroskedastisitas
a.
b. Uji Glejser Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.311 .415 3.155 .002
STR_AKT .078 .167 .053 .465 .643
GROW .115 .123 .105 .937 .352
CURRENT RATIO -.035 .025 -.174 -1.393 .168
LNNET_SLS -.048 .024 -.244 -1.981 .051
35
35
NPM -.002 .003 -.078 -.702 .485
a. Dependent Variable: ABSRES_1
4. Uji Normalitas
a. Analisis grafik
b. Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .62338638
Most Extreme Differences Absolute .064
Positive .064
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .590
Asymp. Sig. (2-tailed) .878
a. Test distribution is Normal.
Uji Heteroskedastisitas
Spearman Test Correlations
NPM STR_AKT GROW
CURRENT RATIO LNNET_SLS Residual
Spearman's rho
NPM Correlation Coefficient 1.000 .017 .179 .328** -.138 -.138
Sig. (2-tailed) . .881 .103 .002 .210 .212
N 84 84 84 84 84 84
STR_AKT Correlation Coefficient .017 1.000 -.244* -.240
* .062 -.023
Sig. (2-tailed) .881 . .025 .028 .576 .835
N 84 84 84 84 84 84
36
36
GROW Correlation Coefficient .179 -.244* 1.000 .027 .164 .065
Sig. (2-tailed) .103 .025 . .809 .136 .560
N 84 84 84 84 84 84
CURRENT RATIO
Correlation Coefficient .328** -.240
* .027 1.000 -.418
** .127
Sig. (2-tailed) .002 .028 .809 . .000 .251
N 84 84 84 84 84 84
LNNET_SLS
Correlation Coefficient -.138 .062 .164 -.418** 1.000 -.083
Sig. (2-tailed) .210 .576 .136 .000 . .453
N 84 84 84 84 84 84
Residual Correlation Coefficient -.138 -.023 .065 .127 -.083 1.000
Sig. (2-tailed) .212 .835 .560 .251 .453 .
N 84 84 84 84 84 84
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 84 .00 3.24 1.2190 .87445
STR_AKT 84 .01 .86 .4786 .24758
GROW 84 -.99 1.97 .1805 .33427
CURRENT RATIO 84 .12 8.86 2.0456 1.83172
LNNET_SLS 84 9.54 18.41 15.7675 1.83826
NPM 84 -46.23 50.43 15.3839 13.74536
Valid N (listwise) 84