+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

Date post: 16-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
49
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk. TAHUN 2004-2013 Oleh : Julia Sahetapy NIM : 232010128 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015
Transcript
Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK

RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk.

TAHUN 2004-2013

Oleh :

Julia Sahetapy

NIM : 232010128

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

ii

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

iii

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

iv

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

v

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

vi

MOTTO

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.

Amsal 1:7

Letakkan Tuhan ditengahnya, maka semuanya akan menjadi

indah!

ORA et LABORA

Orang yang menabur sambil mencucurkan air mata, akan

menuai dengan bersorak sorai.

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

vii

ABSTRACT

The bank conditions in Indonesia after the financial crisis pushed the

parties involved to conduct an assessment of the performance of the bank.

Finantial ratio anylisis can help business, goverments, and other users of

financial statements in assessing the financial condition and the bank

performance. Goal from this research is to analyst Bank Rakyat Indonesia’s

financial performance based on ROA, CAR, NPL, LDR ratio. Data research

include secondary data which is get by financial report publication of Bank

Indonesia and annual report of Bank Rakyat Indonesia. Data is analyzed using

ratio analysis technique by analyze Bank Rakyat Indonesia’s financial report

post. Conclusion of Bank Rakyat Indonesia financial performance 2004-2013

based on ROA, NPL, CAR, and LDR fluctuated every year. Factor of Bank Rakyat

Indonesia’s financial performance fluctuated are impact of economic condition in

a global and policy from bank management. This condition which make bank must

do an evaluation for every operational activity dan financing.

Keywords : ROA, CAR, NPL, LDR

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

viii

SARIPATI

Kondisi perbankan di Indonesia pasca krisis moneter mendorong

berbagai pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian atas kinerja

bank. Analisa rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak

pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi

keuangan dan kinerja bank. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa

kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia berdasarkan rasio ROA, NPL, CAR,

LDR. Data penelitian meliputi data sekunder yang diperoleh melalui laporan

keuangan publikasi Bank Indonesia dan laporan tahunan Bank Rakyat Indonesia.

Data dianalisis menggunakan teknik analisis rasio. Kesimpulan kinerja keuangan

Bank Rakyat Indonesia tahun 2004-2013 dilihat dari ROA, NPL, CAR, dan LDR

berfluktuasi setiap tahun. Faktor penyebab kinerja keuangan Bank Rakyat

Indonesia berfluktuasi yaitu dampak dari kondisi perekonomian secara global dan

kebijakan dari manajemen bank. Keadaan inilah yang mengharuskan bank untuk

selalu melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan operasional dan

pendanaannya.

Kata kunci : ROA, CAR, NPL, LDR

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

ix

KATA PENGANTAR

Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan menghasilkan profit, baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas yang tinggi merupakan

tujuan utama setiap perusahaan. Jika profitabilitas bank meningkat, maka kinerja

bank juga meningkat. Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, bank harus memiliki

modal yang cukup untuk kesinambungan operasionalnya, memperhatikan setiap

dana (kredit) yang diberikan kepada masyarakat, dan memenuhi semua kewajiban

finansialnya dengan memperhatikan segala risiko yang ada.

Dalam penulisan skripsi ini dilakukan penelitian mengenai Analisis

Kinerja Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Tahun 2004-2013.

Skripsi ini merupakan karya penulis, sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun

terhadap kekurangan skripsi guna perbaikan penelitian serupa di kemudian hari.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Salatiga, 1 Agustus 2015

Penulis

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

x

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas anugerahNya penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk. Tahun 2004-2013” ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terkait

penulisan dan penyajian skripsi ini untuk kemajuan bersama.

Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan

dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., PhD selaku dosen pembimbing,

terima kasih banyak atas segala bimbingan, kesabaran, serta petunjuk

Beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., PhD selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

4. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti, selaku wali studi, terima kasih atas

segala bimbingan selama masa studi di UKSW.

5. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan serta seluruh civitas akademika UKSW.

6. Seluruh keluarga besar penulis, papa, mama, dan kakak, yang telah

senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materiil.

7. Irvan Christy, selaku pasangan yang selalu memberi motivasi dan

dukungan.

8. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala

budi baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan

skripsi ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salatiga, 1 Agustus 2015

Penulis

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

SARIPATI .............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

PENDAHULUAN...................................................................................... ............. 1

KAJIAN PUSTAKA... ............................................................................................. 6

Profitabilitas .................................................................................................... 6

Return On Assets (ROA) ................................................................................ 7

Non Performing Loan (NPL) .......................................................................... 7

Capital Adequacy Ratio (CAR) ..................................................................... 9

Loan to Deposit Ratio (LDR) ...................................................................... 10

METODE PENELITIAN ....................................................................................... 12

Jenis dan Sumber Data.................................................................................. 12

Teknik Analisis Data dan Langkah-Langkah Analisis ................................. 12

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 13

Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 13

Hasil Analisis Data dan Pembahasan ........................................................... 13

PENUTUP .............................................................................................................. 23

Kesimpulan .................................................................................................. 23

Keterbatasan ................................................................................................. 23

Saran ............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 27

LAMPIRAN ........................................................................................................... 28

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rasio Keuangan Bank Rakyat Indonesia ............................................... 14

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perkembangan ROA Bank Rakyat Indonesia. ....................................... 15

Grafik 2 Perkembangan NPL Bank Rakyat Indonesia ......................................... 18

Grafik 3 Perkembangan CAR Bank Rakyat Indonesia ........................................ 20

Grafik 4 Perkembangan LDR Bank Rakyat Indonesia ........................................ 22

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Kinerja Keuangan Bank Rakyat Indonesia............................. 29

Lampiran 2 Tabel Kualitas Aktiva Produktif Bank Rakyat Indonesia ............... 30

Lampiran 3 Tabel Perkembangan Return On Assets (ROA) .............................. 31

Lampiran 4 Tabel Perkembangan Non Perfoarming Loans (NPL) ..................... 32

Lampiran 5 Tabel Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) .................... 33

Lampiran 6 Tabel Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) ....................... 34

Page 16: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

1

PENDAHULUAN

Berbagai krisis perekonomian global telah terjadi sejak beberapa tahun

lampau. Mutasi krisis dari waktu ke waktu tersebut memberi dampak yang

berbeda pada wajah perekonomian global. Krisis ekonomi global yang terjadi

tentunya tidak terlepas dari over spending pelaku ekonomi di Amerika Serikat

yang membutuhkan sumber pembiayaan tinggi, khususnya sejak akhir tahun

1990-an. Perilaku over spending yang terjadi menyebabkan aliran dana mengalir

deras masuk untuk mendanainya karena defisit neraca berjalan, fiskal dan saving

investment membutuhkan financing.

Di awal tahun 2000-an kondisi ekonomi global relatif stabil dan terjadi

tren penurunan suku bunga di banyak negara. Rendahnya suku bunga dalam

periode yang cukup panjang membangkitkan kegiatan ekonomi yang didanai oleh

kredit, sehingga munculnya banyak produk finansial yang semakin rumit. Selain

itu, rendahnya suku bunga mendorong para investor mencari aset yang memiliki

imbal hasil lebih tinggi untuk menempatkan modalnya. Penurunan suku bunga

juga menyebabkan tersedianya dana murah sehingga mendorong tumbuhnya

kredit secara berlebihan. Kinerja perbankan pada semester I-2008 cukup

mengesankan, ditandai dengan permodalan yang cukup tinggi, ekspansi kredit

yang menggembirakan disertai dengan terjaganya kualitas kredit, sehingga

likuiditas dan rentabilitas perbankan terjaga (Informasi Data Keuangan BRI).

Pada semester II-2008, kepercayaan terhadap sistem perbankan global

sempat goyah sejalan dengan meningkatnya krisis ekonomi global yang terjadi.

Kondisi likuiditas global yang ketat berimbas pada segmentasi dan relatif ketatnya

likuiditas pada beberapa bank domestik, meskipun secara sistem likuiditas tetap

mencukupi. Untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat, pemerintah menaikkan

penjaminan simpanan pihak ketiga dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 2 miliar.

Kualitas kredit Bank BRI tetap terjaga baik, sebagaimana tercermin pada NPL

tahun 2008 yang berada cukup jauh dibawah standar maksimum yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 2,8%. Namun, ekspansi kredit lebih tinggi dari

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) ditengah ketatnya likuiditas global

sehingga mempengaruhi likuiditas antarbank. Disisi lain, permodalan bank

Page 17: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

2

tercatat masih berada jauh diatas benchmark internasional dan standar yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia, meski relatif menurun dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, sejalan dengan ekspansi kredit untuk pembiayaan ekonomi

domestik.

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 cukup memberi

dampak yang signifikan terhadap perekonomian domestik. Akan tetapi, kinerja

Bank BRI relatif stabil yang tercermin dari terjaganya kualitas kredit, permodalan

bank yang berada jauh diatas standar, dan likuiditas serta rentabilitas bank yang

juga terjaga dengan baik. Selain itu, kestabilan kinerja perbankan disebabkan oleh

manajemen bank yang baik sehingga profitabilitasnya tetap meningkat. Usaha

sektor perbankan untuk meningkatkan kinerjanya tidak terlepas dari tujuan umum

sebuah perusahaan didirikan yaitu untuk menghasilkan laba atau keuntungan, baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Wijaya dan Hadianto, 2008).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam

kegiatan operasionalnya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

(Bangun dan Wati, 2007: 109). Karena profit merupakan tujuan utama, maka

setiap perusahaan termasuk bank harus tetap mempertahankan dan meningkatkan

kinerjanya. Jika profitabilitas meningkat, maka kinerja bank pun akan meningkat

dan efisien. Kinerja suatu perusahaan perbankan dapat diukur dengan

menggunakan rasio ROA (Return on Asset), karena rasio ini menunjukkan

hubungan antara earning dan assets, dimana ketika bank mampu mengelola aset

yang dimilikinya sebaik mungkin dengan tetap mempertahankan aktiva produktif

yang berkualitas serta meningkatkan manajemen bank yang solid, tentunya tingkat

return atas pengelolaan aset tersebut akan lebih tinggi sehingga bank akan

memperoleh earning yang besar (Astohar, 2009). Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh bank

tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Dendawijaya, 2009:118).

Sebagai penyalur dana kepada masyarakat, bank tentunya memliki harapan

bahwa ketika kredit itu diberikan atau disalurkan akan ada pengembalian dana

dari nasabah beserta dengan bunganya. Tetapi pada kenyataannya tidak selalu

Page 18: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

3

demikian yang terjadi, sehingga menyebabkan timbulnya kredit bermasalah (Non

Performing Loans). Padahal, tingkat keberlangsungan usaha perbankan berkaitan

erat dengan aktiva produktif yang dimiliki, sehingga setiap penanaman atau

penyaluran dana bank perlu dinilai kualitasnya. Kualitas kredit menurut Peraturan

Bank Indoensia terbagi atas kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar,

diragukan, dan macet (PER 14/15/PBI/2012). Penggolongan kualitas kredit

tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum PPAP yang

wajib dibentuk oleh bank untuk menutupi risiko kredit atau penyaluran dana. NPL

mencerminkan risiko kredit, sehingga untuk mengatasi risiko kredit, bank perlu

melakukan upaya peninjauan, penilaian, dan peningkatan terhadap agunan untuk

memperkecil risiko pembiayaan (Ali, 2004). Semakin kecil NPL maka semakin

kecil pula risiko kredit yang akan ditanggung oleh pihak bank. Sebaliknya, jika

NPL meningkat maka semakin besar risiko kredit dan kemungkinan kerugian

yang harus ditanggung oleh bank. Bank perlu memiliki modal yang cukup untuk

kelangsungan kegiatan operasionalnya dan untuk setiap risiko kredit termasuk

kemungkinan kerugian yang akan dialaminya. Kecukupan modal ini diukur

dengan menggunakan rasio keuangan CAR.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi

dan memampukan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,

mengawasi, dan mengambil risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh

terhadap besarnya modal bank (Sukarno dan Syaichu, 2006: 48). Semakin tinggi

CAR, maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko

dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi berarti

bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang

menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003). Selain itu, bank wajib

memiliki alat-alat likuid untuk memenuhi kewajibannya. Rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya

yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR).

Page 19: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

4

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur

kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial yang harus segera

dipenuhi (Nur Artwienda MS, 2009). Tingkat LDR menunjukkan adanya risiko

likuiditas, dimana risiko likuiditas merupakan risiko yang dihadapi bank dalam

menyediakan alat-alat likuid untuk dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya

dan kewajiban lain serta kemampuan memenuhi permintaan kredit yang diajukan

tanpa terjadinya penangguhan (Hasibuan, 2005: 37). Semakin tinggi LDR, maka

laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu

menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil).

Pada penelitian ini, yang dijadikan objek penelitian adalah Bank BRI

dikarenakan Bank BRI merupakan bank pemerintah yang memiliki pengaruh

terhadap perekonomian, bank yang masuk dalam peringkat lima besar (Majalah

Info Bank). Selain itu kinerja keuangan dilihat dari laba yang meningkat,

tercermin dari laba Bank BRI selalu meningkat. Informasi mengenai kinerja Bank

Rakyat Indonesia hanya dilihat dari sisi keuangannya atau kinerja keuangannya

melalui laporan keuangan. Kinerja keuangan menunjukkan kemampuan sebuah

entitas untuk dapat bertahan atau berkembang, serta penting untuk penilaian

prestasi dan kondisi ekonominya. Kesehatan kinerja keuangan ini akan diukur

dengan menghitung rasio keuangan Bank Rakyat Indonesia selama periode tahun

2004-2013. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return

On Asset, Non Performing Loans, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit

Ratio. Untuk lebih mengetahui perkembangan kinerja keuangan Bank Rakyat

Indonesia dan perubahan angka-angka rasio keuangan selama 10 tahun, maka

digunakan analisis rasio dalam penelitian ini. Analisis rasio ini bermanfaat untuk

menilai dan mengevaluasi kinerja bank selama periode tahun 2004-2013.

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan persoalan penelitian, yaitu: Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., selama periode tahun 2004-2013 berdasarkan

rasio ROA, NPL, CAR, dan LDR?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kinerja

keuangan Bank BRI selama sepuluh tahun terakhir. Penelitian ini diharapkan

Page 20: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

5

memberikan manfaat bagi akademik, dan bagi para pemakai laporan keuangan.

Bagi akademik, penelitian diharapkan dapat sebagai dasar acuan bagi

pengembangan penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Sedangkan, bagi para pemakai laporan keuangan (para investor, kreditur,

pemerintah), penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam rangka menilai

kinerja perusahaan yang tercemin dalam profitabilitas bank, dan dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

Page 21: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

6

KAJIAN PUSTAKA

Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahan dalam mengelola

dan mengalokasikan sumber dayanya. Oleh karena itu, penilaian atas kinerja bank

penting untuk dilakukan, karena bertujuan untuk melihat peningkatan atau

penurunan kinerja, tinggi atau rendahnya kinerja jika dibandingkan dengan

standar, dan mengukur serta menilai kinerja bank jika dibandingkan dengan rata-

rata industri. Penilaian atas kinerja dan tingkat kesehatan bank dapat

menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning,

Liquidity). Dalam metode ini, Capital diproksikan dengan CAR, Assets Quality

diproksikan dengan NPL, Earning diproksikan dengan ROA, dan Liquidity

diproksikan dengan LDR. Management tidak digunakan dalam penelitian ini

karena pengukuran kinerja Bank BRI hanya untuk melihat dari sisi keuangan saja

yang berasal dari laporan keuangan dan rasio keuangan.

Profitabilitas

Cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat

dilihat dari laba yang dihasilkan. Sangatlah penting bagi suatu perusahaan untuk

mengukur besarnya laba yang diperoleh agar dapat mengetahui apakah

perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya

dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (Bangun dan Wati, 2007: 109).

Profitabilitas yang tinggi merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Jika

profitabilitas meningkat, maka kinerja bank pun meningkat dan

efisien.Profitability ratio umumnya terdiri dari Return on Assets (ROA), Return

on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Pada penelitian ini, penilaian

profitabilitas yang digunakan adalah rasio Return on Asset (ROA). Return on

Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan

karena ROA digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya.

Page 22: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

7

Return On Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator dalam mengukur

kinerja bank, karena menunjukkan hubungan antara earning dan asset. ROA

digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. Semakin besar ROA menunjukkan

kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return)

semakin besar. Selain itu, semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar

pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik

pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijawa, 2009:118).

Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga

dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang

saham (Husnan, 1998).

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14

Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan :

ROA =Laba Bersih

Total Aset× 100%

Profitabilitas suatu bank dapat dinilai dengan menggunakan rasio Return

On Asset (ROA). Semakin tinggi profitabilitas, maka semakin baik dan efisien

perbankan tersebut, karena untuk memperoleh profitabilitas yang besar diperlukan

adanya aktiva produktif yang berkualitas dan manajemen yang solid (Astohar,

2009). Ketika bank menyalurkan kredit kepada masyarakat, bank berharap akan

memperoleh pengembalian terhadap kredit yang diberikan beserta dengan

bunganya. Namun pada kenyataannya, kredit yang disalurkan belum tentu dapat

dikembalikan sesuai dengan kesepakatan dan harapan bank sehingga

menimbulkan adanya Non Performing Loans.

Non Performing Loans (NPL)

Tingkat kelangsungan usaha (going concern) bank berkaitan erat dengan

aktiva produktif yang dimilikinya.Bank dalam memberikan kredit harus

Page 23: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

8

melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk melunasi kewajibannya.

Setalah kredit diberikan, bank wajib melakukan peninjauan (monitoring),

penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit

(Masyhud Ali, 2004). Non Performing Loans (NPL) merupakan rasio keuangan

yang menunjukkan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan

investasi dana bank pada portofolio yang berbeda (Kartika dan Muhamad, 2006:

49). NPL mencerminkan risiko kredit, karena semakin kecil NPL maka semakin

kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Besarnya nilai NPL

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 5% (PER 14/15/PBI/2012).

Apabila bank mampu menekan rasio NPL dibawah 5%, maka potensi keuntungan

yang diperoleh akan semakin besar karena bank akan menghemat uang yang

diperlukan untuk membentuk cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP). Jika PPAP yang dibentuk oleh bank rendah, maka profitabilitas akan

semakin besar sehingga kinerja bank secara keseluruhan akan menjadi baik.

Risiko kredit yang diproksikan dengan NPL berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan ROA. Hal ini

disebabkan karena ketika NPL meningkat, maka ROA akan mengalami

penurunan. Ketika jumlah kredit semakin besar, maka bank harus menanggung

kemungkinan kerugian dalam kegiatan operasionalnya, sehingga berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba.

Secara sistematis, NPL dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPL =Kredit Bermasalah

Total Kredit× 100%

Seperti yang telah dijelaskan di atas, ketika NPL naik, maka cadangan PPAP pun

ikut naik, sehingga menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk

menutupi cadangan PPAP naik. Jika biaya yang dikeluarkan besar, maka laba

yang diterima semakin kecil. Hal inilah yang menimbulkan kemungkinan

kerugian bagi pihak bank. Oleh karena itu, kecukupan modal sangat dibutuhkan

Page 24: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

9

oleh bank untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialaminya. Kecukupan

modal ini diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang

kesinambungan operasional suatu perusahaan, khususnya perbankan. Untuk dapat

menyalurkan dana atau kredit kepada masyarakat, bank harus memiliki modal

yang cukup. Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada kemampuan bank

untuk menjalankan kegiatannya secara efisien, serta dapat mempengaruhi tingkat

kepercayaan masyarakat (khususnya debitur) terhadap kinerja bank.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi

dan memampukan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,

mengawasi, dan mengambil risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh

terhadap besarnya modal bank (Sukarno dan Syaichu, 2006: 48). Analisis

pemodalan atau analisis solvabilitas (Capital Adequacy Analysis) bertujuan untuk

mengetahui apakah pemodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung

kegiatan bank secara efisien, apakah pemodalan bank dapat menyerap kerugian

yang tidak terhindarkan, dan apakah kekayaan bank semakin besar atau mengecil

(Teguh Pudjo 1999, p:134).

Selain mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat, besarnya modal

suatu bank juga akan mempengaruhi jumlah aktiva produktif. Pada prinsipnya,

perhitungan CAR adalah bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus

disediakan jumlah modal sebagai presentase tertentu terhadap jumlah

penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan

merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional

berdasarkan standar Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang

ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8%.

Semakin tinggi CAR, maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk

menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai

CAR tinggi berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan

Page 25: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

10

keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup

besar bagi profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003).

Secara sistematis, CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :

CAR =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜× 100%

Selain wajib memiliki modal yang cukup, bank juga wajib memiliki alat-

alat likuid untuk memenuhi kewajibannya.Rasio yang dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya yaitu rasio likuiditas

atau yang lebih sering dikenal dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama dari perbankan. Jika

penyaluran dana yang berupa kredit ini lebih besar dibandingkan dengan deposit

atau simpanan nasabah, maka risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank akan

semakin besar. Sebaliknya, jika bank tidak mampu memenuhi kewaibannya

kepada nasabah, dalam hal ini menyangkut simpanan nasabah di bank maka bank

akan kehilangan kepercayaan masyarakat. Suatu bank dapat dikatakan likuid jika

bank tersebut dapat memenuhi kewajibannya, dapat membayar kembali semua

deposannya, serta memenuhi semua permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi

penangguhan. Likuiditas bank merupakan kemampuan bank untuk memenuhi

kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh nasabah, ataupun memenuhi

kebutuhan masyarakat berupa kredit. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan

rasio untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansial

yang harus segera dipenuhi (Nur Artwienda MS, 2009).

LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank membayar kembali

penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin

rendah pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Rasio yang tinggi

menunujukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau

Page 26: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

11

relatif tidak likuid. Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid

dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Hal ini karena

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar

(Dendawijaya, 2009:116). Semakin tinggi LDR, maka laba perusahaan semakin

meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan

efektif sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia, bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 78% sampai

dengan 92% (Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013).

Secara matematis LDR dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

Total dana pihak ketiga× 100%

Page 27: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

12

METODA PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan

data sekunder berupa laporan dan rasio keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk yaitu Return On Assets (ROA), Non Performing Loans (NPL),

Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loans to Deposit Ratio (LDR). Data ini

diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi yang diterbitkan oleh PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., pada website resmi Bank Indonesia dan website

resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., itu sendiri selama 10 tahun,

yaitu dari tahun 2004 hingga tahun 2013. Laporan keuangan Bank BRI yang

diperoleh terdiri dari Laporan Posisi Keuangan/Neraca, Laporan Laba Rugi

Komprehensif, Laporan Kualitas Aktiva produktif, dan Laporan Perhitungan

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

Teknik Analisis Data dan Langkah-Langkah Analisis

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis

rasio, dengan mengidentifikasi pos-pos laporan keuangan, antara pos yang satu

dengan pos yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan neraca maupun

perhitungan hasil usaha Bank BRI selama peroide tahun 2004-2013. Sedangkan

langkah-langkah analisis yang digunakan yaitu :

1. Mengumpulkan data sekunder, berupa data laporan keuangan selama

periode tahun 2004-2013 dari Bank BRI yang menjadi sampel dalam

penelitian.

2. Menghitung ROA, NPL, CAR, dan LDR Bank BRI.

3. Mengidentifikasi pos-pos yang dominan dalam laporan keuangan Bank BRI yang

dapat menghambat atau meningkatkan kinerja bank.

Page 28: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

13

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Bank Rakyat Indonesia berdiri tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto,

Jawa Tengah. Didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertsche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan

dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”. Dibangun sebagai lembaga

keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia, BRI ditetapkan sebagai Bank Pemerintah

pertama di Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946. Pada

tahhun 1948 dalam masa mempertahankan kemerdekaan, kegiatan BRI sempat

terhenti untuk sementara waktu dan mulai aktif kembali setelah perjanjian

Renville pada tahun 1949 dengan mengubah nama menjadi Bank rakyat Indonesia

Serikat. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan No. 7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah

menjadi Perseroan Terbatas (PT). Saat itu kepemilikan BRI masih 100% berada di

tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indoensia

memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini sehingga menjadi perushaan

publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih

digunakan sampai saat ini.

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang merupakan salah satu bank milik

Pemerintah dengan aset terbesar kedua hingga saat ini. Data yang digunakan

dalam penelitian ini diambil dari Laporan Tahunan Bank Rakyat Indonesia dan

Laporan Keuangan Publikasi Triwulan Bank Indonesia pada periode 2004-2013

yang telah diaudit.

Hasil Analisis Data dan Pembahasan

Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI berfluktuasi setiap tahunnya,

tercermin dari rasio ROA, NPL, CAR, dan LDR. Bank Indonesia telah

menetapkan standar untuk setiap rasio, yaitu ROA minimun 1,5%, NPL

maksimum 5%, CAR minimum 8%, dan LDR diantara 78-92%. Meskipun terjadi

Page 29: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

14

krisis ekonomi global, Bank BRI tetap dapat mempertahankan kinerjanya. Hal

tersebut terlihat dari besarnya nilai rasio keuangan yang berada cukup jauh dari

standar yang telah ditetapkan. Kinerja keuangan Bank BRI sepuluh tahun terakhir

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1

Rasio Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Sumber : Laporan keuangan publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., tahun 2004-

2013 pada website BI dan website BRI.

Return On Assets (ROA)

Perkembangan profitabilitas Bank BRI selama tahun 2004-2009 terus

menurun. Hal tersebut dilihat dari penurunan Return On Assets (ROA) sebesar

0,24% menjadi 3,42% (2005) dengan total aset tercatat sebesar Rp. 122,775,579

triliun dan laba bersih sebesar Rp. 3,808,587 triliun, 0,27% (2006) dengan total

aset sebesar Rp. 154,725,486 triliun dan laba bersih sebesar Rp. 4,257,572 triliun,

0,28% (2007) dengan total aset sebesar Rp. 203,603,934 triliun dan laba bersih

sebesar Rp. 4,838,001 triliun, 0,05% (2008) dengan total aset sebesar Rp.

246,026,225 triliun dan laba bersih sebesar Rp. 5,958,368 triliun, dan 0,06%

(2009) dengan total aset sebesar Rp. 314,745,744 triliun dan laba bersih sebesar

Rp. 7,308,292 triliun. Jika dilihat, ROA Bank BRI menurun tetapi total aset dan

laba bersihnya naik. Hal ini dimungkinkan terjadi dengan catatan bahwa

kenaikkan keuntungan lebih kecil dari kenaikkan aset. Selain itu, kinerja Bank

BRI masih profitable, karena kenaikkan laba tidak melebihi kenaikkan aset.

Kenaikkan aset yang terjadi didominasi oleh besarnya penempatan pada Bank

Indonesia, khususnya dalam bentuk Giro dan Sertifikat Bank Indonesia. Kinerja

Rasio

(%)

Standar

(%) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

ROA 1,5 3.66 3.42 3.15 2.87 2.82 2.76 3.57 3.97 4.04 3.85

NPL 5 4.19 4.68 4.81 3.44 2.80 3.52 2.78 2.30 1.78 1.55

CAR 8 16.19 15.29 18.82 15.86 13.18 13.20 13.76 14.96 16.95 16.99

LDR 78-92 75.69 77.83 72.53 68.80 79.93 80.88 75.17 76.20 79.85 88.54

Page 30: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

15

Keuangan Bank BRI mulai membaik dan meningkat pada tahun 2010 hingga

2012, tetapi mengalami sedikit penurunan diakhir tahun 2013.

ROA Bank BRI pada tahun 2010 naik sebesar 0,81% menjadi 3,57%,

dimana aset Bank BRI naik dari Rp. 314,745,744 triliun menjadi Rp. 398,393,138

triliun. Sedangkan pada tahun 2011 ROA naik sebesar 0,04% menjadi 3,97%,

dimana kenaikan total aset sebesar Rp. 456,531,093 triliun dan kenaikan laba

bersih sebesar Rp. 15, 291,444 triliun. ROA tahun 2012 ada sebesar 4,04%

dimana pada tahun ini ROA BRI memiliki nilai yang tertinggi diantara tahun-

tahun penelitian yang lain. Total aset pada tahun ini adalah sebesar Rp.

535,209,156 triliun dan laba bersih adalah sebesar Rp. 18,482,639 triliun. Namun

pada akhir tahun 2013 nilai ROA Bank BRI menurun 0,19% dari tahun

sebelumnya menjadi 3,85%, dengan total aset tercatat sebesar Rp. 606,370,242

triliun dan laba bersih sebersar Rp. 21,160,150 triliun. Laba yang digunakan untuk

menhitung ROA adalah laba bersih setelah pajak, dengan tujuan untuk melihat

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan setelah memenuhi semua

kewajibannya (pajak).

Grafik 1

Perkembangan ROA Bank Rakyat Indonesia

Sumber : Laporan keuangan publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., tahun 2004-

2013 pada website BI dan website BRI.

Page 31: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

16

Non Performing Loans (NPL)

Kualitas kredit (NPL) Bank Rakyat Indonesia selama tahun 2004-2006

cukup tinggi dan mendekati standar maksimum yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia (5%). Pada tahun 2005 nilai NPL meningkat 0,49% dibandingkan

dengan tahun 2004, didominasi oleh besarnya kualitas kredit kurang lancar

sebesar Rp. 998.587 miliar, kredit diragukan sebesar Rp. 1.372.983 triliun, dan

kredit macet sebesar Rp. 1.271.873 triliun. Jika dibandingkan dengan dua tahun

sebelumnya, nilai NPL ditahun 2006 cukup tinggi mendekati batas maksimum

(4,81%) yang didominasi oleh besarnya kualitas kredit macet sebesar Rp.

142.264.450 miliar. Kualitas kredit macet tahun 2006 naik 0,13% dari tahun 2005,

yaitu sebesar Rp. 28.359.815 miliar. Peningkatan NPL disebabkan oleh faktor

mikro dan makro ekonomi yang belum kondusif. Dalam memperbaiki kualitas

kredit bermasalah yang terjadi selama tahun 2004-2006, Bank Rakyat Indonesia

terus melakukan upaya restrukturisasi kredit agar kualitas kredit bermasalah tidak

terus meningkat. Pada tahun 2007 nilai NPL dapat ditekan menjadi 3,44%,

dimana kualitas kredit diragukan turun sebesar Rp. 360.470 miliar menjadi Rp.

580.928 miliar, dan kualitas kredit macet turun sebesar Rp. 96.387 miliar menjadi

Rp. 2.502.282 triliun. Nilai NPL pun mengalami penurunan yang cukup signifikan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,64% (2008). Meskipun

nilai NPL turun, kualitas kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet

meningkat. Hal ini dimungkinkan terjadi karena kenaikkan dalam kredit yang

dikualifikasi (kredit bermasalah) lebih kecil dibandingkan dengan total kredit.

Kualitas kredit kurang lancar tahun 2008 naik sebesar Rp. 293.807 miliar menjadi

Rp. 1.139.613 triliun, kredit diragukan naik sebesar Rp. 254.393 miliar menjadi

Rp. 835.321 miliar, dan kredit macet naik sebesar Rp.705.421 miliar menjadi Rp.

3.207.703 triliun. Tingginya kualitas kredit didominasi oleh rendahnya suku

bunga yang diberikan dan kemudahan dalam pengajuan kredit, sehingga

menyebabkan risiko gagal bayar tinggi. Akan tetapi, BRI terus melakukan upaya

penyeimbangan di segmen UMKM dari 1,19% menjadi 1,02%, segmen konsumer

dari 1,67% menjadi 1,08%, dan segmen kredit korporasi dari 4,62% menjadi

4,53%. Kualitas kredit dan nilai NPL tahun 2009 meningkat sebesar 0,72%

Page 32: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

17

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kredit kurang lancar naik sebesar Rp.

511,815 miliar menjadi Rp. 1,651,428 triliun, kredit diragukan naik sebesar Rp.

832,122 miliar menjadi Rp. 1,667,443 triliun, dan kredit macet naik sebesar Rp.

731,739 miliar menjadi Rp.3,939,442 triliun. Bank Rakyat Indonesia

memfokuskan pada pelayanan dan pengembangan segmen UMKM dan bisnis

perusahaan menengah, dan berkomitmen untuk memberikan 80% dari total kredit

untuk segmen ini. Meningkatnya NPL Bank BRI disebabkan oleh krisis ekonomi

yang terjadi pada tahun 2008.

Perkembangan NPL tahun 2010-2013 berangsur-angsur mulai membaik

seterlah krisis ekonomi sepanjang tahun 2008. Hal ini terlihat pada nilai NPL

Bank Rakyat Indonesia yang turun sebesar 0,74% (2010), 0,48% (2011), 0,52%

(2012), dan 0,23% (2012). Tercatat besarnya kualitas kredit kurang lancar adalah

sebesar Rp. 1,501,999 triliun, kredit diragukan sebesar Rp. 1,545,250 triliun,

kredit macet sebesar Rp. 4,644,027 triliun (2010). Pada tahun 2011, besarnya

kualitas kredit kurang lancar tercatat sebesar Rp. 872,078 miliar, kredit diragukan

sebesar Rp. 950,245 miliar, dan kredit macet sebesar Rp. 4,337,877 triliun. Tahun

2012 nilai NPL turun menjadi 1,78% dengan kualitas kredit kurang lancar sebesar

Rp. 882,522 miliar, kredit diragukan sebesar Rp. 937,509 miliar, dan kredit macet

sebesar Rp. 4,422,874 triliun. Pada akhir tahun 2013 nilai NPL Bank BRI adalah

sebesar 1,55% dengan kualitas kredit kurang lancar sebesar Rp. 976,354 miliar,

kredit diragukan sebesar Rp. 1,093,912 triliun, dan kredit macet sebesar Rp.

4,631,662 triliun. Perkembangan NPL Bank BRI dapat ditunjukkan oleh grafik

dibawah ini :

Page 33: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

18

Grafik 2

Perkembangan NPL Bank Rakyat Indonesia

Sumber : Laporan keuangan publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., tahun 2004-

2013 pada website BI dan website BRI.

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Perkembangan permodalan (CAR) Bank Rakyat Indonesia selama periode

tahun 2004-2013 mengalami fluktuasi, tetapi masih berada diatas besarnya nilai

CAR yang ditetapkan oleh BI. Pertumbuhan permodalan (CAR) tahun 2005

sebesar 15,29%, turun 0,9% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005 tercatat

jumlah modal Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp. 12,685,864 triliun dan ATMR

sebesar Rp. 83,494,366 triliun. Penurunan ini terjadi karena cadangan umum

PPAP yang dibentuk naik dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 142,550

miliar. CAR Bank Rakyat Indonesia pada akhir tahun 2006 tercatat sebesar

18,82%, naik sebesar 3,35% dari tahun 2005. Peningkatan ini disebabkan karena

Bank Rakyat Indonesia fokus terhadap segmen UMKM. Peraturan Bank

Indonesia No.8/3/DPNP/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang mengubah

perhitungan ATMR memberikan bobot risiko yang kecil terhadap pinjaman

kepada usaha kecil, pegawai negeri dan pensiunan, dimana kredit ini memiliki

kedudukan terbesar dalam portofolio kredit Bank Rakyat Indonesia. Pada tahun

2007 dan 2008 CAR mengalami penurunan sebesar 2,96% (2007) dan 2,68%

(2008) dengan total modal sebesar Rp. 17,058,707 triliun (2007) dan Rp.

Page 34: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

19

19,187,674 triliun (2008). Penurunan yang terjadi ditahun 2007 disebabkan karena

laju pertumbuhan ATMR (kredit dan aktiva produktif lainnya) lebih cepat

daripada pertumbuhan modal untuk memperkuat modal, sedangkan penurunan

CAR tahun 2008 disebabkan karena laju pertumbuhan bisnis Bank BRI lebih

cepat daripada akumulasi modal.

Perkembangan CAR Bank BRI pada tahun 2009 sedikit mengalami

kenaikan meskipun telah terjadi krisis ekonomi pada tahun 2008 dengan total

modal sebesar Rp. 22.839.021 triliun dan ATMR sebesar Rp. 173,068,002 triliun.

Peningkatan ditahun ini terjadi karena rasio pembayaran dividen lebih rendah dan

strategi manajemen untuk memperluas kredit terhadap kredit berisiko rendah.

Perkembangan CAR Bank Rakyat Indonesia mulai semakin membaik, terlihat dari

meningkatnya nilai CAR selama tahun 2010-2012. CAR Bank Rakyat Indonesia

tahun 2010 adalah sebesar 15,60%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009

yaitu 13,20%. Melalui Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24

September 2008, setiap bank diwajibkan untuk menghitung CAR dengan

memasukkan risiko redit, risiko pasar, dan risiko operasional ke dalam akun. CAR

Bank Rakyat Indonesia untuk risiko pasar dan risiko kredit sebesar 15,60%

(2010), meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 13,20%. Peningkatan ini

terjadi karena kebijakan manajemen Bank Rakyat Indonesia dalam memperluas

kredit dengan bobot risiko yang lebih rendah. Sedangkan CAR dengan risiko

kredit, risiko pasar dan risiko operasional pada Desember 2010 mencapai 13,76%.

CAR Bank Rakyat Indonesia menunjukkan tren yang berkembang

mencapai 14,96% pada akhir tahun 2011, dengan modal tercatat sebesar Rp.

41,815,988 triliun dan ATMR sebesar Rp. 279,602,642 triliun. Rendahnya rasio

pembayaran dividen dari 35% (2009) menjadi 30% (2010) dan menjadi 20%

(2011) berkontribusi signifikan terhadap peningkatan CAR. Realisasi CAR Bank

Rakyat Indonesia tahun 2012 sebesar 16,95%, diatas CAR minimum yang

ditetapkan oleh BI. Hal ini menunjukkan komposisi permodalan Perseroan sangat

sehat karena didominasi oleh modal inti yang sebagian besar berasal dari laba.

Pada tahun ini tercatat modal sebesar Rp. 55,133,677 triliun dan ATMR sebesar

Rp. 325,352,028 triliun. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa

Page 35: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

20

kemampuan Bank Rakyat Indonesia menghasilkan laba yang tinggi sehingga

modal inti meningkat sebesar 35%, yang pada akhirnya meningkatkan rasio CAR

pada Desember 2012. Bank Rakyat Indonesia mencatat kenaikan CAR dari

16,95% (2012) menjadi 16,99% (2013), dengan modal inti sebesar Rp. 69,472,036

triliun atau 26% dan ATMR setelah risiko kredit, risiko pasar dan risiko

operasional sebesar Rp. 408,858,393 triliun diaas angka tahun sebelumnya.

Kenaikkan ini didominasi oleh tambahan modal yang berasal dari perolehan laba

yang cukup tinggi. Pada akhir tahun 2013, 87,33% dari aset Bank Rakyat

Indonesia didanai oleh liabilitas sedangkan sisanya sebesar 12,67% didanai oleh

ekuitas. Total aset Bank rakyat Indonesia tumbuh 13,58%, total liabilitas tumbuh

sedikit lebih rendah yaitu sebesar 12,42%. Namun, kurangnya pertumbuhan disisi

liabilitas tersebut dikompensasi oleh pertumbuhan total ekuitas yang naik 22,26%,

yang didorong oleh peningkatan saldo laba sebesar 28,66%.

Grafik 3

Perkembangan CAR Bank Rakyat Indonesia

Sumber : Laporan keuangan publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., tahun 2004-

2013 pada website BI dan website BRI.

Page 36: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

21

Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR Bank BRI berfluktuasi setiap tahun, dalam kurun waktu sepuluh

tahun penelitian. Pada tahun 2005, LDR naik sebesar 2,14% menjadi sebesar

77,83% daripada tahun sebelumnya. Tercatat bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)

adalah sebesar Rp. 95,05 triliun. DPK yang berhasil dihimpun pada tahun 2006

adalah sebesar Rp.124,47 triliun, naik 28,26% dibandingkan dengan tahun 2005.

Giro menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2006. Perkembangan LDR

Bank Rakyat Indonesia ditahun 2007 pun menurun, dan pada tahun inilah LDR

memiliki nilai terendah. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 LDR BRI kembali

meningkat, dan menurun kembali pada tahun 2010 sebesar 5,71%.

LDR Bank BRI mengalami sedikit peningkatan dari 75,17% (2010)

menjadi 76,20% (2011), disebabkan karena pertumbuhan kredit yang melampaui

pertumbuhan DPK. Pada tahun 2012, Bank BRI berhasil meningkatkan

outstanding kredit. Peningkatan tersebut termasuk pembiayaan syariah yang naik

sebesar 23,49% menjadi senilai Rp. 11,25 triliun. Sedangkan untuk DPK, Bank

BRI berhasil meningkatkan saldo sebesar Rp. 17,15 triliun mencapai Rp. 450,17

triliun. Selain itu, Bank BRI juga berhasil mempertahankan komposisi dana

murah (Giro dan Tabungan) dan dana mahal pada kisaran 60% dan 40%. Per

Desember 2012 pos tabungan mencapai sebesar Rp. 184,36 triliun atau naik

19,61% dari tahun 2011. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan sejumlah

program promosi tabungan dan semakin beragam serta berkembangnya fitur-fitur

produk tabungan yang menarik masyarakat untuk menabung di Bank BRI. Di

akhir tahun 2013, LDR Bank BRI naik menjadi 88,54% dimana Bank BRI

berhasil meningkatkan simpanan sebesar 12,02% mencapai Rp. 504,28 triliun.

Selain itu, BRI juga berhasil mempertahankan komposisi dana murah (Giro dan

Tabungan) dan dana mahal pada kisaran 58% dan 42%. Per Desember 2013 pos

tabungan mencapai Rp. 213 triliun atau naik 15,31% dari tahun 2012 yang tercatat

sebesar Rp. 184,72 triliun. Komposisi tabungan terhadap DPK berada di kisaran

42,24%. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan sejumlah program promosi

tabungan dan semakin bearagam serta berkembangnya fitur-fitur produk tabungan

yang menarik minat masyarakat untuk menabung di Bank BRI.

Page 37: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

22

Grafik 4

Perkembangan LDR Bank Rakyat Indonesia

Sumber : Laporan keuangan publikasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., tahun 2004-

2013 pada website BI dan website BRI.

Page 38: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

23

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan kinerja keuangan Bank BRI selama periode tahun 2004-

2013 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Perkembangan ROA pada tahun

2005-2009 mengalami penurunan, dimana turunnya ROA mencerminkan

menurunnya kinerja Bank BRI. Namun, pada empat tahun terakhir (2010-2013)

Bank BRI mulai memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya yang tercermin

melalui peningkatan ROA. Peningkatan ROA berarti kenaikkan dalam

keuntungan secara kualitatif jika dibandingkan dengan total asetnya. Karena

keuntungan merupakan tujuan utama dari suatu bisnis perbankan maka

peningkatan ROA menceminkan kinerja Bank BRI yang baik. Perkembangan

NPL selama tahun 2004-2013 menunjukkan tren yang menurun, dimana angka

tahun terakhir adalah sebesar 1,55%. Selama kurun waktu penelitian, nilai NPL

Bank BRI berada dibawah standar maksimum yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia yaitu sebesar 5%. Penurunan NPL mencerminkan bahwa semakin

baiknya kualitas kredit bank BRI, sehubungan dengan risiko kredit bank akibat

pemberian kredit. Dari sisi kecukupan modal, Bank BRI selalu baik karena nilai

CAR Bank BRI berada jauh diatas ketentuan Bank Indonesia. CAR yang baik

mencerminkan kecukupan modal yang baik, yang dapat memberikan kepercayaan

masyarakat terhadap Bank BRI. Dari data penelitian yang ada jika dibandingkan

dengan batasan Bank Indonesia, LDR Bank BRI masih dalam kondisi yang baik.

Hal ini berarti bahwa loan yang diberikan mendekati DPK yang dikumpulkan

bank. Selain itu, dari besarnya LDR, Bank BRI masih memiliki cadangan

likuiditas untuk kewajiban jangka pendek, tetapi secara keseluruhan earning asset

digunakan untuk kredit yang bisa menghasilkan keuntungan.

Keterbatasan Penelitian

1. Faktor-faktor penyebab turunnya kinerja keuangan Bank BRI sulit untuk

diidentifikasi karena terbatas pada informasi makro ekonomi yang

dipengaruhi oleh dampak krisis perekonomian global.

Page 39: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

24

2. Rasio-rasio keuangan bank yang digunakan sebagai indikator untuk

mengukur kinerja keuangan Bank BRI hanya terbatas pada ROA, NPL,

CAR, dan LDR.

3. Dalam penelitian ini, hanya menganalisa dan mengukur tiap rasio saja,

tetapi tidak menganalisa rasio mana yang paling berpengaruh terhadap

kinerja Bank BRI.

Saran

1. Bank BRI perlu memperhatikan dan meningkatkan penilaian serta

peninjauan terhadap besarnya dana yang disalurkan dalam bentuk kredit

kepada masyarakat, sehingga meminimalkan terjadinya risiko kredit

bermasalah.

2. Manajemen bank harus lebih teliti dalam pengelolaan modal. Meskipun

CAR BRI baik, tetapi jika dibandingkan dengan industri bisnis lain

(misalnya Bank Mandiri, Bank BCA) masih rendah, sehingga modal perlu

ditingkatkan.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan penambahan variabel untuk

mengukur kinerja keuangan Bank BRI agar lebih mengetahui faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kinerja bank.

4. Analisis rasio mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja Bank BRI

juga diperlukan untuk penelitian selanjutnya, sebagai evaluasi untuk

perkembangan kinerja bank itu sendiri.

5. Bank BRI harus memperhatikan besarnya LDR. Karena semakin

rendahnya LDR dari sisi likuiditas baik, tetapi dana yang menganggur

lebih besar. Jika dana yang menganggur lebih besar, maka profitnya akan

turun. Sebaliknya, jika LDR terlalu tinggi juga akan berisiko karena dana

yang diberikan untuk kredit terlalu banyak sehingga dapat menimbulkan

adanya kredit bermasalah.

Page 40: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

25

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2004. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Bangun, N., dan Wati, S. 2007. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan

Dividen terhadap Nilai Perusahaan Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, Vol. 11, No. 02 Mei:

107-120.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Ghalila Indonesia, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalila Indonesia, Jakarta.

Hasibuan, SP. Malayu. 2005. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan

Produktivitas. Bumi Aksara, Jakarta.

Husnan. 1998. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan, Buku 2. BPFE,

Yogyakarta.

Fahmi. Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Kasmir. 2008. Bank dan lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama. PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Masyhud, Ali. 2004. Asset Liability Management: Teknik Analisis Kinerja

Keuangan Bank. Penerbit Universitas Muhamadiyah, Malang.

Sukarno, K. W., dan Syaichu, M. 2006. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Studi

Manajemen dan Organisasi, Vol. 3, No. 2 Juli: 46-49.

Teguh, Pudjo. 1999. Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Edisi Revisi

1999. Jakarta.

Wijaya, M. S. V., dan Hadianto, B. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran,

Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel

di Bursa Efek Indonesia: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order.

Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 1 Mei: 71-84.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/21/PBI/2001, Tentang Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Bank Umum.

Peraturan Bank Indonesia No: 10/15/PBI/2008, Tentang Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Bank Umum.

Page 41: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

26

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 14/15/PBI/2012, Tentang Penilaian Kualitas

Aset Bank Umum.

Perartutan Bank Indonesia Nomor: 15/15/PBI/2013, Tentang Giro Wajib

Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank

Umum Konvensional.

http://www.bi.go.id

http://www.bankbri.co.id

Page 42: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama : Julia Sahetapy

Alamat : Jl. Cempaka 3 No. 442, Salatiga, Jawa Tengah

Tempat, tanggal lahir : Ambon, 17 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Telp : 085286868650/087780080054

Email : [email protected]

Latar Belakang Pendidikan

2010 Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Jurusan Akuntansi

2006 SMA Kristen Kalam Kudus, Ambon

2003 SMP Kristen Kalam Kudus, Ambon

1997 SD Negeri Teladan, Ambon

Pengalaman Organisasi

2014 Panitia Mini Workshop

2013 Panitia Salatiga Film Festival (SAFFEST)

Panitia FEB Show

2012 Panitia Paskah UKSW

Pengalaman Lainnya

2014 Peserta Workshop „Peluang karir Melalui Sertifikasi Profesi Pasar

Modal”

2013 Peserta Sosialisasi Surat Utang Negara (SUN)

Peserta Seminar FEB Meets The Challenge

2012 Peserta Seminar “Inspire, Instruct, Improve : Other Side of

Business”

Peserta Seminar “Kesiapan Indonesia dalam Era ACFTA”

Page 43: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

28

LAMPIRAN

Page 44: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

29

Lampiran 1

Tabel Kinerja Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Ikhtisar Kinerja Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Total Aktiva Kredit yang

Diberikan Total DPK

Laba

Tahun

Berjalan

Total Modal ATMR

2004 107,040,172 62,043,535 82,236,980 3,633,228 12,265,399 67,610,604

2005 122,775,579 75,533,234 97,045,469 3,808,587 12,685,864 83,494,366

2006 154,725,486 90,282,752 124,466,447 4,257,572 14,984,871 79,261,166

2007 203,603,934 113,853,335 165,475,256 4,838,001 17,058,707 107,710,979

2008 246,026,225 161,061,059 201,495,222 5,958,368 19,187,674 145,580,709

2009 314,745,744 205,522,394 254,117,950 7,308,292 22,839,021 173,068,002

2010 398,393,138 246,968,128 328,555,801 11,472,385 31,710,589 230,447,032

2011 456,531,093 283,586,497 372,148,122 15,082,939 41,815,988 279,602,642

2012 535,209,156 348,231,964 436,096,085 18,520,950 55,133,677 325,253,028

2013 606,370,242 430,621,874 486,366,371 21,160,150 69,472,036 408,858,393

Page 45: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

30

Lampiran 2

Tabel Kualitas Aktiva Produktif PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun

Kualitas Kredit

Jumlah Lancar

Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

2004 91,418,631 5,215,173 1,093,583 679,413 965,418 99,372,218

2005 104,734,711 5,526,481 998,587 1,372,983 1,271,873 113,904,635

2006 132,004,889 5,906,564 812,930 941,398 2,598,669 142,264,450

2007 167,383,790 4,993,071 845,806 580,928 2,502,282 176,305,877

2008 224,136,883 8,137,220 1,139,613 835,321 3,207,703 237,456,740

2009 288,882,567 11,093,192 1,651,428 1,667,443 3,939,442 307,234,072

2010 332.517,121 13,414,608 1,501,999 1,545,250 4,644,027 352,234,958

2011 397,734,552 20,530,286 872,078 950,245 4,337,877 424,425,038

2012 486,130,806 21,022,176 882,522 937,509 4,422,874 513,395,887

2013 600,838,514 24,282,024 976,354 1,093,912 4,631,662 631,822,466

Page 46: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

31

Lampiran 3

Tabel Perkembangan Return On Assets (ROA)

(%)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Laba

Bersih

(Jutaan

Rupiah)

3,633,228 3,808,587 4,257,572 4,838,001 5,958,368 7,308,292 11,472,385 15,082,939 18,520,950 21,160,150

Total

Aset

(Jutaan

Rupiah)

107,040,172 122,775,579 154,725,486 203,603,934 246,026,225 314,745,744 398,393,138 456,531,093 535,209,156 606,370,242

ROA 3,66 3,42 3,15 2,87 2,82 2,76 3,57 3,97 4,04 3,85

Page 47: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

32

Lampiran 4

Tabel Perkembangan Non Perfoarming Loans (NPL)

(%)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Dalam

Perhatian

Khusus

(Jutaan

Rupiah)

5,215,173 5,526,481 5,906,564 4,993,071 8,137,220 11,093,192 13,414,608 20,530,286 21,022,176 24,282,024

Kurang

Lancar

(Jutaan

Rupiah)

1,093,583 998,587 812,930 845,806 1,139,613 1,651,428 1,501,999 872,078 882,522 976,354

Diragukan

(Jutaan

Rupiah)

679,413 1,372,983 941,398 580,928 835,321 1,667,443 1,545,250 950,245 937,509 1,093,912

Macet

(Jutaan

Rupiah)

965,418 1,271,873 2,598,669 2,502,282 3,207,703 3,939,442 4,644,027 4,337,877 4,422,874 4,631,662

Total

Kredit

(Jutaan

Rupiah)

99,372,218 113,904,635 142,264,450 176,305,877 237,456,740 307,234,072 352,234,958 424,425,038 513,395,887 631,822,466

NPL 4,19 4,68 4,81 3,44 2,80 3,52 2,87 2,30 1,87 1,55

Page 48: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

33

Lampiran 5

Tabel Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR)

(%)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total

Modal

(Jutaan

Rupiah)

12,265,399 12,685,864 14,984,871 17,058,707 19,187,674 22,839,021 31,710,589 41,815,988 55,133,677 69,472,036

ATMR

(Jutaan

Rupiah)

67,610,604 83,494,366 79,261,166 107,710,979 145,580,709 173,068,002 230,447,032 279,602,642 325,253,028 408,858,393

CAR 16,19 15,29 18,82 15,86 13,18 13,20 13,76 14,96 16,95 16,99

Page 49: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ...

34

Lampiran 6

Tabel Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR)

(%)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kredit

yang

Diberikan

(Jutaan

Rupiah)

62,043,535 75,533,234 90,282,752 113,853,335 161,061,059 205,522,394 246,968,128 283,586,497 348,231,964 430,621,874

DPK

(Jutaan

Rupiah)

82,236,980 97,045,469 124,466,447 165,475,256 201,495,222 254,117,950 328,555,801 372,148,122 436,096,085 486,366,371

LDR 75,69 77,83 72,53 68,80 79,93 80,88 75,17 76,20 79,85 88,54


Recommended