ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA
PERUSAHAAN TIENS INTERNATIONAL GROUP CORP. MENURUT
PANDANGAN EKONOMI ISLAM
Skripsi
Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(SE.Sy)
Oleh :
Dehen Pantar Nusantara
NIM : 105046101629
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H / 2010 M
“ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING PADA
PERUSAHAAN TIENS GROUP CORP. MENURUT PANDANGAN EKONOMI
ISLAM”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy)
Oleh :
Dehen Pantar Nusantara
NIM : 105046101629
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
(Drs. H. Burhanuddin Yusuf M.M.) (Hendra Pertaminawati M.A.)
NIP. 195406161301031005 NIP. 197009282005012003
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H / 2010
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan sebagai penelitian
dan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata I di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya,
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 18 Mei 2010
Dehen Pantar Nusantara
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjabarkan kepada masyarakat praktek dari bisnis Multi Level Marketing menurut pandangan syariah, dan sebagai penambah wawasan bagi masyarakat agar dapat lebih jeli dalam berbisnis agar tidak terjerumus dalam bisnis permainan uang (money game) dan juga tidak terjebak kepada bisnis yang syubhat. Juga untuk lebih mengetahui secara lebih rinci praktek yang dilakukan oleh perusahaan Multi Level Marketing (dalam hal ini Tianshi) apakah praktek yang terjadi dilapangan oleh perusahaan dan para distributornya telah sesuai dengan syariah atau masih terdapat aspek MAGHRIB didalamnya. Data dalam penelitian ini diambil dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), para distributornya langsung, pertemuan rutin para distributor, buku-buku, majalah-majalah, dan data sekunder lainnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa marketing plan bisnis Multi Level Marketing yang diterapkan oleh perusahaan Tianshi bukan hanya bisnis bisnis yang menghasilkan penghasilan pasif (passive income), tapi juga memberdayakan masyarakat untuk dapat hidup mandiri dan memenuhi kebutuhan mereka. Bisnis ini juga menjadi rekomendasi dari para pengusaha internasional macam Robert T. Kiyosaki, William Henry Gates Jr. (Bill Gates), Paul Zane Pilzer, dll. Selanjunya, bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan Tianshi juga sejalan dengan ramalan Paul Zane Pilzer pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa periode tahun 2010 keatas, industri ritel dan industri kesehatan akan mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbuktikan dengan mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan yang mulai menggunakan metode word of mouth selling seperti agen 100 Sun Light, dan mulai maraknya perusahaan-perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk makanan kesehatan seperti Mie Sedaap yang dinilai memiliki kandungan gizi setara dengan satu butir telur, dll. Sehingga dapat disimpulkan prediksi Paul Zane Pilzer cukup terbukti.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan
hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, Sang Maha Daya, yang memberi
kekuatan kepada penulis mulai dari sebelum, ketika, dan hingga akhirnya
terselesaikannya penulisan skripsi ini, yang mengabulkan segala permohonanku,
sehingga penulis tiada pernah putus asa. Tak lupa, shalawat beriring salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya.
Kebanggaan, kelegaan, kemenangan, semua begitu terasa ketika penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Mengingat begitu banyak kendala yang menjadi batu
sandungan dalam proses penyelesaian dan penulisan skripsi ini. Tetapi semua
terbayarkan ketika semua jerih-payah dan usaha yang dikeluarkan membuahkan hasil.
Dan semua terasa begitu indah ketika teringat bahwa Tuhan memiliki rencana besar
bagi setiap hamba-Nya. Dan dengan terselesaikannya tugas akhir ini, rasa syukur dan
doa selalu terucap kepada Allah SWT.
Tiada yang sempurna didunia ini, dan dengan kesadaran, skripsi ini mungkin
tak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi harapan penulis, skripsi ini setidaknya
dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya atau mungkin menjadi
sumber inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
ii
Tak ada yang berhasil sendirian, dan terselesaikannya skripsi ini tidak
terkecuali. Secara khusus, penulis memberi penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada orang-orang hebat yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, dan mereka
adalah :
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Amin Suma, SH, MH, MM.
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu DR. Euis Amalia M. Ag. dan sekretaris
Program Studi Muamalat Bapak Azharuddin Lathif, M. Ag.
3. Bapak Drs. H. Buhanuddin Yusuf MM. dan Ibu Hendra Pertaminawati MA.
selaku pembimbing. Terima kasih untuk kesediaannya menyisihkan sebagian
waktunya yang berharga disela-sela pekerjaannya yang padat untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
4. Almarhum ayahanda dan almarhumah bunda tercinta yang telah mendidik
penulis dan menanamkan sikap tak kenal lelah kepada penulis, hingga sisa
waktu beliau berdua, karena skripsi ini tak akan selesai andaikata penulis tak
pernah teringat untuk membuat orangtua penulis bangga dapat menyelesaikan
jenjang pendidikan meskipun mereka telah tiada. Ayah, ibu, kupersembahkan
hasil karyaku ini untukmu.
5. Paman tercinta, Drs. Gumirman bin Rapet, yang selalu mendukung penulis
dan selalu menjadi panutan bagi penulis karena jiwa pantang menyerah yang
iii
ada dalam diri paman dan menjadi sebuah contoh yang luar biasa untuk
generasi selanjutnya, bibi Elna binti Rapet, atas beberapa nasehat yang sangat
membangun, dan paman Akhter bin Rapet atas segala doanya.
6. Kakakku, Drs. Muhammad Firmansyah, Evi Tauris Shanty, Ronny Vinus
Susanti, yang telah menjadi pengganti peran orangtua dalam mendidik dan
mensupport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara materil,
maupun secara moril, dan Adikku Mahing Palingkau Utus, semoga dengan
terselesaikannya skripsi ini, dapat membuatmu segera menyusulku. Dan
semoga kita semua tumbuh seperti yang diharapkan orang tua kita. Amin.
7. Kak Zakiah dan bang Hassan, terima kasih banyak atas semua fasilitasnya,
karena tanpa fasilitas yang disediakan, penulis tak dapat menyelesaikan hal-
hal mendadak yang harus diselesaikan dikampus dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kepala perpustakaan fakultas syariah dan kepala perpustakaan nasional
beserta seluruh jajarannya yang telah membantu penulis dalam mencari
referensi buku yang diperlukan penulis.
9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas C (Andrew,
Abing, Fauzul, Anies, Ida, Evi, dll. Terima kasih atas info-info krusialnya).
Teman-teman alumni pondok pesantren Daarunnajah ulujami angkatan tahun
2005 (terima kasih atas segala hiburan jayusnya), sahabat-sahabat terbaikku
Asep, Bayu, Hamdan, Istikhori, Alan, Rangga, yang selalu mendampingi
iv
penulis dan memberi dukungan moril, dan teman-teman LKBHMI, semoga
persahabatan kita tak pernah lekang oleh waktu.
10. Kawan-kawan dari distributor Tianshi, khususnya Imam Rachmadi atas
informasi dan kesediaanya membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Monica Nancy, yang selalu ada untuk penulis, dan sebagai tempat untuk
berkeluh-kesah serta menjadi pemberi semangat bagi penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Akhirnya aku percaya bahwa mustahil adalah
sebuah kata yang tidak masuk akal.
12. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas
semuanya.
Akhir kata, hanya kepada Allah jua-lah penulis memanjatkan syukur dan do’a,
penulis berharap semoga Allah memberi balasan berlipat kepada mereka, karena
dengan dorongan dan dukungan merekalah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga skripsi ini memberi manfaat dan kontribusi bagi masyarakat. Amin.
Jakarta, 2 Juni 2010 M 19 Jumaditsani 1431 H
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Kerangka Teori 12
C. Kerangka Pemikiran 14
D. Pembatasan dan Perumusan Masalah 15
E. Studi Review Terdahulu 15
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20
G. Metode Penelitian 21
H. Sistematika Penulisan 24
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Multi Level Marketing 26
1. Konsep dan Operasional bisnis MLM 27
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan
Masyarakat Memilih Bisnis MLM 30
B. Jual-beli dalam Islam 37
1. Syarat dan Rukun Jual-Beli 37
a. Adanya Penjual dan Pembeli 37
vi
b. Adanya Akad 38
c. Adanya Barang/Jasa yang
Diperjual-Belikan 40
2. Jual Beli yang Dilarang dalam Islam 45
BAB III GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (Tianshi)
A. Profil Perusahaan 55
1. Keanggotaan Tianshi di APLI 58
2. Visi dan Misi 58
B. Sejarah dan Kantor Cabang 60
C. Produk – Produk 61
BAB IV ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING
A. Analisis dan Mekanisme Pemasaran MLM Tianshi 65
1. Tahapan dalam Membangun Asetpada Bisnis Tiens 66
2. Keunggulan Marketing Plan Tianshi 83
3. Evaluasi Marketing Plan 84
a. Produk 85
b. Price 87
c. Promotion 89
d. Place 90
4. Analisis Sistem Bonus 90
vii
B. Perbandingan dan Perbedaan Jual-Beli dengan bisnis MLM 91
C. Analisis Bisnis Multi Level Marketing 93
D. Peraturan Pemerintah tentang Konsep Pemasaran MLM 94
E. Analisis Multi Level Marketing Menurut Perspektif Islam 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 105
B. Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 110
LAMPIRAN 113
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang banyak dipertanyakan hukumnya oleh kaum
muslimin yang cinta untuk mengetahui kebenaran dan peduli dalam membedakan
bisnis yang halal dan haram adalah masalah Multi Level Marketing (MLM)1.
Transaksi dengan sistem MLM ini telah merambah di tengah manusia dan banyak
mewarnai suasana pasar masyarakat. Maka bagi pebisnis muslim, wajib untuk
mengetahui hukum transaksi dengan sistem MLM ini sebelum bergelut didalamnya
dan bukankah sebaik-baiknya pekerjaan adalah hasil jerih payah sendiri sebagaimana
sabda Rasulullah SAW :
“Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a., bahwasanya Nabi SAW ditanya : “Pekerjaan
apakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Pekerjaan yang dlakukannya
sendiri dan jual-beli yang bersih”. (H.R. Al-Bazzar dan disahihkan oleh al-Hakim)2.
Bisnis dalam syari’ah Islam pada dasarnya termasuk kategori muamalat yang
hukum asalnya adalah boleh berdasarkan kaedah Fiqh,”Al-Ashlu fil muamalah al-
ibahah hatta yadullu ad-dalilu ‘ala tahrimiha (Pada dasarnya segala hukum dalam
muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil/prinsip yang melarangnya) Islam
memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu cepat dan dinamis.
1Agustianto, Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam, Artikel diambil pada 12 September 2009 dari http://[email protected]/2006 2 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Kitabul Buyu’I, alih bahasa oleh Mohammad Ismail, Surabaya, Putra Al-Maarif, h.401
1
2
Berdasarkan kaedah fikih di atas, maka terlihat bahwa Islam memberikan jalan bagi
manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui sistem, teknik
dan mediasi dalam melakukan perdagangan.
Namun, Islam mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan sistem
bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (ketidakjelasan) dan
zhulm (merugikan atau tidak adil terhadap salah satu pihak). Sistem pemberian bonus
harus adil, tidak menzalimi dan tidak hanya menguntungkan orang yang di atas.
Bisnis juga harus terbebas dari unsur MAGHRIB, singkatan dari lima unsur. 1, Maysir
(judi), 2, Aniaya (zhulm), 3. Gharar (penipuan), 4 Haram,5, Riba (bunga), 6. Iktinaz
atau Ihtikar dan 7. Bathil.
Kalau kita ingin mengembangkan bisnis MLM, maka ia harus terbebas dari
unsur-unsur di atas. Oleh karena itu, barang atau jasa yang dibisniskan serta tata cara
penjualannya harus halal, tidak haram dan tidak syubhat serta tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syari’ah.di atas.
MLM yang menggunakan strategi pemasaran secara bertingkat (levelisasi)
mengandung unsur-unsur positif, asalkan diisi dengan nilai-nilai Islam dan sistemnya
disesuaikan dengan syari’ah Islam. Bila demikian, MLM dipandang memiliki unsur-
unsur silaturrahmi, dakwah dan tarbiyah. Metode semacam ini pernah digunakan
Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-awal Islam. Dakwah Islam
pada saat itu dilakukan melalui teori gethok tular (mulut ke mulut) dari sahabat satu
ke sahabat lainnya. Sehingga pada suatu ketika Islam dapat di terima oleh masyarakat
3
kebanyakan3. Bisnis yang dijalankan dengan sistem MLM tidak hanya sekedar
menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing yang
berlevel-level (bertingkat-tingkat) dengan imbalan berupa marketing fee, bonus,
hadiah dan sebagainya, tergantung prestasi, dan level seorang anggota. Jasa marketing
yang bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Dalam istilah fikih
Islam hal ini disebut Samsarah/Simsar4.
Kegiatan samsarah dalam bentuk distributor, agen, member atau mitra niaga
dalam fikih Islam termasuk dalam akad ijarah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan
jasa orang lain dengan imbalan, insentif atau bonus (ujrah) Semua ulama
membolehkan akad seperti ini5.
Kemudian dalam hal insentif dan penghargaan, perusahaan MLM biasa
memberi reward atau insentif pada mereka yang berprestasi. Islam membenarkan
seseorang mendapatkan insentif lebih besar dari yang lainnya disebabkan
keberhasilannya dalam memenuhi target penjualan tertentu, dan melakukan berbagai
upaya positif dalam memperluas jaringan dan levelnya secara produktif. Kaidah
Ushul Fiqh mengatakan:
”Besarnya ijrah (upah) itu tergantung pada kadar kesulitan dan pada kadar
kesungguhan.”
3Azhari Akmal Tarigan, Ekonomi dan Bank Syari’ah, Jakarta, FKEBI IAIN, 2002, h.30 4 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid III, hlm 159 5 http://[email protected]/, Multi Level Marketing Dalam Perspektif Islam. Diakses pada 20 september 2009
4
Penghargaan kepada Upline yang mengembangkan jaringan (level) di
bawahnya (Downline) dengan cara bersungguh-sungguh, memberikan pembinaan
(tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah) memang patut di lakukan.
Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari perusahaan. Insentif
diberikan dengan merujuk skim ijarah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari
segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa banyak downline yang dibina
sehingga ikut menyukseskan kinerja. Dan dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada
tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah
(keuntungan dunia dan akhirat)6. Insentif (bonus) seorang upline tidak boleh
mengurangi hak orang lain di bawahnya (downline), sehingga tidak ada yang
dizalimi.
Sistem insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota,
bahkan dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif (bonus), para anggota
perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga penetapan
sistem bonus tidak sepihak. Selanjutnya, keuntungan dalam bisnis MLM, berorientasi
pada keuntungan duniawi dan ukhrawi.
Dalam kajian ini perlu ditambahkan sedikit pemikiran al-Ghazali mengenai
konsep keuntungan dalam Islam. Menurutnya, motif berdagang adalah mencari
keuntungan. Tetapi ia tidak setuju dengan keuntungan yang besar sebagai motif
berdagang, sebagaimana yang diajarkan kapitalisme. Al-Ghazali dengan tegas
6 Muhammad Syafi’I Antonio pada buku Pindi Kisata, Why Not MLM?Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 2
5
menyebutkan bahwa keuntungan bisnis yang ingin dicapai seorang pedagang adalah
keuntungan dunia akhirat, bukan keuntungan dunia saja, karena motif ekonomi dalam
Islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan diakhirat7. Keuntungan akhirat
maksudnya, bahwa dengan menjalankan bisnis itu, seseorang telah dianggap
menjalankan ibadah, (asalkan bisnisnya sesuai dengan syari’ah). Dengan bisnis,
seseorang juga telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Penting disadari, pemberian penghargaan dan cara menyampaikannya
hendaknya tetap dalam koridor tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari
takabbur (bangga/sombong) dan kufur nikmat, apalagi melupakan Tuhan. MLM
yang Islami senantiasa berpedoman pada akhlak Islam.
Sebagaimana disebut di atas bahwa penghargaan yang diberikan kepada
anggota yang sukses mengembangkan jaringan, dan secara sungguh-sunguh
memberikan pembinaan (tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah),
harus selaras dengan ajaran agama Islam. Karena itu, applause ataupun gathering
party yang diberikan atas prestasi seseorang, haruslah sesuai dengan nilai-nilai aqidah
dan akhlak. Ekspresi penghargaan atas kesuksesan anggota MLM, tidak boleh
melampaui batas (bertentangan dengan ajaran Islam). Applause yang diberikan juga
tidak boleh mengesankan kultus individu, mendewakan seseorang. Karena hal itu
dapat menimbulkan penerimanya menjadi takabbur, dan ‘ujub. Perayaan kesuksesan
7 Idri & Titiek Triwulan Tutik, Prinsip-prisip Ekonomi Islam, Jakarta, Lintas Pustaka, 2008, h. 13
6
seharusnya dilakukan dalam bingkai tasyakkur.8 Karena itu pula, Islam sangat
mengecam seseorang yang dalam menjalankan aktivitas bisnis dan perdagangannya
semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan. Firman Allah :
⌧
”Mereka tidak lalai dari mengingat Allah dalam melakukan bisnis dan jual beli. Mereka mendirikan shalat dan membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (QS.An-Nuur: 37)
Dari ayat tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa seluruh aktivitas bisnis
tidak boleh melupakan Tuhan dan jauh dari nilai-nilai keilahian, baik dalam kegiatan
produksi, distribusi, strategi pemasaran, maupun pada saat menikmati kesuksesan
(menerima penghargaan dan applause). Jadi, dalam menjalankan bisnis MLM perlu
diwaspadai dampak negatif psikologis yang mungkin timbul, sehingga
membahayakan kepribadian, seperti adanya eksploitasi obsesi yang berlebihan untuk
mencapai terget jaringan dan penjualan. Karena terpacu oleh sistem ini, suasana yang
tak kondusif kadang mengarah pada pola hidup hura-hura ala jahiliyah, seperti ketika
mengadakan acara pertemuan para members. Kewajaran harga produk setiap
perdagangan pasti berorientasi pada keuntungan. Namun Islam sangat menekankan
kewajaran dalam memperoleh keuntungan tersebut. Artinya, harga produk harus
wajar dan tidak dimark up sedemikian rupa dalam jumlah yang amat mahal,
8 Muhammad Hidayat, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah, 2002. Artikel diambil dari http://[email protected]/ pada 20 september 2009
7
sebagaimana yang banyak terjadi di perusahaan bisnis MLM saat ini. Sekalipun Al-
quran tidak menentukan secara fixed besaran nominal keuntungan yang wajar dalam
perdagangan, namun dengan tegas Al-quran berpesan, agar pengambilan keuntungan
dilakukan secara fair, saling ridha dan menguntungkan. Firman Allah :
⌧ ☺
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang saling ridha di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha Penyayang kepadamu.”(QS.An-Nisaa’ : 29).
Multi Level Marketing (MLM) ditemukan oleh dua orang profesor pemasaran
dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang dijual adalah
vitamin dan makanan tambahan Nutrilite9. Saat itu, Nutrilite Products Inc.
merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal telah menggunakan
metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal yang relatif tidak besar,
seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama,
keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan yang berhasil dijual ke
konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil
dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari
perusahaan.
9 Fienso F.A. & Endang Agustina, Distributor MLM sang Milliuner, Jakarta, Cakrawala 2008 h. 82
8
Rancangan penjualan perusahaan itu menarik perhatian Rich DeVos dan Jay
Van Andel. Dua pemuda dari Michigan ini kemudian memutuskan bergabung sebagai
tenaga penjual. Hasilnya, dalam kurun waktu sembilan tahun mereka tidak hanya
menikmati keuntungan dari menjual produk Nutrilite, tapi yang paling melekat dalam
benak mereka adalah kehebatan konsep penjualannya. Suatu konsep yang merupakan
dasar dari terbentuknya Amway Corporation di kemudian hari.
Dari uraian diatas, penulis ingin membahas lebih jauh mengenai industri
bisnis multi level marketing, khususnya pada perusahaan Tiens Group Corp. yang
berkantor pusat di Beijing, China. Selain itu juga karena MLM adalah bukan barang
baru di Indonesia, namun sebagian pebisnis mungkin sudah jenuh mendengarkan
bisnis ini. Bahkan mungkin ada yang alergi karena banyaknya kasus penipuan ala
money game yang berkedok dan merusak citra network marketing.
Adapun produk-produk unggulan dari Tiens Group Corp. ini antara lain
sebagai berikut10 :
Nutrient High Calsium Powder BML 862709007156
Hyperglycemia High Calcium Powder BML 862709010156
Children Nutrient High Calcium Powder BML 862709012156
Antilipemic Tea BML 862709005156
Beneficial Capsules BML 862709008156
Vitality Softgel Capsules BML 862709009156
Iron Cream Suplements BML 862709001156 10 Ibid, h. 89
9
Zinc Cream Suplements BML 862709006156
Chitosan Capsules BML 862709004156
Double Cellulose Tablets BML 862709013156
Calcium Chewable Tablets BML 862709011156
Cordyceps Mycellium Capsules BML 862709002156
Vigor Rousing Capsules BML 862709003156
Dalam setiap perusahaan, pasti memiliki marketing plan. Dalam perusahaan
Tiens Group Corp. strategi pemasaran produk dengan menggunakan dua marketing
plan. Yaitu A dan B (akan dibahas lebih lanjut pada BAB IV). Untuk marketing plan
A mungkin telah sejalan dengan skema MLM murni yang telah dilegalkan dengan
syariah, namun untuk marketing plan B, adanya sistem pass-up bonus yang
menjadikan downline kehilangan bonus karena pass-up kepada upline-nya, membuat
penulis ingin mengetahui lebih rinci seperti apakah skema yang dijalankan? Adakah
penyimpangan dalam praktek dilapangan yang tidak sesuai dengan marketing plan?
Dan apakah marketing plan seperti ini dilegalkan oleh Dewan Syariah
Nasional/MUI? Dan mengapa Tiens Group Corp. menciptakan marketing plan baru?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas seiring penyusunan skripsi ini.
Lebih lanjut, menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya The Cashflow
Quadrant, ada empat tipe pekerja didunia yaitu11 Employee (mereka yang bekerja
untuk kemajuan perusahaan contohnya karyawan perusahaan, buruh, dan lain-lain),
11 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadrant, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama 2006, h. 1
10
Self-employee (mereka yang bekerja untuk diri mereka sendiri, namun ketika mereka
libur, penghasilan mereka juga berlibur contohnya artis, dokter, pengacara, dan lain-
lain), Bussiness Owner (mereka yang membuat orang lain bekerja untuk mereka dan
mereka memiliki dan membuat sistem serta menyerap lapangan dan tenaga kerja
contohnya para pemilik perusahaan, pemilik bisnis waralaba, dan pelaku bisnis
network marketing), dan Investor (Konglomerasi atau investing dalam berbagai
bisnis). Dan itulah yang mungkin membuat para pelaku dibisnis multi level marketing
menjalankan bisnisnya karena mereka berada dikuadran ketiga (bussiness owner)
karena mereka merasa tidak perlu bekerja untuk orang lain.
Di Indonesia, MLM masuk dan pertama diperkenalkan diakhir era tahun 80-
an. Pada awal diperkenalkannya bisnis MLM di Indonesia, distributor-distributor
yang terjun pada saat itu hanya menggangap bisnis MLM sebagai lahan untuk
mendapat penghasilan tambahan atau dengan kata lain sebagai penghasilan kedua
setelah pekerjaan utama pada saat itu. Namun akhir-akhir ini perkembangan
menunjukkan bahwa mulai banyak para pemain MLM yang justru menjadikan bisnis
MLM sebagai sumber penghasilan yang utama mengingat dengan modal yang tidak
besar namun bisa mendapatkan penghasilan yang jauh diatas rata-rata kebanyakan
orang. Namun untuk mendapatkan penghasilan yang luar biasa tersebut tidaklah
mudah. Seorang distributor MLM dituntut untuk menjaga motivasi agar tetap kuat,
bisa bersikap konsisten dan persisten terhadap segala tantangan yang mungkin akan
selalu merintangi sepanjang dia menjalankan bisnis MLM. Hanya impian yang besar
11
dan kuatlah yang akan membuat seorang distributor tahan terhadap segala rintangan,
sehingga bisnis MLM identik dengan bisnis bermodalkan impian12.
Bisnis network marketing dewasa ini berubah menjadi bisnis yang cukup
menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup cerah. Kondisi budaya bangsa
Indonesia, sifat tolong menolong yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis
ini semakin memperkuat image bahwa bisnis network marketing sangat cocok untuk
dijalankan di Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Robert T. Kiyosaki dalam
bukunya berjudul “Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping
People” meramalkan adanya tren perubahan tatanan ekonomi dunia yang digerakan
oleh industri pemasaran jaringan13.
Seorang pelaku bisnis multi level (downline) cukup hanya menjadi pendengar
yang baik dari seniornya (upline) dan menduplikasi apa yang disampaikan oleh
‘upline’ kepada ‘downline’-nya. Maka apabila penduplikasian ini berhasil akan
tercapailah “leveling’ yang ditargetkan, dengan segala predikat dan bonus yang
dijanjikan.
Sebagian orang Indonesia berlomba-lomba mengasah jiwa kewirausahannya
untuk meraih kesuksesan melalui bisnis MLM meskipun juga ada sebagian orang
yang menganggap bisnis MLM hanya sebagai bisnis tipu-tipuan dan tidak realistis.
Namun hal tersebut masih dapat dipahami, mengingat belakangan juga banyak bisnis
12 Joe Rubino, Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara, artikel dimuat di Majalah Sukses Edisi Juni 2007 h. 17 dan diambil dari http://[email protected]/2007/ pada 17 September 2009 13 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama 2006, h. 12
12
yang bersifat “money game” yang kemudian berkedok MLM. Hal tersebut jelas
sangat merugikan citra bisnis MLM yang benar-benar murni multi level marketing.
Setiap orang yang ingin terjun ke bisnis MLM diharapkan dapat menilai suatu
perusahaan yang menyatakan diri sebagai MLM, apakah betul-betul perusahaan
tersebut menjalankan bisnis multi level marketing murni atau sebaliknya hanya
menggunakan istilah multi level marketing sebagai kedok dimana bisnis yang
sebenarnya dijalankan bersifat money game.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian inilah
yang akan dituangkan dalam skripsi berjudul : “Analisis Pemasaran Multi Level
Marketing pada Perusahaan Tiens Group International Corp. Menurut
Pandangan Islam”.
B. Kerangka Teori
Dalam buku “Cepatlah mendengar, Lambatlah berbicara” karya Joe Rubino
dipaparkan bahwa intisari dari network marketing adalah kreativitas. Networking
disebutkan Joe Rubino hanyalah merupakan alat bantu untuk hidup dalam pilihan.
Kebebasan finansial yang dapat diciptakan melalui MLM dapat membawa kebebasan
pribadi untuk hidup dengan tanggung jawab yang lengkap, untuk menciptakan hidup
yang sepenuhnya konsisten dengan nilai, tujuan dan mimpi14.
Dalam buku itu dituturkan bahwa network marketing adalah tentang manusia.
Jelasnya, network marketing adalah tentang orang yang mengendalikan hidup
14 Joe Rubino, Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara, artikel dimuat di Majalah Sukses Edisi Juni 2007 h. 17 dan diambil dari http://[email protected]/2007/ pada 17 September 2009
13
mereka, mengejar mimpi mereka, hidup dengan nilai-nilai mereka dan mendukung
orang lain untuk melakukan hal yang sama. Itulah sebabnya mengapa pedagang
dengan sistem penjualan tradisional kerap mengalami kegagalan besar dalam multi
level marketing. Mereka terlalu terdoktrin dengan produk, produk, produk dan
mereka pun melupakan orang, orang, orang. Mereka meletakkan fokus di tempat
yang salah-apakah itu dalam produk atau dalam upaya menghasilkan banyak uang
dengan cara menjual produk-produk tersebut. Padahal tidak satu pun dari alasan itu
penting bagi orang lain di dunia. Apa yang penting bagi semua orang di dunia adalah
hubungan. Dan networking adalah hubungan.
Dari beberapa paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang distributor
MLM yang ingin sukses harus merupakan seseorang yang memiliki kemampuan
mendengarkan yang sangat tinggi; mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan
apa yang tidak mereka katakan. Kemudian mendengarkan apa yang penting bagi
orang itu dan apa yang hilang dalam kehidupannya.
Di bagian lain, Joe Rubino juga menuturkan proses mendengarkan melalui
penolakan adalah cara bagus untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain.
Cara ini dapat digunakan dalam kegiatan "prospecting" pada bisnis network
marketing dan juga dalam pembicaraan mana pun dimana seseorang mungkin tidak
setuju pada satu sudut pandang saja. Proses mendengarkan sungguh menghormati
nilai-nilai orang lain, yang memungkinkan anda untuk lebih memahami siapa mereka.
Proses ini memungkinkan mereka melepas frustasi, berbagi perasaan dan tetap aman
secara emosional saat berkomunikasi.
14
C. Kerangka Pemikiran
MLM memang memberikan kesempatan kepada setiap orang, yang semula
tidak diperhitungkan di dunia perdagangan. Bisnis ini menawarkan kemudahan bagi
setiap orang, dengan cara yang sederhana, untuk menambah penghasilan mereka.
MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan
inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di media masa
yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer. Suatu metode
distribusi eceran dengan sentuhan pribadi yang sudah menyebar keseluruh pelosok
dunia. Namun, dinamika yang terjadi, banyak praktek sistem pemasaran jaringan
yang tidak sesuai dengan syariah dengan berkedok sebagai bisnis multi level
marketing seperti halnya bisnis permainan uang (money game) yang berimbas pada
citra buruk yang kemudian diperoleh oleh perusahaan MLM yang murni menjalankan
bisnis pemasaran jaringan.
Demikian juga halnya dengan para distributor yang menjalankan konsep
pemasarannya dengan cara yang kurang tepat ketika prospekting (dengan cara
memaksa join atau membohongi/menutup-nutupi informasi kepada calon klien) yang
juga akan semakin memperburuk citra perusahaan MLM itu sendiri secara general.
Begitu juga dengan perusahaan Tiens Group Corp. yang mengadopsi sistem
pemasaran produk dengan sistem pemasaran jaringan. Citra baik perusahaan akan
tercoreng jika distributornya memasarkan kepada calon klien dengan cara yang
keliru.
15
Kemudian tinjauan hukum Islam mengenai strategi perusahaan dalam
mengembangkan bisnis MLM dan apakah bisnis seperti ini dibenarkan oleh syariat
Islam karena integrasi teknologi yang sangat cepat memungkinkan untuk terjadinya
dan terciptanya inovasi-inovasi baru bagi setiap perusahaan untuk mengembangkan
strategi bisnisnya. Kiranya penting untuk dikaji lebih jauh.
D. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam dunia MLM, terdapat banyak aspek yang tercakup dalam industri ini,
antara lain, dari pemasarannya, lembaga legalitasnya, rekruitmen anggota, skema
pembagian bonus, dll. Namun, dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang
akan diangkat hanya terhadap aspek pemasarannya saja. Dan dengan batasan masalah
ini, maka perumusan masalah adalah bagaimana mekanisme pemasaran MLM
Tianshi? Dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan TIENS Group
International Corp?
2. Bagaimanakah konsep jual-beli dalam Islam?
3. Apakah marketing plan milik perusahaan Tianshi ini telah sesuai dengan
prinsip ekonomi Islam?
E. Studi Review Terdahulu
Pada jurnal-jurnal terdahulu yang penulis temui pembahasan mengenai bisnis
MLM memang telah diwacanakan. Namun setiap pembahasan memiliki pikiran
pokok tersendiri yang menjadi inti permasalahan dan pembahasannya pun juga
berbeda. Contohnya yaitu ada yang membahas tentang jual-beli, upah-mengupah dan
16
ji’alah karya Lindawati, ada pembahasan mengenai peranan MLM syariah dalam
peningkatan pendapatan, karya Nevi Pujiastuti, dan lain-lain. Pada skripsi yang
penulis buat, penulis mengedepankan analisis pemasaran serta pembahasan mengenai
marketing plan yang menjadi jantung pemasaran dari perusahaan Tiens Group Corp.
sebagai poin penting penelitian ini.
1. Judul Skripsi : MLM Oriflame (Suatu Tinjauan Ekonomi Islam
Terhadap Jual-Beli dan upah-mengupah)
Penulis : Lindawati
Tahun : 2006
Kesimpulan : Bisnis MLM Oriflame identik dengan jual-beli, ijarah,
dan ji’alah. Dalam artian jual-beli disini adalah
kegiatan membeli barang untuk dijual kembali untuk
mendapatkan keuntungan yang didalamnya terdapat
rukun dan syarat yang telah ditetapkan, yaitu penjual
dan pembeli yang berakad, barang yang halal, terjalin
atas dasar suka sama suka.
Penetapan harga oleh perusahaan bertujuan untuk
menjaga daya saing dengan perusahaan MLM lain atau
perusahaan non-MLM dalam pemasaran barang yang
sejenis, dan untuk menutup kemungkinan kerugian
yang dialami distributor sebagai akibat dari
pematokkan harga tersebut. Pihak perusahaan
17
memberikan berbagai macam komisi dan bonus kepada
distributor dengan syarat dapat mencapai target
penjualan.
Dari segi ijarah, perusahaan Oriflame berperan sebagai
mu’jir (majikan) dan distributor sebagai ’ajir (pekerja).
Dalam upah/hadiah yang dijanjikan hanya boleh
diterima oleh orang yang telah sanggup untuk mencapai
apa yang menjadi objek pekerjaan atau perbuatan
tersebut jika pekerjaan atau perbuatan tersebut telah
mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan
dan dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Pada dasarnya konsep bisnis yang dijalankan oleh
MLM Oriflame sama dengan perusahaan MLM pada
umumnya. Dalam melakukan usahanya, MLM
Oriflame melakukan sistem penjualan langsung (direct
selling), dimana para distributor menawarkan secara
langsung kepada konsumen tentang produk dan bisnis
Oriflame. Dari penjualan ini, Oriflame memberikan
keuntungan-keuntungan lain yang melakukan order
sesuai target yang telah ditentukan.
18
2. Judul Skripsi : Peranan MLM syariah dalam peningakatan pendapatan
anggota WarMAL (Studi Kasus MLM syariah PT.
Mulia Akhlak Laksana)
Penulis : Nevi Pujiastuti
Tahun : 2006
Kesimpulan : Disini, dibahas mengenai nilai plus MLM syariah,
antara lain terkandung didalam MLM syariah nilai
sillaturrahim (ibadah), nilai pengembangan wirausaha,
nilai pemberdayaan pengangguran, nilai pemberdayaan
produk lokal, nilai kehalalan usaha dan produk, nilai
jaringan ekonomi islam dunia, nilai ketahanan akidah,
strategi perdagangan bebas, dan nilai pemberdayaan
ZIS.
Adapun kekurangan dari MLM syariah adalah dari segi
masalah kejenuhan pasar, masalah organisasi, masalah
mengkampanyekan materialisme, dan masalah
hubungan (dengan kerabat).
Dan untuk kelebihannya adalah dari segi kompensasi,
keunggulan dari segi modal, waktu, kelompok, dan
manfaat non-finansial.
19
3. Judul skripsi : Strategi Pemasaran Usaha MLM dalam perspektif
Ekonomi Islam (Sebuah Analisa Terhadap PT. Ahad-
Net International).
Penulis : Nurhidayati
Tahun : 2003
Kesimpulan : PT. Ahad-Net Internasionalsebagai usaha MLM syariah
melaksanakan suatu sistem pemasaran produk atas
barang dan jasa memiliki strategi pemasaran sendiri
yang berbeda dari strategi pemasaran MLM pada
umumnya. Perbedaan pokok antara strategi MLM yang
dijalankan PT.Ahad-Net dengan MLM konvensional
adalah bahwasanya PT. Ahad-Net International tidak
melepaskan prinsip-prinsip syariah yang merupakan
landasan operasional perusahaan dan akhlakul karimah.
Sedangkan dalam sistem MLM konvensional, hal
tersebut bukanlah prinsip , karena dalam sistem ini
ketentuan agama tidak menjadi landasan operasional.
Akan tetapi yang berlaku dalam sistem ini adalah kode
etik dagang yang ditetapkan oleh WFDSA dan APLI.
Dalam strategi produk Ahad-Net membuat suatu
kesepakatan bahwa produk-produk yang dipasarkan
20
adalah produk-produk halal dan baik yang telah teruji
kehalalan dan kebaikannya.
Sistem insentif ukhuwah yang dijalankan Ahad-Net
dapat mempengaruhi pendapatan wiraniaga yang
memiliki kegigihan dan keuletan dalam berusaha.
Dapat dilihat dari bagaimana seseorang yang mencapai
tingkat tertentu dapat memperoleh kesempatan untuk
membeli motor atau mobil, bahkan rumah dan ibadah
haji.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulis memilih tema ini dikarenakan rasa keingin-tahuan terhadap
industri ini karena industri multi level marketing adalah industri yang unik. Industri
ini mungkin bisa dikatakan industri makro yang berskala mikro dan mikro berskala
makro karena untuk menjalankan bisnis ini tidak membutuhkan capital yang besar
seperti membangun sebuah perusahaan bersistem, atau bisnis franchise. Namun,
uniknya bisnis ini dapat memberikan passive income seperti halnya memiliki sebuah
mega-supermarket atau memiliki sebuah perusahaan berskala internasional. Dan juga
dapat memberikan kebebasan finansial seperti yang dikatakan oleh Robert T.
Kiyosaki dalam bukunya “Cashflow Quadrant” karena bisnis ini memenuhi kriteria
jika seseorang ingin memiliki passive income yang massive. Selain itu, tujuan lain
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pemasaran yang dilakukan oleh
21
perusahaan Multi Level Marketing Tianshi ditinjau dari perspektif syariah, juga
analisisnya dari konsep jual-beli dalam yang telah ada Islam.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan pengetahuan tentang Multi
Level Marketing, khususnya bagi dunia akademis.
2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya bagi
masyarakat yang tertarik dengan Multi Level Marketing sebagai bahan
pertimbangan dalam menjalankan usahanya.
3. Memberikan wawasan baru tentang Multi Level Marketing menurut Syariah.
4. Untuk memaparkan kepada masyarakat tentang perbedaan antara bisnis MLM
murni dengan bisnis money game.
G. Metode Penelitian
Melihat letak dan kedudukan permasalahan yang diangkat, maka metode
penelitian bertumpu pada metode penelitian hukum normatif dalam kajian-kajian
hukum positif. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-
asas serta prinsip-prinsip syariah yang digunakan untuk mengatur bisnis MLM yang
ada, khususnya pada perusahaan Tianshi
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan15. Suatu jenis penelitian
yang lebih diutamakan data-data primer dilapangan, untuk mencari,
15Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. ke-11, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1998, h. 11
22
mengumpulkan dan memperoleh data-data primer yang terjadi di lapangan
penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian berbasis data lapangan dan juga
penelitian terhadap undang-undang hukum (statue research) dan regulasi
yang terkait dengan penelitian yang sedang ditangani melalui pendekatan
historis dengan menelaah masalah yang diangkat dari isu yang
berkembang agar dapat menjabarkan kepada masyarakat tentang
pemahaman terhadap bisnis MLM yang sesuai dengan prinsip syariah.
3. Sumber data
1. Hasil observasi
2. Hasil wawancara
3. Hasil dokumentasi
4. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari masyarakat16.
Yaitu hasil observasi, dan dokumentasi langsung dari distributor
Tianshi.
2. Data Sekunder
16 Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publising, Malang, Jawa Timur, 2007, h. 300
23
Yaitu hasil dari studi kepustakaan (library research) terhadap buku-
buku yang terkait dengan masalah yang diangkat.
5. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
6. Metode Perolehan Data
Terhadap data sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi
kepustakaan, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan serta mengkaji Al-
Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam, peraturan
perundang-undangan, hasil penelitian sebelumnya, jurnal ilmiah, artikel
ilmiah, dan makalah seminar yang berhubungan dengan jual-beli/MLM.
Dan perolehan data primer dilakukan dengan observasi yaitu dengan
mengikuti acara-acara yang diadakan oleh Tianshi. Baik itu acara harian,
mingguan, bulanan, maupun tahunan, dan melakukan tanya-jawab
langsung dengan distributornya. Dan terakhir dengan melakukan library
research terhadap dokumen yang berkaitan.
7. Metode Analisis Data
Setelah penulis memperoleh data, selanjutnya diadakan penganalisaan
sekaligus sebagai pembahasan. Data yang diperoleh baik dari studi
kepustakaan maupun dari penelitian lapangan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisis data yang
24
mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan
dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh
dari studi kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan
yang dirumuskan17.
Sedangkan teknik penulisannya berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.
H. Sistematika Penulisan
Secara sistematis penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, yaitu berisi tentang latar belakang masalah, kerangka teori,
kerangka pemikiran, studi review terdahulu, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Merupakan kumpulan tinjauan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian yang terdiri dari definisi Multi Level
Marketing, konsep dan operasional bisnis MLM, pembahasan mengenai
jual-beli dalam Islam yaitu tentang akad jual-beli, dan faktor-faktor yang
menyebabkan masyarakat memilih bisnis MLM.
BAB III Gambaran Umum, yang meliputi profil perusahaan multilevel marketing
Tiens Group Corp.(Tianshi), yang berisi tentang sejarah singkat
17 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002, h. 23
25
perusahaan, keanggotaan Tianshi di APLI, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi dan produk-produk dari Tianshi.
BAB IV Pembahasan dan analisis pemasaran multilevel marketing yang terdiri dari
analisis dan mekanisme pemasaran bisnis MLM Tianshi, Perbandingan dan
perbedaan jual-beli dengan bisnis MLM serta multilevel marketing
menurut perspektif Islam.
BAB V Penutup, yang berisi tentang kesimpulan & saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
26
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Multi Level Marketing
Phillip Kottler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran
mengemukakan pengertian dari konsep pemasaran dan penjualan. Menurutnya,
konsep pemasaran adalah kunci untuk meraih tujuan organisasi agar menjadi lebih
efektif dari para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasarannya, guna
menetapkan serta memuaskan kebutuhan pasar sasaran. Sedangkan konsep penjualan
menurut Phillip Kottler adalah strategi organisasi untuk tidak mengabaikan konsumen
agar tetap mempertahankanpembelian dalam jumlah yang cukup dengan cara
melakukan usaha pembelian serta promosi yang agresif1.
Kemudian, menurut Peter J. Cluthier, yang dikutip oleh Yoes Axinanto dalam
bukunya MLM and Mail Order, MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang
secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh
distributor lepas yang memperkenalkan kepada klien atau calon distributor
berikutnya. Penghasilan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan grosiran
ditambah dengan pembayaran-pembayaran lainnya berdasarkan penjualan total
kelompok yang dibentuk oleh distributor2.
Sedangkan konsep MLM menurut Allen Carmichael dalam bukunya Network
and MLM adalah suatu cara yang efektif untuk memasarkan produk atau jasa yang
1 Phillip Kottler, Manajemen Pemasaran, jilid I, alih bahasa oleh Teguh dan Ronny A. Rusli, Jakarta, PT. Prenhadindo 1997, h. 17. 2 Yoes Axianto, MLM and Mail Order, Pekalongan, CV. Gunung Mas, 1996, h. 10.
27
dipindahkan atau didistribusikan tanpa biaya yang biasanya, dihubingkan dengan
biaya operasi reklame tertentu, promosi, dan pemasaran3.
Sementara itu, menurut Andrias Harefa dalam bukunya MLM Alternatif
Karier dan Usaha menyongsong Millenium ketiga adalah sebuah cara untuk
memasarkan/menjual/mendistribusikan produknya kepada pelanggan eceran dengan
memberdayakan distributor independennya untuk melaksanakan tugas pemasaran
atau penjualan/pendistribusian produk melalui pengembangan armada
pemasaran/distributor/penjual langsung secara mandiri (independent), tanpa campur-
tangan langsung perusahaan4.
1. Konsep dan Operasional Bisnis MLM
Sistem marketing MLM yang lahir pada tahun 1939 merupakan kreasi dan
inovasi marketing yang melibatkan masyarakat konsumen dalam kegiatan usaha
pemasaran dengan tujuan agar masyarakat konsumen dapat menikmati tidak saja
manfaat produk, tetapi juga manfaat finansial dalam bentuk insentif, hadiah-hadiah,
haji dan umrah, perlindungan asuransi, tabungan hari tua dan bahkan kepemilikan
saham perusahaan. Namun demikian, MLM juga konsep yang paling kurang
dipahami oleh banyak orang, sekalipun oleh sejumlah orang yang berpengalaman
dibidang pemasaran5.
3 Allen Carmichael, Network and MLM, alih bahasa oleh Dja’far, Jakarta, PT. Pustaka Delapratama, 1996, h. 2. 4 Andias Harefa, Multi Level Marketing, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 3. 5 Mochammad Fachrurrozi, Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta, Pilar Media 2005 h. 99.
28
Multi Level Marketing atau biasa kita singkat dengan sebutan MLM
merupakan suatu sistem pemasaran produk atau jasa melalui suatu jaringan. Dengan
kata lain, sistem penjualan dengan memanfaatkan konsumen langsung sebagai tenaga
penyalur6. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumsi adalah harga produksi
ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah
membantu kelancaran distribusi. Ada beberapa istilah yang sangat lazim dikenal
dalam suatu bisnis multi level marketing, antara lain : Up-Line, Down-Line, Cross-
Line atau Side-Line. Istilah-istilah tersebut menunjukkan sifat hubungan antara mitra
bisnis yang satu dengan yang lain atau dalam suatu bisnis MLM biasa disebut sebagai
distributor atau member.
Hubungan Up-Line dan Down-Line berlaku apabila mitra yang satu dengan
yang lainnya berada dalam satu garis jaringan (network family). Up-Line
menunjukkan posisi seorang mitra yang berada diatas mitra lainnya dan biasanya juga
bertindak sebagai sponsor dari mitra barunya yang kemudian bergabung dibawahnya
dan biasa disebut sebagai down-Line. Sementara istilah Cross-Line atau Side-Line
dikenal apabila antara mitra yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu garis
jaringan (network family), dengan kata lain berada di luar jaringannya. Multi level
marketing adalah tentang anda bermitra dengan orang lain untuk membantu mereka
mewujudkan mimpi mereka. Juga tentang bagaimana orang itu bermitra dengan lebih
banyak orang lain untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka.
6 http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen, artikel diambil pada 13 September 2009
29
Sesuai dengan namanya, multi level marketing lebih mengandalkan pada
seberapa besar, kuat dan solidnya sebuah jaringan. Semakin besar dan kuat jaringan
yang dibangun, maka semakin besar potensi omzet yang bisa dihasilkan dan akan
semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa diraih. Selain melalui kekuatan
jaringan, seorang distributor multi level marketing juga dituntut untuk memahami
marketing plan yang dianut oleh perusahaan network marketing yang sedang
dijalankan. Tanpa memahami marketing plan, maka bisnis yang dijalankan tersebut
tidak akan menemukan arah dan seorang pemain multi level marketing tidak bisa
menentukan strategi yang harus dilakukan sehingga hasil yang dicapai tidak akan
optimal.
Secara global sistem bisnis MLM dilakukan dengan cara menjaring calon
nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari
perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun secara terperinci bisnis MLM
dilakukan dengan cara sebagai berikut7 :
1. Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi
member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produk
perusahaan dengan harga tertentu.
2. Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu
formulir keanggotaan (member) dari perusahaan.
7 Pindi Kisata, Why Not MLM? Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, h. 3-7
30
3. Sesudah menjadi member maka tugas berikutnya adalah mencari member-
member baru dengan cara seperti diatas, yakni membeli produk perusahaan
dan mengisi formulir keanggotaan.
4. Para member baru juga bertugas mencari calon member-member baru lagi
dengan cara seperti diatas yakni membeli produk perusahaan dan mengisi
formulir keanggotaan.
5. Jika member mampu menjaring member-member yang banyak, maka ia akan
mendapat bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat
dijaring, maka semakin banyak pula bonus yang didapatkan karena
perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus
mennjadi konsumen paket produk perusahaan.
6. Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen pakar
produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan
seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan,
karena perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya member-member baru
tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Masyarakat Memilih Bisnis MLM8
Selain dari berbagai problematika yang telah diuraikan diatas, ternyata masih
banyak masyarakat Indonesia yang menjalankan bisnis ini dan menuai kesuksesan
dari bisnis multi level marketing ini. Dan jika ditanya mengapa menreka bersedia
8Ibid, h. 25 s/d 29
31
menjalankan bisnis ini, jawabannya sangat beragam. Setiap orang akan mempunyai
jawaban yang berbeda, walaupun pada sebagian orang mungkin jawabannya sama.
Ada yang mau menjadi distributor MLM setelah melihat faktor keuntungan
finansial dan materi yang mungkin diraihnya sebagai distributor sukses.
Ada yang tertarik karena manfaat produk-produk yang dipasarkan sebuah perusahaan
MLM, di mana sebagai anggota, dia bisa memperoleh potongan harga. Ada yang
tertarik karena kesempatan pengembangan kepribadian dan pengetahuan yang
ditawarkan bisnis ini. Karena, untuk menjadi pemasar produk dan pembentuk
jaringan yang sukses, seorang distributor harus diterima oleh pihak mana pun yang
ingin ditemuinya. Ada pula karena faktor sosialnya, dimana sebagai anggota dia
memperoleh sosialisasi pergaulan dan jaringan relasi yang luas dan lain sebagainya.
Memperoleh reward yang menarik, dan lain sebagainya. Dan, ini yang
menarik, ada pula karena faktor karir. Sebab, usaha MLM bukan sekadar bisnis yang
menghitung keuntungan dari waktu ke waktu, melainkan juga memiliki penjenjangan
karir, di mana setiap kali tercapai kriteria prestasi atau pencapaian tertentu, seorang
distributor berhak naik posisi ke tingkat lebih tinggi, yang memungkinkannya meraih
berbagai fasilitas bonus dan komisi yang lebih menarik daripada posisi sebelumnya.
Menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya The Cashflow Quadrant, Ada dua
alasan manusia untuk memilih pekerjaan, yaitu untuk mencari keamanan pekerjaan,
dan keamanan finansial atau kebebasan finansial. Alasan utama orang untuk mencari
pekerjaan adalah untuk mendapatkan keamanan pekerjaan. Sebagian besar mereka
benar-benar mengandalkan ijazah yang mereka dapatkan dari perguruan tinggi dan
32
bekerja pada perusahaan dan hidup dari slip gaji yang mereka peroleh setiap
bulannya. Dan sebagian besar penduduk bumi melakukan ini semua (berada dalam
kuadran E dan S) dan kebanyakan mereka hidup dalam kesulitan ekonomi dan utang
pada usia diatas 65 tahun hingga mereka meninggal, dan sedikit sekali yang bisa
mereka tinggalkan untuk keturunan mereka. Ini berbeda dengan orang yang berada
dalam kuadran kanan (B & I). Mereka memiliki kebebasan finansial. Dan dengan
menjadi distributor multi level marketing merupakan salah satu jalan menuju
kebebasan financial selain dari 3 sistem bisnis yang ditawarkan oleh Kiyosaki9.
Keterangan :
E : Employee (Pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan)
S : Self Employee (Pekerja Lepas, yaitu memiliki pekerjaan dan terikat
dengan profesi itu)
9 Robert T. Kiyosaki & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadran , Jakarta, PT Gramedia Pusataka Utama 2005, h. 95
33
B : Bussiness Owner (Pemilik Usaha, memiliki sistem, dan
mempekerjakan orang lain)
I : Investor (Penanam modal, uang bekerja untuk menghasilkan uang
lebih banyak).
Kiyosaki mengatakan, sebagian besar orang-orang yang bekerja dikuadran kiri
(E dan S) bekerja untuk mereka yang bekerja dikuadran kanan (B dan I). Padahal,
kuadran kiri sangat tidak aman, karena sewktu-waktu bisa saja mereka kehilangan
pekerjaan mereka. Sebagai contoh, seorang “E” (pegawai) bisa merupakan seorang
presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Hal yang terpenting
bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian/kontrak yang mereka miliki
dengan perusahaan yang mempekerjakan mereka. Atau dalam kelompok “S” (pekerja
lepas), kita bisa menemukan para professional yang berpendidikkan tinggi yang
menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti dokter, pengacara,
dan akuntan. Juga ada dalam kelompok ini orang-orang yang mengambil jalur
pendidikkan diluar, atau disamping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi
wiraniaga dan pemilik bisnis beskala kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik
restoran, kontrkator, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, dan artis.
Seorang “B” (pemilik usaha) nyaris merupakan lawan dari “S” (pekerja
lepas). Mereka umumnya membuat diri mereka dikelilingi oleh orang-orang yang
pandai dalam keempat kategori. Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang
“S” memiliki pekerjaan, sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan
34
kemudian menyewa para “S” terbaik untuk menjalankan sistem itu. Seperti halnya
pemilik rumah sakit yang mempekerjakan para dokternya.
Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Ia menghasilkan uang
dengan uang. Contohnya dengan berinvestasi dibidang pasar modal, atau properti.
Lebih lanjut menurut pernyataan Robert Shemin dalam bukunya 8 Rahasia
Idiot Kaya, sebagian besar orang kaya yang benar-benar kaya, menjadi kaya dengan
memulai usaha sendiri. Jika ingin menjadi kaya, seseorang hanya wajib memulai
bisnisnya sendiri10.
Adapun pilihan yang disebutkan oleh Kiyosaki dalam bukunya untuk
mendapatkan kebebasan finansial antara lain :
1. Mendirikan perusahaan, dimana anda mengembangkan system anda sendiri.
2. Membangun bisnis waralaba, Dimana anda membeli sistem yang sudah ada,
dan
3. Pemasaran jaringan (network marketing), dimana anda membeli dan menjadi
bagian system yang sudah ada.
Masing-masing tipe memiliki kekuatan dan kelemahan, namun semua
akhirnya melakukan hal yang sama. Jika dioperasikan dengan benar, masing-masing
system akan memberikan aliran pemasukan yang teratur tanpa terlalu banyak upaya
fisik dari pihak pemilik setelah berjalan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara
menjalankannya. Jawabannya mudah. Jalani.
10 Robert Shemin, 8 Rahasia Idiot Kaya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 239
35
Lalu kenapa harus MLM? Menurut Pindi Kisata dalam bukunya Why Not
MLM, dijelaskan bahwa banyak keuntungan yang dapat diraih jika kita terjun ke
dalam dunia multi level marketing. Hal ini disebabkan karena bisnis multi level
marketing dapat mencakup seluruh aspek, baik itu perkembangan ekonomi (dapat
menjadi sumber penghasilan pasif), psikologis (perkembangan mental, berani
menghadapi risiko, mewujudkan impian, pelatihan yang teratur dan terprogram, dll.),
prospek bisnis yang menjanjikan (bisa sukses dalam usia muda dan waktu yang
singkat), dan menghilangkan limitasi yang selama ini membatasi seseorang untuk
memasuki dunia usaha (karena tidak membutuhkan modal yang besar, waktu yang
relatif singkat, dan tidak memerlukan tempat yang khusus)11.
Disamping itu, keuntungan lain menjadi distributor dalam sebuah pemasaran
jaringan (MLM) antara lain12 :
1. Bisa memulai bisnis dengan biaya rendah
2. Penghasilan yang terus meningkat (jika mencapai target atau melampauinya)
3. Kesempatan untuk dibimbing oleh distributor yang telah sukses karena kita
membutuhkan pembimbing dan bukan penasihat, penasihat adalah orang yang
mengatakan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh sesuatu namun
mereka sendiri belum pernah melakukannya dan sebagian besar penasihat
berada dalam kuadran “S”.
4. Bisa membangun jaringan tanpa batas.
11 Ibid, h. 13- 20 12 h. 22-27.
36
5. Memperoleh passive income dan kebebasan waktu.
6. Bebas dari masalah administrasi dan kebebasan waktu. Seorang pemilik
perusahaan yang besar berbeda dengan seorang distributor MLM yang besar.
Seorang pemilik perusahaan akan berusaha membangun system administrasi
dan operasional agar suatu hari nanti ia dapat pensiun dengan tenang.
Kenyataannya semakin besar perusahaan, semakin besar dan rumit juga
system yang diperlukan hingga akhirnya pemilik perusahaan harus turun
tangan sendiri untuk memastrikannya berjalan dengan baik dan dengan jangka
waktu yang lama. Ini berbeda dengan seorang distributor MLM. Meskipun
jaringannya membesar, ia tidak perlu memikirkan bagaimana membuka
kantor cabang baru, memperbanyak karyawan dan system pengupahannya,
memperbanyak stok, memikirkan system pembagian bonus, dan lain-lain. Ini
karena perusahaan tempat ia bernaunglah yang menyediakan semuanya.
7. Bisa mengembangkan mental secara teori dan praktik.
Berdasarkan uraian diatas, dalam segala hal, termasuk dalam ruang lingkup
dunia bisnis, baik itu konvensional, atau bisnis MLM, pasti ada kelebihan dan
kekurangannya. Entah itu pro atau kontra. Semuanya kembali ke cara pandang
individu dalam mencari sumber penghasilan mereka. Dan pastinya memiliki
pandangan yang bebeda-beda. Demikian beragamnya orang berpendapat tentang
MLM. Ada yang salah persepsi, ada yang salah kutip, ada yang memang belum
mengerti, dan beragam pendapat lainnya. Namun walau terus menjadi kontroversi,
binis MLM terus tumbuh. Dan puluhan, ratusan ribu, bahkan jutaan orang bergabung
37
untuk menjadi distributor perusahaan MLM ini. Tentu saja sebagian besar diantara
para distributor ini dari kalangan umat muslim. Disinilah perlunya panduan bagi umat
muslim yang ingin atau sedang berkecimpung dalam bisnis MLM ini.
B. Jual-Beli dalam Islam
Perdagangan atau jual-beli adalah kegiatan saling menukar barang dengan
barang yang memiliki nilai atau peryukaran barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari seseorang kepada orang lain atas dasar keridhoan diantara
mereka dan sesuai dengan syara’ (tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi).
Dalam jual-beli, tercakup uang dan barang. Dan benda tersebut harus bernilai.
Yaitu benda-benda yang berharga dan dapat dibenarkan oleh syariah. Benda-benda
seperti alkohol, babi, dan barang-barang terlarang lainnya haram untuk diperjual-
belikan sehingga transaksi yang terjadi dianggap batal/fasid.
1. Syarat dan Rukun Jual-beli
Sebuah transaksi jual beli membutuhkan adanya rukun sebagai penegaknya.
Dan rukunnya ada tiga perkara, yaitu: Adanya pelaku yaitu penjual dan pembeli yang
memenuhi syarat, adanya akad/ transaksi, dan adanya barang/ jasa yang diperjual-
belikan13.
a. Adanya Penjual dan Pembeli
13Ahmad Sarwat, Lc “Rukun dan Syarat Jual-Beli” artikel diambil dari http:://trimudilah.wordpress.com/ pada 12 April 2010
38
Penjual dan pembeli yang memenuhi syarat adalah mereka yang telah
memenuhi ahliyah untuk boleh melakukan transaksi muamalah. Dan ahliyah itu
berupa keadan pelaku yang harus berakal dan baligh. Maka jual beli tidak memenuhi
rukunnya bila dilakukan oleh penjual atau pembeli yang gila atau tidak waras.
Demikian juga bila salah satu dari mereka termasuk orang yang kurang akalnya
(idiot). Demikian juga jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum baligh
tidak sah, kecuali bila yang diperjual-belikan hanyalah benda-benda yang nilainya
sangat kecil. Namun bila seizin atau sepengetahuan orang tuanya atau orang dewasa,
jual beli yang dilakukan oleh anak kecil hukumnya sah.Sebagaimana dibolehkan jual
beli dengan bantuan anak kecil sebagai utusan, tapi bukan sebagai penentu jual beli.
Misalnya, seorang ayah meminta anaknya untuk membelikan suatu benda di sebuah
toko, jual beli itu sah karena pada dasarnya yang menjadi pembeli adalah ayahnya.
Sedangkan posisi anak saat itu hanyalah utusan atau suruhan saja.
b. Adanya Akad
Akad menurut bahasa, memiliki beberapa arti, yaitu “mengikat” (ar-rabthu),
“sambungan” (al-aqdatu), dan “janji” (al-‘ahdu14). Dalil tentang akad ini dijelaskan
dalam Al-Qur’an :
☺ “Ya, siapa saja menepati janjinya dan takut kepada Allah, sesungguhnya
Allah mengasihi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Ali Imran : 76)
14 Dr. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta,PT. Raja Gafindo Persada 2002, h. 43
39
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji itu”. (QS. Al-
Maa’idah : 1)
Istilah ‘ahdu dalam Al-Qur’an mengacu kepada pernyataan agar seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Termasuk apakah janji itu memiliki
hubungan dengan individu yang lain atau tidak. Sedangkan kata “aqdu” mengacu
pada (peristiwa) terjadinya dua perjanjian atau lebih, yaitu jika ada seseorang yang
mengadakan perjanjian dengan orang lain, dan orang lain itu menyetujui perjanjian
tersebut serta menyatakan pula suatu janji yang juga berhubungan dengan janji
pertama, maka terjadilah perikatan dua buah janji (‘ahdu) dari dua orang yang
mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain disebut perikatan (aqad).
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa setiap persetujuan mencakup tiga
tahap, yaitu perjanjian, persetujuan, dan perikatan.
Sedangkan menurut terminologi, akad adalah suatu perikatan ijab dan qabul
yang dibenarkan oleh syara’ yang menetapkan keridhoan kedua belah pihak. Dalam
jual-beli, tujuan akad dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu untuk tamlik, untuk
mengadakan usaha bersama (seperti syirkah dan mudharabah), untuk tautsiq
(memperkokoh kepercayaan) pereti rahn dan kafalah, untuk menyerahkan kekuasaan
40
(seperti wakalah dan washiyah), dan untuk pemeliharaan (seperti pemeliharaan
barang titipan)15.
Penjual dan pembeli melakukan akad kesepakatan untuk bertukar dalam jual
beli. Akad itu seperti: Aku jual barang ini kepada anda dengan harga Rp 10.000,- lalu
pembeli menjawab, “Aku terima.”
Sebagian ulama mengatakan bahwa akad itu harus dengan lafadz yang
diucapkan. Kecuali bila barang yang diperjual-belikan termasuk barang yang rendah
nilainya. Namun ulama lain membolehkan akad jual beli dengan sistem mu’athaah,
yaitu kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa mengucapkan
lafadz.
c. Adanya Barang/ Jasa Yang Diperjual-belikan
Rukun yang ketiga adalah adanya barang atau jasa yang diperjual-belikan.
Para ulama menetapkan bahwa barang yang diperjual belikan itu harus memenuhi
syarat tertentu agar boleh dilakukan akad. Agar jual beli menjadi sah secara syariah,
maka barang yang diperjual-belikan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Suci
Benda-benda najis bukan hanya tidak boleh diperjual-belikan, tetapi juga
tidak sah untuk diperjual-belikan. Seperti bangkai, darah, daging babi, khamar,
nanah, kotoran manusia, kotoran hewan dan lainnya. Dasarnya adalah sabda
Rasulullah SAW: “Dari Jabir Ibnu Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah
saw. bersabda di Makkah pada tahun penaklukan kota itu: ”Sesungguhnya Allah 15 Ibid, h. 69
41
melarang jual beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala”. (HR Muttafaq
Alaih)16.
Untuk hal darah, darah yang dibutuhkan oleh pasien di rumah sakit tidak
boleh didapat dari jual-beli. Karena itu Palang Merah Indonesia (PMI) telah
menegaskan bahwa bank darah yang mereka miliki bukan didapat dari membeli.
Lembaga itu pun tidak melakukan penjualan darah untuk pasien. Kalau ada
pembayaran, bukan termasuk kategori memperjual-belikan darah, melainkan biaya
untuk memproses pengumpulan darah dari para donor, penyimpanan, pengemasan
dan juga tentunya biaya-biaya lain yang dibutuhkan. Namun secara akad, tidak terjadi
jual beli darah, karena hukumnya haram. Demikian juga dengan kotoran ternak yang
oleh umumnya ulama dikatakan najis, hukumnya tidak boleh diperjual-belikan.
Padahal kotoran itu sangat berguna bagi para petani untuk menyuburkan tanah
mereka. Untuk itu mereka tidak melakukan jual-beli kotoran ternak. Kotoran itu
hanya diberikan saja bukan dengan akad jual-beli. Pihak petani hanya menanggung
biaya penampungan kotoran, pengumpulan, pembersihan, pengangkutannya. Biaya
untuk semua itu bukan harga kotoran hewan, sehingga tidak termasuk jual beli.
b) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Punya Manfaat
Yang dimaksud dengan barang harus punya manfaat adalah bahwa barang itu
tidak berfungsi sebaliknya. Barang itu tidak memberikan madharat atau sesuatu yang
membahayakan atau merugikan manusia. Oleh karena itu para ulama As-Syafi’i
16 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Kitabul Buyu’I, alih bahasa oleh Mohammad Ismail, Surabaya, Putra Al-Maarif, h.402
42
menolak jual beli hewan yang membahayakan dan tidak memberi manfaat, seperti
kalajengking, ular atau semut. Demikian juga dengan singa, srigala, macan, burung
gagak. Adapun transaksi dengan penjual yang bukan wali atau wakil, maka transaksi
itu batil, karena pada hakikatnya dia bukan pemilik barang yang berhak untuk
menjual barang itu. Dalilnya adalah sebagai berikut:
“Dari Amru bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya r.a., katanya : “Rasulullah SAW
bersabda : “Tidak sah sebuah talak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak
untuk mentalak. Tidak sah sebuah pembebasan budak itu kecuali dilakukan oleh yang
memiliki hak untuk membebaskan. Tidak sah sebuah penjualan itu kecuali dilakukan
oleh yang memiliki hak untuk menjual. Tidak sah sebuah penunaian nadzar itu
kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak berkewajiban
, kecuali atasnya”. (HR Tirmizi)17
c) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Dimiliki Penjualnya
Tidak sah berjual-beli dengan selain pemilik langsung suatu benda orang
tersebut menjadi wali (wilayah) atau wakil. Yang dimaksud menjadi wali (wilayah)
adalah bila benda itu dimiliki oleh seorang anak kecil, baik yatim atau bukan, maka
walinya berhak untuk melakukan transaksi atas benda milik anak itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan wakil adalah seseorang yang mendapat
mandat dari pemilik barang untuk menjualkannya kepada pihak lain. Dalam
prakteknya, makelar bisa termasuk kelompok ini. Demikian juga pemilik toko yang
17 Ibid, h. 570
43
menjual barang secara konsinyasi, di mana barang yang ada di tokonya bukan
miliknya, maka posisinya adalah sebagai wakil dari pemilik barang.
Adapun transaksi dengan penjual yang bukan wali atau wakil, maka transaksi
itu batil, karena pada hakikatnya dia bukan pemilik barang yang berhak untuk
menjual barang itu. Dalilnya adalah sebagai berikut:
“Dari Amru bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya r.a., katanya : “Rasulullah SAW
bersabda : “Tidak sah sebuah talak itu kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak
untuk mentalak. Tidak sah sebuah pembebasan budak itu kecuali dilakukan oleh yang
memiliki hak untuk membebaskan. Tidak sah sebuah penjualan itu kecuali dilakukan
oleh yang memiliki hak untuk menjual. Tidak sah sebuah penunaian nadzar itu
kecuali dilakukan oleh yang memiliki hak berkewajiban atasnya. (HR Tirmizi)18.
Dalam pendapat qadimnya, Al-Imam Asy-syafi’i membolehkan jual beli
yang dilakukan oleh bukan pemiliknya, teapi hukumnya mauquf. Karena akan
dikembalikan kepada persetujuan pemilik aslinya. Misalnya, sebuah akad jual beli
dilakukan oleh bukan pemilik asli, seperti wali atau wakil, kemudian pemilik asli
barang itu ternyata tidak setuju, maka jual beli itu menjadi batal dengan sendirinya.
Tapi bila setuju, maka jual-beli itu sudah dianggap sah. Dalilnya adalah hadits berikut
ini:
‘Urwah ra berkata, “Rasulullah SAW memberi aku uang 1 Dinar untuk membeli
untuk beliau seekor kambing. Namun aku belikan untuknya 2 ekor kambing. Lalu
salah satunya aku jual dengan harga 1 Dinar. Lalu aku menghadap Rasulullah SAW 18 Ibid.
44
dengan seekor kambing dan uang 1 Dinar sambil aku ceritakan kisahku. Beliau pun
bersabda, “Semoga Allah memberkatimu dalam perjanjianmu.” (HR Tirmizi dengan
sanad yang shahih)19.
d) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Bisa Diserahkan
Maka menjual unta yang hilang termasuk akad yang tidak sah, karena tidak
jelas apakah unta masih bisa ditemukan atau tidak. Demikian juga tidak sah menjual
burung-burung yang terbang di alam bebas yang tidak bisa diserahkan, baik secara
fisik maupun secara hukum. Demikian juga ikan-ikan yang berenang bebas di laut,
tidak sah diperjual-belikan, kecuali setelah ditangkap atau bisa dipastikan
penyerahannya.
Para ahli fiqih di masa lalu mengatakan bahwa tidak sah menjual setengah
bagian dari pedang, karena tidak bisa diserahkan kecuali dengan jalan merusak
pedang itu. Hal ini selaras dengan hadits Rasulullah SAW :
Dari Ibnu Mas’ud, katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu
membeli ikan dalam air karena itu tak jelas”. (H.R. Malik)20.
e) Barang Yang Diperjual-belikan Harus Diketahui
Keadaannya
Barang yang tidak diketahui keadaanya, tidak sah untuk diperjual-belikan,
kecuali setelah kedua belah pihak mengetahuinya. Baik dari segi kuantitasnya
maupun dari segi kualitasnya. Dari segi kualitasnya, barang itu harus dilihat oleh
19 h. 423 20 h. 424
45
penjual dan pembeli sebelum akad jual beli dilakukan. Agar tidak membeli kucing
dalam karung. Dari segi kuantitas, barang itu harus bisa dtetapkan ukurannya. Baik
beratnya, atau panjangnya, atau volumenya atau pun ukuran-ukuran lainnya yang
dikenal di masanya. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW : “Dari Abu Hurairah r.a.,
bahwasanya Rasulullah SAW melarang menjual binatang dalam kandungan dan
jual-beli sperma binatang jantan”. (H.R. Al-Bazzar)21
2. Jual-Beli yang Dilarang dalam Islam
Dalam melakukan jual beli, seorang muslim harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk yang
diharamkan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang jual beli, yang
dilakukan dengan cara yang buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain,
serta mengambil harta seseorang dengan cara yang bathil. Berikut beberapa transaksi
perniagaan atau jual beli yang dilarang.
1. Jika Akad Jual-Beli Menyulitkan Ibadah
Seorang pedagang sibuk dengan jual beli sampai terlambat melakukan
shalat jama’ah di masjid, baik tertinggal seluruh shalat atau masbuq. Berniaga yang
sampai melalaikan seperti ini dilarang. Allah berfirman:
☺
☺
21 h. 425
46
⌧
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jualbeli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)
Jadi, secara filosofis, perniagaan itu ada dua, yaitu perniagaan dunia dan
akhirat. Perniagaan dunia menggunakan harta dan usaha. Sedangkan perniagaan
akhirat menggunakan amal shalih. Allah berfirman:
⌧
☺
⌧
⌧ ☺
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?. (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang
47
lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (QS. Ash Shaf:10-13).
Inilah perniagaan yang menguntungkan, jika ditambah lagi dengan perniagaan
dunia yang diperbolehkan, maka itu berarti kebaikan di atas kebaikkan. Jika
seseorang hanya melakukan perdagangan di dunia dan mengabaikan perdagangan di
akhirat, inilah orang-orang yang rugi. Sebagaimana firman Allah, yang artinya
“mereka itulah orang-orang yang rugi”. Seandainya seseorang melakukan ibadah,
shalat , dzikir dan melaksanakan keawajiban-kewajibannya, niscaya Allah
membukakan pintu rezeki baginya.
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha:132)
Sebagaimana kita ketahui, shalat bukanlah pengahalang untuk mencari rezeki,
malah sebaliknya ia bisa membuka pintu rezeki, kemudahan dan barakah. Dan Allah
adalah sebaik-baik Pemberi rezeki. (QS. Al-Jumu’ah :11). Allah menjelaskan sifat-
sifat hamba-Nya yang beriman :
48
☺ ⌧
⌧
“Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nur:36-37)
2. Menjual Barang Yang Diharamkan
Jika Allah sudah mengharamkan sesuatu, maka Dia juga mengharamkan hasil
penjualannya. Seperti menjual sesuatu yang terlarang dalam agama. Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang menjual bangkai, khamr, babi, patung.
Barangsiapa yang menjual bangkai, maksudnya daging hewan yang tidak disembelih
dengan cara yang syar’i, ini berarti ia telah menjual bangkai dan memakan hasil yang
haram. Begitu juga hukum khamr, maksudnya segala yang bisa memabukkan
sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam :
“Dari Umar r.a., bahwasanya Nabi SAW besabda : “Setiap yang memabukkan
adalah khamr, dan setiap yang memabukkan haram hukumnya”. (HR. Muslim)22
22 h. 666
49
3. Menjual Barang yang Dimanfaatkan oleh Pembeli untuk Sesuatu
yang Haram
Jika seorang penjual mengetahui dengan pasti, bahwa si pembeli akan
menggunakan barang yang dibelinya untuk sesuatu yang diharamkan, maka akad jual
beli ini hukumnya haram dan batil. Jual beli seperti ini termasuk tolong menolong
dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Allah berfirman:
⌧ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maa’idah :
2) Contohnya membeli anggur untuk dijadikan khamr.
4. Menjual Barang yang Tidak Dimiliki
Misalnya, seorang pembeli datang kepada seorang pedagang mencari barang
tertentu. Sedangkan barang yang dicari tersebut tidak ada pada pedagang itu.
Kemudian antara pedagang dan pembeli saling sepakat untuk melakukan akad dan
menentukan harga dengan dibayar sekarang ataupun nanti, sementara itu barang
belum menjadi hak milik pedagang atau si penjual. Pedagang tadi kemudian pergi
membeli barang dimaksud dan menyerahkan kepada si pembeli.
Jual beli seperti ini hukumnya haram, karena si pedagang menjual sesuatu yang
barangnya tidak ada padanya, dan menjual sesuatu yang belum menjadi miliknya,
jika barang yang diinginkan itu sudah ditentukan. Dan termasuk menjual hutang
50
dengan hutang, jika barang yang diinginkan tidak jelas harganya dibayar dibelakang.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah melarang cara berjual beli seperti ini.
Dalam suatu riwayat, ada seorang sahabat bernama Hakim bin Hazam radhiallahu
anhu berkata kepada rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam:
“Wahai Rasulullah, seseorang datang kepadaku. Dia ingin membeli sesuatu dariku,
sementara barang yang di cari tidak ada padaku. Kemudian aku pergi ke pasar dan
membeli barang itu.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: Jangan
menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Tirmidzi)23
5. Jual-Beli Secara ‘Inah.
Yaitu menjual sesuatu barang kepada seseorang dengan pembayaran tempo
(bayar di belakang), kemudian kita membeli barang itu lagi (dari pembeli tadi)
dengan harga yang lebih murah, tetapi dengan pembayaran kontan yang kita serahkan
kepada pembeli. Ketika sudah sampai tempo pembayaran, kita meminta dia
membayar penuh (sesuai dengan harga yg kita berikan saat dia membeli barang pada
kita) Ini disebut jual beli ‘inah (benda), karena benda yang dijual kembali lagi kepada
si pedagang semula. Ini adalah haram. Karena bertujuan untuk menyiasati riba.
Seakan menjual dirham sekarang dengan beberapa dirham di masa yang akan datang,
lalu menjadikan barang tadi sebagai alat untuk menyiasati riba. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a., katanya :”Rasulullah SAW bersabda :”Emas dengan emas,
semua ukurannya harus sepadan, perak dengan perak, semua ukurannya harus 23 h.498
51
sepadan, barangsiapa yang menambah ayau meminta tambahan, maka itulah (yang
dinamakan)riba’”.(H.R. Muslim)24.
6. Najasy (Menawar dengan Harga Tinggi untuk Menipu Calon
Pembeli Lainnya)
Misalnya, dalam suatu transaksi atau pelelangan, ada penawaran atas suatu
barang dengan harga tertentu, kemudian ada sesorang yang menaikkan harga
tawarnya, padahal ia tidak berniat untuk membelinya.. Dia hanya ingin menaikkan
harganya untuk memancing pengunjung lainnya dan untuk menipu para pembeli, baik
orang ini bekerjasama dengan penjual ataupun tidak. Orang yang menaikkan harga,
padahal tidak berniat untuk membelinya telah melanggar larangan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Janganlah kalian melakukan jual-beli najasy” (H.R. Mutafaqun Alaih)25
Termasuk jual beli najasy-sebagaimana disebutkan oleh ulama ahli fikih.
Yaitu perkataan seorang penjual “aku telah membeli barang ini dengan harga sekian”,
padahal ia berbohong. Tujuannya untuk menipu para pembeli agar membelinya
dengan harga tinggi. Atau perkataan penjual “aku berikan barang ini dengan harga
sekian”, atau perkataan “barang ini harganya sekian”, padahal ia berbohong. Dia
hendak menipu para pengunjung agar menawar dengan harga lebih tinggi dari harga
palsu yang dilontarkannya. Ini juga termasuk najasy yang dilarang Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Termasuk perbuatan khianat/penipuan.
24 h.431 25 h. 414
52
Contoh lain, yaitu jika seorang pedagang di pasar atau pemilk toko sepakat
tidak akan menaikkan harga tawar, jika ada penjual yang datang menawarkan barang,
agar penjual terpaksa menjualnya dengan harga murah. Dalam hal ini, mereka
melakukan kerjasama. Ini juga termasuk najasy dan mengambil harta manusia dengan
cara haram.
7. Melakukan Akad Jual-Beli diatas Akad Saudaranya
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Dari Abu Hurairah r.a.,
pula, katanya :” RAsulullah SAW melarang orang kota menjualkan untuk orang
desa, melarang memuji barang dagangan agar orang membelinya, agar harganya
bertambah dan pembelinya tidak merasa rugi. (Dan sabdanya):”Hendaklah
seseorang tidak menjual atas jualan saudaranya, tidak boleh meminang pinangan
saudaranya, dan tidaklah boleh seorang istri meminta suaminya agar menceraikan
madunya (salah satu itri suaminya) agar suaminya membelokkan apa-apa yang ada
didalam wadahnya, Dan janganlah seorang muslim menawarkan tawaran orang
Islam yang lain”.(H.R. Bukhari-Muslim)26.
Misalnya, seseorang mencari barang, dan ia membelinya dari seorang
pedagang. Lalu pedagang ini memberikan hak pilih (jadi atau tidak) kepada si
pembeli dalam tempo selama dua atau tiga hari atau lebih. Pada masa-masa ini, tidak
boleh ada pedagang lain yang masuk dan mengatakan kepada si pembeli tadi
“Tinggalkan barang ini, dan saya akan memberikan barang sejenis dengan kualitas
26 h.417
53
yang lebih baik dan harga lebih murah.” Penawaran seperti ini merupakan perbuatan
haram, karena berjualan di atas akad beli saudaranya.
Selama penjual memberikan hak pilih kepada calon pembeli, maka biarkanlah
calon pembeli berpikir, jangan ikut campur. Jika calon pembeli mau, ia bisa
melanjutkan akad jual-beli atau membatalkan akad. Jika akadnya sudah rusak dengan
sendirinya, maka kita boleh menawarkan barang kepadanya. Begitu juga membeli
diatas pembelian saudaranya, hukumnya haram. Misalnya, jika ada seseorang
mendatangi pedagang hendak membeli suatu barang dengan harga tertentu, lalu ia
memberikan hak pilih kepada pedagang (jadi atu tidak) selama beberapa waktu. Maka
selama masa pemilihan itu, tidak boleh ada orang lain ikut campur.
8. Menipu.
Menjual barang cacat termasuk penipuan. Para penjual seharusnya
memberitahukan kepada pembeli, jika barang yang hendak di jual tersebut dalam
keadaan cacat. Kalau tidak menjelaskan, berarti ia terkena ancaman Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dalam sabdanya:
Dari Amr’ bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya r.a., bahwasanya rasulullah SAW
bersabda :“Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Jika
keduanya jujur, niscaya keduanya akan diberikan berkah pada jual-beli mereka. Jika
keduanya berbohong dan menyembunyikan (cacat barang), niscaya berkah jual-beli
54
mereka dihapus”(H.R. Imam yang lima kecuali Ibnu Majah dan diriwayatkan oleh
Ad-Daruqutni, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Al-Jarudi)27.
9. Talaqi Rukban.
Talaqi Rukban adalah suatu bentuk transaksi jual-beli yang salah satu pihak
diantaranya tidak mengetahui harga pasaran benda yang akan dijual/dibelinya.
Sebagai contoh, ada seorang petani yang hendak menjual hasil panennya dipasar dan
ia belum tahu secara pasti harga yang berlaku dipasaran sebesar apa. Kemudian
ditengah jalan, ia bertemu seseorang yang ingin membeli hasil panennya dengan
harga yang dipatok lebih rendah dari pasaran tanpa member tahu harga jual yang
sebenarnya kepada si petani tadi. dan si petani ini menjualnya. Dengan harga yang
ditetapkan oleh si pembeli, ataupun menjual sesuatu yang pembelinya tidak
mengetahui harga dipasaran yang sebenarnya.. Transaksi jenis ini diharamkan karena
ada unsur penipuan didalamnya. Sebagaimana hadits rasulullah SAW : Dari Thawus,
dari Ibnu Abbas r.a., katanya : “Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu
menyongsong kafilah-kafilah yang membawa makanan (yang masuk ke kota dan
mereka belum tahu harga pasar). Dan janganlah orang kota menjualkan buat orang
desa”. (H.R. Bukhari-Muslim, lafadznya menurut Bukhari)28.
27 h.427 28 h.416
55
BAB III
GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING (Tianshi)
A. Profil Perusahaan
Didirikan tahun 1993 oleh Mr. Li Jinyuan di Tianjin, China, Tiens Group Co.,
Ltd. (Grup Tianshi) yang memasuki pasar internasional tahun 1998 berhasil
didaftarkan di NASDAQ pada bulan September 2003 dan secara resmi masuk ke
dalam AMEX pada bulan April 20051. TIENS adalah perusahan multinasional yang
spesialis di bidang retail, pariwisata, keuangan, perdagangan internasional dan E-
bisnis. Dengan rentang bisnis di lebih dari 190 negara dan wilayah TIENS memiliki
cabang atau perwakilan di 110 negara dan kawasan dan telah menjalin aliansi
strategis dengan perusahan-perusahan kelas dunia dari lebih dari 20 negara2.
1 http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009
2 Ibid.
56
1992Tianshi berdiri di RRC
1998Menembuspasar dunia
Amerika Serikat,Rusia& Eropa
2004Memiliki jaringan
di lebih dari 180 negara
1995Mengadopsi konsepPersonal Franchising(Network Marketing)
2001Memasuki pasarAsiadan Afrika.
Tianshi Indonesiamulai operasional
Go Public di Bursa Saham Internasional
e-Commerce
Manajemen sukses bagi para pekerja yang berpendidikan, terlokalisir dan
terlembagakan memberi konstribusi pada tujuan-tujuan strategis TIENS
Internasional. TIENS mempunyai tim internasional yang tidak terkalahkan dalam hal
riset, inovasi dan profesionalisme, termasuk 5.000 eksekutif dan lebih dari 35%
karyawan bergelar di atas master.3
Kini TIENS beranjak menuju 500 Perusahan Terbaik Global dengan langkah
raksasa, berpijak pada sistem manajemen luar biasa dan teori paling mutakhir antara
lain Six-Network Interaction Theory (Teori Interaksi Enam Jaringan) yang maju, New
Swap and Alternative Theory, dan New Supermarket Theory. Dengan Memberikan
Konstribusi kepada Masyarakat melalui filosofi amalnya, Grup Tianshi percaya pada
tanggung jawab sosial perusahan, dan telah mendonasikan 1,3 milyar RMB bagi
3 Ibid.
57
kesejahteraan publik dan kegiatan amal sosial hingga saat ini. Dan pada tahun 2002,
Mr Li Jin Yuan mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Unesco PBB pada acara
Konferensi Internasional di Berlin yang dihadiri juga oleh Mr. Gorbachev4.
Mr. Li Jinyuan, pendiri TIANSHI GROUPS, menetapkan sebuah motto
"Menyehatkan Umat Manusia, Melayani Masyarakat" sebagai pedoman
perusahaan.
Dengan dana besar, beliau membeli hak paten Bioteknologi Modern untuk
ekstraksi kalsium organik yang dikembangkan oleh akademi Sains China. Tianshi
Group secara aktif melibatkan diri dalam pengembangan riset dan teknologi dengan
membangun Pusat Penelitian dan Laboratorium Berskala Besar untuk
menggabungkan teknologi modern di bidang biologi dengan inti dari perawatan
kesehatan dalam kebudayaan China yang telah berusia 5000 tahun5.
Berdasar pada bio-teknologi yang sangat rumit dan memadukan esensi
peninggalan kebudayaan China 5000 tahun silam dengan penggunaan peralatan dan
proses produksi yang sangat canggih, Tianshi Group menghasilkan produk dengan
kualitas dijamin, beberapa diantaranya telah memperoleh sertifikasi FDA Amerika.
Perketatan sistem manajemen mutu produk telah pula memperoleh sertifikasi sistem
mutu ISO-90026.
Saat ini Tianshi telah mendaftarkan mereknya di 106 negara dan mendirikan
kantor pemasarannya di USA, Jepang, Kanada, Korea, Rusia dan belasan negara
4 Haziah, Profil Lengkap Perusahaan TIENS seri-1, Jakarta, t.p. t.th. h. 2 5 Ibid, h. 8 6 h. 9
58
lainnya. Pabrik- pabrik Tianshi di USA, Rusia dan Afrika Selatan juga mulai
beroperasi7.
Kemudian, lebih lanjut, dalam Perusahaan Tianshi, ada istilah member dan
stokist. Member adalah masyarakat umum yang mendaftarkan diri menjadi anggota.
Member adalah wiraswasta, bukan karyawan perusahaan. Dan untuk menjadi seorang
distributor/member, cukup membayar uang pendaftaran Rp.85.000,- distokist atau
sponsor dan akan memperoleh Starterkit dan VCD tentang profil perusahaan.
Adapun stokist adalah wakil perusahaan disuatu wilayah yang juga sebagai
member aktif yang telah memahami system sehingga dapat memberikan
servis/pelayanan kepada member yang datang ketempatnya, baik itu untuk
mendaftarkan orang lain untuk menjadi member, membeli produk, atau keperluan
lainnya. Semakin banyak stokist tersebar diseluruh pelosok, semakin mudah bagi
member untuk melakukan aktivitasnya dalam menjual dan/atau mengembangkan
bisnisnya dengan mensponsori/merekrut orang lain.
1. Keanggotaan Tianshi di APLI
Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia adalah lembaga pengawas dan badan
legislasi bagi perusahaan-perusahaan MLM yang beroperasi atau yang akan
beroperasi di Indonesia. Perusahaan MLM wajib mendaftarkan diri kepada
Depperindag dan APLI jika perusahaan tersebut ingin membuka jaringan di
Indonesia. Selain itu, APLI juga menerbitkan SIUPL (Surat Izin Usaha Penjualan
Langsung) dan menjadi syarat mutlak bagi perusahaan-perusahaan MLM untuk 7 h. 7
59
memiliki SIUPL ini, karena jika tidak memiliki SIUPL, maka perusahaan itu tidak
terdaftar di APLI, dan jika tidak terdaftar di APLI, maka bisa dikatakan perusahaan
tersebut ilegal.
Untuk perusahaan Tianshi sendiri, nomor keanggotaan Tianshi di APLI
adalah 0057/07/01 dengan nama PT. Singa Langit Jaya8. Adapun perusahaan-
perusahaan anggota APLI disertakan dalam lampiran.
2. Visi dan Misi
Kesehatan, kekayaan, kedamaian, dan perkembangan merupakan pengejaran
mulia bagi Tiens Group, juga merupakan Philosophy umum bagi seluruh orang-orang
Tiens dan berkembang didalam pasar Global9. "Menyehatkan umat, mengabdi ke
masyarakat" adalah inti dari Tiens Group. Juga perhatian terhadap kehidupan dan
kejujuran adalah kepercayaan tinggi bagi perkembangan Tiens. Berdasarkan
kebudayan China yang sudah lama berada, Tiens Group menggabungkan penemuan
terakhir dan pelajaran di lapangan dari ilmia biological, nutrisi, kesehatan dan obat.
Tiens Group memilih bahan baku kesehatan dengan mutu yang bagus, diadopsi
dengan ilmiah teknologi maju.
Tiens Group meletakkan praktek strategi pembangunan global, menyebarkan
kebudayaan China yang unggul untuk dunia dan membagi pengalaman tentang
peradaban manusia dengan seluruh negara. Memberikan kesehatan, kekayaan bagi
orang-orang di dunia ini dan merubah tingkat kehidupan mereka adalah misi tanpa
8 Info APLI. Artikel diakses pada 19 Oktober 2009 dari http://apli.or.id 9 http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009
60
rintangan dari waktu. Dengan pengarahan dari enam jaringan yang berinteraktif dan
teori penempatan baru, Tiens Group menyediakan panggung Internasional yang luas
untuk mayarakat dunia yang tertarik dalam bisnis Tiens dengan philosophy yang
bagus, produk yang berkualitas tinggi dan servis yang sempurna..
Pabrik Tiens di China berlokasi di Wuqing Technology Development Zone of
Tianjin. Tiens mengembangkan sistem pemasaran dengan sistem Network Marketing
tahun 1995 di China dan masuk ke pasar Internasional di awal tahun 1998. Tahun
2001 Tiens masuk ke Indonesia disambut oleh Presiden Republik Indonesia saat itu
yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Dan berkembang dengan cepat menjadi
perusahaan multi level marketing terbesar di Indonesia.
Produk Tiens juga memperoleh sertifikat Kosher yang diterbitkan oleh Jewish
Church dan sertifikat halal yang diterbitkan oleh Islamic Society. Dan sebagai pemilik
hak patent dari kedua level ini Tiens juga menerima beberapa macam penghargaan
dan Awards sebagai pelopor produk berteknologi di Nasional maupun Internasional,
dan ini telah diberikan pujian sebagai "National Enterprise with Double Guarantees
of Quality and After Service" diberikan oleh China Association for Quality Inpection
dan "National Honesty Unit of Consumer Rights Protection with Guarantees of
Quality and Service" diberikan oleh China Foundation of Consumer Protection, juga
diberikan penghargaan sebagai : "Best Enterprise Regarding Global Ecological
Security" diberikan oleh United Nations10.
10 Yulius P. Silalahi, Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta, Bina Niaga Jaya, 2006, h. 92
61
Visi : Berada di deretan terdepan dalam industri penjualan langsung global
Misi : Menyediakan bagi para konsumen global produk berkualitas dan kesempatan
pendidikan dan kesejahteraan, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan
membangun sebuah masyarakat internasional yang harmonis.
B. Sejarah dan Kantor Cabang
Tiens berasal dari ejaan bahasa Cina yang disebut “Tianshi”. “Kesehatan dan
kesejahteraan” merupakan tema perluasan internasional Tianshi dimasa depan, yang
menandai pergeseran grup Tianshi menuju orientasi dan diversifikasi global pada
pergantian abad baru. “Shi” berarti singa. Selama berabad-abad, kota Changzou telah
terkenal dengan patung besi kuno dari seekor singa yang telah menjadi lambang kota
tersebut dan telah diberikan julukan “kota singa”. Mr. Li Jin Yuan, presiden dari
Tianshi memilih perkataan “singa” yang juga memiliki konotasi “singa yang
bangkit”11.
Pada tahun 1993 Li Jin Yuan datang ke Tianjin untuk memulai bisnisnya.
“Tian” berarti surga, yang diasosiasikan dengan kemauan surga, posisi geografis yang
tepat, dan dukungan rakyat. Dengan demikian, perusahaan ini dinamai “Tianshi”
yang berarti ‘singa surga’. Singa tersebut mewakili kenangan Tuan Li Jin Yuan atas
kota kelahirannya Changzou. Dan sayap-sayap berarti aspirasi yang menyala-nyala
dan kekuatan jiwa muda dari Grup Tianshi. Dasar kemajuan bioteknologi industry ini
11 Ibid, h. 80
62
membuat variasi dagang menjadi bermacam industry seperti finansial, real estate,
pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan logistik modern12.
Warna-warna logo Tianshi mengandung makna. Warna hijau mewakili
kesehatan, pertumbuhan, dan perlindungan lingkungan. Warna kuning berarti
kesejahteraan dan harapan. Hitam melambangkan kekuatan dan keabadian
perusahaan. Biru berarti kearifan teknologi dan visi. Merah menampilkan antusiasme,
berjiwa muda, dan vitalitas sebagai pemenuhan misi dan pandangan ke depan13.
Adapun sebaran kantor cabang disertakan dalam lampiran.
C. Produk – Produk
Diantara berbagai macam produk Tianshi, ada beberapa produk yang
merupakan unggulan dari PT Tiens International Group Corp. Diantaranya adalah14 :
1. Nutient High Calcium Powder, yang berfungsi untuk penguat
tulang (bagi penderita osteoporosis), mengatasi kram, pengapuran,
wasir, reumatik, dan menormalkan tekanan darah dan jantung.
2. Hyperglycemia High Calcium Powder, yang bermanfaat bagi
penderita diabetes untuk mengaktifkan pankreas agar mampu
memproduksi hormon insulin untuk mengurangi kadar gula dalam
darah, juga mengatasi tangan dan kaki yang pecah-pecah.
3. Children Nutrient High Calcium Powder, yang berguna untuk
pertumbuhan tulang dan gigi anak, meningkatkan kecerdasan anak,
12 h. 81 13 h. 81 s/d.82 14 Isa, Katalog Produk Tianshi, t.t.,t.p.,2007
63
mencegah penyakit pada syaraf anak, dan mengatasi kaki tipe “O”
dan “X”.
4. Cordyceps Mycellium Capsules, yang berfungsi sebagai
detoksifikasi bagi racun yang berada didalam tubuh, memperbaiki
lima organ penting tubuh yaitu jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan
limpa, dan mencegah kanker.
5. Chitosan Capsules, yang bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan tumor dan kanker, memperkuat fungsi hati,
menormalkan kadar gula dalam darah, dan mempercepat
penyembuhan luka. Dan masih banyak lagi produk lainnya yang
disertakan dalam lampiran.
Selain itu Tiens International Group Corp. juga memiliki konsep pemasaran
dengan konsep supermarket yang bernama BANNER STORE, dimana 10% dari
pembelanjaan masuk ke omzet distributor (khusus bagi distributor) yang terletak di
mal Artha Gading lantai 2.
Tiens International Group Corp. juga telah bekerjasama dengan beberapa
provider selular dalam negeri, antara lain :
1. Telkomsel
2. Indosat
3. Smart
4. Telkom Flexi
64
Begitu banyaknya ragam produk yang ditawarkan sehingga dapat memenuhi
segala aspek kebutuhan secara mendetil. Maka visi perusahaan Tianshi untuk menjadi
yang terdepan dalam industri penjualan langsung global pun dapat diterapkan.
Disamping itu, mulai pertengahan tahun 2008 lalu, Tiens International Group Corp.
memberlakukan Marketing Plan B. Adapun penjelasan lebih rincinya akan dijelaskan
lebih lanjut pada bab berikutnya.
BAB IV
ANALISIS PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING
A. Analisis dan Mekanisme Pemasaran MLM Tianshi
Dalam skema pemasaran, perbedaan antara bisnis MLM dengan bisnis
konvensional terletak pada pendistribusian barang atau produk. Pada jalur pemasaran
konvensional, rantai distribusi yang terlibat dalam pendistribusian barang/produk
cukup panjang seperti terlihat pada skema dibawah ini1 :
PABRIK
IMPORTIR DISTRIBUTOR WILAYAH
DISTRIBUTOR KOTA
SALES EXECUTIVE
GROSIR
TOKO/ RETAILKONSUMEN
Iklan / Promo
Namun pada pola pendistribusian dalam bisnis MLM, jalur rantai distribusi
barang dapat diefisiensikan seperti skema dibawah ini2 :
1 Moh. Sahlan Maskury, An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 12
65
2 Ibid, h. 13
66
PABRIK
DISTRIBUTOR & KONSUMEN
DISTRIBUTOR & KONSUMEN
Direct Profit & Reward
Biaya distribusi: 53,5%Lebih Efisien
Artinya, hanya ada satu rantai distribusi yaitu distributor multi level
marketing yang juga konsumen dari perusahaan multi level marketing itu sendiri.
Adapun mekanisme pemasaran yang diberlakukan oleh perusahaan Tiens
Group International adalah sebagai berikut :
1. Tahapan dalam Membangun Aset pada Bisnis Tianshi3
3 Artikel diambil dari http://www.geocities.com/sonnywinata/marketing_plan.html/. diakses pada 11 Oktober 2009
67
Contoh kasus : (1 Bussiness Value = Rp. 1.000,-)
Awal bulan pertama 'A' bergabung dengan membeli lisensi bisnis TIENS,
secara otomatis 'A' berada di peringkat 1.
Seminggu kemudian, 'A' melakukan pembelian produk sebesar Rp. 100.000,- (100
BV). Hal ini dilakukan setiap minggu selama 5 minggu, jadi nilai pembelian 'A'
selama 5 minggu diakumulasi total Rp. 500.000,- , (500 BV) sehingga 'A' berhak naik
ke peringkat 2.
Misalnya suatu hari si ‘A’ ini tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan
intens karena kesibukannya, 'A' tidak melakukan pembelian lagi selama 3 bulan
kemudian, disini peringkat 'A' tidak diturunkan menjadi peringkat 1, tapi tetap di
peringkat 2, selama seumur hidup andai 'A' tidak lagi melakukan pembelian.
Di awal bulan keempat 'A' melakukan pembelian Rp. 250.000,- (250 BV).
Dan 'A' bermaksud secara rutin melakukan pembelian ini setiap bulan. Jadi selama 6
bulan kedepan, total pembelanjaan 'A' sebesar 1,5 juta rupiah (1.500 BV), ditambah
dengan Rp. 500.000,- (500 BV)dari belanja awal diatas, sehingga total keseluruhan 2
juta rupiah (2.000 BV), dengan demikian 'A' berhak naik ke peringkat 3.
Peringkat 3 ini disebut sebagai Full Membership.
Untuk naik ke peringkat 4 sampai peringkat 8, 'A' harus berada di peringkat 3
terlebih dulu, dan melakukan pengembangan jaringan pemasaran. Namun dengan
adanya 2 hukum diatas, maka 'A' pasti dapat mencapai peringkat 3, cepat atau lambat,
selama 'A' melakukan pembelian produk, walaupun tidak ada batasan waktu dan
jumlah nilai pembelian.
68
Untuk pengembangan jaringan, ada perhitungan bonus yang dibagikan.
Sebagai contoh perbandingan, misalkan 'A' membuka sebuah cabang baru peringkat
3, namun dengan 2 kasus berbeda, kasus pertama ketika 'A' masih di peringkat 2 dan
kasus kedua jika 'A' sudah di peringkat 3 (Full Membership)4.
Bonus Perkembangan:Rp. 500.000,- x 28%
=
Bonus Perkembangan:Rp. 500.000,- x 37%
= + Bonus Prestasi:
Rp. 1.500.000,- x 20%=
Total:
Rp. 140.000,-
Rp. 75.000,-Rp. 215.000,-
Rp. 185.000,-
Rp. 300.000,-Rp. 485.000,-
+ Bonus Prestasi:Rp. 1.500.000,- x 5%
= Total:
Bonus Perkembangan:Rp. 500.000,- x 28%
=
Bonus Perkembangan:Rp. 500.000,- x 37%
= Rp. 140.000,- Rp. 185.000,-
4 Moh. Sahlan Maskury, An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 25
69
Disini terlihat selisih bonus yang cukup besar. Jadi jika berada di peringkat 3
karena dengan status Full Membership, selain bonus yang diterima penuh, peluang
untuk naik peringkat 4 sampai peringkat 8 menjadi lebih mudah.
Di bawah ini bagan tahap pengembangan ke peringkat 45.
Akumulasi OmzetTGS: 10.000 BV(Rp. 10.000.000,-)
Akumulasi OmzetTGS: 20.000 BV(Rp.20.000.000,-)
Cara Alternatif:
Cara pertama : andai 'A' membuka 3 cabang baru peringkat 3, dan akumulasi
omzet TGS (Total Group Sales, total penjualan 'A' beserta grup dibawahnya) sebesar
Rp. 10 juta (10.000 Bussiness Value). Maka 'A' berhak untuk naik ke peringkat 4.
Cara kedua : andai 'A' hanya membuka 2 cabang baru peringkat 3, dan
akumulasi omzet Total Group Sales sebesar Rp. 20 juta (2x lipat, 20.000 BV ), 'A'
pun berhak naik ke peringkat 4.
Pengembangan ke peringkat 5 sampai peringkat 8, menggunakan cara yang
sama seperti cara diatas. Jadi untuk naik ke peringkat 5, 'A' membutuhkan 3 cabang
5 Ibid, h. 29
70
peringkat 4 atau 2 cabang peringkat 4 (dengan syarat Total Group Sales 2x lipat),
begitu seterusnya sampai peringkat 86.
Peringkat 8 bukanlah peringkat terakhir / teratas, karena diatas itu masih ada
peringkat-peringkat yang lebih tinggi lagi, yang disebut sebagai tahap kehormatan.
Dalam tahap kehormatan ini, peringkat pertama setelah peringkat *8 (bintang
6 h. 30
71
delapan) adalah Bronze Lion. Seorang distributor dapat mencapai peringkat Bronze
Lion jika ia telah dapat menjadikan dua orang dalam jaringannya mencapai bintang
delapan. Peringkat Bronze Lion ini berhak atas semua bonus bintang delapan yang
menjadi haknya (bonus +40 juta per-bulan yang ia peroleh sewaktu masih menjadi
peringkat bintang delapan), juga berhak atas 1% bonus sharing internasional (yaitu
1% dari perolehan penjualan perusahaan dibagikan kepada seluruh Bronze Lion
diseluruh dunia, dan diberikan setiap 3 bulan sekali), dan distributor yang telah
mencapai peringkat ini juga berhak mendapatkan reward berupa free-trip ke luar
negeri satu kali dalam satu tahun selama beberapa hari. Adapun segala hal yang
berkaitan dengan akomodasi akan ditanggung oleh perusahaan7.
Tahapan peringkat kehormatan selanjutnya adalah Silver Lion8. Yaitu jika
7 h. 34 8 h. 35
72
seorang distributor dapat menjadikan tiga orang dalam jaringannya menjadi bintang
delapan. Seorang Silver Lion ini berhak mendapatkan bonus bintang delapan yang ia
miliki, bonus Bronze Lion yang ia miliki, dan juga berhak memperoleh sebuah mobil
mewah (Mercedes C 240) secara free (gratis). Bonus Internasional yang berhak ia
dapatkan pun bertambah 0,75%, jadi bonus internasional sharing yang berhak
diperoleh adalah 1,75% dan dibagikan kepada seluruh Silver Lion diseluruh dunia.
Gold Lion adalah tahapan kehormatan diatas Silver Lion. Untuk mencapai
peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan minimal empat orang dalam
jaringannya mencapai peringkat bintang delapan. Seorang distributor yang telah
mencapai peringkat Gold Lion ini selain berhak menerima semua bonus dari bintang
delapan, Bronze Lion, dan Silver Lion secara utuh, juga berhak atas sebuah yacht
(kapal pesiar) pribadi dan secara gratis juga tentunya. Namun, sebagian besar
distributor Tianshi di Indonesia mencairkan reward kapal pesiar ini dalam bentuk
73
uang tunai. Bonus Sharing Internasional pun ditambah 0,5% menjadi sebesar 2,25%
yang juga dibagikan setiap 3 bulan kepada seluruh Gold Lion diseluruh dunia9.
Tahapan selanjutnya setelah Gold Lion adalah Diamond Gold Lion atau
biasa disebut Diamond. Tercatat baru satu orang di Indonesia dan di kawasan Asia
Pasifik yang baru mencapai peringkat ini. Dia seorang pemasar terkaya versi majalah
warta bisnis tahun 2006 yang dulunya hanya seorang penjual panci. Untuk mencapai
peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan minimal lima orang dalam
jaringannya mencapai peringkat bintang delapan. Pada peringkat Diamond Gold Lion
ini reward yang diberikan oleh perusahaan adalah sebuah Aircraft pribadi juga secara
gratis. Bonus sharing internasional pun ditambah lagi sebesar 0,5% pada setiap
peringkat Diamond atau paling tinggi sebesar 2,5% bagi yang telah mencapai
peringkat 5 Diamond Gold Lion (Diamond tahapan ke lima). Jadi total bonus sharing
9 h. 36
74
internasional yang diperoleh seorang distributor yang telah mencapai peringkat
Diamond Gold Lion adalah 4,75%10. Namun sebagian besar distributor Tianshi yang
telah mencapai peringkat ini mencairkan juga reward pesawat yang diterimanya
dalam bentuk uang tunai. Pemberian reward-reward secara gratis ini diberikan oleh
perusahaan bagi distributor yang benar-benar sungguh-sungguh dalam memasarkan
produk perusahaan.
Tahap Kehomatan selanjutnya setelah Diamond gold Lion adalah Director.
Untuk mencapai peringkat ini, seorang distributor harus menjadikan empat orang
dalam jaringannya memperoleh peringkat Gold Lion. Adapun reward yang diberikan
10 h. 37 11 h. 38 12 h. 39 13 h. 32-33 14 Franciscus Xaverius Joko, Tiens Marketing Plan B, t.t., United Core Vision, 2008, h. 1 15 Ibid, h. 3-7
75
perusahaan kepada para distributornya yang telah sukses mencapai peringkat ini
adalah sebuah villa mewah senilai USD$.700.000,- ditambah bonus dari bintang
delapan sampai dengan Diamond . Reward villa ini juga dapat dicairkan dalam
bentuk uang tunai. Bonus sharing internasional pun ditambah lagi sebesar 0,25% jadi
total bonus internasional sharing yang dapat diperoleh adalah sebesar 5% dari omzet
penjualan diseluruh dunia yang dibagikan kepada seluruh distributor yang telah
mencapai peringkat Director11.
Selanjutnya tahapan tertinggi dalam perusahaan tianshi adalah Executive
Director. Yaitu inilah peringkat tertinggi di dalam perusahaan Tiens International
Group Coup. Dimana seorang distributor memiliki sepuluh downline yang empat
diantaranya telah menjadi Director. Adapun bonus yang berhak didapatkan seorang
distributor yang telah mencapai peringkat Executive Director adalah akumulasi
jumlah bonus mulai dari ia berperingkat *8 hingga bonus Executive Director yaitu
76
bonus prestasi seumur hidup sebesar 0,5%12. Bonus prestasi seumur hidup disini
maksudnya bukan seumur hidup distributor, melainkan seumur hidup perusahaan
berdiri. Dan sampai saat ini belum ada distributor yang mencapai peringkat ini
didunia.
Dalam bisnis MLM, aplikasi teori yang terjadi adalah teori duplikasi. Yaitu
dimana seorang distributor harus bisa menduplikasi upline-nya yang terdahulu agar ia
juga dapat menduplikasikannya kepada downline-nya. Begitu juga dengan upline. Ia
harus dapat membuat downline-nya menduplikasikannya lagi kepada downline-
downline yang ada dibawahnya.
Asumsikan jika proses duplikasi berjalan hanya 1 orang bintang 3 baru
perbulan, maka potensi kemungkinan jumlah downline yang terjaring adalah sebagai
berikut13 :
X
A A B
C
X
A B
C
X
1 BULAN = 1 ORANG
77
X
A A B
X
A B C
X
4096 X 2jt > 8M
Selanjutnya, perusahaan ini tidak hanya memiliki satu marketing plan, tapi
dua marketing plan. Marketing plan baru ini mulai dijalankan pada periode keempat
tahun 2008. Marketing plan ini kemudian dinamai marketing plan B14. dalam
marketing plan ini ada ketentuan dimana setiap member diharuskan untuk aktivasi
untuk menjalankan marketing plan B dengan membeli produk sesuai dengan
ketentuan perusahaan untuk bisa memiliki double passive income. Namun disini juga
terjadi pass-up bonus dari downline-downline yang tidak mengaktivasi marketing
plan B, dan hanya memperoleh bonus dari marketing plan A saja15.
78
Marketing Plan utama disebut Plan A
Marketing Plan tambahan disebut Plan B
Perhitungan omset Plan A terpisah dari omset Plan B
Peringkat di Plan B sesuai dengan peringkat di Plan A
Jaringan di Plan B sesuai dengan jaringan di Plan A, sesudah di-”kompres dinamis”
Omset Plan B berpengaruh terhadap penilaian reward Plan A
Perhitungan omset Plan B menggunakan BV. Catatan: Plan A menggunakan PV
1. Minimal berperingkat 3 di Plan A
2. Memenuhi syarat personal sales Plan A (bagi 5 above)
3. Melakukan aktivasi Plan B, dengan cara membeli produk sesuai ketentuan
79
Peringkat 3 4 5 6 7 8Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000
1. Aktivasi berlaku: 1 tahun
2. Dengan cara: transaksi Plan B (belanja produk di stockist) senilai ketentuan berdasarkan tabel
3. Peringkat yang digunakan berdasarkan peringkat bulan sebelumnya atau sebagai 3 jika baru join di bulan tersebut
4. Belanja aktivasi harus dalam satu nota faktur
5. Distributor baru harus aktivasi di stockist tempat mendaftar, ditributor lama bebas di stockist manapun.
Peringkat 3 4 5 6 7 8Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000PersonalSales
50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000
Side Volume
600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000
Kaki Aktif 0~1 2 3 4 5 5 5 5 5
1. Syarat Personal Sales, Side Volume, Kaki Aktif untuk memperoleh bonus di Plan B
2. Tidak perlu Personal Sales di bulan yang sama ketika Aktivasi
3. Side volume: omset diluar group yang berperingkat sama/lebih tinggi
4. Jika tidak ada group yang berperingkat sama/lebih tinggi, maka current berlaku sebagai side volume
80
Peringkat 3 4 5 6 7 8Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000PersonalSales
50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000
Side Volume
600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000
Kaki Aktif 0~1 2 3 4 5 5 5 5 5
5. Khusus 3, side volume: omset diluar group yang berperingkat lebih tinggi
6. Untuk syarat side volume, peringkat BL above dianggap sebagai 8
7. Syarat Kaki Aktif dan Side Volume berlaku toleransi: jika tidak memenuhi maka bonus yang diperoleh berdasarkan jumlah kaki aktif/side volume yang terpenuhi
Peringkat 3 4 5 6 7 8Aktivasi 600 1200 2000 3000 4000 5000 6000 6000 6000 6000Personal Sales 50 100 200 300 400 500 600 800 1000 3000Side Volume 600 1200 2000 3600 5400 7200 9000 9000 9000 9000Kaki Aktif 0~1 2 3 4 5 5 5 5 5Level 1Level 2Level 3Level 4Level 5Level 6Level 7Level 8Level 9Level 10Level 11
Bonus Unilevel dibagi dua: 1. Bonus Aktivasi (dari omset Aktivasi)2. ari omset Personal Sales)Maintenance Bonus (d
Bonu
sAk
tivas
i
15%10%2%2%2%2%
3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
3% 3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3% 3%
3% 3% 3% 3% 3%3% 3% 3% 3% 3%
Personal Rebate: 33%
81
LEVEL 1
4
6
5 5 5
44
4
6
5 5 44
Setelah Kompres Dinamis:
Tidak memenuhi syarat
Kaki Aktif = 3
Kaki Aktif = 3
untuk perhitungan bonus
Jika diasumsikan setiap distributor dari tiap kaki dari seorang upline
melakukan pembelanjaan pribadi sebesar Rp.50.000,- perbulan, maka potensi besaran
jumlah bonus yang mungkin diterima adalah sebagai berikut16 :
LEVEL 1
LEVEL 2
LEVEL 3
LEVEL 4
LEVEL 5
LEVEL 6
LEVEL 7
LEVEL 8
LEVEL 9
LEVEL10
LEVEL 11
2
4
8
16
32
64
128
256
512
1.024
2.048
4
16
64
256
1.024
4.096
16.384
65.536
262.144
1.048.576
4.194.304
2 Kaki 3 Kaki 4 Kaki
Maintenance Bonus 6.141.000 398.578.500 8.388.606.000
TOTAL 4.094 265.719 5.592.404
10% ideal 614.100 39.857.850 838.860.6001% ideal 61.410 3.985.785 83.886.060
3
9
27
81
243
729
2.187
6.561
19.683
59.049
177.147
Adapun perjanjian, peraturan dan persyaratan untuk menjadi distributor dari
Tianshi Indonesia adalah sebagai berikut17 :
16 h. 22 17 Isa, Tiens Bussiness Proposal, Jakarta, t,p., 2006, h. 5-6
82
1. Berusia 18 tahun, dan mendaftarkan diri sebagai salah satu distributor Tianshi
Indonesia dengan membayar uang keanggotaan sebesar Rp. 85.000,- yang
mencakup starterkit dan VCD Tianshi Today.
2. Wajib mengikuti program dan bisnis kerja Tianshi Indonesia baik dari
kebijakkan, prosedur, peraturan dan kebutuhan yang mana dapat berubah
sewaktu-waktu.
3. Wajib mengisi dan melaporkan kepada direktorat jenderal pajak dan
membayar kewajiban pajak terkait dengan kegiatan sebagai distributor
Tianshi.
4. Berdiri sendiri dan bukan pegawai, agen, partner dari Tianshi Indonesia dan
tidak memiliki wewenang dalam bertindak atas nama atau mengikat Tianshi
baik terhadap kegiatan, pemegang saham, kegiatan kerja, direksi dan
pegawainya.
5. Tidak dibenarkan menggunakan nama Tianshi, baik logo, tanda pelayanan
dimanapun tanpa ada izin tertulis terlebih dahulu dari Tianshi Indonesia.
6. Tidak ada paksaan untuk menjadi distributor Tianshi Indonesia untuk menjual
produk atau melakukan pembayaran sebelum permohonannya telah dipenuhi.
Dan tidak boleh membuat pernyataan yang mempengaruhi atau memberikan
penjelasan yang berlawanan terhadap distributor yang akan dating.
7. Tidak menyatakan kepada distributor lain mengenai spesifikasi jaringan yang
akan terbentuk atau tingkatan pendapatan yang akan didapatkan dari program
bisnis Tianshi Indonesia.
83
8. Tidak dibenarkan menggunakan bantuan penjualan yang lain atau memasok
spanduk selain yang telah dikeluarkan oleh Tianshi Indonesia. Dan tidak
boleh mengganti isi produk atau kemasan tanpa izin tertulis dari Tianshi
Indonesia.
9. Bersedia menjelaskan produk Tianshi Indonesia secara jujur, lengkap dan
jelas. Dan tidak akan melakukan kesalahan dalam menjelaskan semua produk
Tianshi berkomitment terhadap quality control.
10. Mengerti dan setuju bahwa Tianshi Indonesia dapat melakukan tindakan
terhadap distributor apabila distributor melanggar atau tidak mematuhi
perjanjian atau melibatkan diri dengan melakukan sesuatu yang mencemarkan
nama baik Tianshi Indonesia apaun yang bertentangan dengan Undang-
Undang Negara dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Tianshi Indonesia.
2. Keunggulan Marketing Plan Tianshi18 :
a. Pendaftaran sekali seumur hidup dan bisa diwariskan.
b. Tahapan/Peringkat tidak turun.
c. Omset terakumulasi tanpa batas waktu.
d. Sistem fleksibel tanpa tuntutan yang memberatkan.
e. Pendaftaran di satu negara berlaku untuk semua negara.
f. Penghargaan diberikan secara langsung (cash).
g. Compress System berlaku hingga kedalaman tidak terhingga.
18Galih Andana, Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem Bisnis Multi-level Marketing di Indonesia, Bandung, t.p. 2008
84
h. Memiliki Sertifikasi halal dalam penjualan dari MUI.
3. Evaluasi Marketing Plan
Marketing Plan merupakan denyut jantung perusahaan MLM. Karena dari
Marketing Plan inilah akan diketahui sejauh mana kredibilitas misi dari sebuah
perusahaan MLM19. Didalamnya terkandung penjelasan mengenai system insentif
bagi mereka yang bergabung sebagai distributor atau yang biasa disebut dengan
sistem pembagian bonus. Dari sini dapat disimak beberapa hal penting antara lain
besaran modal, risiko, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam berbisnis MLM,
apakah kelompok yang sudah berkembang dipisahkan daripadanya atau tidak? Dan
hal lain yang nantinya akan memberikan kerugian atas segala usaha yanga telah
dilakukan.
Bagi perusahaan MLM, diperlukan kecermatan dalam menciptakan Marketing
Plan sehingga tercapai tujuan perusahaan didalam pertanggung-jawabannya kepada
stockholders, creditors, employees, costumers, government, local communities, dan
public.
Bagi distributor, Marketing Plan merupakan basis pemenuhan janji
perusahaan MLM atas segala usaha, baik dana Maupun daya yang telah
dikeluarkannya, agar membawa manfaat. Baik sekarang, maupun diwaktu yang akan
datang. Baik untuk jangka pendek, dan yang terpenting maupun untuk jangka
panjang.
19 Krisnadi Pribadi, Strategi Pemasaran dalam Bisnis Direct Selling MLM, Jakarta, Universitas Indonesia, 1993, h. 8
85
Dalam melakukan evaluasi Marketing Plan perusahaan Tianshi, dilakukan
analisis terhadap 4 P (Product, Price, Place, Promotion).
a. Product
Adapun keragaman produk dari perusahaan Tianshi antara lain:
a). Produk Kesehatan
b). Produk Kecantikan
c). Produk Rumah Tangga
d). Produk Agraria
e). Produk Retail
f). Produk Pelumas Otomotif
Analisis Produk
Produk merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan MLM.
Kurangnya variasi produk dan/atau kurangnya mutu kualitas produk perusahaan
MLM akan menyebabkan distrbutor kurang bergairah. Baik itu untuk pemakaian
sendiri, maupun untuk dijual/dipasarkan serta dijadikan sarana untuk menarik minat
oarng-orang yang belum menjadi anggota distributor untuk menjadi anggota
distributor.
Adapun produk-produk unggulan dari perusahaan tianshi yaitu kalsium.
Kalsium merupakan mineral penting dalam tubuh manusia. Fakta ini mengilhami
Tianshi Group untuk merekayasa kalsium tinggi, dengan menggunakan kalsium dari
86
tulang belakang sapi Mongolia yang kandungan kalsiumnya persatu sachetnya setara
dengan kandungan kalsium dari 4 gelas susu sapi murni20.
Lebih lanjut, menurut catatan kedokteran, jika tubuh kekurangan kalsuim,
akan mengundang 109 jenis penyakit21. Bagi anak-anak yang menderita rakhitis, 10%
hingga 50% adalah disebabkan kekurangan kalsium, bagi orang dewasa, kekurangan
kalsium dapat menyebabkan pengeroposan tulang (osteoporosis).
Kemudian, produk kalsium Tianshi ini juga mendapat apresiasi dari
masyarakat dan mendapat sejumlah penghargaan. Diantaranya adalah sebagai peraih
medali emas dalam “Hak Cipta Teknologi, Hak Milik Produk Negara China” pada
tahun 1993. Kedua, mendapat medali emas dalam “Pameran Perubahan dan
Pencegahan, Minggguan Sains dan Keamanan Kebangsaan Negara China ke-6” pada
tahun 1994, ketiga dianugerahi sebagai produk terbaik dan produk terlaris dalam
“pameran Makanan Kebangsaan” di Tianjin tahun 1995. Selanjutnya, terpilih sebagai
“Produk Kegemaran Anak-anak dan Wanita Negara China” pada tahun 1995,
kemudian peraih medali emas dalam “Kongres Makanan Kesehatan” oleh Pereka,
usahawan dan investor seluruh dunia di New York, Amerika Serikat pada tahun 1997.
Lalu memperoleh anugerah kesehatan manusia dan sumbangan kesehatan manusia
dalam “Simposium Metabolisme Kalsium Kebangsaan Ke-2” tahun 1998, berikutnya
mendapat medali emas dalam “Pameran Produk Kesehatan Negara China Ke-5”.
Produk nutrisi atau food supplement Tianshi pun mendapatkan sertifikat ISO 9002
20 Isa, Katalog Produk Tianshi, t.p.,2007 21 Yulius P. Silalahi, Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta, Bina Niaga Jaya, 2006, h. 89
87
dan diakui oleh badan astronot Rusia. Pasalnya, salah satu produk Tianshi (Spirulina
Capsules) digunakan sebagai makanan pokok para astronot Rusia22. Di Indonesia,
produk Tianshi diakui oleh BPOM dan Departemen Kesehatan dan juga terdaftar
sebagai anggota APLI.
b. Price
Perusahaan menganut falsafah menyehatkan umat manusia. Dalam hal dunia
kesehatan, tentu setiap manusia selalu ingin tetap dalam hidup sehat. Ini berarti harus
memperhatikan asupan makanan apakah menyehatkan atau tidak. Dalam perusahaan
Tianshi, produk utamanya adalah makanan kesehatan dan perusahaan memproduksi
dan mengklasifikasi yang tinggi produknya, dan terbukti kehandalannya, terkenal,
serta dibutuhkan oleh masyarakat. Jadi bukan hanya dijual semata-mata untuk
memperoleh laba dari perpindahan barang tersebut. Jika ditinjau dari harga dan
kualitasnya, boleh dikatakan sepadan dengan analogi sebagai berikut :
• Harga-harga produk Tianshi cenderung stabil karena perusahaan Tianshi
memiliki pabrik/manufaktur sendiri. Untuk perbandingan, jika harga bensin
tahun 2000 adalah +Rp. 1.000,- perliter, maka untuk memperoleh 200 liter
bensin biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 200.000,- artinya, dengan
uang Rp. 200.000,- kita dapat membeli bensin sebanyak 200 liter. Jika
dibandingkan dengan tahun 2008 yang harga bensin perliternya adalah Rp.
4.500,- maka dengan uang Rp. 200.000,- kita hanya akan meperoleh bensin
sebanyak +44,4 liter. Bandingkan dengan harga Satu box Hyperglycemia 22 Ibid, h. 90
88
Calcium Powder yang seharga Rp.197.300,- yang tak pernah naik harga dari
periode tahun 2002 hingga 2008. ini mengindikasikan bahwa produk Tianshi
sangat mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis.
• Hyperglycemia High Calcium Powder atau serbuk kalsium khusus untuk
perderita diabetes. Dalam dunia kedokteran, vonis bahwa diabetes tak dapat
disembuhkan memang telah terbukti. Pasien dituntut untuk menjaga kadar
gula dalam darah dengan menjaga asupan makanan dan dengan pola makan
yang baik, sehat, dan teratur. Dan jika pasien berobat ke dokter spesialis,
biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan bahkan jika terjadi feses bisa
hingga ratusan juta. Entah itu untuk biaya suplemen, insulin yang diberikan,
biaya rumah sakit, atau jika sudah parah, bisa hingga amputasi salah satu
anggota tubuh. Namun produk suplemen kalsium untuk penderita diabetes ini
dapat dijadikan obat yang dapat menyembuhkan diabetes yang diderita karena
mengaktifkan kembali kerja pancreas (pankreas adalah penghasil hormon
insulin dalam tubuh) sehingga pasien dapat disembuhkan dari penyakit
diabetes. Dan dengan harga Rp.202.000,- per box untuk distributor, dan
Rp.232.300,- per box untuk konsumen, dengan perbandingan yang ada, jauh
lebih kecil biaya yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan biaya berobat ke
dokter.
89
Dilihat dari perbandingan diatas, dan produk dengan harga yang ditawarkan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga yang ditawarkan sangat bersaing dan
aplikasi filosofi “menyehatkan umat manusia” dapat diterapkan dengan baik.
c. Promotion
Karena sifat usahanya, perusahaan tidak memasang iklan baik dimedia cetak,
elektronik, iklan luar ruang, maupun dalam bioskop. Jikapun ada, tidak banyak
seperti perusahaan yang memasarkan produknya secara konvensional. Dana iklan
tersebut dialokasikan ke dalam perhitungan komisi/bonus atau reward untuk para
distributor. Para distributornya-lah yang memasarkannya langsung ke konsumen baik
itu dengan presentasi tentang bisnisnya dalam usaha prospecting (usaha perekrutan,
yaitu dengan presentasi langsung kepada klien/calon distributor) maupun hanya
menjual produknya saja tanpa prospecting. Baik itu secara individual, maupun
dengan mendirikan stokist.
Analisis Promosi
Promosi yang diberikan kepada anggota/member atau distributor sudah cukup
memadai dan mendukung aktifitas distributor. Yaitu mulai dari seseorang
mendaftarkan diri menjadi anggota/member, lalu menjalani usaha dengan sendirinya
ini dengan memasarkan bisnis dan produknya, peringkat yang dicapai jika mencapai
target tertentu yang telah ditentukan perusahaan, dan lain-lain. Sungguh menakjubkan
jika melihat dari jumlah bonus dan reward yang dinisbahkan perusahaan. Mulai dari
free trip, mobil mewah, kapal pesiar, pesawat terbang, hingga villa pribadi. Dan ini
semua diberikan perusahaan bagi distributornya yang berprestasi.
90
d. Place
Place/Distribution Channel inilah yang sangat penting dan membedakan
perusahaan MLM dengan kegiatan usaha lainnya. Berdirinya perusahaan MLM
dikarenakan kompetisi yang sangat ketat dirak-rak pajangan supermarket sehingga
peluang diambilnya suatu produk sangat ditentukan brand-image dari produk
tersebut. Dana promosi dan iklan harus dikeluarkan sedemikian besarnya dalam suatu
peperangan iklan yang mahal dibandingkan dengan hasil yang belum menentu
hasilnya, sehingga banyak yang perlu dipikir ulang. Dalam perusahaan MLM, semua
dana promosi dan iklan ini dialokasikan dalam bentuk bonus dan diberikan kepada
distributor yang berhak dan dengan ketentuan yang telah berlaku dan jelas serta
disepakati, jadi member/distributor-lah yang merupakan channel Distribution dari
perusahaan MLM. Namun jumlah bonus yang dibayarkan kepada distributor seiring
dengan aktifitas penjualan yang dilakukan oleh distributor dan kelompoknya
sehingga merupakan suatu biaya yang berkaitan dengan penjualan yang terjadi.
System bonus yang dirancang haruslah sedemikian menarik. Baik untuk jangka
pendek, maupun untuk jangka panjang.
4. Analisis Sistem Bonus
Sistem bonus adalah struktur dan perkembagan serta rancangan bonus yang
disediakan oleh perusahaan MLM kepada membernya. Dari ilustrasi yang telah
digambarkan, diketahui bahwa perusahaan tidak menganut system posisi diatas lebih
untung untuk membernya. Artinya masing-masing member berhak mendapat bonus
yang sama antara satu dengan yang lainnya, tanpa melihat apakah member tersebut
91
masuk lebih dulu atau belakangan. Distributor yang lebih giat mengembangkan
bisnisnya akan mendapatkan bonus yang lebih besar pula. Mengembangkan disini
berarti giat merekrut, menghasilkan omzet, dan senantiasa melatih para downline-nya
agar dapat terus berkembang dengan merekrut dan mengenbangkan bisnisnya,
sehingga memiliki jaringan yang tidak hanya besar, tapi juga aktif dan selalu
bertumbuh makin lama makin banyak. Konsep ini sama dengan konsep pemasaran
tradisional “no work-no gain”. Artinya jika seorang distributor tidak melakukan
aktivitas penjualan, maka distributor tersebut tidak akan memperoleh bonus.
Aspek keunggulan lain yang telah ada pada perusahaan Tiens Group Corp.
adalah adanya sertifikasi halal dalam melaksanakan sistem perdagangannya yang
diberikan oleh Lembaga Pengkajian Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama
Indonesia (LPPOM-MUI), yang telah membuktikan bahwa standar dan peraturan
yang diterapkan pada transaksi dalam bisnis MLM pada perusahaan ini tidak
melanggar ketentuan syari’ah23.
B. Perbandingan dan Perbedaan Jual-Beli dengan Bisnis MLM
MLM adalah sebuah metode pemasaran barang atau jasa dari sistem penjualan
langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra
usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan
barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam
kelompoknya. Dalam konsep penyaluran barang (produk atau jasa tertentu) dalam
23 Moh. Sahlan Maskury,. An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t., United Core Vision, 2005, h. 48
92
MLM memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat secara
aktif sebagai penjual dan memperoleh keuntungan di dalam garis kemitraannya24.
Ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan sistem pemasaran lain, dapat
dilihat dari cara pemasarannya yang tidak menggunakan media cetak/elektronik, tapi
dengan presentasi/pengenalan produk dan/atau bisnisnya secara langsung kepada
calaon konsumen. Kemudian, terdapatnya banyak jenjang atau level, adanya
perekrutan anggota baru, dalam penjualan produk terdapat sistem pelatihan, serta
adanya komisi atau bonus untuk tiap jenjangnya.
Adapun bisnis ini adalah sebuah bentuk modifikasi dari konsep jual-beli yang
telah ada dengan cara dan teknik yang lebih modern untuk menekan biaya
operasional dari segi promosi dan juga upaya agar produk dapat sampai ke tangan
konsumen dengan lebih cepat dan mudah, yaitu dengan mendatangi calon konsumen
secara langsung. Jika dalam jual-beli yang terjadi pada umumnya, konsumen
hanyalah pemakai produk dan hanya mendapatkan manfaat dari produk yang
digunakannya tanpa mendapat keuntungan/profit sama sekali dari apa yang telah
dibelinya. Dalam bisnis MLM, konsumen diposisikan tidak hanya mendapatkan
manfaat dari produk yang ia beli saja, tetapi juga diberikan kesempatan untuk
menjadi distributor untuk memperoleh keuntungan financial dari produk yang ia
salurkan. Dan tentu saja ini menjadi peluang bagi orang-orang yang tertarik kepada
bisnis ini untuk memperbaiki kemampuan fiansial mereka. Adapun bagi yang tertarik
24 Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaannya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 88
93
dengan hanya menjadi pemakai produk, dengan menjadi distributor, perusahaan akan
memberikan potongan harga dan tentu saja membuat distributor pengguna dapat
membeli produk yang ia butuhkan dengan harga yang lebih murah.
C. Analisis Bisnis Multi Level Marketing
Konsep pemasaran bisnis MLM yang tidak hanya meliputi produsen,
distributor dan konsumen, tapi juga mengajak para konsumen untuk menjadi
distributor perusahaan memang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
dapat menciptakan peuang usahanya sendiri dan bagi orang lain yang belum
terjaring dalam bisnis MLM. Kesempatan untuk dapatg memiliki penghasilan pasif
dari perusahaan menjadi penawaran yang sangat menggiurkan tidak hanya bagi
pengusaha mikro yang ingin mandiri, tetapi juga kelompok kaya yang ingin terlibat
langsung dalam upaya memperbaiki kualitas hidupnya. Bisnis MLM merupakan
bisnis yang sangat tidak diskriminatif25. Bisnis ini tidak memerlukan keahlian
khusus dalam arti tidak perlu memiliki ijazah apapun untuk bisa sukses dalam bisnis
ini karena yang diperlukan hanya ketekunan dan jiwa pantang menyerah dalam
menghadapi segala bentuk penolakan. Baik itu anak muda, orang tua, laki-laki,
perempuan, tukang sapu jalanan, bahkan sampai direktur tertinggi dapat
menjalankan bisnis ini tanpa ada larangan.
25 Mochammad Fachrurrozi,. Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta, Pilar Media, 2005, h. 32
94
Pada dasarnya sistem MLM adalah muamalah atau buyu' dan muamalah atau
buyu' prinsip dasarnya boleh (mubah) selagi tidak ada unsur 26:
a. Riba’
b. Ghoror (ketidakpastian atau penipuan)
c. Dhoror (merugikan atau mendzolimi pihak lain)
d. Jalalah (tidak transparan)
Adapun dalil mu’amalah adalah firman Allah Ta’ala :
☺
☺ ☺
⌧ Artinya :“Dia-lah Allah yang telah menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.¨ (QS. Al-Baqarah: 29)
D. Peraturan Pemerintah tentang Konsep Pemasaran MLM
Selanjutnya, menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.
13/M-DAG/PER/3/2006 tentang tata cara penerbitan surat izin usaha penjualan
langsung, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi perusahaan jika ingin membuka
perusahaan direct selling, antara lain27 :
26 Agustianto, Multi Level Marketing dalam perspektif Fiqih Islam. Artikel diambil dari http://www.agustianto @wordpress.com//2007/ diakses pada 12 September 2009
27Peraturan Menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor : 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang tata cara dan ketentuan penerbitan Surat Izin Penjualan Langsung
95
1. Penjualan Langsung (Direct Selling) adalah metode penjualan barang
dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan
oleh Mitra Usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus atas
penjualan kepada konsumen diluar lokasi eceran tetap.
2. Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan barang dan/atau jasa dengan sistem Penjualan Langsung.
3. Mitra Usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran yang
berbentuk badan usaha atau perorangan yang memasarkan barang
dan/atau jasa milik Perusahaan dan bukan merupakan bagian dari
struktur organisasi Perusahaan dengan mendapatkan imbalan berupa
komisi dan/atau bonus atas penjualan.
4. Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SIUPL,
adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.
5. Surat Permohonan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya
disebut SP-SIUPL adalah Formulir permohonan izin yang diisi oleh
perusahaan, yang memuat data-data perusahaan untuk memperoleh
SIUPL.
6. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak
dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
7. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi
untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
8. Komisi atas Penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan
kepada Mitra Usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja
nyata sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/atau jasa
baik secara pribadi maupun jaringannya.
96
9. Bonus atas Penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh
Perusahaan kepada Mitra Usaha karena berhasil melebihi target
penjualan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Perusahaan Penjualan
Langsung.
10. Program Pemasaran (Marketing Plan) adalah Program Perusahaan
dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang akan dilaksanakan dan
dikembangkan oleh Mitra Usaha melalui jaringan pemasaran dengan
bentuk Pemasaran Satu Tingkat atau Pemasaran Multi Tingkat.
11. Jaringan Pemasaran Terlarang adalah kegiatan usaha dengan nama
atau istilah apapun dimana keikutsertaan Mitra Usaha berdasarkan
pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang
berasal atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang
bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut,
dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa.
12. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa, baik
untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
13. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perdagangan.
E. Analisis Multi Level Marketing Menurut Perspektif Islam
Seperti telah dikemukakan diawal bab, segala jenis kegiatan usaha, dalam
perspektif syariah islam, termasuk muamalah yang hukum asalnya adalah mubah
(boleh dilakukan) dan tidak melanggar prinsip pokok dalam syariah, kecuali ada dalil
yang secara eksplisit mengharamkannya.
97
Berkaitan dengan larangan-larangan dalam melakukan kegiatan usaha, dapat
dikemukakan antara lain sebagai berikut28 :
Pertama tidak dilakukan secara bathil dan/atau merusak. Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam surat An_Nisaa’ ayat 29 :
⌧ ☺
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta saudaramu dengan cara yang bathil, kecuali dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. An-Nisaa’ : 29)
Kedua, tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang dalam bentuk perjudian
atau ada kemiripan dengan perjudian, seperti spekulasi. Hal ini sejalan dengan firman
Allah SWT dalam surat Al-Maa’idah ayat 9029 :
☺ ☺ ☺
☺
“Hai orang-orang yang beriman, seseungguhnya meminum khamr, berjudi,
(berkorban untuk) berhala mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S. Al-Maa’idah : 90)
Ketiga, tidak saling menzalimi dan saling merugikan, sebagaimana telah
dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 279 :
28 Kuswara, Mengenal MLM Syariah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 85-86 29 Ibid, h. 87
98
☺ ☺
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, (dari memakan riba) , maka bagimu pokok hartamu,; kamu tidah dianiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Q.S. Al-Baqarah : 279).
Keempat, tidak berlaku curang dalam takaran, timbangan, ataupun pemalsuan
kualitas, sebagaimana tertulis dalan Al-Qur’an surat Al-A’laa ayat 3 :
“Dan menentukan kadar (masing-masing) dan memberikan petunjuk”. (Q.S.
Al-A’laa : 3). Kelima, tidak menggunakan cara-cara yang ribawi atau dengan sistem bunga.
Bunga adalah bagian dari riba yang diharamkan, sebagaimana dinyatakan dalam
frman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 27530 :
“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”. (Al-Baqarah: 275). Kemudian, menurut Tarmizi Yusuf, semua orang bisa ikut MLM, dan bisnis
ini nyaris tanpa risiko karena risikonya ada dalam diri distributor yang menjalankan
bisnis MLM itu sendiri yaitu penolakan dan kemalasan31.
Menurut Mohammad Syafi’i Antonio, poin penting bagi perusahaan multi
Level marketing dapat dikategorikan sesuai syariah jika memiliki karakteristik
sebagai berikut32 :
30 h. 89 31 Tarmizi Yusuf, MLM Tempat Mewujudkan Impian Anda, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2001, h. 65
99
A. Sistem dan Bussiness Plan
a. Tidak menjanjikan kaya mendadak, atau menjanjikan untuk
mendapatkan uang dengan mudah dan cepat.
b. Tidak mengarahkan para distributornya pada materialisme,
konsumerisme atau gaya hidup yang mubazir.
c. Tidak mengandung unsur-unsur skema piramida dimana hanya
pada distributor-distributor pada level-level puncak saja yang
diuntungkan, sedangkan pada level-level bawah dirugikan.
d. Biaya pendaftaran tidak terlalu tinggi (rasional). Dapat
diumpamakan sebagai pengganti biaya starterkit atau kartu
anggota yang harganya tidak terlalu mahal.
e. Adanya transparansi sistem, yaitu semua system yang berkaitan
dapat diketahui secara transparan dalam batas-batas tertentu. Besar
bonus dan komisi yang didapat oleh seorang distributor dapat
dijelaskan darimana memperolehnya sesuai aturan yang ada.
f. Bonus jelas nisbahnya sejak awal, bentuknya bisa berupa
perjanjian mengenai tata cara pembagian dan mekanisme
penerimaan bonus bagi setiap distribusi.
B. Produk
a. Ada transaksi riil atas barang atau jasa yang diperjual-belikan.
32 Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolaannya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 6-9
100
b. Barang atau jasa diupayakan kebutuhan pokok, bukan barang
mewah yang mendorong pada konsumerisme dan pemborosan.
c. Ada produk atau jasanya (produk jelas dan tidak fiktif).
d. Tidak ada execssive mark-up (ghubn fahisy) atas harga produk
yang diperjual-belikan diatas covering biaya promosi dan
marketing konvensional.
e. Memiliki jaminan dikembalikan (buy-back guarantee) sebagai
bagian dari layanan konsumen, sehingga konsumen dapat
mengembalikan barang bila barang yang dibeli ternyata tidak
berkualitas atau rusak.
C. Perusahaan
a. Perusahaan memiliki track-record yang baik. Bukan perusahaan
misterius yang menimbulkan kontroversi atau punya hubungan
dengan misi non-muslim.
b. Memiliki kepedulian social dan lingkungan.
D. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangannya bersinergi dengan system keuangan syariah.
Mulai dari permodalan, transaksi, maupun kegiatan keuangan lainnya.
E. Support System
a. Mengajarkan kejujuran dalam bisnis, tidak mengajarkan
berbohong atau menutupi cela produk pada prospek untuk
mengelabuinya agar mengikuti bisnis yang ditawarkan.
101
b. Harus ada paradigm shift tentang orientasi dan image tentang
kesuksesan. Bahwa sukses tidak selalu diukur oleh sejumlah
materi yang dimilikinya, tetapi jauh lebih daripada itu, yaitu
kesuksesan dalam hal intelektual, emosional, dan spiritual.
F. Sistem Pengawasan
a. Adanya dewan pengawas syariah yang melakukan monitoring dan
pengawasan terus-menerus baik atas kehalalan produknya, adilnya
system pembagian bonus, islaminya corporate-culture yang
dibangun, dan orientasi sukses yang ditumbuhkan.
b. Dilakukannya financial audit tahunan oleh pihak luar perusahaan
(akuntan publik) yang dengannya diharapkan pengurus perusahaan
multi level marketing akan tertib laporan dan anggota bisa melihat
jalannya perusahaan tempatnya bergabung secara transparan dari
waktu ke waktu.
G. Bagian dari Agent of Development
a. Jika memasarkan produk dari luar produksi perusahaan,
diupayakan ada pengambilan barang atau jasa produksi pengusaha
menengah-kecil dan koperasi sebagai wujud kepedulian
pemberdayaan usaha kecil.
b. Semaksimal mungkin diutamakan produksi dari saudara seiman.
c. Diupayakan mengutamakan produk dalam negeri agar hemat
devisa dan menggiatkan ekspor.
102
Poin-poin diatas minimal dapat dijadikan referensi untuk menilai apakah
suatu MLM itu sejalan dengan prinsip syariah atau tidak
Kemudian, dalam MLM pasti ada transaksi antara distributor dengan
perusahaan, ada juga transaksi antara distributor dengan konsumen. Didalam
transaksi ini, harus jelas pula ijab-kabulnya. Adapun ijab-kabul ada tiga pendapat
yang dapat dijadikan pedoman, antara lain ijab-kabul yang harus diucapkan (sharih)
menurut imam Syafi’i, ijab-kabul dengan pemahaman menurut imam Maliki, dan
ijab-kabul dengan perbuatan/isyaroh, yaitu ijab-kabul dengan mengambil barang dan
memberikan uang tanpa perkataan, namun masing-masing individu telah mengetahui
harga dan jumlah barangnya33.
Selain itu, corporate culture yang harus diciptakan dalam dunia MLM
haruslah iklim yang baik, yaitu baik perusahaan maupun individu yang menjadi
member haruslah amanah baik itu dalam hal amanah dalam melayani, amanah dalam
keluhan member (downline), amanah dalam hal buy-back guarantee, dan lain
sebagainya. Hal ini perlu diperhatikan agar masyarakat memiliki pandangan baik
terhadap perusahaan MLM beserta distributornya yang nantinya diharapkan akan
membuat masyarakat tertarik terhadap perusahaan itu sendiri34.
Adapun dalam hal kebolehan passive income menurut Kuswara, upline dalam
perusahaan MLM, upline tidak menzhalimi downline-nya35. Hal ini menurutnya
karena upline pun bekerja dengan pontang-panting kesana-kemari membantu
33 Ibid, 10 34 h. 9 35 h. 80
103
downline-nya mengembangkan jaringan, mengikuti training-training khusus baik
yang diadakan oleh perusahaan, ataupun yang diadakan pihak lain, memberi motivasi
dalam seminar-seminar atau pertemuan perusahaan, dan lain-lain. Jadi menurutnya
upline tidak duduk santai goyang-goyang kaki dan menerima uang tiap periode
tertentu dari hasil jerih-payah para downline-nya, lagipula bukankah ia memiliki
downline karena hasil jerih-payahnya kesana-kemari untuk presentasi? Mungkin pola
kerjanya saja yang berbeda, yang satu menjual langsung (bisnis atau produknya),
yang satu membuat perencanaan, sama seperti musyarakah.36
Selain itu, banyak pula cendikiawan muslim yang berpandangan bahwa bisnis
ini halal, asalkan bukan termasuk atau ada unsur money game. Diantara para ulama
yang menghalalkan bisnis tersebut antara lain M.Yasir Nasution (Rektor IAIN
Medan), Alie Yafie (mantan ketua MUI), Dawam Rahardjo (Tokoh Muhammadiyah),
Tarmizi Yusuf (penulis buku Strategi MLM secara cerdas dan halal), cendikiawan
muslim Dr. Jalaluddin Rahmat (ketua yayasan Tazkiyah Sejati), dan Eni Suhaeni
Bakrie (Direktur bina usaha dan pendaftaran perusahaan departemen perindustrian
dan perdagangan), dan Ustadz Drs.Agus Abubakar (dosen universitas paramadina)37.
Menurut Tarmizi Yusuf, bisnis multi level marketing jelas bisnis menyangkut
jual-beli. Dan menurut ustadz Drs. Agus Abubakar, pola kerja bisnis multi level
marketing adalah cara kerja paling islami karena selain menambah skill individu
untuk bereinteraksi dengan orang lain dan dapat mempererat silaturrahim juga karena
36 Dr. Jalaluddin Rahmat pada buku Kuswara Mengenal Multi Level Marketing Syariah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 2003, h. 83 37 Ibid h. 85
104
bertumpu pada kerjasama interpersonal, tidak melalui broker-broker atau saluran
distribusi yang menambah biaya distribusi yang mengurangi biaya sampai ke
konsumen38.
Selanjutnya, skema pemasaran pada perusahaan Tianshi, unsur-unsur
MAGHRIB tidak ditemukan. Baik itu dari segi marketing plan perusahaan, ataupun
dari aspek praktek dilapangan. Perusahaan Tianshi secara jelas telah memiliki
legalitas yang baik dari aspek perizinan kelembagaan, keanggotaan di APLI,
kementrian perdagangan dan perindustrian, hingga dari aspek perspektif syariah. Hal
ini dapat dilihat dari kepemilikan sertifikat halal dari LPPOM-MUI yang diserahkan
secara langsung oleh Dr. Ir. H. Nadratuzzaman Hosen selaku direktur LPPOM-MUI.
Segala bentuk produk dari perusahaan Tianshi juga skema pemasarannya telah
dihalalkan oleh Majelis Ulama Indonesia sehingga dapat menjadi nilai tersendiri dan
menjadi jaminan kehalalan bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum muslimin
yang ingin berwirausaha dalam dunia MLM. Bisnis MLM Tianshi Halal.
38 h. 86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Tianshi adalah dengan sistem
penjualan langsung (multi level marketing) kepada konsumen. Dan konsumen pun
berkesempatan menjadi distributor perusahaan jika ia tertarik untuk
memasarkan/menjalankan bisnis yang ditawarkan oleh Tianshi. Dan kekuatan yang
dimiliki Tianshi adalah memiliki 2 marketing plan yang menjadi pembeda paling
utama dengan perusahaan MLM lainnya dan dengan memiliki dua marketing plan ini
dapat membuat distributornya memiliki penghasilan pasif ganda (double passive
income).
Kemudian, tidak adanya unsur MAGHRIB dalam Marketing Plan perusahaan
Tianshi yang juga telah disertifikasi oleh MUI pada tanggal 16 Desember 2009
memastikan bahwa skema bisnis pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan Tianshi
adalah halal.
Selanjutnya, konsep jual-beli dalam Islam, tidak hanya terpaku pada
produsen, produk, dan konsumen. Dalam hal ini supplier dan distributor sebagai
intermediasi dan menjadi faktor yang menentukan atas sampainya produk yang
diproduksi kepada kepada konsumen yang dituju. Disamping itu filosofi syariah yang
mengacu pada filosofi “tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi” dapat diaplikasikan
dengan baik. Berbagai transaksi dapat dilakukan sejauh tidak melanggar validitas
yang telah terstandar. Begitu juga dengan produk yang diciptakan. Kemudian, produk
105
106
yang dijual adalah barang-barang yang suci dan mempunyai manfaat dan dan
dihalalkan secara syariah. Dalam hal ini perusahaan Tianshi telah memenuhi segala
kriteria yang ditentukan oleh prinsip syariah karena tidak ditemukannya aspek
maysir, aniaya, gharar, haram, riba, iktinaz, dan bathil. Ini juga membuat MUI
membolehkan bisnis Tianshi dengan dikeluarkannya sertifikat kehalalan bagi
perusahaan Tianshi untuk kehalalan produk dan skema pemasarannya.
Skema pemasaran yang dijalankan oleh PT. Singa Langit Jaya atau Tiens
International Group Corp. (Tianshi) menjalankan perannya untuk memberi
kesempatan kepada individu untuk menjalankan bisnisnya sendiri, menggunakan
waktu luangnya dan dengan kecepatan (meningkatnya karir terutama disektor
ekonomi) tanpa mengorbankan pekerjaan lain yang dimiliki individu yang
bersangkutan. Sistem pemasaran dengan kekuatan mouth-to-mouth merupakan sistem
pemasaran yang paling efektif karena dapat menjangkau individu dan informasi yang
tidak dapat dijangkau oleh media cetak dan elektronik. Kemudian, pola kerja yang
diterapkan cukup unik karena beberapa hal, yaitu :
a. Tidak membutuhkan modal yang besar. Artinya dengan biaya pendaftaran dan
personal sales yang relatif kecil (modal hanya berkisar Rp. 2 juta-3juta
rupiah), seseorang dapat menjalalankan bisnis ini untuk memperoleh hasil
yang jauh lebih besar. Jika dibandingkan dengan bisnis lain dengan jumlah
modal yang ada, bisnis yang bermodal sebesar 2 sampai 3 juta mungkin hanya
sebatas menjadi penjual nasi goreng jalanan, atau penjual bakso dsb. Artinya,
107
jauh lebih baik jika berinvestasi dibidang jaringan/MLM, karena selain modal
yang kecil, penghasilan pun jauh lebih besar.
b. Tidak perlu menyediakan stok barang. Jelas sekali bahwa dalam MLM
distributor tidak perlu menyediakan stok barang seperti jalur distribusi
konvensional, hal ini telah ditanggung oleh perusahaan sebagai supplier
langsung kepada distributor dan konsumen.
c. Dapat membangun jaringan tanpa batas dan dengan biaya murah. Setiap kali
seorang distributor merekrut seseorang, berarti ia telah membuka cabang baru
yang mandiri. Dan ia pun (distributor) tidak perlu mengeluarkan uang
sepeserpun karena biaya pendaftaran keanggotaan dikeluarkan oleh individu
yang ingin bergabung menjadi anggota distributor MLM. Selain itu dengan
menjadi distributor, kita dapat merekrut siapa saja, kemana saja kita suka,
tanpa ada batasan wilayah.
d. Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mandiri. Begitu banyak
orang sukses dari bisnis yang ia miliki sendiri dan bukan menjadi pegawai
atau instansi pemerintah. Namun tidak banyak yang mau terjun langsung ke
dunia bisnis karena banyak hal seperti mental yang belum cukup siap, modal,
pengalaman, skill, tempat, waktu, dll. Namun dengan adanya konsep MLM
yang memberikan kebebasam kepada siapa saja untuk memulai usaha sendiri
dengan modal kecil, tanpa risiko, ada pelatihan/training untuk menyiapkan
mental dan tempat yang fleksibel, limitasi-limitasi yang tadi menghambat
seseorang untuk terjun ke dunia bisnis telah berhasil dihilangkan.
108
e. Adanya sertifikasi halal dagang dari MUI semakin menguatkan bahwa bisnis
MLM yang ditawarkan perusahaan Tianshi adalah halal dan sesuai syariah.
f. Keunikan lain adalah sangat dimungkinkan bagi para downline untuk
menyalip peringkat upline-nya jika downline-nya ia lebih rajin dan lebih giat
dalam mengembangkan bisnisnya.
g. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar retail yang
secara umum mengarahkan pelayanan terhadap konsumen sebagai layanan
universal.
h. Marketing Plan B adalah sebuah inovasi dari perusahaan Tiens Group Corp.
sebagai terobosan dan sebagai pembeda dengan perusahaan MLM lain, dan
juga sebagai upaya pengembangan prospek bisnis MLM secara global serta
sebagai bentuk kredibilitas perusahaan kepada distributornya untuk lebih
dapat mensejahterakan kehidupan para penggerak bisnis Tianshi.
i. Strategi yang disusun merupakan buah pikiran para distributor yang telah
berhasil di MLM Tianshi, yang disusun menjadi langkah-langkah sederhana
dan mudah diaplikasikan Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi
personal selling MLM Tianshi terdiri dari 4 bagian besar, yaitu : cara kerja,
pendidikan, alat bantu, dan kerja sama tim.
B. Saran
Bagi para distributor Tianshi yang muslim, hendaknya menjalankan bisnisnya
dengan dilandasi oleh aspek ibadah, sebagaimana pernyataan imam Al-Ghazali
bahwa landasan filosofis hidup manusia dalam bermuamalah adalah untuk beribadah
109
kepada Allah SWT. Dan jangan sampai terjerumus dalam keserakahan dan
kemubaziran. Dalam berbisnis atau bermuamalah, tujuan utama yang ingin dicapai
adalah pemenuhan kebutuhan agar seorang individu merasa tenang batinnya, dan jika
tenang batinnya (nafsul muthma’innah), maka kualitas ibadah pun akan meningkat.
Aspek inilah yang harus tertanam dalam jiwa wirausahawan MLM.
Selain itu, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah :
a. Perlunya fatwa dari Dewan Syariah Nasional yang secara integratif
melegalkan bisnis Multi Level Marketing ini agar memberi kejelasan dan
wawasan bagi masyarakat dalam mengetahui mana bisnis yang sesuai syar’i
dan mana yang syubhat.
b. Perlu ditambahkannya program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara
lebih luas, intensif dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung,
maupun tidak langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk,
peluang bisnis serta informasi tentang bisnis MLM yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat secara mudah dan praktis.
c. APLI dan Depperindag perlu secara aktif memberi wawasan dan pengetahuan
kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung agar
masyarakat dapat lebih jeli dalam berinvestasi dibidang MLM dan dapat
membedakan secara jelas mana bisnis MLM dan mana bisnis money game
yang berkedok MLM.
110
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam. Artikel diambil dari situs
http://[email protected]//2007/ diakses pada 12 September 2009
Agustina, Endang & Fienso F.A., Distributor MLM Sang Milliuner Jakarta:
Cakrawala, 2008
Andana, Galih. Aplikasi Pohon Berakar dalam Sistem Bisnis Multi-level Marketing
di Indonesia, Bandung, t.p. 2008
Al-Qur’an dan Terjemahannya
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, cet. ke-11
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, alih bahasa Mohammad Ismail, Surabaya:
Putra Al-Ma’arif, 1992
Axianto, Yoes, Multi Level Marketing & Mail Order, Pekalongan: CV. Gunung Mas,
1996
Carmichael, Allen. 1991. Network and Multi Level Marketing, alih bahasa Dja’far,
Jakarta: PT. Pustaka Delapratama, 1996
Fachrurrozi, Mochammad. Kontroversi Bisnis MLM, Jakarta: Pilar Media, 2005
Haziah, Profil Lengkap Perusahaan TIENS seri-1, Jakarta, t.p. t.th.
Hidayat, Muhammad, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah.
Artikel diambil dari situs http;//[email protected]//2008/ dan
diakses pada 10 September 2009
111
Hidayat, Syarifudin & Sedarmayanti. Metodologi Penelitian, CV. Mandar Maju:
Bandung, 2002
http//:www.APLI.or.id//. Diakses pada 10 Agustus 2009
http://www.geocities.com/sonnywinata/marketing_plan.html/. Diakses pada 11
Oktober 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen//. Diakses pada 10 September 2009
http://[email protected]/2006/1010/daftar-stokis-tianshi-di-
indonesia.html. Diakses pada 17 Maret 2010
http\\:www.tianshinaga.com/2006/. Artikel diambil pada 12 Agustus 2009
Ibrahim, Johnny. Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publising, Malang: Jawa Timur, 2007
Isa, Bussiness Proposal, Jakarta, t.p. 2006
---, Katalog Produk Tianshi, Jakarta, t.p. 2007
Kisata, Pindi. Why Not MLM?, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006
Kiyosaki, Robert T. & Sharon J. Lechter, The Cashflow Quadrant. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006
-------, Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005
Kottler, Phillip. 1997, Manajemen Pemasaran, jilid 1, alih bahasa Teguh dan Ronny
A. Rusdi, Jakarta: PT. Prenhadindo, 1997
112
Kuswara, Mengenal MLM Syariah. Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai
dengan Pengelolaannya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005
Maskury, Moh. Sahlan. An Itroduction To Global Personal Franchise Opportunity, t.t.,
United Core Vision: 2005
Pribadi, Krisnadi. Strategi Pemasaran dalam Bisnis Direct Selling MLM, Jakarta:
Universitas Indonesia, 1993
Rubino, Joe. Cepatlah Mendengar Lambatlah Berbicara. Artikel diakses pada 10
September 2009 dari situs http://[email protected]//2007.html.
Shemin, Robert. 8 Rahasia Idiot Kaya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008
Silalahi, Yulius P. Tianshi Mendobrak Kebohongan MLM, Jakarta: Bina Niaga Jaya,
2006
Suhendi, Hendi; Fiqih Muamalah, Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2002
Tarigan, Azhari Akmal; Ekonomi dan Bank Syari’ah, Jakarta: FKEBI IAIN, 2002
Triwulan Tutik, Titiek, & Idri, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Jakarta: Lintas
Pustaka, 2008
Xaverius Joko, Franciscus. Tiens Marketing Plan B, t.t., United Core Vision: 2008
Yusuf, Tarmizi. MLM Tempat Mewujudkan Impian Anda, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2001
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006
T E N T A N G
KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN
SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan, peningkatan tertib usaha,
perlindungan konsumen dan kepastian hukum di bidang
perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung perlu
diupayakan tata cara penerbitan surat izin usaha
penjualan langsung;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dalam
huruf a perlu dikeluarkan Peraturan Menteri
Perdagangan;
113
114
Mengingat : 1. Bedrijfsreglementerings Ordonnantie Tahun 1934
(Staatsblad Tahun 1938 Nomor 86);
2. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 tentang
Pengusutan, Penindakan dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1955 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 801) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 1964 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1964 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2692);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
115
Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3817);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1957 tentang Penyaluran Perusahaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1144), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1957
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1467);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 1977 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing
di Bidang Perdagangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1977 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3113), sebagaimana
116
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 tahun 1998 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3734);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718);
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 171/M Tahun 2005;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
117
telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 80 Tahun 2005;
13. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
30/M-DAG/PER/12/2005;
14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 09/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG
KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT
IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Penjualan Langsung (Direct Selling) adalah metode penjualan barang
dan/atau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan
118
oleh Mitra Usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus atas
penjualan kepada konsumen diluar lokasi eceran tetap.
2. Perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan barang dan/atau jasa dengan sistem Penjualan Langsung.
3. Mitra Usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran yang
berbentuk badan usaha atau perorangan yang memasarkan barang
dan/atau jasa milik Perusahaan dan bukan merupakan bagian dari
struktur organisasi Perusahaan dengan mendapatkan imbalan berupa
komisi dan/atau bonus atas penjualan.
4. Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya disebut SIUPL,
adalah Surat Izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.
5. Surat Permohonan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung selanjutnya
disebut SP-SIUPL adalah Formulir permohonan izin yang diisi oleh
perusahaan, yang memuat data-data perusahaan untuk memperoleh
SIUPL.
6. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak
dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
119
7. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi
untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
8. Komisi atas Penjualan adalah imbalan yang diberikan oleh Perusahaan
kepada Mitra Usaha yang besarnya dihitung berdasarkan hasil kerja
nyata sesuai volume atau nilai hasil penjualan barang dan/atau jasa
baik secara pribadi maupun jaringannya.
9. Bonus atas Penjualan adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh
Perusahaan kepada Mitra Usaha karena berhasil melebihi target
penjualan barang dan/atau jasa yang ditetapkan Perusahaan Penjualan
Langsung.
10. Program Pemasaran (Marketing Plan) adalah Program Perusahaan
dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang akan dilaksanakan dan
dikembangkan oleh Mitra Usaha melalui jaringan pemasaran dengan
bentuk Pemasaran Satu Tingkat atau Pemasaran Multi Tingkat.
11. Jaringan Pemasaran Terlarang adalah kegiatan usaha dengan nama
atau istilah apapun dimana keikutsertaan Mitra Usaha berdasarkan
pertimbangan adanya peluang untuk memperoleh imbalan yang
berasal atau didapatkan terutama dari hasil partisipasi orang lain yang
bergabung kemudian atau sesudah bergabungnya mitra usaha tersebut,
dan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang dan/atau jasa.
120
12. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa, baik
untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
13. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
perdagangan.
BAB II
PERSYARATAN KEGIATAN USAHA PERDAGANGAN
DENGAN SISTEM PENJUALAN LANGSUNG
Pasal 2
Perusahaan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Berbadan hukum Indonesia dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT);
b. Memiliki modal yang sepenuhnya dimiliki Badan Hukum Indonesia dan/atau
Warga Negara Indonesia dengan jumlah modal disetor sekurang-kurangnya
sebesar Rp. 500.000,000.,- (lima ratus juta rupiah);
c. Memiliki kantor dengan alamat yang benar, tetap dan jelas;
d. Melakukan penjualan dan rekruitmen melalui sistem jaringan;
e. Memiliki program pemasaran yang jelas, transparan, rasional dan tidak berbentuk
skema jaringan pemasaran terlarang;
f. Memiliki kode etik dan peraturan perusahaan yang lazim berlaku di bidang usaha
Penjualan Langsung;
121
g. Memiliki barang dan/atau jasa yang nyata dan jelas dengan harga yang layak dan
memenuhi ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku di
Indonesia;
h. Memberikan komisi, bonus dan penghargaan lainnya berdasarkan hasil penjualan
barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh Mitra Usaha dan jaringannya sesuai
dengan yang diperjanjikan;
i. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
j. Memiliki ketentuan tentang harga barang dan/atau jasa yang dijual dalam mata
uang rupiah (Rp) dan berlaku untuk Mitra Usaha dan Konsumen;
k. Menjamin mutu dan pelayanan purna jual kepada konsumen atas barang dan/atau
jasa yang dijual;
l. Memberikan alat bantu penjualan (starter kit) kepada setiap Mitra Usaha yang
paling sedikit berisikan keterangan tentang barang dan/atau jasa, program
pemasaran, kode etik dan/atau peraturan perusahaan;
m. Memberikan tenggang waktu selama 10 (sepuluh) hari kerja kepada calon Mitra
Usaha untuk memutuskan menjadi Mitra Usaha atau membatalkan pendaftaran
dengan mengembalikan alat bantu penjualan (starter kit) yang telah diperoleh
dalam keadaan seperti semula;
122
n. Memberikan tenggang waktu selama 7 (tujuh) hari kerja kepada Mitra Usaha dan
konsumen untuk mengembalikan barang dan/atau jasa apabila ternyata barang
dan/atau jasa tersebut tidak sesuai dengan yang diperjanjikan;
o. Membeli kembali barang, bahan promosi (brosur, katalog, leaflet), dan alat bantu
penjualan (starter kit) yang dalam kondisi layak jual dari harga pembelian awal
mitra usaha ke perusahaan dengan dikurangi biaya administrasi paling banyak
10% (sepuluh persen) dan nilai setiap manfaat yang telah diterima oleh Mitra
Usaha berkaitan dengan pembelian barang tersebut, apabila Mitra Usaha
mengundurkan diri atau diberhentikan oleh perusahaan;
p. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan akibat kesalahan Perusahaan yang dibuktikan dengan perjanjian;
q. Memberi kompensasi berupa ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian;
r. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan para Mitra Usaha agar bertindak dengan benar, jujur dan
bertanggung jawab;
s. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua Mitra Usaha untuk berprestasi
dalam memasarkan barang dan/atau jasa;
t. Melakukan pendaftaran atas barang dan/atau jasa yang menurut suatu peraturan
perundang-undangan wajib didaftarkan pada Instansi yang berwenang.
123
Pasal 3
Program pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e memenuhi
ketentuan paling sedikit sebagai berikut :
a. Memiliki alur distribusi barang dan/atau jasa yang jelas dari Perusahaan sampai
dengan kepada konsumen akhir;
b. Jumlah komisi dan/atau bonus atas penjualan yang dibagi kepada seluruh Mitra
Usaha dan jaringan pemasaran di bawahnya paling banyak 40% (empat puluh
persen) dari jumlah penjualan barang dan/atau jasa Perusahaan kepada Mitra
Usaha.
Pasal 4
1. Kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung
diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara Perusahaan
dengan Mitra Usaha.
2. Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
wajib memuat :
a. Nama, alamat dan tempat kedudukan para pihak;
b. Hak dan Kewajiban para pihak;
c. Program pembinaan, bantuan pelatihan dan fasilitas yang diberikan
perusahaan dan/atau jaringan pemasaran kepada Mitra Usaha;
d. Jangka waktu perjanjian, minimal 1 (satu) tahun;
e. Pemutusan dan perpanjangan perjanjian;
124
f. Jaminan pembelian kembali oleh perusahaan atas barang milik
Mitra Usaha yang dibeli dalam kurun waktu paling sedikit 6 (enam)
bulan sebelum tanggal efektif pengunduran diri dan masih berada
dalam keadaan layak jual apabila Mitra Usaha mengundurkan diri
atau diberhentikan perusahaan (Buy Back Guarantee);
g. Ganti rugi atas barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan
kualitas dan jenis yang diperjanjikan;
h. Ketentuan tentang pemberian komisi, bonus, dan penghargaan
lainnya;dan
i. Penyelesaian perselisihan.
3. Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bahasa
Indonesia dan diberlakukan hukum Indonesia.
Pasal 5
Perusahaan baik secara langsung atau melalui Mitra Usaha yang sudah ada wajib
memberikan keterangan secara lisan atau tertulis dengan benar kepada calon Mitra
Usaha baru dan/atau Konsumen paling sedikit mengenai:
a. Identitas perusahaan;
b. Mutu dan spesifikasi barang dan/atau jasa yang akan dipasarkan;
c. Program pemasaran barang dan/atau jasa;
d. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Mitra Usaha;
125
e. Program pembinaan, bantuan pelatihan dan fasilitas yang diberikan
Perusahaan;dan
f. Ketentuan dalam Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).
BAB III
SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG
Pasal 6
1. Setiap Perusahaan wajib memiliki SIUPL.
2. SIUPL berlaku di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia.
3. Masa berlaku SIUPL untuk Perusahaan yang baru melakukan kegiatan
usaha perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung diberikan
selama 1 (satu) tahun.
4. Masa berlaku SIUPL berikutnya selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama, apabila hasil
evaluasi kinerja Perusahaan dinilai baik.
5. Perpanjangan SIUPL sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat
diajukan 2 (dua) bulan sebelum masa berlaku SIUPL berakhir
BAB IV
KEWENANGAN
Pasal 7
1. Menteri memiliki kewenangan pengaturan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem penjualan langsung.
126
2. Menteri melimpahkan kewenangan penerbitan SIUPL kepada Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri sebagai Pejabat Penerbit SIUPL.
BAB V
TATA CARA DAN PERSYARATAN PENERBITAN SIUPL
Pasal 8
1. Permohonan untuk memperoleh SIUPL diajukan kepada Pejabat
Penerbit SIUPL melalui Direktur Bina Usaha dan Pendaftaran
Perusahaan dengan mengisi Formulir Surat Permohonan Surat Izin
Usaha Penjualan Langsung (SP-SIUPL) Model A, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.
2. SP-SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus ditandatangani
di atas meterai cukup oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab
Perusahaan.
3. SP-SIUPL yang pengurusannya dilakukan oleh pihak ketiga harus
dilampirkan surat kuasa bermeterai cukup dan ditandatangani oleh
Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan.
Pasal 9
1. SP-SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 wajib dilengkapi
dengan dokumen-dokumen sebagai berikut:
127
a. Copy Salinan Akta Notaris Pendirian dan/atau Perubahan
Perseroan Terbatas (PT), dan Surat Keputusan Pengesahan Badan
Hukum;
b. Copy Tanda Daftar dan/atau Izin Teknis dari Instansi berwenang
atas barang dan/atau jasa yang dijual;
c. Copy Izin Usaha Industri apabila perusahaan merangkap sebagai
produsen;
d. Copy Kontrak Kerjasama atau Penunjukkan apabila perusahaan
mendapatkan barang dan/atau jasa dari perusahaan lain (produsen atau
suplier);
e. Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para Direksi dan Komisaris
Perusahaan;
f. Brosur, leaflet dan/atau katalog barang dan/atau jasa;
g. Daftar harga barang dan/atau jasa;
h. Program Pemasaran (Marketing Plan);
i. Kode Etik dan Peraturan Perusahaan;
j. Rencana Perjanjian dan/atau Formulir Pendaftaran Keanggotaan
Perusahaan Penjualan Langsung;
k. Photo Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan
ukuran 4 x 6 cm (2 lembar).
128
2. Dalam hal penyampaian copy dokumen sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pemohon wajib menunjukkan dokumen asli dan akan
dikembalikan kepada perusahaan yang bersangkutan setelah dilakukan
pemeriksaan mengenai keabsahannya.
3. Setelah melakukan pemeriksaan mengenai keabsahan atas dokumen
perusahaan, pejabat penerbit SIUPL atau pejabat yang ditunjuk:
a. melakukan pemeriksaan lokasi perusahaan;
b. membuat Berita Acara hasil pemeriksaan lokasi perusahaan.
4. Pejabat penerbit SIUPL atau pejabat yang ditunjuk dapat meminta
kepada perusahaan pemohon SIUPL untuk melakukan presentasi
tentang identitas perusahaan, barang dan/atau jasa yang dijual,
program pemasaran, kode etik dan peraturan perusahaan guna
memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat.
Pasal 10
1. Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-
SIUPL secara lengkap, benar dan dengan memperhatikan presentasi
perusahaan, pejabat penerbit SIUPL menerbitkan SIUPL dengan
menggunakan Formulir Model B, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan ini.
2. Apabila SP-SIUPL Model A dinilai belum lengkap dan benar, Pejabat
Penerbit SIUPL membuat surat penolakan penerbitan SIUPL kepada
129
Pemohon SIUPL yang bersangkutan disertai alasan-alasannya, paling
lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya SP-
SIUPL Model A.
3. Pemohon SIUPL yang ditolak permohonannya dapat mengajukan
kembali permohonan SIUPL, sesuai dengan persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan ini.
Pasal 11
Perusahaan yang telah memiliki SIUPL wajib mendaftarkan perusahaannya dalam
daftar perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
BAB VI
PEMBUKAAN KANTOR CABANG PERUSAHAAN
Pasal 12
1. Pemilik SIUPL yang akan membuka Kantor Cabang, wajib melapor secara
tertulis kepada Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di
Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Pejabat Penerbit SIUPL
dan Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di Propinsi
di tempat kedudukan Kantor Cabang Perusahaan.
2. Laporan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilengkapi dengan
dokumen-dokumen sebagai berikut :
130
a. Copy SIUPL Kantor Pusat Perusahaan yang telah dilegalisir oleh Pejabat
Penerbit SIUPL;
b. Copy Akta Notaris dan/atau dokumen pembukaan Kantor Cabang
Perusahaan;
c. Copy KTP Penanggung Jawab Kantor Cabang Perusahaan;
d. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Kantor Pusat;
e. Program pemasaran Perusahaan;dan
f. Brosur, leaflet dan daftar harga barang dan/atau jasa;
3. Paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan dan
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) secara lengkap dan
benar, Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan di
Kabupaten/Kota setempat mencatat dalam Buku Laporan Pembukaan Kantor
Cabang Perusahaan, dan membubuhkan tanda tangan dan cap/stempel pada
copy SIUPL Perusahaan Kantor Pusat sebagai bukti bahwa SIUPL tersebut
berlaku juga bagi Kantor Cabang Perusahaan.
BAB VII
LARANGAN
Pasal 13
Perusahaan yang telah memiliki SIUPL, dilarang melakukan :
131
a. kegiatan yang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang dan/atau jasa
secara tidak benar atau berbeda atau bertentangan dengan keadaan yang
sebenarnya;
b. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan cara pemaksaan atau cara
lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap
konsumen;
c. kegiatan yang menawarkan barang dan/atau jasa dengan membuat atau
mencantumkan klausula baku pada dokumen dan/atau perjanjian yang tidak sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan dibidang perlindungan konsumen;
d. kegiatan yang menjual barang dan/atau jasa yang tidak mempunyai tanda daftar
dari Instansi teknis yang berwenang, khususnya bagi barang dan/atau jasa yang
wajib terdaftar menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
e. kegiatan dengan menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melalui iuran
keanggotaan/pendaftaran sebagai Mitra Usaha secara tidak wajar;
f. kegiatan dengan menerima pendaftaran keanggotaan sebagai Mitra Usaha dengan
nama yang sama lebih dari 1 (satu) kali;
g. kegiatan yang mengharuskan atau memaksakan kepada Mitra Usaha membeli
barang dan/atau jasa untuk dijual atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar yang
melebihi kemampuannya dalam menjual;
h. kegiatan usaha perdagangan yang terkait dengan penghimpunan dana masyarakat;
132
i. kegiatan dengan membentuk jaringan pemasaran terlarang dengan nama atau
istilah apapun;
j. kegiatan usaha perdagangan di luar Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang
diberikan;
BAB VIII
PELAPORAN
Pasal 14
1. Pemilik SIUPL wajib menyampaikan Laporan Tahunan kegiatan
usaha perusahaan kepada Pejabat Penerbit SIUPL dengan
menggunakan Formulir Model C, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Peraturan ini.
2. Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setiap tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
Pasal 15
Pemilik SIUPL wajib memberikan keterangan, informasi, data/informasi dan
menunjukkan dokumen yang berkaitan mengenai kegiatan usahanya sewaktu-waktu
apabila diminta oleh Menteri atau Pejabat Penerbit SIUPL.
Pasal 16
1. Pemilik SIUPL yang tidak melakukan kegiatan usaha selama 6 (enam)
bulan berturut-turut atau menutup perusahaannya wajib
133
menyampaikan laporan secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUPL
disertai alasan penutupan dan mengembalikan SIUPL asli.
2. Pejabat Penerbit SIUPL yang menerima laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mengeluarkan Keputusan Penutupan
Perusahaan dengan menggunakan Formulir Model D sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini.
Pasal 17
Pemilik SIUPL wajib menyampaikan laporan secara tertulis apabila Perusahaan
melakukan perubahan Direksi, Komisaris, Identitas, program pemasaran, kode etik
dan peraturan perusahaan, dan penambahan barang dan/atau jasa yang dipasarkan.
BAB IX
SANKSI
Pasal 18
1. Pemilik SIUPL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1), Pasal 13 huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,
huruf i dan huruf j, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17 dikenakan sanksi
administratif berupa Peringatan Tertulis oleh Pejabat Penerbit SIUPL.
2. Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 2
(dua) minggu terhitung sejak tanggal pengiriman oleh Pejabat Penerbit
134
SIUPL dengan menggunakan Formulir Model E sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini.
Pasal 19
1. Pemilik SIUPL yang tidak mengindahkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dikenakan sanksi administratif
berupa pemberhentian sementara SIUPL paling lama 1 (satu) bulan.
2. Pemberhentian sementara SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Pejabat Penerbit SIUPL dengan menggunakan
Formulir Model F sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI
Peraturan ini.
Pasal 20
1. Pemilik SIUPL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa
Pencabutan SIUPL.
2. Pencabutan SIUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Pejabat Penerbit SIUPL dengan menggunakan Formulir Model G
sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan ini.
Pasal 21
Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan
Langsung dan tidak memiliki SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 11
135
dan Pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dikenakan sanksi Pidana sesuai
ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
BAB X
KETENTUAN LAIN
Pasal 22
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan usaha perdagangan dengan sistem Penjualan
Langsung.
Pasal 23
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) tidak berlaku untuk melakukan kegiatan usaha
perdagangan dengan sistem Penjualan Langsung.
Pasal 24
Pelaksanaan penerbitan SIUPL sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini tidak
dikenakan biaya administrasi.
Pasal 25
Ketentuan pelaksanaan dan hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan Menteri
ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri,
Departemen Perdagangan.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
136
Perusahaan yang telah memiliki Izin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) wajib
memiliki SIUPL sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan ini paling lambat 6 (enam)
bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan ini.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 27
Dengan ditetapkannya Peraturan ini, Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 73/MPP/Kep/3/2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha
Penjualan Berjenjang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 28
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
KANTOR PUSAT DAN PENDIRI PERUSAHAAN TIANSHI
Mr. Li Jin Yuan pendiri TianshiDinobatkan sbg orang ke-2 terkaya di RRC versi International Daily News, May 2004
Menerima gelar
Doktor Honoris Kausa
(UNESCO PBB)
KEANGGOTAAN TIANSHI DI APLI
137
MEMBER ID NAMA PERUSAHAAN NAMA PRODUK
0002/06/93 PT. MATOLINDO PRIMANTARA Matol
0003/06/93 PT. CITRA NUSA INSAN CEMERLANG CNI
0005/06/93 PT. AMWAY INDONESIA Amway
0008/06/93 PT. MULTICARE MITRA SEJAHTERA Multicare
0011/06/93 PT. ORINDO ALAM AYU Oriflame
0013/11/95 PT. VIVAMERINDO MITRA SEJAHTERA Vivalife
0014/01/96 PT. TARA PRIMA MEGAH Tara
0015/01/96 PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA Cosway
0016/05/96 PT. NUGRA ALOEVERINDO Forever Living Product
0017/05/96 PT. IDENTIKA PRIMA INDONESIA Identik
0025/09/98 PT. SOPHIE MARTIN INDONESIA Sophie Martin
0027/11/98 PT. HERBALIFE INDONESIA Herbalife
0028/11/98 PT. TIGARAKSA SATRIA TBK Tigaraksa
0029/11/98 PT. SOLARAJA PERSADA JAYA Prime & First New World
0031/12/98 PT. CAPRIASI MULTINASIONAL SEJAHTERA Capriasi
0032/03/99 PT. KHARISMA GIZINDO PERKASA New Image Internasional
0033/03/99 PT. KOMPAK INDOPOLA Kompak
0035/09/99 PT. SUNRIDER NUSAPERDANA Sunrider
0036/09/99 PT. NUSANTARA ORIENTAL PERMAI NOP
0037/09/99 PT. DAEHSAN INDONESIA (DXN) DXN
0038/02/00 PT. SINERGIPLA-SINDO DINAMIKA Sinergiplasindo
0043/04/00 PT. HARMONI DINAMIK INDONESIA High-Desert
138
0046/07/00 PT. TANGGUH SAKTI PONDASIMEGAH Bracini
0047/07/00 PT. ULTRATREND BIOTECH INDONESIA U-trend
0050/09/00 PT. ELKEN INT INDONESIA Elken
0053/01/01 PT. KK. INDONESIA KK
0056/07/01 PT. SURYA PAGODA MAS Supamas
0057/07/01 PT. SINGA LANGIT JAYA/TIANSHI Tianshi
0058/09/01 PT. NEW MODULE FARMA Vitasqua
0061/09/01 PT. REVELL INDONESIA Revell
0064/03/02 PT. IMMUNOTEC PROFARMASIA Immunocal
0069/04/03 PT. K-LINK NUSANTARA K-Link
0070/05/03 PT. SEHAT SUGIH SEJAHTERA Triple-S
0071/06/03 PT. ZHULIAN INDONESIA Zhulian
0073/07/03 PT. CITIDIRECT INTERINDO Citidirect
0076/11/03 PT. RATU NUSANTARA Ratu Nusantara
0080/06/04 PT. BIO-YOUNG INDONESIA Bio Young
0081/07/04 PT. KOKOPELLI MULTINASIONAL INDONESIA Kokopelly
0083/07/04 PT. ELITE MANDIRI ANUGRAH Elite Club
0084/08/04 PT. WOOTEKH Wootekh
0086/09/04 PT. LIFESTYLES INDONESIA Lifestyles
0087/12/04 PT. CENTRAL JAVA DRINKING WATER Oxy
0088/01/05 PT. DCHL INDONESIA Lampe Berger
0089/03/05 PT. ECOCLEAN INTERNATIONAL INDONESIA Eco Clean
0090/05/05 PT. ENESPI ALAM INDO Synergy World Wide
139
0091/08/05 PT. GOODWAY NETWORK INTERNATIONAL Goodway
0092/01/06 PT. GLOBAL HARAPAN TUNGGAL GHT
0093/01/06 PT. PERFECT NUSANTARA Perfect
0095/03/06 PT. NUSA SELARAS INDONESIA (NU SKIN) Nu Skin
0096/03/06 PT. CAHAYA PRESTASI INDONESIA Tupperware
0097/06/06 PT. ALLIANCE TEAMWORK MARKETING ATM
0098/12/06 PT. NUTREND INTERNATIONAL Nutrend
0099/03/07 PT. M-PLAN INDONESIA M-Plan
0100/07/07 PT. KOPI KLASIK INDONESIA Kopi Klasik
0101/08/07 PT. SUPREMASI INSAN PERKASA Supreme
0102/09/07 PT. MERCY STAR INDONESIA Mercy Star
0103/10/07 PT. SANKEN UNIVERSAL NETWORK SUN
0104/10/07 PT. TAHITIAN NONI INDEPENDEN TNI
0105/03/08 PT. BALOK EMAS WIDIDANA Pandu
0106/04/08 PT. GLOBAL ERA MAS TempoDirect
0108/07/08 PT. KEIZA INTERNATIONAL SENTOSA Keiza
0109/09/08 PT.FRANCE VALEGE INTERNATIONAL FVI
SEBARAN KANTOR CABANG TIANSHI1
TIENS Jakarta, Indonesia
PT Singa Langit Jaya, Gedung Merpati Nusantara Airlines
Lt 3, Jln Angkasa Raya, Blok B-15 Kav 2-3 1 Alamat dan nomor telepon kantor tianshi di Indonesia. Artikel diakses dari :http://bannerpointritel.com/ pada 10 Mei 2010
140
Kemayoran Jakarta Pusat, 10720 Indonesia
Tel: 021-62202175
Fax: 021-6544905
TIENS Bandung, Indonesia
PT Tianshi Bandung Jaya, No 162 Ged Bina Kharisma Lestari Bdg
Lt 3, Jl Soekarno Hatta, Bandung 40235 Indonesia
Tel: 0062-22-5400152
Fax: 0062-22-5411133
TIENS Kalimantan, Indonesia
PT Kalimantan Tianshi, Jln Jendral Sudirman Blok F 23
Komp Ruko Bandar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia
Tel: 0062-542-739377
Fax: 0062-542-739378
TIENS Medan, Indonesia
PT Singa Langit Utama Medan, Jln Multatuli, Block E, No 30,
Komplek Multatuli Indah, Medan 20151, Indonesia
Tel: 0062-61-4539491
Fax: 0062-61-4530525
TIENS Palembang, Indonesia
Tianshi Palembang Indonesia, Jl. Sukamto Kompleks PTC Blok G-31, Palembang,
Indonesia
141
Tel: 0062-711-382393
Fax: 0062-711-310072
TIENS Semarang, Indonesia
PT Tianshi Semarang, Jl Beteng 17-19, Semarang 50121 Indonesia
Tel: 0062-24-3520681
Fax: 0062-24-3520682
TIENS Makasar, Indonesia
PT Singa Langit, Jl Lamadukelleng No. 29, Makassar 90112, Sulawesi Selatan,
Indonesia
Tel: 0062-411-833026
Fax: 0062-411-833026
TIENS Surabaya, Indonesia
PT Cang Zhou Surabaya, Wisma BII LT.15 #1508-1509, Jl Pemuda, Surabaya 60271
Indonesia
Tel: 0062-31-60001068
Fax: 0062-31-5927077
TIENS Manado, Indonesia
PT. Singa Langit, Jl. Pierre Tendean Blok C1 No.1, Manado 95111, Sulawesi Utara,
Indonesia
Tel: 0062-431-879498
Fax: 0062-431-8880791
142
TIENS Pekanbaru, Indonesia
PT. Tianshi, Gedung Surya Dumai Lt.3A, Jl. Jend. Sudirman No.395, Pekanbaru,
Indonesia
Tel: 0062-761-37298
Fax: 0062-761-37298
TIENS Denpasar, Indonesia
Tianshi Bali, Jl.Teuku Umar No.93,3rd floor, Denpasar, Bali
Tel: 0062-361-241807
Fax: 0062-361-241807
TIENS Pontianak, Indonesia
Ruko A.Yani Mega Mall, Blok G No.7, Jl. Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia
Tel: 0062-561-767114
Fax: 0062-561-767113/112
TIENS Pontianak, Indonesia
Ruko A.Yani Mega Mall, Blok G No.7, Jl. Ahmad Yani, Pontianak, Indonesia
Tel: 0062-561-767114
Fax: 0062-561-767113/112
Sebaran Stokist Tianshi
JABOTABEK
19 Trisulo. JI Margonda Raya No.222 F Depok (021) 77211255
22 Chandra N. JI. Perumkar DKI N0.60. Pondok Kelapa, (021) 8657513
143
31 Tanti. JI Benda IV. No.20 Blok A. Jak Sel. (021) 7393233
40 M.Fahmi AR JI. Beringin Raya BLK 27 N0.10C Per. Karawaci, Tangerang
(021) 5511734
46 Lam Man Can, JI. Permata Biro 2 BLK J6/1A, Kelapa Gading (021)4530239
47 JI. Betok II. No 30, Rawamangun, Jaktim. (021) 4712353
61 Lanny T. JI. Alam asri I No.8 Pondok Indah (021) 7500308
83 Ruth Vivi. JI. Palmerah Barat IV/28 JAK BAR (021) 5480284
102 Yunasty Azhar JI. Yudistira Raya N0.2 Bumi Indah Prasta II,
Bogor,(0251)336816
110 Purno Wasono. Ruko Pusat Niaga Cibodas D/7, Cimone JL. Gatot
Subroto,Tangerang,(021)55771665
140 Suprato. JI. Bandengan Selatan Ruko Robinson 821H Jakarta
Utara.(021)6615095/ 08129378281
144 Mugi. JI. H. Goden Raya 7/70 Pondok Pinang, Jaksel, 7502545
145 Yanti. Gd ARVA LT 2, JI. Cikini Raya 60 JKT 021 3147152
146 Slamet D. JL. Meruya 1lir 38 C D. Kbn Jeruk, Jakbar (021) 58902220
147 Hartono. Mangga Dua Mal Lt Dasar No.24 A. (021) 6127990
150 Edi HS. JI.Pulo Ribung Raya NO.AE100 Vila Galaxi Bekasi
Selatan,(021)8224789
151 Wikosan. JI. RE Martandinata No.49 Bogor. (0251) 312670
152 Agus T.L Perkantoran Duta Merlin. Gdg. CAREFOUR Lt 5.
144
ROOM:T23(021)63864587
154 Kartini. Ruko Taman Laguna BLK A/117, Cimanggis. (021) 70981675
155 Angelus S. JI. Basuki Rahmat Roko 8 G Kmp. Melayu (021) 8195821
156 Noersatrio. ITC Kuningan. Lt. Semi Dasar Blok B 8 No 1 & 6.
(021)57935559
158 Adrian. JI. Peta Barat No.18. Kali Deres, Jakarta Barat (021)
70323574.fax.5419157
159 Hepie jl. Bangbarung Raya No.18antarjati Bogor (0251) 345304
160 Suryani. Sentra Naga Kalimalang Blok B1 no 14 Bekasi Barat (021)88851712
414 Totok. JI Matua A7 No11 Tambun Selatan, Bekasi Timur(021)88364250
Sub Stokis Untung. JI. Raya Bogor Km 36 Ruko Lt 1 2. No.30 A 1 (081380004559)
Sub Stokis Narti.Jl. Skuadron 5a (Pos Lama) Halim PK. 021 8014013, 08158081921
Sub Stokis Yudi. Vila Nusa Indah 2 Blok DD8 No.5. Jati Asih Pdk Gede
(021)82409545
Sub Stods Ruh. JI. Kayu Jati V. No.47. Rawamangun. Jaktim. (021) 47868094
Sub Stokis Martinus. Bona Indah Plaza Blok A2/A2. JI.Karang Tengah
Raya.LebakBulus (021)7655176
Sub Stokis Janusar Said JI Jatayu II G5 no4 Komp Jati Bening Estate
Bekasi,(021)93254125
Sub stokis drg Lina JI Taman Taruna no 344 Tangerang (021)55764452
Sub Stokis Lisa. Pulo Permata Sari Blok A6/24 Bekasi Selatan (021)8203295
145
Sub Stokis Eka. JI. Empang Tiga Ujung No. 7. Kalibata. Jaksel. (021) 7943958
Sub Stokis Lie Siaw San. JI Raya Rawa Buntu, Ruko Golden Vienna ll Blok
BB/11,BSD,Tangerang.(021)75875468
Sub Stokis Indra K Hypermall (d/h KTC). JI. Boulevard Barat Kelapa Kelapa
Gading, Lt I Blok A 09/05 Jakarta Utara. Telp. (021) 70763208, (021) 98764550
Sub Stokis Tiens Shop Drg Lina A. JI Tmp Taruna 34 Tangerang Telp. 55764452
Sub Stods dr. David. Komp. Taman Permata Indah 2 Blok L No. 1C Jakbar Telp.
(021) 6618844
RAGAM PRODUK TIANSHI
Nutrient High Calcium Powder- Penguat tulang (untuk Osteoporosis)- Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir,reumatik, pengapuran
- Wanita haid & menjelang menopause- Menormalkan tekanan darah & jantung
Hyperglycemia High Calcium Powder-Khususuntukpenderitadiabetes-Mengaktifkanpankreas-Mengurangi kadar guladalamtubuh-Mengatasi kaki, tangankeringdanpecah-pecah
Children Nutrient High Calcium Powder-Pertumbuhantulangdangigi anak-Meningkatkankecerdasananak-Mencegahpenyakit padasistemsyaraf-Mengatasi kaki tipe “O” atau“X”
Calcium Chewable Tablets- Menguatkantulang- Mencegah Osteoporosis- Nutrisi untuk ibuhamil dan menyusui- Mineralisasi gigi dan mencegahpendarahan akar gigi
AntilipemicTea- Menghancurkan lemak- Membuangracun- Menghancurkan kolesterol danasam urat
- Melancarkan peredaran darah
Double Cellulose-Mengatasi kanker usus-Memperbaiki saluran pencernaan-Menurunkan berat badan-Memperlancar buang air besar
Spirulina Capsules-Nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh-Meningkatkan kekebalan tubuh-Menambah sirkulasi oksigen dalam darah
Zinc Cream Supplement- Membantu metabolisme hormon, termasuk hormon seks
- Mengatasi masalah rambut & kebotakan- Mengurangi sariawan & panasdalam
Vitality Softgel Supplement- Menjaga kesehatan kulit & kecantikan- Anti oksidan & menunda prosespenuaan- Mencegah hepatitis - Memperkuat daya ingat
146
Beneficial Capsules- Mengikat radikal bebas- Menambah oksigen dalam darah- Melancarkan pernafasan danregenerasi sel
- Mengatasi kanker
ChitosanCapsules- Menghambat pertumbuhan tumor dankanker
- Memperkuat fungsi hati- Mengikat danmembuanglemak- Menstabilkankadar gula darah- Mempercepat penyembuhan luka
CordycepsMycelium-Meningkatkankekebalantubuh- Menghilangkaninfeksi / radang(antibiotik alami)
- Memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, hati, limpadan ginjal
- Filterisasi dan detoksifikasi racun- Mengatasikanker
Vigor Rousing Capsules- Memperlancar aliran darah keotak- Mencegahpenyakit jantung- Mengatasi tekanandarah tinggi- Anti oksidan- Mengatasikanker
MARKETING PLAN TIANSHI
147
PERINGKAT 1 2 3 4 5 6 7 8
Syarat
Mencapai
Peringkat
Pendaftara
n
Rp.
85.000,-
sekali
seumur
hidup
Pembelian
Pribadi
500 BV,
diakumulasi
tanpa
batas
waktu
Pembelian
Pribadi
2000 BV,
diakumulasi
tanpa
batas
waktu
Cara 1 : 3
line * 3
Total Omzet
Grup
<TGS> =
10.000 BV
Cara 2 : 2
line * 3
Total Omzet
Grup
<TGS> =
20.000 BV
Cara 1 : 3
line * 4
Total Omzet
Grup
<TGS> =
40.000 BV
Cara 2 : 2
line * 4
Total Omzet
Grup
<TGS> =
80.000 BV
Cara 1 : 3 line *
5
Total Omzet Grup
<TGS> = 150.000
BV
Cara 2 : 2 line *
5
Total Omzet Grup
<TGS> = 300.000
BV
Cara 1 : 3 line * 6
Total Omzet Grup
<TGS> = 500.000 BV
Cara 2 : 2 line * 6
Total Omzet Grup
<TGS> = 1.000.000 BV
Cara 3 : 2 line * 6, 4 line
* 5
Total Omzet Grup
<TGS> = 500.000 BV
Cara 4 : 1 line * 6, 6 line
* 5
Total Omzet Grup
<TGS> = 500.000 BV
Cara 1 : 3 line
* 8
Total Omzet
Grup
<TGS> =
2.000.000 BV
Cara 2 : 2 line
* 8
Total Omzet
Grup
<TGS> =
4.000.000 BV
Cara 3 : 2 line
* 7, 4 line * 6
Total Omzet
Grup
<TGS> =
2.000.000 BV
Cara 4 : 1 line
* 7, 6 line * 6
Total Omzet
Grup
<TGS> =
2.000.000 BV
Syarat Pembelian
Pribadi Tiap Bulan 100 BV 200 BV 500 BV 800 BV
148
Side Volume
Tiap Bulan 2.000 BV 4.000 BV 7.000 BV 10.000 BV
Bonus Eceran 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15% 15%
Bonus Prestasi 5% 20% 24% 28% 32% 36% 40%
1 28% 37% 37% 37% 37% 37% 37%
2 1% 1% 1% 1% 1%
3 1% 1% 1% 1%
4 1% 1% 1% 1%
5 1% 1% 1%
6 1% 1% 1%
7 1% 1%
8 1% 1%
9 1%
Bonus
Perkembangan
( 10 level
kedalaman )
10
1%
1 1% 1% 1% 1%
2 1% 1% 1%
3 1% 1%
4 1% 1%
5 1%
Bonus
Kepemimpinan
( 6 level generasi )
6
1%
REKANAN BISNIS TIANSHI
149
simPATI
SERTIFIKASI HALAL MUI
Mr. Li Jin Yuan Bersama Ketua PBNU : KH Hasyim Muzadi
SUPERMARKET TIANSHI