PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 180
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
ANALISIS PENERAPAN GLS (GERAKAN LITERASI SEKOLAH)
DI SMP NEGERI 1 BATU An Analysis of the Implementation of School Literacy Movement (GLS) at State Junior High School 1 Batu
Wahidah Al-Mutmainnah1, Yuni Pantiwati
2, Elly Purwanti
3
123 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP-Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang
e-mail korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan GLS pada tahap pembiasaan, pengembangan dan
pembelajaran, menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) dalam penerapan GLS pada tahap
pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran, memaparkan strategi yang tepat pada penerapan GLS di 3 tahap dan
memberikan Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan GLS di tiga tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, SMPN 1 Batu sudah melaksanakan kegiatan GLS pada 3 tahap. Tahap pembiasaan sudah
dilaksanakan mulai tahun 2004 yaitu kegiatan membaca 15 menit. Tahap pengembangan yang sudah dilaksanakan
adalah menulis jurnal yang berisikan komentar tentang buku yang telah dibaca sedangkan untuk menulis jurnal
tanggapan buku bacaan dan membuat graphic organizer setelah membaca masih belum dilaksanakan. Tahap pembelajaran dalam kegiatan GLS sudah dilaksanakan di dalam kegiatan belajar mengajar dalam beberapa mata
pembelajaran dan sudah disosialisaikan oleh kepala sekolah. Strategi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan GLS di
SMPN 1 Batu adalah menggunakan strategi Deversifikasi (perbedaan) yaitu memanfaatkan fasilitas dan lingkungan
sekolah agar siswa lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan GLS, pelibatan publik, dan partisipasi penuh tenaga pendidik.
Kata Kunci: Analisis GLS, tahap pembiasaan, pengembangan, pembelajaran, Strategi.
ABSTRACT School Literacy in the context of GLS is the ability to access, understand, and use things intelligently through various
activities, including reading, viewing, listening, writing, and / or speaking. This research aims to describe the implementation of GLS on adaptation, development, and learning phase, analyse the strength, weakness, opportunity,
and threat (SWOT) on the implementation of GLS on adaptation, development, and learning phase, expose the
accurate strategy on the implementation of GLS in three phases and give a right solution in order to cope the
problem in the implementation of GLS in three phases. The result of this research presents that SMPN 1 Batu has implemented the GLS in three phases. The adaptation phase has been done start from 2004 that is reading for 15
minutes. The development phase that has been done is to write a journal containing comments about the book that
has been read while to write journal textbook responses and make a graphic organizer after reading has not been
done yet. The learning phase in GLS activity has been done in teaching and learning process in some subjects and has been socialised by the headmaster. The accurate strategy to do the GLS activity in SMPN 1 Batu is using
diversification strategy that takes advantage of the facilities and the school environment in order to make students
more enthusiast in doing GLS activity, public involvement, and full participation from teachers.
Keywords: GLS analysis, adaptation, development, and learning phase, strategy.
Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta
didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
membaca dan kemampuan memahami informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di
sekolah saat ini belum mampu mewujudkan hal tersebut.
Pemahaman membaca peserta didik Indonesia telah diuji
dalam (PISA) Programme for International Student
Assessment pada tahun 2009 di tingkat sekolah menengah
(usia ±15 tahun) yang diikuti oleh 65 negara. Hasil dari
program tersebut menunjukkan bahwa peserta didik
Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396
(skor rata-rata 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan
peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64
dengan skor 396 (skor rata-rata 496). Berdasarkan kedua
hasil ini dapat dikatakan bahwa praktik pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya
menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca
dan kemampuan memahami informasi secara analitis,
kritis, dan reflektif untuk mendukung mereka sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan mengembangkan gerakan literasi
sekolah (GLS) yang berlandaskan atas Permendikbud No
23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti anak
dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di
bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Selain itu,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 181
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
pelibatan unsur eksternal dan unsur publik, yakni orang
tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia usaha dan
industri juga menjadi komponen penting dalam GLS.
Pelaksanakan kegiatan GLS memerlukan bantuan dan
peran serta warga sekolah (guru, kepala sekolah, peserta
didik, orang tua, tenaga pendidikan, pengawas sekolah,
dan Komite Sekolah) yang dapat berpartisipasi selama
pelaksanaan GLS tersebut.
GLS saat ini sudah banyak di laksanakan di
sekolah akan tetapi masih ada permasalahan yang
ditemukan di dalamnya seperti kurangnya minat siswa
dan belum tersedianya fasilitas yang memadai dalam
pelaksanakan GLS. Dilansir oleh metrotvnews.com
(2016) bahwa masih banyak sekolah-sekolah yang tidak
menyediakan fasilitas berupa buku bacaan yang menarik
khususnya di sekolah daerah terpencil serta kurangnya
perhatian pihak sekolah mengenai kondisi perpustakaan
sekolah sehingga menyebabkan siswa tidak antusias
dalam melaksanakan program GLS.
Sejalan dengan program GLS tingkat Nasional,
SMPN 1 Batu merupakan salah satu sekolah yang baru
menerapkan program ini sehingga perlu adanya
bimbingan mengenai pelaksanaan dan untuk mengetahui
apakah sekolah ini sudah melaksanakan GLS sesuai
dengan ketentuan yang terdapat dalam buku panduan
GLS untuk SMP yang telah diterbitkan oleh
kemendikbud. Pelaksanaan GLS ini memerlukan bantuan
dan peran serta warga sekolah misalnya kepala sekolah,
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk dapat
berpartisipasi selama pelaksanaan GLS tersebut. Warga
sekolah tersebut tentunya harus memiliki pengetahuan
yang baik tentang pelaksanaan GLS sehingga ketika
diterapkan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan
tujuan GLS tersebut. Tingkat keberhasilan dalam
penerapan GLS dapat diukur dari beberapa kriteria yang
sudah dicantumkan dalam buku panduan GLS untuk
sekolah menengah pertama (SMP).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
mengadakan penelitian dengan Judul “Analisis Penerapan
GLS (Gerakan Literasi Sekolah) di SMP Negeri 01 Batu”.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan strategi yang diperoleh berdasarkan
matrik SWOT, matriks SPACE, dan matrik Grand
Strategic.
2. Memberikan rekomendasi strategi yang tepat
berdasarkan tahap keputusan dengan matriks QSPM.
METODE
Beberapa langkah yang dilakukan didalam
menyelesaikan penelitian ini adalah
Tahap Pendahuluan yang meliputi tahap
identifikasi masalah dan penetapan tujuan penelitian.
Ditahap ini diputuskan obyek penelitian yaitu peneran
GLS di SMPN 1 Batu sedangkan konsep pustaka yang
akan digunakan adalah analisa metode manajemen
strategic.
Tahap Pengumpulan Data, yaitu tahap
perancangan alat pengumpulan data yang berupa
kuisioner, dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan
reliabilitas sebelum dilakukan penyebaran kuisioner resmi
Tahap Pengolahan dan Analisa Hasil,
merupakan tahap pengolahan data berdasarkan tahapan
analisa manajemen. strategik sehingga ditentukan strategi
yang tepat berdasarkan tahap keputusan melalui matriks
QSPM.
Tahap Kesimpulan dan Saran, merupakan tahap
akhir sebagai tahap kesimpulan dari apa yang telah
dianalisa pada tahapsebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dari sekolah SMPN 1 Batu yang telah
dikumpulkan dan dilakukan analisis mengenai bagaimana
penerapan GLS pada faktor internal dan eksternal
kemudian digunakan untuk menentukan faktor strategis
penerapan kegiatan GLS untuk analisis SWOT. Faktor
internal dan eksternal penerapan GLS di SMPN 1 Batu
adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung berjalannya
kegiatan GLS
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya
kegiatan GLS
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik lainnya
Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS
5. Terdapat jurnal membaca harian yang diisi oleh
siswa setelah kegiatan GLS
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area
membaca untuk kegiatan GLS
7. Terdapat Tim GLS yang menunjang
keterlaksanaan kegiatan ini
8. Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS
yang ada di sekolah
b. Kelemahan
1. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten
dalam melaksanakan kegiatan GLS
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan
GLS
3. Belum ada kegiatan yang melibatkan publik
dikalangan orang tua, alumni dan masyarakat
sekitar dalam melaksanakan kegiatan GLS
4. Kurangnya waktu yang disediakan dari sekolah
untuk kegiatan GLS
5. Belum ada strategi yang digunakan untuk
meningkatkan mutu kegiatan GLS
6. Kegiatan GLS belum diikuti oleh berbagai
tagihan tugas, informasi dan keterkaitan dengan
pelajaran.
c. Peluang
1. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai dengan
minat siswa
2. Suasana kegiatan GLS sangat santai dan
menyenangkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 182
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
3. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap dalam
GLS yaitu pembiasaana, pengembangan dan
pembelajaran
4. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah
mengenai kegiatan
5. Kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah
seperti perpustakaan kota, dinas pendidikan dll
6. Kesempatan untuk mengajak siswa gemar
membaca dan berliterasi
d. Ancaman
1. Kurangnya respon dari siswa mengenai kegiatan
GLS
2. Partisipasi dari orang tua, alumni dan masyarakat
masih belum maksimal
3. Tenaga pendidik masih belum menggunakan
buku panduan sebagai acuan dalam pelaksanaan
GLS
4. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk
menunjang program
5. Kurangnya pengetahuan warga sekolah tentang
kegiatan GLS.
Matriks IFAS dan EFAS
Berdasarkan atas penyebaran kuisioner kepada
responden, dan dari hasil analisa Internal dan Eksternal
pada penerapan GLS di SMPN 1 Batu maka di dapatkan
matriks IFAS (matriks evaluasi faktor internal) dan EFAS
(matriks evaluasi faktor internal) seperti Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Matriks IFAS
No Faktor-faktor Stategi Internal (IFAS)
Faktor Kekuatan
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung berjalannya kegiatan
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya kegiatan GLS
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik lainnya Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS
5. Terdapat jurnal membaca harian yang diisi oleh siswa setelah kegiatan GLS
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan GLS
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang keterlaksanaan kegiatan ini
8. Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS yang ada di sekolah?
Faktor Kelemahan
9. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten dalam melaksanakan kegiatan GLS
10. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan GLS
11. Belum ada kegiatan yang melibatkan publik dikalangan orang tua, alumni dan masyarakat sekitar dalam melaksanakan
kegiatan GLS
12. Kurangnya waktu yang disediakan dari sekolah untuk kegiatan GLS
13. Belum ada strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan GLS
14. Kegiatan GLS belum diikuti oleh berbagai tagihan tugas, informasi dan keterkaitan dengan pelajaran. (Sumber: Data diolah)
Tabel 2. Matriks EFAS
Faktor-faktor Stategi Eksternal (EFAS)
Faktor Peluang
15. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai dengan minat siswa
16. Suasana kegiatan GLS sangat santai dan menyenangkan?
17. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap dalam GLS yaitu pembiasaana, pengembangan dan pembelajaran
18. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah mengenai kegiatan GLS 19. kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah seperti perpustakaan kota, dinas pendidikan dll
20. Kesempatan untuk mengajak siswa gemar membaca dan berliterasi?
Faktor Ancaman
21. Kurangnya respon dari siswa mengenai kegiatan GLS 22. Partisipasi dari orang tua, alumni dan masyarakat masih belum maksimal
23. Tenaga pendidik masih belum menggunakan buku panduan sebagai acuan dalam pelaksanaan GLS
24. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk menunjang program
25. Kurangnya pengetahuan warga sekolah tentang kegiatan GLS
(Sumber: Data diolah)
Pemberian Bobot dan Rating
a. Pemberian bobot
Pemberian bobot pada faktor internal dan eksternal
didasarkan pada penyebaran angket yang telah
dilakukan pada guru SMPN 1 Batu. Rata-rata dari
faktor internal dan eksternal yang diperoleh atas
pendapat guru-guru dengan rumus sebagai berikut
Bobot = x 100
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 183
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
1). Kekuatan
Tabel 3. Indikator bobot kekuatan
No Indikator Jum
lah
Bobot
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif
190 4,49
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung
berjalannya kegiatan GLS
169 3,99
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya kegiatan GLS
165 3,90
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik
lainnya Komitmen dalam
menerapkan kegiatan GLS
162 3,83
5. Terdapat jurnal membaca harian
yang diisi oleh siswa setelah kegiatan
GLS
136 3,21
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan
GLS
160 3,78
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang
keterlaksanaan kegiatan ini
167 3,95
8. Ketersedianya buku untuk
pelaksanaan GLS yang ada di
sekolah
170 4,02
Rata-rata Bobot 3,90
(Sumber: Data diolah)
Data tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan skor
setiap indikator kekuatan pada seluruh responden
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan responden
yang berjumlah 50 responden. Nilai bobot rata-rata 3,90
yang memiliki arti setiap responden memberikan nilai
pada Faktor kekuatan baik hingga sangat baik.
2). Kelemahan
Tabel 4. Indikator bobot kelemahan
No Indikator Jumlah Bobot
1. Kurangnya tenaga pendidik yang
berkompoten dalam
melaksanakan kegiatan GLS
168 3,97
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan GLS
156 3,69
3. Belum ada kegiatan yang
melibatkan publik dikalangan
orang tua, alumni dan masyarakat sekitar dalam melaksanakan
kegiatan GLS
169 3,99
4. Kurangnya waktu yang
disediakan dari sekolah untuk kegiatan GLS
135 3,19
5. Belum ada strategi yang
digunakan untuk meningkatkan
mutu kegiatan GLS
157 3,71
6. Kegiatan GLS belum diikuti oleh
berbagai tagihan tugas, informasi
dan keterkaitan dengan pelajaran.
170 4,02
Rata-rata Bobot 3,76
(Sumber: Data diolah)
Data tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan
skor setiap indikator kelemahan pada seluruh responden
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan responden
yang berjumlah 50 responden. Nilai bobot rata-rata 3,76
yang memiliki arti setiap responden memberikan nilai
pada Faktor kelemahan tinggi hingga sangat tinggi.
3). Peluang
Tabel 5. Indikator bobot peluang
No Indikator Jumlah Bobot
1. Buku yang dibaca oleh siswa
sesuai dengan minat siswa
160 3,78
2. Suasana kegiatan GLS sangat
santai dan menyenangkan
162 3,82
3. Sekolah ini sudah menerapkan
3 tahap dalam GLS yaitu pembiasaana, pengembangan
dan pembelajaran
167 3,95
4. Dukungan dari pemerintah
pusat dan daerah mengenai kegiatan
165 3,90
5. kerjasama dengan pihak lain
di luar sekolah seperti
perpustakaan kota, dinas pendidikan dll
159 3,76
6. Kesempatan untuk mengajak
siswa gemar membaca dan berliterasi
166 3,92
Rata-rata Bobot 3,85
(Sumber: Data diolah)
Data tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan
skor setiap indikator peluang pada seluruh responden
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan responden
yang berjumlah 50 responden. Nilai bobot rata-rata 3,85
yang memiliki arti setiap responden memberikan nilai
pada Faktor kekuatan baik hingga sangat baik.
4). Ancaman
Tabel 6. Indikator bobot ancaman
No Indikator Jumlah Bobot
1. Kurangnya respon dari siswa
mengenai kegiatan GLS
169 3,99
2. Partisipasi dari orang tua,
alumni dan masyarakat masih
belum maksimal
174 4,11
3. Tenaga pendidik masih belum menggunakan buku
panduan sebagai acuan dalam
pelaksanaan GLS
166 3,92
4. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk menunjang
program
137 3,24
5. Kurangnya pengetahuan
warga sekolah tentang kegiatan GLS
165 3,90
Rata-rata Bobot 3,83
(Sumber: Data diolah)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 184
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Data tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan
skor setiap indikator peluang pada seluruh responden
kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan responden
yang berjumlah 50 responden. Nilai bobot rata-rata 3,83
yang memiliki arti setiap responden memberikan nilai
pada Faktor ancaman tinggi hingga sangat tinggi.
Nilai bobot dari masing-masing indikator pada
faktor kekuatan dan faktor kelemahan dibagi jumlah
keseluruhan bobot faktor kekuatan dan faktor kelemahan
(faktor internal) yang berjumlah 58,2. Sedangkan nilai
bobot dari masing-masing indikator pada faktor peluang
dan faktor ancaman dibagi jumlah keseluruhan bobot
faktor peluang dan faktor ancaman (faktor eksternal) yang
berjumlah 41,7.
Jumlah total bobot yang dimasukkan dalam
tabulasi tidak boleh melebihi satu (1), sehingga unntuk
menghasilkan nilai yang sesuai dengan teori maka nilai
bobot tersebut dilakukan perhitungan sebagai berikut:
1) Kekuatan
Tabel 7. Indikator bobot item kekuatan
N
o
Indikator Bobot Bobot
Item
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan
yang inovatif
4,49 0,077
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung
berjalannya kegiatan GLS
3,99 0,068
3. Lingkungan sekolah mendukung
berjalannya kegiatan GLS
3,90 0,066
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik
lainnya Komitmen dalam
menerapkan kegiatan GLS
3,83 0,065
5. Terdapat jurnal membaca harian
yang diisi oleh siswa setelah
kegiatan GLS
3,21 0,055
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan
GLS
3,78 0,064
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang
keterlaksanaan kegiatan ini
3,95 0,067
8. Ketersedianya buku untuk
pelaksanaan GLS yang ada di
sekolah
4,02 0,068
Hasil pada kolom bobot item indikator kekuatan
diperoleh dari nilai bobot pada setiap indikator kekuatan
dibagi total bobot faktor internal yaitu penjumlahan bobot
kekuatan dan kelemahan dengan jumlah 58,2. Secara
singkat, bobot item= (bobot : 58,2).
2) Kelemahan
Tabel 7. Indikator bobot item kelemahan
N
o
Indikator Bob
ot
Bobot
Item
1. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten dalam melaksanakan
kegiatan GLS
3,97 0,095
2. Siswa kurang antusias dalam
mengikuti kegiatan GLS
3,69 0,088
3. Belum ada kegiatan yang
melibatkan publik dikalangan
orang tua, alumni dan masyarakat
sekitar dalam melaksanakan kegiatan GLS
3,99 0,095
4. Kurangnya waktu yang disediakan
dari sekolah untuk kegiatan GLS
3,19 0.076
5. Belum ada strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan
GLS
3,71 0,088
6. Kegiatan GLS belum diikuti oleh
berbagai tagihan tugas, informasi
dan keterkaitan dengan pelajaran.
4,02 0.096
Hasil pada kolom bobot item indikator kelemahan
diperoleh dari nilai bobot pada setiap indikator kelemahan
dibagi total bobot faktor internal yaitu penjumlahan bobot
kekuatan dan kelemahan dengan jumlah 58,2. Secara
singkat, bobot item= (bobot : 58,2).
3) Peluang
Tabel 8. Indikator bobot item peluang
No Indikator Bobot Bobot
Item
1. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai
dengan minat siswa
3,78 0,064
2. Suasana kegiatan GLS sangat santai
dan menyenangkan
3,82 0,065
3. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap
dalam GLS yaitu pembiasaana, pengembangan dan pembelajaran
3,95 0,067
4. Dukungan dari pemerintah pusat dan
daerah mengenai kegiatan
3,90 0,066
5. kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah seperti perpustakaan kota,
dinas pendidikan dll
3,76 0,064
6. Kesempatan untuk mengajak siswa
gemar membaca dan berliterasi
3,92 0,067
(Sumber: Data diolah)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 185
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Hasil pada kolom bobot item indikator peluang
diperoleh dari nilai bobot pada setiap indikator peluang
dibagi total bobot faktor eksternal yaitu penjumlahan
bobot peluang dan ancaman dengan jumlah 41,7. Secara
singkat, bobot item= (bobot : 41,7).
4) Ancaman Tabel 9. Indikator bobot item ancaman
No Indikator Bobot Bobot
Item
1. Kurangnya respon dari siswa
mengenai kegiatan GLS
3,99 0,095
2. Partisipasi dari orang tua,
alumni dan masyarakat masih belum maksimal
4,11 0,098
3. Tenaga pendidik masih belum
menggunakan buku panduan sebagai acuan dalam
pelaksanaan GLS
3,92 0,093
4. Kurangnya bantuan dari 3,24 0,077
pemerintah untuk menunjang
program 5. Kurangnya pengetahuan warga
sekolah tentang kegiatan GLS 3,90 0,093
(Sumber: Data diolah)
Hasil pada kolom bobot item indikator ancaman
diperoleh dari nilai bobot pada setiap indikator ancaman
dibagi total bobot faktor eksternal yaitu penjumlahan
bobot peluang dan ancaman dengan jumlah 41,7. Secara
singkat, bobot item= (bobot : 41,7).
b. Pemberian Rating
Nilai rating diberikan dengan meminta bantuan
kepala sekolah SMPN 1 Batu sebagai patokan. Kepala
sekolah dianggap sebagai sumber yang paling mengerti
kondisi sekolah baik internal maupun eksternal. Hasil
pemberian rating sebagai berikut:
Tabel 10. Rating patokan dalam perhitungan
No Indikator Rating
Faktor Kekuatan
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif 3
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung berjalannya kegiatan 4
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya kegiatan GLS 3 4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik lainnya Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS 3
5. Terdapat jurnal membaca harian yang diisi oleh siswa setelah kegiatan GLS 4
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan GLS 4
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang keterlaksanaan kegiatan ini 4 8. Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS yang ada di sekolah? 4
Faktor Kelemahan Rating
9. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten dalam melaksanakan kegiatan GLS 2
10. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan GLS 3 11. Belum ada kegiatan yang melibatkan publik dikalangan orang tua, alumni dan masyarakat sekitar dalam
melaksanakan kegiatan GLS 3
12. Kurangnya waktu yang disediakan dari sekolah untuk kegiatan GLS 1
13. Belum ada strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan GLS 3 14. Kegiatan GLS belum diikuti oleh berbagai tagihan tugas, informasi dan keterkaitan dengan pelajaran. 4
Faktor Peluang Rating
15. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai dengan minat siswa 3
16. Suasana kegiatan GLS sangat santai dan menyenangkan? 3
17. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap dalam GLS yaitu pembiasaana, pengembangan dan pembelajaran 3 18. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah mengenai kegiatan GLS 4
19. kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah seperti perpustakaan kota, dinas pendidikan dll 3
20. Kesempatan untuk mengajak siswa gemar membaca dan berliterasi? 3
Faktor Ancaman Rating
21. Kurangnya respon dari siswa mengenai kegiatan GLS 3
22. Partisipasi dari orang tua, alumni dan masyarakat masih belum maksimal 3
23. Tenaga pendidik masih belum menggunakan buku panduan sebagai acuan dalam pelaksanaan GLS 3
24. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk menunjang program 4 25. Kurangnya pengetahuan warga sekolah tentang kegiatan GLS 3
(Sumber: Kepala Sekolah SMPN 1 Batu)
Pelaksanaan Strategi Penerapan GLS
Identifikasi pada faktor internal dan eksternal pada
penerapan GLS di sekolah SMPN 1 Batu setelah
dianalisis, kemudian diberikan bobot dan rating.
Susunan tabel berikut merupakan hasil analisis berupa
matrik IFAS dan EFAS yang telah dilakukan pada
penerapan GLS di SMPN 1 Batu serta dapat digunakan
dalam pelaksanaan strategi dalam penerapan GLS.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 186
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Tabel 11. Faktor Strategi Internal Penerapan GLS di SMPN 1 Batu
No Faktor-faktor Stategi Internal Bobot
Item
Rating Skor
Bobot
Faktor Kekuatan
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif 0,077 3 0,231
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung berjalannya kegiatan 0,068 4 0,272
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya kegiatan GLS 0,066 3 0,198
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik lainnya Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS 0,065 3 0,195
5. Terdapat jurnal membaca harian yang diisi oleh siswa setelah kegiatan GLS 0,055 4 0,22 6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan GLS 0,064 4 0,256
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang keterlaksanaan kegiatan ini 0,067 4 0,268
8. Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS yang ada di sekolah? 0,068 4 0,272
Total 2,113
Faktor Kelemahan
9. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten dalam melaksanakan kegiatan GLS 0,095 2 0,19 10. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan GLS 0,088 3 0,264
11. Belum ada kegiatan yang melibatkan publik dikalangan orang tua, alumni dan masyarakat
sekitar dalam melaksanakan kegiatan GLS 0,095 3 0,285
12. Kurangnya waktu yang disediakan dari sekolah untuk kegiatan GLS 0.076 1 0,076 13. Belum ada strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan GLS 0,088 3 0,264
14. Kegiatan GLS belum diikuti oleh berbagai tagihan tugas, informasi dan keterkaitan dengan
pelajaran. 0.096 4 0,384
Total 1,463
Total IFAS 3,576
Total bobot item x rating pada tabel 13 yang
bernilai 3.576 diperoleh dari penjumlahan bobot item x
rating faktor kekuatan dan kelemahan, yang digunakan
sebagai acuan titik kondisi internal pada penerapan
kegiatan GLS di SMPN 1 Batu. Hasil ini digunakan untuk
melihat posisi GLS saat ini.
Tabel 12. Faktor Strategi Eksternal Penerapan GLS di SMPN 1 Batu
Faktor-faktor Stategi Eksternal Bobot
Item
Rating Skor
Bobot
Faktor Peluang
15. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai dengan minat siswa 0,064 4 0,256
16. Suasana kegiatan GLS sangat santai dan menyenangkan? 0,065 3 0,195 17. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap dalam GLS yaitu pembiasaana, pengembangan
dan pembelajaran 0,067 4 0,268
18. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah mengenai kegiatan GLS 0,066 4 0,264
19. kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah seperti perpustakaan kota, dinas pendidikan dll
0,064 3 0,192
20. Kesempatan untuk mengajak siswa gemar membaca dan berliterasi? 0,067 4 0,268
Total 1,443
Faktor Ancaman
21. Kurangnya respon dari siswa mengenai kegiatan GLS 0,095 3 0,285
22. Partisipasi dari orang tua, alumni dan masyarakat masih belum maksimal 0,098 2 0,196 23. Tenaga pendidik masih belum menggunakan buku panduan sebagai acuan dalam
pelaksanaan GLS 0,093 3 0,279
24. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk menunjang program 0,077 3 0,231
25. Kurangnya pengetahuan warga sekolah tentang kegiatan GLS 0,093 2 0,186
Total 1,177
Total EFAS 2,62
(Sumber: Data diolah)
Total bobot item x rating pada tabel 14 yang
bernilai 2,62 diperoleh dari penjumlahan bobot item x
rating faktor peluang dan kancamann, yang digunakan
sebagai acuan titik kondisi internal pada penerapan
kegiatan GLS di SMPN 1 Batu. Hasil ini digunakan untuk
melihat posisi GLS saat ini.
Penilaian terhadap faktor eksternal dan internal
yang dimiliki pada penerapan GLS di SMPN 1 Batu dapat
diperoleh total skor yang merupakan jumlah hasil
perkalian bobot dengan rating. Penerapan GLS di SMPN
1 Batu memperoleh total skor 3,576 untuk faktor strategis
internal, sedangkan pada faktor strategis eksternal
menghasilkan total skor 2,62. Tahap selanjutnya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 187
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
berdasarkan total skor yang diperoleh dalam tabel faktor
strategis internal dan eksternal tersebut dapat dilihat
posisi penerapan GLS untuk menerapkan strategi yang
sesuai kondisi sekolah saat ini dengan melakukan
analisisa SWOT. Dari total nilai skor bobot keempat
faktor dilakukan perhitungan matriks sebagai berikut:
Total Skor Bobot Kekuatan – Total Skor Bobot
Kelemahan
= 2,113 - 1,463
= 0,65
Total Skor Bobot Peluang – Total Skor Bobot Ancaman
= 1,443 - 1,177
= 0,266
Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas maka dapat
dibuat diagram analisa strategi SWOT sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Analisa Strategi SWOT
Berdasarkan diagram SWOT di atas, maka
diketahui bahwa strategi yang cocok dengan kondisi
internal maupun eksternal adalah mendukung strategi
Deversifikasi (perbedaan) yaitu menjalankan strategi ST
(strategi menggukanakan kekuatan (S) untuk mengatasi
berbagai ancaman (T).
Tabel 13. Strategi Matriks SWOT
Kekuatan-Kelemahan
Kekuatan (S)
1) Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang
inovatif
2) Kegiatan GLS mudah diterapkan disemua kalangan siswa baik SD, SMP, SMA
maupun SLB
3) Fasilitas sekolah sudah mendukung
berjalannya kegiatan GLS 4) Lingkungan sekolah mendukung
berjalannya kegiatan GLS
5) Kepala sekolah dan tenaga pendidik
lainnya Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS
6) Terdapat jurnal membaca harian yang
diisi oleh siswa setelah kegiatan GLS
7) Sekolah menyediakan sudut baca atau area membaca untuk kegiatan GLS
8) Terdapat TIM GLS yang menunjang
keterlaksanaan kegiatan ini
9) Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah mengenai kegiatan
Kelemahan (W)
1) Tenaga pendidik kurang berkompoten
dalam melaksanakan kegiatan GLS
2) Siswa kurang antusias siswa dalam mengikuti kegiatan GLS
3) Kegiatan belum melibatkan publik
dikalangan orang tua, alumni dan
masyarakat sekitar dalam melaksanakan kegiatan GLS
4) Kurangnya waktu yang disediakan
dari sekolah untuk kegiatan GLS
5) Belum ada Strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan
GLS
6) Kegiatan GLS belum diikuti oleh
berbagai tagihan tugas, informasi dan keterkaitan dengan pelajaran
BERBAGAI
PELUANG
KEKUATAN
INTERNAL
KELEMAHAN
EKSTERNAL
BERBAGAI
ANCAMAN
0,65
0,26
1. Mendukung Strategi
Agresif
2. Mendukung Strategi
Diversifikasi
3. Mendukung Strategi Turn
Around
4. Mendukung Strategi
Defensive
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 188
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Peluang-Ancaman
Peluang (O)
1) Buku yang dibaca oleh siswa
sesuai dengan minat siswa
2) Suasana kegiatan GLS
sangat santai dan
menyenangkan
3) Sekolah ini sudah
menerapkan 3 tahap dalam GLS yaitu pembiasaana,
pengembangan dan
pembelajaran
4) Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS yang ada
di sekolah
5) kerjasama dengan pihak lain
di luar sekolah seperti perpustakaan kota, dinas
pendidikan dll
6) Kesempatan untuk mengajak
siswa gemar membaca dan berliterasi
Strategi SO
1) memanfaatkan fasilitas yang ada untuk
memaksimalkan kinerja tim literasi
2) mendekorasi ruang kelas dan sudut baca
agar terciptanya suasanya yang
menyenangkan sehingga siswa lebih
tertarik untuk membaca
3) menjaga komitmen kepala sekolah dan guru untuk tetap melaksanakan kegiatan
GLS di 3 tahap
4) memanfaatkan kerjasama dari pihal luar
sekolah untuk menambah wawasan dan mengajak siswa berliterasi
Strategi WO
1) mengadakan kerjasama dengan
publik seperti orang tua, alumni, dan
masyarakat sekaligus mengundang
agar siswa lebih antusias dalam
kegiatan GLS
2) mengadakan pelatihan khusus untuk
tenaga pendidik dalam melaksanakan GLS
3) mencoba berbagai strategi untuk
meningkatkan mutu membaca
sehingga siswa tidak mudah bosan 4) memcoba memberikan siswa tagihan
tugas, informasi dan keterkaitan
dengan pelajaran setelah selesai
membaca 15 menit.
Ancaman (T) 1) kurangnya respon dan sikap
dari siswa mengenai GLS
2) kurangnya partisipas dari
orang tua, alumni dan masyarakat
3) Tenaga pendidik belum
menggunakan buku panduan
sebagai acuan dalam pelaksanaan GLS
4) Belum adanya bantuan dari
pemerintah untuk menunjang
program 5) Pengetahuan warga sekolah
tentang kegiatan GLS masih
kurang
Strategi ST 1) memanfaatkan fasilitas dan lingkungan
sekolah agar siswa lebih antusias dalam
melaksanakan kegiatan GLS
2) mengundang alumni, orang tua dan masyarakat agar berpasrtisipasi dalam
kegiatan GLS
3) Tenaga pendidik berkewajiban untuk
memahami GLS dengan beracuan pada buku panduan GLS
Strategi WT 1) Memaksimalkan partisipasi dari pihak
luar sekolah
2) Meningkatkan pengetahuan warga
sekolah mengenai GLS dan di sosialisasikan secara terbuka
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan keterangan pada tabel internal faktor
strategi/tabel eksternal faktor strategi (IFS/EFS) tersebut
maka dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Strategi SO (strength dan opportunities)
Strategi ini dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan
dari penerapan GLS serta untuk menangkap peluang
yang dimiliki sekolah. Memanfaatkan fasilitas yang
ada untuk memaksimalkan kinerja tim literasi,
mendekorasi ruang kelas dan sudut baca agar
terciptanya suasanya yang menyenangkan sehingga
siswa lebih tertarik untuk membaca, menjaga
komitmen kepala sekolah dan guru untuk tetap
melaksanakan kegiatan GLS di 3 tahap, serta
memanfaatkan kerjasama dari pihal luar sekolah untuk
menambah wawasan dan mengajak siswa berliterasi.
b. Strategi ST (strength dan treats)
Strategi ini diterapkan dimana kekuatan yang dimiliki
dari penerapan GLS untuk mengatasi ancaman yang
mungkin dapat dihadapi Strategi. Memanfaatkan
fasilitas dan lingkungan sekolah agar siswa lebih
antusias dalam melaksanakan kegiatan GLS,
mengundang alumni, orang tua dan masyarakat agar
berpasrtisipasi dalam kegiatan GLS serta tenaga
pendidik berkewajiban untuk memahami GLS dengan
beracuan pada buku panduan GLS.
c. WO (weakness dan opportunities)
Strategi ini diterapkan pada saat adanya peluang yang
dimiliki dari penerapan GLS guna mengatasi ancaman
dalam pelaksanaan. Mengadakan kerjasama dengan
publik seperti orang tua, alumni, dan masyarakat
sekaligus mengundang agar siswa lebih antusias
dalam kegiatan GLS, mengadakan pelatihan khusus
untuk tenaga pendidik dalam melaksanakan GLS,
mencoba berbagai strategi untuk meningkatkan mutu
membaca sehingga siswa tidak mudah bosan
memcoba memberikan siswa tagihan tugas, informasi
dan keterkaitan dengan pelajaran setelah selesai
membaca 15 menit.
d. Strategi WT (weakness dan treats)
Strategi ini diterapkan saat sekolah harus mampu
mengatasi kelemahan yang dimiliki agar terhindar dari
ancaman penerapan GLS yang akan dihadapi.
Memaksimalkan partisipasi dari pihak luar sekolah,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 189
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
dan meningkatkan pengetahuan warga sekolah
mengenai GLS dan di sosialisasikan secara terbuka.
Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan
(SPACE)
Analisis matriks SPACE menggunakan beberapa
atribut utama yang diambil dari matriks IFAS dan EFAS.
Matriks SPACE (Strategic Position and Action
Evaluation), digunakan untuk evaluasi posisi strategi.
Analisa ini merupakan pendekatan yang digunakan untuk
menentukan posisi strategi penerapan GLS di SMPN 1
Batu, berdasarkan atribut yang ada maka dapat dibuat
matriks SPACE seperti pada tabel berikut:
Tabel 14. Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)
Posisi Strategis Internal Rating Posisi Strategis Eksternal Rating
Financial Strength (FS) 1) Buku untuk kegiatan GLS
2) Dukungan dari pemerintah
3) Bantuan dana dari pemerintah
5
5
2
Environmental Stability (ES) 1) Tuntutan pelajar abad 21 wajib
berliterasi
2) Mengajak siswa berliterasi
3) Respon dan sikap siswa
-2
-3
-4
Total 12 Total -9
Rata-rata 4 Rata-rata -3
Competitif Advantage (CA)
1) Tagihan jurnal setelah kegiatan GLS
2) Sudut baca disetiap kelas
3) Pelibatan publik
-1
-1
-5
Industry Strength (IS)
1) Sarana dan prasarana
2) TIM GLS
3) Pengetahuan warga sekolah
5
4
3
Total -7 Total 12
Rata-rata -2,33 Rata-rata 4
(Sumber: Data diolah)
Dari total rating yang ada, maka dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan posisi kuadran seperti
pada gambar dibawah, sehingga diperoleh strategi
berdasarkan analisa matriks SPACE.
Garis Vertikal = FS + ES = 4 + (-3) = +1
Garis Horizontal= CA + IS = (-2,33) + 4 = +1,67
Gambar 2. Diagram SPACE analisis
Berdasarkan gambar terlihat jelas garis vektor
bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sekolah mendapatkan dukungan yang relatif kuat baik
dari pemerintah maupun warga sekolah itu sendiri dapat
mengoptimalkan keuntungan kompetitif dengan cara
melaksanakan tindakan internal yang lebih agresif
misalnya mengadakan pelatihan untuk tenaga pendidik
mengenai pelaksanaan GLS, menciptakan strategi yang
tepat untuk meningkatkan respon dan minat siswa
dalam melaksanakan GLS, serta memaksimalkan waktu
15 menit dalam kegiatan GLS dengan partisipasi yang
penuh dari guru sebagai pendamping kegiatan GLS
tersebut.
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Matriks strategi besar merupakan teknik yang
digunakan untuk merumuskan setrategi alternatif,
berikut perhitungan matriks strategi besar yang di
jabarkan dalam tabel:
Financial Strength
(FS)
Industry Strength
(IS)
Competitif
Advantage (CA)
Environmental
Stability (ES)
1,67
1
Agresif
Competitive
Contervative
Defensive
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 190
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
Tabel 15. Competitive Matriks Strategi Besar
Atribut Bobot Rating Skor
Bobot
Tagihan jurnal setelah kegiatan
GLS 0,26 4 1,03
Sudut baca disetiap kelas 0,22 4 0,87
Pelibatan publik 0,26 2 0,51 Komitmen kepala sekolah dan
tenaga pendidik 0,26 3 0,81
Total 1 3,22
Tabel 16. Market Growth Strategi Besar
Atribut Bobot Rating Skor
Bobot
Dukungan dari pemerintah 0,25 4 1,01
Pendidik yang berkompoten 0,25 2 0,50
TIM GLS 0,25 3 0,75
Pelaksanaan 3 tahap kegiatan yaitu pembiasaan,
pengembangan dan
pembelajaran
0,25 3 0,74
Total 1 3,00
Dari gambar diagram Grand Strategy Matrix
bahwa posis sekolah berada pada kuadran I yaitu posisi
strategi sempurna, yaitu dengan tingginya kompetitif
yang ada, maka strategi integrasi adalah strategi yang
efektif. Sekolah hendaknya terus meningkatkan
kemampuan dari seluruh sumber daya internal untuk
penerapan GLS sehingga dapat mencapai peluang dan
kesempatan yang tersedia dari pihak luar seperti orang
tua, alumni dan masyarakat.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)
merupakan matrik analisa keputusan didalam
mengevaluasi berbagai strategi alternatif yang ada
secara objektif. Beberapa Rekomendasi keputusan
strategi yang telah diperoleh seperti Matriks SWOT
(Strategi ST), Matriks SPACE (strategi Agresif
pengembangan mutu dan diversifikasi) serta Matriks
Grand Strategik (Strategi Integrasi Horisontal), akan
dianalisis lebih lanjut untuk menentukan strategi terbaik
melalui analisa keputusan berdasarkan Matriks QSPM.
Gambar 3. Diagram Grand Strategy Matrix
Tabel 16. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Faktor-faktor Utama Bobot
Item Strategi ST Strategi agresif Strategi Integrasi
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Peluang
1. Buku yang dibaca oleh siswa sesuai dengan minat siswa 0,064 3 0,192 2 0,128 3 0,192
2. Suasana kegiatan GLS sangat santai dan menyenangkan
0,065 3 0,195 1 0,065 2 0,13
3. Sekolah ini sudah menerapkan 3 tahap dalam GLS
yaitu pembiasaana, pengembangan dan
pembelajaran
0,067 3 0,201 3 0,201 3 0,201
4. Dukungan dari pemerintah pusat dan daerah
mengenai kegiatan GLS 0,066 4 0,264 2 0,132 1 0,066
5. kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah seperti
perpustakaan kota, dinas pendidikan dll 0,064 3 0,192 2 0,128 1 0,064
6. Kesempatan untuk mengajak siswa gemar 0,067 3 0,201 4 0,268 3 0,201
1,6
Pertumbuha
n Pasar
Cepat
Posisi
Kompetitif
Kuat
Pertumbuha
n Pasar
Lambat
1 Posisi
Kompetitif
Lemah
Kuadran I
Kuadran IV
Kuadran
II
Kuadran
III
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 191
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
membaca dan berliterasi
Faktor Ancaman
1. Kurangnya respon dari siswa mengenai kegiatan
GLS 0,095 3 0,285 4 0,38 3 0,285
2. Partisipasi dari orang tua, alumni dan masyarakat
masih belum maksimal 0,098 3 0,294 2 0,196 1 0,098
3. Tenaga pendidik masih belum menggunakan buku
panduan sebagai acuan dalam pelaksanaan GLS 0,093 3 0,279 2 0,186 2 0,186
4. Kurangnya bantuan dari pemerintah untuk
menunjang program 0,077 4 0,308 1 0,077 1 0,077
5. Kurangnya pengetahuan warga sekolah tentang
kegiatan GLS 0,093 3 0,279 3 0,279 4 0,372
Total 1,00
Faktor Kekuatan
1. Kegiatan GLS merupakan kegiatan yang inovatif 0,077 3 0,231 1 0,077 1 0,077
2. Fasilitas sekolah sudah mendukung berjalannya
kegiatan 0,068 4 0,272 4 0,272 4 0,272
3. Lingkungan sekolah mendukung berjalannya
kegiatan GLS 0,066 3 0,198 3 0,198 2 0,132
4. Kepala sekolah dan tenaga pendidik lainnya
Komitmen dalam menerapkan kegiatan GLS 0,065 3 0,195 4 0,26 4 0,26
5. Terdapat jurnal membaca harian yang diisi oleh
siswa setelah kegiatan GLS 0,055 4 0,22 2 0,11 2 0,11
6. Sekolah menyediakan sudut baca atau area
membaca untuk kegiatan GLS 0,064 4 0,256 2 0,128 4 0,256
7. Terdapat TIM GLS yang menunjang
keterlaksanaan kegiatan ini 0,067 4 0,268 4 0,268 4 0,268
8. Ketersedianya buku untuk pelaksanaan GLS yang
ada di sekolah? 0,068 4 0,272 2 0,136 4 0,272
Faktor Kelemahan
1. Kurangnya tenaga pendidik yang berkompoten
dalam melaksanakan kegiatan GLS 0,095 2 0,19 3 0,352 4 0,264
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan GLS
0,088 3 0,264 4 0,19 3 0,095
3. Belum ada kegiatan yang melibatkan publik
dikalangan orang tua, alumni dan masyarakat
sekitar dalam melaksanakan kegiatan GLS
0,095 3 0,285 2 0,304 1 0,152
4. Kurangnya waktu yang disediakan dari sekolah
untuk kegiatan GLS 0,076 1 0,076 4 0,264 2 0,352
5. Belum ada strategi yang digunakan untuk
meningkatkan mutu kegiatan GLS 0,088 3 0,264 3 0,192 4 0,192
6. Kegiatan GLS belum diikuti oleh berbagai tagihan
tugas, informasi dan keterkaitan dengan pelajaran. 0,096 4 0,384 2 0,128 2 0,192
Total 1,00 6,266 5,143 5,088
(Sumber: Data diolah) Catatan: AS adalah “Skor Daya Tarik” yaitu 1 = tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3 = daya tarik sedang, 4 =
daya tariknya tinggi. Sedangkan TAS adalah “Total Skor Daya Tarik” merupakan hasil perkalian antara bobot dengan AS.
Dari strategi altenatif matriks QSPM, dihasilkan
nilai TAS tertinggi yaitu sebesar 6,266 adalah pada
Strategi ST (strategi menggukanakan kekuatan (S) untuk
mengatasi berbagai ancaman (T), sehingga strategi
optimal yang sesuai digunakan adalah strategi yang cocok
dengan kondisi internal maupun eksternal dan mendukung
strategi Deversifikasi (perbedaan) yaitu memanfaatkan
fasilitas dan lingkungan sekolah agar siswa lebih antusias
dalam melaksanakan kegiatan GLS, mengundang alumni,
orang tua dan masyarakat agar berpasrtisipasi dalam
kegiatan GLS, dan tenaga pendidik berkewajiban untuk
memahami GLS dengan beracuan pada buku panduan
GLS.
PENUTUP
Strategi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan GLS
di SMPN 1 Batu adalah menggunakan strategi yang
cocok dengan kondisi internal maupun eksternal dan
mendukung strategi Deversifikasi (perbedaan) yaitu
memanfaatkan fasilitas dan lingkungan sekolah agar
siswa lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan GLS,
mengundang alumni, orang tua dan masyarakat agar
berpasrtisipasi dalam kegiatan GLS, dan tenaga pendidik
berkewajiban untuk memahami GLS dengan beracuan
pada buku panduan GLS sehingga diperlukan beberapa
solusi dalam penerapan GLS diantaranya adalah pihak
sekolah sebaiknya menentukan waktu tambahan untuk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Al-Mutmainnah et al., Analisis Penerapan GLS 192
available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
kegiatan GLS dan memaksimalkan kerja tim literasi serta
memberikan penghargaan kepada peserta didik dalam
melaksanakan GLS, tenaga pendidik harus berpartispasi
penuh dalam kegiatan GLS dan memasukkan dalam
kegiatan pembelajaran serta mencari strategi untuk
meningkatkan pemahaman memahami teks peserta didik,
dan perlu adanya pelibatan-pelibatan publik dengan
sekolah untuk membantu pelaksanaan GLS.
DAFTAR RUJUKAN
Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. 2009. A
Principal’s Guide to Literacy Instruction . New
York: Guilford Press.
David, Fred R, 2006, Manajemen Strategis , Edisi
Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta
Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. 2016. Panduan
Gerakan Literasi Sekolah untuk SMP. Jakarta :
Kemendikbud.
Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. 2016. Buku Saku
Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta : Kemendikbud.
Donald, M. 1991. Origins of the modern mind: three
stages in the evolution of culture and cognition.
Cambridge MA: Harvard University Press.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif edisi revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Hadi, S. 2009. Ringkasan Laporan Penelitian Model
Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data PISA
Tahun 2000, 2003 dan 2006. Jakarta: Pusat
Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan
Nasional.
Husamah, dan Yuni P. 2015. Analisis Kemampuan
Literasi Sains pada Siswa SMP di Kota Malang.
Prosiding Himpunan Evaluasi Pendidikan
Indonesia. Malang.
Hariastuti, N.L.P. 2012. Perencanaan Manajemen
Strategis dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
di Sekolah Menengah Atas Negeri. Prosiding
Seminar Nasional Manajemen Teknologi. 43 (1).
1-10.
Islami, A. 2013. Berfikir Kreatif dalam Pemecahan dan
Analisis Masalah. Jakarta: Pusdiklat PPSDM.
Janjic;Watrich, Vera. 2009. “The cambridge handbook of
literacy” by Olson, D.R. & Torrance, R. (Eds).
Books Review. Journal of Educational Research,
Winter, 55,4. Diunduh pada 2 Februari 2017.
http://www.proquest/umi/pqd. Web.
Kintsch, W. & Kintsch, E. 2005. Comprehension. Dalam
S.G. Paris & S.A. Stahl (Eds). Children’s Reading
Comprehension and Assessment. Mahwah, NJ:
Erlbaum.
Metrotvnews. (2016). Gerakan Literasi Sekolah. (online)
diakses tanggal 20 Februari 2017.
Musfiroh, Tadkiroatun dan Beniati Listyorini. 2016.
Jurnal Literat. Konstruk Kompetensi Literasi untuk
Siswa Sekolah Dasar. Vol 15(1).
Moleong. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muhana Gipayana. 2004. Jurnal Ilmu Pendidikan.
Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio
dalam Konteks Pembelajaran Menulis di SD. Vol
11(1).
Park, Y. 2008. Patterns and predictors of elemnetary
students’ reading performance: evidence from the
data of the Progress in International Reading
Literacy Study (PIRLS). ProQuest Dessertasion
and Theses. Diunduh pada 2 Februari 2017.
http://www.proquest/ umi/pqd.web
Pearce II, John dan Richard B. (2016). Manajemen
Strategis Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
PISA. 2010. Assesment Framework Key Competencies In
Reading. Mathemathics, and Science. OECD.
Poerwanti, Endang. 2013. Metodelogi Penelitian Modul
Minggu Pertama.
Poerwanti, Endang. 2013. Populasi dan Sampel, Modul
Minggu Ketiga Pertemuan Kedua.
Stack, M. 2006. Testing, testing, real all about it:
Canadian press coverage of the PISA result.
Canadian Journal of Eduation 29,1 49-69.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
UNESCO. 2007. Education for all by 2015: Will we make
it? EFA global monitoring report 2008. UK:
Oxford University Press.