+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB...

ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 05-Feb-2018
Category:
Upload: hathuan
View: 217 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
75
ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI SE-SUMATERA (Skripsi) Oleh SINGGIH SAMSURI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAPPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI SE-SUMATERA

(Skripsi)

Oleh

SINGGIH SAMSURI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

ABSTRACK

ANALYSES THE IMPACT OF GOVERNMENT SPENDING TOWARDGROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT (GRDP)

PROVINCES IN SUMATERA

By

Singgih Samsuri

This study aim to analyses the impact of Goverment Spending toward GrossDomestic Regional Product in the ten province in Sumatera. This study usedsecondary data that taken from the website of Badan Pusat Statistik (BPS) andDirjen Perimbangan Keuangan (DJPK) to research year period 2009 - 2013. Thisresearch used panel data model with cross-section number as many as tenprovinces in Sumatera. Panel data model used a random effect model. The resultof analysis shows that all independent variables namely Capital Spending andOperasioanal Spending have a positive and significant impact on Gross RegionalDomestic Product (GRDP) in the ten provinces in Sumatera. Individual intersef ineach province also shows the variaty numbers, it is influenced by the amount ofGross Regional Domestic Product (GRDP) and goverment spending in eachprovince.

Keyword : Gross Regional Domestic Product, Capital Spending,Operasional Spending, Panel Data, Random Effect Model(REM)

Page 3: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAPPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI SE-SUMATERA

Oleh

Singgih Samsuri

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh belanja pemerintah terhadapProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi se-Sumatera. Penelitian inimenggunakan data sekunder yang diambil dari situs Badan Pusat Statistik (BPS)dan Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan denganperiode tahun penelitian 2009 – 2013. Penelitian ini menggunakan data paneldengan jumlah cross-section sebanyak 10 provinsi di Sumatera. Model data panelyang digunakan adalah Random Effect Model. Hasil penelitian menunjukkanbahwa seluruh variabel bebas yaitu variabel belanja modal dan belanja operasimempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik RegionalBruto (PDRB) di 10 provinsi se-Sumatera. Selain itu, nilai intersep individu dimasing-masing provinsi juga menunjukan angka yang berbeda-beda, hal inidipengaruhi oleh besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan belanjadaerah di tiap-tiap provinsi.

Kata kunci : Produk Domestik Regional Bruto, Belanja Modal, BelanjaOperasi, Data Pane, Random Effect Model (REM)

Page 4: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAPPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI SE-SUMATERA

(Skripsi)

Oleh

Singgih Samsuri

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis
Page 6: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis
Page 7: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis
Page 8: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Singgih Samsuri lahir pada tanggal 12 Juli 1991 di Jabung,

Kabupaten Lampung Tengah. Penulis lahir sebagai anak kelima dari enam

bersaudara dari pasangan Bapak Hadi dan Ibu Atimi.

Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Labuhan Ratu pada tahun 1997,

pada tahun 1999 penulis berhenti sekolah sampai 2 tahun dan tahun 2001 penulis

melanjutkan sekolahnya di SDN 02 Kedaung dan selesai pada tahun 2005.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Penawartama dan

tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis meneruskan

pendidikannya di SMA Negeri 2 Menggala dan tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2012 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung

melalui jalur SBMPTN tulis pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dengan beasiswa bidikmisi. Penulis aktif di beberapa

organisasi antara lain, sebagai Ketua Umum ROIS FEB Unila periode 2014-2015,

dan sebagai Sekjen Ikatan Mahasiswa Tulang Bawang. Pada tahun 2014 Penulis

mengikuti kegiatan KKL (Kuliah Kunjung Lapangan) ke OJK, Bappenas dan

Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan. Lalu, pada tahun 2015 penulis

melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji

Timur, Kabupaten Mesuji

Page 9: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

Selama kuliah, penulis juga aktif mengikuti berbagai perlombaan. Diantaranya

juara satu lomba debat politik mahasiswa tingkat Provinsi Lampung yang

diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Lampung

pada tahun 2013, juara 2 liga saham mahasiswa tahun 2013, juara 1 lomba

olimpiade ekonomi syariah tingkat Sumbagsel tahun 2014, dan finalis lomba

olimpiade ekonomi syariah tingkat nasional pada tahun 2014. Selain kuliah dan

organisasi, kegiatan lain dari penulis adalah mengajar mengaji secara privat dan di

Taman Pendidikan Al-Qur’an Masjid Al-hidayah.

Page 10: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

MOTO

“Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan

meneguhkan kedudukanya”

(Q.S. Muhammad: 7)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu

sendiri yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka”

(Q.S. Ar-Ra’d: 11)

“Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat”

(Nabi Muhammad S.A.W)

Page 11: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, Skripsi sederhanaku ini

kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Hadi dan mamak Atimi

yang selalu menyayangiku dan selalu mendo’akan keberhasilanku demi

tercapainya cita-citaku.

Istriku, mertuaku, Kakak, adik dan keluargaku yang telah memberikan

dukungan selama ini.

Para Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat

berharga melalui ketulusan dan kesabarannya.

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku.

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Lampung.

Page 12: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

SANWACANA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi Se-Sumatera”, sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai

wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Page 13: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

4. Bapak Dedy Yuliawan, S.E, M.Si. selaku Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran

dalam proses penyusunan skripsi ini hingga akhir kepada penulis.

5. Ibu Nurbetty Sitorus, S.E., M.Si selaku Pembimbing Akademik.

6. Ibu Dr. Marselina, S.E, M.P.M selaku penguji yang telah memberikan kritik

dan saran yang membangun kepada penulis.

7. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali penulis

dengan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan dan staff dan

karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak

membantu kelancaran proses skripsi ini.

8. Bapak, Mamak, mbk Yuli, mbk Pur, Mas Wahono, Mas Sujud, Adiku

Karno dan seluruh keluargaku yang selalu mencurahkan doa dan

dukungannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

9. Istriku tersayang Monica Tamara dan mertuaku Papa Teguh dan Mama

Tyas, terimakasih doa dan dukunganya.

10. Kak habib yang telah menemani siang malamku selama dikampus dan di

masjid Al-Hidayah. Kesabaramu sungguh luar biasa.

11. Sahabat-sahabat ROIS dan komunitas mutar; Kak Didik, kak Hamid, kak

Ade, lek anggi, kak Takim, Abe, Andi, Angga, Mahipal Terimakasih untuk

bantuannya, bersedia Penulis repotkan

12. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2012 yang tidak bisa

disebutkan satu per satu

Page 14: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

13. Kawan-kawan sesama penerima bidikmisi yang sama-sama berjuang demi

kehidupan yang lebih. Terimakasih atas inspirasi dan semangat yang kalian

miliki

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu,

kakak, adik, dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya ini berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 17 Juni 2016

Penulis

Singgih Samsuri

Page 15: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................ iDAFTAR TABEL......................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR .................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN................................................................................. v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1B. Rumusan Masalah ........................................................................... 12C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13E. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 13F. Hipotesis .......................................................................................... 16G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori................................................................................... 181. Pertumbuhan Ekonomi................................................................ 182. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik................................... 203. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................................. 224. Teori Pengeluaran Pemerintah .................................................... 265. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)................... 306. Pengaruh pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ..................................................................................... 33B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 35

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 37B. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 37C. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 38

Page 16: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

ii

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 39E. Uji Kesesuaian Model....................................................................... 44F. Uji Hipotesis ..................................................................................... 45G. Perhitungan Nilai Intersep Individu.................................................. 47H. Perbandingan Intersep Individu dan Rata-rata PDRB ...................... 49I. Keadaan Geografis Sumatera............................................................ 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Regresi Data Panel .................................................................. 51B. Hasil Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel ...................... 52C. Regresi Data Panel Metode Random Efect ....................................... 55D. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 58E. Penafsiran Koefesien Determinan..................................................... 61F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 61

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 71B. Saran ................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 17: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. PDRB Atas Harga Konstan 2000 Daerah Provinsi se-SumateraTahun 2009-2013 ................................................................................. 5

2. Ringkasan Penelitaian Terdahulu ........................................................ 353. Nama Variabel, Simbol, Satuan Pengukuran, dan Sumber Data ......... 394. Ringkasan Hasil Regresi Data Panel.................................................... 515. Ringkasan Uji Chow ............................................................................ 536. Ringkasan Uji Hausman ...................................................................... 547. Hasil Estimasi Metode Random Effect................................................. 568. Nilai Intersep lndividu tiap provinsi .................................................... 579. Urutan Nilai Intersep Individu ............................................................. 5810. Hasil Uji Parsial .................................................................................. 5911. Hasil Uji F-Statistik ............................................................................. 6012. Perbandingan Nilai Intersep Individu dan PDRB ............................... 66

Page 18: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik PDRB per Wilayah Harga Konstan 2010, Tahun 2014 ................ 32. Grafik Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Tahun 2014 ........... 83. Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Daerah

Provinsi di Sumatera ................................................................................ 94. Grafik Rasio Belanja Operasi terhadap Total Belanja Tahun 2014 ......... 105. Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja Daerah

Provinsi di Sumatera ................................................................................ 116. Skema Kerangka Pemikiran ..................................................................... 167. Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah ....................................... 288. Total Belanja Daerah se-Sumatera Tahun 2009-2013 ............................. 68

Page 19: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tingkat PDRB menurut Provinsi di Sumatera........................................ L12. Total Belanja Modal Menurut Provinsi di Sumatera .............................. L23. Total Belanja Operasi Menurut Provinsi di Sumatera ............................ L34. Hasil Estimasi Data Panel dengan Pooled Effect Model......................... L45. Hasil Estimasi Data Panel dengan fixed Effect Model ............................ L56. Hasil Estimasi Data Panel dengan random Effect Model ....................... L67. Hasil Uji Chow ....................................................................................... L78. Hasil Uji Hausman .................................................................................. L89. PSAP 02 No. 24 Tahun 2005 Bagian Akuntansi Belanja ....................... L9

Page 20: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu rangkaian proses perubahan menuju keadaan yang

lebih baik dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator

keberhasilan pembangunan diantaranya dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang

menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah (Kurniawan, 2010).

Dalam konteks wilayah, pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan pendapatan

masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi (Tarigan, 2014). Semakin tinggi

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menunjukan makin meningkatnya aktivitas

perekonomian di wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah

perekonomian dalam jangka panjang, dan merupakan fenomena penting yang dialami

dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan Modern

Economic Growth.

Page 21: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

2

Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan

output per kapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa dalam jangka panjang,

kesejahteraan masyarakat tercermin pada peningkatan output perkapita yang

sekaligus memberikan banyak alternativ dalam mengkonsumsi barang dan jasa,

diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat (Yunan, 2009).

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) baik tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi. Badan Pusat

Statistik (2015) menyebutkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit

produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak pulau. Setiap pulau atau wilayah

memiliki karakteristik dan kegiatan ekonomi yang berbeda-beda. Selama ini, kegiatan

perekonomian terpusat pada pulau Jawa, sehingga terjadi ketimpangan antara daerah

Jawa dan diluar Jawa.

Page 22: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

3

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2015Gambar 1. PDRB per wilayah dengan Harga Konstan 2010, Tahun 2014

Pada tahun 2014, Wilayah Jawa Bali memiliki nilai PDRB tertinggi yaitu Rp 5.104

Triliun atau rata-rata per provinsi mencapai Rp 729 Triliun. Wilayah Sumatera

memiliki total PDRB Rp 1.895 triliun atau rata-rata PDRB per provinsi Rp 189

Triliun. Sedangkan Sulawesi memiliki total PDRB Rp 485 Triliun dan rata-rata

PDRB per provinsi Rp 80 Triliun. Kalimantan rata-rata per provinsi Rp 193 Triliun.

Nusa Tenggara, Maluku, dan papua memiliki total PDRB Rp 340 Triliun dan rata-

rata per provinsi Rp 56 Triliun, wilayah ini merupakan wilayah dengan rata-rata

PDRB per provinsi terendah di Indonesia. Data total PDRB per wilayah tersebut

menunjukan telah terjadi ketimpangan ekonomi yang sangat tinggi di Indonesia, yaitu

antara Wilayah Jawa dan diluar Jawa.

5,104.30

1,895.63

485.37 779.83 340.68

JAWA BALI SUMATERA SULAWESI KALIMANTAN NT MALUKUPAPUA

Wilayah

PDRB per Wilayah dalam Triliun Rupiah

Page 23: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

4

Sumatera merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di

Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatera, yaitu provinsi Aceh, Riau dan

Sumatera Selatan, selain itu Pulau Sumatera juga merupakan Pulau dengan jumlah

provinsi terbanyak di Indonesia. Pulau Sumatera saat ini memiliki 10 provinsi. Hasil-

hasil utama pulau Sumatera ialah kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah,

bauksit, batubara dan gas alam. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh

perusahaan-perusahaan asing, seperti misalnya PT. Caltex yang mengolah minyak

bumi di provinsi Riau. Beberapa kota di pulau Sumatera, juga merupakan kota

perniagaan yang cukup penting. Medan merupakan kota terbesar di pulau Sumatera,

merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar

nasional yang berkantor pusat di sini.

Setiap provinsi di Sumatera memiliki tingkat Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang berbeda-beda. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2009

sampai 2013, PDRB Provinsi se Sumatera selalu mengalami peningkatan. Pada tahun

2009 – 2013 rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera

Utara mencapai Rp 126,7 triliun yang merupakan Provinsi dengan PDRB tertinggi se

Sumatera, selanjutnya Provinsi Riau memiliki rata-rata PDRB 101,9 triliun rupiah,

Sumatera Selatan dengan rata-rata 68,2 triliun rupiah, Kepulauan Riau memiliki rata-

rata PDRB 43,9 triliun rupiah, Sumatera Barat dengan rata-rata PDRB 41,5 triliun

rupiah, Lampung rata-rata PDRB 41 triliun rupiah, Aceh memiliki rata-rata PDRB

34,9 triliun rupiah. Provinsi Jambi, Bangka Belitung, dan Bengkulu memiliki rata-

Page 24: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

5

rata PDRB terkecil se Sumatera yaitu hanya mencapai 19 triliun rupiah, 11,5 triliun

rupiah, dan 8 triliun rupiah.

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga KonstanTahun 2000 Menurut Provinsi, 2009 - 2013 (Miliar Rupiah)

NO PROVINSITAHUN Rata-

Rata2009 2010 2011 2012 20131 Aceh 32,219 33,103 34,705 36,488 38,013 34,9062 Sumut 111,559 118,719 126,588 134,462 142,537 126,7733 Sumbar 36,683 38,862 41,293 43,926 46,640 41,4814 Riau 93,786 97,736 102,666 106,299 109,073 101,9125 Jambi 16,275 17,472 18,964 20,374 21,979 19,0136 Sumsel 60,453 63,859 68,008 72,096 76,410 68,1657 Bengkulu 7,860 8,340 8,879 9,465 10,052 8,9198 Lampung 36,256 38,390 40,859 43,527 46,123 41,0319 Babel 10,270 10,885 11,593 12,257 12,905 11,582

10 Kepriau 38,319 41,076 43,810 46,797 49,667 43,934Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2015

Berdasarkan data PDRB provinsi Se-Sumatera dari tahun 2009 sampai tahun 2013,

dapat disimpulkan bahwa setiap tahunya PDRB provinsi di Pulau Sumatera selalu

mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Secara umum, konsep ekonomi dikenal dua kebijakan ekonomi yang utama, yaitu

kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter merupakan pengendalian

sektor moneter dan kebijakan fiskal merupakan pengelolaan anggaran pemerintah

(budget) dalam rangka mencapai pembangunan (Sriyana, 2005). Kebijakan fiskal

adalah suatu kebijakan ekonomi untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi

lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah (Badan

Page 25: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

6

Kebijakan Fiskal, 2014). Definisi lain mengenai kebijakan fiskal (Fiscal Policy)

adalah kebijakan pemerintah dengan menggunakan belanja negara dan perpajakan

dalam rangka menstabilkan perekonomian (Sri, 2010).

Kebijakan fiskal yang diterapkan di Indonesia umumnya merepresentasikan pilihan-

pilihan pemerintah dalam menentukan besarnya jumlah pengeluaran atau belanja dan

jumlah pendapatan, yang secara eksplisit digunakan untuk mempengaruhi

perekonomian dalam satu periode. Berbagai pilihan tersebut, biasanya

dimanifestasikan melalui anggaran pemerintah, di Indonesia lebih dikenal dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN), digunakan sebagai alat pengatur urutan prioritas pembangunan

dengan mempertimbangkan tujuan – tujuan yang ingin dicapai dalam

pengalokasiannya.

Dalam konteks daerah provinsi atau kabupaten/kota pengalokasian tersebut tergambar

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Setelah dilaksanakannya

otonomi daerah melalui Undang-Undang No 32 dan 33 tahun 2004 yaitu mengenai

pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya masing-masing berdasarkan

potensi dan permasalahan yang ada di wilayah bersangkutan, banyak daerah yang

mengalami kesulitan dalam pembangunan daerahnya. Kesulitan - kesulitan tersebut

merupakan tantangan besar yang harus dihadapi serta ditangani oleh pemerintah

daerah dengan kembali memikirkan mengenai strategi – strategi pembangunan yang

Page 26: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

7

harus dilakukan. Strategi pembangunan tersebut menyangkut peranan pemerintah

dalam perekonomian diluar pasar. Karena kekuatan pasar sendiri tidak akan berjalan

sempurna apabila tidak mengikutsertakan campur tangan pemerintah

(Mangkoesoebroto, 2001).

Dalam teori ekonomi makro, dari sisi pengeluaran, pendapatan regional bruto adalah

penjumlahan dari berbagai variabel termasuk di dalamnya adalah pengeluaran

pemerintah (G). Pengeluaran pemerintah atau belanja daerah merupakan bentuk

rangsangan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perekonomian daerah

(Gathama, 2009). Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran

pemerintah, atau lebih umumnya adalah ukuran dari sektor publik, adalah

pengeluaran pemerintah dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka

panjang (Sodik, 2007).

Anggaran Belanja Daerah yang tercantum dalam APBD mencerminkan potret

pemerintah daerah dalam menentukan skala prioritas terkait program dan kegiatan

yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Penyusunan anggaran Belanja

Daerah dapat menunjukkan apakah suatu daerah pro poor, growth, and jobs. Pada

komponen Belanja Daerah juga nampak seberapa besar porsi belanja modal yang

dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan terkait langsung dalam

pemenuhan pelayanan kepada masyarakat (DJPK, 2015). Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 24 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah No

71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan, klasifikasi belanja daerah

Page 27: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

8

terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu; belanja modal dan belanja operasi. Belanja

modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya

yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan belanja operasi

adalah besarnya pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, barang, bunga,

subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan.

Porsi belanja modal dalam APBD merupakan komponen belanja yang sangat penting

karena realisasi belanja modal akan memiliki multiplier effect dalam menggerakan

roda perekonomian daerah. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya

diharapkan semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,

semakin rendah angkanya, semakin berkurang pengaruhnya terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK), Tahun 2015Gambar 2. Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja

Daerah Provinsi per Wilayah Tahun 2014

23.86%26.56%

22.77%

35.19%

25.60%

JAWA BALI SUMATERA SULAWESI KALIMANTAN NT MALUKUPAPUA

Rasi

o Be

lanj

a M

odal

Wilayah

Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah

26.80 %

Page 28: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

9

Rasio belanja modal terhadap total belanja per wilayah menunjukan bahwa rata-rata

rasio belanja modal terhadap total belanja daerah di 5 wilayah di Indonesia adalah

sebesar 26,80%. Dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa rasio belanja modal

terhadap total belanja daerah di 4 wilayah yaitu Jawa dan Bali, Sumatera, Sulawesi,

serta dan Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua memiliki rasio lebih rendah

dibandingkan dengan rata-rata rasio secara nasional. Sementara itu, untuk wilayah

Kalimantan memiliki rasio lebih besar dari rata-rata rasionya secara nasional.

Rasio belanja modal terhadap total belanja per wilayah masih tergolong kecil jika

dibandingkan dengan rasio belanja operasi terhadap total belanja. Berdasarkan data

yang dipublikasikan oleh direktorat jenderal perimbangan keuangan daerah pada

tahun 2013 rasio belanja modal terhadap total belanja tertinggi ada di Provinsi Jambi

yang rasionya mencapai 36,83%

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK) dan BPS, 2013Gambar 3. Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Daerah dan

Pertumbuhan ekonomi Provinsi di Sumatera Tahun 2013

16.2611.28

20.58

29.83

36.83

15.19 17.522.8

31.69

18.45

4.18 6 6.182.61

7.88 5.98 6.21 5.97 5.29 6.13

Belanja Modal Pertumbuhan Ekonomi

Page 29: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

10

Pada tahun 2013 porsi belanja modal terbesar di Sumatera berada di Provinsi Jambi

yang mencapai 36.83% dari total belanja, hal ini juga disertai dengan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Provinsi Jambi mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 7.88%.

Sedangkan porsi belanja modal terendah berada di Provinsi Sumatera Utara, yang

hanya mencapai 11.28%, tetapi pertumbuhan ekonominya cukup tinggi yaitu

mencapai 6%. Secara umum ada lima Provinsi yang memiliki porsi belanja modal

dibawah 20%. Yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu,

dan Kepulauan Riau. Sedangkan Provinsi yang memiliki porsi belanja diatas 20%

adalah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, dan Bangka Belitung.

Selain belanja modal pemerintah, terdapat juga rasio belanja operasi yang

menunjukan rasio belanja untuk sektor konsumsi. Hal ini juga ditampilkan pada

gambar 3.

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK), Tahun 2015Gambar 3. Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja Daerah Provinsi

Per wilayah Tahun 2014

76.14%

73.44%

77.23%

64.81%

74.40%

JAWA BALI SUMATERA SULAWESI KALIMANTAN NT MALUKUPAPUA

Ras

io B

elan

ja O

pera

si

Wilayah

Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja

Page 30: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

11

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa wilayah Sulawesi memiliki rasio

belanja operasi tertinggi, yaitu mencapai 77,23%, sedangkan wilayah Kalimantan

memiliki rasio yang terendah yaitu sebesar 64,81%. Sedangkan wilayah lainya

memiliki rasio rata-rata diatas 70%. Rasio belanja operasi tertinggi berada pada

belanja pegawai. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah masih berfokus

pada belanja operasi. Terutama tercermin dari masih tingginya porsi belanja pegawai

di masing-masing daerah. Selain tercermin pada masing-masing wilayah di

Indonesia, rasio belanja operasi juga tercermin rasio menurut provinsi di Sumatera.

Hal ini dapat menggambarkan besaran belanja operasi di tiap-tiap provinsi di

Sumatera.

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK), 2013Gambar 4. Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja Daerah Provinsi

di Sumatera Tahun 2013

83.14 88.7279.42

70.1663.06

84.8 82.3876.63

68.3181.55

BELANJA OPERASI

Rasio Belanja Operasi

ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI

SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI

Page 31: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

12

Berdasarkan data rasio belanja operasi provinsi di Sumatera tahun 2013 menunjukan

rata-rata rasio belanja operasi daerah provinsi di Sumatera tahun 2013 mencapai

77.82%. Rasio tertinggi berada di Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 88.72%

dan terendah berada di Provinsi Jambi yang hanya 63.06%. Hal ini menunjukan

bahwa rasio belanja operasi tiap-tiap Provinsi di Sumatera masih tergolong tinggi.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan

beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah belanja modal berpengaruh positif terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi se Sumatera tahun 2009-2013?

2. Apakah belanja operasi berpengaruh positif terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi se Sumatera tahun 2009-2013?

3. Bagaimana nilai intersep individu yang dihasilkan pada tiap-tiap provinsi se-

Sumatera?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh belanja modal pemerintah terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi se Sumatera

Page 32: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

13

2. Untuk menganalisis pengaruh belanja operasi terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi se Sumatera

3. Untuk menganalisis nilai intersep individu pada tiap-tiap provinsi se-Sumatera

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat ilmiah, untuk memahami dan mendalami masalah-masalah di bidang

ilmu ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pengeluaran pemerintah dan

pertumbuhan ekonomi.

2. Manfaat praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi

bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian

yang berhubungan dengan masalah serupa.

3. Manfaat kebijakan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan pemerintah dalam pengambilan kebijakan, khususnya yang

berkaitan dengan dengan pengeluaran pemerintah Daerah dan pertumbuhan

ekonomi.

E. Kerangka Pemikiran

Pemerintah daerah saat ini dituntut untuk mampu merencanakan dan mengelola

pembangunan daerahnya masing-masing berdasarkan potensi dan permasalahan yang

ada di wilayah bersangkutan, banyak daerah yang mengalami kesulitan dalam

Page 33: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

14

pembangunan daerahnya. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan tantangan besar

yang harus dihadapi serta ditangani oleh pemerintah daerah dengan kembali

memikirkan mengenai strategi – strategi pembangunan yang harus dilakukan. Strategi

pembangunan tersebut menyangkut peranan pemerintah dalam perekonomian di luar

pasar. Karena kekuatan pasar sendiri tidak akan berjalan sempurna apabila tidak

mengikutsertakan campur tangan pemerintah (Mangkoesoebroto, 2010).

Tantangan yang dihadapi suatu daerah terutama untuk daerah otonom yang baru

adalah peningkatan pendapatan daerah dan kemandirian dalam pembangunan dengan

kendala ketersediaan sumber daya di daerah yang terbatas. Dengan demikian

penentuan kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi yang tepat sangatlah

diperlukan. Arah penentu kebijakan dan strategi tersebut adalah tercapainya kriteria -

kriteria prioritas pembangunan salah satunya berupa peningkatan investasi disuatu

daerah, dengan meningkatnya investasi maka dampaknya akan mendorong

pertumbuhan pada segala sektor dan akan memicu peningkatan pertumbuhan

ekonomi suatu daerah. Dalam konteks wilayah, pertumbuhan ekonomi adalah

pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah

tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi (Tarigan, 2014).

Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menunjukan makin

meningkatnya aktivitas perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu kebijakan yang

dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui kebijakan anggaran. Pengeluaran

pemerintah yang efektif dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Page 34: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

15

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan

Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,

pengeluaran pemerintah dilihat dari klasifikasi ekonomi dapat digolongkan dalam dua

kelompok, yaitu belanja Modal dan belanja operasi. Belanja modal merupakan

pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi

manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan belanja operasi adalah Belanja

Operasi adalah belanja yang dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah dalam

rangka menyelenggarakan operasional pemerintah. Belanja Operasi selanjutnya

diklasifikasikan lagi menjadi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga, Subsidi,

Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja Lain-lain/Tak Terduga. Dengan menetapkan

kebijakan pengeluaran yang tepat, maka anggaran pemerintah dapat efektif dan

efesien sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

Porsi dari kedua jenis belanja tersebut juga menunjukan arah kebijakan dari

pemerintahan yang sedang berjalan, karena dalam penganggaran tercermin alokasi

belanja pemerintah yang menunjukan prioritas pembangunan di daerah yang

bersangkutan.

Page 35: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

16

Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka Hipotesis yang dapat di rumuskan

dalam penilitian ini adalah

1. Diduga belanja modal pemerintah daerah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi se-Sumatera.

2. Diduga belanja operasi pemerintah berpengaruh positif terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) se-Sumatera.

3. Diduga belanja modal dan belanja operasi secara bersama-sama berpengaruh

positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi se-

Sumatera.

*Belanja Modal (X1)*Belanja Operasi (X2)

PDRB(Y)

Belanja PemerintahDaerah

+

Page 36: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

17

G. Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB 2 Tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang melandasi dan

mendukung penelitian ini yang diperoleh dari literatur dan sumber

lainnya.

BAB 3 Metode penelitian yang menguraikan bagaimana penelitian ini

dilakukan yang terdiri dari jenis dan sumber data, definisi operasional

variabel yang diteliti, metode analisis, prosedur analisis data dan uji

hipotesis.

BAB 4 Hasil dan pembahasan dari pengujian yang telah dilakukan.

BAB 5 Kesimpulan dan saran.

Page 37: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi

partumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian

dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan

barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh

pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi

akan menambah barang modal dan teknologi yang digunakan juga makin

berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan

penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan

dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.

Page 38: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

19

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan

menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena

pada dasarya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor

produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan

menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oIeh

masyarakat (Basri, 2002), dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan

pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil terhadap

penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun

sebelumnya. Dengan kata lain perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika

pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil

masyarakat pada tahun sebelumnya.

Dengan perkataan lain bahwa pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada

perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur dengan

menggunakan data Produk Domestik Bruto (GDP) atau pendapatan atau nilai akhir

pasar (total market value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and

services) yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu

(biasanya satu tahun).

Page 39: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

20

Pengertian pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan produksi barang

dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Salah satu indikator makro ekonomi

yang paling penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah periode

tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonom. Kuznets dalam Hariyanto (2005) mendefenisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara dalam

menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya,

kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian

kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.

2. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Solow dan Swan. Model Solow-

Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, dan besarnya

output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar

adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow

dan Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya

substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Adapun model pertumbuhan

ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi

Page 40: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

21

produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan

dibawah ini:

Yi = i (K, L)

Dalam kerangka ekonomi regional, menderivasikan rumus di atas menjadi sebagai

berikut:

Yi = ai Ki + (1- ai) ni

Dimana:

Yi = besarnya output

Ai = bagian yang dihasilkan dari faktor modal

Ki = tingkat pertumbuhan modal

(1- ai) = bagian yang dihasilkan diluar faktor modal

ni = tingkat pertumbuhan tenaga kerja

Teori Neoklasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar kondisi selalu

diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna,

perekonomian bisa tumbuh maksimal. Hal khusus yang perlu dicatat adalah bahwa

model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini berarti kebiasaan masyarakat yang suka

memegang uang tunai dalam jumlah besar dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Analisis lanjutan dari paham neoklasik menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu

pertumbuhan yang kokoh (steady growth), diperlukan suatu tingkat tabungan yang

tinggi dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali.

Page 41: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

22

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a) Definisi PDRB

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh

seluruh unit produksi dalam satu daerah selama satu periode tertentu, atau merupakan

jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi

di daerah dalam satu periode tertentu. Perhitungan PDRB disajikan dalam dua versi

penilaian harga pasar, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar

harga konstan. PDRB harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

yang dihitung berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan.

Data PDRB harga berlaku digunakan untuk melihat struktur ekonomi dan

transformasi struktur ekonomi (structural transformation), serta untuk menghitung

besaran pendapatan per kapita. PDRB harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun

dasar. Pada periode sekarang ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Fungsi

PDRB harga konstan adalah untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi. PDRB

mencakup:

1) Semua barang dan jasa yang penghasilannya terdapat kompensasi.

2) Produksi yang ilegal dan tersembunyi.

3) Produksi barang untuk dikonsumsi sendiri.

Page 42: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

23

4) Jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dan lembaga nirlaba.

5) Jasa sewa rumah yang dihuni oleh unit rumah tangga sendiri.

6) Jasa rumah tangga dan perseorangan yang dilakukan untuk konsumsi pribadi oleh

pekerja rumah tangga dibayar.

PDRB tidak mencakup:

1) Produksi jasa perseorangan dan rumah tangga untuk digunakan sendiri yang

dihasilkan oleh anggota rumah tangga yang tidak dibayar.

2) Aktivitas sosial, budaya serta sukarela dari lembaga nirlaba atau pemerintah yang

tidak dibayar.

3) Dekorasi, perbaikan besar dan kecil barang tahan lama dan rumah yang dilakukan

sendiri oleh rumah tangga.

Data PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi

perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang diperoleh dari data ini antara lain:

a) Sebagai bahan evaluasi pembangunan di masa lalu baik pembangunan sektoral

maupun keseluruhan.

b) Sebagai bahan umpan balik terhadap perencanaan pembangunan yang telah

dilaksanakan.

c) Sebagai dasar pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian dimasa yang

akan datang.

d) Untuk memantau perkembangan inflasi berdasarkan perubahan harga produsen

secara agregatif tertimbang.

Page 43: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

24

Adapun kegunaan dari interpretasi data PDRB adalah sebagai berikut:

a) PDRB harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.

b) Produk Domestik Regional Neto (PDRN) harga berlaku menunjukkan pendapatan

yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah/wilayah.

c) PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari periode ke periode.

d) Distribusi PDRB harga berlaku menunjukkan besarnya struktur perekonomian

dan peranan sektor ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Sektor-sektor yang

mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah/ wilayah.

e) PDRB dan PDRN per kapita harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan PDRN

per kepala atau per orang penduduk.

f) PDRB dan PDRN per kapita harga konstan berguna untuk mengetahui

pertumbuhan riil ekonomi per kapita.

b) Tahun Dasar Perhitungan

Perhitungan PDB Indonesia telah menggunakan lima tahun dasar yaitu tahun dasar

1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Pada hakekatnya perubahan tahun dasar (re-

bashing) atau dalam istilah lain disebut pula sebagai re-reference telah digunakan

selama ini dalam penghitungan PDB/PDRB dengan suatu tahun yang dianggap

representatif. Hingga saat ini, tahun dasar baru yang ditetapkan adalah tahun 2000.

Page 44: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

25

Alasan teknis yang melatarbelakangi penentuan tahun tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Karena cakupan sudah cukup disempurnakan, dalam jangka waktu tujuh tahun

telah terjadi perubahan struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang

sangat signifikan. Perbaikan cakupan terutama di sektor pertanian (tabama dan

perkebunan). Perubahan komoditi umumnya di sektor industry pengolahan

(elektronika atau teknologi informatika). Di sisi lain juga terjadi perubahan dalam

komposisi harga antara sektor primer, sekunder dan tersier.

2) Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 diwarnai oleh

globalisasi. Tentunya ini akan berpengaruh kepada perekonomian domestik.

Dalam periode tersebut, pada pertengahan tahun 1997 hadirnya krisis ekonomi

juga berdampak kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia.

3) Pada tahun 2000, BPS telah merampungkan penyusunan Tabel Input Output (I-O)

Indonesia 2000. Tabel I-O tersebut secara baku dipakai sebagai basis bagi

penyusunan series baru penghitungan PDB baik sektoral maupun penggunaan.

Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel I-O telah mengalami uji konsistensi

pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur

permintaan maupun penawarannya. Oleh karena itu, struktur perekonomian

Indonesia yang digambarkan melalui Tabel I-O tersebut dapat dijadikan sebagai

kerangka dasar (bench marking) bagi penyempurnaan penghitungan estimasi

PDB.

Page 45: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

26

4) Penyusunan series Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks

Harga Konsumen (IHK) sudah menggunakan tahun dasar yang baru, yaitu tahun

2000. Penyempurnaan metodologi berikut perluasan cakupan komoditinya akan

menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru yang akan digunakan sebagai

deflator dalam penghitungan estimasi PDRB sektoral maupun penggunaan.

Sejalan dengan pergeseran tahun dasar ke tahun 2000 diharapkan ke dua jenis

indeks harga tersebut dapat mendukung langkah penyempurnaan penghitungan

estimasi PDRB ke depannya.

5) Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun

2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan

berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993.

Dengan alasan-alasan tersebut, maka pertimbangan untuk mengganti tahun dasar

merupakan suatu kebutuhan utama bagi penyempurnaan penghitungan baik PDB

maupun PDRB. Pada periode berikutnya, PDRB ADHK tahun 2010 akan

menggunakan tahun dasar 2010.

4. Teori Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah

telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran

pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk

melaksanakan kebijakan tersebut.

Page 46: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

27

a. Teori Adolf Wagner

Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan pemerintah

semakin lama semakin meningkat. Tendensi ini oleh Wagner disebut dengan hukum

selalu meningkatnya peranan pemerintah. Inti teorinya yaitu makin meningkatnya

peran pemerintah dalam kegiatan dan kehidupan ekonomi masyarakat sebagai suatu

keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian apabila

pendapatan per kapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun

akan meningkat terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan

yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan

sebagainya. Berkaitan dengan hukum Wagner, dapat dilihat beberapa penyebab

semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah, yakni meningkatnya fungsi

pertahanan, keamanan, dan ketertiban, meningkatnya fungsi kesejahteraan,

meningkatnya fungsi perbankan dan meningkatnya fungsi pembangunan. Hukum

Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut

>1 > . . >2PPkP: Pengeluaran pemerintah per kapita

PPK: Pendapatan per kapita, yaitu GDP/jumlah penduduk

1, 2, . n: jangka waktu (tahun)

Page 47: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

28

Gambar 3. Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Teori Wagner mendasarkan pandangannya pada suatu teori yang disebut organic

theory of state yaitu teori organis yang menganggap pemerintah sebagai individu

yang bebas bertindak terlepas dengan masyarakat lain. Kurva diatas menunjukkan

secara relatif peranan pemerintah semakin meningkat.

b. Teori Peacock dan Wiseman

Teori mereka didasarkan pada suatu analisis penerimaan pengeluaran pemerintah.

Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya dengan mengandalkan

memperbesar penerimaan dari pajak, padahal masyarakat tidak menyukai

pembayaran pajak yang besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang

Kurva 1

Kurva 2

PkPPPPk

Waktu0 1 2 3 4

Page 48: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

29

semakin besar tersebut. Meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran

pemerintah juga semakin meningkat. Dalam keadaan normal meningkatnya GNP

menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan

pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat

mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat

dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah

membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka

mempunyai tingkat kesediaan untuk membayar pajak. Tingkat toleransi ini

merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara

semena-mena. Dalam teori Peacock dan Wiseman terdapat efek penggantian

(displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas

swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Pengentasan gangguan tidak hanya cukup

dibiayai semata-mata dengan pajak sehingga pemerintah harus meminjam dana dari

luar negeri. Setelah gangguan teratasi muncul kewajiban melunasi utang dan

membayar bunga. Pengeluaran pemerintah yang semakin bertambah bukan hanya

karena GNP bertambah tetapi karena adanya kewajiban baru tersebut. Akibat lebih

lanjut adalah pajak tidak menurun kembali ke tingkat semula meskipun gangguan

telah berakhir. Selain itu, masih banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan

setelah terjadinya perang dan ini disebut efek inspeksi (inspection effect). Adanya

gangguan sosial juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ketangan

Page 49: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

30

pemerintah yang sebelumnya dilaksanakan oleh swasta. Efek inilah disebut sebagai

efek konsentrasi (concentration effect). Dengan adanya ketiga efek tersebut

menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah sehingga setelah perang selesai

tingkat pajak tidak menurun kembali pada tingkat sebelum terjadi perang.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja

pemerintah yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan moneter yang

mencerminkan sumber-sumber penerimaan daerah dan pengeluaran untuk membiayai

kegiatan dan proyek daerah dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Pada

hakekatnya anggaran daerah (APBD) merupakan salah satu alat untuk meningkatkan

pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah

yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan demikian APBD harus benar-benar

dapat mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi-potensi

keanekaragaman daerah (Lasminingsih, 2004). Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) disusun sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran

penyelenggaraan negara didaerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan

untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Secara umum sumber pendapatan daerah terbagi dalam dua kelompok, yaitu

pendapatan daerah dan dana perimbangan.

a) Pendapatan Daerah

Page 50: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

31

Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Pendapatan Daerah yang

dimaksud bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain

Pendapatan.

b) Belanja daerah

Sesuai dengan Undang-Undang No.33 tahun 2004 disebutkan bahwa Belanja daerah

adalah semua kewajiban Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja Daerah dipergunakan

dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

provinsi atau kabupaten / kota yang terdiri atas urusan wajib, urusan pilihan, dan

urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat

dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar

pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang – undangan. Belanja

penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan

sosial.

Page 51: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

32

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) klasifikasi ekonomi belanja daerah terbagi dalam dua kelompok,

yaitu:

1. Belanja Modal

Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Modal

adalah pengeluaran anggaran untuk belanja tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, asset tetap lainya, konstruksi dalam pengerjaan,

dan asset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

2. Belanja Operasi

Belanja Operasi adalah belanja yang dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah

dalam rangka menyelenggarakan operasional pemerintah. Belanja Operasi

selanjutnya diklasifikasikan lagi menjadi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga,

Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja Lain-lain/Tak Terduga. Belanja Operasi

(Konsumsi pemerintah) disebut juga dengan output non-pasar pemerintah. Kegiatan

pemerintah meliputi kegiatan administrasi pemerintah baik pusat maupun daerah,

termasuk juga administrasi pertahanan dan keamanan. Pemerintah daerah dalam hal

ini meliputi Pemerintah di tingkat Provinsi, kabupaten dan tingkat Desa. Sedangkan

pemerintah pusat mencakup seluruh instansi negara, baik yang ada di pusat maupun

kantor wilayahnya (vertikal) yang di daerah, sedangkan Pemerintah Daerah meliputi

Page 52: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

33

Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Desa beserta perangkatnya (dinas)

dimasing-masing tingkat tersebut. Dalam kegiatan ini tidak termasuk kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan milik negara seperti Perum, Perjan dan PT

(Persero, PN), karena kegiatan-kegiatan ini telah tercakup dalam sektor yang

bersangkutan atau lapangan usaha masing-masing. Kegiatan pemerintah berfungsi

untuk menyediakan jasa pelayanan umum bagi masyarakat yang secara ekonomis

sulit dinilai, seperti melaksanakan administrasi pemerintah, menjaga kestabilan dan

keamanan negara, meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat, mengatur

kebijaksanaan perekonomian negara lainnya. Dengan demikian kegiatan pemerintah

berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya. Dalam rangka penghitungan konsumsi

pemerintah digunakan data laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi,

Kabupaten/Kota dan Desa yang diperoleh dari daftar K.1, K.2 dan K.3. Laporan

keuangan tersebut meliputi realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

dari masing-masing tingkat Pemerintah Daerah. Selain itu digunakan juga Neraca

Produksi Pemerintah Pusat dan Hankam (atas dasar harga berlaku) yang diperoleh

dari Badan Pusat Statistik (BPS), data jumlah pegawai negeri sipil pusat dan daerah

serta Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).

6. Pengaruh pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu komponen dalam permintaan agregat (aggregate demand / AD) adalah

pengeluaran pemerintah. Secara teori dinyatakan bahwa jika pengeluaran pemerintah

meningkat maka aggregate demand (AD) akan meningkat. Selain itu, peranan

Page 53: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

34

pengeluran pemerintah di negara sedang berkembang sangat signifikan mengingat

kemampuan sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi relatif terbatas

sehingga peranan pemerintah sangat penting. Peningkatan aggregate demand (AD)

berarti terjadi pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi diukur dari

Produk Domestik Bruto (PDB) maka peningkatan PDB berarti peningkatan

pendapatan. Menurut Nordhaus (1995) bahwa ada empat faktor sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Sumberdaya manusia,

2) Sumberdaya alam,

3) Pembentukan modal,

4) Teknologi.

Dalam hal ini pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal melalui

pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan prasarana.

Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi social

overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. SOC ini

sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau menyediakan berbagai fasilitas

publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini maka pihak swasta tidak berminat

untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya berbagai fasilitas publik ini akan

mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan.

Page 54: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

35

Peningkatan pendapatan berarti peningkatan kemampuan masyarakat untuk

membayar pajak. Sebagaimana diketahui bahwa pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan negara yang diperuntukkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah

maka peningkatan pajak berarti peningkatan pengeluaran pemerintah. Keadaan ini

membuat suatu siklus yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Kenaikan

pengeluaran pemerintah akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi dan

kenaikan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kemampuan keuangan

pemerintah yang diperuntukkan bagi pembangunan (Norista, 2010).

B. PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Alat Analisis KesimpulanArminRahmansyah(2004)

Jamzani Sodik(2007)

PertumbuhanEkonomi (Y),Pengeluaran Rutin(X1), PengeluaranPembangunan (X2)

PertumbuhanEkonomi (Y),Investasi Swasta(X1), InvestasiPemerintah (X2),KonsumsiPemerintah (X3),Tenaga Kerja (X4)

MetodeRegresi DataPanel FixedEfect Model

MetodeGeneral LeastSquard

Pengeluaran Rutin(X1), PengeluaranPembangunan (X2)berpengaruh positifterhadap pertumbuhanekonomi (Y)

Investasi Pemerintah(X2), KonsumsiPemerintah (X3),Tenaga Kerja (X4)berpengaruh Positifsedangkan InvestasiSwasta (X1) tidakberpengaruh terhadappertumbuhan ekonomiprovinsi di Indonesi

Page 55: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

36

NoristaGathama Putra(2009)

Sri EndangRahayu (2011)

Hendarmin(2012)

Pertumbuhanekonomi (Y),Belanja Modal(X1),Belanja Operasi(X2)

PertumbuhanEkonomi (Y),PengeluaranAparatur Daerah(X1), PengeluaranPelayanan Publik(X2)

PertumbuhanEkonomi (Y1),Kesempatan Kerja(Y2), KesehjateraanMasyarakat (Y3),Belanja Modal(X1), Investasiswasta (X2)

Least SquareDummyVariable(LSDV)

MetodeRegresiOrdinaryleast square(OLS)

MetodeRegresi OLS

Belanja Modal (X1)dan Belanja Operasi(X2) berpengaruhpositif dan signifikanTerhadapPertumbuhanEkonomi (Y)

Pengeluaran AparaturDaerah (X1),PengeluaranPelayanan Publik (X2)berpengaruh positifterhadap PertumbuhanEkonomi (Y),

Belanja Modal (+) Y1,(+) Y2, (+) Y3,Investasi Swasta (-)Y1, (+) Y2, (+) Y3

LukmanHakim(2013)

PDRB (Y),Belanja Modal (X)

MetodeRegresi DataPanel

Belanja Modalberpengaruh positifterhadap PDRB

Novia HadjiAli (2013)

PDRB (Y),PengeluarankonsumsiPemerintah (X1),PengeluaranInvestasiPemerintah (X2)

Metode OLS Pengeluaran konsumsiPemerintah (+) tetapitidak signifikan,Pengeluaran investasiPemerintah (+) dansignifikan terhadap(Y)

Page 56: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh belanja pemerintah

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah provinsi se-Sumatera

Tahun 2009 hingga Tahun 2013.

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan

angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat (Arikunto, 2006) yang mengemukakan

penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilan hasilnya. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder data panel Periode 2009 – 2013 Daerah Provinsi di Sumatera, dengan data

tahunan yang berasal dari publikasi-publikasi resmi, Dirjen Perimbangan Keuangan

dan Badan Pusat Statistik, dan kepustakaan serta literatur-literatur yang berkaitan dan

mendukung penulisan ini.

Page 57: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

38

C. Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Daerah Provinsi se-Sumatera dengan harga konstan

tahun 2000 dan merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang

terjadi setiap tahun yang dinyatakan dalam rupiah. (Sumber: Badan Pusat

Statistik)

2. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Belanja modal pemerintah Daerah Provinsi se-Sumatera merupakan

pengeluaran anggaran untuk belanja tanah, peralatan dan mesin, gedung

dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, asset tetap lainya, konstruksi

dalam pengerjaan, dan asset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu

periode akuntansi. Dalam penelitian ini yang digunakan total belanja

modal daerah provinsi di Sumatera yang dinyatakan dalam rupiah.

(Sumber : DJPK Kemenkeu RI)

b) Belanja operasi pemerintah Daerah Provinsi se-Sumatera merupakan

besarnya pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, barang, bunga,

subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan. Dalam

penelitian ini yang digunakan adalah total belanja operasi daerah provinsi

di Sumatera yang dinyatakan dalam rupiah (Sumber: DJPK Kemenkeu RI)

Page 58: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

39

Tabel 3. Nama Variabel, Simbol, Satuan Pengukuran dan Sumber Data

Nama Variabel Simbol SatuanPengukuran

Sumber Data

PDRB PDRB Rupiah (Rp) BPSBelanja Modal BM Rupiah (Rp) DJPKBelanja Operasi BO Rupiah (Rp) DJPK

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis

data panel dengan menggunakan Software yaitu Microsoft Ecxel 2010 dan kemudian

diolah menggunakan E-Views 6. Ada 3 teknik pendekatan mendasar yang digunakan

dalam mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu:

1. Pendekatan Pooled Least Square

Metode pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.

Diasumsikan bahwa perilaku data antar daerah sama dalam berbagai kurun waktu

(Widarjono, 2009). Model ini hanya menggabungkan kedua data tersebut tanpa

melihat perbedaan antar waktu dan individu sehingga dapat dikatakan bahwa model

ini sama halnya dengan metode OLS (Ordinary Least Square) karena menggunakan

kuadrat kecil biasa. Pada beberapa penelitian data panel, model ini seringkali tidak

pernah digunakan sebagai estimasi utama karena sifat dari model ini yang tidak

Page 59: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

40

membedakan perilaku data sehingga memungkinkan terjadinya bias, namun model ini

digunakan sebagai pembanding dari kedua pemilihan model lainnya.

Analisis data menggunakan model regresi berganda yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh Belanja Modal (BM), Belanja Operasi (BO) terhadap Tingkat

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Provinsi di Sumatera dengan

menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square).

PDRBit = β0i +β1BMit + β2BOit + εit. (3.1)

Keterangan:

PDRBit = PDRB Provinsi, dinyatakan dalam rupiah

BMit = Total Belanja Modal Pemerintah Provinsi, dinyatakan dalam juta rupiah

BOit = Total Belanja Operasi Pemerintah Provinsi, dinyatakan dalam juta rupiah

β0i = Intersep

β1 = Koefisien variabel bebas

i = Provinsi-provinsi di Sumatera

t = Data time series

εit = Variabel gangguan

3. Pendekatan Fixed Effect

Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan

menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Untuk

Page 60: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

41

mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam data panel adalah dengan memasukkan

Dummy Variabel untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter yang

berbeda-beda baik lintas unit cross section maupun antar waktu (time-series).

Pendekatan dengan memasukkan dummy variabel ini dikenal dengan sebutan model

efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variabel (LSDV).

Secara umum, pendekatan fixed effect dapat dituliskan sebagai berikut:

PDRBit= α0+ α01D1i+ α02D2i+ α3D3i+ α4D4i+ α5D5i+α6D6i+ α7D7i+ α8D8i+α9D9i+

β1lnBMit+ β2lnBOit+εit (3.2)

Variabel di D1i = 1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel D2i = 1

untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu D3i = 1 untuk objek

ketiga dan 0 untuk objek lainnya dan seterusnya. Dengan menggunakan pendekatan

ini, akan terjadi degree of freedom sebesar NT - N - K. Keputusan memasukkan

variabel boneka ini harus didasarkan pada pertimbangan statistik. Hal tersebut

disebabkan, dengan melakukan penambahan variabel boneka akan dapat mengurangi

jumlah degree of freedom yang pada akhirnya akan mempengaruhi koefisien dari

parameter yang diestimasi.

3. Pendekatan Random Effect

Dimasukkannya variabel dummy didalam model Fixed Effect bertujuan untuk

mewakili ketidaktahuan kita tentang model sebenarnya. Namun, ini juga membawa

konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (Degree Of Freedom) yang pada

Page 61: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

42

akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan

menggunakan variabel gangguan (error terms) dikenal dengan metode random effect.

Ide dasar Random Effect Model (REM) dalam metode ini dapat dimulai dari

persamaan:

PDRBit = βoi + β1BMit + β2BOit +uit

Disini βoi tidak diperlakukan sebagai fixed, kita mengasumsikan bahwa konstanta

adalah variabel acak dengan nilai rata-rata β0. Dan nilai intersep untuk masing-

masing unit cross-section dapat dituliskan sebagai:

βoi = βi + εi = 1, 2, ..., N

Dimana εi adalah random error term dengan nilai rata-rata adalah nol dan variasi

adalah α2ε. Secara esensial, kita ingin mengatakan bahwa semua individu yang masuk

ke dalam sampel diambil dari populasi yang lebih besar dan mereka memiliki nilai

rata-rata yang sama untuk intercept (βi) dan perbedaan individual dalam nilai

intercept setiap individu akan direfleksikan dalam error term (ui). Dengan demikian

persamaan REM awal dapat dituliskan kembali menjadi:

PDRBit = βo + β1BMit +β2BOit + εi + uit

PDRBit = βo + β1BMit +β2BOit + wit (3.3)

Dimana

wit = εi + uit

Page 62: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

43

Error term kini adalah wit yang terdiri dari εi dan uit. εi adalah cross-section (random)

error component, sedangkan uit adalah combined error component. Untuk alasan

inilah, REM sering juga disebut error components model (ECM).

Beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan acuan untuk memilih antara fixed effect

atau random effect adalah (Gujarati, 2010):

a) Bila T (banyaknya unit time series) besar sedangkan N (jumlah unit cross

section) kecil, maka hasil fixed effect dan random effect tidak jauh berbeda,

sehingga dapat dipilih pendekatan yang lebih mudah untuk dihitung, yaitu fixed

effect model.

b) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan akan berbeda

jauh. Apabila diyakini bahwa unit cross section yang dipilih dalam penelitian

diambil secara acak, maka random effect harus digunakan. Sebaliknya apabila

diyakini bahwa unit cross section yang dipilih dalam penelitian tidak diambil

secara acak, maka harus menggunakan fixed effect.

c) Apabila komponen error individual (εi) berkolerasi dengan variabel bebas X,

maka parameter yang diperoleh dengan random effect akan bias sementara

parameter yang diperoleh dengan fixed effect tidak bias.

d) Apabila N besar dan T kecil, kemudian apabila asumsi yang mendasari random

effect dapat terpenuhi, maka random effect lebih efisien dibandingkan fixed effect

Page 63: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

44

E. Uji Kesesuaian Model

Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data

panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Chow Test adalah pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan Pooled

Least Square Model atau Fixed Effect Model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan

hipotesis sebagai berikut:

- H0: Pooled Least Square Model

- H1: Fixed Effect Model

Dasar penolakan terhadap hipotesis nol tersebut adalah dengan menggunakan F

Statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow:

ℎ = ( − )/ ( − 1)/( − − ) − ( − 1, − − )Dimana pengujian ini mengikuti distribusi F yaitu F K (N – 1, NT – N – K). Jika nilai

CHOW Statistics (F Statistic) hasil pengujian lebih besar dari F Tabel, maka

melakukan penolakan terhadap H0, begitu juga sebaliknya.

b) Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam

memilih apakah menggunakan Fixed Effect Model atau Random Effect Model.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

- H0: Random Effects Model

- H1: Fixed Effects Model

H = (βREM = βFEM )’ ( MFEM - MREM )-1 (βREM - βFEM) ῀ χ2 (k).

Page 64: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

45

Sebagai dasar penolakan H0 maka digunakan statistik Hausman dan

membandingkannya dengan Chi square. Statistik Hausman dirumuskan dengan: Jika

nilai H hasil pengujian lebih besar dari A2 (k), maka cukup bukti untuk melakukan

penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect Model,

begitu juga sebaliknya.

F. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t-statistik)

Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara individual (Gujarati, 2010). Digunakan uji 1 arah

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis.

Ho : β1 = 0 BM tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera.

Ha : β1 > 0 BM berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera.

H0 : β2 = 0 BO tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera.

Ha : β2 > 0 BO berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera.

Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel maka H0 ditolak atau menerima Ha

Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel maka H0 diterima atau menolak Ha

Page 65: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

46

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F-statistik)

Pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan dilakukan dengan menggunakan

uji F-statistik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

bebas yang terdapat dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

terikat. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat (Gujarati, 2010). Berikut ini adalah langkah-

langkah dalam uji-F statistik pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan

df1 = (k-1) dan df2 = (n-k):

H0 : β1, β2 = 0 (Semua variabel independen tidak mampu mempengaruhi variabel

dependent secara bersama-sama).

Ha : β1, β2 ≠ 0 (Paling tidak salah 1 koefisien regresi tidak sama nol maka variabel

independen mampu mempengaruhi variabel dependent secara bersama-sama).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan F-statistik dengan kriteria pengambilan

keputusan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel.

Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak

Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima.

Page 66: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

47

G. Perhitungan Nilai Intersep Individu pada Setiap Cross Section

1) Metode Pooled Least Squares (PLS)

Merupakan model dimana data dari berbagai individu dalam unit cross section

digabungkan bersama-sama jadi satu dengan tidak mempertimbangkan kemungkinan

perbedaan karakteristik antar individu yang akan mengarahkan pada perbedaan

koefisien. Sehingga model PLS tidak memiliki perbedaan nilai intersep pada masing-

masing cross section.

2) Metode Fixed Effect Model (FEM)

Dalam model Fixed Effect Model (FEM) intersep pada setia cross section dapat

dihitung dengan membentuk variabel dummy. Sehingga persamaan yang dibentuk

adalah sebagai berikut:

Yit= α0+ α1D1i+ α2D2i+ α3D3i+ α4D4i+ α5D5i+α6D6i+ α7D7i+ α8D8i+α9D9i+ β1lnBMit+

β2lnBOit+εit

Hasil dari intersep pada setiap variabel dummy menunjukan nilai intersep pada setiap

unit cross section yang disebut fixed effect sehingga model ini disebut Fixed effect

Model.

Page 67: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

48

3) Metode Random Effect Model

Seperti pada Fixed Effect Model (FEM), dalam Random Effects Model (REM), kita

mengasumsikan bahwa semua perbedaan individu ditangkap oleh intersep.

Namun demikian jika pada Fixed Effect Model (FEM) setiap unit cross section

memiliki nilai intersep tersendiri yang fixed, maka dalam Random Effects Model

(REM) nilai intersep untuk setiap individu bersifat random. Dalam arti, semua

individu dalam unit cross section memiliki rata-rata intersep yang sama dan

perbedaan individu dalam nilai intersep direfleksikan dalan error term ui.

Nilai intersep untuk setiap individu adalah nilai intersep rata-rata dari seluruh intersep

cross sectional ditambah komponen error yang merepresentasikan deviasi random

intersep individu dari nilai intersep rata-rata.

Dengan demikian nilai intersep untuk individu dapat dinyatakan dengan:

βIi = Intersep Individu

βI = Intersep pada data panel keseluruhan (rata-rata intersep)

μi = Error term pada masing-masing cross section (error cross section)

Persamaan di atas menunjukkan bahwa intersep individu terdiri atas intersep rata-rata

seluruh unit cross section ditambah perbedaan individual yang bersifat random.

Perbedaan individu μi secara acak tersebut disebut random effect.

1 1i iu

Page 68: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

49

H. Perbandingan Intersep Individu dan Rata-rata PDRB di Setiap Provinsi

Nilai intersep individu dipengaruhi oleh nilai variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel terikat dalam hal ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

variabel bebas belanja modal dan belanja operasi setiap provinsi, karena antara nilai

PDRB per Provinsi dan belanja pemerintah lebih besar nilai PDRB, maka yang paling

mempengaruhi nilai intersep individu adalah PDRB, sehingga perlu dibandingkan

antara nilai intersep individu dan rata-rata total PDRB pada tahun 2009-2013.

Perbandingan ini untuk melihat adanya konsistensi antara nilai rata-rata PDRB dan

nilai intersep individu. Jika ada provinsi yang tidak konsisten maka provinsi tersebut

memiliki pola belanja pemerintah yang berbeda.

I. Keadaan Geografis Sumatera

Sumatera adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia. Secara

geografis Pulau Sumatera terletak di 0° 00’ Lintang Utara - 102° 00’ Bujur Timur.

Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah

utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah

selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudra Hindia dan

memiliki luas 443.065,8 Km2.

Secara umum, pulau Sumatera didiami oleh bangsa Melayu, yang terbagi ke dalam

beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, Besemah,

Page 69: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

50

Suku Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur Sumatera dan

di beberapa kota-kota besar seperti Medan, Batam, Palembang, Pekanbaru, dan

Bandar Lampung, banyak bermukim etnis Tionghoa. Penduduk pulau Sumatera

hanya terkonsentrasi di wilayah Sumatera Timur dan dataran tinggi Minangkabau.

Mata pencaharian penduduk Sumatera sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan

pedagang. Sumatera terdiri atas 10 provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darrusalam,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi,

Bengkulu, Bangka Belitung, dan Lampung.

Sumatera merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di

Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatera, yaitu provinsi Aceh, Riau dan

Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatera ialah kelapa sawit, tembakau,

minyak bumi, timah, bauksit, batubara dan gas alam. Hasil-hasil bumi tersebut

sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing, seperti misalnya PT. Caltex

yang mengolah minyak bumi di provinsi Riau. Beberapa kota di pulau Sumatera, juga

merupakan kota perniagaan yang cukup penting. Medan merupakan kota terbesar di

pulau Sumatera dan merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak

perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini. Pada tahun 2015,

populasi penduduk di Pulau Sumatera berkisar 55.272.900 jiwa dengan tingkat

kepadatan 124/km2. Tingkat populasi tertinggi terdapat di Provinsi Sumatera Utara

yang berkisar 13.937.800 jiwa dan terendah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

yang bekisar 1.372.800 jiwa.

Page 70: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel belanja modal berpengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) provinsi se-Sumatera, dengan nilai koefesien 3,29 yang berarti

semakin meningkatnya belanja modal pemerintah akan meningkatkan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel belanja operasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) provinsi se-Sumatera dengan nilai koefesien 4,14 yang berarti

semakin meningkatnya belanja operasi pemerintah maka akan

meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi konsumsi

pemerintah.

3. Nilai koefesien pada belanja operasi yang lebih besar dari belanja modal

menunjukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi belanja

Page 71: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

72

pemerintah (G) lebih banyak disumbangkan dari sektor konsumsi

pemerintah.

4. Hasil penelitian membuktikan bahwa nilai intersep individu di masing-

masing provinsi berbeda-beda. Provinsi Aceh dan Bengkulu memiliki nilai

intersep individu terkecil, disusul dengan Bangka Belitung, Jambi,

Lampung, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Riau, dan

Sumatera Utara.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, ada beberapa saran yang

bisa disampaikan oleh penulis yang diharapkan berguna sebagai sumbangan

pemikiran bagi penelitian selanjutnya yaitu :

1. Belanja modal pemerintah daerah merupakan salah satu bentuk inventasi

yang bersumber dari pemerintah, dan merupakan faktor penting yang

bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di

Sumatera. Belanja modal pemerintah di Sumatera harus dikembangkan

dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Sehingga, dengan naiknya Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Sumatera dapat meningkatkan kesehjateraan

masyarakat.

2. Pemerintah daerah Provinsi di Sumatera perlu melakukan evaluasi terhadap

tingginya rasio belanja operasi, khususnya untuk belanja pegawai. Hal ini

Page 72: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

73

dikarenakan belanja operasi merupakan belanja dalam bentuk konsumsi,

karena peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sisi

pengeluaran pemerintah (G) yang ditopang oleh konsumsi pemerintah

dampaknya tidak begitu dirasakan oleh masyarakat.

3. Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan, terutama pada sektor

insfrastruktur yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas, yaitu

melalui kebijakan anggaran yang efektif dan efesien.

Page 73: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIM YKPN.

Arsyad, Lincolyn. 1999. Pengantar dan Perencanaan Pembangunan EkonomiDaerah. Yogyakarta: BPFE.

Badan Pusat Statistik. Berbagai Tahun. Produk Domestik Regional BrutoProvinsi di Indonesia. Jakarta:

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Carter Hill, R. 2011. Principles of Econometrics. U.S.A. Library of CongressCataloging.

Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan. Berbagai Tahun.Laporan dan Realisasi APBD. Jakarta.

Endang Rahayu, Sri. 2011. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah TerhadapPertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara. Medan.Jurnal Manajemen dan Bisnis

Gathama Putra, Noris. 2010. Pengaruh Belanja Modal Dan Belanja OperasiTerhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Tengah(2005 –2008). Semarang. Universitas Diponegoro

Gujarati. 2010. Ekonometrika Dasar. Jakarta. Erlangga

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi. Medan:Universitas Sumatera Utara.

Hendarmin. 2012. Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Swastaterhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kesempatan Kerja dan KesejahteraanMasyarakat di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak:Universitas Tanjung Pura

Page 74: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

Keefer, Philip. 2003. The Political Economy of Public Expenditures. Backgroundpaper for WDR 2004: Making Service Work for Poor People. TheWorld Bank.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Penerbit Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2008. Pengolahan Data Panel. FE UGM. Yogyakarta: Erlangga

Kurniawan, Agus. 2010. Analisis Alokasi Belanja Modal Pemerintah TerhadapPertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota Di Jawa Barat. Bandung:Salemba Empat.

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik Edisi Ketiga. Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.

Prakarsa, Dwi Febrian. 2014. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah danPengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi diKab/Kota Jawa Timur. Malang. Universitas Brawijaya

Rahmansyah, Armin. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah DaerahTerhadap Petumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Indonesia. Medan.Universitas Sumatere Utara

Saragih, Juli Panglima.2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalamOtonomi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sodik, Jamzani. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional.Jokyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan

Sulistyowati, Niken. 2010. Dampak Investasi Pendidikan Terhadap Perekonomiandan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah.Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern.Bandung: Universitas Padjajaran

Tarigan, Robinson. 2014. Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi Angkasa

Tri Haryanto. 2005. Pengeluaran Pemerintah dan Kinerja Sektor Pendidikan sertaKesehatan di Jawa Timur. Majalah Ekonomi, Tahun XIV No.2.Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

Page 75: ANALISIS PENGARUH BELANJA PEMERINTAH …digilib.unila.ac.id/23313/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

Wibisono, Yusuf. 2005. Metode Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Jogyakarta.

Yunan. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.Jogyakarta


Recommended