Date post: | 23-Jul-2019 |
Category: |
Documents |
Upload: | truongmien |
View: | 222 times |
Download: | 0 times |
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU
BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
(Skripsi)
Oleh:
Benny Prayudi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
LABOR ABSORPTION ANALYSIS OF BRICK INDUSTRIES IN
SEPUTIH MATARAM CENTRAL LAMPUNG
BY
BENNY PRAYUDI
One of many efforts in job creation is provides a development for the industrial
sector. The industrial sector is believed to be a sector that could lead another
sectors in the economy. Seputih Mataram Subdistrict that located in Central
Lampung has an industrial potency, one of the most potential industry is brick
industry. The growth and development of the industrial sector promises
employment opportunities and absorb labor, especially in rural areas. The
difficulty of finding a job, lack of expertise and low education become one of
many reason most of villagers work in the brick industry.
This study aims to know the effect of wages rates, price capital, and output level
toward labor absorption in Seputih Mataram. This study use multiple linier
regression analysis to calculate and analyze how muc wages rates, price capital
and level output affected labor absorption in Seputih Mataram Central Lampung.
Estimation that obtained from the calculation result shows that these variables
simultaneously affect the labor absorption by 88,75 percent and the remaining
11,25 percent is influenced by other variables outside of this research.
Keywords : Labor Absorption, Output Level, Price Capital, Wage Rate.
ABSTRAK
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU
BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
OLEH
BENNY PRAYUDI
Salah satu upaya dalam penciptaan lapangan kerja adalah dengan pembangunan
pada sektor industri. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin
sektor lain dalam perekonomian. Kecamatan Seputih Mataram yang terletak di
Kabupaten Lampung Tengah memiliki potensi industri salah satunya industri batu
bata. Pertumbuhan dan perkembangan sektor industri menjanjikan semakin
luasnya kesempatan kerja dan menyerap tenaga kerja khususnya di perdesaan.
Sulitnya mencari lapangan pekerjaan, kurangnya keahlian dan pendidikan yang
rendah menjadi salah satu alasan sebagian masyarakat desa bekerja di industri
batu bata.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel upah, harga modal
dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di
Kecamatan Seputih Mataram. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
liner berganda untuk menghitung dan menganalisa seberapa besar pengaruh upah
pekerja, harga modal dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
Dari hasil perhitungan estimasi diperoleh hasil bahwa variabel-variabel tersebut
secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar
88,75 persen dan sisanya sebesar 11,25 persen dipengaruhi oleh variabel lain di
luar penelitian.
Kata Kunci : Harga Modal, Jumlah Output, Penyerapan Tenaga Kerja, Tingkat
Upah.
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI BATU
BATA DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
Oleh
Benny Prayudi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Benny Prayudi dilahirkan pada tanggal 29 Agustus 1995 di
Argomulyo, Lampung Barat. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Hi. Ngadiman dan Ibu Hj. Nurida.
Penulis mulai menjalani pendidikan di TK Dharma Wanita pada Tahun 2000.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan formal di SDN 2 Karang Endah dan
lulus Tahun 2007. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke SMPN 5
Terbanggi Besar dan lulus pada Tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikannya ke SMKN 2 Terbanggi Besar. Ketika SMK, Penulis aktif di bidang
karya ilmiah remaja dan pramuka.
Pada Tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis perguruan tinggi Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Pada Tahun 2017, penulis mengikuti Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke
beberapa instansi yaitu Kementrian Keuangan, Kementrian Industri dan
Kementrian Koperasi dengan mahasiswa ekonomi pembangunan angkatan 2014.
Pada Tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Seputih Mataram Kelurahan Trimulyo
Mataram selama 40 hari sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
MOTO
“Maka janganlah sekali kali engkau memberikan kehidupan dunia ini
memperdayakanmu”
(Q.S Faathir 35:5)
“Dunia ini ibarat bayangan. Kalau kau berusaha menangkapnya, ia akan lari.
Tapi kalau kau membelakanginya, ia tak punya pilihan selain mengikutimu”
(Ibnu Qayyim Al Jauziyyah)
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah
memudahkannya ke jalan menuju surga”
(HR, Tirmdizi)
“Bagiku ayah dan ibuku adalah yang nomor 1, Jaga, sayangi, bahagiakan
mereka dan selalu meminta do’a kepadanya.”
(Benny Prayudi)
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang diberikan,
serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Aku
persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasihku kepada :
Kedua orang tua saya Ayah H. Ngadiman dan Ibu Hj. Nurida tercinta, kakak dan
adikku tersayang, terima kasih atas doa, pengorbanan, dan kasih sayang yang
tulus selama ini selalu memberikan bimbingan, dorongan, semangat, motivasi
terbesar untuk mewujudkan keberhasilan dalam menyelesaikan skirpsi ini.
Sehabat-sahabat tercinta yang dengan tulus menyayangiku, saling mendoakan,
memberi dukungan, semangat, dan keceriaan kepadaku.
Dosen serta staff Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Almamater
Universitas Lampung tercinta.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur khadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi yang berjudul “Analisis Penyerapan
Tenaga Kerja Pada Industri Batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten
Lampung Tengah” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak memperoleh dukungan dan
bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ida Budiarty, S.E., M.Si. dan Ibu Irma Febriana MK., S.E., M.Si.
selaku dosen Pembimbing skripsi penulis selama ini. Terima kasih telah
meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan
saran, dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Yoke Moelgini, S.E., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih atas saran dan bimbingannya kepada peunlis.
6. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama
proses perkuliahan hingga selesai.
7. Kedua orang tuaku, ayahku tercinta H. Ngadiman yang selalu memberikan
semangat nasihat dan memotivasi dalam menyelesaikan gelar sarjana, yang
selalu mengarahkan untuk menjadi manusia yang berpendidikan dan
menjadikan pribadi bahwa ilmu adalah salah satu kunci keberhasilan dunia
maupun akhirat. Ibuku tercinta Hj. Nurida yang selalu memberikan semangat,
dan menanamkan karakter yang agamis dan pantang menyerah untuk seorang
anak laki-laki, terimakasih atas kasih sayang, do’a, pehatian yang tak akan
pernah terbalaskan.
8. Kakak dan adik, Kak Adi Rachmansyah, Kak Diah Rusmaya, Adik Chaerani
Ulfa dan si kecil keponakanku Muhammad Al Fatih. Semoga kita selalu
menjadi anak yang berbakti kepada Orang Tua, dan menjadi ladang amal bagi
kedua orangtua.
9. Seluruh keluarga besar Bapak Alm. Nahrawi, Ibu Suhartanti dan Adikku Fila,
Zahroh dan Nailul yang sudah memotivasi dan mondorong saya menjadi
pribadi yang lebih baik.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan, Tiwi, Novia, Budiyanto, Dian, M. Lutfi, M.
Agung, Malik, Abdillah, Tohir, Kesuma, Halvis, Dewy, Ukhtia, Murniati,
Udin, Indah, Debby, Via, Wisnu, Milda, Aldi, Cucu, Hisyam, yang telah
berjuang bersama dan berbagi keluh kesah dalam mengerjakan skripsi.
11. Sahabat-sahabat komunitas Sariah Adventure, Aji Fatullah Ikhbal, Sofyan
Saleh, Ikhsan Abdullah, Rendra Ardian, Hadi Wiranata, Feri Hardani, Regis
Lano, Ahmad Dawami dan Hendy Prastiyo yang selalu menjadi tempat
berkeluh kesah, dan memberikan dukungan serta semangat.
12. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Jafran, Dellia, Rahma, Fibri, Rido,
Walfi terima kasih atas doa, dan semangatnya yang membuat penulis juga
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga besar EP 2014 dan HIMEPA yang selalu bersama dan berkembang
ditempat yang sama dan semoga kita sukses bersama.
14. Sahabat-Sahabat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Trimulyo Mataram, Toto, Adit,
Nia, Melina, Kiran, Hansol, yang telah memberikan pengalaman hidup suka
duka selama 40 harinya.
15. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikan skripsi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung 23 Januari 2019
Penulis
Benny Prayudi
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9
II. KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis .................................................................. 10
1. Industri ........................................................................... 10
2. Pengertian dan Tujuan Perusahaan ................................ 12
3. Faktor Mempengaruhi Perkembangan Industri .............. 13
4. Tenaga Kerja .................................................................. 14
a. Permintaan Tenaga Kerja .......................................... 14
b. Kurva Permintaan Tenaga Kerja .............................. 14
5. Permintaan Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi ....... 16
6. Teori Permintaan Input Countinget Sephard’s Lemma .. 17
7. Hubungan Antar Variabel .............................................. 20
a. Tingkat Upah Terhadap Permintaan TK .................. 20
b. Harga Modal Terhadap Permintaan TK ................... 21
c. Jumlah Output Terhadap Permintaan TK ................ 22
B. Tinjauan Empiris .................................................................. 23
C. Analisis Penelitian Terdahulu .............................................. 26
D. Kerangka Pemikiran ............................................................. 28
E. Hipotesis .............................................................................. 29
ii
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data ........................................ 30
B. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 30
C. Devinisi Operasional Variabel ............................................. 31
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31
E. Metode Penentuan Responden ............................................. 32
1. Populasi .......................................................................... 32
2. Penentuan Sampel (Wilayah Sampel) ............................ 33
3. Teknik Sampling ............................................................ 34
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 36
1. Model Analisis ................................................................ 36
G. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 37
1. Uji Normalitas ................................................................ 37
2. Uji Hetroskedastisitas ..................................................... 38
3. Uji Autokorelasi ............................................................ 38
4. Uji Mulitikolineritas ....................................................... 39
H. Uji Hipotesis ........................................................................ 40
1. Uji Parsial (Uji t-statistik) ............................................. 40
2. Uji Keseluruhan (Uji F-statistik) ................................... 41
I. Koefisien Determinasi ......................................................... 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................... 43
1. Aspek Geografis ............................................................. 43
2. Kependudukan ............................................................... 44
3. Perekonomian ................................................................ 44
B. Objek Penelitian ................................................................... 46
C. Hasil Penelitian .................................................................... 46
1. Tenaga Kerja .................................................................. 46
2. Tingkat Upah ................................................................. 49
3. Harga Modal .................................................................. 50
4. Jumlah Output ................................................................ 52
D. Hasil Penelitian .................................................................... 54
1. Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 54
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 54
a. Uji Normalitas .......................................................... 55
b. Uji Heterokedastisitas .............................................. 55
c. Uji Autokorelasi ....................................................... 56
d. Uji Multikolinieritas .................................................. 57
3. Pengujian Hipotesis ........................................................ 57
a. Uji t-Statistik ............................................................ 57
b. Uji f Statistik ............................................................ 59
4. Koefisien Determinasi Berganda (R2) ............................ 59
5. Pembahasan .................................................................... 60
iii
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................. 64
B. Saran .................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2011 - 2016 ........................................................................... 2
2. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten
Lampung Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2012-2016 ........................................................................................ 3
3. Pertumbuhan Unit Usaha Industri Kecil dan Tenaga Kerja
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006-2013 ............................. 3
4. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan
di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016 ................................. 4
5. Jumlah Unit Usaha Industri kecil Pengolahan bahan bangunan
di Kecamatan Seputih Mataram Tahun 2016 ................................... 5
6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23
7. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 31
8. Pengelompokan Besarnya Industri Batu bata .................................. 35
9. Klasifikasi dan Luas Wilayah per Desa Kecamatan Seputih
Mataram Kabupeten Lampung Tengah ........................................... 44
10. Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Industri
Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram .... 47
11. Pernyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Umur Pada Industri Batu bata
di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram ..................... 47
12. Pernyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada
Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Seputih Mataram ........... 48
13. Upah Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan
Seputih Mataram .............................................................................. 49
14. Harga Modal Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung
Kecamatan Seputih Mataram ........................................................... 51
15. Jumlah Output Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan
vi
Seputih Mataram .............................................................................. 52
16. Frekuensi Rata-rata Produksi Dalam 1 Bulan Pada Industri Batu bata
Di Desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram .................... 53
17. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 55
18. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. 56
19. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 56
20. Hasil Uji Multikolineritas ................................................................ 57
21. Hasil Uji Parsial (t-statistik) ............................................................. 58
22. Hasil Uji F Statistik .......................................................................... 59
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva Permintaan Tenaga Kerja ...................................................... 15
2. Kurva Permintaan Tenaga Kerja ...................................................... 21
3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 29
4. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuisioner .......................................................................................... L1
2. Tenaga Kerja .................................................................................... L3
3. Tingkat Upah Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung
Mataram (Rp/Bulan) ......................................................................... L6
4. Harga Modal Industri Batu bata di Desa Sumber Agung Mataram .. L9
5. Jumlah Output Pada Industri Batu bata di Desa Sumber Agung
Mataram ........................................................................................... L12
6. Data Penelitian (Logarita Natural) ................................................... L15
7. Hasil Regresi Liner Berganda Penyerapan Tenaga Kerja ................ L17
8. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ L18
9. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................. L19
10. Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... L20
11. Hasil Uji Multikolineritas ................................................................ L21
12. Tabel t .............................................................................................. L22
13. Tabel f .............................................................................................. L23
14. Tabel Chi-Squares ........................................................................... L24
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lampung Tengah adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung,
yang memiliki wilayah sebesar 4.789,82 Km2 atau (10,98 persen dari total luas
wilayah Provinsi Lampung). Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 28
kecamatan, 314 desa dan 307 kelurahan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Lampung Tahun 2017, Kabupaten Lampung Tengah memiliki jumlah penduduk
sebesar 1.250.486 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 261,07 jiwa/Km2,
yang terdiri dari 636.688 laki laki dan 613.798 perempuan, kenyataan tersebut
menjadikan Lampung Tengah sebagai kabupaten yang memiliki penduduk
terbanyak di Provinsi Lampung. Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2016, jumlah
penduduk di Kabupaten Lampung Tengah mengalami peningkatan sebesar 67.059
jiwa, ini artinya laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Lampung
Tengah adalah sebesar 1,08 persen per tahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lampung Tengah, 2017).
Menurut Budiarty (2006) jumlah penduduk yang besar mencerminkan kebutuhan
masyarakat yang sangat banyak. Apakah penduduk dapat menjadi modal bagi
suatu pembangunan ataukah sebaliknya, sebagai beban bagi suatu pembangunan
sangat tergantung bagaimana penduduk didayagunakan. Berikut Tabel 1 disajikan
data Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016.
2
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016
Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Laju Pertumbuhan Penduduk
(%)
2011 1.183.427 1,07
2012 1.192.958 0,82
2013 1.214.720 1,80
2014 1.227.185 1,02
2015 1.239.096 0,88
2016 1.250.486 0,91
Rata-rata 1.217.978 1,08
Sumber : Badan Pusat Statistik Lampung Tengah, 2017
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui telah terjadi peningkatan jumlah penduduk di
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016. Jumlah penduduk yang besar
menyebabkan persaingan dalam memperoleh pekerjaan semakin ketat, sebab itu
pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan tambahan lapangan pekerjaan
untuk mengurangi pengangguran, karena hal tersebut upaya perluasan lapangan
kerja dan kesempatan kerja baru merupakan hal yang paling dibutuhkan, sehingga
diperlukan kebijakan yang menyeluruh untuk memperluas kesempatan kerja yang
menyangkut berbagai segi seperti pengarahan investasi, dan pembangunan yang
berorientasikan pada penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Salah satu upaya dalam penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan dan
kesempatan kerja baru adalah dengan pembangunan pada sektor industri. Sektor
industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam
sebuah perekonomian menuju kemajuan. Sektor Industri memiliki peran penting
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, memeratakan pendapatan masyarakat
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut ini adalah data kontribusi
industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-
2016.
3
Tabel 2. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Lampung
Tengah Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2016
Tahun
PDRB
Lampung Tengah
(juta rupiah)
Kontribusi
Industri
Pengolahan
(juta rupiah)
Kontribusi
Industri
Pengolahan
(%)
Pertumbuhan
PDRB Sektor
Industri
Pengolahan (%)
2011 32.731.169 7.231.378 22,09 5,76
2012 36.096.751 8.223.064 22,78 6,08
2013 39.580.870 9.091.557 22,97 7,58
2014 44.356.772 10.224.461 23,05 6,14
2015 48.878.369 11.726.418 22,49 6,58
2016 55.173.071 12.889.450 - 5,89
Rata-rata 42.802.825 9.897.721 22,67 6,33
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017
Pada Tabel 2 dapat diketahui kontribusi sektor industri pengolahan terhadap
PDRB Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2016 dengan rata-rata kontribusi
sebesar 22,67 persen per tahun dan rata-rata pertumbuhan PDRB sektor industri
pengolahan sebesar 6,33 persen per tahun. Besarnya kontribusi sektor industri
pengolahan pada PDRB Kabupaten Lampung Tengah, juga diiringi dengan
bertambahnya jumlah industri dan tenaga kerja di Kabupaten Lampung Tengah.
Berikut adalah data pertumbuhan unit usaha industri kecil dan tenaga kerja di
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2006-2013.
Tabel 3. Pertumbuhan Unit Usaha Industri Kecil Dan Tenaga Kerja Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2006-2013
Tahun Jumlah Unit usaha
Pertumbuhan
unit usaha
(%)
Jumlah Tenaga
Kerja Pertumbuhan
Tenaga kerja
(%) 2006 4.250 8,17 32.221 4,17 2007 4.744 11,62 33.897 5,20 2008 5.043 6,30 43.794 2,65 2009 5.342 5,93 35.234 1,26 2010 5.107 -4,40 35.089 -0,41 2011 3.473 -3,98 43.113 22,87 2012 5.460 4,52 - - 2013 6.299 1,42 - -
Rata rata 4.964 3,69 37.224 5,95
Sumber : Diskoperindag Kabupaten Lampung Tengah, 2014
4
Pada Tabel 3 dapat diketahui pertumbuhan unit usaha industri kecil di Kabupaten
Lampung Tengah dengan rata-rata pertumbuhan unit usaha sebesar 3,69 persen
per tahun dan rata-rata pertumbuhan jumlah tenaga kerja sebesar 5,95 persen per
tahun. Ini artinya usaha industri kecil yang bergerak pada usaha ekonomi skala
kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Lampung Tengah dianggap cukup
membantu menambah besaran penyerapan tenaga kerja. Salah satu sektor industri
kecil yang menyerap tenaga kerja di Kabupaten Lampung Tengah adalah sektor
dari industri kecil pengolahan bahan bangunan. Berikut data usaha industri kecil
pengolahan bangunan di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.
Tabel 4. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan di
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016
No Kecamatan Usaha Industri
Genteng Batubata Pilar semen Pande besi
1 Padang Ratu 14 148 6 5
2 Selagai Lingga 45 62 7 5
3 Pubian 97 66 17 3
4 Anak Tuha - 6 1 -
5 Anak Ratu Aji - 22 - 3
6 Kalirejo 364 353 - -
7 Sendang Agung 159 147 7 3
8 Bangun Rejo 12 240 13 6
9 Gunung Sugih 47 76 15 14
10 Bekri - 31 3 4
11 Bumi Ratu Nuban - 241 - 2
12 Trimurejo - 31 8 6
13 Punggur 1 73 10 5
14 Kota Gajah - - - -
15 Seputih Raman - 12 5 4
16 Terbanggi Besar 1 48 47 17
17 Seputih Agung - 12 14 3
18 Way Pengubuan - 360 18 3
19 Terusan Nunyai - 34 1 -
20 Seputih Mataram - 414* 6 7
21 Bandar Mataram - - 1 3
22 Seputih Banyak - 6 3 6
23 Way Seputih - 1 7 2
24 Rumbia 1 2 5 7
25 Bumi Nabung - - 2 -
26 Putra Rumbia - 2 5 6
27 Seputih Surabaya - - - -
28 Bandar Surabaya 7 6 11 6
Lampung Tengah 748 2393 212 120
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017
5
Tabel 4 dapat diketahui jumlah usaha industri kecil pengolahan bahan bangunan
yang ada di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016. Kecamatan yang
mempunyai industri pengolahan batu bata terbanyak adalah Kecamatan Seputih
Mataram dengan jumlah 414 unit usaha (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lampung Tengah, 2017).
Berdasarkan Tabel 4, peranan sektor industri kecil pengolahan batu bata yang ada
di Kabupaten Lampung Tengah demikian besar dan diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan daerah dan perkembangan sektor industri.
Pertumbuhan dan perkembangan sektor industri tersebut menjanjikan semakin
luasnya kesempatan kerja untuk menyerap tenaga kerja khususnya di perdesaan.
Berikut Tabel 5 disajikan data usaha industri pengolahan bahan bangunan
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016.
Tebel 5. Jumlah Unit Usaha Industri Kecil Pengolahan Bahan Bangunan di
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016
Desa Genteng Batu bata Pilar semen Pande Besi
1. Fajar Mataram - - 1 1
2 Qurnia Mataram - 1 - 1
3 Rejosari Mataram - 11 1 -
4 Sumber Agung Mataram - 380* 1 -
5 Utama Jaya Mataram - 1 - -
6 Trimulyo Mataram - - - 1
7 Wirata Agung Mataram - 3 - 2
8 Varia Agung - 13 1 -
9 Subing Karya - 4 - -
10 Bumi Setia Mataram - - 2 -
11 Dharma Agung Mataram - - - 1
12 Banjar Agung Mataram - 1 - 1
Seputih Mataram - 414 6 7
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah, 2017
6
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui jumlah unit usaha industri kecil pengolahan
batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Tahun 2016 adalah berjumlah 414 unit
usaha. Industri kecil pengolahan batu bata terbanyak pada desa Sumber Agung
Mataram berjumlah 380 unit usaha.
Melihat pertumbuhan industri pengolahan batu bata di desa Sumber Agung
Mataram yang sedemikian besar akan membantu pemerintah dalam mengurangi
pengangguran serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung
Tengah khususnya di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram.
Dilain pihak pemerintah juga ingin mengoptimalkan peranan industri kecil
pengolahan batu bata di desa Sumber Agung Mataram dalam memberikan
kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sehingga perlu adanya kajian yang
mendalam mengenai Penyerapan Tenaga kerja pada industri pengolahan batu bata
pada Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
Menurut Budiarty (2006) Permintaan tenaga kerja dari sudut pandang industri
sangat ditentukan harga input itu sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah
output di masing masing industri. Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri adalah tingkat upah, harga
modal, dan jumlah output.
Pada penelitian terdahulu, tingkat upah dari sudut pandang pengusaha merupakan
biaya produksi. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan semakin besar
proporsi labor cost terhadap total cost. Kenaikan upah berpengaruh negatif
terhadap penyerapan tenaga kerja. Kenaikan upah tersebut menurunkan
7
permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya menurunnya upah akan
meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja (Fadliilah, 2012:11).
Dalam industri penggunaan harga barang-barang modal tergantung dengan
besarnya nilai penggunaan capital stock. Besarnya capital stock menunjukkan
bahwa industri tersebut semakin besar diiringi dengan besarnya modal kerja yang
digunakan, dengan demikian maka dalam penelitian ini harga dari capital stock di
representasikan oleh modal kerja, karena modal kerja merupakan proksi dari
harga capital stock. Besarnya harga modal pada industri kecil mebel furniture
berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, atau semakin besar harga
modal maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi (Yuditya,
2014:13).
Tingkat output adalah produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan
hasil akhir proses produksi pada suatu unit usah yang selanjutnya akan dijual atau
sampai ke tangan konsumen. Apabila permintaan hasil produksi meningkat,
produsen akan cenderung untuk menambah kapasitas produksinya dengan diiringi
menambah penggunaan tenaga kerjanya. Perubahan permintaan hasil produksi
sendiri ditentukan dari tingkat harga hasil produksi yang dipengaruhi oleh harga
faktor produksi yang di pengaruhi oleh harga faktor produksi yang digunakan.
(Mankiw, 2014:62).
Menurut BPS Provinsi Lampung (2017), wilayah yang memiliki unit usaha
industri pengolahan batu bata terbesar adalah Kabupaten Lampung Tengah
dengan jumlah 2393 unit usaha dan diikuti Kabupaten Pringsewu dengan jumlah
980 unit usaha. Berdasarkan besarnya unit usaha industri kecil pengolahan batu
8
bata yang ada di desa Sumber Agung Mataram, Kecamatan Seputih Mataram
Kabupaten Lampung Tengah, maka mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian tentang penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Kecamatan
Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil judul
“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Batu bata di Kecamatan
Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keseluruhan uraian dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimanakah pengaruh tingkat upah pekerja terhadap penyerapan tenaga
kerja pada industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan
Seputih Mataram?
2. Bagaimanakah pengaruh harga modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih
Mataram ?
3. Bagaimanakah pengaruh jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih
Mataram.
C. Tujuan Penelitan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan :
1. Menganalisis pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram,
Lampung Tengah.
9
2. Menganalisis pengaruh harga modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih
Mataram, Lampung Tengah.
3. Menganalisis pengaruh jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada
industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih
Mataram, Lampung Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
serta dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu yang
telah dipelajari di bidang ekonomi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan dan informasi
dan pengetahuan bagi pengusaha industri batu bata untuk meningkatkan
kinerja pada industri kecil batu bata di Kabupaten Lampung Tengah.
3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para pengambil kebijakan dalam
merumuskan langkah-langkah dan strategi-strategi untuk pengembangan lebih
lanjut lagi pada sektor industri kecil pengolahan batu bata di Kabupaten
Lampung Tengah.
II. KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritis
1. Industri
Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, Industri adalah
seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku atau memanfaatkan
sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Menurut Teguh (2014:4) pengertian industri adalah kumpulan perusahan yang
menghasilkan barang yang sejenis yang mempunyai nilai tambah seperti
mengelola barang mentah menjadi barang jadi yang setiap konsumsi yang lebih
bernilai dengan tujuan pembentukan pendapatan.
a. Industri Kecil
Sampai saat ini industri kecil memiliki berbagai macam definisi. Kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikan industri kecil pun beranekaragam. Sehingga
terkadang menimbulkan kesulitas dalam pembahasan industri kecil.
Keanekaragaman definisi industri tersebut antara lain :
1. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 yang dimaksud dengan
industri kecil adalah :
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 500.000.000.- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
11
b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI).
d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dengan
usaha menengah atau besar baik secara langsung maupun tidak
lengsung.
e) Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum atau badan usaha berbadan hukum.
2. Menurut Depperindag (Departemen Perindustrian dan Perdagangan)
Tahun 1999, industri kecul merupakan kegiatan usaha industri yang
memiliki investasi sampai Rp. 200.000.000,- tidak termasuk bengunan dan
tanah tempat usaha.
3. Departemen Keuangan menggunakan batasan asset dari omset untuk
industri kecil yakni tidak lebih dari Rp.300.000.000,- di luar tanah dan
bangunan.
4. Sedangkan menurut Bank Indonesia, industri kecil yakni yang asset (tidak
termasuk tanah dan bangunan), bernilai kurang dari Rp.600.000.000,-
5. BPS (Badan Pusat Statistik mengukur industri kecil menengah
berdasarkan jumlah pekerja. Industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha
dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang.
Sedangkan, industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKRT) adalah
unit usaha dengan jumlah pekerja paling banyak 4 orang termasuk
pengusaha. Unit-unit usaha tanpa pekerja (Self-employment unit) termasuk
di dalam kategori ini.
12
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menegah mendefinisikan usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar serta memenuhi kriteria antara lain : kekayaan bersih
tidak termasuk tanah dan bangunan temppat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan Rp 300 sampai dengan Rp 2,5 milyar.
2. Pengertian dan Tujuan Perusahaan
Perusahaan atau perseroan adalah bisnis yang diatur sebagai badan hukum
terpisah yang dimiliki pemegang saham. Artinya pemilik perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas kewajiban-kewajiban perseroan (Brealey,
et al.,2008:8).
Perusahaan didirikan dengan maksud tertentu. Dalam konsep ekonomi mikro,
maksimisasi laba atau keuntungan sering disebut sebagai tujuan perusahaan.
Maksimisasi laba menekankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien,
namun hal ini sama sekali tidak mengkaitkan secara khusus besarnya keuntungan
yang di hasilkan terhadap nilai waktu perolehannya (Keown, et al.,2011:4).
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus memiliki komponen
produktivitas. Menurut Blocher (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas
tersebut berhubungan dengan banyaknya masukan (input) dan banyaknya
keluaran (output). Produktivitas tersebut dapat dipengaruhi, dikondisikan atau
bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi yang juga merupakan
13
pengadaan sarana produksi seperti : Pengadaan material atau bahan baku, tenaga
kerja dan mesin-mesin. Pengadaan faktor produksi tenaga kerja pada perusahaan
merupakan hal terpenting karena diketahui bahwa output dari setiap aktivitas
ekonomi perusahaan tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas
tersebut, maka salah satu faktor produksi yaitu tenaga kerja perusahaan
merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri
Menurut (Partadirja, 1985) Dalam mendukung suatu industri dipengaruhi oleh
faktor-faktor produksi diantaranya adalah :
a. Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal terdiri atas :
1. Modal buatan manusia yang terdidi dari bangunan-bangunan, mesin-
mesin, jalan raya, kereta api, bahan mentah, persediaan barang jadi dan
setengah jadi.
2. Lahan terdiri dari tanah, air, udara, mineral di dalamnya, termasuk
sinar matahari
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja terdiri dari :
1. Tenaga kerja atau buruh berupa jumlah pekerja termasuk tingkat
pendidikan dan tingkat keahliannya.
2. Kewirausahaan sebagai kecakapan seseorang untuk mengorganisasi
faktor-faktor produksi lain berserta resiko yang dipikulnya berupa
keuntungan dan kerugian.
14
4. Tenaga Kerja
a. Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa. Kondumen membeli barang karena barang itu
memberikan nikmat (utility) kepada pembeli tersebut. Akan tetapi pengusaha
mempekerjakan seseorang itu untuk membantu memproduksi barang dan jasa
untuk dijual kepada konsumen atau masyarakat. Dengan kata lain pertambahan
permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan
permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga
kerja yang seperti itu disebut (derived demand) yaitu meningkatnya permintaan
terhadap barang dan jasa akan menimbulkan tambahan terhadap tenaga kerja.
Dalam proses produksi, tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa
dari upah yang tealah dilakukannya, yaitu berwujud upah. Maka pengertian tenaga
kerja dapat diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta oleh pengusaha
pada berbagai tingkatan upah. Biasanya permintaan akan tenaga kerja ini
dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi permintaan hasil. (Sonny Sumarsono, 2013:34)
b. Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja
yang pengusaha bersedia mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat
upah dalam jangka waktu tertentu. Pertambahan penggunaan seorang tenaga kerja
didasarkan pada Marginal Physical Product of Labor (MPPL) yang dihasilkan
oleh pekerja yang terakhir. Sepanjang nilai MPPL (VMPPL = MPPL x P) pekerja
yang terakhir masih lebih besar dari pada tingkat upah (W) yang harus dibayarkan
15
maka masih menguntungkan untuk menambah pekerja. P adalah tingkat harga
output, karena pertambahan nilai produktivitas pekerja sebagai akibat
pertambahan satu orang pekerja adalah tambahan biaya marginal mempekerjakan
seseorang pekerja maka dengan demikian, kurva VMPPL dapat sekaligus
menggambarkan kurva permintaan pekerjanya. Pada gambar 1 disajikan kurva
permintaan tenaga kerja yang merupakan pentransferan dari kurva VMPPL.
Gambar 1. Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Sumber : Budiarty, 2006
Kurva permintaan tenaga kerja merupakan pentransferan dari kurva VMPPL yaitu
kurva yang menggambarkan nilai fisik produk marjinal pekerja yang dapat
berubah akibat terjadinya perubahan modal. Kurva bergeser ke kiri dari (D ke D1)
jika modalnya subtitutif terhadap tenaga kerja dan kurva bergeser ke kanan dari
(D ke D2) jika modalnya bersifat komplemen terhadap tenaga kerja. Jadi
perubahan penggunaan faktor modal dalam proses produksi akan mengakibatkan
kurva DTK bergeser. Arah pergeseran kurva tersebut akan tergantung pada efek
yang ditimbulkan dari penambahan modal. Pengaruh perubahan teknologi serupa
dengan perubahan yang diakibatkan oleh modal. Bila perubahan teknologi lebih
bersifat padat modal akan mengurangi VMPPL, bila perubahan tersebut
D2
D1 DTK=VMPP=D
TK(tenaga kerja)
Upah
(W)
16
mengakibatkan penyerapan tenaga kerja meningkat maka VMPPL akan bergeser
ke kanan (Budiarty, 2006:13).
5. Permintaan Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi adalah input-input yang digunakan untuk memproduksi
berbagai barang dan jasa. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling
penting. Permintaan terhadap suatu faktor produksi adalah permintaan turunan
(derived demand). Artinya permintaan dari suatu perusahaan terhadap suatu faktor
produksi diderivasikan atau diturunkan dari keputusannya untuk memasok suatu
produk ke pasar lain. Dalam memutuskan berapa banyak pekerja yang perlu di
rekrut, perusahaan harus mengetahui bagaimana jumlah pekerja mempengaruhi
output yang mereka produksi. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara
kuantitasi input yang digunakan dalam produksi dan kuantitas output dari
produksi tersebut. Secara umum fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Q = f ( K, L, R, T )
Keterangan :
Q = Output (Produksi)
K = Kapital (Modal)
L = Labour (Tenaga Kerja)
R = Resource (Bahan Baku)
T = Teknologi
Persamaan tersebut merupakan persamaan matematis yang berarti bahwa tingkat
produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, tenaga kerja dan bahan
baku yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda akan memerlukan jumlah
17
faktor-faktor produksi yang berbeda pula, namun untuk tingkat produksi tertentu
dapat digunakan gabungan atau kombinasi dari faktor-faktor produksi yang
berbeda.
6. Teori Permintaan Input Contingent Sephard’s Lemma
Pendekatan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode
pengukuran, antara lain metode minimisasi biaya dan maksimisasi output, yang
paling sering digunakan adalah pendekatan derivasi permintaan dari suatu fungsi
produksi atau fungsi ongkos dengan kendala produksi. Cara pertama biasa
dilakukan bila input faktor produksi yang diminta suatu industri tersedia dengan
lengkap, sementara cara ke dua bisa dilakukan bila input produksi terbatas
jumlahnya.
Menggunakan teknik Langrange Multipilier (λ), derivasi permintaan industri
terhadap tenaga kerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi produksi
yang sudah dikenal, seperti fungsi Cobb-Douglas, fungsi produksi CES atau
Fungsi Translog.
Menggunakan cara ke dua, jika faktor produksi menggunakan 2 input dengan
pendekatan produksi yang direpresentasikan menggunakan fungsi Cobb-Douglas :
Minimumkan ongkos C = Wk.K + Wl.L
Dengan kendala Q = AKαL
β
Yang mana :
C = Total ongkos
Wk = Tingkat bunga/harga barang modal
K = Modal
18
Wl = Upah Pekerja
L = Pekerja
Q = Output
A = Teknologi
α,β = Elastisitas modal dan tenaga kerja
Turunan pertama (First Order condition) dari persamaaan yang telah mengimpose
kendala produksi dapat diperhatikan di bawah ini :
ξ = WkK + WlL + λ(Q - AKαL
β) (1)
δξ/δL = Wl - λβAKαL
β-1 = 0 (2)
δξ/δK = Wk – λαAK α-1
Lβ = 0 (3)
δξ/δλ = Q - AKαL
β (4)
penyelesaian persamaan (2) dan (3) dengan memperlihatkan syarat keseimbangan
penggunaaan input dengan keuntungan maskimum diperoleh hasil sebagai
berikut:
sehingga
(5)
Penyederhanaan persamaan (4) dan (5) akan menghasilkan permintaan industri
masing masing input sebagai berikut:
(6)
[
] (7)
Proses derivasi permintaan tenaga kerja industri dilanjutkan dengan penerapan
langkah-langkah mengimpose persamaaan (6) ke persamaan (7), sehingga
diperoleh persamaan
[
]
(8)
19
(9)
(10)
(11)
(12)
atau L = f (Wl, Wk, Q) (13)
Dari persamaan (13) selanjutnya dilakukan transformasi persamaan kedalam
bentuk logaritma, maka fungsi linier permintaan industri terhadap tenaga kerja
dapat ditulis kembali menjadi:
lnL = ln A + α1 lnWk + α2 lnWl + α3 lnQ + εt (14)
yang mana :
ln L = log natural jumlah permintaan tenaga kerja industri
ln Wk = log natural harga barang modal
ln Wl = log natural upah pekerja
ln Q = log natural jumlah output
α1,2,3 = Elastisitas harga barang modal, upah pekerja dan elastisitas permintaan
output
εt = error term
Persamaan (14) memperlihatkan bahwa permintaan tenaga kerja industri sangat
ditentukan oleh harga input itu sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah
output di masing-masing industri. Fungsi permintaan ini dapat diestimasi untuk
permintaan tenaga kerja menurut sektor dan jenis pekerjaan. Seberapa besar
20
dampak pertambahan produksi membuka lapangan kerja dapat diperoleh dengan
memperlihatkan nilai koefisien variabel output (Budiarty, 2006:18).
7. Hubungan Antar Variabel
a. Tingkat Upah Terhadap Permintaan Tenaga Kerja
1. Secara Teori perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya
biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah
naik maka naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi
perusahaan, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang
diproduksi. Biasanya konsumen akan memberikan respon cepat apabila terjadi
kenaikan harga barang yaitu, mengurangi konsumsi atau bahkan tidak bersedia
membeli barang tersebut. Akibatnya akan banyak produksi barang yang tidak
terjual, dan produsen akan menurunkan jumlah produksinya. Penurunan
jumlah produksi mengakibatkan berkurangnya jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena pengaruh
turunnya skala produksi disebut efek skala produksi atau “Scale-effect”.
Secara empiris hal tersebut juga didukung oleh penelitian (Fadliilah, 2012)
yang berjudul “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil “Studi
kasus di Sentra Industri Ikan Asin Kota Tegal” yang mana, kenaikan upah
pekerja dapat menurunkan permintaan tenaga kerja pada industri ikan asin.
2. Apabila upah naik maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan
teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan
akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang modal seperti mesin dan
lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya
21
pergantian atau penambahan penggunaan mesin mesin disebut efek subtitusi
tenaga kerja “substitution effect”. Baik efek skala produksi maupun efek
subtitusi akan mengahsilkan suatu bentuk kurva permintaan tenaga kerja yang
mempunyai slope negatif seperti kurva di bawah ini.
Gambar 2. Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Sumber : Afrida, 2003
b. Harga Modal Terhadap Permintaan Tenaga Kerja
Menurut (Sukirno, 2010), harga modal mempuyai arti sebagai pengeluaran
produsen dalam membeli atau memperoleh barang-barang modal yang lebih baik
atau mengganti yang sudah habis umur ekonomisnya. Dalam industri, penggunaan
harga barang-barang modal tergantung dengan besarnya nilai penggunaan capital
stock. Besarnya capital stock menunjukan bahwa industri tersebut semakin besar
diiringi dengan modal kerja yang digunakan, dengan demikian maka dalam
penelitian ini harga dari capital stock di representasikan oleh modal kerja, karena
modal kerja merupakan proksi dari harga capital stock. Secara teori harga modal
akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja, semakin besar harga modal
pada industri maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi, dan juga
sebaliknya. Secara empiris bahwa hal ini juga didukung dalam penelitian (Yuditya
2014) yang berjudul “Analisis Pengaruh Upah, Harga Modal, Nilai Produksi
Upah
Jumlah Tenaga Kerja 0
D
22
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Mebel Malang”. Yang mana
besarnya harga modal industri mebel berpengaruh positif terhadap penyerapan
tenaga kerja, semakin besar harga modal yang digunakan maka akan besar juga
jumlah tenaga kerja yang diminta.
Menurut Sukirno (2010) ada dua macam modal awal yaitu :
1. Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
tidak habis dalam suatu proses produksi tersebut. Modal tidak bergerak dapat
meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin-mesin.
2. Modal tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
dan habis dalam satu kali proses produksi tersebut.
Dalam praktek usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan
dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan sebagai invenstasi atau penanaman
modal meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut :
1. Pembelanjaan pokok berbagai jenis barang modal yaitu mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pembelanjaan penunjang untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik dan lainnya.
c. Jumlah Output Terhadap Permintaan Tenaga Kerja
Tingkat Output adalah keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir
proses produksi pada suatu unit usaha yang selanjutnya akan dijual sampai ke
tangan konsumen. Secara teori hasil produksi tersebut tergantung pada permintaan
pasar, jika permintaan hasil produksi di pasar naik maka perusahaan akan
meningkatkan kapastias produksinya dan untuk maksud tersebut perusahaan akan
23
menambah tenaga kerja yang digunakan. Secara empiris bahwa hal ini juga di
dukung dalam penelitian (Liow, 2016) yang berjudul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri rumah panggung
Kecamatan Tompaso Baru Kabupaten Minahasa Selatan” yang mana seluruh
tingkat output yang berdasarkan harga jual barang (Nilai Produksi) berpengaruh
positif terhadap penyerapan tenaga kerja, semakin besar permintaan maka
pengusaha industri rumah panggung meningkatkan hasil produksinya dengan cara
menambah juga tenaga kerja yang digunakan.
Kenaikan permintaan atas suatu barang maka para pengusaha akan menaikan
jumlah produksinya dengan cara menambah banyak mesin, dan menambah
banyak tenaga kerja, sebab itu kenaikan permintaan permintaan tenaga kerja
tergantung pada permintaan atas barang yang di produksi (Mankiw, 2014:396).
B. Tinjauan Empiris (Penelitian Terdahulu)
Tujuan pustaka dari penelitian terdahulu dijelaskan secara sistematis tentang
hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan sebagai acuan
dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian terdahulu diuraikan pada Tabel
6 sebagai berikut :
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian
1 Judul :
Analisis Pengaruh
Upah, Modal dan Nilai
Produksi Terhadap
Penyerapan Tenaga
Kerja UMKM Industri
Mebel (Studi Kasus
Sentra Industri Mabel
Jl. Piranha Kelurahan
Tanjung Sekar Malang
Data : Cross Section
Variabel :
Variabel Dependen :
a. Penyerapan Tenaga kerja
Variabel Independen :
b. Upah Pekerja
c. Nilai Produksi
d. Harga Modal
Alat Analisis :
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Secara bersama-sama
variabel upah, modal,
dan nilai produksi
berpengaruh
signifikan terhadap
tenaga kerja
b. Upah tidak
berpengaruh secara
24
No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian
Penulis :
Arief Rachman Yuditya
Tahun :
2014
Ordinary Last Square (OLS)
Model Analisis :
LnY = ßo + ß1LnX1 +
ß2LnX2 + ß3LnX3 + e
Dimana :
Y=Jumlah tenaga kerja yang
bekerja
X1= Upah pekerja
X2= Nilai Produksi
X3= Modal
signifikan terhadap
penyerapan tenaga
kerja
c. Modal berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
d. Nilai Produksi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
2 Judul : Faktor faktor yang
Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri
Rumah Panggung
Kecamatan Tompaso
Baru Kabupaten
Minahasa Selatan
Penulis :
Jeifi Indri Liow,
Tahun :
2016
Data :
Cross Section
Variabel :
Variabel Dependen :
a. Penyerapan Tenaga Kerja
Variabel Independen :
b. Upah
c. Nilai produksi
d. Modal
Alat Analisis :
Ordinary Last Square (OLS)
Model Analisis :
LnY=Lnβ0 + β1 LnX1 + β2
LnX2 + β3 LnX3 + μ
Dimana :
Y = Jumlah tenaga kerja
yang terserap
(TK/Orang)
X1 = Upah (Rp)
X2 = Nilai Produksi (Rp)
X3 = Modal (Rp)
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Upah berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
b. Nilai produksi
berpengaruh positif
terhadap penyerapan
tenaga kerja
kenaikan upah dapat
meningkatkan jumlah
tenaga kerja dan
produktivitas tenaga
kerja dalam
meningkatkan kualitas
produksi)
c. Harga Modal
berpengaruh positif
terhadap penyerapan
tenaga kerja
3 Judul :
Analisis Penyerapan
Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil (Studi
Kasus di Sentra Industri
Kecil Ikan Asin di Kota
Tegal)
Penulis :
Diah Nur Fadliilah
Tahun :
2012
Data : Cross section
Variabel :
Variabel Dependen :
a. Penyerapan tenaga kerja
Variabel Independen :
b. Upah
c. Produkstivitas
d. Modal Kerja
Alat Analisis :
Ordinary Last Square (OLS)
Model Analisis :
LnY= ß0 + ß1 LnX1 + ß2
LnX2+ ß3 LnX3 + μ
Dimana : Y = Penyerapan tenaga kerja
X1 = Upah
X2 = Produktivitas
X3 = Modal Kerja
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Upah berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap penyerpan
tenaga kerja
b. Produktvitas
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
c. Modal kerja
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
25
No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian
4 Judul :
Pengaruh Modal dan
Tingkat Upah Terhadap
Nilai Produksi Serta
Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri
Kerajinan Perak
Penulis :
Ni Made Cahya
Ningsih
Tahun :
2015
Data : Cross section
Variabel :
Variabel Dependen :
a. Penyerapan Tenaga kerja
Variabel Independen : b. Modal
c. Nilai Produksi
d. Upah
Alat Analisis :
Ordinary Last Square (OLS)
Model Analisis :
Y2=β3 X1+ + β4 X2 + β5Y1 +
e2
Dimana :
Y2=Penyerpan Tenaga kerja
Y1=Nilai Produksi
X1=Modal
X2=Tingkat upah
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Upah berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap penyerapan
tenaga kerja
b. Modal berpengaruh
positif terhadap
penyerpan tenaga
kerja
c. Upah berpengaruh
negatif terhadap nilai
produksi.
5 Judul :
Determinats of
Informal Sector Labor
Demand : Application
of Alternative
Methodological
Approaches to South
Western States of
Nigeria
Penulis :
Abiodun O
Tahun :
2006
Data : Panel data
Variabel :
Variabel Dependen :
a. Labor demand
Variabel Independen :
b. Waged labour
c. Urban
d. capital
Alat Analisis :
Ordinary Last Square (OLS)
Model Analisis :
lnLd
i = a lnWi + b1lncki + b2lnIi
+ b3lnpI + mi
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Upah tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
permintaan tenaga
kerja di sektor
informal
b. Faktor yang
mempengaruhi
permintaan tenaga
kerja pada sektor
informal ditentukan
oleh faktor non
ekonomi
c. Harga Modal pada
sektor informal
berpengaruh positif
signifikan terhadap
permintaan tenaga
kerja
6
Judul :
Labor Absorption
Under Minimum
Wage Policy In
Indonesia Penulis :
Nur Feriyanto Tahun :
2016
Data :
Panel data
Variabel :
Variabel Dependen:
Labor absorption
Variabel Independen:
a. Minimum wage (MW),
b. Foreign investment (FI)
domestic
c. Investment (DI),
d. Economic growth (EG)
Dari hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa :
a. Variabel upah
minimum memiliki
efek negatif terhadap
penyerapan tenaga
kerja di seluruh
provinsi.
26
No Judul dan Penulis Metodelogi Hasil Penelitian e.Variables (D1 and D2)
which indicates
the location of the
provinces. Alat Analisis
General Least Squared
(GLS) Model Analisis :
Yit = β0it + β1X1it +...+
βnXnit+ μit for i = 1, 2, …,
N and t = 1, 2, …, T
b. Variabel investasi
domestik dan asing
memberikan
kontribusi peran
positif untuk
penyerapan tenaga
kerja.
c. Hasil yang tak
terduga tercatat
karena dampak
Signifikan positif dari
pertumbuhan ekonomi
terhadap penyerapan
tenaga kerja. Selain
itu, faktor spasial
yang ditandai dengan
Lokasi provinsi juga.
Memiliki pengaruh
yang positif signifikan
terhadap tingkat
penyerapan tenaga
kerja di seluruh
provinsi
C. Analisis Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian sebelumnya menjelaskan tentang penelitian penyerapan
tenaga kerja pada level Kota, Provinsi dan Negara. Dilihat dari jenis penelitian
tentang penyerapan tenaga kerja, sebagian besar penyerapan tenaga kerja diteliti
pada sektor industri kecil, dan penyerapan tenaga kerja pada Provinsi dan Kota
tertentu. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini variabel dependen
adalah penyerapan tenaga kerja dengan pendekatan mikro. Sedangkan variabel
independen tergantung pada pendekatan yang digunakan. Diantaranya adalah
tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal kerja, nilai investasi, nilai
produksi dan teknologi, Jumlah Output, minimum wage, foreign investment,
domestic investment, economic growth.
27
Data yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah Cross Section, Panel
Data dan menggunakan analisis Ordinary least square (OLS) digunakan dalam
penelitian untuk mengekstimasi fungsi regresi karena terdapat variabel
independen yang merupakan variabel penjelas dan variabel dependen yaitu yang
dijelaskan dalam suatu persamaan liner dan general least square (GLS) digunakan
dalam penelitian karena asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh metode OLS
(homokedastis dan non autokorelasi) tidak terpenuhi sehingga dengan
menggunakan metode ini dapat memberikan penarikan kesimpulan yang valid.
Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya temuan yang didapat dalam penelitian
terdahulu, diantaranya adalah upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja (Fadliilah, 2012 dan Ningsih, 2015). Produktivitas
tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja (Fadliilah,
2012). Nilai produksi berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja
(Yuditya, 2014 dan Liow, 2016). Harga Modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja (Liow, 2016 dan O.Abiodun, 2006).
Berdasarkan pada penelitian terdahulu, variabel independen yang berpengaruh
dominan dalam mempengaruhi variabel dependen adalah variabel upah. Adapun
faktor-faktor lain yang berpengaruhi lebih dominan dalam penyerapan tenaga
kerja adalah harga modal dan menambahkan variabel jumlah output dalam
penelitian ini dapat menganalisis penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata
di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
28
D. Kerangka pemikiran
Permintaan tenaga kerja adalah permintaan seseorang pengusaha memperkerjakan
seseorang dimaksudkan untuk membantu memproduksi barang atau jasa yang
akan dijual kepada masyarakat konsumen. Maka, sifat dari fungsi permintaan
tenaga kerja tersebut tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat
terhadap barang yang diproduksikan oleh tenaga kerja tersebut. Permintaan yang
demikian dinamakan „derived demand‟.
Pendekatan permintaan tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai metode
pengukuran, yang paling sering digunakan adalah pendekatan derivasi permintaan
dari fungsi ongkos dengan kendala produksi. Cara pertama biasa dilakukan bila
input faktor produksi yang diminta suatu industri tersedia dengan lengkap,
sementara cara kedua bisa dilakukan bila input produksi terbatas jumlahnya.
Permintaan tenaga kerja sektor industri sangat ditentukan oleh harga input itu
sendiri, harga modal (barang lain) dan jumlah output di masing-masing industri.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga
kerja pada industri adalah tingkat upah, harga modal, dan jumlah output.
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja di industri batu
bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi
oleh beberapa variabel input yaitu tingkat upah, harga modal dan jumlah output
produksi batu bata yang dihasilkan tiap industri.
Berdasarkan asumsi bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi dalam
penyerapan tenaga kerja industri pengolahan batu bata di Kecamatan Seputih
29
Mataram Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi oleh variabel upah, harga
modal dan jumlah output maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran
sebagaimana pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3 . Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini:
1. Diduga variabel upah pekerja mempunyai pengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan
Seputih Mataram Lampung Tengah.
2. Diduga variabel harga modal mempunyai pengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan
Seputih Mataram Lampung Tengah.
3. Diduga variabel jumlah output mempunyai pengaruh terhadap penyerapan
tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber Agung Kecamatan
Seputih Mataram Lampung Tengah.
Tingkat Upah
Harga Modal
Jumlah Output
Penyerapan tenaga kerja
(+/-)
(+/-)
(+/-)
30
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, karena penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun
hubungan antara dua variabel atau lebih dan adapun jenis penelitian adalah
penelitian diskriptif kuantitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa data
sekunder dan data primer. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam menganalisis
penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram
Kecamatan Seputih Mataram Lampung Tengah, jenis data yang digunakan adalah:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang diisi oleh
responden pemilik industri-industri batu bata di desa Sumber Agung Mataram.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung, Dinas koperasi, perndustrian dan perdagangan, jurnal jurnal
ekonomi serta sumber sumber lain yang berhubungan dengan hal yang diteliti.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian diskirptif kuantitatif data Crosssection
dengan menggunakan metode analisis berganda. Variabel yang digunakan yaitu
jumlah tenaga kerja, tingkat upah, harga modal dan jumlah output pada industri
batu bata di Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
31
C. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel independent dan
variabel dependen. Sebagai berikut :
Tabel 7. Definisi Operasional Variabel
Nama Variabel Simbol Definsi Batasan Variabel Skala
Pengukuran
Dependen Y Penyerapan
Tenaga Kerja
Banyaknya orang yang
berkerja di industri batu
bata dalam satu bulan
Orang
Independen X1 Upah Pekerja Upah yang diterima per
pekerja diukur dalam satu
bulan per tenaga kerja
Rupiah/Bulan
Independen X2 Harga Modal Pengeluaran pengusaha
dalam membeli barang-
barang modal yang
digunakan dalam proses
produksi yang di proksi
dengan modal kerja
Rupiah
Independen X3 Jumlah Output Jumlah produksi atau
keseluruhan jumlah batu
bata dalam produksi yang
dilakukan dalam sebulan
Ribuan
unit/produksi
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006), Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ada beberapa metode antara lain adalah sebagai berikut ini :
1. Metode Survei
Metode Survei adalah metode menggunakan angket/kuesioner yaitu sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
(Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti memberikan angket atau kuesioner
untuk diisi responden yaitu pemilik usaha industri batu bata di desa Sumber
Agung Mataram Lampung Tengah.
32
2. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan panca indera. Observasi dapat dilaksanakan dengan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecap. Dengan demikian
dapat dikatakan observasi adalah pengamatan secara langsung.
3. Wawancara
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap, penulis mengadakan wawancara
secara langsung dengan bagian personalia dan responden dalam menanyakan
permasalahan yang terjadi kepada pengusaha batu bata di desa Sumber Agung
Mataram.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumentasi
adalah metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan-catatan harian dan lain-lain.
E. Metode Penentuan Responden
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pengusaha batu bata di Desa
Sumber Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung
Tengah sebab memiliki jumlah unit usaha pengolahan batu bata terbesar di
33
Provinsi Lampung. Adapun jumlah populasi industri batu bata di Desa Sumber
Agung total 380 pengusaha yang tersebar di 12 dusun.
2. Penentuan Sampel (Wilayah Sampel)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Gujarati, 2010). Teknik yang digunakan untuk menentukan kecamatan sampel
manggunakan metode Proposive sampling. Adapun sebagai syarat pertimbangan
dalam menentukan kecamatan sampel adalah sebagai berikut :
a. Merupakan kecamatan sentra usaha industri pengolahan batu bata terbesar
b. Keseluruhan Jenis Pengolahan batu bata di kecamatan tersebut merupakan
bata bolong
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling
yaitu proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus
slovin. Menurut Gujarati (2010), Probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode rumus slovin sebagai berikut :
( )2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah seluruh anggota populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
di tolelir
34
Diketahui N Sebesar 380 industri batubata, eror ditetapkan 10 %, atau 0,1 jadi
jumlah minimal sampel yang diambil peneliti adalah sebesar :
( )2
( )
n = 79,16
dalam penelitian diketahui n=79,16 atau dibulatkan menjadi 80. Jadi , jumlah
keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 80 pengusaha batu bata.
3. Teknik Sampling
Karena karakteristik sampel yang akan diteliti tidak homogen maka perlu
menentukan populasi berdasarkan kelompok kelompok yang homogen (Strata).
Kriteria industri pengolahan batu bata di Desa Sumber Agung Mataram telah
dikelompokkan menurut ukuran industri yang sudah ada (Kecamatan Seputih
Mataram, 2016). Populasi tersebut telah distratifikasikan dalam kelompok-
kelompok menurut besarnya jumlah output yang dihasilkan di masing masing
industri, karakteristik pengelompokan tersebut seperti di bawah ini :
a. Industri besar menghasilkan output ±30.000 batu bata pada sekali produksi,
yang berjumlah 89 unit usaha.
b. Industri sedang menghasilkan ouput ±20.000 batu bata pada sekali produksi,
yang berjumlah 129 unit usaha
35
c. Industri kecil menghasilkan ouput ±10.000 batu bata pada sekali produksi,
yang berjumlah 162 unit usaha.
Dengan demikian dalam pengambilan sampel, mengingat karakteristik populasi
seperti itu maka dilakukan teknik pengambilan sampel Proportionate stratified
random sampling, Menurut Gujarati (2010), teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Maka untuk menentukan besarnya sampel pada setiap tingkatan industri dilakukan
dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan
cara:
Berikut data pengelompokan besarnya industri batu bata di desa Sumber Agung
Mataram :
Tabel 8. Pengelompokan keriteria besarnya industri batu bata industri :
No Pengelompokan Industri Populasi Perhitungan Sampel
1 Besar 89
18,73 19
2 Sedang 129
27,15 27
3 Kecil 162
34,10 34
Jumlah 380 80
Sumber : Kecamatan Seputih Mataram, 2016
Pada Tabel 8 dapat diketahui jumlah responden yang akan diambil yaitu sebanyak
80 unit usaha industri pengolahan batu bata.
36
F. Teknik Analisis Data
1. Model Analisis
Metode analisis data ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara upah,
modal, tingkat output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Data yang digunakan
yaitu data cross section, dan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis regresi. Pada penelitian ini, Software yang
digunakan dalam menganalisis yaitu Microsoft Excel 2007 dan E-Views 9
Hubungan antar variabel-variabel yang diasumsikan bepengaruh terhadap tingkat
upah, modal kerja, dan tingkat output dapat ditulis dalam persamaan berikut :
f(X1,X2,X3,..,Xn)
Teknik estimasi yang mana :
Y = Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam suatu waktu tertentu
Xi = faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja pada industri batu
bata
i = 1,2,3,…n
Model tersebut kemudian dirumuskan dalam model estimasi regresi linear
sebagai berikut:
L = 0 + X1β1 + X2
β2 + X3β3 + e
εt
Yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk liner logaritma natural, yaitu:
LnL = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2+ β3 LnX3+ … βn lnXn εt
37
Yang mana :
L = Jumlah tenaga kerja yang terserap (Orang)
X1 = Upah pekerja (Rp/Bulan)
X2 = Harga Modal (Rp)
X3 = Jumlah output (Unit/Produksi)
β1 = Koefisien regresi untuk upah (Rp)
β2 = Koefisien regresi untuk harga modal (Rp)
β3 = Koefisien regresi untuk jumlah output (Ribu)
β0 = Bilangan Konstanta
εt = Residu (Error term)
Model logaritma natural (ln) ini untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya
heteroskedastisitas karena transformasi yang menempatkan skala untuk
pengukuran variabel, dan koefisien kemiringan β1 langsung dapat menunjukan
elastisitas Y terhadap X1 yaitu persentase perubahan Y akibat adanya persentase
perubahan dalam X1 (Gujarati, 2010:67).
G. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menurut Gujarati (2010) dilakukan untuk mengetahui apakah
residual terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan
menggunakan metode Jarque-Bera. Residual dikatakan memiliki distribusi normal
jika nilai Jarque-Bera>Chi-square (Gujarati, 2010). Kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika Jarque Bera stat < Tabel Chi-square maka residual berdistribusi dengan
normal.
38
b. Jika Jarque Bera stat >Tabel Chi-square maka residual tidak berdistribusi
dengan normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2010) heteroskedastisitas adalah varian dari residual model
regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau dengan kata lain
tidak konstan. Data yang diambil dari pengamatan satu ke lain atau data yang
diambil dari observasi satu ke yang lain tidak memiliki residual yang konstan atau
tetap. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka dapat digunakan
metode uji White. Uji keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji
residual hasil estimasi menggunakan metode White Heteroskedasticity Test (No
Cross Term) dengan membandingkan nilai Obs*R-square dengan nilai Chisquare.
Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel), berarti terdapat
masalah heteroskedastisitas didalam model. Dan jika Obs*R-square (χ2- hitung) <
Chi-square (χ2–tabel), berarti tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dalam hal ini
kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika Obs*R-square (χ2 -hitung) > Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka
mengalami masalah heteroskedastisitas.
b. Jika Obs*R square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-square (χ2–tabel) maka terbebas
dari masalah heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Menurut Gujarati (2010) autokolerasi adalah keadaan dimana faktor-faktor
pengganggu yang satu dengan yang lain tidak saling berhubungan, pengujian
terhadap gejala autokorelasi dalam model analisa regresi dilakukan dengan
39
pengujian Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test dengan membandingkan
nilai Obs*R-Square dengan nilai Chi-square. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) >
Tabel Chi-Square (χ2–tabel), berarti hasil uji Breusch-Godfrey Serial Correlation
LM Test mengindikasikan bahwa terdapat masalah autokolerasi di dalam model.
Dan jika Obs*R-Square (χ2 -hitung) < Tabel Chi-Square (χ2–tabel), berarti hasil
uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test mengindikasikan bahwa tidak
ada masalah autokolerasi. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung ) > Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka
mengalami masalah autokorelasi.
b. Jika Obs*R-Square (χ2 -hitung ) < Tabel Chi-Square (χ2–tabel) maka terbebas
dari masalah autokorelasi.
4. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas menurut Gujarati (2010) adalah hubungan linier yang terjadi
diantara variabel-variabel independen, meskipun terjadinya multikolinearitas tetap
menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian
terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung Variance
Inflation Factor (VIF) dari hasil estimasi. Jika VIF < 10 maka antara variabel
independen tidak terjadi hubungan yang linier atau tidak ada multikolinearitas.
Dalam buku Gujarati (2010), cara menghitung VIF adalah sebagai berikut :
VIF menunjukkan bagaimana varians dari sebuah estimator ditingkatkan oleh
keberadaan multikolinearitas. Seiring dengan R2 mendekati 1, VIF mendekati
tidak terhingga. Hal tersebut menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinearitas
40
meningkat, varians dari sebuah estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai
batas dapat menjadi tidak terhingga. Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.
b. Jika VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.
H. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji t-statistik)
Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat (Gujarati, 2010). Dalam penelitian ini
menggunakan uji t dua arah atau two tailed, karena objek dalam penelitian ini
adalah industri kecil dimana dalam industri kecil tingkat upah, modal kerja, dan
tingkat output dapat berpengaruh positif ataupun negatif terhadap penyerapan
tenaga kerja. Dengan nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar 10 persen = 0,1
Hipotesis yang digunakan :
a. Ho : βi = 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output tidak
berpengaruh terhadap variabel penyerapan tenaga kerja.
b. Ha : βi ≠ 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output berpengaruh
terhadap variabel penyerapan tenaga kerja.
Kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima diterima, artinya
variabel upah, harga modal dan jumlah output berpengaruh terhadap variabel
penyerapan tenaga kerja.
41
b. Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak dapat diterima, artinya
variabel upah, harga modal dan jumlah output tidak berpengaruh terhadap
variabel penyerapan tenaga kerja.
2. Uji Keseluruhan (Uji F-statistik)
Menurut Gujarati (2010) bahwa pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau
pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Dalam penelitian ini menggunakan nilai ∝ yaitu tingkat keyakinan sebesar 10
persen = 0,1.
Hipotesis yang digunakan :
a. Ho : βi = 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output secara
bersama sama tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
b. Ha : βi ≠ 0 artinya variabel upah, harga modal, dan jumlah output bersama
sama berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
upah, harga modal, dan jumlah output secara bersama sama berpengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja.
b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
upah, harga modal, dan jumlah output secara bersama sama tidak berpengaruh
terhadap penyerapan tenaga kerja.
I. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) atau goodnes of fit menurut Gujarati (2010) bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh variasi variabel bebas dapat menerangkan dengan
42
baik variasi variabel terikat. Koefisien Determinasi (R2) merupakan angka yang
memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel terikat (Y) yang
dijelaskan oleh variabel bebas (X). Koefisien Determinasi (R2) dapat dirumuskan
sebagai berikut: Nilai R2 yang sempurna adalah satu, yaitu apabila keseluruhan
variasi terikat dapat dijelaskan sepenuhnya oleh variabel bebas yang dimasukkan
di dalam model. Dimana 0 < R2 < 1 sehingga kesimpulan yang dapat diambil
adalah:
a. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel
bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas.
b. Nilai R2 yang mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel bebas
menjelaskan hampir semua informasi yang digunakan untuk memprediksi
variasi variabel terikat.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh tingkat upah, harga modal dan
jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di
Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Variabel tingkat upah berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik,
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber
Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
2. Variabel harga modal berpangaruh positif dan signifikan secara statistik
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber
Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
3. Variabel jumlah output berpengaruh positif dan signifikan secara statistik
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri batu bata di Desa Sumber
Agung Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah.
65
B. Saran
1. Perusahaan-perusahaan industri pengolahan batu bata diharapkan agar mampu
menyimpan sebagian keuntungan dari hasil penjualan, hal ini untuk menjaga
sustainable perusahaan batu bata ke depannya.
2. Permerintah perlu untuk memfasilitasi terjalinnya kemitraan, antar sesama
industri pengolahan batu bata sekala kecil dengan sekala besar dalam aspek
pemasaran dan harga jual batu bata yang ada di Provinsi Lampung, sehingga
industri pengolahan batu bata tersebut dapat berkembang, dan pada akhirnya
akan memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah serta menyerap tenaga
kerja lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, BR.2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.Jakarta. Penerbit:Ghalia
Indonesia.
Ambarwati,Sri,Dwiari.2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Yogyakarta.
Penerbit : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. (BPS).2017.Kabupaten lampung Tengah.Kabupaten
Lampung Tengah dalam angka.
Badan Pusat Statistik (BPS).2016.Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan
Seputih mataram dalam Angka.
Blocher, Chen, Cokins, dan Lin. 2007. Manajemen Biaya “Penekanan Strategis”
Penerbit : Salemba. Edisi Ketiga.
Brealey, Myers et al. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid
1. Jakarta. Penerbit : Erlangga.
Budiarty, Ida. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Bandar
Lampung,Universitas Negeri Lampung.
Case, Karl E. dan Ray. C Fair 2007. Prinsip-prinsip ekonomi. Edisi Kedelapan
jilid 1. Jakarta. Penerbit:Erlangga.
Dewi, Hersinta dan Marhaeni, 2016. Pengaruh Modal, Tingkat Upah dan
Teknologi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Output Pada Industri
Tekstil di Kabupaten Badung. E-Journal EP Unud, 5(10) : 1144-1167.
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Tengah,
2016.
Fadliilah, Diah Nur, 2012. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil
(Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Pengolahan Ikan Asin di Kota
Tegal).Diponegoro Journal Of Economics.Volume 1, Nomor 1.
Feriyanto, Nur and Sriyana, Jaka . 2016. Labor Absorption Under Minimum Wage
Policy In Indonesia. Jurnal Ilmiah. Department of Economics Universitas
Islam Indonesia. Regional Science Inquiry, Vol. VIII, (1), pp. 11-21.
Gujarati, Damondar N. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi kelima. Jakarta.
Penerbit : Salemba Empat.
Keown et al. 2011. Manajemen Keuangan (Prinsip-prinsip dan aplikasi). Jakarta
Barat : PT Indeks Kelompok Persada
Liow, Jefri Indri. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Industri Rumah Panggung Kecamatan Tompaso Baru
Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Agri-Sosio Ekonomi Unsrat,ISSN
1907– 4298 , Volume 12 Nomor 2A : 331- 340.
Mankiw, N. Grgory. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro.Jakarta. Penerbit : Salemba
Empat.
Maimun Sholeh, 2007, permintaan dan Penawaran tenaga kerja serta upah :
teori serta beberapa potretnya di Indonesia”, jurnal ekonomi dan
pendidikan ,vol 4. No 1.
Ningsih, Ni Made,Cahya. 2015. Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Perak. Jurnal
Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol.8 No.1.
O, Abidoun. 2006. Determinats of Informal Sector Labor Demand : Application
of Alternative Methodological Approaches to South Western States of
Nigeria. Journal Applied Econometrics and International Development.
AEID.Vol. 6-2.
Partadirja, A. 1985. Pengantar Ekonomi.BPFE, Yogyakarta
Riyanto.2010.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. Penerbit :
GPFE.
SK. Mentri Perindustrian Indonesia. N0.19/M/1/1986.
Sukirno, Sadono.2010. Teori Pengantar Mikroekonomi. Jakarta. Penerbit : Raja
Grafindo Persada Media Group.
Sumarsono, Sony.2013.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan, Yogyakarta.Penerbit: Andi
Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Perindustrian.
Undang-Undang Republik Indonesa No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro
dan Menengah.
Yuditya, Arif Rahman. 2014. Analisis Pengaruh Upah dan Nilai Produksi
Terhadap Penyerpan Tenaga Kerja UMKM Industri Mabel (Studi Kasus
Sentra Industri Mabel Jl. Piranha Kelurahan Tanjung Sekar Malang).
Jurnal ilmiah ekonomi Unbraw.Vol 10.No2. 323-2.