Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
75
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN USAHA
USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH
DI KABUPATEN MALUKU TENGAH
Dientje Rumerung
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura
Abstract
This study aims to determine the level of success of SMEs in Central
Maluku District by deepening the factors that are considered dominant influence
the level of success of SMEs business. The sample used in this research is 40
SMEs.
The analytical tool used in this paper is the Multiple Liner Regression
Method after passing the Classic assumption test so that the estimation
conducted meets the criteria of regression analysis.
The result of data processing shows that the capital has significant effect
on the success of SMEs in Central Maluku Regency while the long variable of
business has no effect. The results show that the accumulation of capital is very
real determine the level of business success, because the greater the business
capital will encourage the increasing scale of business from SMEs itself.
Keywords: Capital, Old Business, Success Rate of Business.
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
76
PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Me-nengah
merupakan bagian penting dalam
perekonomian yang telah membuktikan
dirinya mampu bertahan terhadap gejolak
ekonomi nasional maupun regional. Di
Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah sering disingkat dengan
(UMKM) memiliki berbagai macam
definisi mengenai UMKM, di Indonesia
berbagai macam institusi pemerintah
mencoba untuk merumuskan definisi dan
batasan yang berbeda. Usaha kecil didefi-
nisikan sebagai sebuah kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh seseorang atau rumah
tangga maupun badan yang bertujuan
untuk memproduksi barang atau jasa untuk
diperjual belikan secara komersial dan
memiliki omset penjualan sebesar 1 (satu)
milyar rupiah atau kurang. Sementara
usaha menengah di definisikan hampir
sama dengan usaha kecil namun memiliki
omset penjualan lebih dari 1 (satu) milyar
rupiah.
Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang merupakan
bagian terbesar dalam perekonomian
nasional, merupakan indikator tingkat
partisipasi masyarakat dalam berbagai
sektor kegiatan ekonomi. UMKM selama
ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup
pengaman dimasa krisis, melalui
mekanisme penciptaan kesempatan kerja
dan nilai tambah. Peran dan fungsi
strategis ini sesungguhnya dapat
ditingkatkan dengan memerankan UMKM
sebagai salah satu pelaku usaha
komplementer bagi pengembangan
perekonomian nasional, dan bukan
subordinari dari pelaku usaha lainnya.
Keberhasilan dalam meningkatkan
kemampuan UMKM berarti memperkokoh
bisnis perekonomian masyarakat. Hal ini
akan membantu mempercepat proses
pemulihan perekonomian nasional, dan
sekaligus sumber dukungan nyata terhadap
pemerintah daerah dalam melaksanakan
otonomi pemerintahan (Budi: 2006).
UMKM merupakan potensi bisnis yang
sangat digalakkan oleh pemerintah; karena
semakin banyak masyarakat berwirausaha
maka semakin baik dan kokohnya
perekonomian suatu daerah karena sumber
daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan
lokal dapat terserap dan bermanfaat secara
optimal. Meskipun UMKM memiliki
sejumlah kelebihan yang memungkinkan
UMKM dapat berkembang dan bertahan
dalam krisis, tetapi sejumlah fakta juga
menunjukkan bahwa tidak semua usaha
kecil dapat bertahan dalam menghadapi
krisis ekonomi. Banyak UMKM
mengalami kesulitan untuk
mengembalikan pinjaman akibat
melonjaknya suku bunga lokal, selain itu
adanya kesulitan dalam proses produksi
akibat melonjaknya harga bahan baku yang
berasal dari impor.
Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhaasilan usaha pada usaha kecil
diantaranya adalah pengaruh faktor
internal dan eksternal (Wang dan Wong,
2004). Keberhasilan tergantung dari
kemampuan dalam mengelola kedua faktor
ini melalui analisis faktor lingkungan serta
pembentukan dan pelaksanaan strategi
usaha. Perkembangan UMKM di Indonesia
merupakan salah satu prioritas dalam
pembangunan ekonomi nasional. Hal ini
selain karena usaha tersebut merupakan
tulang punggung sistem ekonomi
kerakyatan yang telah banyak terbukti
berperan dalam mengurangi masalah
kesenjangan : antar golongan, pendapatan
dan antar pelaku usaha, bahkan juga untuk
pengentasan kemiskinan serta penyerapan
tenaga kerja. Pentingnya perkembangan
usaha yang ditunjukan dengan perolehan
pendapatan bagi UMKM, setiap pelaku
usaha dituntut untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan
ketika menginginkan pendapatan yang
diperoleh tinggi. Modal merupakan salah
satu hal yang penting dalam mendirikan
atau memulai suatu usaha. Modal
mengindikasikan kemampuan pelaku usaha
dalam membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Adanya keterbatasan dalam
aspek permodalan sehingga membuat
UMKM dalam mengembangkan skala
produksi menjadi terhambat dan tidak
dapat menghasilkan pendapatan secara
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
77
maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan
tambahan modal berupa hutang dari pihak
perbankan untuk meningkatkan hasil
produksi.
Terkait dengan penambahan asset
operasional maka dimaksudkan untuk
meningkatkan pendapatan. Tidak hanya
dari aspek keuangan saja yang dibutuhkan
untuk memperoleh pendapatan yang
maksimal, dari aspek orientasi
kewirausahaan pun diper-lukan. Hal ini
diperlukan mengingat kecakapan seseorang
wirausaha dalam mengelola usaha untuk
peningkatan pendapatan dengan
berorientasi entrepreneurship akan
menghasilkan kualitas produk yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen. Dengan demikian pelaku
UMKM dalam perkembangannya
diharapkan senantiasa memiliki
kemampuan untuk berorientasi
entrepreneurship yaitu mempunyai
kreativitas usaha agar terciptanya
terobosan baru untuk meningkatkan
pendapatan, bertindak proaktif untuk
mendistribusian hasil-hasil inovasi dengan
menggunakan teknologi yang semakin
maju dan canggih serta keberanian dalam
mengambil risiko yang tinggi (risk taking).
Berikut adalah tabel yang
memperlihatkan perkembangan UMKM
dari sisi modal, jumlah tenaga kerja dan
pendapatan.
Tabel 1: Data Perkembangan Modal, Tenaga Kerja, Pendapatan
UMKM Di Kabupaten Maluku Tengah Periode Tahun 2008-2015
Tahun Modal Tenaga Kerja Pendapatan
2008 Rp. 350.978.295 5.289 Rp. 635.768.971
2009 Rp. 354.562.939 5.488 Rp. 671.006.651
2010 Rp. 422.658.086 8.840 Rp. 837.062.591
2011 Rp. 492.893.256 11.480 Rp. 1.260.593.944
2012 Rp. 309.685.339 4.089 Rp. 599.873.409
2013 Rp. 308.998.645 7.892 Rp. 815.097.871
2014 Rp. 376.893.674 10.551 Rp. 878.668.336
2015 Rp. 731.963.051 15.544 Rp. 1.860.249.620
Sumber : Dinas Koperasi Dan UKM Kabupaten Maluku Tengah, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Maluku Tengah
Berdasarkan tabel diatas terdilihat
bahwa perkembangan modal UMKM
selama periode Pengamatan mengalami
keadaan yang berfluaktif dan cenderung
menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa
modal yang ada pada UMKM tidaklah
stabil, ketika UMKM memiliki permintaan
akan produk banyak maka jumlah modal
yang digunakan ikut meningkat sebaliknya
ketika permintaan akan produk UMKM
menurun maka modal yang akan
digunakanpun ikut menurun. Berdasarkan
data tenaga kerja terlihat bahwa jumlah
tenaga kerja yang ada pada UMKM
cenderung meningkat setiap periode
pengamatan. Keadaan ini mengindi-
kasikan bahwa UMKM dapat mem-bantu
mengatasi masalah pengang-guran dengan
menyerap tenaga kerja yang banyak.
Sedangkan berdasarkan data pendapatan
terlihat bahwa adannya peninhgkatan
pendapatan pada tahun 2011, hal ini
mengindikasikan bahwa UMKM yang ada
pada kabupaten Maluku tengah memiliki
kinerja yang bagus, karena mampu
membukukan pendapatan sejak tahun
2008-2011 yang terus meningkat.
Sedangkan pada tahun 2012-2014 terjadi
penurunan pendapatan UMKM yang tidak
bisa menyeimbangi pendapatan pada tahun
2011.Keadaan ini mengindikasikan bahwa
keberhasilan UMKM pada tahun 2012-
2014 kurang baik, karena tidak mampu
membukukan pendapatan yang lebih
meningkat malah sebaliknya terjadi
penurunan pendapatan.Sedangkan pada
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
78
tahun 2015 terjadi kenaikan pendapatan
besar-besaran bahkan bisa menembus 1,8
milyar. Keadaan ini mengin-dikasikan
bahwa pada tahun 2015 UMKM berhasil
memperbaiki keberhasilannya, sehingga
mampu membukukan pendapatan yang
lebih besar dari tahun-tahun sebelumya.
Terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan UMKM
diantaranya : pangsa pasar, akses
permodalan, kemampuan berwirausaha,
SDM, pengetahuan keuangan, rencana
bisnis, jaringan sosial, legalitas, dukungan
pemerintah, pembinaan, teknologi, dan
akses kepada informasi. Banyaknya faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan UMKM namun penelitian ini
hanya memfokuskan penelitian pada
analisis faktor modal UMKM, Tenaga
Kerja dan Lama Usahayang mempengaruhi
Pendapatan UMKM.
Penelilitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Utari dan Dewi(2014),
menemukan bahwa modal berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan
UMKM.Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi modal maka semakin tinggi
pendapatan yang akan diperoleh. Temuan
analisis berbeda yang dilakukan oleh
Dwiyanti et al., (2014) menemukan bahwa
modal tidak mempengaruhi pendapatan
UMKM.
Salah satu masalah mendasar yang
dihadapai Indonesiadi sepanjang
perjalanan menjadi bangsa yang merdeka
adalah masalah pengangguran, dimana
pemerintah dengan berbagai upaya yang
telah dilakukan untuk mengurangi akan
tingkat pengangguran. Upaya yang
ditempuh pemerintah dalam persoalan
pengganguran dari waktu ke waktu
ditempuh melalui berbagai pendekatan
pembangunan bertumpu pada pertumbuhan
ekonomi (production centered
development). Namun pada kenyataanya
masalahketenagakerjaan di Indonesia
masih banyak yang belum bisa diatasi oleh
pemerintah.
Lama usaha sangatlah penting karena
jumlah permintaan berpenga-ruh pada lama
atau tidaknya usaha, usaha yang telah lama
berdiri memiliki jumlah permintaan yang
lebih tinggi dibanding yang belum lama
berdiri hal ini disebabkan lebih dikenal
konsumen dan loyalitas konsumen yang
pada akhirnya memiliki pengaruh pada
pendapatan yang diterima oleh pengusaha
UMKM. Penelitian yang pernah dilakukan
oleh Hastina (2015) menemukan bahwa
lama usaha berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan pengusahan UMKM.
Berdasarkan latar belakang diatas,
masalah-masalah yang dihadapi oleh
UMKM dalam meningkatkan keberhasilan
UMKM, adanya kesenjangan dari
penelitian terdahulu yang terdapat
perbedaan pendapat antara variabel-
variabel yang diteliti dan rekomendasi
penelitian terdahulu, sehingga peneliti
merasa penting dan perlu untuk melakukan
penelitian kembali tentang keber-hasilan
UMKM.Pemilihan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah UMKM yang
terdapat di Kabupaten Maluku Tengah.
Maka penelitian ini mengambil judul
“Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan UMKM di
Kabupaten Maluku Tengah”.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, perumusan masalah yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1). Apakah terdapat
pengaruh antara modal terhadappendapatan
UMKM di kabupaten Maluku Tengah? (2).
Apakah terdapat pengaruh antara tena-ga
kerja terhadap pendapatan UMKM di
kabupaten Maluku Tengah? (3). Apakah
terdapat pengaruh antara lama usaha
terhadap pendapatanUMKM di kabupaten
Maluku Tengah? (4). Apakah secara
bersama-sama terdapat pengaruh antara
modal, tenaga kerja, dan lama usaha
terhadap pendapatan UMKM di kabupaten
Maluku Tengah?
Tujuan adalah segala sesuatu yang
ingin dicapai. Adapun yang menjaditujuan
dalam penelitian ini adalah : (1). Untuk
mengetahui adanya pengaruh antara modal
terhadap pendapatan UMKM di kabupaten
Maluku Tengah. (2). Untuk mengetahui
adanya pengaruh antara tenaga kerja
terhadap pendapatan UMKM di kabupaten
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
79
Maluku Tengah. (3) Untuk mengetahui
adanya pengaruh antara dukungan lama
usahapendapatan UMKM di kabupaten
Maluku Tengah.(4). Untuk mengetahui
adanya pengaruh bersama antara modal,
tenaga kerja, dan lama usaha terhadap
pendapatan UMKM di kabupaten Maluku
Tengah
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan usaha kecil dan
menengah
Perkembangan Usaha adalah suatu
tindakan, proses, hasil atau pertanyaan
menjadi labih baik (Thoha, 1997:7).
Pengertian pengembangan tersebut
memiliki dua unsur, yaitu : (1)
pengembangan itu sendiri bisa berupa
suatu tindakan, proses atau pernyataan dari
suatu tujuan, (2) pengembangan itu bisa
menunjukkan kepada perbaikan atas
sesuatu.
Menurut Warren G. Bennis
(Sutarto,1995: 416) pengembangan adalah
suatu jawaban terhadap perubahan, suatu
strategi pendidikan yang kompleks yang
diharapkan untuk merubah kepercayaan,
sikap, nilai dan susunan organisasi,
sehingga organi-sasi dapat lebih baik
menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan
tantangan yang baru serta perputaran yang
cepat dari perubahan itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka
yang dimaksud dengan pengembangan
UMKM adalah suatu tindakan atau proses
untuk memajukan kondisi UMKM ke arah
yang lebih baik, sehinga UMKM dapat
lebih baik menyesuaikan dengan teknologi,
pasar, dan tantangan yang baru serta
perputaran yang cepat dari perubahan yang
terjadi. Pengem-bangan usaha miko kecil
dan menengah (UMKM) merupakan
komponen penting dalam program
pembangunan nasional untuk meletakkan
landasan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan berkeadilan.
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur yang
sangat penting dalam sebuah usaha
perdagangan, karena dalam melakukan
suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai
atau jumlah pendapatan yang diperoleh
selama melakukan usaha tersebut (Paula,
2005). Dalam arti ekonomi, pendapatan
merupakan balas jasa atas penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
sektor rumah tangga dan sektor perusahaan
yang dapat berupa gaji/upah, sewa, bunga
serta keuntungan/profit ( Sukirno,2000).
Pengertian Modal
Pengertian modal usaha menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal
usaha adalah uang yang dipakai sebagai
pokok (induk) untuk berdagang,melepas
uang, dan sebagainya; harta benda (uang,
barang, dansebagainya) yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu
yang menambah kekayaan”. Modal dalam
pengertian ini dapat diinterpretasikan
sebagai sejumlah uang yang digunakan
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
bisnis. Banyak kalangan yang memandang
bahwa modal uang bukanlah segala-
galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu
dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha
sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan
di sini bukanlah penting tidaknya modal,
karena keberadaannya memang sangat
diperlukan, akan tetapi bagaimana
mengelola modal secara optimal sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan
lancar (Amirullah, 2005:7).
Menurut Bambang Riyanto
(1997:19) pengertian modal usahasebagai
ikhtisar neraca suatu perusahaan yang
menggunakan modal konkrit dan modal
abstrak. Modal konkrit dimaksudkan
sebagai modal aktif sedangkan modal
abstrak dimaksudkan sebagai modal
pasif.Definisi modal finansial Sudah dapat
dipastikan perusahaan jika akan
menjalankan aktivitasnya pasti akan
membutuhkan sejumlah dana, baik dana
yang berasal dari pinjaman maupun dana
yang berasal dari modal sendiri. Kasmir
(2010:22) mendefi-nisikan modal kerja
finansial sebagai modal yang digunakan
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
80
untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan sehari – hari, terutama yang
memiliki jangka waktu pendek. Menurut
Harahap (2001:288) “Modal kerja adalah
aktiva lancar dikurang utang lancar”.
Modal kerja juga bisa dianggap sebagai
dana yang tersedia untuk diinvestasikan
terhadap aktiva tidak lancar atau untuk
membayar utang tidak lancar. Bagi setiap
organisasi usaha, modal memegang
peranan penting di dalam menjalankan
operasi usaha. Menurut Mardiasmo (2008)
modal merupakan bagian hak pemilik
dalam perusahaan yaitu selisih aktiva dan
utang yang ada. Sedangkan menurut
Darsono (2006) modal kerja adalah
investasi dalam jangka pendek atau
investasi dalam harta lancar (current
assets). Riyanto (2001 : 17)
mengemukakan pengertian modal dalam
pengertian klasik sebagai produksi yang
digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Modal kerja dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu modal kerja permanen
dan variabel. Seperti yang diungkapkan
oleh Taylor dalam Sawir (2005: 132).
Modal kerja dapat golongkan menjadi:
1. Modal kerja permanen Modal kerja
permanen (permanen work-ing capital)
yaitu modal kerja yang harus tetap ada
pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fung-sinya atau dengan
kata lain modal kerja secara terus
menerus diper-lukan untuk kelancaran
usaha.
2. Modal kerja variabel Modal kerja
variabel (variabel working capital) yaitu
jumlah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan.
Dari beberapa penjelasan diatas
dapat dikatakan bahwa modal finansial
sangatlah penting dalam jalannya roda
suatu UMKM. dalam sebuah unit bisnis
yang modern, keuangan suatu unit bisnis
tidak bisa lepas dari modal finansial yang
berupa pinjaman khususnya pada lembaga
keuangan resmi yang menyediakan kredit
untuk usaha kecil. Peran Modal Finansial
Terhadap Pembangunan Ekonomi dan
UMKM Dilihat dari unsur – unsur
pembangunan ekonomi yang telah
diuraikan diatas, sumber daya modal
merupakan salah satu unsur penentu
kemajuan ekonomi suatu Negara. Sumber
daya modal khususnya modal finansial
merupakan modal yang paling klasik
dalam perekonomian. Sumber daya modal
finansial yang kuat akan memberikan
kekuatan finansial yang kuat pula sehingga
dalam melakukan kegiatan pembangunan
perekonomian akan dapat dilaksanakan.
Dalam sektor UMKM, modal finansial
juga berperan cukup signifikan untuk
meningkatkan kinerja suatu UMKM.
Meskipun sudah sedikit tergeser dengan
modal – modal yang lain, peran modal
finansial sampai saat ini masih tetap
berpengaruh terhadap kinerja sebuah unit
bisnis. Dalam bisnis modern, modal yang
berasal dari pinjaman merupakan hal yang
paling utama dalam penentuan kinerja
UMKM yang maksimal.Dari uraian yang
telah diuraikan diatas dapat dilihat bahwa
modal finansial sampai saat ini mempunyai
peran yang cukup signifikan terhadap
pembangunan ekonomi suatu Negara dan
juga dalam meningkatkan kinerja UMKM
di berbagai Negara. Dengan kekuatan
finansial yang cukup maka pembanguna di
segala bidang akan berjalan dengan baik.
Selain itu, akses UMKM terhadap lembaga
keuangan penyedia kredit mikro terhadap
UMKM juga mempunyai peran yang
sangat vital terhadap kelangsungan hidup
UMKM.
Indikator modal finansial Untuk
mengetahui ukuran modal finansial dalam
suatu UMKM dapat dilihat dengan
menggunakan beberapa indikator yang ada.
Munizu (2010:36) mengemukakan ada
beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur modal finansial sebuah
UMKM, antara lain :
1) Modal sendiri. Penggunaan modal
sendiri dalam menjalankan usaha serta
kemampuan dalam mengelola aset
finansial tersebut.
2) Modal pinjaman. Kemudahan akses
untuk mendapatkan pinjaman dari
lembaga keuangan baik bank maupun
bukan bank.
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
81
3) Tingkat keuntungan dan akumulasi
modal. Menggunakan keuntungan yang
ada untuk menambah modal dalam
rangka mengembangkan unit usaha.
Lama Usaha Faktor lama berusaha bisa juga
dikatakan dengan pengalaman. Faktor ini
secara teoritis dalam buku, tidak ada yang
membahas bahwa pengalaman merupakan
fungsi dari pendapatan. Namun, dalam
aktivitas sektor informal dengan semakin
berpengalamannya seorang mengelola
usaha, maka semakin bisa meningkatkan
pendapatan atau keuntungan usaha.
Pengelolaan usaha dalam sektor
informal sangat dipengaruhi oleh
tingkatkecakapan manajemen yang baik
dalam pengelolaan usaha yang dimiliki
oleh
seorang pedagang. Tingkat kecakapan
manajemen yang baik ini juga sangat
dipengaruhi oleh pengalaman atau lama
berusaha seorang pedagang, sehingga
dapat dilihat bahwa tidak ada kesamaan
antara sesama pedagang sektor informal
dalam kemampuan pengelolaan usaha
sehingga tingkat pendapatan yang mereka
hasilkan juga berbeda.
Foster (2001) mengatakan ada
beberapa hal dalam menentukan
berpengalaman tidaknya seorang
pengusaha yang sekaligus sebagai
indikator
pengalaman kerja yaitu:
1. Lama waktu/masa kerja.
Ukuran tentang lama waktu atau masa
kerja yang telah ditempuh seseorang
dapat memahami tugas-tugas suatu
pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik.
2. Tingkat pengetahuan dan keteram-pilan
yang dimiliki. Pengetahuan dilihat dari
konsep, prinsip, prosedur, kebijakan
atau informasi lainyang dibutuhkan oleh
karya-wan. Pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan
menerapkan informasi pada tang-gung
jawab pekerjaan. Sedangkan
keterampilan dilihat dari kemam-puan
fisik yang dibutuhkan untuk mencapai
atau menjalankan suatu tugas atau
pekerjaan.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan
peralatan.
Tingkat penguasaan seseorang dalam
pelaksanaan aspek-aspek tehnik
peralatan dan tehnik pekerjaan.
Pengalaman berusaha terjadi karena
adanya kesempatan kerja yang timbul
karena adanya investasi dan usaha untuk
memperluas kesempatan kerja
ditentukan oleh laju pertumbuhan
investasi, pertumbuhan penduduk dan
angkatan kerja. Strategi pembangunan
yang diterapkan juga akan
mempengaruhi usaha perluasan
kesempatankerja.
Pengalaman berusaha juga
merupakan pembelajaran yang baik guna
memperoleh informasi apa yang
dibutuhkan dan digunakan dalam
pengambilan keputusan. Misalkan jumlah
pendapatan atau penjualan yang dihasilkan
selama satu bulan, dengan pengalaman
berusaha yang baik maka dapat dianalisis
bahwa pendapatan yang dihasilkan
menunjukkan perputaran aset atau modal
yang dimiliki seorang pedagang, sehingga
semakin besar pendapatan atau penjualan
yang diperoleh seorang pedagang semakin
besar pula tingkat kompleksitas usaha.
Didalam menjalankan suatu usaha,
lama usaha memegang peranan penting
dalam proses melakukan usaha
perdagangan (Widya Utama, 2012). Lama
usaha merupakan lamanya pedagang
berkarya pada usaha perdagangan yang
sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008).
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan
pengalaman berusaha, dimana pengalaman
dapat mempengaruhi pengamatan
seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno,
1994). Lama pembukaan usaha dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan, lama
seorang pelaku bisnis menekuni bidang
usahanya akan mempengaruhi
produktivitasnya (kemampuan
profesionalnya/keahliannya), sehingga
dapat menambah efisiensi dan mampu
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
82
menekan biaya produksi lebih kecil
daripada hasil penjualan. Semakin lama
menekuni bidang usaha perdagangan akan
makin meningkatkan pengetahuan tentang
selera ataupun perilaku konsumen
(Wicaksono, 2011).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masa-lah
dan landasan teori yang telah dikemukakan
pada bab terdahulu, maka peneliti
merumuskan hipotesis penelitian ini
sebagai berikut:
H1 : modal mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pendapatan
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah
H2 : tenaga kerja mempunyai penga-ruh
yang signifikan terhadap pendapatan
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah
H3 : lama usaha mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap penda-patan
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah
H4 : secara simultan modal, tenaga kerja,
lama usaha mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pendapatan
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah
METODE
Penelitian dilakukan pada
Kabupaten Maluku Tengah khusus-nya
pada Dinas Koperasi dan UKKM, Kantor
Statisti Maluku Tengah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Data
Sekunder yang diperoleh dari Kabupaten
Maluku Tengah khususnya pada Dinas
Koperasi dan UKKM, Kantor Statistik
Maluku Tengah
Teknik dan metode pengumpulan
data yang dipergunakan dalam penelitian
ini dengan menempuh cara sebagai berikut
:
1. Dokumentasi, yaitu menelaah dan
memperoleh informasi melalui buku-
buku, laporan, peraturan perundang-
undangan dan dokumen-dokumen yang
ada kaitannya dengan pembahasan
penelitian.
2. Observasi, yaitu teknik yang digunakan
untuk mengadakan pengamatan secara
langsung pada obyek yang diteliti
terutama dalam hubungannya dengan
data sekunder.
3. Wawancara, melakukan pengum-pulan
data dan informasi melalui wawancara
terhadap pejabat pemerintah yang erat
hubungannya dengan UKMKM
Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini digolongkan menjadi
dua variabel yaitu variabel terikat dan
variabel bebas .
1. Pendapatan UMKM (Y) diukur dalam
satuan rupiah.
2. Modal (X1). Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan modal adalah jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas
UMKM yang dinyatakan dalam satuan
rupiah.
3. Tenaga Kerja (X2). Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan tenaga kerja
yaitu jumlah tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam aktivitas UMKM dalam
suatu kurun waktu tertentu (satu tahun)
dan dinyatakan dalam satuan orang.
4. Lama Usaha (X3). Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan lama usaha yaitu
lamanya waktu usaha oleh pemilik
UMKM dalam mengelola usahanya
yang dinyatakan dalam satuan tahun.
Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui atau
memperoleh gambaran mengenai pengaruh
variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap
variabel terikat (y) baik secara bersama-
sama maupun secara parsial.
Model regresi linier berganda yang
terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan :
Y = Kinerja UMKM
b0 = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi
e = Variabel Pengganggu
X1 = Modal
X2 = Lama Usaha
Secara statistik dapat diukur dari uji
statistik t, uji statistik F, koefisien
determinasi (R2).
Uji Statistik t; Pengujian dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
83
individu terhadap variabel terikat. Apabila
thitung lebih besar dari pada t tabel atau
PValue ≤ 0,05, maka hubungan antara
variabel independen dan dependen adalah
signifikan. PValue yang paling rendah
menunjukkan variabel yang paling
dominan memengaruhi nilai perusahaan.
Uji Statistik F : Pengujian model fit
(kelayakan model) dilakukan dengan uji F.
Uji ini untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara bersama-sama
memengaruhi nilai perusahaan. Apabila
Fhitung lebih besar dari pada Ftabel atau
PValue ≤ 0,05, maka hubungan variabel-
variabel bebas memengaruhi nilai
perusahaan secara serempak. Apabila
tingkat signifikansi F ≥ α = 0,05 maka Ho
diterima.
Koefisien determinasi (R2);untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006: 87).Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu.Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas.Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Yang menjadi Kerangka penelitian
sesuai persamaan regresi yang telah
dikemukan pada bagian sebelumnya adlah
sebagai berikut.
Gambar 3.1: Kerangka Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
UMKM Maluku Tengah makin
bertumbuh, sehat, tangguh, kuat dan
mandiri agar dapat memberikan kontribusi
positif bagi pengembangan ekonomi
daerah dan nasional. Sejauh ini, koperasi
dan UKM didayagunakan sebagai wahana
penghimpunan potensi masyarakat. Ini
dikarenakan, bangun usaha koperasi pada
semua sektor pertanian, perikanan, industri
kecil dan kerajinan, perhubungan,
perdagangan dan sektor-sektor lainnya.
Sejumlah sektor ini, senantiasa
didasarkan pada semangat kekeluargaan.
Dan dengan semangat kekeluargaan itu
pula, ipertumbuhan dan perkembangan
UMKM di Maluku Tengah menjadi
mandiri, sehat, kuat, tangguh, berdaya
saing serta semakin besar kontribusi dan
peranan dalam perekonomian nasional dan
lokal khususnya perekonomian daerah
Maluku Tengah. Saat ini kebijakan
ekonomi pemerintah terus diarahkan untuk
menggiat program-program pemberdayaan
masyarakat, melalui pembinaan usaha
UMKM. Hal ini tersebut dikarenakan, pada
hakekatnya UMKM merupakan bagian
integral dan terpenting dalam mewujudkan
tujuan pembangunan nasional.
Kebijakan pemerintah melalui
kegiatan diklat yang digelar Dinas koperasi
dan UKM Malteng itu dapat mampu
melatih seluruh peserta yang nota bena,
dari kalangan pelaku UKM dan Koperasi
tersebut, untuk dapat mengembangkan
serta menggerakan koperasi dan UKM
secara lebih baik, dan profesional demi
menggapai tujuan yang diingginkan
bersama. Dinas Koperasi dan UKM untuk
membina dan memberdayakan unit- unit
Modal
Lama Usaha
Pendapatan
UMKM
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
84
Koperasi dan UKM, sehingga dapat terus
eksis dan surfive hingga selama ini.
Dalam menjalankan usaha, baik
perusahaan besar maupun kecil
membutuhkan pengelolaan modal kerja
yang efektif dan efisien. Modal merupakan
unsur terpenting untuk menjalankan
kegiatan operasional, yang digunakan
untuk membiayai kegiatan UMKM sehari-
hari yang dapat berubah sesuai dengan
keadaan UMKM. Dengan adanya proses
produksi yang lancar dapat menghasilkan
produksi yang sesuai dengan harapan para
pengrajin, sehingga dapat meningkatkan
hasil penjualan dan pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan bagi
perusahaan tersebut.
Para pengrajin UMKM Kabupaten
Maluku Tengah selalu berpikir bagaimana
cara mengelola modal yang minimal agar
bisa memanfaatkannya semaksimal
mungkin guna memaksimumkan
pendapatan. Mereka menggunakan modal
tersebut untuk pengadaan bahan baku ,
pembelian bahan penolong (mesin), dan
pembayaran upah tenaga kerja. Oleh
karena itu diperlukan pengelolaan dan
penga-wasan yang baik atas penggunaan
modal. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas
sehari-hari dapat berjalan lancar guna
mempertahankan konti-nuitas perusahaan.
Selain modal kerja, pengelo-laan
jumlah tenaga kerja juga perlu diperhatikan
karena jumlah tenaga kerja yang ada di
UMKM Kabupaten Maluku Tengah belum
maksimal. Di samping itu, pengelolaan
jumlah tenaga kerja juga perlu mendapat
perhatian. Setiap pengrajin hendaknya
dapat melaksanakan ketentuan waktu kerja
yang berlaku pada setiap UMKM. Dalam
usahanya memenuhi permintaan pasar,
maka setiap peng-rajin perlu mengatur
waktu kerja para karyawan secara lebih
tepat dan memperhatikan kualitas tenaga
kerja guna menghasilkan produksi sesuai
yang diharapkan sehingga dapat me-
ningkatkan pendapatan para pengrajin
UMKM Kabupaten Maluku Tengah.
Para pengrajin UMKM Kabupaten
Maluku Tengah dalam melakukan
penerimaan tenaga kerja tidak melalui
seleksi secara khusus, seperti misalnya
tidak memperhatikan tingkat pendidikan,
dan tidak melihat secara cermat apakah
tenga kerja yang masuk memiliki
ketrampilan khusus atau tidak, sehingga
dengan keahlian tenaga kerja yang rendah
mengaki-batkan kurangnya ketrampilan
dalam melakukan kerja atau kesulitan
dalam menghadapi suatu permasalahan.
Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas produksi UMKM
Kabupaten Maluku Tengah.
Meskipun telah dimiliki modal yang
cukup untuk menjalankan usaha tanpa
adanya pengalaman maka peluang untuk
mengembangkan usaha tersebut sangatlah
kecil. Lamanya usaha yang dijalankan
UMKM Kabupaten Maluku Tengah
tersebut berdampak pada kemampuan
UMKM dalam menjalankan usaha.
Semakin meningkat berdasarkan
pengalaman, para pengusaha UMKM
Kabupaten Maluku Tengah dapat
melakukan ekspansi atau pengembangan
usahanya dalam bentuk dan bidang yang
lebih luas atau dalam bidang lain sehingga
pendapatan pengrajin UMKM Kabupaten
Maluku Tengah akan menjadi lebih tinggi
lagi.
Disis lain, lamanya pengrajin
UMKM Kabupaten Maluku Tengah dalam
menekuni usahanya maka akan meningkat
pula penegetahuannya dan akan
berpengaruh pada tingkat pendapatan
UMK Kabupaten Maluku Tengah. Dengan
kata lain, semakin lama seorang pengrajin
UMKM menekuni bidang usahanya maka
akan semakin meningkat pula pengetahuan
mengenai perilaku konsumen dan perilaku
pasar, sehingga keterampilan pengrajin
UMKM semakin bertambah maka semakin
banyak pula relasi bisnis maupun
pelanggan yang berhasil dijaring.
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
85
Keadaan UMKM di Kabupaten Maluku
Tengah
Keadaan Modal, Omzet dan
pengalaman usaha dari UMKM di
Kabupaten Maluku Tengah secara ringkas
dapat dilihat melalui paparan table di
bawah ini.
Tabel 2: Perkembangan Modal, Omzet dan Pengalaman Usaha UMKM
Di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016
No Urut
MODAL
( RP.000 )
OMSET
(Rp.000) PENG. USAHA
1 4,695 22,988 5
2 4,978 13,855 4
3 7,548 24,695 6
4 6,005 25,284 5
5 4,688 13,744 3
6 4,905 23,905 5
7 6,422 14,689 3
8 25,982 73,636 10
9 15,064 53,465 10
10 15,989 52,885 10
11 26,032 74,654 10
12 25,032 53,656 10
13 15,850 43,989 10
14 24,221 32,454 6
15 14,154 32,665 7
16 15,465 43,424 10
17 5,046 33,545 8
18 3,465 12,405 3
19 4,622 23,064 4
20 3,457 12,645 3
21 5,215 3,542 2
22 4,544 2,465 2
23 3,466 2,955 1
24 5,678 3,947 2
25 4,988 3,966 3
26 4,211 3,411 3
27 4,054 3,754 5
28 5,065 3,946 4
29 6,245 17,689 6
30 5,405 23,794 6
31 4,655 22,978 8
32 4,005 22,468 7
33 26,754 54,233 10
34 55,142 275,643 15
35 1,658 4,450 5
36 3,458 2,990 4
37 1,500 750 5
38 1,500 650 6
39 1,500 700 5
40 1,500 800 6
RERATA 9,604.08 28,419.45 5.925
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
86
No Urut
MODAL
( RP.000 )
OMSET
(Rp.000) PENG. USAHA
Max 55,142 275,643 15
Min 1,500 650 1
UMKM di Kabupaten Maluku
Tengah rata-rata modal usahanya adalah
sebesar Rp. 9.604.000,- dengan modal
terbesar adalah sebesar Rp. 55.142.000,-
dengan omzet sebesar Rp. 275.643.000,-
dengan pengalaman berusaha sebesar 15
tahun sedangkan modal terendah adalah
sebesar Rp. 1.500.000,- dengan omzet
sebesar Rp. 650.000,- samapai Rp.
800.000,- per tahun dengan pemngalaman
berusaha antara 5-6 tahun.
Data yang tersaji di atas memberikan
gambaran bahwa semakin lama
pengalaman usaha membuat modal usaha
dari UMKM itu juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yakni
berkisar Rp. 275.643.000,- sedangkan
pengalaman usaha yang minim juga
membuatk akumulasi modal usaha juga
yang masih relative rendah dan
mengakibatkan akumulasi modal yang juga
relative lebih kecil.
Bila dilhat dari sisi omset yang
mencerminkan pendapatan UMKM di
Kabupaten Maluku Tengah, maka rata-rata
omset UMKA di Kabupaten Maluku
Tengah sebesar 28.419.450,- dengan omset
terbesar adalah bernilai Rp. 275.643,- dan
omset minimal sebesar Rp. 650.000,- Data
data omset diatas menggambarkan adanya
perbedaan yang ekterim antara UMKM
dengan omset yang sangat besar sekali dan
UMKM dengan omset yang hanya Rp.
650.000,-
Untuk lama usaha sebagai gambaran
pengalaman usaha tertinggi adalah
UMKM yang telah berusaha sekitar 15
tahun dan pengusaha yang lama usaha
hanya setahun yang juga mencerminkan
pengamalan usahanya juga hanya setahun.
Pengalaman usaha rata-rata UMKM di
Kabuopaten Maluku sekitar 5 tahun 11
bulan 3 hari (5,925). Ada kecenderungan
semakin lama pngalaman usaha diikuti
pula dengan meningkatnya modal sekaligu
mempengaruhi besarnya omset usaha.
Analisis Pengaruh Lama Usaha dan
Modal terhadap Keberhasilan Usaha
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah
Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji t dalam regresi linier berganda
dimaksudkan untuk menguji apakah
parameter (koefisien regresi dan konstanta)
yang diduga untuk mengestimasi
persamaan regresi linier berganda sudah
merupakan parameter yang tepat atau
belum. Apabila nilai prob. t hitung (ouput
SPSS ditunjukkan pada kolom sig.) lebih
kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05
(yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas (dari t
hitung tersebut) berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikatnya, sedangkan
apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari
tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya. Hasil pengujian uji t tampak
pada tabel dibawah ini.
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
87
Tabel 3: Hasil Perhitungan Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .861 .533 1.614 .115
LOG MODAL 1.214 .161 .747 7.543 .000
LOG P. USAHA .482 .252 .189 1.912 .044
a. Dependent Variable: LOG OMZET
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0.861 + 1,214 X1 + 0.482 X2 + e
Berdasarkan persamaan regresi diatas
maka dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai konstanta sebesar 0.861
memberikan indikasi bahwa bilamana
tidak terjadi perubahan terhadap modal
dan lama usaha, dapat dikatakan bahwa
omzet minimal yang dicapai adalah
sebesar 86 % .
2. Koefisien regresi untuk modal memiliki
nilai 1, 214 memberikan informasi
bahwa bilamana terjadi peningkatan
satu rupiah modal, akan meningkatkan
omzet/ pendapatan usaha sebesar Rp.
1.214,- Keadaan ini berarti juga ada
kenaikan keberhasilan usaha sebesar
koefisien regresi itu sendiri tiap
penambahan satu rupiah modal dengan
anggapan variable lain adalah tetap.
3. Koefisien lama usaha 0,482
memberikan informasi bahwa semakin
berpengalaman pengelola usaha UMKM
di Kabupaten Maluku Tengah akan
mening-katkan keberhasilan UMKM.
Jadi semakin lama menjalankan UMKM
akan memberikan potensi keberhasilan
UMKM.
Setelah penjelasan persa-maan
regresi yang diperoleh, maka analisis
selanjutnya adalah analisis signifikansi
variable bebas terhadaop variable terikat
yang dilaksanakan dengan memanfaatkan
uji parsial atau Uji t. Dengan
memanfaatkan hasil hitung perangkat
computer sebagaimana telah disajikan pada
table di atas, maka diperoleh informasi
sebagai berikut.
Pengaruh Modal Terhadap Penda-patan
UMKM
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas
modal sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
0,05 sehingga variabel bebas modal
berpengaruh signifikan terha-dap variabel
terikat pendapatan UMKM pada alpha 5%
atau dengan kata lain, modal berpengaruh
signify-kan terhadap pendapatan UMKM.
Sehingga hipotesis 1 diterima.
Hasil pengujian variabel modal
terhadap perkembangan UMKM
menunjukan nilai t hitung sebesar 0,00
lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan
bahwa modal berpenga-ruh signifikan
terhadap perkembangan UMKM. Temuan
ini memberi arti bahwa semakin besar
modal maka akan diukuti dengan
perkembangan UMKM semakin meningkat
pula.
Perlu diketahui bahwa UMKMyang
terdapat pada Kabupaten Maluku Tengah
pada umumnya dimiliki dan dijalankan
oleh satu keluarga secara bersama-sama,
sebagai kesadaran mereka atas optimalisasi
sumber daya dan asas manfaat bersama.
Misalnya, sebuah keluarga yang memiliki
usaha pertanian, mereka juga pada umunya
memiliki usaha peternakan yang dipelihara
oleh anaknya. Usaha-usaha ini semata-
mata dijalankan selain untuk
memaksimalkan pemanfaatan sumber
daya, juga diguanakan sebagai instrumen
simpanan keuangan (modal) yang sewaktu-
waktu dapat dimanfaatkan ketika salah satu
usaha dalam keadaan gagal. Kondisi inilah
yang menyebabkan UMKMyang terdapat
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
88
pada Kabupaten Maluku Tengah mampu
mandiri dalam hal penyediaan modal.
Disisi lain, peranan pemerintah
dalam hal ketersediaan modal sangatlah
membantu UMKM Kabu-paten Maluku
Tengah, dimana pemerintah telah banyak
mengelu-arkan kebijakan untuk
pemberdayaan UMKM, terutama lewat
kredit bersubsidi dan bantuan teknis.
Kredit program untuk pengembangan
UKM bahkan dilakukan sejak 1974. Kredit
program pertama UMKM, Kredit Investasi
Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja
Permanen (KMKP), yang menyediakan
kredit investasi dan modal kerja permanen,
dengan masa pelunasan hingga 10 tahun,
dan suku bunga bersubsidi. Hingga saat ini
pemerintah telah memperluas skema kredit
khusus dengan syarat-syarat yang tidak
memberatkan bagi UMKM untuk
membantu peningkatan
permodalannya.Pembiayaan untuk UMKM
sebaiknya menggunakan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun
non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank
antara Lain: BRI unit Desa dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).Sampai saat ini,
BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang
tersebar diseluruh Indonesia.Dari kedua
LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500
unit yang melayani UMKM. Salah satu
LKM yaitu BRI unit Desa Kabuten Maluku
tengah diketahui telah melayani pengajuan
kreditan yang diajukan oleh UMKM.
Hasil penelitian mendukung
penelitian yang pernah dilakukan oleh
Saryawan (2014), menemukan bahwa
modal berpengaruh signifikan terhadap
keuntungan UMKM dimana untuk
meningkatkan keuntungan UMKM
disarankan untuk mening-katkan modal
dan jam kerj serta meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui pelatihan
peningkatan ketrampilan. Artaman (2015),
menemukan bahwa modal berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan UMKM,
dimana peningkatan modal usaha seperti
peningkatan jumlah barang atau produk
yang diperdagangkan yang dimiliki oleh
pedagang mampu meningkatkan tingkat
pendapatan.
Penelitian ini tidak mendung
penelitian yang pernah dilakukan oleh
Sukarno et al., (2014), menemukan bahwa
modal tidak berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan UMKM, dimana
besar kecilnya modal awal tidak
mempengaruhi besar kecilnya tingkat
pendapatan yang diperoleh UMKM
sehingga tidak selalu UMKM yang
memiliki modal awal yang besar akan
memperoleh pendapatan yang tinggi.
Dwiyanti et al., (2014) menemukan modal
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan UMKM, dimana semakin besar
modal tidak mempengaruh besar kecilnya
pendapatan yang akan diterimaka oleh
pemilik UMKM.
Pengaruh Lama Usaha Terhadap
Pendapatan UMKM
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas
lama usaha sebesar 0,044 yang lebih kecil
dari 0,05 sehingga variabel bebas lama
usaha berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat pendapatan UMKM pada
alpha 5% atau dengan kata lain, lama usaha
berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan UMKM. Sehingga hipotesis 2
diterima.
Hasil pengujian variabel lama usaha
terhadap perkembangan UMKM
menunjukan nilai t hitung sebesar 0,044
lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan
bahwa lama usaha berpengaruh signifikan
terhadap perkembangan UMKM.Temuan
ini memberi arti bahwa lama usaha suatu
UMKM yang dijalankan sangat
mempengaruhi peningkatan maupun
penurunan perkembangan UMKM.
Argumentasi terkait hasil pengujian
hipotesis 2 ini adalah. Pertama, Inovasi
dapat dilakukan pada semua aspek usaha,
dengan tujuan utama dari inovasi itu adalah
efisiensi dan efektifitas usaha, merebut
pelanggan baru, mempertahankan
pelanggan lama, dan optimalisasi profit.
Kenyataan yang terjadi pada UMKM
Kabupaten Maluku Tengah ada inovasi
yang menyebabkan usaha UMKM yang
dijalankan tidak berhenti ditempat.
Terkadang inovasi usaha ini bertumbuh
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
89
seiiring dengan pengalaman usaha yang
dijalani pengusaha, semakain
berpengalaman seorang pengusaha akan
memberi peluang untuk mereka semakin
berinovasi dalam menjalan UKM. Inovasi
tersebut dilakukan meluai dari cara
pengadaan barang, keragaman barang yang
di adakan hingga perlakuan terhadap para
pembeli.
Adapun penelitian yang tidak
relevan dilakukan oleh Adhiatma (2014),
mengungkapkan bahwa lama usaha
berpengaruh signifikan terhdap pendapatan
usaha, dimana semakin lama suatu usaha
yang di jalani pedagang maka semakin
tinggi pendapatan yang diperoleh.
Viphindrartin et al., (2014) menemukan
bahwa lama usaha berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan pengusaha UMKM,
dimana lama usaha dengan sendirinya juga
akan meningkatkan pengetahuan,
kecerdasan dan keterampilan. Semakin
lama usaha yang dijalankan, maka
pengalaman kerja semakin bertambah
dalam menciptakan barang-barang mebel.
Hasil penelitian ini relevan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh
Patty dan Rita (2014) menemukan lama
usaha tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapatan pedagang kaki lima,
dimana pedagang yang sudah lama
berjualan tidak kreatif dan inovatif
sehingga munculnya pedagang baru yang
memiliki kreatifitas dan dengan inovasi
dan gaya usaha yang baru, maka konsumen
cenderung berpindah dari pedagang lama
ke pedagang baru.Suprapto dan Wulandari
(2015), menemukan bahwa lama usaha
tidak berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan UMKM, dimana salah satu
penyebabnya yaitu karena pengusaha-
pengusaha keramik yang usahanya dapat
dikatakan masih baru sebagian besar
memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari
pada pengusaha keramik yang sudah lama,
Sehingga disini membedakan mereka
dalam hal mengembangkan usahanya.
Pengaruh Modal usaha dan Lama
Usaha Terhadap Perkembangan
UMKM
Variabel modal usaha dan variable
lama usaha secara bersama-sama
berpengaruh terhadap keberhasilan UKMK
di Kabupaten Maluku Tengah. Secara
ra;listis dapat dikatakan bahwa bilamana
seorang pengusaha UMKM memiliki
modal yang cukup juga telah
berpengalaman salam menjalankan
usahanya akan terbuka peluang utnuk
memperoleh keberhasilan usaha yang
ditandai dengan pendapatan/omzet yang
dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Berbeda halnya bila memiliki modal
usaha tapi minim pengalaman; atau juga
memiliki ppengalaman usaha karena telah
lama menjalankan UMKM akan tidak
mungkin mengembangkan usaha bila tidak
ditopang oleh kecukupan Modal untu
semakain meningkatkan volume dan nilai
penjualan sehingga dapat menaikan
pendapatan/omzet.
Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F sering disebut sebagai
pengujian kemampuan variable bebas
dalam analisis untuk mempengaruhi
variable terikat secara bersama-sama. Jadi
dengan diketahui uji signifikansi akan
diketaui bagaimana variable analisis secara
serempak (simultan) mempengaruhi
variable terikat sebagaimana terlihat pada
table berikut.
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
90
Tabel 4: Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
11.770 2 5.885 56.638 .000a
Residual 3.844 37 .104
Total 15.614 39
a. Predictors: (Constant), LOG Modal, LOG L. USaha
b. Dependent Variable: LOG OMZET
Nilai prob. F hitung (sig.) pada tabel
di atas nilainya 0,000 lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier
yang diestimasi layak digunakan , sebab
kedua variable bebas tersebut secara
statistic berpengaruh sig nifikan terhadap
kemberhasilan UMKM di Kabupaten
Maluku Tengah. Jadi, table di atas juga
dapat disimpulkan bahwa secara bersama-
sama lama usaha dan modal berpengaruh
signifikan terhadap keberhasilan usaha
UMKM di Kabupaten Maluku Tengah.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menje-laskan
variasi pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikatnya.Atau dapat
pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh
seluruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.Nilai koefisien determinasi dapat
diukur oleh nilai R-Square.R-Square
digunakan pada saat variabel bebas hanya
1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier
Sederhana). Tabel koefisien determinasi
tampak pada gambar dibawah ini:
Tabel 5: Hasil Pehitungan Analisis Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .868a .754 .740 .3223399
a. Predictors: (Constant), LOG, OMZET
b. Dependent Variable: LOG Modal dan LOG L. Usaha
Jika dilihat dari nilai R-Square yang
besarnya 0,754 menunjukkan bahwa
proporsi pengaruh variabel Modal dan
lama usaha terhadap variabel Keberhasilan
UMKM sebesar 75%. Angka ini bermakna
bahwa 75 % variasi yang terjadi atas
keberhasilan usaha UMKM mampu
dijelaskan oleh variabel Lama Usaha dan
Modal sedangkan sisanya 25 % dijelaskan
oleh variabel lain.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dikemukakan
berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya adalah:
1. Modal memiliki pengaruh signifikan
terhadap pendapatan UMKM di
kabupaten Maluku Tengah, hal ini
berarti bahwa semakin besar modal
yang dimiliki suatu UMKM maka
semakin tinggi pendapatan UMKMdi
kabupaten Maluku Tengah, sebaliknya
semakin kecil modal yang dimiliki suatu
UMKM maka semakin rendah
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
91
pendapatan UMKMdi kabupaten
Maluku Tengah.
2. Lama usaha memiliki pengaruh
signifikan terhadap pendapatan UMKM
di kabupaten Maluku Tengah, sehingga
hipotesis kedua juga diterima. Temuan
ini memberi arti bahwa semakin lama
usaha yang dijalankan oleh suatu
UMKM akan mempengaruhi tinggi
rendahnya pendapatan UMKM di
kabupaten Maluku Tengah.
SARAN
Saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: Untuk UMKM di
kabupaten Maluku Tengah yang masih
memiliki modal rendah, disarankan agar
UMKM tersebut dapat menambah modal
dengan jalan kredit pada bank dengan
program keridit wirausaha yang tidak harus
memiliki jaminan serta memiliki bunga
yang sangat rendah, sehingga memberi
keringanan pembayaran pada UMKM serta
UMKM dapat dengan leluasa
memproduksi barang atau bahkan
mengembangkan ide-ide inovatif yang
dapat membangun UMKM di kabupaten
Maluku Tengah sehingga berdampak pada
pendapatan UMKM yang akan diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiatma A.A. (2014), Pengaruh Modal
Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja
Terhadap Pendapat-an Pedagang
Kayu Glondong di Kelurahan Karang
Keba-gusan, Kabupaten Jepara, Jur-
nal EKBIS
Artaman D.M.A, Yuliarmi, N.N dan
Djayasastra, I.K. 2015, Anali-sis
Faktr Faktor Yang Mem-pengaruhi
Pendapatan Peda-gang Pasar Seni
Sukawati Gianyar, E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
4(2): 87-105
Asmie, P. 2008. Analisis Faktor Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Pedagang Pasar
Tradisional DI Kota Yogyakarta,
Tesis Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Darsono 2006. Manajemen Keuangan
Pendekatan Praktis: Kajian
Pengambilan Keputusan Bisnis
Berbasis Analisis Keuangan. Diedit
Media Jakarta
Dwiyanti Y. H. Soekarno H dan
Prasetyaningtyas., (2014) Telaah
Penentu Pendapatan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Sektor
Jasa dan Perdagangan di Kabupaten
Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa
Fakultasn Ekonomi Universitas
Jember.
Foster B S dan Keren R. 2001. Pembinaan
Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan. PPM Jakarta
Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Program SPSS 19, Persada.
Jakarta 2006: 87
Harahap. S.S. 2001. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. PT. Radja
Grafindo Persada. Jakarta
Hastina . A.R. 2015. Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Penda-patan
Pengusaha Pada Industri (Studi
Kasus Pada Industri Marning Jagung.
Kelurahan Pandawangi, Kecamatan
Blim-bing, Kota Malang) Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Mardiasmo 2008. Akuntansi Keu-angan
Dasar I : Deilengkapi dengan Soal
dan Penyele-saiannya. BPFE.
Yogyakarta
Munizu . M. Pengaruh Faktor Faktor
Eksternal dan Internal Terhadap
Kinerja Usaha Mikro dan Kecil
(UMK) di Sulawasi Selatan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan
(2010:36)
Nugraha .L.A. 2011. Pengaruh Modal
Usaha, Tingkat Pendidikan dan Sikap
Kewirausahaan Terhadap Pendapatan
Usaha Pengusaha Industri Kerajinan
Perak di Desa Sodo Gunung Kidul,
Tesis Universitas Negeri Yogyakarta
Patty F.N dan Rita M.R. 2016, Faktor
Faktor Yang Mempegaruhi
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
92
Pendapatan Pedagang Kakilima
(Studi EMpiris PKL di Sepanjang Jl.
Jenderal Sudirman, Salatiga) 21201
@staf.uks.edu
Riyanto B, 2001. Dasar Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ke
Empat. BPFE. Yogyakarta
Sukirno. 2004. Pengantar Mikro Ekonomi.
PT Grafindo Persada. Jakarta
Sutarto. 1995 Dasar Dasar Organisasi .
GAdjah Mada University
Thoha, 1997. Pembinaan Organi-sasi
(Proses Diagnosa dan Itervensi). PT.
Radja Grafindo. Jakarta
Utari. T dan dan Dewi P.T. 2014,
Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan
dan Teknologi Ter-hadap
Pendfapatan Usaha Mi-kro Kecil dan
Menengah Di Kawasan Imam Bonjol
Denpa-sar Barat. E-Jurnal AP
Univer-sitas Udayana, 3(12) : 576-
585
Wang CK dan Wong, P.K.2004.
Enterpreneurial Interest of Uni-
versity Studen in Singapore, Centre
of Entrepreneurship, National od
University Singa-pore. 118412.
Technoviation 24
Widya Utama, 2001 Manajemen
Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta