+ All Categories
Home > Documents > BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7....

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7....

Date post: 27-Nov-2020
Category:
Upload: others
View: 19 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
27
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity which can contribute greatly to the understanding and improvement of policy development and implementation(evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dapat mengandung pengertian yang besar nilainya serta dapat membantu dalam penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta perkembangannya). Pengertian tersebut telah menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi dapat mengetahui apakah pelaksanaan sebuah program telah sesuai dengan tujuan utama, yang kemmudian kegiatan evaluasi tersebut akan dapat menjadi patokan atau tolak ukur mengenai apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan atau perlu diperbaiki atau dihentikan kegiatannya. Evaluasi merupakan bagian dari suatu sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monotoring dan evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tentu tidak akan diketahui bagaimana keadaan/kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta juga dengan hasilnya. Sedangkan menurut Arikunto (2010) evaluasi merupakan sebuah proses untuk menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan dan digunakan untuk mendukung tercapainya sebuah tujuan. Kemudian
Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program

2.1.1 Konsep Evaluasi

Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones

dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity

which can contribute greatly to the understanding and

improvement of policy development and implementation”

(evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dapat

mengandung pengertian yang besar nilainya serta dapat

membantu dalam penyempurnaan pelaksanaan

kebijakan beserta perkembangannya). Pengertian

tersebut telah menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi

dapat mengetahui apakah pelaksanaan sebuah program

telah sesuai dengan tujuan utama, yang kemmudian

kegiatan evaluasi tersebut akan dapat menjadi patokan

atau tolak ukur mengenai apakah suatu kebijakan atau

kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan atau perlu

diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.

Evaluasi merupakan bagian dari suatu sistem

manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,

monotoring dan evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tentu

tidak akan diketahui bagaimana keadaan/kondisi objek

evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta

juga dengan hasilnya. Sedangkan menurut Arikunto

(2010) evaluasi merupakan sebuah proses untuk

menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa

kegiatan yang direncanakan dan digunakan untuk

mendukung tercapainya sebuah tujuan. Kemudian

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

8

menurut Arifin (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu

proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh

dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik

yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan

kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu

adalah evaluasi. Dari beberapa pengertian serta

penjelasan mengenai evaluasi yang telah dikemukakan

oleh beberapa ahli diatas maka dapat ditarik sebuah

benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi

merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh

seseorang guna bertujuan untuk melihat sejauh mana

keberhasilan suatu program. Keberhasilan program itu

sendiri dapat dilihat dari dampak ataupun hasil yang

telah dicapai oleh program tersebut.

2.1.2 Konsep Program

Menurut Tayibnapis (2008) Program adalah segala

sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan

akan mendatangkan pengaruh atau hasil. Jones 1996

menambahkan dengan definisi program yaitu ’’A

programme is collection of interrelated project designed to

harmonize and integrated various action an activities for

achieving averral policy objectives’’, yaitu bahwa suatu

program merupakan sekumpulan dari proyek-proyek

yang saling berhubungan yang telah disusun guna

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan

secara integrated bertujuan untuk mencapai sasaran

kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.

Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka

dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa program adalah

suatu kesatuan kegiatan yang saling berhubungan yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

9

dilakukan oleh beberapa atau sekelompok orang yang

saling terkait dalam melaksanakan kebijakan untuk

mencapai sasaran tersebut secara keseluruhan.

2.1.3 Konsep Evaluasi Program

Evaluasi program adalah sebuah proses penetapan

yang secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas

atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ralp Tyler

dalam Karding (2008) mendefinisikan bahwa evaluasi

program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan

program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Wahab

(1997) mengemukakan bahwa evaluasi program

merupakan proses penetapan secara sistematis tentang

tujuan, nilai dan efektifitas atau kecocokan sesuatu

sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan

atas perbandingan secara hati - hati terhadap data yang

diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang

telah dibakukan. Dari berbagai definisi yang telah

dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan

untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

suatu program pemerintah, yang mana selanjutnya

informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan

pilihan yang tepat dalam mengambil atau menentukan

sebuah keputusan yang akan diambil.

2.2. Tujuan Evaluasi Program

Sudjana (2006), menyebutkan bahwa terdapat 6

(enam) hal tujuan khusus evaluasi program, yaitu:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

10

a. Memberikan masukan bagi perencanaan suatu program;

b. Menyediakan masukan bagi pengambil

keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, penerusan, perluasan atau penghentian suatu program;

c. Memberikan masukan bagi pengambilan keputusan tentang perbaikan atau

pengembangan sebuah program ; d. Memberikan masukan yang berkenaan

mengenai faktor penunjang ataupun faktor

pendukung serta faktor penghambat program tersebut;

e. Memberikan masukan untuk kegiatan pembinaan (supervisi, pengawasan dan monitoring) dan motivasi bagi penyelenggara,

pelaksana ataupun pelaksana program; f. Menyajikan data mengenai konsep dasar

keilmuan bagi evaluasi program pendidikan

di luar sekolah.

Sedangkan menurut Arifin (2010) menyatakan

bahwa tujuan evalusi program adalah supaya agar

dapat diketahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,

kemajuan dan hambatan yang dijumpai dalam

pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk

perbaikan pelaksanaan program dimasa yang akan

mendatang. Dari penjelasan tersebut dapat di intisarikan

bahwa evaluasi program bertujuan untuk memberikan

rekomendasi atau memberikan beberapa pertimbangan

bagi pengambil keputusan dengan masukan hasil dari

evaluasi program yang sedang dilaksanakan atau telah

dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan

yang lebih lanjut.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

11

2.3. Manfaat Evaluasi Program

Menurut Arikunto (2014) manfaat dari evaluasi

program yaitu a) menghentikan program karena

dipandang bahwa program tersebut tidak berguna atau

kurang bermanfaat; b) merevisi program pada bagian-

bagian yang tidak sesuai dengan harapan; c)

melanjutkan program karena pelaksanaan program

sudah memberikan hasil atau menunjukkan bahwa

segala sesuatunya sudah sesuai dengan harapan; d)

menyebarluaskan program karena program telah

berhasil dilaksanakan dan sesuai dengan harapan maka

akan sangat baik jika program tersebut dapat

diimplementasikan di tempat lain.

Ruswati (2008) menambahkan dan menjelaskan

bahwa manfaat dari evaluasi program adalah; a)

Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki;

b) Memberikan masukan tentang suatu program bahwa

apakah program/proyek tersebut hendak akan

diteruskan atau dihentikan; c) Memeberikan

masukanapakah program yang sama dapat

diimplementasikan atau diterapkan ditempat lain; d)

Memberitahukan teknik atau strategi mana yang pelu

diganti atau dihapus; e) memberikan masukan apakah

pendekatan/teori tentang suatu program dapat diteima

atau ditolak; f) Mmeberikan masukan kearah mana dana

harus dialokasikan.

Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi program

bermanfaat untuk memberikan rekomendasi atau

memberikan beberapa pertimbangan bagi pengambil

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

12

keputusan dengan masukan hasil dari evaluasi program

yang sedang dilaksanakan atau telah dilaksanakan.

2.4. Model Evaluasi

2.4.1 Pengertian Gap Analysis

Secara harafiah kata “gap” mengindikasikan

adanya suatu perbedaan (discrepancy) antara satu hal

dengan hal lainnya. Model Evaluasi Discrepancy/

Kesenjangan (Provus, 1971 dalam Suciptoardi, 2011)

merupakan suatu model evaluasi program yang

menekankan pentingnya pemahaman sistem sebelum

evaluasi. Model ini merupakan suatu prosedur problem-

solving untuk mengidentifikasi kelemahan (termasuk

dalam pemilihan standar) dan untuk mengambil

tindakan korektif. Dengan model ini, proses evaluasi

pada langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara

memfasilitasi perbandingan capaian program standar,

sementara di waktu yang sama mengidentifikasi standar

untuk digunakan untuk perbandingan di masa depan.

Dapat diambil kesimpulan mengenai GAP analysis,

bahwa secara umum gap analysis dapat didefinisikan

sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk

mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi.

Dengan kata lain, gap analysis merupakan suatu metode

yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu

sistem yang sedang berjalan dengan system standar.

GAP analysis sering digunakan di bidang

manajemen dan menjadi salah satu yang digunakan

untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of services)

dan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi kinerja penyedia layanan. Analisis GAP

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

13

(Kesenjangan) adalah suatu metode/alat yang membantu

suatu lembaga membandingkan performansi actual

dengan performansi potensi. Operasionalnya dapat

diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut: “Di mana

kita sekarang?” dan “Apa yang kita inginkan?” Model

yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan

Berry (1985) salah satu dari lima GAP (kesenjangan),

yaitu: kesenjangan antara standar pelayanan lembaga

dan pelayanan yang diberikan, kaitan dalam penelitian

ini adalah, bagaimana pelaksanaan Sertifikasi guru pada

Sekolah dasar. Dengan menggunakan GAP analysis

dapat diketahui semakin kecil kesenjangan tersebut,

semakin baik kualitas pelayanan. Gap akan bernilai (+)

positif bila nilai aktual lebih besar dari nilai target,

sebaliknya bernilai (-) negative apabila nilai target lebih

besar dari nilai aktual. Apabila nilai target semakin besar

dan nilai aktual semakin kecil maka akan diperoleh gap

yang semakin melebar.

Zaibaski (2010) berpendapat bahwa tujuan

analysis gap adalah untuk mengidentifikasi gap antara

alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian

sekarang. Analisis gap membantu organisasi/ lembaga

dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki.

Proses analysis gap mencakup penetapan, dokumentasi,

dan sisi positif keragaman keinginan dan kapabilitas

(sekarang). Tujuan dilakukan gap analisis adalah untuk

melihat sejauh mana kesesuaian system yang sedang

dijalankan dengan standar terkait yg harus dipenuhi.

Secara singkat, GAP analysis bermanfaat untuk :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

14

a. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja

aktual dengan suatu standar kinerja yang diharapkan.

b. Mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan

untuk menutup kesenjangan tersebut,dan

c. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan

terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan

untuk memenuhi standar pelayanan yang telah

ditetapkan.

Untuk terlaksananya suatu program, maka

instansi menetapkan kegiatan-kegiatan yang merupakan

penuangan dari program. Untuk menilai berhasil

tidaknya suatu kegiatan maka penilaian dilakukan

terhadap indikator kinerja kegiatan. Langkah analisis

kesenjangan pada level indikator kinerja kegiatan sama

dengan langkah yang dilakukan pada analisis indaktor

kinerja program. Analisis kesenjangan (GAP analysis)

bertumpu pada evaluasi diri dan observasi subyek untuk

mendapatkan gambaran bagaimana kondisi dan

kenyataan dilapangan.

Dalam melakukan gap analysis, menurut Zaibaski

(2010) terdapat beberapa langkah utama yang perlu

dilakukan yaitu sebagai berikut ini.

1) Identifikasi komponen program yang akan dianalisis.

Program yang akan dianalisis dapat berupa program

secara umum ataupun program tertentu, misalnya

program di bidang pendidikan atau kesehatan, atau

program yang lebih spesifik.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

15

2) Penentuan standar evaluasi program pelayanan.

Standar evaluasi program dapat dijabarkan ke dalam

beberapa indikator terkait dengan tujuan dan manfaat

dari program yang akan di evaluasi.

3) Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus

Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan

desain gap analysis yang hendak dilakukan.

Pertanyaan wawancara dan kuesioner mencakup

aspek dan dimensi yang akan diukur. Dimensi

pelayanan misalnya adalah dimensi: fisik, dimensi

keterlibatan, dimensi ketepatan, dimensi keterjaminan

dan dimensi empati. Untuk memudahkan pengukuran

secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai

diberi skala atau skor. Hasil kuesioner yang menarik

perlu dibahas melalui wawancara atau diskusi

kelompok terfokus guna memperoleh data yang lebih

lengkap sekaligus memvalidasinya.

4) Analisis Data

Dengan menggunakan statistic deskriptif dapat

diketahui: rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor

yang sedang dikalkulasi kesenjangan. Selain itu juga

untuk perhitungan kesenjangan untuk masing-masing

dimensi.

Perhitungan kesenjangan dimensi masing-masing

menggunakan formula:

Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected servicei – Rata-

rata perceived servicei

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

16

Kriteria analisis kesenjangannya:

Jika Ḡ >Gi = kualitas yang diharapkan masyarakat

lebih tinggi daripada kualitas

pelayanan yang dirasakan

masyarakat, maka instansi terkait

perlu meningkatkan kinerja dan

kualitas pelayanan publik.

Jika Ḡ <Gi = kualitas yang diharapkan masyarakat

lebih rendah daripada kualitas

pelayanan yang dirasakan

masyarakat, maka instansi terkait

telah dianggap memberikan kinerja

dan kualitas pelayanan publik yang

baik.

Jika Ḡ =Gi = kualitas yang diharapkan masyarakat

sama dengan kualitas pelayanan yang

dirasakan masyarakat, maka instansi

terkait telah memberikan pelayanan

yang baik namun perlu peningkatan.

5) Follow Up

Dengan berdasarkan hasil analisis tersebut, kita dapat

mengetahui kinerja pelayanan yang diberikannya.

Selanjutnya lembaga yang bersangkutan dapat

menyusun kebijakan yang diperlukan untuk menutupi

kesenjangan tersebut.

Adapun penggunaan gap analysis diarahkan

untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program

sertifikasi guru di Kabupaten Wonosobo, hasil

pelaksanaan program sertifikasi guru, dan faktor-faktor

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

17

yang mempengaruhi pelaksanaan program sertifikas

guru. Berikut bagan gap analysis dalam penelitian ini.

2.5. Pengertian Sertifikasi

Menurut National Commission on Educational

Services (NCES), “Certification is a procedure whwreby the

state evaluates and reviews to teacher condidate’s

credentials and provides him or her a license to teach.

Pengertian ini lebih bersifat umum di mana sertifikasi

merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang

calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk

mengajar. Menurut UU RI No.14 Tahun 2005 sertifikasi

adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

dan dosen. Pengertian sertifikasi ini lebih spesifik yang

ditekankan pada suatu proses pemberian pengakuan

bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk

melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang

diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata

lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang

dirancang untuk mengungkapkan penguasaan

kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian

sertifikat pendidik (Mulyasa, 2008).

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan

kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.

Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

STANDAR/ JUKNIS

PROGRAM

SERTIFIKASI GURU

IMPLEMENTASI

PROGRAM

SERTIFIKASI

GURU

GAP

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

18

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

kompetensi sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji

kompetensi bagi calaon atau guru yang ingin

memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan

kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi

pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan

dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat

kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti

pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang

memenuhi standar untuk melakuakn pekerjaan profesi

guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Dengan

demikian dapat dipahami sertifikasi adalah bukti formal

sebagai pengakuan yang diberikan guru dan dosen

sebagai tenaga profesional.

2.6. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2004) sertifikasi

bertujuan sebagai berikut:

a. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

b. Melindumgi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan

c. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten

d. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

19

Sedangkan menurut Mulyasa (2007) sertifikasi

pendidik mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Pengawasan mutu 1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi

dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik

2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan

3) Peningkatan profesionalisme guru melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya

4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

b. Penjaminan mutu 1) Adanya proses pengembangan profesionalisme

dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya.

2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan/pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam bidang keahlian dan ketrampilan tertentu.

Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat

diketahui bahwa program sertifikasi guru bermanfaat

dan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan

dengan jalan meningkatkan profesionalitas pendidik dan

dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru pada akhirnya

berorientasi pada pencapaian dan peningkatan mutu

pendidikan. Selain itu juga menjadi penjamin mutu

pendidikan yakni dengan melakukan seleksi khusus

terhadap guru-guru yang profesional, serta dapat

memicu bertambahnya jumlah guru yang profesional

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

20

sehingga berdampak pada peningkatan mutu

pendidikan.

2.7. Permasalahan yang Muncul dalam Sistem

Sertifikasi Guru

Berikut ini adalah permasalahan yang muncul

dalam proses sertifikasi guru menurut Mulyasa (2004)

permasalahan tersebut terbagi dalam 2 kategori yaitu

permasalahan secara khusus dan secara umum. Pada

permasalahan secara khusus meliputi masih panjangnya

birokrasi proses sertifikasi guru dan masih kurang

terbukanya proses sertifikasi guru. Sedangkan

permasalah umum meliputi hal berikut.

1) Anggaran dana

Anggaran dana yang belum memadai menyebabkan

setiap tahun jumlah guru yang ikut sertifikasi

dibatasi.

2) Pengisian portofolio

Bagi guru-guru yang ada di daerah terpencil, mungkin

akan mengalami kesulitan untuk menyusun portofolio,

sebab mereka tidak pernah mengikuti seminar,

pelatihan yang menjadi salah satu komponen

portofolio. Bahkan berbagai kegiatan yang mereka

lakukan mungkin juga tidak ter-SK-kan sebagai bukti.

Disisi lain guru-guru di daerah terpencil waktunya

mungkin juga dihabiskan untuk mengajar dan

mencari penghasilan tambahan, karena sering kali di

daerah-daerah tersebut jumlah guru tidak sebanding

dengan jumlah murid dan kelas (kekurangan guru),

sehingga mereka harus merangkap. Kesibukan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

21

mengajar dan mencari tambahan pendapatan

mengakibatkan mereka tidak sempat melakukan

pengembangan diri, dengan membuat penelitian atau

berbagai desain pembelajaran.

3) Ketidaktertiban dalam administrasi, serta rendahnya

budaya menulis dan meneliti (budaya akademis).

Kebiasaan tidak tertib administrasi, mengakibatkan

banyak dokumen yang hilang, sehingga pada saat

akan dipakai tidak ada. Rendahnya budaya menulis

dan meneliti di kalangan guru, mengakibatkan karya-

karya ilmiah mereka sangat minim. Akibatnya pada

komponen karya ilmiah ini sering kali tidak banyak

dimiliki oleh para guru. Padahal besarnya harapan

untuk memperoleh tunjangan profesi di satu sisi, dan

banyaknya kendala dalam menyusun (mengumpulkan)

portofolio, mengakibatkan sebagian guru mengambil

jalan pintas dengan melakukan tindak kecurangan,

yang bukan hanya melanggar etika akademis, tetapi

juga moralitas sebagai pendidik.

4) Belum semua guru yang ada di Indonesia memenuhi

standar jenjang pendidikan berdasarkan standarisasi

guru yang layak (memenuhi kompetensi) hanya sekitar

47%. Dari segi kualifikasi akademik, baru sekitar

sepertiga guru di Indonesia yang berpendidikan

sarjana (Kompas, 10 Maret 2008).

5) Sertifikasi dengan cara portofolio menghasilkan guru

yang berkualitas rendah daripada sertifikasi dengan

cara pelatihan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

22

Sertifikasi dengan cara pelatihan (PLPG)

menjadikan guru lebih terlatih dan memiliki peningkatan

kemampuan pedagogik, kepribadian, profesional, dan

sosial daripada sertifikasi dengan cara portofolio. Hal ini

disebabkan karena dengan cara pelatihan, seorang guru

mendapatkan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan

untuk menjadi seorang guru yang profesional.

Sedangkan sertifikasi dengan cara portofolio, guru hanya

berkewajiban memenuhi segala persyaratan yang

dibutuhkan tanpa adanya pembekalan.

2.8. Perkembangan Pelaksanaan program sertifikasi

guru dari tahun 2007 sampai tahun 2014

Pelaksanaan program sertifikasi guru telah

berjalan beberapa tahun, berikut adalah penjelasan

secara umum dari perjalanan pelaksanaan program

sertifikasi guru.

a. Tahun 2007. Kemendikbud memulai pelaksanaan

sertifikasi bagi 200.450 orang guru melalui sistem

portofolio dan PLPG. Landasan hukum yaitu fatwa

hukum dari menteri hukum dan HAM. Pada

pelaksanaan ini, ditetapkan 31 rayon LPTK

penyelenggara sertifikasi guru untuk jangka waktu 2

tahun. (Juknis Program Sertifikasi Guru Tahun 2007)

b. Tahun 2008. Kemendikbud menyelenggarakan

sertifikasi bagi 200.000 orang guru dengan pengetatan

dalam penilaian portofolio. Pada tahun ini juga

pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah (PP)

nomor 74 tahun 2008. (Juknis Program Sertifikasi

Guru Tahun 2008)

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

23

c. Tahun 2009. Sertifikasi mulai berpedoman pada PP

nomor 74 tahun 2008 dengan pola portofolio, PLPG

dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung

(PSPL). Pada tahun ini pengawas mulai disertifikasi.

Ditetapkan 46 rayon LPTK penyelanggara sertifikasi

guru untuk jangka waktu 2 tahun. (Juknis Program

Sertifikasi Guru Tahun 2009)

d. Tahun 2010. Kemendikbud menyelenggarakan

sertifikasi dengan pola yang sama dengan tahun 2009.

e. Tahun 2011. Kemendikbud mulai menyelenggarakan

sertifikasi guru di LPTK berbasis program studi

dengan pola 1% portofolio, dan 99% langsung PLPG.

Ditetapkan 46 rayon LPTK penyelenggara sertifikasi

guru untuk jangka 2 tahun. (Juknis Program

Sertifikasi Guru Tahun 2010)

f. Tahun 2012. Kemendikbud menyelenggarakan

sertifikasi guru yang diawali dengan pelaksanaan uji

kompetensi awal (UKA). Setiap guru yang akan

mengikuti sertifikasi terlebih dahulu wajib mengikuti

UKA. Adapun pelaksanaan sertifikasinya sama dengan

pola sertifikasi tahun 2011. (Juknis Program

Sertifikasi Guru Tahun 2011)

g. Tahun 2013. Kemendikbud menyelenggarakan

sertifikasi guru dengan pola yang sama dengan tahun

2012. Pemerintah menetapkan 45 Rayon LPTK

penyelenggara sertifikasi guru untuk jangka waktu 3

tahun. (Juknis Program Sertifikasi Guru Tahun 2012)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

24

h. Tahun 2014. Kemendikbud merencanakan

pelaksanaan sertifikasi guru melalui PPG dalam

jabatan bagi guru dengan syarat wajib sudah mengajar

sejak Januari 2006. (Juknis Program Sertifikasi Guru

Tahun 2013)

Perkembangan sertifikasi guru dari awal

dicanangkan yakni tahun 2007 hingga saat ini terus

mengalami perubahan. Pada tahun 2007 program

sertifikasi menerapkan seleksi terhadap guru calon

tersertifikasi dengan portofolio dan PLPG. Hal tersebut

terus berjalan dengan penambahan standard an aturan

hingga tahun 2010. Pada tahun 2011, kebijakan system

portofolio mulai dikurangi, hal ini ditujunkkan dengan

penuruna prosentase, seleksi dengan system portofolio

sebanyak 1% dan 99% menggunakan PLPG. Kebijakan

tersebut berubah pada tahun 2012 yakni

penyelenggaraan program sertifikasi guru di awali

dengan Uji Kompetensi Awal (UKA) yang wajib diikuti.

Selanjutnya pada tahun 2014, seleksi program sertifikasi

berkembang menjadi seleksi dengan sistem PPG.

Berkembangnya sistem seleksi program sertifikasi guru

dari tahun ke tahun menunjukkan kepedulian

pemerintah terhadap kesejahteraan guru dan terhadap

peningkatan mutu pendidikan. Mengikuti aturan dari

pemerintah, sistem seleksi program sertifikasi guru pada

Kabupaten Wonosobo saat ini menggunakan sistem PPG

dengan syarat wajib sudah mengajar sejak Januari 2006.

2.9. Standar Sertifikasi Guru

Dalam Undang Undang No. 14/2005 pasal 2,

disebutkan bahwa pengakuan guru sebagai tenaga yang

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

25

profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.

Selanjutnya pasal 11 menjelaskan bahwa sertifikasi

pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi

persyaratan. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh

perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan

tenaga kependidikan yang terakreditasi.

Menurut Mulyasa (2008) sertifikasi guru adalah

proses uji kompetensi yang dirancang untuk

mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang

sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

Sedangkan menurut Trianto dan Tutik (2007) Sertifikat

pendidik merupakan surat keterangan yang diberikan

suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi

guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum

dan menguasai kompetensi minimal sebagai agen

pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Sertifikasi pendidik adalah suatu bukti

pengakuan sebagai tenaga profesional yang telah dimiliki

oleh seorang pendidik dalam melaksanakan pelayanan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah

yang bersangkutan menempuh uji kompetensi yang

dilakukan oleh lembaga sertifikasi.

Proses evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh

mana program sertifikasi yang telah dicanangkan oleh

pemerintah telah berjalan sesuai dengan standar dalam

juknis yang bersumber pada undag-undang sebagai

dasar hukum. Adapun dasar hukum yang digunakan

sebagai acuan dalam pelaksanaan sertifikasi guru dalam

jabatan yakni sebagai berikut :

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

26

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

74 Tahun 2008 tentang Guru

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang

Sertifikasi Guru dalam Jabatan

h. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 76/P/2011 tentang Pembentukan

Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

i. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 75/P/2011 tentang Penetapan

Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru

dalam Jabatan. (Juknis Pelaksanaan Program

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2013: 2)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

27

Memperhatikan dasar hukum tersebut, maka

untuk mengevaluasi proses dan hasil dari implementasi

program sertifikasi serta faktor-faktor yang

mempengaruhi program sertifikasi guru dan dengan

memperhatikan teori standar evaluasi program (Sanders,

2004) maka dapat ditetapkan beberapa standar

implementasi program sertifikasi sebagai berikut:

a. Kegunaan (utility) program sertifikasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan;

b. Kelayakan (feasibility) program sertifikasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan;

c. Kesahihan (propriety) program sertifikasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan;

d. Ketepatan (accuracy) program sertifikasi guru dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Pada aspek kegunaan, fokusan masalah yang akan

dijabarkan yakni mengenai kegunaan dari program sertifikasi

terhadap peningkatan mutu pendidikan, sehingga dapat

diketahui fungsi atau peran dari program sertifikasi terhadap

peningkatan mutu pendidikan. Selanjutnya pada aspek

kelayakan obyek yang akan dikaji yakni pada kepraktisan,

keefektifan, dan efisiensi program sertifikasi guru terhadap

penigkatan mutu pendidikan. Selanjutnya pada aspek

kesahihan obyek kajiannya mencakup proses pelaksanaan

program sertifikasi dapat terlaksana dengan baik dengan

memperhatikan hak dan kewajiban pihak yang menerima

program sertifikasi ini, serta bentuk tanggung jawab pihak

penerima terhadap program sertifikasi guru. Pada aspek ke

empat yakni aspek ketepatan berfokus pada proses dan hasil

program sertifikasi telah tepat sasaran yakni dengan

meningkatkan profesionalisme guru dapat meningkatkan

mutu pendidikan. Memperhatikan ke empat aspek tersebut,

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

28

untuk melakukan evaluasi terhadapa program sertifikasi

guru, maka aspek-aspek tersebut dijabarkan lagi dengan

menambah aspek dampak, keberlanjutan dan prospek.

Ke tujuh aspek tersebut disusun ke dalam kisi-kisi yang

selanjutnya dijabarkan dalam kuesioner yang akan digunakan

sebagai instrumen pengumpulan data dalam peneletian ini.

Penggunaan kuesioner tersebut ditujukan untuk

mengevaluasi proses impelmentasi program sertifikasi, hasil

implementasi program sertifikasi serta faktor-faktor yang

mempengaruhi implementasi program sertifikasi.

2.10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Program Sertifikasi Guru

Sebuah program dapat dikatakan berhasil maupun

gagal dalam mencapai tujuan dari program itu sendiri

tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor

penentu dalam keberhasilan program dapat berasal dari

kondisi lingkungan di mana program itu dijalankan dan

dari kondisi program itu sendiri. Dalam hal ini, faktor

penentu keberhasilan program sertifikasi menurut Jalal

(2007) dapat meliputi berikut ini:

a. Konsistensi pemerintah dalam menjalankan program

sertifikasi;

Sebagai suatu kebijakan yang bersentuhan dengan

berbagai kelompok masyarakat akan mendapatkan

berbagai tantangan dan tuntutan. Paling tidak

tuntutan dan tantangan akan muncul dari 3 sumber.

Sumber pertama adalah dalam penentuan lembaga

yang berhak melaksanakan uji sertifikasi. Berbagai

lembaga penyelenggara pendidikan tinggi, khususnya

dari pihak Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

29

Swasta akan menuntut untuk diberi hak

menyelenggarakan dan melaksanakan uji sertifikasi.

Demikian juga akan muncul tuntutan dari berbagai

LPTK negeri khususnya di daerah luar pulau jawa

yang akan menuntut dengan alasan demi

keseimbangan geografis. Tuntutan ini akan

mempengaruhi penentuan yang mendasarkan pada

objektivitas kemampuan suatu perguruan tinggi.

Konsistensi pemerintah juga diperlukan untuk

menghadapi tuntutan dan sekaligus tantangan bagi

pelaksana Undang-Undang yang muncul dari

kalangan guru sendiri. Mereka yang sudah senior atau

mereka para guru yang masih jauh dari persyaratan

akan menentang dan menuntut berbagai kemudahan

agar bias memperoleh sertifikat profesi tersebut.

b. Peraturan hukum yang tegas;

Dalam pelaksanaan sertifikasi, akan muncul berbagai

penyimpangan dari aturan main yang sudah ada.

Adanya penyimpanagan ini tidak lepas dari adanya

upaya berbagai pihak, khususnya guru untuk

mendapatkan sertifikat profesi dengan jalan pintas.

Penyimpangan yang muncul dan harus diwaspadai

adalah pelaksanaan sertifikasi yang tidak benar. Oleh

karenanya, begitu ada gejala penyimpangan,

pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas.

Seperti mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari

lembaga yang dimaksud, atau menetapkan seseorang

tidak boleh menjadi penguji sertifikasi, dan lain

sebagainya.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

30

c. Pelaksanaan aturan / UU yang konsekuen;

Tuntutan dan tantangan juga akan muncul dari

berbagai daerah yang secara geografis memiliki tingkat

pendidikan yang relatif tertinggal. Pemerintah harus

konsekuen bahwa sertifikasi merupakan standard

nasional yang harus dipatuhi.

d. Sarana dan prasarana yang memadai baik berupa

anggaran maupun lembaga penyelenggara.

Dalam hal ini, pemerintah pusat dan pemerintah

daerah menyediakan anggaran yang memadai, baik

untuk pelaksanaan sertifikasi maupun untuk

pemberian tunjangan dalam hal sarana dan

prasarana.

2.11. Hasil Penelitian yang relevan

a. Siti Rukhayati, 2009, dengan penelitian berjudul

“Kompetensi dan Sertifikasi Guru”, hasil penelitiannya

yaitu; dengan peningkatan status guru menjadi tenaga

profesional, maka kompetensi merupakan langkah

penting yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi guru

merupakan pemenuhan kebutuhan untuk

meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena

itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian

esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

kompetensi sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Hal ini merupakan peluang bagi guru-guru

untuk dapat mengembangkan kompetensi. Tetapi

tidak mustahil menjadi hambatan bagi guru-guru yang

memiliki kompetensi rendah. Hasil sertifikasi di

antaranya dapat digunakan sebagai cara untuk

mementukan imbalan yang sesuai dengan prestasinya.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

31

Yaitu berupa tunjangan profesi. Tunjangan profesi

merupakan konsekuensi yang menyertai kompetensi

guru.

b. Widiyaka, Netty Herawati, Martoyo, Evaluasi Program

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sekolah Menengah

Pertama Negeri Di Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu

Raya, Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

proses program sertifikasi guru Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan mengkaji secara mendalam

kendala-kendala yang dihadapi dalam proses program

sertifikasi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan menunjukan program

sertifikasi guru Sekolah Menengah Pertama (SMP)

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Kubu Raya dari segi proses belum sepenuhnya

terlaksana sesuai dengan prosedur serta fasilitas,

sarana dan prasarana yang digunakan kurang

dimanfaatkan secara maksimal. Hasil penelitian

menunjukan bahwa tahapan pelaksanaan kebijakan

sertifikasi guru dalam jabatan pada Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kabupaten Kubu Raya telah

dilakukan melalui tahap sosialisasi kepada guru-guru

dan peran implementor dalam pelaksanaan kebijakan

sertifikasi guru dalam jabatan pada Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kabupaten Kubu Raya adalah

sebagai pembina baik secara langsung maupun tidak

langsung telah dilaksanakan dalam rangka

memfasilitasi dan mendorong guru dalam mengikuti

sertifikasi guru dalam jabatan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

32

Dari dua penelitian di atas yang telah di lakukan

terdapat beberapa kesamaan yaitu kedua penelitian

tersebut fokus meneliti pada sertifikasi guru dan

membahas beberapa hambatan dan kendala dalam

sertifikasi guru. Perbedaan dua penelitian di atas adalah

fokus pada obyeknya, penelitian yang dilakukan Siti

Rukhayati fokus kepada obyek guru yang bersertifikasi

secara umum sedangkan penelitian yang telah dilakukan

widiyaka, Netty Herawati dan Martoyo fokus kepada

obyek guru sertifikasi pada jenjang Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Selanjutnya kesamaan penelitian ini

dengan penelitian di atas adalah sama-sama membahas

pada aspek sertifikasi guru dan yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

diatas adalah penggunaan evaluasi dengan evaluasi

analisis GAP serta fokus pada obyek program sertifikasi

guru pada jenjang guru sekolah dasar negeri (SDN) di

tingkat kabupaten kemudian lokasi dari penelitian juga

ikut membedakan yaitu penelitian ini akan dilakukan di

Kabupaten Wonosobo.

2.12. Kerangka Berpikir

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan

kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.

Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat

kompetensi sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji

kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh

pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai

profesi yang dipilihnya. Melalui program sertifikasi, dapat

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program 2.1.1 Konsep Evaluasi · 2018. 7. 13. · 2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program . 2.1.1 Konsep Evaluasi . Pengertian.

33

dipilih guru-guru yang profesional dan kompeten karena

pemberian sertifikat pendidik melalui sistem seleksi PPG.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai

program sertifikasi yang telah dijalankan pemerintah

khususnya pada Kabupaten Wonosobo, peneliti

menggunakan model analisis kesenjangan atau GAP

analysis yang terdiri dari 5 tahap yakni: indentifikasi,

penetuan standar, penyebaran kuesioner atau

wawancara, analisis data, dan follow up.


Recommended