+ All Categories
Home > Documents > BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/34327/6/S_JKR_1203747_Chapter3.pdf · 2: Post-test...

BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/34327/6/S_JKR_1203747_Chapter3.pdf · 2: Post-test...

Date post: 10-Feb-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
48 Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data suatu permasalahan yang akan dipecahkan melalui cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitiannya. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 3) bahwa ”Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Dalam melakukan penelitian terdapat jenisjenis metode penelitian yang berbeda satu sama lain, hal ini karena dipengaruhi tujuan penelitian dingga rumuan masalah. Beberapa jenis metode yang sering digunakan diantaranya : metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen. Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti menggunakan quasi experimental design, karena dengan menggunakan metode tersebut peneliti dapat mengatur dan menentukan sampel secara random, sejalan dengan pemaparan Sugiyono (2010, hlm. 112) bahwa “ciri utama dari quasi experimental adalah bahwa sempel yang digunakan untuk exsperimen muupun kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu”. Rancangan penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan yang ada perlakuan (treatment) dengan tujuan menyelidiki suatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada perlakuan (treatment) yang dicobakan, dalam hal ini variabel bebasnya adalah metode problem solving dan variabel terikatnya adalah kreativitas dan kebugaran jasmani siswa. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan one group pre-test post-test design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa
Transcript
  • 48 Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

    tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data suatu permasalahan

    yang akan dipecahkan melalui cara tertentu yang sesuai dengan prosedur

    penelitiannya. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 3) bahwa

    ”Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk

    mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

    Dalam melakukan penelitian terdapat jenis–jenis metode penelitian yang

    berbeda satu sama lain, hal ini karena dipengaruhi tujuan penelitian dingga

    rumuan masalah. Beberapa jenis metode yang sering digunakan diantaranya :

    metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen. Dalam penelitian yang

    akan dilakukan, peneliti menggunakan quasi experimental design, karena dengan

    menggunakan metode tersebut peneliti dapat mengatur dan menentukan sampel

    secara random, sejalan dengan pemaparan Sugiyono (2010, hlm. 112) bahwa “ciri

    utama dari quasi experimental adalah bahwa sempel yang digunakan untuk

    exsperimen muupun kelompok kontrol diambil secara random dari populasi

    tertentu”.

    Rancangan penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan

    yang ada perlakuan (treatment) dengan tujuan menyelidiki suatu hal atau masalah

    sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada perlakuan

    (treatment) yang dicobakan, dalam hal ini variabel bebasnya adalah metode

    problem solving dan variabel terikatnya adalah kreativitas dan kebugaran jasmani

    siswa.

    B. Desain Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan one group pre-test post-test

    design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa

  • 49

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    kelompok pembanding. Desain atau rancangan penelitian yang dilakukan oleh

    penulis yang terlihat dalam skema pada gambar berikut

    Gambar 3.1 One Group Pretest – Post test Design

    Keterangan :

    O1 : Pre-test (sebelum diberi treatmen problem solving)

    X : Perlakuan Problem solving (treatment)

    O2 : Post-test (sesudah diberi treatment problem solving)

    Rancangan dalam penelitian ini yaitu :

    Tabel 3.1. Rancangan/Desain Penelitian

    No. Materi/Langkah

    Pembelajaran

    Uraian

    Waktu

    Media

    1. Kegiatan Pendahuluan

    Berdo’a

    Mengabsen kehadiran siswa

    Mengkondisikan siswa agar

    siap belajar dan

    menginformasikan topic

    bahasan yang akan

    disampaikan.

    Pemanasan (dalam bentuk

    permainan)

    Pengantar

    15 menit

    Lapangan

    olahraga

    2. Kegiatan Inti

    Materi tes kebugaran jasmani

    dan tes kreativitas

    Tes kebugaran jasmani

    Materi tes

    kebugaran

    Jasmani dan

    tes kreativitas

    Lapangan

    Olahraga.

    O1 X O2

  • 50

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1. Tes Lari cepat 60 meter

    2. Tes Angkat Tubuh (30

    detik untuk putri dan 60

    detik untuk putra)

    3. Tes baring duduk 60

    detik

    4. Tes loncat tegak

    5. Tes Lari jauh (800 meter

    untuk putri dan 1000

    meter untuk putra).

    Tes kreativitas diberikan

    angket.

    siswa

    (sebelum

    menggunakan

    metode

    problem

    solving)

    70 menit

    3. Kegiatan Penutup

    Pendinginan

    Perwakilan dari siswa

    membereskan kembali,

    menghitung kembali jumlah

    mereka yang mengikuti

    pembelajaran, dan berdoa.

    10 menit

    C. Lokasi, Populasi dan Sampel

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan penulis di SMK Bina Wisata Lembang. Alasan utama

    pemilihan lokasi di SMK Bina Wisata Lembang di dasarkan atas lokasi tersebut

    pernah menjadi tempat penulis Program Praktik Lapangan (PPL) dan sekolah

    masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan cukup

    dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga penulis sudah mengetahui situasi

    dan hanya sekolah tersebut yang masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP), dan juga kondisi sekolah serta mempermudah jarak ke

    tempat penelitian.

  • 51

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Populasi

    Populasi adalah seluruh obyek yang akan diteliti, sebagaimana yang

    dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 117) bahwa “Populasi adalah wiilayah

    generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai keahlian dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

    ditarik kesimpulannya.”

    Oleh karena itu perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul

    akan di olah dan di analisis kemudian kesimpulannya digunakan untuk

    membuktikan kebenaran hipotesis. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti

    adalah seluruh siswa kelas XII RPL SMK Bina Wisata Lembang yang terdiri

    dari 1 kelas.

    3. Sampel

    Penelitian terhadap populasi dengan jumlah yang besar namun terkendala

    waktu, biaya, dan sebagainya, maka dapat dilakukan pengambilan sampel. Seperti

    yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 118) bahwa :

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik, yang dimiliki oleh

    populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

    mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

    dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

    diambil dari populasi itu.

    Mengacu pada metode quasi eksperimen dengan pengambilan sampel

    menggunakan cluster sampling yaitu kelas XII RPL yang berjumlah sebanyak 26

    orang siswa kelas XII RPL SMK Bina Wisata Lembang

    Berdasarkan desain penelitian di atas, dapat dibuat langkah-langkah

    penelitian sebagai berikut :

  • 52

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.2. Langkah-langkah penelitian

    D. Instrumen Penelitian

    Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur

    sebagai media pengumpulan data. Insrtumen penelitian menurut Arikunto (2010,

    hlm. 192) adalah “alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data.”

    Sedangkan Selain itu, menurut Sugiyono (2010, hlm. 148), “Instrumen penelitian

    adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

    diamati”. Untuk dapat dikatakan instrumen penelitian yang baik paling tidak

    memenuhi lima kriteria, yaitu: validitas, reliabilitas, sensitivitas, objektivitas dan

    fisibilitas.

    Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang digunakan,

    sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan

    menguji hipotesis. Berkaitan dengan penelitian ini, maka instrument yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Populasi

    Tes Awal

    Sampel

    Perlakuan (Problem Solving)

    Kesimpulan

    Tes Akhir

    Analisis Data

    Pengumpulan Data

  • 53

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1. Alat Pengumpul Data untuk Mengukur Kreativitas

    Instrumen sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

    mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam

    arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang

    digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Sejumlah pertanyaan tertulis yang

    digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

    pribadinya atau hal–hal yang diketahui”.

    Kisi-kisi dalam angket yang ada dikembangkan dalam rangka untuk

    memperoleh data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Untuk

    memudahkan dalam penyusunan butir–butir pertanyaan atau pernyataan angket

    serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan

    untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh

    responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

    Dalam penelitian ini, alat pengukuran berupa angket yang penulis kutip dari

    angket Tite Juliante (Disertasi, 2010, hlm. 153-154), adapun seluruh kisi-kisi

    angket penulis ambil 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi-kisi angket

    tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Kreativitas

    Variabel Sub Variabel Indikator Deskripsi Tingkah Laku

    Kreativitas Aptitude

    (Utami

    Munandar

    (2004);

    Winardi

    (1991);

    Guilford

    (t.t); April

    2007

    http://www.

    Ceriacerdas,

    Desmita

    (2007)

    1. Fluiditas (Kelancaran)

    a. Mengajukan banyak pertanyaan b. Memberikan banyak pertanyaan c. Memiliki banyak gagasan d. Lancar menyatakan gagasan e. Bekerja lebih cepat dan banyak f. Lebih cepat melihat kesalahan

    pada situasi

    2. Fleksibilitas (Keluwesan)

    a. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu masalah

    b. Menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda

    3. Orisinalitas (Keaslian)

    a. Memikirkan hal-hal yang tidak dipikirkan orang lain

    b. Memikirkan cara-cara baru c. Memiliki cara berpikir yang

    berbeda

    d. Mencari pendekatan baru e. Bekerja

    menemukan/menyelesaikan yang

    baru

  • 54

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    4. Elaborasi (Kerincian)

    a. Menyusun langkah penyelesain secara detail

    b. Memperkaya gagasan orang lain c. Memiliki rasa keindahan yang

    tinggi

    d. Melengkapi gambar-gambar yang ada

    5. Evaluasi (Penilaian)

    a. Memberi pertimbangan b. Menganalisis masalah dengan

    pertanyaan mengapa

    c. Selalu memiliki alasan yang kuat d. Merancang suatu rencana kerja e. Bertahan pada pendapat sendiri

    Variabel Sub Variabel Indikator Deskripsi Tingkah Laku

    Kreativitas Non

    Aptitude

    (Utami

    Munandar

    (2004);

    Winardi

    (1991);

    Guilford

    (t.t); April

    2007

    http://www.

    Ceriacerdas,

    Desmita

    (2007)

    1. Rasa Ingin Tahu

    a. Mempertanyakan banyak hal b. Senang mencoba atau membaca c. Tidak butuh dorongan untuk

    mencoba sesuatu yang baru

    d. Tidak takut mencoba sesuatu yang baru

    e. Senang mengamati f. Senang bereksperimen

    2. Imajinatif a. Memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi

    b. Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum

    pernah dilakukan orang lain

    c. Meramalkan apa yang akan dikatakan oleh orang lain

    d. Memiliki firasat yang akan terjadi e. Melihat hal-hal dalam suatu

    gambar yang tidak dilihat orang

    lain

    f. Membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah

    dikunjungi atau tentang kejadian-

    kejadian yang belum pernah

    dialami

    3. Tertantang oleh

    kemajemuka

    n

    a. Menggunakan gagasan yang rumit b. Melibatkan diri dalam tugas-tugas

    yang majemuk

    c. Tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya

    d. Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain

    e. Tidak cenderung mencari jalan gampang

    f. Mencari terus menerus agar

  • 55

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    berhasil

    g. Mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit

    h. Senang menjajaki jalan yang lebih rumit

    4. Berani Mengambil

    Resiko

    a. Berani memberikan gagasan yang berbeda

    b. Berani mengakui kesalahan c. Berani menerima tugas yang sulit d. Tidak mudah dipengaruhi oleh

    orang lain

    e. Melakukan hal yang diyakini meskipun berbeda

    f. Berani mencoba hal-hal yang baru g. Berani mengakui kegagalan dan

    berusaha lagi

    5. Menghargai Menghargai hak sendiri dan orang lain

    Menghargai diri sendiri dan

    prestasi sendiri

    Menghargai keluarga, sekolah, dan

    teman-teman

    Menghargai kebebasan yang

    bertanggung jawab

    Menghargai kesempatan yang

    diberikan

    ( Sumber : Juliantine, 2010)

    Dalam instrumen ini setiap subjek diminta untuk memilih jawaban yang

    paling benar sesuai dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Alternatif jawaban

    yang disediakan sebanyak 5 alternatif. Untuk lebih jelasnya mengenai alternatif

    jawaban dan sistem penskoran disajikan pada tabel 3.2.

    Tabel 3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

    Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

    Positif Negatif

    Sangat Setuju 5 1

    Setuju 4 2

    Ragu-ragu 3 3

    Tidak Setuju 2 4

    Sangat Tidak Setuju 1 5

    ( Sumber : Juliantine, 2010)

  • 56

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Alat Pengumpul Data untuk Mengukur Kebugaran Jasmani

    Dalam suatu penelitian sudah tentu harus ada alat untuk memperoleh data

    atau instrumen. Adapun instrumen yang digunakan penulis untuk mengumpulkan

    data dalam penelitian ini adalah berupa tes tingkat kesegaran jasmani. Ashadi

    (2009, hlm. 1-11) mengemukakan bahwa untuk Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

    untuk kelompok usia 13-15 tahun dan 16-19 tahun sebagai berikut:

    a) Rangkaian Tes

    1. Untuk putra terdiri dari :

    a. lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)

    b. gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

    c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

    d. loncat tegak (vertical jump)

    e. lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1200 (usia 16-19 tahun)

    2. Untuk putri terdiri dari :

    a. lari 50 meter (13-15 tahun) / lari 60 meter (16-19 tahun)

    b. gantung siku tekuk ( tahan pull up) selama 60 detik

    c. baring duduk (sit up) selama 60 detik

    d. loncat tegak (vertical jump)

    e. lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / lari 1000 (usia 16-19 tahun)

    b) Kegunaan Tes

    Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan

    tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-masing).

    c) Ketentuan Tes

    TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus

    dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan

    memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3

    menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh

    dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

    Pertama :

    - Lari 50 meter (usia 13-15 tahun)

    - Lari 60 meter (usia 16-19 tahun)

  • 57

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Kedua :

    - gantung angkat tubuh untuk putra (pull up)

    - gantung siku tekuk untuk putri (tahan pull up)

    Ketiga : Baring duduk (sit up)

    Keempat : Loncat tegak (vertical jump)

    Kelima :

    - Lari 1000 meter (usia 13-15 tahun) / 1200 meter (usia 16-19 tahun)

    - Lari 800 meter (usia 13-15 tahun) / 1000 meter (usia 16-19 tahun)

    d) Petunjuk Umum

    a. Peserta

    a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

    b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes

    c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

    d. Melakukan pemanasan (warming up)

    e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

    f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak

    mendapatkan nilai / gagal.

    2. Petugas

    a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

    b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

    c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk

    pelaksanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-

    gerakan tersebut.

    d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir

    tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda

    waktu

    b. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu

    butir tes atau lebih

    c. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau

    per butir tes

    e) Petunjuk Pelaksanaan Tes

    1. Lari 50 / 60 Meter

  • 58

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

    b. Alat dan Fasilitas

    Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak

    50 / 60 meter

    Bendera start

    Peluit

    Tiang pancang

    Stop watch

    Serbuk kapur

    Formulir TKJI

    Alat tulis

    c. Petugas Tes

    a) Petugas pemberangkatan

    b) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

    d. Pelaksanaan

    a) Sikap permulaaan

    Peserta berdiri dibelakang garis start

    b) Gerakan

    pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap

    untuk lari

    pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis

    finish

    c) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

    mencuri start

    tidak melewati garis finish

    terganggu oleh pelari lainnya

    jatuh / terpeleset

    d) Pengukuran waktu

    Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat

    sampai pelari melintasi garis

    Finish

  • 59

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    e) Pencatat hasil

    hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

    menempuh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik

    waktu dicatat satu angka dibelakang koma

    2. Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk

    Putri

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan

    bahu

    b. Alat dan fasilitas

    lantai rata dan bersih

    palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan

    dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾

    inchi stopwatch

    serbuk kapur atau magnesium karbonat

    alat tulis

    c. Petugas tes

    1) pengamat waktu

    2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

    d. Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 60 detik (Untuk Putra)

    1) Sikap permulaan

    Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan

    berpegangan pada palang

    tungkai selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah

    letak kepala

    2) Gerakan (Untuk Putra)

    Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan,

    sehingga dagu menyentuh

    atau berada di atas palang tunggal kemudian kembali ké sikap

    permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali.

    Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki

    tetáp merupakan satu garis lurus.

  • 60

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak

    mungkin selama 60 detik.

    3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:

    pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan

    mengayun

    pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang

    tunggal

    pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus

    e. Pencatatan Hasil

    yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.

    yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat

    dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.

    Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini,

    walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol (0).

    f. Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Putri)

    Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta.

    1) Sikap perrnulaan

    Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan

    pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke

    arah kepala

    2) Gerakan

    Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai

    dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang

    tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan

    detik)

    g. Pencatatan Hasil

    Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk

    mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak

    dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol

    (0).

    3. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik

    a. Tujuan

  • 61

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

    b. Alat dan fasilitas

    1) lantai / lapangan yang rata dan bersih

    2) stopwatch

    3) alat tulis

    4) alas / tikar / matras dll

    c. Petugas tes

    1) pengamat waktu

    2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

    d. Pelaksanaan

    1) sikap permulaan

    berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚

    dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala.

    Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar kaki

    tidak terangkat.

    2) Gerakan

    Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk

    sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap

    awal.

    Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

    e. Pencatatan Hasil

    1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

    pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi

    kedua siku tidak sampai menyentuh paha

    menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

    2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

    dilakukan dengan sempurna selama 60 detik

    3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)

    4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif

    b. Alat dan Fasilitas

  • 62

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm,

    dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan

    angka nol (0) pada papan tes adalah 150 cm.

    Serbuk kapur

    Alat penghapus papan tulis

    Alat tulis

    c. Petugas Tes

    Pengamat dan pencatat hasil

    d. Pelaksanaan Tes

    1) Sikap permulaan

    Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur /

    magnesium karbonat

    Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada

    pada sisi kanan / kiri badan peserta. Angkat tangan yang dekat

    dinding lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan skala

    hingga meninggalkan bekas jari.

    2) Gerakan

    Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan

    kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian peserta meloncat

    setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang

    terdekat sehingga menimbulkan bekas

    Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh

    diselingi peserta lain

    e. Pencatatan Hasil

    Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak

    Ketiga selisih hasil tes dicatatMasukkan hasil selisih yang paling besar

    5. Tes Lari 1000 meter (13-15 Tahun) / 1200 meter (16-19 Tahun) Untuk Putra

    dan Tes Lari 800 meter (13-15 Tahun) / 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk

    Putri

    a. Tujuan

    Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran

    darah dan pernafasan

  • 63

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    b. Alat dan Fasilitas

    Lintasan lari

    Stopwatch

    Bendera start

    Peluit

    Tiang pancang

    Alat tulis

    c. Petugas Tes

    Petugas pemberangkatan

    Pengukur waktu

    Pencatat hasil

    Pengawas dan pembantu umum

    d. Pelaksanaan Tes

    1) Sikap permulaan

    Peserta berdiri di belakang garis start

    2) Gerakan

    Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk

    lari

    Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis

    finish

    f. Pencatatan Hasil

    Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat

    sampai peserta tepat melintasi garis finish

    Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik.

    Contoh : 3 menit 12 detik maka ditulis 3’ 12”

    f) Tabel Nilai TKJI

    Tabel 3.4.

    Nilai TKJI Untuk Putra Usia 13 -15 Tahun

    Nilai Lari Gantung Baring Loncat Lari Nilai

  • 64

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    50 meter angkat

    tubuh

    duduk tegak 1000 meter

    5 S.d – 6,7” 16 - Keatas 38 - Keatas 66 Keatas s.d – 3’04” 5

    4 6.8” – 7,6” 11 – 15 28 – 37 53 – 65 3’05” – 3’53” 4

    3 7,7” – 8,7” 6 – 10 19 – 27 42 – 52 3’54” – 4’46” 3

    2 8,8” – 10,3” 2 – 5 8 – 18 31 – 41 4’47” – 6’04” 2

    1 10,4”- dst 0 – 1 0 – 7 0 – 30 6’05” – dst 1

    Tabel 3.5.

    Nilai TKJI Untuk Putra Usia 16-19 Tahun

    Nilai Lari

    60 meter

    Gantung

    angkat

    tubuh

    Baring

    duduk

    Loncat

    tegak

    Lari

    1200 meter Nilai

    5 S.d – 7,2” 19 - Keatas 41 – Keatas 73 Keatas s.d – 3’14” 5

    4 7.3” – 8,3” 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4’25” 4

    3 8,4” – 9,6” 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 5’12” 3

    2 9,7” – 11,0” 5 – 8 10 – 20 39 – 49 5’13” – 6’33” 2

    1 11,1” dst 0 - 4 0 – 9 38 dst 6’34” dst 1

    Tabel 3.6.

    Nilai TKJI Untuk Putri Usia 13 -15 Tahun

    Nilai Lari

    50 meter

    Gantung

    Siku Tekuk

    Baring

    duduk

    Loncat

    tegak

    Lari

    800 meter Nilai

    5 S.d – 7.7” 41” – Keatas 28 - Keatas 50 Keatas s.d – 3’06” 5

    4 7.8” – 8,7” 22” – 40” 19 – 27 39 – 49 3’07” – 3’55” 4

    3 8,8” – 9,9” 10” – 21” 9 – 18 30 – 38 3’56” – 4’58” 3

    2 10,0” – 11,9” 3” – 9” 3 – 8 21 – 29 4’59” – 6’40” 2

    1 12,0”- dst 0” – 2” 0 – 2 0 – 20 6’41” - dst 1

  • 65

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.7.

    Nilai TKJI Untuk Putri Usia 16-19 Tahun

    Nilai Lari

    60 meter

    Gantung

    Siku Tekuk

    Baring

    duduk

    Loncat

    tegak

    Lari

    1000 meter Nilai

    5 S.d – 8,4” 41” – keatas 28 Keatas 50 Keatas S.d – 3’52” 5

    4 8,5” – 9,8” 22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3’53” – 4’56” 4

    3 9,9” – 11.4” 10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4’57” – 5’58” 3

    2 11,5” – 13,4” 3” – 9” 3 – 9 23 – 30 5’59” – 7’23” 2

    1 13,5” dst 0” – 2” 0 – 2 22 dst 7’24” dst 1

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan 2 macam

    teknik pengumpulan data diantaranya: observasi dan kuesioner (angket). Teknik

    pengumpulan observasi terstruktur apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang

    variable apa yang di amati. Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 205)

    bahwa : “Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

    sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi

    observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang

    variabel apa yang akan diamati” itulah alasan kenapa penulis menggunakan teknik

    pengumpulan data observasi..

    Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik

    kuesioner (angket), Sugiyono (2013, hlm. 199) menjelaskan bahwa “kuesioner

    merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

    seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

    dijawabnya”.

    Untuk memperoleh informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

    digunakan teknik pengumpulan data observasi dan kuesioner (angket) yaitu

    dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada siswa pada saat kegiatan

    pembelajaran penjas dengan menggunakan tes kebugaran jasmani dan pembagian

    angket kepada siswa seperti yang sudah tertera di desain penelitian..

  • 66

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Teknik pengumpulan dokumentasi ini diharapkan dapat menjawab

    pertanyaan-pertanyaan yang tidak mungkin atau ditanyakan melalui teknik

    observasi. Data yang dikumpulkan oleh teknik dokumentasi ini antara lain hasil

    tes kebugaran jasmani (TKJI), gambar proses pembelajaran, video proses

    pembelajaran, RPP, lembar observasi, absensi. Untuk mendukung teknik

    pengumpulan dokumentasi ini diperlukan alat seperti kamera yang mampu

    merekam gambar dan suara.

    Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Pengumpulan data awal dengan mengadakan tes awal sebelum adanya

    perlakuan (Pretest).

    2. Perlakuan, (treatment) perlakuan yang diberikan kepada siswa adalah Model

    pembelajaran problem solving.

    3. Pengumpulan data setelah perlakuan (Posttest).

    Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran penjas untuk mengetahui

    hasil tes kebugaran jasmani (TKJI) di SMK Bina Wisata Lembang, yang

    dilaksanakan 16 kali pertemuan, dilakukan 2 kali dalam seminggu. Pertemuan ke-

    1 digunakan untuk pengambilan data pretest (pengukuran tes awal), pertemuan

    ke-2, sampai pertemuan 15 digunakan untuk memberikan perlakuan (treatment),

    dan pertemuan ke-16 digunakan untuk pengambilan data postest (pengukuran tes

    akhir). Jumlah pertemuan ini disesuaikan dengan proses pembelajaran pendidikan

    jasmani di SMK Bina Wisata Lembang da diluar jam sekolah, jadwal diluar jam

    sekolah dilakukan untuk alasan keterbatasan waktu dan biaya penelitian.

    F. Analisis Data

    Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

    mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah

    penelitian.

    Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

    1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai

    sumber data, maka harus diseleksi untuk diperiksa keabsahan pengisian

  • 67

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    angket. Karena mungkin saja pada sebagian butir pernyataan dalam

    angket, terdapat jawaban yang tidak diisi oleh responden.

    2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket.

    3. Memasukkan atau input data skor tersebut pada program komputer

    Microsoft Excel 2007.

    Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat

    memperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan data tersebut diharapkan dapat

    menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data dilaksanakan

    dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)

    Serie 20. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

    1. Uji normalitas data

    Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh

    informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas

    data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu

    analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau

    nonparametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan

    menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Seri. 20.

    2. Uji homogenitas data

    Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji

    homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari

    sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik

    apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan

    untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Seri 20 adalah

    sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore

    data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan

    homogenitas data.

    3. Uji hipotesis

    Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang

    diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis

    dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan

    homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes

    kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah perlakuan (pre-test dan post-test).

  • 68

    Asep Haryono, 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KREATIVITAS DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMK BINA WISATA LEMBANG universitas Pendidikaan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Selain itu juga membandingkan hasil pre-test antara kelompok sampel eksperimen

    dan kelompok sampel kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok

    sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol.

    4. Analisis dan deskripsi data

    Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah

    menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari

    penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan

    dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai

    pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk

    dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.


Recommended