+ All Categories
Home > Documents > BAKTERI KOKUS

BAKTERI KOKUS

Date post: 14-Oct-2015
Category:
Upload: mahe-andrew
View: 75 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
74
BAKTERI BENTUK KOKUS Oleh : Masfiyah Bagian Mikrobiologi FK Unissula Semarang
Transcript
  • BAKTERI BENTUK KOKUSOleh : MasfiyahBagian Mikrobiologi FK Unissula Semarang

  • BAKTERI BENTUK KOKUSGRAM POSITIF- Famili Micrococcaceae- Genus Staphylococcus- Genus Micrococcus- Famili Streptococcaceae- Genus Streptococcus- Genus AerococcusGRAM NEGATIF- Famili Neisseriaceae- Genus Neisseria- Genus Branhamella- Genus Acinetobacter- Genus moraxella

  • StaphylococcusTerdapat tiga macam species yaitu : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, StaphylococcussaprophyticusBakteri Staphylococcus memiliki bentuk sel bulat dan tersusun bergerombol seperti anggur

  • Staphylococcus aureusSIFAT UMUMBersifat aerob atau anaerob fakultatifTest katalase positifTahan hidup dalam lingkungan garam dengan konsentrasi tinggi misalnya NaCl 10 %

  • Morfologi dan sifat pewarnaanBerbentuk bulat (spheres) atau kokus dengan diameter 0,4-1,2 um (rata-rata 0,8 um). Hasil pewarnaan dari perbenihan padat memperlihatkan bakteri yang bergerombol seperti anggur, sedangkan dari perbenihan cair bentuk kuman sendiri-sendiri, berpasangan atau rantai pendek yang umumnya terdiri dari empat selKuman non motilBeberapa galur membentuk kapsul (dalam medium perbenihan yang mengandung bikarbonat)

  • Dengan pewarnaan gram bersifat gram positif, dalam keadaan tertentu dapat bersifat gram negatif, misalnya :- organisme yang berasal dari bagian tengah koloni- organisme yang mengalami fagositosis oleh sel- organisme yang berasal dari perbenihan yang sudah tua

  • PerbenihanSuhu optimum 28-38 0C, jika diisolasi dari tubuh penderita diperlukan suhu 37 0CpH optimum 7,4Medium yang dipakai:Nutrient Agar Plate ( NAP)Penting untuk mengetahui pembentukan pigmen. S. Aureus akan membentuk pigmen berwarna kuning emas. Koloni yang tumbuh berbentuk bulat, berdiameter 1-2 mm, konveks dengan tepi rata, permukaan mengkilat, dan konsistensi lunakBlood Agar Plate (BAP)Koloni akan tampak lebih besar , dan pada galur yang ganas biasanya memberikan zona hemolisa yang jernih disekitar koloni yang mirip dengan Streptococcus B-hemolyticus

  • Hubungan antara pigmen dan patogenisitasHubungan tidak selalu tetap , sebagai contoh Staphylococcus yang menghasilkan warna kuning emas (aureus) tidak selalu menghasilkan tes koagulase positif tetapi kadang kadang menghasilkan hasil negatif, sedangkan yang menghasilkan warna sitrun(citreus) atau yang tidak menghasilkan warna (albus) pada umumnya menghasilkan tes koagulase negatif dapat juga menghasilkan tes koagulase positif. Pada umumnya bakteri yang menghasilakan warna kuning emas (aureus) adalah patogen

  • Daya TahanStaphylococcus tahan terhadap bahan bahan kimia, sehingga galur tertentu digunakan untuk standart tes evaluasi bahan-bahan anti septik dan antibiotika misalnya Staphylococcus aureus ATCC 29213Beberapa galur dari Staphylococcus aureus menghasilkan enzim penisilinase sehingga resisten terhadap obat penisilin, tetapi galur ini biasanya masih peka terhadap metisilin dan oksasilinBeberapa galur resisten terhadap metisilin yang dikenal sebagai MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus ) dan MRSE (Methicillin Resistant Staphylococcus Epidermidis ) galur ini sifatnya resisten terhadap golongan B-laktam tetapi masih peka terhadap vankomisin dan aminoglikosida

  • Reaksi BiokimiaBeberapa galur dapat meragikan gula-gula sederhana ( glukosa, laktosa, sukrosa )Dapat mereduksi nitrat menjadi nitritStaphylococcus aureus dapat meragikan manitol, tetapi hal ini tidak dijumpai pada Staphylococcus epidermidis maupun Staphylococcus saphrophyticus ( dipakai medium manitol Salt Agar dengan konsentrasi garam NaCl 7,5-10 % dengan melihat adanya halo atau daerah terang berwarna kuning disekitar koloni Staphylococcus aureus .

  • Struktur AntigenRantz menemukan suatu antigen yang didapat dengan cara ekstraksi safilokokus galur tertentu menggunakan lisozim.Staphylococcus aureus mengandung Ag- karbohidrat ( Ag-KH) dan Ag- protein. Pada strain yang patogen ditemukan Ag-KH tipe A.Dinding selnya mengandung protein A, (BM 13000 Da) berikatan dengan peptidoglikan secara kovalen . Protein A dapat berikatan dengan fragmen Fc dari imunoglobulin.

  • Metabolit bakterialDiklasifikasikan menjadi tiga bentuk :I.Metabolit non toksin- antigen permukaan (Ag kapsul)- Koagulase- Hialuronidase- Stafilokinase (fibrinolisin) fenomena Mueller- Protease- Lipase- Foafatase- DNase

  • II. EksotoksinBersifat mematikan, tidak tahan panas (thermo labile ), dapt menyebabkan nekrosis lapisan dermis. Dengan elekroforesis dapat dipisahkan:- Toksin alfa : bersifat mematikan leukosit, makrofag, dapat menyebabkan lisis eritrosit kelinci dan merusak trombosit- Toksin beta: dapat menimbulkan lisis meskipun lemah terhadap eritrosit biri-biri- Toksin delta : bersifat non toksik, dapat merusak eritrosit manusia dan kuda- Panton-Valentin (PV) atau lekosidin : bersifat tahan terhadap pemanasan , non hemolitik, dinetralisir oleh kolesterol, bersifat leucocidal ( mematikan sel darah putih)

  • III. Enterotoksin ( faga grup III, atau 30% oleh galur dengan koagulase positif)- Merupakan protein dengan BM 35000 Da.- Tahan terhadap pemanasan/ pendinginan selama 30 menit- Merupakan penyebab kasus keracunan makanan akibat rangsangan pada CNS ( emetic center )

  • IV. Toksin epidermolitikPenyebab scalded skin syndrome, yaitu sindroma berupa pengelupasan epidermis sebagai akibat lisisnya perlekatan antar sel dan stratum germinativumV.Toxic shock syndrome toxinToksin ini menyebabkan terjadinya sindroma syok, diperkirakan toksin ini merangsang sel-sel imunokompeten dalam jumlah yang banyak

  • Bentuk KlinisBakteri ini dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinis tergantung dari bagian tubuh yang terkenaPada kulit : furunkel, karbukel, impetigo, Scalded skin syndrome, dan lain-lainPada kuku: paronikhiaPada tulang :osteomielitisPada sistem pernapasan :Tonsilitis, bronkhitis, dan pneumonitisPada otak : meningitis dan ensefalomielitisPada traktus urogenitalis : sistitis, dan pielitis

  • Diagnosis laboratoriumBahan pemeriksaan ( material) diambil tergantung bentuk klinisnya :- eksudat atau pus diambil dari abses- sputum bila terjadi infeksi saluran pernapasan- feses terutama bila terjadi kasus keracunan makanan- darah bila terjadi bakteriemia- urin bila terjadi infeksi saluran kencingDari bahan-bahan tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan :1. Hapusan langsung dengan pewarnaan gram2. Perbenihan pada medium Blood Agar Plate (BAP) atau pada medium Manitol Salt Agar (MSA)3. Tes biokimia untuk keperluan ; - identifikasi : dengan tes katalase yang memberikan hasil positif , hal ini untuk membedakan denganStreptococcus yang memberikan hasil negatif- Tes patogenitas : tes koagulase, tes produksi DNAse,fermentasi manitol4. Penentuan tipe bakteriofaga

  • Staphylococcus phage typingMenurut International Staphylococcus Typing Phages, ada empat lytic groupsPenentuan itu berguna untuk kejadian luar biasa suatu penyakit nosokomial yang disebabkan oleh Staphylococcus

  • Pengobatan, Transmisi, dan PencegahanPengobatan : sebaiknya dilakukan tes sensitivitas. Untuk pengobatan dapat digunakan penicillin, obat-obatan yang tahan penicillinase, vankomisin, dan lain-lainTransmisi : tergantung pada bentuk klinis, misalnya kontak langsung terjadi pada peradangan yang mengenai kuku dan kulit, atau penularan lewat udara (airborne infection )Pencegahan : kebersihan dan kesehatan kulit, pemakaian uv pada kamar operasi, dll

  • Staphylococcus epidermidisMorfologi : tidak berbeda dengan Staphylococcus aureus. Koloni : bulat, halus pada umumnya tidak menghasilkan pigmen dan warnanya putih pucat.Memberikan hasil negatif pada tes koagulase, tes DNAse, maupun tes fermentasi manitolStaphylococcus epidermidis merupakan penyebab penting endokarditis bakterial pada penderita operasi jantung

  • Staphylococcus saprophyticusMirip dengan Staphylococcus epidermidis, keduanya dapat dibedakan dengan menggunakan tes novobiosin. Pada Staphylococcus saprophyticus tes terhadap novobiosin resisten sedang stafilokokus yang lain resisten.Bakteri ini sering menyebabkan patogen portunistik dan menyebabkan infeksi saluran kemih

  • STREPTOKOKUSBakteri berbentuk bulat dengan susunan bentuk rantai

  • I. Klasifikasi berdasrkan tipe hemolisis pada lempeng agar darah (Blood Agar Plate = BAP)1. Streptokokus hemolitik-alfa (Partial hemolytic Streptococcus) Pada BAP memberikan zona hemolisis yang sempit. Sel darah merah pada inner zone tidak mengalami hemolisis, sedang pada outer zone mengalami hemolisis secara komplit. Pada sekitar koloni sering didapatkan warna kehijauan disebabkan oleh pembentukan unidentified redoctants of hemoglobin. Golongan ini kadang disebut grup viridans

  • 2. Streptokokus hemolitik-beta (Total hemolytic Streptococcus)Pada BAP menyebabkan zona hemolisis yang luas dan terang pad asekitar koloni. Tidak ditemukan sel darah merah sama sekali. Sifat hemolisis ini disebabkan oleh adanya streptolisin yang dihasilkan sreptokokus. Golongan bakteri ini sering disebut grup piogenes3. Streptokokus hemolitik-gama (Non hemolytic Streptococcus)Pada BAP bakteri ini tidak mengadakan hemolisis sama sekali

  • II Klasifikasi berdasarkan sifat biologis yang Khas ( menurut Bergey`s Manual Edisi VIIGrup piogenes : menghasilkan hemolisis beta, mempunyai karbohidrat C spesifik, secara serologik digolongkan menjadi grup AGrup viridans: tidak menghasilkan hemolisin dan tidak menghasilkan karbohidrat C spesifik. Beberapa spesies menghasilkan hemolisis alfa dan beberapa spesies tidak menghemolisis darah yang disebut indifferent (gamma) StreptococcusGrup enterococcus : menghasilkan karbohidrat C spesifik grup D. Merupakan flora normal saluran cernaLactic Streptococcus : menghasilkan karbohidrat spesifik grup N, kemampuan hemolitiknya bervariasi. Jarang menimbulkan penyakit, dan sering didapat pada susu

  • III. Klasifikasi berdasarkan struktur AntigenMenurut Rebecca Lancefield, berdasarkan grup karbohidrat C spesifik yang terdapat pada dinding sel bakteri, secara serologis streptokokus dibagi menjadi grup A sampai grup VMenurut Griffith, streptokokus grup A dibagi lagi menjadi tipe 1 sampai 30 berdasarkan M protein

  • IV. Klasifikasi berdasarkan kebutuhan oksigen1. Anaerob fakultatif, misalnya- Streptococcus pyogenes- Streptococcus faecalis2. Anaerob mutlak, misalnya- Peptostreptococcus

  • PerbenihanStreptokokus tumbuh dengan baik pada medium yang diperkaya (enriched medium) yaitu medium yang mengandung darah, serum, atau transudat misalnya cairan ascites.P yang dibutuhkan 7,4-7,6.Suhu optimal 37 0 CBentuk koloni (bila dieramkan dalam BAP adalah bulat kecil-kecil dengan ukuran kurang dari 1 mm dengan warna bening sampai opaqueApabila Streptokokus dalam pertumbuhannya diberikan penissilin atau phage associated lisis dapat membentuk protoplas dan menghasilkan pertumbuhan bakteri yang disebut Lform dan koloni L

  • Daya TahanStreptokokus dalam sputum, eksudat tahan beberapa minggu, dalam suhu kamar dapat hidup selama 10- 2 mingguTidak tahan terhadap panas, semua spesies Streptokokus mati pada suhu 60 0C selama 30 menitTidak tahan terhadap bahan kimiaStreptokokus peka terhadap sulfonamid kecuali Streptococcus faecalis dan golongan enterococcus

  • Struktur AntigenKarbohidrat C spesifikProtein M,T,RAntigen kapsuler

  • Penentu patogenisitas1. Protein M : antibodi yang terbentuk berumur panjang, sifat patogenisitas meningkat dengan adanya streptolisin, DNAse, streptokinase, hialuronidase2. Hemolisin (streptolisin O / SLO ): bersifat toksik terhadap lekosit dan sel otot jantung. Pada medium BAP SLO bertanggung jawab terhadap hemolisis sel darah merah permukaan maupun pada deep culture

  • 3. Toksin pirogenik (Erythrogenic toxin) : toksin ini bertanggung jawab atas timbulnya rash pada scarlet fever.4. DPNase (Diphosphopiridin nucleotidase ) atau NADase (Nicotinamid adenin dinucleotidase) :enzim ini melepaskan nikotinamid dari DPN, didapat pada galur nefritogenik, belum ditemukan hubungan dengan terjadinya glomerulonefritis

  • 5. Streptokinase : menyebabkan darah beku menjadi lisis. Bekerja dengan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin6. Deoksiribonuklease (Streptodornase): berperan pada depolimerasi dari penumpukan DNA yang tertimbun pad a pus yang disebabkan oleh pecahnya PMN. Streptokinase dan streptodornase bertindak sebagai ezymatic debridement7. Hialuronidase : fungsinya menghancurkan asam hialuronat pada sel hospes8. Proteinase : dapat menyebabkan nekrosis miokard pada hewan coba

  • Bentuk KlinisPenyakit yang disebabkan oleh infeksi Streptokokus hemolitik beta grup A1. Erisipelas, impetigo : jalan masuknya adalah kulit2. Demam nifas :jalan masuknya adalah uterus3. Streptococcal sore throat : merupakan bentuk yang paling sering. Bakteri melekat pada epitel faring, pada bayi dan anak dapat menyebabkan komplikasimastoiditis, otitis media, meningitis, maupun scarlet fever4. Endokarditis : acute bacterial endokarditis5. Sepsis.6. Post Streptococcal Diseases : tidak disebabkan secara langsung oleh infeksi streptokokus grup A, terjadinya penyakit dihubungkan dengan terjadinya reaksi imunologis, contoh : glomerulonefritis akuta dan demam rematik

  • Diagnosis LaboratoriumPengambilan spesimen tergantung dari gejala klinisDari spesimen dilakukan pewarnaan gramDari spesimen ditanam pada medium BAP untuk melihat sifat hemolitiknyaDari hasil biakan dilakukan tes katalase untuk membedakan dengan bakteri stafilokokusDilakukan uji saring untuk Streptokokus grup A dengan cakram basitrasin

  • Streptococcus grup BMerupakan flora normal pada faring, usus, dan vaginaDapat menimbulkan endokarditis, infeksi puerperalis, septikemia pada neonatus

  • Streptococcus grup CMerupakan penyebab penyakit pada hewanDihubungkan dengan penyakit erisipelas dan demam puerperalis

  • Streptococcus grup DMerupakan flora normal saluran pernapasan bagian atas, usus , dan traktus genitalis

  • Diplococcus pneumoniaeMenurut Bergey`s Manual edisi VIII, Diplococcus pneumoniae termasuk dalam part 14 yaitu kokus gram positif, famili Streptococcaceae sehingga mempunyai nama lain Streptococcus pneumoniae

  • Morfologi dan PewarnaanDiplococcus pneumoniae berbentuk diplokokus dan memanjang seperti lanset. Dapat berbentuk tunggal dikelilingi kapsul atau rantai yang dikelilingi oleh sebuah kapsul, non motil, non sporaKapsul kuman mempunyai sifat larut dalam empedu dan mengalami otolisis pada larutan empedu 10%, deoksikolat 10%,natrium taurokolat 1%, sifat ini dipakai untuk membedakan dengan bakteri bentuk kokus yang lainBersifat gram positif dan mudah berubah menjadi gram negatif pad asediaan yang agak tua, atau bakteri yang mengalami otolisis

  • Perbenihan dan sifat biokimiaMedia yang sering dipakai adalah meat infusion broth atau meatinfusion blood agar. Gambaran koloni pada medium ini adalah kecil, bulat, permukaan rata, transparan, dan tepinya meninggiBentuk koloninya M(mukoid, terjadi pada bakteri yang berkapsul dan virulen), S (halus,terjadi pada bakteri yang virulen), R(kasar, terjadi pada bakteri yang tidak memounyai kapsul), P (Fantom terjadi pada bakteri yang mengalami lisis). Koloni itu dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain misalnya M S R

  • Daya TahanDiplococcus pneumoniae dapat hidup berbulan-bulan dalam sputum kering yang terlindung matahariBakteri cepat mati dalam larutan fenol, dan antiseptik biasaSensitif terhadap penisilin dan sensitif terhadap sulfonamid

  • Struktur AntigenAntigen KapsulerAntigen somatikAntigen F (antigen Forsman)Protein M

  • Penentu PatogenisitasKapsul polisakarida : bahan ini menghambat proses fagositosis. Didapat pada koloni tipe M tidak didapat pada tipe R. Jika didapat dalam jumlah yang banyak menunjukkan infeksi yang berat dengan angka kematia tinggiPneumolisin : bersifat toksik, sitolitik dan menimbulkan kerusakan pada membran selNeuraminidase : merupakan faktor yang berperan dalam proses invasi bakteri

  • Diagnosis LaboratoriumPengambilan spesimen tergantung dari gejala klinis dapat berupa : sputum, darah , cairan pleura, atau pus, kemudian dilakukan pemeriksaan :Hapusan langsung dengan pewarnaan gramReaksi QuellungInokulasi pada hewan cobaPemeriksaan untuk mengetahui spesific soluble substance dengan menggunakan antiserum presipitin pada bahan pemeriksaan berupa cairan

  • Tes-tes untuk membedakan Diplococcus pneumoniae dan Streptococcus viridansTes kelarutan empedu : Pneumokokus akan larutTes fermentasi inulin : Sebagian besar bakteri ini meragikan inulinTes Optokhin : digunakan kertas cakram yang mengandung optokhin. Cakram ini diletakkan dalam medium BAP yang ditanam dengan bakteri Diplococcus pneumoniae , maka akan memberikan zona inhibisi seluas >18 mm (sensitif)

  • Tes virulensi pada tikus putih : diambil spesimen yang dicurigai sebanyak 1 ml disuntikkan secara intra peritoneal, setelah 4-6 jam pada cavum peritoneal akan didapat biakan murni, selanjutnya dari biakan murni dilakukan tes QuellungReaksiNeufeld Quellung : tes ini merupakan reaksi presipitasi antara kapsul kuman dan antisera. Secara mikroskopis dapat dilihat pembengkakan kapsul

  • Bakteri Kokus Gram NegatifYang termasuk bakteri kokus gram negatif adalah famili Neisseriaceae yang terdiri atas :Genus NeisseriaGenus BranhamellaGenus AcinetobacterGenus Moraxella

  • Genus NeisseriaGenus Neisseria terdiri dari :Neisseria meningitidis Neisseria gonorrhoeaeNeisseria catarrhalisNeisseria siccaNeisseria flavescensYang patogen terhadap manusia adalah Neisseria meningitidis dan Neisseria gonorrhoeae

  • Neisseria meningitidisNama lain : meningokokus, Neisseria intracellularis, Micrococcus meningitidis.Neisseria sp non patogen sering di kacaukan dengan Neisseria meningitidis, untuk membedakannya perlu dilakukan reaksi fermentasi gula-gula

  • Morfologi dan PewarnaanBerbentuk kokus, berukuran diameter 0,6 -1,0 um, berpasangan , akan tampak seperti biji kopi /ginjalApusan cairan spinal akan tampak karakteristik intraselluler, tetapi pada stadium akut akan tampak terletak ekstrasellulerTidak membentuk sporaTidak bergerakBeberap galur mempunyai kapsul yang ditandai dengan reaksi QuellungDengan pewarnaan gram bersifat gram negatif

  • Perbenihan dan Reaksi BiokimiaMedium perbenihan yang umum dipakai adalah BAP atau Chocolate agar plateThayer Martin selective mediummedium ini mengandung beberapa antibiotika yaitu vankomisin, kolistin dan nistatin. Pada medium ini neisseria non patogen dan bakteri lain akan dihambatMueller HintonKoloni yang terbentuk pada medium diatas : tampak halus, basah , dan meninggi (konveks), berwarna keabu-abuan , berdiameter 1-2 mm, tidak menghemolisis pada BAP/CAP

  • Daya TahanJika dilakukan pengeringan dengan sinar matahari bakteri akan mati dalam waktu 24 jamMeningokokus cepat mati pada pemanasan 50 0C

  • Struktur AntigenAtas dasar reaksi aglutinasi terdapat 8 grup Neisseria meningitidis , yaitu A, B, C, D, X,Y, Z. Secara klinis yang sering menimbulkan penyakit adalah grup A, B, dan CStruktur antigen grup A terdiri atas N-asetil O- asetil manosamin fosfatStruktur antigen grup B terdiri atas N-asetil asam neuramatStruktur antigen grup A terdiri atas O- asetil asam neuramat

  • Metabolit Bakterial1. Endotoksin : dapat menyebabkan kerusakan vaskuler yang luas (extensive vascular damage)2. Indofenol oksidase3. Material Shwartzman (necropurpurogenik factor) : terjadi suatu fenomena Shwartzman dimana akan terjadi reaksi nekrosis dan purpura

  • Penentu patogenisitasAdanya endotoksin yang menyebabkan kerusakan vaskuler yang luasAdanya polisakarida kapsuler yang dapat menghambat fagositosis

  • Patogenesis dan Bentuk KlinisMasuk melalui saluran pernapasan bagian atas, kemudian menyebar ke organ lain dan selaput otak melalui hematogen atau limfogenGejala yang timbul tergantung lokasi penyakit, bila terjadi bakteriemia akan timbul gejala sistemik berupa panas, menggigil, mialgia, dan sakit kepala hebat kemudian diikuti timbulnya ptekial eruption yang berkembang menjadi ekimosis / purpura

  • Diagnosis LaboratoriumSpesimen diambil dari cairan spinal, eksudat, darah, atau apusan naso faringPemeriksaan langsung dengan pengecatan gram dan didapat diplokokus gram negatifKultur dalam medium Thayer Martin, BAP/CAPTes Oksidase : positif

  • Pencegahan dan PengobatanPencegahan : isolasi penderita, pemberiaan profilaksis (masih dipertentangkan)Pengobatan : penicillin

  • Neisseria gonorrhoeaeNama lain Micrococcus gonorrhoeae, Diplococcus gonorrhoeae, atau gonokokusPenyebab penyakit gonorrhoe atau kencing nanah

  • Morfologi dan PewarnaanNeisseria gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran 0,8 x0,6 um, berpasang-pasangan menyerupai biji kopiLetaknya dapat di dalam atau di luar sel PMNNon motil, non sporaPada pewarnaan gram bersifat gram negatif

  • Perbenihan dan Reaksi BiokimiaMedia selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin yang terdiri atas vankomisin ( untuk hambat gram +), kolistimetat (hambat gram -), nistatin (hambat jamur)Setelah diinkubasi akan tampak koloni transparan sedikit cembung, halus, mukoid dan kecil-kecil seperti ujung jarum, Neisseria non patogen tidak dapat tumbuh pada media iniTes oksidase : positifNeisseria gonorrhoeae meragikan glukosa menghasilkan asam dan gas dan tidak gula yang lain

  • Daya TahanDalam keadaan kering mati dalam 1-2 jamPemanasan basah suhu 55 0C mati dalam 5 menitPemberian AgNO3 mati dalam 2 menitNeisseria gonorrhoeae sangat peka terhadap penicillin dan sulfonamid

  • Struktur AntigenStruktur komplek tersusun dari lipid, karbohidrat dan nukleoprotein serta antigen piliBerdasarkan perbedaan antigen ada lima tipe koloni yaitu tipe 1 dan 2 yang virulen (resisten terhadap fagositosis PMN, mempunyai pili) , dan tipe 3,4,5 yang avirulen

  • Metabolit BakterialMetabolit non toksikPolisakarida spesifikEnzim katalaseEnzim indofenol oksidaseToksin : endotoksin

  • Bentuk KlinisMasa inkubasi 1-31 hari (rata-rata 4-8 hari)Gejala pada laki-laki Urethritis anterior acuta : mula-mula rasa gatal dan panas terbakar dibagian distal uretra, kadang disertai ereksi yang nyeri, demam, lekositosis. Pada 10 % penderita asimtomatis.Pada pemeriksaan klinis tam[pak osteum uretra eksternum merah dan bengkakUrethritis posterior : 2 minggu setelah uretritis akut, keluhan yang timbul sama hanya tempat yang sakit di bagian proksimal uretra. Terdapat keluhan miksi seperti disuria, polakisuri, bahkan hematuriaPan urethritis yang menahun: gejala hanya ringan berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak pada pagi hari yang disebutbonjour drop, lagoutte millitaire, ataugood morning drop

  • Pada wanita ( 20-80 % asimptomatis):Gonorrhoe bagian bawah( gejala pada serviks dan organ dibawahnya): sekret mukopurulen pada serviks, infeksi pada kelenjar skene, bartholinitis, proktitis pada rektum, vulvovaginitisGonorrhoe bagian tengah: endometritisGonorrhoe bagian atas : Pelvic inflamatory Disease (PID) juga salpingitis sikatrik kemudian terjadi kemandulan Selain gejala diatas sering didapat ekstra genital gonorrhoe karena hubungan seks secara oral, juga dapat dijumpai Gonorrhoe pada konjungtiva bayi baru lahir karena jalan lahir ibu terinfeksi gonorrhoe ( gonoblenorrhoe / conjunctivitis gonorrhoeeica)

  • PenularanHubungan seksualBenda yang tercemar (handuk, saputangan, bantal)

  • Diagnosis LaboratoriumPengambilan spesimen , pada laki-laki berupa nanah dari uretra, lidi kapas basah yang dimasukkan ke dalam uretra (uretritis posterior),sentrifugasi dari urin,endapan urin setelah pemijatan prostat (prostatitis)Pada wanita dengan lidi kapas steril diambil sekret vagina ataupun pada serviks uteri Spesimen juga dapat diambil dari rektum (proktitis), sendi (artritis), mata (gonoblenorrhoe), faring (faringitis), kulit(lesi kutaneus

  • Selanjutnya terhadap spesimen dilakukan pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gramPembiakan pada medium selektifFermentasi gulaIFA ( imune Fluorescecce Antibody ) technique

  • PengobatanPenisilinObat lain : tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan quinolon


Recommended