Date post: | 10-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | khoirul-anwar |
View: | 12 times |
Download: | 0 times |
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
1/28
TUGAS UKD II DAN III
E R G O N O M I
Disusun Guna Memenuhi Tugas Pengganti Uji Kompetensi Dasar
Mata Kuliah Pneumatik Hidrolik Semester V
Dosen Pengampu : Drs. Bambang Dwi Wahyudi
Disusun oleh :
Binabar Sungging Linuwih
K2511010
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
2/28
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
DAN KEJURUANFKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TUGAS MANDIRI KD II
1. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di
Nusantara? Di manakah terdapat bukti-bukti dimaksud?
Jawaban:
Perkembangan ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949
sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Ergonomi telah menjadi
bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan
Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia
merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan
dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau
perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada
awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan
kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun
yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah
melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara
nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimalkan interaksi antara
produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930Hawthorne Works of
Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi
yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek Hawthorne).
Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja
dan menunjukkan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya
bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
3/28
kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan
pada perusahaan-perusahaan senjata perang.
2.
Ergonomic berhubungan erat dengan productivity. Jelaskan maksud dari
pernyataan ini.
Jawaban:
Bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran / output
dengan masukan / input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin
tinggi sedangkan input semakin kecil. Dalam kerja maka produktivitas tinggi
tercapai bila output kerja tinggi dan input kerja rendah. Output kerja tinggi
adalah ketika hasil dari kerja berada pada tingkat yang optimum baik deri segi
kualitas atau kuantitas sedangkan input kerja rendah adalah penggunaan
energi yang minimal. Energi minimal tidak mengisyaratkan seseorang harus
mengerjakan sesuatu tanpa kerja keras. Orang malah bisa kerja keras siang -
malam, namun tidak merasa sedang bekerja susah payah. Setiap orang
memiliki energi minimal, sehingga ada yang mudah mendalami filsafat,ekonomi, atau bahasa, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi
kelebihan dirinya. Seseorang bisa saja bekerja keras menggeluti suatu hal,
tetapi lebih kepada hasrat dan ambisi untuk meraih suatu hal atau hobi atau
kecintaan bidang tertentu (walaupun pada umumnya sesuai dengan
kelebihan yang dia miliki juga) sehingga dia tidak merasa kerja dan
menggunakan energi minimal. Jadi maksud penggunaan energi yang minimal
adalah melakukan sesuatu yang dimudahkan untuknya. Yang
dimudahkan untuk manusia adalah yang paling sesuai (fit) denganmanusia
tersebut. Tidak hanya sesuai (fit) dalam hal fisik tapi juga non fisik.
Di sinilah peran ergonomi, fit the job to the man artinya menyesuaikan
kerja dengan manusia yang bekerja. Tujuannya agar mendapat output kerja
yang optimal karena bila manusia diberi tugas kerja yang sesuai (fit)
dengannya maka dia akan dimudahkan dalam bekerja dan hasil kerja
menjadi optimal. Jadi kesimpulannya dengan aplikasi fit the job to the man
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
4/28
bisa menghasilkan output kerja yang optimal dan penggunaan input kerja
yang minimal atau dengan kata lain ergonomi dapat meningkatkan
produktivitas.
3. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah
peralatan kerja di perusahaan/industri? Sesungguhnya, apakah yang menjadi
inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!
Jawaban:
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja
di perusahaan/industri antara lain:
a. Sikap dan posisi kerja.
Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap
dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering
atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka
stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan
fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dan lain-lain yang sesuaidengan data antropometrik agar operator dapat menjaga sikap
dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini
terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus
dilaksanakan dengan posisi berdiri.
Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal
ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsipekonomi gerakan ). Di samping pengaturan ini bisa memberikan
sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi
aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator
harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar
memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya.
Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja
untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
5/28
dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sebisa mungkin
menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja
dengan posisi telentang atau tengkurap.
Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam
posisi di atas level siku yang normal.
b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik
atau fungsi dari tubuh manusia termasuk di sini ukuran linier, berat
volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat
bermanfaat di dalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas
kerja (termasuk di sini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan
ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja
sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang
menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran
maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri
antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data
antropometri akan bermanfaat baik di dalam memilih fasilitas-fasilitas
kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun di
dalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.
Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi
fisik dan situasi kerja yang ada. Di dalam menentukan dimensi ruang
kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa
dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup
memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum
yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.
Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan
mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk
akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja,
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
6/28
mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan
tanpa harus mencari-cari.
Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain)
dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5
sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak
cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan
akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek
(5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang
membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang
terbesar (95-th percentile).
Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas
secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Di
sini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk
mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang
dibutuhkan.
Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan
kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah
dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja
(mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang
sama.
Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan
terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri
(terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator
dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut
secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan
menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula
peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses
handling. Di samping itu bila mana memungkinkan suatu
kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan
kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka
bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
7/28
Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan"
pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut
secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk
mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, tanggung jawab untuk pelaksanaan untuk hal
tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan
(perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang
secara khusus).
Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses
produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau
fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang
disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut
adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama
proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-
fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material
handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun
departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali
berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga
harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak
perpindahan.
Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan
memperketat proses kerja. Demikian pula sebisa mungkin
peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah
dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan
diselenggarakan.
Sedangkan yang dimaksud Ergonomic Design adalah desain atau
perancangan bentuk peralatan kerja yang memenuhi standar Sikap dan posisi
kerja, Antropometri dan dimensi ruang kerja dan Efisiensi ekonomi gerakan
dan pengaturan fasilitas kerja sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman
terhadap pemakainya, fasilitas dan area kerja yang efektif, sehat dan efisien
pada saat dioperasikan, dan berdampak pada peningkatan produktivitas kerja.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
8/28
4. Adakah signifikansi hubungan antara ergonomic dengan productivity ?
Jelaskan jawaban Saudara.
Jawaban:
Terdapat korelasi positif antara ergonomic dengan productivity.
Produktivitas di dalam suatu perusahaan/industri haruslah menganut prinsip
ergonomi dengan tujuan agar output kerja optimal dan input kerja minimal
dalam artian produktivitas tinggi dan pekerja dimudahkan dalam melakukan
pekerjaannya. Dengan peralatan kerja yang di desain berdasarkan prinsip
ergonomi dapat dipastikan tingkat kenyamanan dalam bekerja oleh seorang
pekerja akan meningkat, secara psikis akan meningkatkan kecintaan pekerja
terhadap pekerjaannya, terpenuhinya standar kesehatan dan keselamatan kerja,
maka kualitas dan kuantitas produksi seorang pekerja akan stabil bahkan
meningkat.
5.
Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah
peralatan kerja pada sebuah industri?
Jawaban:
Dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sikap dan posisi kerja.
Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap
dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang seringatau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka
stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan
fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dan lain-lain yang sesuai
dengan data antropometrik agar operator dapat menjaga sikap
dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini
terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus
dilaksanakan dengan posisi berdiri.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
9/28
Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam halini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip
ekonomi gerakan ). Di samping pengaturan ini bisa memberikan
sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi
aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator
harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar
memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya.
Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja
untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada
dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sebisa mungkin
menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja
dengan posisi telentang atau tengkurap.
Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam
posisi diatas level siku yang normal.
b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik
atau fungsi dari tubuh manusia termasuk di sini ukuran linier, berat
volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat
bermanfaat di dalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas
kerja (termasuk di sini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan
ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja
sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang
menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran
maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri
antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data
antropometri akan bermanfaat baik di dalam memilih fasilitas-fasilitas
kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun di
dalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
10/28
Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi
fisik dan situasi kerja yang ada. Di dalam menentukan dimensi ruang
kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa
dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup
memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum
yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.
Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan
mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk
akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja,
mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan
tanpa harus mencari-cari.
Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain)
dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5
sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak
cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan
akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek
(5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang
membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang
terbesar (95-th percentile).
Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas
secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan.
Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi
untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang
dibutuhkan.
Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan
kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah
dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja
(mekanisme kendali atau display) untuk model atau tipe yang
sama.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
11/28
Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan
terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri(terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator
dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut
secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan
menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula
peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses
handling. Di samping itu bila mana memungkinkan suatu
kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan
kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka
bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini.
Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan"
pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut
secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk
mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, tanggung jawab untuk pelaksanaan untuk hal
tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan
(perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang
secara khusus).
Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses
produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau
fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang
disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut
adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama
proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-
fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material
handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun
departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali
berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga
harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak
perpindahan.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
12/28
Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan
memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkinperalatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah
dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan
diselenggarakan.
6. Sesungguhnya, apakah yang menjadi inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!
Jawaban:
Sedangkan yang dimaksud Ergonomic Design adalah desain atau
perancangan bentuk peralatan kerja yang memenuhi standar Sikap dan posisi
kerja, Antropometri dan dimensi ruang kerja dan Efisiensi ekonomi gerakan
dan pengaturan fasilitas kerja sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman
terhadap pemakainya, fasilitas dan area kerja yang efektif, sehat dan efisien
pada saat dioperasikan, dan berdampak pada peningkatan produktivitas kerja.
7. Ada beberapa faktor resikodan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan
berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-
faktor tersebut ?
Jawaban:
Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam
tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini
memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif
resiko).Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko
yang berhubungan dengan ergonomi, yakni:
a. Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek di
mana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas
yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang
kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda
kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
13/28
b.
Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan
yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga
jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.
c.
Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga,
usaha fisik yang berlebih, menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi
gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah
pekerja, gunakan bantuan mesin.
d. Postur Janggal (Awkward Posture) : Memperpanjang pencapaian dengan
tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral.
Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi
netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi,
maupun syaraf.
e.
Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam
satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Desain pekerjaan untuk
menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk mengubah
posisi.
f.
Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak
langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja
atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja
dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen
ergonomis, keset untuk berdiri.
g.
Pencahayaan yang tidak memadai (Inadequate Lighting) : Sumber atau
level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan
yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat
mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk
jendela.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
14/28
8.
Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada
kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.
Jawaban:
Kefatalan kerja yang disebabkan perusahaan yang mengabaikan faktor
ergonomis yakni:
a.
Pekerja akan cepat lelah saat bekerja akibat kondisi perusahaan yang tidak
nyaman.
b. Proses produksi akan semakin menurun drastis.
c.
Kemungkinan pekerja jika terlalu lelah maka tidak fokus terhadap
pekerjaan sehingga bisa berakibat melakukan kesalahan. Misalkan salah
pengoperasian mesin, dan juga merasakan sakit pada fisik.
d.
Semakin banyak faktor risiko dan semakin lama pekerja akan terpapar,
maka semakin besar kemungkinan berkembang suatu gejala atau
kecelakaan. Jumlah paparan (gerakan, tingkat gaya) yang bisa
mengakibatkan kelainan/penyakit belum diketahui secara pasti.
e.
Jika sudah terlalu lama terkenan paparan itu maka dapat berakibat sangatfatal yakni kematian.
9. Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu ? Jelaskan.
Jawaban:
Mosculosketekal Disorders (MSDs) adalah Keluhan muskuloskeletal
yang dirasakan ringan -berat. Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dan dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada
sendi, ligamen dan tendon (MSDs). MSDs di industri yang sering dikeluhkan
adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang
(Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
15/28
10.
Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan
yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-
tengah masyarakat. Apakah sebabnya ? Jelaskan.
Jawaban:
Penyakit MSDs banyak dijumpai dijumpai pada karyawan yang bekerja di
perusahaan menengah ke bawah / industri kecil karena pada umumnya
industri skala kecil hanya mengejar profit dengan cara menekan biaya
produksi, memakai peralatan seadanya (tanpa memandang spesialisasi alat),
menekan biaya dan waktu perawatan alat (yang penting masih bisa dipakai
produksi), tidak adanya manajemen industri yang jelas, mengesampingkan
K3 pekerja, tidak adanya rotasi pekerja dan pekerjaan, sehingga para pekerja
mudah terkena penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) yang pada
umumnya disebabkan oleh:
a. Peregangan otot berlebihan (over exertion)cidera otot skeletal
b.
Aktivitas berulang tanpa relaksasi
c.
Sikap kerja tidak alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusatgravitasi tubuh ketidak sesuain antara alat dan stasiun kerja dg ukuran
tubuh pekerja
d. Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran,
e. Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani,
kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)
11.Buatkan re-design (rancang ulang) sebuah peralatan rumah tangga yang
selama ini sudah kita pakai sehari-hari, untuk meningkatkan kenyamanan
pemakaian. Jawaban seyogyanya tidak sama dengan jawaban tugas rumah.
Jawaban:
a. Handgrip pada alat-alat perkakas seperti obeng, palu, tang, dll. yang dulu
dibuat dari kayu dengan desain yang terkesan seadanya sekarang sudah di
buat dari metal berlapis karet dengan desain lekukkan yang pas dengan
tangan sehingga nyaman digenggam
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
16/28
b.
Mouse pada komputer dulu berukuran besar dan bentuk sederhana,
sekarang sudah didesain ulang dengan bentuk yang nyaman digenggam,
ditambah scrool di tengah untuk efisiensi kerja, bahkan ada yang memiliki
tombol pembantu lain.
c. Kompor gas sudah dilengkapi dengan pemantik api, sehingga begitu gas
dibuka langsung nyala. Tidak usah lagi menyalakan korek api. Sehingga
bekerja bisa lebih efektif dan efisien
d. Tutup ketel air dilengkapi peluit sehingga apabila air sudah panas peluit
berbunyi untuk mengingatkan.
e.
Awalnya ibu rumah tangga mencuci dengan cara dikucek atau
menggunakan papan penggilasan. Sekarang tidak perlu lelah mencuci
dengan alat tersebut, karena sudah tersedia mesin cuci untuk membantu
meringankan pekerjaan.
f. Ketika mengepel lantai pun harus diperhatikan posisinya agar lebih
nyaman. Sekarang sudah banyak alat untuk mengepel lantai yang
menggunakan tangkai, karena akan mempermudah pekerjaan dan tidak
membuat pemakainya cepat lelah.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
17/28
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
DAN KEJURUANFKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TUGAS MANDIRI KD III
1. Apakah hubungan antara ergonomi dengan produktifitas perusahaan?
Jelaskan jawaban Saudara.
Jawaban:Bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran / output
dengan masukan / input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin
tinggi sedangkan input semakin kecil. Dalam kerja maka produktivitas tinggi
tercapai bila output kerja tinggi dan input kerja rendah. Output kerja tinggi
adalah ketika hasil dari kerja berada pada tingkat yang optimum baik dari segi
kualitas atau kuantitas sedangkan input kerja rendah adalah penggunaan
energi yang minimal. Energi minimal tidak mengisyaratkan seseorang harus
mengerjakan sesuatu tanpa kerja keras. Orang malah bisa kerja keras siang -
malam, namun tidak merasa sedang bekerja susah payah. Setiap orang
memiliki energi minimal, sehingga ada yang mudah mendalami filsafat,
ekonomi, atau bahasa, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi
kelebihan dirinya. Seseorang bisa saja bekerja keras menggeluti suatu hal,
tetapi lebih kepada hasrat dan ambisi untuk meraih suatu hal atau hobi atau
kecintaan bidang tertentu (walaupun pada umumnya sesuai dengan
kelebihan yang dia miliki juga) sehingga dia tidak merasa kerja dan
menggunakan energi minimal. Jadi maksud penggunaan energi yang minimal
adalah melakukan sesuatu yang dimudahkan untuknya. Yang
dimudahkan untuk manusia adalah yang paling sesuai (fit) dengan manusia
tersebut. Tidak hanya sesuai (fit) dalam hal fisik tapi juga nonfisik.
Di sinilah peran ergonomi, fit the job to the man artinya menyesuaikan
kerja dengan manusia yang bekerja. Tujuannya agar mendapat output kerja
yang optimal karena bila manusia diberi tugas kerja yang sesuai (fit)
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
18/28
dengannya maka dia akan dimudahkan dalam bekerja dan hasil kerja
menjadi optimal. Jadi kesimpulannya dengan aplikasi fit the job to the man
bisa menghasilkan output kerja yang optimal dan penggunaan input kerja
yang minimal atau dengan kata lain ergonomi dapat meningkatkan
produktivitas.
2. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di
Nusantara? Di manakah terdapat bukti-bukti dimaksud?
Jawaban:
Perkembangan ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949
sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Ergonomi telah menjadi
bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan
Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia
merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan
dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau
perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Padaawalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan
kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun
yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah
melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara
nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimalkan interaksi antara
produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930Hawthorne Works of
Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi
yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek Hawthorne).
Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja
dan menunjukkan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya
bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
19/28
kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan
pada perusahaan-perusahaan senjata perang.
3.
Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah
peralatan kerja pada sebuah industri?
Jawaban:
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja
di perusahaan/industri yakni:
a.
Sikap dan posisi kerja.
Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap
dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering
atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka
stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan
fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll. yang sesuai dengan
data antropometrik agar operator dapat menjaga sikap dan posisi
kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekaliditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan
dengan posisi berdiri.
Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal
ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip
ekonomi gerakan ). Di samping pengaturan ini bisa memberikan
sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhiaspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator
harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar
memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya.
Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja
untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada
dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sebisa mungkin
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
20/28
menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja
dengan posisi telentang atau tengkurap.
Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam
posisi di atas level siku yang normal.
b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik
atau fungsi dari tubuh manusia termasuk di sini ukuran linier, berat
volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat
bermanfaat di dalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas
kerja (termasuk di sini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan
ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja
sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang
menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran
maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri
antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data
antropometri akan bermanfaat baik di dalam memilih fasilitas-fasilitas
kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun di
dalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.
Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi
fisik dan situasi kerja yang ada. Di dalam menentukan dimensi ruang
kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa
dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup
memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum
yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.
Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan
mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk
akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja,
mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan
tanpa harus mencari-cari.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
21/28
Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain)
dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak
cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan
akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek
(5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang
membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang
terbesar (95-th percentile).
Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas
secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan.
Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi
untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang
dibutuhkan.
Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan
kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah
dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja
(mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang
sama.
Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan
terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri
(terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator
dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut
secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan
menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula
peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses
handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu
kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan
kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka
bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini.
Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan"
pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
22/28
secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk
mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal
tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan
(perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang
secara khusus).
Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses
produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau
fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang
disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut
adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama
proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-
fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material
handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun
departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali
berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga
harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak
perpindahan.
Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan
memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin
peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah
dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan
diselenggarakan.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Cumulative Trauma Disorder (CTD)?
Jawaban:
Cumulative Trauma Disorder (CTD) merupakan Penyakit timbul karena
terkumpulnya kerusakan-kerusakan atau penyakit kecil akibat trauma
berulang ulang yang membentuk kerusakan yang relatf besar dan
menimbulkan rasa sakit (rasa nyeri, kesemutan, pembengkakan).
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
23/28
5.
Sebutkan beberapa aktivitas fisik pekerja yang dapat menimbulkan CTD
tersebut.
Jawaban:
Berikut ini beberapa aktivitas fisik pekerja yang dapat menimbulkan
CTD, antara lain yaitu:
Gejala CTD muncul pada jenis pekerjaan yang monoton,
Sikap kerja tidak alamiah atau sesuai standar
Penggunaan otot melebihi batas aman kemampuan.
Sikap tubuh yang janggal
Durasi waktu saat melakukan kegiatan atau sikap kerja yang janggal
6. Banyak peralatan rumah tangga yang sudah lama dipakai, tetapi sesungguhnya
desainnya tidak ergonomis dan sampai sekarang bahkan masih laku di
pasaran. Berikan analisis mengenai hal ini.
Jawaban:
Jika kita perhatikan, sampai saat ini masih banyak peralatan rumah
tangga yang desainnya tidak ergonomis akan tetapi masih dipakai dan juga
laku di pasaran. Hal ini disebabkan pengetahuan masyarakat tentang barang-
barang yang ergonomis akan lebih meringankan pekerjaan mereka masih
sangat terbatas. Pada umumnya yang menjadi patokan bagi mereka dalam
membeli alat adalah yang penting bisa dipakai. Selain itu jika dilihat dari
faktor ekonomi, kebanyakan konsumen juga beranggapan bahwa barang yang
didesain ergonomis harganya relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan
barang yang tidak ergonomis. Sehingga banyak barang yang desainnya tidak
ergonomis masih laku dan digunakan oleh masyarakat.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
24/28
7.
Untuk mengetahui kesehatan kerja karyawan jangka panjang, sering kali
dipergunakan Ergonomic Awareness Checklist (EAC). Uraikan manfaat dan
fungsi EAC ini dalam upaya mempertahankan unjuk kerja karyawan.
Jawaban:
Manfaat dari Ergonomic Awareness Checklist (EAC) dalam upaya
mempertahankan unjuk kerja karyawan yakni:
1. Memberikan sistematika proses unjuk kerja sesuai standar
2. Membantu menganalisa sebab-sebab kemunculan masalah dibalik
pekerjaan dan sistem kerja yang tidak sesuai standar
3. Mempermudah pemecahan masalah yang muncul dari sistem kerja di
bawah standar
4.
Membudayakan para pekerja untuk selalu bekerja dengan benar dan sesuai
standard operating procedur
5. Meningkatkan kesadaran pekerja terkait dengan potensi masalah
masalah yang mungkin muncul dari tugas tugas dan pekerjaan mereka
dan cara-cara pencegahannya6. Meningkatkan kesadaran pekerja terhadap upaya kesehatan dan
keselamatan kerja
7. Menjaga dan meningkatkan produktivitas pekerja
8. Ada beberapa faktor resikodan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan
berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-
faktor tersebut?
Jawaban:
Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam
tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini
dimungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif
resiko).
Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko
yang berhubungan dengan kesalahan ergonomi, yakni:
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
25/28
a.
Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek di
mana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas
yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang
kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda
kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.
b. Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan
yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga
jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.
c. Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga,
usaha fisik yang berlebih - menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi
gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah
pekerja, gunakan bantuan mesin.
d.
Postur Janggal (Awkward Posture) : Memperpanjang pencapaian dengan
tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral.
Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi
netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi,
maupun syaraf.
e. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam
satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Disain pekerjaan untuk
menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk mengubah
posisi.
f.
Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak
langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja
atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja
dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen
ergonomis, keset untuk berdiri.
g. Pencahayaan yang tidak memadai (Inadequate Lighting) : Sumber atau
level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan
yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat
mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk
jendela.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
26/28
9. Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada
kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.
Jawaban:
Kefatalan kerja yang disebabkan perusahaan yang mengabaikan faktor
ergonomis yakni:
a. Pekerja akan cepat lelah saat bekerja akibat kondisi perusahaan yang tidak
nyaman.
b.
Proses produksi akan semakin menurun drastis.
c. Kemungkinan pekerja jika terlalu lelah maka tidak fokus terhadap
pekerjaan sehingga bisa berakibat melakukan kesalahan. Misalkan salah
pengoperasian mesin, dan juga merasakan sakit pada fisik.
d. Semakin banyak faktor resiko dan semakin lama pekerja akan terpapar,
maka semakin besar kemungkinan berkembang suatu gejala atau
kecelakaan. Jumlah paparan (gerakan, tingkat gaya) yang bisa
mengakibatkan kelainan/penyakit belum diketahui secara pasti.e. Jika sudah terlalu lama terkenan paparan itu maka dapat berakibat sangat
fatal yakni kematian.
10.Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu? Jelaskan.
Jawaban:
Mosculosketekal Disorders (MSDs) merupakan Keluhan
muskuloskeletal yang dirasakan ringan -berat. Apabila otot menerima beban
statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan kerusakan
pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs). MSDs di industri yang sering
dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung,
pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah.
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
27/28
11.
Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan
yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-
tengah masyarakat. Apakah sebabnya? Jelaskan.
Jawaban:
Penyakit MSDs banyak dijumpai dijumpai pada karyawan yang bekerja
di perusahaan menengah ke bawah / industri kecil karena pada umumnya
industri skala kecil hanya mengejar profit dengan cara menekan biaya
produksi, memakai peralatan seadanya (tanpa memandang spesialisasi alat),
menekan biaya dan waktu perawatan alat (yang penting masih bisa dipakai
produksi), tidak adanya manajemen industri yang jelas, mengesampingkan K3
pekerja, tidak adanya rotasi pekerja dan pekerjaan, sehingga para pekerja
mudah terkena penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) yang pada
umumnya disebabkan oleh:
a. Peregangan otot berlebihan (over exertion)cidera otot skeletal
b.
Aktivitas berulang tanpa relaksasi
c.
Sikap kerja tidak alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusatgravitasi tubuh ketidaksesuaian antara alat dan stasiun kerja dg ukuran
tubuh pekerja
d. Penyebab sekunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran,
e. Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani,
kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)
12.Kapankah design sebuah peralatan dan/atau lingkungan kerja boleh
mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi? Jelaskan.
Jawaban:
Desain sebuah peralatan dan/atau lingkungan kerja ada kalanya
mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi apabila tujuan dan fungsi barang
barang tersebut diciptakan adalah lebih mengarah pada fungsi estetika saja,
seperti hiasanhiasan yang berkonsep seni murni, bukan seni terapan. Selain
5/20/2018 Binabar Sungging L (K2511010)
28/28
itu peralatan yang jarang sangat jarang dipakai juga bisa sedikit mengabaikan
prinsip ergonomi.
Peralatan yang fungsinya lebih digunakan untuk menunjukkan status
ekonomi dan sosial juga lebih mengesampingkan prinsip ergonomi dan
mementingkan fungsi estetikanya, barang barang tersebut biasanya justru
terbuat dari bahan yang mahal, dengan desain yang tidak ergonomis,
cenderung mudah rusak, sebagai contoh gelas yang dipakai presiden dalam
menerima tamu kenegaraan dari luar maupun dalam negeri yang terbuat dari
kristal dengan desain yang jauh dari kata ergonomi namun memiliki unsur
estetika yang begitu tinggi.
13.Sebuah perusahaan melakukan pengadaan peralatan baru. Menurut saudara,
manakah persyaratan utama peralatan yang harus dipenuhi: desain
ergonomisnya atau produktivitas alat tersebut? Bagaimanakah hubungannya
dengan soal nomor 1 di atas. Uraikan jawaban Saudara.
Jawaban:
Dalam pengadaan peralatan baru, menurut saya harus memperhatikan
keduanya, perusahaan harus memilih mesin dengan kapasitas produksi yang
memadai. Selain itu, desain alat tersebut juga harus ergonomis, karena
bagaimanapun juga mesin juga selalu butuh operator yang diperankan oleh
manusia. Jadi desain dan spesifikasi mesin harus sesuai sikap dan posisi kerja,
Antropometri dan dimensi ruang kerja, Efisiensi ekonomi gerakan dan
pengaturan fasilitas kerja sehingga alat tersebut menimbulkan rasa aman dan
nyaman terhadap pemakainya, sehat dan efisien pada saat dioperasikan, tidak
membuat operator cepat lelah, dll. Sehingga jika kapasitas produksi mesin
yang memadai ditunjang dengan kemampuan operator yang selalu dalam
kondisi prima, maka kualitas dan kuantitas hasil produksi akan selalu stabil
bahkan meningkat.