+ All Categories
Home > Documents > Biologi-kelompok 8

Biologi-kelompok 8

Date post: 21-Jul-2015
Category:
Upload: raisa-rahma
View: 187 times
Download: 5 times
Share this document with a friend
Popular Tags:

of 31

Transcript

Tumbuhan dan Hewan Langka yang [Type the document dilindungi Pemerintah Indonesia title][Type the document subtitle][Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]

Kelompok 8

1) Dhyani Saswinda B.(8) 2) Raisa Rahma A.(23)7 RSBI Huser [Pick the date]

Tumbuhan Langka yang dulindungi Pemerintah Indonesia

1. KANTONG SEMAR(Nephentes)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Familia Genus SpesiesDeskripsi Kantong Semar

: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Caryophyllales : Nepenthaceae : : Nepenthes

Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam.

Habitat kantong semar Kantong semar hidup ditempat-tempat terbuka atau agak terlindung yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, kantong semar dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu kantong semar dataran rendah, menengah dan dataran tinggi. Habitat terbesarnya yaitu di Kalimantan dan Sumatera.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

2. BUNGA BANGKAI(Amorphophallus titanium)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Bunga Bangkai

: Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Alismatales : Araceae : Amorphophallus : A. titanium

Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga(sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Tingginya mencapai 6 meter.

Habitat Bunga Bangkai Bunga bangkai, biasa tumbuh di lereng-lereng bukit bahkan pada kemiringan sampai 90 derajat dan akan tumbuh baik pads tanah gembur yang kaya akan humus dan hutan hujan basah. Habitat Bunga Bangkai yaitu di Bengkulu, Sumatera.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

3. ANGGREK HITAM(Coelogyne pandurata)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: : : : : : :

Plantae Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae

Coelogyne C. pandurata

Deskripsi Anggrek Hitam Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah(labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni. Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk bulb membengkak pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun saja. Daunnya sendiri sekilas mirip seperti daun pada tunas kelapa.

Habitat Anggrek Hitam Anggrek hitam(Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

4. Cendana(Santalum album)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Cendana

: : : : : : :

Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Santalales Santalaceae

Santalum S. album

Tumbuhan berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter. Kulit berkayu kasar, berwarna kelabu. Daun mudah gugur. Tumbuh di tanah yang panas dan kering, di tanah yang banyak kapurnya. Bagian yang Digunakan Kayu.

Habitat Cendana Cendana dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 50-1200 m dpl, curah hujan 625-1625 mm/tahun (tipe iklim D-E menurut Schmidt dan Ferguson), temperature 10c35c, tanah kaya zat besi. Kondisi tanah yang optimal adalah tanah sarang, baik dengan batuan induk kapur maupun vulkanik, warna tanah merah sampai coklat. Populasi terbesarnya ada di NTT.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

5. BAYUR(Pterospermum javanicum)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Bayur

:Plantae :Magnoliophyta :Magnoliopsida :Malvales : Sterculiaceae :Pterospermum :P. javanicum

Pohon bayur dapat mencapai t inggi 40 m dengan panjang batang bebas cabang 10 30 m dan diameter sampai 120 cm. Batang agak lurus, berlekuk dangkal, tinggi banir sampai 2 m. Kulit berwarna sawo matang atau kelabu coklat, sedikit mengelupas. Daun berbentuk oval dengan ukuran 4 x 2,5 14 x 7 cm, berwarna hijau pada permukaan dan coklat di bagian bawah dengan panjang tangkai 3 6 mm. Bunga berwarna kuning dengan panjang 4 - 6 cm. Habitat Bayur Bayur tumbuh pada tanah basah (becek) yang tidak tergenang air dan dapat juga tumbuh pada tanah kering di dalam hutan hujan gugur daun pada tanah liat, tanah pasir atau tanah liat berpasir. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau agak kering dengan tipe curah hujan A-C, pada dataran rendah sampai ketinggian 600 m dari permukaan laut. Penyebaran bayur hampir di seluruh wilayah Indonesia yaitu di seluruh Sumatera , Jawa, Sulawesi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

6. PADMA RAKSASA(Rafflesia arnoldii)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Padma Raksasa

:Plantae :Magnoliophyta :Magnoliopsida :Rafflesiales :Rafflesiaceae :Rafflesia :R. arnoldii

Rafflesia Arnoldi sebagaimana jenis Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di dalam batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Rafflesia arnoldii tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis sendiri. Nutrisi yang dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya. Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii) memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar diameter bunga ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm dan berat mencapai 11 kg.

Habitat Padma Raksasa Sejumlah pihak meyakini bunga Rafflesia Arnoldi atau Patma Raksasa merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Bunga raksasa ini hanya dapat dijumpai di Bengkulu. Meskipun di beberapa tempat lain seperti di Aceh dan Malaysia pernah dilaporkan tumbuhnya bunga Rafflesia arnoldii, namun dimungkinkan itu ada Rafflesia dari jenis lainnya. Bunga Rafflesia Arnoldi memang tanaman langka, sulit ditemukan, serta endemik. Apalagi keberadaannya yang seakan bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya hingga akhirnya tumbuh bunga yang mekarnya hanya seminggu. Lantaran itu, bunga ini ditetapkan sebagai puspa langka, mendampingi puspa bangsa, dan puspa pesona(3 bunga nasional Indonesia) berdasarkan Kepres No 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

7. ANGGREK BULAN(Phalaenopsis amabilis)Klasifikasi Ilmiah

Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Anggrek Bulan

: Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Liliopsida : Liliidae : Orchidales : Orchidaceae : Phalaenopsis : P. amabilis

Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang tumbuh menjuntai. Batangnya sangat pendek dan terbungkus oleh seludang daun. Daunnya berjumlah kurang dari 5 helai, berwarna hijau, tebal, berdaging, berbentuk lonjong bulat telur sungsang atau jorong, melebar di bagian ujungnya, berujung tumpul, atau sedikit meruncing, dengan panjang 20-30 cm dan lebar 5-8 cm. Akar-akarnya berbentuk bulat memanjang serta berdaging, bercabang, berwarna putih dan hijau di bagian ujungnya. Bunga tersusun dalam tandan dan kadang-kadang bercabang dengan panjang karangan bunga mencapai 50 cm yang tumbuh menjuntai. Habitat Anggrek Bulan Anggrek ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pegunungan dan umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, namun kadang kala dapat berkembang dengan baik pada ketinggian 700-1.100 m dpl. Tanaman ini tumbuh epifit atau menempel di pohonpohon yang cukup rindang dan menyukai tempat-tempat yang teduh serta lembap, terutama di hutan basah dengan curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau tumbuh di daerah tropis, tetapi anggrek ini membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya, karena tidak tahan terhadap sengatan matahari langsung. Kelembapan udara yang diperlukan ratarata 70-80% dengan suhu udara hangat di bawah 290C. Anggrek ini tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Indonesia, Filipina, hingga Papua Nugini dan Australia.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

8. EDELWEIS JAWA(Anaphalis javanica)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Edelweis Jawa

:Plantae :Magnoliophyta :Magnoliopsida :Asterales :Asteraceae :Anaphalis :A. javanica

Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.

Habitat Edelweis Jawa Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

9. KAYU ULIN(Euxideroxylon zwageri)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies

:Plantae :Magnoliphyta :Magnoliids :Laurales :Lauraceae :Euxideroxylon :E. zwageri

Deskripsi Ulin Tinggi pohon dapat mencapai 35 m dengan panjang batang bebas cabang 5-20 m, diameter sampai 100 cm , dan kadang-kadang sampai 150 cm.

Habitat Ulin Ulin tumbuh secara alami di hutan Kalimantan, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka belitung. Ulin umumnya tumbuuh pada ketinggian 5-400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran. Ulin sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

10. DAMAR(Agathis dammara)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Damar

:Plantae :Pinophyta :Pinopsida :Pinales :Araucariaceae :Agathis :A. dammara

Pohon yang besar, tinggi hingga 65m, berbatang bulat silindris dengan diameter yang mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit kemerahan, mengelupas dalam keping-keping kecil. Daun berbentuk jorong, 68 23 cm, meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari masak 46 1,21,4 cm; runjung biji masak berbentuk bulat telur, 910,5 7,59,5 cm. Habitat Damar Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

Hewan Langka yang dulindungi Pemerintah Indonesia

1. KOMODO(Varanus komodoensis)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan :Animalia Filum :Chordata Kelas :Reptilia Ordo :Squamata Upaordo :Autarchoglossa Famili :Varanidae Genus :Varanus Spesies :V. komodoensisDeskripsi Komodo Komodo (Varanus komodoensis) menjadi reptil terbesar di dunia yang mempunyai panjang tubuh mencapai 3 meter dan berat 70 kg. Spesimen liar terbesar yang ditemukan mempunyai panjang 3.13 meter dengan berat 166 kilogram (termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya). Meskipun untuk spesies komodo yang hidup di penangkaran mampu memiliki berat yang lebih besar.

Habitat Komodo Komodo hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak terbesar ini menyukai tempat panas dan kering. Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 13 meter. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

2. BADAK JAWA(Rhinoceros sondaicus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Badak Jawa

:Animalia :Chordata :Mammalia :Perissodactyla :Rhinocerotidae :Rhinoceros :R. sondaicus

Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,13,2 m dan tinggi 1,41,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 2300 kg.

Habitat Badak Jawa Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

3. BANTENG(Bos javanicus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus SpesiesDeskripsi Banteng

: : : : : :

Animalia Chordata Mammalia Artiodactyla Bovidae Bovinae

: Bos : B. Javanicus

Banteng dapat mencapai tinggi sekitar 1,6m di bagian pundaknya dan panjang badan 2,3 m. Berat banteng jantan biasanya sekitar 680 - 810 kg dan jantan yang sangat besar bisa mencapai berat satu ton sedangkan betinanya lebih ringan. Banteng memiliki bagian putih pada kaki bagian bawah dan pantat,punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya. Banteng jantan memiliki kulit berwarna biru-hitam atau atau coklat gelap, tanduk panjang melengkung ke atas, dan punuk di bagian pundak. Sementara, betinanya memiliki kulit coklat kemerahan, tanduk pendek yang mengarah ke dalam dan tidak berpunuk.

Habitat Banteng Banteng hidup dari rumput, bambu, buah-buahan, dedaunan, dan ranting muda. Banteng umumnya aktif baik malam maupun siang hari, tapi pada daerah pemukiman manusia, mereka beradaptasi sebagai hewan nokturnal. Banteng memiliki kecenderungan untuk berkelompok pada kawanan berjumlah dua sampai tiga puluh ekor. Di Jawa, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran menjadi pertahanan terakhir hewan asli Asia Tenggara ini.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

4. TAPIR ASIA(Tapirus indicus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Tapir Asia

: : : : : :

Animalia Cordata Mammalia Perissodactyla Tapiridae

Tapirus : T. indicus

Tapir Asia mudah dikenali dari cirinya berupa "Pelana" berwarna terang dari bahu hingga pantat. Bulu-bulu di bagian lain tubuhnya berwarna hitam kecuali ujung telinganya yang berwarna putih seperti jenis tapir lain. Pola warna ini berguna untuk kamuflase warna yang membuat kacau membuatnya tidak nampak seperti tapir, binatang lain mungkin mengiranya batu besar dan bukannya mangsa saat tapir ini berbaring atau tidur. Tapir Asia tumbuh hingga sepanjang 1,8 sampai 2,4 m, tinggi 90 sampai 107 cm, dengan berat 250 sampai 320 kg meskipun berat mereka dapat mencapai 500 kg. Tapir betina biasanya lebih besar daripada tapir jantan. Seperti jenis tapir lain ekornya pendek gemuk serta belalai yang panjang dan lentur.Di tiap kaki depanya terdapat empat kuku dan di tiap kaki belakangnya ada tiga kuku. Tapir termasuk hewan Herbivora. Habitat Tapir Asia Dahulu, tapir Asia dapat ditemukan diseluruh hutan hujan dataran rendah di Asia Tenggara termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar Burma, Thailand, dan Vietnam. Namun populasinya menurun tahun-tahun belakangan ini, dan seperti jenis-jenis tapir lainnya juga terancam kepunahan. Status dilindungi di Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

5. GAJAH SUMATERA(Elephas m. sumatranus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Upaspesies

: : : : :

Animalia Cordata Mammalia Proboscidea Elephantidae

: Elephas : E. maximus :

E.m.sumatranusDeskripsi Gajah Sumatera Gajah sumatra adalah mamalia terbesar di Indonesia, beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh setinggi 3,5 m pada bahu. Periode kehamilan untuk bayi gajah adalah 22 bulan dengan umur rata-rata sampai 70 tahun. Herbivora raksasa ini sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain. Telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh seperti darah panas dingin ketika mengalir di bawah permukaan telinga. Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air, dan memiliki tambahan dpt memegang (menggenggam) di ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup. Habitat Gajah Sumatera Gajah Sumatera adalah subspesies dari gajah Asia yang hanya berhabitat di pulau Sumatera. Gajah Sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah India. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 2700 ekor gajah Sumatera yang tersisa di alam liar berdasarkan survei tahun 2000. Sebanyak 65% populasi gajah Sumatera lenyap akibat dibunuh manusia dan 30% kemungkinan diracuni manusia. Sekitar 83% habitat gajah Sumatera telah menjadi wilayah perkebunan akibat perambahan yang agresif untuk perkebunan.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

6. ORANGUTAN SUMATERA(Pongo abelii)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upfamili Genus

: : : : :

Animalia Chordata Mammalia Primata Hominidae

: Ponginae : Pongo

SpesiesDeskripsi Orangutan Sumatera

: P. abelii

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil daripada orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.

Habitat Orangutan Sumatera Hewan ini termasuk Hewan Omnivora, Orangutan termasuk hewan Vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang. Orangutan juga termasuk hewan mamalia dan primata. Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia danMalaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut sedangkan kerabatnya di Sumatra dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada ketinggian 1.000 m Orangutan Sumatra merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatra. Orangutan di Sumatra hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

7. BABIRUSA(Babyrousa babyrussa)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Babirusa

: : : : : : :

Animalia Chordata Mammalia Artiodactyla Suidae

Babyrousa B. babyrussa

Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 cm Tinggi babirusa berkisar pada 6580 cm dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kg. Meskipun bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya. Habitat Babirusa Babirusa hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge, Sula, Buru, dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

8. ELANG JAWA(Nisaetus bertelsi)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Elang Jawa

: : : : : : :

Animalia Chordata Aves Falconiformes Acciptridae

Nisaetus N. bartelsi

Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar. Habitat Elang Jawa Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng. Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadangkadang 3.000 m dpl.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

9. KERA HITAM(Macaca nigra)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Kera Hitam

: Animalia : Chordata : Mammalia : Primata : Corcopithecidae : Macaca : Macaca Nigra

Monyet hitam sulawesi adalah satwa endemik dari Pulau Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya. Ciri khasnya adalah rambut berwarna hitam di sekujur tubuh kecuali punggung dan selangkangan yang agak terang. Kepala hitam berjambul, muka tidak berambut, moncong lebih menonjol. Panjang tubuh hingga 44,5-60 cm, ekor 20 cm dan berat 15 kg.

Habitat Kera Hitam Primata yang menyukai jenisjenis pohon yang tinggi dan bercabang banyak. Sepertti Beringin (Ficus sp) dan Dao (Dracontomelon dao) ini merupakan hewan omnivora, mulai dari buah-buahan hingga serangga. Musuh utama Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra) ini sama seperti tarsius yaitu ular Phyon.Primata ini banyak menghabiskan waktu di pohon. Penyebaran Kera Hitam Sulawesi biasanya terfokus di hutan primer pada lokasi yang masih banyak jenis pohon berbuah yang biasa dimakan oleh satwa ini. Daya jelajahnya (home range) selalu menuju ke satu arah dan akan kembali kearah semula dengan daya jelajah antara 0,81 km. Binatang langka ini dapat ditemui di Sulawesi Utara di Taman Wisata Alam Batuputih, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Cagar Alam Gunung Duasudara, Cagar Alam Gunung Ambang, Gunung Lokon dan Tangale. Juga dibeberapa pulau seperti di pulau Pulau Manadotua and Pulau Talise, Pulau Lembeh (kemungkinan telah punah), termasuk di Pulau Bacan (Maluku).

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

10. BADAK SUMATRA(Dicerorhinussumatrensis)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Badak Sumatera

: : : : :

Animalia Chordata Mammalia Perissodactyla Rhinocerotidae

: Dicerorhinus : D. sumatrensis

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak. Badak ini adalah badak terkecil, memiliki tinggi sekitar 120145 sentimeter, dengan panjang sekitar 250 sentimeter dan berat 500800 kilogram. Seperti spesies badak di Afrika, badak ini memiliki dua cula. Badak Sumatra terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat (Bengkulu).

Habitat Badak Sumatera Habitat badak sumatera meliputi hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan meskipun umumnya binatang langka ini menyukai hutan bervegetasi lebat. Satwa langka bercula dua ini lebih sering terlihat di hutan-hutan sekunder dataran rendah yang memiliki air, tempat berteduh, dan sumber makanan yang tumbuh rendah. Makanan utama badak sumatera meliputi buah (terutama mangga liar dan fikus), dedaunan, ranting-ranting kecil, dan kulit kayu.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

11. ANOA(B. quarlesi)(B. depressicornis)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus SpesiesDeskripsi Anoa

:Animalia :Chordata :Mammalia :Artiodactyla :Bovidae :Bovinae :Bubalus :B. quarlesi

B. depressicornisAnoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih gemuk dibandingkan saudara dekatnya anoa pegunungan (Bubalus quarlesi). Panjang tubuhnya sekitar 150 cm dengan tinggi sekitar 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm. Sedangkan berat tubuh anoa dataran rendah mencapai 300 kg. Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) mempunyai ukuran tubuh yang lebih ramping dibandingkan anoa datarn rendah. Panjang tubuhnya sekitar 122-153 cm dengan tinggi sekitar 75 cm. Panjang tanduk anoa pegunungan sekitar 27 cm dengan berat tubuh dewasa sekitar 150 kg.

Habitat Anoa Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

12. CENDRAWASIH GAGAK(L. phyrropterus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Cendrawasih Gagak

:Animalia :Chordata :Aves :Passeriformes :Paradisaeidae :Lycocorax :L. phyrropterus

Cendrawasih Gagak, Lycocorax pyrrhopterus, adalah Cendarwasih mirip gagak berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm. Bulunya gelap, lembut dan seperti sutera. Paruhnya hitam, warna mata merah karmin, dan memiliki suara panggilan yang mengingatkan pada gonggongan anjing. Burung jantan dan betinanya mirip. Burung betina sedikit lebih besar daripada burung jantan.

Habitat Cendrawasih Gagak Cendrawasih ini bersifat monogami dan endemik di hutan dataran rendah di kepulauan Maluku di Indonesia. Makanan utamanya terdiri dari buah-buahan dan artropod. Tiga subspesiesnya telah dikenali, dan ditandai dengan ada atau tidaknya bercak putih pada bulu sayap bawah. Karena umum ditemukan pada rentang habitatnya, Cendrawasih Gagak dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

13. JALAK BALI(Leucopsar rothschildi)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Jalak Bali

:Animalia :Chordata :Aves :Passeriformes :Sturnidae :Leucopsar :L. rothschildi

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.

Habitat Jalak Bali Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

14. HARIMAU SUMATERA(P. t. sumatrae)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies UpaspesiesDeskripsi Harimau Sumatera

:Animalia :Chordata :Mammalia :Carnivora : Felidae :Panthera :Panthera tigris :P. t. sumatrae

Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198cm dan berat 200 pound atau sekitar 91kg. Belang Harimau Sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit Harimau Sumatra merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.

Habitat Harimau Sumatera Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

15. MERAK HIJAU(Pavo muticus)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Merak Hijau

:Animalia :Chordata :Aves :Galliformes :Phasianidae :Pavo :Pavo muticus

Merak Hijau (Pavu muticus) mempunyai bulu yang indah yang berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Mukanya memiliki aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di sekitar kupingnya.

Habitat Merak Hijau Di Indonesia, Merak Hijau hanya terdapat di Pulau Jawa. Habitatnya mulai dari dataran rendah hingga tempat-tempat yang tinggi. Salah satunya yang masih bisa ditemui berada di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur. Selain itu diperkirakan juga masih terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Meru Betiri.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

16. BURUNG MALEO(Macrocephalon maleo)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Burung Maleo

:Animalia :Chordata :Aves :Galliformes :Megapodiidae :Macrocephalon :M. maleo

Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merahmuda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.

Habitat Burung Maleo Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali lebih besar dari telur ayam. Setelah menetas, anak Maleo menggali jalan keluar dari dalam tanah dan bersembunyi ke dalam hutan. Berbeda dengan anak unggas pada umumnya yang pada sayapnya masih berupa bulu-bulu halus, kemampuan sayap pada anak maleo sudah seperti unggas dewasa, sehingga ia bisa terbang, hal ini dikarenakan nutrisi yang terkandung di dalam telur maleo lima kali lipat dari telur biasa, anak maleo harus mencari makan sendiri dan menghindari hewan pemangsa, seperti ular, kadal, kucing, babi hutan dan burung elang.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

17. KAMBING HUTAN SUMATERA (C. s. sumateraensis)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies UpaspesiesDeskripsi Kambing Hutan Sumatera

:Animalia :Chordata :Mammalia :Artiodactyla :Bovidae :Caprinae :Capricornis :C. sumatraensis :C. s. sumatraensis

Ciri khas Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis) ini adalah bertanduk ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badannya antara 50 140 kg dengan panjang badannya mencapai antara 140 180 cm. Tingginya bila dewasa mencapai antara 85 94 cm.

Habitat Kambing Hutan Sumatera Kambing Hutan Sumatera ini mempunyai habitat di hutan-hutan pegunungan dataran tinggi sumatera. Populasinya yang masih tersisa terdapat di Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan) juga dapat ditemukan di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam).

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

18. BINTURUNG(Arctictis binturong)Klasifikasin Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus SpesiesDeskripsi Binturung

:Animalia :Chordata :Mammalia :Carnivora :Viverridae :Paradoxurinae :Arctictis :A. binturong

Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60 95 cm, ditambah ekornya antara 50 90 cm. Beratnya sekitar 6 14 kg, bahkan sampai 20 kg. Berambut panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail), sebagai kaki kelima. Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui. Habitat Binturung Sebagaimana umumnya musang, binturung terutama aktif di malam hari. Di atas pepohonan (arboreal) atau juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari. Meski termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau pemangsa, makanan binturung terutama adalah buah-buahan masak di hutan, misalnya jenis-jenis ara (Ficus spp.).Hewan ini juga memakan pucuk dan daundaun tumbuhan, telur, dan hewan-hewan kecil semisal burung dan hewan pengerat.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

19. PULUSAN(Arctonyx collaris)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus SpesiesDeskripsi Pulusan

:Animalia :Chordata :Mammalia :Carnivora :Mustelidae :Arctonyx :A. collaris

Pulusan, Babi Batang, Hog Badger, atau Arctonyx collaris mempunyai ciri bentuk tubuh yang mirip Luwak (Musang) dan moncong yang menyerupai Babi. Mungkin lantaran itu, Pulusan disebut juga sebagai Babi Batang dan Hog Badger atau Luwak Babi. Pulusan merupakan mamalia yang hidup di tanah. Panjang tubuhnya 55-70 cm dengan berat sekitar 7-14 kg. Hewan ini mempunyai ekor sepanjang 12-17 cm. Tubuhnya ditumbuhi bulu berwarna kekuningan hingg abu-abu. Sedangkan pada kaki dan perut mempunyai bulu berwarna hitam. Bulu di kepala cenderung lebih terang hingga keputihan dengan garis-garis hitam memanjang disekitar mata, hidung hingga telinga.

Habitat Pulusan Habitat yang disukai Pulusan adalah daerah hutan tropis dataran rendah hingga ketinggian 3.500 meter dpl. Tipe habitat beraneka ragam mulai dari hutan primer, padang rumput hingga daerah pertanian. Di Indonesia, bintang ini hanya ditemukan di pulau Sumatera. Salah satu daerah yang menjadi habitat Pulusan adalah di Gunung Leuser, Aceh.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8

20. MACAN TUTUL JAWA(P. p. melas)Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies UpaspesiesDeskripsi Macan Tutul Jawa

:Animalia :Chordata :Mammalia :Carnivora :Felidae :Panthera :P. pardus :P. p. melas

Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 150 cm dengan tinggi 60 95 cm. Bobot badannya berkisar 40 60 kg. Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada umumnya bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintikbintik berwarna hitam. Bintik hitam di kepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul Jawa betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.

Habitat Macan Tutul Jawa Sebagian besar populasi macan tutul dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, meskipun di semua taman nasional di Jawa dilaporkan pernah ditemukan hewan ini, mulai dari Ujung Kulon hingga Baluran. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan, penangkapan liar, serta daerah dan populasi dimana hewan ini ditemukan sangat terbatas, macan tutul jawa dievaluasikan sebagai Kritis sejak 2007 di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I. Satwa ini dilindungi di Indonesia, yang tercantum di dalam UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999.

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan langka

Kelompok 8


Recommended